SlideShare a Scribd company logo
Politik DRAINAGE Belanda mengeruk
kekayaan dari negara Indonesia untuk kepentingan
dan kesejahteraan negara Belanda.
Puncaknya : Terjadi pada masa tanam paksa dimana
Belanda mampu membangun Dam, sedangkan rakyat
Indonesia hidup sengsara.
LATAR BELAKANG MUNCULNYA PERGERAKAN NASIONAL
Politik balas budi yang bertujuan
untuk memperbaiki kesejahteraan
masyarakat Indonesia.
TRIAS VAN DEVENTER
1. IRIGASI → bertujuan untuk
mengairi sawah rakyat
Indonesia agar hasil panennya
meningkat.
2. EMIGRASI → mengurangi
kepadatan di P. Jawa dan
mengolah tanah di luar Jawa.
3. EDUKASI → meningkatkan
kualitas masyarakat Indonesia
PELAKSANAAN
1.IRIGASI digunakan untuk
mengairi perkebunan milik
swasta Belanda.
2.EMIGRASI digunakan untuk
membuka lahan baru di P. Jawa
dan mendapatkan tenaga kerja
murah.
3.EDUKASI digunakan semata-
mata untuk memnuhi
kebutuhan pegawai rendahan.
INTERNAL
1. Penderitaan masyarakat
pribumi sejak
diberlakukannya politik
tanam dan politik
liberal.
2. Lahirnya golongan
intelektual
3. Program Pax-
Neerlandica
EKSTERNAL
1. Kemenangan Jepang atas
Rusia (1905)
2. Kelahiran paham-paham
baru, seperti :
 Nasionalisme
 Liberalisme
 Sosialisme
 Demokrasi
1. Perkembangan
Nasionalisme di Berbagai
Negara.
PERGERAKAN DI INDONESIA
Pergerakan Nasional (1908 - 1942)
Masa Pembentukan (1908 - 1920)
Masa Radikal/Nonkooperasi (1920 – 1930)
Masa Moderat/Kooperasi (1930 – 1942)
1. Keanggotannya tidak didasarkan
atas kelompok etnis (suku) tertentu,
melainkan beberapa kelompok
etnis.
2. Sebagian besar pemimpin
pergerakan nasional berasal dari
kalangan terdidik.
3. Organisasi-organisasi pergerakan
nasional tersebut memiliki tujuan
yang jelas.
4. Organisasi-organisasi pergerakan
nasional memiliki paham
kebangsaan atau nasionalisme.
Tahun
1908
Tahun
1911/
1912
Tahun
1912
Tahun
1920
Tahun
1922
Tahun
1926
Tahun
1927
Budi
Utomo
Sarekat
Islam
Muhama
diyah
dan
Indische
Partij
PKI Indischee
Vereenigi
ng
NU PNI
BUDI UTOMO
o Berdiri : 20 Mei 1908
o Tokoh Perintis :dr. Wahidin
Sudirohusodo
o Ketua : Sutomo
o Anggota :Pelajar STOVIA
o Tujuan : Mencapai
kemajuan dan meningkatkan
derajat serta martabat bangsa
Indonesia melalui bidang
pendidikan dan kebudayaan.
o Tanggal berdiri Budi Utomo
diperingati sebagai Hari
Kebangkitan Nasional
SAREKAT ISLAM (SI)
o SDI (Jakarta) : 1909
o SDI (Yogyakarta) : 1911
o Tujuan :
 Menyatukan pedagang muslim dalam
persaingannya dengan pedagang Cina
o Pendiri : K.H. Samanhudi
Tahun 1912 SDI diubah menjadi Sarekat Islam (SI)
o Pendiri : H.O.S. Cokroaminoto dan K.H.
Agus Salim
o Anggota : rakyat Indonesia
o Tujuan :
 Memajukan kehidupan rakyat melalui
perekonomian
 Membina persatuan dan memajukan umat Islam
 Mengangkat dan memajukan derajat serta
kecerdasan rakyat untuk menentang setiap bentuk
penindasan
Indische Partij
o Berdiri : 25 Desember 1912
o Tokoh Pendiri : Tiga Serangkai
1. Douwes Dekker
2. Cipto Mangunkusumo
3. Suwardi Suryaningrat
o Tujuan :
 1. Mengembangkan rasa nasionalisme dan
menciptakan kebersamaan dan persatuan
antara orang Indo dan orang bumiputera
 2. Mempersiapkan kehidupan rakyat yang
merdeka
Perhimpunan Indonesia (PI)
Berdiri : 1908 dengan nama Indische
Vereeniging di Belanda
Bersifat : sosial, beralih bersifat politik dengan
nama Indonesische Vereeniging
Tahun 1925 berubah nama menjadi Perhimpunan
Indonesia
Pendiri : Sultan Kesayangan dan R.M Noto
Suroto
Tokoh : M. Hatta, Ahmad Subardjo, dr. Cipto M,
Douwes Dekker, Suwardi Suryaningrat
Tujuan : Mengusahakan suatu pemerintahan
untuk Indonesia.
Bersifat keras dan tidak mau bekerjasama dengan kolonial Belanda
(non-kooperasi).
Partai Komunis Indonesia (PKI)
o Berdiri : 1914, dengan nama
Indische Sociial Demokratische
Vereeniging (ISDV)
o Pendiri : Sneevliet dan Semaun
Tahun 1920 diganti nama menjadi
Partai Komunis Nasional
o Ketua : Semaun
o Anggota : buruh dan tani
o Partai ini sering melakukan
pemberontakan
Partai Nasional Indonesia (PNI)
o Berdiri : 4 Juli 1927
o Pendiri : Ir. Soekarno, Ishaq
Cokrohadisuryo, Mr. Sartono, Mr. Sunaryo
o Tujuan : mencapai Indonesia merdeka
o Asas :
1. Self help; menolong diri sendiri
2. Non-kooperastif; tidak mau bekerjasama
dengan Belanda
3. Marhainisme; memperjuangkan rakyat
kecil
o Dalam Kongres pertama (27-30 Mei 1928),
disahkan :
o Ketua : Ir. Soekarno
o Sekretaris/Bendahara : Ishaq cokrohadisuryo
o Anggota : Samsi
sastrowidagdo, Mr. Sartono, Mr. Sunaryo, Ir.
Anwari
ORGANISASI YANG BERDIRI DI MASA KOOPERASI
PARINDRA
PARTINDO
GAPI
ORGANISASI
KEAGAMAAN
ORGANISASI
PEMUDA & WANITA
 Kata ”wawasan” berasal dari ”wawas” (bahasa Jawa)
yang artinya melihat atau memandang.
Penambahan akhiran ”an”, kata ini secara harfiah
berarti : cara penglihatan atau cara tinjau atau cara
pandang.
 Dalam Bahasa Inggris, kata “Kebangsaan” disebut
dengan “Nationality”. Kebangsaan pasti akan terkait
dengan “Nasionalisme”. Berbicara nasionalisme
tentu sangat berkait dengan dua konsep penting,
yakni “Negara” (nation) dan “Bangsa” (state).
Sumpah Pemuda
28 Oktober 1928
ikrar tentang satu
bangsa, satu bahasa
dan satu tanah air
INDONESIA
PROKLAMASI
17 Agustus1945
Nation State
Konsepsi kebangsaan
“Bhineka Tunggal Ika”
merupakan salah satu
senyawa dari ideologi
Bangsa Indonesia,
PANCASILA
cerminan betapa
Indonesia menghargai &
menghormati perbedaan,
keragaman &
kemajemukan dalam
kerangka persatuan dan
kesatuan Indonesia
“Founding Father” Bangsa Indonesia sangat menyadari
bahwa bangsa ini terbentuk karena persamaan nasib,
persamaan sejarah, dan persamaan perjuangan. Artinya,
persamaan inilah yang mendorong terbentuknya Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Jadi, bukan
persamaan etnis, suku, agama, dan golongan.
• Dalam konteks inilah, semangat kebangsaan yang menghargai
perbedaan, kemajemukan, pluralisme dan keanekaragaman
harus dijunjung tinggi dan ditanamkan secara simultan kepada
anak cucu generasi penerus bangsa Indonesia agar supaya
mereka menyadari hakekat bangsa Indonesia yang luas dan
bervariasi ini.
• Hal ini sangat penting mengingat saat ini ada kecenderungan
dikalangan generasi penerus bangsa Indonesia mulai menipis
semangat kebangsaan dan bahkan tidak tahu makna dan
hakekat dari “perbedaan dalam kesatuan” yang dilahirkan oleh
bapak pendiri bangsa Indonesia ini. Maraknya konflik politik,
kekerasan kolektif dan kerusuhan massal yang terjadi di
Indonesia pada penghujung abad 20 ini telah mengindikasikan
mulai menguatnya gejala disintegrasi bangsa yang bermuara
pada gerakan-gerakan separatisme secara sporadis di
beberapa daerah di Indonesia.
Berdasarkan pengertian tentang wawasan dan kebangsaan, maka dapat
disimpulkan bahwa pengertian wawasan kebangsaan adalah cara
pandang suatu bangsa yang telah menegara tentang diri dan
lingkungannya dalam eksistensinya yang serba terhubung (melalui
interaksi dan interelasi) dan dalam pembangunannnya di lingkungan
nasional (termasuk lokal dan propinsional), regional, dan global.
• Kebangsaan Gel Pertama : Kebangkitan Nasional 1908
• Kebangsaan Gel Kedua : Sumpah Pemuda 1928
• Kebangsaan Gel Ketiga : Kemerdekaan 1945
• Kebangsaan Gel Keempat : Orde Baru 1966
• Kebangsaan Gel Kelima : Lahirnya Orde Reformasi
• Menurut Gooch[1], nasionalisme adalah merupakan kesadaran diri suatu
bangsa. Nasionalisme adalah ikatan emosional dan refleksi hakiki antar
entitas dalam suatu bangsa. Nasionalisme telah berkembang sejak akhir
abad ke-18.
• Menurut Greenfeld dan Chirot[2], istilah nasionalisme mengacu pada
seperangkat gagasan dan sentimen yang membentuk kerangka konseptual
tentang identitas nasional yang sering hadir bersama dengan berbagai
identitas lain seperti okupasi, agama, suku, linguistik, teritorial, kelas, gender,
dan lain-lain.
• Menurut Emerson[4], nasionalisme merupakan konsep yang dimuncul
sebagai tanggapan terhadap kekuatan yang datang dari Barat. Kolonialisme
Barat terhadap negara-negara sedang berkembang pada abad ke-17 sampai
dengan abad ke-20 telah menstimulan munculnya semangat dan rasa
nasionalisme dikalangan komunitas masyarakat dari negara sedang
berkembang dalam rangka melakukan perlawanan perjuangan melawan
penjajah.
[1] Pendapat Gooch ini dikutip dari L.L. Snyder, The Dynamic of Nasionalism, (Princeton : D. Van Nostrand Co. Inc.), hlm. 25.
[2] L. Greenfeld dan D. Chirot, “Nasionalisme and Agression” , dalam Theory and Society, 23 (1) 1994, hlm. 79 – 130.
[3] A. M. Alonso, “The Politics of Space, Time, and Substance : State Formation, Nationalism, and Ethnicity”, dalam Annual Review of Anthroplogy, 23, 1994, hlm. 379 – 405.
[4] R. Emerson, From Empire to Nation, (Cambridge : Harvard University Press, 1967), hlm. 188
[5] E. Kedourie, Nationalism, (London : Hutchinson University Library, 1996), hlm. 9
KONDISI KEBANGSAAN INDONESIA
Kondisi Ideologi
Mulai lunturnya semangat dan keyakinan akan jiwa Pancasila di
sebagian besar rakyat Indonesia. Pemahaman terhadap ideologi
Pancasila hanya sebatas pada penghafalan, namun belum pada tataran
implementasi dan pengamalan nilai-nilai yang terkandung dalam
Pancasila. Bahkan ada upaya-upaya dari beberapa pihak untuk
menggantikan ideologi Pancasila dengan ideologi lain.
Kondisi Politik
Munculnya berbagai gejala beberapa daerah yang ingin memisahkan
diri dari NKRI atau gejala disintegrasi dan separatisme, seperti di Aceh,
Papua, dan Riau merupakan gambaran Nasionalisme bangsa yang
semakin menipis. Selain itu, tidak terciptanya konsensus nasional antar
elit yang kemudian berakibat pada terfragmentasinya kekuatan-
kekuatan politik dan sebagian demonstrasi mahasiswa yang sudah
tidak murni lagi memperjuangkan rakyat merupakan gambaran umum
kondisi carut marutnya perpolitikan bangsa.
Kondisi Ekonomi
Krisis ekonomi regional yang kemudian merembet ke Indonesia telah
menghancurkan sendi-sendi dasar perekonomian Indonesia sehingga
menciptakan berbagai permasalahan seputar kemiskinan,
pengangguran dan kesenjangan pendapatan. Masuknya IMF,
bercokolnya perusahaan asing, privatisasi terhadap BUMN,
penjualan asset strategis bangsa, disusul dengan Capital flight dan
hancurnya sistem perbankan merupakan sedikit gambaran kondisi
ekonomi bangsa Indonesia yang sedang dalam krisis.
Kondisi Sosial-Budaya
Semangat gotong royong dan tenggang rasa yang merupakan ciri
khas bangsa Indonesia telah mengalami penggerogotan oleh nilai-
nilai individualisme Barat sehingga sangat mempengaruhi gaya hidup
dan pola hidup bangsa Indonesia, terutama kaum mudanya. Budaya
pop (Pop culture) telah berhasil menggantikan budaya timur (Rest
culture). Budaya lokal-nasional telah tergusur oleh proyek
”uniformisasi budaya” global Barat.
Kondisi Pertahanan-Keamanan
Adanya embargo persenjataan oleh AS telah melemahkan sistem
pertahanan dan keamanan bangsa Indonesia sehingga membuat
TNI agak kesulitan dalam melengkapi dirinya dengan peralatan
yang dibuthkan, dihadapkan kepada luasnya wilayah yang harus
dijaga yakni keseluruhan integritas wilayah Indonesia. Hal ini
dapat dicontohkan dengan masuknya enam pesawat udara militer
AS di Pulau Bawean tahun lalu yang tidak bisa dicegah oleh TNI.
Selain itu, pencurian atas kekayaan laut oleh negara asing juga
sulit diantisipasi oleh TNI. Keterbatasan anggaran pertahanan
juga menjadi salah satu hal yang ikut melemahkan kehandalan
kinerja TNI.
Integrasi adalah proses
mempersatukan masyarakat, yang
cenderung membuatnya menjadi suatu
BANGSA yang harmonis, yang
didasarkan pada tantangan yang oleh
anggota – anggotanya dianggap sama.
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONDISI KEBANGSAAN INDONESIA
Eksternal
• Yang dimaksud faktor eksternal adalah faktor penyebab yang berasal dari
luar, yakni adanya penetrasi asing berupa globalisasi.
• Menurut Anthony Giddens (1999)[1], globalisasi telah melahirkan ruang
sosio-kultural yang spektakuler dalam hubungan antar bangsa dan
interkoneksi yang melampaui batas-batas geografis dan kedaulatan
negara. Dalam kaitan ini, penetrasi globalisasi membawa tiga dampak
siginfikan.
• Pertama, mulai meluntur dan mengendurnya ikatan-ikatan negara bangsa
sebagai hasil dari pergulatan antara kedaulatan negara versus
kapitalisme global.
• Kedua, pola “tekanan ke bawah”. Artinya, globalisasi telah membuka katub-
katub peluang bagi bangkitnya identitas budaya lokal (local culture) yang
selama ini sedang terbuai oleh kemasan ikatan nasionalisme budaya yang
didasarkan pada negara bangsa.
• Ketiga, pola “desakan ke samping”. Artinya, kecenderungan penetrasi
globalisasi telah menciptakan domain ekonomi dan kultural baru yang
melintasi batas-batas negara bangsa yang selama ini ada.
• Jika dilihat lebih mendalam, pola-pola penetrasi globalisasi ini menimbulkan
suatu paradoks. Disatu sisi, globalisasi melakukan gerak meluas ke wilayah
global melalui teknologi komunikasi dan informasi. Namun di sisi lain,
globalisasi telah menstimulan tumbuhnya identitas-identitas lokal yang
primordial. Meskipun begitu, yang perlu diwaspadai adalah proses
uniformitas nilai yang mengarah pada hegemoni budaya.
• Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa pola pentrasi asing yang
dibungkus dalam kemasan globalisasi telah menimbulkan distorsi ekonomi
yang ditandai dengan kemiskinan, kesenjangan, dan ketimpangan, distorsi
politik yang ditandai dengan konflik, kekerasan dan kerusuhan berbau
SARA, yang kemudian mengarah pada gejala disintegrasi bangsa atau
gerakan separatisme. Tiadanya filter yang kuat dari bangsa Indonesia telah
mendorong globalisasi direspon secara parsial oleh kelompok-kelompok
etnis tertentu untuk memisahkan diri dari Bangsa Indonesia.
Internal
• Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam, yakni gerakan
etnisitas yang muncul karena dampak dari penetrasi asing dan globalisasi
“Revitalisasi Wawasan Kebangsaan”
• Revitalisasi wawasan kebangsaan bisa dimaknai menghidupkan
kembali “ruh” wawasan kebangsaan dalam kondisi masyarakat
dewasa ini yang diwarnai oleh arus globalisasi dan modernisasi.
Apabila pada masa perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia, hal
itu dituangkan secara eksplisit dalam bentuk Sumpah Pemuda, 28
Oktober 1928, maka pada masa kemerdekaan ini seharusnya
wawasan kebangsaan dituangkan dalam struktur dan kultur
kehidupan berbangsa, bernegara dan bermasyarakat. Artinya,
konsepsi wawasan kebangsaan bukan hanya sekedar rumusan
ideologi yang berfungsi sebagai slogan atau jargon belaka, akan
tetapi harus dituangkan, dimaknai dan diimplementasikan dalam
interaksi sosial di masyarakat.
• Oleh karena itu, berbagai kegiatan pendidikan, pelatihan,
pengkajian, penelitian, dan lokakarya untuk mendeseminasikan
serangkaian nilai-nilai yang terkandung dalam konsepsi Sumpah
Pemuda mutlak harus dilakukan agar supaya timbul kesadaran
masyarakat akan pentingnya wawasan kebangsaan dalam kerangka
menghadapi “Perang Modern”.
• Berbagai program aksi atau action programm perlu dilakukan secara
sinergis oleh berbagai stake holders bangsa Indonesia untuk
menginternalisasi konsepsi Sumpah Pemuda kepada generasi
penerus bangsa, baik di lembaga pendidikan seperti pendidikan
dasar sampai pendidikan tinggi, maupun di lembaga pendidikan non
formal yang ada di dalam masyarakat.
• Rekonsiliasi nasional, yang sangat penting dibutuhkan demi
pemulihan krisis multidimensi, hanya bisa terwujud apabila dirangkai
oleh semangat revitalisasi wawasan kebangsaan yang di dalamnya
mengandung nilai-nilai nasionalisme dan patriotisme. Pembangunan
karakter bangsa harus difokuskan pada pembentukan jiwa-jiwa
nasionalisme dan patriotisme bangsa yang berbasis spiritual. Spiritual
adalah ruh dan jati diri yang akan selalu memberikan senyawa
kepemimpinan, ketauladanan dan kepatuhan dalam menata ulang
masyarakat Indonesia di tengah jebakan “Perang Modern”.
• Pemberdayaan dan sinergi antar komponen masyarakat merupakan
modal yang sangat ampuh dan perlu dilembagakan dalam rangka
membangun semangat wawasan kebangsaan dan menghadapi
musuh bersama bangsa Indonesia yang termanifestasikan dalam
“Perang Modern”. fokus diarahkan pada tiga pilar pembangunan, yakni
”State Building, Nation Building, dan Character Building”.
https://youtu.be/1HMHJi-i0R0 (Pergerakan Nasional)
https://youtu.be/oW2U1WJXV-w (Pergerakan Nasional masa pendudukan
Jepang
https://youtu.be/PcRM_z9qaS0 (Pendudukan Jepang
PERGERAKAN NASIONAL.pptx

More Related Content

Similar to PERGERAKAN NASIONAL.pptx

Nasionalisme
Nasionalisme Nasionalisme
Nasionalisme
Musanif Efendi
 
Bab v nilai filosofis sila iii
Bab v nilai filosofis sila iiiBab v nilai filosofis sila iii
Bab v nilai filosofis sila iii
fanny oktaviani
 
XI_3.9 AKAR-AKAR NASIONALISME SEJARAH MINAT
XI_3.9 AKAR-AKAR NASIONALISME SEJARAH MINATXI_3.9 AKAR-AKAR NASIONALISME SEJARAH MINAT
XI_3.9 AKAR-AKAR NASIONALISME SEJARAH MINAT
sebelasipaxxx
 
Nasionalisme kita
Nasionalisme kitaNasionalisme kita
Nasionalisme kita
Indra Jaya
 
Identitas Nasional
Identitas NasionalIdentitas Nasional
Identitas Nasional
Riska Selviana
 
Indonesia dan Keindonesiaan: Teks dan Konstruksi Identitas
Indonesia dan Keindonesiaan: Teks dan Konstruksi IdentitasIndonesia dan Keindonesiaan: Teks dan Konstruksi Identitas
Indonesia dan Keindonesiaan: Teks dan Konstruksi Identitas
Satrio Arismunandar
 
Tugas individu ppk
Tugas individu ppkTugas individu ppk
Tugas individu ppk
me_idung
 
Pertumbuhan dan perkembangan pergerakan nasional indonesia
Pertumbuhan dan perkembangan pergerakan nasional indonesiaPertumbuhan dan perkembangan pergerakan nasional indonesia
Pertumbuhan dan perkembangan pergerakan nasional indonesia
SMA Negeri 9 KERINCI
 
Pancasila dan pergergerakan pemuda tahun 1908 by emillia ardhiana w. unesa
Pancasila dan pergergerakan pemuda tahun 1908 by emillia ardhiana w. unesaPancasila dan pergergerakan pemuda tahun 1908 by emillia ardhiana w. unesa
Pancasila dan pergergerakan pemuda tahun 1908 by emillia ardhiana w. unesa
Emillia Ardhiana
 
Wawasan kebangsaa1
Wawasan kebangsaa1Wawasan kebangsaa1
Wawasan kebangsaa1
gunawan panjidwiputra
 
Sejarah lahirnya pancasila sebagai ideologi dan dasar negara
Sejarah lahirnya pancasila sebagai ideologi dan dasar negaraSejarah lahirnya pancasila sebagai ideologi dan dasar negara
Sejarah lahirnya pancasila sebagai ideologi dan dasar negaraKetut Swandana
 
Sejarah organisasi fantasia imanda
Sejarah organisasi   fantasia imanda Sejarah organisasi   fantasia imanda
Sejarah organisasi fantasia imanda OSIS SMA Bina Insani
 
MATERI-WASBANG-BEL_NEG_2452454657rs.pptx
MATERI-WASBANG-BEL_NEG_2452454657rs.pptxMATERI-WASBANG-BEL_NEG_2452454657rs.pptx
MATERI-WASBANG-BEL_NEG_2452454657rs.pptx
zyrexoperatoross
 
MATERI-WASBANG-BELA-NEGARA-DAN-RADIKALISME_PLBA-2021 (1).pptx
MATERI-WASBANG-BELA-NEGARA-DAN-RADIKALISME_PLBA-2021 (1).pptxMATERI-WASBANG-BELA-NEGARA-DAN-RADIKALISME_PLBA-2021 (1).pptx
MATERI-WASBANG-BELA-NEGARA-DAN-RADIKALISME_PLBA-2021 (1).pptx
YuanitaAlmaghfira
 
Pancasila Ideologi Negara.pptx
Pancasila Ideologi Negara.pptxPancasila Ideologi Negara.pptx
Pancasila Ideologi Negara.pptx
TRISNOS1
 
pendidikan kewarganegaraan pada perguruan tinggi
pendidikan kewarganegaraan pada perguruan tinggipendidikan kewarganegaraan pada perguruan tinggi
pendidikan kewarganegaraan pada perguruan tinggi
DeaSafitri33
 
Perjuangan organisasi pergerakan kebangsaan
Perjuangan organisasi pergerakan kebangsaanPerjuangan organisasi pergerakan kebangsaan
Perjuangan organisasi pergerakan kebangsaan
University OxFord
 
How to Strenghten Nationalism
How to Strenghten NationalismHow to Strenghten Nationalism
How to Strenghten Nationalism
Soya Odut
 

Similar to PERGERAKAN NASIONAL.pptx (20)

Nasionalisme
Nasionalisme Nasionalisme
Nasionalisme
 
Bab v nilai filosofis sila iii
Bab v nilai filosofis sila iiiBab v nilai filosofis sila iii
Bab v nilai filosofis sila iii
 
XI_3.9 AKAR-AKAR NASIONALISME SEJARAH MINAT
XI_3.9 AKAR-AKAR NASIONALISME SEJARAH MINATXI_3.9 AKAR-AKAR NASIONALISME SEJARAH MINAT
XI_3.9 AKAR-AKAR NASIONALISME SEJARAH MINAT
 
Nasionalisme kita
Nasionalisme kitaNasionalisme kita
Nasionalisme kita
 
Identitas Nasional
Identitas NasionalIdentitas Nasional
Identitas Nasional
 
Indonesia dan Keindonesiaan: Teks dan Konstruksi Identitas
Indonesia dan Keindonesiaan: Teks dan Konstruksi IdentitasIndonesia dan Keindonesiaan: Teks dan Konstruksi Identitas
Indonesia dan Keindonesiaan: Teks dan Konstruksi Identitas
 
Tugas individu ppk
Tugas individu ppkTugas individu ppk
Tugas individu ppk
 
Pertumbuhan dan perkembangan pergerakan nasional indonesia
Pertumbuhan dan perkembangan pergerakan nasional indonesiaPertumbuhan dan perkembangan pergerakan nasional indonesia
Pertumbuhan dan perkembangan pergerakan nasional indonesia
 
Pancasila dan pergergerakan pemuda tahun 1908 by emillia ardhiana w. unesa
Pancasila dan pergergerakan pemuda tahun 1908 by emillia ardhiana w. unesaPancasila dan pergergerakan pemuda tahun 1908 by emillia ardhiana w. unesa
Pancasila dan pergergerakan pemuda tahun 1908 by emillia ardhiana w. unesa
 
Wawasan kebangsaa1
Wawasan kebangsaa1Wawasan kebangsaa1
Wawasan kebangsaa1
 
Gerakan kebangsaan di indonesia
Gerakan kebangsaan di indonesiaGerakan kebangsaan di indonesia
Gerakan kebangsaan di indonesia
 
Sejarah lahirnya pancasila sebagai ideologi dan dasar negara
Sejarah lahirnya pancasila sebagai ideologi dan dasar negaraSejarah lahirnya pancasila sebagai ideologi dan dasar negara
Sejarah lahirnya pancasila sebagai ideologi dan dasar negara
 
Sejarah organisasi fantasia imanda
Sejarah organisasi   fantasia imanda Sejarah organisasi   fantasia imanda
Sejarah organisasi fantasia imanda
 
MATERI-WASBANG-BEL_NEG_2452454657rs.pptx
MATERI-WASBANG-BEL_NEG_2452454657rs.pptxMATERI-WASBANG-BEL_NEG_2452454657rs.pptx
MATERI-WASBANG-BEL_NEG_2452454657rs.pptx
 
MATERI-WASBANG-BELA-NEGARA-DAN-RADIKALISME_PLBA-2021 (1).pptx
MATERI-WASBANG-BELA-NEGARA-DAN-RADIKALISME_PLBA-2021 (1).pptxMATERI-WASBANG-BELA-NEGARA-DAN-RADIKALISME_PLBA-2021 (1).pptx
MATERI-WASBANG-BELA-NEGARA-DAN-RADIKALISME_PLBA-2021 (1).pptx
 
Pancasila Ideologi Negara.pptx
Pancasila Ideologi Negara.pptxPancasila Ideologi Negara.pptx
Pancasila Ideologi Negara.pptx
 
pendidikan kewarganegaraan pada perguruan tinggi
pendidikan kewarganegaraan pada perguruan tinggipendidikan kewarganegaraan pada perguruan tinggi
pendidikan kewarganegaraan pada perguruan tinggi
 
Identitas nasional kel 1
Identitas nasional kel 1Identitas nasional kel 1
Identitas nasional kel 1
 
Perjuangan organisasi pergerakan kebangsaan
Perjuangan organisasi pergerakan kebangsaanPerjuangan organisasi pergerakan kebangsaan
Perjuangan organisasi pergerakan kebangsaan
 
How to Strenghten Nationalism
How to Strenghten NationalismHow to Strenghten Nationalism
How to Strenghten Nationalism
 

Recently uploaded

PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakatPPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
jodikurniawan341
 
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
agusmulyadi08
 
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawasuntuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
TEDYHARTO1
 
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docxForm B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
EkoPutuKromo
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
kinayaptr30
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdfppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
setiatinambunan
 
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdfLaporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
UmyHasna1
 
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docxINSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
lindaagina84
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptxRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
SurosoSuroso19
 
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdfProgram Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
erlita3
 
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
Indah106914
 
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptxBab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
nawasenamerta
 
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrinPatofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
rohman85
 
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdfPENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
smp4prg
 
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdfLaporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
gloriosaesy
 
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaanPermainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
DEVI390643
 
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdfRHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
asyi1
 
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docxKisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
irawan1978
 
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
Nur afiyah
 

Recently uploaded (20)

PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakatPPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
 
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
 
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawasuntuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
 
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docxForm B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
 
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdfppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
 
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdfLaporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
 
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docxINSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptxRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
 
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdfProgram Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
 
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
 
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptxBab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
 
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrinPatofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
 
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdfPENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
 
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdfLaporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
 
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaanPermainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
 
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdfRHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
 
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docxKisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
 
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
 

PERGERAKAN NASIONAL.pptx

  • 1.
  • 2.
  • 3. Politik DRAINAGE Belanda mengeruk kekayaan dari negara Indonesia untuk kepentingan dan kesejahteraan negara Belanda. Puncaknya : Terjadi pada masa tanam paksa dimana Belanda mampu membangun Dam, sedangkan rakyat Indonesia hidup sengsara. LATAR BELAKANG MUNCULNYA PERGERAKAN NASIONAL
  • 4. Politik balas budi yang bertujuan untuk memperbaiki kesejahteraan masyarakat Indonesia. TRIAS VAN DEVENTER 1. IRIGASI → bertujuan untuk mengairi sawah rakyat Indonesia agar hasil panennya meningkat. 2. EMIGRASI → mengurangi kepadatan di P. Jawa dan mengolah tanah di luar Jawa. 3. EDUKASI → meningkatkan kualitas masyarakat Indonesia PELAKSANAAN 1.IRIGASI digunakan untuk mengairi perkebunan milik swasta Belanda. 2.EMIGRASI digunakan untuk membuka lahan baru di P. Jawa dan mendapatkan tenaga kerja murah. 3.EDUKASI digunakan semata- mata untuk memnuhi kebutuhan pegawai rendahan.
  • 5. INTERNAL 1. Penderitaan masyarakat pribumi sejak diberlakukannya politik tanam dan politik liberal. 2. Lahirnya golongan intelektual 3. Program Pax- Neerlandica EKSTERNAL 1. Kemenangan Jepang atas Rusia (1905) 2. Kelahiran paham-paham baru, seperti :  Nasionalisme  Liberalisme  Sosialisme  Demokrasi 1. Perkembangan Nasionalisme di Berbagai Negara.
  • 6.
  • 7. PERGERAKAN DI INDONESIA Pergerakan Nasional (1908 - 1942) Masa Pembentukan (1908 - 1920) Masa Radikal/Nonkooperasi (1920 – 1930) Masa Moderat/Kooperasi (1930 – 1942)
  • 8. 1. Keanggotannya tidak didasarkan atas kelompok etnis (suku) tertentu, melainkan beberapa kelompok etnis. 2. Sebagian besar pemimpin pergerakan nasional berasal dari kalangan terdidik. 3. Organisasi-organisasi pergerakan nasional tersebut memiliki tujuan yang jelas. 4. Organisasi-organisasi pergerakan nasional memiliki paham kebangsaan atau nasionalisme.
  • 10. BUDI UTOMO o Berdiri : 20 Mei 1908 o Tokoh Perintis :dr. Wahidin Sudirohusodo o Ketua : Sutomo o Anggota :Pelajar STOVIA o Tujuan : Mencapai kemajuan dan meningkatkan derajat serta martabat bangsa Indonesia melalui bidang pendidikan dan kebudayaan. o Tanggal berdiri Budi Utomo diperingati sebagai Hari Kebangkitan Nasional
  • 11. SAREKAT ISLAM (SI) o SDI (Jakarta) : 1909 o SDI (Yogyakarta) : 1911 o Tujuan :  Menyatukan pedagang muslim dalam persaingannya dengan pedagang Cina o Pendiri : K.H. Samanhudi Tahun 1912 SDI diubah menjadi Sarekat Islam (SI) o Pendiri : H.O.S. Cokroaminoto dan K.H. Agus Salim o Anggota : rakyat Indonesia o Tujuan :  Memajukan kehidupan rakyat melalui perekonomian  Membina persatuan dan memajukan umat Islam  Mengangkat dan memajukan derajat serta kecerdasan rakyat untuk menentang setiap bentuk penindasan
  • 12. Indische Partij o Berdiri : 25 Desember 1912 o Tokoh Pendiri : Tiga Serangkai 1. Douwes Dekker 2. Cipto Mangunkusumo 3. Suwardi Suryaningrat o Tujuan :  1. Mengembangkan rasa nasionalisme dan menciptakan kebersamaan dan persatuan antara orang Indo dan orang bumiputera  2. Mempersiapkan kehidupan rakyat yang merdeka
  • 13.
  • 14. Perhimpunan Indonesia (PI) Berdiri : 1908 dengan nama Indische Vereeniging di Belanda Bersifat : sosial, beralih bersifat politik dengan nama Indonesische Vereeniging Tahun 1925 berubah nama menjadi Perhimpunan Indonesia Pendiri : Sultan Kesayangan dan R.M Noto Suroto Tokoh : M. Hatta, Ahmad Subardjo, dr. Cipto M, Douwes Dekker, Suwardi Suryaningrat Tujuan : Mengusahakan suatu pemerintahan untuk Indonesia. Bersifat keras dan tidak mau bekerjasama dengan kolonial Belanda (non-kooperasi).
  • 15. Partai Komunis Indonesia (PKI) o Berdiri : 1914, dengan nama Indische Sociial Demokratische Vereeniging (ISDV) o Pendiri : Sneevliet dan Semaun Tahun 1920 diganti nama menjadi Partai Komunis Nasional o Ketua : Semaun o Anggota : buruh dan tani o Partai ini sering melakukan pemberontakan
  • 16. Partai Nasional Indonesia (PNI) o Berdiri : 4 Juli 1927 o Pendiri : Ir. Soekarno, Ishaq Cokrohadisuryo, Mr. Sartono, Mr. Sunaryo o Tujuan : mencapai Indonesia merdeka o Asas : 1. Self help; menolong diri sendiri 2. Non-kooperastif; tidak mau bekerjasama dengan Belanda 3. Marhainisme; memperjuangkan rakyat kecil o Dalam Kongres pertama (27-30 Mei 1928), disahkan : o Ketua : Ir. Soekarno o Sekretaris/Bendahara : Ishaq cokrohadisuryo o Anggota : Samsi sastrowidagdo, Mr. Sartono, Mr. Sunaryo, Ir. Anwari
  • 17. ORGANISASI YANG BERDIRI DI MASA KOOPERASI PARINDRA PARTINDO GAPI ORGANISASI KEAGAMAAN ORGANISASI PEMUDA & WANITA
  • 18.
  • 19.  Kata ”wawasan” berasal dari ”wawas” (bahasa Jawa) yang artinya melihat atau memandang. Penambahan akhiran ”an”, kata ini secara harfiah berarti : cara penglihatan atau cara tinjau atau cara pandang.  Dalam Bahasa Inggris, kata “Kebangsaan” disebut dengan “Nationality”. Kebangsaan pasti akan terkait dengan “Nasionalisme”. Berbicara nasionalisme tentu sangat berkait dengan dua konsep penting, yakni “Negara” (nation) dan “Bangsa” (state).
  • 20. Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928 ikrar tentang satu bangsa, satu bahasa dan satu tanah air INDONESIA PROKLAMASI 17 Agustus1945 Nation State
  • 21. Konsepsi kebangsaan “Bhineka Tunggal Ika” merupakan salah satu senyawa dari ideologi Bangsa Indonesia, PANCASILA cerminan betapa Indonesia menghargai & menghormati perbedaan, keragaman & kemajemukan dalam kerangka persatuan dan kesatuan Indonesia “Founding Father” Bangsa Indonesia sangat menyadari bahwa bangsa ini terbentuk karena persamaan nasib, persamaan sejarah, dan persamaan perjuangan. Artinya, persamaan inilah yang mendorong terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Jadi, bukan persamaan etnis, suku, agama, dan golongan.
  • 22. • Dalam konteks inilah, semangat kebangsaan yang menghargai perbedaan, kemajemukan, pluralisme dan keanekaragaman harus dijunjung tinggi dan ditanamkan secara simultan kepada anak cucu generasi penerus bangsa Indonesia agar supaya mereka menyadari hakekat bangsa Indonesia yang luas dan bervariasi ini. • Hal ini sangat penting mengingat saat ini ada kecenderungan dikalangan generasi penerus bangsa Indonesia mulai menipis semangat kebangsaan dan bahkan tidak tahu makna dan hakekat dari “perbedaan dalam kesatuan” yang dilahirkan oleh bapak pendiri bangsa Indonesia ini. Maraknya konflik politik, kekerasan kolektif dan kerusuhan massal yang terjadi di Indonesia pada penghujung abad 20 ini telah mengindikasikan mulai menguatnya gejala disintegrasi bangsa yang bermuara pada gerakan-gerakan separatisme secara sporadis di beberapa daerah di Indonesia.
  • 23. Berdasarkan pengertian tentang wawasan dan kebangsaan, maka dapat disimpulkan bahwa pengertian wawasan kebangsaan adalah cara pandang suatu bangsa yang telah menegara tentang diri dan lingkungannya dalam eksistensinya yang serba terhubung (melalui interaksi dan interelasi) dan dalam pembangunannnya di lingkungan nasional (termasuk lokal dan propinsional), regional, dan global. • Kebangsaan Gel Pertama : Kebangkitan Nasional 1908 • Kebangsaan Gel Kedua : Sumpah Pemuda 1928 • Kebangsaan Gel Ketiga : Kemerdekaan 1945 • Kebangsaan Gel Keempat : Orde Baru 1966 • Kebangsaan Gel Kelima : Lahirnya Orde Reformasi
  • 24. • Menurut Gooch[1], nasionalisme adalah merupakan kesadaran diri suatu bangsa. Nasionalisme adalah ikatan emosional dan refleksi hakiki antar entitas dalam suatu bangsa. Nasionalisme telah berkembang sejak akhir abad ke-18. • Menurut Greenfeld dan Chirot[2], istilah nasionalisme mengacu pada seperangkat gagasan dan sentimen yang membentuk kerangka konseptual tentang identitas nasional yang sering hadir bersama dengan berbagai identitas lain seperti okupasi, agama, suku, linguistik, teritorial, kelas, gender, dan lain-lain. • Menurut Emerson[4], nasionalisme merupakan konsep yang dimuncul sebagai tanggapan terhadap kekuatan yang datang dari Barat. Kolonialisme Barat terhadap negara-negara sedang berkembang pada abad ke-17 sampai dengan abad ke-20 telah menstimulan munculnya semangat dan rasa nasionalisme dikalangan komunitas masyarakat dari negara sedang berkembang dalam rangka melakukan perlawanan perjuangan melawan penjajah. [1] Pendapat Gooch ini dikutip dari L.L. Snyder, The Dynamic of Nasionalism, (Princeton : D. Van Nostrand Co. Inc.), hlm. 25. [2] L. Greenfeld dan D. Chirot, “Nasionalisme and Agression” , dalam Theory and Society, 23 (1) 1994, hlm. 79 – 130. [3] A. M. Alonso, “The Politics of Space, Time, and Substance : State Formation, Nationalism, and Ethnicity”, dalam Annual Review of Anthroplogy, 23, 1994, hlm. 379 – 405. [4] R. Emerson, From Empire to Nation, (Cambridge : Harvard University Press, 1967), hlm. 188 [5] E. Kedourie, Nationalism, (London : Hutchinson University Library, 1996), hlm. 9
  • 25. KONDISI KEBANGSAAN INDONESIA Kondisi Ideologi Mulai lunturnya semangat dan keyakinan akan jiwa Pancasila di sebagian besar rakyat Indonesia. Pemahaman terhadap ideologi Pancasila hanya sebatas pada penghafalan, namun belum pada tataran implementasi dan pengamalan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila. Bahkan ada upaya-upaya dari beberapa pihak untuk menggantikan ideologi Pancasila dengan ideologi lain. Kondisi Politik Munculnya berbagai gejala beberapa daerah yang ingin memisahkan diri dari NKRI atau gejala disintegrasi dan separatisme, seperti di Aceh, Papua, dan Riau merupakan gambaran Nasionalisme bangsa yang semakin menipis. Selain itu, tidak terciptanya konsensus nasional antar elit yang kemudian berakibat pada terfragmentasinya kekuatan- kekuatan politik dan sebagian demonstrasi mahasiswa yang sudah tidak murni lagi memperjuangkan rakyat merupakan gambaran umum kondisi carut marutnya perpolitikan bangsa.
  • 26. Kondisi Ekonomi Krisis ekonomi regional yang kemudian merembet ke Indonesia telah menghancurkan sendi-sendi dasar perekonomian Indonesia sehingga menciptakan berbagai permasalahan seputar kemiskinan, pengangguran dan kesenjangan pendapatan. Masuknya IMF, bercokolnya perusahaan asing, privatisasi terhadap BUMN, penjualan asset strategis bangsa, disusul dengan Capital flight dan hancurnya sistem perbankan merupakan sedikit gambaran kondisi ekonomi bangsa Indonesia yang sedang dalam krisis. Kondisi Sosial-Budaya Semangat gotong royong dan tenggang rasa yang merupakan ciri khas bangsa Indonesia telah mengalami penggerogotan oleh nilai- nilai individualisme Barat sehingga sangat mempengaruhi gaya hidup dan pola hidup bangsa Indonesia, terutama kaum mudanya. Budaya pop (Pop culture) telah berhasil menggantikan budaya timur (Rest culture). Budaya lokal-nasional telah tergusur oleh proyek ”uniformisasi budaya” global Barat.
  • 27. Kondisi Pertahanan-Keamanan Adanya embargo persenjataan oleh AS telah melemahkan sistem pertahanan dan keamanan bangsa Indonesia sehingga membuat TNI agak kesulitan dalam melengkapi dirinya dengan peralatan yang dibuthkan, dihadapkan kepada luasnya wilayah yang harus dijaga yakni keseluruhan integritas wilayah Indonesia. Hal ini dapat dicontohkan dengan masuknya enam pesawat udara militer AS di Pulau Bawean tahun lalu yang tidak bisa dicegah oleh TNI. Selain itu, pencurian atas kekayaan laut oleh negara asing juga sulit diantisipasi oleh TNI. Keterbatasan anggaran pertahanan juga menjadi salah satu hal yang ikut melemahkan kehandalan kinerja TNI.
  • 28. Integrasi adalah proses mempersatukan masyarakat, yang cenderung membuatnya menjadi suatu BANGSA yang harmonis, yang didasarkan pada tantangan yang oleh anggota – anggotanya dianggap sama.
  • 29. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONDISI KEBANGSAAN INDONESIA Eksternal • Yang dimaksud faktor eksternal adalah faktor penyebab yang berasal dari luar, yakni adanya penetrasi asing berupa globalisasi. • Menurut Anthony Giddens (1999)[1], globalisasi telah melahirkan ruang sosio-kultural yang spektakuler dalam hubungan antar bangsa dan interkoneksi yang melampaui batas-batas geografis dan kedaulatan negara. Dalam kaitan ini, penetrasi globalisasi membawa tiga dampak siginfikan. • Pertama, mulai meluntur dan mengendurnya ikatan-ikatan negara bangsa sebagai hasil dari pergulatan antara kedaulatan negara versus kapitalisme global. • Kedua, pola “tekanan ke bawah”. Artinya, globalisasi telah membuka katub- katub peluang bagi bangkitnya identitas budaya lokal (local culture) yang selama ini sedang terbuai oleh kemasan ikatan nasionalisme budaya yang didasarkan pada negara bangsa. • Ketiga, pola “desakan ke samping”. Artinya, kecenderungan penetrasi globalisasi telah menciptakan domain ekonomi dan kultural baru yang melintasi batas-batas negara bangsa yang selama ini ada.
  • 30. • Jika dilihat lebih mendalam, pola-pola penetrasi globalisasi ini menimbulkan suatu paradoks. Disatu sisi, globalisasi melakukan gerak meluas ke wilayah global melalui teknologi komunikasi dan informasi. Namun di sisi lain, globalisasi telah menstimulan tumbuhnya identitas-identitas lokal yang primordial. Meskipun begitu, yang perlu diwaspadai adalah proses uniformitas nilai yang mengarah pada hegemoni budaya. • Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa pola pentrasi asing yang dibungkus dalam kemasan globalisasi telah menimbulkan distorsi ekonomi yang ditandai dengan kemiskinan, kesenjangan, dan ketimpangan, distorsi politik yang ditandai dengan konflik, kekerasan dan kerusuhan berbau SARA, yang kemudian mengarah pada gejala disintegrasi bangsa atau gerakan separatisme. Tiadanya filter yang kuat dari bangsa Indonesia telah mendorong globalisasi direspon secara parsial oleh kelompok-kelompok etnis tertentu untuk memisahkan diri dari Bangsa Indonesia. Internal • Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam, yakni gerakan etnisitas yang muncul karena dampak dari penetrasi asing dan globalisasi
  • 31. “Revitalisasi Wawasan Kebangsaan” • Revitalisasi wawasan kebangsaan bisa dimaknai menghidupkan kembali “ruh” wawasan kebangsaan dalam kondisi masyarakat dewasa ini yang diwarnai oleh arus globalisasi dan modernisasi. Apabila pada masa perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia, hal itu dituangkan secara eksplisit dalam bentuk Sumpah Pemuda, 28 Oktober 1928, maka pada masa kemerdekaan ini seharusnya wawasan kebangsaan dituangkan dalam struktur dan kultur kehidupan berbangsa, bernegara dan bermasyarakat. Artinya, konsepsi wawasan kebangsaan bukan hanya sekedar rumusan ideologi yang berfungsi sebagai slogan atau jargon belaka, akan tetapi harus dituangkan, dimaknai dan diimplementasikan dalam interaksi sosial di masyarakat.
  • 32. • Oleh karena itu, berbagai kegiatan pendidikan, pelatihan, pengkajian, penelitian, dan lokakarya untuk mendeseminasikan serangkaian nilai-nilai yang terkandung dalam konsepsi Sumpah Pemuda mutlak harus dilakukan agar supaya timbul kesadaran masyarakat akan pentingnya wawasan kebangsaan dalam kerangka menghadapi “Perang Modern”. • Berbagai program aksi atau action programm perlu dilakukan secara sinergis oleh berbagai stake holders bangsa Indonesia untuk menginternalisasi konsepsi Sumpah Pemuda kepada generasi penerus bangsa, baik di lembaga pendidikan seperti pendidikan dasar sampai pendidikan tinggi, maupun di lembaga pendidikan non formal yang ada di dalam masyarakat.
  • 33. • Rekonsiliasi nasional, yang sangat penting dibutuhkan demi pemulihan krisis multidimensi, hanya bisa terwujud apabila dirangkai oleh semangat revitalisasi wawasan kebangsaan yang di dalamnya mengandung nilai-nilai nasionalisme dan patriotisme. Pembangunan karakter bangsa harus difokuskan pada pembentukan jiwa-jiwa nasionalisme dan patriotisme bangsa yang berbasis spiritual. Spiritual adalah ruh dan jati diri yang akan selalu memberikan senyawa kepemimpinan, ketauladanan dan kepatuhan dalam menata ulang masyarakat Indonesia di tengah jebakan “Perang Modern”. • Pemberdayaan dan sinergi antar komponen masyarakat merupakan modal yang sangat ampuh dan perlu dilembagakan dalam rangka membangun semangat wawasan kebangsaan dan menghadapi musuh bersama bangsa Indonesia yang termanifestasikan dalam “Perang Modern”. fokus diarahkan pada tiga pilar pembangunan, yakni ”State Building, Nation Building, dan Character Building”.
  • 34.
  • 35. https://youtu.be/1HMHJi-i0R0 (Pergerakan Nasional) https://youtu.be/oW2U1WJXV-w (Pergerakan Nasional masa pendudukan Jepang https://youtu.be/PcRM_z9qaS0 (Pendudukan Jepang