SlideShare a Scribd company logo
1 of 32
LAPORAN RESMIPRAKTIKUM AKUSTIK– P5 
NOISE BARRIER 
Disusun Oleh : 
DIONISIUS ANDY KRISTANTO NRP. 2412 100 106 
Asisten : 
SENA SUKMANANDA SUPRAPTO NRP. 2410 100 015 
PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK FISIKA 
JURUSAN TEKNIK FISIKA 
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI 
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER 
SURABAYA 
2014
LAPORAN RESMIPRAKTIKUM AKUSTIK– P5 
i 
NOISE BARRIER 
Disusun Oleh : 
DIONISIUS ANDY KRISTANTO NRP. 2412 100 106 
Asisten : 
SENA SUKMANANDA SUPRAPTO NRP. 2410 100 015 
PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK FISIKA 
JURUSAN TEKNIK FISIKA 
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI 
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER 
SURABAYA 
2014
ABSTRAK 
Kenyamanan sebuah lingkungan atau sebuah ruang 
sangat salah satunya bergantung pada tingkat kebisingan dari 
ruang atau lingkungan tersebut. Untuk mengurangi tingkat 
kebisingat yang diterima sebuah lingkungan yang dekat 
dengan sumber bising digunakan sebuah penghalang bising 
atau noise barrier. Pada laporan ini akan dibahas analisa noise 
barrier dengan menggunkan metode maekawa, sehingga 
didapatkan kesimpulan tentang faktor-faktor yang 
mempengaruhi atenuasi pada noise barrier metode maekawa 
antara lain, jarak serta ketinggian sumber dan penerima bunyi 
dengan barrier serta frekwensi sumber 
Kata Kunci: Bising, Penghalang Bising, Metode Maekawa 
ii
ABSTRACT 
The comfort of aneighborhoodoraspacesoone of 
themdependsonthe noiselevelofthe roomortheenvironment. 
Toreduce thelevelkebisingatreceivedanenvironmentthat isclose 
to thenoise sourceusedanoisebarrierornoise barriers. Inthis 
reportthe analysis ofnoise barrierswill be addressedby using 
themethod ofMaekawa, to obtainconclusions aboutthe 
factorsthataffectthenoiseattenuationbarriermethodsMaekawa, 
among others, the distanceandheight ofthe sourceandrecipient 
ofthebarrierand the frequency ofthe soundsource 
Keywords: Noise, NoiseBarriers, MaekawaMethods 
KATA PENGANTAR 
iii
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas 
berkat dan karunia-Nya sehingga Laporan Resmi Praktikum 
Akustik dan getaran ini dapat terselesaikan tepat pada 
waktunya. 
Dalam kesempatan kali ini penyusun mengucapkan 
terima kasih kepada: 
1. Bapak Ir. JerrySusatio, MT selaku dosen pengajar mata 
kuliah Akustik dan getaran. 
2. Saudara asisten yang telah membimbing dalam 
pelaksanaan praktikum Akustik dan getaran. 
3. Rekan-rekan yang telah membantu terlaksananya 
kegiatan praktikum Akustik dan getaran. 
Penyusun menyadari bahwa banyak kekurangan dalam 
pembuatan laporan ini baik dari segi materi maupun penyajian. 
Untuk itu penyusun mengharapkan kritik dan saran yang 
bersifat membangun. 
Akhir kata penyusun berharap semoga laporan ini 
bermanfaat bagi penyusun sendiri khususnya dan pembaca 
pada umumnya. 
iv 
Surabaya, 23April 2014 
Penulis
DAFTAR ISI 
HALAMAN JUDUL ...................................................i 
ABSTRAK ..................................................................ii 
ABSTRACT ................................................................iii 
KATA PENGANTAR .................................................iv 
DAFTAR ISI ...............................................................v 
DAFTAR GAMBAR ...................................................vi 
DAFTAR TABEL .......................................................vii 
BAB I PENDAHULUAN 
1.1 Latar Belakang ........................................................1 
1.2 Perumusan Masalah .................................................1 
1.3 Tujuan.....................................................................1 
1.4 Sistematika Laporan ................................................2 
BAB II DASAR TEORI 
2.1Noise Barrier ...........................................................3 
2.2Insertion Loss ..........................................................6 
2.3Noise Reduction .......................................................7 
2.4 Metode Maekawa ....................................................7 
BAB III METODOLOGI PRAKTIKUM 
3.1 Alat dan Bahan ........................................................11 
3.2 Prosedur Percobaan .................................................11 
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 
4.1 Analisis Data ...........................................................13 
4.2 Pembahasan ............................................................18 
BAB V PENUTUP 
5.1 Simpulan ..................................................................19 
5.2 Saran.......................................................................19 
DAFTAR PUSTAKA 
v
DAFTAR GAMBAR 
Gambar 2.1Ilustrasi Penghalang Bising ..........................3 
Gambar 2.2 Posisi Barrier ............................................4 
Gambar 2.3Noise Barrier dengan memperhitungkan estetika 
.....................................................................................5 
Gambar 2.4 Perbedaan TTB di Ruang Penerima tanpa (a) dan 
dengan Partisi (b)...........................................................6 
Gambar 2.5 Penghalang akustik di antara sumber bunyi (S) 
dan penerima (P)…………………………………………..8 
Gambar 2.6Grafik Maekawa.........................................9 
vi
DAFTAR TABEL 
Tabel 4.1Pengukuran TTB menggunakan Barrier ............13 
Tabel 4.2Pengukuran TTB menggunakan Tanpa Barrier ..13 
Tabel 4.3 Nilai Insertion Loss ........................................14 
Tabel 4.4Nilai Fresnel Number ......................................14 
Tabel 4.5 Nilai Fresnel Numb Nilai Atenuasi Bunyi Dari 
Grafik Maekawaer .........................................................14 
Tabel 4.6Nilai Atenuasi Bunyi Percobaan .......................15 
Tabel 4.7 Nilai Atenuasi Bunyi Dari Grafik Maekawa .....16 
vii
BAB I 
PENDAHULUAN 
1 
1.1 Latar Belakang 
Tingkat kebisingan mempengaruhi kenyamanan 
sebuah lingkungan atau ruang, dimana jika tingkat 
kebisingan semakin tinggi maka lingkungan ataupun ruang 
tersebut tidak akan lagi nyaman.banyak sekali sumber 
bising yang ada, misalnya bising karena kendaraan yang 
berlalu-lalang di jalan raya yang akan mengurangi 
kenyamanan lingkungan di sekitar jalan raya tersebut yang 
terdapat perumahan. Maka dari itu diperlukan sebuah 
noise barrier atau penghalang bising yang berguna untuk 
mereduksi tingkat kebisingan, sehingga lingkungan yang 
berada di dekat sumber bising tetap nyaman dan layak 
untuk di tinggali, untuk itu pengetahuan tentang noise 
barrier sangatlah diperlukan. 
1.2 Perumusan Masalah 
Sesuai dengan latar belakang diatas, maka rumusan 
masalah pada praktikum akustik dan getaran tentang 
noise barrier kali ini adalah sebagai berikut. 
a. Bagaimana menganalisa pengaruh noise barrier 
terhadap pengukuran tingkat tekanan bunyi? 
b. Bagaimana membandingkan besar atenuasi bunyi 
pada grafik maekawa dengan hasil pengukuran ? 
1.3 Tujuan 
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan dari 
praktikum akustik dan getaran tentang noise barrier kali 
ini adalah sebagai berikut. 
a. Praktikan mengetahui caramenganalisa pengaruh 
noise barrier terhadap pengukuran tingkat tekanan 
bunyi.
2 
b. Praktikan mengetahui caramembandingkan besar 
atenuasi bunyi pada grafik maekawa dengan hasil 
pengukuran. 
1.4 Sistematika Laporan 
Laporan resmi praktikum akustik dan getaran tentang 
noise barrier, ini terdiri dari 5 bab, yaitu pertama bab 1, 
adalah pendahuluan, yang berisi latarbelakang, rumusan 
masalah, tujuan praktikum serta sistematika laporan. Bab 
2 yaitu dasar teori yang berisi tentang teori dasar yang 
menunjang praktikum ini.Bab 3 yaitu metodologi dimana 
berisi tentang, alat alat yang dugunkan dalam praktikum 
serta langkah langkah dalam praktikum.Bab 4 yaitu 
analisa data dan pembahasan, dimana berisi tentang 
analisa data-data yang didapatkan dalam percobaan serta 
pembahasan terhadap analisa data tersebut.Bab 5 yaitu 
penutup berisi tantang kesimpulan dan saran.Sedangkan 
yang terakhir yaitu lampiran yang berisi tugas khusus yang 
diberikan.
BAB II 
DASAR TEORI 
3 
2.1 Noise Barrier 
Noise Barrier (Soundwall, Tanggul suara, penghalang 
suara, atau penghalang akustik) adalah struktur eksterior 
yang dirancang untuk meredam polusi suara (bising). 
Noise Barrier merupakan metode yang paling efektif 
mengurangi jalan, kereta api, dan sumber kebisingan 
industri tanpa penghentian aktivitas penggunaan kontrol 
sumber. Fungsi dari Penghalang Bising ini untuk 
memberikan zona bayangan (shadow zone) atau daerah 
dimana mempunyai bising yang lebih senyap pada 
penerima. 
Gambar 2.1 Ilustrasi Penghalang Bising 
faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam perencanaan 
penghalang buatan diantaranya adalah,
4 
a. Posisi/Peletakan 
Posisi yang dimaksud adalah jarak penghalang 
dengan bangunan. Pada tempat yang lapang, jarak bisa 
dengan mudah diatur. Namun ketika dihadapkan 
dengan lahan yang sempit, harus dipikirkan secara 
lebih matang. Misalkan, perlunya pagar keliling depan 
bangunan yang menghadap jalan raya. Kemudian 
peletakan posisi pintu gerbang sebaiknya menghadap 
bagian bangunan yang kosong, atau lapang, dan tidak 
memerlukan ketenangan yang leih dari ruangan lain. 
Gambar 2.2 Posisi Barrier 
b. Dimensi 
Dimensi yang dimaksud disini mempunyai dua 
unsur, yakni ketebalan dan ketinggian. Pada kondisi 
dimana bangunan sejajar dengan ketinggian jalan, 
maka jarak antara bangunan dan penghalang buatan 
lebih gampang diatur. Namun ketika bangunan lebih 
tinggi konturnya daripada jalan, maka ketinggian 
penghalang menjadi faktor yang utama. Perlu 
diketahui, gelombang bunyi bisa berdefraksi ketika 
melewati penghalang. Jadi untuk mendapatkan barrier 
yang maksimal, barrier sebaiknya lebih tinggi daripada
5 
dinding bangunan terdekat. Selain itu bisa diakali 
dengan memberikan ruang lapang dibelakang barrier, 
sehingga defraksi bunyi jatuh ke ruang lapang tersebut, 
tidak langsung menabrak dinding bangunan. 
c. Estetika 
Faktor estetika dalam analisis barrier tidak begitu 
diperhatikan. Namun secara arsitektural menjadi 
sangat penting, karena biasanya posisi barrier ada di 
bagian depan bangunan. Untuk itu, meskipun sudah 
terpenuhi antara posisi, dimensi dan materialnya, 
namun ketika berbentuk kurang bagus, akan sangat 
menurunkan nilai komersial bangunan. Saat ini 
beragamkrea tifitas untuk mempercantik 
barrier/penghalang bising sudah banyak 
dikembangkan. 
Gambar 2.3Noise Barrier dengan memperhitungkan 
estetika
6 
d. Material 
Peletakan dan dimensi saja tidak cukup untuk 
mendapatkan barrier yang maksimal. Kita tahu bunyi 
akan memantul atau terserap tergantung permukaan 
penghalang yang ditabrak. Bunyi dapat menembus 
celah-celah yang sangat kecil sekalipun, sehingga, 
penggunaan penghalang yang kokoh, rigid, dan 
permanen sangatlah disarankan. 
Kinerja Akustik dari Penghalang dapat dinyatakan dalam 
NR (Noise Reduction) atau IL (Insertion Loss). 
2.2 Insertion Loss 
Insertion Loss merupakan perbedaan antara 
tekanan bunyi (SPL) pada suatu titik tertentu dalam 
kondisi sebelum dan setelah barrier (atau enclosure) 
terpasang. : 
Gambar 2.4 Perbedaan TTB di Ruang Penerima 
tanpa (a) dan dengan Partisi (b) 
Dapat dinyatakan dengan persamaan berikut 
………..………….. 2.1 
IL memberikan petunjuk langsung dari perbaikan yang 
diberikan oleh “penyisipan” barrier antara sumber bising 
dan penerima.
7 
2.3 Noise Reduction 
Besaran berikutnya yang juga digunakan untuk 
menyatakan daya isolasi bahan adalah reduksi bising 
(Noise Reduction). Reduksi bising terjadi antara ruang 
sumber bunyi dengan ruang penerima bunyi. Reduksi 
bising merupakan selisih tingkat tekanan bunyi dalam 
ruang sumber bunyi dengan tingkat tekanan bunyi dalam 
ruang penerima. Secara matematis, reduksi bising 
dinyatakandalam: 
………..………….2.2 
dengan, 
NR: reduksi bising (dB) 
SPL1: tingkat tekanan bunyi dalam ruang sumber (dB) 
SPL2: tingkat tekanan bunyi dalam ruang penerima (dB) 
2.4 Metode Maekawa 
Secara teoritis, metoda Maekawa merupakan 
metoda yang praktis dan efektif untuk perancangan 
peredaman kebisingan dengan menggunakan penghalang 
akustik. Sehingga memberikan kemudahan dan kepastian 
kepada para perancang untuk mengendalikan kebisingan. 
Di Indonesia tidak banyak yang menggunakan 
metoda ini untuk mengurangi kebisingan, kebanyakan 
para perancang melakukan penghalangan kebisingan 
tanpa perhitungan yang tepat dan praktis, bahkan 
seringkali hanya dengan perasaan saja. Sehingga bila telah 
banyak orang atau perancang peredam akustik dengan 
menggunakan metoda ini, maka berarti ilmu pengetahuan 
tentang Metoda Maekawa telah memberikan kontribusi 
yang nyata dan bermanfaat. 
Menurut metoda Maekawa, nilai pengurangan 
tingkat tekanan bunyi (tingkat kebisingan), tergantung 
pada jarak dari sumber ke penghalang, jarak dari
8 
penghalang ke penerima, dimensi penghalang, dan 
tergantung pada frekuensi bunyi. Hal ini sesuai dengan 
sifat gelombang bunyi yang dapat dipantulkan, diserap, 
diteruskan, didifraksikan oleh dinding penghalang. 
Dengan memperhitungkan jarak antara penghalang 
akustik dengan sumber bunyi dan penerima, serta dimensi 
dinding penghalang, maka dapat diestimasikan besar 
pengurangan tingkat tekanan bunyi yang optimal untuk 
berbagai frekuensi bunyi. 
Gambar 2.5 Penghalang akustik di antara sumber 
bunyi (S) dan penerima (P) 
Untuk menentukan besarnya nilai pengurangan bunyi oleh 
penghalang Maekawa menggunakan hubungan : 
………..………….2.3 
dengan B adalah beda tingkat kebisingan di penerima 
sebelum dan setelah adanya penghalang 
………..…...2.4 
selain dengan menggunkan persamaan tersebut, 
perhitungan pengurangan kebisingan juga dapat digunakan 
metode grafik. Metode ini efektif bila dimensi dari 
penghalang sangat lebih besar dari panjang gelombang 
bunyi.
9 
Untuk metode grafik ditentukan dulu Fresnel number 
dengan persamaan 2.5. 
………..………….2.5 
Setelah itu dimasukkan pada grafik Maekawa seperti 
gambar di bawah ini. 
Gambar 2.6 Grafik Maekawa 
Dengan menarik garis lurus ke atas dimulai dari harga 
Fresnel Number, yang diketahui, sampai memotong 
grafik, kemudian ditarik lurus ke kiri memotong sumbu 
ordinat, maka diperoleh nilai atenuasi bunyi oleh 
penghalang.
10 
Halaman ini sengaja dikosongkan
BAB III 
METODOLOGI PRAKTIKUM 
11 
3.1 Peralatan dan Bahan 
Peralatan yang digunakan dalam melaksanakan percobaan 
ini adalah sebagai berikut. 
1. Laptop 
2. Meteran 
3. Speaker 
4. Barrier dengan tinggi dan lebar masing-masing 
2,4cm. 
5. Software Real Time Analyzer 
6. Sound level meter 1 buah 
3.2 Prosedur Percobaan 
Prosedur yang dilakukan dalam percobaan ini adalah sebagai 
berikut. 
1. Barrierdipasang. 
2. Letak speaker dan sound level meter ditentukan 
dengan jarak 50cm dari barrier. 
3. Aplikasi Real Time Analyze dibuka. 
4. Sinyal suara dibangkitkan dengan frekuensi 125Hz. 
5. Sound Pressure Level diukur dengan menggunakan 
sound level meter. 
6. Langkah nomor 4 dan 5 diulangi namun frekuensinya 
diubah menjadi 250Hz, 500Hz, 1000Hz dan 2000Hz. 
7. Langkah nomor 4 sampai dengan nomor 6 diulangi 
sebanyak 5 kali. 
8. Nilai IL dan Fresnel Number dicari.
12 
Halaman ini sengaja dikosongkan
BAB IV 
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 
13 
4.1 Analisa Data 
Dari percobaan yang dilakukan didapaykan data-data 
atenuasi bunyi dengan mneggunakan barrier dan tidak 
menggunakan barrier, yaitu sebagai berikut. 
Tabel 4.1 Pengukuran TTB menggunakan Barrier 
Frekwensi 
(Hz) 
TTB (dB) 
I II III IV V 
125 75.0 75.0 75.4 75.7 75.4 
250 77.7 77.1 77.0 76.6 76.1 
500 80.1 78.7 76.0 77.1 76.8 
1000 76.5 79.2 77.5 77.9 78.8 
2000 82.6 80.5 80.7 79.9 81.3 
Tabel 4.2 Pengukuran TTB menggunakan Tanpa Barrier 
Frekwensi 
(Hz) 
TTB (dB) 
I II III IV V 
125 81.1 80.8 80.1 80.9 81.0 
250 87.5 87.0 87.1 87.1 87.6 
500 90.7 90.4 91.3 91.6 91.2 
1000 93.9 94.1 96.0 93.6 96.5 
2000 99.0 100.8 101.4 100.2 99.9 
Dari data hasil percobaan tersebut, dicari nilai IL dengan 
menggunakan persamaan 2.1. sehingga didapatkan data IL 
seperti pada tabel dibawah ini.
18 
Tabel 4.3 Nilai Insertion Loss 
Sumber 
(Hz) 
Penerima (dB) 
I II III IV V 
125 5,6 5,8 4,7 5,2 5,6 
250 9,8 9,9 10,1 10,5 11,5 
500 10,6 11,7 15,3 14,2 14,4 
1000 17,4 14,9 18,5 15,7 17,7 
2000 16,4 20,3 20,7 20,3 18,6 
Kemudian dicari nilai Fresnel Number dengan persamaan 
2.5, kemudian atenuasi dicari dengan menggunakan 
grafik maekawa. 
Tabel 4.4 Nilai Fresnel Number 
Frekuensi 
125 250 500 1000 2000 
Fresnel 
Number (N) 
0,30 0,61 1,21 2,43 4,87 
Dengan menggunakan metode grafik maekawa maka 
dapat dicari nilai atenuasi dari informasi nili Fresnel 
number dari tebel 4.4. sehingga nilai atenuasi dari 
perhitungan menggunkan grafik maekawa adalah sebagai 
berikut. 
Tabel 4.5 Nilai Atenuasi Bunyi Dari Grafik Maekawa 
Frekuensi Hz 
125 250 500 1000 2000 
Atenuasi (dB) 10 11,5 14 17 19,8 
14
Selain menggunakan grafik Maekawa nilai atenuasi juga 
kita dapatkan dari percobaan, yaitu merupakan rata-rata 
dari kelima data hasil percobaan, untuk kemudian 
dibandingkan dengan atenuasi dari perhitungan grafik 
maekawa. 
Tabel 4.6 Nilai Atenuasi Bunyi Percobaan 
Jika dibuat grafik antara atenuasi bunyi dari hasil 
percobaan dengan hasil grafik maekawa, maka akan 
menjadi seperti gambar dibawah ini. 
Gambar 2.6 Grafik perbandingan atenuasi 
Selisih antara atenuasi hasil percobaan dengan atenuasi 
hasil perhitungan dengan grafik maekawa adalah sebagai 
berikut, 
17 
Frekuensi Hz 
125 250 500 1000 2000 
Atenuasi (dB) 5.38 10.36 13.24 16.84 19.26 
15
16 
18 
Tabel 4.7 Nilai Atenuasi Bunyi Dari Grafik Maekawa 
No Frekuensi 
125 250 500 1000 2000 
Selisih -4.62 -1.14 -0.76 -0.16 -0.54 
4.2 Pembahasan 
Dari hasil percobaan yang telah dilakukan, yaitu 
melakukan pengukuran atenuasi bunyi melalui percobaan, 
dengan perhitungan atenuasi bunti dengan mengunakan 
metode maekawa, dan setelah itu data-data atenuasi bunyi 
dengan dua metode yang berbeda itu di plot dalam satu grafik 
antara Fresnel number dan atenuasi, dari grafik tersebut, 
terlihat bahwa kenaikan Fresnel number, berbanding lurus 
dengan kenaikan atenuasi. Itu berarti semakin besar Fresnel 
number. Pada persamaan Fresnel number terdapat juga 
frekwensi. Dimana juga berbanding lurus dengan Fresnel 
number. Sehingga dari grafik tersebut dapat pula ditarik 
kesimpulan bahwa semakin besar semakin besar frekwensi 
atenuasi bunyi juga akan semakin membesar. Hal tersebut 
dikarenakan semakin besar frekwensi yang dihasilkan oleh 
sebuah sumber bunyi atau sumber bising maka, jika mengenai 
sebuah benda yang dalam percobaan ini adalah sebuah barrier 
akan mudah terpantulkan, sedangkan jika frekwensi rendah 
jika mengenai benda atau penghalang, akan mudah diteruskan. 
Makadari itu, semakin besar frekwensi nya atenuasi bunyi 
yang diukur pada daerah dibelakang sebuah penhalang juga 
akan semakin besar, karena frekwensi yang besar akan mudah 
mengalami refleksi atau dipantulkan ke berbagai arah, 
sehingga atenuasi bunyi juga besar.
BAB V 
PENUTUP 
17 
5.1 Kesimpulan 
Dari praktikum akustik dan getaran entang boise 
barrier ini diperoleh kesimpulan antara lain, 
a. Pengurangan bising dapat dilakukan dengan 
memasang penghalang bising atau noise barrier. 
b. Untuk menganalisa kinerja dari noise barrier, 
digunakan metode IL (insertion loss). Karena IL 
memberikan petunjuk langsung dari perbaikan yang 
diberikan oleh “penyisipan” barrier antara sumber 
bising dan penerima. Dan tidak menggunkan metode 
NR (noise reduction), karena metode NR digunakan 
untuk penghalang dimana sisi kanan, kiri atas dan 
bawah dari terselubungi oleh sebuah ruang, misalnya, 
penghalang tembok, antara 2 ruang. 
c. Salah satu metode yang digunakan untuk mendesain 
penghalang akustik adalah metode maekawa. Dimana 
factor factor yang diperhitungkan antara lain, jarak 
dan tinggi sumber dan penerima dari penghalang, 
tinggi pengalang serta frekwensi sumber. 
d. Sumber bunyi dengan frekwensi yang tinggi akan 
memiliki atenuasi yang tinggi pula karena frekwensi 
yang tinggi akan mudah dipantulkan jika mengenai 
sebuah penghalang. 
5.2 Saran 
Saran untuk praktikum akustik dan getaran tentang 
noise barrier kali ini adalah, pada saat praktikum 
mengunakan sepeaker yang mengeluarkan frekwensi 
tinggi, sebaiknya tidak dibawa oleh praktikan, melainkan
18 
disediakan sebuah trimpot untuk meletakkan speaker 
tersebut.
DAFTAR PUSTAKA 
[1] Anonim. Modul Percobaan P-5Noisse Barrier. 
Surabaya. LaboratoriumAkustik JTF-FTI-ITS 
[2] Parkin, P.H., H.R. Humpeys & J.R. Cowell. 1979. 
Acoustics, Noise and Buildings. Faber&Faber, London

More Related Content

What's hot

3 . analisis regresi linier berganda dua peubah
3 .  analisis regresi  linier berganda dua peubah3 .  analisis regresi  linier berganda dua peubah
3 . analisis regresi linier berganda dua peubahYulianus Lisa Mantong
 
Metode numerik pada persamaan diferensial (new)
Metode numerik pada persamaan diferensial (new)Metode numerik pada persamaan diferensial (new)
Metode numerik pada persamaan diferensial (new)Khubab Basari
 
Aljabar boolean MK matematika diskrit
Aljabar boolean MK matematika diskritAljabar boolean MK matematika diskrit
Aljabar boolean MK matematika diskritriyana fairuz kholisa
 
Perbaikan metode perakitan steker melalui peta tangan kiri dan tangan kanan (...
Perbaikan metode perakitan steker melalui peta tangan kiri dan tangan kanan (...Perbaikan metode perakitan steker melalui peta tangan kiri dan tangan kanan (...
Perbaikan metode perakitan steker melalui peta tangan kiri dan tangan kanan (...Julita Anggrek
 
Precedence Diagram Method 2
Precedence Diagram Method 2Precedence Diagram Method 2
Precedence Diagram Method 2Nurul Angreliany
 
Pengukuran Waktu Kerja Dengan Metode Pengukuran Langsung
Pengukuran Waktu Kerja Dengan Metode Pengukuran LangsungPengukuran Waktu Kerja Dengan Metode Pengukuran Langsung
Pengukuran Waktu Kerja Dengan Metode Pengukuran LangsungYesica Adicondro
 
Probstat ekpektasi matematika (kelompok2)
Probstat ekpektasi matematika (kelompok2)Probstat ekpektasi matematika (kelompok2)
Probstat ekpektasi matematika (kelompok2)Dila Nurlaila
 
Aplikasi matriks dalam teknik sipil
Aplikasi matriks dalam teknik sipilAplikasi matriks dalam teknik sipil
Aplikasi matriks dalam teknik sipilbudiMekka
 
Bab 3 penyelesaian persamaan tak linear
Bab 3 penyelesaian persamaan tak linearBab 3 penyelesaian persamaan tak linear
Bab 3 penyelesaian persamaan tak linearKelinci Coklat
 
01. Sejarah, Tokoh, dan Konsep Teknik Industri
01. Sejarah, Tokoh, dan Konsep Teknik Industri01. Sejarah, Tokoh, dan Konsep Teknik Industri
01. Sejarah, Tokoh, dan Konsep Teknik IndustriMercu Buana University
 
Contoh soal penyelsaian metode biseksi menggunakan excel erna
Contoh soal penyelsaian metode biseksi menggunakan excel ernaContoh soal penyelsaian metode biseksi menggunakan excel erna
Contoh soal penyelsaian metode biseksi menggunakan excel ernaernajuliawati
 
Perhitungan kapasitas ac
Perhitungan kapasitas acPerhitungan kapasitas ac
Perhitungan kapasitas acJupri Toding
 
Mekanika fluida 1 pertemuan 11
Mekanika fluida 1 pertemuan 11Mekanika fluida 1 pertemuan 11
Mekanika fluida 1 pertemuan 11Marfizal Marfizal
 

What's hot (20)

3 . analisis regresi linier berganda dua peubah
3 .  analisis regresi  linier berganda dua peubah3 .  analisis regresi  linier berganda dua peubah
3 . analisis regresi linier berganda dua peubah
 
Statistika: Binomial
Statistika: BinomialStatistika: Binomial
Statistika: Binomial
 
Metode numerik pada persamaan diferensial (new)
Metode numerik pada persamaan diferensial (new)Metode numerik pada persamaan diferensial (new)
Metode numerik pada persamaan diferensial (new)
 
Aljabar boolean MK matematika diskrit
Aljabar boolean MK matematika diskritAljabar boolean MK matematika diskrit
Aljabar boolean MK matematika diskrit
 
Perbaikan metode perakitan steker melalui peta tangan kiri dan tangan kanan (...
Perbaikan metode perakitan steker melalui peta tangan kiri dan tangan kanan (...Perbaikan metode perakitan steker melalui peta tangan kiri dan tangan kanan (...
Perbaikan metode perakitan steker melalui peta tangan kiri dan tangan kanan (...
 
Precedence Diagram Method 2
Precedence Diagram Method 2Precedence Diagram Method 2
Precedence Diagram Method 2
 
Pengukuran Waktu Kerja Dengan Metode Pengukuran Langsung
Pengukuran Waktu Kerja Dengan Metode Pengukuran LangsungPengukuran Waktu Kerja Dengan Metode Pengukuran Langsung
Pengukuran Waktu Kerja Dengan Metode Pengukuran Langsung
 
Distribusi peluang (2)
Distribusi peluang (2)Distribusi peluang (2)
Distribusi peluang (2)
 
Probstat ekpektasi matematika (kelompok2)
Probstat ekpektasi matematika (kelompok2)Probstat ekpektasi matematika (kelompok2)
Probstat ekpektasi matematika (kelompok2)
 
Aplikasi matriks dalam teknik sipil
Aplikasi matriks dalam teknik sipilAplikasi matriks dalam teknik sipil
Aplikasi matriks dalam teknik sipil
 
Manajemen proyek
Manajemen proyekManajemen proyek
Manajemen proyek
 
Bab 3 penyelesaian persamaan tak linear
Bab 3 penyelesaian persamaan tak linearBab 3 penyelesaian persamaan tak linear
Bab 3 penyelesaian persamaan tak linear
 
01. Sejarah, Tokoh, dan Konsep Teknik Industri
01. Sejarah, Tokoh, dan Konsep Teknik Industri01. Sejarah, Tokoh, dan Konsep Teknik Industri
01. Sejarah, Tokoh, dan Konsep Teknik Industri
 
Contoh soal penyelsaian metode biseksi menggunakan excel erna
Contoh soal penyelsaian metode biseksi menggunakan excel ernaContoh soal penyelsaian metode biseksi menggunakan excel erna
Contoh soal penyelsaian metode biseksi menggunakan excel erna
 
RPL 1 (Lama) - Rekayasa Kebutuhan
RPL 1 (Lama) - Rekayasa KebutuhanRPL 1 (Lama) - Rekayasa Kebutuhan
RPL 1 (Lama) - Rekayasa Kebutuhan
 
Perhitungan kapasitas ac
Perhitungan kapasitas acPerhitungan kapasitas ac
Perhitungan kapasitas ac
 
Work sampling
Work samplingWork sampling
Work sampling
 
Modul Pemrograman Bahasa Assembly
Modul Pemrograman Bahasa AssemblyModul Pemrograman Bahasa Assembly
Modul Pemrograman Bahasa Assembly
 
Metode sugeno
Metode sugenoMetode sugeno
Metode sugeno
 
Mekanika fluida 1 pertemuan 11
Mekanika fluida 1 pertemuan 11Mekanika fluida 1 pertemuan 11
Mekanika fluida 1 pertemuan 11
 

Viewers also liked

lapres Akustik & Getaran [noise mapping]
lapres Akustik & Getaran [noise mapping] lapres Akustik & Getaran [noise mapping]
lapres Akustik & Getaran [noise mapping] Dionisius Kristanto
 
Lapres Akustik & Getaran [kerusakan dan vibrasi pada pompa]
Lapres Akustik & Getaran [kerusakan dan vibrasi pada pompa]Lapres Akustik & Getaran [kerusakan dan vibrasi pada pompa]
Lapres Akustik & Getaran [kerusakan dan vibrasi pada pompa]Dionisius Kristanto
 
Sifat optik material (callister chapter 21)
Sifat optik material (callister chapter 21)Sifat optik material (callister chapter 21)
Sifat optik material (callister chapter 21)Dionisius Kristanto
 
Lapres Rekban P2 [Percobaan Bahan Keramik]
Lapres Rekban P2 [Percobaan Bahan Keramik]Lapres Rekban P2 [Percobaan Bahan Keramik]
Lapres Rekban P2 [Percobaan Bahan Keramik]Dionisius Kristanto
 
Lapres Akustik & Getaran [Geteran Teredam]
Lapres Akustik & Getaran [Geteran Teredam]Lapres Akustik & Getaran [Geteran Teredam]
Lapres Akustik & Getaran [Geteran Teredam]Dionisius Kristanto
 
Super posisi gelombang harmonic
Super posisi gelombang harmonicSuper posisi gelombang harmonic
Super posisi gelombang harmonichifdzullisan
 
Material magnetik, dielektrik dan optik dwi astuti dian kurniasari & faturrahman
Material magnetik, dielektrik dan optik dwi astuti dian kurniasari & faturrahmanMaterial magnetik, dielektrik dan optik dwi astuti dian kurniasari & faturrahman
Material magnetik, dielektrik dan optik dwi astuti dian kurniasari & faturrahmanIPA 2014
 
Sifat Optik dan Termal Material
Sifat Optik dan Termal MaterialSifat Optik dan Termal Material
Sifat Optik dan Termal MaterialVincent Cahya
 
Superposisi gelombang harmonik
Superposisi gelombang harmonikSuperposisi gelombang harmonik
Superposisi gelombang harmonikAlvin Alamsyah
 
Ppt gerak harmonik sederhana
Ppt gerak harmonik sederhanaPpt gerak harmonik sederhana
Ppt gerak harmonik sederhanaAhmad Yansah
 
Ipa smp kelas 8 buku guru kurikulum 2013
Ipa smp kelas 8 buku guru kurikulum 2013Ipa smp kelas 8 buku guru kurikulum 2013
Ipa smp kelas 8 buku guru kurikulum 2013Budhi Emha
 

Viewers also liked (13)

lapres Akustik & Getaran [noise mapping]
lapres Akustik & Getaran [noise mapping] lapres Akustik & Getaran [noise mapping]
lapres Akustik & Getaran [noise mapping]
 
Lapres Akustik & Getaran [kerusakan dan vibrasi pada pompa]
Lapres Akustik & Getaran [kerusakan dan vibrasi pada pompa]Lapres Akustik & Getaran [kerusakan dan vibrasi pada pompa]
Lapres Akustik & Getaran [kerusakan dan vibrasi pada pompa]
 
Sifat optik material (callister chapter 21)
Sifat optik material (callister chapter 21)Sifat optik material (callister chapter 21)
Sifat optik material (callister chapter 21)
 
Lapres Rekban P2 [Percobaan Bahan Keramik]
Lapres Rekban P2 [Percobaan Bahan Keramik]Lapres Rekban P2 [Percobaan Bahan Keramik]
Lapres Rekban P2 [Percobaan Bahan Keramik]
 
Lapres Akustik & Getaran [Geteran Teredam]
Lapres Akustik & Getaran [Geteran Teredam]Lapres Akustik & Getaran [Geteran Teredam]
Lapres Akustik & Getaran [Geteran Teredam]
 
Super posisi gelombang harmonic
Super posisi gelombang harmonicSuper posisi gelombang harmonic
Super posisi gelombang harmonic
 
Akustik modul-6
Akustik modul-6Akustik modul-6
Akustik modul-6
 
PPT SGH
PPT SGHPPT SGH
PPT SGH
 
Material magnetik, dielektrik dan optik dwi astuti dian kurniasari & faturrahman
Material magnetik, dielektrik dan optik dwi astuti dian kurniasari & faturrahmanMaterial magnetik, dielektrik dan optik dwi astuti dian kurniasari & faturrahman
Material magnetik, dielektrik dan optik dwi astuti dian kurniasari & faturrahman
 
Sifat Optik dan Termal Material
Sifat Optik dan Termal MaterialSifat Optik dan Termal Material
Sifat Optik dan Termal Material
 
Superposisi gelombang harmonik
Superposisi gelombang harmonikSuperposisi gelombang harmonik
Superposisi gelombang harmonik
 
Ppt gerak harmonik sederhana
Ppt gerak harmonik sederhanaPpt gerak harmonik sederhana
Ppt gerak harmonik sederhana
 
Ipa smp kelas 8 buku guru kurikulum 2013
Ipa smp kelas 8 buku guru kurikulum 2013Ipa smp kelas 8 buku guru kurikulum 2013
Ipa smp kelas 8 buku guru kurikulum 2013
 

Similar to NOISE BARRIER ANALYSIS

Dokumen.tips makalah kebisingan-lengkap
Dokumen.tips makalah kebisingan-lengkapDokumen.tips makalah kebisingan-lengkap
Dokumen.tips makalah kebisingan-lengkapRiana Estriani
 
Perangkat Pembelajaran PPG-SM3T UNNES MP Fisika
Perangkat Pembelajaran PPG-SM3T UNNES  MP Fisika Perangkat Pembelajaran PPG-SM3T UNNES  MP Fisika
Perangkat Pembelajaran PPG-SM3T UNNES MP Fisika Mansur Amriatul
 
Format laporan
Format laporanFormat laporan
Format laporanrhyshe
 
Buku Materi D.35EBT15.009.1- Memasang Sistem Proteksi.docx
Buku Materi D.35EBT15.009.1- Memasang Sistem Proteksi.docxBuku Materi D.35EBT15.009.1- Memasang Sistem Proteksi.docx
Buku Materi D.35EBT15.009.1- Memasang Sistem Proteksi.docxAliceKuhurima1
 
Laporan Putaran Kritis mechanical engineering
Laporan Putaran Kritis mechanical engineeringLaporan Putaran Kritis mechanical engineering
Laporan Putaran Kritis mechanical engineeringTrytobeYourassn
 
Laporan pratikum NDT, ultraonic testing (ut)
Laporan pratikum NDT, ultraonic testing (ut)Laporan pratikum NDT, ultraonic testing (ut)
Laporan pratikum NDT, ultraonic testing (ut)p4n71
 
Rpp sistem akustik ruang
Rpp sistem akustik ruangRpp sistem akustik ruang
Rpp sistem akustik ruangEKO SUPRIYADI
 
Pengujian tidak merusak sound level measurement
Pengujian tidak merusak sound level measurementPengujian tidak merusak sound level measurement
Pengujian tidak merusak sound level measurementartyudy
 
Antena dan Propagasi Gelombang
Antena dan Propagasi GelombangAntena dan Propagasi Gelombang
Antena dan Propagasi GelombangHarry Ramza
 
Ttl melkis(211050) perbaikan
Ttl melkis(211050) perbaikanTtl melkis(211050) perbaikan
Ttl melkis(211050) perbaikanMelkizt CHdeck
 
laporanpraktikumlas-140927074526-phpapp02.pdf
laporanpraktikumlas-140927074526-phpapp02.pdflaporanpraktikumlas-140927074526-phpapp02.pdf
laporanpraktikumlas-140927074526-phpapp02.pdfThekingz021
 
PERANCANGAN ANTENA BOW-TIE MIKROSTRIP PADA FREKUENSI 1.6 GHz UNTUK SISTEM GRO...
PERANCANGAN ANTENA BOW-TIE MIKROSTRIP PADA FREKUENSI 1.6 GHz UNTUK SISTEM GRO...PERANCANGAN ANTENA BOW-TIE MIKROSTRIP PADA FREKUENSI 1.6 GHz UNTUK SISTEM GRO...
PERANCANGAN ANTENA BOW-TIE MIKROSTRIP PADA FREKUENSI 1.6 GHz UNTUK SISTEM GRO...Uofa_Unsada
 
Template Buku Materi.docx
Template Buku Materi.docxTemplate Buku Materi.docx
Template Buku Materi.docxAliceKuhurima1
 
Laporan tugas pemilihan material selection
Laporan tugas pemilihan material selectionLaporan tugas pemilihan material selection
Laporan tugas pemilihan material selectionAlbertus Rianto
 
Laporan Proses Pembuatan Recorder Prinsip Pipa Organa Terbuka
Laporan Proses Pembuatan Recorder Prinsip Pipa Organa TerbukaLaporan Proses Pembuatan Recorder Prinsip Pipa Organa Terbuka
Laporan Proses Pembuatan Recorder Prinsip Pipa Organa TerbukaSiti Farida
 

Similar to NOISE BARRIER ANALYSIS (20)

Dokumen.tips makalah kebisingan-lengkap
Dokumen.tips makalah kebisingan-lengkapDokumen.tips makalah kebisingan-lengkap
Dokumen.tips makalah kebisingan-lengkap
 
Perangkat Pembelajaran PPG-SM3T UNNES MP Fisika
Perangkat Pembelajaran PPG-SM3T UNNES  MP Fisika Perangkat Pembelajaran PPG-SM3T UNNES  MP Fisika
Perangkat Pembelajaran PPG-SM3T UNNES MP Fisika
 
Format laporan
Format laporanFormat laporan
Format laporan
 
Kata pengantar
Kata pengantarKata pengantar
Kata pengantar
 
Chapter ii2
Chapter ii2Chapter ii2
Chapter ii2
 
Buku Materi D.35EBT15.009.1- Memasang Sistem Proteksi.docx
Buku Materi D.35EBT15.009.1- Memasang Sistem Proteksi.docxBuku Materi D.35EBT15.009.1- Memasang Sistem Proteksi.docx
Buku Materi D.35EBT15.009.1- Memasang Sistem Proteksi.docx
 
Laporan Putaran Kritis mechanical engineering
Laporan Putaran Kritis mechanical engineeringLaporan Putaran Kritis mechanical engineering
Laporan Putaran Kritis mechanical engineering
 
Anechoic chamber
Anechoic chamberAnechoic chamber
Anechoic chamber
 
Laporan pratikum NDT, ultraonic testing (ut)
Laporan pratikum NDT, ultraonic testing (ut)Laporan pratikum NDT, ultraonic testing (ut)
Laporan pratikum NDT, ultraonic testing (ut)
 
Rpp sistem akustik ruang
Rpp sistem akustik ruangRpp sistem akustik ruang
Rpp sistem akustik ruang
 
Pengujian tidak merusak sound level measurement
Pengujian tidak merusak sound level measurementPengujian tidak merusak sound level measurement
Pengujian tidak merusak sound level measurement
 
Antena dan Propagasi Gelombang
Antena dan Propagasi GelombangAntena dan Propagasi Gelombang
Antena dan Propagasi Gelombang
 
Ttl melkis(211050) perbaikan
Ttl melkis(211050) perbaikanTtl melkis(211050) perbaikan
Ttl melkis(211050) perbaikan
 
laporanpraktikumlas-140927074526-phpapp02.pdf
laporanpraktikumlas-140927074526-phpapp02.pdflaporanpraktikumlas-140927074526-phpapp02.pdf
laporanpraktikumlas-140927074526-phpapp02.pdf
 
kebisingan
kebisingankebisingan
kebisingan
 
PERANCANGAN ANTENA BOW-TIE MIKROSTRIP PADA FREKUENSI 1.6 GHz UNTUK SISTEM GRO...
PERANCANGAN ANTENA BOW-TIE MIKROSTRIP PADA FREKUENSI 1.6 GHz UNTUK SISTEM GRO...PERANCANGAN ANTENA BOW-TIE MIKROSTRIP PADA FREKUENSI 1.6 GHz UNTUK SISTEM GRO...
PERANCANGAN ANTENA BOW-TIE MIKROSTRIP PADA FREKUENSI 1.6 GHz UNTUK SISTEM GRO...
 
Template Buku Materi.docx
Template Buku Materi.docxTemplate Buku Materi.docx
Template Buku Materi.docx
 
Laporan p3 akustik
Laporan p3 akustikLaporan p3 akustik
Laporan p3 akustik
 
Laporan tugas pemilihan material selection
Laporan tugas pemilihan material selectionLaporan tugas pemilihan material selection
Laporan tugas pemilihan material selection
 
Laporan Proses Pembuatan Recorder Prinsip Pipa Organa Terbuka
Laporan Proses Pembuatan Recorder Prinsip Pipa Organa TerbukaLaporan Proses Pembuatan Recorder Prinsip Pipa Organa Terbuka
Laporan Proses Pembuatan Recorder Prinsip Pipa Organa Terbuka
 

Recently uploaded

ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxdeskaputriani1
 
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolikDasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolikThomasAntonWibowo
 
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdfDiskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdfHendroGunawan8
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarankeicapmaniez
 
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptxcontoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptxHR MUSLIM
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSdheaprs
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxssuser50800a
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDNurainiNuraini25
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfNurulHikmah50658
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxssuser8905b3
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)MustahalMustahal
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxdpp11tya
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 

Recently uploaded (20)

ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolikDasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
 
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdfDiskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
 
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptxcontoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 

NOISE BARRIER ANALYSIS

  • 1. LAPORAN RESMIPRAKTIKUM AKUSTIK– P5 NOISE BARRIER Disusun Oleh : DIONISIUS ANDY KRISTANTO NRP. 2412 100 106 Asisten : SENA SUKMANANDA SUPRAPTO NRP. 2410 100 015 PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK FISIKA JURUSAN TEKNIK FISIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2014
  • 2.
  • 3. LAPORAN RESMIPRAKTIKUM AKUSTIK– P5 i NOISE BARRIER Disusun Oleh : DIONISIUS ANDY KRISTANTO NRP. 2412 100 106 Asisten : SENA SUKMANANDA SUPRAPTO NRP. 2410 100 015 PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK FISIKA JURUSAN TEKNIK FISIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2014
  • 4. ABSTRAK Kenyamanan sebuah lingkungan atau sebuah ruang sangat salah satunya bergantung pada tingkat kebisingan dari ruang atau lingkungan tersebut. Untuk mengurangi tingkat kebisingat yang diterima sebuah lingkungan yang dekat dengan sumber bising digunakan sebuah penghalang bising atau noise barrier. Pada laporan ini akan dibahas analisa noise barrier dengan menggunkan metode maekawa, sehingga didapatkan kesimpulan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi atenuasi pada noise barrier metode maekawa antara lain, jarak serta ketinggian sumber dan penerima bunyi dengan barrier serta frekwensi sumber Kata Kunci: Bising, Penghalang Bising, Metode Maekawa ii
  • 5. ABSTRACT The comfort of aneighborhoodoraspacesoone of themdependsonthe noiselevelofthe roomortheenvironment. Toreduce thelevelkebisingatreceivedanenvironmentthat isclose to thenoise sourceusedanoisebarrierornoise barriers. Inthis reportthe analysis ofnoise barrierswill be addressedby using themethod ofMaekawa, to obtainconclusions aboutthe factorsthataffectthenoiseattenuationbarriermethodsMaekawa, among others, the distanceandheight ofthe sourceandrecipient ofthebarrierand the frequency ofthe soundsource Keywords: Noise, NoiseBarriers, MaekawaMethods KATA PENGANTAR iii
  • 6. Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan karunia-Nya sehingga Laporan Resmi Praktikum Akustik dan getaran ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Dalam kesempatan kali ini penyusun mengucapkan terima kasih kepada: 1. Bapak Ir. JerrySusatio, MT selaku dosen pengajar mata kuliah Akustik dan getaran. 2. Saudara asisten yang telah membimbing dalam pelaksanaan praktikum Akustik dan getaran. 3. Rekan-rekan yang telah membantu terlaksananya kegiatan praktikum Akustik dan getaran. Penyusun menyadari bahwa banyak kekurangan dalam pembuatan laporan ini baik dari segi materi maupun penyajian. Untuk itu penyusun mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun. Akhir kata penyusun berharap semoga laporan ini bermanfaat bagi penyusun sendiri khususnya dan pembaca pada umumnya. iv Surabaya, 23April 2014 Penulis
  • 7. DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ...................................................i ABSTRAK ..................................................................ii ABSTRACT ................................................................iii KATA PENGANTAR .................................................iv DAFTAR ISI ...............................................................v DAFTAR GAMBAR ...................................................vi DAFTAR TABEL .......................................................vii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ........................................................1 1.2 Perumusan Masalah .................................................1 1.3 Tujuan.....................................................................1 1.4 Sistematika Laporan ................................................2 BAB II DASAR TEORI 2.1Noise Barrier ...........................................................3 2.2Insertion Loss ..........................................................6 2.3Noise Reduction .......................................................7 2.4 Metode Maekawa ....................................................7 BAB III METODOLOGI PRAKTIKUM 3.1 Alat dan Bahan ........................................................11 3.2 Prosedur Percobaan .................................................11 BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Data ...........................................................13 4.2 Pembahasan ............................................................18 BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan ..................................................................19 5.2 Saran.......................................................................19 DAFTAR PUSTAKA v
  • 8. DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1Ilustrasi Penghalang Bising ..........................3 Gambar 2.2 Posisi Barrier ............................................4 Gambar 2.3Noise Barrier dengan memperhitungkan estetika .....................................................................................5 Gambar 2.4 Perbedaan TTB di Ruang Penerima tanpa (a) dan dengan Partisi (b)...........................................................6 Gambar 2.5 Penghalang akustik di antara sumber bunyi (S) dan penerima (P)…………………………………………..8 Gambar 2.6Grafik Maekawa.........................................9 vi
  • 9. DAFTAR TABEL Tabel 4.1Pengukuran TTB menggunakan Barrier ............13 Tabel 4.2Pengukuran TTB menggunakan Tanpa Barrier ..13 Tabel 4.3 Nilai Insertion Loss ........................................14 Tabel 4.4Nilai Fresnel Number ......................................14 Tabel 4.5 Nilai Fresnel Numb Nilai Atenuasi Bunyi Dari Grafik Maekawaer .........................................................14 Tabel 4.6Nilai Atenuasi Bunyi Percobaan .......................15 Tabel 4.7 Nilai Atenuasi Bunyi Dari Grafik Maekawa .....16 vii
  • 10.
  • 11. BAB I PENDAHULUAN 1 1.1 Latar Belakang Tingkat kebisingan mempengaruhi kenyamanan sebuah lingkungan atau ruang, dimana jika tingkat kebisingan semakin tinggi maka lingkungan ataupun ruang tersebut tidak akan lagi nyaman.banyak sekali sumber bising yang ada, misalnya bising karena kendaraan yang berlalu-lalang di jalan raya yang akan mengurangi kenyamanan lingkungan di sekitar jalan raya tersebut yang terdapat perumahan. Maka dari itu diperlukan sebuah noise barrier atau penghalang bising yang berguna untuk mereduksi tingkat kebisingan, sehingga lingkungan yang berada di dekat sumber bising tetap nyaman dan layak untuk di tinggali, untuk itu pengetahuan tentang noise barrier sangatlah diperlukan. 1.2 Perumusan Masalah Sesuai dengan latar belakang diatas, maka rumusan masalah pada praktikum akustik dan getaran tentang noise barrier kali ini adalah sebagai berikut. a. Bagaimana menganalisa pengaruh noise barrier terhadap pengukuran tingkat tekanan bunyi? b. Bagaimana membandingkan besar atenuasi bunyi pada grafik maekawa dengan hasil pengukuran ? 1.3 Tujuan Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan dari praktikum akustik dan getaran tentang noise barrier kali ini adalah sebagai berikut. a. Praktikan mengetahui caramenganalisa pengaruh noise barrier terhadap pengukuran tingkat tekanan bunyi.
  • 12. 2 b. Praktikan mengetahui caramembandingkan besar atenuasi bunyi pada grafik maekawa dengan hasil pengukuran. 1.4 Sistematika Laporan Laporan resmi praktikum akustik dan getaran tentang noise barrier, ini terdiri dari 5 bab, yaitu pertama bab 1, adalah pendahuluan, yang berisi latarbelakang, rumusan masalah, tujuan praktikum serta sistematika laporan. Bab 2 yaitu dasar teori yang berisi tentang teori dasar yang menunjang praktikum ini.Bab 3 yaitu metodologi dimana berisi tentang, alat alat yang dugunkan dalam praktikum serta langkah langkah dalam praktikum.Bab 4 yaitu analisa data dan pembahasan, dimana berisi tentang analisa data-data yang didapatkan dalam percobaan serta pembahasan terhadap analisa data tersebut.Bab 5 yaitu penutup berisi tantang kesimpulan dan saran.Sedangkan yang terakhir yaitu lampiran yang berisi tugas khusus yang diberikan.
  • 13. BAB II DASAR TEORI 3 2.1 Noise Barrier Noise Barrier (Soundwall, Tanggul suara, penghalang suara, atau penghalang akustik) adalah struktur eksterior yang dirancang untuk meredam polusi suara (bising). Noise Barrier merupakan metode yang paling efektif mengurangi jalan, kereta api, dan sumber kebisingan industri tanpa penghentian aktivitas penggunaan kontrol sumber. Fungsi dari Penghalang Bising ini untuk memberikan zona bayangan (shadow zone) atau daerah dimana mempunyai bising yang lebih senyap pada penerima. Gambar 2.1 Ilustrasi Penghalang Bising faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam perencanaan penghalang buatan diantaranya adalah,
  • 14. 4 a. Posisi/Peletakan Posisi yang dimaksud adalah jarak penghalang dengan bangunan. Pada tempat yang lapang, jarak bisa dengan mudah diatur. Namun ketika dihadapkan dengan lahan yang sempit, harus dipikirkan secara lebih matang. Misalkan, perlunya pagar keliling depan bangunan yang menghadap jalan raya. Kemudian peletakan posisi pintu gerbang sebaiknya menghadap bagian bangunan yang kosong, atau lapang, dan tidak memerlukan ketenangan yang leih dari ruangan lain. Gambar 2.2 Posisi Barrier b. Dimensi Dimensi yang dimaksud disini mempunyai dua unsur, yakni ketebalan dan ketinggian. Pada kondisi dimana bangunan sejajar dengan ketinggian jalan, maka jarak antara bangunan dan penghalang buatan lebih gampang diatur. Namun ketika bangunan lebih tinggi konturnya daripada jalan, maka ketinggian penghalang menjadi faktor yang utama. Perlu diketahui, gelombang bunyi bisa berdefraksi ketika melewati penghalang. Jadi untuk mendapatkan barrier yang maksimal, barrier sebaiknya lebih tinggi daripada
  • 15. 5 dinding bangunan terdekat. Selain itu bisa diakali dengan memberikan ruang lapang dibelakang barrier, sehingga defraksi bunyi jatuh ke ruang lapang tersebut, tidak langsung menabrak dinding bangunan. c. Estetika Faktor estetika dalam analisis barrier tidak begitu diperhatikan. Namun secara arsitektural menjadi sangat penting, karena biasanya posisi barrier ada di bagian depan bangunan. Untuk itu, meskipun sudah terpenuhi antara posisi, dimensi dan materialnya, namun ketika berbentuk kurang bagus, akan sangat menurunkan nilai komersial bangunan. Saat ini beragamkrea tifitas untuk mempercantik barrier/penghalang bising sudah banyak dikembangkan. Gambar 2.3Noise Barrier dengan memperhitungkan estetika
  • 16. 6 d. Material Peletakan dan dimensi saja tidak cukup untuk mendapatkan barrier yang maksimal. Kita tahu bunyi akan memantul atau terserap tergantung permukaan penghalang yang ditabrak. Bunyi dapat menembus celah-celah yang sangat kecil sekalipun, sehingga, penggunaan penghalang yang kokoh, rigid, dan permanen sangatlah disarankan. Kinerja Akustik dari Penghalang dapat dinyatakan dalam NR (Noise Reduction) atau IL (Insertion Loss). 2.2 Insertion Loss Insertion Loss merupakan perbedaan antara tekanan bunyi (SPL) pada suatu titik tertentu dalam kondisi sebelum dan setelah barrier (atau enclosure) terpasang. : Gambar 2.4 Perbedaan TTB di Ruang Penerima tanpa (a) dan dengan Partisi (b) Dapat dinyatakan dengan persamaan berikut ………..………….. 2.1 IL memberikan petunjuk langsung dari perbaikan yang diberikan oleh “penyisipan” barrier antara sumber bising dan penerima.
  • 17. 7 2.3 Noise Reduction Besaran berikutnya yang juga digunakan untuk menyatakan daya isolasi bahan adalah reduksi bising (Noise Reduction). Reduksi bising terjadi antara ruang sumber bunyi dengan ruang penerima bunyi. Reduksi bising merupakan selisih tingkat tekanan bunyi dalam ruang sumber bunyi dengan tingkat tekanan bunyi dalam ruang penerima. Secara matematis, reduksi bising dinyatakandalam: ………..………….2.2 dengan, NR: reduksi bising (dB) SPL1: tingkat tekanan bunyi dalam ruang sumber (dB) SPL2: tingkat tekanan bunyi dalam ruang penerima (dB) 2.4 Metode Maekawa Secara teoritis, metoda Maekawa merupakan metoda yang praktis dan efektif untuk perancangan peredaman kebisingan dengan menggunakan penghalang akustik. Sehingga memberikan kemudahan dan kepastian kepada para perancang untuk mengendalikan kebisingan. Di Indonesia tidak banyak yang menggunakan metoda ini untuk mengurangi kebisingan, kebanyakan para perancang melakukan penghalangan kebisingan tanpa perhitungan yang tepat dan praktis, bahkan seringkali hanya dengan perasaan saja. Sehingga bila telah banyak orang atau perancang peredam akustik dengan menggunakan metoda ini, maka berarti ilmu pengetahuan tentang Metoda Maekawa telah memberikan kontribusi yang nyata dan bermanfaat. Menurut metoda Maekawa, nilai pengurangan tingkat tekanan bunyi (tingkat kebisingan), tergantung pada jarak dari sumber ke penghalang, jarak dari
  • 18. 8 penghalang ke penerima, dimensi penghalang, dan tergantung pada frekuensi bunyi. Hal ini sesuai dengan sifat gelombang bunyi yang dapat dipantulkan, diserap, diteruskan, didifraksikan oleh dinding penghalang. Dengan memperhitungkan jarak antara penghalang akustik dengan sumber bunyi dan penerima, serta dimensi dinding penghalang, maka dapat diestimasikan besar pengurangan tingkat tekanan bunyi yang optimal untuk berbagai frekuensi bunyi. Gambar 2.5 Penghalang akustik di antara sumber bunyi (S) dan penerima (P) Untuk menentukan besarnya nilai pengurangan bunyi oleh penghalang Maekawa menggunakan hubungan : ………..………….2.3 dengan B adalah beda tingkat kebisingan di penerima sebelum dan setelah adanya penghalang ………..…...2.4 selain dengan menggunkan persamaan tersebut, perhitungan pengurangan kebisingan juga dapat digunakan metode grafik. Metode ini efektif bila dimensi dari penghalang sangat lebih besar dari panjang gelombang bunyi.
  • 19. 9 Untuk metode grafik ditentukan dulu Fresnel number dengan persamaan 2.5. ………..………….2.5 Setelah itu dimasukkan pada grafik Maekawa seperti gambar di bawah ini. Gambar 2.6 Grafik Maekawa Dengan menarik garis lurus ke atas dimulai dari harga Fresnel Number, yang diketahui, sampai memotong grafik, kemudian ditarik lurus ke kiri memotong sumbu ordinat, maka diperoleh nilai atenuasi bunyi oleh penghalang.
  • 20.
  • 21. 10 Halaman ini sengaja dikosongkan
  • 22. BAB III METODOLOGI PRAKTIKUM 11 3.1 Peralatan dan Bahan Peralatan yang digunakan dalam melaksanakan percobaan ini adalah sebagai berikut. 1. Laptop 2. Meteran 3. Speaker 4. Barrier dengan tinggi dan lebar masing-masing 2,4cm. 5. Software Real Time Analyzer 6. Sound level meter 1 buah 3.2 Prosedur Percobaan Prosedur yang dilakukan dalam percobaan ini adalah sebagai berikut. 1. Barrierdipasang. 2. Letak speaker dan sound level meter ditentukan dengan jarak 50cm dari barrier. 3. Aplikasi Real Time Analyze dibuka. 4. Sinyal suara dibangkitkan dengan frekuensi 125Hz. 5. Sound Pressure Level diukur dengan menggunakan sound level meter. 6. Langkah nomor 4 dan 5 diulangi namun frekuensinya diubah menjadi 250Hz, 500Hz, 1000Hz dan 2000Hz. 7. Langkah nomor 4 sampai dengan nomor 6 diulangi sebanyak 5 kali. 8. Nilai IL dan Fresnel Number dicari.
  • 23. 12 Halaman ini sengaja dikosongkan
  • 24.
  • 25. BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 13 4.1 Analisa Data Dari percobaan yang dilakukan didapaykan data-data atenuasi bunyi dengan mneggunakan barrier dan tidak menggunakan barrier, yaitu sebagai berikut. Tabel 4.1 Pengukuran TTB menggunakan Barrier Frekwensi (Hz) TTB (dB) I II III IV V 125 75.0 75.0 75.4 75.7 75.4 250 77.7 77.1 77.0 76.6 76.1 500 80.1 78.7 76.0 77.1 76.8 1000 76.5 79.2 77.5 77.9 78.8 2000 82.6 80.5 80.7 79.9 81.3 Tabel 4.2 Pengukuran TTB menggunakan Tanpa Barrier Frekwensi (Hz) TTB (dB) I II III IV V 125 81.1 80.8 80.1 80.9 81.0 250 87.5 87.0 87.1 87.1 87.6 500 90.7 90.4 91.3 91.6 91.2 1000 93.9 94.1 96.0 93.6 96.5 2000 99.0 100.8 101.4 100.2 99.9 Dari data hasil percobaan tersebut, dicari nilai IL dengan menggunakan persamaan 2.1. sehingga didapatkan data IL seperti pada tabel dibawah ini.
  • 26. 18 Tabel 4.3 Nilai Insertion Loss Sumber (Hz) Penerima (dB) I II III IV V 125 5,6 5,8 4,7 5,2 5,6 250 9,8 9,9 10,1 10,5 11,5 500 10,6 11,7 15,3 14,2 14,4 1000 17,4 14,9 18,5 15,7 17,7 2000 16,4 20,3 20,7 20,3 18,6 Kemudian dicari nilai Fresnel Number dengan persamaan 2.5, kemudian atenuasi dicari dengan menggunakan grafik maekawa. Tabel 4.4 Nilai Fresnel Number Frekuensi 125 250 500 1000 2000 Fresnel Number (N) 0,30 0,61 1,21 2,43 4,87 Dengan menggunakan metode grafik maekawa maka dapat dicari nilai atenuasi dari informasi nili Fresnel number dari tebel 4.4. sehingga nilai atenuasi dari perhitungan menggunkan grafik maekawa adalah sebagai berikut. Tabel 4.5 Nilai Atenuasi Bunyi Dari Grafik Maekawa Frekuensi Hz 125 250 500 1000 2000 Atenuasi (dB) 10 11,5 14 17 19,8 14
  • 27. Selain menggunakan grafik Maekawa nilai atenuasi juga kita dapatkan dari percobaan, yaitu merupakan rata-rata dari kelima data hasil percobaan, untuk kemudian dibandingkan dengan atenuasi dari perhitungan grafik maekawa. Tabel 4.6 Nilai Atenuasi Bunyi Percobaan Jika dibuat grafik antara atenuasi bunyi dari hasil percobaan dengan hasil grafik maekawa, maka akan menjadi seperti gambar dibawah ini. Gambar 2.6 Grafik perbandingan atenuasi Selisih antara atenuasi hasil percobaan dengan atenuasi hasil perhitungan dengan grafik maekawa adalah sebagai berikut, 17 Frekuensi Hz 125 250 500 1000 2000 Atenuasi (dB) 5.38 10.36 13.24 16.84 19.26 15
  • 28. 16 18 Tabel 4.7 Nilai Atenuasi Bunyi Dari Grafik Maekawa No Frekuensi 125 250 500 1000 2000 Selisih -4.62 -1.14 -0.76 -0.16 -0.54 4.2 Pembahasan Dari hasil percobaan yang telah dilakukan, yaitu melakukan pengukuran atenuasi bunyi melalui percobaan, dengan perhitungan atenuasi bunti dengan mengunakan metode maekawa, dan setelah itu data-data atenuasi bunyi dengan dua metode yang berbeda itu di plot dalam satu grafik antara Fresnel number dan atenuasi, dari grafik tersebut, terlihat bahwa kenaikan Fresnel number, berbanding lurus dengan kenaikan atenuasi. Itu berarti semakin besar Fresnel number. Pada persamaan Fresnel number terdapat juga frekwensi. Dimana juga berbanding lurus dengan Fresnel number. Sehingga dari grafik tersebut dapat pula ditarik kesimpulan bahwa semakin besar semakin besar frekwensi atenuasi bunyi juga akan semakin membesar. Hal tersebut dikarenakan semakin besar frekwensi yang dihasilkan oleh sebuah sumber bunyi atau sumber bising maka, jika mengenai sebuah benda yang dalam percobaan ini adalah sebuah barrier akan mudah terpantulkan, sedangkan jika frekwensi rendah jika mengenai benda atau penghalang, akan mudah diteruskan. Makadari itu, semakin besar frekwensi nya atenuasi bunyi yang diukur pada daerah dibelakang sebuah penhalang juga akan semakin besar, karena frekwensi yang besar akan mudah mengalami refleksi atau dipantulkan ke berbagai arah, sehingga atenuasi bunyi juga besar.
  • 29. BAB V PENUTUP 17 5.1 Kesimpulan Dari praktikum akustik dan getaran entang boise barrier ini diperoleh kesimpulan antara lain, a. Pengurangan bising dapat dilakukan dengan memasang penghalang bising atau noise barrier. b. Untuk menganalisa kinerja dari noise barrier, digunakan metode IL (insertion loss). Karena IL memberikan petunjuk langsung dari perbaikan yang diberikan oleh “penyisipan” barrier antara sumber bising dan penerima. Dan tidak menggunkan metode NR (noise reduction), karena metode NR digunakan untuk penghalang dimana sisi kanan, kiri atas dan bawah dari terselubungi oleh sebuah ruang, misalnya, penghalang tembok, antara 2 ruang. c. Salah satu metode yang digunakan untuk mendesain penghalang akustik adalah metode maekawa. Dimana factor factor yang diperhitungkan antara lain, jarak dan tinggi sumber dan penerima dari penghalang, tinggi pengalang serta frekwensi sumber. d. Sumber bunyi dengan frekwensi yang tinggi akan memiliki atenuasi yang tinggi pula karena frekwensi yang tinggi akan mudah dipantulkan jika mengenai sebuah penghalang. 5.2 Saran Saran untuk praktikum akustik dan getaran tentang noise barrier kali ini adalah, pada saat praktikum mengunakan sepeaker yang mengeluarkan frekwensi tinggi, sebaiknya tidak dibawa oleh praktikan, melainkan
  • 30. 18 disediakan sebuah trimpot untuk meletakkan speaker tersebut.
  • 31.
  • 32. DAFTAR PUSTAKA [1] Anonim. Modul Percobaan P-5Noisse Barrier. Surabaya. LaboratoriumAkustik JTF-FTI-ITS [2] Parkin, P.H., H.R. Humpeys & J.R. Cowell. 1979. Acoustics, Noise and Buildings. Faber&Faber, London