SlideShare a Scribd company logo
1 of 6
Peranan Lembaga Bimbingan Belajar dalam Peningkatan Prestasi Belajar Siswa
Lembaga Bimbingan Belajar (LBB) di Indonesia menjadi satu fenomena menarik bagi
dunia pendidikan saat ini. Lembaga Bimbingan belajar (LBB) atau sering disingkat Bimbel
menjamur di mana-mana, baik yang dikelola perorangan maupun kelompok, mulai dari privat
sampai dengan proses pembelajaran di Ruko yang ber AC. Hingga kini masih banyak tempat-
tempat Bimbingan Belajar dengan nama baru bermunculan dengan menawarkan berbagai
macam program unggulan. Bahkan penulis sendiri berprofesi sebagai salah satu guru
Bimbingan Belajar SD sampai SMP. Bimbingan Belajar menjadi lahan yang subur bagi
bisnis pendidikan.
Berdasarkan data Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan Indonesia, pada tahun
2012 tercatat, lembaga bimbingan belajar sebanyak 13.446, sebanyak 11.207 lembaga atau
sekitar 83,35% diantaranya telah memilki izin operasi. Sementara jumlah peserta Bimbingan
Belajar mencapai 1.348.565 orang. Terdiri dari siswa SD sampai jenjang pendidikan tinggi.
Siswa pada jenjang SMA menempati urutan pertama yaitu sebesar 45,51%, kemudian diikuti
tingkat pendidikan SMP sebesar 22,97%, SD 17,84%, S2/S3 sebanyak 10,11%. Penulis
pernah membaca iklan di koran dan yang ditempel di pohon-pohon jalan raya tentang
bimbingan belajar membaca, menulis, dan berhitung bagi anak TK. Bahkan saat ini telah
dibuka bimbingan belajar untuk anak pra-TK seperti Lembaga Bimbingan Belajar Kumon.
Disebut-sebut bahwa penyebab tumbuh suburnya berbagai Lembaga Bimbingan Belajar
(LBB) di Indonesia karena ketidakpuasan siswa dan orangtua terhadap kualitas pembelajaran
di sekolah, seperti kemampuan guru yang terbatas, kurangnya fasilitas belajar yang memadai,
serta tuntutan kurikulum yang tidak realistis. Semakin tingginya kesenjangan antara soal mata
pelajaran yang dipelajari disekolah dengan kualitas soal yang diterapkan dalam seleksi masuk
sekolah dan perguruan tinggi di Indonesia.
Menurut Jones (2011), Lembaga Bimbingan Belajar adalah, suatu Lembaga Pendidikan
Informal yang memberikan bantuan kepada orang lain dalam menentukan pilihan dan
pemecahan masalah dalam kehidupannya melalui guru pembimbing yang kompeten.Dapat
disimpulkan bahwa, Lembaga Bimbingan Belajar adalah Lembaga Pendidikan Informal
yang di buat untuk membantu siswa dalam menempuh pendidikan Formal melalui guru
pembimbing yang kompeten. Lembaga Bimbingan Belajar turut berperan dalam
mencerdaskan anak bangsa.
Lembaga Bimbingan Belajar cenderung sebagai tempat pelarian siswa yang kurang di
dalam lembaga formal yang bernama sekolah. Selain itu, Lembaga Bimbingan Belajar juga
memiliki tanggung jawab besar karena mengemban kepercayaan orang tua dan wali untuk
meningkatkan kemampuan anaknya dibidang akademik, moral, sosial, dan agama serta
pendidikan kemandirian.
Menurut Tilaar (2000), beberapa agenda persoalan pendidikan di Indonesia yang menonjol
yang harus segera diselesaikan adalah, pertama: Masih rendahnya pemerataan memperoleh
pendidikan; Kedua: masih rendahnya kualitas dan relevansi pendidikan; dan ketiga: Masih
lemahnya manajemen pendidikan, di samping belum terwujudnya kemandirian dan
keunggulan ilmu pengetahuan dan teknologi di kalangan akademisi.
Salah satu aspek yang harus diperhatikan dalam rangka meningkatkan kualitas proses
belajar mengajar adalah dengan mempertinggi tingkat partisipasi masyarakat dalam
pendidikan khsususnya didirikannya Lembaga Bimbingan belajar.
Menurut Penulis, latar belakang menjamurnya Lembaga Bimbingan yaitu, antara lain:
Masih Lemahnya Mutu Pendidikan Formal Di Indonesia
Ada dugaan bahwa orangtua siswa yang mengirimkan anaknya untuk mengikuti
Bimbingan Belajar cenderung tidak percaya bahwa pembelajaran di sekolah mampu
membawa anaknya dapat lebih berprestasi karena siswa yang ikut bimbingan belajar
kebanyakan justru dari sekolah-sekolah favorit yang kemampuan akademiknya justru relatif
baik.
Hal ini didukung oleh :
1. Pemerintah menerapkan kebijakan nilai Unas sebagai penentu kelulusan siswa.
2. Tuntutan persaingan memperebutkan sekolah favorit, mendapatkan nilai Ujian Akhir
Nasional (UAN) yang optimal
3. Kurikulum yang terus berubah tiap tahun
4. Keterbatasan jam pelajaran di sekolah
Ketergantungan ini diperparah sekolah yang cenderung mengutamakan transfer ilmu
pengetahuan tanpa penanaman nilai. Akibatnya, proses pendidikan timpang. Di sisi lain,
antara sekolah dengan Bimbingan Belajar terjadi missing-link, dimana materi maupun trik
yang didapatkan di bimbel justru tidak diajarkan disekolah. Kegiatan belajar mengajar di
lembaga bimbingan belajar berfokus pada pencapaian nilai ujian tertinggi yang mengajarkan
cara cepat menyelesaikan soal-soal ujian melalui konsep drilling.
Lembaga Bimbingan Belajar juga menjanjikan kualitas pembelajaran dan target output,
serta janji pelayanan dengan metoda pembelajaran yang up to date. Metode pembelajaran
yang diberikan lebih menjanjikan bagaimana siswa dapat belajar efektif, cerdas dan
penerapan strategi belajar cepat, dimana metode tersebut tidak di dapatkan siswa disekolah.
Bukan itu saja, ada paket pendamping belajar siswa dengan memberi pelayanan konseling
dan pemecahan masalah siswa.
Di samping itu, pembelajaran didukung dengan fasilitas lengkap yang merangsang siswa
belajar asyik. Terbayang, siswa masuk bimbel sudah terarah pada tujuan dan target belajar
yang jelas hendak didapat siswa.
a) Memudarnya Tanggungjawab Orangtua Dalam Membimbing Anaknya
Menurut Sleman, Kompas (2010), peran orangtua sebagai pendidik utama
anak dinilai memudar karena orangtua semakin bergantung pada lembaga pendidikan
di luar keluarga seperti sekolah atau bimbingan belajar. Padahal, pendidikan dalam
keluarga merupakan faktor terpenting bagi keberhasilan anak.
b) Para Siswa Mengalami Kesulitan Menyerap Pelajaran Di Sekolah Formal
Status Hukum Lembaga Bimbingan Belajar (LBB)
Pengertian kursus dalam Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Luar Sekolah,
Pemuda, dan Olahraga (Kepdirjen Diklusepora) Nomor: KEP-105/E/L/1990 sebagai berikut:
Kursus pendidikan luar sekolah yang diselenggarakan masyarakat selanjutnya disebut kursus,
adalah satuan pendidikan luar sekolah yang menyediakan berbagai jenis pengetahuan,
keterampilan, dan sikap mental bagi warga belajar yang memerlukan bekal dalam
mengembangkan diri, bekerja mencari nafkah dan melanjutkan pendidikannya ke jenjang
yang lebih tinggi. Kursus dilaksanakan oleh dan untuk masyarakat dengan swadaya dan
swadana masyarakat.Dari beberapa informasi tersebut diatas maka jelas bahwa keberadaan
Lembaga bimbingan Belajar adalah resmi, legal, sah dan diatur dalam Undang-undang
Negara Republik Indonesia.
Tujuan Lembaga Bimbingan Belajar (LBB)
Tujuan yang ingin dicapai oleh sekolah sejalan dengan tujuan yang ingin dicapai Lembaga
Bimbingan Belajar. Yang membedakan diantara keduanya ialah jenis kegiatannya,
pendidikan terletak pada proses belajar mengajar yang penekanannya pada usaha-usaha
kognitif,afektif dan psikomorik, sedangkan bimbingan terletak pada membina siswa dalam
perkembangan pribadi, sosial psikologi, yang didasarkan pada kenyataan yang dihadapi siswa
sehingga memerlukan bantuan tenaga profesional kependidikan dalam hal ini adalah guru
pembimbing.
Pada Umumnya, kurikulum Lembaga Bimbingan Belajar mengacu pada kurikulum yang
di berikan oleh pemerintah untuk mensinkronkan dengan kurikulum sekolah agar anak dapat
mengulang dan menanyakan kembali materi yang sulit di mengerti di sekolah.
Penyelenggara Lembaga Bimbingan Belajar (LBB) Secara Akademis
Penyelenggara Lembaga Bimbingan Belajar (LBB) seharusnya adalah orang-orang yang
kompeten. Rata-rata tenaga pengajar adalah para alumni dari Ilmu Keguruan namun ada juga
dari fakultas yang bukan Ilmu Keguruan seperti Fakultas Tehnik, Fakultas Kedokteran, dan
sebagainya. Hal ini dapat berdampak positif karena siswa dapat diajar oleh guru dengan ilmu
berbeda-beda dengan kajian ilmu yang berbeda.
Kemudian, diterapkannya sistem pembelajaran yang menyenangkan. Sistem
pembelajaran yang menyenangkan adalah suatu kesatuan yang terdiri dari sumber belajar,
lingkungan belajar dan proses interaksi yang dihubungkan bersama untuk memudahkan aliran
informasi, materi atau energi dari pendidik kepada peserta didik untuk mencapai suatu tujuan
dengan cara peserta didik dilibatkan secara penuh dalam pembelajaran sehingga terciptanya
makna, pemahaman dan nilai yang membahagiakan dalam diri anak didik. Antara anak didik
dan pendidik terjalin kemitraan karena pendidik memposisikan diri sebagai fasilitator atau
agen pembelajaran, mengajari anak bagaimana belajar (learning how to learn).
Cara Kerja Lembaga Bimbingan Belajar (LBB)
Kian variatifnya pelayanan yang diberikan bimbingan belajar tak lepas dari kebijakan
ujian nasional untuk SMP dan SMA serta ujian akhir sekolah berstandar nasional (UASBN)
untuk sekolah dasar. Pihak Bimbingan Belajar mengambil peluang itu untuk memberikan jasa
pelayanan membantu anak lulus ujian nasional dan UASBN serta kemudian mendapatkan
sekolah favorit. Pada Umumnya, servis pelayanan kepada anak tergantung seberapa besar
biaya yang harus dibayar.
Di Lembaga Bimbingan Belajar yang bergengsi, selain layanan pendalaman materi dan
pelatihan mengerjakan soal, Bimbingan Belajar juga menyediakan pula Layanan Bimbingan
Konseling. Siswa dapat bertemu guru konseling yang berlatar belakang pendidikan psikologi
untuk membicarakan kesulitan belajarnya. Sebelum masuk ke bimbingan belajar itu, siswa
wajib mengikuti tes psikologi guna melihat minat dan kecenderungan gaya belajar anak.
Bahkan Relasi guru dan murid baik dan dekat karena satu kelas dengan satu guru
maksimal berisi lima anak untuk kelas eksekutif, 10 anak untuk kelas reguler dan 20 anak
untuk kelas biasa. Pengelompokan ini bertujuan agar guru mengenal kebiasaan dan karakter
peserta bimbingan belajar. Hal ini berbeda dengan kondisi Pendidikan Formal pada umumnya
yang menampung murid dari 20 sampai 40 murid dalam satu kelas.
Untuk menarik minat anak dan orangtua, Lembaga Bimbingan Belajar menyelenggarakan
training motivasi, seminar pola asuh anak yang melibatkan orangtua peserta, fasilitas call to
home atau laporan dari pihak bimbingan belajar ke orangtua satu bulan sekali, dan
pengiriman pesan harian lewat telepon seluler bagi anak yang tidak datang atau sering telat
masuk kelas.
Dampak Lembaga Bimbingan Belajar (Pembahasan)
Dampak Menjamurnya Lembaga Bimbingan Belajar
 Bagi Orangtua dan Siswa (Pengguna)
Anak dan orangtua atau pengguna jasa Lembaga Bimbingan Belajar yang paling
berhak menilai seberapa besar manfaat Lembaga Bimbingan Belajar.
i. Manfaat positif Lembaga Bimbingan Belajar yanga umum dinikmati adalah:Membiasakan
anak untuk selalu rajin belajar baik disaat di sekolah maupun diluar sekolah.
ii. Membantu meningkatkan daya juang siswa, dimana anak-anak yang ikut bimbingan
belajar sehabis pulang sekolah bukannya langsung tidur siang tetapi belajar ke Lembaga
Bimbingan Belajar.
iii. Sebagai “tempat bermain” yang positif, dimana banyak orangtua, ayah dan ibu, yang
kedua-duanya sibuk mencari nafkah diluar rumah. Sehingga sebagian orangtua siswa
bimbingan belajar menganggap Lembaga Bimbingan belajar adalah “Taman Pintar” bagi
putra-putrinya.
iv. Mengurangi rasa cemas menghadapi Ujian Nasional dan menambah rasa percaya diri
menghadapi momentum tes.
 Bagi Pendidikan Formal
Manfaat Positif yang dirasakan Pendidikan Formal melalui Lembaga Bimbingan
belajar adalah baik secara langsung maupun tidak langsung adalah:
i. Membiasakan belajar antar siswa antar sekolah agar terjadi jaringan antar pelajar antar
sekolah untuk mengurangi perkelahian pelajar antar sekolah dan menciptakan keakraban
tanpa membedakan sekolah.
ii. Membiasakan berkompetisi antar siswa antar sekolah agar mengasah kemampuan dalam
lingkup yang lebih luas.
iii. Mengurangi angka ketidaklulusan suatu sekolah dan suatu daerah.
iv. Meningkatkan kecerdasan dan nilai para siswa di sekolah sehingga jika anak berprestasi
maka akan mengharumkan nama sekolahnya.
 Bagi Masyarakat Umum
Manfaat Positif yang dirasakan Pendidikan Formal melalui Lembaga Bimbingan
belajar adalah baik secara langsung maupun tidak langsung adalah:
i. Membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat
ii. Mempertemukan orang-orang yang hobi mengajar secara profesional dan
bertanggungjawab, baik dari kalangan ilmu keguruan maupun dari kalangan non keguruan
(universitas non kependidikan) dengan rukun dan duduk sama rendah berdiri sama tinggi
dengan satu tujuan siswa-siswanya semangat belajar dan berprestasi.
Dapat disimpulan bahwa :
 Diperlukan peranan Pemerintah dalam mengatur semua lembaga pendidikan nasional di
Indonesia. Pemerintah wajib sebagai moderator untuk terjalinnya kerjasama antar
lembaga pendidikan. Menertibkan Lembaga informal dan nonformal guna terwujudnya
tujuan pendidikan nasional.
 Peranan Pendidikan Formal sebagai lembaga resmi Negara untuk mencerdaskan anak
bangsa harus selalu berbenah diri dan tidak dapat melimpahkan tanggung jawab
pendidikan yang diembannya kepada Lembaga Bimbingan belajar.
 Orangtua perlu menyadari abhwa peranannya sebagai pendidik yang pertama dan utama
tidak dapat digantikan oleh pendidikan lainnya.
 Permasalahan pendidikan dan permasalahan dalam masyarakat Indonesia seharusnya
menjadikan Lembaga Bimbingan Belajar sebagai sebuah jalan keluar yang mudah
dijangkau oleh semua orang agar hak atas pendidikan dengan harga terjangkau dan
mempunyai kualitas yang dapat dipertanggung jawaban bisa dimiliki setiap orang.
 Lembaga Bimbingan Belajar seharusnya tidak hanya memikirkan kepentingan bisnisnya
semata namun bisa memberikan nilai lebih kepada para orang tua yang menitipkan anak-
anak di sebuah Bimbingan Belajar. Sehingga cita-cita Indonesia untuk memiliki kualitas
sumber daya manusia yang bagus serta dapat bersaing dalam dunia global ini mampu
dicapai melalui perpanjangan tangan Lembaga Bimbingan Belajar.
 Peranan Lembaga Bimbingan belajar sangat berpengaruh positif untuk meningkatkan
prestasi siswa di sekolahnya.
Dan dari tulisan diatas penulis memberikan saran-saran kepada:
 Pertama, kepada para pengajar dan pendiri lembaga bimbingan belajar untuk
mengutamakan pendidikan nasional disamping bisnis pendidikan.
 Kedua, kepada pendidika formal untuk senantiasa melakukan inovasi dalam mengajar
serta menjalin kerjasama dengan lembaga bimbingan belajar disekitarnya.
 Ketiga, kepada semua orangtua/siswa bahkan lapisan masyarakat untuk selalu kritis,
menjalin kerjasama dengan pendidikan formal dan lembaga bimbingan belajar untuk
kemajuan pendidikan anak/siswa.
(universitas non kependidikan) dengan rukun dan duduk sama rendah berdiri sama tinggi
dengan satu tujuan siswa-siswanya semangat belajar dan berprestasi.
Dapat disimpulan bahwa :
 Diperlukan peranan Pemerintah dalam mengatur semua lembaga pendidikan nasional di
Indonesia. Pemerintah wajib sebagai moderator untuk terjalinnya kerjasama antar
lembaga pendidikan. Menertibkan Lembaga informal dan nonformal guna terwujudnya
tujuan pendidikan nasional.
 Peranan Pendidikan Formal sebagai lembaga resmi Negara untuk mencerdaskan anak
bangsa harus selalu berbenah diri dan tidak dapat melimpahkan tanggung jawab
pendidikan yang diembannya kepada Lembaga Bimbingan belajar.
 Orangtua perlu menyadari abhwa peranannya sebagai pendidik yang pertama dan utama
tidak dapat digantikan oleh pendidikan lainnya.
 Permasalahan pendidikan dan permasalahan dalam masyarakat Indonesia seharusnya
menjadikan Lembaga Bimbingan Belajar sebagai sebuah jalan keluar yang mudah
dijangkau oleh semua orang agar hak atas pendidikan dengan harga terjangkau dan
mempunyai kualitas yang dapat dipertanggung jawaban bisa dimiliki setiap orang.
 Lembaga Bimbingan Belajar seharusnya tidak hanya memikirkan kepentingan bisnisnya
semata namun bisa memberikan nilai lebih kepada para orang tua yang menitipkan anak-
anak di sebuah Bimbingan Belajar. Sehingga cita-cita Indonesia untuk memiliki kualitas
sumber daya manusia yang bagus serta dapat bersaing dalam dunia global ini mampu
dicapai melalui perpanjangan tangan Lembaga Bimbingan Belajar.
 Peranan Lembaga Bimbingan belajar sangat berpengaruh positif untuk meningkatkan
prestasi siswa di sekolahnya.
Dan dari tulisan diatas penulis memberikan saran-saran kepada:
 Pertama, kepada para pengajar dan pendiri lembaga bimbingan belajar untuk
mengutamakan pendidikan nasional disamping bisnis pendidikan.
 Kedua, kepada pendidika formal untuk senantiasa melakukan inovasi dalam mengajar
serta menjalin kerjasama dengan lembaga bimbingan belajar disekitarnya.
 Ketiga, kepada semua orangtua/siswa bahkan lapisan masyarakat untuk selalu kritis,
menjalin kerjasama dengan pendidikan formal dan lembaga bimbingan belajar untuk
kemajuan pendidikan anak/siswa.

More Related Content

What's hot

Proposal Kegiatan Sharing is Caring Mamuju Mengajar
Proposal Kegiatan Sharing is Caring Mamuju MengajarProposal Kegiatan Sharing is Caring Mamuju Mengajar
Proposal Kegiatan Sharing is Caring Mamuju MengajarMuh Saleh
 
Bab 2 gelombang bunyi
Bab 2 gelombang bunyi Bab 2 gelombang bunyi
Bab 2 gelombang bunyi Nurisa1297
 
4.2. berita acara penetapan visi, misi, dan tujuan 2020
4.2. berita acara penetapan visi, misi, dan tujuan 20204.2. berita acara penetapan visi, misi, dan tujuan 2020
4.2. berita acara penetapan visi, misi, dan tujuan 2020Novi Tadorante
 
133240237 gaya-konservatif-dan-non-konservatif
133240237 gaya-konservatif-dan-non-konservatif133240237 gaya-konservatif-dan-non-konservatif
133240237 gaya-konservatif-dan-non-konservatifPuteri01
 
Laporan magang
Laporan magangLaporan magang
Laporan maganglea_rolika
 
Fluks Listrik dan Hukum Gauss
Fluks Listrik dan Hukum GaussFluks Listrik dan Hukum Gauss
Fluks Listrik dan Hukum Gaussanggundiantriana
 
Kelompok wawancara
Kelompok wawancaraKelompok wawancara
Kelompok wawancaradian19
 
Persamaan lagrange dan hamilton
Persamaan lagrange dan hamiltonPersamaan lagrange dan hamilton
Persamaan lagrange dan hamiltonKira R. Yamato
 
02. susunan kepanitiaan
02. susunan kepanitiaan02. susunan kepanitiaan
02. susunan kepanitiaanhaningrum1397
 
Slide seminar proposal Matematika
Slide seminar proposal MatematikaSlide seminar proposal Matematika
Slide seminar proposal MatematikaNnoffie Khaa
 

What's hot (20)

Proposal Kegiatan Sharing is Caring Mamuju Mengajar
Proposal Kegiatan Sharing is Caring Mamuju MengajarProposal Kegiatan Sharing is Caring Mamuju Mengajar
Proposal Kegiatan Sharing is Caring Mamuju Mengajar
 
Bab 2 gelombang bunyi
Bab 2 gelombang bunyi Bab 2 gelombang bunyi
Bab 2 gelombang bunyi
 
Sinar katoda
Sinar katodaSinar katoda
Sinar katoda
 
surat izin kuliah
surat izin kuliahsurat izin kuliah
surat izin kuliah
 
4.2. berita acara penetapan visi, misi, dan tujuan 2020
4.2. berita acara penetapan visi, misi, dan tujuan 20204.2. berita acara penetapan visi, misi, dan tujuan 2020
4.2. berita acara penetapan visi, misi, dan tujuan 2020
 
133240237 gaya-konservatif-dan-non-konservatif
133240237 gaya-konservatif-dan-non-konservatif133240237 gaya-konservatif-dan-non-konservatif
133240237 gaya-konservatif-dan-non-konservatif
 
Laporan magang
Laporan magangLaporan magang
Laporan magang
 
Fluks Listrik dan Hukum Gauss
Fluks Listrik dan Hukum GaussFluks Listrik dan Hukum Gauss
Fluks Listrik dan Hukum Gauss
 
Laporan panitia PPDB SMK
Laporan panitia PPDB SMKLaporan panitia PPDB SMK
Laporan panitia PPDB SMK
 
PPT UJIAN TESIS S2
PPT UJIAN TESIS S2PPT UJIAN TESIS S2
PPT UJIAN TESIS S2
 
Ppt kkn 39
Ppt kkn 39Ppt kkn 39
Ppt kkn 39
 
Percobaan hukum hooke
Percobaan hukum hookePercobaan hukum hooke
Percobaan hukum hooke
 
Hukum coulomb
Hukum coulombHukum coulomb
Hukum coulomb
 
Kelompok wawancara
Kelompok wawancaraKelompok wawancara
Kelompok wawancara
 
Persamaan lagrange dan hamilton
Persamaan lagrange dan hamiltonPersamaan lagrange dan hamilton
Persamaan lagrange dan hamilton
 
Ipa 9 kd 8
Ipa 9 kd 8Ipa 9 kd 8
Ipa 9 kd 8
 
Penyusunan program-kerja-kkn
Penyusunan program-kerja-kknPenyusunan program-kerja-kkn
Penyusunan program-kerja-kkn
 
02. susunan kepanitiaan
02. susunan kepanitiaan02. susunan kepanitiaan
02. susunan kepanitiaan
 
Slide seminar proposal Matematika
Slide seminar proposal MatematikaSlide seminar proposal Matematika
Slide seminar proposal Matematika
 
Rumus fisika-per-skl
Rumus fisika-per-sklRumus fisika-per-skl
Rumus fisika-per-skl
 

Similar to Lembaga Bimbingan Belajar

Bimbingan dan kaunseling merupakan dua perkara yang mempunyai maksud yang ham...
Bimbingan dan kaunseling merupakan dua perkara yang mempunyai maksud yang ham...Bimbingan dan kaunseling merupakan dua perkara yang mempunyai maksud yang ham...
Bimbingan dan kaunseling merupakan dua perkara yang mempunyai maksud yang ham...kennedy alip
 
Jurnal Homeschooling hj. Ade Muslimat
Jurnal Homeschooling hj. Ade MuslimatJurnal Homeschooling hj. Ade Muslimat
Jurnal Homeschooling hj. Ade MuslimatAde Muslimat
 
Makalah permasalahan pendidikan di
Makalah permasalahan pendidikan diMakalah permasalahan pendidikan di
Makalah permasalahan pendidikan diEko Pratiwiningsih
 
Peran guru bk di sekolah
Peran guru bk di sekolahPeran guru bk di sekolah
Peran guru bk di sekolahSuTedjo Tee
 
Pelaksanaan supervisi dalam rangka efisien dan efektivitas pendidikan
Pelaksanaan supervisi dalam rangka efisien dan efektivitas pendidikanPelaksanaan supervisi dalam rangka efisien dan efektivitas pendidikan
Pelaksanaan supervisi dalam rangka efisien dan efektivitas pendidikanJerry Makawimbang
 
01. sosialisai pendampingan belajar guru IPS.pdf
01. sosialisai pendampingan belajar guru IPS.pdf01. sosialisai pendampingan belajar guru IPS.pdf
01. sosialisai pendampingan belajar guru IPS.pdfZULPANSSi
 
Lembaga pendidikan
Lembaga pendidikanLembaga pendidikan
Lembaga pendidikanNamaku Merah
 
Makalah bk arti tujuan bk sekolah
Makalah bk arti tujuan bk sekolahMakalah bk arti tujuan bk sekolah
Makalah bk arti tujuan bk sekolahKun Hidayaturrahman
 
Latar belakang perlunya bk di sekolah
Latar belakang perlunya bk di sekolahLatar belakang perlunya bk di sekolah
Latar belakang perlunya bk di sekolahmustazie
 
Skripsi zuraida akhir
Skripsi zuraida akhirSkripsi zuraida akhir
Skripsi zuraida akhirAmrizal Ahmad
 
Guru dan dilema pendidikan
Guru dan dilema pendidikanGuru dan dilema pendidikan
Guru dan dilema pendidikanNina Rahayu
 

Similar to Lembaga Bimbingan Belajar (20)

Makalah manajemen berbasis sekolah
Makalah manajemen berbasis sekolahMakalah manajemen berbasis sekolah
Makalah manajemen berbasis sekolah
 
Bimbingan dan kaunseling merupakan dua perkara yang mempunyai maksud yang ham...
Bimbingan dan kaunseling merupakan dua perkara yang mempunyai maksud yang ham...Bimbingan dan kaunseling merupakan dua perkara yang mempunyai maksud yang ham...
Bimbingan dan kaunseling merupakan dua perkara yang mempunyai maksud yang ham...
 
pendidikan
pendidikanpendidikan
pendidikan
 
Jurnal Homeschooling hj. Ade Muslimat
Jurnal Homeschooling hj. Ade MuslimatJurnal Homeschooling hj. Ade Muslimat
Jurnal Homeschooling hj. Ade Muslimat
 
Makalah permasalahan pendidikan di
Makalah permasalahan pendidikan diMakalah permasalahan pendidikan di
Makalah permasalahan pendidikan di
 
Peran guru bk di sekolah
Peran guru bk di sekolahPeran guru bk di sekolah
Peran guru bk di sekolah
 
Pelaksanaan supervisi dalam rangka efisien dan efektivitas pendidikan
Pelaksanaan supervisi dalam rangka efisien dan efektivitas pendidikanPelaksanaan supervisi dalam rangka efisien dan efektivitas pendidikan
Pelaksanaan supervisi dalam rangka efisien dan efektivitas pendidikan
 
Kode
KodeKode
Kode
 
01. sosialisai pendampingan belajar guru IPS.pdf
01. sosialisai pendampingan belajar guru IPS.pdf01. sosialisai pendampingan belajar guru IPS.pdf
01. sosialisai pendampingan belajar guru IPS.pdf
 
Lembaga pendidikan
Lembaga pendidikanLembaga pendidikan
Lembaga pendidikan
 
Makalah bk arti tujuan bk sekolah
Makalah bk arti tujuan bk sekolahMakalah bk arti tujuan bk sekolah
Makalah bk arti tujuan bk sekolah
 
Latar belakang perlunya bk di sekolah
Latar belakang perlunya bk di sekolahLatar belakang perlunya bk di sekolah
Latar belakang perlunya bk di sekolah
 
Januari 2013bm hbml2203
Januari 2013bm hbml2203Januari 2013bm hbml2203
Januari 2013bm hbml2203
 
Tesis
TesisTesis
Tesis
 
Tesis
TesisTesis
Tesis
 
BAB I.docx
BAB I.docxBAB I.docx
BAB I.docx
 
Skripsi zuraida akhir
Skripsi zuraida akhirSkripsi zuraida akhir
Skripsi zuraida akhir
 
Guru dan dilema pendidikan
Guru dan dilema pendidikanGuru dan dilema pendidikan
Guru dan dilema pendidikan
 
Uas lpp
Uas lppUas lpp
Uas lpp
 
Karya ilmiah4
Karya ilmiah4Karya ilmiah4
Karya ilmiah4
 

More from Ahmad Ramdani

Pengertian motor bakar
Pengertian motor bakarPengertian motor bakar
Pengertian motor bakarAhmad Ramdani
 
Data hasil praktikum
Data hasil praktikumData hasil praktikum
Data hasil praktikumAhmad Ramdani
 
Laporan praktikum lenturan 1
Laporan praktikum lenturan 1Laporan praktikum lenturan 1
Laporan praktikum lenturan 1Ahmad Ramdani
 
Kompetensi dasar kekasaran angle dekkor
Kompetensi dasar kekasaran angle dekkorKompetensi dasar kekasaran angle dekkor
Kompetensi dasar kekasaran angle dekkorAhmad Ramdani
 
Mata kuliah elemen mesin
Mata kuliah elemen mesinMata kuliah elemen mesin
Mata kuliah elemen mesinAhmad Ramdani
 
Pengukuran tirus dalam dan tirus luar
Pengukuran tirus dalam dan tirus luarPengukuran tirus dalam dan tirus luar
Pengukuran tirus dalam dan tirus luarAhmad Ramdani
 
Diktat termodinamika
Diktat termodinamikaDiktat termodinamika
Diktat termodinamikaAhmad Ramdani
 
Bab 14-dampak-globalisasi
Bab 14-dampak-globalisasiBab 14-dampak-globalisasi
Bab 14-dampak-globalisasiAhmad Ramdani
 

More from Ahmad Ramdani (10)

Pengertian motor bakar
Pengertian motor bakarPengertian motor bakar
Pengertian motor bakar
 
Tugas superposisi
Tugas superposisiTugas superposisi
Tugas superposisi
 
Data hasil praktikum
Data hasil praktikumData hasil praktikum
Data hasil praktikum
 
Lenturan 2
Lenturan 2Lenturan 2
Lenturan 2
 
Laporan praktikum lenturan 1
Laporan praktikum lenturan 1Laporan praktikum lenturan 1
Laporan praktikum lenturan 1
 
Kompetensi dasar kekasaran angle dekkor
Kompetensi dasar kekasaran angle dekkorKompetensi dasar kekasaran angle dekkor
Kompetensi dasar kekasaran angle dekkor
 
Mata kuliah elemen mesin
Mata kuliah elemen mesinMata kuliah elemen mesin
Mata kuliah elemen mesin
 
Pengukuran tirus dalam dan tirus luar
Pengukuran tirus dalam dan tirus luarPengukuran tirus dalam dan tirus luar
Pengukuran tirus dalam dan tirus luar
 
Diktat termodinamika
Diktat termodinamikaDiktat termodinamika
Diktat termodinamika
 
Bab 14-dampak-globalisasi
Bab 14-dampak-globalisasiBab 14-dampak-globalisasi
Bab 14-dampak-globalisasi
 

Recently uploaded

aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfdemontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfIndri117648
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaNadia Putri Ayu
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxalalfardilah
 

Recently uploaded (20)

aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfdemontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
 

Lembaga Bimbingan Belajar

  • 1. Peranan Lembaga Bimbingan Belajar dalam Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Lembaga Bimbingan Belajar (LBB) di Indonesia menjadi satu fenomena menarik bagi dunia pendidikan saat ini. Lembaga Bimbingan belajar (LBB) atau sering disingkat Bimbel menjamur di mana-mana, baik yang dikelola perorangan maupun kelompok, mulai dari privat sampai dengan proses pembelajaran di Ruko yang ber AC. Hingga kini masih banyak tempat- tempat Bimbingan Belajar dengan nama baru bermunculan dengan menawarkan berbagai macam program unggulan. Bahkan penulis sendiri berprofesi sebagai salah satu guru Bimbingan Belajar SD sampai SMP. Bimbingan Belajar menjadi lahan yang subur bagi bisnis pendidikan. Berdasarkan data Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan Indonesia, pada tahun 2012 tercatat, lembaga bimbingan belajar sebanyak 13.446, sebanyak 11.207 lembaga atau sekitar 83,35% diantaranya telah memilki izin operasi. Sementara jumlah peserta Bimbingan Belajar mencapai 1.348.565 orang. Terdiri dari siswa SD sampai jenjang pendidikan tinggi. Siswa pada jenjang SMA menempati urutan pertama yaitu sebesar 45,51%, kemudian diikuti tingkat pendidikan SMP sebesar 22,97%, SD 17,84%, S2/S3 sebanyak 10,11%. Penulis pernah membaca iklan di koran dan yang ditempel di pohon-pohon jalan raya tentang bimbingan belajar membaca, menulis, dan berhitung bagi anak TK. Bahkan saat ini telah dibuka bimbingan belajar untuk anak pra-TK seperti Lembaga Bimbingan Belajar Kumon. Disebut-sebut bahwa penyebab tumbuh suburnya berbagai Lembaga Bimbingan Belajar (LBB) di Indonesia karena ketidakpuasan siswa dan orangtua terhadap kualitas pembelajaran di sekolah, seperti kemampuan guru yang terbatas, kurangnya fasilitas belajar yang memadai, serta tuntutan kurikulum yang tidak realistis. Semakin tingginya kesenjangan antara soal mata pelajaran yang dipelajari disekolah dengan kualitas soal yang diterapkan dalam seleksi masuk sekolah dan perguruan tinggi di Indonesia. Menurut Jones (2011), Lembaga Bimbingan Belajar adalah, suatu Lembaga Pendidikan Informal yang memberikan bantuan kepada orang lain dalam menentukan pilihan dan pemecahan masalah dalam kehidupannya melalui guru pembimbing yang kompeten.Dapat disimpulkan bahwa, Lembaga Bimbingan Belajar adalah Lembaga Pendidikan Informal yang di buat untuk membantu siswa dalam menempuh pendidikan Formal melalui guru pembimbing yang kompeten. Lembaga Bimbingan Belajar turut berperan dalam mencerdaskan anak bangsa. Lembaga Bimbingan Belajar cenderung sebagai tempat pelarian siswa yang kurang di dalam lembaga formal yang bernama sekolah. Selain itu, Lembaga Bimbingan Belajar juga memiliki tanggung jawab besar karena mengemban kepercayaan orang tua dan wali untuk meningkatkan kemampuan anaknya dibidang akademik, moral, sosial, dan agama serta pendidikan kemandirian. Menurut Tilaar (2000), beberapa agenda persoalan pendidikan di Indonesia yang menonjol yang harus segera diselesaikan adalah, pertama: Masih rendahnya pemerataan memperoleh pendidikan; Kedua: masih rendahnya kualitas dan relevansi pendidikan; dan ketiga: Masih lemahnya manajemen pendidikan, di samping belum terwujudnya kemandirian dan keunggulan ilmu pengetahuan dan teknologi di kalangan akademisi. Salah satu aspek yang harus diperhatikan dalam rangka meningkatkan kualitas proses belajar mengajar adalah dengan mempertinggi tingkat partisipasi masyarakat dalam pendidikan khsususnya didirikannya Lembaga Bimbingan belajar. Menurut Penulis, latar belakang menjamurnya Lembaga Bimbingan yaitu, antara lain:
  • 2. Masih Lemahnya Mutu Pendidikan Formal Di Indonesia Ada dugaan bahwa orangtua siswa yang mengirimkan anaknya untuk mengikuti Bimbingan Belajar cenderung tidak percaya bahwa pembelajaran di sekolah mampu membawa anaknya dapat lebih berprestasi karena siswa yang ikut bimbingan belajar kebanyakan justru dari sekolah-sekolah favorit yang kemampuan akademiknya justru relatif baik. Hal ini didukung oleh : 1. Pemerintah menerapkan kebijakan nilai Unas sebagai penentu kelulusan siswa. 2. Tuntutan persaingan memperebutkan sekolah favorit, mendapatkan nilai Ujian Akhir Nasional (UAN) yang optimal 3. Kurikulum yang terus berubah tiap tahun 4. Keterbatasan jam pelajaran di sekolah Ketergantungan ini diperparah sekolah yang cenderung mengutamakan transfer ilmu pengetahuan tanpa penanaman nilai. Akibatnya, proses pendidikan timpang. Di sisi lain, antara sekolah dengan Bimbingan Belajar terjadi missing-link, dimana materi maupun trik yang didapatkan di bimbel justru tidak diajarkan disekolah. Kegiatan belajar mengajar di lembaga bimbingan belajar berfokus pada pencapaian nilai ujian tertinggi yang mengajarkan cara cepat menyelesaikan soal-soal ujian melalui konsep drilling. Lembaga Bimbingan Belajar juga menjanjikan kualitas pembelajaran dan target output, serta janji pelayanan dengan metoda pembelajaran yang up to date. Metode pembelajaran yang diberikan lebih menjanjikan bagaimana siswa dapat belajar efektif, cerdas dan penerapan strategi belajar cepat, dimana metode tersebut tidak di dapatkan siswa disekolah. Bukan itu saja, ada paket pendamping belajar siswa dengan memberi pelayanan konseling dan pemecahan masalah siswa. Di samping itu, pembelajaran didukung dengan fasilitas lengkap yang merangsang siswa belajar asyik. Terbayang, siswa masuk bimbel sudah terarah pada tujuan dan target belajar yang jelas hendak didapat siswa. a) Memudarnya Tanggungjawab Orangtua Dalam Membimbing Anaknya Menurut Sleman, Kompas (2010), peran orangtua sebagai pendidik utama anak dinilai memudar karena orangtua semakin bergantung pada lembaga pendidikan di luar keluarga seperti sekolah atau bimbingan belajar. Padahal, pendidikan dalam keluarga merupakan faktor terpenting bagi keberhasilan anak. b) Para Siswa Mengalami Kesulitan Menyerap Pelajaran Di Sekolah Formal Status Hukum Lembaga Bimbingan Belajar (LBB) Pengertian kursus dalam Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Luar Sekolah, Pemuda, dan Olahraga (Kepdirjen Diklusepora) Nomor: KEP-105/E/L/1990 sebagai berikut: Kursus pendidikan luar sekolah yang diselenggarakan masyarakat selanjutnya disebut kursus, adalah satuan pendidikan luar sekolah yang menyediakan berbagai jenis pengetahuan, keterampilan, dan sikap mental bagi warga belajar yang memerlukan bekal dalam mengembangkan diri, bekerja mencari nafkah dan melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi. Kursus dilaksanakan oleh dan untuk masyarakat dengan swadaya dan swadana masyarakat.Dari beberapa informasi tersebut diatas maka jelas bahwa keberadaan
  • 3. Lembaga bimbingan Belajar adalah resmi, legal, sah dan diatur dalam Undang-undang Negara Republik Indonesia. Tujuan Lembaga Bimbingan Belajar (LBB) Tujuan yang ingin dicapai oleh sekolah sejalan dengan tujuan yang ingin dicapai Lembaga Bimbingan Belajar. Yang membedakan diantara keduanya ialah jenis kegiatannya, pendidikan terletak pada proses belajar mengajar yang penekanannya pada usaha-usaha kognitif,afektif dan psikomorik, sedangkan bimbingan terletak pada membina siswa dalam perkembangan pribadi, sosial psikologi, yang didasarkan pada kenyataan yang dihadapi siswa sehingga memerlukan bantuan tenaga profesional kependidikan dalam hal ini adalah guru pembimbing. Pada Umumnya, kurikulum Lembaga Bimbingan Belajar mengacu pada kurikulum yang di berikan oleh pemerintah untuk mensinkronkan dengan kurikulum sekolah agar anak dapat mengulang dan menanyakan kembali materi yang sulit di mengerti di sekolah. Penyelenggara Lembaga Bimbingan Belajar (LBB) Secara Akademis Penyelenggara Lembaga Bimbingan Belajar (LBB) seharusnya adalah orang-orang yang kompeten. Rata-rata tenaga pengajar adalah para alumni dari Ilmu Keguruan namun ada juga dari fakultas yang bukan Ilmu Keguruan seperti Fakultas Tehnik, Fakultas Kedokteran, dan sebagainya. Hal ini dapat berdampak positif karena siswa dapat diajar oleh guru dengan ilmu berbeda-beda dengan kajian ilmu yang berbeda. Kemudian, diterapkannya sistem pembelajaran yang menyenangkan. Sistem pembelajaran yang menyenangkan adalah suatu kesatuan yang terdiri dari sumber belajar, lingkungan belajar dan proses interaksi yang dihubungkan bersama untuk memudahkan aliran informasi, materi atau energi dari pendidik kepada peserta didik untuk mencapai suatu tujuan dengan cara peserta didik dilibatkan secara penuh dalam pembelajaran sehingga terciptanya makna, pemahaman dan nilai yang membahagiakan dalam diri anak didik. Antara anak didik dan pendidik terjalin kemitraan karena pendidik memposisikan diri sebagai fasilitator atau agen pembelajaran, mengajari anak bagaimana belajar (learning how to learn). Cara Kerja Lembaga Bimbingan Belajar (LBB) Kian variatifnya pelayanan yang diberikan bimbingan belajar tak lepas dari kebijakan ujian nasional untuk SMP dan SMA serta ujian akhir sekolah berstandar nasional (UASBN) untuk sekolah dasar. Pihak Bimbingan Belajar mengambil peluang itu untuk memberikan jasa pelayanan membantu anak lulus ujian nasional dan UASBN serta kemudian mendapatkan sekolah favorit. Pada Umumnya, servis pelayanan kepada anak tergantung seberapa besar biaya yang harus dibayar. Di Lembaga Bimbingan Belajar yang bergengsi, selain layanan pendalaman materi dan pelatihan mengerjakan soal, Bimbingan Belajar juga menyediakan pula Layanan Bimbingan Konseling. Siswa dapat bertemu guru konseling yang berlatar belakang pendidikan psikologi untuk membicarakan kesulitan belajarnya. Sebelum masuk ke bimbingan belajar itu, siswa wajib mengikuti tes psikologi guna melihat minat dan kecenderungan gaya belajar anak. Bahkan Relasi guru dan murid baik dan dekat karena satu kelas dengan satu guru maksimal berisi lima anak untuk kelas eksekutif, 10 anak untuk kelas reguler dan 20 anak untuk kelas biasa. Pengelompokan ini bertujuan agar guru mengenal kebiasaan dan karakter peserta bimbingan belajar. Hal ini berbeda dengan kondisi Pendidikan Formal pada umumnya yang menampung murid dari 20 sampai 40 murid dalam satu kelas.
  • 4. Untuk menarik minat anak dan orangtua, Lembaga Bimbingan Belajar menyelenggarakan training motivasi, seminar pola asuh anak yang melibatkan orangtua peserta, fasilitas call to home atau laporan dari pihak bimbingan belajar ke orangtua satu bulan sekali, dan pengiriman pesan harian lewat telepon seluler bagi anak yang tidak datang atau sering telat masuk kelas. Dampak Lembaga Bimbingan Belajar (Pembahasan) Dampak Menjamurnya Lembaga Bimbingan Belajar  Bagi Orangtua dan Siswa (Pengguna) Anak dan orangtua atau pengguna jasa Lembaga Bimbingan Belajar yang paling berhak menilai seberapa besar manfaat Lembaga Bimbingan Belajar. i. Manfaat positif Lembaga Bimbingan Belajar yanga umum dinikmati adalah:Membiasakan anak untuk selalu rajin belajar baik disaat di sekolah maupun diluar sekolah. ii. Membantu meningkatkan daya juang siswa, dimana anak-anak yang ikut bimbingan belajar sehabis pulang sekolah bukannya langsung tidur siang tetapi belajar ke Lembaga Bimbingan Belajar. iii. Sebagai “tempat bermain” yang positif, dimana banyak orangtua, ayah dan ibu, yang kedua-duanya sibuk mencari nafkah diluar rumah. Sehingga sebagian orangtua siswa bimbingan belajar menganggap Lembaga Bimbingan belajar adalah “Taman Pintar” bagi putra-putrinya. iv. Mengurangi rasa cemas menghadapi Ujian Nasional dan menambah rasa percaya diri menghadapi momentum tes.  Bagi Pendidikan Formal Manfaat Positif yang dirasakan Pendidikan Formal melalui Lembaga Bimbingan belajar adalah baik secara langsung maupun tidak langsung adalah: i. Membiasakan belajar antar siswa antar sekolah agar terjadi jaringan antar pelajar antar sekolah untuk mengurangi perkelahian pelajar antar sekolah dan menciptakan keakraban tanpa membedakan sekolah. ii. Membiasakan berkompetisi antar siswa antar sekolah agar mengasah kemampuan dalam lingkup yang lebih luas. iii. Mengurangi angka ketidaklulusan suatu sekolah dan suatu daerah. iv. Meningkatkan kecerdasan dan nilai para siswa di sekolah sehingga jika anak berprestasi maka akan mengharumkan nama sekolahnya.  Bagi Masyarakat Umum Manfaat Positif yang dirasakan Pendidikan Formal melalui Lembaga Bimbingan belajar adalah baik secara langsung maupun tidak langsung adalah: i. Membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat ii. Mempertemukan orang-orang yang hobi mengajar secara profesional dan bertanggungjawab, baik dari kalangan ilmu keguruan maupun dari kalangan non keguruan
  • 5. (universitas non kependidikan) dengan rukun dan duduk sama rendah berdiri sama tinggi dengan satu tujuan siswa-siswanya semangat belajar dan berprestasi. Dapat disimpulan bahwa :  Diperlukan peranan Pemerintah dalam mengatur semua lembaga pendidikan nasional di Indonesia. Pemerintah wajib sebagai moderator untuk terjalinnya kerjasama antar lembaga pendidikan. Menertibkan Lembaga informal dan nonformal guna terwujudnya tujuan pendidikan nasional.  Peranan Pendidikan Formal sebagai lembaga resmi Negara untuk mencerdaskan anak bangsa harus selalu berbenah diri dan tidak dapat melimpahkan tanggung jawab pendidikan yang diembannya kepada Lembaga Bimbingan belajar.  Orangtua perlu menyadari abhwa peranannya sebagai pendidik yang pertama dan utama tidak dapat digantikan oleh pendidikan lainnya.  Permasalahan pendidikan dan permasalahan dalam masyarakat Indonesia seharusnya menjadikan Lembaga Bimbingan Belajar sebagai sebuah jalan keluar yang mudah dijangkau oleh semua orang agar hak atas pendidikan dengan harga terjangkau dan mempunyai kualitas yang dapat dipertanggung jawaban bisa dimiliki setiap orang.  Lembaga Bimbingan Belajar seharusnya tidak hanya memikirkan kepentingan bisnisnya semata namun bisa memberikan nilai lebih kepada para orang tua yang menitipkan anak- anak di sebuah Bimbingan Belajar. Sehingga cita-cita Indonesia untuk memiliki kualitas sumber daya manusia yang bagus serta dapat bersaing dalam dunia global ini mampu dicapai melalui perpanjangan tangan Lembaga Bimbingan Belajar.  Peranan Lembaga Bimbingan belajar sangat berpengaruh positif untuk meningkatkan prestasi siswa di sekolahnya. Dan dari tulisan diatas penulis memberikan saran-saran kepada:  Pertama, kepada para pengajar dan pendiri lembaga bimbingan belajar untuk mengutamakan pendidikan nasional disamping bisnis pendidikan.  Kedua, kepada pendidika formal untuk senantiasa melakukan inovasi dalam mengajar serta menjalin kerjasama dengan lembaga bimbingan belajar disekitarnya.  Ketiga, kepada semua orangtua/siswa bahkan lapisan masyarakat untuk selalu kritis, menjalin kerjasama dengan pendidikan formal dan lembaga bimbingan belajar untuk kemajuan pendidikan anak/siswa.
  • 6. (universitas non kependidikan) dengan rukun dan duduk sama rendah berdiri sama tinggi dengan satu tujuan siswa-siswanya semangat belajar dan berprestasi. Dapat disimpulan bahwa :  Diperlukan peranan Pemerintah dalam mengatur semua lembaga pendidikan nasional di Indonesia. Pemerintah wajib sebagai moderator untuk terjalinnya kerjasama antar lembaga pendidikan. Menertibkan Lembaga informal dan nonformal guna terwujudnya tujuan pendidikan nasional.  Peranan Pendidikan Formal sebagai lembaga resmi Negara untuk mencerdaskan anak bangsa harus selalu berbenah diri dan tidak dapat melimpahkan tanggung jawab pendidikan yang diembannya kepada Lembaga Bimbingan belajar.  Orangtua perlu menyadari abhwa peranannya sebagai pendidik yang pertama dan utama tidak dapat digantikan oleh pendidikan lainnya.  Permasalahan pendidikan dan permasalahan dalam masyarakat Indonesia seharusnya menjadikan Lembaga Bimbingan Belajar sebagai sebuah jalan keluar yang mudah dijangkau oleh semua orang agar hak atas pendidikan dengan harga terjangkau dan mempunyai kualitas yang dapat dipertanggung jawaban bisa dimiliki setiap orang.  Lembaga Bimbingan Belajar seharusnya tidak hanya memikirkan kepentingan bisnisnya semata namun bisa memberikan nilai lebih kepada para orang tua yang menitipkan anak- anak di sebuah Bimbingan Belajar. Sehingga cita-cita Indonesia untuk memiliki kualitas sumber daya manusia yang bagus serta dapat bersaing dalam dunia global ini mampu dicapai melalui perpanjangan tangan Lembaga Bimbingan Belajar.  Peranan Lembaga Bimbingan belajar sangat berpengaruh positif untuk meningkatkan prestasi siswa di sekolahnya. Dan dari tulisan diatas penulis memberikan saran-saran kepada:  Pertama, kepada para pengajar dan pendiri lembaga bimbingan belajar untuk mengutamakan pendidikan nasional disamping bisnis pendidikan.  Kedua, kepada pendidika formal untuk senantiasa melakukan inovasi dalam mengajar serta menjalin kerjasama dengan lembaga bimbingan belajar disekitarnya.  Ketiga, kepada semua orangtua/siswa bahkan lapisan masyarakat untuk selalu kritis, menjalin kerjasama dengan pendidikan formal dan lembaga bimbingan belajar untuk kemajuan pendidikan anak/siswa.