SlideShare a Scribd company logo
1 of 41
Download to read offline
i
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM
AKUSTIK DAN GETARAN – P3
VIBRASI DAN JENIS KERUSAKAN POMPA AIR
Disusun oleh :
Dionisius Andy Kristanto (2412 100 106)
Asisten :
Muhammad Qomaruz Zaman (2412 100 087)
PROGRAM STUDI S1 TEKNIK FISIKA
JURUSAN TEKNIK FISIKA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA
2014
ii
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM
AKUSTIK DAN GETARAN – P3
VIBRASI DAN JENIS KERUSAKAN POMPA AIR
Disusun oleh :
Dionisius Andy Kristanto (2412 100 106)
Asisten :
Muhammad Qomaruz Zaman (2412 100 087)
PROGRAM STUDI S1 TEKNIK FISIKA
JURUSAN TEKNIK FISIKA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA
2014
iii
ABSTRAK
Getaran adalah sebuah gerakan bilak balik yang
melalui titik setimbang nya. Pada dunia industri analisa
getaran atau vibrasi sangat diperlukan untuk mengetahui
jenis dan tingkat kerusakan suatu mesin industri terlebih
bagi mesin yang berputar. dimana jenis kerusakan pada
mesin adalah Dan jenis jenis dari kerusakan mesin yang
berputar antara lain unbalance, Angular Misaligment, dan
Pararel Misaligment. Dimana ketiganya dapat dianalisa dari
bentuk grafik FFT.
Kata Kunci : Vibrasi, Industri, Mesin
iv
ABSTRACT
Vibration is a counter-movement Bilak through its
equilibrium point. In the world of industrial vibration or
vibration analysis is needed to determine the type and extent
of damage an industrial machine especially for rotating
machinery. where the type of damage to the machine is the
type of damage and the type of machine that rotates among
others unbalance, Misaligment Angular and Parallel
Misaligment. Where all three can be analyzed from the FFT
graph form.
Keywords: Vibration, Industrial, Machinery
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat dan karunia-Nya sehingga Laporan Resmi Praktikum
Akustik dan getaran ini dapat terselesaikan tepat pada
waktunya.
Dalam kesempatan kali ini penyusun mengucapkan
terima kasih kepada:
1. Bapak Andi Rahmadiansah, ST, MT selaku dosen pengajar
mata kuliah Akustik dan getaran.
2. Saudara asisten yang telah membimbing dalam pelaksanaan
praktikum Akustik dan getaran.
3. Rekan-rekan yang telah membantu terlaksananya kegiatan
praktikum Akustik dan getaran.
Penyusun menyadari bahwa banyak kekurangan
dalam pembuatan laporan ini baik dari segi materi maupun
penyajian. Untuk itu penyusun mengharapkan kritik dan
saran yang bersifat membangun.
Akhir kata penyusun berharap semoga laporan ini
bermanfaat bagi penyusun sendiri khususnya dan pembaca
pada umumnya.
Surabaya, 27 Maret 2014
Penulis
vi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
ABSTRAK iii
ABSTRACT iv
KATA PENGANTAR v
DAFTAR ISI vi
DAFTAR GAMBAR vii
DAFTAR TABEL ix
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1. Latar belakang masalah 1
1.2. Rumusan masalah 1
1.3. Tujuan 2
1.4. Sistematika Laporan 2
BAB II DASAR TEORI 3
2.1 Pengertian Getaran 3
2.2 Pengukuran Vibrasi 6
2.3 Pengambilan Data Menggunakan Accelerometer 7
2.4 Analisa Vibrasi dengan FFT 11
2.5 Diagnosa Kerusakan Mesin Melalui
Spektrum Analysis. 13
BAB III METODOLOGI 22
3.1. Alat Dan Bahan 22
3.2. Langkah-Langkah Percobaan 22
vii
BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN 24
4.1. Analisa Data 24
4.2. Pembahasan 30
BAB V PENUTUP 31
5.1. Kesimpulan 31
5.2. Saran 31
DAFTAR PUSTAKA 32
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Model Getaran Sederhana 3
Gambar 2.2 Waveform Simpangan, Kecepatan
dan Percepatan 4
Gambar 2.3 Amplitudo, Frekwensi dan fasa 5
Gambar 2.4 Diagram blok sistem pengukuran 6
Gambar 2.5 Accelerometer 7
Gambar 2.6 Keterangan Tata Cara Pengambilan Data
Menggunakan Tranduser 9
Gambar 2.7 Keterangan Lokasi Cara Penempatan Tranduser
Getaran 9
Gambar 2.8 Spektrum Hasil Pengukuran Menggunkan
Lapview signal express 10
Gambar 2.9 Hasil FFT dari Data Vibrasi 12
Gambar 2.10 Spektrum Vibrasi Unbalance 14
Gambar 2.11 Spektrum Vibrasi Misalighment 16
Gambar 2.12 Spektrum Angular Misaligment 17
Gambar 2.13 Parerel Angular Misaligment 18
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Tabel Kekurangan dan kelebihan strategi
maintence 19
Tabel 2.2 kelas-kelas Vibrasi 20
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Vibrasi pada mesin mesin di suatu industri sangat
berpengaruh besar terhadap performa dari mesin mesin
industri, terlebih bagi mesin-mesin yang berputar,
bahkan di dunia industri saat ini, vibrasi dari suatu
mesin yang berputar dimanfaatkan sebagai dasar dari
menyusun jadwal dan motodologi maintenancedi
industri tersebut, untuk menjaga agar mesin mesin
tersebut tetap pada performa terbaik nya. Karena pola
vibrasi dari sebuah mesin yang berputar dapat
manggambarkan kondisi dari mesin tersebut.Tentunya
juga diperlukan sebuah skil dan ketrampilan khusus
untuk melakukan pengukuran serta monitoring terhadap
kalibrasi, terlebih pada metodologi serta penggunaan
alat-alat ukur nya.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada praktikum akustik dan
getaran tentang vibrasi dan jenis kerusakan pompa air
kali ini adalah sebagai berikut.
a. Bagaimana mengetahui teknik pengukuran dan
monitoring vibrasi?
b. Bagaimana masalah yang biasa terjadi pada rotary
Machine terutama pada pompa dan kompresor
sehingga dapat bekerja secara maksimal ?
c. Bagaimana perbedaan karakteristik jenis kerusakan
pada pompa?
2
1.3 Tujuan
Tujuan dari praktikum akustik dan getaran tentang
vibrasi dan jenis kerusakan pompa air kali ini adalah
sebagai berikut.
a. Praktikan mengetahui Teknik Pengukuran dan
Monitoring Vibrasi.
b. Praktikan mampu mengetahui masalah yang biasa
terjadi pada Rotary Machine, terutama pada pompa
atau kompressor sehingga dapat bekerja secara
maksimal.
c. Praktikan mengetahui perbedaan karakteristik jenis
kerusakan pada pompa.
1.4 Sistematika Laporan
Laporan resmi praktikum akustik dan getaran
tentang vibrasi dan jenis kerusakan pompa air, ini
terdiri dari 5 bab, yaitu pertama bab 1, adalah
pendahuluan, yang berisi latarbelakang, rumusan
masalah, tujuan praktikum serta sistematika laporan.
Bab 2 yaitu dasar teori yang berisi tentang teori dasar
yang menunjang praktikum ini.Bab 3 yaitu metodologi
dimana berisi tentang, alat alat yang dugunkan dalam
praktikum serta langkah langkah dalam praktikum.Bab
4 yaitu analisa data dan pembahasan, dimana berisi
tentang analisa data-data yang didapatkan dalam
percobaan serta pembahasan terhadap analisa data
tersebut.Bab 5 yaitu penutup berisi tantang kesimpulan
dan saran.Sedangkan yang terakhir yaitu lampiran yang
berisi tugas khusus yang diberikan.
3
BAB II
DASAR TEORI
2.1 Pengertian Getaran
Getaran merupakan gerakan bolak balik
melewati titik setimbang. Model sederhana dari getaran
dapat digambarkan sebagai sebuah pegas yang
bergerak naik turun melewati titik setimbangnya
Gambar 2.1 Model Getaran Sederhana
Gerak tersebut merupakan gerak periodik dan
harmonik, dimana hubungan antara simpangannya
(X) dengan massa (m) dan waktu (t) dapat dilihat dalam
persamaan sinus:
X = X 0 sin wt
Selain simpangan (displacement) ada dua
besaran lainnya yang digunakan untuk menganalisa
vibrasi, yakni kecepatan (velocity) dan percepatan
(acceleration).
4
Bentuk gelombang dari ketiga komponen
besaran vibrasi tersebut dapat ditunjukkan gambar
dimana simpangan menunjukkan kurva sinus,
kecepatan menunjukkan kurva cosinus dan percepatan
kembali menunjukkan kurva sinus.
Gambar 2.2 Waveform Simpangan, Kecepatan dan
Percepatan
5
Tiga terminologi utama untuk menggambarkan
sinyal vibrasi adalah amplitudo, frekuensi dan phase.
Amplitudo merupakan simpangan maksimum getaran,
Gambar 2.3 Amplitudo, Frekwensi dan fasa
pada Gambar disimbolkan dengan X0.
Amplitudo diukur dengan tiga cara, displacement
(mills, micron), velocity (ips, mm/s) dan acceleration
(g, mm/s2, inch/s2). Frekuensi merupakanbanyaknya
getaran yang terjadi dalam satu satuan waktu
(sekon/detik). Satuan frekuensiadalah Hz, cps, cpm dan
RPM. Phase adalah perbedaan posisi dari vibrasi sebuah
titik relatif terhadap titik referensi yang diam atau relatif
terhadap titik lain yang bergetar (Raharjo Dwi, 2006).
Pada gambar diatas ditunjukkan amplitudo,
frekuensi (sumbu-x) dan phase (beda antara kurva
merah dan hitam). Ketiga terminologi tersebut dapat
digunakan untuk mencari karakteristik dari suatu
getaran. Dengan melakukan analisa sinyal vibrasi dari
6
suatu getaran akan diperoleh informasi yang dapat
digunakan untuk menentukan kondisi mesin.
2.2 Pengukuran Vibrasi
Secara umum sistem pengukuran dapat
digambarkan dalam blok diagram sebagai berikut:
Gambar 2.4 Diagram blok sistem pengukuran
Pada pengukuran vibrasi sinyal input berupa
getaran mekanik diubah oleh tranduser menjadi sinyal
tegangan kemudian ditransmisikan keelemen
pengkondisi sinyal, diproses oleh elemen pemroses
sinyal dan akhirnya ditampilkan dalam bentuk data
angka maupun grafik (spektrum, waveform dan
trend).Sesuai dengan tiga besaran pada vibrasi maka
tranduser yang digunakan untuk tugas akhir dalam
pengukuran vibrasi adalah accelerometer.
Accelerometer merupakan tranduser yang paling
sering dipakai karena fleksibilitasnya dan range
frekuensinya tinggi. Biasanya berupa piezolelectric
yang terdiri dari kristal dan massa penekan kristal.
Ketika terjadi vibrasi maka terjadi penekanan dan
kristal akan membangkitkan muatan listrik yang
7
kemudian di-amplifikasi sehingga sinyal vibrasi
terbaca.
Gambar 2.5 Accelerometer
Elemen pengkondisi sinyal (signal conditioning)
pada sistem pengukuran vibrasi berupa amplifier yang
menguatkan sinyal agar dapat diproses oleh signal
processing. Sepuluh tahun yang lalu, accelerometer
masih menggunakan external amplifier, namun saat
ini kebanyakan amplifier sudah tersedia dalam
tranduser itu sendiri, disebut internally amplified
Accelerometer atau integrated circuit piezoelectric
(ICP).
2.3 Pengambilan Data Menggunakan Accelerometer
Tranduser getaran dipasang pada bagian-
bagian mesin yang cukup kaku untuk
menghindari efek resonansi lokal bagian tersebut.
Pengambilan data-data dengan alat tranduser
tersebut harus terlebih dahulu mengetahui bagian
mana dari mesin tersebut yang paling tepat untuk
pengukuran vibrasi. Tempat yang paling tepat tersebut
8
adalah pada tempat yang dekat dengan sumber
vibrasi, misalnya pada kerusakan bearing maka
penempatan tranduser diletakkan pada bearing
caps (rumah bearing). Pengambilan data vibrasi
dilakukan dengan dua posisi yaitu dengan posisi
axial dan posisi radial. Pengambilan data secara
axial adalah menempatkan alat tranduser pada arah
axial atau searah dengan poros. Cara radial sendiri
terbagi menjadi 2 cara, yaitu:
a. Vertical
Pengambilan data secara vertikal adalah dengan
menempatkan alat tranduser pada posisi vertikal
atau berbanding 90o dengan arah horizontal pada
pompa. Pengambilan data pada tiga sumbu
berfungsi untuk melihat kondisi vibrasi pada
masing-masing sumbu, karena disetiap sumbu
mempunyai vibrasi yang berbeda. Pada setiap
kondisi mesin dapat ditentukan karakteistik
kerusakan dengan melihat sinyal vibrasi dari
masing-masing sumbu pengukuran.
9
Gambar 2.6 Keterangan Tata Cara Pengambilan
Data Menggunakan Tranduser
Keterangan dari gambar 2.6 di atas yaitu gambar A
adalah posisi axial, B adalah posisi vertikal, C
adalah posisi horizontal dan D adalah posisi shaft
Gambar 2.7 Keterangan Lokasi Cara Penempatan
Tranduser Getaran
Menurut Evaluasi Berdasarkan ISO 10816
dalam melakukan monitoring, saat pengoperasian
dan tes pengujian pada mesin diusahakan tidak ada
10
getaran torsional dan tidak ada getaran
lingkungan.Nilai hasil pengukuran dapat dilihat
dalam bentuk spektrum maupun nilai berupa
angka,tergantung sistem akuisisi data yang
dipakai saat pengambilan data. Dibawah ini
adalah contoh hasil pengukuran yang berupa
spectrum.
Gambar 2.8 Spektrum Hasil Pengukuran
Menggunkan Lapview signal express
b. Horisontal
Pengukuran secara horizontal dengan cara
meletakkan alat tranduser secara horizontal
misalnya pada bagian atas pompa. Dari
pengukuran ini dapat diketahui amplitudo yang
paling tinggi.
11
2.4 Analisa Vibrasi dengan FFT
Analisa fourier terbagi atas dua yakni
deret fourier untuk sinyal periodik dan
trasformasi fourier untuk sinyal aperiodik. Setiap
sinyal periodik dapat dinyatakan oleh jumlahan
atas komponen-komponen sinyal sinusoidal
dengan frekuensi berbeda (distinct). Jika ada
sebuah fungsi f(t) yang kontinyu periodik dengan
periode T, bernilai tunggal terbatas dalam suatu
interval terbatas, memiliki diskontinyuitas yang
terbatas jumlahnya dalam interval tersebut dan
dapat diintegralkan secara mutlak, maka f(t) dapat
dinyatakan dengan deret fourier. Dengan
menggunakan software komputer, komputasi FFT
menjadi lebih mudah dan cepat. Contoh sederhana
FFT pada ` matlab sebuah fungsi f(t) dari time
domain menjadi frequency domain diperlihatkan
pada Gambar
12
Gambar 2.9 Hasil FFT dari Data Vibrasi
FFT merupakan elemen pemrosesan sinyal
pada pengukuran vibrasi.Pada pengukuran
vibrasi ada empat tahapan untuk merubah
sinyal vibrasi menjadi spektrumnya. Algoritma
FFT untuk analisa vibrasi tersebut adalah sebagai
berikut:
a. Pengambilan data vibrasi dari tranduser yang
dihubungkan dengan sistem akuisisi.
b. Sistem akuisisi menghasilkan spektrum yang
menunjukkan perbandingan waktu dengan
percepatan.
c. Hasil spektrum diolah menggunakan software
lain dengan menggunakan Fast Fourier
Transform.
13
d. Hasil pengolahan menggunakan FFT akan
berupa grafik perbandingan frekuensi dengan
amplitudo yang menunjukkan jenis kerusakan
dan tingkat kerusakan mesin.
2.5 Diagnosa Kerusakan Mesin Melalui Spektrum
Analysis
Setiap bagian dari pompa atau mesin
berputar mempunyai tingkat vibrasi yang berbeda
tergantung pada letaknya dan gaya yang
diterima. Tingkat vibrasi inilah yang bisa
dijadikan sebagai pendeteksi keadaan dari suatu
kondisi mesin apakah ada kerusakan atau tidak.
Kerusakan umum yang biasa terjadi pada pompa
dan mesin-mesin berputar adalah ketidak-
seimbangan atau unbalance, misalingment,
kerusakan bearing dan mechanical looseness.
Kerusakan-kerusakan tersebut dapat dideteksi
dari spektrum vibrasi.Kerusakan – kerusakan yang
sering terjadi pada mesin berputar yaitu :
a. Unbalance
Unbalance adalah kondisi dimana pusat
massa tidak sesumbu dengan sumbu rotasi
sehingga rotor mengalami gaya vibrasi
terhadap bearing yang menghasilkan gaya
sentrifugal. Ada beberapa faktor yang
menyebabkan terjadinya unbalance yakni:
kesalahan saat proses pemesinan dan assembly,
14
eksentrisitas komponen, adanya kotoran saat
pengecoran, korosi dan keausan, distorsi geometri
karena beban termal dan beban mekanik serta
penumpukan material. Karakteristik dari
unbalance ini dapat diketehui dengan adanya
amplitudo yang tinggi pada 1 x RPM, seperti yang
ditunjukkan gambar. Tetapi adanya amplitudo
pada 1x RPM tidak selalu Unbalance, tanda
lainnya adalah rasio amplitudo antara pengukuran
arah horizontal dan vertikal kecil (H/V < 3).
Ketika pada kondisi dominan unbalance, maka
getaran radial (Horizontal dan Vertikal) akan
secara normal jauh lebih tinggi dibandingkan
axial. Pada pompa normal, getaran horizontal
lebih tinggi dari vertical. Amplitudo di 1x RPM
secara normal ≥ 80% dariamplitudo keseluruhan
ketika masalah dipastikan unbalance.
Gambar 2.10 Spektrum Vibrasi Unbalance
15
Resonansi kadang – kadang dapat
memperbesar efek dari unbalance. Unbalance
juga dapat memberi kontribusi terbesar pada
loosness (Aus). Ketika unbalance lebih
domiman daripada masalah yang lain, beda fase
antara horizontal dan vertikal sekitar 90˚ (±30˚)
pada bearing yang sama. Unbalance pada motor
biasanya tetap dan fase yang berulang di arah
radial.
b. Misalignment
Ketidaklurusan ( misalignment) terjadi
ketika frekuensi shaft yang berputar satu kali
putaran atau dapat juga terjadi dua dan tiga
kali putaran. Normalnya disebabkan adanya
getaran yang tinggi pada axial dan radial,
tetapi tidak selalu tinggi pada axial
saja,khususnya saat kondisi parallel offset
lebih mendominasi dibandingkan Angular
misalignment. Menghasilkan getaran lebih
besar dari keadaan normal di 2x RPM
dimana dapat terjadi bukan hanya di arah axial
tapi juga di radial.
Jika misalignment menjadi semakin
buruk hal ini dapat disebabkan besarnya nilai
harmonik dimana akan menghasilkan
spektrum nampak seperti masalah looseness.
Untuk misalignment parah, pengukuran Radial
16
(horizontal dan vertikal) perbedaan fase
terdapat pada 0˚ atau 180˚ (±30˚) antara sisi
dalam dan sisi luar bearing. Kebanyakan dari
waktu, perbedaan fase horizontal
mendekati 180˚ pergeseran fase
dibandingkan dengan perbedaan fase vertikal.
Gambar 2.11 Spektrum Vibrasi Misalighment
Misalignment yang terjadi pada mesin berputar
yaitu :
17
a. Angular Misaligment
Gambar 2.12 Spektrum Angular Misaligment
Getaran axial tinggi, terutama pada
1x, 2x, dan 3x RPM, satu dari puncak ini
(peak) kadang – kadang lebih dominan
dari pada yang lain. Umumnya
amplitudo antara 2x atau 3x RPM
mencapai kira – kira 30 – 50% dari 1x
RPM di arah axial. Indikasi terbaik adalah
perbedaan fase 180˚ bersebrangan kopling
di arah axial. Dari kerusakan ini
kemungkinan juga mengindikasikan
adanya masalah kopling. Angular
misaligment kemungkinan terdapat pada
1x RPM harmonik, seperti juga
mechanical looseness (kelonggaran
mekanik) gerakan harmonik ganda ini tidak
selalu mengeluarkan suara gaduh pada
spektra.
18
b. Parallel Misaligment
Gambar 2.13 Parerel Angular Misaligment
Shaft pada paralel misalignment
terlihat Offset. Misaligment ini
mempunyai kesamaan gejala pada
getaran Angular, tetapi menunjukan
tingginya getaran radial dimana mencapai
fase 180˚ bersebrangan dengan kopling,
amplitudo di 2x RPM lebih besar
daripada di 1x. Amplitudo tidak selalu
berada pada 1x, 2x, atau 3x yang lebih
dominan, tetapi ketinggian relative di 1x
dimana selalu diindikasi pada tipe kopling
dan konstruksi.Ketika kedua arah Angular
dan arah radial menjadi semakin tinggi,
keduanya dapat menciptakan tingginya
peak amplitudo jauh lebih tinggi dari
harmoninya (4x - 8x) atau ketika
rangkaian frekuensi harmonik tinggi serupa
dengan mechanical looseness. Tipe kopling
19
dan material akan membawa pengaruh
yang besar pada spektrum ketika gejala
misaligment ada, hal ini tidak ada pengaruh
pada peningkatan suara gaduh.
Ada 4 jenis strategi maintenance yang
sering diterapkan di dunia industri.Setiap
strategi maintenance memilik keliebihan
dan kekurangan seperti ditunjukkan oleh
tabel di bawah:
REACTIVE PREVENTIVE PREDICTIVE PROACTIVE
DEFINISI Run to failure
(bergerakketik
a ada
kerusakan)
Melakukanmainte
nace pada jadwal
yang teratur
Maintenance
berdasarkan
kondisi yang
telah diketahui
(standard)
Desain ulang
untuk
mengilankan
akar dari
penyebab
kegagalan
KEUNTUN
GAN
Murah Dapat
dijadwalkan
Kerusakan langsung
dapat
diketahui
Tidak
membutuhka
n
banyak
maintenance
KERUGIA
N
Butuh banyak
suku cadang,
dilakukan
dalam
keadaandarura
t
Salah deteksi
menyebabkanperg
antian part yang
tidak perlu
Mahal jika
penerapan
salah
Sangat mahal
Tabel 2.1 Tabel Kekurangan dan kelebihan strategi
maintence
Ada tiga dasar yang menjadi parameter
dalam melakukan pengukuran vibrasi yaitu :
20
a. Vibration Displacement (Peak to Peak)
Merupakan total jarak yang ditempuh
bagian yang mengalami vibrasi, dari
titik ekstrim ke titik ekstrim lain. untuk
SI digunakan satuan micron (1/1000
milimeter) dan satuan imperial
digunakan satuan mil (1/1000 inch).
b. Vibration Velocity (peak dan rms)
Vibration velocity secara matematis
merupakan turunan pertama dari
displacement. Velocity akan bernilai 0
saat benda berada pada saat benda akan
berubah arah getar. Vibration velocity
sering dinyatakan dalam nilai peak-nya
atau rms-nya dengan satuan mm/s atau
inches/s.
c. Vibration Acceleration(peak dan rms)
Turunan kedua dari displacement adalah
acceleration, nilainya berbanding lurus
dengan displacement, namun
berlawanan.Akselerasi mencapai nilai
maksimum saat berada pada kondisi
ekstrim.Akselerasi dinyatakan dalam
satuan mm2/s atau inches2/s. Kualitas
dari pompa dapat ditentukan dari
pengukuran vibrasi tergantung dari
kelas-kelas berikut ini.
21
Tabel 2.2 kelas-kelas Vibrasi
Zona A: Normal, Kelas 1: Daya Output 0-15 KW
Zona B: Normal yang masih dapat diterima, Kelas 2: Daya
Output 15-75 KW
Zona C: Berfungsi tidak optimal, Kelas 3: DayaOutput
75KW-10MW
Zona D: Rusak, Kelas 4: Daya Output >10 MW.
22
BAB III
METODOLOGI
3.1 Alat Dan Bahan
Peralatan yang digunakan dalam percobaan kali
ini antara lain :
a. Macam-macam Pompa air
b. Laptop dengan Software Labview dan MatLab
c. DAQ National Instrument
d. Stroboscop
3.2 Langkah-Langkah Percobaan
Langkah-langkah yang dilakukan pada
percobaankali ini antara lain :
a. Disambungkan accelerometer ke DAQ.
b. Ditempelkan accelerometer pada mesin
pompa.
c. Dibuka software data logger.
d. Dirahkan dan nyalakan stroboscop pada As
pompa yang telah ditandai, putar knop
stroboscop sehingga terlihat bahwa As tidak
berputar (stasioner) dan catat angka yang
ditunjukkan stroboscop5. Mulai proses data
logger.
e. Dibiarkan PC mengambil data selama 5 detik
lalu hentikan proses data logger.
23
f. Diulangi urutan no 1 s/d 6 dengan mengganti
pompa air lain.
g. Dibuatlah grafik perbandingan hasil
monitoring vibrasi dari tiap pompa dalam
domain waktu dan frekuensi.
h. Dibandingkan grafik dari tiap pompa lalu
tuliskan pendapat anda terkait grafik tersebut.
24
BAB IV
ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN
4.1 Analisa Data
Dari percobaan data yang dilakukan,
didapatkan data-data dari osiloskop , lalu data data itu di
olah secara FFT dengan menggunkan matlab, sehingga
didapatkan data berupa grafik spektrum yang
merupakan grafik perbandingan frekwensi dan
amplitudo, dan dari grafik spektrum itu dapat dianalisa
jenis kerusakan pompa dan tingkat keru. Yaitu antara
lain :
a. FFT Dari Pompa Pertama
Gambar 3.1 FFT Pompa Pertama, Pengambilan 1
25
Gambar 3.2 FFT Pompa Pertama, Pengambilan 2
Gambar 3.3 FFT Pompa Pertama, Pengambilan 3
Dari Grafik FFT pada pompa pertama, dapat
dianalisa dan disimpulkan bahwa pompa pertama
mengalami jenis kerusakan yaitu Unbalance. Karena
26
terlihat dari bentuk grafik FFT yang dihasilkan,
terlihat adanya amplitudo tertinggi pada 1X rpm
b. FFT Dari Pompa Kedua
Gambar 3.4 FFT Pompa Kedua, Pengambilan 1
27
Gambar 3.5 FFT Pompa Kedua, Pengambilan 2
Gambar 3.6 FFT Pompa Kedua, Pengambilan 3
28
Dari grafik FFT yang diperoleh dari pompa kedua,
maka setelah dianalisa, dapat disimpulkan bahwa
pompa ke dua mengalami kerusakan yaitu jenis
kerusakan Pararel Misaligment, yaitu karena dari
grafik FFt yang dihasilkan terlihat adanya getaran
lebih besar pada 2x RPM .
c. FFT dari Pompa Ketiga
Gambar 3.7 FFT Pompa Ketiga,
Pengambilan 1
29
Gambar 3.8 FFT Pompa Ketiga,Pengambilan 2
Gambar 3.3 FFT Pompa Ketiga, Pengambilan 3
30
Dari grafik FFT yang diperoleh dari pompa ketiga,
maka setelah dianalisa, dapat disimpulkan bahwa
pompa ke dua mengalami kerusakan yaitu jenis
kerusakan Angular Misaligment, yaitu karena
terdapat getaran axial tinggi pada 1x, 2x, dan 3x
RPM.
4.2 Pembahasan
Pada percobaan akustik dan getaran tentang
pengaruh vibrasi dan jenis jenis kerusaakan pompa ini,
dapat dilihat bahwa getaran dapat mempengaruhi
kerusakan suatu mesin yang berputar. Sehingga analisa
vibrasi dapat juga digunakan untuk jadwal perawatan
mesin. Pada percobaan ini mesin tersebut di khususkan
pada sebuah mesin pompa air yang berputar. Dari data
data yang di dapatkan dari osiloskop lalu data tersebut
dianalisa secara FFT dengan menggunakan softwere
matlab, seningga menghasilkan sebuah grafik spektrum
yang merupakan grafik amplitudo dengan frekwensi.
Dari hasil FFT tersebut dapat dianalisa jenis dan tingkat
kerusakan dari pompa.
Setelah dianalisa FFT dari ketiga pompa
yang di pakai untuk percobaan, dapat di analisa bahwa
ketiga pompa tersebut mengalami kerusakan antaralain,
unbalace, Angular Misaligment, dan Pararel
Misaligment, dimana ketiganya diliat dari bentuk grafik
FFT seta amplitudo dan getaran dari grafik.
31
BAB V
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dari percobaan akustik dan getaran tentang
pengaruh vibrasi dan jenis jenis kerusaakan pompa ini,
dapat disimpulkan bahwa getaran dapat mempengaruhi
kerusakan suatu mesin yang berputar. Dan jenis jenis
dari kerusakan mesin yang berputar antara lain
unbalance, Angular Misaligment, dan Pararel
Misaligment. Dimana ketiganya dapat dianalisa dari
bentuk grafik FFT.
4.2 Saran
Saran yang dapat diberikan pratikan dalam
praktikum ini yaitu sebaiknya lebih dijelaskan tantang
dasar teori terlebih dahulu sebelum praktikum.
32
DAFTAR PUSTAKA
Den Hartog, J.P. 1947. Mechanical Vibrations Third
Edition. USA : McGraw-Hill Book Company, Inc.

More Related Content

What's hot

Dokumen.tips turbin uap-kuliahppt
Dokumen.tips turbin uap-kuliahpptDokumen.tips turbin uap-kuliahppt
Dokumen.tips turbin uap-kuliahppt
ambarpratomo
 
K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja)
K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja)K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja)
K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja)
Herry Prakoso
 
Metrologi Industri
Metrologi IndustriMetrologi Industri
Metrologi Industri
Opi Sumardi
 
Diagram fasa fe fe3 c
Diagram fasa fe fe3 cDiagram fasa fe fe3 c
Diagram fasa fe fe3 c
Bayu Fajri
 

What's hot (20)

Modul thermodinamika (penyelesaian soal siklus pembangkit daya)
Modul thermodinamika (penyelesaian soal  siklus pembangkit daya)Modul thermodinamika (penyelesaian soal  siklus pembangkit daya)
Modul thermodinamika (penyelesaian soal siklus pembangkit daya)
 
Elemen Mesin II - Rantai
Elemen Mesin II - RantaiElemen Mesin II - Rantai
Elemen Mesin II - Rantai
 
Dokumen.tips turbin uap-kuliahppt
Dokumen.tips turbin uap-kuliahpptDokumen.tips turbin uap-kuliahppt
Dokumen.tips turbin uap-kuliahppt
 
Contoh soal getaran bebas tanpa redaman
Contoh soal getaran bebas tanpa redamanContoh soal getaran bebas tanpa redaman
Contoh soal getaran bebas tanpa redaman
 
K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja)
K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja)K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja)
K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja)
 
Modul Teknik Pemesinan Frais
Modul Teknik Pemesinan FraisModul Teknik Pemesinan Frais
Modul Teknik Pemesinan Frais
 
Tugas elemen mesin full
Tugas elemen mesin fullTugas elemen mesin full
Tugas elemen mesin full
 
LAPORAN CNC MILLING DAN TURNING TEKNIK MESIN UNIVERSITAS RIAU
LAPORAN CNC MILLING DAN TURNING TEKNIK MESIN UNIVERSITAS RIAULAPORAN CNC MILLING DAN TURNING TEKNIK MESIN UNIVERSITAS RIAU
LAPORAN CNC MILLING DAN TURNING TEKNIK MESIN UNIVERSITAS RIAU
 
Hak & kewajiban insinyur 6
Hak & kewajiban insinyur 6Hak & kewajiban insinyur 6
Hak & kewajiban insinyur 6
 
Metrologi Industri
Metrologi IndustriMetrologi Industri
Metrologi Industri
 
Buku soliworks
Buku soliworksBuku soliworks
Buku soliworks
 
Dasar perencanaan elemen mesin
Dasar perencanaan elemen mesinDasar perencanaan elemen mesin
Dasar perencanaan elemen mesin
 
Tugas ii (dasar perencanaan poros)
Tugas ii (dasar perencanaan poros)Tugas ii (dasar perencanaan poros)
Tugas ii (dasar perencanaan poros)
 
Diagram fasa fe fe3 c
Diagram fasa fe fe3 cDiagram fasa fe fe3 c
Diagram fasa fe fe3 c
 
Sambungan baut dan mur
Sambungan baut dan murSambungan baut dan mur
Sambungan baut dan mur
 
Perbedaan Baja Karbon Rendah, Baja Karbon Menengah, dan Baja Karbon Tinggi
Perbedaan Baja Karbon Rendah, Baja Karbon Menengah, dan Baja Karbon TinggiPerbedaan Baja Karbon Rendah, Baja Karbon Menengah, dan Baja Karbon Tinggi
Perbedaan Baja Karbon Rendah, Baja Karbon Menengah, dan Baja Karbon Tinggi
 
Laporan praktikum or01 nila ulya (1206258452)
Laporan praktikum or01 nila ulya (1206258452)Laporan praktikum or01 nila ulya (1206258452)
Laporan praktikum or01 nila ulya (1206258452)
 
Modul Praktikum Pada Mesin CNC TU 3A 2020
Modul Praktikum Pada Mesin CNC TU 3A 2020Modul Praktikum Pada Mesin CNC TU 3A 2020
Modul Praktikum Pada Mesin CNC TU 3A 2020
 
Poros dan Pasak
Poros dan PasakPoros dan Pasak
Poros dan Pasak
 
Matematika Teknik [k.a.stroud 1st ed]
Matematika Teknik [k.a.stroud 1st ed]Matematika Teknik [k.a.stroud 1st ed]
Matematika Teknik [k.a.stroud 1st ed]
 

Viewers also liked

Perawatan prediktif
Perawatan prediktifPerawatan prediktif
Perawatan prediktif
bocah666
 
Laporan Resmi Percobaan Konstanta planck
Laporan Resmi Percobaan Konstanta planckLaporan Resmi Percobaan Konstanta planck
Laporan Resmi Percobaan Konstanta planck
Latifatul Hidayah
 
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM KARAKTERISTIK DINAMIK TERMOMETER
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM KARAKTERISTIK DINAMIK TERMOMETERLAPORAN RESMI PRAKTIKUM KARAKTERISTIK DINAMIK TERMOMETER
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM KARAKTERISTIK DINAMIK TERMOMETER
Nimroatul_Chasanah
 
Nfpa20 standard for the installation of stationary pumps for fire protection ...
Nfpa20 standard for the installation of stationary pumps for fire protection ...Nfpa20 standard for the installation of stationary pumps for fire protection ...
Nfpa20 standard for the installation of stationary pumps for fire protection ...
Bowen Ngo
 

Viewers also liked (20)

lapres Akustik & Getaran [noise mapping]
lapres Akustik & Getaran [noise mapping] lapres Akustik & Getaran [noise mapping]
lapres Akustik & Getaran [noise mapping]
 
Lapres Akustik & Getaran [Noise Barrier]
Lapres Akustik & Getaran [Noise Barrier]Lapres Akustik & Getaran [Noise Barrier]
Lapres Akustik & Getaran [Noise Barrier]
 
Sifat optik material (callister chapter 21)
Sifat optik material (callister chapter 21)Sifat optik material (callister chapter 21)
Sifat optik material (callister chapter 21)
 
Lapres Rekban P2 [Percobaan Bahan Keramik]
Lapres Rekban P2 [Percobaan Bahan Keramik]Lapres Rekban P2 [Percobaan Bahan Keramik]
Lapres Rekban P2 [Percobaan Bahan Keramik]
 
Analisa vibrasi Turbine-Generator unit 1 PLTU AMURANG 2x25MW
Analisa vibrasi Turbine-Generator  unit 1 PLTU AMURANG 2x25MWAnalisa vibrasi Turbine-Generator  unit 1 PLTU AMURANG 2x25MW
Analisa vibrasi Turbine-Generator unit 1 PLTU AMURANG 2x25MW
 
Soft foot
Soft footSoft foot
Soft foot
 
Perawatan prediktif
Perawatan prediktifPerawatan prediktif
Perawatan prediktif
 
Laporan Resmi Percobaan Konstanta planck
Laporan Resmi Percobaan Konstanta planckLaporan Resmi Percobaan Konstanta planck
Laporan Resmi Percobaan Konstanta planck
 
Laporan kalibrasi
Laporan kalibrasiLaporan kalibrasi
Laporan kalibrasi
 
Material magnetik, dielektrik dan optik dwi astuti dian kurniasari & faturrahman
Material magnetik, dielektrik dan optik dwi astuti dian kurniasari & faturrahmanMaterial magnetik, dielektrik dan optik dwi astuti dian kurniasari & faturrahman
Material magnetik, dielektrik dan optik dwi astuti dian kurniasari & faturrahman
 
Sifat Optik dan Termal Material
Sifat Optik dan Termal MaterialSifat Optik dan Termal Material
Sifat Optik dan Termal Material
 
Permasalahan umum pada turbin uap
Permasalahan umum pada turbin uapPermasalahan umum pada turbin uap
Permasalahan umum pada turbin uap
 
Predictive maintenance polman pertamina balongan-2001_duddy arisandi
Predictive maintenance polman pertamina balongan-2001_duddy arisandiPredictive maintenance polman pertamina balongan-2001_duddy arisandi
Predictive maintenance polman pertamina balongan-2001_duddy arisandi
 
Laporan resmi praktikum int
Laporan resmi praktikum intLaporan resmi praktikum int
Laporan resmi praktikum int
 
Getaran
GetaranGetaran
Getaran
 
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM KARAKTERISTIK DINAMIK TERMOMETER
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM KARAKTERISTIK DINAMIK TERMOMETERLAPORAN RESMI PRAKTIKUM KARAKTERISTIK DINAMIK TERMOMETER
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM KARAKTERISTIK DINAMIK TERMOMETER
 
ARTIKEL JURNAL SKRIPSI EKSPERIMEN
ARTIKEL JURNAL SKRIPSI EKSPERIMENARTIKEL JURNAL SKRIPSI EKSPERIMEN
ARTIKEL JURNAL SKRIPSI EKSPERIMEN
 
Presentasi spektroskopi-inframerah-ppt
Presentasi spektroskopi-inframerah-pptPresentasi spektroskopi-inframerah-ppt
Presentasi spektroskopi-inframerah-ppt
 
Lapres Akustik & Getaran [Geteran Teredam]
Lapres Akustik & Getaran [Geteran Teredam]Lapres Akustik & Getaran [Geteran Teredam]
Lapres Akustik & Getaran [Geteran Teredam]
 
Nfpa20 standard for the installation of stationary pumps for fire protection ...
Nfpa20 standard for the installation of stationary pumps for fire protection ...Nfpa20 standard for the installation of stationary pumps for fire protection ...
Nfpa20 standard for the installation of stationary pumps for fire protection ...
 

Similar to Lapres Akustik & Getaran [kerusakan dan vibrasi pada pompa]

35946210 instrumentasi-sensor
35946210 instrumentasi-sensor35946210 instrumentasi-sensor
35946210 instrumentasi-sensor
masoso
 
Laporan pratikum NDT, ultraonic testing (ut)
Laporan pratikum NDT, ultraonic testing (ut)Laporan pratikum NDT, ultraonic testing (ut)
Laporan pratikum NDT, ultraonic testing (ut)
p4n71
 
Sensor dan transduser
Sensor dan transduserSensor dan transduser
Sensor dan transduser
liesyn
 
Alat ukur dan_teknik_pengukuran_jilid_2_film_by_tio
Alat ukur dan_teknik_pengukuran_jilid_2_film_by_tioAlat ukur dan_teknik_pengukuran_jilid_2_film_by_tio
Alat ukur dan_teknik_pengukuran_jilid_2_film_by_tio
Raimondus Tabulagatta
 
2 analisis sinyal_seismik_gunung_merapi__jawa_tengah_-_indonesia_menggunakan_...
2 analisis sinyal_seismik_gunung_merapi__jawa_tengah_-_indonesia_menggunakan_...2 analisis sinyal_seismik_gunung_merapi__jawa_tengah_-_indonesia_menggunakan_...
2 analisis sinyal_seismik_gunung_merapi__jawa_tengah_-_indonesia_menggunakan_...
Alen Pepa
 

Similar to Lapres Akustik & Getaran [kerusakan dan vibrasi pada pompa] (20)

89567132 bab-2-sabuk
89567132 bab-2-sabuk89567132 bab-2-sabuk
89567132 bab-2-sabuk
 
Analisis getaran pompa
Analisis getaran pompaAnalisis getaran pompa
Analisis getaran pompa
 
35946210 instrumentasi-sensor
35946210 instrumentasi-sensor35946210 instrumentasi-sensor
35946210 instrumentasi-sensor
 
Chapter ii
Chapter iiChapter ii
Chapter ii
 
7. bab ii
7. bab ii7. bab ii
7. bab ii
 
Penuntun praktikum FISIKA DASAR 2
Penuntun praktikum FISIKA DASAR 2Penuntun praktikum FISIKA DASAR 2
Penuntun praktikum FISIKA DASAR 2
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Kerusakan impeller pada pompa Sentrifugal
Kerusakan impeller pada pompa SentrifugalKerusakan impeller pada pompa Sentrifugal
Kerusakan impeller pada pompa Sentrifugal
 
Laporan pratikum NDT, ultraonic testing (ut)
Laporan pratikum NDT, ultraonic testing (ut)Laporan pratikum NDT, ultraonic testing (ut)
Laporan pratikum NDT, ultraonic testing (ut)
 
tugas alat ukur teknologi
tugas alat ukur teknologitugas alat ukur teknologi
tugas alat ukur teknologi
 
Sensor dan transduser
Sensor dan transduserSensor dan transduser
Sensor dan transduser
 
proposal pengembangan alat praktikum bandul matematis
proposal pengembangan alat praktikum bandul matematisproposal pengembangan alat praktikum bandul matematis
proposal pengembangan alat praktikum bandul matematis
 
Modul 3 dian haryanto 1407123394
Modul 3 dian haryanto 1407123394Modul 3 dian haryanto 1407123394
Modul 3 dian haryanto 1407123394
 
Rangkuman sensor & tranduser by suparman
Rangkuman sensor & tranduser by suparmanRangkuman sensor & tranduser by suparman
Rangkuman sensor & tranduser by suparman
 
Ppt instrumen
Ppt instrumenPpt instrumen
Ppt instrumen
 
Sensor dan transduser_2
Sensor dan transduser_2Sensor dan transduser_2
Sensor dan transduser_2
 
Kkm fisika smakelasx
Kkm fisika smakelasxKkm fisika smakelasx
Kkm fisika smakelasx
 
Alat ukur dan_teknik_pengukuran_jilid_2_film_by_tio
Alat ukur dan_teknik_pengukuran_jilid_2_film_by_tioAlat ukur dan_teknik_pengukuran_jilid_2_film_by_tio
Alat ukur dan_teknik_pengukuran_jilid_2_film_by_tio
 
Makalah Counter Sinkron dan Counter Asinkron
Makalah Counter Sinkron dan Counter AsinkronMakalah Counter Sinkron dan Counter Asinkron
Makalah Counter Sinkron dan Counter Asinkron
 
2 analisis sinyal_seismik_gunung_merapi__jawa_tengah_-_indonesia_menggunakan_...
2 analisis sinyal_seismik_gunung_merapi__jawa_tengah_-_indonesia_menggunakan_...2 analisis sinyal_seismik_gunung_merapi__jawa_tengah_-_indonesia_menggunakan_...
2 analisis sinyal_seismik_gunung_merapi__jawa_tengah_-_indonesia_menggunakan_...
 

Recently uploaded

Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxKisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
FitriaSarmida1
 
Surat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdf
Surat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdfSurat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdf
Surat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdf
EirinELS
 
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 20241. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
DessyArliani
 
.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptx.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptx
furqanridha
 
Laporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docx
Laporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docxLaporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docx
Laporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docx
Jajang Sulaeman
 

Recently uploaded (20)

Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxKisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
 
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdf
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdfWebinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdf
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdf
 
sistem digesti dan ekskresi pada unggas ppt
sistem digesti dan ekskresi pada unggas pptsistem digesti dan ekskresi pada unggas ppt
sistem digesti dan ekskresi pada unggas ppt
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
 
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusiaKonseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
 
Surat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdf
Surat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdfSurat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdf
Surat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdf
 
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptxPPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 20241. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
Materi Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SD
Materi Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SDMateri Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SD
Materi Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SD
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
 
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptxLokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
 
.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptx.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptx
 
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru PenggerakSkenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Laporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docx
Laporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docxLaporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docx
Laporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docx
 
PPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASAR
PPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASARPPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASAR
PPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASAR
 

Lapres Akustik & Getaran [kerusakan dan vibrasi pada pompa]

  • 1. i LAPORAN RESMI PRAKTIKUM AKUSTIK DAN GETARAN – P3 VIBRASI DAN JENIS KERUSAKAN POMPA AIR Disusun oleh : Dionisius Andy Kristanto (2412 100 106) Asisten : Muhammad Qomaruz Zaman (2412 100 087) PROGRAM STUDI S1 TEKNIK FISIKA JURUSAN TEKNIK FISIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2014
  • 2. ii LAPORAN RESMI PRAKTIKUM AKUSTIK DAN GETARAN – P3 VIBRASI DAN JENIS KERUSAKAN POMPA AIR Disusun oleh : Dionisius Andy Kristanto (2412 100 106) Asisten : Muhammad Qomaruz Zaman (2412 100 087) PROGRAM STUDI S1 TEKNIK FISIKA JURUSAN TEKNIK FISIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2014
  • 3. iii ABSTRAK Getaran adalah sebuah gerakan bilak balik yang melalui titik setimbang nya. Pada dunia industri analisa getaran atau vibrasi sangat diperlukan untuk mengetahui jenis dan tingkat kerusakan suatu mesin industri terlebih bagi mesin yang berputar. dimana jenis kerusakan pada mesin adalah Dan jenis jenis dari kerusakan mesin yang berputar antara lain unbalance, Angular Misaligment, dan Pararel Misaligment. Dimana ketiganya dapat dianalisa dari bentuk grafik FFT. Kata Kunci : Vibrasi, Industri, Mesin
  • 4. iv ABSTRACT Vibration is a counter-movement Bilak through its equilibrium point. In the world of industrial vibration or vibration analysis is needed to determine the type and extent of damage an industrial machine especially for rotating machinery. where the type of damage to the machine is the type of damage and the type of machine that rotates among others unbalance, Misaligment Angular and Parallel Misaligment. Where all three can be analyzed from the FFT graph form. Keywords: Vibration, Industrial, Machinery
  • 5. v KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan karunia-Nya sehingga Laporan Resmi Praktikum Akustik dan getaran ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Dalam kesempatan kali ini penyusun mengucapkan terima kasih kepada: 1. Bapak Andi Rahmadiansah, ST, MT selaku dosen pengajar mata kuliah Akustik dan getaran. 2. Saudara asisten yang telah membimbing dalam pelaksanaan praktikum Akustik dan getaran. 3. Rekan-rekan yang telah membantu terlaksananya kegiatan praktikum Akustik dan getaran. Penyusun menyadari bahwa banyak kekurangan dalam pembuatan laporan ini baik dari segi materi maupun penyajian. Untuk itu penyusun mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun. Akhir kata penyusun berharap semoga laporan ini bermanfaat bagi penyusun sendiri khususnya dan pembaca pada umumnya. Surabaya, 27 Maret 2014 Penulis
  • 6. vi DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL i ABSTRAK iii ABSTRACT iv KATA PENGANTAR v DAFTAR ISI vi DAFTAR GAMBAR vii DAFTAR TABEL ix BAB I PENDAHULUAN 1 1.1. Latar belakang masalah 1 1.2. Rumusan masalah 1 1.3. Tujuan 2 1.4. Sistematika Laporan 2 BAB II DASAR TEORI 3 2.1 Pengertian Getaran 3 2.2 Pengukuran Vibrasi 6 2.3 Pengambilan Data Menggunakan Accelerometer 7 2.4 Analisa Vibrasi dengan FFT 11 2.5 Diagnosa Kerusakan Mesin Melalui Spektrum Analysis. 13 BAB III METODOLOGI 22 3.1. Alat Dan Bahan 22 3.2. Langkah-Langkah Percobaan 22
  • 7. vii BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN 24 4.1. Analisa Data 24 4.2. Pembahasan 30 BAB V PENUTUP 31 5.1. Kesimpulan 31 5.2. Saran 31 DAFTAR PUSTAKA 32
  • 8. viii DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Model Getaran Sederhana 3 Gambar 2.2 Waveform Simpangan, Kecepatan dan Percepatan 4 Gambar 2.3 Amplitudo, Frekwensi dan fasa 5 Gambar 2.4 Diagram blok sistem pengukuran 6 Gambar 2.5 Accelerometer 7 Gambar 2.6 Keterangan Tata Cara Pengambilan Data Menggunakan Tranduser 9 Gambar 2.7 Keterangan Lokasi Cara Penempatan Tranduser Getaran 9 Gambar 2.8 Spektrum Hasil Pengukuran Menggunkan Lapview signal express 10 Gambar 2.9 Hasil FFT dari Data Vibrasi 12 Gambar 2.10 Spektrum Vibrasi Unbalance 14 Gambar 2.11 Spektrum Vibrasi Misalighment 16 Gambar 2.12 Spektrum Angular Misaligment 17 Gambar 2.13 Parerel Angular Misaligment 18
  • 9. ix DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Tabel Kekurangan dan kelebihan strategi maintence 19 Tabel 2.2 kelas-kelas Vibrasi 20
  • 10. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Vibrasi pada mesin mesin di suatu industri sangat berpengaruh besar terhadap performa dari mesin mesin industri, terlebih bagi mesin-mesin yang berputar, bahkan di dunia industri saat ini, vibrasi dari suatu mesin yang berputar dimanfaatkan sebagai dasar dari menyusun jadwal dan motodologi maintenancedi industri tersebut, untuk menjaga agar mesin mesin tersebut tetap pada performa terbaik nya. Karena pola vibrasi dari sebuah mesin yang berputar dapat manggambarkan kondisi dari mesin tersebut.Tentunya juga diperlukan sebuah skil dan ketrampilan khusus untuk melakukan pengukuran serta monitoring terhadap kalibrasi, terlebih pada metodologi serta penggunaan alat-alat ukur nya. 1.2 Rumusan Masalah Rumusan masalah pada praktikum akustik dan getaran tentang vibrasi dan jenis kerusakan pompa air kali ini adalah sebagai berikut. a. Bagaimana mengetahui teknik pengukuran dan monitoring vibrasi? b. Bagaimana masalah yang biasa terjadi pada rotary Machine terutama pada pompa dan kompresor sehingga dapat bekerja secara maksimal ? c. Bagaimana perbedaan karakteristik jenis kerusakan pada pompa?
  • 11. 2 1.3 Tujuan Tujuan dari praktikum akustik dan getaran tentang vibrasi dan jenis kerusakan pompa air kali ini adalah sebagai berikut. a. Praktikan mengetahui Teknik Pengukuran dan Monitoring Vibrasi. b. Praktikan mampu mengetahui masalah yang biasa terjadi pada Rotary Machine, terutama pada pompa atau kompressor sehingga dapat bekerja secara maksimal. c. Praktikan mengetahui perbedaan karakteristik jenis kerusakan pada pompa. 1.4 Sistematika Laporan Laporan resmi praktikum akustik dan getaran tentang vibrasi dan jenis kerusakan pompa air, ini terdiri dari 5 bab, yaitu pertama bab 1, adalah pendahuluan, yang berisi latarbelakang, rumusan masalah, tujuan praktikum serta sistematika laporan. Bab 2 yaitu dasar teori yang berisi tentang teori dasar yang menunjang praktikum ini.Bab 3 yaitu metodologi dimana berisi tentang, alat alat yang dugunkan dalam praktikum serta langkah langkah dalam praktikum.Bab 4 yaitu analisa data dan pembahasan, dimana berisi tentang analisa data-data yang didapatkan dalam percobaan serta pembahasan terhadap analisa data tersebut.Bab 5 yaitu penutup berisi tantang kesimpulan dan saran.Sedangkan yang terakhir yaitu lampiran yang berisi tugas khusus yang diberikan.
  • 12. 3 BAB II DASAR TEORI 2.1 Pengertian Getaran Getaran merupakan gerakan bolak balik melewati titik setimbang. Model sederhana dari getaran dapat digambarkan sebagai sebuah pegas yang bergerak naik turun melewati titik setimbangnya Gambar 2.1 Model Getaran Sederhana Gerak tersebut merupakan gerak periodik dan harmonik, dimana hubungan antara simpangannya (X) dengan massa (m) dan waktu (t) dapat dilihat dalam persamaan sinus: X = X 0 sin wt Selain simpangan (displacement) ada dua besaran lainnya yang digunakan untuk menganalisa vibrasi, yakni kecepatan (velocity) dan percepatan (acceleration).
  • 13. 4 Bentuk gelombang dari ketiga komponen besaran vibrasi tersebut dapat ditunjukkan gambar dimana simpangan menunjukkan kurva sinus, kecepatan menunjukkan kurva cosinus dan percepatan kembali menunjukkan kurva sinus. Gambar 2.2 Waveform Simpangan, Kecepatan dan Percepatan
  • 14. 5 Tiga terminologi utama untuk menggambarkan sinyal vibrasi adalah amplitudo, frekuensi dan phase. Amplitudo merupakan simpangan maksimum getaran, Gambar 2.3 Amplitudo, Frekwensi dan fasa pada Gambar disimbolkan dengan X0. Amplitudo diukur dengan tiga cara, displacement (mills, micron), velocity (ips, mm/s) dan acceleration (g, mm/s2, inch/s2). Frekuensi merupakanbanyaknya getaran yang terjadi dalam satu satuan waktu (sekon/detik). Satuan frekuensiadalah Hz, cps, cpm dan RPM. Phase adalah perbedaan posisi dari vibrasi sebuah titik relatif terhadap titik referensi yang diam atau relatif terhadap titik lain yang bergetar (Raharjo Dwi, 2006). Pada gambar diatas ditunjukkan amplitudo, frekuensi (sumbu-x) dan phase (beda antara kurva merah dan hitam). Ketiga terminologi tersebut dapat digunakan untuk mencari karakteristik dari suatu getaran. Dengan melakukan analisa sinyal vibrasi dari
  • 15. 6 suatu getaran akan diperoleh informasi yang dapat digunakan untuk menentukan kondisi mesin. 2.2 Pengukuran Vibrasi Secara umum sistem pengukuran dapat digambarkan dalam blok diagram sebagai berikut: Gambar 2.4 Diagram blok sistem pengukuran Pada pengukuran vibrasi sinyal input berupa getaran mekanik diubah oleh tranduser menjadi sinyal tegangan kemudian ditransmisikan keelemen pengkondisi sinyal, diproses oleh elemen pemroses sinyal dan akhirnya ditampilkan dalam bentuk data angka maupun grafik (spektrum, waveform dan trend).Sesuai dengan tiga besaran pada vibrasi maka tranduser yang digunakan untuk tugas akhir dalam pengukuran vibrasi adalah accelerometer. Accelerometer merupakan tranduser yang paling sering dipakai karena fleksibilitasnya dan range frekuensinya tinggi. Biasanya berupa piezolelectric yang terdiri dari kristal dan massa penekan kristal. Ketika terjadi vibrasi maka terjadi penekanan dan kristal akan membangkitkan muatan listrik yang
  • 16. 7 kemudian di-amplifikasi sehingga sinyal vibrasi terbaca. Gambar 2.5 Accelerometer Elemen pengkondisi sinyal (signal conditioning) pada sistem pengukuran vibrasi berupa amplifier yang menguatkan sinyal agar dapat diproses oleh signal processing. Sepuluh tahun yang lalu, accelerometer masih menggunakan external amplifier, namun saat ini kebanyakan amplifier sudah tersedia dalam tranduser itu sendiri, disebut internally amplified Accelerometer atau integrated circuit piezoelectric (ICP). 2.3 Pengambilan Data Menggunakan Accelerometer Tranduser getaran dipasang pada bagian- bagian mesin yang cukup kaku untuk menghindari efek resonansi lokal bagian tersebut. Pengambilan data-data dengan alat tranduser tersebut harus terlebih dahulu mengetahui bagian mana dari mesin tersebut yang paling tepat untuk pengukuran vibrasi. Tempat yang paling tepat tersebut
  • 17. 8 adalah pada tempat yang dekat dengan sumber vibrasi, misalnya pada kerusakan bearing maka penempatan tranduser diletakkan pada bearing caps (rumah bearing). Pengambilan data vibrasi dilakukan dengan dua posisi yaitu dengan posisi axial dan posisi radial. Pengambilan data secara axial adalah menempatkan alat tranduser pada arah axial atau searah dengan poros. Cara radial sendiri terbagi menjadi 2 cara, yaitu: a. Vertical Pengambilan data secara vertikal adalah dengan menempatkan alat tranduser pada posisi vertikal atau berbanding 90o dengan arah horizontal pada pompa. Pengambilan data pada tiga sumbu berfungsi untuk melihat kondisi vibrasi pada masing-masing sumbu, karena disetiap sumbu mempunyai vibrasi yang berbeda. Pada setiap kondisi mesin dapat ditentukan karakteistik kerusakan dengan melihat sinyal vibrasi dari masing-masing sumbu pengukuran.
  • 18. 9 Gambar 2.6 Keterangan Tata Cara Pengambilan Data Menggunakan Tranduser Keterangan dari gambar 2.6 di atas yaitu gambar A adalah posisi axial, B adalah posisi vertikal, C adalah posisi horizontal dan D adalah posisi shaft Gambar 2.7 Keterangan Lokasi Cara Penempatan Tranduser Getaran Menurut Evaluasi Berdasarkan ISO 10816 dalam melakukan monitoring, saat pengoperasian dan tes pengujian pada mesin diusahakan tidak ada
  • 19. 10 getaran torsional dan tidak ada getaran lingkungan.Nilai hasil pengukuran dapat dilihat dalam bentuk spektrum maupun nilai berupa angka,tergantung sistem akuisisi data yang dipakai saat pengambilan data. Dibawah ini adalah contoh hasil pengukuran yang berupa spectrum. Gambar 2.8 Spektrum Hasil Pengukuran Menggunkan Lapview signal express b. Horisontal Pengukuran secara horizontal dengan cara meletakkan alat tranduser secara horizontal misalnya pada bagian atas pompa. Dari pengukuran ini dapat diketahui amplitudo yang paling tinggi.
  • 20. 11 2.4 Analisa Vibrasi dengan FFT Analisa fourier terbagi atas dua yakni deret fourier untuk sinyal periodik dan trasformasi fourier untuk sinyal aperiodik. Setiap sinyal periodik dapat dinyatakan oleh jumlahan atas komponen-komponen sinyal sinusoidal dengan frekuensi berbeda (distinct). Jika ada sebuah fungsi f(t) yang kontinyu periodik dengan periode T, bernilai tunggal terbatas dalam suatu interval terbatas, memiliki diskontinyuitas yang terbatas jumlahnya dalam interval tersebut dan dapat diintegralkan secara mutlak, maka f(t) dapat dinyatakan dengan deret fourier. Dengan menggunakan software komputer, komputasi FFT menjadi lebih mudah dan cepat. Contoh sederhana FFT pada ` matlab sebuah fungsi f(t) dari time domain menjadi frequency domain diperlihatkan pada Gambar
  • 21. 12 Gambar 2.9 Hasil FFT dari Data Vibrasi FFT merupakan elemen pemrosesan sinyal pada pengukuran vibrasi.Pada pengukuran vibrasi ada empat tahapan untuk merubah sinyal vibrasi menjadi spektrumnya. Algoritma FFT untuk analisa vibrasi tersebut adalah sebagai berikut: a. Pengambilan data vibrasi dari tranduser yang dihubungkan dengan sistem akuisisi. b. Sistem akuisisi menghasilkan spektrum yang menunjukkan perbandingan waktu dengan percepatan. c. Hasil spektrum diolah menggunakan software lain dengan menggunakan Fast Fourier Transform.
  • 22. 13 d. Hasil pengolahan menggunakan FFT akan berupa grafik perbandingan frekuensi dengan amplitudo yang menunjukkan jenis kerusakan dan tingkat kerusakan mesin. 2.5 Diagnosa Kerusakan Mesin Melalui Spektrum Analysis Setiap bagian dari pompa atau mesin berputar mempunyai tingkat vibrasi yang berbeda tergantung pada letaknya dan gaya yang diterima. Tingkat vibrasi inilah yang bisa dijadikan sebagai pendeteksi keadaan dari suatu kondisi mesin apakah ada kerusakan atau tidak. Kerusakan umum yang biasa terjadi pada pompa dan mesin-mesin berputar adalah ketidak- seimbangan atau unbalance, misalingment, kerusakan bearing dan mechanical looseness. Kerusakan-kerusakan tersebut dapat dideteksi dari spektrum vibrasi.Kerusakan – kerusakan yang sering terjadi pada mesin berputar yaitu : a. Unbalance Unbalance adalah kondisi dimana pusat massa tidak sesumbu dengan sumbu rotasi sehingga rotor mengalami gaya vibrasi terhadap bearing yang menghasilkan gaya sentrifugal. Ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya unbalance yakni: kesalahan saat proses pemesinan dan assembly,
  • 23. 14 eksentrisitas komponen, adanya kotoran saat pengecoran, korosi dan keausan, distorsi geometri karena beban termal dan beban mekanik serta penumpukan material. Karakteristik dari unbalance ini dapat diketehui dengan adanya amplitudo yang tinggi pada 1 x RPM, seperti yang ditunjukkan gambar. Tetapi adanya amplitudo pada 1x RPM tidak selalu Unbalance, tanda lainnya adalah rasio amplitudo antara pengukuran arah horizontal dan vertikal kecil (H/V < 3). Ketika pada kondisi dominan unbalance, maka getaran radial (Horizontal dan Vertikal) akan secara normal jauh lebih tinggi dibandingkan axial. Pada pompa normal, getaran horizontal lebih tinggi dari vertical. Amplitudo di 1x RPM secara normal ≥ 80% dariamplitudo keseluruhan ketika masalah dipastikan unbalance. Gambar 2.10 Spektrum Vibrasi Unbalance
  • 24. 15 Resonansi kadang – kadang dapat memperbesar efek dari unbalance. Unbalance juga dapat memberi kontribusi terbesar pada loosness (Aus). Ketika unbalance lebih domiman daripada masalah yang lain, beda fase antara horizontal dan vertikal sekitar 90˚ (±30˚) pada bearing yang sama. Unbalance pada motor biasanya tetap dan fase yang berulang di arah radial. b. Misalignment Ketidaklurusan ( misalignment) terjadi ketika frekuensi shaft yang berputar satu kali putaran atau dapat juga terjadi dua dan tiga kali putaran. Normalnya disebabkan adanya getaran yang tinggi pada axial dan radial, tetapi tidak selalu tinggi pada axial saja,khususnya saat kondisi parallel offset lebih mendominasi dibandingkan Angular misalignment. Menghasilkan getaran lebih besar dari keadaan normal di 2x RPM dimana dapat terjadi bukan hanya di arah axial tapi juga di radial. Jika misalignment menjadi semakin buruk hal ini dapat disebabkan besarnya nilai harmonik dimana akan menghasilkan spektrum nampak seperti masalah looseness. Untuk misalignment parah, pengukuran Radial
  • 25. 16 (horizontal dan vertikal) perbedaan fase terdapat pada 0˚ atau 180˚ (±30˚) antara sisi dalam dan sisi luar bearing. Kebanyakan dari waktu, perbedaan fase horizontal mendekati 180˚ pergeseran fase dibandingkan dengan perbedaan fase vertikal. Gambar 2.11 Spektrum Vibrasi Misalighment Misalignment yang terjadi pada mesin berputar yaitu :
  • 26. 17 a. Angular Misaligment Gambar 2.12 Spektrum Angular Misaligment Getaran axial tinggi, terutama pada 1x, 2x, dan 3x RPM, satu dari puncak ini (peak) kadang – kadang lebih dominan dari pada yang lain. Umumnya amplitudo antara 2x atau 3x RPM mencapai kira – kira 30 – 50% dari 1x RPM di arah axial. Indikasi terbaik adalah perbedaan fase 180˚ bersebrangan kopling di arah axial. Dari kerusakan ini kemungkinan juga mengindikasikan adanya masalah kopling. Angular misaligment kemungkinan terdapat pada 1x RPM harmonik, seperti juga mechanical looseness (kelonggaran mekanik) gerakan harmonik ganda ini tidak selalu mengeluarkan suara gaduh pada spektra.
  • 27. 18 b. Parallel Misaligment Gambar 2.13 Parerel Angular Misaligment Shaft pada paralel misalignment terlihat Offset. Misaligment ini mempunyai kesamaan gejala pada getaran Angular, tetapi menunjukan tingginya getaran radial dimana mencapai fase 180˚ bersebrangan dengan kopling, amplitudo di 2x RPM lebih besar daripada di 1x. Amplitudo tidak selalu berada pada 1x, 2x, atau 3x yang lebih dominan, tetapi ketinggian relative di 1x dimana selalu diindikasi pada tipe kopling dan konstruksi.Ketika kedua arah Angular dan arah radial menjadi semakin tinggi, keduanya dapat menciptakan tingginya peak amplitudo jauh lebih tinggi dari harmoninya (4x - 8x) atau ketika rangkaian frekuensi harmonik tinggi serupa dengan mechanical looseness. Tipe kopling
  • 28. 19 dan material akan membawa pengaruh yang besar pada spektrum ketika gejala misaligment ada, hal ini tidak ada pengaruh pada peningkatan suara gaduh. Ada 4 jenis strategi maintenance yang sering diterapkan di dunia industri.Setiap strategi maintenance memilik keliebihan dan kekurangan seperti ditunjukkan oleh tabel di bawah: REACTIVE PREVENTIVE PREDICTIVE PROACTIVE DEFINISI Run to failure (bergerakketik a ada kerusakan) Melakukanmainte nace pada jadwal yang teratur Maintenance berdasarkan kondisi yang telah diketahui (standard) Desain ulang untuk mengilankan akar dari penyebab kegagalan KEUNTUN GAN Murah Dapat dijadwalkan Kerusakan langsung dapat diketahui Tidak membutuhka n banyak maintenance KERUGIA N Butuh banyak suku cadang, dilakukan dalam keadaandarura t Salah deteksi menyebabkanperg antian part yang tidak perlu Mahal jika penerapan salah Sangat mahal Tabel 2.1 Tabel Kekurangan dan kelebihan strategi maintence Ada tiga dasar yang menjadi parameter dalam melakukan pengukuran vibrasi yaitu :
  • 29. 20 a. Vibration Displacement (Peak to Peak) Merupakan total jarak yang ditempuh bagian yang mengalami vibrasi, dari titik ekstrim ke titik ekstrim lain. untuk SI digunakan satuan micron (1/1000 milimeter) dan satuan imperial digunakan satuan mil (1/1000 inch). b. Vibration Velocity (peak dan rms) Vibration velocity secara matematis merupakan turunan pertama dari displacement. Velocity akan bernilai 0 saat benda berada pada saat benda akan berubah arah getar. Vibration velocity sering dinyatakan dalam nilai peak-nya atau rms-nya dengan satuan mm/s atau inches/s. c. Vibration Acceleration(peak dan rms) Turunan kedua dari displacement adalah acceleration, nilainya berbanding lurus dengan displacement, namun berlawanan.Akselerasi mencapai nilai maksimum saat berada pada kondisi ekstrim.Akselerasi dinyatakan dalam satuan mm2/s atau inches2/s. Kualitas dari pompa dapat ditentukan dari pengukuran vibrasi tergantung dari kelas-kelas berikut ini.
  • 30. 21 Tabel 2.2 kelas-kelas Vibrasi Zona A: Normal, Kelas 1: Daya Output 0-15 KW Zona B: Normal yang masih dapat diterima, Kelas 2: Daya Output 15-75 KW Zona C: Berfungsi tidak optimal, Kelas 3: DayaOutput 75KW-10MW Zona D: Rusak, Kelas 4: Daya Output >10 MW.
  • 31. 22 BAB III METODOLOGI 3.1 Alat Dan Bahan Peralatan yang digunakan dalam percobaan kali ini antara lain : a. Macam-macam Pompa air b. Laptop dengan Software Labview dan MatLab c. DAQ National Instrument d. Stroboscop 3.2 Langkah-Langkah Percobaan Langkah-langkah yang dilakukan pada percobaankali ini antara lain : a. Disambungkan accelerometer ke DAQ. b. Ditempelkan accelerometer pada mesin pompa. c. Dibuka software data logger. d. Dirahkan dan nyalakan stroboscop pada As pompa yang telah ditandai, putar knop stroboscop sehingga terlihat bahwa As tidak berputar (stasioner) dan catat angka yang ditunjukkan stroboscop5. Mulai proses data logger. e. Dibiarkan PC mengambil data selama 5 detik lalu hentikan proses data logger.
  • 32. 23 f. Diulangi urutan no 1 s/d 6 dengan mengganti pompa air lain. g. Dibuatlah grafik perbandingan hasil monitoring vibrasi dari tiap pompa dalam domain waktu dan frekuensi. h. Dibandingkan grafik dari tiap pompa lalu tuliskan pendapat anda terkait grafik tersebut.
  • 33. 24 BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisa Data Dari percobaan data yang dilakukan, didapatkan data-data dari osiloskop , lalu data data itu di olah secara FFT dengan menggunkan matlab, sehingga didapatkan data berupa grafik spektrum yang merupakan grafik perbandingan frekwensi dan amplitudo, dan dari grafik spektrum itu dapat dianalisa jenis kerusakan pompa dan tingkat keru. Yaitu antara lain : a. FFT Dari Pompa Pertama Gambar 3.1 FFT Pompa Pertama, Pengambilan 1
  • 34. 25 Gambar 3.2 FFT Pompa Pertama, Pengambilan 2 Gambar 3.3 FFT Pompa Pertama, Pengambilan 3 Dari Grafik FFT pada pompa pertama, dapat dianalisa dan disimpulkan bahwa pompa pertama mengalami jenis kerusakan yaitu Unbalance. Karena
  • 35. 26 terlihat dari bentuk grafik FFT yang dihasilkan, terlihat adanya amplitudo tertinggi pada 1X rpm b. FFT Dari Pompa Kedua Gambar 3.4 FFT Pompa Kedua, Pengambilan 1
  • 36. 27 Gambar 3.5 FFT Pompa Kedua, Pengambilan 2 Gambar 3.6 FFT Pompa Kedua, Pengambilan 3
  • 37. 28 Dari grafik FFT yang diperoleh dari pompa kedua, maka setelah dianalisa, dapat disimpulkan bahwa pompa ke dua mengalami kerusakan yaitu jenis kerusakan Pararel Misaligment, yaitu karena dari grafik FFt yang dihasilkan terlihat adanya getaran lebih besar pada 2x RPM . c. FFT dari Pompa Ketiga Gambar 3.7 FFT Pompa Ketiga, Pengambilan 1
  • 38. 29 Gambar 3.8 FFT Pompa Ketiga,Pengambilan 2 Gambar 3.3 FFT Pompa Ketiga, Pengambilan 3
  • 39. 30 Dari grafik FFT yang diperoleh dari pompa ketiga, maka setelah dianalisa, dapat disimpulkan bahwa pompa ke dua mengalami kerusakan yaitu jenis kerusakan Angular Misaligment, yaitu karena terdapat getaran axial tinggi pada 1x, 2x, dan 3x RPM. 4.2 Pembahasan Pada percobaan akustik dan getaran tentang pengaruh vibrasi dan jenis jenis kerusaakan pompa ini, dapat dilihat bahwa getaran dapat mempengaruhi kerusakan suatu mesin yang berputar. Sehingga analisa vibrasi dapat juga digunakan untuk jadwal perawatan mesin. Pada percobaan ini mesin tersebut di khususkan pada sebuah mesin pompa air yang berputar. Dari data data yang di dapatkan dari osiloskop lalu data tersebut dianalisa secara FFT dengan menggunakan softwere matlab, seningga menghasilkan sebuah grafik spektrum yang merupakan grafik amplitudo dengan frekwensi. Dari hasil FFT tersebut dapat dianalisa jenis dan tingkat kerusakan dari pompa. Setelah dianalisa FFT dari ketiga pompa yang di pakai untuk percobaan, dapat di analisa bahwa ketiga pompa tersebut mengalami kerusakan antaralain, unbalace, Angular Misaligment, dan Pararel Misaligment, dimana ketiganya diliat dari bentuk grafik FFT seta amplitudo dan getaran dari grafik.
  • 40. 31 BAB V PENUTUP 4.1 Kesimpulan Dari percobaan akustik dan getaran tentang pengaruh vibrasi dan jenis jenis kerusaakan pompa ini, dapat disimpulkan bahwa getaran dapat mempengaruhi kerusakan suatu mesin yang berputar. Dan jenis jenis dari kerusakan mesin yang berputar antara lain unbalance, Angular Misaligment, dan Pararel Misaligment. Dimana ketiganya dapat dianalisa dari bentuk grafik FFT. 4.2 Saran Saran yang dapat diberikan pratikan dalam praktikum ini yaitu sebaiknya lebih dijelaskan tantang dasar teori terlebih dahulu sebelum praktikum.
  • 41. 32 DAFTAR PUSTAKA Den Hartog, J.P. 1947. Mechanical Vibrations Third Edition. USA : McGraw-Hill Book Company, Inc.