SlideShare a Scribd company logo
1 of 46
Download to read offline
BAB 3.
       KONSEP IKATAN KIMIA

1. ELEKTRONEGATIVITAS
2. IKATAN IONIK
3. STRUKTUR MOLEKUL TERISOLASI:
     SIFAT IKATAN KIMIA KOVALEN
4. IKATAN KOVALEN
5. IKATAN KOVALEN POLAR
6. MUATAN FORMAL
7. BENTUK MOLEKUL: TEORI VSEPR
8. TATA NAMA ANORGANIK DAN
   BILANGAN OKSIDASI
(a)                   (b)



.   (a) Amonia, NH3         (c)
    (b) Air, H2O
    (c) Metana, CH4
3.1. ELEKTRONEGATIVITAS
•   Merupakan sifat berkala (periodik) yang penting.
•   Elektronegativitas ialah besarnya daya menarik elektron
    ke dalam suatu atom dalam penggabungan kimia.


    LOGAM                  NON-LOGAM
    - mudah menyerahkan e- - mudah menerima e-
    - membentuk kation     - membentuk anion
    - elektropositif        - elektronegatif
Nilai Elektronegativitas
(fluorin: elektronegativitas = 4)
Selisih elektronegativitas besar ⇒ e- berpindah ⇒ IKATAN IONIK
Selisih elektronegativitas kecil ⇒ e- digunakan bersama
                                                 ⇒ IKATAN KOVALEN



      IKATAN
       IONIK
                       pengalihan elektron antaratom


   IKATAN
                          pemindahan muatan secara parsial
KOVALEN POLAR

     IKATAN
                      penggunaan elektron bersama antaratom
    KOVALEN
3.2. IKATAN IONIK
              ELEKTRON
               VALENSI
  –            KULIT
          –    ATOM
                         Unsur golongan utama (kecuali He):
      +
  –            INTI            e- val. atom netral = no. golongan
              ATOM
              ELEKTRON
                TERAS


Model titik-elektron Lewis
1. Elektron valensi digambarkan dengan titik.
2. Elektron teras tidak digambarkan.
3. Empat titik pertama ditulis satu per satu di keempat sisi
   lambang unsur.
4. Titik-titik berikutnya dipasangkan pada yang sudah ada.
H                                He

Li   Be   B    C    N   O   F    Ne

Na   Mg   Al   Si   P   S   Cl   Ar
3.2.1 Pembentukan Senyawa Ionik Biner
Atom → Anion/kation agar stabil (memenuhi aturan oktet):
         Σ e- val. = pada gas mulia (8e-; 2e- untuk He)
Contoh:
Na• → Na+ + e-             kehilangan 1 elektron valensi
                  x
         -
Cl + e            Cl       memperoleh 1 elektron valensi
 (tanda x semata-mata untuk membedakan dari mana elektron itu berasal)

Na +     Cl        NaCl
          penggabungan membentuk senyawa ionik (garam)

Contoh lain: Ca + 2 Br               Ca2+ + 2 Br          CaBr2
                 atom netral        kation anion         senyawa
                (tidak oktet)       (oktet) (oktet)        ionik
CONTOH 3.1
   Ramalkan rumus senyawa antara rubidium dan sulfur.
   Tuliskan lambang Lewis untuk unsur-unsur itu sebelum
   dan sesudah penggabungan kimia.
Penyelesaian:
   Rb: golongan I → 1 elektron valensi → Rb•
   S: golongan VI → 6 elektron valensi → S
Pengalihan 1 e- masing-masing dari 2 atom Rb kepada 1 atom
                                     2-
S menghasilkan 2 ion Rb+ dan 1 ion S (semuanya oktet).
                                                      2-
Senyawanya Rb2S atau dalam lambang Lewis, (Rb+)2( S )
Ciri-ciri senyawa ionik:
1. Padatan pada suhu kamar.
2. Titik leleh dan titik didih tinggi
   Misal: NaCl titik leleh = 801oC dan
                 titik didih = 1413oC.
3. Senyawa ionik padat umumnya kurang baik menghantar
   listrik, tetapi lelehannya menghantar dengan baik.
4. Komposisi kimia dinyatakan sebagai rumus empiris
   bukan rumus molekul.
3.3. STRUKTUR MOLEKUL TERISOLASI:
        SIFAT IKATAN KIMIA KOVALEN
 Struktur molekul yang stabil ditentukan oleh susunan 3D
 atom-atom dalam molekul itu:
 * Panjang ikatan ⇒ ukuran molekul
      (jarak antarinti atom dalam ikatan tertentu)
 * Sudut ikatan ⇒ bentuk molekul
      (orientasi relatif dua ikatan yang berdekatan)

Vibrasi molekul → panjang & sudut ikatan berubah-ubah →
 nilai rerata diukur dengan spektroskopi & difraksi sinar-X
3.3.1 Panjang dan Energi Ikatan
                Rerata                                       Rerata
                              Energi ikatana                             Energi ikatan
    Molekul panjang ikatan                     Molekul   panjang ikatan
                                (kJ mol- 1)                               (kJ mol- 1)
             (Ǻ = 10- 10 m)                               (Ǻ = 10- 10 m)
      N2         1,100             942           HF          0,926           565
      O2         1,211             495          HCl          1,284           429
      F2         1,417             155          HBr          1,424           363
      Cl2        1,991             240           HI          1,620           295
      Br2        2,286             190          ClF          1,632           252
      I2         2,669             148          BrCl         2,139           216
a   Energi (disosiasi) ikatan (∆Ed)
               = energi yang harus diserap untuk memecah 1 mol ikatan tertentu.

      1 golongan: Z↑ → ukuran atom ↑ → panjang ikatan ↑
                                     → energi ikatan ↓
      Contoh: Panjang ikatan F2 < Cl2 < Br2 < I2; ClF < ClBr
              Energi ikatan HF > HCl > HBr > HI
Anomali energi ikatan:
F2 << Cl2 > Br2 > I2 ⇒ kuatnya tolak-menolak antaratom F
                       yang sangat elektronegatif
N2 >> O2 >> F2        ⇒ faktor orde ikatan

Panjang ikatan dari sepasang atom tertentu hanya berubah
sedikit dari satu molekul ke molekul lain, sedangkan energi
ikatan tidak begitu terulangkan (+10%)
Contoh:   Ikatan   Molekul
                             Panjang ikatan
                                  (Å)
          O–H       H2O          0,958
                    H2O2         0,960
                   HCOOH         0,95
                   CH3OH         0,956
3.3.2 Orde Ikatan
                                                Panjang ikatan Energi ikatan
      Ikatan        Molekul     Orde ikatan
                                                     (Å)        (kJ mol- 1)
                     etana
       C–C                           1              1,536           345
                   (H3C–CH3)
                     etilena
       C=C                           2              1,337           612
                   (H2C=CH2)
                   asetilena
       C≡C                           3              1,204           809
                   (HC≡CH)
    C–C & C=C      benzena          1½
                                                    1,37            505
   selang-seling    (C6H6)     (antara – & =)

   Orde ikatan ↑ ⇒ Panjang ikatan ↓ ⇒ Energi ikatan ↑
                                                   C–O 1,43    C–H 1,10
   Orde ikatan rangkap juga ada                    C=O 1,20    N–H 1,01
   pada ikatan antaratom selain C                  N–N 1,45    O–H 0,96

   dan antaratom taksejenis:                       N=N 1,25    C–N 1,47
                                                   N≡N 1,10    C≡N 1,16
3.4. IKATAN KOVALEN
Atom-atom yang identik dapat memperoleh konfigurasi e-
yang stabil dengan cara penggunaan bersama elektron.
Contoh:       elektron       elektron
          takberpasangan   berpasangan

             Cl + Cl            Cl Cl      atau   Cl   Cl

             elektron
            nonikatan

          H + H            H    H    atau H H

                                    Cl
          4 Cl +   C       Cl       C Cl
                                    Cl
CONTOH 3.2
Tulislah struktur titik-elektron untuk senyawa yang dihasilkan
nitrogen (N) dan hidrogen (H) ketika berikatan kovalen.


 Penyelesaian:
                  N + 3H           H N H   atau H N H
                                     H             H
                                              amonia (NH3)
3.4.1 Ikatan Kovalen Ganda
 Jika 2 atau 3 pasang e- digunakan bersama, terbentuk ikatan
 kovalen ganda dua atau tiga, misalnya
    2 O +     C           O C O           atau O C O

           N +    N         N    N atau N N

 CONTOH LAIN

Pembentukan etilena, C2H4, dari karbon (Golongan IV)
dan hidrogen.

                            H         H          H             H
      2 C + 4H                  C C       atau       C C
                            H         H          H             H
                                                     etilena
3.5 IKATAN KOVALEN POLAR
Jika dua atom berbeda terikat secara kovalen, elektron ikatan
tidak digunakan sama rata, tetapi condong ke atom yang
lebih elektronegatif.
                                         δ+ δ−
  Contoh:
             H + Cl           H Cl       H Cl atau H Cl
            (2,2) (3,0)                      molekul polar
                                         (δ = muatan parsial)

    Selisih elektronegativitas ↑ ⇒ dwikutub semakin kuat
                                 ⇒ ikatan semakin polar
     > 1,7 → ikatan ionik
     0–1,7 → ikatan kovalen polar
       0 → ikatan kovalen
Ikatan kovalen koordinasi:
salah satu atom memberikan dua elektron sekaligus kepada
atom lainnya dalam membentuk ikatan kovalen.
 Contoh:
                                                           +
                                      +           H
             H                 H
           H N + H+          H NxH
                                 x           H N       H
             H                 H                  H
                      ikatan kovalen koordinasi


      Tanda panah kadang-kadang digunakan untuk
      menyatakan pasangan elektron yang disumbangkan
CONTOH 3.3
  Tuliskan struktur Lewis dari pernyataan berikut: “boron
  triklorida membentuk ikatan kovalen koordinasi dengan
  nitrogen dari molekul amonia”.

 Penyelesaian:

  H      Cl                H Cl                H    Cl
H N +    B Cl          H N x B Cl
                           x               H N      B Cl
  H      Cl                H Cl                H    Cl
3.6 MUATAN FORMAL
H2SO4 → dua struktur Lewis yang memenuhi :

                     O                    O
              H O S O H            H O S O H
                     O                    O
              (1) 4 ikatan S-O     (2) 2 ikatan S-O
                                       2 ikatan S=O

Eksperimen:
Ada 2 jenis ikatan antara S dan O pada H2SO4 → 157 pm
(S–O) & 142 pm (S=O) → Struktur (2) yang realistis
Alat bantu untuk memilih: Muatan formal
MF = Σ e- valensi – Σ e- nonikatan – ½ Σ e- ikatan
               Struktur (1)                    Struktur (2)
 H        = 1 – 0 – ½ (2) = 0    H        = 1 – 0 – ½ (2) = 0
 Okiri    = 6 – 4 – ½ (4) = 0    Okiri    = 6 – 4 – ½ (4) = 0
 Okanan   = 6 – 4 – ½ (4) = 0    Okanan   = 6 – 4 – ½ (4) = 0
 Oatas    = 6 – 6 – ½ (2) = –1   Oatas    = 6 – 4 – ½ (4) = 0
 Obawah   = 6 – 6 – ½ (2) = –1   Obawah   = 6 – 4 – ½ (4) = 0
 S        = 6 – 0 – ½ (8) = +2   S        = 6 – 0 – ½ (12) = 0
 Muatan bersih           = 0     Muatan bersih            =0

Struktur (1) memiliki 3 atom bermuatan
                      → energi sangat tinggi (tidak stabil)
CONTOH 3.4
  Gunakan konsep muatan formal untuk menentukan mana
  struktur hidroksilamina, NH3O, yang terbaik.

Penyelesaian:
                H
            H N O                    H N O H
                H                        H
               (1)                        (2)
      H = 1 – 0 – ½ (2) = 0      H = 1 – 0 – ½ (2) = 0
      N = 5 – 0 – ½ (8) = +1     N = 5 – 2 – ½ (6) = 0
      O = 6 – 6 – ½ (2) = –1     O = 6 – 4 – ½ (4) = 0

Struktur (2) terbaik karena muatan formal semua atomnya nol.
3.7 BENTUK MOLEKUL: TEORI VSEPR
 Molekul dengan > 1 ikatan kovalen polar bisa polar/nonpolar
 bergantung pada susunan ikatan-ikatannya dalam ruang
  Contoh : CO2 → O C O                   molekul nonpolar linear
                          µtot = 0

               H2O → H O H               molekul polar yang bengkok
                            µtpt ≠ 0

 Teori VSEPR
(valence shell electron-pair repulsion = tolakan pasangan-elektron kulit valensi)

  Pasangan elektron ikatan maupun nonikatan cenderung tolak-menolak
  ⇒ menempatkan diri sejauh-jauhnya untuk meminimumkan tolakan.
Geometri pasangan elektron ⇐ bilangan sterik atom pusat

 SN = (Σ atom yang terikat pada atom pusat) +
           (Σ pasangan elektron nonikatan pada atom pusat)
      (Atom pusat = atom yang mengikat dua atau lebih atom lain)

                                                                    109,5o
      180o                           120o


  SN = 2: linear     SN = 3: planar trigonal        SN = 4: tetrahedral

             90o                                  90o
                          120o
                                                              90o


       SN = 5: bipiramida trigonal             SN = 6: oktahedral
CONTOH 3.5
 Hitunglah bilangan sterik untuk iodin pada IF4- dan untuk
 bromin pada BrO4-. Kedua ion molekular memiliki pusat I-
 atau Br- yang dikelilingi oleh 4 atom. Tentukan pula
 geometri pasangan elektronnya.
Penyelesaian:
IF4- ⇒ Atom pusat I-    : 8 e- val.
        Atom ujung F    : 7 e- val. ⇒ menggunakan bersama
                                      1 e- dari I- agar oktet
Maka: 4 e- I-     ⇒ ikatan dengan 4 atom F
       4 e- sisanya ⇒ 2 pasangan nonikatan
SN = 4 + 2 = 6 ⇒ (geometri pasangan e-: OKTAHEDRAL)
BrO4- ⇒ Atom pusat Br-: 8 e- val.
         Atom ujung O : 6 e- val. ⇒ menggunakan bersama
                                      2 e- dari Br- agar oktet
Maka: 8 e- Br-          ⇒ ikatan dengan 4 atom O
      Tidak ada pasangan menyendiri
SN = 4 + 0 = 4 ⇒ (geometri pasangan e-: TETRAHEDRAL)

 Ikatan rangkap/rangkap-tiga dianggap sama dengan ikatan
 tunggal ⇒ CO2 ( O C O) ⇒ SN = 2 + 0 = 2
                      (geometri pasangan e-: LINEAR)
Geometri molekul ⇐ geometri pasangan elektron
      (bergantung pada Σ pasangan menyendiri)
1. Tanpa pasangan nonikatan:
          geometri molekul = geometri pasangan elektron
   Contoh: BeCl2 : SN = 2 + 0 = 2 (linear)
           BF3 : SN = 3 + 0 = 3 (planar trigonal)
           SF6 : SN = 6 + 0 = 6 (oktahedral)
2. Ada pasangan nonikatan:
 Pasangan e- nonikatan dipegang lebih dekat ke atom pusat

Menempati lebih banyak ruang daripada pasangan e- ikatan
Sudut antarpasangan e- ikatan < antara pasangan e- ikatan
  dan pasangan e- nonikatan < antarpasangan e- nonikatan

CH4 : SN = 4 + 0 = 4
NH3 : SN = 3 + 1 = 4     Geometri pasangan e- = tetrahedral
H2O : SN = 2 + 2 = 4



                                            Amonia (NH3)

                                            Sudut ikatan
                                            107,3o
CH4 : tidak ada pasangan e- nonikatan
  H       (geometri molekul = geometri pasangan e-
            O
    109,5
H C H          = tetrahedral) ⇒ Sudut ikatan H-C-H: 109,5o
        H


NH3 : 1 pasang e- nonikatan

 H    N H (geometri molekul = piramida trigonal:
    O
107,3
       H      tetrahedral yang dihilangkan 1 buah ikatannya)
                              ⇒ Sudut ikatan H-N-H: 107,3o

H2O : 2 pasang e- nonikatan
]




O H       (geometri molekul = bentuk V:
            O
  H 104,5     tetrahedral yang dihilangkan 2 buah ikatannya)
                              ⇒ Sudut ikatan H-O-H: 104,5o
CONTOH 3.7
Tentukan bilangan sterik atom sulfur dalam SO2 dan
ramalkan struktur molekul SO2

 Penyelesaian
 Bilangan sterik sulfur 3
(dua atom terikat dan satu pasang nonikatan)

Molekul SO2 bengkok, sudut ikatan sedikit < 120o
Molekul dengan bilangan sterik 5: PF5, SF4, ClF3, dan
XeF2 dengan jumlah pasangan nonikatan berturut-
turut 0, 1, 2, dan 3.
CONTOH 3.8

   Perkirakan geometri (a) ion ClO3+ dan
                       (b) molekul IF5


   Penyelesaian
(a) ClO3+ ⇒ Atom pusat Cl+ : 6 e- val.
             Atom ujung O : 6 e- val.
                         ⇒ menggunakan bersama 2 e-
                            dari Cl- (konfigurasi Ar)
    Maka: 6 e- CI+    ⇒ ikatan dengan 3 atom O
          Tidak ada pasangan nonikatan
O
  SN = 3 + 0 = 3 tanpa pasangan   e-   nonikatan:
                                                        Cl
  Geometri molekul = geometri pasangan e-           O        O

                              = PLANAR TRIGONAL

(b) IF5   ⇒ Atom pusat I      : 7 e- val.
             Atom ujung F     : 7 e- val.
                            ⇒ menggunakan bersama 1 e-
                               dari I (konfigurasi Xe)
   Maka: 5 e- I   ⇒ ikatan dengan 5 atom F
          2 e- sisanya   ⇒ 1 pasangan menyendiri
SN = 5 + 1 = 6: geometri pasangan e- = oktahedral
1 pasangan e- nonikatan: dihilangkan 1 ikatannya

  Geometri molekul
  = PIRAMIDA BUJURSANGKAR



                           F
                     F           F
                            I
                     F           F
3.8 TATA NAMA ANORGANIK &
             BILANGAN OKSIDASI
Tata nama ion:
1. Kation monoatomik (1 ion stabil):
   Golongan I dan II + 3 unsur pertama dari Golongan III
                   Nama = unsur induknya
   Contoh: Na+: ion natrium          Ca2+: ion kalsium
           Gol. I, II → kation monoatomik +1, +2

2. Kation monoatomik (beberapa ion stabil):
   Unsur transisi + Golongan III, IV, dan V
   Contoh: Cu+: ion tembaga(I) atau ion kupro
           Cu2+: ion tembaga(II) atau ion kupri
(a) Angka Romawi dalam kurung → muatan.
(b) Akhiran –o → ion yang muatannya lebih rendah;
    Akhiran –i → yang lebih tinggi (sudah ditinggalkan).

3. Kation poliatomik
   Contoh: NH4+: ion amonium          H3O+: ion hidronium
           Hg22+: ion merkuro(I)
                    [bedakan dengan Hg2+:ion merkuri(II)]

4. Anion monoatomik:
   Bagian pertama nama unsur + akhiran –ida
   Contoh: Cl-: ion klorida (diturunkan dari klorin)
           O2-: ion oksida (diturunkan dari oksigen)
   Gol. V, VI, VII → anion monoatomik –3, –2, –1
5. Anion poliatomik
   Contoh: SiO43-: ion silikat
           NO2-: ion nitrit           NO3-: ion nitrat
           ClO-: ion hipoklorit       ClO3-: ion klorat
           ClO2-: ion klorit          ClO4-: ion perklorat
           HCO3-: ion hidrogen karbonat
                   (nama biasa: ion bikarbonat)
Tata nama senyawa ionik: (Nama kation)_(Nama anion)
Asas kenetralan muatan:
Muatan + dari kation dibalanskan oleh muatan – dari anion.
Contoh: NaBr: Kation +1 membalanskan anion –1
        Mg3N2: 3 kation +2 membalanskan 2 anion –3
        FeCl2 dan FeCl3?       Tl2SO4 dan Tl2(SO4)3?
CONTOH 3.9
Apakah rumus kimia untuk (a) barium oksida dan
                         (b) sesium nitrida.
Penyelesaian:
(a) Ba : golongan II → Ba2+
   O : golongan VI → O2-
   Asas kenetralan muatan:
   Setiap 1 ion Ba2+ dibalanskan oleh 1 ion O2- ⇒ BaO
(b) Cs3N.
CONTOH 3.10
Namai senyawa ionik yang mengandung ion poliatom berikut.
(a) NH4ClO3        (b) NaNO2        (c) Li2CO3


Penyelesaian:

              (a) Amonium klorat
              (b) Natrium nitrit
              (c) Litium karbonat
3.8.1 Bilangan Oksidasi
  1. Biloks unsur bebas = 0
  2. Σ biloks semua atom dalam spesies = muatan bersih
     spesies tersebut
  3. Biloks logam alkali = +1
  4. Biloks F = –1
  5. Biloks logam alkali tanah, Zn, dan Cd = +2
  6. Biloks H = +1
  7. Biloks O = –2
Jika aturan di atas diterapkan sesuai prioritas, pengecualian seperti
biloks O = –1 dalam peroksida dan biloks H = –1 dalam hidrida
tidak perlu dihafalkan.
Contoh 3.11
Tetapkan bilangan oksidasi setiap atom dalam
senyawa berikut
(a) CsF       (b) CrO42-


Penyelesaian
 (a) Bilangan oksidasi Cs = +1 (aturan 3),
     jadi bilangan oksidasi F = -1

 (b) Bilangan oksidasi O = -2 (aturan 7)
     muatan ion = -2,
     jadi bilangan oksidasi Cr = +6
LATIHAN SOAL-SOAL
1.   Berapa banyak elektron valensi yang dimiliki oleh
      masing-masing atom dari unsur di bawah ini?
     a. Be b. Na c. Se d. F         e. K    f. Sn

2.    Golongkan ikatan dalam senyawa berikut sebagai ionik
      atau kovalen
     a. NaF      b. MgS     c. MgO      d. AlCl3

3.   Tuliskan rumus senyawa ionik yang dapat terbentuk dari
     pasangan unsur berikut. Sebutkan nama tiap
     senyawanya.
     a. berilium dan fluorin
     b. aluminium dan fosforus
     c. bromin dan magnesium
4.   Jelaskan apa yang dimaksud dengan
     a. ikatan kovalen polar
     b. molekul polar

5.   Gambarkan struktur titik-elektron untuk menunjukkan
     ikatan kovalen dari senyawa berikut:
     a. NCl3     b. OF2      c. PH3

6.   Tentukan muatan formal untuk setiap atom dan muatan
     bersih seluruh molekul pada struktur Lewis berikut:
     a. N ≡ N - O
     b. S = C = N
7. Urutkan masing-masing kelompok berikut
   menurut kenaikan polaritasnya
    a. H – Cl, H – O, H - F
    b. N – O, P - O, Al – O
    c. H - Cl, Br - Br, B - N

8. Tuliskan rumus dari masing-masing ion
   poliatomik. Tulis juga muatannya.
   a. ion amonium b. ion fosfat   c. ion karbonat

9. Tetapkan bilangan oksidasi setiap spesies dalam
   a. HClO3      b. HF2-      c. NH4+
Bab3  konsep ikatan kimia

More Related Content

What's hot

Ppt stoikiometri
Ppt stoikiometriPpt stoikiometri
Ppt stoikiometriDianaGultom
 
Senyawa koordinasi (kompleks)
Senyawa koordinasi (kompleks)Senyawa koordinasi (kompleks)
Senyawa koordinasi (kompleks)Windha Herjinda
 
Ketetapan kesetimbangan
Ketetapan kesetimbangan Ketetapan kesetimbangan
Ketetapan kesetimbangan Dede Suhendra
 
Kinetika reaksi hidrogen peroksida dengan asam iodida (repaired) (repaired)
Kinetika reaksi hidrogen peroksida dengan asam iodida (repaired) (repaired)Kinetika reaksi hidrogen peroksida dengan asam iodida (repaired) (repaired)
Kinetika reaksi hidrogen peroksida dengan asam iodida (repaired) (repaired)qlp
 
Kinetika kimia (pertemuan 3)
Kinetika kimia (pertemuan 3)Kinetika kimia (pertemuan 3)
Kinetika kimia (pertemuan 3)Utami Irawati
 
Perubahan entalpi standar dan aplikasinya
Perubahan entalpi standar dan aplikasinyaPerubahan entalpi standar dan aplikasinya
Perubahan entalpi standar dan aplikasinyaamaniaaa
 
Sifat Koligatif Larutan PPT
Sifat Koligatif Larutan PPTSifat Koligatif Larutan PPT
Sifat Koligatif Larutan PPTriza sofia
 
Kelompok 1 ppt identifikasi kation
Kelompok 1 ppt identifikasi kation Kelompok 1 ppt identifikasi kation
Kelompok 1 ppt identifikasi kation risyanti ALENTA
 
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 5 spektro
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 5 spektroITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 5 spektro
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 5 spektroFransiska Puteri
 
Rumus empiris dan rumus molekul ok
Rumus empiris dan rumus molekul okRumus empiris dan rumus molekul ok
Rumus empiris dan rumus molekul okRifa Aini
 
Kelarutan dan hasil kali kelarutan (ksp)
Kelarutan dan hasil kali kelarutan (ksp)Kelarutan dan hasil kali kelarutan (ksp)
Kelarutan dan hasil kali kelarutan (ksp)Thareq Kemal
 
3 termodinamika gas ideal dan gas nyata - copy
3 termodinamika  gas ideal  dan gas nyata - copy3 termodinamika  gas ideal  dan gas nyata - copy
3 termodinamika gas ideal dan gas nyata - copyMahammad Khadafi
 
TEORI KINETIKA GAS
TEORI KINETIKA GASTEORI KINETIKA GAS
TEORI KINETIKA GASNisaUlFitri
 
Larutan Dan Konsentrasi
Larutan Dan KonsentrasiLarutan Dan Konsentrasi
Larutan Dan KonsentrasiIwan Setiawan
 
Perc 3 kuat medan ligan
Perc 3   kuat medan liganPerc 3   kuat medan ligan
Perc 3 kuat medan liganMartina Fajri
 
77190036 gas-ideal-sulies
77190036 gas-ideal-sulies77190036 gas-ideal-sulies
77190036 gas-ideal-suliesSaif Azhar
 

What's hot (20)

Ppt stoikiometri
Ppt stoikiometriPpt stoikiometri
Ppt stoikiometri
 
Senyawa karbon
Senyawa karbonSenyawa karbon
Senyawa karbon
 
Senyawa koordinasi (kompleks)
Senyawa koordinasi (kompleks)Senyawa koordinasi (kompleks)
Senyawa koordinasi (kompleks)
 
Ketetapan kesetimbangan
Ketetapan kesetimbangan Ketetapan kesetimbangan
Ketetapan kesetimbangan
 
Kinetika reaksi hidrogen peroksida dengan asam iodida (repaired) (repaired)
Kinetika reaksi hidrogen peroksida dengan asam iodida (repaired) (repaired)Kinetika reaksi hidrogen peroksida dengan asam iodida (repaired) (repaired)
Kinetika reaksi hidrogen peroksida dengan asam iodida (repaired) (repaired)
 
Kimia fisika
Kimia fisikaKimia fisika
Kimia fisika
 
Kinetika kimia (pertemuan 3)
Kinetika kimia (pertemuan 3)Kinetika kimia (pertemuan 3)
Kinetika kimia (pertemuan 3)
 
Perubahan entalpi standar dan aplikasinya
Perubahan entalpi standar dan aplikasinyaPerubahan entalpi standar dan aplikasinya
Perubahan entalpi standar dan aplikasinya
 
Sifat Koligatif Larutan PPT
Sifat Koligatif Larutan PPTSifat Koligatif Larutan PPT
Sifat Koligatif Larutan PPT
 
Larutan - Kimia Dasar
Larutan - Kimia DasarLarutan - Kimia Dasar
Larutan - Kimia Dasar
 
Kelompok 1 ppt identifikasi kation
Kelompok 1 ppt identifikasi kation Kelompok 1 ppt identifikasi kation
Kelompok 1 ppt identifikasi kation
 
04 stoikiometri
04 stoikiometri04 stoikiometri
04 stoikiometri
 
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 5 spektro
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 5 spektroITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 5 spektro
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 5 spektro
 
Rumus empiris dan rumus molekul ok
Rumus empiris dan rumus molekul okRumus empiris dan rumus molekul ok
Rumus empiris dan rumus molekul ok
 
Kelarutan dan hasil kali kelarutan (ksp)
Kelarutan dan hasil kali kelarutan (ksp)Kelarutan dan hasil kali kelarutan (ksp)
Kelarutan dan hasil kali kelarutan (ksp)
 
3 termodinamika gas ideal dan gas nyata - copy
3 termodinamika  gas ideal  dan gas nyata - copy3 termodinamika  gas ideal  dan gas nyata - copy
3 termodinamika gas ideal dan gas nyata - copy
 
TEORI KINETIKA GAS
TEORI KINETIKA GASTEORI KINETIKA GAS
TEORI KINETIKA GAS
 
Larutan Dan Konsentrasi
Larutan Dan KonsentrasiLarutan Dan Konsentrasi
Larutan Dan Konsentrasi
 
Perc 3 kuat medan ligan
Perc 3   kuat medan liganPerc 3   kuat medan ligan
Perc 3 kuat medan ligan
 
77190036 gas-ideal-sulies
77190036 gas-ideal-sulies77190036 gas-ideal-sulies
77190036 gas-ideal-sulies
 

Viewers also liked (20)

Ikatan Kimia ppt
Ikatan Kimia pptIkatan Kimia ppt
Ikatan Kimia ppt
 
ikatan kimia
ikatan kimiaikatan kimia
ikatan kimia
 
Konsep ikatan kimia
Konsep ikatan kimiaKonsep ikatan kimia
Konsep ikatan kimia
 
Bab10
Bab10Bab10
Bab10
 
Materi ikatan kimia doc
Materi ikatan kimia docMateri ikatan kimia doc
Materi ikatan kimia doc
 
Makalah ikatan kimia dan struktur molekul
Makalah ikatan kimia dan struktur molekulMakalah ikatan kimia dan struktur molekul
Makalah ikatan kimia dan struktur molekul
 
Ikatan kimia
Ikatan kimiaIkatan kimia
Ikatan kimia
 
Atom unsur
Atom unsurAtom unsur
Atom unsur
 
ikatan kimia
ikatan kimiaikatan kimia
ikatan kimia
 
ikatan-kimia 1
ikatan-kimia 1ikatan-kimia 1
ikatan-kimia 1
 
Ikatan kimia
Ikatan kimiaIkatan kimia
Ikatan kimia
 
Sifat Fisis Senyawa
Sifat Fisis SenyawaSifat Fisis Senyawa
Sifat Fisis Senyawa
 
Meramalkan bentuk molekul
Meramalkan bentuk molekulMeramalkan bentuk molekul
Meramalkan bentuk molekul
 
Kelompok 4
Kelompok 4Kelompok 4
Kelompok 4
 
Bab 1 atom, ion dan molekul
Bab 1 atom, ion dan molekulBab 1 atom, ion dan molekul
Bab 1 atom, ion dan molekul
 
Ikatan kimia
Ikatan kimiaIkatan kimia
Ikatan kimia
 
ikatan kovalen koordinasi
ikatan kovalen koordinasiikatan kovalen koordinasi
ikatan kovalen koordinasi
 
Ikatan kovalen
Ikatan kovalenIkatan kovalen
Ikatan kovalen
 
Ikatan kimia
Ikatan kimiaIkatan kimia
Ikatan kimia
 
Ikatan kimia 2 ...
Ikatan kimia 2                                                               ...Ikatan kimia 2                                                               ...
Ikatan kimia 2 ...
 

Similar to Bab3 konsep ikatan kimia

Pertemuan ke-2-ikatan-atomik-dalam-kristal
Pertemuan ke-2-ikatan-atomik-dalam-kristalPertemuan ke-2-ikatan-atomik-dalam-kristal
Pertemuan ke-2-ikatan-atomik-dalam-kristalandrainiesta
 
S T R U K T U R M O L E K U L
S T R U K T U R  M O L E K U LS T R U K T U R  M O L E K U L
S T R U K T U R M O L E K U LIwan Setiawan
 
4. IKATAN KIMIA Tahun 2021.ppt
4. IKATAN KIMIA Tahun 2021.ppt4. IKATAN KIMIA Tahun 2021.ppt
4. IKATAN KIMIA Tahun 2021.pptDewiMarhelly3
 
IKATAN KIMIA Tahun 2021.ppt
IKATAN KIMIA Tahun 2021.pptIKATAN KIMIA Tahun 2021.ppt
IKATAN KIMIA Tahun 2021.pptDiyas16
 
4. IKATAN KIMIA Tahun 2021.ppt
4. IKATAN KIMIA Tahun 2021.ppt4. IKATAN KIMIA Tahun 2021.ppt
4. IKATAN KIMIA Tahun 2021.pptSurtini5
 
4. IKATAN KIMIA Tahun 2021.ppt
4. IKATAN KIMIA Tahun 2021.ppt4. IKATAN KIMIA Tahun 2021.ppt
4. IKATAN KIMIA Tahun 2021.pptangga678964
 
4. IKATAN KIMIA Tahun 2021.ppt
4. IKATAN KIMIA Tahun 2021.ppt4. IKATAN KIMIA Tahun 2021.ppt
4. IKATAN KIMIA Tahun 2021.pptRizaUmmami3
 
4. IKATAN KIMIA mkansbsjnajanjanajnajnaja
4. IKATAN KIMIA mkansbsjnajanjanajnajnaja4. IKATAN KIMIA mkansbsjnajanjanajnajnaja
4. IKATAN KIMIA mkansbsjnajanjanajnajnajaZidniAzizati1
 
ikatan kimia
ikatan kimiaikatan kimia
ikatan kimiamfebri26
 
ikatan kimia
 ikatan kimia ikatan kimia
ikatan kimiamfebri26
 
material ,tugas 1 covalent bonding.en.id.pptx
material ,tugas 1 covalent bonding.en.id.pptxmaterial ,tugas 1 covalent bonding.en.id.pptx
material ,tugas 1 covalent bonding.en.id.pptxMalikaAzharFakhriyya
 

Similar to Bab3 konsep ikatan kimia (20)

Ikatan-Kimia2.ppt
Ikatan-Kimia2.pptIkatan-Kimia2.ppt
Ikatan-Kimia2.ppt
 
Ikatan kimia
Ikatan kimiaIkatan kimia
Ikatan kimia
 
Ikatan kimia1
Ikatan kimia1Ikatan kimia1
Ikatan kimia1
 
Pertemuan ke-2-ikatan-atomik-dalam-kristal
Pertemuan ke-2-ikatan-atomik-dalam-kristalPertemuan ke-2-ikatan-atomik-dalam-kristal
Pertemuan ke-2-ikatan-atomik-dalam-kristal
 
S T R U K T U R M O L E K U L
S T R U K T U R  M O L E K U LS T R U K T U R  M O L E K U L
S T R U K T U R M O L E K U L
 
Model ikatan kimia
Model ikatan kimia Model ikatan kimia
Model ikatan kimia
 
4. IKATAN KIMIA Tahun 2021.ppt
4. IKATAN KIMIA Tahun 2021.ppt4. IKATAN KIMIA Tahun 2021.ppt
4. IKATAN KIMIA Tahun 2021.ppt
 
IKATAN KIMIA Tahun 2021.ppt
IKATAN KIMIA Tahun 2021.pptIKATAN KIMIA Tahun 2021.ppt
IKATAN KIMIA Tahun 2021.ppt
 
4. IKATAN KIMIA Tahun 2021.ppt
4. IKATAN KIMIA Tahun 2021.ppt4. IKATAN KIMIA Tahun 2021.ppt
4. IKATAN KIMIA Tahun 2021.ppt
 
4. IKATAN KIMIA Tahun 2021.ppt
4. IKATAN KIMIA Tahun 2021.ppt4. IKATAN KIMIA Tahun 2021.ppt
4. IKATAN KIMIA Tahun 2021.ppt
 
4. IKATAN KIMIA Tahun 2021.ppt
4. IKATAN KIMIA Tahun 2021.ppt4. IKATAN KIMIA Tahun 2021.ppt
4. IKATAN KIMIA Tahun 2021.ppt
 
4. IKATAN KIMIA mkansbsjnajanjanajnajnaja
4. IKATAN KIMIA mkansbsjnajanjanajnajnaja4. IKATAN KIMIA mkansbsjnajanjanajnajnaja
4. IKATAN KIMIA mkansbsjnajanjanajnajnaja
 
Bab 1 ikatan dan isomeri
Bab 1 ikatan dan isomeriBab 1 ikatan dan isomeri
Bab 1 ikatan dan isomeri
 
Ikatan kimia
Ikatan kimiaIkatan kimia
Ikatan kimia
 
Ikatan kimia
Ikatan kimiaIkatan kimia
Ikatan kimia
 
ikatan kimia
ikatan kimiaikatan kimia
ikatan kimia
 
ikatan kimia
 ikatan kimia ikatan kimia
ikatan kimia
 
Ikatan kimia.pdf
Ikatan kimia.pdfIkatan kimia.pdf
Ikatan kimia.pdf
 
Bab9
Bab9Bab9
Bab9
 
material ,tugas 1 covalent bonding.en.id.pptx
material ,tugas 1 covalent bonding.en.id.pptxmaterial ,tugas 1 covalent bonding.en.id.pptx
material ,tugas 1 covalent bonding.en.id.pptx
 

More from Imo Priyanto

Fiqih kelas 7 sm 1 pelajaran 4
Fiqih kelas 7 sm 1 pelajaran 4Fiqih kelas 7 sm 1 pelajaran 4
Fiqih kelas 7 sm 1 pelajaran 4Imo Priyanto
 
Siklus asam sitrat
Siklus asam sitratSiklus asam sitrat
Siklus asam sitratImo Priyanto
 
Sosiologi pertanian (kelembagaan pertanian)1
Sosiologi  pertanian (kelembagaan  pertanian)1Sosiologi  pertanian (kelembagaan  pertanian)1
Sosiologi pertanian (kelembagaan pertanian)1Imo Priyanto
 
10 analisis kredit
10 analisis kredit10 analisis kredit
10 analisis kreditImo Priyanto
 
8 strategi pemasaran
8 strategi pemasaran8 strategi pemasaran
8 strategi pemasaranImo Priyanto
 
2 jenis dan produk bank
2 jenis dan produk bank2 jenis dan produk bank
2 jenis dan produk bankImo Priyanto
 
Struktur dan fungsi sel 9
Struktur dan fungsi sel 9Struktur dan fungsi sel 9
Struktur dan fungsi sel 9Imo Priyanto
 
Mkdu bahasa indonesia 2012
Mkdu bahasa indonesia 2012Mkdu bahasa indonesia 2012
Mkdu bahasa indonesia 2012Imo Priyanto
 

More from Imo Priyanto (20)

imo cahriau
imo cahriauimo cahriau
imo cahriau
 
Fiqih kelas 7 sm 1 pelajaran 4
Fiqih kelas 7 sm 1 pelajaran 4Fiqih kelas 7 sm 1 pelajaran 4
Fiqih kelas 7 sm 1 pelajaran 4
 
14 sdm perbankan
14 sdm perbankan14 sdm perbankan
14 sdm perbankan
 
3 tahap respirasi
3 tahap respirasi3 tahap respirasi
3 tahap respirasi
 
Siklus asam sitrat
Siklus asam sitratSiklus asam sitrat
Siklus asam sitrat
 
Sosiologi pertanian (kelembagaan pertanian)1
Sosiologi  pertanian (kelembagaan  pertanian)1Sosiologi  pertanian (kelembagaan  pertanian)1
Sosiologi pertanian (kelembagaan pertanian)1
 
10 analisis kredit
10 analisis kredit10 analisis kredit
10 analisis kredit
 
8 strategi pemasaran
8 strategi pemasaran8 strategi pemasaran
8 strategi pemasaran
 
2 jenis dan produk bank
2 jenis dan produk bank2 jenis dan produk bank
2 jenis dan produk bank
 
1 uu perb ankan
1 uu perb ankan1 uu perb ankan
1 uu perb ankan
 
Struktur dan fungsi sel 9
Struktur dan fungsi sel 9Struktur dan fungsi sel 9
Struktur dan fungsi sel 9
 
Metabolisme kh 10
Metabolisme kh 10Metabolisme kh 10
Metabolisme kh 10
 
Koenzim 8
Koenzim 8Koenzim 8
Koenzim 8
 
Karbohidrat 3
Karbohidrat 3Karbohidrat 3
Karbohidrat 3
 
Hormon 15
Hormon 15Hormon 15
Hormon 15
 
Biokimia 1
Biokimia 1Biokimia 1
Biokimia 1
 
Asam nukleat 6
Asam nukleat 6Asam nukleat 6
Asam nukleat 6
 
Metabolisme kh 10
Metabolisme kh 10Metabolisme kh 10
Metabolisme kh 10
 
Karya ilmiah
Karya ilmiahKarya ilmiah
Karya ilmiah
 
Mkdu bahasa indonesia 2012
Mkdu bahasa indonesia 2012Mkdu bahasa indonesia 2012
Mkdu bahasa indonesia 2012
 

Bab3 konsep ikatan kimia

  • 1. BAB 3. KONSEP IKATAN KIMIA 1. ELEKTRONEGATIVITAS 2. IKATAN IONIK 3. STRUKTUR MOLEKUL TERISOLASI: SIFAT IKATAN KIMIA KOVALEN 4. IKATAN KOVALEN 5. IKATAN KOVALEN POLAR 6. MUATAN FORMAL 7. BENTUK MOLEKUL: TEORI VSEPR 8. TATA NAMA ANORGANIK DAN BILANGAN OKSIDASI
  • 2. (a) (b) . (a) Amonia, NH3 (c) (b) Air, H2O (c) Metana, CH4
  • 3. 3.1. ELEKTRONEGATIVITAS • Merupakan sifat berkala (periodik) yang penting. • Elektronegativitas ialah besarnya daya menarik elektron ke dalam suatu atom dalam penggabungan kimia. LOGAM NON-LOGAM - mudah menyerahkan e- - mudah menerima e- - membentuk kation - membentuk anion - elektropositif - elektronegatif
  • 5. Selisih elektronegativitas besar ⇒ e- berpindah ⇒ IKATAN IONIK Selisih elektronegativitas kecil ⇒ e- digunakan bersama ⇒ IKATAN KOVALEN IKATAN IONIK pengalihan elektron antaratom IKATAN pemindahan muatan secara parsial KOVALEN POLAR IKATAN penggunaan elektron bersama antaratom KOVALEN
  • 6. 3.2. IKATAN IONIK ELEKTRON VALENSI – KULIT – ATOM Unsur golongan utama (kecuali He): + – INTI e- val. atom netral = no. golongan ATOM ELEKTRON TERAS Model titik-elektron Lewis 1. Elektron valensi digambarkan dengan titik. 2. Elektron teras tidak digambarkan. 3. Empat titik pertama ditulis satu per satu di keempat sisi lambang unsur. 4. Titik-titik berikutnya dipasangkan pada yang sudah ada.
  • 7. H He Li Be B C N O F Ne Na Mg Al Si P S Cl Ar
  • 8. 3.2.1 Pembentukan Senyawa Ionik Biner Atom → Anion/kation agar stabil (memenuhi aturan oktet): Σ e- val. = pada gas mulia (8e-; 2e- untuk He) Contoh: Na• → Na+ + e- kehilangan 1 elektron valensi x - Cl + e Cl memperoleh 1 elektron valensi (tanda x semata-mata untuk membedakan dari mana elektron itu berasal) Na + Cl NaCl penggabungan membentuk senyawa ionik (garam) Contoh lain: Ca + 2 Br Ca2+ + 2 Br CaBr2 atom netral kation anion senyawa (tidak oktet) (oktet) (oktet) ionik
  • 9. CONTOH 3.1 Ramalkan rumus senyawa antara rubidium dan sulfur. Tuliskan lambang Lewis untuk unsur-unsur itu sebelum dan sesudah penggabungan kimia. Penyelesaian: Rb: golongan I → 1 elektron valensi → Rb• S: golongan VI → 6 elektron valensi → S Pengalihan 1 e- masing-masing dari 2 atom Rb kepada 1 atom 2- S menghasilkan 2 ion Rb+ dan 1 ion S (semuanya oktet). 2- Senyawanya Rb2S atau dalam lambang Lewis, (Rb+)2( S )
  • 10. Ciri-ciri senyawa ionik: 1. Padatan pada suhu kamar. 2. Titik leleh dan titik didih tinggi Misal: NaCl titik leleh = 801oC dan titik didih = 1413oC. 3. Senyawa ionik padat umumnya kurang baik menghantar listrik, tetapi lelehannya menghantar dengan baik. 4. Komposisi kimia dinyatakan sebagai rumus empiris bukan rumus molekul.
  • 11. 3.3. STRUKTUR MOLEKUL TERISOLASI: SIFAT IKATAN KIMIA KOVALEN Struktur molekul yang stabil ditentukan oleh susunan 3D atom-atom dalam molekul itu: * Panjang ikatan ⇒ ukuran molekul (jarak antarinti atom dalam ikatan tertentu) * Sudut ikatan ⇒ bentuk molekul (orientasi relatif dua ikatan yang berdekatan) Vibrasi molekul → panjang & sudut ikatan berubah-ubah → nilai rerata diukur dengan spektroskopi & difraksi sinar-X
  • 12. 3.3.1 Panjang dan Energi Ikatan Rerata Rerata Energi ikatana Energi ikatan Molekul panjang ikatan Molekul panjang ikatan (kJ mol- 1) (kJ mol- 1) (Ǻ = 10- 10 m) (Ǻ = 10- 10 m) N2 1,100 942 HF 0,926 565 O2 1,211 495 HCl 1,284 429 F2 1,417 155 HBr 1,424 363 Cl2 1,991 240 HI 1,620 295 Br2 2,286 190 ClF 1,632 252 I2 2,669 148 BrCl 2,139 216 a Energi (disosiasi) ikatan (∆Ed) = energi yang harus diserap untuk memecah 1 mol ikatan tertentu. 1 golongan: Z↑ → ukuran atom ↑ → panjang ikatan ↑ → energi ikatan ↓ Contoh: Panjang ikatan F2 < Cl2 < Br2 < I2; ClF < ClBr Energi ikatan HF > HCl > HBr > HI
  • 13. Anomali energi ikatan: F2 << Cl2 > Br2 > I2 ⇒ kuatnya tolak-menolak antaratom F yang sangat elektronegatif N2 >> O2 >> F2 ⇒ faktor orde ikatan Panjang ikatan dari sepasang atom tertentu hanya berubah sedikit dari satu molekul ke molekul lain, sedangkan energi ikatan tidak begitu terulangkan (+10%) Contoh: Ikatan Molekul Panjang ikatan (Å) O–H H2O 0,958 H2O2 0,960 HCOOH 0,95 CH3OH 0,956
  • 14. 3.3.2 Orde Ikatan Panjang ikatan Energi ikatan Ikatan Molekul Orde ikatan (Å) (kJ mol- 1) etana C–C 1 1,536 345 (H3C–CH3) etilena C=C 2 1,337 612 (H2C=CH2) asetilena C≡C 3 1,204 809 (HC≡CH) C–C & C=C benzena 1½ 1,37 505 selang-seling (C6H6) (antara – & =) Orde ikatan ↑ ⇒ Panjang ikatan ↓ ⇒ Energi ikatan ↑ C–O 1,43 C–H 1,10 Orde ikatan rangkap juga ada C=O 1,20 N–H 1,01 pada ikatan antaratom selain C N–N 1,45 O–H 0,96 dan antaratom taksejenis: N=N 1,25 C–N 1,47 N≡N 1,10 C≡N 1,16
  • 15. 3.4. IKATAN KOVALEN Atom-atom yang identik dapat memperoleh konfigurasi e- yang stabil dengan cara penggunaan bersama elektron. Contoh: elektron elektron takberpasangan berpasangan Cl + Cl Cl Cl atau Cl Cl elektron nonikatan H + H H H atau H H Cl 4 Cl + C Cl C Cl Cl
  • 16. CONTOH 3.2 Tulislah struktur titik-elektron untuk senyawa yang dihasilkan nitrogen (N) dan hidrogen (H) ketika berikatan kovalen. Penyelesaian: N + 3H H N H atau H N H H H amonia (NH3)
  • 17. 3.4.1 Ikatan Kovalen Ganda Jika 2 atau 3 pasang e- digunakan bersama, terbentuk ikatan kovalen ganda dua atau tiga, misalnya 2 O + C O C O atau O C O N + N N N atau N N CONTOH LAIN Pembentukan etilena, C2H4, dari karbon (Golongan IV) dan hidrogen. H H H H 2 C + 4H C C atau C C H H H H etilena
  • 18. 3.5 IKATAN KOVALEN POLAR Jika dua atom berbeda terikat secara kovalen, elektron ikatan tidak digunakan sama rata, tetapi condong ke atom yang lebih elektronegatif. δ+ δ− Contoh: H + Cl H Cl H Cl atau H Cl (2,2) (3,0) molekul polar (δ = muatan parsial) Selisih elektronegativitas ↑ ⇒ dwikutub semakin kuat ⇒ ikatan semakin polar > 1,7 → ikatan ionik 0–1,7 → ikatan kovalen polar 0 → ikatan kovalen
  • 19. Ikatan kovalen koordinasi: salah satu atom memberikan dua elektron sekaligus kepada atom lainnya dalam membentuk ikatan kovalen. Contoh: + + H H H H N + H+ H NxH x H N H H H H ikatan kovalen koordinasi Tanda panah kadang-kadang digunakan untuk menyatakan pasangan elektron yang disumbangkan
  • 20. CONTOH 3.3 Tuliskan struktur Lewis dari pernyataan berikut: “boron triklorida membentuk ikatan kovalen koordinasi dengan nitrogen dari molekul amonia”. Penyelesaian: H Cl H Cl H Cl H N + B Cl H N x B Cl x H N B Cl H Cl H Cl H Cl
  • 21. 3.6 MUATAN FORMAL H2SO4 → dua struktur Lewis yang memenuhi : O O H O S O H H O S O H O O (1) 4 ikatan S-O (2) 2 ikatan S-O 2 ikatan S=O Eksperimen: Ada 2 jenis ikatan antara S dan O pada H2SO4 → 157 pm (S–O) & 142 pm (S=O) → Struktur (2) yang realistis
  • 22. Alat bantu untuk memilih: Muatan formal MF = Σ e- valensi – Σ e- nonikatan – ½ Σ e- ikatan Struktur (1) Struktur (2) H = 1 – 0 – ½ (2) = 0 H = 1 – 0 – ½ (2) = 0 Okiri = 6 – 4 – ½ (4) = 0 Okiri = 6 – 4 – ½ (4) = 0 Okanan = 6 – 4 – ½ (4) = 0 Okanan = 6 – 4 – ½ (4) = 0 Oatas = 6 – 6 – ½ (2) = –1 Oatas = 6 – 4 – ½ (4) = 0 Obawah = 6 – 6 – ½ (2) = –1 Obawah = 6 – 4 – ½ (4) = 0 S = 6 – 0 – ½ (8) = +2 S = 6 – 0 – ½ (12) = 0 Muatan bersih = 0 Muatan bersih =0 Struktur (1) memiliki 3 atom bermuatan → energi sangat tinggi (tidak stabil)
  • 23. CONTOH 3.4 Gunakan konsep muatan formal untuk menentukan mana struktur hidroksilamina, NH3O, yang terbaik. Penyelesaian: H H N O H N O H H H (1) (2) H = 1 – 0 – ½ (2) = 0 H = 1 – 0 – ½ (2) = 0 N = 5 – 0 – ½ (8) = +1 N = 5 – 2 – ½ (6) = 0 O = 6 – 6 – ½ (2) = –1 O = 6 – 4 – ½ (4) = 0 Struktur (2) terbaik karena muatan formal semua atomnya nol.
  • 24. 3.7 BENTUK MOLEKUL: TEORI VSEPR Molekul dengan > 1 ikatan kovalen polar bisa polar/nonpolar bergantung pada susunan ikatan-ikatannya dalam ruang Contoh : CO2 → O C O molekul nonpolar linear µtot = 0 H2O → H O H molekul polar yang bengkok µtpt ≠ 0 Teori VSEPR (valence shell electron-pair repulsion = tolakan pasangan-elektron kulit valensi) Pasangan elektron ikatan maupun nonikatan cenderung tolak-menolak ⇒ menempatkan diri sejauh-jauhnya untuk meminimumkan tolakan.
  • 25. Geometri pasangan elektron ⇐ bilangan sterik atom pusat SN = (Σ atom yang terikat pada atom pusat) + (Σ pasangan elektron nonikatan pada atom pusat) (Atom pusat = atom yang mengikat dua atau lebih atom lain) 109,5o 180o 120o SN = 2: linear SN = 3: planar trigonal SN = 4: tetrahedral 90o 90o 120o 90o SN = 5: bipiramida trigonal SN = 6: oktahedral
  • 26. CONTOH 3.5 Hitunglah bilangan sterik untuk iodin pada IF4- dan untuk bromin pada BrO4-. Kedua ion molekular memiliki pusat I- atau Br- yang dikelilingi oleh 4 atom. Tentukan pula geometri pasangan elektronnya. Penyelesaian: IF4- ⇒ Atom pusat I- : 8 e- val. Atom ujung F : 7 e- val. ⇒ menggunakan bersama 1 e- dari I- agar oktet Maka: 4 e- I- ⇒ ikatan dengan 4 atom F 4 e- sisanya ⇒ 2 pasangan nonikatan SN = 4 + 2 = 6 ⇒ (geometri pasangan e-: OKTAHEDRAL)
  • 27. BrO4- ⇒ Atom pusat Br-: 8 e- val. Atom ujung O : 6 e- val. ⇒ menggunakan bersama 2 e- dari Br- agar oktet Maka: 8 e- Br- ⇒ ikatan dengan 4 atom O Tidak ada pasangan menyendiri SN = 4 + 0 = 4 ⇒ (geometri pasangan e-: TETRAHEDRAL) Ikatan rangkap/rangkap-tiga dianggap sama dengan ikatan tunggal ⇒ CO2 ( O C O) ⇒ SN = 2 + 0 = 2 (geometri pasangan e-: LINEAR)
  • 28. Geometri molekul ⇐ geometri pasangan elektron (bergantung pada Σ pasangan menyendiri) 1. Tanpa pasangan nonikatan: geometri molekul = geometri pasangan elektron Contoh: BeCl2 : SN = 2 + 0 = 2 (linear) BF3 : SN = 3 + 0 = 3 (planar trigonal) SF6 : SN = 6 + 0 = 6 (oktahedral) 2. Ada pasangan nonikatan: Pasangan e- nonikatan dipegang lebih dekat ke atom pusat Menempati lebih banyak ruang daripada pasangan e- ikatan
  • 29. Sudut antarpasangan e- ikatan < antara pasangan e- ikatan dan pasangan e- nonikatan < antarpasangan e- nonikatan CH4 : SN = 4 + 0 = 4 NH3 : SN = 3 + 1 = 4 Geometri pasangan e- = tetrahedral H2O : SN = 2 + 2 = 4 Amonia (NH3) Sudut ikatan 107,3o
  • 30. CH4 : tidak ada pasangan e- nonikatan H (geometri molekul = geometri pasangan e- O 109,5 H C H = tetrahedral) ⇒ Sudut ikatan H-C-H: 109,5o H NH3 : 1 pasang e- nonikatan H N H (geometri molekul = piramida trigonal: O 107,3 H tetrahedral yang dihilangkan 1 buah ikatannya) ⇒ Sudut ikatan H-N-H: 107,3o H2O : 2 pasang e- nonikatan ] O H (geometri molekul = bentuk V: O H 104,5 tetrahedral yang dihilangkan 2 buah ikatannya) ⇒ Sudut ikatan H-O-H: 104,5o
  • 31. CONTOH 3.7 Tentukan bilangan sterik atom sulfur dalam SO2 dan ramalkan struktur molekul SO2 Penyelesaian Bilangan sterik sulfur 3 (dua atom terikat dan satu pasang nonikatan) Molekul SO2 bengkok, sudut ikatan sedikit < 120o
  • 32. Molekul dengan bilangan sterik 5: PF5, SF4, ClF3, dan XeF2 dengan jumlah pasangan nonikatan berturut- turut 0, 1, 2, dan 3.
  • 33. CONTOH 3.8 Perkirakan geometri (a) ion ClO3+ dan (b) molekul IF5 Penyelesaian (a) ClO3+ ⇒ Atom pusat Cl+ : 6 e- val. Atom ujung O : 6 e- val. ⇒ menggunakan bersama 2 e- dari Cl- (konfigurasi Ar) Maka: 6 e- CI+ ⇒ ikatan dengan 3 atom O Tidak ada pasangan nonikatan
  • 34. O SN = 3 + 0 = 3 tanpa pasangan e- nonikatan: Cl Geometri molekul = geometri pasangan e- O O = PLANAR TRIGONAL (b) IF5 ⇒ Atom pusat I : 7 e- val. Atom ujung F : 7 e- val. ⇒ menggunakan bersama 1 e- dari I (konfigurasi Xe) Maka: 5 e- I ⇒ ikatan dengan 5 atom F 2 e- sisanya ⇒ 1 pasangan menyendiri
  • 35. SN = 5 + 1 = 6: geometri pasangan e- = oktahedral 1 pasangan e- nonikatan: dihilangkan 1 ikatannya Geometri molekul = PIRAMIDA BUJURSANGKAR F F F I F F
  • 36. 3.8 TATA NAMA ANORGANIK & BILANGAN OKSIDASI Tata nama ion: 1. Kation monoatomik (1 ion stabil): Golongan I dan II + 3 unsur pertama dari Golongan III Nama = unsur induknya Contoh: Na+: ion natrium Ca2+: ion kalsium Gol. I, II → kation monoatomik +1, +2 2. Kation monoatomik (beberapa ion stabil): Unsur transisi + Golongan III, IV, dan V Contoh: Cu+: ion tembaga(I) atau ion kupro Cu2+: ion tembaga(II) atau ion kupri
  • 37. (a) Angka Romawi dalam kurung → muatan. (b) Akhiran –o → ion yang muatannya lebih rendah; Akhiran –i → yang lebih tinggi (sudah ditinggalkan). 3. Kation poliatomik Contoh: NH4+: ion amonium H3O+: ion hidronium Hg22+: ion merkuro(I) [bedakan dengan Hg2+:ion merkuri(II)] 4. Anion monoatomik: Bagian pertama nama unsur + akhiran –ida Contoh: Cl-: ion klorida (diturunkan dari klorin) O2-: ion oksida (diturunkan dari oksigen) Gol. V, VI, VII → anion monoatomik –3, –2, –1
  • 38. 5. Anion poliatomik Contoh: SiO43-: ion silikat NO2-: ion nitrit NO3-: ion nitrat ClO-: ion hipoklorit ClO3-: ion klorat ClO2-: ion klorit ClO4-: ion perklorat HCO3-: ion hidrogen karbonat (nama biasa: ion bikarbonat) Tata nama senyawa ionik: (Nama kation)_(Nama anion) Asas kenetralan muatan: Muatan + dari kation dibalanskan oleh muatan – dari anion. Contoh: NaBr: Kation +1 membalanskan anion –1 Mg3N2: 3 kation +2 membalanskan 2 anion –3 FeCl2 dan FeCl3? Tl2SO4 dan Tl2(SO4)3?
  • 39. CONTOH 3.9 Apakah rumus kimia untuk (a) barium oksida dan (b) sesium nitrida. Penyelesaian: (a) Ba : golongan II → Ba2+ O : golongan VI → O2- Asas kenetralan muatan: Setiap 1 ion Ba2+ dibalanskan oleh 1 ion O2- ⇒ BaO (b) Cs3N.
  • 40. CONTOH 3.10 Namai senyawa ionik yang mengandung ion poliatom berikut. (a) NH4ClO3 (b) NaNO2 (c) Li2CO3 Penyelesaian: (a) Amonium klorat (b) Natrium nitrit (c) Litium karbonat
  • 41. 3.8.1 Bilangan Oksidasi 1. Biloks unsur bebas = 0 2. Σ biloks semua atom dalam spesies = muatan bersih spesies tersebut 3. Biloks logam alkali = +1 4. Biloks F = –1 5. Biloks logam alkali tanah, Zn, dan Cd = +2 6. Biloks H = +1 7. Biloks O = –2 Jika aturan di atas diterapkan sesuai prioritas, pengecualian seperti biloks O = –1 dalam peroksida dan biloks H = –1 dalam hidrida tidak perlu dihafalkan.
  • 42. Contoh 3.11 Tetapkan bilangan oksidasi setiap atom dalam senyawa berikut (a) CsF (b) CrO42- Penyelesaian (a) Bilangan oksidasi Cs = +1 (aturan 3), jadi bilangan oksidasi F = -1 (b) Bilangan oksidasi O = -2 (aturan 7) muatan ion = -2, jadi bilangan oksidasi Cr = +6
  • 43. LATIHAN SOAL-SOAL 1. Berapa banyak elektron valensi yang dimiliki oleh masing-masing atom dari unsur di bawah ini? a. Be b. Na c. Se d. F e. K f. Sn 2. Golongkan ikatan dalam senyawa berikut sebagai ionik atau kovalen a. NaF b. MgS c. MgO d. AlCl3 3. Tuliskan rumus senyawa ionik yang dapat terbentuk dari pasangan unsur berikut. Sebutkan nama tiap senyawanya. a. berilium dan fluorin b. aluminium dan fosforus c. bromin dan magnesium
  • 44. 4. Jelaskan apa yang dimaksud dengan a. ikatan kovalen polar b. molekul polar 5. Gambarkan struktur titik-elektron untuk menunjukkan ikatan kovalen dari senyawa berikut: a. NCl3 b. OF2 c. PH3 6. Tentukan muatan formal untuk setiap atom dan muatan bersih seluruh molekul pada struktur Lewis berikut: a. N ≡ N - O b. S = C = N
  • 45. 7. Urutkan masing-masing kelompok berikut menurut kenaikan polaritasnya a. H – Cl, H – O, H - F b. N – O, P - O, Al – O c. H - Cl, Br - Br, B - N 8. Tuliskan rumus dari masing-masing ion poliatomik. Tulis juga muatannya. a. ion amonium b. ion fosfat c. ion karbonat 9. Tetapkan bilangan oksidasi setiap spesies dalam a. HClO3 b. HF2- c. NH4+