Hadits ini memberikan larangan keras untuk meminta jabatan dan menyarankan agar menerima jabatan jika ditawarkan tanpa permintaan sebelumnya. Hadits ini juga menjelaskan bahwa Allah akan membantu mereka yang menerima jabatan tanpa permintaan untuk menanggung tanggung jawabnya.
1. HADITS TENTANG MEMINTA JABATAN
(Analisis Tahlili terhadap Hadits Riwayat Bukhari dan Muslim)
Makalah
Diajukan sebagai Tugas Mata Kuliah Hadits Ahkam al-Qadha
Oleh:
Al Nurmahaya Muhshi : ( 20156120004)
Marhama : (20156120030)
Dosen Pemandu:
Zulkifli, S.Ag.,M.Ag.
PRODI HUKUM KELUARGA ISLAM
JURUSAN SYARIAH DAN EKONOMI BISNIS ISLAM
SEKOLAH TINGGIAGAMA ISLAM NEGERIMAJENE
2021
2. BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di dalam kehidupan manusia, tidak terlepas dari kepemimpinan dan jabatan.
Didalam sistem pemerintahan kita telah banyak menjumpai bentuk-bentuk
pimpinan yang bertindak sewenang-wenang. Meminta jabatan atau mencalonkan
diri dalam etika politik merupakan hal lumrah. Padahal islam melarang keras
perbuatan yang berakar dari budaya barat ini.Menjadi seorang pemimpin dan
memiliki sebuah jabatan merupakan impian semua orang kecuali sedikit dari
mereka yang di rahmati oleh Allah. Mayoritas orang justru menjadikannya
sebagai ajang rebutan khususnya jabatan yang menjanjikan lambaian rupiah
(uang dan harta)dan kesenangan dunia lainnya.
Manusia di ciptakan oleh Allah adalah mengabdi kepada-Nya. Selain itu
manusia juga di jadikan sebagai khalifah di muka bumi Q.S.al-Baqarah ayat
30.Setelah Rasulullah SAW mangkat, isu pertama yang di jadikan perdebatan di
kalangan sahabat adalah tentang kepemimpinan setelah Rasulullah. Sehingga
perdebatan di kalangan sahabat sendiri tentang sosok pemimpin pengganti Nabi.
Tertera juga didalam Q.S.Yunus ayat 55 tentang meminta jabatan kepada
raja mesir demi kemaslahatan orang banyak. Hal ini tidak bertentangan dengan
konsep tawakkul dan bukan pula termasuk kategori meminta-minta yang
dilarang.Sebagaimana yang lain diherankan juga, yang membolehkan diri mereka
meminta jabatan politik masa kini, bersamaan apa yang ada didalamnya berupa
sistem parlemen kafir atau jahat, berdalil dengan perbuatan Nabi Yusuf, sembari
melainkan bahwa Nabi Yusuf tidak memintanya.Namun raja itulah yang
3. menawarkan kepada beliau.Beliau juga tidak menerimanya melainkan ketika raja
tersebut menjamin keamanan dan kebebasan baginya. Sehingga tidak ada
tekanan, atau ancaman, atau mengorbankan agam, atau tarik ulur atau tawar-
menawar, atau adu argumentasi.
B..Rumusan Masalah
1.Bagaimana hadits tentang meminta jabatan?
2.Bagaimana kandungan hadits meminta jabatan?
3.Jelaskan pandangan ulama mengenai meminta jabatan?
4. BAB II
PEMBAHASAN
A. Hadits tentang Meminta Jabatan
1.Teks Hadits
َمَّلَسَو ِهْيَلَع ُهللا ىَّلَص ُّيِبَّنال َلاَق :َلاَق ،َةَرُمَس ِْنب ِنَمْح َّالر ِدْبَع ُْثي ِدَح
:
َدْبَع اَي
ِنَمْحَّالر
َْنب
َس
ُم
َر
َة
ْسَت َال
َأ
ِل
ِْ
ال
ُ ْ ِن َ ََِّنَإ ، َةَاةَاَم
ِو
ِت
ْي
َْنع اَهَت
ُ ْ ِن َو ، اَهْيَلِن َتْلِكُو ٍةَلَأْسَاَم
ِو
ِت
ْي
اَهَت
ْنِاَم
َتْنِعُ ٍةَلَأْسَاَم ِْريَغ
ْيَلَع
.اَه
Artinya: Diriwayatkan dari Abdurrahman bin Samurah r.a ia berkata,”Nabi SAW
bersabda, ‘Ya Abdurrahman bin Samurah,anda jangan melamar (meminta) jabatan
(pemimpin), sebab jika diserahkan kepadamu tanpa permintaanmu maka akan di bantu
untuk mengatasinya.Mengingat Allah akan membantu meringankan bebanmu.’ ”(Bukhari
dan Muslim)1
2.Biografi Singkat Periwayat Hadits
Abdurrahman bin Samurah adalah anak dari Samurah bin Habib bin Abdu Syams
bin Abdu Manaf bin Qushay bin Kilab, nama panggilan beliau adalah Abu Sa’id
termasuk dalam suku Quraisy dari keturunan Bani Abdu Syams. Dia adalah salah satu
sahabat Nabi Muhammad yang masuk islam pada peristiwa Fathu Makkah, dan pernah
menjabat sebagai Gubernur Sijistan.Beliau wafat di Bashrah pada tahun 50 H , ada pula
mengatakan tahun 51 H. Abdurrahman bin Samurah tinggal di Bashrah dan dialah yang
membuka Sijistan ,Kabul, dan kota lainnya.Dia juga menyaksikan pertempuran
Mu’ta.Beliau meriwayatkan hadits dari Muhammad,juga dari sahabat lainnya seperti
Mu’adz bin Jabal ,sedangkan tokoh yang meriwayatkan dari beliau antara lain : Said bin
al-Musayyib ,Abdurrahman bin Abi Laila, Abdullah bin Abbas ,Ibnu Sirin ,Hayyan bin
Umair dan lain lain.Ibnu Sa’ad berkata: Abdullah bin Amir mengangkatnya sebagai wali
di Sijistan dan kemudian menginvasi Khurasan dan berhasil menaklukannya.
1 Muhammad Fu’ad Abdul Baqi’, Al-Lu’lu’ Wal Marjan Hadits Shahih Bukhari Muslim Terlengkap,
(Cet. IV; Surakarta:Insan Mulia,2014),hal.462.
5. 3. Kualitas Hadits
Ada perawi yang bernama Jarir bin Hazim yang di ketahui wafat pada tahun 170 H
dan di jelaskan bahwa Hajjaj binal-Minhal dan Syaiban bin Farrukh pernah mengambil
hadits kepadanya, sehingga periwayatan ini jelas antara murid dan guru .Kemudian ada
al-Hasan, murid dari salah satu seorang sahabat yang mulia,’Abdurrahman bin Samurah,
perawi yang wafat 110 H, disini juga terlihat jelas bahwa Jarir bin Hazim pernah berguru
kepadanya dan mereka berdua tinggal di Bashrah .
Terakhir adalah sahabat ‘Abdurrahman bin Samurah yang tidak dapat terbantahkan
haditsnya karena langsung berguru pada Rasulullah SAW. Dapat disimpulkan bahwa
persambungan periwayatan ini benar-benar tersambung karena perawi yang satu dengan
yang lain memang pernah menjadi murid-guru, selain itu juga kesamaan daerah tinggal
mereka juga sama yaitu Bashrah, sehingga dapat dikatakan bahwa mereka saling belajar
hadits di negeri tersebut.
Hadits ini memang Shahih dengan alasan apabila ada suatu hadits yang
diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari dan Imam Muslim yang mereka cantumkan di dalam
kitab sahih (Shahih al-Bukhari dan Shahih Muslim) mereka, maka hadits tersebut sudah
tentu shahih,mengingat nama kitab kedua Imam tersebut bernama shahih.Imam Muslim
mensyaratkan agar hadits yang masuk ke dalam kitab shahihnya, antara perawi dan
gurunya hidup sezaman.
4.Asbabul al-Wurud
Teks hadits dalam hal ini bersumber Nabi tidak muncul dalam ruang yang hampa
(vacuum history). Sebaliknya,dia muncul bersamaan dengan konteks realitas pada saat
itu. Abdurrahman bin Samurah biasa di juluki dengan nama atau sebutan Abu Sa’id. Dia
6. adalah orang yang yang masuk Islam pada Yaumul al-Fath (pembebasan kota mekah)
pada tahun 8 H 2
. Nama Abdurrahman bin Samurah sebelum masuk Islam adalah Abu
Kulal, sebagian pendapat mengatakan namanya Abu Kulul,’’ Abdul al-Ka’bah dan
Rasulullah SAW lah yang memeberi namanya Abdurrahman. Dia ikut serta dalam
perluasan negeri Islam ke Iraq, bahkan perluasan wilayah Islam ke Sijistan berada dalam
kepemimpinannya. Adapun penurunan hadits ini terjadi ketika Yaumul al-Fath Makkah,
dimana Rasulullah mengubah namanya dengan memanggilnya,’’Kemarilah wahai
Abdurrahman :Janganlah kamu meminta ke amirah (imarah).’’Peristiwa itu di saksikan
oleh beberapa sahabat diantaranya, Abdullah bin Umar, Abu Musa, Abu Darda , Abu
Hurairah ,Abbas, Adiy bin Hatim, Aisyah,Ummu Salam ah, Abdullah bin Mas’ud,
Abdullah bin Abbas, Abu Sa’id al –Khudry , an Imran bin Husein.3
5.Kajian Kosa Kata
Adapun arti beberapa kosa kata hadits ini, dapat dikemukakan antara lain:
a. ‘ABDA (َدْبَع)
‘ABDA berasal dari 3 huruf yaitu ‘ain, ba’ dan dal. Dan artinya dua aslinya dia
memiliki dua arti yang asli, seakan-akan saling berlawanan yang pertama itu dari dua asli
, itu yang pertama adalah menunjukkan kepada kelembutan dan ketundukan sedangkan
arti yang lain menunjukkan kepada kekerasan dan keberatan, jadi yang pertama itu ( al-
‘abdu) bahwa( al-maluku) , kata al-abdu yang dimiliki budak,( wal jam ‘atu ) (al-
‘ubaidu), sedangkan tsalasah itu tiga ‘abudun atau ibadun.‘4
2 Ibnu HisyamSiroh Nabawih,Bab: penaklukan kota mekah
3 Hadis RiwayatImamBukhari,Bab Kaffaratsumpah,no. 6227, CB Mausua al -Haditsal-Syarif al-
Kutub Al tis’ah,Global Islamicsoftware1997
4 Abu al-Husain Ahmad bin Faris bin Zakariya, Mu’jam maqayis al-lughah. Aplikasi Android.
Ibnu HisyamSiroh Nabwaiah,Bab:Penaklukan Kota Mekah.
7. b.‘INTA ( ْْنِع
َْت )
‘INTA berasal dari tiga huruf , ain, nun, dan ta artinya itu asli yang benar yang
menunjukkan kepada kesulitan dan serupa dengan kesulitan tidak menunjukkan kepada
kesehatan dan tidak pula menunjukkan kepada kemudahan.5
c. GHAYRI (ِْ
ْريَغ)
GHAYRI berasal dari tiga huruf yaitu ghoin, ya, dan ra artinya dua asli yang
benar artinya menujukkan kepada salah satunya yaitu kepada manfaat dan yang lainnya
itu berarti perbedaan dua sesuatu.6
d. SAMURA (ْ
َةَرُمَس)
SAMURA berasal dari tiga huruf yaitu sin, mim, dan ra artinya asal yang satu
menunjukkan kepada kebalikannya hitam ke putih pada warna,karena itu ( as-sumrah ) itu
adalah dari dua warna dan asalnya aku akan datanng kepadamu gelap dan bulan
sedangkan kata ( as-sammar) malam.7
B.Kandungan Hadits
1. Kandungan Hadits Secara Umum
Jabatan adalah sesuatu yang berat , karena itu perlu di pikul oleh orang-orang yang
ahli dan kompeten di bidangnya, bukan oleh yang sekedar mengejar jabatan dengan cara
memintanya hanya demi memperkaya diri sendiri ketika jabatan itu sudah di dapatkan
nantinya. Jabatan mestinya di berikan oleh orang-orang yang tepat. Rasulullah SAW
5 Abu al-Husain Ahmad bin Faris bin Zakariya, Mu’jam maqayis al-lughah. Aplikasi Android.
6 Abu al-Husain Ahmad bin Faris bin Zakariya, Mu’jam maqayis al-lughah. Aplikasi Android.
7 Abu al-Husain Ahmad bin Faris bin Zakariya, Mu’jam maqayis al-lughah. Aplikasi Android.
8. mengingatkan siapa pun untuk tidak memiliki keahlian atau kompetensi di bidangnya.
Apalagi, orang rupanya meminta jabatan hanya untuk kepentingan pribadi dan
kelompoknya sendiri, seperti untuk mengeruk keuntungan dan memperkaya diri sendiri
dan kelompoknya, dengan mengabaikan kepentingan umum.
Seperti dikatakan pada hadits di atas, orang yang meminta jabatan tanpa keahlian dan
kompetensi tidak akan di bantu oeh Allah SWT dalam menjalani tanggung jawab
jabatannya. Dalam sebuah hadits di sebutkan,orang yang meminta jabatan karena
keahlian dan kompetensinya , lalu melaksanakan tugasnya dengan baik, ia akan
medapatkan surga di akhirat.
Jabatan dan lingkup kecil seperti perusahaan maupun lingkup yang lebih besar seperti
sebuah negara adalah amanah yang sangat berat dan jelak akan dimintai pertanggung
jawaban dari setiap detail yang dilakukan seseorang selama menjabat.Karena itu
Rasulullah SAW menganjurkan kepada Abdurrahman bin Samurah untuk tidak meminta
jabatan. Jika Allah menakdirkannya untuk di berikan jabatan, maka terimalah karena
Allah yang akan membantunya ,jangan lupa untuk mengikhlaskan niat lillahi ta’ala dan
untuk menjayakan islam. Namun janganlah karena Allah tidak akan menolong seseoorang
yang meminta jabatan, sehingga dikhawatirkan orang tersebut justru terlena dengan
jabatannya ,lupa akan tanggung jawab dan terjerumus ke maksiat yang diharamkan oleh
Allah Subhanahu wa ta’ala .
Berdasarkan hadits diatas, beberapa makna kontekstual hadits berambisi menjadi
pemimpin sebagai berikut:
a.Meminta jabatan sebagai pemimpin atau jabatan lainnya dilarang,baik hanya sebatas
keinginan,permintaan sampai ambisi untuk memperolehnya dengan di sertai keinginan
yang kuat pada jabatan tersebut dengan segala upaya yang di lakukan mendapatkannya.
9. b.Meminta jabatan sebagai pemimpin atau jabatan lainnya dilarang kecuali jika pihak
meminta jabatan tersebut bukan untuk semata-mata mengabdi pada atasannya dan bukan
untuk kepentingannya sendiri atau golongan ,melainkan terdapat alasan kebaikan umum
yang nyata.
c.Meminta jabatan sebagai pemimpin atau jabatan lainnya dilarang bagi pihak yang pada
pelaksanaan jabatannya tidak mampu mengemban tersebut dengan baik.Hal itulah yg
menimbulkan kerugian di hari Kiamat kelak,karena jabatan adalah sebuah amanah.
d.Menempati suatu jabatan yang di berikan tanpa diminta tidak berkonsekuensi pada
tidak mendapatkannya pertolongan dalam mengemban jabatan yang di maksud.
C. Pandangan Ulama Tentang Meminta Jabatan
1.Imam Abul Hasan Al Mawardi Rahimahullah berkata : ‘’Sebagian fuqaha mengatakan
bahwa memperebutkan jabatan kepemimpinan tidaklah terceladan terlarang, dan
mengincar jabatan imamah bukan suatu yang di benci’’.(Al Ahkam As Sulthaniyah).
2.Syaikh Said bin ‘Ali bin Wahf Al Qhathani Imam Ash Shan’ani : ‘’ Sesungguhnya hal
ini terkait jabatan dunia tidak usah di tentang orang yang meminatnya,dan tidak pula
berhak di berikan kepada yang meminatnya, namun jika dia niatnya bagus dan di perkuat
oleh keinginan untuk menjalankan kewajiban dan dakwah ilallah ‘Azza Wa Jallah, maka
tidak apa-apa meminta jabatan itu.(Al Imamah Fish Shalah).
3.Menurut Al-Mundziri mengenai hukum meminta jabatan para ulama berbeda dengan
pendapat apakah boleh atau tidak? Ada yang berpendapat kalau untuk memperoleh
kehidupan pribadi hukumnya makruh,dan jika menegakkan kebenaran maka hukumnya
jaiz.Dari sini kita bisa tarik pemahaman bahwa meminta jabatan yang berhubungan
dengan pemerintahan maka hukumnya makruh, termasuk disini meminta jabtan kepala
10. pemerintahan (imarah),hakim (qadhi), polisi,dan lain-lain. Ini karena keinginan yang
sangat kuat dan ambisinya yang sangat terlalu berlebihan, padahal ia mengetahui akan
banyaknya hambatan-hambatan yang akan di hadapinya kelak dan sulitnya berlaku ikhlas
dalam menjalankan tugasnya. Hal ini juga menjadi indikasi bahwa yang bersangkutan
menginginkan jabatan itu lebih dominan untuk kepentingan dirinya sendiri dan untuk
tujuan tertentu. Yang demekian itu tentu akan menyulitkan dirinya berlaku adil karena
nafsunya lebih menguasai atau telah mengalahkan dirinya sehingga dapat menjerumuskan
kedalam jurang kebinasaan atau kehancuran.
11. BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai
berikut :
1. Kualitas Hadits
Terakhir adalah sahabat ‘Abdurrahman bin Samurah yang tidak dapat di
perbantahkan haditnya karena langsung berguru pada Rasulullah SAW. Dapat
disimpulkan bahwa persambungan periwayatan ini benar-benar tersambung karena
perawi yang satu dengan yang lain memang pernah menjadi murid-guru, selain itu
juga kesamaan daerah tinggal mereka juga sama yaitu Bashrah, sehingga dapat
dikatakan bahwa mereka saling belajar hadits dinegeri tersebut.
Hadits ini memang shahih dengan alasan apabila ada suatu hadits diriwayatkan oleh
Imam al-Bukhari dan Imam Muslim yang mereka cantumkan di alam kitab shahih
(Shahih al- Bukhari dan Sahih Muslim) mereka, maka hadits tersebut sudah tentu
shahih, mengingat nama kitab kedua Imam tersebut bernama shahih Imam Muslim
mensyaratkan agar hadits yang masuk kedalam kitab shahihnya anatara perawi dan
gurunya hidup sezaman.
2. Kandungan Hadits
Jabatan dan lingkup kecil seperti perusahaan maupun lingkup yang lebih besar
seperti sebuah negara adalah amanah yang sangat berat dan jelak akan dimintai
pertanggung jawaban dari setiap detail yang dilakukan seseorang selama
menjabat.Karena itu Rasulullah SAW menganjurkan kepada Abdurrahman bin
Samurah untuk tidak meminta jabatan. Jika Allah menakdirkannya untuk di berikan
12. jabatan, maka terimalah karena Allah yang akan membantunya ,jangan lupa untuk
mengikhlaskan niat lillahi ta’ala dan untuk menjayakan islam. Namun janganlah
karena Allah tidak akan menolong seseoorang yang meminta jabatan, sehingga
dikhawatirkan orang tersebut justru terlena dengan jabatannya ,lupa akan tanggung
Jawab dan terjerumus ke maksiat yang diharamkan oleh Allah Subhanahu wa ta’ala .
c. Pandangan Ulama
Imam Abul Hasan Al Mawardi Rahimahullah berkata:“Sebagian fuqaha mengatakan
bahwa memperebutkan jabatan kepemimpinan tidaklah tercela dan terlarang, dan
mengincar jabatan imamah bukan suatu yang dibenci .”(Al-Ahkam As- Sultahaniyah)
B.Implikasi
Tujuan dan pembuatan makalah ini adalah untuk melatih penulis agar mampu
menyusun tulisan ilmiah yang benar dan memperluas wawasan dan penegetahuan bagi
penulis dan pembaca mengenai hadits meminta jabatan yang di bahas dalam
Abdurrahman bin Samurah.
Mohon maaf apabila terdapat banyak kekurangan dalam tulisan ini, terutama tentang
kajian kosa kata, dan voote note,serta kandungan hadits tersebut.Karena itulah kami
mengharapkan kritik dan saran dari teman-teman terkhusus dari dosen tentang penulisan
karya tulis ilmiah ini, karena sesungguhnya manusia tidak luput dari kesalahan.
13. DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur’an al-Karim
Fu’ad Muhammad Abdul Baqi’, Al-Lu’lu Wal Marjan Hadits Shahih Bukhari
Terlengkap (Cet IV; Surakarta:Insan Mulia, 2014), hal 462.
http://id.scribd.com/dokument 3644677168/Makalah Kelompok-2.
Abu al-Husain Ahmad bin Faris bin Zakariya, Mu’jammaqayis al-lughah. Aplikasi
Android.
Jurnal Berambisi menjadi pemimpin t.tp t.th.
www.alhikmah.ac.id / meminta- jabatan STID diRosat Islam al-hikmah Jakarta .