Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Lembaga Bimbingan Belajar menjadi alternatif bagi siswa untuk meningkatkan prestasi belajar di luar sekolah akibat kualitas pendidikan formal yang masih lemah.
2. Lembaga-lembaga bimbingan belajar menawarkan metode pembelajaran yang efektif untuk meningkatkan hasil ujian siswa dan membantu dalam persaingan masuk sekolah unggulan.
3
1. Peranan Lembaga Bimbingan Belajar dalam Peningkatan Prestasi Belajar Siswa
Lembaga Bimbingan Belajar (LBB) di Indonesia menjadi satu fenomena menarik bagi
dunia pendidikan saat ini. Lembaga Bimbingan belajar (LBB) atau sering disingkat Bimbel
menjamur di mana-mana, baik yang dikelola perorangan maupun kelompok, mulai dari privat
sampai dengan proses pembelajaran di Ruko yang ber AC. Hingga kini masih banyak tempat-
tempat Bimbingan Belajar dengan nama baru bermunculan dengan menawarkan berbagai
macam program unggulan. Bahkan penulis sendiri berprofesi sebagai salah satu guru
Bimbingan Belajar SD sampai SMP. Bimbingan Belajar menjadi lahan yang subur bagi
bisnis pendidikan.
Berdasarkan data Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan Indonesia, pada tahun
2012 tercatat, lembaga bimbingan belajar sebanyak 13.446, sebanyak 11.207 lembaga atau
sekitar 83,35% diantaranya telah memilki izin operasi. Sementara jumlah peserta Bimbingan
Belajar mencapai 1.348.565 orang. Terdiri dari siswa SD sampai jenjang pendidikan tinggi.
Siswa pada jenjang SMA menempati urutan pertama yaitu sebesar 45,51%, kemudian diikuti
tingkat pendidikan SMP sebesar 22,97%, SD 17,84%, S2/S3 sebanyak 10,11%. Penulis
pernah membaca iklan di koran dan yang ditempel di pohon-pohon jalan raya tentang
bimbingan belajar membaca, menulis, dan berhitung bagi anak TK. Bahkan saat ini telah
dibuka bimbingan belajar untuk anak pra-TK seperti Lembaga Bimbingan Belajar Kumon.
Disebut-sebut bahwa penyebab tumbuh suburnya berbagai Lembaga Bimbingan Belajar
(LBB) di Indonesia karena ketidakpuasan siswa dan orangtua terhadap kualitas pembelajaran
di sekolah, seperti kemampuan guru yang terbatas, kurangnya fasilitas belajar yang memadai,
serta tuntutan kurikulum yang tidak realistis. Semakin tingginya kesenjangan antara soal mata
pelajaran yang dipelajari disekolah dengan kualitas soal yang diterapkan dalam seleksi masuk
sekolah dan perguruan tinggi di Indonesia.
Menurut Jones (2011), Lembaga Bimbingan Belajar adalah, suatu Lembaga Pendidikan
Informal yang memberikan bantuan kepada orang lain dalam menentukan pilihan dan
pemecahan masalah dalam kehidupannya melalui guru pembimbing yang kompeten.Dapat
disimpulkan bahwa, Lembaga Bimbingan Belajar adalah Lembaga Pendidikan Informal
yang di buat untuk membantu siswa dalam menempuh pendidikan Formal melalui guru
pembimbing yang kompeten. Lembaga Bimbingan Belajar turut berperan dalam
mencerdaskan anak bangsa.
Lembaga Bimbingan Belajar cenderung sebagai tempat pelarian siswa yang kurang di
dalam lembaga formal yang bernama sekolah. Selain itu, Lembaga Bimbingan Belajar juga
memiliki tanggung jawab besar karena mengemban kepercayaan orang tua dan wali untuk
meningkatkan kemampuan anaknya dibidang akademik, moral, sosial, dan agama serta
pendidikan kemandirian.
Menurut Tilaar (2000), beberapa agenda persoalan pendidikan di Indonesia yang menonjol
yang harus segera diselesaikan adalah, pertama: Masih rendahnya pemerataan memperoleh
pendidikan; Kedua: masih rendahnya kualitas dan relevansi pendidikan; dan ketiga: Masih
lemahnya manajemen pendidikan, di samping belum terwujudnya kemandirian dan
keunggulan ilmu pengetahuan dan teknologi di kalangan akademisi.
Salah satu aspek yang harus diperhatikan dalam rangka meningkatkan kualitas proses
belajar mengajar adalah dengan mempertinggi tingkat partisipasi masyarakat dalam
pendidikan khsususnya didirikannya Lembaga Bimbingan belajar.
Menurut Penulis, latar belakang menjamurnya Lembaga Bimbingan yaitu, antara lain:
2. Masih Lemahnya Mutu Pendidikan Formal Di Indonesia
Ada dugaan bahwa orangtua siswa yang mengirimkan anaknya untuk mengikuti
Bimbingan Belajar cenderung tidak percaya bahwa pembelajaran di sekolah mampu
membawa anaknya dapat lebih berprestasi karena siswa yang ikut bimbingan belajar
kebanyakan justru dari sekolah-sekolah favorit yang kemampuan akademiknya justru relatif
baik.
Hal ini didukung oleh :
1. Pemerintah menerapkan kebijakan nilai Unas sebagai penentu kelulusan siswa.
2. Tuntutan persaingan memperebutkan sekolah favorit, mendapatkan nilai Ujian Akhir
Nasional (UAN) yang optimal
3. Kurikulum yang terus berubah tiap tahun
4. Keterbatasan jam pelajaran di sekolah
Ketergantungan ini diperparah sekolah yang cenderung mengutamakan transfer ilmu
pengetahuan tanpa penanaman nilai. Akibatnya, proses pendidikan timpang. Di sisi lain,
antara sekolah dengan Bimbingan Belajar terjadi missing-link, dimana materi maupun trik
yang didapatkan di bimbel justru tidak diajarkan disekolah. Kegiatan belajar mengajar di
lembaga bimbingan belajar berfokus pada pencapaian nilai ujian tertinggi yang mengajarkan
cara cepat menyelesaikan soal-soal ujian melalui konsep drilling.
Lembaga Bimbingan Belajar juga menjanjikan kualitas pembelajaran dan target output,
serta janji pelayanan dengan metoda pembelajaran yang up to date. Metode pembelajaran
yang diberikan lebih menjanjikan bagaimana siswa dapat belajar efektif, cerdas dan
penerapan strategi belajar cepat, dimana metode tersebut tidak di dapatkan siswa disekolah.
Bukan itu saja, ada paket pendamping belajar siswa dengan memberi pelayanan konseling
dan pemecahan masalah siswa.
Di samping itu, pembelajaran didukung dengan fasilitas lengkap yang merangsang siswa
belajar asyik. Terbayang, siswa masuk bimbel sudah terarah pada tujuan dan target belajar
yang jelas hendak didapat siswa.
a) Memudarnya Tanggungjawab Orangtua Dalam Membimbing Anaknya
Menurut Sleman, Kompas (2010), peran orangtua sebagai pendidik utama
anak dinilai memudar karena orangtua semakin bergantung pada lembaga pendidikan
di luar keluarga seperti sekolah atau bimbingan belajar. Padahal, pendidikan dalam
keluarga merupakan faktor terpenting bagi keberhasilan anak.
b) Para Siswa Mengalami Kesulitan Menyerap Pelajaran Di Sekolah Formal
Status Hukum Lembaga Bimbingan Belajar (LBB)
Pengertian kursus dalam Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Luar Sekolah,
Pemuda, dan Olahraga (Kepdirjen Diklusepora) Nomor: KEP-105/E/L/1990 sebagai berikut:
Kursus pendidikan luar sekolah yang diselenggarakan masyarakat selanjutnya disebut kursus,
adalah satuan pendidikan luar sekolah yang menyediakan berbagai jenis pengetahuan,
keterampilan, dan sikap mental bagi warga belajar yang memerlukan bekal dalam
mengembangkan diri, bekerja mencari nafkah dan melanjutkan pendidikannya ke jenjang
yang lebih tinggi. Kursus dilaksanakan oleh dan untuk masyarakat dengan swadaya dan
swadana masyarakat.Dari beberapa informasi tersebut diatas maka jelas bahwa keberadaan
3. Lembaga bimbingan Belajar adalah resmi, legal, sah dan diatur dalam Undang-undang
Negara Republik Indonesia.
Tujuan Lembaga Bimbingan Belajar (LBB)
Tujuan yang ingin dicapai oleh sekolah sejalan dengan tujuan yang ingin dicapai Lembaga
Bimbingan Belajar. Yang membedakan diantara keduanya ialah jenis kegiatannya,
pendidikan terletak pada proses belajar mengajar yang penekanannya pada usaha-usaha
kognitif,afektif dan psikomorik, sedangkan bimbingan terletak pada membina siswa dalam
perkembangan pribadi, sosial psikologi, yang didasarkan pada kenyataan yang dihadapi siswa
sehingga memerlukan bantuan tenaga profesional kependidikan dalam hal ini adalah guru
pembimbing.
Pada Umumnya, kurikulum Lembaga Bimbingan Belajar mengacu pada kurikulum yang
di berikan oleh pemerintah untuk mensinkronkan dengan kurikulum sekolah agar anak dapat
mengulang dan menanyakan kembali materi yang sulit di mengerti di sekolah.
Penyelenggara Lembaga Bimbingan Belajar (LBB) Secara Akademis
Penyelenggara Lembaga Bimbingan Belajar (LBB) seharusnya adalah orang-orang yang
kompeten. Rata-rata tenaga pengajar adalah para alumni dari Ilmu Keguruan namun ada juga
dari fakultas yang bukan Ilmu Keguruan seperti Fakultas Tehnik, Fakultas Kedokteran, dan
sebagainya. Hal ini dapat berdampak positif karena siswa dapat diajar oleh guru dengan ilmu
berbeda-beda dengan kajian ilmu yang berbeda.
Kemudian, diterapkannya sistem pembelajaran yang menyenangkan. Sistem
pembelajaran yang menyenangkan adalah suatu kesatuan yang terdiri dari sumber belajar,
lingkungan belajar dan proses interaksi yang dihubungkan bersama untuk memudahkan aliran
informasi, materi atau energi dari pendidik kepada peserta didik untuk mencapai suatu tujuan
dengan cara peserta didik dilibatkan secara penuh dalam pembelajaran sehingga terciptanya
makna, pemahaman dan nilai yang membahagiakan dalam diri anak didik. Antara anak didik
dan pendidik terjalin kemitraan karena pendidik memposisikan diri sebagai fasilitator atau
agen pembelajaran, mengajari anak bagaimana belajar (learning how to learn).
Cara Kerja Lembaga Bimbingan Belajar (LBB)
Kian variatifnya pelayanan yang diberikan bimbingan belajar tak lepas dari kebijakan
ujian nasional untuk SMP dan SMA serta ujian akhir sekolah berstandar nasional (UASBN)
untuk sekolah dasar. Pihak Bimbingan Belajar mengambil peluang itu untuk memberikan jasa
pelayanan membantu anak lulus ujian nasional dan UASBN serta kemudian mendapatkan
sekolah favorit. Pada Umumnya, servis pelayanan kepada anak tergantung seberapa besar
biaya yang harus dibayar.
Di Lembaga Bimbingan Belajar yang bergengsi, selain layanan pendalaman materi dan
pelatihan mengerjakan soal, Bimbingan Belajar juga menyediakan pula Layanan Bimbingan
Konseling. Siswa dapat bertemu guru konseling yang berlatar belakang pendidikan psikologi
untuk membicarakan kesulitan belajarnya. Sebelum masuk ke bimbingan belajar itu, siswa
wajib mengikuti tes psikologi guna melihat minat dan kecenderungan gaya belajar anak.
Bahkan Relasi guru dan murid baik dan dekat karena satu kelas dengan satu guru
maksimal berisi lima anak untuk kelas eksekutif, 10 anak untuk kelas reguler dan 20 anak
untuk kelas biasa. Pengelompokan ini bertujuan agar guru mengenal kebiasaan dan karakter
peserta bimbingan belajar. Hal ini berbeda dengan kondisi Pendidikan Formal pada umumnya
yang menampung murid dari 20 sampai 40 murid dalam satu kelas.
4. Untuk menarik minat anak dan orangtua, Lembaga Bimbingan Belajar menyelenggarakan
training motivasi, seminar pola asuh anak yang melibatkan orangtua peserta, fasilitas call to
home atau laporan dari pihak bimbingan belajar ke orangtua satu bulan sekali, dan
pengiriman pesan harian lewat telepon seluler bagi anak yang tidak datang atau sering telat
masuk kelas.
Dampak Lembaga Bimbingan Belajar (Pembahasan)
Dampak Menjamurnya Lembaga Bimbingan Belajar
Bagi Orangtua dan Siswa (Pengguna)
Anak dan orangtua atau pengguna jasa Lembaga Bimbingan Belajar yang paling
berhak menilai seberapa besar manfaat Lembaga Bimbingan Belajar.
i. Manfaat positif Lembaga Bimbingan Belajar yanga umum dinikmati adalah:Membiasakan
anak untuk selalu rajin belajar baik disaat di sekolah maupun diluar sekolah.
ii. Membantu meningkatkan daya juang siswa, dimana anak-anak yang ikut bimbingan
belajar sehabis pulang sekolah bukannya langsung tidur siang tetapi belajar ke Lembaga
Bimbingan Belajar.
iii. Sebagai “tempat bermain” yang positif, dimana banyak orangtua, ayah dan ibu, yang
kedua-duanya sibuk mencari nafkah diluar rumah. Sehingga sebagian orangtua siswa
bimbingan belajar menganggap Lembaga Bimbingan belajar adalah “Taman Pintar” bagi
putra-putrinya.
iv. Mengurangi rasa cemas menghadapi Ujian Nasional dan menambah rasa percaya diri
menghadapi momentum tes.
Bagi Pendidikan Formal
Manfaat Positif yang dirasakan Pendidikan Formal melalui Lembaga Bimbingan
belajar adalah baik secara langsung maupun tidak langsung adalah:
i. Membiasakan belajar antar siswa antar sekolah agar terjadi jaringan antar pelajar antar
sekolah untuk mengurangi perkelahian pelajar antar sekolah dan menciptakan keakraban
tanpa membedakan sekolah.
ii. Membiasakan berkompetisi antar siswa antar sekolah agar mengasah kemampuan dalam
lingkup yang lebih luas.
iii. Mengurangi angka ketidaklulusan suatu sekolah dan suatu daerah.
iv. Meningkatkan kecerdasan dan nilai para siswa di sekolah sehingga jika anak berprestasi
maka akan mengharumkan nama sekolahnya.
Bagi Masyarakat Umum
Manfaat Positif yang dirasakan Pendidikan Formal melalui Lembaga Bimbingan
belajar adalah baik secara langsung maupun tidak langsung adalah:
i. Membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat
ii. Mempertemukan orang-orang yang hobi mengajar secara profesional dan
bertanggungjawab, baik dari kalangan ilmu keguruan maupun dari kalangan non keguruan
5. (universitas non kependidikan) dengan rukun dan duduk sama rendah berdiri sama tinggi
dengan satu tujuan siswa-siswanya semangat belajar dan berprestasi.
Dapat disimpulan bahwa :
Diperlukan peranan Pemerintah dalam mengatur semua lembaga pendidikan nasional di
Indonesia. Pemerintah wajib sebagai moderator untuk terjalinnya kerjasama antar
lembaga pendidikan. Menertibkan Lembaga informal dan nonformal guna terwujudnya
tujuan pendidikan nasional.
Peranan Pendidikan Formal sebagai lembaga resmi Negara untuk mencerdaskan anak
bangsa harus selalu berbenah diri dan tidak dapat melimpahkan tanggung jawab
pendidikan yang diembannya kepada Lembaga Bimbingan belajar.
Orangtua perlu menyadari abhwa peranannya sebagai pendidik yang pertama dan utama
tidak dapat digantikan oleh pendidikan lainnya.
Permasalahan pendidikan dan permasalahan dalam masyarakat Indonesia seharusnya
menjadikan Lembaga Bimbingan Belajar sebagai sebuah jalan keluar yang mudah
dijangkau oleh semua orang agar hak atas pendidikan dengan harga terjangkau dan
mempunyai kualitas yang dapat dipertanggung jawaban bisa dimiliki setiap orang.
Lembaga Bimbingan Belajar seharusnya tidak hanya memikirkan kepentingan bisnisnya
semata namun bisa memberikan nilai lebih kepada para orang tua yang menitipkan anak-
anak di sebuah Bimbingan Belajar. Sehingga cita-cita Indonesia untuk memiliki kualitas
sumber daya manusia yang bagus serta dapat bersaing dalam dunia global ini mampu
dicapai melalui perpanjangan tangan Lembaga Bimbingan Belajar.
Peranan Lembaga Bimbingan belajar sangat berpengaruh positif untuk meningkatkan
prestasi siswa di sekolahnya.
Dan dari tulisan diatas penulis memberikan saran-saran kepada:
Pertama, kepada para pengajar dan pendiri lembaga bimbingan belajar untuk
mengutamakan pendidikan nasional disamping bisnis pendidikan.
Kedua, kepada pendidika formal untuk senantiasa melakukan inovasi dalam mengajar
serta menjalin kerjasama dengan lembaga bimbingan belajar disekitarnya.
Ketiga, kepada semua orangtua/siswa bahkan lapisan masyarakat untuk selalu kritis,
menjalin kerjasama dengan pendidikan formal dan lembaga bimbingan belajar untuk
kemajuan pendidikan anak/siswa.
6. (universitas non kependidikan) dengan rukun dan duduk sama rendah berdiri sama tinggi
dengan satu tujuan siswa-siswanya semangat belajar dan berprestasi.
Dapat disimpulan bahwa :
Diperlukan peranan Pemerintah dalam mengatur semua lembaga pendidikan nasional di
Indonesia. Pemerintah wajib sebagai moderator untuk terjalinnya kerjasama antar
lembaga pendidikan. Menertibkan Lembaga informal dan nonformal guna terwujudnya
tujuan pendidikan nasional.
Peranan Pendidikan Formal sebagai lembaga resmi Negara untuk mencerdaskan anak
bangsa harus selalu berbenah diri dan tidak dapat melimpahkan tanggung jawab
pendidikan yang diembannya kepada Lembaga Bimbingan belajar.
Orangtua perlu menyadari abhwa peranannya sebagai pendidik yang pertama dan utama
tidak dapat digantikan oleh pendidikan lainnya.
Permasalahan pendidikan dan permasalahan dalam masyarakat Indonesia seharusnya
menjadikan Lembaga Bimbingan Belajar sebagai sebuah jalan keluar yang mudah
dijangkau oleh semua orang agar hak atas pendidikan dengan harga terjangkau dan
mempunyai kualitas yang dapat dipertanggung jawaban bisa dimiliki setiap orang.
Lembaga Bimbingan Belajar seharusnya tidak hanya memikirkan kepentingan bisnisnya
semata namun bisa memberikan nilai lebih kepada para orang tua yang menitipkan anak-
anak di sebuah Bimbingan Belajar. Sehingga cita-cita Indonesia untuk memiliki kualitas
sumber daya manusia yang bagus serta dapat bersaing dalam dunia global ini mampu
dicapai melalui perpanjangan tangan Lembaga Bimbingan Belajar.
Peranan Lembaga Bimbingan belajar sangat berpengaruh positif untuk meningkatkan
prestasi siswa di sekolahnya.
Dan dari tulisan diatas penulis memberikan saran-saran kepada:
Pertama, kepada para pengajar dan pendiri lembaga bimbingan belajar untuk
mengutamakan pendidikan nasional disamping bisnis pendidikan.
Kedua, kepada pendidika formal untuk senantiasa melakukan inovasi dalam mengajar
serta menjalin kerjasama dengan lembaga bimbingan belajar disekitarnya.
Ketiga, kepada semua orangtua/siswa bahkan lapisan masyarakat untuk selalu kritis,
menjalin kerjasama dengan pendidikan formal dan lembaga bimbingan belajar untuk
kemajuan pendidikan anak/siswa.