Rangkuman dokumen:
1. Materi pelajaran mengenai pengaturan respon akustik audio seperti treble, bass, volume, dan surround system.
2. Siswa akan belajar cara mengatur respon akustik audio berdasarkan manual dan melakukan eksperimen di ruang laboratorium.
3. Hasil pengaturan akan dievaluasi berdasarkan respon akustik pendengaran dan ruang.
1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Mata Pelajaran : Dasar Kompetensi Kejuruan Audio Video
Kelas/Semester : X / 2
Pertemuan Ke- : 2
Alokasi Waktu : 2 Jam Teori/ 4 Jam Praktik
Standar Kompetensi : Mengoperasikan Pesawat Audio Video
Kompetensi Dasar : Melakukan setting respon akustik audio
Indikator : Mampu melakukan setting respon akustik audio :
treble, bass, volume, suround sistem
I. Tujuan Pembelajaran : 1. Dapat melakukan setting respon akustik audio
2. Memahami prinsip setting respon akustik dipelajari
berdasarkan pada buku manual yang berlaku
3. Dapat menggunakan perlengkapan keselamatan
kerja serta langkah pengamanan dilakukan sesuai
dengan prosedur yang berlaku
4. Menganalisa dari laporan hasil pengaturan
nada/suara sesuai dengan : respon akustik
pendengaran, respon akustik ruang pengoperasian
jelas dan efek didengar
II. Materi Ajar :
1.Tata suara dan Akustik Ruang
Jika sebuah ruangan difungsikan untuk ruang percakapan, misalnya ruang konferensi,
ruang drama, ruang kelas dan ruang pengadilan, parameter akustik utama yang harus
diperhatikan adalah tingkat kejelasan suara ucapan (speech intelligibility). Apabila
tingkat kejelasan suara ucapan yang baik dapat dicapai, maka informasi yang
disampaikan oleh pembicara akan sampai dengan sempurna pada pendengar. Untuk
mencapai kondisi tersebut, hal-hal berikut harus dipertimbangkan dalam desain akustik
ruang percakapan:
1. Berapa tingkat bising yang diinginkan hadir dalam ruangan?
2. Berapa waktu dengung ruangan/Berapa ukuran ruangan/berapa banyak
permukaan penyerap suara yang harus dipasang?
3. bagaimana geometri ruangan? (berkaitan dengan pantulan, flutter echoe, sound
focusing dan difusi suara)
4. Apakah perlu dipasang sistem tata suara (sound reinforcement system)?
2. Point pertama berkaitan dengan beda level energi suara yang ingin didengarkan
dengan level bising latar belakang, atau yang biasa disebut Signal to Noise Ratio
(SNR). Bising latar belakang yang mungkin terjadi pada umumnya berasal dari:
Sumber bising eksternal (traffic noise, pesawat terbang, kereta api, dsb). Hal ini
harus dikendalikan dengan sistem insulasi pada dinding, lantai dan langit-langit.
Sumber bising dari aktifitas di koridor, foyer atau toilet
Sistem tata udara (AC) dan sistem mekanik lainnya (pompa misalnya)
Pada umumnya tingkat bising yang diijinkan adalah antara 30-35 dB (25-30 dB untuk
ruang drama)
Point kedua berkaitan dengan berapa lama energi suara diharapkan bertahan dalam
ruangan. Karena besaran speech intelligibility pada dasarnya adalah merupakan
perbandingan antara energi suara yang datang ke pendengar pada awal 50-80 ms
dengan energi total yang dirasakan pendengar dalam ruangan, maka waktu dengung
ruangan menjadi sangat besar pengaruhnya. Waktu dengung yang disarankan berkisar
antara 0.7 - 1 detik, bergantung dari ukuran ruangan. Untuk mencapai waktu dengung
ruang yang disarankan inilah pemakaian bahan penyerap energi suara diperlukan.
Luasan permukaan yang menyerap suara dan volume ruangan akan menentukan
seberapa besar dengung dalam ruangan.
Point ketiga berkaitan dengan perilaku pemantulan suara dalam ruangan. Hal ini
dipengaruhi oleh bentuk ruang dan posisi pemantul dan penyerap di dalam ruangan.
Dinding dan langit-langit ruangan merupakan bagian permukaan ruang yang digunakan
untuk mengendalikan pola pemantulan. Beberapa hal berikut perlu dijadikan catatan:
Dinding samping dan langit-langit sebaiknya dibuat dari permukaan yang
memantulkan suara, untuk mengoptimumkan pantulan energi suara dari sumber
sehingga memperkuat suara langsung.
Bagian bidang pertemuan antara dinding dan langit-langit sebaiknya dibuat
absorptive (menyerap suara).
Dinding belakang sebaiknya terbuat dari bahan penyerap suara atau pendifuse
suara (diffusor), untuk menghindarkan terjadinya pantulan dengan delay yang
panjang (late refelctions).
Jarak pembicara dan pendengar dibuat sedekat mungkin (bentuk lantai teater
lebih baik dari pada datar)
Sebaiknya posisi pembicara lebih tinggi dari pendengar.
Berikan porsi pantulan awal (dalam rentang 50-80 ms) yang merata pada seluruh
daerah pendengar. (sebagai acuan praktis: beda jarak tempuh suara langsung
dan suara pantulan < 17 m)
Perhatikan secara khusus permukaan-permukaan yang sejajar, karena bisa
menimbulkan flutter echoe (pantulan berulang)
Hindari permukaan keras yang cekung (dome-like) karena akan mengakibatkan
sound focusing.
3. 2. Instrumen musik
3. Respon akustik ruang operasian peralatan audio
4. Peraturan keselamatan kerja
III. Metode Pembelajaran : Teori dan Praktek
IV. Langkah-langkah Pembelajaran
A. Kegiatan Awal : Penjelasan singkat tentang setting tata suara
B. Kegiatan Inti : Melakukan setting respon akustik audio
Penataan suara terhadap respons akustik ruangan
pengopersian peralatan audio
C. Kegiatan Akhir : Menganalisa dan membuat laporan berdasarkan hasil
pengaturan nada/suara sesuai dengan : respon
akustik pendengaran, respon akustik ruang
pengoperasian jelas dan efek dengar
V.Alat/Bahan/Sumber Belajar
A. Alat / Bahan : Pesawat Amplifier
Pesawat Radio
Microphone
Speaker Aktif
S/N dB
B. Sumber Belajar : Buku Manual
Modul Pengoperasian Pesawat Audio
Job sheet
VI. Penilaian : Penugasan
Penugasan eksperimen : Lakukan eksperimen berikut ini dengan secara berurut
berdasarkan langkah kerja yang ada !
Langkah kerja:
1. Bacalah lembar informasi dengan seksama!
2. Pastikan sebuah ruang untuk praktik akustik!
3. Identifikasilah sifat akustik dinding, langi-langit, lantai, dan berbagai peralatan
yang ada di ruang tersebut!
4. Identifikasilah ukuran ruang tersebut (tinggi, panjang, lebar)!
4. 5. Bawalah perangkat penguat audio, unit loudspeaker, dan AFG ke ruang yang
telah ditetapkan untuk praktik akustik!
6. Letakkan loudspeaker pada tempat yang sesuai sehingga ruang tersebut
sebagai ruang pendengaran!
7. Hubungkan unit loudspeaker dengan perangkat penguat audio!
8. Hubungkan perangkat penguat audio dengan sumber tegangan!
9. Aturlah volume perangkat audio pada posisi rendah, kemudian hidupkan !
10.Hubungkan AFG dengan sumber tenaga, output pada posisi rendah!
11.Hubungkan output AFG dengan salah satu input perangkat penguat audio.
12.Aturlah output AFG pada posisi tengah, dan aturlah volume perangkat audio
sehingga terdengar suara yang cukup keras. Ingat output AFG jangan sampai
melebihi input maksimum perangkat penguat audio!
13.Dengan mengatur frekuensi output AFG amatilah terjadinya resonansi ruang,
gema, dan gaung!
14.Catatlah Hasil pengamatan anda!
Kriteria Kelulusan
Kriteria
Skor
(1-10)
Bobot Nilai Keterangan
Kognitif 3
Syarat lulus
nilai minimal
70
Kebenaran langkah kerja 2
Kebenaran pengukuran 3
Keselamatan kerja 1
Kecepatan kerja 1
Nilai Akhir
5. Jakarta, 17 Juli 2011
Mengetahui Kepala Sekolah, Guru Mata Pelajaran
Mursidi, SPd Eko Supriyadi, S.Pd