Bab ini membahas munculnya nasionalisme di Indonesia yang dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti perluasan kekuasaan kolonial Barat, perkembangan pendidikan Barat maupun Islam, serta berdirinya sekolah-sekolah swasta seperti Taman Siswa dan sekolah Muhammadiyah. Nasionalisme mulai tumbuh di kalangan terpelajar akibat kesadaran akan penindasan dan kemandirian bangsa.
1. BAB 3 MUNCULNYA
NASIONALISME INDONESIA
TUJUAN PEMBELAJARAN
Dengan mempelajari bab ini, kamu
diharapkan mampu:
mendeskripsikan pengertian nasionalisme
atau kesadaran nasional;
mengidentifikasi pengaruh perluasan
kekuasaan kolonial barat terhadap
munculnya nasionalisme di Indonesia;
mengidentifikasi pengaruh
perkembangan pendidikan barat
terhadap munculnya nasionalisme di
Indonesia;
mengidentifikasi pengaruh
perkembangan pendidikan Islam
terhadap munculnya nasionalisme di
Indonesia.
3. PENGERTIAN NASIONALISME
ATAU KESADARAN NASIONAL
Istilah Nasionalisme berasal dari kata bahasa Latin natio
yang berarti ‘kelahiran’ atau ‘macam-macam ikatan
yang didasarkan pada satu garis keturunan yang sama’.
Dalam Bahasa Inggris, natio berubah menjadi nation
yang berarti ‘bangsa’ atau ‘sekelompok manusia yang
tinggal di suatu daerah tertentu, memiliki kesadaran
untuk bersatu karena memiliki nasib, cita-cita, dan
tujuan yang sama’.
Dengan demikian, nasionalisme berarti perasaan cinta
dari semua komponen bangsa terhadap bangsa dan
tanah airnya yang timbul karena kesamaan sejarah,
agama, bahasa, kebudayaan, pemerintahan, tempat
tinggal, dan berkeinginan untuk mempertahankan
serta mengembangkannya sebagai milik bersama.
4. PENGERTIAN NASIONALISME
ATAU KESADARAN NASIONAL
Nasionalisme sendiri umumnya tumbuh dan
berkembang di kalangan kaum terpelajar suatu
bangsa. Nasionalisme di kalangan terpelajar ini
tumbuh karena sejumlah alasan atau faktor.
Pertama, kesadaran akan kesamaan politik yang
disebabkan oleh penindasan atau penjajahan oleh
bangsa lain atau oleh penguasa yang otoriter.
Kedua, kesadaran akan kesamaan kultural seperti
kesamaan ras, bahasa, tradisi, sejarah, dan
budaya.
Ketiga, kesadaran akan persamaan fisik seperti
tanah air dan geografi.
Keempat, kesadaran akan kesamaan agama dan
ideologi.
5. PENGARUH PERLUASAN
KEKUASAAN KOLONIAL BARAT
Kekuasaan kolonial Barat di Indonesia pada mulanya
hanya ingin pendominasi perekonomian.
Di kemudian hari, kaum kolonial juga berusaha
mendominasi wilayah Indonesia secara politik.
Akibat dari perluasan kekuasaan kolonial Barat ini,
rakyat Indonesia menderita kemiskinan dan
keterbelakangan.
Penjajahan dan penindasan beratus tahun yang
dilakukan penjajah Barat itu akhirnya menimbulkan
kesadaran bangsa Indonesia.
Hal ini dicapai melalui pendidikan setelah Pemerintah
Belanda mengeluarkan kebijakan Politik Etis.
6. POLITIK ETIS
Politik Etis adalah kebijakan pemerintah kolonial
Belanda sebagai balas budi terhadap
kemakmuran Belanda yang berasal dan Hindia
Belanda (Indonesia). Politik Etis sendiri berawal
dari anjuran C. van Deventer (Politikus Belanda)
dan Pieter Brooshooft (wartawan koran De
Locomotief). Kebijakan Politik Etis terdiri dari:
Irigasi, pembangunan dan perbaikan pengairan
dan bendungan untuk pertanian.
Emigrasi, pengorganisasian perpindahan
penduduk (transmigrasi).
Edukasi, penyelenggaraan pendidikan.
7. PENGARUH PERKEMBANGAN
BUDAYA BARAT
Pemerintah Belanda secara lambat laun
mendirikan sekolah-sekolah.
Mula-mula sekolah yang dibuka
terbatas sampai tingkat rendah saja.
Baru dalam dasawarsa kedua abad ke-
20 dibuka sekolah tingkat menengah.
Sejak tahun dua puluhan, dibuka pula
sekolah tingkat tinggi.
9. SISTEM PENDIDIKAN BARAT
Sistem pendidikan Barat yang dilaksanakan harus
disesuaikan dengan karakteristik masyarakat Indonesia,
terutama mengenai bahasa pengantar maupun sistem
pengajarannya. Pada masa itu, ada empat kategori
sekolah, yaitu:
Sekolah Eropa yang sepenuhnya memakai model
sekolah negeri Belanda (tipe 1).
Sekolah bagi pribumi yang memakai bahasa Belanda
sebagai bahasa pengantar (tipe 2).
Sekolah bagi pribumi yang memakai bahasa
daerah/pribumi sebagai bahasa pengantar (tipe 3).
Sekolah yang memakai sistem pribumi (tipe 4).
10. SISTEM PENDIDIKAN BARAT
Sistem pengajaran kolonial ketika
dibagi dalam dua jenis, yaitu:
Pengajaran pendidikan umum.
Pengajaran kejuruan.
11. SEKOLAH-SEKOLAH SWASTA
Di samping sekolah-sekolah yang
diselenggarakan pemerintah kolonial,
muncul pula sekolah-sekolah swasta.
Contohnya Taman Siswa dan sekolah-
sekolah lain yang diselenggarakan
komunitas agama tertentu, seperti
Muhammadiyah (Islam), Missi (Katolik),
dan Zending (Kristen).
13. PENGARUH PERKEMBANGAN
PENDIDIKAN ISLAM
Pada masa sebelumnya, pendidikan Islam di
Indonesia dicampuri oleh bermacam-macam ajaran
mistik, penghormatan pada guru secara berlebihan,
sistem pengajaran yang masih sederhana, dan lain-
lain.
Setelah timbulnya gerakan pembaharuan,
pendidikan Islam dimodernisasikan dengan
mengubah sistem pengajaran dan kurikulum yang
lebih bisa beradaptasi dengan perkembangan
zaman.
Muncul kemudian sekolah-sekolah yang didirikan
oleh organisasi Muhammadiyah.
14. K.H. AHMAD DAHLAN
K.H. Ahmad Dahlan
pendiri
Muhammadiyah.
Dalam setiap
pengajarannya ia
sering menanamkan
kepada muridnya
bahwa cinta kepada
tanah air adalah
sebagian dari iman.