1. KARYA TULIS
PEMELIHARAAN KAPAL-KAPAL MILIK
PT. PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO)
CABANG BELAWAN
PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO)
CABANG BELAWAN
TAHUN 2014
2. BAB I
PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang Masalah
Kegiatan pelayanan jasa kepelabuhanan yang diselenggarakan oleh Pelabuhan meliputi
pelayanan jasa kapal, barang, alat-alat bongkar muat, penumpang, petikemas, informasi dan jasa
kepelabuhanan lainnya.
Untuk menunjang pelayanan kapal dan barang maka diperlukan peralatan pelabuhan serta instalasi
penunjang lainnya yang harus diadakan oleh Pelabuhan. Peralatan pelabuhan yang diperlukan
sesuai dengan arus kegiatan kapal dan bongkar muat barang dapat dikategorikan menjadi 3 (tiga)
jenis, yaitu :
1. Peralatan pelabuhan untuk melayani kapal yang akan berlabuh/bersandar dan sebaliknya.
2. Peralatan pelabuhan untuk melayani kegiatan bongkar muat barang dari/ke kapal, di
lapangan/penumpukan dan masuk/keluar area pelabuhan.
3. Instalasi penunjang untuk kapal, barang dan penumpang seperti listrik dan air pengolahan
limbah.
Sedangkan Pelayanan kapal dimulai dari kapal masuk ke perairan pelabuhan, berada di kolam
pelabuhan, ketika akan bersandar di tambatan, sampai saat kapal meninggalkan pelabuhan dan
peralatan yang disediakan oleh Pelabuhan untuk melayani kapal umumnya terdiri dari kapal pandu,
kapal tunda, kapal kepil, dan tongkang air dan BBM.
Agar peralatan pelayaran kapal dan bongkar muat barang selalu dalam keadaan siap operasi
serta mencegah dari kerusakan, maka peralatan tersebut harus dipelihara secara rutin dan terencana
dengan baik. Dan untuk menghadapi persaingan pasar dituntut perusahaan untuk meningkatkan
kinerja perusahan, sementara hal terpenting untuk bersaing adalah kemampuan perusahaan untuk
memberikan pelayanan produk dan jasa dengan optimal kepada konsumen. Maka, dilakukan
penerapan sistem manajemen pemeliharaan secara optimal. Untuk mencapai keberhasilan
pemeliharaan perlu adanya :
- Buku petunjuk pemeliharaan (maintenance manual instruction).
- Kriteria pelaksanaan pemeliharaan.
- Perencanaan biaya pemeliharaan.
- Pelaksanaan pemeliharaan.
Sehubungan dengan hal tersebut maka peralatan-peralatan harus diberikan pemeliharaan yang
teratur dan berkala sehingga dapat bekerja secara optimal. Dan kunci dari peningkatan kinerja
terletak pada kemampuan perusahaan dalam mengatur sistem manajemen pemeliharaan.
Pengintegrasian secara optimal, oleh karena itu, perusahaan perlu menerapkan suatu metodologi
untuk mengintegrasikan proses-proses yang ada, yaitu dengan menerapkan manajemen sistem
pemeliharaan.
I.2 Tujuan
Tujuan dari penulisan Karya tulis ini adalah untuk memberikan gambaran dan pemahaman
tentang manajemen pemeliharaan, khususnya tentang manajemen pemeliharaan kapal di
lingkunagan PT. Pelabuhan Indonesia I (Persero) Cabang Pelabuhan Belawan. Dan utamanya
penulisan karya tuis ini yaitu bertujuan sebagai persyaratan dalam peningkatan atau penyesuaian
pangkat/golongan sesuai peraturan yang berlaku dalam perusahaan.
I.3 Ruang Lingkup dan Batasan
Yaitu pelaksanaan pemeliharaan peralatan pelabuhan khususnya pemeliharaan kapal-kapal
milik di lingkungan PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) Cabang Belawan.
3. BAB II
DASAR TEORI
2.1 Pengertian Pemeliharaan
Pemeliharaan mempunyai peranan yang sangat menentukan dalam kegiatan suatu perusahaan,
karena aktivitas pemeliharaan akan menentukan tingkat kelangsungan kegiatan produksi. Untuk
menjaga fasilitas atau peralatan tetap dalam keadan baik diperlukan kegiatan pemeliharaan yang
teratur, antara lain perolehan, penggunaan, perbaikan, hingga penghentiannya.
Pengertian pemeliharaan menurut Agus Ahyari dalam bukunya ”Manajemen Produksi (Perencanaan
Sistem Produksi)” adalah sebagai berikut: ”Pemeliharaan (Maintenance) merupakan kegiatan dalam
memelihara sarana dan fasilitas produksi yang terus menerus untuk menunjang kelancaran
pelaksanaan proses produksi dalam perusahaan yang bersangkutan”.
Dari pengertian di atas dapat di tarik kesimpulan bahwa pemeliharaan merupakan kegiatan merawat
atau memelihara sarana dan fasilitas produksi yang mana dapat menunjang dalam pelaksanaan
kegiatan proses produksi atau suatu kombinasi dari berbagai tindakan yang dilakukan untuk
menjaga suatu barang, memperbaikinya sampai pada suatu kondisi yang dapat diterima.
Dalam pengertian “suatu kondisi yang dapat diterima” antara suatu perusahaan berbeda dengan
perusahaan lainnya dan dimana kegiatan pemeliharaan itu berlangsung terus menerus pada
perusahan yang bersangkutan.
Tujuan utama kegiatan pemeliharaan adalah untuk:
1. Menjamin kegiatan produksi dapat berjalan sesuai dengan yang direncanakan.
2. Menjaga kualitas produk berada pada tingkat yang tepat.
3. Meningkatkan efisiensi dalam biaya pemeliharan.
4. Menjaga agar fasilitas atau peralatan yang dimiliki perusahaan dapat dipergunakan sesuai
masa manfaat yang diperlukan.
5. Untuk memperpanjang umur penggunaan asset.
6. Untuk menjamin ketersediaan optimum peralatan yang dipasang untuk produksi dan dapat
diperoleh laba yang maksimum.
7. Untuk menjamin kesiapan operasional dari seluruh peralatan yang diperlukan dalam keadaan
darurat setiap waktu.
8. Untuk menjamin keselamatan orang yang menggunakan peralatan tersebut.
Sasaran utama dalam manajemen pemeliharaan adalah :
1. Tercapainya suatu tingkat kesiapan operasi peralatan yang tinggi.
2. Tugas-tugas yang jelas dan tenaga yang menangani pemeliharaan.
3. Standar dan prosedur pemeliharaan sebagaimana yang tertera dalam buku petunjuk masing-
masing alat.
4. Tersusunnya Standar pemeliharaan untuk menghindari kerusakan yang berulang dan dapat
memperkirakan waktu perbaikan yang diperlukan.
5. Pengendalian biaya pemeliharaan.
Dalam merencanakan pemeliharaan untuk memelihara peralatan terdapat 4 (empat) pokok
persyaratan yang harus dipenuhi yaitu :
1. Program perawatan rutin yang meliputi pemeriksaan, pelumasan, penyetelan dan penggantian
berkala.
2. Prosedur kerja yang jelas.
3. Tertib pencatatan dan pekerjaan yang telah dilaksanakan serta melakukan evaluasi hasil kerja.
4. Ada kepastian terhadap program yang dilaksanakan sesuai rencana.
4. II.2 Jenis-jenis Pemeliharaan
Secara umum, ditinjau dari saat pelaksanaan pekerjaan perawatan, dapat di bagi menjadi dua
cara:
1. Perawatan yang direncanakan (Planned Maintenance).
2. Perawatan yang tidak direncanakan (Unplanned Maintenance).
Secara skematik pembagian perawatan bisa dilihat pada gambar berikut :
Bentuk-bentuk Perawatan
1. Perawatan Preventif (Preventive Maintenance)
Adalah pekerjaan perawatan yang bertujuan untuk mencegah terjadinya kerusakan, atau cara
perawatan yang direncanakan untuk pencegahan (preventif). Ruang lingkup pekerjaan
preventif termasuk: inspeksi, perbaikan kecil, pelumasan dan penyetelan, sehingga peralatan
atau mesin mesin selama beroperasi terhindar dari kerusakan.
2. Perawatan Korektif
Adalah pekerjaan perawatan yang dilakukan untuk memperbaiki dan meningkatkan kondisi
fasilitas/peralatan sehingga mencapai standar yang dapat diterima.
Dalam perbaikan dapat dilakukan peningkatan-peningkatan sedemikian rupa, seperti
melakukan perubahan atau modifikasi rancangan agar peralatan menjadi lebih baik.
3. Perawatan Berjalan
Dimana pekerjaan perawatan dilakukan ketika fasilitas atau peralatan dalam keadaan bekerja.
Perawatan berjalan diterapkan pada peralatan-peralatan yang harus beroperasi terus dalam
melayani proses produksi.
4. Perawatan Prediktif
Perawatan prediktif ini dilakukan untuk mengetahui terjadinya perubahan atau kelainan dalam
kondisi fisik maupun fungsi dari sistem peralatan. Biasanya perawatan prediktif dilakukan
dengan bantuan panca indra atau alat-alat monitor yang canggih.
5. Perawatan setelah terjadi kerusakan (Breakdown Maintenance)
Pekerjaan perawatan dilakukan setelah terjadi kerusakan pada peralatan, dan untuk
memperbaikinya harus disiapkan suku cadang, material, alat-alat dan tenaga kerjanya.
5. 6. Perawatan Darurat (Emergency Maintenance)
Adalah pekerjaan perbaikan yang harus segera dilakukan karena terjadi kemacetan atau
kerusakan yang tidak terduga. Disamping jenis-jenis perawatan yang telah disebutkan diatas,
terdapat juga beberapa jenis pekerjaan lain yang bisa dianggap merupakan jenis pekerjaan
perawatan seperti:
1. Perawatan dengan cara penggantian (Replacement instead of maintenance)
Perawatan dilakukan dengan cara mengganti peralatan tanpa dilakukan perawatan,
karena harga peralatan pengganti lebih murah bila dibandingkan dengan biaya
perawatannya. Atau alasan lainnya adalah apabila perkembangan teknologi sangat
cepat, peralatan tidak dirancang untuk waktu yang lama, atau banyak komponen rusak
tidak memungkinkan lagi diperbaiki.
2. Penggantian yang direncanakan (Planned Replacement)
Dengan telah ditentukan waktu mengganti peralatan dengan peralatan yang baru, berarti
industri tidak memerlukan waktu lama untuk melakukan perawatan, kecuali untuk
melakukan perawatan dasar yang ringan seperti pelumasan dan penyetelan. Ketika
peralatan telah menurun kondisinya langsung diganti dengan yang baru. Cara
penggantian ini mempunyai keuntungan antara lain, pabrik selalu memiliki peralatan
yang baru dan siap pakai.
Tingkat Pemeliharaan
Kebijakan perusahaan yang mengatur kegiatan perawatan peralatan disebut Preventif
Maintenance (PM), yang terbagi dalam :
1. PM tk. I : merupakan kegitan pemeliharaan yang dilakukan rutin sebelum alat
dioperasikan. Dilakukan oleh operator alat.
2. PM tk. II : merupakan kegiatan pemeliharaan yang dilakukukan oleh tim pemeliharaan
perusahaan dan kontraktor kontrak pemeliharaan.
3. PM tk. III : merupakan kegiatan perbaikan kerusakan dimana tingkat kerusakan alat
sudah kompleks sehingga diperlukan tenaga pihak ketiga atau kontraktor untuk memperbaiki.
4. PM tk. IV : merupakan kegiatan perbaikan, improvement alat dimana perkerjaan sangat
kompleks untuk mengatasi keterbatasan kinerja alat akibat kelangkaan sparepart dan
teknologi yang usang.
Anggaran biaya untuk melaksanakan PM tk I s.d tk III berasal dari anggaran biaya
pemeliharaan sedangkan biaya untuk melaksanakan PM tk. IV berasal dari anggaran investasi.
Istilah-istilah yang umum dalam perawatan:
1. Availability : Perioda waktu dimana fasilitas/peralatan dalam keadaan siap untuk
dipakai/dioperasikan. Jumlah jam maksimal dalam satu periode yang memungkinkan alat
beroperasi. (Misal 21 Jam).
2. Downtime : Perioda waktu dimana fasilitas/peralatan dalam keadaan tidak
dipakai/dioperasikan. Jumlah jam dalam satu periode dimana peralatan tidak beroperasi akibat
perawatan, perbaikan kerusakan dan menunggu sparepart.
3. Available Time : Jumlah jam dalam satu periode dimana peralatan siap untuk dioperasikan.
4. Utilize Time : Jumlah jam dalam satu periode dimana peralatan dioperasikan untuk
kegiatan.
5. Persentasi Availibility : Perbandingan jam alat siap dioperasikan dengan jam tersedia.
Dinyatakan dalam persen. (AV = AT/PTx100%)
6. Persentasi Utilisasi : Perbandingan jam alat dioperasikan dengan jam tersedia.
Dinyatakan dalam persen. (UT = U/PTx100%)
7. Check : Menguji dan membandingkan terhadap standar yang ditunjuk.
8. Maintenance management : Organisasi perawatan dalam suatu kebijakan yang sudah disetujui
bersama.
6. 9. Maintenance Schedule : Suatu daftar menyeluruh yang berisi kegiatan perawatan dan
kejadian-kejadian yang menyertainya.
10. Maintenance planning : Suatu perencanaan yang menetapkan suatu pekerjaan serta metoda,
peralatan, sumber daya manusia dan waktu yang diperlukan untuk dilakukan dimasa yang
akan datang.
11. Overhaul : Pemeriksaan dan perbaikan secara menyeluruh terhadap suatu fasilitas atau bagian
dari fasilitas sehingga mencapai standar yang dapat diterima.
12. Test : Membandingkan keadaan suatu alat/fasilitas terhadap standar yang dapat diterima.
Analisa dasar terhadap laporan kinerja peralatan sebagai berikut :
1. AT rendah kurang perawatan utilisasi rendah.
2. Util. rendah rendahnya AT dan permintaan pelayanan.
Matrik AT vs Utilisasi :
Ket.:
1. AV = Rendah dan UT = Rendah (Kurang Perawatan)
2. AV = Tinggi dan UT = Sedang (Kondisi Ideal)
3. AV = Tinggi dan UT = Rendah (kelebihan alat, dapat direlokasi)
4. AV = Tinggi dan UT = Tinggi (kekurangan alat, perlu penambahan)
7. BAB III
PEMBAHASAN
Tahapan-Tahapan Pemeliharaan
Pelaksanaan pemeliharaan pada PT. Pelabuhan Indonesia I (Persero), khususnya untuk
peralatan pada pelayanan kapal sebagai berikut :
I. Perencanaan
1. Pemeliharaan berdasarkan kondisi perencanaan dikelompokkan menjadi :
a. Pemeliharaan terencana (Planned Maintenance), Pemeliharaan terencana merupakan
perbaikan fasilitas pelabuhan yang pelaksanaannya telah direncanakan sesuai kebutuhan
yang terdiri dari:
1) Pemeliharaan Pencegahan (Preventive Maintenance)
2) Pemeliharaan Perbaikan (Corrective Maintenance)
3) Pemeliharaan Peningkatan (Improvement Maintenance)
b. Pemeliharaan tak terencana (Unplanned Maintenance)
Pemeliharaan tak terencana merupakan pemeliharaan dalam rangka perbaikan fasilitas
pelabuhan yang pelaksanaannya tidak direncanakan sebelumnya yang terdiri dari:
1) Pemeliharaan Darurat (Emergency Maintenance)
2) Pemerliharaan Henti Operasi (Breakdown Maintenance)
2. Kategori pemeliharaan dikelompokkan menjadi :
a. Pemeliharaan Tingkat I, Merupakan pemeliharaan oleh ABK bersifat sangat ringan dan
rutin setiap hari.
b. Pemeliharaan Tingkat II, Perawatan berdasarkan hour meter, dilakukan oleh
ABK/mekanik bersifat ringan dan berkala, misalnya penggantian filter, pemeriksaam
kondisi serta fungsi kerja.
c. Pemeliharaan Tingkat III, Perawatan 1 dan 4 tahun, yaitu dilakukan oleh tenaga pihak
ke-3 berupa pekerjaan pengecatan, reparasi, pengukuran dan kalibrasi serta penggantian
sebagian komponen/part atau alat.
d. Pemeliharaan Tingkat IV, Perawatan 4 tahun lebih, yaitu dilakukan oleh tenaga pihak
ke-3 bersifat sangat kompleks berupa pekerjaan reparasi berat, modifikasi, penggantian
komponen, general overhaul, reengine.
3. Pemeliharaan yang akan dilaksanakan diatas harus mengikuti tahapan inspeksi, investigasi
dan identifikasi, evaluasi, perencanaan perbaikan, penyiapan dokumen teknis (Gambar,
RKS/TOR, RAB, Jadwal Pelaksanaan).
4. Masing-masing bentuk pemeliharaan diatur lebih lanjut pada Pedoman Pelaksanaan
Pemeliharaan (prosedur dan pedoman) atau dengan mengisi secara online pada
https://www.penyiapanarmada.com.
5. Dokumen minimal yang harus dipersiapkan dalam penerapan pemeliharaan terencana adalah
jadwal pemeliharaan, spesifikasi pekerjaan, laporan inspeksi, daftar riwayat pemeliharaan
6. Perencanaan pemeliharaan merupakan dasar untuk pengusulan anggaran pemeliharaan dan
pelaksanaan pemeliharaan.
7. Untuk mengetahui kondisi sebagai bahan perencanaan pemeliharaan secara periodik
dilakukan pengecekan kondisi fisik atau survey inspeksi pada kapal untuk membuat daftar
atau repair list perbaikan.
II. Pelaksanaan
1. Proses pengadaan barang dan jasa terkait pelaksanaan pemeliharaan dilaksanakan oleh
Penanggujawab Program sesuai ketentuan tentang Pelaksanaan Barang/Jasa di Lingkungan
PT Pelabuhan Indonesia I (Persero).
8. 2. Pelaksanaan pemeliharaan dapat dilaksanakan melalui swakelola maupun pihak
kedua/kontraktor.
3. Dalam pelaksanaan pemeliharaan Penanggungjawab Program harus berkoordinasi dengan
bidang terkait khususnya Bidang Operasi untuk dapat meminimalisir efek dari pemeliharaan.
III. Pengendalian dan Pengawasan
1. Pengendalian pemeliharaan dilaksanakan oleh Pelaksana Program sesuai dengan rencana yang
disusun.
2. Penanggung jawab Program bertanggung jawab untuk memastikan pelaksanaan pemeliharaan
berjalan dengan baik yang dilaksanakan secara swakelola maupun pihak kedua/kontraktor.
3. Pengendalian meliputi pengendalian waktu, biaya dan kualitas pekerjaan.
Kebijakan penetapan Possible Time (PT) dapat berbeda tergantung pada kondisi dan asumsi
yang disepakati :
1. Asumsi PT=21 jam 24 jam - 3 jam : pergantian shift; waktu makan dan lain-lain.
2. Asumsi PT=24 jam pengaturan waktu makan dan shift diatur sedemikian rupa.
3. Asumsi PT=16 jam 24 jam - 8 jam : waktu rata-rata untuk perawatan.
4. Asumsi PT=12 jam untuk pelabuhan yang hanya beropeasi pada siang hari.
Perbedaan penetapan Possible Time (PT) mempengaruhi besaran Utilisasi (Utilisasi
memperhatikan juga jumlah jam Utilisasi dan besaran PT).
Kondisi Atau Survey Inspeksi Kapal
Yang diperiksan yaitu sebagai berikut :
1. Fisik Kapal
Yang diperiksa sbb :
a. LAMBUNG (Lambung diatas garis air, kamar mesin, superstructure, weather deck/main
deck, Tepi geladak (deck stringer),double bottom tanks, forepeak tank, steering room,
tiang mast, Drainage dll) dan
b. Item-item LAMBUNG TIMBUL ( Load Lines ) : (Marking (Draft, Plimsoll marks, Ship
Identification Number and name), Railing, Ladder, pintu kedap cuaca (watertight door),
skylights, ventilators, pipa udara, pipa sounding/duga, CVS (clear view screen), Jendela
Kedap Air (Side Scuttle), dead lights, Scupper, sanitary discharge and valve, pipa buang
(out board) dan katup, bulwark/kubu-kubu berikut lubang pembebaan (freeing port),
Ventilation system, sanitary facilities, ruang serobong gas buang, dll ) Jalur/Jalan dan
pintu darurat untuk lintasan operasional akses/Lintas-Lintas Penyelamatan Diri (Primary
and Secondary Escape Route) dan Emergency exits/mean of escape access harus dalam
keadaan bebas dan diberi petunjuk arah serta dalam keadaan baik
Pemeriksaan umum dengan visual (terhadap Painting, Korosi, Pengurangan Ketebalan,
Retak/Craks, Deformasi, Buckling, Deformasi, hole, wastage, cleanliness) terhadap
konstruksi utama dan alat penutupannya (Effective weathertightness, gaskets and clamping
devices, Covers, casings and coamings, bolt).
2. Dokumentasi dan Sertifikat
Periksa Sertifikat dan Dokumen Kapal dengan memeriksa Masa Berlaku (Validitas) nya,
untuk Sertifikat Klass jenis survey, Rekomendasi (Jika Ada) dan Jatuh Tempo Survey agar
mempertahankan kelas kapal tersebut.
3. Permesinan dan instalasinya
Yang diperiksa yaitu kebersihan di kamar mesin dan KINERJA/PERFORMA permesinan di
kapal dengan melaksanakan uji fungsi terhadap permesinan di kapal (ME, AE, pompa-pompa,
perpipaan, kelistrikan dll)
4. Peralatan
Yang diperiksa antara lain :
a. Alat-Alat Navigasi (Navigation Equipment)
9. Yang diperiksa jumlah dan fisik serta fungsi dari Lampu Navigasi (Lampu tiang
depan/fore masthead light, Lampu tiang utama (main masthead), Lampu samping kiri
dan kanan (PS and SB light), Lampu buritan (stern light), Lampu gandeng (towing
light), Lampu jangkar depan/belakang (anchor light), Lampu mesin induk mati (not
under command light), emergency light and batteries dll), Kompas magnet, Gyro
compass, Peralatan Navigasi lainnya (Lampu isyarat siang hari (daylight signalling
lamp), Bel ( forecastle bell), gong, Suling kapal/suling kabut (ship whistle/fog horn),
Bola jangkar, Marine clock, Clinometer, Binocular dll), Perlengkapan Radio/ GMDSS
(Radio telephony, Very Hight Frequency Radio Receiver (VHF Radio), VHF
radiotelephone, Two way VHF radiotelephone), SSB Radio Telephone, Echo sounder,
GPS, fax dan Navtex, Radar kapal dan Inmarsat, Radar Transponder, Engine Telegraph,
telepon internal dan sistim pengeras suara, Radar Transponder (SART), EPIRB, AIS,
Horn dll
b. Alat-Alat Keselamatan (Life Safing Appliances – LSA Code) dan Pencegahan
Pencemaran.
Yang diperiksa jumlah dan fisik serta fungsi dari Line throwing appliances (alat
pelempar tali) lengkap dengan roketnya, Parachute distress signal (isyarat bentuk
parasut), Rocket Parachute Flare, Inflatale Life Raft, HRU (Hydrostatic Release Units),
Life Jacket, Lifebuoys (with Line, Light and Smoke), Pilot ladder atau tangga pandu,
Pyrotechnics (Parachute Signal, Red Hand Flare, Smoke Signal, Line Throwing
Appliances), Walkie Talkie, Helm, Pelindung Telinga, First Aid Box, Working Clothes,
Survival Craft VHF dll dan Oily Water Separator (OWS), Oil record book.
c. Alat-Alat Pemadam Kebakaran ( Fire Fighting Appliances – FFA Code )
Yang diperiksa jumlah dan fisik serta fungsi dari Sumber kebakaran dan peledakan (fire
dan explosion sources), Sistem pemadam kebakaran, alarm/detection, tata letaknya dan
peralatan pendukungnya serta aksesnya International Shore Connection, Fixed fire-
extinguishing systems, Fire pump termasuk emergency fire pump, GS Pump, fire
line/main (piping), Fire Hydrant, hoses, nozzles, Fire Hose Box, fire gun (Water
Monitor Gun), fireman outfit lengkap dengan alat breathing apparatus dengan lifeline
dan baju tahan api, lampu keselamatan dan kapak api, Fire detectors (Smoke Detector,
Heat Detector), Fire Extinguisher CO2, fire alarm (Push Button Switch, Bell Fire
Alarm), fire control panel, Automatic sprinkler system, Ventilation system fan, Remote
Control For Valve, Fixed dry-chemical powder fire fighting system, Water spray
system, Fixed foam fire fighting system, Portable and mobile fire-extinguishers
(Portable foam applicator units, Portable Fire Extinguisher Dry Powder Chemical,
Wheeled Foam Extinguisher) penetration and pipes, Penetrations of ventilation ducts
cable, Isolation valves, Fuel oil tank shut-off valves, Emergency stop of fans, isolating
the fuel supply to individual engines dll
5. Pengawakan
Periksa Jumlah dan persyaratan pengawakan serta jobs desknya.
Macam-Macam Kegiatan Pemeliharaan
Yang dilaksanakan dalam sistem pemeliharaan kapal yang terencana adalah :
Pembersihan/pencucian, Pemeriksaan, Pelumasan (lubrication), Penyetelan (adjustment),
Pengukuran, Pengecatan, Perbaikan, Rekondisi, Modifikasi, Pengetesan komponen, Pemantauan
dan analisis data teknis, Pengujian fasilitas, Perencanaan tata kala pemeliharaan, Perencanaan
pengadaan suku cadang, Pencatatan utilisasi, gangguan dan kesiapan alat, Pencatatan biaya operasi
dan pemeliharaan alat, Pencatatan riwayat pemeliharaan dan perbaikan.
10. BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
IV.1 Kesimpulan
1. Dalam Pemeliharaan Kapal-Kapal Milik PT. PELABUHAN INDONESIA I (Persero)
Cabang Belawan, mengikuti Keputusan Direksi tentang PEDOMAN
PEMELIHARAAN FASILITAS DAN PERALATAN PELABUHAN DI
LINGKUNGAN PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) dan mengisi secara
online pada https://www.penyiapanarmada.com
2. Sasaran utama dalam manajemen pemeliharaan adalah :
a. Tercapainya suatu tingkat kesiapan operasi peralatan yang tinggi.
b. Tugas-tugas yang jelas dan tenaga yang menangani pemeliharaan.
c. Standar dan prosedur pemeliharaan sebagaimana yang tertera dalam buku
petunjuk masing-masing alat.
d. Tersusunnya Standar pemeliharaan untuk menghindari kerusakan yang berulang
dan dapat memperkirakan waktu perbaikan yang diperlukan.
e. Pengendalian biaya pemeliharaan.
Dengan keberhasilan tersebut akan dapat dicapai bila didukung oleh :
- Tersedianya bengkel perawatan dan store.
- Tersedianya sumber daya manusia dengan ketrampilan yang memadai.
- Kesiapan suku cadang/material.
3. Dalam merencanakan pemeliharaan untuk memelihara peralatan khususnya kapal
terdapat 4 (empat) pokok persyaratan yang harus dipenuhi oleh Cabang Belawan yaitu :
a. Program perawatan rutin yang meliputi pemeriksaan, pelumasan, penyetelan dan
penggantian berkala.
b. Prosedur kerja yang jelas.
c. Tertib pencatatan dan pekerjaan yang telah dilaksanakan serta melakukan evaluasi
hasil kerja.
d. Ada kepastian terhadap program yang dilaksanakan sesuai rencana.
4. Prosedur Pemeliharaan peralatan dalam hal ini kapal dilakukan dengan sistem
pemeliharaan yang terencana (Planed Maintenance System - PMS) yang artinya adalah
suatu kegiatan untuk memelihara secara terencana berdasarkan tata kala sesuai dengan
buku petunjuk pabrik (maker), agar dapat bekerja/beroperasi secara kontinyu tanpa
adanya gangguan atau untuk mengembalikan kondisi nominal secara ekonomis dan
aman. PMS ini harus ditunjang dengan adanya perangkat keras (hardware), perangkat
lunak (software) dan tenaga pelaksana (brainware).
a. Perangkat Keras
- Fasilitas peralatan produksi
- Suku cadang
- Peralatan kerja (toolkit)
- Peralatan keselamatan kerja
b. Perangkat Lunak
- Data spesifikasi teknis alat dan komponen utama yang mencakup jenis alat, merk,
tipe, kapasitas, nomor register, tahun pembuatan, tahun pengoperasian, mesin
penggerak dan harga perolehan.
- Perencanaan tata kala (scheduling) pemeliharaan berdasarkan buku pedoman
pabrik dan dibuat dalam bentuk checklist untuk setiap periode waklu tertentu
berdasar jam kerja mesin/komponen.
- Surat perintah kerja yang berfungsi menugaskan dan memantau pelaksanaan serta
pemakaian suku cadang.
11. - Catatan (history record) setiap pemeliharaan, perbaikan, gangguan, penggantian
suku cadang, overhoul, rekondisi, modifikasi, biaya dan utilisasi.
- Prosedur penyerahan alat dari bagian operasi ke bagian pemeliharaan dan
sebaliknya.
IV.2 Saran
1. Untuk memenuhi kebutuhan Manajemen Pemeliharaan kapal-kapal milik, maka dapat
dikembangkan oelh cabang Belawan adanya 8 kunci dokumen berikut :
a. Daftar inventaris.
b. Jadual perawatan (maintenance schedule).
c. Spesifikasi pekerjaan yang harus dilaksanakan (job specification).
d. Program perawatan menyeluruh (maintenance programme).
e. Rencana kerja mingguan/bulanan (weekly/monthly plan).
f. Laporan pemeriksaan perawatan atau Survey kondisi Fisik.
g. Daftar permintaan perbaikan (work requestion).
h. Catatan riwayat masing-masing alat (historical record).
2. Dalam pelaksanaanya pemeliharaan kapal-kapal milik Cabang Belawan diperlukan arus
kerja dan sistem yang jelas dan berfungsi untuk :
a. Memantau jam atau hari operasi penggunaan peralatan.
b. Mengkoordinasi kegiatan dari unit operasional dengan unit pemeliharaan
(bengkel), seperti pelaksanaan pembongkaran atau perbaikan peralatan, perkiraan
waktu pemeliharaan/perbaikan, permintaan operasi berdasarkan prioritas.
c. Perencanaan kegiatan pemeliharaan dan perbaikan (jadwal pemeliharaan, program
pemeliharaan harian, mingguan, bulanan dan tahunan).
d. Membuat laporan pemeriksaan, perintah kerja dan job specification serta
penelitian laporan harian kegiatan bengkel. Menghimpun catatan mengenai
peralatan untuk pencatatan riwayat masing-masing alat.
DAFTAR PUSTAKA
1. Buku Referensi Kepelabuhanan PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) seri 05 edisi II tentang
Peralatan Pelabuhan tahun 2009.
2. Slide Presentasi Training Marine Surveyor PT Biro Klasifikasi Indonesia (Persero) tentang
Survey Kondisi (Condition Survey).
3. http://www.scribd.com/doc/231392707/metode-perawatan-mesin-docx
4. Buku Petunjuk dan Prosedur Survey untuk Pemilik Kapal, Operator, galangan kapal dan
Pabrik Material/Komponen PT. Biro Klasifikasi Indonesia edisi 2005.