SlideShare a Scribd company logo
1 of 4
Sembilan Elemen Jurnalisme
Hati nurani jurnalisme amerika ada pada bill kovach. Ini ungkapan yang sering dipakai orang
bila bicara soal Kovach. Thomas E. Patterson dari Universitas Harvard mengatakan, Kovach
punya “karir panjang dan terhormat” sebagai wartawan.
Wartawan yang nyaris tanpa cacat itulah yang menulis buku The element of Jurnalism: what
newspeople should know and the public should expect (April 2001) bersama rekannya Tom
Rosentiel. Kovach memulai karier sebagai wartawan pada 1959 di sebuah suratkabar kecil
sebelum bergabung dengan The New York Times.
Bill kovach dan Rosentiel merumuskan 9 elemen jurnalistik. Yang pertama adalah
kebenaran,yang ironisnya paling membingungkan. Kovach dan Rosentiel menerangkan
bahwa masyarakat butuh prosedur dan proses guna mendapatkan apa yang disebut kebenaran
fungsional. Namun apa yang di anggap kebenaran ini senantiasa bisa direvisi.
Kebenaran yang dilakukan oleh seorang jurnalisme bukan kebenaran dalam tataran filosofis.
Tetapi kebenaran dalam tataran fungsional. Selain itu kebenaran yang diberitakan media
dibentuk lapisan demi lapisan. Jadi kebenaran dibentuk hari demi hari, lapisan demi lapisan,
ibaratnya stalagmir, tetes demi tetes kebenaran itu membentuk stalagmir yang besar. Makan
waktu,prosesnya lama. Tapi dari kebenaran sehari-hari ini pula terbentuk bangunan
kebenaran yang lebih lengkap.
Elemen kedua di terangkan oleh Kovach dan Rosentiel dalam bentuk pertanyaan “kepada
siapa wartawan harus menempatkan loyalitasnya?” pertanyaan itu penting karena sejak
1980-an banayk wartawan berubah menjadi orang bisnis. Kovach dan rosentiel khawatir
banyaknya wartawan yang mengurusi bisnis bisa mengaburkan misi media dalam melayani
kepentingan masyarakat. Dalam sebuah bisnis media ada terdaoat tiga sisi. Sisi pertama
adalah pembaca, pemirsa, atau pendengar. Sisi kedua adalah pemasang iklan dan sisi ketiga
adalah warga.
Berbeda dengan kebanyakan bisnis, dalm bisnis media, pemirsa, pendengar atau pembaca
bukanlah pelanggan (costumer). Kebanyakan media termasuk televisi, radio, maupun dotcom
memeberikan berita secara gratis. Orang tidak membayar untuk menonton televisi, membaca
internet atau mendengarkan radio. Bahkan dalam bisnis surat kabar pun kebanyakan pembaca
hanya membayar sebagian kecil dari ongkos produksi. Ada subsidi bagi pembaca.
Banyak wartawan mengatakan the elements of journalism perlu dipelajari orang media.
Suthichai Yoon, redaktur pendiri harian The Nation di Bangkok, menulis bahwa renungan
dua wartawan yang sudah mengalami pencerahan ini perlu di baca wartawan Thai.
I Made Suarjana dari tim pendidikan majalah Gatra mengatakan bahwa Gatra sedang
menerjemahkan buku ini untuk keperluan mereka yang dipandang sebagai basic jurnalisme.
Salah satu bagian terpenting adalah Kovach dan Rosentiel menjelaskan tentang elemen yang
ketiga yaitu berupa esensi dari jurnalisme adalah disiplin dalam melakukan verifikasi.
Disiplin mampu membuat wartawan menyaring desas desus, gosip, ingatan yang keliru,
manipulasi, guan mendapatkan informasi yang akurat. Disiplin verifikasi inilah yang
membedakan jurnalisme denagn hiburan, propaganda, fiksi atau seni. Kovach dan Rosentiel
mengatakan kasus itu keterpaduan jadi nilai tertinggi ketimbang kebenaran harafiah.
Ketidaktahuan orang pada disiplin dalam jurnalisme ini sering terkait dengan apa yang biasa
disebut sebagai objektifitas.
Ide tentang realisme muncul bersamaan dengan terciptanya struktur karangan yang disebut
piramida terbalik dimana fakta yang paling penting diletakan pada awal laporan. Lippman
wartawan terkemuka New York menekankan bahwa jurnalisme tak cukup hanya dilaporkan
oleh saksi mata yang terlatih. Niat baik atau usaha yang jujur juga tak cukup. Lippman
memngatakan inovasi baru pada zaman itu,misalnya byline atau kolumnis juga tidak cukup.
Byline diciptakan agar nama setiap reporter diketahui publik yang akan mendorong si reporter
bekerja lebih baik karena namanya terpampang jelas. Kolumnis adalah wartawan atau penulis
senior yang tugasnya menerangkan suatu peristiwa denagn konteks yang lebih luas yang
mungkin tak bisa dilaporkan reporter yang sibuk bekerja di lapangan.
Wartawan harus menguasai semangat ilmu pengeatahuan “ada suatu hal ayng bisa disatukan
dalam kehidupan ayng berbeda beda ini. Hal itu adalah keseragaman dalam mengembangkan
metode, ketimbang sebagai tujuan; seragamnya metode yang ditarik dari pengalaman di
lapangan”. Bagaimana metode yang objektif itu bisa dilakukan ? kovach dan rosentiel
menerangkan betapa banyaknya wartawan hanya mendefinisikan dengan liputran berimbang
dan tidak berat sebelah. Tetap berimbang merupakan sebuah metode bukan tujuan.
Keseimbangan bisa menimbulkan distorsi bila dianggap sebagai tujuan. Kebenaran bisa
kabur di tengah liputan yang berimbang.
Kovach dan Rosentiel menawarkan lima konsep dalam verifikasi:
 Jangan menambah atau mengarang apapun.
 Jangan menipu atau menyesatkan pembaca, pemirsa ataupun pendengar.
 Bersikaplah transparan dan sejujur mungkin tentang metode dan motivasi anda dalam
melakukan reportase.
 Bersandarlah terutama pada reportase anda sendiri.
 Bersikaplah rendah hati.
Kovach dan Rosentiel tak berhenti hanya pada tataran konsep. Mereka juga menawarkan
metode yang kongkrit dalam melakukan verifikasi itu. Pertama, penyuntingan secara skeptis.
Penyuntingan harus dilakukan baris demi baris, kalimat demi kalimat, dengan sikap skeptis.
Banyak pertanyaan, banyak gugatan. Kedua, memeriksa akurasi. David yarnold dari san jose
mercury news mengembangkan satu daftar pertanyaan yang disebut “accuracy checklist”.
Ketiga jangan berasumsi. Jangan percaya pada sumber-sumber resmi begitu saja. Wartawan
harus mendekat pada sumber-sumber primer sedeakt mungkin. Metode keempat, pengecekan
fakta ala Tom French yang disebut Tom French’s colored pencil. Metode ini sederhana.
French, seorang spesialis narasi panjang nonfiksi dari surat kabar st. Peterburg times, Florida
memakai pensil berwarna untuk mengecek fakta-fakta dalam karangannya, baris per baris,
kalimat per kalimat.
Elemen keempat adalah independensi. Kovach dan Rosentiel berpendapat wartawan boleh
mengemukakan pendapatnya dalam kolom opini (tidak dalam berita). Menjadi netral bukan
prinsip dasar jurnalisme. Imparsialitas juga bukan yang dimaksud denagn objektifitas.
Prinsipnya, wartawan harus bersikap independen terhadap orang orang yang mereak liput.
Jadi, semangat dan pikiran untuk bersikap independen ini lebih penting ketimbang netralitas.
Namun wartawan ayng beropini juga tetap harus menjaga akurasi dari data-datanya. Namun
wartawan yang beropini ini juga tetap harus menajaga akurasi dari data-datanya.
Elemen jurnalisme yang kelima adalah memantau kekuasaan dan menyambung lidah mereka
yang tertindas. Memantau kekuasaan bukan berarti melukai mereka yang hidupnya nyaman.
Salah satu pemantauan ini adalah melakukan investigative reporting. Sebuah jenis reportase
dimana si wartawan berhasil menunjukan siapa yang salah. Siapa yang melakukan
pelanggaran hukum. Sayangnya investigasi sering dijadikan barang dagangan. Slah satu
konsekuaensi dari investigasi adalah kecenderungan media bersangkutan mengambil sikap
terhadap isu dimana mereka melakukan investigasi. Ada yang memakai istilah advocacy
reporting buat mengganti istilah investigative reporting karena ada kecenderungan ini.
Elemen keenam adalah jurnalisme sebagai forum publik. Kovach dan Rosentiel menerangkan
zaman dahulu banyak suratkabar yang menjadikan ruang tamu mereka sebagai forum publik
dimana orang-orang bila datang menyampaikan pendapat, kritik dan sebagainya.
Kovach dan Rosentie berpendapat jurnalisme yang mengakomodasi debat publik harus
dibedakan dengan jurnalisme semu. Munculnya jurnalisme semu itu terjadi karena debatnya
tak dibuat berdasrkan fakta-fakta secara memadai. Jurnalisme semu juga muncul karena gaya
lebih dipentingkan ketimbang esensi.
Elemen ketujuh adalah jurnalisme harus memikat sekaligus relevan. Mungkin meminjam
moto majalah tempo jurnalisme harus enak dinaca dan perlu. Memikat sekaligus relevan.
Ironisnya dua faktor ini justru sering dianggap dua hal yang bertolak-belakang. Laporan yang
memikat dianggap laporan yang lucu, sensasional, menghibur, dan penuh tokoh selebritas.
Tetapi laporan yang relevan dianggap kering. Angka-angka dan membosankan.
Menulis narasi yang dalam sekaligus memikat butuh waktu lama.banyak contoh bagaimana
laporan panjang dikerjakan selama berbulan-bulan terkadang malah bertahun-tahun. Padahal
waktu adalah sebuah kemewahan dalam bisnis media.
Elemen kedelapan adalah kewajiban wartawan menjadikan beritanya proporsional dan
komprehensif. Kovach dan Rosentiel mengatakan banyak suratkabar menyajikan berita yang
tak proporsional. Judul-judulnya sensational.
Proporsional serta komprehersif dalam jurnalisme memang tak seilmiah pembuatan
peta.berita mana yang diangkat, mana yang penting, mana yang dijadikan berita utama,
penilaiannya bisa berbeda antara si wartawan dan si pembaca. Pemilihan berita juga sangat
subjektif. Kovach dan Rosentiel justru karena subjektif lah wartawan harus senantiasa ingat
agar proporsional dalam menyajikan berita.
Elemen kesembilan adalah wartawan seyogyanya harus punya pertimbangan pribadi tentang
etika tanggung jawab sosial. Setiap individu reporter harus menetapkan kode etiknya sendiri
dan berdasarkan model itulah dia membangun kariernya.

More Related Content

What's hot

What's hot (9)

KAPITA SELEKTA PEMBERITAAN - Jurnalisme Kontemporer
KAPITA SELEKTA PEMBERITAAN - Jurnalisme KontemporerKAPITA SELEKTA PEMBERITAAN - Jurnalisme Kontemporer
KAPITA SELEKTA PEMBERITAAN - Jurnalisme Kontemporer
 
John Parlyn Halomoan Sinaga
John Parlyn Halomoan SinagaJohn Parlyn Halomoan Sinaga
John Parlyn Halomoan Sinaga
 
Pengantar jurnalistik
Pengantar jurnalistikPengantar jurnalistik
Pengantar jurnalistik
 
Jurnalistik media cetak
Jurnalistik media cetakJurnalistik media cetak
Jurnalistik media cetak
 
Pengantar Jurnalistik
Pengantar JurnalistikPengantar Jurnalistik
Pengantar Jurnalistik
 
Mengapa penting belajar Jurnalistik?
Mengapa penting belajar Jurnalistik?Mengapa penting belajar Jurnalistik?
Mengapa penting belajar Jurnalistik?
 
Teknik penulisan Berita dan Feature
Teknik penulisan Berita dan FeatureTeknik penulisan Berita dan Feature
Teknik penulisan Berita dan Feature
 
Pkn
PknPkn
Pkn
 
Dasar-dasar Jurnalistik 1
Dasar-dasar Jurnalistik 1Dasar-dasar Jurnalistik 1
Dasar-dasar Jurnalistik 1
 

Viewers also liked (19)

Lesson 11 day 5
Lesson 11 day 5Lesson 11 day 5
Lesson 11 day 5
 
Estate agents
Estate agentsEstate agents
Estate agents
 
All In One Marketing Overview
All In One Marketing OverviewAll In One Marketing Overview
All In One Marketing Overview
 
Theme 1 lesson 3 robust vocabulary
Theme 1  lesson 3 robust vocabularyTheme 1  lesson 3 robust vocabulary
Theme 1 lesson 3 robust vocabulary
 
Area's of data processing
Area's of data processingArea's of data processing
Area's of data processing
 
snom & VoipVoice webinar: Progettare un provisioning sicuro con i telefoni snom
snom & VoipVoice webinar: Progettare un provisioning sicuro con i telefoni snomsnom & VoipVoice webinar: Progettare un provisioning sicuro con i telefoni snom
snom & VoipVoice webinar: Progettare un provisioning sicuro con i telefoni snom
 
{No}Thing (pdf)
{No}Thing (pdf){No}Thing (pdf)
{No}Thing (pdf)
 
Guidelines For Placement Providers
Guidelines For Placement ProvidersGuidelines For Placement Providers
Guidelines For Placement Providers
 
Theme 1 lesson 5 robust vocabulary
Theme 1   lesson 5 robust vocabularyTheme 1   lesson 5 robust vocabulary
Theme 1 lesson 5 robust vocabulary
 
The one minute manager
The one minute managerThe one minute manager
The one minute manager
 
Full linebrochure sweet cakes
Full linebrochure sweet cakesFull linebrochure sweet cakes
Full linebrochure sweet cakes
 
How to make italian sausages
How to make italian sausagesHow to make italian sausages
How to make italian sausages
 
Snt
SntSnt
Snt
 
Lf herbs
Lf herbsLf herbs
Lf herbs
 
sejarah kerajaan Usmani
sejarah kerajaan Usmanisejarah kerajaan Usmani
sejarah kerajaan Usmani
 
Menu engineering
Menu engineeringMenu engineering
Menu engineering
 
Smart Note Taker
Smart Note TakerSmart Note Taker
Smart Note Taker
 
OGSM Operations department
OGSM Operations departmentOGSM Operations department
OGSM Operations department
 
Simple Career Portfolio
Simple Career PortfolioSimple Career Portfolio
Simple Career Portfolio
 

Similar to Sembilan elemen jurnalistik

Elemen Jurnalistik Ilmu Komunikasii.pptx
Elemen Jurnalistik Ilmu Komunikasii.pptxElemen Jurnalistik Ilmu Komunikasii.pptx
Elemen Jurnalistik Ilmu Komunikasii.pptxGyaCahyaPratiwi
 
Sepuluh Elemen Jurnalisme
Sepuluh Elemen JurnalismeSepuluh Elemen Jurnalisme
Sepuluh Elemen JurnalismeAndreas Harsono
 
Sepuluh elemen jurnalisme
Sepuluh elemen jurnalismeSepuluh elemen jurnalisme
Sepuluh elemen jurnalismeTeras Lampung
 
Syarifudin, dakwah melalui media cetak
Syarifudin, dakwah melalui media cetakSyarifudin, dakwah melalui media cetak
Syarifudin, dakwah melalui media cetakSyarifudin Amq
 
Syarifudin, dakwah melalui media cetak
Syarifudin, dakwah melalui media cetakSyarifudin, dakwah melalui media cetak
Syarifudin, dakwah melalui media cetakSyarifudin Amq
 
Syarifudin, dakwah melalui media cetak
Syarifudin, dakwah melalui media cetakSyarifudin, dakwah melalui media cetak
Syarifudin, dakwah melalui media cetakSyarifudin Amq
 
Semester 5: Pertemuan 2_Jurnalisme Investigasi: Sejarah Jurnalisme Investigas...
Semester 5: Pertemuan 2_Jurnalisme Investigasi: Sejarah Jurnalisme Investigas...Semester 5: Pertemuan 2_Jurnalisme Investigasi: Sejarah Jurnalisme Investigas...
Semester 5: Pertemuan 2_Jurnalisme Investigasi: Sejarah Jurnalisme Investigas...RintaArina
 
Sepuluh Elemen Jurnalisme 2022.pptx
Sepuluh Elemen Jurnalisme 2022.pptxSepuluh Elemen Jurnalisme 2022.pptx
Sepuluh Elemen Jurnalisme 2022.pptxAndreas Harsono
 
Suara Pers, Suara Siapa?
Suara Pers, Suara Siapa?Suara Pers, Suara Siapa?
Suara Pers, Suara Siapa?Pindai Media
 
Komunikasi massa dan pemerintah
Komunikasi massa dan pemerintahKomunikasi massa dan pemerintah
Komunikasi massa dan pemerintahUIN Surabaya
 
Kelas Jurnalistik Gmni Fisip Undip 2021: Dasar Jurnalistik (23 April 2021)
Kelas Jurnalistik Gmni Fisip Undip 2021: Dasar Jurnalistik (23 April 2021)Kelas Jurnalistik Gmni Fisip Undip 2021: Dasar Jurnalistik (23 April 2021)
Kelas Jurnalistik Gmni Fisip Undip 2021: Dasar Jurnalistik (23 April 2021)DPK GmnI FISIP Undip
 
Dasar_dasar_Jurnalistik.ppt
Dasar_dasar_Jurnalistik.pptDasar_dasar_Jurnalistik.ppt
Dasar_dasar_Jurnalistik.pptFahriizulFahmi
 
UAS FORMATOLOGI BERITA - RANGKUMAN PART 3
UAS FORMATOLOGI BERITA - RANGKUMAN PART 3UAS FORMATOLOGI BERITA - RANGKUMAN PART 3
UAS FORMATOLOGI BERITA - RANGKUMAN PART 3Diana Amelia Bagti
 

Similar to Sembilan elemen jurnalistik (20)

Menjadi Jurnalis
Menjadi JurnalisMenjadi Jurnalis
Menjadi Jurnalis
 
Elemen Jurnalistik Ilmu Komunikasii.pptx
Elemen Jurnalistik Ilmu Komunikasii.pptxElemen Jurnalistik Ilmu Komunikasii.pptx
Elemen Jurnalistik Ilmu Komunikasii.pptx
 
Sepuluh Elemen Jurnalisme
Sepuluh Elemen JurnalismeSepuluh Elemen Jurnalisme
Sepuluh Elemen Jurnalisme
 
Jurnalisme Warga 1
Jurnalisme Warga 1Jurnalisme Warga 1
Jurnalisme Warga 1
 
Jurnalisme.pptx
Jurnalisme.pptxJurnalisme.pptx
Jurnalisme.pptx
 
Sepuluh elemen jurnalisme
Sepuluh elemen jurnalismeSepuluh elemen jurnalisme
Sepuluh elemen jurnalisme
 
Syarifudin, dakwah melalui media cetak
Syarifudin, dakwah melalui media cetakSyarifudin, dakwah melalui media cetak
Syarifudin, dakwah melalui media cetak
 
Syarifudin, dakwah melalui media cetak
Syarifudin, dakwah melalui media cetakSyarifudin, dakwah melalui media cetak
Syarifudin, dakwah melalui media cetak
 
Syarifudin, dakwah melalui media cetak
Syarifudin, dakwah melalui media cetakSyarifudin, dakwah melalui media cetak
Syarifudin, dakwah melalui media cetak
 
Semester 5: Pertemuan 2_Jurnalisme Investigasi: Sejarah Jurnalisme Investigas...
Semester 5: Pertemuan 2_Jurnalisme Investigasi: Sejarah Jurnalisme Investigas...Semester 5: Pertemuan 2_Jurnalisme Investigasi: Sejarah Jurnalisme Investigas...
Semester 5: Pertemuan 2_Jurnalisme Investigasi: Sejarah Jurnalisme Investigas...
 
Sepuluh Elemen Jurnalisme 2022.pptx
Sepuluh Elemen Jurnalisme 2022.pptxSepuluh Elemen Jurnalisme 2022.pptx
Sepuluh Elemen Jurnalisme 2022.pptx
 
Suara Pers, Suara Siapa?
Suara Pers, Suara Siapa?Suara Pers, Suara Siapa?
Suara Pers, Suara Siapa?
 
Komunikasi massa dan pemerintah
Komunikasi massa dan pemerintahKomunikasi massa dan pemerintah
Komunikasi massa dan pemerintah
 
Kelas Jurnalistik Gmni Fisip Undip 2021: Dasar Jurnalistik (23 April 2021)
Kelas Jurnalistik Gmni Fisip Undip 2021: Dasar Jurnalistik (23 April 2021)Kelas Jurnalistik Gmni Fisip Undip 2021: Dasar Jurnalistik (23 April 2021)
Kelas Jurnalistik Gmni Fisip Undip 2021: Dasar Jurnalistik (23 April 2021)
 
Dasar_dasar_Jurnalistik.ppt
Dasar_dasar_Jurnalistik.pptDasar_dasar_Jurnalistik.ppt
Dasar_dasar_Jurnalistik.ppt
 
PPT Dasar-Dasar Jurnalisme.ppt
PPT Dasar-Dasar Jurnalisme.pptPPT Dasar-Dasar Jurnalisme.ppt
PPT Dasar-Dasar Jurnalisme.ppt
 
Soalan
SoalanSoalan
Soalan
 
UAS FORMATOLOGI BERITA - RANGKUMAN PART 3
UAS FORMATOLOGI BERITA - RANGKUMAN PART 3UAS FORMATOLOGI BERITA - RANGKUMAN PART 3
UAS FORMATOLOGI BERITA - RANGKUMAN PART 3
 
9 Eleman Jurnalisme
9 Eleman Jurnalisme9 Eleman Jurnalisme
9 Eleman Jurnalisme
 
Tugas software
Tugas softwareTugas software
Tugas software
 

Recently uploaded

AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdfrpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdfGugunGunawan93
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfPanduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfandriasyulianto57
 
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdfBuku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdfWahyudinST
 
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptPertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptNabilahKhairunnisa6
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiIntanHanifah4
 
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxSILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxrahmaamaw03
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmeunikekambe10
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasHardaminOde2
 
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptxPRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptxPCMBANDUNGANKabSemar
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaAbdiera
 
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdfsandi625870
 
POWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMP
POWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMPPOWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMP
POWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMPAnaNoorAfdilla
 
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSKisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSyudi_alfian
 
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxSKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxg66527130
 

Recently uploaded (20)

AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdfrpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfPanduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
 
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdfBuku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
 
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptPertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
 
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxSILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
 
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptxPRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
 
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
 
POWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMP
POWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMPPOWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMP
POWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMP
 
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSKisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
 
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxSKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
 

Sembilan elemen jurnalistik

  • 1. Sembilan Elemen Jurnalisme Hati nurani jurnalisme amerika ada pada bill kovach. Ini ungkapan yang sering dipakai orang bila bicara soal Kovach. Thomas E. Patterson dari Universitas Harvard mengatakan, Kovach punya “karir panjang dan terhormat” sebagai wartawan. Wartawan yang nyaris tanpa cacat itulah yang menulis buku The element of Jurnalism: what newspeople should know and the public should expect (April 2001) bersama rekannya Tom Rosentiel. Kovach memulai karier sebagai wartawan pada 1959 di sebuah suratkabar kecil sebelum bergabung dengan The New York Times. Bill kovach dan Rosentiel merumuskan 9 elemen jurnalistik. Yang pertama adalah kebenaran,yang ironisnya paling membingungkan. Kovach dan Rosentiel menerangkan bahwa masyarakat butuh prosedur dan proses guna mendapatkan apa yang disebut kebenaran fungsional. Namun apa yang di anggap kebenaran ini senantiasa bisa direvisi. Kebenaran yang dilakukan oleh seorang jurnalisme bukan kebenaran dalam tataran filosofis. Tetapi kebenaran dalam tataran fungsional. Selain itu kebenaran yang diberitakan media dibentuk lapisan demi lapisan. Jadi kebenaran dibentuk hari demi hari, lapisan demi lapisan, ibaratnya stalagmir, tetes demi tetes kebenaran itu membentuk stalagmir yang besar. Makan waktu,prosesnya lama. Tapi dari kebenaran sehari-hari ini pula terbentuk bangunan kebenaran yang lebih lengkap. Elemen kedua di terangkan oleh Kovach dan Rosentiel dalam bentuk pertanyaan “kepada siapa wartawan harus menempatkan loyalitasnya?” pertanyaan itu penting karena sejak 1980-an banayk wartawan berubah menjadi orang bisnis. Kovach dan rosentiel khawatir banyaknya wartawan yang mengurusi bisnis bisa mengaburkan misi media dalam melayani kepentingan masyarakat. Dalam sebuah bisnis media ada terdaoat tiga sisi. Sisi pertama adalah pembaca, pemirsa, atau pendengar. Sisi kedua adalah pemasang iklan dan sisi ketiga adalah warga. Berbeda dengan kebanyakan bisnis, dalm bisnis media, pemirsa, pendengar atau pembaca bukanlah pelanggan (costumer). Kebanyakan media termasuk televisi, radio, maupun dotcom memeberikan berita secara gratis. Orang tidak membayar untuk menonton televisi, membaca internet atau mendengarkan radio. Bahkan dalam bisnis surat kabar pun kebanyakan pembaca hanya membayar sebagian kecil dari ongkos produksi. Ada subsidi bagi pembaca. Banyak wartawan mengatakan the elements of journalism perlu dipelajari orang media. Suthichai Yoon, redaktur pendiri harian The Nation di Bangkok, menulis bahwa renungan dua wartawan yang sudah mengalami pencerahan ini perlu di baca wartawan Thai. I Made Suarjana dari tim pendidikan majalah Gatra mengatakan bahwa Gatra sedang menerjemahkan buku ini untuk keperluan mereka yang dipandang sebagai basic jurnalisme. Salah satu bagian terpenting adalah Kovach dan Rosentiel menjelaskan tentang elemen yang ketiga yaitu berupa esensi dari jurnalisme adalah disiplin dalam melakukan verifikasi.
  • 2. Disiplin mampu membuat wartawan menyaring desas desus, gosip, ingatan yang keliru, manipulasi, guan mendapatkan informasi yang akurat. Disiplin verifikasi inilah yang membedakan jurnalisme denagn hiburan, propaganda, fiksi atau seni. Kovach dan Rosentiel mengatakan kasus itu keterpaduan jadi nilai tertinggi ketimbang kebenaran harafiah. Ketidaktahuan orang pada disiplin dalam jurnalisme ini sering terkait dengan apa yang biasa disebut sebagai objektifitas. Ide tentang realisme muncul bersamaan dengan terciptanya struktur karangan yang disebut piramida terbalik dimana fakta yang paling penting diletakan pada awal laporan. Lippman wartawan terkemuka New York menekankan bahwa jurnalisme tak cukup hanya dilaporkan oleh saksi mata yang terlatih. Niat baik atau usaha yang jujur juga tak cukup. Lippman memngatakan inovasi baru pada zaman itu,misalnya byline atau kolumnis juga tidak cukup. Byline diciptakan agar nama setiap reporter diketahui publik yang akan mendorong si reporter bekerja lebih baik karena namanya terpampang jelas. Kolumnis adalah wartawan atau penulis senior yang tugasnya menerangkan suatu peristiwa denagn konteks yang lebih luas yang mungkin tak bisa dilaporkan reporter yang sibuk bekerja di lapangan. Wartawan harus menguasai semangat ilmu pengeatahuan “ada suatu hal ayng bisa disatukan dalam kehidupan ayng berbeda beda ini. Hal itu adalah keseragaman dalam mengembangkan metode, ketimbang sebagai tujuan; seragamnya metode yang ditarik dari pengalaman di lapangan”. Bagaimana metode yang objektif itu bisa dilakukan ? kovach dan rosentiel menerangkan betapa banyaknya wartawan hanya mendefinisikan dengan liputran berimbang dan tidak berat sebelah. Tetap berimbang merupakan sebuah metode bukan tujuan. Keseimbangan bisa menimbulkan distorsi bila dianggap sebagai tujuan. Kebenaran bisa kabur di tengah liputan yang berimbang. Kovach dan Rosentiel menawarkan lima konsep dalam verifikasi:  Jangan menambah atau mengarang apapun.  Jangan menipu atau menyesatkan pembaca, pemirsa ataupun pendengar.  Bersikaplah transparan dan sejujur mungkin tentang metode dan motivasi anda dalam melakukan reportase.  Bersandarlah terutama pada reportase anda sendiri.  Bersikaplah rendah hati. Kovach dan Rosentiel tak berhenti hanya pada tataran konsep. Mereka juga menawarkan metode yang kongkrit dalam melakukan verifikasi itu. Pertama, penyuntingan secara skeptis. Penyuntingan harus dilakukan baris demi baris, kalimat demi kalimat, dengan sikap skeptis. Banyak pertanyaan, banyak gugatan. Kedua, memeriksa akurasi. David yarnold dari san jose mercury news mengembangkan satu daftar pertanyaan yang disebut “accuracy checklist”. Ketiga jangan berasumsi. Jangan percaya pada sumber-sumber resmi begitu saja. Wartawan harus mendekat pada sumber-sumber primer sedeakt mungkin. Metode keempat, pengecekan fakta ala Tom French yang disebut Tom French’s colored pencil. Metode ini sederhana. French, seorang spesialis narasi panjang nonfiksi dari surat kabar st. Peterburg times, Florida
  • 3. memakai pensil berwarna untuk mengecek fakta-fakta dalam karangannya, baris per baris, kalimat per kalimat. Elemen keempat adalah independensi. Kovach dan Rosentiel berpendapat wartawan boleh mengemukakan pendapatnya dalam kolom opini (tidak dalam berita). Menjadi netral bukan prinsip dasar jurnalisme. Imparsialitas juga bukan yang dimaksud denagn objektifitas. Prinsipnya, wartawan harus bersikap independen terhadap orang orang yang mereak liput. Jadi, semangat dan pikiran untuk bersikap independen ini lebih penting ketimbang netralitas. Namun wartawan ayng beropini juga tetap harus menjaga akurasi dari data-datanya. Namun wartawan yang beropini ini juga tetap harus menajaga akurasi dari data-datanya. Elemen jurnalisme yang kelima adalah memantau kekuasaan dan menyambung lidah mereka yang tertindas. Memantau kekuasaan bukan berarti melukai mereka yang hidupnya nyaman. Salah satu pemantauan ini adalah melakukan investigative reporting. Sebuah jenis reportase dimana si wartawan berhasil menunjukan siapa yang salah. Siapa yang melakukan pelanggaran hukum. Sayangnya investigasi sering dijadikan barang dagangan. Slah satu konsekuaensi dari investigasi adalah kecenderungan media bersangkutan mengambil sikap terhadap isu dimana mereka melakukan investigasi. Ada yang memakai istilah advocacy reporting buat mengganti istilah investigative reporting karena ada kecenderungan ini. Elemen keenam adalah jurnalisme sebagai forum publik. Kovach dan Rosentiel menerangkan zaman dahulu banyak suratkabar yang menjadikan ruang tamu mereka sebagai forum publik dimana orang-orang bila datang menyampaikan pendapat, kritik dan sebagainya. Kovach dan Rosentie berpendapat jurnalisme yang mengakomodasi debat publik harus dibedakan dengan jurnalisme semu. Munculnya jurnalisme semu itu terjadi karena debatnya tak dibuat berdasrkan fakta-fakta secara memadai. Jurnalisme semu juga muncul karena gaya lebih dipentingkan ketimbang esensi. Elemen ketujuh adalah jurnalisme harus memikat sekaligus relevan. Mungkin meminjam moto majalah tempo jurnalisme harus enak dinaca dan perlu. Memikat sekaligus relevan. Ironisnya dua faktor ini justru sering dianggap dua hal yang bertolak-belakang. Laporan yang memikat dianggap laporan yang lucu, sensasional, menghibur, dan penuh tokoh selebritas. Tetapi laporan yang relevan dianggap kering. Angka-angka dan membosankan. Menulis narasi yang dalam sekaligus memikat butuh waktu lama.banyak contoh bagaimana laporan panjang dikerjakan selama berbulan-bulan terkadang malah bertahun-tahun. Padahal waktu adalah sebuah kemewahan dalam bisnis media. Elemen kedelapan adalah kewajiban wartawan menjadikan beritanya proporsional dan komprehensif. Kovach dan Rosentiel mengatakan banyak suratkabar menyajikan berita yang tak proporsional. Judul-judulnya sensational. Proporsional serta komprehersif dalam jurnalisme memang tak seilmiah pembuatan peta.berita mana yang diangkat, mana yang penting, mana yang dijadikan berita utama, penilaiannya bisa berbeda antara si wartawan dan si pembaca. Pemilihan berita juga sangat
  • 4. subjektif. Kovach dan Rosentiel justru karena subjektif lah wartawan harus senantiasa ingat agar proporsional dalam menyajikan berita. Elemen kesembilan adalah wartawan seyogyanya harus punya pertimbangan pribadi tentang etika tanggung jawab sosial. Setiap individu reporter harus menetapkan kode etiknya sendiri dan berdasarkan model itulah dia membangun kariernya.