Dokumen tersebut membahas kasus pasien laki-laki usia 38 tahun dengan keluhan sesak nafas dan nyeri dada. Pasien didiagnosis dengan gagal jantung kongestif, defek septum atrium sekunder, hipertensi arteri pulmonal, dan pneumonia. Pasien mendapat perawatan dan pemantauan selama beberapa hari dengan perbaikan klinis.
1. ATRIAL SEPTAL DEFECT (ASD) PADA DEWASA
DISUSUN OLEH :
DR. ELISABETH LETWAR
PEMBIMBING :
DR. IMAN HARYANA, SP.JP-FIHA
2. PENDAHULUAN
Atrial Septal Defect (ASD)
Merupakan penyakit jantung kongenital asianotik yang paling sering ditemukan pada pasien dewasa
Adanya defek pada septum atrium
Insidensi 10% dari defek jantung kongenital asianotik pada dewasa (terjadi pada 0,8% bayi lahir),
NORMAL CARDIAC ANATOMY
3. PENDAHULUAN
Di Eropa prevalensi total kelahiran penyakit jantung bawaan adalah 8,2 per 1000 kelahiran hidup
Amerika Serikat 6,9 per 1000 kelahiran hidup
Indonesia 6 sampai 10 dari 1000 bayi lahir
Sekitar 2-5 persen kelainan ini erat kaitannya dengan abnormalitas kromosom.
Campbell memperkirakan pada ASD yang tidak diperbaiki:
25% meninggal pada usia 27 tahun,
50% dalam 37 tahun
90% pada usia 60 tahun.
4. PENDAHULUAN
Pada anak Gangguan tumbuh kembang, gagal jantung.
Pada dewasa overload volume dan tekanan jantung kanan, keterbatasan aktifitas, aritmia atrial , gagal
jantung kanan, hipertensi pulmonal, sindrom eissenmenger.
6. IDENTITAS
Nama : Tn. IK
Usia : 38 Tahun
Agama : Islam
Pekerjaan : Pegawai swasta
Status : Menikah
Alamat : Tulehu
Tanggal Masuk: 14 Februari 2021
7. ANAMNESIS
Keluhan Utama Sesak nafas sejak 1 hari SMRS
RPS
Laki-laki usia 38 tahun datang dengan keluhan sesak nafas yang dirasakan sejak 1 hari SMRS. Sesak dipengaruhi oleh
aktivitas, berbaring pun pasien merasa sesak. Sesak dirasakan tanpa dipengaruhi cuaca maupun alergi, keluhan disertai
nyeri dada kanan terutama saat menarik nafas. Jantung berdebar (+). Nyeri dada iskemik (-), nyeri tidak menjalar.
Demam (-), mual (-), muntah (-), BAB dan BAK baik.
RPD
Pasien mengatakan mempunyai riwayat jantung bocor.
RPK (-)
Riwayat pekerjaan, Kebiasaan, dan social ekonomi
Pasien bekerja sebagai karyawan swasta.
8. PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan umum
Kesadaran : Compos Mentis
Keadaan umum : Baik
Tekanan darah : 120/80 mmHg
Nadi : 101x/menit
Nafas : 40x/menit
SpO2 : 94%
Suhu : 36,5oC
9. PEMERIKSAAN FISIK
Jantung
Inspeksi : -
Palpasi : -
Perkusi : Batas jantung melebar
Auskultasi : Bunyi jantung I&II regular, Splitting
pulmonal,
mur-mur tricuspid di ICS 4 grade 4, gallop (-).
Abdomen
Inspeksi : Datar
Palpasi : Supel
Perkusi : Timpani
Auskultasi : Peristaltik (+) kesan normal
Ekstremitas
Atas : edema (-/-)
Bawah : edema (-/-)
Kepala dan leher
Rambut : Hitam
Mata : Conjungtiva : tidak anemis,
Sklera : Tidak ikterik
Hidung : Rhinorea -/-
Mulut : Candidiasis oral (-)
Leher : JVP 4+5 cmH2O
Thoraks
Paru-paru
Inspeksi : Pergerakkan dada kanan dan kiri simetris
Palpasi : NT (-)
Perkusi : Sonor
Auskultasi : Ronkhi (+/+), wheezing (-/-)
11. PEMERIKSAAN
PENUNJANG
EKG
Irama : Sinus rhytm
Regularitas: Reguler
Rate : 99 kali/menit
Axis : RAD
Gelombang P : P pulmonal pada Lead II, lead III, dan AVF. P inverted pada V1
Interval PR : 0,16 s (normal)
Kompleks QRS : 0,08 s (normal), ratio R/S lebih dari 1 di V1
ST segment : ST depresi di Lead II, lead III, dan AVF (RV Strain)
Kesan : sinus rhytm, HR 99x/mnt, regular, RAD, RV strain, RVH.
12. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Rontgen Thorax (14/2/21)
Tampak:
- Inverted coma sign
- Conus pulmonal menonjol
- Apex LV bentuk rounded
- Konsolidasi pada bagian bawah paru
kanan
Kesan:
Cardiomogali RV
Suspek Hipertensi Arteri Pulmonal
Suspek Pneumonia
26. PEMBAHASAN
Anamnesis
Teori ASD
Gejala : asimptomatik, sesak nafas, infeksi paru berulang, aritmia atrial, gagal jantung kanan.
Angina dan sincope dilaporkan pada 40% pasien
Pada Kasus
laki-laki usia 38 tahun datang dengan keluhan sesak saat aktifitas, dan ditemukan adanya gagal jantung
kanan, serta pneumonia.
27. PEMERIKSAAN FISIK
Teori
Pelebaran batas jantung
Sistolik mur-mur di kiri atas sternal border
S2 widened, Fixed splitting
L to R shunt
Tanda – tanda RVH lanjut termasuk distensi vena jugularis, hepatomegali, edema perifer dan asites
Kasus
Ditemukan adanya pelebaran batas jantung, splitting pulmonal, dan mur-mur tricuspid di ICS 4 grade 4.
Pada pasien juga ditemui adanya peningkatan JVP 4+5 cmH2O, ronkhi +/+ dan edema.
28. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Teori
EKG
DSA primum EKG menunjukan deviasi sumbu QRS ke kiri dan perlambatan konduksi nodus.
DSA sekundum menunjukan deviasi sumbu QRS ke kanan dan RBBB inkomplit
DSA sinus venosus menunjukan adanya ectopic atrial pacemaker
Hipertrofi ventrikel kanan dan deviasi aksis ke kanan dijumpai pada 87% dan 79% pasien dengan PAH
secara berurutan
Kasus
Pada pemeriksaan EKG didapatkan kesan RAD, RV strain, RVH.
29. FOTO THORAKS
Teori
Vaskularisasi paru prominen, pembesaran atrium dan ventrikel kanan, dan dilatasi a.pulmonal adalah
gambaran khas pada DSA dengan pirau hemodinamik bermakna
Kasus
Pada foto thoraks didapatkan inverted coma sign, conus pulmonal menonjol, apex LV bentuk rounded,
serta konsolidasi pada bagian bawah paru kanan. Kesan cardiomogali RV, suspek hipertensi arteri
pulmonal, pneumonia.
30. PENCITRAAN
Teori
Ekokardiografi transthorasik merupakan pilihan pemriksaan pada DSA primum dan sekundum.
Identifikasi DSA sinus venosus ekokardiografi transesofageal (TEE).
Dapat menentukan lokasi, ukuran, dan arah pirau, perkiraan tekanan a.pulmonalis.
Kasus
Kesan: ASD sekundum, Hipertensi arteri pulmonal berat, RV Dilatasi.
31. KATETERISASI JANTUNG
Evaluasi invasive diperlukan apabila hasil pemeriksaan noninvasive tidak mencukupi.
Dapat ditentukan besarnya pirau /Qp:Qs , pengukuran tekanan a.pulmonalis.
Angiografi coroner dianjurkan pada pasien suspek penyakit a.koroner dan pasien umur > 40 tahun.
32. DIAGNOSIS
Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang, maka pasien
didiagnosis:
CHF + ASD Sekundum + Hipertensi Arteri Pulmonal Berat + Pneumonia +
Polisitemia Sekunder
33. TATALAKSANA
Farmakologi
CHF: Furosemide, spironolakton, b-blocker
Hipertensi arteri pulmonal: prostagsiklin agonis
Infeksi: Pemberian Antibiotik
Non Farmakologi
ASD Closure
Pasien juga dianjurkan untuk:
olah raga aerobik ringan yang dilakukan bertahap, seperti berjalan sesuai toleransi pasien
menghindari aktifitas fisik berat
menghindari ketinggian
35. KOMPLIKASI
Hipertensi Arteri Pulmonal (HAP)
Didefinisikan sebagai tekanan pulmonal rata-rata > 25 mmHg pada saat istirahat atau 30 mmHg selama
aktifitas
Pasien GUCH memiliki insidensi HAP sampai 10% pasien
Derajat HAP:
ringan MPAP 26-35 mmHg,
sedang 36-45 mmHg
berat ketika > 45 mmHg
36. HIPERTENSI ARTERI PULMONAL
Pirau kiri ke kanan meningkatkan aliran darah pulmonal hipertensi pulmonal dan hipertrofi
ventrikel kanan Jika situasi ini berlanjut maka hipertensi pulmonal akan menetap dan ireversibel.
Hipertensi pulmonal menyebabkan pengerasan pembuluh darah di dalam paru memperberat kerja
jantung dalam memompa darah ke paru pembuluh darah yang terkena akan menjadi kaku dan
menebal tekanan dalam pembuluh darah meningkat dan aliran darah terganggu strain dan gagal
jantung ventrikel kanan.
39. PNEUMONIA
Penyakit jantung bawaan (PJB) merupakan faktor risiko utama yang memperparah infeksi saluran
pernapasan bawah akut
Paling umum adalah pneumonia
penyakit infeksi akut yang mengenai parenkim paru, distal dari bronkiolus
terminalis yang mencakup bronkiolus respiratorius dan alveoli, serta menimbulkan
konsolidasi jaringan paru dan gangguan pertukaran gas setempat
Pasien PJB dengan peningkatan aliran darah ke paru yang signifikan lebih mudah terjadi pneumonia dan
gagal jantung kongestif.
40. POLISITEMIA SEKUNDER
Merupakan respon adaptif utama terhadap hipoksemia kronik dan dibutuhkan untuk oksigenasi jaringan
adekuat.
Massa sel darah merah dapat tiga kali lipat lebih besar dan volume darah melebihi 100 ml kg.
Hipoksemia dan polisitemia berkaitan dengan hemostasis abnormal pada pasien ACHD.
Etiologi yang mendasari berupa
trombositopenia,
disfungsi platelet,
hipofibrinogenemia,
percepatan fibrinolisis, dan
defisiensi faktor
41. SINDROM EISENMENGER
Merupakan suatu kondisi patofisiologis
Spektrum paling ekstrim dari hipertensi pulmonal terkait PJB
Defek jantung kongenital pirau dari kiri ke kanan kemudian memicu penyakit vaskuler pulmonal
berat disertai hipertensi pulmonal aliran arah pirau berbalik sehingga menampilkan kondisi sianosis.
Ditemukan pada 5-10% pasien ACHD
42. RANGKUMAN
Melaporkan Tn.IK 38 tahun dengan ASD sekundum dengan komplikasi CHF , hipertensi arteri pulmonal
berat, pneumonia, dan polisitemia sekunder. Pasien dirujuk untuk ASD closure.