1. PERCOBAAN VI
PENETAPAN KADAR Hb
I. Tujuan
Tujuan dari percobaan ini yaitu untuk menentukan kadar Hb dalam darah
secara kuintatif dengan metode sanmenthemoglibin.
II. Dasar Teori
Hemoglobin adalah protein yang kaya akan zat besi. Memiliki afinitas
(daya gabung) terhadap oksigen dan dengan oksigen itu membentuk
oxihemoglobin di dalam sel darah merah. Dengan melalui fungsi ini maka oksigen
dibawa dari paru-paru ke jaringan-jaringan (Pearce, 1991).
Hemoglobin adalah kompleks protein-pigmen yang mengandung zat besi.
Kompleks tersebut berwarna merah dan terdapat di dalam eritrosit. Sebuah
molekul hemoglobin memiliki empat gugus heme yang mengandung besifero dan
empa trantai globin (Campbel dkk, 2014).
Hemoglobin adalah suatu senyawa protein dengan Fe yang dinamakan
conjugated protein. Sebagai intinya Fe dan dengan rangka protoperphyrin dan
globin (tetra phirin) menyebabkan warna darah merah karena Fe ini. Eryt Hb
berikatan dengan karbon dioksida menjadi karboxy hemoglobin dan warnanya
merah tua. Darah arteri mengandung oksigen dan darah vena mengandung
karbondioksida (Agus, 2012).
Beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi kadar hemoglobin yaitu
sebagai berikut (Sopny, 2010) :
1. Kecukupan Besi dalam Tubuh
Besi dibutuhkan untuk produksi hemoglobin, sehingga anemia defisiensi
besi akan menyebabkan terbentuknya sel darah merah yang lebih kecil dan
kandungan hemoglobin yang rendah. Besi juga merupakan mikronutrien esensial
2. dalam memproduksi hemoglobin yang berfungsi mengangkutoksigen dari paru-
paru ke jaringan tubuh, untuk dieksresikan ke dalam udara pernapasan, sitokrom,
dan komponen lain pada sistem enzim pernapasan seperti sitokrom oksidase,
katalase, dan peroksidase. Besi berperan dalam sintesis hemoglobin dalam sel
darah merah dan mioglobin dalam sel otot.
2. Metabolisme Besi dalam Tubuh
Besi yang terdapat di dalam tubuh orang dewasa sehat berjumlah lebih dari
4 gram. Besi tersebut berada di dalam sel-sel darah merah atau hemoglobin (lebih
dari 2,5 g), myoglobin 150 mg), phorphyrin cytochrome, hati, limpa sumsum
tulang (> 200-1500 mg). Ada dua bagian besi dalam tubuh, yaitu bagian
fungsional yang dipakai untuk keperluan metabolik dan bagian yang merupakan
cadangan. Metabolisme besi dalam tubuh terdiri dari proses absorpsi,
pengangkutan, pemanfaatan, penyimpanan dan pengeluaran.
Kadar haemoglobin dalam darah maupun kerja atau fungsi haemoglobin
yang optimal dalam tubuh dipengaruhi oleh beberapa hal meliputi (Ganong,
2001):
- Makanan atau gizi
- Fungsi jantung dan paru-paru
- Fungsi organ-organ tubuh lain
- Merokok
- Penyakit yang menyertai
Menurut Depkes RI adapun guna hemoglobin antara lain :
Mengatur pertukaran oksigen dengan karbondioksida di dalam jaringan-
jaringan tubuh.
Mengambil oksigen dari paru-paru kemudian dibawa ke seluruh jaringan-
jaringan tubuh untuk dipakai sebagai bahan bakar.
Membawa karbondioksida dari jaringan-jaringan tubuh sebagai hasil
metabolisme ke paru-paru untuk di buang, untuk mengetahui apakah
3. seseorang itu kekurangan darah atau tidak, dapat diketahui dengan pengukuran
kadar hemoglobin. Penurunan kadar hemoglobin dari normal berarti
kekurangan darah yang disebut anemia (Kee, 1997).
Kadar hemoglobin ialah ukuran pigmenrespiratorik dalam butiran-butiran
darah merah. Jumlah hemoglobin dalam darah normal adalah kira-kira 15 gram
setiap 100 ml darah dan jumlah ini biasanya disebut “100 persen”. Batas normal
nilai hemoglobin untuk seseorang sukar ditentukan karena kadar hemoglobin
bervariasi diantara setiap suku bangsa. Namun WHO telah menetapkan batas
kadar hemoglobin normal berdasarkan umur dan jenis kelamin (Sopny, 2010).
Tabel Batas Kadar Hemoglobin
Kelompok Umur Batas Nilai Hemoglobin (gr/ml)
Anak 6 bulan - 6 tahun 11,0
Anak 6 tahun - 14 tahun 12,0
Pria dewasa 13,0
Ibu hamil 11,0
Wanita dewasa 12,0
(Sumber: Sopny, 2010)
Ada beberapa metode pemeriksaan hemoglobin. Diantara metode
pemeriksaan hemoglobin yang paling sering digunakan di laboratorium dan yang
paling sederhana adalah metode sahli, dan yang lebih canggih adalah metode
cyanmethemoglobin (Bachyar, 2002).
Metode yang lebih canggih adalah metode cyanmethemoglobin. Pada
metode ini hemoglobin dioksidasi oleh kalium ferrosianida menjadi
methemoglobin yang kemudian bereaksi dengan ion sianida membentuk sian-
methemoglobin yang berwarna merah. Intensitas warna dibaca dengan fotometer
dan dibandingkan dengan standar. Karena yang membandingkan alat elektronik,
maka hasilnya lebih objektif. Namun, fotometer saat ini masih cukup mahal,
sehingga belum semua laboratorium memilikinya (Bachyar, 2002).
4. III. Alat dan Bahan
a. Alat b. Bahan
1. Gelas ukur 100 ml 1. Darah
2. Pipet tetes 2. Pereaksi drabkin
3. Spektronik 20 3. Alkohol 70%
4. Rak tabung 4. Kapas
5. Kuvet 5. Aquades
6. Tabung reaksi
7. Botol semprot
8. Stopwatch
9. Jarum
10. Tissue
IV. Proseduk Kerja
V. Hasil Pengamatan
Hasil pengamatan yang diperoleh dari percobaan ini adalah sebagai
berikut:
No Tabung Uji
1. Pereaksi drabkin 10 mL
2. Darah segar 0,05 mL
3. Standar Hb -
4. Pendiaman 10 menit
5. Pembacaan serapan 540 nm (A)
- Laki-laki
- Perempuan
1
0,82
6. Hasil Perhitungan
- Laki-laki
- Perempuan
36,80
30,176
5. VI. Perhitungan
a. Laki-laki
1. A = - log T
= - log 10
= 1
Kadar Hb sampel darah laki-laki
Kadar Hb = A x faktor pereaksi
= 1 x 36,80 g/dL
= 36,80 g/Dl
b. Perempuan
2. A = - log T
= - log 15
= - log 0,15
= 0,82
Kadar Hb sampel darah perempuan
Kadar Hb = A x faktor pereaksi
= 0,82 x 36,80 g/dL
= 30,176 g/dL
VII. Persamaan Reaksi
6. VIII. Pembahasan
Hemoglobin adalah kompleks protein-pigmen yang mengandung zat besi.
Kompleks tersebut berwarna merah dan terdapat di dalam eritrosit. Sebuah
molekul hemoglobin memiliki empat gugus heme yang mengandung besifero dan
empa trantai globin (Campbel dkk, 2014).
Hemoglobin adalah protein yang kaya akan zat besi. Memiliki afinitas
(daya gabung) terhadap oksigen dan dengan oksigen itu membentuk
oxihemoglobin di dalam sel darah merah. Dengan melalui fungsi ini maka oksigen
dibawa dari paru-paru ke jaringan-jaringan (Pearce, 1991).
Tujuan dilakukannya percobaan ini yaitu untuk menentukan kadar Hb
dalam darah secara kuintatif dengan metode sanmenthemoglibin (Pembina Mata
Kuliah, 2017).
Prinsip dasar dari metode sianmethemoglobin yaitu hemoglobin diubah
menjadi cyanmethemoglobin dalam larutan yang berisi larutan kalium ferisianida
(K3Fe(CN)6) dan ubah menjadi hemoglobin sianida (HiCN) oleh larutan kalium
sianida (KCN). Absorbansi larutan diukur pada panjang gelombang nm atau filter
hijau. Larutan drabkin yang dipakai pada cara ini mengubah menjadi
cyanmethemoglobin (Agus, 2012).
Prinsip kerja dari metode sianmethemoglobin yaitu darah diencerkan
dengan larutan drabkin sehingga terjadi hemolisis eritrosit dan konversi
hemoglobin menjadi hemoglobinsianida (cyanmethemoglobin). Larutan yang
terbentuk selanjutnya diperiksa dengan sperktrofotometer yang absorbansinya
sebanding dengan kadar hemoglobin dalam darah (Sopny, 2010).
Pada percobaan ini sampel darah yang digunakan adalah sampel darah
laki-laki dan perempuan. Perlakuan pertama yang dilakukan adalah menyiapkan
darah (darah laki-laki dan perempuan) kemudian memasukkannya ke dalam dua
buah tabung reaksi sebagai sampel darah yang akan diperiksa. Setelah itu ke
dalam masing-masing sampel darah menambahkan pereaksi drabkin sebanyak 10
7. mL. Tujuan penambahan pereaksi drabkin adalah untuk mengubah hemoglobin
(Hb) menjadi pigmen yang lebih stabil, yaitu sianmetHb. Pereaksi tunggal yang
mengandung kalium sianida dan kalium ferisianida. Penambahan pereaksi ini
menyebabkan ion kompleks ferisianida akan mengoksidasi besi hemoglobin
dalam sampel darah yang berada dalam bentuk Ferro [Fe(II)] menjadi bentuk ferri
sehingga dihasilkan methemoglobin yang tidak aktif membawa oksigen.
Kemudian metHb bereaksi lagi dengan ion sianida yang sangat beracun karena
kemampuannya mengkoordinasi besi hemoglobin, sehingga memblokir
pengambilan oksigen oleh darah membentuk senyawa yang mempunyai pigmen
warna yang stabil yaitu sianmethemoglobin (Sopny, 2010).
Selanjutnya mengocok campuran yang terdapat pada tabung tersebut,
dengan tujuan agar darah dapat bercampur dengan pereaksi drabkin. Kemudian
mendiamkan selama 10 menit. Dimana tujuan pendiaman adalah agar diperoleh
kompleks warna yang lebih stabil antara hemoglobin (Hb) dengan pereaksi
drabkin. Perlakuan selanjutnya yaitu memindahkan campuran tersebut ke dalam
kuvet spektronik 20. Pengukuran dilakukan pada panjang gelombang 540 nm,
karena panjang gelombang ini larutan standar tersebut dapat teramati dan
merupakan panjang gelombang maksimum dari larutan yang digunakan. Sebelum
alat spektronik 20 digunakan terlebih dahulu harus dilakukan kalibrasi alat
menggunakan aquades, karena aquades tidak memiliki warna sehingga tidak dapat
terukur oleh alat spektronik 20. Tujuan dilakukan kalibrasi alat adalah agar alat
spektronik 20 yang akan digunakan menghasilkan %T yang baik ketika dilakukan
pengukuran.
Berdasarkan hasil pengukuran, diperoleh nilai absorbansi sampel darah
laki-laki adalah sebesar 1 dengan nilai transmittan 10% dan sampel darah
perempuan adalah sebesar 0,82 dengan nilai transmitan 15%.
Dari data yang diperoleh, maka kita dapat menentukan kadar Hb dari
masing-masing sampel darah tersebut dengan menggunakan persamaan sebagai
berikut :
8. Kadar Hb = A x Faktor korelasi Hb
Dimana, faktor korelasi Hb = 36,80
Dasil hasil perhitungan yang diperoleh, kadar Hb yang terdapat dalam
sampel darah untuk laki-laki yaitu sebesar 36,80 g/dL. Artinya dalam 100 mililiter
darah terdapat 36,80 gram hemoglobin dalam sampel darah tersebut. Sedangkan
kadar Hb yang terdapat dalam sampel darah untuk perempuan yaitu sebesar
30,176 g/dL. Artinya dalam 100 mililiter darah terdapat 30,176 gram hemoglobin
dalam sampel darah tersebut.
Jika kita membandingkan hasil yang diperoleh dengan batas-batas nilai
normal Hb dari perempuan dewasa (11,5 – 16,5 g/dl darah), dan laki-laki dewasa
(13,5-18,0 g/dl darah) hasil yang diperoleh dari kedua sampel yaitu lebih dari
kapasitas nilai normal Hb dari laki-laki dan perempuan dewasa. Hal ini
disebabkan karena tingginya volume darah dalam tubuh atau terjadinya
peningkatan kadar hemoglobin dalam tubuh (peningkatan sel darah merah)
(Sopny, 2010).
Kadar hemoglobin yang tinggi disebabkan karena keadaan
hemokonsentrasi akibat dari dehidrasi, diare, dan penduduk yang bertempat
tinggal di dataran tinggi (pegunungan), sedangkan kadar hemoglobin rendah
berkaitan dengan berbagai masalah klinis. Jumlah sel darah merah dan kadar
hemoglobin tidak selamanya meningkat atau menurun secara bersamaan (Sopny,
2010).
Faktor-faktor yang mempengaruhi kadar hemoglobin dalam tubuh yaitu
sebagai berikut (Sopny, 2010) :
1. Kecukupan Besi dalam Tubuh
Besi dibutuhkan untuk produksi hemoglobin, sehingga anemia defisiensi
besi akan menyebabkan terbentuknya sel darah merah yang lebih kecil dan
kandungan hemoglobin yang rendah. Besi juga merupakan mikronutrien esensial
dalam memproduksi hemoglobin yang berfungsi mengangkutoksigen dari paru-
paru ke jaringan tubuh, untuk dieksresikan ke dalam udara pernapasan, sitokrom,
9. dan komponen lain pada sistem enzim pernapasan seperti sitokrom oksidase,
katalase, dan peroksidase. Besi berperan dalam sintesis hemoglobin dalam sel
darah merah dan mioglobin dalam sel otot.
2. Metabolisme Besi dalam Tubuh
Besi yang terdapat di dalam tubuh orang dewasa sehat berjumlah lebih dari
4 gram. Besi tersebut berada di dalam sel-sel darah merah atau hemoglobin (lebih
dari 2,5 g), myoglobin 150 mg), phorphyrin cytochrome, hati, limpa sumsum
tulang (> 200-1500 mg). Ada dua bagian besi dalam tubuh, yaitu bagian
fungsional yang dipakai untuk keperluan metabolik dan bagian yang merupakan
cadangan. Metabolisme besi dalam tubuh terdiri dari proses absorpsi,
pengangkutan, pemanfaatan, penyimpanan dan pengeluaran.
Kadar haemoglobin dalam darah maupun kerja atau fungsi haemoglobin
yang optimal dalam tubuh dipengaruhi oleh beberapa hal meliputi (Sopny, 2010):
- Makanan atau gizi
- Fungsi jantung dan paru-paru
- Fungsi organ-organ tubuh lain
- Merokok
- Penyakit yang menyertai
10. IX. Kesimpulan
Berdasarkan kesimpulan yang dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan
bahwa kadar Hb darah laki-laki dan perempuan yang ditentukan dengan
menggunakan metode sianmethemoglobin sehingga dapat di peroleh kadar Hb
yaitu 36,80 g/dL dan 30,176 g/dL.
11. DAFTAR PUSTAKA
Agus. (2012). Hemoglobin darah. http: // digilib. unimus. ac.id /files /disk1/ 107/
jtptunimus- gdl- fajarmardh- 5335-1 -bab1. pdf. Diakses pada hari Minggu,
12 Maret 2017.
Campbel dkk. (2004). Biologi Edisi Kelima Jilid III. Erlangga : Jakarta.
Bachyar. (2002). Metode Pemeriksaan Hemoglobin. http://www.psycho
plogymania.com/2012/o9/metode-pemeriksaan-hemoglobin.html. Diakses
pada hari Minggu, 12 Maret 2017.
Ganong, W.F. (2001). Fisiologi Kedokteran. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC.
Kee, L.J. (1997). Pengukuran Kadar Hemoglobin. http://widablog.
blogspot.com/2011/11/pengukuran-kadar-hemoglobin.html. Diakses pada
hari Minggu, 12 Maret 2017.
Pearce, C.E. (1991). Anatomi dan Fisiologi Untuk Paramedis. Jakarta: PT.
Gramedia Pustaka Utama.
Sopny. (2010). Kadar hemoglobin darah http://repository.usu.ac.id/bitstream/
123456789/ 20481/4/Chapter%20II.pdf. Diakses pada hari Minggu, 12
Maret 2017.