1. 1
Jawaban Mid Semester
Nama : Marlina Lapalutu
Nim : 14702259007
Prodi : PTK-TI Vokasi E
Matakuliah : Manajemen Lab dan Bengkel
Dosen : Prof. Dr. Thomas Sukardi
1. Fasilitas praktik merupakan komponen utama dalam mendidikkan kompetensi, dengan demikian
fasilitas harus selalu dalam kondisi laik dan layak untuk digunakan praktik.
a. Model atau jenis perawatan apa yang harus anda lakukan dalam menjaga kesiapan fasilitas
praktik tersebut ? jelaskan alasan saudara secara rinci !
b. Secara operasional seperti apa bentuk kegiatan perawatan yang harus dilakukan ?
Jawaban.
1a. Pada perawatan ada dua pekerjaan di dalamnya yaitu perawatan dan perbaikan. Perawatan
dimaksudkan sebagai aktifitas mencegah kerusakan sedangkan perbaikan dimaksudkan sebagai
tindakan memperbaiki kerusakan. Secara umum ditinjau dari segi pelaksanaan pekerjaan
perawatan dapat dibagi menjadi dua yakni perawatan yang direncanakan dan perawatan yang tidak
direncanakan. Secara skematis dapat dilihat pada gambar berikut :
2. 2
Bentuk-bentuk Perawatan
1. Perawatan Preventif (Preventive Maintenance)
Perawatan Preventive adalah pekerjaan perawatan yang bertujuan untuk mencegah terjadinya
kerusakan atau cara perawatan yang direncanakan untuk pencegahan. Ruang lingkup pekerjaan
preventif termasuk: inspeksi, perbaikan kecil, pelumasan dan penyetelan, sehingga peralatan atau
mesin-mesin selama beroperasi terhindar dari kerusakan.
2. Perawatan Korektif
Perawatan Korektif adalah pekerjaan perawatan yang dilakukan untuk memperbaiki dan
meningkatkan kondisi fasilitas/peralatan sehingga mencapai standar yang dapat diterima. Dalam
perbaikan dapat dilakukan peningkatan-peningkatan sedemikian rupa, seperti melakukan
perubahan atau modifikasi rancangan agar peralatan menjadi lebih baik.
3. Perawatan Berjalan
Perawatan berjalan adalah perawatan dimana pekerjaan perawatan dilakukan ketika fasilitas atau
peralatan dalam keadaan bekerja. Perawatan berjalan diterapkan pada peralatan-peralatan yang
harus beroperasi terus dalam melayani proses produksi.
4. Perawatan Prediktif
Perawatan prediktif ini dilakukan untuk mengetahui terjadinya perubahan atau kelainan dalam
kondisi fisik maupun fungsi dari sistem peralatan. Biasanya perawatan prediktif dilakukan dengan
bantuan panca indra atau alat-alat monitor yang canggih.
5. Perawatan setelah terjadi kerusakan (Breakdown Maintenance)
Pekerjaan perawatan dilakukan setelah terjadi kerusakan pada peralatan, dan untuk memperbaikinya
harus disiapkan suku cadang, material, alat-alat dan tenaga kerjanya.
6. Perawatan Darurat (Emergency Maintenance)
Perawatan darurat adalah pekerjaan perbaikan yang harus segera dilakukan karena terjadi
kemacetan atau kerusakan yang tidak terduga.
Selain Model/jenis perawatan yang telah disebutkan diatas, terdapat juga beberapa jenis
pekerjaan lain yang bisa dianggap merupakan jenis pekerjaan perawatan seperti:
3. 3
1. Perawatan dengan cara penggantian (Replacement instead of maintenance)
Perawatan dilakukan dengan cara mengganti peralatan tanpa dilakukan perawatan, karena harga
peralatan pengganti lebih murah bila dibandingkan dengan biaya perawatannya. Atau alasan lainnya
adalah apabila perkembangan teknologi sangat cepat, peralatan tidak dirancang untuk waktu yang
lama, atau banyak komponen rusak tidak memungkinkan lagi diperbaiki.
2. Penggantian yang direncanakan (Planned Replacement)
Dengan telah ditentukan waktu mengganti peralatan dengan peralatan yang baru, berarti tidak
memerlukan waktu lama untuk melakukan perawatan, kecuali untuk melakukan perawatan dasar
yang ringan seperti pelumasan dan penyetelan. Ketika peralatan telah menurun kondisinya langsung
diganti dengan yang baru. Cara penggantian ini mempunyai keuntungan antara lain, bengkel/lab
selalu memiliki peralatan yang baru dan siap pakai.
Jawaban.
1b. Secara operasional kegiatan perawatan yang dilakukan harus direncanakan sebaik mungkin. Waktu
pekerjaan perawatan harus melihat kondisi/kapan laboratorium/bengkel tidak digunakan untuk
praktik. Adapun urutan perencanaan fungsi perawatan meliputi :
1. Bentuk perawatan yang akan ditentukan.
2. Pengorganisasian pekerjaan perawatan yang akan dilaksanakan dengan pertimbangan ke masa
depan.
3. Pengontrolan dan pencatatan.
4. Pengumpulan semua masalah perawatan yang dapat diselesaikan dengan suatu bentuk
perawatan.
5. Penerapan bentuk perawatan yang dipilih :
• Kebijaksanaan perawatan yang telah dipertimbangkan secara cermat.
• Alternative yang diterapkan menghasilkan suatu kemajuan
• Pengontrolan dan pengarahan pekerjaan sesuai rencana
• Riwayat perawatan dicatat secara statistic dan dihimpun serta dijaga untuk dievaluasi
hasilnya guna menentukan persiapan berikutnya.
4. 4
Sasaran Perencanaan Perawatan
Sasaran perencanaan perawatan :
• Bagian khusus dari fasilitas yang akan dirawat.
• Bentuk, metode dan bagaimana tiap bagian itu dirawat.
• Alat perkakas dan cara penggantian suku cadang.
• Waktu yang dibutuhkan untuk melakukan perawatan.
• Frekwensi perawatan yang perlu dilakukan.
• Sistem Pengelolaan pekerjaan.
• Metode untuk menganalisis pekerjaan.
Dasar-dasar pokok yang menunjang dalam pembentukan sistem perawatan:
• Jadwal kegiatan perawatan untuk semua fasilitas dalam lab/bengkel.
• Program yang menunjukkan kapan tiap perawatan harus dilakukan.
• Metode yang menjamin program perawatan dapat berhasil.
• Metode pencatatan hasil dan penilaian keberhasilan program perawatan
Dalam hal perencanaan pekerjaan perawatan harus memperhatikan factor seperti : prioritas
pekerjaan yakni pekerjaan harus dilakukan dengan urutan yang benar, jika suatu mesin memiliki peran
penting maka perlu memberi prioritas utama pada perawatan mesin tsb; metode yang digunakan yakni
meskipun banyak pekerjaan perawatan bisa dilakukan dengan berbagai cara namun akan lebih baik jika
penyelesaian pekerjaan tsb dilakukan dengan metode yang sesuai dengan keahlian yang dipunyai;
kebutuhan material yakni material yang dibutuhkan harus selalu tersedia.
Factor penunjang di dalam kegiatan perawatan antara lain :
1. Perencanaan waktu perawatan.
Pelayanan perawatan pada masing-masing peralatan perlu diseimbangkan, tidak terlalu kurang
dan tidak terlalu lebih. Perawatan yang terlalu kurang dapat mengakibatkan timbulnya kerusakan
yang lebih awal, sedangkan terlalu banyak perawatan dapat menimbulkan pekerjaan yang tidak
diperlukan sehingga terjadi pemborosan. Frekuensi pekerjaan perawatan dapat ditentukan
berdasarkan :
a. Menurut skala waktu kalender misalnya : mingguan, bulanan, kwartalan, tahunan dsb.
b. Menurut waktu operasi : jam operasi, jumlah putaran operasi, jarak tempuh.
Keberhasilan suatu kegiatan perawatan hanya dapat dievaluasi dari hasil yang telah dicapai,
fakta-fakta ini merupakan keputusan yang diambil untuk tindakan selanjutnya. Informasi mengenai
5. 5
data perawatan dimasukan dan disimpan pada kartu catatan historis. Pencatatan mengenai
kejadian-kejadian dalam perawatan harus dibuat menurut kondisi atau bagian yang dirawat.
Informasi yang dicatat pada kartu catatan historis adalah :
a. Inspeksi, perbaikan, pelayanan dan penyetelan yang dilakukan.
b. Kerusakan dan kegagalan, akibatnya, penyebabnya, tindakan perbaikan yang dilakukan.
c. Pekerjaan yang dilakukan pada fasilitas, komponen-komponen yang diperbaiki atau diganti.
d. Kondisi keausan, kebocoran, korosi dll
e. Pengukuran-pengukuran yang dilakukan, clearance, hasil pengujian dan inspeksi
f. Waktu dan biaya yang dibutuhkan untuk perawatan atau perbaikan yang dilakukan.
2. Inventarisasi.
Inventarisasi adalah suatu daftar semua fasilitas yang ada dalam lab/bengkel yang bertujuan
untuk memberi tanda pengenal bagi semua fasilitas tsb. Inventarisasi yang dibuat harus
mengandung informasi yang jelas dan mudah di pahami dengan cepat, sehingga dapat membantu
kelancaran perawatan.
3. Daftar Fasilitas.
Daftar fasilitas adalah suatu catatan mengenai data-data teknik suatu peralatan/mesin. Daftar
fasilitas ini bisa dipakai sebagai referensi untuk :
a. Menetapkan spesifikasi yang asli, kinerja semula.
b. Menetapkan batas yang direkomendasikan, pengepasan, toleransi.
c. Membantu dalam pelayanan suku cadang dan cara pemasangannya yang benar.
d. Menyediakan informasi yang diperlukan untuk rencana pemindahan, relokasi dsb.
4. Daftar Rencana Perawatan
Daftar rencana perawatan adalah suatu rencana pekerjaan yang akan dilakukan berdasarkan
luasnya kejadian. Untuk melakukan perawatan pada tiap peralatan, perlu adanya daftar rencana
perawatan yang disusun menurut pekerjaan yang dibutuhkan seperti : inspeksi, pelumasan,
penyetelan, penggantian komponen, overhaul dsb. Frekuensi perawatan ini perlu dipertimbangkan
menurut efisiensi peralatan dalam fungsinya. Daftar rencana perawatan merupakan petunjuk
pekerjaan meskipun tidak mutlak, tetapi setidaknya dapat membantu informasi awal untuk
melakukan perawatan.
5. Spesifikasi Pekerjaan.
Spesifikasi pekerjaan adalah suatu keterangan mengenai pekerjaan yang akan dilakukan. Untuk
melakukan perawatan secara efektif, perlu ditentukan adanya keterangan pekerjaan yang harus
6. 6
dilengkapi menurut kepentingannya. Pekerjaan-pekerjaan penting yang menunjang efektititas
perawatan perlu ditentukan menurut spesifikasi pekerjaan yang jelas untuk petunjuk perawatan.
Dengan adanya spesifikasi pekerjaan, maka penyelesaian tugas perawatan akan lebih mudah,
terarah dan sesuai yang ditentukan. Setiap tugas yang dicatat dalam daftar rencana perawatan
dapat dikelompokan secara khusus menurut jenis pekerjaannya.
2. Salah satu tugas pokok dalam mengelola bengkel/lab adalah membudayakan kebiasaan
keselamatan kerja. Coba jelaskan bagaimana membudayakan keselamatan kerja tersebut bagi guru,
teknisi dan siswa ?
Jawaban
2. Membudayakan keselamatan kerja bagi guru, teknisi dan siswa yakni dengan cara melakukan
sosialisasi yang intensif tentang pentingnya Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dalam kegiatan
praktikum di bengkel/lab. Untuk membudayakan kebiasaan keselamatan kerja diperlukan
komitmen dan kepemimpinan (leadership). Komitmen untuk keselamatan akan muncul jika setiap
individu (guru, teknisi, siswa) dengan jelas mengetahui dan memahami manfaat positif dari
keselamatan tersebut. Mengetahui dan memahami manfaat keselamatan akan menciptakan
keinginan kuat untuk meningkatkan budaya keselamatan dan selanjutnya individu (guru, teknisi dan
siswa) akan menginvestasikan waktu secara serius ke manajemen dan program keselamatan yang
efektif dan selalu komitmen untuk menjalankannya. Kepemimpinan/leadership juga erat kaitannya
dengan budaya. Kepemimpinan merupakan hal yang sangat penting dalam setiap program
keselamatan yang dijalankan disekolah khususnya di bengkel/lab. Setiap hari pemimpin seperti
kepala sekolah, kepala bengkel mempunyai kesempatan untuk berkomunikasi dan bertindak
dengan cara yang menunjukan kepemimpinannya dalam keselamatan (safety leadership).
Sayangnya, kesempatan tersebut sering tidak dimanfaatkan secara optimal karena mereka tidak
menganggap hal tersebut sebagai peluang besar untuk membudayakan keselamatan dalam sekolah
khususnya di bengkel/lab. Mereka sering tidak mengerti bahwa ekspresi sekecil dan
sesederhanapun dalam kepemimpinan mereka dalam keselamatan dapat menghasilkan manfaat
yang besar. Selain itu hendaknya pada setiap jobsheet yang akan dikerjakan oleh siswa, guru perlu
menjelaskan secara detail bahaya-bahaya yang mungkin terjadi jika siswa tidak mematuhi aturan
dan prinsip-prinsip dalam K3.
7. 7
3. Rencanakan sebuah bengkel/lab yang sesuai dengan bidang anda sebagai pendidik di pendidikan
kejuruan, dengan ketentuan teknis sbb : a) besar rombel 40; b) jumlah job sheet yang harus
diselesaikan 8/semester; c) jenis dan keragaman mesin/alat mampu menampung jumlah rombel (1
siswa 1 alat/mesin); d) kelengkapan bengkel memenuhi kebutuhan siswa & guru; e) alasan logis dan
gambar kerja dituntut kejelasannya.
Jawaban
3. Perencanaan Lab Boga. Pada Jurusan Boga ada beberapa lab yang digunakan untuk praktikum siswa
yakni lab boga bagian dapur pengolahan, dapur produksi, dapur patiseri dan restoran. Di dalam
bekerja (praktek) setiap siswa akan selalu menggunakan sumber-sumber yang ada apakah sumber
non manusia yang terdiri dari ruang, barang/benda, maupun sumber manusia itu sendiri yang
terdiri dari waktu, tenaga, pengetahuan ketrampilan dan fasilitas masyarakat. Ketika pemakaian
sumber tenaga dan waktu dapat dikurangi dengan jalan memperhatikan prinsip-prinsip kerja
terutama yang menyangkut pemakaian tenaga jasmani, sehingga dapat bekerja secara efisien. Dan
prinsip-prinsip ini penting dipelajari oleh setiap siswa dalam praktikum. Jadi prinsip itu mengandung
pengertian dengan cara yang lebih baik, hasil yang dicapai dengan pengeluaran sumber-sumber
yang ada dapat diperoleh hasil yang lebih baik pula. Jadi prinsip-prinsip manajemen kerja dapat
mencegah penghamburan yang tidak perlu, dengan demikian siswa itu senantiasa dapat bekerja
lebih baik dalam arti kata pemakaian sumber yang ada memberikan hasil sebanyak dan sebaik
mungkin.
Perencanaan yang dilakukan meliputi :
1. Mengidentifikasi material atau bahan dan peralatan yang akan digunakan.
Bahan merupakan unsur yang paling dominan dan harus ada dalam pelaksanaan praktek
makanan. Untuk menghasilkan makanan yang berkualitas baik, maka sangat penting untuk
mengetahui dan mempelajari bahan-bahan yang digunakan untuk pembuatannya. Demikian
juga dengan peralatan, merupakan motor penggerak yang membuat bahan itu menjadi
setengah jadi atau masak. Peralatan pengolahan memasak sangat tergantung dari
kebutuhannya. Berdasarkan hal itu untuk praktek membutuhkan peralatan : persiapan,
pengolahan dan penghidangan.
2. Menetapkan prosedur yaitu tentang tata cara pengerjakan secara kronologis.
Pengertian ini mengandung maksud bahwa di dalam bekerja itu selain menggunakan
anggota tubuh juga menggunakan pikiran dan perasaan. Contohnya bagaimana merencanakan
dan melakukan pekerjaan supaya lebih mudah, lebih cepat dan lebih senang dikerjakan untuk
8. 8
memperoleh hasilnya. Jadi setiap kerja mencakup suatu cara tertentu dalam melakukan tiap-
tiap aktifitas, apapun tujuan dan maksud yang hendak dicapai oleh kerja itu.
3. Menetapkan langkah-langkah pelaksanaan yang lebih rinci serta penetapan waktu yang
digunakan.
a) Inventarisasi terhadap pekerjaan yang akan dilakukan selama bekerja.
b) Tiap pekerjaan yang harus dilakukan itu ditukiskan waktu yang diperlukan (pola waktu).
c) Jumlahkan pola-pola waktu itu seluruhnya dan bandingkan dengan waktu yang ada.
d) Tentukan urutannya. Tujuan ini untuk mencegah terjadi kelelahan dalam pemakaian
tenaga dan pemborosan waktu.
Penggunaan waktu dan tenaga ini sangat dirasakan oleh setiap orang yang kadang-kadang
merupakan hambatan untuk mencapai tujuan bagi orang yang tidak dapat
mempergunakannya dengan baik, akan tetapi dapat memperlancar kea rah tujuan pekerjaan
andaikata dapat mempergunakannya dengan baik.
4. Menetapkan jadwal praktek untuk setiap siswa.
Dalam melaksanakan praktek setiap siswa harus memperhatikan prinsip-prinsip
manajemen kerja yang sdh dipaparkan di awal tadi. Oleh karena itu perlu direncanakan sebuah
jadwal praktikum yang baik. Pembuatan jadwal dengan mempertimbangkan jumlah siswa
dalam setiap kelas, jumlah peralatan/fasilitas lab boga. Dengan demikian diharapkan setiap
siswa dapat melakukan praktek dengan baik sehingga dapat tercapai kompetensi yang
dirumuskan dan siswa memiliki ketrampilan yang matang.
Dimisalkan besar rombel dalam satu kelas 40 siswa dengan jobsheet yang harus dikerjakan
sebanyak 8 jobsheet untuk semester ganjil maka agar lebih efektif dan efisien dalam praktikum
maka bisa dibagi dalam 2 kelompok dimana Kelompok I terdiri dari 20 siswa dan kelompok II
terdiri dari 20 siswa. Ilustrasinya bisa dilihat pada tabel berikut ini.
No Hari/Tanggal Kelompok Waktu Praktek JobSheet ke-
1. Senin/7 Juli 2015 I 08.00-10.15 1
2. Selasa/8 Juli 2015 II 08.00-10.15 1
3. Senin/14 Juli 2015 I 08.00-10.15 2
4. Selasa/15 Juli 2015 II 08.00-10.15 2
5. Senin/21 Juli 2015 I 08.00-10.15 3
6. Selasa/22 Juli 2015 II 08.00-10.15 3
9. 9
7. Senin/28 Juli 2015 I 08.00-10.15 4
8. Selasa/29 Juli 2015 II 08.00-10.15 4
9. Senin/4 Agus 2015 I 08.00-10.15 5
10. Selasa/5 Agus 2015 II 08.00-10.15 5
11. Senin/11 Agus-15 I 08.00-10.15 6
12. Selasa/12 Agus-15 II 08.00-10.15 6
13. Senin/18 Agus-15 I 08.00-10.15 7
14. Selasa/19 Agus-15 II 08.00-10.15 7
15. Senin/25 Agus-15 I 08.00-10.15 8
16. Selasa/26 agus-15 II 08.00-10.15 8
Sehingga dengan jadwal tersebut diatas maka 8 jobsheet akan diselesaikan dalam waktu 8
untuk 2 kelompok praktek.
5. Mengatur tata letak alat-alat perlengkapan praktek.
Benda-benda dan alat-alat perlengkapan hendaknya ditata dekat dengan praktikan.
Lingkungan jarak untuk meletakkan alat itu sebaiknya merupakan setengah lingkaran yang
dapat dicapai oleh kedua tangan.
6. TATA LETAK DAN ALUR KERJA (LAY OUT)
Untuk menghindari pemborosan waktu, tenaga dan bahan-bahan, maka perlu
dipikirkan bagaimana mengatur tata letak peralatan dapur agar dapat menciptakan satu alur
10. 10
kerja yang baik tanpa membutuhkan tenaga ekstra dalam melaksanakan pekerjaannya.
Bilamana alur kerja dan alat-alat dapur telah tertata dengan baik maka pada tahap selanjutnya
dapat dibuat suatu peraturan atau kebijaksanaan-kebijaksanaan yang lebih tepat guna,
sehingga dapat menghemat waktu, tenaga dan bahan-bahan.
Perencanaan tata letak peralatan harus dipelajari terlebih dahulu secara seksama,
tidak hanya menentukan dimana alat tersebut harus diletakkan tetapi perlu pula dipikirkan
tentang ruang gerak dari pengolah yang akan mempergunakan alat-alat tersebut. Dari gambar
di bawah ini diuraikan langkah-langkah memproduksi hidangan mulai dari penerimaan bahan
sampai pembuangan sampah
Gambar Langkah-langkah Memproduksi Makanan.
Bentuk ruang dapur pengolahan disesuaikan dengan hidangan yang akan diproduksi,
apakah hidangan lengkap atau beberapa hidangan saja, seperti masakan khas daerah dengan
minuman air kelapa, nasi, gulai itik dan lainnya.Hal ini akan mempengaruhi bentuk dapurnya.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun dapur :
a. Sebaiknya alokasi dapur tidak jauh dari tempat penyimpanan bahan makanan.
b. Susunan dapur dimulai dari bagian persiapan, bagian pengolahan, kemudian bagian
penyajian dan pada setiap bagian dihubungkan dengan pintu penghubung.
c. Dapur dilengkapi dengan tempat pencucian dan penyiapan alat-alat dapur. Jalan di dapur
sebaiknya tidak digunakan untuk jalan umum, maksudnya jalan/gang yang ada di dapur
hanya digunakan untuk keperluan dapur saja.
Disiapkan
Barang
Diterima
Diporsikan
Diolah
Disantap
Kotoran
Dibuang
Disimpan
Disajikan
Dicuci
11. 11
d. Peletakan alat-alat masak yang permanen harus diperhitungkan efisiensinya, misalnya
stream centre, range centre, bak cuci dan lain-lain.
e. Harus tersedia pintu darurat dalam jumlah yang cukup, dan diperhitungkan
kemungkinan diperluasnya dapur di masa yang akan datang.
Gambar berikut ini memformulasikan tata letak sebuah restoran
Gambar
Gambar Dapur Restoran
Keterangan :
1. Mesin pembuat es
2. Mixer
3. Meja Kerja
4. Pengiris
5. Meja kerja dan Bak cuci
6. Mesin cuci Pring
7. Bak cuci alat dapur
8. Lemari pemanas
9. Oven
10. Lemari es
11. Kompor
12. Pemanggang
12. 12
13. Panic penggoreng
14. Meja untuk menyiapkan salad
15. Meja untuk menyiapkan hidangan ikan
16. Meja uap untuk pemanas hidangan
17. Oven
18. Griddle
19. Alat pengocok susu
20. Tempat es cream
21. Tempat susu
22. Tempat pemanas hidangan
23. Tempat minuman
24. Coffee um
BEBERAPA BENTUK SUSUNAN DAN TIPE DAPUR BERDASARKAN KEPADA URUTAN KERJA.
a.Dapur Tipe I ( Dapur Satu Dinding)
Aa
a b c
Gambar Bentuk dapur Satu Dinding
13. 13
Peralatan dapur ini disusun dalam garis lurus dan merapat ke dinding oleh karena itu
disebut juga dengan dapur tipe I, atau dapur satu dinding (one-wall kitchen). Pada gambar
diatas, bagian pertama (a) mulai dari kiri disusun peralatan kompor gas, kemudian (S) adalah
bak cuci, mesin cuci piring (dishwasher) dan bagian ujung terletak lemari es (refrigerator = ref).
Pada bagian atas dan bagian bawah dari susunan dapur ini terletak lemari cabinet tempat
menyimpan alat-alat.
Dari rancangan dapur ini terlihat bahwa pusat kerja (works area) terletak di tengah-tengah,
(lihat tanda panah). Pada rancangan b), terdapat tambahan alat oven (o) dekat kompor gas dan
alat lemari pendingin (freezer) dekat lemari es. Rancangan c), merupakan penyederhanaan dari
desain a) dan b) dengan mengutamakan bak cuci (2 buah). Gambar tsb adalah rancangan
menyeluruh dari ruang dapur. Dari gambar ini diperlihatkan bahwa pintu masuk (P) harus dekat
dengan lemari pendingin (penyimpan) untuk memudahkan memasukkan barang/bahan. Dari
rancangan ini juga terlihat penyatuan ruang dapur dengan ruang makan dan kegiatan ibu rumah
tangga lainnya. Seperti menjahit (sewing), menonton tv (dekat meja makan), lemari kain (cl),
penyimpan alat (storage = stg) mesin cuci (washing = w), mesin pengering (drying = d).
Gambar : Rancangan Menyeluruh Dari Tipe Dapur Satu Dinding
14. 14
Jadi dengan penyatuan ruang ini. Lengkaplah ruangan ini menjadi ruang pelayanan (servis
room) bagi suatu rumah tangga. Oleh karena gas dan asap harus dikeluarkan dari ruangan,
maka kompor harus dekat dengan jendela (j). Untuk mengeluarkan asap dibuat saluran keluar
melalui jendela. Saluran itu berada di bawah cabinet di atas bagian memasak yang diteruskan
ke jendela. Untuk penerangan alami jendela (j) ditempatkan pada pusat kerja dapur di depan
bak cuci (s) dan mesin pencuci (dw). Pada ruangan ini diperlihatkan juga bahwa kegiatan ibu
rumah tangga juga termasuk mengawasi anak-anak dengan menyiapkan ruang untuk anak-anak
di dapur (children area)
Gambar 7 : Foto Tipe Dapur Sejajar Dinding (Tipe I)
b. Dapur Tipe Koridor (sejajar)
Gambar denah dapur tipe sejajar
15. 15
Dapur tipe ini dapat terjadi apabila pintu masuk ke dalam ruangan, terdapat pada sisi ruang
yang terpendek, lebar antara meja bagian kiri dan kanan ini harus memperhitungkan area lalu
lintas orang keluar masuk ruangan. Pada rancangan gambar di atas, diperlihatkan alur kerja
dapur dalam bentuk segi tiga, untuk mempersiapkan, pengolahan, pemasakan, penyajian dan
pencucian. Mulai dari titik (ref) atau lemari es adalah titik untuk mempersiapkan, mengolah
dilakukan pada meja counter di antara lemari es dan bak cuci, kemudian memasak pada bagian
lingkaran-lingkaran kecil (kompor), kemudian meja di sebelah kompor dapat dipakai sebagai
tempat penyajian sementara sebelum dibawa ke meja makan (lihat gambar dibawah ini)
Gambar Denah Dapur Tipe Sejajar Lengkap
16. 16
c. Dapur Tipe L.
Gambar Denah Dapur Tipe L
Jika kita susun dua sisi yang berdekatan dalam ruang, dengan peralatan dapur maka
terjadilah tipe L, Perletakan pintu pada dapur tipe L ini, terdapat pada ujung-ujung L atau pada
bidang yang lain dari dapur L, perletakan lemari es tergantung dari perletakan pintu ini.
Gambar Denah Dapur Tipe L Lengkap
17. 17
Pada gambar rancangan di atas, terlihat: pola segi tiga”, menyimpan, megolah/mencuci,
memasak. Bagian kompor dan meyimpan dirancang bertentangan, sedangkan bagian tengah
selalu merupakan bagian mencuci (bak cuci atau mesin cuci). Alternatif lain dari rancangan ini
adalah dengan penambahan peralatan seperti peralatan oven yang diletakkan pada bagian
kompor (gambar tipe L). Atau penambahan bak cuci dan sebagainya. Pada gambar di atas,
diperlihatkan ruang dapur tersebut secara utuh, karena pada ruang ini ditambahkan tempat
untuk mencukur (barbecue), meja makan diletakkan dekat dengan jendela sebelah kiri, untuk
penerangan alami.
Pada rancangan ini susunan dapur tipe L, tersusun dari alur sebagai berikut : a) pintu, b)
meja (desk), c) lemari es, d) mesin cuci piring (dw), e) bak cuci piring (s), f) kompor gas, g) oven,
kemudian h) meja makan.
d. Dapur Tipe U
Gambar Denah Dapur Tipe U Lengkap
Dapur tipe U terjadi apabila: salah satu sisi ruang yang terpanjang merupakan bukaan yang
lebar. Dikehendaki meja dapur sebagai pembatas dengan ruang makan Memperkecil ruang
dapur dari ruang yang terlalu besar.
18. 18
Pada rancangan gambar di atas meja counter dibuat dekat kompor gas, untuk memudahkan
penyajian snack. Bagian ruang sebelah kanan di pergunakan untuk kegiatan mencuci dan
rekreasi (TV), seperti tempat meja kerja (desk) pengeringan pakaian (D) tempat mesin cuci (W),
tempat pakaian (cloth). Ruang ini juga dilengkapi dengan ruang makan dan tempat memotong
rambut (barbecue) atau semacam salon kecil, dan lemari penyimpan barang pecah belah (silver
china).
DAFTAR PUSTAKA
1. Ari Fadiati W.S. 1988. Pengelolaan Usaha Boga. Jakarta:P&K Dirjen Dikti.
2. Atisah Sipahelut, Petrusumadi.1991.Dasar-Dasar Desain.Jakarta:Depdikbud.
3. Garg, HP. Industrial Maintenance. S. Chand & Company Ltd, 1997.
4. Higgins, LR., PE. And LC. Morrow. Maintenance Engineering Handbook, 3
rd
edition. Mc.
GrawHill Book Company.
5. Maulana Syamsuri. K3 dan Budaya Keselamatan Kerja.Buletin Safety.
6. Supandi. Manajemen Perawatan Industri. Ganeca Exact Bandung.