Dokumen tersebut membahas tentang riba dan bunga bank serta fee dari perspektif hukum Islam. Ada beberapa pendapat ulama tentang hukum bunga bank, antara lain yang mengharamkannya secara mutlak, yang mengharamkan jika bersifat konsumtif, dan yang menghalalkannya. Dokumen juga menjelaskan definisi dan permasalahan hukum terkait fee yang dibebankan bank kepada nasabah.
2. RIBA DAN PEMBAGIANNYA
1. RIBA NASIAH :
Tambahan baik berupa tunai, benda, maupun jasa yang
mengharuskan pihak peminjam untuk membayar selain jumlah
uang yang dipinjamkan kepada pihak yang meminjamkan pada
hari jatuh waktu mengembalikan uang pinjaman itu.
3. SYARAT RIBA NASIAH
1. Adanya tambahan pembayaran atau modal yang dipinjamkan.
2. Tambahan itu tanpa resiko kecuali sebagai imbalan dari
tenggang waktu yang diperoleh si peminjam.
3. Tambahan itu disyaratkan dalam pemberian piutang dan
tenggang waktu.
4. RIBA DAN PEMBAGIANNYA
2. RIBA FADHAL :
MENURUT IBNUL QAYYIM : Riba fadhal ialah riba yang
kedudukannya sebagai penunjang diharamkannya riba
nasiah. Dari pengertian tersebut, para fuqaha
menyimpulkan bahwa riba fadhal ialah kelebihan yang
terdapat dalam tukar menukar antara benda-benda
sejenis, seperti emas dengan emas, perak dengan perak
dan sebagainya.
5. HIKMAH KEHARAMAN RIBA
HIKMAH DIHARAMKANNYA RIBA SECARA RASIONAL, ANTARA LAIN :
Riba berarti mengambil harta orang lain tanpa hak
Riba dapat melemahkan kreativitas manusia untuk berusaha atau
bekerja
Riba menghilangkan nilai kebaikan dan keadilan dalam hutang piutang
Bertentangan dengan sifat rahmah Allah SWT. Hal ini akan merusak
sendi-sendi kehidupan sosial
Menimbulkan permusuhan dan menghilangkan semangat tolong-
menolong
Riba akan melahirkan satu kelas di masyarakat yang hidup mewah
tanpa bekerja. Ia ibarat benalu yang tumbuh yang merugikan pihak
lain
Riba penyebab adanya penjajahan
Islam menghimbau agar manusia memberikan pinjaman kepada yang
memerlukan untuk mendapat pahala bukan mengekploitasi orang
lemah
6. PRO KONTRA HUKUM BUNGA BANK
ABU ZAHRA DKK : Bunga bank itu riba nasiah yang mutlak
keharamannya.
MUSTAFA A. ZARQA : Yang diharamkan adalah yang bersifat konsumtif
seperti yang berlaku pada zaman jahiliyah.
HASAN : (persis) bunga bank (rente) seperti yang berlaku di Indonesia
bukan termasuk riba yang diharamkan karena tidak berlipat ganda.
MAJLIS TARJIH MUHAMMADIYAH : Dalam Muktamar di Sidoarjo Tahun
1968 memutuskan bahwa bunga yang diberikan oleh bank kepada para
nasabahnya atau sebaliknya termasuk perkara syubhat (belum jelas
keharamannya).
7. IKHTILAF BUNGA BANK
• Pendapat yang mengharamkan secara mutlak.
• Pendapat yang mengharamkan jika bersifat
konsumtif. Tetapi jika bersifat produktif hukumnya
boleh.
• Pendapat yang menghalalkan secara mutlak.
• Pendapat yang menghukuminya sebagai perkara
syubhat (belum pasti keharaman dan
kehalalannya).
8. FEE
FEE ARTINYA :
Pungutan dana yang dibebankan kepada nasabah bank untuk
kepentingan administrasi, seperti keperluan kertas, biaya operasional,
dan lain-lain. Pungutan itu pada hakikatnya termasuk bunga. Maka,
permasalahannya tidak berbeda jauh dengan masalah bunga bank.
Ulama yang mengharamkan bunga bank, maka, mereka pun
mengharamkan fee, karena berarti itu kelebihan, yaitu dengan
mengambil manfaat dari sebuah transaksi utang piutang.