Dokumen tersebut memberikan penjelasan mengenai profil kader Muhammadiyah. Kader Muhammadiyah didefinisikan sebagai anggota inti yang terlatih dan berkomitmen pada tujuan organisasi. Kader dituntut memiliki berbagai kompetensi seperti keberagamaan, akademik, sosial kemanusiaan, dan keorganisasian. Dokumen ini juga mencontohkan tokoh-tokoh kader Muhammadiyah yang memiliki berbagai kompetensi tersebut.
2. PROFIL KADER &
nilai perjuangan tokoh-tokoh
MUHAMMADIYAH
DR. H.M. NASIR, S, M.Pd
- Rektor UM Parepare
- Anggota PDM Parepare
Periode 2015 – sekarang
3. PENGERTIAN
KADER MUHAMMADIYAH
• Kader Muhammadiyah sebagai hasil dari
proses perkaderan adalah anggota inti
yang diorganisir secara permanen dan
berkemampuan dalam menjalankan tugas
serta misi di lingkungan Persyarikatan,
umat dan bangsa guna mencapai tujuan
Muhammadiyah
• Kader adalah anggota inti yang terlatih
serta memiliki komitmen terhadap
perjuangan dan cita-cita Persyarikatan
(Pedoman/peraturan MPK pasal 1 ayat 4)
7. Profil kader muhammadiyah
mampu menunjukan integritas
dan kompetensi :
• Keberagamaan
• Akademis dan Intelektual
• Sosial Kemanusiaan
• Keorganisasian dan
Kepemimpinan
9. ”Dalam soal aqidah semakin bersih
semakin baik…..Jadi jangan takut dibilang
Kemresik-resik (sok bersih) dalam soal
aqidah”. (Haiban Hajid)
10. Keikhlasan yang bukan sekedar “asal ikhlas”
Keikhlasan KHA Dahlan melepas
semua harta miliknya untuk
mendirikan sekolah
Keikhlasan para kader yang harus
meninggalkan atau menunda
promosi jabatan karena
kepentingan persyarikatan
11. Ketekunan beribadah
Menjalankan ibadah
mahdhah baik wajib
maupun tathawu’
adalah sebuah
kegemaran bagi kader.
Ketika Tanwir masih
dilakukan di Madrasah
Mu’allimat atau Gedung
‘Aisyiyah Kauman. Kita
kenal tokoh-tokoh yang
rajin jamaah dan sholat
lail.
Pak Anwar Zein (Jatim), T.
Ja’far Hanafiyah (Aceh),
Pak Miskun, adalah
pribadi yang rajin bangun
malam untuk sholat lail.
12. Kisah “perkenalan” KHA
Dahlan dengan Buya AR
Sutan Mansur
(1956-1959)
Ketekunan KHR Hajid yang
diikuti HMS Ibnu Juraemi
beri’tikaf di sepuluh hari akhir
Ramadhan menunjukkan
ketekunan dan kesungguhan
13. Shidiq (jujur dan dapat dipercaya)
Sikap ini akan menumbuhkan kepercayaan
masyarakat pada Muhammadiyah, dengan
ditunjukkannya berbagai orang yang rela
menyerahkan harta/tanahnya untuk
Muhammadiyah
14. Amanah (komitmen dan tanggung jawab moral yang
tinggi dalam mengemban tugas).
KH. Mas Mansur ketika menerima jabatan sebagai
Ketua HB Muhammadiyah, maka beliau dengan
ringan pindah ke Yogyakarta dengan fasilitas yang
sangat terbatas
Prof. KH Farid Ma’ruf ketika menjabat
sebagai Menteri Urusan Haji dan
dilanjutkan menjadi Dirjen Haji, maka
selama beliau menjabat (lebih dari 5
tahun) tidak ada satupun anggota
keluarga yang mendapat fasilitas naik
haji. Bahkan isterinya sendiripun baru
berkesempatan haji ketika beliau sudah
pensiun
15. Berjiwa Gerakan (semangat untuk aktif dalam
Muhammadiyah).
HM Yunus Anis, ketika masa perang
kemerdekaan, maka beliau dengan
tekun menjaga hubungan dengan
daerah, dengan tetap memantau
perkembangan daerah/PDM-PCM
…..ketika ada sebagian pengurus
Muhammadiyah yang merasa
menjadi pengurus ketika hadir di
rapat, begitu keluar dari rapat
sudah tidak memikirkan
Muhammadiyah lagi. Atau menjadi
hanya pengurus ketika dilantik saja.
17. Kompetensi akademis dan intelektual
Fathonah, kecerdasan pikiran (Ulul Albab)
“yang mendengarkan Perkataan lalu mengikuti
apa yang paling baik di antaranya. mereka Itulah
orang-orang yang telah diberi Allah petunjuk dan
mereka Itulah orang-orang yang mempunyai
akal.” (Az Zumar : 18)
18. Semangat Tajdid (Berkemajuan)
Kepanduan HIZBUL WATHAN bukanlah produk asli
Muhammadiyah. Tetapi hasil meniru kegiatan
yang dilihat KHA Dahlan ketika berada di SOLO
19. TAJDID, berpikiran maju untuk mengembangkan
kehidupan
KH Hisyam kemudian
melaksanakan dengan
mengembangkan organisasi
dan amal usaha secara “luar
biasa” pada waktu itu.
Semangat tajdid dari KH Sujak yang
mampu menangkap makna surat Al
Ma’un dengan mengembangkan secara
kelembagaan kegiatan santunan kepada
anak yatim dan fakir miskin. Demikian
juga ide dan gagasan KH Sujak
mendirikan badan untuk pengurusan haji,
yang diharapkan mampu membantu dan
mempermudah orang yang akan berhaji.
20. Istiqamah (konsisten dalam pikiran dan
tindakan)
Ki Bagus Hadikusumo
adalah sosok yang sangat
konsisten membawa
prinsip agama bahkan
dalam wilayah Negara
sosok HM. Daris Tamim dan
Djarnawi Hadikusuma,
kemampuan untuk tetap teguh
konsisten dengan pendapatnya
serta kemampuannnya untuk
beradu argumen
21. Etos belajar (semangat dan kemauan
keras untuk selalu belajar).
M. Djindar Tamimy adalah sosok
yang tidak berpendidikan tinggi,
tetapi siapapun tahu “ideolog
Muhammadiyah” itu mempunyai
wawasan yang luas.
Ahmad Azhar Basyir, MA
…..yang haus akan ilmu, bisa
dilihat dari koleksi pustaka
pribadinya…..
22. Moderat (arif danmengambil posisi di tengah).
Prof KH Farid Ma’ruf, sosok pribadi yang
mampu bergerak dinamis dengan sikap
intelektualnya, dan senantiasa mampu
menampilkan wajah yang moderat.
KHA Badawi, ketika mendapatkan
ancaman dari Bung Karno bahwa
Muhammadiyah akan dibubarkan,
maka beliau tidak melakukan
perlawanan. Hanya minta waktu
dan kemudian………
25. Kompetensi sosial kemanusiaan
1. Kesalehan, kepribadian yang baik dan utama
Sosok yang santun nampak tercermin dari pribadi dr.H.
Kusnadi, yang senantiasa bersikap teduh atau Drs. H.Abuseri
Dimyati demikian juga KH AR Fahrudin, orang akan selalu
merasa adem ayem kalau bersama beliau
Suatu saat ada seorang perempuan istri dari seorang tokoh
komunis yang dibuang ke Digul. Orang tersebut berkirim surat
kepada HB Muhammadiyah, menceritakan berbagai persoalan
semenjak suaminya dibuang ke Digul, maka HB Muhammadiyah
mengirim seorang muballigh perempuan, ibu St Munjiah untuk
menemui dan membantu orang tersebut di Surabaya
2. Kepedulian sosial (keterpanggilan dalam
meringankan beban hidup orang lain).
26. 3. Suka beramal (gemar
beramal shaleh untuk
kemaslahatan sesama).
4. Keteladanan,
kemampuan kader
menjadi uswah hasanah
dalam seluruh sikap dan
tindakan
27. 5. Tabligh, senantiasa berupaya menyampaikan
ajakan kebaikan dan menunjukkan sikap
komunikatif dan terampil membangun jaringan
Dalam hal ini semangat “balighu
anni walau a-yah”. Semangat ini
cukup merata di kalangan kader
Muhammadiyah, tetapi
kemampuan membangun jaringan
di berbagai kalangan memang
masih harus ditingkatkan. KH AR
Fahrudin adalah salah satu kader
mampu berbicara di berbagai
lapisan masyarakat dengan gaya
beliau yang luwes.
28. Kompetensi Keorganisasian dan
Kepemimpinan
1) Pengkhidmatan dan partisipasi aktif
dalam peran keumatan,
kebangsaan, dan kemanusiaan
universal.
2) Menempati posisi apapun dengan
semangat ikhlas, berdedikasi,
berprestasi, dan menghasilkan
hal-hal terbaik.
29. 3) Menjadi bagian yg menyatu dgn denyut
nadi kehidupan Persyarikatan, umat,
dan bangsa sbg wujud menjalankan
misi organisasi.
4) Berkomitmen & menjunjung tinggi
ideologi Muhammadiyah dan mampu
bersikap tegas tetapi arif dlm
membela serta menegakkan prinsip &
kepentingan Persyarikatan.
5) Mengutamakan misi dan kepentingan
Muhammadiyah di atas lainnya
dengan niat ikhlas dan berkhidmat.
30. Kesadaran Berorganisasian
seorang kader harus mengikuti alur
organisasi yang harus diikuti, seperti
mempunyai KTA atau memasang
simbol/atribut Muhammadiyah di
rumahnya.
Menghormati dan menyadari
kelebihan dan kekurangan sesama
kader dalam organisasi
Bisa dilihat pada kisah
“perdebatan” antara Prof KH
Farid Ma’ruf dengan Buya Hamka
31. Semangat menyemai kader
Kader harus mampu
menyemai dan
menumbuhkan kader baru,
baik secara formal maupun
informal
Mendidik dan terdidik
tiap hari
Menjadi ELIT gerakan tanpa
harus menjadi “elitis”
32. Pesan K.H.Ahmad Dahlan yang disampaikan
oleh Nyi Ahmad Dahlan saat berbaring sakit
• Hendahlah kamu jangan
sekali-kali menduakan
pandangan
Muhammadiyah dengan
perkumpulan lain.
• Jangan sentimen, jangan
sakit hati kalau menerima
celaan dan kritikan.
• Jangan sombong, jangan
berbesar hati kalau me
nerima pujian.
• Jangan Jubriya
(ngujub-kibir-riya).
• Dengan ihlas murni
hatinya, kalau sedang
berkembang harta,
pikiran dan tenaga.
• Harus bersungguh-
sungguh hati dan
tetap tegak
pendiriannya (jangan
was-was).