1. NEWSLETTER
Edisi IV/ 2011
Kementerian Kesehatan RI
Dari Redaksi
Global Surveillance Networking for Global Health
Pembaca yang budiman,
Puji syukur kita panjatkan kehadirat
Tuhan YME, redaksi kembali berbagi
berita kepada pembaca melalui
Newsletter edisi ketiga tahun 2011.
Dengan
topik
utama
Global
Surveillance Networking for Global
Health sebagai berita utama pada
edisi ini, diharapkan pembaca dapat
mengetahui pentingnya epidemiologi
sebagai
pilar
utama
dalam
kesehatan masyarakat.
Selain itu, tim redaksi juga
menyajikan beberapa berita terkini
seputar kegiatan Ditjen PP dan PL,
Kemkes RI untuk dapat menambah
wawasan
dan
pengetahuan
pembaca.
Semoga berita yang kami sajikan
dapat bermanfaat bagi pembaca.
Salam Redaksi
Daftar Isi
Global Surveillance Networking for
1
Global Health
Hidup bersih dan sehat dengan
CTPS
2
Kesiapan Ditjen PP dan PL pada
SEA Games XXVI TAHUN 2011
2
KLB Hepatitis A
3
STBM Di Indonesia
3
Lindungi si buah hati dengan
imunisasi
4
Pelayanan Kesehatan di
Embarkasi dan Debarkasi Haji
5
Strategi Ditjen PP dan PL
“Raih WTP 2012”
5
Menkes RI Menerima Tim Dokter
Indonesia Untuk Misi Kemanusiaan 6
di Pakistan
Konferensi ilmiah ke-6 regional South
East
Asian
Regional
Organitation
(SEARO) dan West Pacific Regional
Organitation (WPRO) dibuka secara
resmi oleh Menteri Kesehatan RI pada tgl
8 November 2011 di Bali Nusa Dua
Convention Center (BNDCC). Konferensi
bertemakan
“Global
Surveillance
Networking for Global Health” Dalam
sambutannya
Menkes
menyatakan
epidemiologi adalah pilar utama dalam
Menteri Kesehatan dr.Endang R Sedyaningsih, MPH, kesehatan masyarakat.
DR.PH membuka pertemuan konference secara simbolis
pada pembukaan 6th TEPHINET Bi-regional Scientific
Dengan epidemiologi memungkinkan kita
menentukan besarnya masalah, identifikasi faktor risiko dan populasi rentan, merancang
metode pengendalian dan memungkinkan pemantauan dan penilaian program.
TEPHINET (Training Program in Field Epidemiology and Public Health Intervention
Network) adalah jaringan epidemiologi global yang didedikasikan untuk menjaga standar
kualitas pendidikan epidemiologi.
Konferensi kali ini diisi dengan simposium para ahli dari berbagai negara diantaranya Dr.
David Heymann dengan topik Surveillance: Past, Present and Future, Dr. Richard
Brown dengan topik IHR and Pandemic Influenza dan Jeffrey W McFarland, MD dengan
topik Surveillance for Severe Respiratory Disease: Chlallenges and Opportunities
dan diteruskan dengan presentasi hasil penelitian dengan berbagai topik yang
dilaksanakan secara paralel. Tidak kurang dari 62 topik penelitian dipresentasikan oleh 62
peneliti dari berbagai negara pada kesempatan tersebut. Dari 62 topik penelitian tersebut
dikelompok menjadi beberapa kelompok besar yaitu Global Surveillance, Zoonosis dan
Vector Borne Diseases, Diseases of IHR Significance, Surveillance and Outbreak
Response, Veterinary Epidemiology and Toxicology, Influenza and Pandemic
Influenza, Food and water borne diseases and Vaccine Preventable Diseases.
Sebelum penutupan dilakukan video conference yang disiarkan di 9 titik di berbagai
belahan bumi yaitu ; BNDCC (Bali), Seattle, Australia, US CDC Atlanta, Chile, Singapura,
Taiwan, Philippina dan Malaysia yang pertama kali dilaksanakan sepanjang
penyelenggaraan konferensi ilmiah regional SEARO-WPRO. Pada acara video conference
ini dipresentasikan 3 makalah ilmiah yaitu dari Singapura dengan topik Impact of MDRTB
Cases Among medical Tourists in Singapore, kemudian presentasi dari Taiwan dengan
judul Development of Travel Medicine in Chinese Taipei dan terakhir presentasi dari CDC
Atlanta dengan topik Multistate outbreak of Listeria Foodborne outbrek in 80 years.
Setelah video conference, dilaksanakan simposium terakhir yang diisi dengan presentasi
oleh keynote speaker dari Australia yang disampaikan oleh Prof John Mackenzie tentang
Challenges in Emerging Infectious Diseases in the region kemudian diakhiri presentasi
oleh Indonesia dengan topik Human and Animal Interface-the future challenges in
zoonosis.
bersambung ke hal 4
TIM REDAKSI
Penasihat Direktur Jenderal PP dan PL l Pengarah Sekretaris Ditjen PP dan PL l Penanggung Jawab Kepala Bagian Hukormas l Redaktur Kepala Subbagian Humas .
Kepala Subbagian Hukum . Kepala Subbagian Organisasi . Ahmad Abdul Hay, SKM . Eriana Sitompul l Editor Mugi Wahidin, SKM . Hilwati, SKM . Dewi Nurul Triastuti, SKM
Design Grafis/Fotografer Muji Yuswanto, S.Kom . Putri Kusumawardani, S.T l Sekretariat Grace Ginting, MARS . Ria Sartika Dewi, SKM . Dra. Dewi Minarni . Nurlina,
SKM . Sukman, SKM, M.Kes . Muniarty, SE . Siti Djubaidah . Risma, SKM. Pairin. Bukhari Iskandar, SKM.
Alamat: Ditjen PP dan PL, Bagian Hukormas, Jl. Percetakan Negara No. 29 Jakarta 10560 l Telepon/Faks: (021) 4223451
l e-mail : hoh.pppl@yahoo.com l website: www.pppl.depkes.go.id l facebook: Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan
1
2. Hidup bersih dan sehat dengan
CTPS
Kesiapan Ditjen PP dan PL pada
SEA Games XXVI Tahun 2011
Indonesia sebagai tuan rumah pesta olahraga se Asia
Tenggara yang diikuti oleh 3.013 Atlet dan 788 Official
dari sebelas negara berkomitmen mensukseskan pesta
olah raga tersebut dengan melakukan persiapan
pelaksanaan yang melibatkan berbagai sektor termasuk
kesehatan.
Para siswa sekolah saat melemparkan topi pada peringatan CTPS
Ditjen PP dan PL melalui Direktorat Surveilans,
Imunisasi, Karantina, dan Kesehatan Matra (Simkar
Kesma) pada 11-12 Oktober 2011 di Hotel Sandjaya
Palembang melakukan
koordinasi dengan Dinas
Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan, Balai Teknik
Kesehatan Lingkungan dan Pegendalian Penyakit
Menular (BTKLPPM) Palembang, Kantor Kesehatan
Pelabuhan (KKP) kelas II Palembang, Tim Pengawas
Makanan Sea Games 2011 dari RS Moh. Hoesin
Palembang. Dalam pertemuan tersebut diinformasikan
upaya pengendalian penyakit dan penyehatan
lingkungan pada Situasi Khusus.
Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) merupakan perilaku
yang harus dibiasakan dalam pola hidup bersih dan
sehat. Kementerian Kesehatan RI mendukung
tercapainya derajat kesehatan masyarakat dengan
melakukan edukasi yang sederhana dan konkrit dalam
berperilaku hidup bersih dan sehat melalui cuci tangan
pakai sabun di lingkungan dan rumah tangga terutama
memberikan pemahaman pada anak-anak akan pent- Di Palembang didirikan 22 titik/pos pelayanan
ingnya menjaga kebersihan dan kesehatan diri dan ling- kesehatan, 65 ambulans termasuk Puskesmas Kelilling
kungan.
(Pusling), 1245 tenaga kesehatan dan tim pengawas
dopping.
Hari Cuci Tangan Pakai Sabun (HCTPS) ditetapkan setiap tanggal 15 Oktober. Tahun ini merupakan tahun Ke Di Jakarta dibentuk 4 tim kesehatan terdiri dari 1 dokter
-4 Peringatan HCTPS di Indonesia, berbagai rangkaian dan 3 perawat, serta bantuan tenaga kesehatan, 1
kegiatan yang dilakukan, antara lain :
dokter dan 2 paramedis dari Dinas Kesehatan DKI
Temu media Dirjen PP dan PL di Kantor Kementerian
Kesehatan RI pada Jumat, 7 Oktober 2011, Kampanye
kesehatan pada 9 Oktober 2011 di Parkir Timur Senayan, Direktur Jenderal PP dan PL, Prof. dr. Tjandra
Yoga Aditama menyampaikan 6 titik kritis dimana harus
di laksanakan CTPS, yaitu sebelum mengolah makanan,
sebelum makan, setelah buang air besar, sebelum mengurus bayi, setelah menceboki anak, setelah memegang
hewan. Dukungan ini di tandai dengan melakukan Cap
Telapak Tangan 1.000 Peserta di 30 meter Kain Putih
panjang dan dilanjutkan dengan mencuci tangan pakai
sabun secara bersama-sama. Sedangkan pada 13-14
Oktober 2011 di Hotel Horison Bekasi dilaksanakan
rapat koordinasi nasional Sanitasi Total Berbasis
Masyarakat (Rakornas STBM) yang diikuti oleh 450
orang terdiri dari perwakilan pemerintah pusat, provinsi,
lembaga donor, swasta, universitas dan organisasi
masyarakat. Hal ini dilakukan karena CTPS merupakan
salah 1 pilar dari 5 pilar terpadu STBM.
Jakarta yang bertugas selama 24 jam secara
bergantian dan petugas piket khusus di ruang VIP untuk
pejabat ASEAN yang transit serta ambulans telah
disiagakan sebanyak 5 unit.
Dirjen PP dan PL melakukan peninjauan kesiapan tim
kesehatan di Jaka Baring Palembang untuk melihat
sanitasi dan hygiene Dining Hall serta petugas
kesehatan di arena Sea Games yang melalukan
pengawasan diantaranya : pemeriksaan Makanan dan
minuman di 6 (enam) lokasi, Pemeriksaan air sungai
dan air bersih, pengukuran kualitas udara di 5 (lima)
titik, dan fogging di lokasi penyelenggaraan
perlombaan/pertandingan (venue) serta Tempat-tempat
Umum (TTU) di lokasi penyelenggaraan Sea Games.
Dalam laporannya Dirjen PP dan PL mengatakan Data
tahun 2010 menunjukkan bahwa lebih dari 80 juta
penduduk indonesia telah mencuci tangan dengan
benar
sebelum
makan,
52
persen
ibu
menyusui mencuci tangan dengan benar sebelum
Puncak peringatan HCTPS dimeriahkan dengan aksi menyusui serta lebih dari 145 juta penduduk indonesia
cuci tangan pakai sabun oleh lebih dari 3.000 anak mempunyai kebiasaan mencuci tangan dengan benar
Sekolah Dasar yang dilakukan bersama-sama. Aksi ini setelah BAB.
mendapat Rekor dunia dari MURI.
2
3. KLB Hepatitis A
Hepatitis A merupakan penyakit endemi yang tersebar hampir
diseluruh dunia, Endemisitas tinggi terutama terdapat pada
Negara berkembang (Afrika, Asia Tenggara, Mediterania dan
Amerika Selatan). Indonesia termasuk negara dengan
endemisitas tinggi. Dirjen Pengendalian Penyakit dan
Penyehatan Lingkungan, Prof.dr Tjandra Yoga Aditama
menjelaskan cara penularan Hepatitis A biasanya secara faecal
-oral, melalui makanan atau minuman yang tercemar tinja
penderita dan sangat dipengaruhi oleh kondisi sanitasi dan
perilaku hidup bersih dan sehat (mis: cuci tangan pakai sabun).
Dirjen PP dan PL, Prof. Tjandra Yoga Aditama saat
melakukan wawancara tentang Hepatitis
Penyakit tersebut bersifat self limiting dan sembuh sempurna
serta memberikan kekebalan seumur hidup dan tidak menjadi
kronis. Tanda dan Gejala Hepatitis A adalah demam, malaise (lemah, lesu), anoreksia dan gangguan
abdominal serta ikterus. Masa inkubasi 15-50 hari, rata-rata 28-30 hari.
Kasus KLB Hepatitis A di SMK2 Depok, diketahui telah ditemukan 90 kasus (89 siswa + 1 guru). Data
laboratorium yang ada menunjukkan serum IgM HAV positif. Untuk mengetahui sumber penularan maka
sampel air, makanan + rectal swab pembuat makanan sudah diambil dan diperiksa di laboratorium IPB.
Upaya lain yang sudah dilakukan adalah perawatan kasus, penyuluhan hidup bersih dan sehat, surveilans
intensif serta desinfeksi. KLB terjadi dengan pola common source, umumnya terjadi pada pencemaran air
minum, makanan yang tidak dimasak,makanan yang tercemar, serta sanitasi dan higiene yang buruk.
Untuk pencegahan Hepatitis A, diperlukan promosi kesehatan kepada masyarakat tentang sanitasi
yang baik, kebersihan perorangan meliputi cuci tangan secara benar, pembuangan tinja di jamban yg bersih,
penyediaan air bersih, sistim pendistribusian air yg baik dan pengelolaan limbah yg benar. Tatalaksana
penanganan penderita, kontak dan lingkungan sekitar adalah (1) isolasi bagi yang positif Hepatiti A bila
diperlukan (2) pengobatan tidak spesifik, utamanya meningkatkan daya tahan tubuh (istirahat dan makan
bergizi (3) disinfeksi serentak terhadap bekas cairan tubuh dari penderita.
STBM di Indonesia
Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) adalah
pendekatan untuk merubah perilaku higiene dan
sanitasi melalui pemberdayaan masyarakat dengan
metode pemicuan. Berdasarkan Kepmenkes Nomor
852/MENKES/SK/IX/2008 tentang Strategi Nasional
Sanitasi Total Berbasis Masyarakat, STBM dilakukan
melalui lima pilar, yaitu tidak buang air besar (BAB)
sembarangan, mencuci tangan pakai sabun,
mengelola air minum dan makanan yang aman,
mengelola sampah dengan benar, dan mengelola
limbah cair rumah tangga dengan aman.
Untuk mengaplikasikan program STBM di Indonesia
dalam menumbuhkan kesadaran masyarakat
sebagai pengguna, Ditjen PP dan PL melakukan Menteri Kesehatan didampingi oleh Dirjen PP dan PL foto bersama
upaya-upaya ke arah perubahan perilaku sebagai peserta pertemuan Rapat Koordinasi Nasional STBM ke –I
bentuk intervensi terpadu perubahan perilaku dan pemberdayaan masyarakat. Hal ini dikarenakan
perubahan perilaku menjadi salah satu kunci keberhasilan pelaksanaan STBM, salah satunya adalah pada
pembangunan air minum dan sanitasi. “Sesuai RPJMN 2010-2014 pembangunan air minum dan sanitasi
menjadi prioritas dalam pembangunan kesehatan sebagai upaya promotif-preventif terpadu bersama
imunisasi”, tegas Direktur Jenderal PP dan PL, Prof. dr. Tjandra Yoga Aditama.
Pada Rabu, 16 November 2011, Prof. dr. Tjandra Yoga Aditama telah mengunjungi Kabupaten Bengkulu
Selatan sebagai daerah yang mendapat batuan dari Asian Development Bank (ADB) untuk penyediaan air
bersih dan sanitasi. Berdasarkan paparan Bupati dan Kepala Bappeda Bengkulu Selatan di
Kota Manna Bengkulu Selatan, proyek ini terlaksana dengan baik dan memberi dampak yang baik dalam
kesehatan lingkungan.
3
4. SAMBUNGAN HAL 1
Pertemuan 6th TEPHINET Bi-regional Scientific ini secara resmi ditutup oleh Direktur Jenderal PP dan PL, Prof dr
Tjandra Yoga Aditama SpP(K), MARS, DTM&H, DTCE. Dalam kata sambutannya, Prof dr Tjandra Yoga Aditama
menyampaikan ucapan terima kasih kepada seluruh delegasi dan semua pihak yang terlibat dalam penyelenggaraan
konferensi sehingga acara dapat berlangsung secara tertib. Pada kesempatan ini juga telah disepakati bahwa sebagai
tuan rumah konferensi ilmiah regional SEARO-WPRO selanjutnya (ke-7) setelah Indonesia akan diselenggarakan di
Vietnam pada tahun 2013.
Pada kesempatan tersebut banyak peserta terutama peserta dari luar negeri memberikan apresiasi terhadap Indonesia
sebagai tuan rumah, dimana selain karena mahasiswa dari Indonesia berhasil menduduki posisi terbanyak tentang
jumlah abstrak yang lolos oleh tim review internasional, juga lokasi konferensi yang dilaksanakan di Bali memberikan
kenangan tersendiri bagi peserta konferensi.
Lindungi si buah hati dengan imunisasi
Imunisasi merupakan salah satu upaya promotif preventif
serta bentuk nyata dalam memberikan kekebalan tubuh
terhadap bayi dan balita dan salah satu bentuk komitmen
pemerintah untuk mencapai Millenium Development
Goals (MGD’s) khususnya untuk menurunkan angka
kematian pada anak dan ibu. Penyakit yang Dapat
Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) merupakan salah satu
penyebab kematian anak di negara-negara berkembang
termasuk Indonesia. Diperkirakan 1,7 juta kematian pada
anak atau 5% pada anak balita, disebabkan oleh PD3I.
Imunisasi merupakan salah satu upaya yang efektif untuk
menekan angka kesakitan dan kematian tersebut.
Penyelenggaraan program imunisasi di Indonesia
menggunakan vaksin yang terbukti aman dan berkualitas.
Imunisasi campak telah dimulai sejak tahun 1982 dimana
saat itu cakupan campak sebesar 12,7% yang kemudian meningkat tajam sampai 85,4% pada tahun 1990
dan 93,6% pada tahun 2010.
Menteri Kesehatan saat memberikan imunisasi polio pada salah
satuanak pada Pencanangan Pelaksanaan Kampanye Campak
dan Polio Tahap III
Pada tanggal 14 Oktober 2011, Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (PP
dan PL) Prof.dr.Tjandra Yoga Aditama,SPp(K),MARS, DTM&H, DTCE menyampaikan laporan tentang
penyelenggaraan “High Level Meeting” tentang imunisasi. Acara ini dihadiri oleh Menkes RI, Staf Ahli
Mendagri RI, Perwakilan WHO SEARO, Pimpinan Daerah, DPRD, Kadinkes Provinsi, Lintas Program dan
Lintas Sektor. Pemerintah Indonesia bersama dengan negara – negara regional Asia Tenggara telah
berkomitmen untuk menjadikan tahun 2012 sebagai “Tahun Intensifikasi Imunisasi Rutin” yang akan
dilaksanakan di seluruh provinsi di Indonesia. Upaya untuk mewujudkan komitmen ini telah dimulai
Kementerian Kesehatan sejak tahun 2010 melalui pencanangan Gerakan Akselerasi Imunisasi Nasional
untuk mencapai Universal Child Immunization (GAIN UCI) yang bertujuan untuk intensifikasi cakupan
imunisasi dan memeratakan pelayanan imunisasi di seluruh desa di Indonesia sampai dengan tahun 2014.
Melalui GAIN UCI ini minimal 80% bayi di setiap desa memperoleh imunisasi dasar lengkap yang terdiri dari
imunisasi BCG untuk mencegah penyakit TB; imunisasi DPT/HB sebanyak 3 dosis untuk mencegah penyakit
Difteri, Pertusis, Tetanus dan Hepatitis B; imunisasi Polio sebanyak 4 dosis untuk mencegah penyakit Polio
dan imunisasi campak untuk mencegah penyakit Campak.
Pada tanggal 18 Oktober 2011, Menteri Kesehatan RI telah melakukan Pencanangan Pelaksanaan
Kampanye Campak dan Polio Tahap III yang meliputi 17 provinsi di Indonesia yaitu Provinsi Kalimantan
Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Sulawesi Utara, Sulawesi Tenggara,
Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Gorontalo, Papua, NTB, Lampung, Jawa Timur, Jawa
Tengah, Jawa Barat dan DKI Jakarta. Acara dipusatkan di DKI Jakarta, dihadiri oleh Gubernur DKI dan
Ketua Tim Penggerak PKK Pusat. Kampanye diselenggarakan selama 1 bulan, mulai 18 Oktober hingga 18
November 2011. Kampanye ini adalah kelanjutan dari kampanyetahap pertama tahun 2009 di 3 provinsi dan
tahun 2010 di 11 provinsi. Imunisasi tambahan campak diberikan pada anak usia 9-59 bulan dan imunisasi
tambahan polio diberikan pada anak usia 0-59 bulan.
4
5. Pelayanan Kesehatan di
Embarkasi dan Debarkasi Haji
Salah satu tupoksi Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP)
yang merupakan unit pelaksana teknis (UPT) Ditjen PP
dan PL adalah pemeriksaan kesehatan calon jamaah
haji di terminal haji baik sebelum keberangkatan
(embarkasi) maupun pada saat pemulangan jamaah
(debarkasi). Di seluruh Indonesia terdapat
15
embarkasi/debarkasi haji, semuanya menyelenggarakan
pelayanan kesehatan oleh masing-masing KKP.
Dalam rangka meningkatkan pelayanan kesehatan
jamaah haji Indonesia, maka
Direktur Jenderal
Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan
(PP dan PL), Kementerian Kesehatan RI, Prof dr
Tjandra Yoga Aditama SpP(K), MARS, DTM&H, DTCE
pada 17 November 2011 telah meninjau proses
penanganan kesehatan di debarkasi Haji Sukarno Hatta
dan Palembang, serta meninjau pelayanan kesehatan
haji di embarkasi Makassar pada 10 Desember 2011.
Secara umum pemeriksaan kesehatan haji yang
dilakukan di terminal debarkasi Haji oleh petugas
Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) adalah; pertama
pemeriksaan dan memberi cap pada K3JH (Kartu
Kewaspadaan Kesehatan Jemaah Haji), kartu ini dapat
digunakan sampai 2 minggu sesudah kedatangan
jamaah haji, ke dua mengumpulkan buku/dokumen dari
petugas Tim Kesehatan Haji Indonesia (TKHI) setiap
kloter yg datang, seperti Buku laporan harian, Dokumen
laporan penerbangan, Buku laporan visitasi. Semua
dokumen kesehatan ini akan dikompilasi, dimasukkan
dalam Siskohat oleh petugas KKP dan diserahkan ke
Pusat Kesehatan Haji, ke-tiga memberikan pelayan
poliklinik di terminal debarkasi, ke-empat merujuk pasien
ke RS bila diperlukan, dan ke-lima siaga 24 jam di
terminal debarkasi, sesuai kedatangan pesawat.
Demikian sekilas hasil kunjungan kerja Prof dr Tjandra
Yoga Aditama dari Makasar, Sulawesi Selatan dan
terminal debarkasi Haji di Sukarno Hatta & Palembang,
pada umumnya proses pemeriksaan jamaah haji baik di
terminal keberangkatan (embarkasi) maupun terminal
pemulangan (debarkasi) berjalan dengan lancar
Strategi Ditjen PP dan PL
“Raih WTP 2012”
Dalam
upaya
menuju
good
governance,
Kementerian
Kesehatan
berkomitmen meraih
opini
laporan
keuangan
Wajar
Tanpa Pengecualian
(WTP) tahun 2012
yang
merupakan
komitmen bersama
dalam menuju tata
kelola
keuangan
secara tertib, taat
pada peraturan perundang-undangan, efisien,
ekonomis, efektif, transparan, dan bertanggung
jawab dengan memperhatikan rasa keadilan dan
kepatuhan.
Strategi yang dilaksanakan Ditjen PP dan PL,
Kementerian Kesehatan dalam “.Raih WTP 2012”
yaitu (1) Membangun komitmen dan integritas
pimpinan, para pengelola dan para pelaksana
kegiatan di Lingkungan Ditjen PP dan PL;(2)
Penguatan perencanaan dan penganggaran; (3)
Pembenahan pengelolaan kas / sistem pembukuan /
akuntansi;(4) Perbaikan penatausahaan PNBP di
Lingkungan Ditjen PP dan PL; (5) Perbaikan
pengelolaan hibah langsung; (6) Penataan rekening;
(7) Peningkatan kualitas proses pengadaan barang/
jasa; (8) Pembenahan penatausahaan Barang Milik
Negara (BMN) di Lingkungan Ditjen PP dan PL; (9)
Penguatan kapasitas SDM; (10) Penguatan sistem
pengendalian internal pemerintah (SPIP); (11)
Penguatan monitoring dan evaluasi; (12) Perbaikan
penyusunan dan penyampaian laporan keuangan;
(13) Peningkatan kualitas pengawasan; (14)
Percepatan penyelesaian tindak lanjut laporan hasil
pemeriksaan (LHP).
Direktorat Jenderal Pengedalian Penyakit
dan
Penyehatan Lingkungan, Kemenkes RI telah
melaksanakan pencanangan dan penandatanganan
Pakta komitmen “Raih WTP 2012” serta membentuk
satgas WTP di masing-masing satker untuk
melaksanakan langkah-langkah dan rencana aksi
yang disusun.
Kegiatan tersebut diikuti oleh RSPI-SS, KKP, B/
BTKL-PPM (UPT Ditjen PP dan PL).Pencanangan
oleh satker tersebut telah dilakukan di seluruh satuan
kerja Kantor Pusat (6 Satker) dan UPT vertikal Ditjen
PP dan PL (59 Satker terdiri dari RSPI-SS, 48 satker
KKP dan 10 satker B/BTKL-PPM) yang disaksikan
oleh pejabat struktural dari unit utama dan pejabat
dari
Badan
Pengawasan
Keuangan
dan
Pembangunan (BPKP) setempat.
5
6. Menkes RI Menerima Tim Dokter Indonesia Untuk Misi Kemanusiaan di Pakistan
Jakarta, 17 Oktober 2011 Menteri kesehatan RI dr. Endang R
Sedyaningsih, MPH,Dr.PH telah menerima Tim Kesehatan Indonesia untuk misi kemanusiaan di Pakistan. Tim yang dipimpin
oleh Direktur Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang dr. Rita
Kusriastuti, M.Sc ini terdiri dari 20 orang yang terbagi menjadi Dokter dan perawat ilmu penyakit dalam, ilmu kesehatan anak, tim
kesehatan masyarakat, dan tim penanggulangan bencana.
dr. Rita Kusriastuti selaku Direktur Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang menyatakan bahwa tim kesehatan Indonesia telah mendapatkan penghargaan yang amat tinggi dari Chief Minister
Menkes RI saat foto bersama tim kesehatan Indonesia
of Punjab dan seluruh jajarannya serta dari media. Selama 2
minggu tim telah menjalankan tugas yang baik dalam bentuk penanganan pasien di RS, memberikan panduan /pelayanan kesehatan untuk diterapkan di Pakistan, memberikan
pedoman pelayanan di lingkungan dan penanggulangan bencana dalam bentuk “disaster management contingency plan for dengue outbreak”, dan memberikan rekomendasi serta tindak lanjutnya pada rapat manajemen. Tim
Kesehatan membawa misi bantuan kemanusiaan untuk masyarakat Pakistan, khususnya penduduk Lahore, Ibukota Provinsi Punjab untuk menghentikan epidemi Dengue, menurunkan angka kematian dan membantu membuat rencana kesiapan serta contigency plan dalam kasus wabah DBD.
Dalam sambutannya, Menkes menyampaikan bahwa keberangkatan tim merupakan kebanggaan bagi pemerintah
Indonesia. Indonesia masih mengalami kasus demam berdarah di berbagai wilayah, oleh karena itu Pemerintah
telah menjadikan upaya pengendalian DBD sebagai agenda prioritas. Perlu dikembangkan rencana untuk
meningkatkan pertukaran informasi, transfer teknologi, berbagi pengetahuan tentang pengelolaan kasus dan pertukaran tenaga kesehatan. Tim Kesehatan Indonesia tidak hanya memberikan dukungan dan membantu mengatasi wabah DBD di Lahore tetapi juga membawa persahabatan, persaudaraan, dan solidaritas untuk saudarasaudara di Pakistan.
Terakhir Menkes berharap tim ini merupakan tim inti model dalam memberikan bantuan dengan kasus serupa
dengan negara lain atau wilayah, di dalam atau di luar Indonesia, dimasa depan dengan berbagi keahlian, sebagaimana pengalaman yang telah didapat selama bertugas di Lahore.
BERITA DALAM GAMBAR
Peserta upacara saat peringatan Hari Kesehatan
Nasional
Menteri Kesehatan, dr.Endang R Sedyaningsih,
MPH,DrPH saat memberikan penghargaan pada
peringatan HKN 2011
Dirjen PP dan PL, Prof. dr. Tjandra Yoga Aditama
saat melakukan wawancara di salah satu stasiun
Pemeriksaan Faktor Risiko dalam rangka peringatan
Hari Diabetes Sedunia
Dari Kiri ke Kanan : Kepala BTKLPPM Surabaya
Bambang Wahyudi, SKM, MM; Sesditjen PP dan
PL, dr. Yusharmen, D.Comm.H.,M.Sc; dan Kombes
Pol. Drs. Heru Sulistianto
Kegiatan Simulasi Penanggulangan PHEIC di
Pos Pemeriksaan Lintas Batas (PPLB) di
Entikong Kalimantan Barat
6