Dokumen tersebut membahas tentang teori biaya yang mencakup konsep-konsep penting seperti biaya relevan, biaya kesempatan, biaya implisit dan eksplisit, biaya tetap dan variabel, kurva biaya jangka pendek dan panjang, analisis titik impas, dan keterbatasan analisis titik impas.
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
COST THEORY CHAPTER
1. CHAPTER 7
COST THEORY
KELOMPOK 5
1. Tommy Ardianto Kurniawan NIM : 126.142.0.1683
2. Lilik Herawati NIM : 126.142.0.1686
3. Batara Hotma Perdana Siahaan NIM : 126.142.0.1699
4. Andreas Fadly Wahyu Wicaksono NIM : 126.142.0.1700
2. Biaya biasanya mengacu pada harga yang harus dibayarkan
untuk sebuah barang.
Harga yang digunakan untuk aplikasi yang spesifik disebut
sebagai relevant cost.
Untuk keputusan managerial, biaya yang berhubungan
dengan masa lalu tidaklah cocok, biasanya biaya sekarang
dan biaya di masa yang akan dating lebih relevan
dibandingkan pengeluaran di masa lalu.
Demikian pula, jika perusahaan mempunyai potongan dari
peralatan yang sudah sepenuhnya susut, nilai buku secara
akuntansi adalah 0, tidak dapat diasumsikan biaya
penggunaan mesin adalah 0
Relevant Cost Concept
3. Sumber daya ekonomi memiliki nilai karena dapat
digunakan untuk memproduksi barang dan jasa untuk
pemakaian. Jika perusahaan menggunakan sumber daya
untuk memproduksi produk khusus, perusahaan harus
menawarkan harga sebaik nilai sumber pada penggunaan
alternative
Konsep Opportunity Cost mencerminkan kenyataan
bahwa semua keputusan berdasarkan pada pilihan di
antara tindakan alternative. Biaya sumber daya
ditentukan dari nilai alternative terbaik yang digunakan
Opportunity Cost
4. Explicit and Implicit Cost
Biaya yang menggunakan sumber daya dalam produksi
melibatkan keduanya keluar dari saku atau explicit cost
ditambah biaya yang tidak tunai disebut implisit cost.
Upah yang dibayarkan, biaya utilitas, pembayaran bahan
baku, bunga yang dibayarka pada pemilik dari obligasi
perusahaan, dan sewa gedung adalah contoh dari
pengeluaran explisit.
Explisit cost terkait dengan setiap keputusan yang lebih
susah untuk dihitung. Biaya ini tidak termasuk
pengeluaran cash dan oleh karena itu, sering diabaikan
pada analisa keputusan
Biaya sewa yang diterima petani dari bangunan dan sawah
jika petani tersebut tidak menggunakannya adalah
Implisit cost, dengan adanya gaji yang diterimanya
dengan bekerja kepada orang lain daripada dia
mengoperasikan pertaniannya sendiri
5. Incremental and Sunk Cost In
Decision Analysis
Sunk Cost adalah Biaya historis atau disebut juga sunk
costs adalah biaya yang terjadi di masa lalu dimana tidak
ada yang dapat mengubah apa yang telah dikeluarkan
maupun apa yang telah terjadi. Oleh karena itu, biaya
historis merupakan informasi yang TIDAK RELEVAN dalam
pembuatan keputusan
Incremental Cost adalah Biaya/pendapatan tambahan
adalah total tambahan biaya/pendapatan yang
didatangkan oleh suatu aktivitas dari keputusan yang
diambil
6. Incremental and Sunk Cost In Decision Analysis
Dalam memilih suatu strategi, terdapat dua jenis
informasi yang dapat dijadikan dasar pengambilan
keputusan oleh manajemen :
> informasi kuantitatif (hasil yang diukur dalam bentuk
angka – keuangan dan non keuangan)
> informasi kualitatif (hasil yang tidak dapat diukur
dalam bentuk angka).
Karakteristik informasi yang relevan dibagi menjadi dua,
yakni :
1. terjadi di masa depan (setiap kesepakatan keputusan
diseleksi berdasarkan hasil yang diharapkan di masa
depan)
2. berbeda di antara alternatif tindakan, dimana biaya
yang tidak berbeda tidak akan menjadi masalah
sehingga tidak akan mempengaruhi kecenderungan
untuk memilih keputusan tertentu).
7. Short Run and Long Run Costs
Menurut Periode atau Waktu , biaya dapat dikelompokkan menjadi
1. Biaya jangka pendek (short run cost / SRC) adalah periode
dimana masih ada kelompok dari biaya tetap dan biaya
variable. Untuk jangka pendek , biaya terdiri dari biaya tetap
(TFC) dan biaya variable (TVC)
TC = TFC + TVC
ATC = AFC + AVC
2. Biaya Jangka Panjang (long run cost) adalah periode dimana
seluruh biaya berubah (variabel). Dalam jangka panjang semua
biaya adalah biaya variable (tidak ada biaya tetap)
Menurut Karakteristik Jumlah , biaya dapat dikelompokkan
menjadi
1. Biaya tetap (fixed cost) adalah biaya yang jumlah totalnya
tetap tidak dipengaruhi oleh besar kecilnya output
2. Biaya Variabel (variable cost) adalah biaya yang jumlahnya
berubah sesuai dengan perubahan tingkat/waktu produksi.
8. Short Run Costs Curves
Kurva biaya jangka pendek ini dapat menunjukkan
karakteristik atau perilaku masing- masing jenis biaya,
yang dapat digunakan manajemen sebagai bahan
pengambilan keputusan. Untuk ringkasnya dapat dilihat
kurva biaya jangka pendek pada gambar berikut.
9. Short Run Costs Curves
Dari gambar diatas dapat disimpulkan hal-hal berikut:
Kurva biaya rata rata (ATC), adalah berbentuk U, artinya, pertama kali
berproduksi, biaya rata rata perunit cukup tinggi, kemudian secara bertahap
turun, sesuai dengan peningkatan produksi, namun sampai suatu titik
berhenti turunnya, kemudian naik lagi sesuai dengan kenaikan produksi. Titik
Q* adalah tingkat produksi optimal dengan biaya produksi rata rata paling
kecil (minimum)
Kurva biaya Marginal (MC), pertama kali berproduksi, berada dibawah ATC,
kemudian secara bertahap naik, sesuai dengan peningkatan produksi, dan
memotong ATC, pada tingkat produksi dengan ATC minimum (Q*). Selanjutnya
MC berada diatas (lebih tinggi dari ) ATC. Titik Q* adalah tingkat produksi
optimal dengan biaya produksi rata rata paling kecil (minimum)
11. Long Run Costs Curves
Di long run perusahaan tidak mempunyai komitmen yang pasti.
Semua biaya long run adalah variable.
Kurva Short run cost dianggap optimal atau least cost
12. Long Run Total Costs
Jika biaya dari input perusahaan tidak dipengaruhi dari jumlah sumber
pembelian, hubungan langsung terjadi di antara biaya dan produksi
Asumsi harga input constant, fungsi biaya dihubungkan dengan system
produksi akan menaikan harga, seperti yang ditunjukkan kurva berikut :
13. Long Run Total Costs
Ketika biaya dan produksi terkait, sifat harga harus diperiksa sebelum kita
mencoba untuk berhubungan dengan fungsi biaya untuk fungsi produk yang
mendasari
14. Return To Scale
Economics of scale, yang menyebabkan long run average cost menurun adalah
hasil dari produksi dan market relationship.
Penggunaan spesialisasi dalam tenaga kerja adalah salah satu factor penting
yang berakibat pada economies of scale
Faktor teknologi juga memimpin pada economies of scale. Operasional skala
besar biasanya mengijinkan penggunaan peralatan yang sangat khusus,
sedangkan perusahaan kecil menggunakan mesin yang sangat efisien
Adanya quantity diskon juga memimpin economy melalui pembelian bahan
baku secara besar, persediaan dan input yang lain.
15. Cost Elasticities
Cost Elasticitiy mengukur perubahan persentase pada biaya keseluruhan
terkait dengan perubahan 1 persen dalam output
Dengan cost elasticity kurang dari 1, biaya meningkat pada tingkat yang
lambat dari output.
Jika cost elasticity = 1 maka output dan biaya meningkat secara proporsional,
dan constant kembali ke skala yang tersirat
Jika cost elasticity lebih dari 1, maka untuk setiap kenaikan dari output,
biaya meningkat dengan jumlah yang relative lebih besar, menyiratkan
penurunan kembali ke skala
16. Long-Run Average Costs
Skala produksi yang ekonomis dan hubungan antara biaya jangka panjang dan
jangka pendek bisa diperoleh melalui penelaahan kurva biaya rata-rata
jangka panjang atau Long-Run Average Cost (LRAC)
Karena kurva-kurva biaya jangka panjang menunjukkan skala pabrik yang
optimal untuk setiap tingkat produksi, maka kurva LRAC bisa dianggap sebagai
amplop dari kurva – kurva biaya rata – rata jangka pendek atau Short-Run
Average Cost (SRAC)
17. Minimum Efficient Scale
Bentuk kurva LRAC tidak hanya penting karena implikasinya bagi penentuan
skala pabrik, tetapi juga karena ia mempengaruhi tingkat persaingan
potensial yang akan tejadi dalam suatu industri, keadaan yang mula-mula
increasing returns to scale dan kemudian constant returns to scale sering
dijumpai.
Dalam industri-industri seperti itu, kurva LRAC-nya berbentuk L. Biasanya,
persaingan cenderung akan lebih keras di dalam industri yang mempunyai
kurva LRAC yang berbentuk U dan pada yang berbentuk L atau kurva LRAC
yang berslope menurun.
Pengetahuan mengenai hal ini bisa diperoleh melalui penelaahan konsep biaya
minimum efficient scale (MES) dari sebuah pabrik.
18. Firm Size and Plant Size
Three Possible Long-Run Average Cost Curves for a Multiplant Firm
19. Plant Size and Flexibility
Probability Distribution Alternative Plants for Production of
Expected 5,000 Units of Output
20. Breakeven Analysis
Breakeven analysis atau kadang bisa disebut Profit Contribution Analysis
adalah teknik analisis yang penting untuk menelaah hubngan antara biaya,
pendapatan, dan keuntungan.
Berikut adalah Kurva Breakeven :
22. Algebraic Breakeven Chart
Meskipun kurva breakeven mampu menjelaskan ilustrasi hubungan
keuntungan / output. Teknik algebraic lebih efisien untuk digunakan dalam
menganalisa masalah keputusan.
23. Example of Breakeven Analysis
Fixed Costs
Copy editing and other editorial costs $ 6.000
Illustrations 16.000
Typesetting 28.000
Total fixed costs $ 50.000
Variable Costs per Copy
Printing, binding, and paper $ 3.20
Bookstore discounts 4.80
Commisions .50
Author’s royalties 3.20
General and administrative costs 2.30
Total variable costs per copy $14.00
List Price per Copy $24.00
24. Degree of Operating Leverage
Degree of Operating Leverage = Percentage Change in Profit
Percentage Change in Sales
25. Profit Contribution Analysis
Profit Contribution Analysis didefinisikan sebagai perbedaan antara
pendapatan dan biaya – biaya variabel dan karena itu sama dengan harga
dikurangi biaya variabel rata-rata pada basis per-unit.
Rumus untuk Profit Contribution Analysis adalah sebagai berikut:
Q = Fixed Costs + Profit Requirement
Profit Contribution
Profit Contribution Analysis memiliki format yang mudah untuk memeriksa
berbagai harga dan hasil akhir dari sebuah keputusan.
26. Limitation of Breakeven Analysis
Breakeven analysis berguna untuk memahami hubungan antara
volume, harga, dan struktur biaya. Selain itu breakeven analysis
berguna dalam penetapan harga, pengendalian biaya dan keputusan
keuangan lainnya. Namun breakeven analysis memiliki keterbatasan
sebagai panduan untuk tindakan manajerial.
Linear breakeven analysis memiliki kelemahan dalam menjabarkan
tentang tentang kemungkinan penjualan dalam perusahaan karena
setiap linear grafik breakeven didasarkan pada harga jual konstan.
Meskipun linear breakeven analysis telah terbukti menjadi alat yang
berguna untuk pengambilan keputusan ekonomi, perlu diperhatikan
secara seksama bahwa alat keputusan ini seperti alat keputusan
lainnya, harus digunakan dengan banyak pertimbangan