SlideShare a Scribd company logo
1 of 11
Lilis Afudoh
PGSD
3D/14
Eksistensialisme
Eksistensi dalamPenerapan Pembelajaran
Konsep eksistensialisme dikembangkan oleh ahli filsafat asal Jerman, Martin Heidegger
(1889-1976), merupakan bagian filsafat dan akar metodologinya berasal dari metodologi
fenomenologi yang dikembangkan oleh hussel (1859 – 1938).
Kemunculan eksistensialisme berawal dari ahli filsafat Soren Kierkegaard dan Nietzche.
Soren Kierkegaard ingin menjawab pertanyaan “bagaimanakah aku menjadi seorang diri
?”, dasar pertanyaan tersebut mengemukakan bahwa kebenaran itu tidak berada pada
suatu system yang umum tetapi berada dalam eksistensi individu yang konkret.
Pandangan tersebut tentunya bukan suatu yang muncul dengan sendirinya, melainkan
sesuatu yang lahir ketika dunia mengalami krisis eksistensial, ketika manusia melupakan
sifat individualisnya. Kierkegaard berusaha untuk menemukan jawaban untuk pertanyaan
tersebut manusia (aku) bisa menjadi individu yang autentik jika memiliki gairah,
keterlibatan, dan komitmen pribadi dalam kehidupan.
Pengkajian filosofis terhadap pendidikan mutlak diperlukan karena membantu dalam
memberikan informasi tentang hakekat peserta didik sebagai dirinya sendiri baik secara
horisontal maupun secara vertikal. Disisi lain, kajian filosofis memberikan informasi yang
berkaitan dengan pengetahuan, sumber pengetahuan, nilai dan Seperti bagaimanakah
pengetahuan itu diperoleh, bagaimana manusia dapat memperoleh nilai tersebut.
Pendidikan disisi lain tidak bisa melepaskan tujuan untuk membentuk peserta didik yang
memiliki nilai-nilai mulai spritual, agama, kepribadian dan kecerdasan. Pendidikan kita
tidak sekedar menempatkan siswa sebagai alat produksi. Peserta didik harus dipandang
sebagai sumber daya yang utuh. Pendidikan tidak boleh terjebak pada teori-teori neoklasik,
suatu teori yang menempatkan manusia sebagai alat-alat produksi, dimana penguasaan
IPTEK bertujuan menupang kekuasaan dan kepentingan kapitalis. pendidikan tidak
memiliki basis pengembangan budaya yang jelas.
Menurut Kneller (1971), konsep belajar mengajar eksistensialisme dapat
diaplikasikan dari pandangan Martin Buber tentang “dialog”. Dialog
merupakan percakapan antara pribadi dengan pribadi, dimana setiap pribadi
merupakan subjek bagi yang lainnya. Menurut Buber kebanyakan proses
pendidikan merupakan paksaan. Anak dipaksa menyerah kepada kehendak
guru, atau pada pengetahuan yang tidak fpeksibel, dimna guru menjadi
penguasanya. Selanjutnya, buber mengemukakan bahwa, guru hendaknya
tidak boleh disamakan dengan seorang instruktur. Jika guru disamakan
dengan instruktur maka ia hanya akan merupakan perantara yang sederhana
antara materi pelajaran dan siswa. Seandainya ia hanya dianggap sebagai alat
untuk mentransfer pengetahuan, dan siswa akan menjadi hasil dari transfer
tersebut. Pengetahuan akan menguasai manusia, sehingga manusia akan
menjadi alat dan produk dri pengetahuan tersebut.
Guru harus memberikan kebebasan kepada siswa memilih dan memberi
mereka pengalaman-pengalaman yang akan membantu mereka menemukan
makna dari kehidupan mereka. Pendekatan ini berlawanan dengan keyakinan
banyak orang, tidak berarti bahwa para siswa boleh melakukan apa saja yang
mereka suka. Guru hendaknya memberi semangat kepada siswa untuk
memikirkan dirinya dalam suatu dialog. Guru menyatakan tentang ide-ide
yang dimiliki siswa, dan mengajukan ide-ide lain, kemudian membimbing
siswa untuk memilih alternative-alternatif, sehingga siswa akan melihat
bahwa kebenaran tidak terjadi pada manusia melainkan dipilih oleh manusia.
Lebih dari itu, siswa harus menjadi factor dalam suatu drama belajar, bukan
penonton. Siswa harus belajar keras seperti gurunya. Guru harus mampu
membimbing dan mengarahkan siswa dengan seksama sehingga siswa
mampu berpikir relative dengan melalui pertanyaan-pertanyaan. Dalam arti,
guru tidak mengarahkan dan tidak member instruksi. Guru hadir dalam kelas
dengan wawasan yang luas agar betul-betul menghasilkan diskusi tentang
mata pelajaran.
Peran guru dalam hal ini dapat
digambarkan ketika guru menyajikan
sejumlah teori sosial terhadap siswa-
siswanya. Dalam hal ini isi pelajaran
adalah sosiologi. Para siswa akan
merasa kebingungan jika sajian-sajian
teori itu tidak tepat sasaran dan tidak
sesuai dengan situasi sosial lingkungan
sekitarnya. Mereka harus berpikir dua
kali untuk mengasosiasikan teori
dengan kenyataan hidupnya dan
selanjutnya mencerna teori sajian guru.
Tiga masalah pokok yang melatarbelakangi keengganan
siswa untuk mempelajari sosiologi
1. masalah teknik pembelajaran yang tidak membutuhkan
motivasi siswa. Seharusnya proses pembelajaran itu dapat
memacu keingintahuan siswa untuk membedah masalah-
masalah seputar lingkungan sosialnya sekaligus dapat
membentuk opini pribadi terhadap masalah-masalah
tersebut. Disini, mereka bukan lagi dianggap kertas kosong
atau pribadi yang menerima secara pasif, pribadi yang tidak
mengetahui apa-apa, melainkan pribadi yang telah
berinteraksi dengan lingkungan dan berhak untuk
mengkonstruksi pengetahuannya sendiri
2. Eksistensi guru bukan sebagai fasilitator yang
membelajarkan siswa, melainkan pribadi yang mengajar
atau menggurui siswa. Kalau hal ini menjadi prioritas
dengan pembelajaran, maka kesan negatif yang bisa
mematikan kreatifitas siswa pun timbul. Peran aktif siswa
dalam mengeksplorasi dan mengkonstruksi pengetahuannya
sangat diutamakan. Guru hanya memfasilitasi siswa guna
mengikuti pola-pola kognitif dan memperlihatkan konsep
pengetahuannya itu dapat berlaku benar untuk setiap
keadaan.
3. Penyampaian pesan pembelajaran dengan media yang
kurang interaktif dan atraktif. Yang diharapkan dari siwa
adalah menyenangi pelajaran, merasa membutuhkan ilmu
itu serta dapat melaksanakan pesan pembelajaran. Siswa
dapat menterjemahkan isi pesan itu kedalam ranah-ranah
kognitif karena dari situlah sumber kompetensi baginya dan
haluan evaluasi bagi guru siswa dapat memilih keahlian
afektif dan psikomotorik yang bisa diukur.
Kebebasan bukan tujuan atau suatu cita-cita dalam dirinya sendiri,
melainkan merupakan suatu potensi untuk suatu tindakan. Siswa
memiliki kebebasan untuk memilih, namun menentukan pilihan-pilihan
di antara pilihan-pilihan yang terbaik adalah yang paling sukar. Berbuat
akan menghasilkan akibat, dimana siswa harus menerima akibat-akibat
tersebut sebagai pilihannya. Kebebasan tidak pernah selesai, karena
setiap akibat akan melahirkan kebutuhan untuk pilihan berikutnya.
Tindakan moral mungkin dilakukan untuk moral itu sendiri, dan
mungkin juga untuk suatu tujuan. Seseorang harus berkemampuan
untuk menciptakan tujuannya sendiri. Apabila siswa mengambil tujuan
individu atau kelompok, maka ia harus menjadikan tujuan-tujuan
tersebut sebagai miliknya, sebagai tujuan sendiri, yang harus ia capai
dalam setiap situasi. Jadi, tujuan diperoleh dalam situasi
POWER POINT Eksistensialisme Eksistensi dalam Penerapan Pembelajaran

More Related Content

What's hot

Aliran Perenialisme Filsafat Ilmu
Aliran Perenialisme Filsafat IlmuAliran Perenialisme Filsafat Ilmu
Aliran Perenialisme Filsafat IlmuRahmitha Solihat
 
Falsafah Eksistensialisme
Falsafah EksistensialismeFalsafah Eksistensialisme
Falsafah EksistensialismeSiti Zulaikha
 
Aliran filsafat pendidikan
Aliran filsafat pendidikanAliran filsafat pendidikan
Aliran filsafat pendidikandinda1175
 
Filsafat pragmatisme
Filsafat pragmatismeFilsafat pragmatisme
Filsafat pragmatismeeddysuranta
 
Implikasi dan implementasi Filsafat Ilmu
Implikasi dan implementasi Filsafat IlmuImplikasi dan implementasi Filsafat Ilmu
Implikasi dan implementasi Filsafat Ilmusayid bukhari
 
Filsafat Pendidikan
Filsafat PendidikanFilsafat Pendidikan
Filsafat Pendidikansheviraayu
 
Aliran filsafat pendidikan
Aliran filsafat pendidikanAliran filsafat pendidikan
Aliran filsafat pendidikanElma Pan
 
Pentingnya Idealisme dalam Dunia Pendidikan
Pentingnya Idealisme dalam Dunia PendidikanPentingnya Idealisme dalam Dunia Pendidikan
Pentingnya Idealisme dalam Dunia Pendidikandinirahmaseptiana17
 
Falsafah Idealisme dan pengenalan
Falsafah Idealisme dan pengenalanFalsafah Idealisme dan pengenalan
Falsafah Idealisme dan pengenalanSiti Zulaikha
 
TEORI BELAJAR HUMANISTIK
TEORI BELAJAR HUMANISTIKTEORI BELAJAR HUMANISTIK
TEORI BELAJAR HUMANISTIKRanny Rolinda R
 
Ppt filsafat pendidikan
Ppt filsafat pendidikanPpt filsafat pendidikan
Ppt filsafat pendidikankristinanisa
 

What's hot (20)

Eksistensialisme
EksistensialismeEksistensialisme
Eksistensialisme
 
Aliran Perenialisme Filsafat Ilmu
Aliran Perenialisme Filsafat IlmuAliran Perenialisme Filsafat Ilmu
Aliran Perenialisme Filsafat Ilmu
 
Falsafah Eksistensialisme
Falsafah EksistensialismeFalsafah Eksistensialisme
Falsafah Eksistensialisme
 
Aliran filsafat pendidikan
Aliran filsafat pendidikanAliran filsafat pendidikan
Aliran filsafat pendidikan
 
Filsafat pragmatisme
Filsafat pragmatismeFilsafat pragmatisme
Filsafat pragmatisme
 
Implikasi dan implementasi Filsafat Ilmu
Implikasi dan implementasi Filsafat IlmuImplikasi dan implementasi Filsafat Ilmu
Implikasi dan implementasi Filsafat Ilmu
 
Ppt filsafat
Ppt filsafatPpt filsafat
Ppt filsafat
 
Landasan Filosofis Pendidikan
Landasan Filosofis PendidikanLandasan Filosofis Pendidikan
Landasan Filosofis Pendidikan
 
Filsafat Pendidikan
Filsafat PendidikanFilsafat Pendidikan
Filsafat Pendidikan
 
Aliran filsafat pendidikan
Aliran filsafat pendidikanAliran filsafat pendidikan
Aliran filsafat pendidikan
 
Pentingnya Idealisme dalam Dunia Pendidikan
Pentingnya Idealisme dalam Dunia PendidikanPentingnya Idealisme dalam Dunia Pendidikan
Pentingnya Idealisme dalam Dunia Pendidikan
 
Bab i.aliran filsafat
Bab i.aliran filsafatBab i.aliran filsafat
Bab i.aliran filsafat
 
Falsafah Idealisme dan pengenalan
Falsafah Idealisme dan pengenalanFalsafah Idealisme dan pengenalan
Falsafah Idealisme dan pengenalan
 
Aliran pragmatisme
Aliran pragmatismeAliran pragmatisme
Aliran pragmatisme
 
TEORI BELAJAR HUMANISTIK
TEORI BELAJAR HUMANISTIKTEORI BELAJAR HUMANISTIK
TEORI BELAJAR HUMANISTIK
 
Teori belajar humanisme
Teori belajar humanismeTeori belajar humanisme
Teori belajar humanisme
 
Power point filsafat
Power point filsafatPower point filsafat
Power point filsafat
 
FILSAFAT PENDIDIKAN
FILSAFAT PENDIDIKANFILSAFAT PENDIDIKAN
FILSAFAT PENDIDIKAN
 
Ppt filsafat
Ppt filsafatPpt filsafat
Ppt filsafat
 
Ppt filsafat pendidikan
Ppt filsafat pendidikanPpt filsafat pendidikan
Ppt filsafat pendidikan
 

Viewers also liked

Eksistensialisme.present
Eksistensialisme.presentEksistensialisme.present
Eksistensialisme.presentLancenk Keramat
 
Ppt eksistensialisme
Ppt eksistensialismePpt eksistensialisme
Ppt eksistensialismeZahratulUyun
 
Filsafat eksistensialisme
Filsafat eksistensialismeFilsafat eksistensialisme
Filsafat eksistensialismeEko Expired
 
Teori utilitarianisme
Teori utilitarianismeTeori utilitarianisme
Teori utilitarianismeSiti Fatimah
 
Teori etika – teori deontologis
Teori etika – teori deontologisTeori etika – teori deontologis
Teori etika – teori deontologisYokhanah Palani
 
(C) falsafah tradisional & moden
(C) falsafah tradisional & moden(C) falsafah tradisional & moden
(C) falsafah tradisional & modenwananip
 
Kreativiti dan inovasi dalam keusahawanan
Kreativiti dan inovasi dalam keusahawananKreativiti dan inovasi dalam keusahawanan
Kreativiti dan inovasi dalam keusahawananSyahremie Teja
 
Kertas kerja inovasi 2014 1
Kertas kerja inovasi 2014 1Kertas kerja inovasi 2014 1
Kertas kerja inovasi 2014 1Geeanna Amadeus
 
Bab 3 kreativiti dan inovasi
Bab 3   kreativiti dan inovasiBab 3   kreativiti dan inovasi
Bab 3 kreativiti dan inovasiWanBK Leo
 
Falsafah pendidikan islam dan falsafah pendidikan timur
Falsafah pendidikan islam dan falsafah pendidikan timur Falsafah pendidikan islam dan falsafah pendidikan timur
Falsafah pendidikan islam dan falsafah pendidikan timur Alya Ismahani
 
FALSAFAH PENDIDIKAN BARAT
FALSAFAH PENDIDIKAN BARATFALSAFAH PENDIDIKAN BARAT
FALSAFAH PENDIDIKAN BARATSherly Jewinly
 

Viewers also liked (13)

Eksistensialisme.present
Eksistensialisme.presentEksistensialisme.present
Eksistensialisme.present
 
Ppt eksistensialisme
Ppt eksistensialismePpt eksistensialisme
Ppt eksistensialisme
 
Bab 5 Teori Deontologi
Bab 5   Teori DeontologiBab 5   Teori Deontologi
Bab 5 Teori Deontologi
 
Filsafat eksistensialisme
Filsafat eksistensialismeFilsafat eksistensialisme
Filsafat eksistensialisme
 
Teori utilitarianisme
Teori utilitarianismeTeori utilitarianisme
Teori utilitarianisme
 
Teori etika – teori deontologis
Teori etika – teori deontologisTeori etika – teori deontologis
Teori etika – teori deontologis
 
(C) falsafah tradisional & moden
(C) falsafah tradisional & moden(C) falsafah tradisional & moden
(C) falsafah tradisional & moden
 
Kreativiti dan inovasi dalam keusahawanan
Kreativiti dan inovasi dalam keusahawananKreativiti dan inovasi dalam keusahawanan
Kreativiti dan inovasi dalam keusahawanan
 
Kertas kerja inovasi 2014 1
Kertas kerja inovasi 2014 1Kertas kerja inovasi 2014 1
Kertas kerja inovasi 2014 1
 
Jati Diri Remaja
Jati Diri RemajaJati Diri Remaja
Jati Diri Remaja
 
Bab 3 kreativiti dan inovasi
Bab 3   kreativiti dan inovasiBab 3   kreativiti dan inovasi
Bab 3 kreativiti dan inovasi
 
Falsafah pendidikan islam dan falsafah pendidikan timur
Falsafah pendidikan islam dan falsafah pendidikan timur Falsafah pendidikan islam dan falsafah pendidikan timur
Falsafah pendidikan islam dan falsafah pendidikan timur
 
FALSAFAH PENDIDIKAN BARAT
FALSAFAH PENDIDIKAN BARATFALSAFAH PENDIDIKAN BARAT
FALSAFAH PENDIDIKAN BARAT
 

Similar to POWER POINT Eksistensialisme Eksistensi dalam Penerapan Pembelajaran

Konstruktivisme dalam pemikiran
Konstruktivisme dalam pemikiranKonstruktivisme dalam pemikiran
Konstruktivisme dalam pemikiranDedi Yulianto
 
teori belajar sosial dan humanistik
teori belajar sosial dan humanistikteori belajar sosial dan humanistik
teori belajar sosial dan humanistikQuratul Aini
 
Teori pmbelajaran kontruktivisme humanistik
Teori pmbelajaran kontruktivisme humanistikTeori pmbelajaran kontruktivisme humanistik
Teori pmbelajaran kontruktivisme humanistikfiro HAR
 
Teori Belajar Sosial dan Humanistik PPT.
Teori Belajar Sosial dan Humanistik PPT.Teori Belajar Sosial dan Humanistik PPT.
Teori Belajar Sosial dan Humanistik PPT.Cak guru
 
Konstruktivisme dan desain pembelajaran (dipakai)
Konstruktivisme dan desain pembelajaran (dipakai)Konstruktivisme dan desain pembelajaran (dipakai)
Konstruktivisme dan desain pembelajaran (dipakai)Dedi Yulianto
 
Penerapan Model Teori Belajar Kontruktivis ke Dalam Pendidikan Jasmani
Penerapan Model Teori Belajar Kontruktivis ke Dalam Pendidikan JasmaniPenerapan Model Teori Belajar Kontruktivis ke Dalam Pendidikan Jasmani
Penerapan Model Teori Belajar Kontruktivis ke Dalam Pendidikan JasmaniAwal Akbar Jamaluddin
 
PPT BELAJAR PEMBELAJARAN TEORI KONSTRUKTIFISTIK
PPT BELAJAR PEMBELAJARAN TEORI KONSTRUKTIFISTIKPPT BELAJAR PEMBELAJARAN TEORI KONSTRUKTIFISTIK
PPT BELAJAR PEMBELAJARAN TEORI KONSTRUKTIFISTIKNorma Eka Apriliana
 
Teori Belajar Humanistik dan Penerapannya dalam Pembelajaran
Teori Belajar Humanistik dan Penerapannya dalam PembelajaranTeori Belajar Humanistik dan Penerapannya dalam Pembelajaran
Teori Belajar Humanistik dan Penerapannya dalam PembelajaranFitri Yusmaniah
 
Humanistik pendekatan pengajaran
Humanistik pendekatan pengajaranHumanistik pendekatan pengajaran
Humanistik pendekatan pengajaranDaedaeha S
 
Makalah belajar dan pembelajaran
Makalah belajar dan pembelajaranMakalah belajar dan pembelajaran
Makalah belajar dan pembelajaranPujiati Puu
 

Similar to POWER POINT Eksistensialisme Eksistensi dalam Penerapan Pembelajaran (20)

Konstruktivisme dalam pemikiran
Konstruktivisme dalam pemikiranKonstruktivisme dalam pemikiran
Konstruktivisme dalam pemikiran
 
Teori humanistik
Teori humanistikTeori humanistik
Teori humanistik
 
Filsafat pendidikan
Filsafat pendidikanFilsafat pendidikan
Filsafat pendidikan
 
Teori konstruktive
Teori konstruktiveTeori konstruktive
Teori konstruktive
 
Teori humanistic
Teori humanisticTeori humanistic
Teori humanistic
 
Artikel Belajar Pembelajaran
Artikel Belajar PembelajaranArtikel Belajar Pembelajaran
Artikel Belajar Pembelajaran
 
teori belajar sosial dan humanistik
teori belajar sosial dan humanistikteori belajar sosial dan humanistik
teori belajar sosial dan humanistik
 
Teori pmbelajaran kontruktivisme humanistik
Teori pmbelajaran kontruktivisme humanistikTeori pmbelajaran kontruktivisme humanistik
Teori pmbelajaran kontruktivisme humanistik
 
Teori Belajar Sosial dan Humanistik PPT.
Teori Belajar Sosial dan Humanistik PPT.Teori Belajar Sosial dan Humanistik PPT.
Teori Belajar Sosial dan Humanistik PPT.
 
Konstruktivisme dan desain pembelajaran (dipakai)
Konstruktivisme dan desain pembelajaran (dipakai)Konstruktivisme dan desain pembelajaran (dipakai)
Konstruktivisme dan desain pembelajaran (dipakai)
 
Penerapan Model Teori Belajar Kontruktivis ke Dalam Pendidikan Jasmani
Penerapan Model Teori Belajar Kontruktivis ke Dalam Pendidikan JasmaniPenerapan Model Teori Belajar Kontruktivis ke Dalam Pendidikan Jasmani
Penerapan Model Teori Belajar Kontruktivis ke Dalam Pendidikan Jasmani
 
PPT BELAJAR PEMBELAJARAN TEORI KONSTRUKTIFISTIK
PPT BELAJAR PEMBELAJARAN TEORI KONSTRUKTIFISTIKPPT BELAJAR PEMBELAJARAN TEORI KONSTRUKTIFISTIK
PPT BELAJAR PEMBELAJARAN TEORI KONSTRUKTIFISTIK
 
Teori Belajar Humanistik dan Penerapannya dalam Pembelajaran
Teori Belajar Humanistik dan Penerapannya dalam PembelajaranTeori Belajar Humanistik dan Penerapannya dalam Pembelajaran
Teori Belajar Humanistik dan Penerapannya dalam Pembelajaran
 
Idealisme dalam pendidikan
Idealisme dalam pendidikanIdealisme dalam pendidikan
Idealisme dalam pendidikan
 
Humanistik pendekatan pengajaran
Humanistik pendekatan pengajaranHumanistik pendekatan pengajaran
Humanistik pendekatan pengajaran
 
KB2.pdf
KB2.pdfKB2.pdf
KB2.pdf
 
Makalah humanisme
Makalah humanismeMakalah humanisme
Makalah humanisme
 
Modul 6 kb 4
Modul 6 kb 4Modul 6 kb 4
Modul 6 kb 4
 
Makalah belajar dan pembelajaran
Makalah belajar dan pembelajaranMakalah belajar dan pembelajaran
Makalah belajar dan pembelajaran
 
Teori humanis
Teori humanisTeori humanis
Teori humanis
 

Recently uploaded

PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxPPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxriscacriswanda
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxsyahrulutama16
 
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXIksanSaputra6
 
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan BerkelanjutanTopik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan BerkelanjutanAyuApriliyanti6
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...pipinafindraputri1
 
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024RahmadLalu1
 
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxMemperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxsalmnor
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxrizalhabib4
 
Latihan Soal untuk US dan Tryout SMP 2024
Latihan Soal untuk  US dan Tryout SMP 2024Latihan Soal untuk  US dan Tryout SMP 2024
Latihan Soal untuk US dan Tryout SMP 2024panyuwakezia
 
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfIwanSumantri7
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfEniNuraeni29
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...Kanaidi ken
 
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptxPANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptxfitriaoskar
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxOPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxDedeRosza
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptnovibernadina
 

Recently uploaded (20)

PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxPPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
 
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan BerkelanjutanTopik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
 
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
 
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxMemperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
Latihan Soal untuk US dan Tryout SMP 2024
Latihan Soal untuk  US dan Tryout SMP 2024Latihan Soal untuk  US dan Tryout SMP 2024
Latihan Soal untuk US dan Tryout SMP 2024
 
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
 
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptxPANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxOPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
 

POWER POINT Eksistensialisme Eksistensi dalam Penerapan Pembelajaran

  • 3. Konsep eksistensialisme dikembangkan oleh ahli filsafat asal Jerman, Martin Heidegger (1889-1976), merupakan bagian filsafat dan akar metodologinya berasal dari metodologi fenomenologi yang dikembangkan oleh hussel (1859 – 1938). Kemunculan eksistensialisme berawal dari ahli filsafat Soren Kierkegaard dan Nietzche. Soren Kierkegaard ingin menjawab pertanyaan “bagaimanakah aku menjadi seorang diri ?”, dasar pertanyaan tersebut mengemukakan bahwa kebenaran itu tidak berada pada suatu system yang umum tetapi berada dalam eksistensi individu yang konkret. Pandangan tersebut tentunya bukan suatu yang muncul dengan sendirinya, melainkan sesuatu yang lahir ketika dunia mengalami krisis eksistensial, ketika manusia melupakan sifat individualisnya. Kierkegaard berusaha untuk menemukan jawaban untuk pertanyaan tersebut manusia (aku) bisa menjadi individu yang autentik jika memiliki gairah, keterlibatan, dan komitmen pribadi dalam kehidupan.
  • 4. Pengkajian filosofis terhadap pendidikan mutlak diperlukan karena membantu dalam memberikan informasi tentang hakekat peserta didik sebagai dirinya sendiri baik secara horisontal maupun secara vertikal. Disisi lain, kajian filosofis memberikan informasi yang berkaitan dengan pengetahuan, sumber pengetahuan, nilai dan Seperti bagaimanakah pengetahuan itu diperoleh, bagaimana manusia dapat memperoleh nilai tersebut. Pendidikan disisi lain tidak bisa melepaskan tujuan untuk membentuk peserta didik yang memiliki nilai-nilai mulai spritual, agama, kepribadian dan kecerdasan. Pendidikan kita tidak sekedar menempatkan siswa sebagai alat produksi. Peserta didik harus dipandang sebagai sumber daya yang utuh. Pendidikan tidak boleh terjebak pada teori-teori neoklasik, suatu teori yang menempatkan manusia sebagai alat-alat produksi, dimana penguasaan IPTEK bertujuan menupang kekuasaan dan kepentingan kapitalis. pendidikan tidak memiliki basis pengembangan budaya yang jelas.
  • 5. Menurut Kneller (1971), konsep belajar mengajar eksistensialisme dapat diaplikasikan dari pandangan Martin Buber tentang “dialog”. Dialog merupakan percakapan antara pribadi dengan pribadi, dimana setiap pribadi merupakan subjek bagi yang lainnya. Menurut Buber kebanyakan proses pendidikan merupakan paksaan. Anak dipaksa menyerah kepada kehendak guru, atau pada pengetahuan yang tidak fpeksibel, dimna guru menjadi penguasanya. Selanjutnya, buber mengemukakan bahwa, guru hendaknya tidak boleh disamakan dengan seorang instruktur. Jika guru disamakan dengan instruktur maka ia hanya akan merupakan perantara yang sederhana antara materi pelajaran dan siswa. Seandainya ia hanya dianggap sebagai alat untuk mentransfer pengetahuan, dan siswa akan menjadi hasil dari transfer tersebut. Pengetahuan akan menguasai manusia, sehingga manusia akan menjadi alat dan produk dri pengetahuan tersebut.
  • 6. Guru harus memberikan kebebasan kepada siswa memilih dan memberi mereka pengalaman-pengalaman yang akan membantu mereka menemukan makna dari kehidupan mereka. Pendekatan ini berlawanan dengan keyakinan banyak orang, tidak berarti bahwa para siswa boleh melakukan apa saja yang mereka suka. Guru hendaknya memberi semangat kepada siswa untuk memikirkan dirinya dalam suatu dialog. Guru menyatakan tentang ide-ide yang dimiliki siswa, dan mengajukan ide-ide lain, kemudian membimbing siswa untuk memilih alternative-alternatif, sehingga siswa akan melihat bahwa kebenaran tidak terjadi pada manusia melainkan dipilih oleh manusia. Lebih dari itu, siswa harus menjadi factor dalam suatu drama belajar, bukan penonton. Siswa harus belajar keras seperti gurunya. Guru harus mampu membimbing dan mengarahkan siswa dengan seksama sehingga siswa mampu berpikir relative dengan melalui pertanyaan-pertanyaan. Dalam arti, guru tidak mengarahkan dan tidak member instruksi. Guru hadir dalam kelas dengan wawasan yang luas agar betul-betul menghasilkan diskusi tentang mata pelajaran.
  • 7. Peran guru dalam hal ini dapat digambarkan ketika guru menyajikan sejumlah teori sosial terhadap siswa- siswanya. Dalam hal ini isi pelajaran adalah sosiologi. Para siswa akan merasa kebingungan jika sajian-sajian teori itu tidak tepat sasaran dan tidak sesuai dengan situasi sosial lingkungan sekitarnya. Mereka harus berpikir dua kali untuk mengasosiasikan teori dengan kenyataan hidupnya dan selanjutnya mencerna teori sajian guru.
  • 8. Tiga masalah pokok yang melatarbelakangi keengganan siswa untuk mempelajari sosiologi 1. masalah teknik pembelajaran yang tidak membutuhkan motivasi siswa. Seharusnya proses pembelajaran itu dapat memacu keingintahuan siswa untuk membedah masalah- masalah seputar lingkungan sosialnya sekaligus dapat membentuk opini pribadi terhadap masalah-masalah tersebut. Disini, mereka bukan lagi dianggap kertas kosong atau pribadi yang menerima secara pasif, pribadi yang tidak mengetahui apa-apa, melainkan pribadi yang telah berinteraksi dengan lingkungan dan berhak untuk mengkonstruksi pengetahuannya sendiri
  • 9. 2. Eksistensi guru bukan sebagai fasilitator yang membelajarkan siswa, melainkan pribadi yang mengajar atau menggurui siswa. Kalau hal ini menjadi prioritas dengan pembelajaran, maka kesan negatif yang bisa mematikan kreatifitas siswa pun timbul. Peran aktif siswa dalam mengeksplorasi dan mengkonstruksi pengetahuannya sangat diutamakan. Guru hanya memfasilitasi siswa guna mengikuti pola-pola kognitif dan memperlihatkan konsep pengetahuannya itu dapat berlaku benar untuk setiap keadaan. 3. Penyampaian pesan pembelajaran dengan media yang kurang interaktif dan atraktif. Yang diharapkan dari siwa adalah menyenangi pelajaran, merasa membutuhkan ilmu itu serta dapat melaksanakan pesan pembelajaran. Siswa dapat menterjemahkan isi pesan itu kedalam ranah-ranah kognitif karena dari situlah sumber kompetensi baginya dan haluan evaluasi bagi guru siswa dapat memilih keahlian afektif dan psikomotorik yang bisa diukur.
  • 10. Kebebasan bukan tujuan atau suatu cita-cita dalam dirinya sendiri, melainkan merupakan suatu potensi untuk suatu tindakan. Siswa memiliki kebebasan untuk memilih, namun menentukan pilihan-pilihan di antara pilihan-pilihan yang terbaik adalah yang paling sukar. Berbuat akan menghasilkan akibat, dimana siswa harus menerima akibat-akibat tersebut sebagai pilihannya. Kebebasan tidak pernah selesai, karena setiap akibat akan melahirkan kebutuhan untuk pilihan berikutnya. Tindakan moral mungkin dilakukan untuk moral itu sendiri, dan mungkin juga untuk suatu tujuan. Seseorang harus berkemampuan untuk menciptakan tujuannya sendiri. Apabila siswa mengambil tujuan individu atau kelompok, maka ia harus menjadikan tujuan-tujuan tersebut sebagai miliknya, sebagai tujuan sendiri, yang harus ia capai dalam setiap situasi. Jadi, tujuan diperoleh dalam situasi