SlideShare a Scribd company logo
1 of 7
SEJARAH PERKEMBANGAN PEMIKIRAN FILSAFAT :
SUATU PENGANTAR KEARAH FILSAFAT ILMU
Oleh: Budi Setiawan1
(PJMK MKWU: Filsafat Ilmu & Logika)
1. Sejarah Perkembangan Pemikiran Yunani Kuno: Dari Mitos ke Logos
Secara historis kelahiran dan perkembangan pemikiran Yunani Kuno(sistem berpikir)
tidak dapat dilepaskan dari keberadaan kelahiran dan perkembangan filsafat, dalam
hal ini adalah sejarah filsafat. Dalam tradisi sejarah filsafat mengenal 3 (tiga) tradisi
besar sejarah, yakni tradisi: (1) Sejarah Filsafat India (sekitar2000 SM – dewasa ini),
(2) Sejarah Filsafat Cina (sekitar 600 SM – dewasa ini), dan (3) Sejarah Filsafat Barat
(sekitar 600 SM – dewasa ini).
Dari ketiga tradisi sejarah tersebut di atas, tradisi Sejarah Filsafat Barat adalah basis
kelahiran dan perkembangan ilmu (scientiae/science/sain) sebagaimana yang kita
kenal sekarang ini. Titik-tolak dan orientasi sejarah filsafat baik yang diperlihatkan
dalam tradisi Sejarah Filsafat India maupun Cina disatu pihak dan Sejarah Filsafat
Barat dilain pihak, yakni semenjak periodesasi awal sudah memperlihatkan titik-tolak
dan orientasi sejarah yang berbeda. Pada tradisi Sejarah Fisafat India dan Cina, lebih
memperlihatkan perhatiannya yang besar pada masalah-masalah keagamaan,
moral/etika dan cara-cara/kiat untuk mencapai keselamatan hidup manusia di dunia
dan kelak keselamatan sesudah kematian.
Sedangkan pada tradisi Sejarah Filsafat Barat semenjak periodesasi awalnya (Yunani
Kuno/Klasik: 600 SM – 400 SM), para pemikir pada masa itu sudah mulai
mempermasalahkan dan mencari unsur induk (arché) yang dianggap sebagai asal
mula segala sesuatu/semesta alam Sebagaimana yang dikemukakan oleh Thales
(sekitar 600 SM) bahwa “air” merupakan arché, sedangkan Anaximander (sekitar
610 -540 SM) berpendapat arché adalah sesuatu “yang tak terbatas”, Anaximenes
(sekitar 585 – 525 SM berpendapat “udara” yang merupakan unsur induk dari segala
sesuatu. Nama penting lain pada periode ini adalah Herakleitos (± 500 SM) dan
Parmenides (515 – 440 SM), Herakleitos mengemukakan bahwa segala sesuatu itu
“mengalir” (“panta rhei”) bahwa segala sesuatu itu berubah terus-
menerus/perubahan sedangkan Parmenides menyatakan bahwa segala sesuatu itu
justru sebagai sesuatu yang tetap (tidak berubah).
Lain lagi Pythagoras (sekitar 500 SM) berpendapat bahwa segala sesuatu itu terdiri
dari “bilangan-bilangan”: struktur dasar kenyataan itu tidak lain adalah “ritme”, dan
Pythagoraslah orang pertama yang menyebut/memperkenalkan dirinya sebagai sorang
“filsuf”, yakni seseorang yang selalu bersedia/mencinta untuk menggapai kebenaran
melalui berpikir/bermenung secara kritis dan radikal (radix) secara terus-menerus.
1
Makalah ini disampaikan dalam Interenship Dosen Filsafat Ilmu yang diselenggarakan oleh MKWU
Universitas Airlangga, Surabaya, 28-29 Juli 2010
1
Yang hendak dikatakan disini adalah hal upaya mencari unsur induk segala sesuatu
(arche), itulah momentum awal sejarah yang telah membongkar periode myte
(mythos/mitologi) yang mengungkung pemikiran manusia pada masa itu kearah
rasionalitas (logos) dengan suatu metode berpikir untuk mencari sebab awal dari
segala sesuatu dengan merunut dari hubungan kausalitasnya (sebab-akibat).
Jadi unsur penting berpikir ilmiah sudah mulai dipakai, yakni: rasio dan logika
(konsekuensi). Meskipun tentu saja ini arché yang dikemukakan para filsuf tadi
masih bersifat spekulatif dalam arti masih belum dikembangkan lebih lanjut dengan
melakukan pembuktian (verifikasi) melalui observasi maupun eksperimen (metode)
dalam kenyataan (empiris), tetapi prosedur berpikir untuk menemukannya melalui
suatu bentuk berpikir sebab-akibat secara rasional itulah yang patut dicatat sebagai
suatu arah baru dalam sejarah pemikiran manusia. Hubungan sebab-akibat inilah yang
dalam ilmu pengetahuan disebut sebagai hukum (ilmiah). Singkatnya, hukum ilmiah
atau hubungan sebab-akibat merupakan obyek material utama dari ilmu pengetahuan.
Demikian pula kelak dengan tradisi melakukan verifikasi melalui observasi dan
eksperimen secara berulangkali dihasilkan teori ilmiah.
Zaman keemasan/puncak dari filsafat Yunani Kuno/Klasik, dicapai pada masa
Sokrates (± 470 – 400 SM), Plato (428-348 SM) dan Aristoteles (384-322 SM).
Sokrates sebagai guru dari Plato maupun tidak meninggalkan karya tulis satupun dari
hasil pemikirannya, tetapi pemikiran-pemikirannya secara tidak langsung banyak
dikemukakan dalam tulisan-tulisan para pemikir Yunani lainnya tetapi terutama
ditemukan dalam karya muridnya Plato. Filsafat Plato dikenal sebagai ideal (isme)
dalam hal ajarannya bahwa kenyataan itu tidak lain adalah proyeksi atau bayang-
bayang/bayangan dari suatu dunia “ide” yang abadi belaka dan oleh karena itu yang
ada nyata adalah “ide” itu sendiri. Filsafat Plato juga merupakan jalan tengah dari
ajaran Herakleitos dan Parmenides. Dunia “ide” itulah yang tetap tidak berubah/abadi
sedangkan kenyataan yang dapat diobservasi sebagai sesuatu yang senantiasa
berubah. Karya-Karya lainnya dari Plato sangat dalam dan luas meliputi logika,
epistemologi, antropologi (metafisika), teologi, etika, estetika, politik, ontologi dan
filsafat alam.
Sedangkan Aristoteles sebagai murid Plato, dalam banyak hal sering tidak
setuju/berlawanan dengan apa yang diperoleh dari gurunya (Plato). Bagi Aristoteles
“ide” bukanlah terletak dalam dunia “abadi” sebagaimana yang dikemukakan oleh
Plato, tetapi justru terletak pada kenyataan/benda-benda itu sendiri. Setiap benda
mempunyai dua unsur yang tidak dapat dipisahkan, yaitu materi (“hylé”) dan bentuk
(“morfé”). Lebih jauh bahkan dikatakan bahwa “ide” tidak dapat dilepaskan atau
dikatakan tanpa materi, sedangkan presentasi materi mestilah dengan bentuk. Dengan
demikian maka bentuk-bentuk “bertindak” di dalam materi, artinya bentuk
memberikan kenyataan kepada materi dan sekaligus adalah tujuan (finalis) dari
materi. Aristoteles menulis banyak bidang, meliputi logika, etika, politik, metafisika,
psikologi dan ilmu alam. Pemikiran-pemikirannya yang sistematis tersebut banyak
menyumbang kepada perkembangan ilmu pengetahuan
2
2. Jaman Patristik dan Skolastik: Filsafat Dalam dan Untuk Agama
Pada jaman ini dikenal sebagai Abad Pertengahan (400-1500 ). Filsafat pada abad ini
dikuasai dengan pemikiran keagamaan (Kristiani). Puncak filsafat Kristiani ini adalah
Patristik (Lt. “Patres”/Bapa-bapa Gereja) dan Skolastik Patristik sendiri dibagi atas
Patristik Yunani (atau Patristik Timur) dan Patristik Latin (atau Patristik Barat).
Tokoh-tokoh Patristik Yunani ini anatara lain Clemens dari Alexandria (150-215),
Origenes (185-254), Gregorius dari Naziane (330-390), Basilius (330-379). Tokoh-
tokoh dari Patristik Latin antara lain Hilarius (315-367), Ambrosius (339-397),
Hieronymus (347-420) dan Augustinus (354-430). Ajaran-ajaran dari para Bapa
Gereja ini adalah falsafi-teologis, yang pada intinya ajaran ini ingin memperlihatkan
bahwa iman sesuai dengan pikiran-pikiran paling dalam dari manusia. Ajaran-ajaran
ini banyak pengaruh dari Plotinos. Pada masa ini dapat dikatakan era filsafat yang
berlandaskan akal-budi “diabdikan” untuk dogma agama.
Jaman Skolastik (sekitar tahun 1000), pengaruh Plotinus diambil alih oleh Aristoteles.
Pemikiran-pemikiran Ariestoteles kembali dikenal dalam karya beberapa filsuf
Yahudi maupun Islam, terutama melalui Avicena (Ibn. Sina, 980-1037), Averroes
(Ibn. Rushd, 1126-1198) dan Maimonides (1135-1204). Pengaruh Aristoteles
demikian besar sehingga ia (Aristoteles) disebut sebagai “Sang Filsuf” sedangkan
Averroes yang banyak membahas karya Aristoteles dijuluki sebagai “Sang
Komentator”. Pertemuan pemikiran Aristoteles dengan iman Kristiani menghasilkan
filsuf penting sebagian besar dari ordo baru yang lahir pada masa Abad Pertengahan,
yaitu, dari ordo Dominikan dan Fransiskan.. Filsafatnya disebut “Skolastik” (Lt.
“scholasticus”, “guru”), karena pada periode ini filsafat diajarkan dalam sekolah-
sekolah biara dan universitas-universitas menurut suatu kurikulum yang baku dan
bersifat internasional. Inti ajaran ini bertema pokok bahwa ada hubungan antara iman
dengan akal budi. Pada masa ini filsafat mulai ambil jarak dengan agama, dengan
melihat sebagai suatu kesetaraan antara satu dengan yang lain (Agama dengan
Filsafat) bukan yang satu “mengabdi” terhadap yang lain atau sebaliknya.
Sampai dengan di penghujung Abad Pertengahan sebagai abad yang kurang kondusif
terhadap perkembangan ilmu, dapatlah diingat dengan nasib seorang astronom
berkebangsaan Polandia N. Copernicus yang dihukum kurungan seumur hidup oleh
otoritas Gereja, ketika mengemukakan temuannya tentang pusat peredaran benda-
benda angkasa adalah matahari (Heleosentrisme). Teori ini dianggap oleh otoritas
Gereja sebagai bertentangan dengan teori geosentrisme (Bumi sebagai pusat
peredaran benda-benda angkasa) yang dikemukakan oleh Ptolomeus semenjak jaman
Yunani yang justru telah mendapat “mandat” dari otoritas Gereja. Oleh karena itu
dianggap menjatuhkan kewibawaan Gereja.
3
3. Jaman Modern: Lahir dan Berkembangan Tradisi Ilmu Pengetahuan
Jembatan antara Abad pertengahan dan Jaman Modern adalah jaman “Renesanse”,
periode sekitar 1400-1600. Filsuf-filsuf penting dari jaman ini adalah N. Macchiavelli
(1469-1527), Th. Hobbes (1588-1679), Th. More (1478-1535) dan Frc. Bacon (1561-
1626). Pembaharuan yang sangat bermakna pada jaman ini ((renesanse) adalah
“antroposentrisme”nya. Artinya pusat perhatian pemikiran tidak lagi kosmos seperti
pada jaman Yunani Kuno, atau Tuhan sebagaimana dalam Abad Pertengahan.
Setelah Renesanse mulailah jaman Barok, pada jaman ini tradisi rasionalisme
ditumbuh-kembangkan oleh filsuf-filsuf antara lain; R. Descartes (1596-1650), B.
Spinoza (1632-1677) dan G. Leibniz (1646-1710). Para Filsuf tersebut di atas
menekankan pentingnya kemungkinan-kemungkinan akal-budi (“ratio”) didalam
mengembangkan pengetahuan manusia.
Pada abad kedelapan belas mulai memasuki perkembangan baru. Setelah reformasi,
renesanse dan setelah rasionalisme jaman Barok, pemikiran manusia mulai dianggap
telah “dewasa”. Periode sejarah perkembangan pemikiran filsafat disebut sebagai
“Jaman Pencerahan” atau “Fajar Budi” (Ing. “Enlightenment”, Jrm. “Aufklärung”.
Filsuf-filsuf pada jaman ini disebut sebagai para “empirikus”, yang ajarannya lebih
menekankan bahwa suatu pengetahuan adalah mungkin karena adanya pengalaman
indrawi manusia (Lt. “empeira”, “pengalaman”). Para empirikus besar Inggris antara
lain J. Locke (1632-1704), G. Berkeley (1684-1753) dan D. Hume (1711-1776). Di
Perancis JJ. Rousseau (1712-1778) dan di Jerman Immanuel Kant (1724-1804)
Secara khusus ingin dikemukakan disini adalah peranan filsuf Jerman Immanuel
Kant, yang dapat dianggap sebagai inspirator dan sekaligus sebagai peletak dasar
fondasi ilmu, yakni dengan “mendamaikan” pertentangan epistemologik pengetahuan
antara kaum rasionalisme versus kaum empirisme. Immanuel Kant dalam karyanya
utamanya yang terkenal terbit tahun 1781 yang berjudul Kritik der reinen vernunft
(Ing. Critique of Pure Reason), memberi arah baru mengenai filsafat pengetahuan.
Dalam bukunya itu Kant memperkenalkan suatu konsepsi baru tentang pengetahuan.
Pada dasarnya dia tidak mengingkari kebenaran pengetahuan yang dikemukakan oleh
kaum rasionalisme maupun empirisme, yang salah apabila masing-masing dari
keduanya mengkalim secara ekstrim pendapatnya dan menolak pendapat yang
lainnya. Dengan kata lain memang pengetahuan dihimpun setelah melalui
(aposteriori) sistem penginderaan (sensory system) manusia, tetapi tanpa pikiran
murni (a priori) yang aktif tidaklah mungkin tanpa kategorisasi dan penataan dari
rasio manusia. Menurut Kant, empirisme mengandung kelemahan karena anggapan
bahwa pengetahuan yang dimiliki manusia hanya lah rekaman kesan-kesan (impresi)
dari pengalamannya. Pengetahuan yang dimiliki manusia merupakan hasil sintesis
antara yang apriori (yang sudah ada dalam kesadaran dan pikiran manusia) dengan
impresi yang diperoleh dari pengalaman. Bagi Kant yang terpenting bagaimana
pikiran manusia mamahami dan menafsirkan apa yang direkam secara empirikal,
bukan bagaimana kenyataan itu tampil sebagai benda itu sendiri
4
4. Masa Kini: Suatu Peneguhan Ilmu Yang Otonom
Pada abad ketujuh belas dan kedelapan belas perkembangan pemikiran filsafat
pengetahuan memperlihatkan aliran-aliran besar: rasionalisme, empirisme dan
idealisme dengan mempertahankan wilayah-wilayah yang luas. Dibandingkan dengan
filsafat abad ketujuh belas dan abad kedelapan belas, filsafat abad kesembilan belas
dan abad kedua puluh banyak bermunculan aliran-aliran baru dalam filsafat tetapi
wilayah pengaruhnya lebih tertentu. Akan tetapi justru menemukan bentuknya
(format) yang lebih bebas dari corak spekulasi filsafati dan otonom. Aliran-aliran
tersebut antara laian: positivisme, marxisme, eksistensialisme, pragmatisme, neo-
kantianisme, neo-tomisme dan fenomenologi.
Berkaitan dengan filosofi penelitian Ilmu Sosial, aliran yang tidak bisa dilewatkan
adalah positivisme yang digagas oleh filsuf A. Comte (1798-1857). Menurut Comte
pemikiran manusia dapat dibagi kedalam tiga tahap/fase, yaitu tahap: (1) teologis, (2)
Metafisis, dan (3) Positif-ilmiah. Bagi era manusia dewasa (modern) ini pengetahuan
hanya mungkin dengan menerapkan metode-metode positif ilmiah, artinya setiap
pemikiran hanya benar secara ilmiah bilamana dapat diuji dan dibuktikan dengan
pengukuran-pengukuran yang jelas dan pasti sebagaimana berat, luas dan isi suatu
benda. Dengan demikian Comte menolak spekulasi “metafisik”, dan oleh karena itu
ilmu sosial yang digagas olehnya ketika itu dinamakan “Fisika Sosial” sebelum
dikenal sekarang sebagai “Sosiologi”. Bisa dipahami, karena pada masa itu ilmu-ilmu
alam (Natural sciences) sudah lebih “mantap” dan “mapan”, sehingga banyak
pendekatan dan metode-metode ilmu-ilmu alam yang diambil-oper oleh ilmu-ilmu
sosial (Social sciences) yang berkembang sesudahnya.
Pada periode terkini (kontemporer) setelah aliran-aliran sebagaimana disebut di atas
munculah aliran-aliran filsafat, misalnya : “Strukturalisme” dan “Postmodernisme”.
Strukturalisme dengan tokoh-tokohnya misalnya Cl. Lévi-Strauss, J. Lacan dan M.
Faoucault. Tokoh-tokoh Postmodernisme antara lain. J. Habermas, J. Derida. Kini
oleh para epistemolog (ataupun dari kalangan sosiologi pengetahuan) dalam
perkembangannya kemudian, struktur ilmu pengetahuan semakin lebih sistematik dan
lebih lengkap (dilengkapi dengan, teori, logika dan metode sain), sebagaimana yang
dikemukakan oleh Walter L.Wallace dalam bukunya The Logic of Science in
Sociology. Dari struktur ilmu tersebut tidak lain hendak dikatakan bahwa kegiatan
keilmuan/ilmiah itu tidak lain adalah penelitian (search dan research). Demikian pula
hal ada dan keberadaan (ontologi/metafisika) suatu ilmu /sain berkaitan dengan
watak dan sifat-sifat dari obyek suatu ilmu /sain dan kegunaan/manfaat atau
implikasi (aksiologi) ilmu /sain juga menjadi bahasan dalam filsafat ilmu. Setidak-
tidaknya hasil pembahasan kefilsafatan tentang ilmu (Filsafat Ilmu) dapat
memberikan perspektif kritis bagi ilmu /sain dengan mempersoalkan kembali apa
itu:pengetahuan?, kebenaran?, metode ilmiah/keilmuan?, pengujian/verifikasi? dan
sebaliknya hasil-hasil terkini dari ilmu /sain dan penerapannya dapat memberikan
umpan-balik bagi Filsafat Ilmu sebagai bahan refleksi kritis dalam pokok bahasannya
(survey of sciences) sebagaimana yang dikemukakan oleh Whitehead dalam bukunya
Science and the Modern World (dalam Hamersma, 1981:48)
5
PUSTAKA:
Gordon, Scott. 1991. The history and philosophy of social science. New York:
Routledge.
Hamersma, Harry,. 1981. Pintu Masuk ke Dunia Filsafat. Yogyakarta: Penerbit
Kanisius.
Lanur, Alex ,. 1985. Logika: Selayang Pandang. Yogyakarta: Penerbit Kanisius
Sonny Keraf, A. dan Mikhael Dua. 2001. Ilmu Pengetahuan: Sebuah Tinjauan
Filosofis. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.
Wallace, Walter L. 1971. The Logic of Science in Sociology. New York: Aldine
Publishing Company
Wedberg, Anders. 1982. A History of Philosophy. Oxford: Clarendon Press. Volume
1 & 2.
6
PUSTAKA:
Gordon, Scott. 1991. The history and philosophy of social science. New York:
Routledge.
Hamersma, Harry,. 1981. Pintu Masuk ke Dunia Filsafat. Yogyakarta: Penerbit
Kanisius.
Lanur, Alex ,. 1985. Logika: Selayang Pandang. Yogyakarta: Penerbit Kanisius
Sonny Keraf, A. dan Mikhael Dua. 2001. Ilmu Pengetahuan: Sebuah Tinjauan
Filosofis. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.
Wallace, Walter L. 1971. The Logic of Science in Sociology. New York: Aldine
Publishing Company
Wedberg, Anders. 1982. A History of Philosophy. Oxford: Clarendon Press. Volume
1 & 2.
6

More Related Content

What's hot

PPT Filsafat Ilmu (Sejarah Filsafat Barat)
PPT Filsafat Ilmu (Sejarah Filsafat Barat)PPT Filsafat Ilmu (Sejarah Filsafat Barat)
PPT Filsafat Ilmu (Sejarah Filsafat Barat)AldiwaPandu
 
Filsafat zaman yunani kuno
Filsafat zaman yunani kunoFilsafat zaman yunani kuno
Filsafat zaman yunani kunoDedi Yulianto
 
sejarah perkembangan ilmu sejarah
sejarah perkembangan ilmu sejarahsejarah perkembangan ilmu sejarah
sejarah perkembangan ilmu sejarahLu'lu Almaknuna
 
Makalah sejarah dan perkembangan Filsafat Pendidikan
Makalah sejarah dan perkembangan Filsafat PendidikanMakalah sejarah dan perkembangan Filsafat Pendidikan
Makalah sejarah dan perkembangan Filsafat Pendidikanrumah
 
Makalah filsafat dan makna pendidikan
Makalah filsafat dan makna pendidikanMakalah filsafat dan makna pendidikan
Makalah filsafat dan makna pendidikanTjoetnyak Izzatie
 
Filsafat dasar
Filsafat dasarFilsafat dasar
Filsafat dasarIksan Udin
 
Filsafat ilmu dan metode riset normal bab 1
Filsafat ilmu dan metode riset normal bab 1Filsafat ilmu dan metode riset normal bab 1
Filsafat ilmu dan metode riset normal bab 1Grunge Cobain
 
KUMPULAN PPT PENGANTAR FILSAFAT ILMU KELOMPOK 2
KUMPULAN PPT PENGANTAR FILSAFAT ILMU KELOMPOK 2KUMPULAN PPT PENGANTAR FILSAFAT ILMU KELOMPOK 2
KUMPULAN PPT PENGANTAR FILSAFAT ILMU KELOMPOK 2Amas Imania Fadlie
 
Kelompok 1 filsatal ilmu
Kelompok 1 filsatal ilmuKelompok 1 filsatal ilmu
Kelompok 1 filsatal ilmuNandanPrasetyo
 

What's hot (20)

PPT Filsafat Ilmu (Sejarah Filsafat Barat)
PPT Filsafat Ilmu (Sejarah Filsafat Barat)PPT Filsafat Ilmu (Sejarah Filsafat Barat)
PPT Filsafat Ilmu (Sejarah Filsafat Barat)
 
Filsafat zaman yunani kuno
Filsafat zaman yunani kunoFilsafat zaman yunani kuno
Filsafat zaman yunani kuno
 
FILSAFAT ILMU
FILSAFAT ILMUFILSAFAT ILMU
FILSAFAT ILMU
 
Ppt filsafat ilmu pungki
Ppt filsafat ilmu pungkiPpt filsafat ilmu pungki
Ppt filsafat ilmu pungki
 
Mata kuliah-filsafat-ilmu1
Mata kuliah-filsafat-ilmu1Mata kuliah-filsafat-ilmu1
Mata kuliah-filsafat-ilmu1
 
sejarah perkembangan ilmu sejarah
sejarah perkembangan ilmu sejarahsejarah perkembangan ilmu sejarah
sejarah perkembangan ilmu sejarah
 
Makalah sejarah dan perkembangan Filsafat Pendidikan
Makalah sejarah dan perkembangan Filsafat PendidikanMakalah sejarah dan perkembangan Filsafat Pendidikan
Makalah sejarah dan perkembangan Filsafat Pendidikan
 
Makalah filsafat dan makna pendidikan
Makalah filsafat dan makna pendidikanMakalah filsafat dan makna pendidikan
Makalah filsafat dan makna pendidikan
 
Filsafat manusia
Filsafat manusiaFilsafat manusia
Filsafat manusia
 
Filsafat dasar
Filsafat dasarFilsafat dasar
Filsafat dasar
 
Filsafat pendidikan
Filsafat pendidikanFilsafat pendidikan
Filsafat pendidikan
 
Filsafat Manusia
Filsafat ManusiaFilsafat Manusia
Filsafat Manusia
 
Filsafat Barat Klasik
Filsafat Barat Klasik Filsafat Barat Klasik
Filsafat Barat Klasik
 
Filsafat Ilmu
Filsafat IlmuFilsafat Ilmu
Filsafat Ilmu
 
Filsafat ipa
Filsafat ipaFilsafat ipa
Filsafat ipa
 
Filsafat ilmu dan metode riset normal bab 1
Filsafat ilmu dan metode riset normal bab 1Filsafat ilmu dan metode riset normal bab 1
Filsafat ilmu dan metode riset normal bab 1
 
KUMPULAN PPT PENGANTAR FILSAFAT ILMU KELOMPOK 2
KUMPULAN PPT PENGANTAR FILSAFAT ILMU KELOMPOK 2KUMPULAN PPT PENGANTAR FILSAFAT ILMU KELOMPOK 2
KUMPULAN PPT PENGANTAR FILSAFAT ILMU KELOMPOK 2
 
Kelompok 1 filsatal ilmu
Kelompok 1 filsatal ilmuKelompok 1 filsatal ilmu
Kelompok 1 filsatal ilmu
 
Filsafat Moderen
Filsafat ModerenFilsafat Moderen
Filsafat Moderen
 
Pemahaman dasar filsafat ilmu
Pemahaman dasar filsafat ilmuPemahaman dasar filsafat ilmu
Pemahaman dasar filsafat ilmu
 

Viewers also liked

Pedoman penyusunan-tesis-2010
Pedoman penyusunan-tesis-2010Pedoman penyusunan-tesis-2010
Pedoman penyusunan-tesis-2010Neenabukit
 
K rayon pmii tarbiyah staibanna1
K rayon pmii tarbiyah staibanna1K rayon pmii tarbiyah staibanna1
K rayon pmii tarbiyah staibanna1juniska efendi
 
Buku pelaksanaan pancasila dan uud 1945
Buku pelaksanaan pancasila dan uud 1945Buku pelaksanaan pancasila dan uud 1945
Buku pelaksanaan pancasila dan uud 1945juniska efendi
 
“Ghosob, fa’i dan ghonimah”
“Ghosob, fa’i dan ghonimah”“Ghosob, fa’i dan ghonimah”
“Ghosob, fa’i dan ghonimah”juniska efendi
 
Perkembamngan hadits pada masa rasulullah
Perkembamngan hadits pada masa rasulullahPerkembamngan hadits pada masa rasulullah
Perkembamngan hadits pada masa rasulullahjuniska efendi
 
Makalah ulumul quran tafsir, takwil dan terjemah
Makalah ulumul quran tafsir, takwil dan terjemahMakalah ulumul quran tafsir, takwil dan terjemah
Makalah ulumul quran tafsir, takwil dan terjemahjuniska efendi
 
Keliping seni budaya smp
Keliping seni budaya smpKeliping seni budaya smp
Keliping seni budaya smpjuniska efendi
 
Makalah maqamat dan ahwal
Makalah maqamat dan ahwalMakalah maqamat dan ahwal
Makalah maqamat dan ahwaljuniska efendi
 
Pelaksanaan pancasila dan uud 1945 secara murni dan konsekuensi
Pelaksanaan pancasila dan uud 1945 secara murni dan konsekuensiPelaksanaan pancasila dan uud 1945 secara murni dan konsekuensi
Pelaksanaan pancasila dan uud 1945 secara murni dan konsekuensijuniska efendi
 
Manajemen perbankan syari’ah
Manajemen perbankan syari’ahManajemen perbankan syari’ah
Manajemen perbankan syari’ahjuniska efendi
 
Makalah manajemen konflik dan stres
Makalah manajemen konflik dan stresMakalah manajemen konflik dan stres
Makalah manajemen konflik dan stresjuniska efendi
 
Makalah spi kerajaan islam sebelum penjajahan belanda
Makalah spi kerajaan islam sebelum penjajahan belandaMakalah spi kerajaan islam sebelum penjajahan belanda
Makalah spi kerajaan islam sebelum penjajahan belandajuniska efendi
 
Makalah pkn pembangunan
Makalah pkn pembangunanMakalah pkn pembangunan
Makalah pkn pembangunanjuniska efendi
 
Makalah fiqih tentang haji dan umroh
Makalah fiqih tentang haji dan umrohMakalah fiqih tentang haji dan umroh
Makalah fiqih tentang haji dan umrohjuniska efendi
 
Pelaksanaan pancasila dan uud 1945
Pelaksanaan pancasila dan uud 1945Pelaksanaan pancasila dan uud 1945
Pelaksanaan pancasila dan uud 1945juniska efendi
 

Viewers also liked (19)

Pedoman penyusunan-tesis-2010
Pedoman penyusunan-tesis-2010Pedoman penyusunan-tesis-2010
Pedoman penyusunan-tesis-2010
 
K rayon pmii tarbiyah staibanna1
K rayon pmii tarbiyah staibanna1K rayon pmii tarbiyah staibanna1
K rayon pmii tarbiyah staibanna1
 
Penelitian habib
Penelitian habibPenelitian habib
Penelitian habib
 
Makalah habib
Makalah habibMakalah habib
Makalah habib
 
Makalah misbah
Makalah misbahMakalah misbah
Makalah misbah
 
Buku pelaksanaan pancasila dan uud 1945
Buku pelaksanaan pancasila dan uud 1945Buku pelaksanaan pancasila dan uud 1945
Buku pelaksanaan pancasila dan uud 1945
 
“Ghosob, fa’i dan ghonimah”
“Ghosob, fa’i dan ghonimah”“Ghosob, fa’i dan ghonimah”
“Ghosob, fa’i dan ghonimah”
 
Perkembamngan hadits pada masa rasulullah
Perkembamngan hadits pada masa rasulullahPerkembamngan hadits pada masa rasulullah
Perkembamngan hadits pada masa rasulullah
 
Makalah ulumul quran tafsir, takwil dan terjemah
Makalah ulumul quran tafsir, takwil dan terjemahMakalah ulumul quran tafsir, takwil dan terjemah
Makalah ulumul quran tafsir, takwil dan terjemah
 
Keliping seni budaya smp
Keliping seni budaya smpKeliping seni budaya smp
Keliping seni budaya smp
 
Fungsi pergerakan
Fungsi pergerakanFungsi pergerakan
Fungsi pergerakan
 
Makalah maqamat dan ahwal
Makalah maqamat dan ahwalMakalah maqamat dan ahwal
Makalah maqamat dan ahwal
 
Pelaksanaan pancasila dan uud 1945 secara murni dan konsekuensi
Pelaksanaan pancasila dan uud 1945 secara murni dan konsekuensiPelaksanaan pancasila dan uud 1945 secara murni dan konsekuensi
Pelaksanaan pancasila dan uud 1945 secara murni dan konsekuensi
 
Manajemen perbankan syari’ah
Manajemen perbankan syari’ahManajemen perbankan syari’ah
Manajemen perbankan syari’ah
 
Makalah manajemen konflik dan stres
Makalah manajemen konflik dan stresMakalah manajemen konflik dan stres
Makalah manajemen konflik dan stres
 
Makalah spi kerajaan islam sebelum penjajahan belanda
Makalah spi kerajaan islam sebelum penjajahan belandaMakalah spi kerajaan islam sebelum penjajahan belanda
Makalah spi kerajaan islam sebelum penjajahan belanda
 
Makalah pkn pembangunan
Makalah pkn pembangunanMakalah pkn pembangunan
Makalah pkn pembangunan
 
Makalah fiqih tentang haji dan umroh
Makalah fiqih tentang haji dan umrohMakalah fiqih tentang haji dan umroh
Makalah fiqih tentang haji dan umroh
 
Pelaksanaan pancasila dan uud 1945
Pelaksanaan pancasila dan uud 1945Pelaksanaan pancasila dan uud 1945
Pelaksanaan pancasila dan uud 1945
 

Similar to SEJARAH FILSAFAT

Bab iii pembahasan
Bab iii pembahasanBab iii pembahasan
Bab iii pembahasanCindar Tyas
 
Perkeembangan Ilmu dan Teknologi
Perkeembangan Ilmu dan TeknologiPerkeembangan Ilmu dan Teknologi
Perkeembangan Ilmu dan TeknologiMochammadRijal2
 
Powerpoint chie noth
Powerpoint chie nothPowerpoint chie noth
Powerpoint chie nothChie NoTh
 
Powerpoint chie noth
Powerpoint chie nothPowerpoint chie noth
Powerpoint chie nothChie NoTh
 
Filsafat Modern dan Pembahasan Pendidikan
Filsafat Modern dan Pembahasan PendidikanFilsafat Modern dan Pembahasan Pendidikan
Filsafat Modern dan Pembahasan PendidikanAna Safrida
 
Hubungan Filsafat, Ilmu, dan Agama
Hubungan Filsafat, Ilmu, dan AgamaHubungan Filsafat, Ilmu, dan Agama
Hubungan Filsafat, Ilmu, dan AgamaAcintyaNasywa
 
FILSAFAT MANUSIA ( MODERN, KUNO, KONTEMPORER)
FILSAFAT MANUSIA ( MODERN, KUNO, KONTEMPORER)FILSAFAT MANUSIA ( MODERN, KUNO, KONTEMPORER)
FILSAFAT MANUSIA ( MODERN, KUNO, KONTEMPORER)arunnitaadzemi
 
BUKU PENGANTAR FILSFAT.docx
BUKU PENGANTAR FILSFAT.docxBUKU PENGANTAR FILSFAT.docx
BUKU PENGANTAR FILSFAT.docxMunatarKause
 
Firman nur wahyudi (19060484001) ikor2019 a
Firman nur wahyudi (19060484001) ikor2019 aFirman nur wahyudi (19060484001) ikor2019 a
Firman nur wahyudi (19060484001) ikor2019 aFirmanNurWahyudi
 
filsafat ilmu.pptx
filsafat ilmu.pptxfilsafat ilmu.pptx
filsafat ilmu.pptxhasimi3
 
[Indonesia] Filsafat IPA
[Indonesia] Filsafat IPA[Indonesia] Filsafat IPA
[Indonesia] Filsafat IPAIrma Fitriani
 
Pengertian filsafat
Pengertian filsafatPengertian filsafat
Pengertian filsafatAdrian Hulu
 
Annisa kusumaningrum dkk
Annisa kusumaningrum dkkAnnisa kusumaningrum dkk
Annisa kusumaningrum dkkDinda Tugas
 
Filsafat dan Sejarah Keilmuan MIPA
Filsafat dan Sejarah Keilmuan MIPAFilsafat dan Sejarah Keilmuan MIPA
Filsafat dan Sejarah Keilmuan MIPAChristian Lokas
 

Similar to SEJARAH FILSAFAT (20)

Filsafat
FilsafatFilsafat
Filsafat
 
Bab iii pembahasan
Bab iii pembahasanBab iii pembahasan
Bab iii pembahasan
 
Perkeembangan Ilmu dan Teknologi
Perkeembangan Ilmu dan TeknologiPerkeembangan Ilmu dan Teknologi
Perkeembangan Ilmu dan Teknologi
 
Powerpoint chie noth
Powerpoint chie nothPowerpoint chie noth
Powerpoint chie noth
 
Powerpoint chie noth
Powerpoint chie nothPowerpoint chie noth
Powerpoint chie noth
 
Filsafat Modern dan Pembahasan Pendidikan
Filsafat Modern dan Pembahasan PendidikanFilsafat Modern dan Pembahasan Pendidikan
Filsafat Modern dan Pembahasan Pendidikan
 
Tugas Akhir Filsafat_Kelompok 4.pptx
Tugas Akhir Filsafat_Kelompok 4.pptxTugas Akhir Filsafat_Kelompok 4.pptx
Tugas Akhir Filsafat_Kelompok 4.pptx
 
Hubungan Filsafat, Ilmu, dan Agama
Hubungan Filsafat, Ilmu, dan AgamaHubungan Filsafat, Ilmu, dan Agama
Hubungan Filsafat, Ilmu, dan Agama
 
FILSAFAT MANUSIA ( MODERN, KUNO, KONTEMPORER)
FILSAFAT MANUSIA ( MODERN, KUNO, KONTEMPORER)FILSAFAT MANUSIA ( MODERN, KUNO, KONTEMPORER)
FILSAFAT MANUSIA ( MODERN, KUNO, KONTEMPORER)
 
BUKU PENGANTAR FILSFAT.docx
BUKU PENGANTAR FILSFAT.docxBUKU PENGANTAR FILSFAT.docx
BUKU PENGANTAR FILSFAT.docx
 
Firman nur wahyudi (19060484001) ikor2019 a
Firman nur wahyudi (19060484001) ikor2019 aFirman nur wahyudi (19060484001) ikor2019 a
Firman nur wahyudi (19060484001) ikor2019 a
 
filsafat ilmu.pptx
filsafat ilmu.pptxfilsafat ilmu.pptx
filsafat ilmu.pptx
 
fisuf zaman yunani kuno
fisuf zaman yunani kunofisuf zaman yunani kuno
fisuf zaman yunani kuno
 
ilmu filsafat
ilmu filsafatilmu filsafat
ilmu filsafat
 
Aristoteles
AristotelesAristoteles
Aristoteles
 
[Indonesia] Filsafat IPA
[Indonesia] Filsafat IPA[Indonesia] Filsafat IPA
[Indonesia] Filsafat IPA
 
Pengertian filsafat
Pengertian filsafatPengertian filsafat
Pengertian filsafat
 
asrangeofisika
asrangeofisikaasrangeofisika
asrangeofisika
 
Annisa kusumaningrum dkk
Annisa kusumaningrum dkkAnnisa kusumaningrum dkk
Annisa kusumaningrum dkk
 
Filsafat dan Sejarah Keilmuan MIPA
Filsafat dan Sejarah Keilmuan MIPAFilsafat dan Sejarah Keilmuan MIPA
Filsafat dan Sejarah Keilmuan MIPA
 

More from juniska efendi

Ruang lingkup dan pembagian ulumul qur’an
Ruang lingkup dan pembagian ulumul qur’anRuang lingkup dan pembagian ulumul qur’an
Ruang lingkup dan pembagian ulumul qur’anjuniska efendi
 
Prinsip – prinsip yang terkandung dalam batang tubuh undang – undang dasar 1945
Prinsip – prinsip yang terkandung dalam batang tubuh undang – undang dasar 1945Prinsip – prinsip yang terkandung dalam batang tubuh undang – undang dasar 1945
Prinsip – prinsip yang terkandung dalam batang tubuh undang – undang dasar 1945juniska efendi
 
Perkembangan teori hukum revisi
Perkembangan teori hukum revisiPerkembangan teori hukum revisi
Perkembangan teori hukum revisijuniska efendi
 
Makalah ulumul quran terjemah
Makalah ulumul quran  terjemahMakalah ulumul quran  terjemah
Makalah ulumul quran terjemahjuniska efendi
 
Makalah spi masa kemunduran (1250 1500 m)
Makalah spi masa kemunduran (1250 1500 m)Makalah spi masa kemunduran (1250 1500 m)
Makalah spi masa kemunduran (1250 1500 m)juniska efendi
 
Makalah sejarah peradaban i slam penjajahan barat terhadap islam dan upaya ua...
Makalah sejarah peradaban i slam penjajahan barat terhadap islam dan upaya ua...Makalah sejarah peradaban i slam penjajahan barat terhadap islam dan upaya ua...
Makalah sejarah peradaban i slam penjajahan barat terhadap islam dan upaya ua...juniska efendi
 
Makalah munasabah alquran1
Makalah munasabah alquran1Makalah munasabah alquran1
Makalah munasabah alquran1juniska efendi
 
Makalah islam indonesia zaman modern dan kontemporer
Makalah islam indonesia zaman modern dan kontemporerMakalah islam indonesia zaman modern dan kontemporer
Makalah islam indonesia zaman modern dan kontemporerjuniska efendi
 
Makalah ilmu kalam aliran ahmadiyah
Makalah ilmu kalam aliran ahmadiyahMakalah ilmu kalam aliran ahmadiyah
Makalah ilmu kalam aliran ahmadiyahjuniska efendi
 
Makalah filsafat unum iman pasca modern
Makalah filsafat unum iman pasca modernMakalah filsafat unum iman pasca modern
Makalah filsafat unum iman pasca modernjuniska efendi
 
Keliping seni budaya aliran seni rupa
Keliping seni budaya aliran seni rupaKeliping seni budaya aliran seni rupa
Keliping seni budaya aliran seni rupajuniska efendi
 

More from juniska efendi (14)

Ruang lingkup dan pembagian ulumul qur’an
Ruang lingkup dan pembagian ulumul qur’anRuang lingkup dan pembagian ulumul qur’an
Ruang lingkup dan pembagian ulumul qur’an
 
Prinsip – prinsip yang terkandung dalam batang tubuh undang – undang dasar 1945
Prinsip – prinsip yang terkandung dalam batang tubuh undang – undang dasar 1945Prinsip – prinsip yang terkandung dalam batang tubuh undang – undang dasar 1945
Prinsip – prinsip yang terkandung dalam batang tubuh undang – undang dasar 1945
 
Perkembangan teori hukum revisi
Perkembangan teori hukum revisiPerkembangan teori hukum revisi
Perkembangan teori hukum revisi
 
Makkiyah
MakkiyahMakkiyah
Makkiyah
 
Makalah ulumul quran terjemah
Makalah ulumul quran  terjemahMakalah ulumul quran  terjemah
Makalah ulumul quran terjemah
 
Makalah spi masa kemunduran (1250 1500 m)
Makalah spi masa kemunduran (1250 1500 m)Makalah spi masa kemunduran (1250 1500 m)
Makalah spi masa kemunduran (1250 1500 m)
 
Makalah sejarah peradaban i slam penjajahan barat terhadap islam dan upaya ua...
Makalah sejarah peradaban i slam penjajahan barat terhadap islam dan upaya ua...Makalah sejarah peradaban i slam penjajahan barat terhadap islam dan upaya ua...
Makalah sejarah peradaban i slam penjajahan barat terhadap islam dan upaya ua...
 
Makalah munasabah alquran1
Makalah munasabah alquran1Makalah munasabah alquran1
Makalah munasabah alquran1
 
Makalah islam indonesia zaman modern dan kontemporer
Makalah islam indonesia zaman modern dan kontemporerMakalah islam indonesia zaman modern dan kontemporer
Makalah islam indonesia zaman modern dan kontemporer
 
Makalah ilmu kalam aliran ahmadiyah
Makalah ilmu kalam aliran ahmadiyahMakalah ilmu kalam aliran ahmadiyah
Makalah ilmu kalam aliran ahmadiyah
 
Makalah ijaz alquran
Makalah ijaz alquranMakalah ijaz alquran
Makalah ijaz alquran
 
Makalah filsafat unum iman pasca modern
Makalah filsafat unum iman pasca modernMakalah filsafat unum iman pasca modern
Makalah filsafat unum iman pasca modern
 
Latar belakang
Latar belakangLatar belakang
Latar belakang
 
Keliping seni budaya aliran seni rupa
Keliping seni budaya aliran seni rupaKeliping seni budaya aliran seni rupa
Keliping seni budaya aliran seni rupa
 

SEJARAH FILSAFAT

  • 1. SEJARAH PERKEMBANGAN PEMIKIRAN FILSAFAT : SUATU PENGANTAR KEARAH FILSAFAT ILMU Oleh: Budi Setiawan1 (PJMK MKWU: Filsafat Ilmu & Logika) 1. Sejarah Perkembangan Pemikiran Yunani Kuno: Dari Mitos ke Logos Secara historis kelahiran dan perkembangan pemikiran Yunani Kuno(sistem berpikir) tidak dapat dilepaskan dari keberadaan kelahiran dan perkembangan filsafat, dalam hal ini adalah sejarah filsafat. Dalam tradisi sejarah filsafat mengenal 3 (tiga) tradisi besar sejarah, yakni tradisi: (1) Sejarah Filsafat India (sekitar2000 SM – dewasa ini), (2) Sejarah Filsafat Cina (sekitar 600 SM – dewasa ini), dan (3) Sejarah Filsafat Barat (sekitar 600 SM – dewasa ini). Dari ketiga tradisi sejarah tersebut di atas, tradisi Sejarah Filsafat Barat adalah basis kelahiran dan perkembangan ilmu (scientiae/science/sain) sebagaimana yang kita kenal sekarang ini. Titik-tolak dan orientasi sejarah filsafat baik yang diperlihatkan dalam tradisi Sejarah Filsafat India maupun Cina disatu pihak dan Sejarah Filsafat Barat dilain pihak, yakni semenjak periodesasi awal sudah memperlihatkan titik-tolak dan orientasi sejarah yang berbeda. Pada tradisi Sejarah Fisafat India dan Cina, lebih memperlihatkan perhatiannya yang besar pada masalah-masalah keagamaan, moral/etika dan cara-cara/kiat untuk mencapai keselamatan hidup manusia di dunia dan kelak keselamatan sesudah kematian. Sedangkan pada tradisi Sejarah Filsafat Barat semenjak periodesasi awalnya (Yunani Kuno/Klasik: 600 SM – 400 SM), para pemikir pada masa itu sudah mulai mempermasalahkan dan mencari unsur induk (arché) yang dianggap sebagai asal mula segala sesuatu/semesta alam Sebagaimana yang dikemukakan oleh Thales (sekitar 600 SM) bahwa “air” merupakan arché, sedangkan Anaximander (sekitar 610 -540 SM) berpendapat arché adalah sesuatu “yang tak terbatas”, Anaximenes (sekitar 585 – 525 SM berpendapat “udara” yang merupakan unsur induk dari segala sesuatu. Nama penting lain pada periode ini adalah Herakleitos (± 500 SM) dan Parmenides (515 – 440 SM), Herakleitos mengemukakan bahwa segala sesuatu itu “mengalir” (“panta rhei”) bahwa segala sesuatu itu berubah terus- menerus/perubahan sedangkan Parmenides menyatakan bahwa segala sesuatu itu justru sebagai sesuatu yang tetap (tidak berubah). Lain lagi Pythagoras (sekitar 500 SM) berpendapat bahwa segala sesuatu itu terdiri dari “bilangan-bilangan”: struktur dasar kenyataan itu tidak lain adalah “ritme”, dan Pythagoraslah orang pertama yang menyebut/memperkenalkan dirinya sebagai sorang “filsuf”, yakni seseorang yang selalu bersedia/mencinta untuk menggapai kebenaran melalui berpikir/bermenung secara kritis dan radikal (radix) secara terus-menerus. 1 Makalah ini disampaikan dalam Interenship Dosen Filsafat Ilmu yang diselenggarakan oleh MKWU Universitas Airlangga, Surabaya, 28-29 Juli 2010 1
  • 2. Yang hendak dikatakan disini adalah hal upaya mencari unsur induk segala sesuatu (arche), itulah momentum awal sejarah yang telah membongkar periode myte (mythos/mitologi) yang mengungkung pemikiran manusia pada masa itu kearah rasionalitas (logos) dengan suatu metode berpikir untuk mencari sebab awal dari segala sesuatu dengan merunut dari hubungan kausalitasnya (sebab-akibat). Jadi unsur penting berpikir ilmiah sudah mulai dipakai, yakni: rasio dan logika (konsekuensi). Meskipun tentu saja ini arché yang dikemukakan para filsuf tadi masih bersifat spekulatif dalam arti masih belum dikembangkan lebih lanjut dengan melakukan pembuktian (verifikasi) melalui observasi maupun eksperimen (metode) dalam kenyataan (empiris), tetapi prosedur berpikir untuk menemukannya melalui suatu bentuk berpikir sebab-akibat secara rasional itulah yang patut dicatat sebagai suatu arah baru dalam sejarah pemikiran manusia. Hubungan sebab-akibat inilah yang dalam ilmu pengetahuan disebut sebagai hukum (ilmiah). Singkatnya, hukum ilmiah atau hubungan sebab-akibat merupakan obyek material utama dari ilmu pengetahuan. Demikian pula kelak dengan tradisi melakukan verifikasi melalui observasi dan eksperimen secara berulangkali dihasilkan teori ilmiah. Zaman keemasan/puncak dari filsafat Yunani Kuno/Klasik, dicapai pada masa Sokrates (± 470 – 400 SM), Plato (428-348 SM) dan Aristoteles (384-322 SM). Sokrates sebagai guru dari Plato maupun tidak meninggalkan karya tulis satupun dari hasil pemikirannya, tetapi pemikiran-pemikirannya secara tidak langsung banyak dikemukakan dalam tulisan-tulisan para pemikir Yunani lainnya tetapi terutama ditemukan dalam karya muridnya Plato. Filsafat Plato dikenal sebagai ideal (isme) dalam hal ajarannya bahwa kenyataan itu tidak lain adalah proyeksi atau bayang- bayang/bayangan dari suatu dunia “ide” yang abadi belaka dan oleh karena itu yang ada nyata adalah “ide” itu sendiri. Filsafat Plato juga merupakan jalan tengah dari ajaran Herakleitos dan Parmenides. Dunia “ide” itulah yang tetap tidak berubah/abadi sedangkan kenyataan yang dapat diobservasi sebagai sesuatu yang senantiasa berubah. Karya-Karya lainnya dari Plato sangat dalam dan luas meliputi logika, epistemologi, antropologi (metafisika), teologi, etika, estetika, politik, ontologi dan filsafat alam. Sedangkan Aristoteles sebagai murid Plato, dalam banyak hal sering tidak setuju/berlawanan dengan apa yang diperoleh dari gurunya (Plato). Bagi Aristoteles “ide” bukanlah terletak dalam dunia “abadi” sebagaimana yang dikemukakan oleh Plato, tetapi justru terletak pada kenyataan/benda-benda itu sendiri. Setiap benda mempunyai dua unsur yang tidak dapat dipisahkan, yaitu materi (“hylé”) dan bentuk (“morfé”). Lebih jauh bahkan dikatakan bahwa “ide” tidak dapat dilepaskan atau dikatakan tanpa materi, sedangkan presentasi materi mestilah dengan bentuk. Dengan demikian maka bentuk-bentuk “bertindak” di dalam materi, artinya bentuk memberikan kenyataan kepada materi dan sekaligus adalah tujuan (finalis) dari materi. Aristoteles menulis banyak bidang, meliputi logika, etika, politik, metafisika, psikologi dan ilmu alam. Pemikiran-pemikirannya yang sistematis tersebut banyak menyumbang kepada perkembangan ilmu pengetahuan 2
  • 3. 2. Jaman Patristik dan Skolastik: Filsafat Dalam dan Untuk Agama Pada jaman ini dikenal sebagai Abad Pertengahan (400-1500 ). Filsafat pada abad ini dikuasai dengan pemikiran keagamaan (Kristiani). Puncak filsafat Kristiani ini adalah Patristik (Lt. “Patres”/Bapa-bapa Gereja) dan Skolastik Patristik sendiri dibagi atas Patristik Yunani (atau Patristik Timur) dan Patristik Latin (atau Patristik Barat). Tokoh-tokoh Patristik Yunani ini anatara lain Clemens dari Alexandria (150-215), Origenes (185-254), Gregorius dari Naziane (330-390), Basilius (330-379). Tokoh- tokoh dari Patristik Latin antara lain Hilarius (315-367), Ambrosius (339-397), Hieronymus (347-420) dan Augustinus (354-430). Ajaran-ajaran dari para Bapa Gereja ini adalah falsafi-teologis, yang pada intinya ajaran ini ingin memperlihatkan bahwa iman sesuai dengan pikiran-pikiran paling dalam dari manusia. Ajaran-ajaran ini banyak pengaruh dari Plotinos. Pada masa ini dapat dikatakan era filsafat yang berlandaskan akal-budi “diabdikan” untuk dogma agama. Jaman Skolastik (sekitar tahun 1000), pengaruh Plotinus diambil alih oleh Aristoteles. Pemikiran-pemikiran Ariestoteles kembali dikenal dalam karya beberapa filsuf Yahudi maupun Islam, terutama melalui Avicena (Ibn. Sina, 980-1037), Averroes (Ibn. Rushd, 1126-1198) dan Maimonides (1135-1204). Pengaruh Aristoteles demikian besar sehingga ia (Aristoteles) disebut sebagai “Sang Filsuf” sedangkan Averroes yang banyak membahas karya Aristoteles dijuluki sebagai “Sang Komentator”. Pertemuan pemikiran Aristoteles dengan iman Kristiani menghasilkan filsuf penting sebagian besar dari ordo baru yang lahir pada masa Abad Pertengahan, yaitu, dari ordo Dominikan dan Fransiskan.. Filsafatnya disebut “Skolastik” (Lt. “scholasticus”, “guru”), karena pada periode ini filsafat diajarkan dalam sekolah- sekolah biara dan universitas-universitas menurut suatu kurikulum yang baku dan bersifat internasional. Inti ajaran ini bertema pokok bahwa ada hubungan antara iman dengan akal budi. Pada masa ini filsafat mulai ambil jarak dengan agama, dengan melihat sebagai suatu kesetaraan antara satu dengan yang lain (Agama dengan Filsafat) bukan yang satu “mengabdi” terhadap yang lain atau sebaliknya. Sampai dengan di penghujung Abad Pertengahan sebagai abad yang kurang kondusif terhadap perkembangan ilmu, dapatlah diingat dengan nasib seorang astronom berkebangsaan Polandia N. Copernicus yang dihukum kurungan seumur hidup oleh otoritas Gereja, ketika mengemukakan temuannya tentang pusat peredaran benda- benda angkasa adalah matahari (Heleosentrisme). Teori ini dianggap oleh otoritas Gereja sebagai bertentangan dengan teori geosentrisme (Bumi sebagai pusat peredaran benda-benda angkasa) yang dikemukakan oleh Ptolomeus semenjak jaman Yunani yang justru telah mendapat “mandat” dari otoritas Gereja. Oleh karena itu dianggap menjatuhkan kewibawaan Gereja. 3
  • 4. 3. Jaman Modern: Lahir dan Berkembangan Tradisi Ilmu Pengetahuan Jembatan antara Abad pertengahan dan Jaman Modern adalah jaman “Renesanse”, periode sekitar 1400-1600. Filsuf-filsuf penting dari jaman ini adalah N. Macchiavelli (1469-1527), Th. Hobbes (1588-1679), Th. More (1478-1535) dan Frc. Bacon (1561- 1626). Pembaharuan yang sangat bermakna pada jaman ini ((renesanse) adalah “antroposentrisme”nya. Artinya pusat perhatian pemikiran tidak lagi kosmos seperti pada jaman Yunani Kuno, atau Tuhan sebagaimana dalam Abad Pertengahan. Setelah Renesanse mulailah jaman Barok, pada jaman ini tradisi rasionalisme ditumbuh-kembangkan oleh filsuf-filsuf antara lain; R. Descartes (1596-1650), B. Spinoza (1632-1677) dan G. Leibniz (1646-1710). Para Filsuf tersebut di atas menekankan pentingnya kemungkinan-kemungkinan akal-budi (“ratio”) didalam mengembangkan pengetahuan manusia. Pada abad kedelapan belas mulai memasuki perkembangan baru. Setelah reformasi, renesanse dan setelah rasionalisme jaman Barok, pemikiran manusia mulai dianggap telah “dewasa”. Periode sejarah perkembangan pemikiran filsafat disebut sebagai “Jaman Pencerahan” atau “Fajar Budi” (Ing. “Enlightenment”, Jrm. “Aufklärung”. Filsuf-filsuf pada jaman ini disebut sebagai para “empirikus”, yang ajarannya lebih menekankan bahwa suatu pengetahuan adalah mungkin karena adanya pengalaman indrawi manusia (Lt. “empeira”, “pengalaman”). Para empirikus besar Inggris antara lain J. Locke (1632-1704), G. Berkeley (1684-1753) dan D. Hume (1711-1776). Di Perancis JJ. Rousseau (1712-1778) dan di Jerman Immanuel Kant (1724-1804) Secara khusus ingin dikemukakan disini adalah peranan filsuf Jerman Immanuel Kant, yang dapat dianggap sebagai inspirator dan sekaligus sebagai peletak dasar fondasi ilmu, yakni dengan “mendamaikan” pertentangan epistemologik pengetahuan antara kaum rasionalisme versus kaum empirisme. Immanuel Kant dalam karyanya utamanya yang terkenal terbit tahun 1781 yang berjudul Kritik der reinen vernunft (Ing. Critique of Pure Reason), memberi arah baru mengenai filsafat pengetahuan. Dalam bukunya itu Kant memperkenalkan suatu konsepsi baru tentang pengetahuan. Pada dasarnya dia tidak mengingkari kebenaran pengetahuan yang dikemukakan oleh kaum rasionalisme maupun empirisme, yang salah apabila masing-masing dari keduanya mengkalim secara ekstrim pendapatnya dan menolak pendapat yang lainnya. Dengan kata lain memang pengetahuan dihimpun setelah melalui (aposteriori) sistem penginderaan (sensory system) manusia, tetapi tanpa pikiran murni (a priori) yang aktif tidaklah mungkin tanpa kategorisasi dan penataan dari rasio manusia. Menurut Kant, empirisme mengandung kelemahan karena anggapan bahwa pengetahuan yang dimiliki manusia hanya lah rekaman kesan-kesan (impresi) dari pengalamannya. Pengetahuan yang dimiliki manusia merupakan hasil sintesis antara yang apriori (yang sudah ada dalam kesadaran dan pikiran manusia) dengan impresi yang diperoleh dari pengalaman. Bagi Kant yang terpenting bagaimana pikiran manusia mamahami dan menafsirkan apa yang direkam secara empirikal, bukan bagaimana kenyataan itu tampil sebagai benda itu sendiri 4
  • 5. 4. Masa Kini: Suatu Peneguhan Ilmu Yang Otonom Pada abad ketujuh belas dan kedelapan belas perkembangan pemikiran filsafat pengetahuan memperlihatkan aliran-aliran besar: rasionalisme, empirisme dan idealisme dengan mempertahankan wilayah-wilayah yang luas. Dibandingkan dengan filsafat abad ketujuh belas dan abad kedelapan belas, filsafat abad kesembilan belas dan abad kedua puluh banyak bermunculan aliran-aliran baru dalam filsafat tetapi wilayah pengaruhnya lebih tertentu. Akan tetapi justru menemukan bentuknya (format) yang lebih bebas dari corak spekulasi filsafati dan otonom. Aliran-aliran tersebut antara laian: positivisme, marxisme, eksistensialisme, pragmatisme, neo- kantianisme, neo-tomisme dan fenomenologi. Berkaitan dengan filosofi penelitian Ilmu Sosial, aliran yang tidak bisa dilewatkan adalah positivisme yang digagas oleh filsuf A. Comte (1798-1857). Menurut Comte pemikiran manusia dapat dibagi kedalam tiga tahap/fase, yaitu tahap: (1) teologis, (2) Metafisis, dan (3) Positif-ilmiah. Bagi era manusia dewasa (modern) ini pengetahuan hanya mungkin dengan menerapkan metode-metode positif ilmiah, artinya setiap pemikiran hanya benar secara ilmiah bilamana dapat diuji dan dibuktikan dengan pengukuran-pengukuran yang jelas dan pasti sebagaimana berat, luas dan isi suatu benda. Dengan demikian Comte menolak spekulasi “metafisik”, dan oleh karena itu ilmu sosial yang digagas olehnya ketika itu dinamakan “Fisika Sosial” sebelum dikenal sekarang sebagai “Sosiologi”. Bisa dipahami, karena pada masa itu ilmu-ilmu alam (Natural sciences) sudah lebih “mantap” dan “mapan”, sehingga banyak pendekatan dan metode-metode ilmu-ilmu alam yang diambil-oper oleh ilmu-ilmu sosial (Social sciences) yang berkembang sesudahnya. Pada periode terkini (kontemporer) setelah aliran-aliran sebagaimana disebut di atas munculah aliran-aliran filsafat, misalnya : “Strukturalisme” dan “Postmodernisme”. Strukturalisme dengan tokoh-tokohnya misalnya Cl. Lévi-Strauss, J. Lacan dan M. Faoucault. Tokoh-tokoh Postmodernisme antara lain. J. Habermas, J. Derida. Kini oleh para epistemolog (ataupun dari kalangan sosiologi pengetahuan) dalam perkembangannya kemudian, struktur ilmu pengetahuan semakin lebih sistematik dan lebih lengkap (dilengkapi dengan, teori, logika dan metode sain), sebagaimana yang dikemukakan oleh Walter L.Wallace dalam bukunya The Logic of Science in Sociology. Dari struktur ilmu tersebut tidak lain hendak dikatakan bahwa kegiatan keilmuan/ilmiah itu tidak lain adalah penelitian (search dan research). Demikian pula hal ada dan keberadaan (ontologi/metafisika) suatu ilmu /sain berkaitan dengan watak dan sifat-sifat dari obyek suatu ilmu /sain dan kegunaan/manfaat atau implikasi (aksiologi) ilmu /sain juga menjadi bahasan dalam filsafat ilmu. Setidak- tidaknya hasil pembahasan kefilsafatan tentang ilmu (Filsafat Ilmu) dapat memberikan perspektif kritis bagi ilmu /sain dengan mempersoalkan kembali apa itu:pengetahuan?, kebenaran?, metode ilmiah/keilmuan?, pengujian/verifikasi? dan sebaliknya hasil-hasil terkini dari ilmu /sain dan penerapannya dapat memberikan umpan-balik bagi Filsafat Ilmu sebagai bahan refleksi kritis dalam pokok bahasannya (survey of sciences) sebagaimana yang dikemukakan oleh Whitehead dalam bukunya Science and the Modern World (dalam Hamersma, 1981:48) 5
  • 6. PUSTAKA: Gordon, Scott. 1991. The history and philosophy of social science. New York: Routledge. Hamersma, Harry,. 1981. Pintu Masuk ke Dunia Filsafat. Yogyakarta: Penerbit Kanisius. Lanur, Alex ,. 1985. Logika: Selayang Pandang. Yogyakarta: Penerbit Kanisius Sonny Keraf, A. dan Mikhael Dua. 2001. Ilmu Pengetahuan: Sebuah Tinjauan Filosofis. Yogyakarta: Penerbit Kanisius. Wallace, Walter L. 1971. The Logic of Science in Sociology. New York: Aldine Publishing Company Wedberg, Anders. 1982. A History of Philosophy. Oxford: Clarendon Press. Volume 1 & 2. 6
  • 7. PUSTAKA: Gordon, Scott. 1991. The history and philosophy of social science. New York: Routledge. Hamersma, Harry,. 1981. Pintu Masuk ke Dunia Filsafat. Yogyakarta: Penerbit Kanisius. Lanur, Alex ,. 1985. Logika: Selayang Pandang. Yogyakarta: Penerbit Kanisius Sonny Keraf, A. dan Mikhael Dua. 2001. Ilmu Pengetahuan: Sebuah Tinjauan Filosofis. Yogyakarta: Penerbit Kanisius. Wallace, Walter L. 1971. The Logic of Science in Sociology. New York: Aldine Publishing Company Wedberg, Anders. 1982. A History of Philosophy. Oxford: Clarendon Press. Volume 1 & 2. 6