SlideShare a Scribd company logo
1 of 11
MAKALAH
INOVASI DALAM UPAYA MENYELAMATKAN LINGKUNGAN DARI BEKAS
LAHAN TAMBANG BATUBARA
Diajukan untuk Memenuhi Tugas UTS
Mata Kuliah: Bioteknologi
Dosen Pengampu: Ina Rosdiana Lesmanawati, M.Si
Disusun Oleh:
Makhmudah
(14121610703)
Tadris IPA Biologi-B/6
JURUSAN TADRIS IPA BIOLOGI
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
IAIN SYEKH NURJATI CIREBON
2014
KATA PENGATAR
Assalamu’alaikum Wr Wb
Syukur Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT, yang telah memberikan
Rahmat serta Hidayah-Nya sehingga dapat terselesaikannya Makalah yang berjudul
INOVASI DALAM UPAYA MENYELAMATKAN LINGKUNGAN DARI BEKAS
LAHAN TAMBANG BATUBARA. Shalawat serta salam selalu terlimpahkan pada
junjungan kita, Nabi besar Muhammad SAW.
Harapan saya semoga makalah ini bisa memberikan manfaat bagi para pembaca.
Sehingga dengan terselesaikannya Makalah ini dapat memberikan pengetahuan baru
tentang tema yang diangkat dalam makalah ini.
Saya juga mohon maaf apabila ada kesalahan yang sengaja maupun tidak
disengaja, karena manusia tidak pernah lepas dari kesalahan. Kritik dan saran
membangun selalu saya tunggu, agar kedepannya saya bisa lebih baik dalam penyusunan
makalah.
Terima kasih.
Wassalamu’alaikum Wr Wb
Cirebon, 28 Maret 2015
Hormat Saya
Penulis
BAB I
PENDAHULAN
A. Latar Belakang
Indonesia memegang peranan yang sangat penting dalam industri batubara dan
mineral dunia. Tahun 2005 Indonesia menduduki peringkat ke-2 sebagai negara
pengekspor batubara uap. Namun demikian, pertambangan selalu mempunyai dua sisi
yang saling berlawanan, sebagai sumber kemakmuran sekaligus perusak lingkungan yang
sangat potensial.
Pertambangan merupakan suatu bidang usaha yang karena sifat kegiatannya pada
dasarnya selalu menimbulkan perubahan pada alam lingkungannya (BPLHD Jabar,
2005). Aktivitas pertambangan selalu membawa dua sisi. Sisi pertama adalah memacu
kemakmuran ekonomi negara. Sisi yang lainnya adalah timbulnya dampak lingkungan
yang memerlukan tenaga, pikiran, dan biaya yang cukup signifikan untuk proses
pemulihannya. Pada saat ini Indonesia memiliki potensi sumberdaya batubara sekitar 60
miliar ton dengan cadangan 7 miliar ton (Witoro, 2007).
Penambangan batubara biasanya dilakukan dengan dua cara, yaitu secara terbuka
(open mining) dan tambang bawah tanah (underground mining). Di Indonesia sebagian
besar penambangan dilakukan dengan sistem terbuka (open mining). Kegiatan
penambangan dengan sistem terbuka ini berpotensi besar untuk mencemari lingkungan
antara lain dapat menyebabkan penurunan poduktivitas tanah, penurunan kualitas air,
terjadinya erosi dan sedimentasi, berkurangnya keanekaragaman flora dan fauna, serta
terganggunya kesehatan manusia, terjadinya perubahan iklim mikro dan hilangnya bahan
organik (Suhala dkk, 1995). Kondisi tanah yang demikian kurang mampu untuk
menyokong pertumbuhan tanaman, sehingga perlu dilakukan perbaikan kondisi lahan
bekas tambang.
Permasalahan lingkungan dalam aktivitas pertambangan batubara umumnya
terkait dengan Air Asam Tambang (AAT) atau Acid Mine Drainage (AMD). Air tersebut
terbentuk sebagai hasil oksidasi mineral sulfida tertentu yang terkandung dalam batuan
oleh oksigen di udara pada lingkungan berair. Air asam tambang ini akan mengikis tanah
dan batuan yang berakibat pada larutnya berbagai logam seperti besi (Fe), cadmium (Cd),
mangan (Mn), dan seng (Zn).
Dengan demikian, selain dicirikan oleh pH yang rendah, air asam tambang juga
akan mengandung logam-logam dengan konsentrasi tinggi, sehingga dapat berakibat
buruk pada kesehatan lingkungan maupun manusia (Juari, 2006)
Perbaikan lahan bekas tambang secara biologis untuk memperbaiki kesuburan
tanah perlu dikembangkan. Salah satu cara adalah melalui fitoremediasi, yaitu
pemanfaatan tumbuhan hijau dan ataupun mikroorganisme yang berasosiasi. Salah satu
teknologi fitoremediasi yang dapat dilakukan yaitu memulihkan lahan dan membantu
pertumbuhan bibit tanaman dengan menanaminya dengan tanaman yang bermikoriza.
Segala upaya yang dilakukan tentunya diharapkan mampu untuk mengatasi
perubahan lingkungan dengan kerja keras dan inovasi penanganan dalam memulihkan
dan mengembalikan kebali kondisi lingkungan lahan bekas tambang.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu Penabangan Batubara?
2. Apa dampak yang ditimbulkan dari pertambangan batubara bagi lingkungan?
3. Bagaimana upaya yang dilakukan dalam meyelamatkan lingkungan dari lahan
bekas batu bara?
C. Tujuan
1. Mengetahui Penambangan Batubara
2. Mengetahui dampak yang ditimbulkan dari pertambangan batubara bagi
lingkungan
3. Mengetahui upaya yang dilakukan dalam menyelamatkan lingkungan dari lahan
bekas batu bara
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Penambangan Batubara
Batubara adalah salah satu bahan bakar fosil. Pengertian umumnya adalah batuan
sedimen yang dapat terbakar, terbentuk dari endapan organik, utamanya adalah sisa-sisa
tumbuhan dan terbentuk melalui proses pembatubaraan. Unsur-unsur utamanya terdiri
dari karbon, hidrogen dan oksigen. Batu bara juga adalah batuan organik yang memiliki
sifat-sifat fisika dan kimia yang kompleks yang dapat ditemui dalam berbagai bentuk.
Analisis unsur memberikan rumus formula empiris seperti C137H97O9NS untuk bituminus
dan C240H90O4NS untuk antrasit.
Penambangan adalah rangkaian kegiatan dalam rangka upaya pencarian,
penambangan (penggalian), pengolahan, pemanfaatan dan penjualan bahan galian
(mineral, batubara, panas bumi, migas). yang didapatkan dari lahan yang memiliki SDA
yang melimpah.
Batu bara adalah bahan bakar alternative yang digunakan dalam memenuhi
kebutuhan. Di indonesia, penambangan batubara lokasinya berada di Kalimantan. Yang
merupakan pulau yang memiliki lahan hutan yang luas dan juga penuh dengan kekayaan
alam.
Hal ini ditunjukkan oleh banyaknya penelitian yang menjadikan Kalimantan,
sumatera sebagai objek data. Menurut Adman, (2012:19) Kalimantan Timur merupakan
salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki potensi sumber daya alam yang sangat
kaya termasuk bahan tambang. Salah satu hasil tambang dari Kalimantan Timur adalah
batubara. Beliau juga mengungkapkan bahwa Gubernur Kalimantan Timur menyebutkan
di Kalimantan Timur terdapat 33 izin Perjanjian Karya Pengusahaan Penambangan
Batubara (PKP2B) dan 1.386 Izin Usaha Pertambangan (IUP) dengan produksi 220 juta
ton per tahun (addikutip dari Media Indonesia, 2012)
Jadi, penambangan batubara adalah suatu upaya menggali, menemukan dalam
rangka memanfaatkan bahan alam yang memiliki nilai tinggi selain sebagai kekayaan
alam yang memiliki nilai jual yang menguntungkan juga sebagai bahan bakar alternative
yang bisa dimanfaatkan secara kormersil.
B. Dampak penambangan batubara bagi lingkungan
Batubara sangat menjanjikan sebagai bahan bakar alternative. Namun, dibalik itu
semua ada bahaya yang mengancam lingkungan. Untuk mendapatkan batubara yaitu
dengan melalui pertambangan yaitu proses menggali dan menemukan bahan tambang
dalam alam.
Umumnya, penambang di indonesia melakukan penambangan secara terbuka hal
ini menurut Adman (2012:20). Kegiatan pertambangan terbuka menyebabkan hilangnya
keanekaragaman hayati, terjadinya degradasi pada daerah aliran sungai, perubahan
bentuk lahan dan terlepasnya logam-logam berat yang dapat masuk ke lingkungan
perairan sehingga perlu dilakukan upaya pemulihan lingkungan.
Hal ini senada dengan pendapat Herdina (2013:47) bahwa penambangan secara
terbuka memiliki dampak yang buruk bagi lingkungan antara lain dapat menyebabkan
penurunan poduktivitas tanah, penurunan kualitas air, terjadinya erosi dan sedimentasi,
berkurangnya keanekaragaman flora dan fauna, serta terganggunya kesehatan manusia,
terjadinya perubahan iklim mikro dan hilangnya bahan organic.
Penggalian batubaranya sendiri, serta waste material menyebabkan tersingkapnya
tanah/batuan yang mengandung mineral sulfida, antara lain berupa Pirit (Pyrite) dan
Markasit (Marcasite). Mineral sulfida tersebut selanjutnya bereaksi dengan oksida dan air
membentuk air asam tambang. Air asam tambang ini akan mengikis tanah dan batuan
yang berakibat pada larutnya berbagai logam seperti besi (Fe), cadmium (Cd), mangan
(Mn), dan seng (Zn). Dengan demikian, selain dicirikan oleh pH yang rendah, air asam
tambang juga akan mengandun logam-logam dengan konsentrasi tinggi, sehingga dapat
berakibat buruk pada kesehatan lingkungan maupun manusia (Marganingrum,2010:12)
Penelitian yang telah dilakukan oleh Marganingrum (2010) di PT Berau Coal
Kalimantan timur dalam menguji pencemaran air dan tanah didapatkan hasil bahwa
dampak lingkungan baik secara alami maupun pengaruh dari limbah penambangan
analisis data yang diperoleh baik di lapangan maupun analisis laboratorium, baik dari
sampel air maupun sampel tanah, menunjukkan bahwa keasaman air di sepanjang Sungai
Lati lebih disebabkan oleh faktor lingkungan di sekitar penambangan batubara, daripada
pencemaran dari limbah hasil pengolahan batubara. Hal ini ditunjukkan dengan pH
sampel air dari outlet pengolahan sebesar 6,3 pada saat hujan dan 9,7 pada saat tidak
hujan. Setelah mendapatkan masukan dari aliran sungai yang berasal dari disposal (A5),
pH Sungai Lati kembali turun pada nilai 4.
Oleh karena itu pengelolaan lahan bekas tambang perlu dilakukan secermat
mungkin untuk menghindari kontak dengan udara dan air dari luar. Untuk meminimalisir
polutan dari lokasi bekas tambang ataupun tanah disekitar penambangan batubara yang
kaya akan mineral sulfida, bisa diakukan dengan tiga cara. Sistem penanganan yang
dimaksud adalah sistem mekanis/teknis, agronomis, dan kemis. Ketiga sistem tersebut
bertujuan sama yaitu menghindari kontak langsung antara mineral sulfida dengan udara
dan air serta pengikatan besi dan asam sulfat yang terbentuk sebagai hasil dari proses
oksidasi. Polutan dari proses pengolahan batubara dapat diantisipasi dengan sistem
pengolahan aktif.
Jadi dapat diketahui bahwa dampak penambangan batubara dengan adanya zat
yang dipaikai selama penambangan yaitu Mineral sulfida bereaksi dengan oksida dan air
yang membentuk air asam tambang dan selama itu proses penambangannya jauh lebih
berbahaya dibandingkan dan berpotensi merusak lingkungan dibandingkan dengan
pencemaran hasil pertambangan pada lingkungan.
C. Upaya pemulihan lahan bekas batubara
Perusakan yang diakibatkan oleh penambangan batubara terhadap lingkungan
secara tegas dinyatakan dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 76
Tahun 2008 tentang Rehabilitasi dan Reklamasi Hutan mengharuskan setiap perusahaan
tambang untuk melakukan revegetasi pada lahan-lahan kritis bekas tambang. Tindakan
revegetasi tersebut dilakukan dengan menanam vegetasi reklamasi pada lokasi-lokasi
yang sudah selesai ditambang meskipun aktivitas pertambangan secara keseluruhan
masih berjalan. Tujuan dari reklamasi tersebut adalah untuk meningkatkan produktivitas
lahan bekas tambang antara lain dengan dialihfungsikan untuk produksi tanaman
pertanian. (hermawan, 2011:2)
Upaya pemulihan lingkungan melalui reklamasi lahan dan revegetasi. Upaya
reklamasi dan revegetasi di pengusahaan pertambangan yang masuk dalam Kawasan
Budidaya Kehutanan (KBK) mengacu pada aturan yang telah dikeluarkan oleh
Kementerian Kehutanan yang mensyaratkan penanaman jenis lokal (Permenhut No
P.4/Menhut-II/2011). Revegetasi dengan tanaman bukan dari jenis pohon lokal akan
merubah ekosistem dari kondisinya semula sehingga dikhawatirkan akan menyebabkan
hilangnya sebagian jenis tumbuhan maupun hewan. Sementara revegetasi dengan jenis
lokal dapat mendukung masuknya jenis-jenis lain dan cenderung dapat memulihkan
lingkungan ekosistem mendekati kondisi aslinya
Upaya dalam memulihkan lahan bekas tambang batubara akibat pencemaran dan
hilangnya kadar unsur hara tanah adalah dengan inovasi yang dapat dilakukan dalam
rangka memulihkan lahan. Yaitu sebagai berikut:
1. Memanfaatkan jenis pohon local cepat tumbuh tumbuh untuk pemulihan lahan
pasca tambang batubara
Mengembalikan keadaan lahan bekas pertambangan sungguh tidaklah
mudah. Meskipun begitu penelitian terus-menerus dilakukan dalam upaya
menyelamatkan lingkungan.
Adman (2012:25) mengutarakan bahwa jenis tanaman local yang cepat
tumbuh yang didapatkan dari studi kasus yang telah diteliti di PT Singlurus
Pratama, Kalimantan Timur mendeskripsikan bahwa pemulihan lahan bekas
tambang dapat dengan menggunakan tanaman local yang mampu tumbuh cepat.
Dan dalam penelitian beliau didapatkan data bahawa terdapat 10 jenis pohon lokal
yang berpotensi untuk digunakan dalam revegetasi lahan pasca tambang batubara
di PT. SGP yaitu Fordia splendidissima, Ficus sp., Litsea sp., Macaranga
hypoleuca, Syzygium sp., Archidendron microcarpum, Alstonia sp., Cratoxylum
sumatranum, Homalanthus populneus, dan Vernonia arborea
Pemulihan lahan tambang memang memakan waktu yang cukup lama 8-
10 tahun untuk mendapatkan hasil yang optimal. Hal yang perlu diperhatikan
dalam pemilihan jenis tanaman adalah kemampuan jenis tersebut untuk dapat
bertahan pada kondisi kering, karena pada areal reklamasi kondisi tanah sangat
terbuka sehingga pada waktu panas tanah menjadi cepat kering dan kandungan
liat menyebabkan tanah menjadi padat dan keras.
2. Menggunakan tanaman yang diinokulasi ektomikoriza
Mikoriza merupakan asosiasi mutualisme antara fungi tanah dengan akar
tanaman. Adanya simbiosis mutualistik antara mikoriza dengan perakaran
tanaman dapat membantu pertumbuhan tanaman menjadi lebih baik. Hal ini
disebabkan mikoriza efektif dalam meningkatkan penyerapan unsur hara makro
dan mikro, meningkatkan daya tahan tanaman terhadap serangan pathogen.
Penelitian ini menggunakan dosis ektomikoriza yang terdiri 2 taraf yaitu
yaitu tanpa ektomikoriza dan 2 tablet ektomikoriza/tanaman, dan faktor kedua
yaitu jenis tanaman yang terdiri dari 4 taraf yaitu bibit mahoni (Swietenia
mahagoni Jack), bibit meranti (Shorea. sp), bibit bayur (Pterospermum javanicum
Jungh) dan bibit pulai (Alstonia scholaris L. R. Br.).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kandungan kimia tanah sebelum
diinokulasi tergolong rendah, dan mengalami peningkatan setelah diberi
perlakuan. Pemberian 2 tablet ektomikoriza digunakan tidak berbeda nyata
terhadap pertumbuhan dan bobot kering tanaman, namun jenis tanaman
memberikan pengaruh yang nyata terhadap pertumbuhan dan bobot kering
tanaman selama 16 minggu pengamatan. Dosis 2 tablet ektomikoriza mampu
mempengaruhi derajat infeksi hingga 52% dengan kriteria tinggi dan tingkat
ketergantungan (mycorryzal dependency) dengan kriteria kurang terhadap
beberapa tanaman untuk revegetasi selama 16 minggu pengamatan
(Herdina,2011)
Secara signifikan penelitian yang telah dilakukan memperlihatkan tidak
ada pengaruh pertambahan tinggi batang, diameter batang, jumlah daun dan bobot
kering tanaman dengan diinokulasi ektomikoriza. Tetapi justru mempengaruhi
berat bobot kring tanaman sangat signifikan mengalami peningkatan
dibandingkan dengan yang tidak diinokulasi.
Ini berarti unsure organic yang berhasil diikat oleh tanaman itu banyak.
Semakin kaya unsure organic tentunya megindikasikan pemulihan lahan yang
semakin dapat ditaksirkan akan pulih dalam waktu yang tidak lama.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan diatas, dapat disimpulkan hasilnya adalah sebagai berikut:
1. Penambangan batubara adalah suatu usaha menggali, menemukan dalam rangka
memanfaatkan bahan alam yang memiliki nilai tinggi selain sebagai kekayaan alam
yang memiliki nilai jual yang menguntungkan juga sebagai bahan bakar alternative
yang bisa dimanfaatkan secara kormersil.
2. Dampak penambangan batubara adalah hilangnya unsure organic yang ada didalam
tanah karena mineral asam sulfide yang dapat mengikis lapisan tanah
mengakibatkan hilangnya unsure-unsur dalam tanah sehingga rusaknya lingkungan
3. Upaya yang dilakukan adalah dengan mengupayakan:
a. Penanaman kembali dengan tanaman local yang memiliki daya
pertumbuhan cepat dengan menggunakan bibit mahoni (Swietenia mahagoni
Jack), bibit meranti (Shorea. sp), bibit bayur (Pterospermum javanicum
Jungh) dan bibit pulai (Alstonia scholar)
b. Menggunakan inokulasi ektomikoriza pada tanaman dalam rangka mengikat
unsure hara tanah.
B. Kritik dan Saran
Pembuatan makalah ini tentunya tidak luput dari kesalahan karena berdasarkan
pemikiran saya. Dalam rangka menyempurnakan isi materi, saya mengharapkan kritik
atas kesalahan yang telah saya buat dalam mendeskripksikan materi dan saran supaya
saya terus belajar untuk selalu belajar.
DAFTAR PUSTAKA
Adman, Burhanuddin, dkk.2012. Pemanfaatan Jenis Pohon Lokal Cepat Tumbuh untuk
Pemulihan Lahan Pascatambang Batubara (Studi Kasus di PT. SINGLURUS PRATAMA,
KALIMANTAN TIMUR). Semarang: Jurnal Ilmu Lingkungan
Herdina, Julida, dkk.2013. Pertumbuhan Beberapa Tanaman untuk Revegetasi yang Diinokulasi
Ektomikoriza pada Lahan Bekas Tambang Batubara Ombilin. Padang: Vol. 2, No. 1, Tahun
2013
Marganingrum, Dyah dan Rhazista Noviardi. 2010. Pencemaran Air dan Tanah di Kawasan
Pertambangan Batubara di PT. BERAU COAL, KALIMANTAN TIMUR. Riset teknologi
dan pertambangan: Vol. 20 No. 1 (2010), 11-20.
Hermawan, Bandi. 2011. Peningkatan Kualitas Lahan Bekas Tambang melalui Revegetasi dan
Kesesuaiannya Sebagai Lahan Pertanian Tanaman Pangan. Bengkulu: ISBN 978-602-19247-
0-9

More Related Content

What's hot

Makalah batu bara umk cabang raha kab. muna
Makalah batu bara umk cabang raha kab. munaMakalah batu bara umk cabang raha kab. muna
Makalah batu bara umk cabang raha kab. munaSeptian Muna Barakati
 
Power point biogeokimia
Power point biogeokimiaPower point biogeokimia
Power point biogeokimiaBayu Setiarbi
 
Buku x bab 11 (Pencemaran dan Perubahan Lingkungan)
Buku x bab 11 (Pencemaran dan Perubahan Lingkungan)Buku x bab 11 (Pencemaran dan Perubahan Lingkungan)
Buku x bab 11 (Pencemaran dan Perubahan Lingkungan)Muhamad Toha
 
Unsur C ( karbon )
Unsur C ( karbon )Unsur C ( karbon )
Unsur C ( karbon )Qiqi Gobel
 
Laporan Praktikum Ekologi: Produktivitas Primer
Laporan Praktikum Ekologi: Produktivitas PrimerLaporan Praktikum Ekologi: Produktivitas Primer
Laporan Praktikum Ekologi: Produktivitas PrimerUNESA
 
Makalah ipa tentang siklus biogeokimia
Makalah ipa tentang siklus biogeokimiaMakalah ipa tentang siklus biogeokimia
Makalah ipa tentang siklus biogeokimiaharmaen
 
Pencemaran lingkungan medtek
Pencemaran lingkungan medtekPencemaran lingkungan medtek
Pencemaran lingkungan medteknurlaelahjamil
 
Pencemaran dan pelestarian lingkungan hidup
Pencemaran dan pelestarian lingkungan hidupPencemaran dan pelestarian lingkungan hidup
Pencemaran dan pelestarian lingkungan hidupeloksksm
 
Ppt bioteknologi penambangan logam
Ppt bioteknologi penambangan logamPpt bioteknologi penambangan logam
Ppt bioteknologi penambangan logamSilvieani Nur Azizah
 
Daur biogeokimia
Daur biogeokimiaDaur biogeokimia
Daur biogeokimiaaprillia20
 
Daur biogeokimia daur carbon
Daur biogeokimia daur carbonDaur biogeokimia daur carbon
Daur biogeokimia daur carbonLukman Nur Candra
 
XI Geografi Bab 2 Persebaran Barang Tambang
XI Geografi Bab 2 Persebaran Barang TambangXI Geografi Bab 2 Persebaran Barang Tambang
XI Geografi Bab 2 Persebaran Barang TambangVallery Tesalonika
 
Ekologi biogeokimia ppt
Ekologi biogeokimia pptEkologi biogeokimia ppt
Ekologi biogeokimia pptGoogle
 
Ekologi perairan 2007 2008 - 4 siklus biogeokimia - revisi
Ekologi perairan 2007 2008 - 4 siklus biogeokimia - revisiEkologi perairan 2007 2008 - 4 siklus biogeokimia - revisi
Ekologi perairan 2007 2008 - 4 siklus biogeokimia - revisiUNHAS
 

What's hot (20)

Makalah batu bara umk cabang raha kab. muna
Makalah batu bara umk cabang raha kab. munaMakalah batu bara umk cabang raha kab. muna
Makalah batu bara umk cabang raha kab. muna
 
Power point biogeokimia
Power point biogeokimiaPower point biogeokimia
Power point biogeokimia
 
PPT Biologi Bab Pencemaran Lingkungan
PPT Biologi Bab Pencemaran LingkunganPPT Biologi Bab Pencemaran Lingkungan
PPT Biologi Bab Pencemaran Lingkungan
 
Buku x bab 11 (Pencemaran dan Perubahan Lingkungan)
Buku x bab 11 (Pencemaran dan Perubahan Lingkungan)Buku x bab 11 (Pencemaran dan Perubahan Lingkungan)
Buku x bab 11 (Pencemaran dan Perubahan Lingkungan)
 
Pencemaran dan perubahan lingkungan
Pencemaran dan perubahan lingkunganPencemaran dan perubahan lingkungan
Pencemaran dan perubahan lingkungan
 
Siklus biogeokimia
Siklus biogeokimiaSiklus biogeokimia
Siklus biogeokimia
 
Unsur C ( karbon )
Unsur C ( karbon )Unsur C ( karbon )
Unsur C ( karbon )
 
Laporan Praktikum Ekologi: Produktivitas Primer
Laporan Praktikum Ekologi: Produktivitas PrimerLaporan Praktikum Ekologi: Produktivitas Primer
Laporan Praktikum Ekologi: Produktivitas Primer
 
Makalah ipa tentang siklus biogeokimia
Makalah ipa tentang siklus biogeokimiaMakalah ipa tentang siklus biogeokimia
Makalah ipa tentang siklus biogeokimia
 
Daur biogeokimia
Daur biogeokimiaDaur biogeokimia
Daur biogeokimia
 
ppt kimia
ppt kimiappt kimia
ppt kimia
 
Pencemaran lingkungan medtek
Pencemaran lingkungan medtekPencemaran lingkungan medtek
Pencemaran lingkungan medtek
 
Pencemaran dan pelestarian lingkungan hidup
Pencemaran dan pelestarian lingkungan hidupPencemaran dan pelestarian lingkungan hidup
Pencemaran dan pelestarian lingkungan hidup
 
Ppt bioteknologi penambangan logam
Ppt bioteknologi penambangan logamPpt bioteknologi penambangan logam
Ppt bioteknologi penambangan logam
 
PENCEMARAN
PENCEMARANPENCEMARAN
PENCEMARAN
 
Daur biogeokimia
Daur biogeokimiaDaur biogeokimia
Daur biogeokimia
 
Daur biogeokimia daur carbon
Daur biogeokimia daur carbonDaur biogeokimia daur carbon
Daur biogeokimia daur carbon
 
XI Geografi Bab 2 Persebaran Barang Tambang
XI Geografi Bab 2 Persebaran Barang TambangXI Geografi Bab 2 Persebaran Barang Tambang
XI Geografi Bab 2 Persebaran Barang Tambang
 
Ekologi biogeokimia ppt
Ekologi biogeokimia pptEkologi biogeokimia ppt
Ekologi biogeokimia ppt
 
Ekologi perairan 2007 2008 - 4 siklus biogeokimia - revisi
Ekologi perairan 2007 2008 - 4 siklus biogeokimia - revisiEkologi perairan 2007 2008 - 4 siklus biogeokimia - revisi
Ekologi perairan 2007 2008 - 4 siklus biogeokimia - revisi
 

Similar to Makalah bioteknologi uts

Bioremediasi sebagai alternatif penanganan pencemaran akibat tambang batubara
Bioremediasi sebagai alternatif penanganan pencemaran akibat tambang batubaraBioremediasi sebagai alternatif penanganan pencemaran akibat tambang batubara
Bioremediasi sebagai alternatif penanganan pencemaran akibat tambang batubaraAlfi Nugraha
 
tanaman paku sebagai fitoremediasi di kawasan tambang emas.pdf
tanaman paku sebagai fitoremediasi di kawasan tambang emas.pdftanaman paku sebagai fitoremediasi di kawasan tambang emas.pdf
tanaman paku sebagai fitoremediasi di kawasan tambang emas.pdfImamSafirAlwanNurza
 
Perubahan Lingkungan.pptx
Perubahan Lingkungan.pptxPerubahan Lingkungan.pptx
Perubahan Lingkungan.pptxIPAMTK
 
Dampak Lingkungan Akibat Lahan Penambangan Batubara Di Daerah Kalimantan Selatan
Dampak Lingkungan Akibat Lahan Penambangan Batubara Di Daerah Kalimantan SelatanDampak Lingkungan Akibat Lahan Penambangan Batubara Di Daerah Kalimantan Selatan
Dampak Lingkungan Akibat Lahan Penambangan Batubara Di Daerah Kalimantan SelatanFarhan Luqman Al-Hakim
 
Makalah kelp. 7 studi kasus 5.docx
Makalah kelp. 7 studi kasus 5.docxMakalah kelp. 7 studi kasus 5.docx
Makalah kelp. 7 studi kasus 5.docxanon956045
 
Makalah toksikologi toksisitas emas (diva) revisi
Makalah toksikologi toksisitas emas (diva) revisiMakalah toksikologi toksisitas emas (diva) revisi
Makalah toksikologi toksisitas emas (diva) revisiVioniYuliza
 
1.KTA-Pendahuluan.ppt [Compatibility Mode].docx
1.KTA-Pendahuluan.ppt [Compatibility Mode].docx1.KTA-Pendahuluan.ppt [Compatibility Mode].docx
1.KTA-Pendahuluan.ppt [Compatibility Mode].docxDedeArdianSyaputra
 
Kerusakan lingkungan lahan dan pencegahannya
Kerusakan lingkungan lahan dan pencegahannyaKerusakan lingkungan lahan dan pencegahannya
Kerusakan lingkungan lahan dan pencegahannyaAnnisa Wasistiana
 
Makalah batu bara umk cabang raha
Makalah batu bara umk cabang rahaMakalah batu bara umk cabang raha
Makalah batu bara umk cabang rahaWarnet Raha
 
Presentation pertambangan
Presentation  pertambanganPresentation  pertambangan
Presentation pertambanganShoetiaone
 
Geografi XI Sosial (SDA)
Geografi XI Sosial (SDA)Geografi XI Sosial (SDA)
Geografi XI Sosial (SDA)MTR
 
Pertambangan
PertambanganPertambangan
Pertambangancondro23
 
Pencemaranlingkungan
PencemaranlingkunganPencemaranlingkungan
PencemaranlingkunganNina Safitri
 
1.KTA-Pendahuluan.ppt [Compatibility Mode].pdf
1.KTA-Pendahuluan.ppt [Compatibility Mode].pdf1.KTA-Pendahuluan.ppt [Compatibility Mode].pdf
1.KTA-Pendahuluan.ppt [Compatibility Mode].pdfPuteriAprilani1
 
Makalah pelestarian lingkungan yang telah rusak
Makalah pelestarian lingkungan yang telah rusakMakalah pelestarian lingkungan yang telah rusak
Makalah pelestarian lingkungan yang telah rusakSeptian Muna Barakati
 

Similar to Makalah bioteknologi uts (20)

Bioremediasi sebagai alternatif penanganan pencemaran akibat tambang batubara
Bioremediasi sebagai alternatif penanganan pencemaran akibat tambang batubaraBioremediasi sebagai alternatif penanganan pencemaran akibat tambang batubara
Bioremediasi sebagai alternatif penanganan pencemaran akibat tambang batubara
 
tanaman paku sebagai fitoremediasi di kawasan tambang emas.pdf
tanaman paku sebagai fitoremediasi di kawasan tambang emas.pdftanaman paku sebagai fitoremediasi di kawasan tambang emas.pdf
tanaman paku sebagai fitoremediasi di kawasan tambang emas.pdf
 
Perubahan Lingkungan.pptx
Perubahan Lingkungan.pptxPerubahan Lingkungan.pptx
Perubahan Lingkungan.pptx
 
Dampak Lingkungan Akibat Lahan Penambangan Batubara Di Daerah Kalimantan Selatan
Dampak Lingkungan Akibat Lahan Penambangan Batubara Di Daerah Kalimantan SelatanDampak Lingkungan Akibat Lahan Penambangan Batubara Di Daerah Kalimantan Selatan
Dampak Lingkungan Akibat Lahan Penambangan Batubara Di Daerah Kalimantan Selatan
 
Makalah kelp. 7 studi kasus 5.docx
Makalah kelp. 7 studi kasus 5.docxMakalah kelp. 7 studi kasus 5.docx
Makalah kelp. 7 studi kasus 5.docx
 
Makalah toksikologi toksisitas emas (diva) revisi
Makalah toksikologi toksisitas emas (diva) revisiMakalah toksikologi toksisitas emas (diva) revisi
Makalah toksikologi toksisitas emas (diva) revisi
 
1.KTA-Pendahuluan.ppt [Compatibility Mode].docx
1.KTA-Pendahuluan.ppt [Compatibility Mode].docx1.KTA-Pendahuluan.ppt [Compatibility Mode].docx
1.KTA-Pendahuluan.ppt [Compatibility Mode].docx
 
Kerusakan lingkungan lahan dan pencegahannya
Kerusakan lingkungan lahan dan pencegahannyaKerusakan lingkungan lahan dan pencegahannya
Kerusakan lingkungan lahan dan pencegahannya
 
Makalah batu bara umk cabang raha
Makalah batu bara umk cabang rahaMakalah batu bara umk cabang raha
Makalah batu bara umk cabang raha
 
Makalah batu bara umk cabang raha
Makalah batu bara umk cabang rahaMakalah batu bara umk cabang raha
Makalah batu bara umk cabang raha
 
Presentation pertambangan
Presentation  pertambanganPresentation  pertambangan
Presentation pertambangan
 
Pertambangan peti
Pertambangan petiPertambangan peti
Pertambangan peti
 
Geografi XI Sosial (SDA)
Geografi XI Sosial (SDA)Geografi XI Sosial (SDA)
Geografi XI Sosial (SDA)
 
Pertambangan
PertambanganPertambangan
Pertambangan
 
Kelompok 2 air
Kelompok 2 airKelompok 2 air
Kelompok 2 air
 
Pencemaranlingkungan
PencemaranlingkunganPencemaranlingkungan
Pencemaranlingkungan
 
kerusakan lingkungan
kerusakan lingkungankerusakan lingkungan
kerusakan lingkungan
 
1.KTA-Pendahuluan.ppt [Compatibility Mode].pdf
1.KTA-Pendahuluan.ppt [Compatibility Mode].pdf1.KTA-Pendahuluan.ppt [Compatibility Mode].pdf
1.KTA-Pendahuluan.ppt [Compatibility Mode].pdf
 
Jurnal perairan
Jurnal perairanJurnal perairan
Jurnal perairan
 
Makalah pelestarian lingkungan yang telah rusak
Makalah pelestarian lingkungan yang telah rusakMakalah pelestarian lingkungan yang telah rusak
Makalah pelestarian lingkungan yang telah rusak
 

Recently uploaded

Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptxGiftaJewela
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxbkandrisaputra
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 

Recently uploaded (20)

Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 

Makalah bioteknologi uts

  • 1. MAKALAH INOVASI DALAM UPAYA MENYELAMATKAN LINGKUNGAN DARI BEKAS LAHAN TAMBANG BATUBARA Diajukan untuk Memenuhi Tugas UTS Mata Kuliah: Bioteknologi Dosen Pengampu: Ina Rosdiana Lesmanawati, M.Si Disusun Oleh: Makhmudah (14121610703) Tadris IPA Biologi-B/6 JURUSAN TADRIS IPA BIOLOGI FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN IAIN SYEKH NURJATI CIREBON 2014
  • 2. KATA PENGATAR Assalamu’alaikum Wr Wb Syukur Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT, yang telah memberikan Rahmat serta Hidayah-Nya sehingga dapat terselesaikannya Makalah yang berjudul INOVASI DALAM UPAYA MENYELAMATKAN LINGKUNGAN DARI BEKAS LAHAN TAMBANG BATUBARA. Shalawat serta salam selalu terlimpahkan pada junjungan kita, Nabi besar Muhammad SAW. Harapan saya semoga makalah ini bisa memberikan manfaat bagi para pembaca. Sehingga dengan terselesaikannya Makalah ini dapat memberikan pengetahuan baru tentang tema yang diangkat dalam makalah ini. Saya juga mohon maaf apabila ada kesalahan yang sengaja maupun tidak disengaja, karena manusia tidak pernah lepas dari kesalahan. Kritik dan saran membangun selalu saya tunggu, agar kedepannya saya bisa lebih baik dalam penyusunan makalah. Terima kasih. Wassalamu’alaikum Wr Wb Cirebon, 28 Maret 2015 Hormat Saya Penulis
  • 3. BAB I PENDAHULAN A. Latar Belakang Indonesia memegang peranan yang sangat penting dalam industri batubara dan mineral dunia. Tahun 2005 Indonesia menduduki peringkat ke-2 sebagai negara pengekspor batubara uap. Namun demikian, pertambangan selalu mempunyai dua sisi yang saling berlawanan, sebagai sumber kemakmuran sekaligus perusak lingkungan yang sangat potensial. Pertambangan merupakan suatu bidang usaha yang karena sifat kegiatannya pada dasarnya selalu menimbulkan perubahan pada alam lingkungannya (BPLHD Jabar, 2005). Aktivitas pertambangan selalu membawa dua sisi. Sisi pertama adalah memacu kemakmuran ekonomi negara. Sisi yang lainnya adalah timbulnya dampak lingkungan yang memerlukan tenaga, pikiran, dan biaya yang cukup signifikan untuk proses pemulihannya. Pada saat ini Indonesia memiliki potensi sumberdaya batubara sekitar 60 miliar ton dengan cadangan 7 miliar ton (Witoro, 2007). Penambangan batubara biasanya dilakukan dengan dua cara, yaitu secara terbuka (open mining) dan tambang bawah tanah (underground mining). Di Indonesia sebagian besar penambangan dilakukan dengan sistem terbuka (open mining). Kegiatan penambangan dengan sistem terbuka ini berpotensi besar untuk mencemari lingkungan antara lain dapat menyebabkan penurunan poduktivitas tanah, penurunan kualitas air, terjadinya erosi dan sedimentasi, berkurangnya keanekaragaman flora dan fauna, serta terganggunya kesehatan manusia, terjadinya perubahan iklim mikro dan hilangnya bahan organik (Suhala dkk, 1995). Kondisi tanah yang demikian kurang mampu untuk menyokong pertumbuhan tanaman, sehingga perlu dilakukan perbaikan kondisi lahan bekas tambang. Permasalahan lingkungan dalam aktivitas pertambangan batubara umumnya terkait dengan Air Asam Tambang (AAT) atau Acid Mine Drainage (AMD). Air tersebut terbentuk sebagai hasil oksidasi mineral sulfida tertentu yang terkandung dalam batuan oleh oksigen di udara pada lingkungan berair. Air asam tambang ini akan mengikis tanah dan batuan yang berakibat pada larutnya berbagai logam seperti besi (Fe), cadmium (Cd), mangan (Mn), dan seng (Zn).
  • 4. Dengan demikian, selain dicirikan oleh pH yang rendah, air asam tambang juga akan mengandung logam-logam dengan konsentrasi tinggi, sehingga dapat berakibat buruk pada kesehatan lingkungan maupun manusia (Juari, 2006) Perbaikan lahan bekas tambang secara biologis untuk memperbaiki kesuburan tanah perlu dikembangkan. Salah satu cara adalah melalui fitoremediasi, yaitu pemanfaatan tumbuhan hijau dan ataupun mikroorganisme yang berasosiasi. Salah satu teknologi fitoremediasi yang dapat dilakukan yaitu memulihkan lahan dan membantu pertumbuhan bibit tanaman dengan menanaminya dengan tanaman yang bermikoriza. Segala upaya yang dilakukan tentunya diharapkan mampu untuk mengatasi perubahan lingkungan dengan kerja keras dan inovasi penanganan dalam memulihkan dan mengembalikan kebali kondisi lingkungan lahan bekas tambang. B. Rumusan Masalah 1. Apa itu Penabangan Batubara? 2. Apa dampak yang ditimbulkan dari pertambangan batubara bagi lingkungan? 3. Bagaimana upaya yang dilakukan dalam meyelamatkan lingkungan dari lahan bekas batu bara? C. Tujuan 1. Mengetahui Penambangan Batubara 2. Mengetahui dampak yang ditimbulkan dari pertambangan batubara bagi lingkungan 3. Mengetahui upaya yang dilakukan dalam menyelamatkan lingkungan dari lahan bekas batu bara
  • 5. BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Penambangan Batubara Batubara adalah salah satu bahan bakar fosil. Pengertian umumnya adalah batuan sedimen yang dapat terbakar, terbentuk dari endapan organik, utamanya adalah sisa-sisa tumbuhan dan terbentuk melalui proses pembatubaraan. Unsur-unsur utamanya terdiri dari karbon, hidrogen dan oksigen. Batu bara juga adalah batuan organik yang memiliki sifat-sifat fisika dan kimia yang kompleks yang dapat ditemui dalam berbagai bentuk. Analisis unsur memberikan rumus formula empiris seperti C137H97O9NS untuk bituminus dan C240H90O4NS untuk antrasit. Penambangan adalah rangkaian kegiatan dalam rangka upaya pencarian, penambangan (penggalian), pengolahan, pemanfaatan dan penjualan bahan galian (mineral, batubara, panas bumi, migas). yang didapatkan dari lahan yang memiliki SDA yang melimpah. Batu bara adalah bahan bakar alternative yang digunakan dalam memenuhi kebutuhan. Di indonesia, penambangan batubara lokasinya berada di Kalimantan. Yang merupakan pulau yang memiliki lahan hutan yang luas dan juga penuh dengan kekayaan alam. Hal ini ditunjukkan oleh banyaknya penelitian yang menjadikan Kalimantan, sumatera sebagai objek data. Menurut Adman, (2012:19) Kalimantan Timur merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki potensi sumber daya alam yang sangat kaya termasuk bahan tambang. Salah satu hasil tambang dari Kalimantan Timur adalah batubara. Beliau juga mengungkapkan bahwa Gubernur Kalimantan Timur menyebutkan di Kalimantan Timur terdapat 33 izin Perjanjian Karya Pengusahaan Penambangan Batubara (PKP2B) dan 1.386 Izin Usaha Pertambangan (IUP) dengan produksi 220 juta ton per tahun (addikutip dari Media Indonesia, 2012) Jadi, penambangan batubara adalah suatu upaya menggali, menemukan dalam rangka memanfaatkan bahan alam yang memiliki nilai tinggi selain sebagai kekayaan alam yang memiliki nilai jual yang menguntungkan juga sebagai bahan bakar alternative yang bisa dimanfaatkan secara kormersil.
  • 6. B. Dampak penambangan batubara bagi lingkungan Batubara sangat menjanjikan sebagai bahan bakar alternative. Namun, dibalik itu semua ada bahaya yang mengancam lingkungan. Untuk mendapatkan batubara yaitu dengan melalui pertambangan yaitu proses menggali dan menemukan bahan tambang dalam alam. Umumnya, penambang di indonesia melakukan penambangan secara terbuka hal ini menurut Adman (2012:20). Kegiatan pertambangan terbuka menyebabkan hilangnya keanekaragaman hayati, terjadinya degradasi pada daerah aliran sungai, perubahan bentuk lahan dan terlepasnya logam-logam berat yang dapat masuk ke lingkungan perairan sehingga perlu dilakukan upaya pemulihan lingkungan. Hal ini senada dengan pendapat Herdina (2013:47) bahwa penambangan secara terbuka memiliki dampak yang buruk bagi lingkungan antara lain dapat menyebabkan penurunan poduktivitas tanah, penurunan kualitas air, terjadinya erosi dan sedimentasi, berkurangnya keanekaragaman flora dan fauna, serta terganggunya kesehatan manusia, terjadinya perubahan iklim mikro dan hilangnya bahan organic. Penggalian batubaranya sendiri, serta waste material menyebabkan tersingkapnya tanah/batuan yang mengandung mineral sulfida, antara lain berupa Pirit (Pyrite) dan Markasit (Marcasite). Mineral sulfida tersebut selanjutnya bereaksi dengan oksida dan air membentuk air asam tambang. Air asam tambang ini akan mengikis tanah dan batuan yang berakibat pada larutnya berbagai logam seperti besi (Fe), cadmium (Cd), mangan (Mn), dan seng (Zn). Dengan demikian, selain dicirikan oleh pH yang rendah, air asam tambang juga akan mengandun logam-logam dengan konsentrasi tinggi, sehingga dapat berakibat buruk pada kesehatan lingkungan maupun manusia (Marganingrum,2010:12) Penelitian yang telah dilakukan oleh Marganingrum (2010) di PT Berau Coal Kalimantan timur dalam menguji pencemaran air dan tanah didapatkan hasil bahwa dampak lingkungan baik secara alami maupun pengaruh dari limbah penambangan analisis data yang diperoleh baik di lapangan maupun analisis laboratorium, baik dari sampel air maupun sampel tanah, menunjukkan bahwa keasaman air di sepanjang Sungai Lati lebih disebabkan oleh faktor lingkungan di sekitar penambangan batubara, daripada pencemaran dari limbah hasil pengolahan batubara. Hal ini ditunjukkan dengan pH sampel air dari outlet pengolahan sebesar 6,3 pada saat hujan dan 9,7 pada saat tidak
  • 7. hujan. Setelah mendapatkan masukan dari aliran sungai yang berasal dari disposal (A5), pH Sungai Lati kembali turun pada nilai 4. Oleh karena itu pengelolaan lahan bekas tambang perlu dilakukan secermat mungkin untuk menghindari kontak dengan udara dan air dari luar. Untuk meminimalisir polutan dari lokasi bekas tambang ataupun tanah disekitar penambangan batubara yang kaya akan mineral sulfida, bisa diakukan dengan tiga cara. Sistem penanganan yang dimaksud adalah sistem mekanis/teknis, agronomis, dan kemis. Ketiga sistem tersebut bertujuan sama yaitu menghindari kontak langsung antara mineral sulfida dengan udara dan air serta pengikatan besi dan asam sulfat yang terbentuk sebagai hasil dari proses oksidasi. Polutan dari proses pengolahan batubara dapat diantisipasi dengan sistem pengolahan aktif. Jadi dapat diketahui bahwa dampak penambangan batubara dengan adanya zat yang dipaikai selama penambangan yaitu Mineral sulfida bereaksi dengan oksida dan air yang membentuk air asam tambang dan selama itu proses penambangannya jauh lebih berbahaya dibandingkan dan berpotensi merusak lingkungan dibandingkan dengan pencemaran hasil pertambangan pada lingkungan. C. Upaya pemulihan lahan bekas batubara Perusakan yang diakibatkan oleh penambangan batubara terhadap lingkungan secara tegas dinyatakan dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 76 Tahun 2008 tentang Rehabilitasi dan Reklamasi Hutan mengharuskan setiap perusahaan tambang untuk melakukan revegetasi pada lahan-lahan kritis bekas tambang. Tindakan revegetasi tersebut dilakukan dengan menanam vegetasi reklamasi pada lokasi-lokasi yang sudah selesai ditambang meskipun aktivitas pertambangan secara keseluruhan masih berjalan. Tujuan dari reklamasi tersebut adalah untuk meningkatkan produktivitas lahan bekas tambang antara lain dengan dialihfungsikan untuk produksi tanaman pertanian. (hermawan, 2011:2) Upaya pemulihan lingkungan melalui reklamasi lahan dan revegetasi. Upaya reklamasi dan revegetasi di pengusahaan pertambangan yang masuk dalam Kawasan Budidaya Kehutanan (KBK) mengacu pada aturan yang telah dikeluarkan oleh Kementerian Kehutanan yang mensyaratkan penanaman jenis lokal (Permenhut No
  • 8. P.4/Menhut-II/2011). Revegetasi dengan tanaman bukan dari jenis pohon lokal akan merubah ekosistem dari kondisinya semula sehingga dikhawatirkan akan menyebabkan hilangnya sebagian jenis tumbuhan maupun hewan. Sementara revegetasi dengan jenis lokal dapat mendukung masuknya jenis-jenis lain dan cenderung dapat memulihkan lingkungan ekosistem mendekati kondisi aslinya Upaya dalam memulihkan lahan bekas tambang batubara akibat pencemaran dan hilangnya kadar unsur hara tanah adalah dengan inovasi yang dapat dilakukan dalam rangka memulihkan lahan. Yaitu sebagai berikut: 1. Memanfaatkan jenis pohon local cepat tumbuh tumbuh untuk pemulihan lahan pasca tambang batubara Mengembalikan keadaan lahan bekas pertambangan sungguh tidaklah mudah. Meskipun begitu penelitian terus-menerus dilakukan dalam upaya menyelamatkan lingkungan. Adman (2012:25) mengutarakan bahwa jenis tanaman local yang cepat tumbuh yang didapatkan dari studi kasus yang telah diteliti di PT Singlurus Pratama, Kalimantan Timur mendeskripsikan bahwa pemulihan lahan bekas tambang dapat dengan menggunakan tanaman local yang mampu tumbuh cepat. Dan dalam penelitian beliau didapatkan data bahawa terdapat 10 jenis pohon lokal yang berpotensi untuk digunakan dalam revegetasi lahan pasca tambang batubara di PT. SGP yaitu Fordia splendidissima, Ficus sp., Litsea sp., Macaranga hypoleuca, Syzygium sp., Archidendron microcarpum, Alstonia sp., Cratoxylum sumatranum, Homalanthus populneus, dan Vernonia arborea Pemulihan lahan tambang memang memakan waktu yang cukup lama 8- 10 tahun untuk mendapatkan hasil yang optimal. Hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan jenis tanaman adalah kemampuan jenis tersebut untuk dapat bertahan pada kondisi kering, karena pada areal reklamasi kondisi tanah sangat terbuka sehingga pada waktu panas tanah menjadi cepat kering dan kandungan liat menyebabkan tanah menjadi padat dan keras. 2. Menggunakan tanaman yang diinokulasi ektomikoriza Mikoriza merupakan asosiasi mutualisme antara fungi tanah dengan akar tanaman. Adanya simbiosis mutualistik antara mikoriza dengan perakaran
  • 9. tanaman dapat membantu pertumbuhan tanaman menjadi lebih baik. Hal ini disebabkan mikoriza efektif dalam meningkatkan penyerapan unsur hara makro dan mikro, meningkatkan daya tahan tanaman terhadap serangan pathogen. Penelitian ini menggunakan dosis ektomikoriza yang terdiri 2 taraf yaitu yaitu tanpa ektomikoriza dan 2 tablet ektomikoriza/tanaman, dan faktor kedua yaitu jenis tanaman yang terdiri dari 4 taraf yaitu bibit mahoni (Swietenia mahagoni Jack), bibit meranti (Shorea. sp), bibit bayur (Pterospermum javanicum Jungh) dan bibit pulai (Alstonia scholaris L. R. Br.). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kandungan kimia tanah sebelum diinokulasi tergolong rendah, dan mengalami peningkatan setelah diberi perlakuan. Pemberian 2 tablet ektomikoriza digunakan tidak berbeda nyata terhadap pertumbuhan dan bobot kering tanaman, namun jenis tanaman memberikan pengaruh yang nyata terhadap pertumbuhan dan bobot kering tanaman selama 16 minggu pengamatan. Dosis 2 tablet ektomikoriza mampu mempengaruhi derajat infeksi hingga 52% dengan kriteria tinggi dan tingkat ketergantungan (mycorryzal dependency) dengan kriteria kurang terhadap beberapa tanaman untuk revegetasi selama 16 minggu pengamatan (Herdina,2011) Secara signifikan penelitian yang telah dilakukan memperlihatkan tidak ada pengaruh pertambahan tinggi batang, diameter batang, jumlah daun dan bobot kering tanaman dengan diinokulasi ektomikoriza. Tetapi justru mempengaruhi berat bobot kring tanaman sangat signifikan mengalami peningkatan dibandingkan dengan yang tidak diinokulasi. Ini berarti unsure organic yang berhasil diikat oleh tanaman itu banyak. Semakin kaya unsure organic tentunya megindikasikan pemulihan lahan yang semakin dapat ditaksirkan akan pulih dalam waktu yang tidak lama.
  • 10. BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Dari pembahasan diatas, dapat disimpulkan hasilnya adalah sebagai berikut: 1. Penambangan batubara adalah suatu usaha menggali, menemukan dalam rangka memanfaatkan bahan alam yang memiliki nilai tinggi selain sebagai kekayaan alam yang memiliki nilai jual yang menguntungkan juga sebagai bahan bakar alternative yang bisa dimanfaatkan secara kormersil. 2. Dampak penambangan batubara adalah hilangnya unsure organic yang ada didalam tanah karena mineral asam sulfide yang dapat mengikis lapisan tanah mengakibatkan hilangnya unsure-unsur dalam tanah sehingga rusaknya lingkungan 3. Upaya yang dilakukan adalah dengan mengupayakan: a. Penanaman kembali dengan tanaman local yang memiliki daya pertumbuhan cepat dengan menggunakan bibit mahoni (Swietenia mahagoni Jack), bibit meranti (Shorea. sp), bibit bayur (Pterospermum javanicum Jungh) dan bibit pulai (Alstonia scholar) b. Menggunakan inokulasi ektomikoriza pada tanaman dalam rangka mengikat unsure hara tanah. B. Kritik dan Saran Pembuatan makalah ini tentunya tidak luput dari kesalahan karena berdasarkan pemikiran saya. Dalam rangka menyempurnakan isi materi, saya mengharapkan kritik atas kesalahan yang telah saya buat dalam mendeskripksikan materi dan saran supaya saya terus belajar untuk selalu belajar.
  • 11. DAFTAR PUSTAKA Adman, Burhanuddin, dkk.2012. Pemanfaatan Jenis Pohon Lokal Cepat Tumbuh untuk Pemulihan Lahan Pascatambang Batubara (Studi Kasus di PT. SINGLURUS PRATAMA, KALIMANTAN TIMUR). Semarang: Jurnal Ilmu Lingkungan Herdina, Julida, dkk.2013. Pertumbuhan Beberapa Tanaman untuk Revegetasi yang Diinokulasi Ektomikoriza pada Lahan Bekas Tambang Batubara Ombilin. Padang: Vol. 2, No. 1, Tahun 2013 Marganingrum, Dyah dan Rhazista Noviardi. 2010. Pencemaran Air dan Tanah di Kawasan Pertambangan Batubara di PT. BERAU COAL, KALIMANTAN TIMUR. Riset teknologi dan pertambangan: Vol. 20 No. 1 (2010), 11-20. Hermawan, Bandi. 2011. Peningkatan Kualitas Lahan Bekas Tambang melalui Revegetasi dan Kesesuaiannya Sebagai Lahan Pertanian Tanaman Pangan. Bengkulu: ISBN 978-602-19247- 0-9