SlideShare a Scribd company logo
1 of 14
DGN-95_SRGI-2013
Sistem Koordinat dan Transformasi Page 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sejak berdirinya Badan Informasi Geospasial (dulu BAKOSURTANAL) sejak
17 Oktober 1969, Indonesia telah menggunakan beberapa datum untuk kegiatan
survey dan pemetaan. Telah dikenal Datum Indonesia 1974 (ID 74). Selanjutnya
seiring dengan perkembangan teknologi GPS, pada tahun 1996 Bakosurtanal
mengeluarkan datum baru yaitu Datum Geodesi Nasional 1995 (DGN 95) untuk
keperluan survey dan pemetaan. Walaupun telah mengalami beberapa
pemutakhiran, namun belum memperhitungkan adanya perubahan nilai-nilai
koordinat sebagai fungsi dari waktu pada titik kontrol geodesi, akibat dari
pengaruh pergerakan lempeng tektonik dan deformasi kerak bumi, sehingga perlu
didefinisikan system referensi geospasial atau datum geodesi yang baru yang lebih
sesuai untuk wilayah Indonesia. Untuk menggantikan Datum DGN 95, maka
dikeluarkanlah datum SRGI 2013 pada tahun 2013.
Perbedaan mendasar antara SRGI 2013 dan DGN 1995 yaitu, SRGI 2013
memperhitungkan perubahan koordinat terhadap fungsi waktu. SRGI 2013 terdiri
atas Sistem Referensi Geospasial Horizontal dan Sistem Referensi Geospasial
Vertikal. Perubahan pada datum di Indonesia meyebabkan pengguna harus
mengacu pada SRGI 2013, demikian halnya dalam dalam penggunaan bidang
positioning. Pengguna harus menambahkan model deformasi, untuk mendapatkan
koordinat pada epok yang diinginkan.
1.2 Tujuan dan Manfaat
Tujuan dari pembuatan laporan ini diantaranya :
 Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami transformasi dari Datum
DGN 95 ke datum SRGI 2013 dan sebaliknya.
 Mahasiswa dapat melakukan transformasi koordinat dari Datum DGN
95 ke datum SRGI 2013 dan sebaliknya.
DGN-95_SRGI-2013
Sistem Koordinat dan Transformasi Page 2
BAB II
DASAR TEORI
2.1 PENGERTIAN
2.1.1 DGN-95 (Datum Geodetik Nasional 1995)
DGN-95 adalah sistem koordinat Indonesia, dimana sistem koordinat ini
kompatibel dengan GPS yang berbasiskan World Geodetic Sistem 1984 (WGS-84),
DGN-95 merupakan datum geosentris. Pada tahun 1992, Indonesia turut bagian dalam
survey yang menghasilkan 60 stasiun GPS yang berklasifikasikan sebagai orde nol.
Jering orde nol tersebut adalah realisasi Datum Geodesi Nasional di Lapangan.
Selanjutnya pada tahun yang sama dan berikutnya dilakukan identifikasi jaring
dengan orde nol yang lebih rendah ke seluruh wilayah Indonesia dengan kerapatan 50
km. Jaringan tersebut disebut sebagai Jaring Kontrol Horisontal Nasional.
Gambar 1. Jaring Kontrol Horizontal Nasional yang dipakai untuk mendefinisikan DGN 1995
DGN95 merupakan sistem referensi geospasial yang bersifat statis, dimana
perubahan nilai koordinat terhadap waktu sebagai akibat dari pergerakan lempeng
tektonik dan deformasi kerak bumi, tidak diperhitungkan. Perubahan nilai koordinat
terhadap waktu perlu diperhitungkan dalam mendefinisikan suatu sistem referensi
geospasial untuk wilayah Indonesia. Hal ini dikarenakan wilayah Indonesia terletak
diantara pertemuan beberapa lempeng tektonik yang sangat dinamis dan aktif,
diantaranya lempeng Euroasia, Australia, Pacific dan Philipine. Wilayah Indonesia
yang terletak pada pertemuan beberapa lempeng inilah yang menyebabkan seluruh
objek-objek geospasial yang ada diatasnya termasuk titik-titik kontrol geodesi yang
DGN-95_SRGI-2013
Sistem Koordinat dan Transformasi Page 3
membentuk Jaring Kontrol Geodesi Nasional, juga bergerak akibat pergerakan
lempeng tektonik dan deformasi kerak bumi.
Spesifikasi DGN-95 :
 Datum : Geosentris
 Koordinat Geodesi : Datum Geodesi Nasional 1995 (DGN-95)
 Koordinat Grid/Peta : Universal Transvere Mercator (UTM)
 Kerangka Referensi : ITRF
 Elipsoid : WGS-84
 Sumbu semi mayor (a) : 6.378.137,0 meter
 Faktor Penggepengan (1/f) : 298,2572223563
2.1.2 SRGI (Sistem Referensi Geospasial Indonesia)
Sistem Referensi Geospasial merupakan suatu sistem koordinat nasional yang
konsisten dan kompatibel dengan sistem koordinat global, yang secara spesifik
menentukan lintang, bujur, tinggi, skala, gayaberat, dan orientasinya mencakup
seluruh wilayah NKRI, termasuk bagaimana nilai-nilai koordinat tersebut berubah
terhadap waktu. Dalam realisasinya sistem referensi geospasial ini dinyatakan dalam
bentuk Jaring Kontrol Geodesi Nasional dimana setiap titik kontrol geodesi akan
memiliki nilai koordinat yang teliti baik nilai koordinat horisontal, vertikal maupun
gaya berat.
SRGI 2013 akan mendefinisikan beberapa hal, yaitu:
1. Sistem Referensi Koordinat, yang mendefinisikan titik pusat sumbu koordinat,
skala dan orientasinya.
2. Kerangka Referensi Koordinat, sebagai realisasi dari sistem referensi
koordinat berupa Jaring Kontrol Geodesi Nasional;
3. Ellipsoid Referensi yang digunakan;
4. Perubahan nilai koordinat terhadap waktu sebagai akibat dari pengaruh
pergerekan lempeng tektonik dan deformasi kerak bumi di Wilayah Indonesia;
5. Sistem Referensi Tinggi;
DGN-95_SRGI-2013
Sistem Koordinat dan Transformasi Page 4
6. Garis pantai nasional yang akurat dan terkini, yang dipublikasi secara resmi;
7. Sistem dan layanan berbasis web untuk mengakses SRGI 2013.
Gambar 2. Jaring Kontrol Geodesi yang dipakai untuk mendefinisikan SRGI 2013
Secara praktis, perbedaan yang mendasar antara SRGI 2013 dengan DGN
1995 bisa dilihat dalam tabel dibawah ini.
DGN-95_SRGI-2013
Sistem Koordinat dan Transformasi Page 5
2.2 Metode Perhitungan
2.2.1 Transformasi Konform Model Bursa-Wolf
Pada perhitungan transformasi datum dan koordinat ada beberapa metode
yang dapat digunakan salah satunya adalah menggunakan model transformasi
Bursa Wolf, yang menggunakan 7 parameter, yaitu : 3 rotasi, 3 translasi, dan faktor
skala. Model ini sering disebut juga sebagai model linear conformal in three
dimension atau three dimensional similarity transformation. Hal ini disebabkan
bahwa dalam model ini faktor skala pada semua arah adalah sama. Dalam model
ini bentuk jaringan dipertahankan, maka sudut tidak berubah, tetapi panjang
baseline dan posisi titik dapat berubah. Menggunakan model three dimensional
similarity transformation pada jaring kerangka yang besar mungkin dapat
mengubah skala lokal dan orientasi. Oleh karena itu, perlu dipertimbangkan apakah
perubahan pada skala lokal dan orientasi ini memberikan pengaruh secara
signifikan atau tidak.
Rumus perhitungan yang digunakan sebagai berikut:
Dimana:
 s = faktor skala
 R = matriks orthogonal dari rotasi sistem XA ke XB
 XA = adalah koordinat awal
 t = vektor translasi
 XB = koordinat baru
Matriks R :
XB = s. R. XA + t
DGN-95_SRGI-2013
Sistem Koordinat dan Transformasi Page 6
2.2.2. Transformasi Koordinat Geodetik ke Koordinat Kartesian
Rumus Heinskenen dan Moritz
X = (N+H) Cos L Cos B
Y = (N+H) Cos L Sin B
Z = [N(1-e2) + H] Sin L
Dimana :
N = Jari-jari Normal = a/(1-e2 sin2 L)1/2
e = Eksentrisitas = (a2 – b2) / a2
a = sumbu panjang elipsoid
b = sumbu pendek elipsoid
2.2.3 Transformasi Koordinat Kartesian ke Koordinat Geodetik
B = arc tan (Y/X)
L = arc tan [(Z + b.e2 Sin3 ɵ) / (p – a.e2 Cos3 ɵ)]
H = ( p / Cos L ) – N
Dimana :
P = jari – jari lengkung parallel = (X2 – Y2 ) ½
ɵ = Lintang Reduksi = arc tan ( a.z / b.p )
DGN-95_SRGI-2013
Sistem Koordinat dan Transformasi Page 7
BAB III
STUDI KASUS
3.1 Flowchart
3.1.1 Mencari Parameter Transformasi DGN-95 ke SRGI 2013
3.1.2 Mencari Parameter Transformasi SRGI 2013 ke DGN-95
Koordinat SRGI 2013
Koordinat titik Sekutu
Koordinat DGN-95
Transformasi Koordinat
Geodetik ke Koordinat
Kartesian
Parameter
Transformasi DGN-
95 ke SRGI 2013
Transformasi Koordinat
Geodetikke Koordinat
Kartesian
Mulai
Selesai
Transformasi
Metode Bursa-Wolf
Koordinat SRGI 2013
Koordinat titik Sekutu
Koordinat DGN-95
Transformasi Koordinat
Geodetik ke Koordinat
Kartesian
Parameter
Transformasi DGN-
95 ke SRGI 2013
Transformasi Koordinat
Geodetikke Koordinat
Kartesian
Mulai
Selesai
Transformasi
Metode Bursa-Wolf
Koordinat SRGI 2013
Koordinat titik Sekutu
Koordinat DGN-95
Transformasi Koordinat
Geodetik ke Koordinat
Kartesian
Parameter
Transformasi SRGI
2013 ke DGN-95
Transformasi Koordinat
Geodetikke Koordinat
Kartesian
Mulai
Selesai
Transformasi
Metode Bursa-Wolf
Koordinat SRGI 2013
Koordinat titik Sekutu
Koordinat DGN-95
Transformasi Koordinat
Geodetik ke Koordinat
Kartesian
Parameter
Transformasi SRGI
2013 ke DGN-95
Transformasi Koordinat
Geodetikke Koordinat
Kartesian
Mulai
DGN-95_SRGI-2013
Sistem Koordinat dan Transformasi Page 8
3.2 Data Titik Sekutu
Diketahui data titik sekutu dari Datum DGN-95 dan SRGI 2013 sebagai berikut :
Nama
Titik
DGN-95 (WGS84)
Lintang Bujur Tinggi
BSBY 7° 12' 39.7519" S 112° 43' 25.0382" E 32.853
D.519 2° 30' 47.3821" S 121° 20' 21.7581" E 487.366
N.0001 6° 29' 27.7958" S 106° 50' 56.0750" E 158.167
N.0004 7° 4' 7.0558" S 110° 28' 55.8682" E 80.662
N.1013 5° 33' 29.2274" N 95° 19' 38.3893" E -32.751
N.1085 1° 38' 23.0332" S 103° 38' 41.3836" E 37.672
N.2007 0° 8' 46.9620" S 109° 24' 36.2377" E 34.342
N.3001 8° 49' 5.1791" S 115° 8' 44.3469" E 234.245
N.6007 0° 52' 30.6371" S 131° 15' 12.8628" E 141.329
WINA 1° 26' 36.3078" N 124° 50' 20.5215" E 197.281
Nama Titik
SRGI 2013 (WGS84)
Lintang Bujur Tinggi
BSBY 7° 12' 39.7535" S 112° 43' 25.0481" E 32.546
D.519 2° 30' 47.3833" S 121° 20' 21.7606" E 487.456
N.0001 6° 29' 27.7981" S 106° 50' 56.0837" E 158.118
N.0004 7° 4' 7.0527" S 110° 28' 55.8583" E 81.515
N.1013 5° 33' 29.2638" S 95° 19' 38.4472" E -32.824
N.1085 1° 38' 23.0364" S 103° 38' 41.3975" E 37.273
N.2007 0° 8' 46.9648" S 109° 24' 36.2468" E 34.5
N.3001 8° 49' 5.1806" S 115° 8' 44.3599" E 234.516
N.6007 0° 52' 30.6222" S 131° 15' 12.8427" E 141.246
WINA 1° 26' 36.3072" S 124° 50' 20.5266" E 197.279
GDN-95 : ITRF2000 epoch.1998
SRGI 2013 : ITRF2008 epoch.2012
Data tersebut masih berupa koordinat geodetic, sehingga harus ditransformasikan
dulu ke koordinat Kartesian.
DGN-95_SRGI-2013
Sistem Koordinat dan Transformasi Page 9
Hasil transformasi :
 DGN-95
Nama
Titik
Lintang Bujur
h X Y Z
o ‘ “ o ‘ “
BSBY
7 12 39.7519 112 43 25.0382 32.853 -2444144.328 5836155.433 801355.759
D.519
2 30 47.3821 121 20 21.7581 487.366 -3314224.525 5442512.059 285095.3365
N.0001
6 29 27.7958 106 50 56.075 158.167 -1836828.741 6065153.84 720499.6836
N.0004
7 4 7.0558 110 28 55.8682 80.662 -2214943.665 5929755.746 780752.0246
N.1013
5 33 29.2274 95 19 38.3893 -32.751 -589372.3925 6320460.816 618105.3346
N.1085
1 38 23.0332 103 38 41.3836 37.672 -1503991.317 6195541.285 184824.8491
N.2007
0 8 46.962 109 24 36.2377 34.342 -2119623.15 6015622.679 23397.96005
N.3001
8 49 5.1791 115 8 44.3469 234.245 -2678425.799 5705987.191 972109.3514
N.6007
0 52 30.6371 131 15 12.8628 141.329 -4205254.273 4794570.297 101475.176
WINA
1 26 36.3078 124 50 20.5215 197.281 -3642539.131 5233315.644 165167.7815
 SRGI 2013
Nama Titik
Lintang Bujur
h X Y Z
o ‘ “ o ‘ “
BSBY
7 12 39.7535 112 43 25.0481 32.546 -2444144.476 5836155
801356.0128
D.519
2 30 47.3833 121 20 21.7606 487.456 -3314224.633 5442512.087
285095.5615
N.0001
6 29 27.7981 106 50 56.0873 158.118 -1836829.075 6065153.637
720500.0992
N.0004
7 4 7.0527 110 28 55.8583 81.515 -2214943.702 5929756.712
780751.5627
N.1013
5 33 29.2638 95 19 38.4472 -32.824 -589374.0992 6320459.926
618112.0043
N.1085
1 38 23.0364 103 38 41.3975 37.273 -1503991.637 6195540.78 184825.4269
N.2007
0 8 46.9648 109 24 36.2468 34.5 -2119623.467 6015622.733
23398.47665
N.3001
8 49 5.1806 115 8 44.3599 234.516 -2678426.254 5705987.226
972109.6663
N.6007
0 52 30.6222 131 15 12.8427 141.246 -4205253.78 4794570.677
101472.429
WINA
1 26 36.3072 124 50 20.5266 197.279 -3642539.261 5233315.555
165167.6709
DGN-95_SRGI-2013
Sistem Koordinat dan Transformasi Page 10
BAB IV
HASIL
4.1 Hasil Perhitungan Parameter Transformasi
4.1.1 Parameter Transformasi DGN95 ke SRGI 2013
Perhitungan Parameter Transformasi Menggunakan Metode Bursa-Wolf
dengan rumus matriks sebagai berikut :
X = (At.A)-1 At.F
Matriks A = 1 0 0 x y -z 0
0 1 0 y -x 0 z
0 0 1 z 0 x -y
= *Lampiran
Matriks F = X – x
Y – y
Z – z
=
0.147999999579042
0.433000000193715
-0.253800000064075
0.108000000007451
-0.0279999999329448
-0.225000000034925
0.334000000031665
0.20299999974668
-0.415600000065751
0.0370000000111759
-0.966000000014901
0.461899999994785
1.70670000009704
0.889999999664724
-6.66970000008587
0.320000000065193
0.504999999888241
-0.577799999999115
0.317000000271946
-0.0540000004693866
DGN-95_SRGI-2013
Sistem Koordinat dan Transformasi Page 11
-0.516599999999016
0.455000000074506
-0.0350000001490116
-0.314899999997579
-0.492999999783933
-0.379999999888241
2.74700000000303
0.129999999888241
0.0890000006183982
0.110600000014529
Matriks X =
1.24544925418235 = ΔX
-0.750887927463275 = ΔY
-7.58381600931068 = ΔZ
2.60979759175983e-007 = Δλ
-1.98646234901907e-007 = κ
-1.81504290190369e-006 = ɵ
-4.24265640095452e-007 = w
4.1.2 Parameter Transformasi SRGI 2013 ke DGN-95
Matriks A = 1 0 0 x y -z 0
0 1 0 y -x 0 z
0 0 1 z 0 x -y
= *Lampiran
Matriks F = X – x
Y – y
Z – z
=
0.147999999579042
0.433000000193715
-0.253800000064075
0.108000000007451
-0.0279999999329448
-0.225000000034925
0.334000000031665
0.20299999974668
-0.415600000065751
0.0370000000111759
-0.966000000014901
0.461899999994785
DGN-95_SRGI-2013
Sistem Koordinat dan Transformasi Page 12
1.70670000009704
0.889999999664724
-6.66970000008587
0.320000000065193
0.504999999888241
-0.577799999999115
0.317000000271946
-0.0540000004693866
-0.516599999999016
0.455000000074506
-0.0350000001490116
-0.314899999997579
-0.492999999783933
-0.379999999888241
2.74700000000303
0.129999999888241
0.0890000006183982
0.110600000014529
Matrik X =
1.24544925418235
-0.750887927463275
-7.58381600931068
2.60979759175983e-007
-1.98646234901907e-007
-1.81504290190369e-006
-4.24265640095452e-007
DGN-95_SRGI-2013
Sistem Koordinat dan Transformasi Page 13
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. DGN95 merupakan sistem referensi geospasial yang bersifat statis, dimana
perubahan nilai koordinat terhadap waktu sebagai akibat dari pergerakan
lempeng tektonik dan deformasi kerak bumi, tidak diperhitungkan
2. Sistem Referensi Geospasial merupakan suatu sistem koordinat nasional
yang konsisten dan kompatibel dengan sistem koordinat global, yang secara
spesifik menentukan lintang, bujur, tinggi, skala, gayaberat, dan orientasinya
mencakup seluruh wilayah NKRI, termasuk bagaimana nilai-nilai koordinat
tersebut berubah terhadap waktu.
3. Pada transformasi kali ini, bertujuan untuk mencari parameter transformasi
DGN95 ke SRGI 2013 dan sebaliknya
4. Parameter transformasi SRGI 2013 ke DGN95, sebagai berikut :
ΔX = 1.24544925418235
ΔY = -0.750887927463275
ΔZ = -7.58381600931068
Δλ = 2.60979759175983e-007
Κ = -1.98646234901907e-007
ɵ = -1.81504290190369e-006
W = -4.24265640095452e-007
5. Parameter transformasi DGN95 ke SRGI 2013 sebagai berikut :
ΔX = -1.24544961626183
ΔY = 0.750916311105492
ΔZ = 7.58381077701469
Δλ = -2.60983771856784e-007
Κ = 1.98644329661149e-007
ɵ = 1.81504179619737e-006
W = 4.24264995438205e-007
DGN-95_SRGI-2013
Sistem Koordinat dan Transformasi Page 14
DAFTAR PUSTAKA
Ramdani,Dadan.17 September 2011. http://blogs.itb.ac.id/dadanramdani/ 2011/09/
17/referensi-geodesi/ diakses pada 27 November 2014
BIG, http://srgi.big.go.id/srgi/?p=77 diakses pada 27 November 2014
BIG, http://www.bakosurtanal.go.id/berita-surta/show/srgi-tunggal-untuk-one-map-
policy diakses pada 27 November 2014

More Related Content

What's hot

Gd fisik2013 lab2_jawaban 10 soal
Gd fisik2013 lab2_jawaban 10 soalGd fisik2013 lab2_jawaban 10 soal
Gd fisik2013 lab2_jawaban 10 soalTaufiq Rifai
 
Pengertian Fotogrametri dan Penginderaan Jauh
Pengertian Fotogrametri dan Penginderaan JauhPengertian Fotogrametri dan Penginderaan Jauh
Pengertian Fotogrametri dan Penginderaan JauhAlrezPahlevi
 
Laporan Praktikum Fotogrametri Dasar Pengamatan Paralaks Stereoskopis By Mega...
Laporan Praktikum Fotogrametri Dasar Pengamatan Paralaks Stereoskopis By Mega...Laporan Praktikum Fotogrametri Dasar Pengamatan Paralaks Stereoskopis By Mega...
Laporan Praktikum Fotogrametri Dasar Pengamatan Paralaks Stereoskopis By Mega...Mega Yasma Adha
 
TEMA 4 Metode pengukuran setiap JKG.docx
TEMA 4 Metode pengukuran setiap JKG.docxTEMA 4 Metode pengukuran setiap JKG.docx
TEMA 4 Metode pengukuran setiap JKG.docxDelvinaAudina
 
Pengolahan Data Gaya Berat KARSAM 2012
Pengolahan Data Gaya Berat KARSAM 2012Pengolahan Data Gaya Berat KARSAM 2012
Pengolahan Data Gaya Berat KARSAM 2012Fajar Perdana
 
Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (FOTOGRAMETRI)
Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (FOTOGRAMETRI)Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (FOTOGRAMETRI)
Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (FOTOGRAMETRI)Nurul Afdal Haris
 
Pengantar Structure from Motion Photogrammetry
Pengantar Structure from Motion PhotogrammetryPengantar Structure from Motion Photogrammetry
Pengantar Structure from Motion PhotogrammetryDany Laksono
 
Cara Kalibrasi Kamera Fotogrametri Dalam Pekerjaan Survei
Cara Kalibrasi Kamera Fotogrametri Dalam Pekerjaan SurveiCara Kalibrasi Kamera Fotogrametri Dalam Pekerjaan Survei
Cara Kalibrasi Kamera Fotogrametri Dalam Pekerjaan SurveiLuhur Moekti Prayogo
 
Tutorial Singkat Agisoft Photoscan Basic
Tutorial Singkat Agisoft Photoscan BasicTutorial Singkat Agisoft Photoscan Basic
Tutorial Singkat Agisoft Photoscan Basicbramantiyo marjuki
 
Makalah geosat vlbi
Makalah geosat vlbiMakalah geosat vlbi
Makalah geosat vlbifebrina11
 
Pengikatan ke muka & belakang
Pengikatan ke muka & belakangPengikatan ke muka & belakang
Pengikatan ke muka & belakangTutus Kusuma
 
Penginderaan Jauh : Koreksi Geometrik Citra Landsat 8
Penginderaan Jauh : Koreksi Geometrik Citra Landsat 8Penginderaan Jauh : Koreksi Geometrik Citra Landsat 8
Penginderaan Jauh : Koreksi Geometrik Citra Landsat 8Wachidatin N C
 
Pengukuran sudut cara seri rangkap
Pengukuran sudut cara seri rangkapPengukuran sudut cara seri rangkap
Pengukuran sudut cara seri rangkapRetno Pratiwi
 
Infrastruktur data spatial
Infrastruktur data spatial Infrastruktur data spatial
Infrastruktur data spatial Musnanda Satar
 
Dasar penentuan geometri titik batas
Dasar penentuan geometri titik batasDasar penentuan geometri titik batas
Dasar penentuan geometri titik batassyafrilr
 

What's hot (20)

Gd fisik2013 lab2_jawaban 10 soal
Gd fisik2013 lab2_jawaban 10 soalGd fisik2013 lab2_jawaban 10 soal
Gd fisik2013 lab2_jawaban 10 soal
 
Sistem Koordinat
Sistem KoordinatSistem Koordinat
Sistem Koordinat
 
Sni 19 6724-2002 -jkh
Sni 19 6724-2002 -jkhSni 19 6724-2002 -jkh
Sni 19 6724-2002 -jkh
 
Pengertian Fotogrametri dan Penginderaan Jauh
Pengertian Fotogrametri dan Penginderaan JauhPengertian Fotogrametri dan Penginderaan Jauh
Pengertian Fotogrametri dan Penginderaan Jauh
 
Laporan Praktikum Fotogrametri Dasar Pengamatan Paralaks Stereoskopis By Mega...
Laporan Praktikum Fotogrametri Dasar Pengamatan Paralaks Stereoskopis By Mega...Laporan Praktikum Fotogrametri Dasar Pengamatan Paralaks Stereoskopis By Mega...
Laporan Praktikum Fotogrametri Dasar Pengamatan Paralaks Stereoskopis By Mega...
 
TEMA 4 Metode pengukuran setiap JKG.docx
TEMA 4 Metode pengukuran setiap JKG.docxTEMA 4 Metode pengukuran setiap JKG.docx
TEMA 4 Metode pengukuran setiap JKG.docx
 
Pengolahan Data Gaya Berat KARSAM 2012
Pengolahan Data Gaya Berat KARSAM 2012Pengolahan Data Gaya Berat KARSAM 2012
Pengolahan Data Gaya Berat KARSAM 2012
 
Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (FOTOGRAMETRI)
Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (FOTOGRAMETRI)Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (FOTOGRAMETRI)
Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (FOTOGRAMETRI)
 
Pengantar Structure from Motion Photogrammetry
Pengantar Structure from Motion PhotogrammetryPengantar Structure from Motion Photogrammetry
Pengantar Structure from Motion Photogrammetry
 
006 elips kesalahan
006 elips kesalahan006 elips kesalahan
006 elips kesalahan
 
Kesalahan Bias Ionosfer dan Troposfer
Kesalahan Bias Ionosfer dan TroposferKesalahan Bias Ionosfer dan Troposfer
Kesalahan Bias Ionosfer dan Troposfer
 
Cara Kalibrasi Kamera Fotogrametri Dalam Pekerjaan Survei
Cara Kalibrasi Kamera Fotogrametri Dalam Pekerjaan SurveiCara Kalibrasi Kamera Fotogrametri Dalam Pekerjaan Survei
Cara Kalibrasi Kamera Fotogrametri Dalam Pekerjaan Survei
 
Tutorial Singkat Agisoft Photoscan Basic
Tutorial Singkat Agisoft Photoscan BasicTutorial Singkat Agisoft Photoscan Basic
Tutorial Singkat Agisoft Photoscan Basic
 
Makalah geosat vlbi
Makalah geosat vlbiMakalah geosat vlbi
Makalah geosat vlbi
 
Pengikatan ke muka & belakang
Pengikatan ke muka & belakangPengikatan ke muka & belakang
Pengikatan ke muka & belakang
 
Penginderaan Jauh : Koreksi Geometrik Citra Landsat 8
Penginderaan Jauh : Koreksi Geometrik Citra Landsat 8Penginderaan Jauh : Koreksi Geometrik Citra Landsat 8
Penginderaan Jauh : Koreksi Geometrik Citra Landsat 8
 
Laporan kalibrasi kamera
Laporan kalibrasi kameraLaporan kalibrasi kamera
Laporan kalibrasi kamera
 
Pengukuran sudut cara seri rangkap
Pengukuran sudut cara seri rangkapPengukuran sudut cara seri rangkap
Pengukuran sudut cara seri rangkap
 
Infrastruktur data spatial
Infrastruktur data spatial Infrastruktur data spatial
Infrastruktur data spatial
 
Dasar penentuan geometri titik batas
Dasar penentuan geometri titik batasDasar penentuan geometri titik batas
Dasar penentuan geometri titik batas
 

Viewers also liked

Sistem sistem satelit di bidang geodesi satelit
Sistem sistem satelit di bidang geodesi satelitSistem sistem satelit di bidang geodesi satelit
Sistem sistem satelit di bidang geodesi satelitRetno Pratiwi
 
STUDI TENTANG PENGUKURAN DAN PEMETAAN KADASTRAL PADA PELAKSANAAN PRONA TAHUN ...
STUDI TENTANG PENGUKURAN DAN PEMETAAN KADASTRAL PADA PELAKSANAAN PRONA TAHUN ...STUDI TENTANG PENGUKURAN DAN PEMETAAN KADASTRAL PADA PELAKSANAAN PRONA TAHUN ...
STUDI TENTANG PENGUKURAN DAN PEMETAAN KADASTRAL PADA PELAKSANAAN PRONA TAHUN ...National Cheng Kung University
 
How to Make Awesome SlideShares: Tips & Tricks
How to Make Awesome SlideShares: Tips & TricksHow to Make Awesome SlideShares: Tips & Tricks
How to Make Awesome SlideShares: Tips & TricksSlideShare
 
Getting Started With SlideShare
Getting Started With SlideShareGetting Started With SlideShare
Getting Started With SlideShareSlideShare
 

Viewers also liked (10)

Kerangka kontrol vertikal 1
Kerangka kontrol vertikal 1Kerangka kontrol vertikal 1
Kerangka kontrol vertikal 1
 
Susunan Pengurus BEM FTSP 2014 - 2015
Susunan Pengurus BEM FTSP 2014 - 2015Susunan Pengurus BEM FTSP 2014 - 2015
Susunan Pengurus BEM FTSP 2014 - 2015
 
Teknik Geodesi
Teknik GeodesiTeknik Geodesi
Teknik Geodesi
 
Study Plan National Cheng Kung University
Study Plan National Cheng Kung UniversityStudy Plan National Cheng Kung University
Study Plan National Cheng Kung University
 
Sistem sistem satelit di bidang geodesi satelit
Sistem sistem satelit di bidang geodesi satelitSistem sistem satelit di bidang geodesi satelit
Sistem sistem satelit di bidang geodesi satelit
 
Manajemen Properti
Manajemen PropertiManajemen Properti
Manajemen Properti
 
TRANSFORMASI KOORDINAT UTM KE TM3º
TRANSFORMASI KOORDINAT UTM KE TM3ºTRANSFORMASI KOORDINAT UTM KE TM3º
TRANSFORMASI KOORDINAT UTM KE TM3º
 
STUDI TENTANG PENGUKURAN DAN PEMETAAN KADASTRAL PADA PELAKSANAAN PRONA TAHUN ...
STUDI TENTANG PENGUKURAN DAN PEMETAAN KADASTRAL PADA PELAKSANAAN PRONA TAHUN ...STUDI TENTANG PENGUKURAN DAN PEMETAAN KADASTRAL PADA PELAKSANAAN PRONA TAHUN ...
STUDI TENTANG PENGUKURAN DAN PEMETAAN KADASTRAL PADA PELAKSANAAN PRONA TAHUN ...
 
How to Make Awesome SlideShares: Tips & Tricks
How to Make Awesome SlideShares: Tips & TricksHow to Make Awesome SlideShares: Tips & Tricks
How to Make Awesome SlideShares: Tips & Tricks
 
Getting Started With SlideShare
Getting Started With SlideShareGetting Started With SlideShare
Getting Started With SlideShare
 

Similar to TRANSFORMASI_DGN95_SRGI2013

Datum, Sistem Koordinat_KV geodesi undip.pdf
Datum, Sistem Koordinat_KV geodesi undip.pdfDatum, Sistem Koordinat_KV geodesi undip.pdf
Datum, Sistem Koordinat_KV geodesi undip.pdfArifinSeptian
 
Estimasi Curah Hujan menggunakan Citra Landsat 8 di Provinsi DKI Jakarta
Estimasi Curah Hujan menggunakan Citra Landsat 8 di Provinsi DKI JakartaEstimasi Curah Hujan menggunakan Citra Landsat 8 di Provinsi DKI Jakarta
Estimasi Curah Hujan menggunakan Citra Landsat 8 di Provinsi DKI JakartaAzmi Rahman
 
Pengambilan Citra Desa Gis .. Tugas 2
Pengambilan Citra Desa Gis .. Tugas 2Pengambilan Citra Desa Gis .. Tugas 2
Pengambilan Citra Desa Gis .. Tugas 2Ivul Varel Fu
 
Sistem Refrensi dan Penentuan Posisi – Review Metadata Peta
Sistem Refrensi dan Penentuan Posisi – Review Metadata PetaSistem Refrensi dan Penentuan Posisi – Review Metadata Peta
Sistem Refrensi dan Penentuan Posisi – Review Metadata PetaLuhur Moekti Prayogo
 
Modul 4 pengolahan awal data gravitasi
Modul 4   pengolahan awal data gravitasiModul 4   pengolahan awal data gravitasi
Modul 4 pengolahan awal data gravitasiFitra Akbar
 
d0463_Lampiran_Modul.pdf
d0463_Lampiran_Modul.pdfd0463_Lampiran_Modul.pdf
d0463_Lampiran_Modul.pdfelizabethrudhu
 
Kuliah2. hdr
Kuliah2. hdrKuliah2. hdr
Kuliah2. hdrgahendra
 
SLR (Satellite Laser Ranging)
SLR (Satellite Laser Ranging)SLR (Satellite Laser Ranging)
SLR (Satellite Laser Ranging)aulia rachmawati
 
Muh Rifki Presentasi Perencanaan Dermaga Pelabuhan.ppt
Muh Rifki Presentasi Perencanaan Dermaga Pelabuhan.pptMuh Rifki Presentasi Perencanaan Dermaga Pelabuhan.ppt
Muh Rifki Presentasi Perencanaan Dermaga Pelabuhan.pptIKky21
 
Tugas Review - Analysis of Rainfall Climate Variability in Saudi Arabia by U...
Tugas Review - Analysis of Rainfall Climate Variability in Saudi Arabia by U...Tugas Review - Analysis of Rainfall Climate Variability in Saudi Arabia by U...
Tugas Review - Analysis of Rainfall Climate Variability in Saudi Arabia by U...ayu bekti
 
Resume ilmu ukur tanah pertemuan ke 2
Resume ilmu ukur tanah pertemuan ke 2Resume ilmu ukur tanah pertemuan ke 2
Resume ilmu ukur tanah pertemuan ke 2Gian Adiwinata
 
Metode eksplorasi dengan gravitasi
Metode eksplorasi dengan gravitasiMetode eksplorasi dengan gravitasi
Metode eksplorasi dengan gravitasiRidwan Tedjokusumo
 
PENGETAHUAN PETA 1..ppt
PENGETAHUAN PETA 1..pptPENGETAHUAN PETA 1..ppt
PENGETAHUAN PETA 1..pptPambudiSusila2
 
ukur-tanah1.pdf
ukur-tanah1.pdfukur-tanah1.pdf
ukur-tanah1.pdfjaebub
 

Similar to TRANSFORMASI_DGN95_SRGI2013 (20)

Datum, Sistem Koordinat_KV geodesi undip.pdf
Datum, Sistem Koordinat_KV geodesi undip.pdfDatum, Sistem Koordinat_KV geodesi undip.pdf
Datum, Sistem Koordinat_KV geodesi undip.pdf
 
Estimasi Curah Hujan menggunakan Citra Landsat 8 di Provinsi DKI Jakarta
Estimasi Curah Hujan menggunakan Citra Landsat 8 di Provinsi DKI JakartaEstimasi Curah Hujan menggunakan Citra Landsat 8 di Provinsi DKI Jakarta
Estimasi Curah Hujan menggunakan Citra Landsat 8 di Provinsi DKI Jakarta
 
Pengambilan Citra Desa Gis .. Tugas 2
Pengambilan Citra Desa Gis .. Tugas 2Pengambilan Citra Desa Gis .. Tugas 2
Pengambilan Citra Desa Gis .. Tugas 2
 
Sistem Refrensi dan Penentuan Posisi – Review Metadata Peta
Sistem Refrensi dan Penentuan Posisi – Review Metadata PetaSistem Refrensi dan Penentuan Posisi – Review Metadata Peta
Sistem Refrensi dan Penentuan Posisi – Review Metadata Peta
 
Modul 4 pengolahan awal data gravitasi
Modul 4   pengolahan awal data gravitasiModul 4   pengolahan awal data gravitasi
Modul 4 pengolahan awal data gravitasi
 
Metode peta
Metode petaMetode peta
Metode peta
 
Kak tim gps
Kak tim gpsKak tim gps
Kak tim gps
 
d0463_Lampiran_Modul.pdf
d0463_Lampiran_Modul.pdfd0463_Lampiran_Modul.pdf
d0463_Lampiran_Modul.pdf
 
Kuliah2. hdr
Kuliah2. hdrKuliah2. hdr
Kuliah2. hdr
 
Modul 3-geodesi-satelit
Modul 3-geodesi-satelitModul 3-geodesi-satelit
Modul 3-geodesi-satelit
 
SLR (Satellite Laser Ranging)
SLR (Satellite Laser Ranging)SLR (Satellite Laser Ranging)
SLR (Satellite Laser Ranging)
 
Muh Rifki Presentasi Perencanaan Dermaga Pelabuhan.ppt
Muh Rifki Presentasi Perencanaan Dermaga Pelabuhan.pptMuh Rifki Presentasi Perencanaan Dermaga Pelabuhan.ppt
Muh Rifki Presentasi Perencanaan Dermaga Pelabuhan.ppt
 
Pertemuan 81
Pertemuan 81Pertemuan 81
Pertemuan 81
 
Tugas Review - Analysis of Rainfall Climate Variability in Saudi Arabia by U...
Tugas Review - Analysis of Rainfall Climate Variability in Saudi Arabia by U...Tugas Review - Analysis of Rainfall Climate Variability in Saudi Arabia by U...
Tugas Review - Analysis of Rainfall Climate Variability in Saudi Arabia by U...
 
Resume ilmu ukur tanah pertemuan ke 2
Resume ilmu ukur tanah pertemuan ke 2Resume ilmu ukur tanah pertemuan ke 2
Resume ilmu ukur tanah pertemuan ke 2
 
Metode eksplorasi dengan gravitasi
Metode eksplorasi dengan gravitasiMetode eksplorasi dengan gravitasi
Metode eksplorasi dengan gravitasi
 
PENGETAHUAN PETA 1..ppt
PENGETAHUAN PETA 1..pptPENGETAHUAN PETA 1..ppt
PENGETAHUAN PETA 1..ppt
 
Pengenalan Ilmu Ukur Tanah
Pengenalan Ilmu Ukur TanahPengenalan Ilmu Ukur Tanah
Pengenalan Ilmu Ukur Tanah
 
ukur-tanah1.pdf
ukur-tanah1.pdfukur-tanah1.pdf
ukur-tanah1.pdf
 
materi_awal_IUT.pdf
materi_awal_IUT.pdfmateri_awal_IUT.pdf
materi_awal_IUT.pdf
 

More from National Cheng Kung University

Accuracy assessment and 3D Mapping by Consumer Grade Spherical Camera
Accuracy assessment and 3D Mapping by Consumer Grade Spherical CameraAccuracy assessment and 3D Mapping by Consumer Grade Spherical Camera
Accuracy assessment and 3D Mapping by Consumer Grade Spherical CameraNational Cheng Kung University
 
3D Rekonstruksi Bangunan Menggunakan Gambar Panorama Sebagai Upaya Untuk Miti...
3D Rekonstruksi Bangunan Menggunakan Gambar Panorama Sebagai Upaya Untuk Miti...3D Rekonstruksi Bangunan Menggunakan Gambar Panorama Sebagai Upaya Untuk Miti...
3D Rekonstruksi Bangunan Menggunakan Gambar Panorama Sebagai Upaya Untuk Miti...National Cheng Kung University
 
3D Rekonstruksi Bangunan Menggunakan Gambar Panorama Sebagai Upaya Untuk Miti...
3D Rekonstruksi Bangunan Menggunakan Gambar Panorama Sebagai Upaya Untuk Miti...3D Rekonstruksi Bangunan Menggunakan Gambar Panorama Sebagai Upaya Untuk Miti...
3D Rekonstruksi Bangunan Menggunakan Gambar Panorama Sebagai Upaya Untuk Miti...National Cheng Kung University
 
3D Indoor and Outdoor Mapping from Point Cloud Generated by Spherical Camera
3D Indoor and Outdoor Mapping from Point Cloud Generated by Spherical Camera3D Indoor and Outdoor Mapping from Point Cloud Generated by Spherical Camera
3D Indoor and Outdoor Mapping from Point Cloud Generated by Spherical CameraNational Cheng Kung University
 
3D Indoor and Outdoor Mapping from Point Cloud Generated by Spherical Camera
3D Indoor and Outdoor Mapping from Point Cloud Generated by Spherical Camera3D Indoor and Outdoor Mapping from Point Cloud Generated by Spherical Camera
3D Indoor and Outdoor Mapping from Point Cloud Generated by Spherical CameraNational Cheng Kung University
 
Satellite Image Classification using Decision Tree, SVM and k-Nearest Neighbor
Satellite Image Classification using Decision Tree, SVM and k-Nearest NeighborSatellite Image Classification using Decision Tree, SVM and k-Nearest Neighbor
Satellite Image Classification using Decision Tree, SVM and k-Nearest NeighborNational Cheng Kung University
 
Optimal Filtering with Kalman Filters and Smoothers Using AndroSensor IMU Data
Optimal Filtering with Kalman Filters and Smoothers Using AndroSensor IMU DataOptimal Filtering with Kalman Filters and Smoothers Using AndroSensor IMU Data
Optimal Filtering with Kalman Filters and Smoothers Using AndroSensor IMU DataNational Cheng Kung University
 
Satellite Image Classification using Decision Tree, SVM and k-Nearest Neighbor
Satellite Image Classification using Decision Tree, SVM and k-Nearest NeighborSatellite Image Classification using Decision Tree, SVM and k-Nearest Neighbor
Satellite Image Classification using Decision Tree, SVM and k-Nearest NeighborNational Cheng Kung University
 
A Method of Mining Association Rules for Geographical Points of Interest
A Method of Mining Association Rules for Geographical Points of InterestA Method of Mining Association Rules for Geographical Points of Interest
A Method of Mining Association Rules for Geographical Points of InterestNational Cheng Kung University
 
Building classification model, tree model, confusion matrix and prediction ac...
Building classification model, tree model, confusion matrix and prediction ac...Building classification model, tree model, confusion matrix and prediction ac...
Building classification model, tree model, confusion matrix and prediction ac...National Cheng Kung University
 
Accuracy Analysis of Three-Dimensional Model Reconstructed by Spherical Video...
Accuracy Analysis of Three-Dimensional Model Reconstructed by Spherical Video...Accuracy Analysis of Three-Dimensional Model Reconstructed by Spherical Video...
Accuracy Analysis of Three-Dimensional Model Reconstructed by Spherical Video...National Cheng Kung University
 
Association Rule (Data Mining) - Frequent Itemset Generation, Closed Frequent...
Association Rule (Data Mining) - Frequent Itemset Generation, Closed Frequent...Association Rule (Data Mining) - Frequent Itemset Generation, Closed Frequent...
Association Rule (Data Mining) - Frequent Itemset Generation, Closed Frequent...National Cheng Kung University
 
The rotation matrix (DCM) and quaternion in Inertial Survey and Navigation Sy...
The rotation matrix (DCM) and quaternion in Inertial Survey and Navigation Sy...The rotation matrix (DCM) and quaternion in Inertial Survey and Navigation Sy...
The rotation matrix (DCM) and quaternion in Inertial Survey and Navigation Sy...National Cheng Kung University
 
SIFT/SURF can achieve scale, rotation and illumination invariant during image...
SIFT/SURF can achieve scale, rotation and illumination invariant during image...SIFT/SURF can achieve scale, rotation and illumination invariant during image...
SIFT/SURF can achieve scale, rotation and illumination invariant during image...National Cheng Kung University
 

More from National Cheng Kung University (20)

Accuracy assessment and 3D Mapping by Consumer Grade Spherical Camera
Accuracy assessment and 3D Mapping by Consumer Grade Spherical CameraAccuracy assessment and 3D Mapping by Consumer Grade Spherical Camera
Accuracy assessment and 3D Mapping by Consumer Grade Spherical Camera
 
3D Rekonstruksi Bangunan Menggunakan Gambar Panorama Sebagai Upaya Untuk Miti...
3D Rekonstruksi Bangunan Menggunakan Gambar Panorama Sebagai Upaya Untuk Miti...3D Rekonstruksi Bangunan Menggunakan Gambar Panorama Sebagai Upaya Untuk Miti...
3D Rekonstruksi Bangunan Menggunakan Gambar Panorama Sebagai Upaya Untuk Miti...
 
3D Rekonstruksi Bangunan Menggunakan Gambar Panorama Sebagai Upaya Untuk Miti...
3D Rekonstruksi Bangunan Menggunakan Gambar Panorama Sebagai Upaya Untuk Miti...3D Rekonstruksi Bangunan Menggunakan Gambar Panorama Sebagai Upaya Untuk Miti...
3D Rekonstruksi Bangunan Menggunakan Gambar Panorama Sebagai Upaya Untuk Miti...
 
3D Indoor and Outdoor Mapping from Point Cloud Generated by Spherical Camera
3D Indoor and Outdoor Mapping from Point Cloud Generated by Spherical Camera3D Indoor and Outdoor Mapping from Point Cloud Generated by Spherical Camera
3D Indoor and Outdoor Mapping from Point Cloud Generated by Spherical Camera
 
3D Indoor and Outdoor Mapping from Point Cloud Generated by Spherical Camera
3D Indoor and Outdoor Mapping from Point Cloud Generated by Spherical Camera3D Indoor and Outdoor Mapping from Point Cloud Generated by Spherical Camera
3D Indoor and Outdoor Mapping from Point Cloud Generated by Spherical Camera
 
Handbook PPI Tainan Taiwan 2018
Handbook PPI Tainan Taiwan 2018Handbook PPI Tainan Taiwan 2018
Handbook PPI Tainan Taiwan 2018
 
Satellite Image Classification using Decision Tree, SVM and k-Nearest Neighbor
Satellite Image Classification using Decision Tree, SVM and k-Nearest NeighborSatellite Image Classification using Decision Tree, SVM and k-Nearest Neighbor
Satellite Image Classification using Decision Tree, SVM and k-Nearest Neighbor
 
Optimal Filtering with Kalman Filters and Smoothers Using AndroSensor IMU Data
Optimal Filtering with Kalman Filters and Smoothers Using AndroSensor IMU DataOptimal Filtering with Kalman Filters and Smoothers Using AndroSensor IMU Data
Optimal Filtering with Kalman Filters and Smoothers Using AndroSensor IMU Data
 
Satellite Image Classification using Decision Tree, SVM and k-Nearest Neighbor
Satellite Image Classification using Decision Tree, SVM and k-Nearest NeighborSatellite Image Classification using Decision Tree, SVM and k-Nearest Neighbor
Satellite Image Classification using Decision Tree, SVM and k-Nearest Neighbor
 
EKF and RTS smoother toolbox
EKF and RTS smoother toolboxEKF and RTS smoother toolbox
EKF and RTS smoother toolbox
 
Kalman Filter Basic
Kalman Filter BasicKalman Filter Basic
Kalman Filter Basic
 
A Method of Mining Association Rules for Geographical Points of Interest
A Method of Mining Association Rules for Geographical Points of InterestA Method of Mining Association Rules for Geographical Points of Interest
A Method of Mining Association Rules for Geographical Points of Interest
 
DSM Extraction from Pleiades Images Using RSP
DSM Extraction from Pleiades Images Using RSPDSM Extraction from Pleiades Images Using RSP
DSM Extraction from Pleiades Images Using RSP
 
Calibration of Inertial Sensor within Smartphone
Calibration of Inertial Sensor within SmartphoneCalibration of Inertial Sensor within Smartphone
Calibration of Inertial Sensor within Smartphone
 
Pengukuran GPS Menggunakan Trimble Secara Manual
Pengukuran GPS Menggunakan Trimble Secara ManualPengukuran GPS Menggunakan Trimble Secara Manual
Pengukuran GPS Menggunakan Trimble Secara Manual
 
Building classification model, tree model, confusion matrix and prediction ac...
Building classification model, tree model, confusion matrix and prediction ac...Building classification model, tree model, confusion matrix and prediction ac...
Building classification model, tree model, confusion matrix and prediction ac...
 
Accuracy Analysis of Three-Dimensional Model Reconstructed by Spherical Video...
Accuracy Analysis of Three-Dimensional Model Reconstructed by Spherical Video...Accuracy Analysis of Three-Dimensional Model Reconstructed by Spherical Video...
Accuracy Analysis of Three-Dimensional Model Reconstructed by Spherical Video...
 
Association Rule (Data Mining) - Frequent Itemset Generation, Closed Frequent...
Association Rule (Data Mining) - Frequent Itemset Generation, Closed Frequent...Association Rule (Data Mining) - Frequent Itemset Generation, Closed Frequent...
Association Rule (Data Mining) - Frequent Itemset Generation, Closed Frequent...
 
The rotation matrix (DCM) and quaternion in Inertial Survey and Navigation Sy...
The rotation matrix (DCM) and quaternion in Inertial Survey and Navigation Sy...The rotation matrix (DCM) and quaternion in Inertial Survey and Navigation Sy...
The rotation matrix (DCM) and quaternion in Inertial Survey and Navigation Sy...
 
SIFT/SURF can achieve scale, rotation and illumination invariant during image...
SIFT/SURF can achieve scale, rotation and illumination invariant during image...SIFT/SURF can achieve scale, rotation and illumination invariant during image...
SIFT/SURF can achieve scale, rotation and illumination invariant during image...
 

TRANSFORMASI_DGN95_SRGI2013

  • 1. DGN-95_SRGI-2013 Sistem Koordinat dan Transformasi Page 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejak berdirinya Badan Informasi Geospasial (dulu BAKOSURTANAL) sejak 17 Oktober 1969, Indonesia telah menggunakan beberapa datum untuk kegiatan survey dan pemetaan. Telah dikenal Datum Indonesia 1974 (ID 74). Selanjutnya seiring dengan perkembangan teknologi GPS, pada tahun 1996 Bakosurtanal mengeluarkan datum baru yaitu Datum Geodesi Nasional 1995 (DGN 95) untuk keperluan survey dan pemetaan. Walaupun telah mengalami beberapa pemutakhiran, namun belum memperhitungkan adanya perubahan nilai-nilai koordinat sebagai fungsi dari waktu pada titik kontrol geodesi, akibat dari pengaruh pergerakan lempeng tektonik dan deformasi kerak bumi, sehingga perlu didefinisikan system referensi geospasial atau datum geodesi yang baru yang lebih sesuai untuk wilayah Indonesia. Untuk menggantikan Datum DGN 95, maka dikeluarkanlah datum SRGI 2013 pada tahun 2013. Perbedaan mendasar antara SRGI 2013 dan DGN 1995 yaitu, SRGI 2013 memperhitungkan perubahan koordinat terhadap fungsi waktu. SRGI 2013 terdiri atas Sistem Referensi Geospasial Horizontal dan Sistem Referensi Geospasial Vertikal. Perubahan pada datum di Indonesia meyebabkan pengguna harus mengacu pada SRGI 2013, demikian halnya dalam dalam penggunaan bidang positioning. Pengguna harus menambahkan model deformasi, untuk mendapatkan koordinat pada epok yang diinginkan. 1.2 Tujuan dan Manfaat Tujuan dari pembuatan laporan ini diantaranya :  Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami transformasi dari Datum DGN 95 ke datum SRGI 2013 dan sebaliknya.  Mahasiswa dapat melakukan transformasi koordinat dari Datum DGN 95 ke datum SRGI 2013 dan sebaliknya.
  • 2. DGN-95_SRGI-2013 Sistem Koordinat dan Transformasi Page 2 BAB II DASAR TEORI 2.1 PENGERTIAN 2.1.1 DGN-95 (Datum Geodetik Nasional 1995) DGN-95 adalah sistem koordinat Indonesia, dimana sistem koordinat ini kompatibel dengan GPS yang berbasiskan World Geodetic Sistem 1984 (WGS-84), DGN-95 merupakan datum geosentris. Pada tahun 1992, Indonesia turut bagian dalam survey yang menghasilkan 60 stasiun GPS yang berklasifikasikan sebagai orde nol. Jering orde nol tersebut adalah realisasi Datum Geodesi Nasional di Lapangan. Selanjutnya pada tahun yang sama dan berikutnya dilakukan identifikasi jaring dengan orde nol yang lebih rendah ke seluruh wilayah Indonesia dengan kerapatan 50 km. Jaringan tersebut disebut sebagai Jaring Kontrol Horisontal Nasional. Gambar 1. Jaring Kontrol Horizontal Nasional yang dipakai untuk mendefinisikan DGN 1995 DGN95 merupakan sistem referensi geospasial yang bersifat statis, dimana perubahan nilai koordinat terhadap waktu sebagai akibat dari pergerakan lempeng tektonik dan deformasi kerak bumi, tidak diperhitungkan. Perubahan nilai koordinat terhadap waktu perlu diperhitungkan dalam mendefinisikan suatu sistem referensi geospasial untuk wilayah Indonesia. Hal ini dikarenakan wilayah Indonesia terletak diantara pertemuan beberapa lempeng tektonik yang sangat dinamis dan aktif, diantaranya lempeng Euroasia, Australia, Pacific dan Philipine. Wilayah Indonesia yang terletak pada pertemuan beberapa lempeng inilah yang menyebabkan seluruh objek-objek geospasial yang ada diatasnya termasuk titik-titik kontrol geodesi yang
  • 3. DGN-95_SRGI-2013 Sistem Koordinat dan Transformasi Page 3 membentuk Jaring Kontrol Geodesi Nasional, juga bergerak akibat pergerakan lempeng tektonik dan deformasi kerak bumi. Spesifikasi DGN-95 :  Datum : Geosentris  Koordinat Geodesi : Datum Geodesi Nasional 1995 (DGN-95)  Koordinat Grid/Peta : Universal Transvere Mercator (UTM)  Kerangka Referensi : ITRF  Elipsoid : WGS-84  Sumbu semi mayor (a) : 6.378.137,0 meter  Faktor Penggepengan (1/f) : 298,2572223563 2.1.2 SRGI (Sistem Referensi Geospasial Indonesia) Sistem Referensi Geospasial merupakan suatu sistem koordinat nasional yang konsisten dan kompatibel dengan sistem koordinat global, yang secara spesifik menentukan lintang, bujur, tinggi, skala, gayaberat, dan orientasinya mencakup seluruh wilayah NKRI, termasuk bagaimana nilai-nilai koordinat tersebut berubah terhadap waktu. Dalam realisasinya sistem referensi geospasial ini dinyatakan dalam bentuk Jaring Kontrol Geodesi Nasional dimana setiap titik kontrol geodesi akan memiliki nilai koordinat yang teliti baik nilai koordinat horisontal, vertikal maupun gaya berat. SRGI 2013 akan mendefinisikan beberapa hal, yaitu: 1. Sistem Referensi Koordinat, yang mendefinisikan titik pusat sumbu koordinat, skala dan orientasinya. 2. Kerangka Referensi Koordinat, sebagai realisasi dari sistem referensi koordinat berupa Jaring Kontrol Geodesi Nasional; 3. Ellipsoid Referensi yang digunakan; 4. Perubahan nilai koordinat terhadap waktu sebagai akibat dari pengaruh pergerekan lempeng tektonik dan deformasi kerak bumi di Wilayah Indonesia; 5. Sistem Referensi Tinggi;
  • 4. DGN-95_SRGI-2013 Sistem Koordinat dan Transformasi Page 4 6. Garis pantai nasional yang akurat dan terkini, yang dipublikasi secara resmi; 7. Sistem dan layanan berbasis web untuk mengakses SRGI 2013. Gambar 2. Jaring Kontrol Geodesi yang dipakai untuk mendefinisikan SRGI 2013 Secara praktis, perbedaan yang mendasar antara SRGI 2013 dengan DGN 1995 bisa dilihat dalam tabel dibawah ini.
  • 5. DGN-95_SRGI-2013 Sistem Koordinat dan Transformasi Page 5 2.2 Metode Perhitungan 2.2.1 Transformasi Konform Model Bursa-Wolf Pada perhitungan transformasi datum dan koordinat ada beberapa metode yang dapat digunakan salah satunya adalah menggunakan model transformasi Bursa Wolf, yang menggunakan 7 parameter, yaitu : 3 rotasi, 3 translasi, dan faktor skala. Model ini sering disebut juga sebagai model linear conformal in three dimension atau three dimensional similarity transformation. Hal ini disebabkan bahwa dalam model ini faktor skala pada semua arah adalah sama. Dalam model ini bentuk jaringan dipertahankan, maka sudut tidak berubah, tetapi panjang baseline dan posisi titik dapat berubah. Menggunakan model three dimensional similarity transformation pada jaring kerangka yang besar mungkin dapat mengubah skala lokal dan orientasi. Oleh karena itu, perlu dipertimbangkan apakah perubahan pada skala lokal dan orientasi ini memberikan pengaruh secara signifikan atau tidak. Rumus perhitungan yang digunakan sebagai berikut: Dimana:  s = faktor skala  R = matriks orthogonal dari rotasi sistem XA ke XB  XA = adalah koordinat awal  t = vektor translasi  XB = koordinat baru Matriks R : XB = s. R. XA + t
  • 6. DGN-95_SRGI-2013 Sistem Koordinat dan Transformasi Page 6 2.2.2. Transformasi Koordinat Geodetik ke Koordinat Kartesian Rumus Heinskenen dan Moritz X = (N+H) Cos L Cos B Y = (N+H) Cos L Sin B Z = [N(1-e2) + H] Sin L Dimana : N = Jari-jari Normal = a/(1-e2 sin2 L)1/2 e = Eksentrisitas = (a2 – b2) / a2 a = sumbu panjang elipsoid b = sumbu pendek elipsoid 2.2.3 Transformasi Koordinat Kartesian ke Koordinat Geodetik B = arc tan (Y/X) L = arc tan [(Z + b.e2 Sin3 ɵ) / (p – a.e2 Cos3 ɵ)] H = ( p / Cos L ) – N Dimana : P = jari – jari lengkung parallel = (X2 – Y2 ) ½ ɵ = Lintang Reduksi = arc tan ( a.z / b.p )
  • 7. DGN-95_SRGI-2013 Sistem Koordinat dan Transformasi Page 7 BAB III STUDI KASUS 3.1 Flowchart 3.1.1 Mencari Parameter Transformasi DGN-95 ke SRGI 2013 3.1.2 Mencari Parameter Transformasi SRGI 2013 ke DGN-95 Koordinat SRGI 2013 Koordinat titik Sekutu Koordinat DGN-95 Transformasi Koordinat Geodetik ke Koordinat Kartesian Parameter Transformasi DGN- 95 ke SRGI 2013 Transformasi Koordinat Geodetikke Koordinat Kartesian Mulai Selesai Transformasi Metode Bursa-Wolf Koordinat SRGI 2013 Koordinat titik Sekutu Koordinat DGN-95 Transformasi Koordinat Geodetik ke Koordinat Kartesian Parameter Transformasi DGN- 95 ke SRGI 2013 Transformasi Koordinat Geodetikke Koordinat Kartesian Mulai Selesai Transformasi Metode Bursa-Wolf Koordinat SRGI 2013 Koordinat titik Sekutu Koordinat DGN-95 Transformasi Koordinat Geodetik ke Koordinat Kartesian Parameter Transformasi SRGI 2013 ke DGN-95 Transformasi Koordinat Geodetikke Koordinat Kartesian Mulai Selesai Transformasi Metode Bursa-Wolf Koordinat SRGI 2013 Koordinat titik Sekutu Koordinat DGN-95 Transformasi Koordinat Geodetik ke Koordinat Kartesian Parameter Transformasi SRGI 2013 ke DGN-95 Transformasi Koordinat Geodetikke Koordinat Kartesian Mulai
  • 8. DGN-95_SRGI-2013 Sistem Koordinat dan Transformasi Page 8 3.2 Data Titik Sekutu Diketahui data titik sekutu dari Datum DGN-95 dan SRGI 2013 sebagai berikut : Nama Titik DGN-95 (WGS84) Lintang Bujur Tinggi BSBY 7° 12' 39.7519" S 112° 43' 25.0382" E 32.853 D.519 2° 30' 47.3821" S 121° 20' 21.7581" E 487.366 N.0001 6° 29' 27.7958" S 106° 50' 56.0750" E 158.167 N.0004 7° 4' 7.0558" S 110° 28' 55.8682" E 80.662 N.1013 5° 33' 29.2274" N 95° 19' 38.3893" E -32.751 N.1085 1° 38' 23.0332" S 103° 38' 41.3836" E 37.672 N.2007 0° 8' 46.9620" S 109° 24' 36.2377" E 34.342 N.3001 8° 49' 5.1791" S 115° 8' 44.3469" E 234.245 N.6007 0° 52' 30.6371" S 131° 15' 12.8628" E 141.329 WINA 1° 26' 36.3078" N 124° 50' 20.5215" E 197.281 Nama Titik SRGI 2013 (WGS84) Lintang Bujur Tinggi BSBY 7° 12' 39.7535" S 112° 43' 25.0481" E 32.546 D.519 2° 30' 47.3833" S 121° 20' 21.7606" E 487.456 N.0001 6° 29' 27.7981" S 106° 50' 56.0837" E 158.118 N.0004 7° 4' 7.0527" S 110° 28' 55.8583" E 81.515 N.1013 5° 33' 29.2638" S 95° 19' 38.4472" E -32.824 N.1085 1° 38' 23.0364" S 103° 38' 41.3975" E 37.273 N.2007 0° 8' 46.9648" S 109° 24' 36.2468" E 34.5 N.3001 8° 49' 5.1806" S 115° 8' 44.3599" E 234.516 N.6007 0° 52' 30.6222" S 131° 15' 12.8427" E 141.246 WINA 1° 26' 36.3072" S 124° 50' 20.5266" E 197.279 GDN-95 : ITRF2000 epoch.1998 SRGI 2013 : ITRF2008 epoch.2012 Data tersebut masih berupa koordinat geodetic, sehingga harus ditransformasikan dulu ke koordinat Kartesian.
  • 9. DGN-95_SRGI-2013 Sistem Koordinat dan Transformasi Page 9 Hasil transformasi :  DGN-95 Nama Titik Lintang Bujur h X Y Z o ‘ “ o ‘ “ BSBY 7 12 39.7519 112 43 25.0382 32.853 -2444144.328 5836155.433 801355.759 D.519 2 30 47.3821 121 20 21.7581 487.366 -3314224.525 5442512.059 285095.3365 N.0001 6 29 27.7958 106 50 56.075 158.167 -1836828.741 6065153.84 720499.6836 N.0004 7 4 7.0558 110 28 55.8682 80.662 -2214943.665 5929755.746 780752.0246 N.1013 5 33 29.2274 95 19 38.3893 -32.751 -589372.3925 6320460.816 618105.3346 N.1085 1 38 23.0332 103 38 41.3836 37.672 -1503991.317 6195541.285 184824.8491 N.2007 0 8 46.962 109 24 36.2377 34.342 -2119623.15 6015622.679 23397.96005 N.3001 8 49 5.1791 115 8 44.3469 234.245 -2678425.799 5705987.191 972109.3514 N.6007 0 52 30.6371 131 15 12.8628 141.329 -4205254.273 4794570.297 101475.176 WINA 1 26 36.3078 124 50 20.5215 197.281 -3642539.131 5233315.644 165167.7815  SRGI 2013 Nama Titik Lintang Bujur h X Y Z o ‘ “ o ‘ “ BSBY 7 12 39.7535 112 43 25.0481 32.546 -2444144.476 5836155 801356.0128 D.519 2 30 47.3833 121 20 21.7606 487.456 -3314224.633 5442512.087 285095.5615 N.0001 6 29 27.7981 106 50 56.0873 158.118 -1836829.075 6065153.637 720500.0992 N.0004 7 4 7.0527 110 28 55.8583 81.515 -2214943.702 5929756.712 780751.5627 N.1013 5 33 29.2638 95 19 38.4472 -32.824 -589374.0992 6320459.926 618112.0043 N.1085 1 38 23.0364 103 38 41.3975 37.273 -1503991.637 6195540.78 184825.4269 N.2007 0 8 46.9648 109 24 36.2468 34.5 -2119623.467 6015622.733 23398.47665 N.3001 8 49 5.1806 115 8 44.3599 234.516 -2678426.254 5705987.226 972109.6663 N.6007 0 52 30.6222 131 15 12.8427 141.246 -4205253.78 4794570.677 101472.429 WINA 1 26 36.3072 124 50 20.5266 197.279 -3642539.261 5233315.555 165167.6709
  • 10. DGN-95_SRGI-2013 Sistem Koordinat dan Transformasi Page 10 BAB IV HASIL 4.1 Hasil Perhitungan Parameter Transformasi 4.1.1 Parameter Transformasi DGN95 ke SRGI 2013 Perhitungan Parameter Transformasi Menggunakan Metode Bursa-Wolf dengan rumus matriks sebagai berikut : X = (At.A)-1 At.F Matriks A = 1 0 0 x y -z 0 0 1 0 y -x 0 z 0 0 1 z 0 x -y = *Lampiran Matriks F = X – x Y – y Z – z = 0.147999999579042 0.433000000193715 -0.253800000064075 0.108000000007451 -0.0279999999329448 -0.225000000034925 0.334000000031665 0.20299999974668 -0.415600000065751 0.0370000000111759 -0.966000000014901 0.461899999994785 1.70670000009704 0.889999999664724 -6.66970000008587 0.320000000065193 0.504999999888241 -0.577799999999115 0.317000000271946 -0.0540000004693866
  • 11. DGN-95_SRGI-2013 Sistem Koordinat dan Transformasi Page 11 -0.516599999999016 0.455000000074506 -0.0350000001490116 -0.314899999997579 -0.492999999783933 -0.379999999888241 2.74700000000303 0.129999999888241 0.0890000006183982 0.110600000014529 Matriks X = 1.24544925418235 = ΔX -0.750887927463275 = ΔY -7.58381600931068 = ΔZ 2.60979759175983e-007 = Δλ -1.98646234901907e-007 = κ -1.81504290190369e-006 = ɵ -4.24265640095452e-007 = w 4.1.2 Parameter Transformasi SRGI 2013 ke DGN-95 Matriks A = 1 0 0 x y -z 0 0 1 0 y -x 0 z 0 0 1 z 0 x -y = *Lampiran Matriks F = X – x Y – y Z – z = 0.147999999579042 0.433000000193715 -0.253800000064075 0.108000000007451 -0.0279999999329448 -0.225000000034925 0.334000000031665 0.20299999974668 -0.415600000065751 0.0370000000111759 -0.966000000014901 0.461899999994785
  • 12. DGN-95_SRGI-2013 Sistem Koordinat dan Transformasi Page 12 1.70670000009704 0.889999999664724 -6.66970000008587 0.320000000065193 0.504999999888241 -0.577799999999115 0.317000000271946 -0.0540000004693866 -0.516599999999016 0.455000000074506 -0.0350000001490116 -0.314899999997579 -0.492999999783933 -0.379999999888241 2.74700000000303 0.129999999888241 0.0890000006183982 0.110600000014529 Matrik X = 1.24544925418235 -0.750887927463275 -7.58381600931068 2.60979759175983e-007 -1.98646234901907e-007 -1.81504290190369e-006 -4.24265640095452e-007
  • 13. DGN-95_SRGI-2013 Sistem Koordinat dan Transformasi Page 13 BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan 1. DGN95 merupakan sistem referensi geospasial yang bersifat statis, dimana perubahan nilai koordinat terhadap waktu sebagai akibat dari pergerakan lempeng tektonik dan deformasi kerak bumi, tidak diperhitungkan 2. Sistem Referensi Geospasial merupakan suatu sistem koordinat nasional yang konsisten dan kompatibel dengan sistem koordinat global, yang secara spesifik menentukan lintang, bujur, tinggi, skala, gayaberat, dan orientasinya mencakup seluruh wilayah NKRI, termasuk bagaimana nilai-nilai koordinat tersebut berubah terhadap waktu. 3. Pada transformasi kali ini, bertujuan untuk mencari parameter transformasi DGN95 ke SRGI 2013 dan sebaliknya 4. Parameter transformasi SRGI 2013 ke DGN95, sebagai berikut : ΔX = 1.24544925418235 ΔY = -0.750887927463275 ΔZ = -7.58381600931068 Δλ = 2.60979759175983e-007 Κ = -1.98646234901907e-007 ɵ = -1.81504290190369e-006 W = -4.24265640095452e-007 5. Parameter transformasi DGN95 ke SRGI 2013 sebagai berikut : ΔX = -1.24544961626183 ΔY = 0.750916311105492 ΔZ = 7.58381077701469 Δλ = -2.60983771856784e-007 Κ = 1.98644329661149e-007 ɵ = 1.81504179619737e-006 W = 4.24264995438205e-007
  • 14. DGN-95_SRGI-2013 Sistem Koordinat dan Transformasi Page 14 DAFTAR PUSTAKA Ramdani,Dadan.17 September 2011. http://blogs.itb.ac.id/dadanramdani/ 2011/09/ 17/referensi-geodesi/ diakses pada 27 November 2014 BIG, http://srgi.big.go.id/srgi/?p=77 diakses pada 27 November 2014 BIG, http://www.bakosurtanal.go.id/berita-surta/show/srgi-tunggal-untuk-one-map- policy diakses pada 27 November 2014