SlideShare a Scribd company logo
1 of 5
1
PENDIDIKAN BERBASIS LIFE SKILLS,
MENCETAK LULUSAN SIAP KERJA
Oleh : Joko Prasetiyo, S.Pd., MBA
Penulis adalah Kepala SMKN 4 Bintan,
Alumnus Pasca Sarjana UGM.
Setiap tahunnya perguruan tinggi negeri dan swasta meluluskan sarjana dan diploma
yang jumlahnya ratusan ribu, belum lagi ditambah lulusan sekolah menengah umum dan
kejuruan, kalau dijumlahkan totalnya mencapai jutaan lulusan setiap tahunnya. Dari jumlah
tersebut berapa persen yang mampu terserap ke dunia kerja ?, mungkin jumlahnya tidak lebih
dari 50%, sementara sisanya sangat susah mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan latar
belakang pendidikannya.
Mengapa hal tersebut bisa terjadi ?, salah satu penyebabnya karena sistem pendidikan di
sekolah dan perguruan tinggi terkadang mengabaikan unsur pendidikan life skills (kecakapan
hidup), mulai dari kurikulum, sistem pendidikan, fasilitas hingga lingkungan di kampus atau
sekolah yang tidak memperhatikan pentingnya life skills. Lalu bagaimanakah pendidikan yang
berbasis life skills yang mampu menciptakan lulusannya siap kerja ?, berikut ini akan penulis
uraikan mengenai pengertian life skills, landasan dan prinsip umum life skills dan bagaimana
langkah-langkah membangun pendidikan berbasis life skills.
PENGERTIAN LIFE SKILLS
Life skills atau kecakapan hidup menurut Brolin (1980) adalah kontinum pengetahuan dan
kemampuan yang diperlukan oleh seseorang agar menjadi independen dalam kehidupan.
Menurut Fajar (2002) life skills adalah kecakapan yang dibutuhkan untuk bekerja selain
kecakapan dalam bidang akademik. Slamet PH (2012) mendefinisikan life skills sebagai
kemampuan, kesanggupan dan keterampilan yang diperlukan oleh seseorang untuk menjalankan
kehidupan dengan nikmat dan bahagia. Kecakapan tersebut mencakup segala aspek sikap dan
perilaku manusia sebagai bekal untuk menjalankan kehidupan.
Dari beberapa pendapat di atas, pendidikan life skills dapat diartikan sebagai pendidikan
yang memberikan bekal dasar dan latihan yang dilakukan secara benar kepada peserta didik
tentang nilai-nilai kehidupan yang dibutuhkan dan berguna bagi perkembangan peserta didik.
2
Dengan demikian, pendidikan life skills harus dapat merefleksikan kehidupan nyata dalam proses
pengajaran agar peserta didik memperoleh kecakapan hidup tersebut, sehingga peserta didik siap
untuk hidup di tengah-tengah masyarakat.
LANDASAN DAN PRINSIP UMUM LIFE SKILLS
Landasan yuridis pendidikan life skills mengacu pada Undang-undang no 20 tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional, pada pasal 1 ayat 1 dijelaskan bahwa pendidikan adalah
usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan-kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan
yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Jadi pada akhirnya, tujuan pendidikan
adalah membantu peserta didik agar mampu meningkatkan dan mengembangkan dirinya sebagai
pribadi dan anggota masyarakat dalam kehidupan nyata.
Dengan demikian, mata pelajaran, mata kuliah atau mata diklat harus dipahami sebagai
alat bukan sebagai tujuan dalam pencapaian tujuan pendidikan. Maksudnya sebagai alat untuk
mengembangkan potensi peserta didik, agar pada saatnya nanti peserta didik mampu
mengaktualisasikan diri dan siap menghadapi segala permasalahan kehidupan dan sanggup
menyelesaikannya. Oleh karena itu, setiap mata pelajaran atau mata kuliah harus diarahkan
kepada pencapaian tujuan pendidikan dengan membekali peserta didik keterampilan dalam
memecahkan masalah. Dengan bekal life skills yang baik diharapkan para lulusan akan mampu
memecahkan masalah kehidupan yang dihadapi, termasuk mencari atau menciptakan lapangan
kerja bagi mereka yang tidak melanjutkan pendidikannya.
Life skills atau kecakapan hidup dapat dipilah menjadi dua jenis utama yaitu: (1)
Kecakapan hidup yang bersifat generik, yang mencakup: kecakapan personal dan kecakapan
sosial. Kecakapan personal mencakup kecakapan kesadaran diri atau memahami diri dan
kecakapan berpikir, sedangkan kecakapan sosial mencakup kecakapan komunikasi dan
kecakapan bekerja sama, (2) Kecakapan hidup spesifik yaitu kecakapan untuk menghadapi
pekerjaan atau keadaan tertentu, yang mencakup: kecakapan akademik dan kecakapan
vokasional atau kejuruan. Kecakapan akademik terkait dengan bidang pekerjaan yang lebih
memerlukan pemikiran, sehingga mencakup kecakapan mengidentifikasi variabel dan hubungan
antara satu dengan yang lainnya, kecakapan merumuskan hipotesis, kecakapan merancang dan
melaksanakan penelitian. Kecakapan vokasional terkait dengan bidang pekerjaan yang lebih
memerlukan keterampilan motorik. Kecakapan vokasional mencakup kecakapan vokasional
dasar dan vokasional khusus.
Adapun prinsip-prinsip umum pendidikan life skills, khususnya yang berkaitan dengan
kebijakan pendidikan di Indonesia antara lain: (1) Tidak mengubah sistem pendidikan yang
berlaku, (2) Tidak harus mengubah kurikulum, tetapi yang diperlukan adalah penyiasatan
kurikulum untuk diorientasikan dan diintegrasikan pada pengembangan kecakapan hidup, (3)
Pembelajaran menggunakan prinsip learning to know, learning to do, learning to be, dan
learning to life together, (4) Pelaksanaan pendidikan life skills dengan menerapkan manajemen
berbasis sekolah, (5) Potensi wilayah sekitar sekolah dapat direfleksikan dalam penyelenggaraan
pendidikan, sesuai dengan prinsip pendidikan kontekstual dan pendidikan berbasis luas, (6)
Paradigma learning for life and school to work dapat dijadikan dasar kegiatan pendidikan,
sehingga terjadi pertautan antara pendidikan dengan kehidupan nyata peserta didik, (7)
Penyelengaraan pendidikan harus selalu diarahkan agar peserta didik menuju hidup yang sehat
3
dan berkualitas, mendapatkan pengetahuan dan wawasan yang luas, serta memiliki akses untuk
mampu memenuhi hidupnya secara layak.
LANGKAH-LANGKAH MEMBANGUN PENDIDIKAN BERBASIS LIFE SKILLS
Untuk membangun pendidikan life skills di lembaga pendidikan, ada beberapa langkah
yang harus dilakukan, antara lain:
1. Target Setiap Mata Pelajaran atau Mata Kuliah
Setiap mata pelajaran, mata diklat atau mata kuliah baik itu kurikulum pemerintah
maupun kurikulum muatan lokal harus memenuhi target kompetensi dan skills yang jelas.
Kalau tidak ada target ini, maka upaya membangun life skills sulit terlaksana. Masing-
masing pelajaran mempunyai orientasi masa depan yang jelas, sehingga diperlukan target
kualitatif dan kuantitatif. Kalau setiap mata pelajaran, mata diklat atau mata kuliah
kosong dari orientasi masa depan, maka target kualitatif dan kuantitatif akan sulit
terwujud dan pendidikan life skills akan jauh dari kenyataan, dan hal ini tidak boleh
terjadi, ibarat orang berjalan harus tahu arah, tujuan, cara melangkah dan target yang
dicanangkan. Dalam pendidikan life skills, setiap mata pelajaran, mata diklat atau mata
kuliah harus mempunyai tujuan, target yang kongkret dan riil.
2. Sarana dan Prasarana Pendidikan
Pendidikan life skills membutuhkan sarana dan prasarana pendidikan yang
representatif untuk menggugah semangat peserta didik dalam menggali dan
mengembangkan potensinya. Diperlukan peralatan yang disesuaikan dengan spesifikasi
skills yang diharapkan. Misalnya, dibutuhkan komputer, mesin jahit yang memadai,
perpustakaan yang representatif, internet, pasar/toko, lapangan olah raga, alat-alat musik,
laboratorium bahasa, ruang praktik penelitian, dan peralatan lainnya.
Studi banding ke dunia usaha dan dunia industri bisa dijadikan salah satu cara jika
peralatan masih sulit didapatkan atau belum memadai. Misalnya dalam pelajaran
jurnalistik, siswa bisa diajak langsung ke kantor media masa, melihat proses pemberitaan,
editing, pembuatan headlines, proses cetak dan lain sebagainya. Dalam pelajaran PPKn
(Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan) siswa dapat diajak berdiskusi langsung
dengan anggota DPR, DPRD, pemerintah, pengadilan, dan instansi pemerintah sesuai
dengan materi yang diajarkan. Dalam pelajaran bahasa inggris, siswa bisa diajak bertemu
langsung dengan native speaker, misalnya diajak ke tempat-tempat wisata yang sering
dikunjungi oleh wisatawan manca negara.
3. Peran Guru/Instruktur
Peran guru dalam melaksanakan pendidikan life skills ini sangat besar. Guru
berperan sebagai sosok fasilitator, motivator, dinamisator dan katalisator bagi
pengembangan bakat dan talenta anak didik. Sosok guru sangat menentukan dalam
membangkitkan semangat, menebarkan nilai idealisme, dan mengokohkan semangat
pantang menyerah dalam berproses sepanjang hayat masih dikandung badan.
Untuk menunjang harapan dan target besar pencapaian program life skills tentunya
dibutuhkan guru/instruktur yang profesional, karena guru/instruktur yang profesional
mampu membangkitkan semangat belajar, menanamkan kepercayaan diri dan
kemandirian, serta memberikan keyakinan kuat akan kesuksesan, menghilangkan
keputusasaan, mudah menyerah, minder dan takut gagal.
4. Memanfaatkan Kegiatan Ekstrakurikuler
4
Melihat padatnya muatan kurikulum yang harus diselesaikan pada waktu
intrakurikuler, maka pendidikan life skills lebih bisa diintensifkan pada kegiatan ekstra
kurikuler. Kegiatan ekstra kurikuler biasanya dilakukan pada waktu sore hari dengan
durasi waktu yang cukup panjang.
Pada waktu kegiatan ekstrakurikuler, siswa bisa fokus mengikuti pendidikan life
skills daripada waktu pagi hingga siang hari yang penuh dengan pelajaran yang
membutuhkan konsentrasi total. Kegiatan ekstra kurikuler bisa dimanfaatkan secara
produktif untuk memperdalam secara teori dan praktik materi pendidikan life skills,
khususnya vocational skills, seperti menjahit, kursus komputer, jurnalistik, musik,
drama/teater, dan lain sebagainya. Dengan demikian siswa dapat mengeksplorasi dan
melakukan improvisasi kemampuannya secara maksimal sehingga hasil yang dicapai
diharapkan memuaskan.
5. Menanamkan Mental Wirausaha
Pendidikan life skills lebih efektif kalau peserta didik diberi wawasan
kewirausahaan yang handal dan menyeluruh. Kewirausahaan ini bisa menjadi spirit batin
yang menggerakkan mental aktif dan dinamis dalam menjemput peluang, gigih dalam
berproses, dan inovatif dalam melakukan pengembangan secara terus-menerus di tengah
pusaran globalisasi yang berjalan dengan kecepatan tinggi.
Secara global ciri manusia wiraswasta adalah berkemauan keras, berkeyakinan kuat
atas kekuatan pribadi, jujur dan bertanggung jawab, ketahanan fisik dan mental yang
kuat, tekun dan ulet dalam bekerja keras, dan memiliki pemikiran yang konstruktif dan
kreatif.
Dalam konteks kewirausahaan ini, seseorang membutuhkan kecerdasan emosional
agar dalam berkomunikasi dan membangun tim kerja bisa berjalan sukses. Kalau hanya
mengandalkan kecerdasan intelektual, dikhawatirkan akan terserang egoisme,
individualisme dan menonjolkan diri sendiri yang berdampak negatif bagi perkembangan
mekanisme kewirausahaan yang dibangun.
METODE PENERAPAN LIFE SKILLS:
Metode-metode yang dapat digunakan dalam menerapkan life skills dalam kegiatan belajar
mengajar di sekolah dan di kampus antara lain:
(1) Metode kerja kelompok dapat digunakan untuk melatih dan meningkatkan kemampuan
bersosialisasi dan berinteraksi antar sesama siswa, menghargai kelebihan dan
kekuranagan masing-masing anggota tim, kemampuan berkomunikasi dengan sesama
anggota tim, kemampuan mengatur kerja dalam tim, bekerja dalam tim, dan lain-lain.
(2) Metode eksperimen dapat digunakan untuk melatih kemampuan siswa dalam
menganalisis sesuatu, menghubungkan sebab akibat, mencari jalan keluar terhadap
permasalahan yang ada, berfikir berdasarkan fakta yang ada dan didukung dengan
landasan teori yang telah ditanamkan melalui ceramah dan tanya jawab. Siswa diberi
keluasan untuk melakukan percobaan yang berbeda antar satu degan lainnya, guru lebih
difokuskan sebagai pengarah dan fasilitator dalam meaksanakan eksperimen. Melalui
kegiatan ini diharapkan kecakapan akademik dan berfikir siswa terlatih dan berkembang
sesuai potensi siswa.
5
(3) Pemberian tugas dalam bentuk laporan disertai dengan presentasi di depan kelas dapat
digunakan untuk mengasah kemampuan siswa dalam menuangkan pokok-pokok pikiran
atau ide-ide yang berbentuk tulisan sekaligus mengkomunikasikannya secara lisan. Dari
kegiatan ini siswa berlatih bagaimana berkomunikasi lisan maupun tulisan, mengeluarkan
ide-ide atau gagasan, mendengar dan menghargai perbedaan pendapat dari orang lain,
mengelola emosi , dan hal-hal lain yang berhubungan dengan dirinya dan orang lain.
Sedangkan hal-hal yang harus dilakukan, dalam melakukan reorientasi pembelajaran antara
lain merubah metoda mengajar, menggunakan metoda yang lebih bervariatif dan exploratif,
sehingga (1) mendorong siswa lebih aktif, (2) guru sebagai fasilitator, (3) materi pembelajaran
terkait dengan kehidupan siswa sehari-hari, sehingga bisa digunakan untuk memecahkan
permasalahan kehidupan, (4) belajar tidak terbelenggu dengan pembelajaran yang bersifat
klasikal, tapi dapat menggunakan alam sebagai sumber belajar atau potensi lain yang
memungkinkan, (5) guru dituntut kreatif dan inovatif membuat permasalahan dan tidak mengacu
pada satu jenis dan judul buku saja (harus banyak referensi), (6) Kegiatan Belajar mengajar
harus demokratis dan tidak kaku (penuh dialog dan diskusi), (7) menggeser “teaching” menjadi
“ learning”, untuk memberi peluang siswa terbiasa belajar mandiri dan mencari informasi dari
berbagai sumber.
Untuk mendukung implementasi life skills maka harus didukung juga dengan pengembangan
Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) yang mencakup: (1) diarahkan kepada otonomi sekolah
dalam mengatur dirinya, (2) kemandirian dalam inovasi, (3) keterbukaan dalam pengelolaan
sumberdaya, (4) kerjasama dengan masyarakat, dunia usaha dan dunia industri, (5) akuntabilitas
program dan penggunaan dana, (6) berkelanjutan.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam implementasi program life skills antara lain: (1)
penerapan program life skills harus dipastikan tidak terjebak pada muatan materi yang sifatnya
missal dan seragam, (2) penerapan life skills harus didukung oleh SDM (guru/dosen) yang
kompeten, (3) program life skills jangan hanya terjerumus sekedar melayani kepentingan dunia
industri saja, karena life skills bukan hanya mengajarkan peserta didik untuk menjadi “tukang-
tukang” yang terampil bekerja, tetapi justru mengajarkan kepada mereka agar dapat mandiri,
kreatif dan inovatif menyiasati setiap persoalan kehidupan.
Demikian paparan penulis mengenai pendidikan berbasis life skills, semoga bermanfaat bagi
para pembaca dan dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi kemajuan dunia pendidikan.
Amin.

More Related Content

What's hot

Kertas kerja guru penyayang ( SSDM )
Kertas kerja guru penyayang ( SSDM )Kertas kerja guru penyayang ( SSDM )
Kertas kerja guru penyayang ( SSDM )Noraini Sahirin
 
110048364 nota-ringkas-edu3108
110048364 nota-ringkas-edu3108110048364 nota-ringkas-edu3108
110048364 nota-ringkas-edu3108Habibah Abdullah
 
Profesionalisme guru Bahasa Melayu
Profesionalisme guru Bahasa MelayuProfesionalisme guru Bahasa Melayu
Profesionalisme guru Bahasa MelayuYahya Othman
 
Menjadi Guru Profesional
Menjadi Guru ProfesionalMenjadi Guru Profesional
Menjadi Guru Profesionaliqbalmayzun
 
CIRI-CIRI DAN KUALITI GURU YANG PROFESIONAL
CIRI-CIRI DAN KUALITI GURU YANG PROFESIONALCIRI-CIRI DAN KUALITI GURU YANG PROFESIONAL
CIRI-CIRI DAN KUALITI GURU YANG PROFESIONALasyikin hashim
 
Kualiti pendidikan prasekolah
Kualiti pendidikan prasekolahKualiti pendidikan prasekolah
Kualiti pendidikan prasekolahHon Shan Shan
 
Profesionalisme Guru
Profesionalisme GuruProfesionalisme Guru
Profesionalisme Guruhadathaical
 
Edup2132 topik 3 (peringkat perkembangan guru)
Edup2132 topik 3 (peringkat perkembangan guru)Edup2132 topik 3 (peringkat perkembangan guru)
Edup2132 topik 3 (peringkat perkembangan guru)Mohd Shirazi
 
Cara meningkatkan 4_kompetensi_pada_guru
Cara meningkatkan 4_kompetensi_pada_guruCara meningkatkan 4_kompetensi_pada_guru
Cara meningkatkan 4_kompetensi_pada_gurumacilpecil
 
Guru Sebagai Agen Pembelajaran
Guru Sebagai Agen PembelajaranGuru Sebagai Agen Pembelajaran
Guru Sebagai Agen Pembelajaranangayank
 
Upaya peningkatan aktivitas siswa dalam pembelajaran pkn dengan menggunakan m...
Upaya peningkatan aktivitas siswa dalam pembelajaran pkn dengan menggunakan m...Upaya peningkatan aktivitas siswa dalam pembelajaran pkn dengan menggunakan m...
Upaya peningkatan aktivitas siswa dalam pembelajaran pkn dengan menggunakan m...guest533a419
 
Jurnal kompetensi guru_dalam_pbb
Jurnal kompetensi guru_dalam_pbbJurnal kompetensi guru_dalam_pbb
Jurnal kompetensi guru_dalam_pbbabdul roup
 
Falsafah pendidikan islam projek akhir a167854
Falsafah pendidikan islam projek akhir a167854Falsafah pendidikan islam projek akhir a167854
Falsafah pendidikan islam projek akhir a167854SudeshKannahMohan
 
peranan guru dalam pendidikan moral
peranan guru dalam pendidikan moralperanan guru dalam pendidikan moral
peranan guru dalam pendidikan moralWan Nor Faezah
 
Teknik2 mengajar
Teknik2 mengajarTeknik2 mengajar
Teknik2 mengajarbaharnizam
 

What's hot (20)

Kertas kerja guru penyayang ( SSDM )
Kertas kerja guru penyayang ( SSDM )Kertas kerja guru penyayang ( SSDM )
Kertas kerja guru penyayang ( SSDM )
 
110048364 nota-ringkas-edu3108
110048364 nota-ringkas-edu3108110048364 nota-ringkas-edu3108
110048364 nota-ringkas-edu3108
 
Profesionalisme guru Bahasa Melayu
Profesionalisme guru Bahasa MelayuProfesionalisme guru Bahasa Melayu
Profesionalisme guru Bahasa Melayu
 
Menjadi Guru Profesional
Menjadi Guru ProfesionalMenjadi Guru Profesional
Menjadi Guru Profesional
 
profesionalisme perrguruan
profesionalisme perrguruanprofesionalisme perrguruan
profesionalisme perrguruan
 
CIRI-CIRI DAN KUALITI GURU YANG PROFESIONAL
CIRI-CIRI DAN KUALITI GURU YANG PROFESIONALCIRI-CIRI DAN KUALITI GURU YANG PROFESIONAL
CIRI-CIRI DAN KUALITI GURU YANG PROFESIONAL
 
Etika profesion keguruan
Etika profesion keguruanEtika profesion keguruan
Etika profesion keguruan
 
Kualiti pendidikan prasekolah
Kualiti pendidikan prasekolahKualiti pendidikan prasekolah
Kualiti pendidikan prasekolah
 
Profesionalisme Guru
Profesionalisme GuruProfesionalisme Guru
Profesionalisme Guru
 
Edup2132 topik 3 (peringkat perkembangan guru)
Edup2132 topik 3 (peringkat perkembangan guru)Edup2132 topik 3 (peringkat perkembangan guru)
Edup2132 topik 3 (peringkat perkembangan guru)
 
Guru sebagai agen perubahan(masyarakat)
Guru sebagai agen perubahan(masyarakat)Guru sebagai agen perubahan(masyarakat)
Guru sebagai agen perubahan(masyarakat)
 
Cara meningkatkan 4_kompetensi_pada_guru
Cara meningkatkan 4_kompetensi_pada_guruCara meningkatkan 4_kompetensi_pada_guru
Cara meningkatkan 4_kompetensi_pada_guru
 
Guru Sebagai Agen Pembelajaran
Guru Sebagai Agen PembelajaranGuru Sebagai Agen Pembelajaran
Guru Sebagai Agen Pembelajaran
 
Guru berkesan
Guru berkesanGuru berkesan
Guru berkesan
 
Upaya peningkatan aktivitas siswa dalam pembelajaran pkn dengan menggunakan m...
Upaya peningkatan aktivitas siswa dalam pembelajaran pkn dengan menggunakan m...Upaya peningkatan aktivitas siswa dalam pembelajaran pkn dengan menggunakan m...
Upaya peningkatan aktivitas siswa dalam pembelajaran pkn dengan menggunakan m...
 
Jurnal kompetensi guru_dalam_pbb
Jurnal kompetensi guru_dalam_pbbJurnal kompetensi guru_dalam_pbb
Jurnal kompetensi guru_dalam_pbb
 
Profesional guru
Profesional guruProfesional guru
Profesional guru
 
Falsafah pendidikan islam projek akhir a167854
Falsafah pendidikan islam projek akhir a167854Falsafah pendidikan islam projek akhir a167854
Falsafah pendidikan islam projek akhir a167854
 
peranan guru dalam pendidikan moral
peranan guru dalam pendidikan moralperanan guru dalam pendidikan moral
peranan guru dalam pendidikan moral
 
Teknik2 mengajar
Teknik2 mengajarTeknik2 mengajar
Teknik2 mengajar
 

Similar to Pendidikan Berbasis Life Skills, Mencetak Lulusan Siap Kerja

teknologi dan mediapembelajaran
teknologi dan mediapembelajaranteknologi dan mediapembelajaran
teknologi dan mediapembelajaranhaurajumrah
 
Pendidikan Berorientasi Kecakapan Hidup (Life Skill).pptx
Pendidikan Berorientasi Kecakapan Hidup (Life Skill).pptxPendidikan Berorientasi Kecakapan Hidup (Life Skill).pptx
Pendidikan Berorientasi Kecakapan Hidup (Life Skill).pptxAdam Superman
 
Makalah kurikulum
Makalah kurikulumMakalah kurikulum
Makalah kurikulumechan_vega
 
PROFESI PENDIDIKAN
PROFESI PENDIDIKANPROFESI PENDIDIKAN
PROFESI PENDIDIKANharjunode
 
02 PROKER KESISWAAN.docx
02 PROKER KESISWAAN.docx02 PROKER KESISWAAN.docx
02 PROKER KESISWAAN.docxneniliana1
 
Pengembangan model pembelajaran life skill
Pengembangan model pembelajaran life skillPengembangan model pembelajaran life skill
Pengembangan model pembelajaran life skillMusfaul Bait Part II
 
nyokaptoto slot gacor terbaik dan terpercaya.pdf
nyokaptoto slot gacor terbaik dan terpercaya.pdfnyokaptoto slot gacor terbaik dan terpercaya.pdf
nyokaptoto slot gacor terbaik dan terpercaya.pdfNyokap Toto
 
Lampiran permendikbud-no-103-tahun-2014
Lampiran permendikbud-no-103-tahun-2014Lampiran permendikbud-no-103-tahun-2014
Lampiran permendikbud-no-103-tahun-2014Irma Muthiara Sari
 
Permendikbud tahun2014 nomor103_lampiran pembelajaran
Permendikbud tahun2014 nomor103_lampiran pembelajaranPermendikbud tahun2014 nomor103_lampiran pembelajaran
Permendikbud tahun2014 nomor103_lampiran pembelajaranWinarto Winartoap
 
Modul Bahan Belajar - Pedagogi - 2021 - P2.pdf
Modul Bahan Belajar - Pedagogi - 2021 - P2.pdfModul Bahan Belajar - Pedagogi - 2021 - P2.pdf
Modul Bahan Belajar - Pedagogi - 2021 - P2.pdfBadut Adi
 
Lampiran permendikbud-no-103-tahun-2014(1)
Lampiran permendikbud-no-103-tahun-2014(1)Lampiran permendikbud-no-103-tahun-2014(1)
Lampiran permendikbud-no-103-tahun-2014(1)Sariki Sarif
 
Lampiran permendikbud-no-103-tahun-2014
Lampiran permendikbud-no-103-tahun-2014Lampiran permendikbud-no-103-tahun-2014
Lampiran permendikbud-no-103-tahun-2014Erlita Izzatunnisa
 
Permendikbud tahun2014 nomor103_lampiran
Permendikbud tahun2014 nomor103_lampiranPermendikbud tahun2014 nomor103_lampiran
Permendikbud tahun2014 nomor103_lampiranIa Hidarya
 

Similar to Pendidikan Berbasis Life Skills, Mencetak Lulusan Siap Kerja (20)

teknologi dan mediapembelajaran
teknologi dan mediapembelajaranteknologi dan mediapembelajaran
teknologi dan mediapembelajaran
 
Pendidikan Berorientasi Kecakapan Hidup (Life Skill).pptx
Pendidikan Berorientasi Kecakapan Hidup (Life Skill).pptxPendidikan Berorientasi Kecakapan Hidup (Life Skill).pptx
Pendidikan Berorientasi Kecakapan Hidup (Life Skill).pptx
 
Makalah kurikulum
Makalah kurikulumMakalah kurikulum
Makalah kurikulum
 
Model kurikulum pkh
Model kurikulum pkhModel kurikulum pkh
Model kurikulum pkh
 
Landasan pendidikan
Landasan pendidikanLandasan pendidikan
Landasan pendidikan
 
PROFESI PENDIDIKAN
PROFESI PENDIDIKANPROFESI PENDIDIKAN
PROFESI PENDIDIKAN
 
Peranan bibimngan karir
Peranan bibimngan karirPeranan bibimngan karir
Peranan bibimngan karir
 
Peranan bibimngan karir
Peranan bibimngan karirPeranan bibimngan karir
Peranan bibimngan karir
 
PLP ke-1.pptx
PLP ke-1.pptxPLP ke-1.pptx
PLP ke-1.pptx
 
02 PROKER KESISWAAN.docx
02 PROKER KESISWAAN.docx02 PROKER KESISWAAN.docx
02 PROKER KESISWAAN.docx
 
Makalah pendidikan berkarakter
Makalah pendidikan berkarakterMakalah pendidikan berkarakter
Makalah pendidikan berkarakter
 
Pengembangan model pembelajaran life skill
Pengembangan model pembelajaran life skillPengembangan model pembelajaran life skill
Pengembangan model pembelajaran life skill
 
nyokaptoto slot gacor terbaik dan terpercaya.pdf
nyokaptoto slot gacor terbaik dan terpercaya.pdfnyokaptoto slot gacor terbaik dan terpercaya.pdf
nyokaptoto slot gacor terbaik dan terpercaya.pdf
 
Lampiran permendikbud-no-103-tahun-2014
Lampiran permendikbud-no-103-tahun-2014Lampiran permendikbud-no-103-tahun-2014
Lampiran permendikbud-no-103-tahun-2014
 
Permendikbud tahun2014 nomor103_lampiran pembelajaran
Permendikbud tahun2014 nomor103_lampiran pembelajaranPermendikbud tahun2014 nomor103_lampiran pembelajaran
Permendikbud tahun2014 nomor103_lampiran pembelajaran
 
Modul Bahan Belajar - Pedagogi - 2021 - P2.pdf
Modul Bahan Belajar - Pedagogi - 2021 - P2.pdfModul Bahan Belajar - Pedagogi - 2021 - P2.pdf
Modul Bahan Belajar - Pedagogi - 2021 - P2.pdf
 
Lampiran permendikbud-no-103-tahun-2014(1)
Lampiran permendikbud-no-103-tahun-2014(1)Lampiran permendikbud-no-103-tahun-2014(1)
Lampiran permendikbud-no-103-tahun-2014(1)
 
29876007
2987600729876007
29876007
 
Lampiran permendikbud-no-103-tahun-2014
Lampiran permendikbud-no-103-tahun-2014Lampiran permendikbud-no-103-tahun-2014
Lampiran permendikbud-no-103-tahun-2014
 
Permendikbud tahun2014 nomor103_lampiran
Permendikbud tahun2014 nomor103_lampiranPermendikbud tahun2014 nomor103_lampiran
Permendikbud tahun2014 nomor103_lampiran
 

More from Joko Prasetiyo

Tuntutlah Ilmu Sampai ke Pulau Jawa
Tuntutlah Ilmu Sampai ke Pulau JawaTuntutlah Ilmu Sampai ke Pulau Jawa
Tuntutlah Ilmu Sampai ke Pulau JawaJoko Prasetiyo
 
Presentasi Best Practice Guru tahun 2014- Joko Prasetiyo
Presentasi Best Practice Guru tahun 2014- Joko PrasetiyoPresentasi Best Practice Guru tahun 2014- Joko Prasetiyo
Presentasi Best Practice Guru tahun 2014- Joko PrasetiyoJoko Prasetiyo
 
Best Practice Guru Berprestasi SMK tahun 2014 Joko Prasetiyo
Best Practice Guru Berprestasi  SMK  tahun 2014  Joko PrasetiyoBest Practice Guru Berprestasi  SMK  tahun 2014  Joko Prasetiyo
Best Practice Guru Berprestasi SMK tahun 2014 Joko PrasetiyoJoko Prasetiyo
 
Summary Tesis Six Sigma by Joko Prasetiyo
Summary Tesis Six Sigma by Joko PrasetiyoSummary Tesis Six Sigma by Joko Prasetiyo
Summary Tesis Six Sigma by Joko PrasetiyoJoko Prasetiyo
 
Menjadikan Sekolah Sebagai Organisasi Pembelajaran. Profil Organisasi Pembela...
Menjadikan Sekolah Sebagai Organisasi Pembelajaran. Profil Organisasi Pembela...Menjadikan Sekolah Sebagai Organisasi Pembelajaran. Profil Organisasi Pembela...
Menjadikan Sekolah Sebagai Organisasi Pembelajaran. Profil Organisasi Pembela...Joko Prasetiyo
 
Management Control System (Sistem Pengendalian Manajemen) di SMK Negeri 1 Bin...
Management Control System (Sistem Pengendalian Manajemen) di SMK Negeri 1 Bin...Management Control System (Sistem Pengendalian Manajemen) di SMK Negeri 1 Bin...
Management Control System (Sistem Pengendalian Manajemen) di SMK Negeri 1 Bin...Joko Prasetiyo
 
Critical review: A FRAMEWORK FOR APPLIYING SIX SIGMA IMPROVEMENT METHODOLOGY ...
Critical review: A FRAMEWORK FOR APPLIYING SIX SIGMA IMPROVEMENT METHODOLOGY ...Critical review: A FRAMEWORK FOR APPLIYING SIX SIGMA IMPROVEMENT METHODOLOGY ...
Critical review: A FRAMEWORK FOR APPLIYING SIX SIGMA IMPROVEMENT METHODOLOGY ...Joko Prasetiyo
 
Profil Organisasi Pembelajaran di SMKN 1 Bintan, Kepulauan Riau.
Profil Organisasi Pembelajaran di SMKN 1 Bintan, Kepulauan Riau.Profil Organisasi Pembelajaran di SMKN 1 Bintan, Kepulauan Riau.
Profil Organisasi Pembelajaran di SMKN 1 Bintan, Kepulauan Riau.Joko Prasetiyo
 
Implementasi Project Work Dalam Pembelajaran Praktek Produktif
Implementasi Project Work Dalam Pembelajaran Praktek Produktif Implementasi Project Work Dalam Pembelajaran Praktek Produktif
Implementasi Project Work Dalam Pembelajaran Praktek Produktif Joko Prasetiyo
 
Revitalisasi Peran Pengawas Sekolah Sebagai Quality Control Mutu Pendidikan. ...
Revitalisasi Peran Pengawas Sekolah Sebagai Quality Control Mutu Pendidikan. ...Revitalisasi Peran Pengawas Sekolah Sebagai Quality Control Mutu Pendidikan. ...
Revitalisasi Peran Pengawas Sekolah Sebagai Quality Control Mutu Pendidikan. ...Joko Prasetiyo
 
Critical Review: An Organizational Learning Model for Vocational Education in...
Critical Review: An Organizational Learning Model for Vocational Education in...Critical Review: An Organizational Learning Model for Vocational Education in...
Critical Review: An Organizational Learning Model for Vocational Education in...Joko Prasetiyo
 
Membayar Gaji Guru Sesuai Pencapaian Kinerja
Membayar Gaji Guru Sesuai Pencapaian KinerjaMembayar Gaji Guru Sesuai Pencapaian Kinerja
Membayar Gaji Guru Sesuai Pencapaian KinerjaJoko Prasetiyo
 
Ketidakjujuran dalam Pelaksanaan Ujian Nasional: Tinjauan dari Sudut Pandang ...
Ketidakjujuran dalam Pelaksanaan Ujian Nasional: Tinjauan dari Sudut Pandang ...Ketidakjujuran dalam Pelaksanaan Ujian Nasional: Tinjauan dari Sudut Pandang ...
Ketidakjujuran dalam Pelaksanaan Ujian Nasional: Tinjauan dari Sudut Pandang ...Joko Prasetiyo
 
Transparansi Penentuan Biaya Pendidikan Sekolah Dasar
Transparansi  Penentuan Biaya Pendidikan Sekolah DasarTransparansi  Penentuan Biaya Pendidikan Sekolah Dasar
Transparansi Penentuan Biaya Pendidikan Sekolah DasarJoko Prasetiyo
 
Proposal Pengadaan Peralatan Otomotif tahun 2012
Proposal Pengadaan Peralatan Otomotif tahun 2012Proposal Pengadaan Peralatan Otomotif tahun 2012
Proposal Pengadaan Peralatan Otomotif tahun 2012Joko Prasetiyo
 
The 7 Habits of Highly Effective People
The 7 Habits of Highly Effective PeopleThe 7 Habits of Highly Effective People
The 7 Habits of Highly Effective PeopleJoko Prasetiyo
 
Sistem Hidrolik Pada Mesin
Sistem Hidrolik Pada MesinSistem Hidrolik Pada Mesin
Sistem Hidrolik Pada MesinJoko Prasetiyo
 
Sistem Pendiginan Pada Mobil
Sistem Pendiginan Pada Mobil Sistem Pendiginan Pada Mobil
Sistem Pendiginan Pada Mobil Joko Prasetiyo
 

More from Joko Prasetiyo (20)

Tuntutlah Ilmu Sampai ke Pulau Jawa
Tuntutlah Ilmu Sampai ke Pulau JawaTuntutlah Ilmu Sampai ke Pulau Jawa
Tuntutlah Ilmu Sampai ke Pulau Jawa
 
Presentasi Best Practice Guru tahun 2014- Joko Prasetiyo
Presentasi Best Practice Guru tahun 2014- Joko PrasetiyoPresentasi Best Practice Guru tahun 2014- Joko Prasetiyo
Presentasi Best Practice Guru tahun 2014- Joko Prasetiyo
 
Best Practice Guru Berprestasi SMK tahun 2014 Joko Prasetiyo
Best Practice Guru Berprestasi  SMK  tahun 2014  Joko PrasetiyoBest Practice Guru Berprestasi  SMK  tahun 2014  Joko Prasetiyo
Best Practice Guru Berprestasi SMK tahun 2014 Joko Prasetiyo
 
Summary Tesis Six Sigma by Joko Prasetiyo
Summary Tesis Six Sigma by Joko PrasetiyoSummary Tesis Six Sigma by Joko Prasetiyo
Summary Tesis Six Sigma by Joko Prasetiyo
 
Menjadikan Sekolah Sebagai Organisasi Pembelajaran. Profil Organisasi Pembela...
Menjadikan Sekolah Sebagai Organisasi Pembelajaran. Profil Organisasi Pembela...Menjadikan Sekolah Sebagai Organisasi Pembelajaran. Profil Organisasi Pembela...
Menjadikan Sekolah Sebagai Organisasi Pembelajaran. Profil Organisasi Pembela...
 
Management Control System (Sistem Pengendalian Manajemen) di SMK Negeri 1 Bin...
Management Control System (Sistem Pengendalian Manajemen) di SMK Negeri 1 Bin...Management Control System (Sistem Pengendalian Manajemen) di SMK Negeri 1 Bin...
Management Control System (Sistem Pengendalian Manajemen) di SMK Negeri 1 Bin...
 
Critical review: A FRAMEWORK FOR APPLIYING SIX SIGMA IMPROVEMENT METHODOLOGY ...
Critical review: A FRAMEWORK FOR APPLIYING SIX SIGMA IMPROVEMENT METHODOLOGY ...Critical review: A FRAMEWORK FOR APPLIYING SIX SIGMA IMPROVEMENT METHODOLOGY ...
Critical review: A FRAMEWORK FOR APPLIYING SIX SIGMA IMPROVEMENT METHODOLOGY ...
 
Profil Organisasi Pembelajaran di SMKN 1 Bintan, Kepulauan Riau.
Profil Organisasi Pembelajaran di SMKN 1 Bintan, Kepulauan Riau.Profil Organisasi Pembelajaran di SMKN 1 Bintan, Kepulauan Riau.
Profil Organisasi Pembelajaran di SMKN 1 Bintan, Kepulauan Riau.
 
Implementasi Project Work Dalam Pembelajaran Praktek Produktif
Implementasi Project Work Dalam Pembelajaran Praktek Produktif Implementasi Project Work Dalam Pembelajaran Praktek Produktif
Implementasi Project Work Dalam Pembelajaran Praktek Produktif
 
Revitalisasi Peran Pengawas Sekolah Sebagai Quality Control Mutu Pendidikan. ...
Revitalisasi Peran Pengawas Sekolah Sebagai Quality Control Mutu Pendidikan. ...Revitalisasi Peran Pengawas Sekolah Sebagai Quality Control Mutu Pendidikan. ...
Revitalisasi Peran Pengawas Sekolah Sebagai Quality Control Mutu Pendidikan. ...
 
Critical Review: An Organizational Learning Model for Vocational Education in...
Critical Review: An Organizational Learning Model for Vocational Education in...Critical Review: An Organizational Learning Model for Vocational Education in...
Critical Review: An Organizational Learning Model for Vocational Education in...
 
Membayar Gaji Guru Sesuai Pencapaian Kinerja
Membayar Gaji Guru Sesuai Pencapaian KinerjaMembayar Gaji Guru Sesuai Pencapaian Kinerja
Membayar Gaji Guru Sesuai Pencapaian Kinerja
 
Ketidakjujuran dalam Pelaksanaan Ujian Nasional: Tinjauan dari Sudut Pandang ...
Ketidakjujuran dalam Pelaksanaan Ujian Nasional: Tinjauan dari Sudut Pandang ...Ketidakjujuran dalam Pelaksanaan Ujian Nasional: Tinjauan dari Sudut Pandang ...
Ketidakjujuran dalam Pelaksanaan Ujian Nasional: Tinjauan dari Sudut Pandang ...
 
Transparansi Penentuan Biaya Pendidikan Sekolah Dasar
Transparansi  Penentuan Biaya Pendidikan Sekolah DasarTransparansi  Penentuan Biaya Pendidikan Sekolah Dasar
Transparansi Penentuan Biaya Pendidikan Sekolah Dasar
 
Proposal Pengadaan Peralatan Otomotif tahun 2012
Proposal Pengadaan Peralatan Otomotif tahun 2012Proposal Pengadaan Peralatan Otomotif tahun 2012
Proposal Pengadaan Peralatan Otomotif tahun 2012
 
The 7 Habits of Highly Effective People
The 7 Habits of Highly Effective PeopleThe 7 Habits of Highly Effective People
The 7 Habits of Highly Effective People
 
ISO 9000
ISO 9000ISO 9000
ISO 9000
 
Sistem Hidrolik Pada Mesin
Sistem Hidrolik Pada MesinSistem Hidrolik Pada Mesin
Sistem Hidrolik Pada Mesin
 
Twitter
TwitterTwitter
Twitter
 
Sistem Pendiginan Pada Mobil
Sistem Pendiginan Pada Mobil Sistem Pendiginan Pada Mobil
Sistem Pendiginan Pada Mobil
 

Recently uploaded

HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxalalfardilah
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsAdePutraTunggali
 
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfdemontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfIndri117648
 
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anakbekamalayniasinta
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023DodiSetiawan46
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 

Recently uploaded (20)

HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public Relations
 
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfdemontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
 
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 

Pendidikan Berbasis Life Skills, Mencetak Lulusan Siap Kerja

  • 1. 1 PENDIDIKAN BERBASIS LIFE SKILLS, MENCETAK LULUSAN SIAP KERJA Oleh : Joko Prasetiyo, S.Pd., MBA Penulis adalah Kepala SMKN 4 Bintan, Alumnus Pasca Sarjana UGM. Setiap tahunnya perguruan tinggi negeri dan swasta meluluskan sarjana dan diploma yang jumlahnya ratusan ribu, belum lagi ditambah lulusan sekolah menengah umum dan kejuruan, kalau dijumlahkan totalnya mencapai jutaan lulusan setiap tahunnya. Dari jumlah tersebut berapa persen yang mampu terserap ke dunia kerja ?, mungkin jumlahnya tidak lebih dari 50%, sementara sisanya sangat susah mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan latar belakang pendidikannya. Mengapa hal tersebut bisa terjadi ?, salah satu penyebabnya karena sistem pendidikan di sekolah dan perguruan tinggi terkadang mengabaikan unsur pendidikan life skills (kecakapan hidup), mulai dari kurikulum, sistem pendidikan, fasilitas hingga lingkungan di kampus atau sekolah yang tidak memperhatikan pentingnya life skills. Lalu bagaimanakah pendidikan yang berbasis life skills yang mampu menciptakan lulusannya siap kerja ?, berikut ini akan penulis uraikan mengenai pengertian life skills, landasan dan prinsip umum life skills dan bagaimana langkah-langkah membangun pendidikan berbasis life skills. PENGERTIAN LIFE SKILLS Life skills atau kecakapan hidup menurut Brolin (1980) adalah kontinum pengetahuan dan kemampuan yang diperlukan oleh seseorang agar menjadi independen dalam kehidupan. Menurut Fajar (2002) life skills adalah kecakapan yang dibutuhkan untuk bekerja selain kecakapan dalam bidang akademik. Slamet PH (2012) mendefinisikan life skills sebagai kemampuan, kesanggupan dan keterampilan yang diperlukan oleh seseorang untuk menjalankan kehidupan dengan nikmat dan bahagia. Kecakapan tersebut mencakup segala aspek sikap dan perilaku manusia sebagai bekal untuk menjalankan kehidupan. Dari beberapa pendapat di atas, pendidikan life skills dapat diartikan sebagai pendidikan yang memberikan bekal dasar dan latihan yang dilakukan secara benar kepada peserta didik tentang nilai-nilai kehidupan yang dibutuhkan dan berguna bagi perkembangan peserta didik.
  • 2. 2 Dengan demikian, pendidikan life skills harus dapat merefleksikan kehidupan nyata dalam proses pengajaran agar peserta didik memperoleh kecakapan hidup tersebut, sehingga peserta didik siap untuk hidup di tengah-tengah masyarakat. LANDASAN DAN PRINSIP UMUM LIFE SKILLS Landasan yuridis pendidikan life skills mengacu pada Undang-undang no 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pada pasal 1 ayat 1 dijelaskan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan-kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Jadi pada akhirnya, tujuan pendidikan adalah membantu peserta didik agar mampu meningkatkan dan mengembangkan dirinya sebagai pribadi dan anggota masyarakat dalam kehidupan nyata. Dengan demikian, mata pelajaran, mata kuliah atau mata diklat harus dipahami sebagai alat bukan sebagai tujuan dalam pencapaian tujuan pendidikan. Maksudnya sebagai alat untuk mengembangkan potensi peserta didik, agar pada saatnya nanti peserta didik mampu mengaktualisasikan diri dan siap menghadapi segala permasalahan kehidupan dan sanggup menyelesaikannya. Oleh karena itu, setiap mata pelajaran atau mata kuliah harus diarahkan kepada pencapaian tujuan pendidikan dengan membekali peserta didik keterampilan dalam memecahkan masalah. Dengan bekal life skills yang baik diharapkan para lulusan akan mampu memecahkan masalah kehidupan yang dihadapi, termasuk mencari atau menciptakan lapangan kerja bagi mereka yang tidak melanjutkan pendidikannya. Life skills atau kecakapan hidup dapat dipilah menjadi dua jenis utama yaitu: (1) Kecakapan hidup yang bersifat generik, yang mencakup: kecakapan personal dan kecakapan sosial. Kecakapan personal mencakup kecakapan kesadaran diri atau memahami diri dan kecakapan berpikir, sedangkan kecakapan sosial mencakup kecakapan komunikasi dan kecakapan bekerja sama, (2) Kecakapan hidup spesifik yaitu kecakapan untuk menghadapi pekerjaan atau keadaan tertentu, yang mencakup: kecakapan akademik dan kecakapan vokasional atau kejuruan. Kecakapan akademik terkait dengan bidang pekerjaan yang lebih memerlukan pemikiran, sehingga mencakup kecakapan mengidentifikasi variabel dan hubungan antara satu dengan yang lainnya, kecakapan merumuskan hipotesis, kecakapan merancang dan melaksanakan penelitian. Kecakapan vokasional terkait dengan bidang pekerjaan yang lebih memerlukan keterampilan motorik. Kecakapan vokasional mencakup kecakapan vokasional dasar dan vokasional khusus. Adapun prinsip-prinsip umum pendidikan life skills, khususnya yang berkaitan dengan kebijakan pendidikan di Indonesia antara lain: (1) Tidak mengubah sistem pendidikan yang berlaku, (2) Tidak harus mengubah kurikulum, tetapi yang diperlukan adalah penyiasatan kurikulum untuk diorientasikan dan diintegrasikan pada pengembangan kecakapan hidup, (3) Pembelajaran menggunakan prinsip learning to know, learning to do, learning to be, dan learning to life together, (4) Pelaksanaan pendidikan life skills dengan menerapkan manajemen berbasis sekolah, (5) Potensi wilayah sekitar sekolah dapat direfleksikan dalam penyelenggaraan pendidikan, sesuai dengan prinsip pendidikan kontekstual dan pendidikan berbasis luas, (6) Paradigma learning for life and school to work dapat dijadikan dasar kegiatan pendidikan, sehingga terjadi pertautan antara pendidikan dengan kehidupan nyata peserta didik, (7) Penyelengaraan pendidikan harus selalu diarahkan agar peserta didik menuju hidup yang sehat
  • 3. 3 dan berkualitas, mendapatkan pengetahuan dan wawasan yang luas, serta memiliki akses untuk mampu memenuhi hidupnya secara layak. LANGKAH-LANGKAH MEMBANGUN PENDIDIKAN BERBASIS LIFE SKILLS Untuk membangun pendidikan life skills di lembaga pendidikan, ada beberapa langkah yang harus dilakukan, antara lain: 1. Target Setiap Mata Pelajaran atau Mata Kuliah Setiap mata pelajaran, mata diklat atau mata kuliah baik itu kurikulum pemerintah maupun kurikulum muatan lokal harus memenuhi target kompetensi dan skills yang jelas. Kalau tidak ada target ini, maka upaya membangun life skills sulit terlaksana. Masing- masing pelajaran mempunyai orientasi masa depan yang jelas, sehingga diperlukan target kualitatif dan kuantitatif. Kalau setiap mata pelajaran, mata diklat atau mata kuliah kosong dari orientasi masa depan, maka target kualitatif dan kuantitatif akan sulit terwujud dan pendidikan life skills akan jauh dari kenyataan, dan hal ini tidak boleh terjadi, ibarat orang berjalan harus tahu arah, tujuan, cara melangkah dan target yang dicanangkan. Dalam pendidikan life skills, setiap mata pelajaran, mata diklat atau mata kuliah harus mempunyai tujuan, target yang kongkret dan riil. 2. Sarana dan Prasarana Pendidikan Pendidikan life skills membutuhkan sarana dan prasarana pendidikan yang representatif untuk menggugah semangat peserta didik dalam menggali dan mengembangkan potensinya. Diperlukan peralatan yang disesuaikan dengan spesifikasi skills yang diharapkan. Misalnya, dibutuhkan komputer, mesin jahit yang memadai, perpustakaan yang representatif, internet, pasar/toko, lapangan olah raga, alat-alat musik, laboratorium bahasa, ruang praktik penelitian, dan peralatan lainnya. Studi banding ke dunia usaha dan dunia industri bisa dijadikan salah satu cara jika peralatan masih sulit didapatkan atau belum memadai. Misalnya dalam pelajaran jurnalistik, siswa bisa diajak langsung ke kantor media masa, melihat proses pemberitaan, editing, pembuatan headlines, proses cetak dan lain sebagainya. Dalam pelajaran PPKn (Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan) siswa dapat diajak berdiskusi langsung dengan anggota DPR, DPRD, pemerintah, pengadilan, dan instansi pemerintah sesuai dengan materi yang diajarkan. Dalam pelajaran bahasa inggris, siswa bisa diajak bertemu langsung dengan native speaker, misalnya diajak ke tempat-tempat wisata yang sering dikunjungi oleh wisatawan manca negara. 3. Peran Guru/Instruktur Peran guru dalam melaksanakan pendidikan life skills ini sangat besar. Guru berperan sebagai sosok fasilitator, motivator, dinamisator dan katalisator bagi pengembangan bakat dan talenta anak didik. Sosok guru sangat menentukan dalam membangkitkan semangat, menebarkan nilai idealisme, dan mengokohkan semangat pantang menyerah dalam berproses sepanjang hayat masih dikandung badan. Untuk menunjang harapan dan target besar pencapaian program life skills tentunya dibutuhkan guru/instruktur yang profesional, karena guru/instruktur yang profesional mampu membangkitkan semangat belajar, menanamkan kepercayaan diri dan kemandirian, serta memberikan keyakinan kuat akan kesuksesan, menghilangkan keputusasaan, mudah menyerah, minder dan takut gagal. 4. Memanfaatkan Kegiatan Ekstrakurikuler
  • 4. 4 Melihat padatnya muatan kurikulum yang harus diselesaikan pada waktu intrakurikuler, maka pendidikan life skills lebih bisa diintensifkan pada kegiatan ekstra kurikuler. Kegiatan ekstra kurikuler biasanya dilakukan pada waktu sore hari dengan durasi waktu yang cukup panjang. Pada waktu kegiatan ekstrakurikuler, siswa bisa fokus mengikuti pendidikan life skills daripada waktu pagi hingga siang hari yang penuh dengan pelajaran yang membutuhkan konsentrasi total. Kegiatan ekstra kurikuler bisa dimanfaatkan secara produktif untuk memperdalam secara teori dan praktik materi pendidikan life skills, khususnya vocational skills, seperti menjahit, kursus komputer, jurnalistik, musik, drama/teater, dan lain sebagainya. Dengan demikian siswa dapat mengeksplorasi dan melakukan improvisasi kemampuannya secara maksimal sehingga hasil yang dicapai diharapkan memuaskan. 5. Menanamkan Mental Wirausaha Pendidikan life skills lebih efektif kalau peserta didik diberi wawasan kewirausahaan yang handal dan menyeluruh. Kewirausahaan ini bisa menjadi spirit batin yang menggerakkan mental aktif dan dinamis dalam menjemput peluang, gigih dalam berproses, dan inovatif dalam melakukan pengembangan secara terus-menerus di tengah pusaran globalisasi yang berjalan dengan kecepatan tinggi. Secara global ciri manusia wiraswasta adalah berkemauan keras, berkeyakinan kuat atas kekuatan pribadi, jujur dan bertanggung jawab, ketahanan fisik dan mental yang kuat, tekun dan ulet dalam bekerja keras, dan memiliki pemikiran yang konstruktif dan kreatif. Dalam konteks kewirausahaan ini, seseorang membutuhkan kecerdasan emosional agar dalam berkomunikasi dan membangun tim kerja bisa berjalan sukses. Kalau hanya mengandalkan kecerdasan intelektual, dikhawatirkan akan terserang egoisme, individualisme dan menonjolkan diri sendiri yang berdampak negatif bagi perkembangan mekanisme kewirausahaan yang dibangun. METODE PENERAPAN LIFE SKILLS: Metode-metode yang dapat digunakan dalam menerapkan life skills dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah dan di kampus antara lain: (1) Metode kerja kelompok dapat digunakan untuk melatih dan meningkatkan kemampuan bersosialisasi dan berinteraksi antar sesama siswa, menghargai kelebihan dan kekuranagan masing-masing anggota tim, kemampuan berkomunikasi dengan sesama anggota tim, kemampuan mengatur kerja dalam tim, bekerja dalam tim, dan lain-lain. (2) Metode eksperimen dapat digunakan untuk melatih kemampuan siswa dalam menganalisis sesuatu, menghubungkan sebab akibat, mencari jalan keluar terhadap permasalahan yang ada, berfikir berdasarkan fakta yang ada dan didukung dengan landasan teori yang telah ditanamkan melalui ceramah dan tanya jawab. Siswa diberi keluasan untuk melakukan percobaan yang berbeda antar satu degan lainnya, guru lebih difokuskan sebagai pengarah dan fasilitator dalam meaksanakan eksperimen. Melalui kegiatan ini diharapkan kecakapan akademik dan berfikir siswa terlatih dan berkembang sesuai potensi siswa.
  • 5. 5 (3) Pemberian tugas dalam bentuk laporan disertai dengan presentasi di depan kelas dapat digunakan untuk mengasah kemampuan siswa dalam menuangkan pokok-pokok pikiran atau ide-ide yang berbentuk tulisan sekaligus mengkomunikasikannya secara lisan. Dari kegiatan ini siswa berlatih bagaimana berkomunikasi lisan maupun tulisan, mengeluarkan ide-ide atau gagasan, mendengar dan menghargai perbedaan pendapat dari orang lain, mengelola emosi , dan hal-hal lain yang berhubungan dengan dirinya dan orang lain. Sedangkan hal-hal yang harus dilakukan, dalam melakukan reorientasi pembelajaran antara lain merubah metoda mengajar, menggunakan metoda yang lebih bervariatif dan exploratif, sehingga (1) mendorong siswa lebih aktif, (2) guru sebagai fasilitator, (3) materi pembelajaran terkait dengan kehidupan siswa sehari-hari, sehingga bisa digunakan untuk memecahkan permasalahan kehidupan, (4) belajar tidak terbelenggu dengan pembelajaran yang bersifat klasikal, tapi dapat menggunakan alam sebagai sumber belajar atau potensi lain yang memungkinkan, (5) guru dituntut kreatif dan inovatif membuat permasalahan dan tidak mengacu pada satu jenis dan judul buku saja (harus banyak referensi), (6) Kegiatan Belajar mengajar harus demokratis dan tidak kaku (penuh dialog dan diskusi), (7) menggeser “teaching” menjadi “ learning”, untuk memberi peluang siswa terbiasa belajar mandiri dan mencari informasi dari berbagai sumber. Untuk mendukung implementasi life skills maka harus didukung juga dengan pengembangan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) yang mencakup: (1) diarahkan kepada otonomi sekolah dalam mengatur dirinya, (2) kemandirian dalam inovasi, (3) keterbukaan dalam pengelolaan sumberdaya, (4) kerjasama dengan masyarakat, dunia usaha dan dunia industri, (5) akuntabilitas program dan penggunaan dana, (6) berkelanjutan. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam implementasi program life skills antara lain: (1) penerapan program life skills harus dipastikan tidak terjebak pada muatan materi yang sifatnya missal dan seragam, (2) penerapan life skills harus didukung oleh SDM (guru/dosen) yang kompeten, (3) program life skills jangan hanya terjerumus sekedar melayani kepentingan dunia industri saja, karena life skills bukan hanya mengajarkan peserta didik untuk menjadi “tukang- tukang” yang terampil bekerja, tetapi justru mengajarkan kepada mereka agar dapat mandiri, kreatif dan inovatif menyiasati setiap persoalan kehidupan. Demikian paparan penulis mengenai pendidikan berbasis life skills, semoga bermanfaat bagi para pembaca dan dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi kemajuan dunia pendidikan. Amin.