1. KEBIJAKAN KESEHATAN LINGKUNGAN
dalam PENINGKATAN AKSES KESLING DAN PREVALENSI
PENURUNAN STUNTING
OLEH
dr. IMRAN AGUS NURALI, Sp.KO
DIREKTUR KESEHATAN LINGKUNGAN
DITJEN KESEHATAN MASYARAKAT, KEMENTERIAN KESEHATAN RI
1
2. 1 anak meninggal karena sanitasi yang buruk setiap 20 detik.
3.000 bayi meninggal sebelum usia 2 tahun karena diare setiap hari.
750.000 balita meninggal karena diare setiap tahun.
272 hari absen sekolah karena diare per-tahunnya.
1.500.000 anak dapat diselamatkan dengan akses air dan sanitasi yang baik per tahunnya.
Sanitasi yang buruk penyebab tingginya prevalensi Stunting anak di Indonesia
yang mencapai 36% (rerata 2007-2011).
AKIBAT SANITASI YANG BURUK TERHADAP KESEHATAN
Sumber : WB, WHO & Unicef (2007-2013)
3. Akibat sanitasi
yang buruk
• Kerugian 58 Trilyun /tahun atau
Rp. 265.000 /orang / tahun
50.000 jiwa/ tahun meninggal
karena kasus diare
121.000 kasus diare/tahun
•Tercemarnya air bersih dengan Kerugian 14
trilyun/tahun atau Rp 63.000/orang /tahun
Masalah pada sektor pariwisata
Water and Sanitation Program (WSP) Bank
Dunia tahun 2007
11. Environmental Enteropathy
EE Theory: A major (if not primary) cause of child
undernutrition is a subclinical condition of small intestine
Continued expsoure: Mounts an immune response, stress levels rise and the
body diverts nutrients away from growth towards fighting an infection
Poor Sanitation
and Hygiene
Child
Undernutrition
EE
Diarrhea
12.
13. Hubungan Sanitasi dengan
Gizi 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK)
Sanitasi Tidak
Layak
• Diare pada anak dan Ibu
hamil
• Sistem Pencernaan Rusak
• Gizi tidak terserap dengan
baik
• Gizi Buruk
• Stunting
14. Perkembangan otaknya, tidak dapat diperbaiki
Fisik anak kurang gizi dapat
diperbaiki
Hambatan perkembangan otak, kecerdasan, kemampuan belajar,
dan rendahnya produktifitas akibat stunting ini bersifat
permanen (irreversible).
Fisik
Mental
Intelektual
stunting
Stunting mempengaruhi:
BALITA
Kondisi Otak yang Stunting
15. 2
15
105 cm 125 cm 100 cm
7 thn 7 thn 4 thn
Stunting:
• Dilihat berdasarkan Panjang Badan per Umur
(PB/U) atau Tinggi Badan per Umur (TB/U).
• Nilai Z-score <-2,0
Usia 4 tahun
4 bulan
Usia 2 tahun
2 bulan
STUNTING TERLAMBAT DIKENALI
(BARU DAPAT DILIHAT SETELAH 2 TAHUN)
17. 17
5 PILAR STBM
1. Stop BAB
Sembarangan
2. Cuci Tangan Pakai
Sabun (CTPS)
3. Mengelola Makanan
dan Minuman
4. Mengelola Sampah
5. Mengelola Limbah
Cair
18. Outcome: Menurunnya kejadian penyakit-penyakit berbasis lingkungan yang berkaitan dengan
perilaku melalui penciptaan kondisi sanitasi total
Output: Meningkatnya pembangunan sanitasi melalui peningkatan demand & supply
Pilar 1:
Stop Buang Air
Besar
Sembarangan
Pilar 4:
Pengelolaan
Sampah RT
dengan aman.
Pilar 3:
Pengelolaan Air
Minum &
Makanan RT
Pilar 2:
Cuci Tangan
Pakai Sabun
Pilar 5:
Pengelolaan
Limbah Cair RT
dengan aman
Komponen STBM:
1. Perubahan Perilaku
2. Peningkatan akses sanitasi yang berkelanjutan
3. Dukungan institusi kepada masyarakat
SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT (STBM)
19. IDENTIFIKASI KRITERIA PILAR STBM (Pembinaan)
PILAR 2
• Tersedia sarana
CTPS di dalam
dan diluar
rumah
• Ada air
mengalir atau
dapat
menggunakan
dengan gayung
• Tersedia sabun
dekat air yang
mengalir
PILAR 3
• Mengkonsumsi air
minum yang telah
diolah (direbus, filter,
air kemasan)
• Mencuci bahan
pangan dengan air
bersih yang mengalir
• Menutup makanan
dengan baik dan
benar
• Menyimpan
peralatan makan dan
memasak di tempat
yang tertutup dan
bersih
PILAR 4
• Lingkungan
rumah bersih
(tidak terlihat
sampah
berserakan)
• Telah
melakukan
pemilahan
sampah
• Tersedia
tempat
sampah yang
kokoh tertutup
PILAR 5
• Lingkungan
rumah tidak
terdapat
genangan limbah
rumah tangga
• Tersedia saluran
limbah yang
kedap dan
tertutup
• Lingkungan
rumah tidak ada
timbunan kaleng/
botol bekas
terbuka dsb yang
dapat jadi
perindukan
nyamuk
PILAR 1
• Setiap orang di
dalam rumah
BAB di Jamban
Sehat
• Terdapat air dan
sabun untuk
membersihkan
setelah BAB dan
cuci tangan
• Jamban bersih
20. • Digunakan oleh seluruh kabupaten di
Indonesia
• Telah meregistrasi seluruh sanitarian dan
seluruh desa untuk mengupdate data secara
real time
• 70% sanitarian aktif menggunakan
• 6 jenis aplikasi untuk memudahkan kader,
sanitarian, puskesmas, kabupaten, provinsi
dan Umum, melakukan pemantauan dan
pengawasan.
• Website dilengkapi dengan fitur profil
kabupaten, dan database nasional untuk
keperluan berbagai analisis
11
Sistem Monitoring Nasional secara On-Line
(Smart STBM)
22. PROSES PEMICUAN STBM
Perkenalan dan penekanan tidak
membawa subsidi
Transect / melihat tempat kebiasaan
BAB masyarakat
Pemetaan
Analisa bersama masyarakat
Komite menyusun strategi bersama masyarakat
untuk menghentikan BAB sembarangan
Monitoring Paska Pemicuan
24. PEMBAGIAN PERAN UNTUK PERCEPATAN
PERUBAHAN PERILAKU STBM
SEKTOR KESEHATAN
Dinkes Propinsi
• Penyiapan data sanitasi terkini sebagai prioritas dalam
menentukan target
• Peningkatan kapasitas untuk dinkes kabupaten
• Monev (Peningkatan Kapasitas dan Verifikasi kabupaten
ODF)
• Kampanye Perubahan Perilaku
• Penghargaan (Deklarasi ODF Kab)
Dinkes Kabupaten
• Penyiapan data sanitasi terkini sebagai prioritas dalam
menentukan target di wilayahnya
• Peningkatan kapasitas untuk Puskesmas/Sanitarian
• Monev (peningkatan kapasitas dan verifikasi)
• Kampanye Perubahan Perilaku
• Penghargaan (Deklarasi ODF Kecamatan)
Puskesmas/Sanitarian
• Peningkatan kapasitas Kader Kesehatan
• Pemicuan
• Update data Monev STBM
• Update peta sosial di masing-masing desa wilayah
dampingan
• Monev (Verifikasi Desa ODF)
Kader Kesehatan
• Membantu Pemicuan
• Membantu pengumpulan data RT
• Membantu pemantauan perubahan perilaku
• Membantu kampanye perubahan perilaku,
demonstrasi CTPS
• Membantu update peta sanitasi desa
• Membantu proses verifikasi STBM tingkat desa
• Membantu menjaga perubahan perilaku yang
terjadi
27. Pendekatan STBM-Stunting
Menerapkan 8 pilar: 5 pilar STBM dan 3 pilar pencegahan stunting
1. Tidak buang air besar sembarangan (STOP BABS)
2. Mencuci tangan dengan sabun (CTPS)
3. Mengelola air minum dan makanan yang aman
4. Mengelola sampah dengan aman
5. Mengelola limbah cair rumah tangga dengan aman
6. Gizi Ibu Hamil
7. Pemberian Makan Bayi dan Anak (PMBA)
8. Pemantauan pertumbuhan
14
30. Bottom up approach
Top down support
Foto : Dokumentasi Verifikasi Lapangan Rumah
Singgah Barak Semampir Kota Kediri
31. Hubungan Penghargaan Swasti Saba dengan
Beberapa Indikator Kesehatan
Indikator TIDAK PADAPA WIWERDA WISTARA Total
IPKM 2013** 0.504 0.552 0.559 0.578 0.526
Sub-indeks Kesehatan Lingkungan 0.420 0.530 0.570 0.630 0.482
IKS 0.124 0.154 0.163 0.203 0.168
Keluarga mempunyai akses air bersih 83.05 93.87 94.92 96.8 87.5
Keluarga mempunyai akses jamban sehat 78.94 88.63 89.31 94.44 83.3
Cakupan Akses Sanitasi 45.79 58.01 59.15 67.39 51.5
Cakupan Akses dan sumber air bersih 36.1 49.02 55.7 58.62 42.7
32. Indikator Kab / Kota Sehat
• Kab/ Kota Sehat Kondisi yang bersih, aman, nyaman dan sehat sebagai
tempat tinggal/bekerja bagi penduduknya, dengan menerapkan tatanan wajib
dan pilihan.
• 10 Tatanan Kabupaten/Kota Sehat:
TATANAN WAJIB :
1) Kawasan Pemukiman, Sarana dan Prasarana Umum
2) Kehidupan Masyarakat Sehat yang Mandiri dan Ketahanan Pangan
3) Kawasan Pasar
4) Kawasan Pendidikan
TATANAN PENGEMBANGAN :
1) Tatanan Kehidupan Sosial yang Sehat dan Penanganan Bencana
2) Tatanan Transportasi dan Tertib Lalu Lintas Jalan Raya
3) Kawasan Perkantoran, Perindustrian dan UMKM
4) Kawasan Pariwisata
5) Kawasan Tempat Ibadah
6) Smart City
2019 :
Penyelenggaraan KKS
mulai menerapkan
akses sanitasi
2021 :
Persyaratan sanitasi
berupa % desa ODF
- Padapa
- Wiwerda
- Wistara
34. PADAT KARYA TUNAI DESA (PKTD) INTERVENSI KESLING
DI LOKUS STUNTING TAHUN 2018 - 2019
TUJUAN
1. Memfasilitasi perubahan perilaku masyarakat yang lebih baik melalui peningkatan
kualitas akses sarana sanitasi (jamban dan septik tank sehat serta sarana cuci
tangan pakai sabun) yang terjangkau dan yang berkelanjutan bagi masyarakat
miskin di desa STBM STUNTING yang belum memiliki akses sanitasi yang layak;
2. Meningkatkan pendapatan keluarga melalui keterlibatan Masyarakat
Berpenghasilan Rendah (MBR) dalam pelaksanaan pembangunan sarana sanitasi
jamban yang layak kesehatan
35. Sasaran Kegiatan Intervensi:
a) Kegiatan akan dilaksanakan di 104 Kabupaten/Kota di 32 Prov, daerah
intervensi stunting yang desanya telah melaksanakan STBM.
b) Akses Sanitasi desa minimal 40%
c) Sasaran utama adalah Keluarga miskin yang sudah berubah perilaku
dengan kriteria prioritas :
1) KK mempunyai bayi balita;
2) KK mempunyai ibu hamil;
3) KK Pasangan Usia Subur (PUS);
4) KK Lansia.
36. Anggaran 1 Desa Rp.100.000.000
Minimal Memfasilitasi 20 KK
terlayani Jamban Individu sehat
dan layak serta tempat cuci
tangan pakai sabun. Sasaran
Utama Masyarakat Miskin yang
sudah berubah perilaku menjadi
sehat
65% dari BLM : Rp. 65.000.000 Untuk
Anggaran Fisik (Bahan dan Peralatan)
30% dari BLM: Rp. 30.000.000 Untuk
Upah Tenaga Kerja
5% dari BLM: Rp 5.000.000
(Administrasi Kegiatan dan operasional
awal)
Rp.
3.250.000/Unit
Rp. 1.500.000/Unit
250 DESA DILAKSANAKAN
TAHUN 2018
Asumsi rata-rata pekerjaan:
a. 1 Unit selesai ± 4 hari
b. jumlah pekerja 3 orang
c. Upah pekerja ±Rp.125.000/orang/hari
(Disesuaikan dengan upah pekerja
minimum/sesuai kesepakatan rembuk desa)
1. Mengacu : PMK 168/PMK.05/2015 juncto
PMK 173/PMK.05/2016 PMK
168/PMK.05/2015 juncto PMK
173/PMK.05/2016 : Mekanisme
Pelaksanaan Anggaran Bantuan
Pemerintah pada K/L
2. Permenkes 17 /2018 Pedoman Umum
Penyaluran Bantuan Pemerintah di
Lingkungan Kemenkes
SASARAN 1600 DESA
DI 160 KAB/KOTA
PRIORITAS STUNTING
598 DESA
BELUM STBM
1002
DESA STBM
Mekanisme Penyaluran dana
bantuan pemerintah dari Satker
Pusat ke rekening KKM dibagi
menjadi 2 Tahap
a. Tahap 1: 70% dari total
bantuan bisa diproses
setelah RKM diverifikasi oleh
Dinkes kab, Kepala Desa, dan
Kepala Puskesmas dan KKM
telah membuka rekening
tabungan;
b. Tahap ke 2: sebesar 30% dari
total dana bantuan
pemerintah setelah
pencapaian progress fisik
100%, dan laporan
penggunaan dana tahap ke I
telah diserahkan ke Satker
Pusat
540 DESA DILAKSANAKAN
TAHUN 2019
37. JUMLAH TENAGA
KERJA TERSERAP
14,490 TENAGA KERJA
INTERVENSI KESLING –
STUNTING 2018
250 DESA 249 DESA
TARGET : 5.000 KK
CAPAIAN : 5.478 KK
ALOKASI 25 M
100 Juta/Desa
RENCANA INTERVENSI KESLING –
STUNTING 2019
ALOKASI 54 M
100 Juta/Desa
JUMLAH TENAGA
KERJA TERSERAP
32,400 TENAGA KERJA
540 DESA
TARGET : 10.800 KK
38. PERSIAPAN 2019
1. 540 Desa Intervensi Kesehatan Lingkungan
pada Lokus Prioritas Daerah Stunting
2.12 lokasi Intervensi Kesehatan Lingkungan
Dalam Lokus DAS CITARUM
3. 36 Pondok Pesantren Intervensi Kesehatan
Lingkungan Lokus Daerah Stunting
39. PADAT KARYA TUNAI DESA (PKTD) INTERVENSI
KESEHATAN LINGKUNGAN TAHUN 2020
Intervensi kesling daerah
stunting (DAS CITARUM DAN
COVID)
22 Provinsi,
81 Kab/Kota
260 desa
Sasaran @ 20 KK/desa =
5.200 KK miskin
Target tenaga kerja
terserap 15.600 orang
Anggaran 26 M
Intervensi kesling kerjasama
Karya Bhakti TNI-AD
4 Provinsi (Maluku,Maluku
Utara, Papua Barat dan
Papua)
30 desa
Anggaran 3 M
Intervensi kesling di Pondok
Pesantren
21 Provinsi,
38 Kab/Kota
40 Pondok Pesantren
Anggaran 3 M
Target tenaga kerja terserap
1.440 orang
Target tenaga kerja terserap
1.200 orang
40. HASIL INTERVENSI
HASIL INTERVENSI PKTD DESA
Daerah Bencana NTB
1. Masyarakat Desa & Pesantren
yang berdaya dalam
penentuan prioritas intervensi
Kesehatan Lingkungan
2. Percepatan Akses Sanitasi dan
Sarana Cuci Tangan Pakai
Sabun) Layak dan Aman
3. Percepatan Desa ODF
4. Peningkatan Kapasitas
Masyarakat dalam
pengetahuan Teknis
Pembangunan Jamban Sehat
dan Tempat sarana CTPS
5. Peningkatan Penghasilan
Masyarakat Desa & Ekonomi
Desa.
41. PADAT KARYA TUNAI 40 PONDOK
PESANTREN
• Estimasi Unit Terbangun 12 unit CTPS dan
perbaikan dapur umum x 40 Ponpes = 480 unit
• Estimasi Jumlah Tenaga Kerja terserap 480 unit
x 3 orang = 1.440 tenaga kerja
• Launching pelaksanaan oleh Dirjen Kesmas via
Video Conference pada tanggal 23 April 2020
42. Inovasi Pusat mulai tahun 2018
Desain Jenis Penghargaan
2018 :
Sertifikat/Piagam diberikan kepada 1 Provinsi ODF dan 23 Kab./Kota
ODF dan 3 Provinsi inovasi terbaik
2019 :
+ 19 Kab/Kota ODF
+ 3 Kab/Kota Inovasi terbaik dalam Pencapaian 5 Pilar STBM
+ Sanitarian Puskesmas terbaik bagi 42 Kab/Kota ODF
2020 :
+ ……Kab/Kota ODF
+ ……Kab/Kota 5 Pilar STBM
+ Sanitarian Puskesmas terbaik bagi …..Kab/Kota ODF
+ Kades – Kader Terbaik dari Kab/Kota ODF dengan 5 Pilar
43. Program
/Kegiatan
/ Output
Indikator
Kegiatan
Kesehatan
Lingkungan
Desa/kelurahan Stop Buang air besar
Sembarangan (SBS)
Kabupaten/kota sehat (KKS)
Sarana air minum yang diawasi/diperiksa kualitas
air minumnya sesuai standar
Fasyankes (RS dan Pkm) yang melaksanakan
pengelolaan limbah medis sesuai standar
Pasar yang dilakukan pengawasan sesuai
standar oleh Kab/ Kota
Tempat pengelolaan pangan (TPP) yang
memenuhi syarat sesuai standar
Tempat dan fasilitas umum (TFU) yang dilakukan
pengawasan sesuai standar
ADAPTASI KEBIASAAN BARU KEGIATAN KESLING
SOP Modifikasi Pemicuan STBM
SOP Modifikasi Asesmen dalam penilaian STBM
Award
SOP Modifikasi Asesmen Lapangan KKS
Memasukan unsur protokol kesehatan dalam revisi
juknis indikator KKS
Memasukan unsur WASH (Water And Sanitation
Hygiene) di Fasyankes dalam pencegahan Covid 19
SOP Pengelolaan Limbah Medis di RS rujukan, RS
darurat dan Puskesmas selama Pandemi Covid 19
Implementasi dukungan Kesehatan Lingkungan di RS
Darurat Covid di Natuna, P. Sebaru dan Wisma Atlet
Sosialisasi Regional Pengelolaan Limbah Medis bagi
RS, Puskesmas, Dinkes dan Dinas LH dan
implementasi dukungan penerapan protokol
kesehatan
Sosialisasi dan Implementasi dukungan penerapan
protokol kesehatan di Pasar
Sosialisasi dan implementasi dukungan penerapan
protokol kesehatan di TPP
Sosialisasi dan implementasi dukungan penerapan
protokol kesehatan di TFU