SlideShare a Scribd company logo
1 of 63
Ruang Lingkup Jurnalistik
- Pengetahuan (knowledge) Tentang Jurnalistik
- Keterampilan (skill) Jurnalistik/Karya
Oleh: John Parlyn Halomoan Sinaga
R Eep Saefulloh Fatah:
Pers sebagai pilar keempat demokrasi:
eksekutif, legislatif, dan yudikatif....PERS
Pasal 3 Ayat (1) UU No. 40 Tahun 1999 Tentang Pers
mengatakan bahwa pers nasional mempunyai
fungsi sebagai media informasi, pendidikan,
hiburan, dan kontrol sosial.
Dalam Pasal 6 UU No. 40 Tahun 1999 Tentang Pers
juga disebutkan bahwa pers harus bisa
menjalankan fungsi kontrol perilaku, kritik,
koreksi, dan saran terhadap hal-hal yang
menjadi keprihatinan publik.
1. Pengetahuan (Umum)
Surat Kabar /Kegiatan Jurnalistik Pertama Surat kabar tulisan tangan
pertama dibuat sejak jaman Julius Caesar (100 – 44 sebelum Masehi).
Papan Pengumuman: Menulis hal-hal penting yang harus diketahui
oleh anggota senat dan masyarakat luas.
Isinya, kegiatan kerajaan yang hasilnya diumumkan di tempat umum.
Isi pengumuman itu dibagi menjadi dua :
1. Acta Senatus : Berisi laporan singkat tentang jalannya persidangan
yang diikuti oleh anggota senat. Keputusan yang diambil dalam rapat
senat dipajang dalam papan pengumuman ini.
2. Acta Diurna: Berisi keputusan hasil rapat-rapat dan kejadian
penting lainnya. Tidak hanya berisi berita atau pengumuman, tetapi
juga berisi hal-hal menarik, hangat atau yang tengah menjadi
perhatian umum (aktual).
Acta Senatus & Acta Diurna
ditulis dan diisi secara kontinyu atau terus
menerus setiap hari yang isinya kejadian aktual
dan universal.
Papan pengumuman itu oleh masyarakat Roma
dikenal dengan Forum Romanum
Karena sifat dan bentuk isinya itu maka
pengumuman itu disebut
Diurnarius.
Jurnalistik (journalistic) artinya
kewartawanan atau kepenulisan.
Kata dasarnya “jurnal” (journal),
artinya laporan atau catatan, atau
“jour” dalam bahasa Prancis yang
berarti “hari” (day).
Kata Diurnarius itu oleh orang Inggris
diucapkan dengan journalist yang
kemudian digunakan untuk menyebut
kegiatan berkaitan dengan pencarian,
pengumpulan, pengolahan dan penyiaran
berita atau kewartawanan.
Secara konseptual..
jurnalistik dapat dipahami
dari tiga sudut pandang:
Proses. Teknik. Ilmu.
Koran tulisan tangan pertama yang terbit di
Indonesia adalah Memorie der Neuvelles tahun
1615 atas insiatif Gubernur Belanda waktu itu Jan
Pieterzooncoon untuk mendukung semangat
tentaranya melawan raja Banten, Mangkubumi
dan raja Jakarta, Widjajakarta.
Sebagai proses, jurnalistik adalah “aktivitas” mencari,
mengolah, menulis, dan menyebarluaskan informasi
kepada publik melalui media massa. Aktivitas ini
dilakukan oleh wartawan (jurnalis).
Sebagai teknik, jurnalistik adalah “keahlian”
(expertise) atau “keterampilan” (skill) menulis karya
jurnalistik (berita, artikel, feature) termasuk keahlian
dalam pengumpulan bahan penulisan seperti peliputan
peristiwa (reportase) dan wawancara
Sebagai ilmu, jurnalistik adalah “bidang kajian”
mengenai pembuatan dan penyebarluasan informasi
(peristiwa, opini, pemikiran, ide) melalui media massa.
Jurnalistik termasuk ilmu terapan (applied
science), dinamis, berkembang sesuai TI dan
dinamika masyarakat itu sendiri.
Secara praktis, proses pembuatan informasi
atau berita (news processing) dan
penyebarluasannya melalui media massa.
Kris Budiman (2005):
Jurnalistik:
Kegiatan penyiapan, penulisan,
penyuntingan, dan penyampaian berita
kepada khalayak melalui saluran media
tertentu.
M. Ridwan, adalah suatu kepandaian praktis mengumpulkan,
mengedit berita untuk pemberitaan dalam surat kabar, majalah,
atau terbitan terbitan berkala lainnya. Selain bersifat ketrampilan
praktis, jurnalistik merupakan seni.
Onong U. Effendi, jurnalistik adalah teknik mengelola berita
sejak dari mendapatkan bahan sampai kepada
menyebarluaskannya kepada khalayak. Pada mulanya jurnalistik
hanya mengelola hal-hal yang sifatnya informatif saja.
Adinegoro, jurnalistik adalah semacam kepandaian karang-
mengarang yang pokoknya memberi perkabaran pada masyarakat
dengan selekas-lekasnya agar tersiar seluas-luasnya.
Summanang, mengutarakan lebih singkat lagi, jurnalistik
adalah segala sesuatu yang menyangkut kewartawanan.
Kegiatan: Jurnalistik
Kini, tidak lagi sebatas
penyampai informasi kepada
masyarakat, tapi mempunyai
tanggung jawab dalam
menampilkan fakta-fakta
untuk selalu bertindak objektif
dalam setiap pemberitaan.
Berdasarkan media yang digunakan:
- jurnalistik cetak (print journalism),
- elektronik (electronic journalism).
- jurnalistik secara tersambung
(online journalism).
Output: jurnalistik tidak lagi
sebatas media cetak seperti surat
kabar, majalah, dsb., namun meluas
menjadi media elektronik seperti
radio atau televisi dan online.
Dari Kegiatan dan Output
Jurnalistik, terdapat empat
komponen dalam dunia
jurnalistik:
1. Informasi
2. Penyusunan informasi
3. Penyebarluasan informasi
4. Media massa.
Ad 1. Informasi adalah:
pesan, ide, laporan, keterangan, atau
pemikiran. Dalam jurnalistik, informasi
dimaksud adalah news (berita)
Berita adalah:
laporan peristiwa yang bernilai jurnalistik
atau memiliki nilai berita (news values) –
aktual, faktual, penting dan menarik.
Berita disebut juga “informasi terbaru”.
Ad 2. Penyusun Informasi
Yang bertugas: mulai dari Pemimpin
Redaksi, Redaktur Pelaksana,
Redaktur Desk, Reporter, Fotografer,
Koresponden, hingga Kontributor
UU No. 40/1999: wartawan adalah “orang yang
melakukan aktivitas jurnalistik secara rutin”. Untuk
menjadi wartawan, seseorang harus memenuhi
kualifikasi berikut ini:
1. Menguasai teknik jurnalistik, yaitu skill meliput
dan menulis berita, feature, dan tulisan opini.
2. Menguasai bidang liputan (beat).
3. Menguasai dan menaati Kode Etik Jurnalistik.
Ad 3. Penyebarluasan Informasi
Informasi yang sudah dikemas dalam
bentuk media massa (cetak).
Diserbarluaskan bagian marketing atau
bagian usaha–sirkulasi/distribusi,
promosi, dan iklan.
Ad 4. Media Massa
Media Massa: sarana komunikasi massa
(channel of mass communication).
Komunikasi massa artinya proses
penyampaian pesan, gagasan, atau
informasi kepada orang banyak (publik)
secara serentak.
Ciri-ciri Jurnalistik/Jurnalisme
(Luwi Ishwara, 2005):
a. Skeptis
Sikap untuk selalu mempertanyakan segala sesuatu,
meragukan apa yang diterima, dan mewaspadai segala
kepastian agar tidak mudah tertipu. Inti dari skeptis adalah
keraguan.
b. Bertindak (action)
Tidak menunggu sampai peristiwa itu muncul, tetapi mencari
dan mengamati dengan ketajaman naluri seorang wartawan.
c. Berubah
Perubahan merupakan hukum utama jurnalisme. Media
bukan lagi sebagai penyalur informasi, tapi fasilitator,
penyaring dan pemberi makna dari sebuah informasi.
d. Seni dan Profesi
Wartawan melihat dengan mata yang segar pada setiap
peristiwa untuk menangkap aspek-aspek yang unik.
e. Peran Pers
Pers sebagai pelapor, bertindak sebagai mata dan telinga
publik, melaporkan peristiwa-peristiwa di luar pengetahuan
masyarakat dengan netral dan tanpa prasangka. (wakil publik,
peran jaga, dan pembuat kebijaksanaan serta advokasi)
2. Keterampilan
Membahas jurnalistik = "berita" / "news".
a. Apa itu berita?
Kris Budiman (2005):
- laporan suatu peristiwa atau
kejadian yang terbaru (aktual);
- laporan mengenai fakta-fakta yang
aktual, menarik perhatian,
dinilai penting, atau luar biasa.
b. Sumber Berita:
Beberapa petunjuk yang dapat membantu
pengumpulan informasi (Eugene J. Webb dan Jerry R.
Salancik dalam Luwi Iswara, 2005) berikut ini.
- Observasi
- Wawancara.
- Pencarian /penelitian melalui dokumen
publik.
- Partisipasi dalam peristiwa.
c. Nilai Berita (Kris Budiman,2005)
Berita haruslah memuat nilai berita:
- Objektif: berdasarkan fakta, tidak
memihak.
- Aktual: terbaru, belum "basi".
- Luar biasa: besar, aneh, janggal, tidak
umum.
- Penting: pengaruh atau dampaknya bagi
orang banyak; menyangkut orang
penting/terkenal.
- Jarak: familiaritas, kedekatan (geografis,
kultural, psikologis).
Masri Sareb Putra (2006):
-sesuatu yang unik,
- sesuatu yang luar biasa,
-sesuatu yang langka,
- sesuatu yang dialami/dilakukan/menimpa
orang (tokoh) penting,
-menyangkut keinginan publik,
- yang tersembunyi,
- sesuatu yang sulit untuk dimasuki,
- sesuatu yang belum banyak/umum diketahui,
- pemikiran dari tokoh penting,
- komentar/ucapan dari tokoh penting,
- kelakuan/kehidupan tokoh penting, dan
- hal lain yang luar biasa.
Stovall (2005)
1. Berdampak;
Informasi yang memiliki dampak terhadap
aktivitas sehari-hari masyarakat bahkan secara
fundamental mempengaruhi seluruh sistem di
mana masyarakat itu berada.
Contoh:
Pemberitaan tentang pemilihan kepala daerah,
menghilangnya barang-barang kebutuhan
pokok.
2. Dibatasi tenggat waktu;
Informasi menjadi kurang penting jika sudah
terlalu lama berlangsung namun baru saja diulas.
Contoh:
Tragedi terowongan maut di Mina pada musim haji
tahun 1996 akan menjadi biasa-biasa saja ketika
baru disampaikan sekarang.
3. Selebritas;
Keterkenalan seseorang sebagai daya tarik.
Contoh:
Wajar-wajar saja orang berpoligami, namun ketika
Aa Gym – seorang ulama favorit, maka akan
menjadi bahan perbincangan publik
4. Proksimitas;
Kedekatan geografis dan atau psikologis dengan
pembaca/ pemirsa akan menjadikan suatu
informasi mendapat atensi yang besar.
Contoh:
Ketika kita tinggal di Bogor, segala informasi
yang berkait dengan Bogor menjadi lebih
diperhatikan, ketimbang mereka yang tidak
tinggal di kota hujan ini. Namun, dapat saja
meskipun tidak tinggal di Bogor, seorang alumni
IPB akan selalu memiliki emosi-psikologis
dengan sesuatu yang berkaitan dengan Bogor
meskipun dia tidak lagi tinggal di kota ini.
5. Bermuatan Konflik;
Informasi akan menarik ketika di dalamnya
memuat unsur-unsur yang saling berbeda.
Contoh:
Pembunuhan Munir menyedot perhatian banyak
khalayak, tidak hanya karena sosok Munir yang
dicitrakan sebagai pejuang HAM, melainkan
karena adanya dugaan kontroversial
keterlibatan Intelejen dibalik peristiwa tersebut.
6. Unik;
Sesuatu yang biasa-biasa saja tidak akan mendapat
perhatian dibandingkan yang berbeda bahkan tidak lazim
Contoh:
Kalau seorang lelaki berpoligami mungkin sudah dianggap
angin lalu, namun jika perempuan berpoliandri?
7. Isu Kekinian;
Hal yang sedang menjadi fokus perbincangan, akan
menarik untuk dikemukakan di depan publik.
Contoh :
Ketika HM Soeharto harus dilarikan ke rumah sakit karena
kegagalan fungsi-fungsi vital tubuh, media sibuk
memberitakannya dari berbagai skema, dari perbandingan
pelayanan kesehatan antara sesama mantan presiden,
masalah yang berkait dengan hukum dan politik, bahkan
kemungkinannya meninggal dunia
d. Angle
Angle adalah sudut pandang.
Menulis berita yang baik hanya dapat dilakukan setelah terlebih
dahulu memastikan sudut pandang berita.
Angle yang diambil adalah yang paling menarik.
Setiap sudut pandang yang diambil
harus ditentukan
peristiwa/narasumber/data
pendukungnya
Wartawan terkadang tidak bebas menulis sudut
pandangnya. Ada beberapa faktor yang menentukan
sudut pandang wartawan:
Misalnya: Liputan Banjir di Jakarta
1. Ditentukan politik pemberitaan media.
Jika media pendukung Gubernur Jokowi, sudut pandang yang diambil,
bagaimana semangat sang Gubernur membantu pengungsi.
Wartawan akan menulis Jokowi dengan sukarela menerobos air keruh, tidak ada
rasa sungkan. Dan menggambarkan bagaimana Jokowi sangat ramah kepada
penduduk yang menyambutnya. Jokowi bak pahlawan!
Jika media berseberangan dengan Jokowi?
Angle. Jokowi yang hanya suka blusukan tidak jelas konsep dalam menangani
banjir. Wartawan akan mencari penduduk yang bisa menceritakan tuntutan dia
kepada Jokowi agar bekerja lebih baik. Wartawan juga akan menghubungi
pengamat perkotaan tentang perlunya penanganan banjir secara menyeluruh,
bukan hanya meninjau banjir, kemudian dilupakan.
2, ditentukan jenis media (umum/khusus).
Umum, hanya akan memuat banjir dalam gambaran umum, seperti
berapa luas banjir, pengungsinya berapa banyak, bantuan yang
sudah datang apa saja dan sebagainya.
Media bersifat khusus (majalah ekonomi), akan menulis dampak
banjir terhadap kehidupan ekonomi masyarakat/pemerintahan.
Mis, dampak pada saham.
3, ditentukan karakter penulisan (top down/button up)
top down akan melihat banjir dari sudut pandang pejabat.
Mis, tentang batuan untuk pengungsi.
button up tentang bagaimana perasaan/penderitaan masyarakat dan
harapannya kepada pemerintah.
Tapi yang perlu diingat, apapaun angle yang ditulis, fakta
tetap harus nomor satu.
e. Penulisan Berita
Berita harus memuat “fakta“, di dalamnya
terkandung 5W + 1H. (Lasswell, dalam Masri Sareb
2006)
Who - siapa yang terlibat di dalamnya?
What - apa yang terjadi di dalam suatu peristiwa?
Where- di mana terjadinya peristiwa itu?
Why - mengapa peristiwa itu terjadi?
When - kapan terjadinya?
How- bagaimana terjadinya?
f. Bahasa Jurnalistik.
Bahasa yang di gunakan oleh para
jurnalis/wartawan dalam menyusun dan
menyajikan, memuat, menyiarkan, dan
menayangkan berita serta laporan peristiwa atau
pernyataan yang benar, aktual, penting dan atau
menarik dengan tujuan agar mudah dipahami
isinya dan cepat di tangkap maknanya.
Secara spesifik: ada jurnalistik surat kabar,
bahasa jurnalistik tabloid, bahasa jurnalistik
majalah, bahas jurnalistik radio siaran, bahasa
jurnalistik tv, dan bahasa jurnalistik media media
online internet.
17 ciri utama bahasa jurnalistik:
(Sumadiria, 2010)
1. Sederhana
Mengutamakan/ memilih kata atau kalimat yang paling banyak di
ketahui maknanya oleh khalayak pembaca yang sangat heterogen.
2. Singkat
Langsung ke pokok masalah, tidak memboroskan waktu pembaca yang
sangat berharga.
3. Padat
Setiap kalimat dan paragrap memuat banyak informasi penting dan
menarik untuk pembaca.
4. Lugas
Lugas berarti tegas, tidak ambigu (memiliki banyak makna alias tidak
jelas maksudnya sehingga membuat bingung & salah paham),
5. Jelas
Mudah di tangkap maksudnya tidak baur dan kabur.
6. Jernih
Transparan/tidak menyembunyikan sesuatu yang lain yang
bersifat negatif seperti prasangka atau fitnah.
7. Menarik
Mampu membangkitkan minat dan perhatian pembaca,
memicu selara pembaca.
8. Demokratis
Tidak mengenal tingkatan, pangkat, kasta. Bahasa jurnalistik
memperlakukan siapa pun apakah wakil DPR ataukah tukang
ojek, bahkan pengemis dan pemulung secara sama.
9. Populis
Akrab di telinga, di mata, dan di pikiran khalayak pembaca,
pendengar, atau pemirsa.
10. Logis
Dapat diterima tanpa adanya pertentangan dengan akal sehat.
Sekaligus mencerminkan nalar.
11. Gramatikal
Mengikuti kaidah tata bahasa baku.
12. Menghindari kata tutur
Kata yang biasa digunakan dalam percakapan sehari-hari secara
informal.
13. Menghindari kata dan istilah asing
Harus tahu arti/makna setiap kata yang dibaca dan didengar.
14. Pilih kata (diksi) yang tepat
Tidak keluar dari asas efektivtas. Harus tepat dan akurat
15. Menguatkan kalimat aktif
Untuk mempermudah dan memperjelas pemahaman sehingga
tidak menyesatkan dan mengaburkan pemahaman.
Dalam kalimat aktif, subjek sebagai pelaku tindakan—yang
menyatakan/melakukan sesuatu. Sedangkan dalam kalimat
pasif, subjek dikenai tindakan.
16. Menghindari kata atau istilah tekhnis
Harus sederhana, mudah dipahami, ringan dibaca, dan yang
paling penting tidak membuat pusing
17. Tunduk pada kaidah etika
Terkait fungsi utama pers yaitu, edukasi (mendidik).
Tapi, terkadang Bahasa Jurnalistik tidak
mengikuti Konsep EYD.
Bisa saja, namun tidak boleh luput dari
fungsi pokoknya sebagai penyampai fakta.
Mis. M’sia. S’pur
Dengan Catatan.. selaras dan
semakna dengan apa yang diucapkan
narasumber.
Tersusun secara terpadu dalam sebuah
berita. Susunan yang paling sering
“piramida terbalik”. Metode ini
lebih menonjolkan inti berita saja
g. Anatomi Berita/Unsur-Unsur
Seperti tubuh kita, berita juga mempunyai
bagian-bagian, di antaranya:
Judul atau kepala berita (headline).
Baris tanggal (dateline).
Teras berita (lead atau intro).
Tubuh berita (body).
Jam Pasir
Bentuk modifikasi dari piramida terbalik: ===> “jam pasir.”
Dimulai dengan informasi yang paling penting – tapi setelah
beberapa paragraf terjadi pembelokan dan menjadi sebuah narasi,
biasanya diceritakan dalam susunan kronologis.
Berlian
Struktur ini akan mulai dengan sebuah anekdot, memperkenalkan
seorang tokoh yang pengalamannya menggambarkan ihwal berita
itu. Kisah kecil ini kemudian akan melebar untuk menunjukkan
maknanya yang lebih luas. Menjelang akhir berita, wartawan akan
kembali ke masing-masing tokoh dalam berita itu sebagai cara untuk
menutup narasi.
h. Berdasarkan jenisnya:
1. "straight news“
berisi laporan peristiwa politik, ekonomi, masalah
sosial, dan kriminalitas. (BERITA KERAS/hard
news).
2. "feature" atau berita kisah.
bersifat naratif, berkisah mengenai aspek-aspek
insani (human interest). Tidak terikat pada
nilai- nilai berita dan faktualitas.
3. berita investigatif (investigative news),
berupa hasil penyelidikan seorang/tim secara
lengkap dan mendalam dalam pelaporannya.
Mesin cetak pertama kali di dunia dibuat Johann Gutenbuerg
(1450) di Kota Minz Jerman.
Koran pertama di Eropa (1609) di kota Wolfenbuttel nama
Avisa Relation Order Zeitung, kemudian surat kabar Relation
dicetak di Strassburg. Tak lama setelah itu, tahun 1618 koran
pertama di Belanda terbit di Amsterdam Belanda diterbitkan
oleh Casper van Hibben yang diberi nama Courante Mijn
Italien Duijtschabladtee.
Menyusul kemudian terbit Tijdighe Mijn Verathy de Qualteren
diterbitkan oleh Janszen dalam edisi bahasa Belanda, Prancis
dan Inggris. Koran pertama yang terbit di Inggris tahun 1622
bernama Courant of General News, sedangkan surat kabar
pertama di Prancis terbit pada tahun 1631 oleh Theopraste
Renoudot yang diberi nama Gazette. AS menerbitkan surat
kabar pertama The Boston News Letter pada tahun 1704.
Surat kabar harian pertama di Eropa adalah Leiziger Zeitung
(Jerman/ 1660), Inggris menerbitkan harian pertama Daily
Courant (1702). Di Prancis Journal de Paris (1777), di AS
harian pertama Pensylvania Packet (1784).
Tapi dalam Ensiklopedia Indonesia menyebutkan surat kabar
tertua di dunia adalah Tjin Tie Kwan Po dan Hino Tsjao
diterbitkan di Cina 400 SM.
Kata Pers yang digunakan untuk
orang/bidang yang bergerak dalam bidang
jurnalistik berasal dari kata bahasa Inggris
Press, sedangkan dalam bahasa Prancis
disebut Preses yang berarti tekanan, jepitan
atau pipitan.
Berita Online
Jurnalisme online mengandung
ciri jurnalisme cetak dan siaran/elektronik.
Jurnalistik online =
“jurnalistik generasi ketiga”
(setelah cetak dan elektronik )
(Kombinasi) sebuah berita (teks) yang
mencakup unsur-unsur tambahan seperti foto,
audio, dan video, atau hyperlink ke lebih
banyak informasi lain.
Jurnalisme daring:
Gabungan kata “jurnalisme” yang
memiliki makna penyajian informasi
dan fakta secara luas melalui media
massa kepada publik, dengan kata
“daring”, yang merupakan bentuk
singkatan dari kata "dalam jaringan"
(online), yang dapat diartikan sebagai
segala sesuatu yang berhubungan
dengan teknologi dan media
internet.
Jadi... jurnalisme daring adalah
sebuah metode baru penyajian
informasi dan fakta dengan
menggunakan bantuan atau
perantara teknologi internet.
Salah satu contoh dari
perwujudan jurnalisme daring
adalah weblog, atau yang sering
disebut sebagai blog.
Prinsip-prinsip dasar jurnalisme daring: Paul Bradshaw
B-A-S-I-C, yakni 'Brevity – Adaptability – Scannability –
Interactivity –Community and Coversation‘
•Keringkasan (Brevity). Dituntut bersifat ringkas, sesuai
kebutuhan manusia dan kesibukannya. ‘KISS’, yakni Keep It Short
and Simple.
•Adaptabilitas (Adaptabilty). Dituntut mampu menyesuaikan diri
dengan kebutuhan publik, membuat berbagai keragaman format
suara, video, gambar dan lain-lain dalam suatu berita.
•Dapat dipindai (Scannability). Untuk memudahkan audiens,
situs-situs terkait dengan jurnalisme daring memiliki sifat dapat
dipindai, agar pembaca tidak merasa terpaksa dalam membaca
informasi atau berita.
Perubahan penting dengan kehadiran jurnalistik
online :
- cepat
- berita menjadi “gratis”.
- tidak perlu menunggu hari baru (besok)
untuk mengetahui peristiwa hari ini.
•Interaktivitas (Interactivity). Pemirsa (viewer) sekaligus
menjadi pengguna (user). Karena semakin audiens merasa
dirinya dilibatkan, maka mereka akan semakin dihargai dan
senang membaca berita yang ada.
•Komunitas dan percakapan (Community and Conversation).
Peran Media daring lebih besar daripada media konvensional,
yakni sebagai penjaring komunitas. Karena itu, Jurnalis daring
harus memberi jawaban atau timbal balik kepada publik sebagai
sebuah balasan atas interaksi yang dilakukan publik.
Penulisan Online
Ringkas dan lugas
sehingga lebih mudah diikuti.
Lead harus memberi pembaca alasan kuat
untuk meneruskan bacaannya; salah-salah
pembaca akan mengklik ke berita lain.
Berita online:
lebih pendek dari koran.
Pedoman:
membatasi sampai 800 kata dan kalau
bisa tetap dalam satu halaman.
Pers Bebas dan Bertanggung Jawab
Kebebasan pers diartikan kebebasan untuk memiliki dan
menyatakan pendapat di dunia pers.
Pers Nasional = Pers Pancasila = Pers Bertanggungjawab.
Karena itu, Pers harus
bertanggung jawab dalam
pemberitaan dan berusaha
menghindari pemberitaan
yang dapat memicu
pertentangan meskipun
memiliki kebebasan
Kode Etik
Kode etik jurnalistik adalah acuan moral
yang mengatur tindak-tanduk seorang
wartawan.
Kode etik jurnalistik bisa berbeda dari satu
organisasi ke organisasi lain, dari satu
koran ke koran yang lain.
Tapi secara umum berisi hal-hal yang
menjamin terpenuhinya tanggung jawab
seorang wartawan kepada publik
pembacanya.
Hal-hal tersebut adalah sebagai berikut:
1. Tanggung jawab
tugas atau kewajiban seorang wartawan adalah
mengabdikan diri kepada kesejahteraan umum dengan
memberi masyarakat informasi yang memungkinkan
masyarakat membuat penilaian terhadap sesuatu masalah
yang mereka hadapi. Wartawan tak boleh
menyalahgunakan kekuasaan untuk motif pribadi atau
tujuan yang tak berdasar.
2. Kebebasan
Kebebasan berbicara dan menyatakan pendapat adalah
milik setiap anggota masyarakat (milik publik) dan
wartawan menjamin bahwa urusan publik harus
diselenggarakan secara publik. Wartawan harus berjuang
melawan siapa saja yang mengeksploitasi pers untuk
keuntungan pribadi atau kelompok
3. Independensi
Wartawan harus mencegah terjadinya benturan
kepentingan (conflict of interest) dalam dirinya. Dia
tak boleh menerima apapun dari sumber berita atau
terlibat dalam aktifitas yang bisa melemahkan
integritasnya sebagai penyampai informasi atau
kebenaran.
4. Kebenaran
Wartawan adalah mata, telinga dan indera dari
pembacanya. Dia harus senantiasa berjuang untuk
memelihara kepercayaan pembaca dengan
meyakinkan kepada mereka bahwa berita yang
ditulisnya adalah akurat, berimbang dan bebas dari
bias.
5. Tak Memihak
Laporan berita dan opini harus secara jelas dipisahkan.
6. Adil dan Fair
Wartawan harus menghormati hak-hak orang yang
terlibat dalam berita yang ditulisnya serta
mempertanggungjawabkan kepada publik bahwa berita
itu akurat serta fair. Orang yang dipojokkan oleh sesuatu
fakta dalam berita harus diberi hak untuk menjawab.
Tugas Wartawan(Bill Kovach dan Tom Rosenstiel):
1. authenticator, wartawan harus bisa memeriksa
keabsahan suatu informasi.
2. sense maker, mampu menerangkan apakah
informasi itu masuk akal atau tidak.
3. investigator, mampu mengawasi kekuasaan dan
membongkar kejahatan.
4. witness bearer, kejadian-kejadian tertentu harus
diteliti dan dipantau kembali dan dapat bekerja sama
dengan reporter warga.
5. empowerer, saling melakukan pemberdayaan antara
wartawan dan warga untuk menghasilkan dialog yang terus-
menerus pada keduanya.
6. smart aggregator, harus cerdas berbagi sumber berita
yang bisa diandalkan
7. forum organizer, organisasi berita (baik lama/baru),
dapat berfungsi sebagai alun-alun di mana warga bisa
memantau suara dari semua pihak, tak hanya kelompok
mereka sendiri.
8. role model, tak hanya bagaimana karya dan
bagaimana cara wartawan menghasilkan karya
tersebut, namun juga tingkah laku wartawan masuk
dalam ranah publik untuk dijadikan contoh.
Asep Syamsul M. Romli
(dalam http://romeltea.com/sejauh-mana-sih-peran-seorang-wartawan/)
Standar Profesi Wartawan (real journalist) setidaknya ada enam:
•Well selected, harus terseleksi dengan baik. Memenuhi kriteria profesionalisme/
keterampilan jurnalistik serta menaati kode etik jurnalistik.
•Well educated, terdidik dengan baik. Seyogianya melalui tahap pendidikan
kewartawanan/melalui pelatihan jurnalistik yang terpola dan terarah secara baik.
•Well trained, terlatih dengan baik. Akibat kurang terlatih banyak berita muncul di
media, kurang cermat, tidak enak dibaca, dan bahkan menyesatkan.
•Well equipped, peralatan memadai. Tidak akan optimal tanpa dukungan fasilitas.
•Well paid, digaji secara layak. “budaya amplop”. Kasus pemerasan dan
penyalahgunaan profesi wartawan akan terus muncul akibat “tuntutan perut”.
•Well motivated, memiliki motivasi yang baik. Motivasi di sini lebih pada idealisme,
bukan materi. Jika motivasiya berlatar uang, maka tidak bisa diharapkan menjadi
wartawan profesional atau wartawan sejati.
Jurnalis itu..!
Bela Yang Benar.
atau
Bela Yang Bayar
-Budiman, Kris. 2005. "Dasar-Dasar Jurnalistik”, Artikel Kristina Dwi Lestari dalam
http://pelitaku.sabda.org/dasar_dasar_jurnalistik
- Ishwara, Luwi. 2005. "Catatan-Catatan Jurnalisme Dasar". Jakarta: Penerbit Buku
Kompas.
-Putra, R. Masri Sareb. 2006. "Teknik Menulis Berita dan Feature". Jakarta: Indeks.
- “Dasar-Dasar Jurnalistik untuk Pemula” dalam
http://www.romelteamedia.com/dasar-dasar-jurnalistik-untuk-
pemula/#.UyMYH_l_vHQ
-“Jurnalisme Dasar” dalam http://vivixtopz.wordpress.com/modul-
kuliah/jurnalistik-2/jurnalisme-dasar/
-- “Dasar Dasar Jurnalistik” dalam
http://sinaukomunikasi.wordpress.com/2011/10/06/dasar-dasar-jurnalistik/
- http://id.wikipedia.org/wiki/Jurnalisme_daring
- http://romeltea.com/sejauh-mana-sih-peran-seorang-wartawan/
-http://www.kabar24.com/inspirasi/read/20121228/22/119368/8-fungsi-wartawan-di-
tengah-banjirnya-informasi
-Haris Sumadiria , 2010,Bahasa Jurnalistik Panduan Praktis Penulis dan Jurnalis,
Bandung Ekspres
“Pemateri MEMOHON MAAF, apabila
dalam paparan ini ada pemakaian
tulisan/kutipan/photo/gambar tanpa
seizin pemilik hak cipta”
KODE ETIK JURNALISTIK (KEJ)
Kemerdekaan berpendapat, berekspresi, dan pers adalah hak asasi manusia
yang dilindungi Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, dan Deklarasi
Universal Hak Asasi Manusia PBB. Kemerdekaan pers adalah sarana
masyarakat untuk memperoleh informasi dan berkomunikasi, guna
memenuhi kebutuhan hakiki dan meningkatkan kualitas kehidupan manusia.
Dalam mewujudkan kemerdekaan pers itu, wartawan Indonesia juga
menyadari adanya kepentingan bangsa, tanggung jawab sosial, keberagaman
masyarakat, dan norma-norma agama.
Dalam melaksanakan fungsi, hak, kewajiban dan peranannya, pers
menghormati hak asasi setiap orang, karena itu pers dituntut profesional dan
terbuka untuk dikontrol oleh masyarakat.
Untuk menjamin kemerdekaan pers dan memenuhi hak publik untuk
memperoleh informasi yang benar, wartawan Indonesia memerlukan landasan
moral dan etika profesi sebagai pedoman operasional dalam menjaga
kepercayaan publik dan menegakkan integritas serta profesionalisme. Atas
dasar itu, wartawan Indonesia menetapkan dan menaati Kode Etik Jurnalistik:
Pasal 1
Wartawan Indonesia bersikap independen, menghasilkan berita yang akurat,
berimbang, dan tidak beritikad buruk.
Pasal 2
Wartawan Indonesia menempuh cara-cara yang profesional dalam melaksanakan
tugas jurnalistik.
Pasal 3
Wartawan Indonesia selalu menguji informasi, memberitakan secara berimbang, tidak
mencampurkan fakta dan opini yang menghakimi, serta menerapkan asas praduga tak
bersalah.
Pasal 4
Wartawan Indonesia tidak membuat berita bohong, fitnah, sadis, dan cabul.
Pasal 5
Wartawan Indonesia tidak menyebutkan dan menyiarkan identitas korban kejahatan
susila dan tidak menyebutkan identitas anak yang menjadi pelaku kejahatan.
Pasal 6
Wartawan Indonesia tidak menyalahgunakan profesi dan tidak menerima suap.
Pasal 7
Wartawan Indonesia memiliki hak tolak untuk melindungi narasumber yang tidak
bersedia diketahui identitas maupun keberadaannya, menghargai ketentuan
embargo, informasi latar belakang, dan “off the record” sesuai dengan kesepakatan
Pasal 8
Wartawan Indonesia tidak menulis atau menyiarkan berita berdasarkan prasangka
atau diskriminasi terhadap seseorang atas dasar perbedaan suku, ras, warna kulit,
agama, jenis kelamin, dan bahasa serta tidak merendahkan martabat orang lemah,
miskin, sakit, cacat jiwa atau cacat jasmani.
Pasal 9
Wartawan Indonesia menghormati hak narasumber tentang kehidupan pribadinya,
kecuali untuk kepentingan publik.
Pasal 10
Wartawan Indonesia segera mencabut, meralat, dan memperbaiki berita yang keliru
dan tidak akurat disertai dengan permintaan maaf kepada pembaca, pendengar, dan
atau pemirsa.
Pasal 11
Wartawan Indonesia melayani hak jawab dan hak koreksi secara proporsional.
Jakarta, Selasa, 14 Maret 2006
1. Aliansi Jurnalis Independen (AJI); Abdul Manan
2. Aliansi Wartawan Independen (AWI); Alex Sutejo
3. Asosiasi Televisi Swasta Indonesia (ATVSI); Uni Z Lubis
4. Asosiasi Wartawan Demokrasi Indonesia (AWDI); OK. Syahyan Budiwahyu
5. Asosiasi Wartawan Kota (AWK); Dasmir Ali Malayoe
6. Federasi Serikat Pewarta; Masfendi
7. Gabungan Wartawan Indonesia (GWI); Fowa’a Hia
8. Himpunan Penulis dan Wartawan Indonesia (HIPWI); RE Hermawan S
9. Himpunan Insan Pers Seluruh Indonesia (HIPSI); Syahril
10. Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI); Bekti Nugroho
11. Ikatan Jurnalis Penegak Harkat dan Martabat Bangsa (IJAP HAMBA); Boyke M. Nainggolan
12. Ikatan Pers dan Penulis Indonesia (IPPI); Kasmarios SmHk
13. Kesatuan Wartawan Demokrasi Indonesia (KEWADI); M. Suprapto
14. Komite Wartawan Reformasi Indonesia (KWRI); Sakata Barus
15. Komite Wartawan Indonesia (KWI); Herman Sanggam
16. Komite Nasional Wartawan Indonesia (KOMNAS-WI); A.M. Syarifuddin
17. Komite Wartawan Pelacak Profesional Indonesia (KOWAPPI); Hans Max Kawengian
18. Korp Wartawan Republik Indonesia (KOWRI); Hasnul Amar
19. Perhimpunan Jurnalis Indonesia (PJI); Ismed Hasan Putro
20. Persatuan Wartawan Indonesia (PWI); Wina Armada Sukardi
21. Persatuan Wartawan Pelacak Indonesia (PEWARPI); Andi A. Mallarangan
22. Persatuan Wartawan Reaksi Cepat Pelacak Kasus (PWRCPK); Jaja Suparja Ramli
23. Persatuan Wartawan Independen Reformasi Indonesia (PWIRI); Ramses Ramona S.
24. Perkumpulan Jurnalis Nasrani Indonesia (PJNI); Ev. Robinson Togap Siagian
25. Persatuan Wartawan Nasional Indonesia (PWNI); Rusli
26. Serikat Penerbit Suratkabar (SPS) Pusat; Mahtum Mastoem
27. Serikat Pers Reformasi Nasional (SEPERNAS); Laode Hazirun
28. Serikat Wartawan Indonesia (SWI); Daniel Chandra
29. Serikat Wartawan Independen Indonesia (SWII); Gunarso Kusumodiningrat.

More Related Content

What's hot

Dasar dasar jurnalistik
Dasar dasar jurnalistikDasar dasar jurnalistik
Dasar dasar jurnalistikikramn yusna
 
Dasar Jurnalistik, Peliputan, dan Menulis Berita
Dasar Jurnalistik, Peliputan, dan Menulis BeritaDasar Jurnalistik, Peliputan, dan Menulis Berita
Dasar Jurnalistik, Peliputan, dan Menulis BeritaBahana Mahasiswa
 
JURNALISTIK Seputar Bentuk, Produk, Bahasa & Kode Etik
JURNALISTIK  Seputar Bentuk, Produk, Bahasa & Kode Etik JURNALISTIK  Seputar Bentuk, Produk, Bahasa & Kode Etik
JURNALISTIK Seputar Bentuk, Produk, Bahasa & Kode Etik phebtwo Ayy
 
Teknik penulisan berita dan Feature bagi Praktisi Humas
Teknik penulisan berita dan Feature bagi Praktisi HumasTeknik penulisan berita dan Feature bagi Praktisi Humas
Teknik penulisan berita dan Feature bagi Praktisi HumasIndiwan Seto wahyu wibowo
 
Straight News vs Depth News oleman yusuf
Straight News  vs  Depth News   oleman yusufStraight News  vs  Depth News   oleman yusuf
Straight News vs Depth News oleman yusufboysinu
 
Pengantar Jurnalistik
Pengantar JurnalistikPengantar Jurnalistik
Pengantar Jurnalistikfebastream
 
Teknik teknik jurnalistik
Teknik teknik jurnalistikTeknik teknik jurnalistik
Teknik teknik jurnalistikRika Ceriia
 
Sepuluh Elemen Jurnalisme
Sepuluh Elemen JurnalismeSepuluh Elemen Jurnalisme
Sepuluh Elemen JurnalismeAndreas Harsono
 
Panduan menulis berita
Panduan menulis beritaPanduan menulis berita
Panduan menulis beritaCikgu Bibi
 
Sembilan elemen jurnalisme
Sembilan elemen jurnalismeSembilan elemen jurnalisme
Sembilan elemen jurnalismebahanamahasiswa
 

What's hot (20)

Dasar dasar jurnalistik
Dasar dasar jurnalistikDasar dasar jurnalistik
Dasar dasar jurnalistik
 
Dasar Jurnalistik, Peliputan, dan Menulis Berita
Dasar Jurnalistik, Peliputan, dan Menulis BeritaDasar Jurnalistik, Peliputan, dan Menulis Berita
Dasar Jurnalistik, Peliputan, dan Menulis Berita
 
JURNALISTIK Seputar Bentuk, Produk, Bahasa & Kode Etik
JURNALISTIK  Seputar Bentuk, Produk, Bahasa & Kode Etik JURNALISTIK  Seputar Bentuk, Produk, Bahasa & Kode Etik
JURNALISTIK Seputar Bentuk, Produk, Bahasa & Kode Etik
 
Pengantar jurnalistik
Pengantar jurnalistikPengantar jurnalistik
Pengantar jurnalistik
 
Berita
BeritaBerita
Berita
 
Berita
Berita Berita
Berita
 
Teknik penulisan berita dan Feature bagi Praktisi Humas
Teknik penulisan berita dan Feature bagi Praktisi HumasTeknik penulisan berita dan Feature bagi Praktisi Humas
Teknik penulisan berita dan Feature bagi Praktisi Humas
 
Straight News vs Depth News oleman yusuf
Straight News  vs  Depth News   oleman yusufStraight News  vs  Depth News   oleman yusuf
Straight News vs Depth News oleman yusuf
 
BERITA
BERITABERITA
BERITA
 
Teknik penulisan berita oleh Indiwan seto wahyu wibowo
Teknik penulisan berita oleh Indiwan seto wahyu wibowoTeknik penulisan berita oleh Indiwan seto wahyu wibowo
Teknik penulisan berita oleh Indiwan seto wahyu wibowo
 
Pengantar Jurnalistik
Pengantar JurnalistikPengantar Jurnalistik
Pengantar Jurnalistik
 
Teknik teknik jurnalistik
Teknik teknik jurnalistikTeknik teknik jurnalistik
Teknik teknik jurnalistik
 
Sepuluh Elemen Jurnalisme
Sepuluh Elemen JurnalismeSepuluh Elemen Jurnalisme
Sepuluh Elemen Jurnalisme
 
Panduan menulis berita
Panduan menulis beritaPanduan menulis berita
Panduan menulis berita
 
Menyusun berita
Menyusun beritaMenyusun berita
Menyusun berita
 
Mengapa penting belajar Jurnalistik?
Mengapa penting belajar Jurnalistik?Mengapa penting belajar Jurnalistik?
Mengapa penting belajar Jurnalistik?
 
Sembilan elemen jurnalisme
Sembilan elemen jurnalismeSembilan elemen jurnalisme
Sembilan elemen jurnalisme
 
Teks Berita ( Bahasa Indonesia )
Teks Berita ( Bahasa Indonesia )Teks Berita ( Bahasa Indonesia )
Teks Berita ( Bahasa Indonesia )
 
Materi berita
Materi beritaMateri berita
Materi berita
 
Pelatihan Jurnalistik
Pelatihan JurnalistikPelatihan Jurnalistik
Pelatihan Jurnalistik
 

Viewers also liked

Viewers also liked (8)

Mulai menulis dengan 5 w 1 h
Mulai menulis dengan 5 w 1 hMulai menulis dengan 5 w 1 h
Mulai menulis dengan 5 w 1 h
 
Prinsip 5 w 1h
Prinsip 5 w 1hPrinsip 5 w 1h
Prinsip 5 w 1h
 
Rumus 5 c untuk penulisan berita tv
Rumus 5 c untuk penulisan berita tvRumus 5 c untuk penulisan berita tv
Rumus 5 c untuk penulisan berita tv
 
Penelitian sosial-SOSIOLOGI KELAS 10
Penelitian sosial-SOSIOLOGI KELAS 10 Penelitian sosial-SOSIOLOGI KELAS 10
Penelitian sosial-SOSIOLOGI KELAS 10
 
Five Ws & one H of report writing
Five Ws & one H of report writingFive Ws & one H of report writing
Five Ws & one H of report writing
 
What Are The 5 W’s
What Are The 5 W’sWhat Are The 5 W’s
What Are The 5 W’s
 
Unesa presentasi
Unesa presentasiUnesa presentasi
Unesa presentasi
 
5w 1h ppt
5w 1h ppt5w 1h ppt
5w 1h ppt
 

Similar to John Parlyn Halomoan Sinaga

Dasar_dasar_Jurnalistik.ppt
Dasar_dasar_Jurnalistik.pptDasar_dasar_Jurnalistik.ppt
Dasar_dasar_Jurnalistik.pptFahriizulFahmi
 
Dasar dasar jurnalistik
Dasar dasar jurnalistikDasar dasar jurnalistik
Dasar dasar jurnalistikikramn yusna
 
Bab 3 teknik penyiaran
Bab 3 teknik penyiaranBab 3 teknik penyiaran
Bab 3 teknik penyiaranEKO SUPRIYADI
 
Materi mata-kuliah-jurnalistik unsera
Materi mata-kuliah-jurnalistik unseraMateri mata-kuliah-jurnalistik unsera
Materi mata-kuliah-jurnalistik unseraAMAR MAHARDIKA
 
PENGERTIAN JURNALISTIK DAN RUANG LINGKUPNYA
PENGERTIAN JURNALISTIK DAN RUANG LINGKUPNYAPENGERTIAN JURNALISTIK DAN RUANG LINGKUPNYA
PENGERTIAN JURNALISTIK DAN RUANG LINGKUPNYAAlfiyah Rizzy Afdiquni
 
MATERI KULIAH 2.pptx
MATERI KULIAH 2.pptxMATERI KULIAH 2.pptx
MATERI KULIAH 2.pptxssuser1409ce
 
Media Online dan Inspiring Journalism
Media Online dan Inspiring JournalismMedia Online dan Inspiring Journalism
Media Online dan Inspiring JournalismYudha P Sunandar
 
Hakekat Jurnalistik
Hakekat JurnalistikHakekat Jurnalistik
Hakekat Jurnalistikmikikihg
 
Syarifudin, dakwah melalui media cetak
Syarifudin, dakwah melalui media cetakSyarifudin, dakwah melalui media cetak
Syarifudin, dakwah melalui media cetakSyarifudin Amq
 
Syarifudin, dakwah melalui media cetak
Syarifudin, dakwah melalui media cetakSyarifudin, dakwah melalui media cetak
Syarifudin, dakwah melalui media cetakSyarifudin Amq
 
Syarifudin, dakwah melalui media cetak
Syarifudin, dakwah melalui media cetakSyarifudin, dakwah melalui media cetak
Syarifudin, dakwah melalui media cetakSyarifudin Amq
 
Pelatihan Jurnalistik Buat Anak SMA se Banten
Pelatihan Jurnalistik Buat Anak SMA se BantenPelatihan Jurnalistik Buat Anak SMA se Banten
Pelatihan Jurnalistik Buat Anak SMA se BantenIndiwan Seto wahyu wibowo
 
Materi-Mata-Kuliah-Jurnalistik.ppt
Materi-Mata-Kuliah-Jurnalistik.pptMateri-Mata-Kuliah-Jurnalistik.ppt
Materi-Mata-Kuliah-Jurnalistik.pptCHANNELTG1
 

Similar to John Parlyn Halomoan Sinaga (20)

Dasar_dasar_Jurnalistik.ppt
Dasar_dasar_Jurnalistik.pptDasar_dasar_Jurnalistik.ppt
Dasar_dasar_Jurnalistik.ppt
 
Pelatihan jurnalistik kejakgung
Pelatihan  jurnalistik kejakgungPelatihan  jurnalistik kejakgung
Pelatihan jurnalistik kejakgung
 
Menjadi Jurnalis
Menjadi JurnalisMenjadi Jurnalis
Menjadi Jurnalis
 
Hakikat Jurnalistik
Hakikat JurnalistikHakikat Jurnalistik
Hakikat Jurnalistik
 
Dasar dasar jurnalistik
Dasar dasar jurnalistikDasar dasar jurnalistik
Dasar dasar jurnalistik
 
Bab 3 teknik penyiaran
Bab 3 teknik penyiaranBab 3 teknik penyiaran
Bab 3 teknik penyiaran
 
Materi mata-kuliah-jurnalistik unsera
Materi mata-kuliah-jurnalistik unseraMateri mata-kuliah-jurnalistik unsera
Materi mata-kuliah-jurnalistik unsera
 
PENGERTIAN JURNALISTIK DAN RUANG LINGKUPNYA
PENGERTIAN JURNALISTIK DAN RUANG LINGKUPNYAPENGERTIAN JURNALISTIK DAN RUANG LINGKUPNYA
PENGERTIAN JURNALISTIK DAN RUANG LINGKUPNYA
 
MATERI KULIAH 2.pptx
MATERI KULIAH 2.pptxMATERI KULIAH 2.pptx
MATERI KULIAH 2.pptx
 
Media Online dan Inspiring Journalism
Media Online dan Inspiring JournalismMedia Online dan Inspiring Journalism
Media Online dan Inspiring Journalism
 
Jenis jenis feature
Jenis jenis featureJenis jenis feature
Jenis jenis feature
 
Hakekat Jurnalistik
Hakekat JurnalistikHakekat Jurnalistik
Hakekat Jurnalistik
 
jurnalistik per2.ppt
jurnalistik per2.pptjurnalistik per2.ppt
jurnalistik per2.ppt
 
Syarifudin, dakwah melalui media cetak
Syarifudin, dakwah melalui media cetakSyarifudin, dakwah melalui media cetak
Syarifudin, dakwah melalui media cetak
 
Syarifudin, dakwah melalui media cetak
Syarifudin, dakwah melalui media cetakSyarifudin, dakwah melalui media cetak
Syarifudin, dakwah melalui media cetak
 
Syarifudin, dakwah melalui media cetak
Syarifudin, dakwah melalui media cetakSyarifudin, dakwah melalui media cetak
Syarifudin, dakwah melalui media cetak
 
Pelatihan Jurnalistik Buat Anak SMA se Banten
Pelatihan Jurnalistik Buat Anak SMA se BantenPelatihan Jurnalistik Buat Anak SMA se Banten
Pelatihan Jurnalistik Buat Anak SMA se Banten
 
Media massa atau pers
Media massa atau persMedia massa atau pers
Media massa atau pers
 
Jurnalisme Warga 1
Jurnalisme Warga 1Jurnalisme Warga 1
Jurnalisme Warga 1
 
Materi-Mata-Kuliah-Jurnalistik.ppt
Materi-Mata-Kuliah-Jurnalistik.pptMateri-Mata-Kuliah-Jurnalistik.ppt
Materi-Mata-Kuliah-Jurnalistik.ppt
 

Recently uploaded

421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptxGiftaJewela
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 

Recently uploaded (20)

421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 

John Parlyn Halomoan Sinaga

  • 1. Ruang Lingkup Jurnalistik - Pengetahuan (knowledge) Tentang Jurnalistik - Keterampilan (skill) Jurnalistik/Karya Oleh: John Parlyn Halomoan Sinaga
  • 2. R Eep Saefulloh Fatah: Pers sebagai pilar keempat demokrasi: eksekutif, legislatif, dan yudikatif....PERS Pasal 3 Ayat (1) UU No. 40 Tahun 1999 Tentang Pers mengatakan bahwa pers nasional mempunyai fungsi sebagai media informasi, pendidikan, hiburan, dan kontrol sosial. Dalam Pasal 6 UU No. 40 Tahun 1999 Tentang Pers juga disebutkan bahwa pers harus bisa menjalankan fungsi kontrol perilaku, kritik, koreksi, dan saran terhadap hal-hal yang menjadi keprihatinan publik.
  • 3. 1. Pengetahuan (Umum) Surat Kabar /Kegiatan Jurnalistik Pertama Surat kabar tulisan tangan pertama dibuat sejak jaman Julius Caesar (100 – 44 sebelum Masehi). Papan Pengumuman: Menulis hal-hal penting yang harus diketahui oleh anggota senat dan masyarakat luas. Isinya, kegiatan kerajaan yang hasilnya diumumkan di tempat umum. Isi pengumuman itu dibagi menjadi dua : 1. Acta Senatus : Berisi laporan singkat tentang jalannya persidangan yang diikuti oleh anggota senat. Keputusan yang diambil dalam rapat senat dipajang dalam papan pengumuman ini. 2. Acta Diurna: Berisi keputusan hasil rapat-rapat dan kejadian penting lainnya. Tidak hanya berisi berita atau pengumuman, tetapi juga berisi hal-hal menarik, hangat atau yang tengah menjadi perhatian umum (aktual).
  • 4. Acta Senatus & Acta Diurna ditulis dan diisi secara kontinyu atau terus menerus setiap hari yang isinya kejadian aktual dan universal. Papan pengumuman itu oleh masyarakat Roma dikenal dengan Forum Romanum Karena sifat dan bentuk isinya itu maka pengumuman itu disebut Diurnarius.
  • 5. Jurnalistik (journalistic) artinya kewartawanan atau kepenulisan. Kata dasarnya “jurnal” (journal), artinya laporan atau catatan, atau “jour” dalam bahasa Prancis yang berarti “hari” (day). Kata Diurnarius itu oleh orang Inggris diucapkan dengan journalist yang kemudian digunakan untuk menyebut kegiatan berkaitan dengan pencarian, pengumpulan, pengolahan dan penyiaran berita atau kewartawanan.
  • 6. Secara konseptual.. jurnalistik dapat dipahami dari tiga sudut pandang: Proses. Teknik. Ilmu. Koran tulisan tangan pertama yang terbit di Indonesia adalah Memorie der Neuvelles tahun 1615 atas insiatif Gubernur Belanda waktu itu Jan Pieterzooncoon untuk mendukung semangat tentaranya melawan raja Banten, Mangkubumi dan raja Jakarta, Widjajakarta.
  • 7. Sebagai proses, jurnalistik adalah “aktivitas” mencari, mengolah, menulis, dan menyebarluaskan informasi kepada publik melalui media massa. Aktivitas ini dilakukan oleh wartawan (jurnalis). Sebagai teknik, jurnalistik adalah “keahlian” (expertise) atau “keterampilan” (skill) menulis karya jurnalistik (berita, artikel, feature) termasuk keahlian dalam pengumpulan bahan penulisan seperti peliputan peristiwa (reportase) dan wawancara Sebagai ilmu, jurnalistik adalah “bidang kajian” mengenai pembuatan dan penyebarluasan informasi (peristiwa, opini, pemikiran, ide) melalui media massa.
  • 8. Jurnalistik termasuk ilmu terapan (applied science), dinamis, berkembang sesuai TI dan dinamika masyarakat itu sendiri. Secara praktis, proses pembuatan informasi atau berita (news processing) dan penyebarluasannya melalui media massa. Kris Budiman (2005): Jurnalistik: Kegiatan penyiapan, penulisan, penyuntingan, dan penyampaian berita kepada khalayak melalui saluran media tertentu.
  • 9. M. Ridwan, adalah suatu kepandaian praktis mengumpulkan, mengedit berita untuk pemberitaan dalam surat kabar, majalah, atau terbitan terbitan berkala lainnya. Selain bersifat ketrampilan praktis, jurnalistik merupakan seni. Onong U. Effendi, jurnalistik adalah teknik mengelola berita sejak dari mendapatkan bahan sampai kepada menyebarluaskannya kepada khalayak. Pada mulanya jurnalistik hanya mengelola hal-hal yang sifatnya informatif saja. Adinegoro, jurnalistik adalah semacam kepandaian karang- mengarang yang pokoknya memberi perkabaran pada masyarakat dengan selekas-lekasnya agar tersiar seluas-luasnya. Summanang, mengutarakan lebih singkat lagi, jurnalistik adalah segala sesuatu yang menyangkut kewartawanan.
  • 10. Kegiatan: Jurnalistik Kini, tidak lagi sebatas penyampai informasi kepada masyarakat, tapi mempunyai tanggung jawab dalam menampilkan fakta-fakta untuk selalu bertindak objektif dalam setiap pemberitaan.
  • 11. Berdasarkan media yang digunakan: - jurnalistik cetak (print journalism), - elektronik (electronic journalism). - jurnalistik secara tersambung (online journalism). Output: jurnalistik tidak lagi sebatas media cetak seperti surat kabar, majalah, dsb., namun meluas menjadi media elektronik seperti radio atau televisi dan online.
  • 12. Dari Kegiatan dan Output Jurnalistik, terdapat empat komponen dalam dunia jurnalistik: 1. Informasi 2. Penyusunan informasi 3. Penyebarluasan informasi 4. Media massa.
  • 13. Ad 1. Informasi adalah: pesan, ide, laporan, keterangan, atau pemikiran. Dalam jurnalistik, informasi dimaksud adalah news (berita) Berita adalah: laporan peristiwa yang bernilai jurnalistik atau memiliki nilai berita (news values) – aktual, faktual, penting dan menarik. Berita disebut juga “informasi terbaru”.
  • 14. Ad 2. Penyusun Informasi Yang bertugas: mulai dari Pemimpin Redaksi, Redaktur Pelaksana, Redaktur Desk, Reporter, Fotografer, Koresponden, hingga Kontributor UU No. 40/1999: wartawan adalah “orang yang melakukan aktivitas jurnalistik secara rutin”. Untuk menjadi wartawan, seseorang harus memenuhi kualifikasi berikut ini: 1. Menguasai teknik jurnalistik, yaitu skill meliput dan menulis berita, feature, dan tulisan opini. 2. Menguasai bidang liputan (beat). 3. Menguasai dan menaati Kode Etik Jurnalistik.
  • 15. Ad 3. Penyebarluasan Informasi Informasi yang sudah dikemas dalam bentuk media massa (cetak). Diserbarluaskan bagian marketing atau bagian usaha–sirkulasi/distribusi, promosi, dan iklan. Ad 4. Media Massa Media Massa: sarana komunikasi massa (channel of mass communication). Komunikasi massa artinya proses penyampaian pesan, gagasan, atau informasi kepada orang banyak (publik) secara serentak.
  • 16. Ciri-ciri Jurnalistik/Jurnalisme (Luwi Ishwara, 2005): a. Skeptis Sikap untuk selalu mempertanyakan segala sesuatu, meragukan apa yang diterima, dan mewaspadai segala kepastian agar tidak mudah tertipu. Inti dari skeptis adalah keraguan. b. Bertindak (action) Tidak menunggu sampai peristiwa itu muncul, tetapi mencari dan mengamati dengan ketajaman naluri seorang wartawan.
  • 17. c. Berubah Perubahan merupakan hukum utama jurnalisme. Media bukan lagi sebagai penyalur informasi, tapi fasilitator, penyaring dan pemberi makna dari sebuah informasi. d. Seni dan Profesi Wartawan melihat dengan mata yang segar pada setiap peristiwa untuk menangkap aspek-aspek yang unik. e. Peran Pers Pers sebagai pelapor, bertindak sebagai mata dan telinga publik, melaporkan peristiwa-peristiwa di luar pengetahuan masyarakat dengan netral dan tanpa prasangka. (wakil publik, peran jaga, dan pembuat kebijaksanaan serta advokasi)
  • 18. 2. Keterampilan Membahas jurnalistik = "berita" / "news". a. Apa itu berita? Kris Budiman (2005): - laporan suatu peristiwa atau kejadian yang terbaru (aktual); - laporan mengenai fakta-fakta yang aktual, menarik perhatian, dinilai penting, atau luar biasa.
  • 19. b. Sumber Berita: Beberapa petunjuk yang dapat membantu pengumpulan informasi (Eugene J. Webb dan Jerry R. Salancik dalam Luwi Iswara, 2005) berikut ini. - Observasi - Wawancara. - Pencarian /penelitian melalui dokumen publik. - Partisipasi dalam peristiwa.
  • 20. c. Nilai Berita (Kris Budiman,2005) Berita haruslah memuat nilai berita: - Objektif: berdasarkan fakta, tidak memihak. - Aktual: terbaru, belum "basi". - Luar biasa: besar, aneh, janggal, tidak umum. - Penting: pengaruh atau dampaknya bagi orang banyak; menyangkut orang penting/terkenal. - Jarak: familiaritas, kedekatan (geografis, kultural, psikologis).
  • 21. Masri Sareb Putra (2006): -sesuatu yang unik, - sesuatu yang luar biasa, -sesuatu yang langka, - sesuatu yang dialami/dilakukan/menimpa orang (tokoh) penting, -menyangkut keinginan publik, - yang tersembunyi, - sesuatu yang sulit untuk dimasuki, - sesuatu yang belum banyak/umum diketahui, - pemikiran dari tokoh penting, - komentar/ucapan dari tokoh penting, - kelakuan/kehidupan tokoh penting, dan - hal lain yang luar biasa.
  • 22. Stovall (2005) 1. Berdampak; Informasi yang memiliki dampak terhadap aktivitas sehari-hari masyarakat bahkan secara fundamental mempengaruhi seluruh sistem di mana masyarakat itu berada. Contoh: Pemberitaan tentang pemilihan kepala daerah, menghilangnya barang-barang kebutuhan pokok.
  • 23. 2. Dibatasi tenggat waktu; Informasi menjadi kurang penting jika sudah terlalu lama berlangsung namun baru saja diulas. Contoh: Tragedi terowongan maut di Mina pada musim haji tahun 1996 akan menjadi biasa-biasa saja ketika baru disampaikan sekarang. 3. Selebritas; Keterkenalan seseorang sebagai daya tarik. Contoh: Wajar-wajar saja orang berpoligami, namun ketika Aa Gym – seorang ulama favorit, maka akan menjadi bahan perbincangan publik
  • 24. 4. Proksimitas; Kedekatan geografis dan atau psikologis dengan pembaca/ pemirsa akan menjadikan suatu informasi mendapat atensi yang besar. Contoh: Ketika kita tinggal di Bogor, segala informasi yang berkait dengan Bogor menjadi lebih diperhatikan, ketimbang mereka yang tidak tinggal di kota hujan ini. Namun, dapat saja meskipun tidak tinggal di Bogor, seorang alumni IPB akan selalu memiliki emosi-psikologis dengan sesuatu yang berkaitan dengan Bogor meskipun dia tidak lagi tinggal di kota ini.
  • 25. 5. Bermuatan Konflik; Informasi akan menarik ketika di dalamnya memuat unsur-unsur yang saling berbeda. Contoh: Pembunuhan Munir menyedot perhatian banyak khalayak, tidak hanya karena sosok Munir yang dicitrakan sebagai pejuang HAM, melainkan karena adanya dugaan kontroversial keterlibatan Intelejen dibalik peristiwa tersebut.
  • 26. 6. Unik; Sesuatu yang biasa-biasa saja tidak akan mendapat perhatian dibandingkan yang berbeda bahkan tidak lazim Contoh: Kalau seorang lelaki berpoligami mungkin sudah dianggap angin lalu, namun jika perempuan berpoliandri? 7. Isu Kekinian; Hal yang sedang menjadi fokus perbincangan, akan menarik untuk dikemukakan di depan publik. Contoh : Ketika HM Soeharto harus dilarikan ke rumah sakit karena kegagalan fungsi-fungsi vital tubuh, media sibuk memberitakannya dari berbagai skema, dari perbandingan pelayanan kesehatan antara sesama mantan presiden, masalah yang berkait dengan hukum dan politik, bahkan kemungkinannya meninggal dunia
  • 27. d. Angle Angle adalah sudut pandang. Menulis berita yang baik hanya dapat dilakukan setelah terlebih dahulu memastikan sudut pandang berita. Angle yang diambil adalah yang paling menarik. Setiap sudut pandang yang diambil harus ditentukan peristiwa/narasumber/data pendukungnya
  • 28. Wartawan terkadang tidak bebas menulis sudut pandangnya. Ada beberapa faktor yang menentukan sudut pandang wartawan: Misalnya: Liputan Banjir di Jakarta 1. Ditentukan politik pemberitaan media. Jika media pendukung Gubernur Jokowi, sudut pandang yang diambil, bagaimana semangat sang Gubernur membantu pengungsi. Wartawan akan menulis Jokowi dengan sukarela menerobos air keruh, tidak ada rasa sungkan. Dan menggambarkan bagaimana Jokowi sangat ramah kepada penduduk yang menyambutnya. Jokowi bak pahlawan! Jika media berseberangan dengan Jokowi? Angle. Jokowi yang hanya suka blusukan tidak jelas konsep dalam menangani banjir. Wartawan akan mencari penduduk yang bisa menceritakan tuntutan dia kepada Jokowi agar bekerja lebih baik. Wartawan juga akan menghubungi pengamat perkotaan tentang perlunya penanganan banjir secara menyeluruh, bukan hanya meninjau banjir, kemudian dilupakan.
  • 29. 2, ditentukan jenis media (umum/khusus). Umum, hanya akan memuat banjir dalam gambaran umum, seperti berapa luas banjir, pengungsinya berapa banyak, bantuan yang sudah datang apa saja dan sebagainya. Media bersifat khusus (majalah ekonomi), akan menulis dampak banjir terhadap kehidupan ekonomi masyarakat/pemerintahan. Mis, dampak pada saham. 3, ditentukan karakter penulisan (top down/button up) top down akan melihat banjir dari sudut pandang pejabat. Mis, tentang batuan untuk pengungsi. button up tentang bagaimana perasaan/penderitaan masyarakat dan harapannya kepada pemerintah. Tapi yang perlu diingat, apapaun angle yang ditulis, fakta tetap harus nomor satu.
  • 30. e. Penulisan Berita Berita harus memuat “fakta“, di dalamnya terkandung 5W + 1H. (Lasswell, dalam Masri Sareb 2006) Who - siapa yang terlibat di dalamnya? What - apa yang terjadi di dalam suatu peristiwa? Where- di mana terjadinya peristiwa itu? Why - mengapa peristiwa itu terjadi? When - kapan terjadinya? How- bagaimana terjadinya?
  • 31. f. Bahasa Jurnalistik. Bahasa yang di gunakan oleh para jurnalis/wartawan dalam menyusun dan menyajikan, memuat, menyiarkan, dan menayangkan berita serta laporan peristiwa atau pernyataan yang benar, aktual, penting dan atau menarik dengan tujuan agar mudah dipahami isinya dan cepat di tangkap maknanya. Secara spesifik: ada jurnalistik surat kabar, bahasa jurnalistik tabloid, bahasa jurnalistik majalah, bahas jurnalistik radio siaran, bahasa jurnalistik tv, dan bahasa jurnalistik media media online internet.
  • 32. 17 ciri utama bahasa jurnalistik: (Sumadiria, 2010) 1. Sederhana Mengutamakan/ memilih kata atau kalimat yang paling banyak di ketahui maknanya oleh khalayak pembaca yang sangat heterogen. 2. Singkat Langsung ke pokok masalah, tidak memboroskan waktu pembaca yang sangat berharga. 3. Padat Setiap kalimat dan paragrap memuat banyak informasi penting dan menarik untuk pembaca. 4. Lugas Lugas berarti tegas, tidak ambigu (memiliki banyak makna alias tidak jelas maksudnya sehingga membuat bingung & salah paham),
  • 33. 5. Jelas Mudah di tangkap maksudnya tidak baur dan kabur. 6. Jernih Transparan/tidak menyembunyikan sesuatu yang lain yang bersifat negatif seperti prasangka atau fitnah. 7. Menarik Mampu membangkitkan minat dan perhatian pembaca, memicu selara pembaca. 8. Demokratis Tidak mengenal tingkatan, pangkat, kasta. Bahasa jurnalistik memperlakukan siapa pun apakah wakil DPR ataukah tukang ojek, bahkan pengemis dan pemulung secara sama.
  • 34. 9. Populis Akrab di telinga, di mata, dan di pikiran khalayak pembaca, pendengar, atau pemirsa. 10. Logis Dapat diterima tanpa adanya pertentangan dengan akal sehat. Sekaligus mencerminkan nalar. 11. Gramatikal Mengikuti kaidah tata bahasa baku. 12. Menghindari kata tutur Kata yang biasa digunakan dalam percakapan sehari-hari secara informal. 13. Menghindari kata dan istilah asing Harus tahu arti/makna setiap kata yang dibaca dan didengar.
  • 35. 14. Pilih kata (diksi) yang tepat Tidak keluar dari asas efektivtas. Harus tepat dan akurat 15. Menguatkan kalimat aktif Untuk mempermudah dan memperjelas pemahaman sehingga tidak menyesatkan dan mengaburkan pemahaman. Dalam kalimat aktif, subjek sebagai pelaku tindakan—yang menyatakan/melakukan sesuatu. Sedangkan dalam kalimat pasif, subjek dikenai tindakan. 16. Menghindari kata atau istilah tekhnis Harus sederhana, mudah dipahami, ringan dibaca, dan yang paling penting tidak membuat pusing 17. Tunduk pada kaidah etika Terkait fungsi utama pers yaitu, edukasi (mendidik).
  • 36. Tapi, terkadang Bahasa Jurnalistik tidak mengikuti Konsep EYD. Bisa saja, namun tidak boleh luput dari fungsi pokoknya sebagai penyampai fakta. Mis. M’sia. S’pur Dengan Catatan.. selaras dan semakna dengan apa yang diucapkan narasumber.
  • 37. Tersusun secara terpadu dalam sebuah berita. Susunan yang paling sering “piramida terbalik”. Metode ini lebih menonjolkan inti berita saja g. Anatomi Berita/Unsur-Unsur Seperti tubuh kita, berita juga mempunyai bagian-bagian, di antaranya: Judul atau kepala berita (headline). Baris tanggal (dateline). Teras berita (lead atau intro). Tubuh berita (body).
  • 38.
  • 39.
  • 40. Jam Pasir Bentuk modifikasi dari piramida terbalik: ===> “jam pasir.” Dimulai dengan informasi yang paling penting – tapi setelah beberapa paragraf terjadi pembelokan dan menjadi sebuah narasi, biasanya diceritakan dalam susunan kronologis. Berlian Struktur ini akan mulai dengan sebuah anekdot, memperkenalkan seorang tokoh yang pengalamannya menggambarkan ihwal berita itu. Kisah kecil ini kemudian akan melebar untuk menunjukkan maknanya yang lebih luas. Menjelang akhir berita, wartawan akan kembali ke masing-masing tokoh dalam berita itu sebagai cara untuk menutup narasi.
  • 41. h. Berdasarkan jenisnya: 1. "straight news“ berisi laporan peristiwa politik, ekonomi, masalah sosial, dan kriminalitas. (BERITA KERAS/hard news). 2. "feature" atau berita kisah. bersifat naratif, berkisah mengenai aspek-aspek insani (human interest). Tidak terikat pada nilai- nilai berita dan faktualitas. 3. berita investigatif (investigative news), berupa hasil penyelidikan seorang/tim secara lengkap dan mendalam dalam pelaporannya.
  • 42. Mesin cetak pertama kali di dunia dibuat Johann Gutenbuerg (1450) di Kota Minz Jerman. Koran pertama di Eropa (1609) di kota Wolfenbuttel nama Avisa Relation Order Zeitung, kemudian surat kabar Relation dicetak di Strassburg. Tak lama setelah itu, tahun 1618 koran pertama di Belanda terbit di Amsterdam Belanda diterbitkan oleh Casper van Hibben yang diberi nama Courante Mijn Italien Duijtschabladtee. Menyusul kemudian terbit Tijdighe Mijn Verathy de Qualteren diterbitkan oleh Janszen dalam edisi bahasa Belanda, Prancis dan Inggris. Koran pertama yang terbit di Inggris tahun 1622 bernama Courant of General News, sedangkan surat kabar pertama di Prancis terbit pada tahun 1631 oleh Theopraste Renoudot yang diberi nama Gazette. AS menerbitkan surat kabar pertama The Boston News Letter pada tahun 1704.
  • 43. Surat kabar harian pertama di Eropa adalah Leiziger Zeitung (Jerman/ 1660), Inggris menerbitkan harian pertama Daily Courant (1702). Di Prancis Journal de Paris (1777), di AS harian pertama Pensylvania Packet (1784). Tapi dalam Ensiklopedia Indonesia menyebutkan surat kabar tertua di dunia adalah Tjin Tie Kwan Po dan Hino Tsjao diterbitkan di Cina 400 SM. Kata Pers yang digunakan untuk orang/bidang yang bergerak dalam bidang jurnalistik berasal dari kata bahasa Inggris Press, sedangkan dalam bahasa Prancis disebut Preses yang berarti tekanan, jepitan atau pipitan.
  • 44. Berita Online Jurnalisme online mengandung ciri jurnalisme cetak dan siaran/elektronik. Jurnalistik online = “jurnalistik generasi ketiga” (setelah cetak dan elektronik ) (Kombinasi) sebuah berita (teks) yang mencakup unsur-unsur tambahan seperti foto, audio, dan video, atau hyperlink ke lebih banyak informasi lain.
  • 45. Jurnalisme daring: Gabungan kata “jurnalisme” yang memiliki makna penyajian informasi dan fakta secara luas melalui media massa kepada publik, dengan kata “daring”, yang merupakan bentuk singkatan dari kata "dalam jaringan" (online), yang dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang berhubungan dengan teknologi dan media internet.
  • 46. Jadi... jurnalisme daring adalah sebuah metode baru penyajian informasi dan fakta dengan menggunakan bantuan atau perantara teknologi internet. Salah satu contoh dari perwujudan jurnalisme daring adalah weblog, atau yang sering disebut sebagai blog.
  • 47. Prinsip-prinsip dasar jurnalisme daring: Paul Bradshaw B-A-S-I-C, yakni 'Brevity – Adaptability – Scannability – Interactivity –Community and Coversation‘ •Keringkasan (Brevity). Dituntut bersifat ringkas, sesuai kebutuhan manusia dan kesibukannya. ‘KISS’, yakni Keep It Short and Simple. •Adaptabilitas (Adaptabilty). Dituntut mampu menyesuaikan diri dengan kebutuhan publik, membuat berbagai keragaman format suara, video, gambar dan lain-lain dalam suatu berita. •Dapat dipindai (Scannability). Untuk memudahkan audiens, situs-situs terkait dengan jurnalisme daring memiliki sifat dapat dipindai, agar pembaca tidak merasa terpaksa dalam membaca informasi atau berita.
  • 48. Perubahan penting dengan kehadiran jurnalistik online : - cepat - berita menjadi “gratis”. - tidak perlu menunggu hari baru (besok) untuk mengetahui peristiwa hari ini. •Interaktivitas (Interactivity). Pemirsa (viewer) sekaligus menjadi pengguna (user). Karena semakin audiens merasa dirinya dilibatkan, maka mereka akan semakin dihargai dan senang membaca berita yang ada. •Komunitas dan percakapan (Community and Conversation). Peran Media daring lebih besar daripada media konvensional, yakni sebagai penjaring komunitas. Karena itu, Jurnalis daring harus memberi jawaban atau timbal balik kepada publik sebagai sebuah balasan atas interaksi yang dilakukan publik.
  • 49. Penulisan Online Ringkas dan lugas sehingga lebih mudah diikuti. Lead harus memberi pembaca alasan kuat untuk meneruskan bacaannya; salah-salah pembaca akan mengklik ke berita lain. Berita online: lebih pendek dari koran. Pedoman: membatasi sampai 800 kata dan kalau bisa tetap dalam satu halaman.
  • 50. Pers Bebas dan Bertanggung Jawab Kebebasan pers diartikan kebebasan untuk memiliki dan menyatakan pendapat di dunia pers. Pers Nasional = Pers Pancasila = Pers Bertanggungjawab. Karena itu, Pers harus bertanggung jawab dalam pemberitaan dan berusaha menghindari pemberitaan yang dapat memicu pertentangan meskipun memiliki kebebasan
  • 51. Kode Etik Kode etik jurnalistik adalah acuan moral yang mengatur tindak-tanduk seorang wartawan. Kode etik jurnalistik bisa berbeda dari satu organisasi ke organisasi lain, dari satu koran ke koran yang lain. Tapi secara umum berisi hal-hal yang menjamin terpenuhinya tanggung jawab seorang wartawan kepada publik pembacanya.
  • 52. Hal-hal tersebut adalah sebagai berikut: 1. Tanggung jawab tugas atau kewajiban seorang wartawan adalah mengabdikan diri kepada kesejahteraan umum dengan memberi masyarakat informasi yang memungkinkan masyarakat membuat penilaian terhadap sesuatu masalah yang mereka hadapi. Wartawan tak boleh menyalahgunakan kekuasaan untuk motif pribadi atau tujuan yang tak berdasar. 2. Kebebasan Kebebasan berbicara dan menyatakan pendapat adalah milik setiap anggota masyarakat (milik publik) dan wartawan menjamin bahwa urusan publik harus diselenggarakan secara publik. Wartawan harus berjuang melawan siapa saja yang mengeksploitasi pers untuk keuntungan pribadi atau kelompok
  • 53. 3. Independensi Wartawan harus mencegah terjadinya benturan kepentingan (conflict of interest) dalam dirinya. Dia tak boleh menerima apapun dari sumber berita atau terlibat dalam aktifitas yang bisa melemahkan integritasnya sebagai penyampai informasi atau kebenaran. 4. Kebenaran Wartawan adalah mata, telinga dan indera dari pembacanya. Dia harus senantiasa berjuang untuk memelihara kepercayaan pembaca dengan meyakinkan kepada mereka bahwa berita yang ditulisnya adalah akurat, berimbang dan bebas dari bias.
  • 54. 5. Tak Memihak Laporan berita dan opini harus secara jelas dipisahkan. 6. Adil dan Fair Wartawan harus menghormati hak-hak orang yang terlibat dalam berita yang ditulisnya serta mempertanggungjawabkan kepada publik bahwa berita itu akurat serta fair. Orang yang dipojokkan oleh sesuatu fakta dalam berita harus diberi hak untuk menjawab.
  • 55. Tugas Wartawan(Bill Kovach dan Tom Rosenstiel): 1. authenticator, wartawan harus bisa memeriksa keabsahan suatu informasi. 2. sense maker, mampu menerangkan apakah informasi itu masuk akal atau tidak. 3. investigator, mampu mengawasi kekuasaan dan membongkar kejahatan. 4. witness bearer, kejadian-kejadian tertentu harus diteliti dan dipantau kembali dan dapat bekerja sama dengan reporter warga.
  • 56. 5. empowerer, saling melakukan pemberdayaan antara wartawan dan warga untuk menghasilkan dialog yang terus- menerus pada keduanya. 6. smart aggregator, harus cerdas berbagi sumber berita yang bisa diandalkan 7. forum organizer, organisasi berita (baik lama/baru), dapat berfungsi sebagai alun-alun di mana warga bisa memantau suara dari semua pihak, tak hanya kelompok mereka sendiri. 8. role model, tak hanya bagaimana karya dan bagaimana cara wartawan menghasilkan karya tersebut, namun juga tingkah laku wartawan masuk dalam ranah publik untuk dijadikan contoh.
  • 57. Asep Syamsul M. Romli (dalam http://romeltea.com/sejauh-mana-sih-peran-seorang-wartawan/) Standar Profesi Wartawan (real journalist) setidaknya ada enam: •Well selected, harus terseleksi dengan baik. Memenuhi kriteria profesionalisme/ keterampilan jurnalistik serta menaati kode etik jurnalistik. •Well educated, terdidik dengan baik. Seyogianya melalui tahap pendidikan kewartawanan/melalui pelatihan jurnalistik yang terpola dan terarah secara baik. •Well trained, terlatih dengan baik. Akibat kurang terlatih banyak berita muncul di media, kurang cermat, tidak enak dibaca, dan bahkan menyesatkan. •Well equipped, peralatan memadai. Tidak akan optimal tanpa dukungan fasilitas. •Well paid, digaji secara layak. “budaya amplop”. Kasus pemerasan dan penyalahgunaan profesi wartawan akan terus muncul akibat “tuntutan perut”. •Well motivated, memiliki motivasi yang baik. Motivasi di sini lebih pada idealisme, bukan materi. Jika motivasiya berlatar uang, maka tidak bisa diharapkan menjadi wartawan profesional atau wartawan sejati.
  • 58. Jurnalis itu..! Bela Yang Benar. atau Bela Yang Bayar
  • 59. -Budiman, Kris. 2005. "Dasar-Dasar Jurnalistik”, Artikel Kristina Dwi Lestari dalam http://pelitaku.sabda.org/dasar_dasar_jurnalistik - Ishwara, Luwi. 2005. "Catatan-Catatan Jurnalisme Dasar". Jakarta: Penerbit Buku Kompas. -Putra, R. Masri Sareb. 2006. "Teknik Menulis Berita dan Feature". Jakarta: Indeks. - “Dasar-Dasar Jurnalistik untuk Pemula” dalam http://www.romelteamedia.com/dasar-dasar-jurnalistik-untuk- pemula/#.UyMYH_l_vHQ -“Jurnalisme Dasar” dalam http://vivixtopz.wordpress.com/modul- kuliah/jurnalistik-2/jurnalisme-dasar/ -- “Dasar Dasar Jurnalistik” dalam http://sinaukomunikasi.wordpress.com/2011/10/06/dasar-dasar-jurnalistik/ - http://id.wikipedia.org/wiki/Jurnalisme_daring - http://romeltea.com/sejauh-mana-sih-peran-seorang-wartawan/ -http://www.kabar24.com/inspirasi/read/20121228/22/119368/8-fungsi-wartawan-di- tengah-banjirnya-informasi -Haris Sumadiria , 2010,Bahasa Jurnalistik Panduan Praktis Penulis dan Jurnalis, Bandung Ekspres “Pemateri MEMOHON MAAF, apabila dalam paparan ini ada pemakaian tulisan/kutipan/photo/gambar tanpa seizin pemilik hak cipta”
  • 60. KODE ETIK JURNALISTIK (KEJ) Kemerdekaan berpendapat, berekspresi, dan pers adalah hak asasi manusia yang dilindungi Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, dan Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia PBB. Kemerdekaan pers adalah sarana masyarakat untuk memperoleh informasi dan berkomunikasi, guna memenuhi kebutuhan hakiki dan meningkatkan kualitas kehidupan manusia. Dalam mewujudkan kemerdekaan pers itu, wartawan Indonesia juga menyadari adanya kepentingan bangsa, tanggung jawab sosial, keberagaman masyarakat, dan norma-norma agama. Dalam melaksanakan fungsi, hak, kewajiban dan peranannya, pers menghormati hak asasi setiap orang, karena itu pers dituntut profesional dan terbuka untuk dikontrol oleh masyarakat. Untuk menjamin kemerdekaan pers dan memenuhi hak publik untuk memperoleh informasi yang benar, wartawan Indonesia memerlukan landasan moral dan etika profesi sebagai pedoman operasional dalam menjaga kepercayaan publik dan menegakkan integritas serta profesionalisme. Atas dasar itu, wartawan Indonesia menetapkan dan menaati Kode Etik Jurnalistik:
  • 61. Pasal 1 Wartawan Indonesia bersikap independen, menghasilkan berita yang akurat, berimbang, dan tidak beritikad buruk. Pasal 2 Wartawan Indonesia menempuh cara-cara yang profesional dalam melaksanakan tugas jurnalistik. Pasal 3 Wartawan Indonesia selalu menguji informasi, memberitakan secara berimbang, tidak mencampurkan fakta dan opini yang menghakimi, serta menerapkan asas praduga tak bersalah. Pasal 4 Wartawan Indonesia tidak membuat berita bohong, fitnah, sadis, dan cabul. Pasal 5 Wartawan Indonesia tidak menyebutkan dan menyiarkan identitas korban kejahatan susila dan tidak menyebutkan identitas anak yang menjadi pelaku kejahatan. Pasal 6 Wartawan Indonesia tidak menyalahgunakan profesi dan tidak menerima suap.
  • 62. Pasal 7 Wartawan Indonesia memiliki hak tolak untuk melindungi narasumber yang tidak bersedia diketahui identitas maupun keberadaannya, menghargai ketentuan embargo, informasi latar belakang, dan “off the record” sesuai dengan kesepakatan Pasal 8 Wartawan Indonesia tidak menulis atau menyiarkan berita berdasarkan prasangka atau diskriminasi terhadap seseorang atas dasar perbedaan suku, ras, warna kulit, agama, jenis kelamin, dan bahasa serta tidak merendahkan martabat orang lemah, miskin, sakit, cacat jiwa atau cacat jasmani. Pasal 9 Wartawan Indonesia menghormati hak narasumber tentang kehidupan pribadinya, kecuali untuk kepentingan publik. Pasal 10 Wartawan Indonesia segera mencabut, meralat, dan memperbaiki berita yang keliru dan tidak akurat disertai dengan permintaan maaf kepada pembaca, pendengar, dan atau pemirsa. Pasal 11 Wartawan Indonesia melayani hak jawab dan hak koreksi secara proporsional. Jakarta, Selasa, 14 Maret 2006
  • 63. 1. Aliansi Jurnalis Independen (AJI); Abdul Manan 2. Aliansi Wartawan Independen (AWI); Alex Sutejo 3. Asosiasi Televisi Swasta Indonesia (ATVSI); Uni Z Lubis 4. Asosiasi Wartawan Demokrasi Indonesia (AWDI); OK. Syahyan Budiwahyu 5. Asosiasi Wartawan Kota (AWK); Dasmir Ali Malayoe 6. Federasi Serikat Pewarta; Masfendi 7. Gabungan Wartawan Indonesia (GWI); Fowa’a Hia 8. Himpunan Penulis dan Wartawan Indonesia (HIPWI); RE Hermawan S 9. Himpunan Insan Pers Seluruh Indonesia (HIPSI); Syahril 10. Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI); Bekti Nugroho 11. Ikatan Jurnalis Penegak Harkat dan Martabat Bangsa (IJAP HAMBA); Boyke M. Nainggolan 12. Ikatan Pers dan Penulis Indonesia (IPPI); Kasmarios SmHk 13. Kesatuan Wartawan Demokrasi Indonesia (KEWADI); M. Suprapto 14. Komite Wartawan Reformasi Indonesia (KWRI); Sakata Barus 15. Komite Wartawan Indonesia (KWI); Herman Sanggam 16. Komite Nasional Wartawan Indonesia (KOMNAS-WI); A.M. Syarifuddin 17. Komite Wartawan Pelacak Profesional Indonesia (KOWAPPI); Hans Max Kawengian 18. Korp Wartawan Republik Indonesia (KOWRI); Hasnul Amar 19. Perhimpunan Jurnalis Indonesia (PJI); Ismed Hasan Putro 20. Persatuan Wartawan Indonesia (PWI); Wina Armada Sukardi 21. Persatuan Wartawan Pelacak Indonesia (PEWARPI); Andi A. Mallarangan 22. Persatuan Wartawan Reaksi Cepat Pelacak Kasus (PWRCPK); Jaja Suparja Ramli 23. Persatuan Wartawan Independen Reformasi Indonesia (PWIRI); Ramses Ramona S. 24. Perkumpulan Jurnalis Nasrani Indonesia (PJNI); Ev. Robinson Togap Siagian 25. Persatuan Wartawan Nasional Indonesia (PWNI); Rusli 26. Serikat Penerbit Suratkabar (SPS) Pusat; Mahtum Mastoem 27. Serikat Pers Reformasi Nasional (SEPERNAS); Laode Hazirun 28. Serikat Wartawan Indonesia (SWI); Daniel Chandra 29. Serikat Wartawan Independen Indonesia (SWII); Gunarso Kusumodiningrat.