Dokumen tersebut merangkum sepuluh unsur penting jurnalisme menurut Bill Kovach dan Tom Rosenstiel. Unsur-unsur tersebut adalah kebenaran, loyalitas kepada masyarakat, verifikasi, independensi, memantau kekuasaan, forum publik, daya tarik dan relevansi, berita seimbang dan komprehensif, nurani, serta hak dan tanggung jawab terhadap berita.
2. Bagaimana Menulisnya?
Orang Madura kasar, suka caro k, mencuri, “kecil punya
kita besar punya mereka”?
Benarkah Islam dgn jihad membiarkan terorisme?
Siapa yang sesat? Sunni atau Syiah?
Benarkah “bangsa Jawa” menjajah Aceh dst dgn nama
samaran “Indonesia”?
Orang Papua terbelakang, suka mabuk, pemalas, seks
bebas, korupsi?
Benarkah kita “mendoakan” lesbian, biseksual, gay,
transgender agar normal?
Bagaimana dengan Kristenisasi di Sumatra dan Jawa?
Banyak sekali gereja dibangun sehingga terjadi
kekerasan?
Benarkah orang Cina e co no m ic anim alserta kuasai
ekonomi?
3. Apakah menulis bisa objektif?
Setiap orang punya bias agama, ideologi,
pendidikan, status sosial, orientasi politik,
etnik, kewarganegaraan bahkan pengalaman
pribadi?
Bagaimana dengan pilihan sudut pandang,
sumber, kutipan?
Apa yang membuat praktisi jurnalism e bisa
dipercaya masyarakat?
Bagaimana menilai mutu media: Jakarta Post,
Tempo, Kompas, Pos Kupang, Pontianak Pos?
Kalteng Pos? Banjarmasin Post?
Bagaimana melihat m ultiple ide ntitie s?
4. Sepuluh Elemen Jurnalisme
Bill Kovach wartawan
New York Times,
kurator Nieman
Foundation di
Universitas Harvard
Tom Rosenstiel
wartawan Los
Angeles Times
Tiga tahun, wawancara
1,200 wartawan dan
300 lagi dalam fora
5. 1. Wartawan dan kebenaran
Tugas utama praktisi jurnalisme beritakan
kebenaran
Kebenaran menurut siapa?
Apakah berita = kebenaran?
Apakah akurasi = kebenaran?
Bagaimana dengan kebenaran agama?
Kebenaran yang bukan debat filsafat atau
agama tapi kebenaran fungsional yg sehari2
diperlukan masyarakat
Kebenaran ini ibarat stalagmit, lapis demi lapis
kebenaran, lapis demi lapis berita, hari demi hari
Kebenaran ini bisa senantiasa direvisi layaknya
ilmu pengetahuan, sejarah, dsb.
6. 2. Loyalitas utama wartawan pada
masyarakat
Kepada siapa praktisi jurnalisme harus
menempatkan loyalitas? Perusahaan?
Audience? Citizen?
Praktisi jurnalisme ada tanggungjawab sosial
yang tak jarang bisa melangkahi kepentingan
organisasi mereka.
Ironisnya, tanggungjawab itu sekaligus sumber
keberhasilan organisasi
Segitiga bisnis media: audie nce , adve rtise r,
citiz e ns .
Bisnis kepercayaan menuntut pagar api dimana
7. 3. Esensi jurnalisme adalah
verifikasi
Disiplin verifikasi bedakan
jurnalisme dgn hiburan,
propaganda, fiksi, infotainment
atau seni
Tak setiap orang tahu standar
verifikasi. Bagaimana caranya?
“The re is but o ne kind o f unity
po ssible in a wo rld as dive rse as
o urs. It is unity o f m e tho d, rathe r
than aim ; the unity o f discipline d
e xpe rim e nt” – Walter Lippmann
“Public Opinion” 1923
Metode jurnalisme bisa objektif.
8. Dasar dari Verifikasi
Bersikaplah setransparan dan sejujur mungkin
tentang metode dan motivasi sobat dalam
liputan. Jelaskan nama lengkap, tujuan
wawancara dsb. Harus pakai byline ;
Bersandarlah terutama pada reportase sobat
sendiri. Sadarilah prinsip “o rde r o f so urce s ”
dimana sumber pertama lebih bisa diandalkan
daripada sumber kedua dan berikutnya;
Bersikaplah rendah hati. Verifikasi memerlukan
o pe n m inde dne ss .
9. 4. Wartawan harus independen
Wartawan harus bersikap independen terhadap orang-
orang yang mereka liput.
Wartawan boleh berpendapat dalam kolom opini atau
laporan majalah. Mereka tetap dibilang wartawan
walau menunjukkan sikap jelas.
Menjadi netral bukan prinsip dasar jurnalisme.
Impartialitas dan objektifitas juga bukan.
Tapi wartawan tak diharapkan menulis tentang
sesuatu dan ikut jadi pemain.
Independensi harus dijunjung tinggi di atas identitas
lain seorang wartawan.
10. 5. Jurnalisme harus memantau
kekuasaan
Jurnalisme harus memantau kekuasaan dan
menyambung lidah yang tertindas
Ada tiga macam investigasi: investigasi orisinal,
inve stig atio n o n inve stig atio n, inte rpre tative
inve stig atio n
O rig inalinve stig ative re po rting - si wartawan
berhasil menunjukkan siapa salah, dalam satu
kejahatan publik, karya orisinal
Perlu sangat hati-hati buat wartawan yang
benar-benar sudah berpengalaman. Tak
dianjurkan buat reporter kurcaci.
Indonesia banyak inflasi “investigasi”
11. 6. Jurnalisme sebagai forum
publik
Forum tercipta baik dari laporan, lewat surat
pembaca, talk show, kolom dsb.
Suratkabar awal bikin ruang tamu di mana orang
diskusi membicarakan liputan hari itu
Teknologi baru bikin forum ini lebih bertenaga
a.l. chat room, siaran langsung
Jurnalisme semu – menciptakan dikotomi
ketimbang kompromi dalam demokrasi
12. 7. Jurnalisme harus memikat dan
relevan
Dua faktor ini justru sering dianggap dua hal
yang bertolakbelakang
Memikat adalah info selebritis. Membosankan
adalah berita ekonomi.
1977 Ne wswe e k dan Tim e 31 persen diisi
gambar tokoh politik dan 15 persen bintang
hiburan. 1997 mengalami penurunan 60 persen
dalam tokoh politik. 40 persen diisi bintang
hiburan.
Infotainment? Sensasi? Seks? Kriminal?
Peluang: narasi atau feature
13. 8. Berita harus proporsional dan
komprehensif
Ibarat penari telanjang dan pemain gitar. Mana
lebih tahan lama?
Contoh: CNN, Fox Television, berita protes anti-
Amerika dan citra Islam ektrimis di Indonesia
pasca 9/11
Pemilihan berita sangat subjektif. Justru karena
subjektif wartawan harus ingat agar
proporsional dalam menyajikan berita
Ibarat sebuah peta, ada detail suatu blok, tapi
juga gambaran lengkap sebuah kota
14. 9. Mendengarkan hati nurani
Apakah ada demokrasi di ruang redaksi?
Karena sifatnya, a.l. de adline, harus ada
seseorang di puncak organisasi berita buat
mengambil keputusan redaksional
Editor harus bertanggungjawab terhadap produk
ne wsro o m
Tapi pintu harus senantiasa terbuka, harus ada
suasana demokratis, buat bilang tidak!
Note: Perhatikan macam2 hukum soal
pencemaran nama baik a.l. KUHP 310, 335, ITE
15. 10. Hak dan Kewajiban terhadap
Berita
Perlu waktu 200 tahun
sejak muncul mesin cetak
hingga terbentuk
jurnalisme via suratkabar
kuno
Era digital banyak media
dan banjir informasi:
Google, You Tube,
Twitter, Facebook,
Wordpress, Apple,
Microsoft, Whatsapp dst.
Kita sedang berada
dalam Revolusi
Komunikasi
Jurnalisme memerlukan
posisi yang sebanding
dengan perkembangan
teknologi
Apa ada waktu cukup
untuk internet dan
jurnalisme?
Warga punya hak
terhadap informasi.
Namun jurnalisme beda
dgn informasi
Demokrasi dan jurnalisme
lahir bersama-sama dan
mereka juga akan jatuh
bersama-sama
16. Blur: How to Know What’s True in the
Age of Information Overload
Ada delapan peran
praktisi era internet:
Authenticator
Sense Maker
Investigator
Witness Bearer
Empowerer
Smart Aggregator
Forum Organizer
Role Model
18. Bill Kovach, ayah Muslim dan
ibu Kristen Albania, kelahiran
East Tennessee 1932
Meliput civilm o ve m e nt pada
akhir 1950an dan 1960an, ikut
membongkar Watergate dari
Boston
Washington bureau chief dari
The Ne w Yo rk Tim e s, editor
Atlanta Journal-Constitution,
kurator Nieman Foundation,
Universitas Harvard,
Committee of Concern
Journalists
Andreas Harsono
(1999-2000)