SlideShare a Scribd company logo
1 of 33
LAPORAN
      PRAKTIKUM BIOKIMIA PANGAN

                KARBOHIDRAT II
               Uji Phenylhidrazine

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Praktikum
                   Biokimia Pangan

                           Oleh :

       Nama               : Nur Rahayu Setiawati
       NRP                : 113020117
       Meja               : 9 (Sembilan)
       Kelompok           :D
       Asisten            : Ogy Tanjung Wigelar
       Tgl Percobaan      : 22 Maret 2013




   LABORATORIUM BIOKIMIA PANGAN
     JURUSAN TEKNOLOGI PANGAN
          FAKULTAS TEKNIK
       UNIVERSITAS PASUNDAN
             BANDUNG
                2013
LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA PANGAN
             KARBOHIDRAT II
          UJI PHENYLHIDRAZINE

    Nur Rahayu Setiawati         :   113020117
    Tanty Sulistiani Widodo      :   113020116


                           INTISARI
     Tujuan dari percobaan Uji Phenylhidrazine adalah untuk
mengetahui adanya gula aldosa dan ketosa dalam sampel. Prinsip
percobaan Uji Phenylhidrazin yaitu berdasarkan gugus karbonil dari
aldosa dan ketosa yang akan membentuk senyawa osazon (kuning
jingga).
     Berdasarkan hasil percobaan dengan menggunakan Uji
Phenylhidrazine didapatkan hasil bahwa sampel Apel, Pocari Sweat,
Yoghurt, dan larutan fruktosa positif mengandung gula ketosa dan
aldosa. Sedangkan sampel tepung terigu, negative mengandung gula
ketosa dan aldosa. Seharusnya pada sampel Pocari Sweat negative
mengandung gula ketosa dan aldosa .

                      I PENDAHULUAN
     Bab ini akan membahas mengenai: (1) Latar Belakang
Percobaan, (2) Tujuan Percobaan, (3) Prinsip Percobaan, dan
(4) Reaksi Percobaan.
1.1 Latar Belakang
     Karbohidrat merupakan sumber kalori utama bagi hampir
seluruh penduduk dunia, khususnya bagi penduduk Negara
yang sedang berkembang. Walaupun jumlah kalori yang dapat
dihasilkan oleh 1 gram karbohidrat hanya 4 Kal (kkal) bila
dibanding protein dan lemak, karbohidrat merupakan sumber
kalori yang murah. Selain itu beberapa golongan karbohidrat
menghasilkan serat-serat (dietary fiber) yang berguna bagi
pencernaan (Winarno, Hal 15, 1992)
     Karbohidrat tidak hanya terdapat pada pati saja, tetapi
terdapat pula sebagai gula misalnya dalam buah-buahan,
dalam madu lebah, dan lain-lainnya. Protein dan lemak
relative tidak begitu banyak terdapat dalam makanan kita bila
dibandingkan dengan karbohidrat (Poedjiadi, Hal 8, 1994).
1.2 Tujuan Percobaan
    Untuk mengetahui adanya gula aldosa dan ketosa dalam
sampel.

1.3 Prinsip Percobaan
    Berdasarkan gugus karbonil dari aldosa dan ketosa yang
akan membentuk senyawa osazon (kuning jingga) .
1.4 Reaksi Percobaan


          H                              C – NHC6H5

       H - C – OH                        C – NHC6H5

     (H – C – OH)2 + 3CH5NHNH3       (H – C – OH)3
                             Glukosa
                                          CH2OH
                                          +
                                          C6H5NH3NH2 + H2O
                                         (Alanin)


          Gambar 1. Reaksi Uji Phenylhidrazine
II TINJAUAN PUSTAKA
   Bab ini akan membahas mengenai: (1)         Pembentukan
Osazon, dan (2) Isomerasi Monosakarida
2.1 Pembentukan Osazon
     Semua karbohidrat yang mempunyai gugus aldehida atau
keton bebas akan membentuk osazon bila dipanaskan
bersama fenilhidrazin berlebih. Osazon yang terjadi
mempunyai bentuk Kristal dan titik lebur yang khas bagi
masing-masing karbohidrat. Hal ini sangat penting, artinya
karena dapat digunakan untuk mengidentifikasi karbohidrat
dan merupakan salah satu cara untuk membedakan beberapa
monosakarida, misalnya antara glukosa dan galaktosa yang
terdapat dalam urine wanita yang sedang dalam masa
menyusui (Poedjiadi, Hal 42, 1994).
     Pada reaksi antara glukosa dengan fenilhidrazine, mula-
mula terbentuk D-glukosafenilhidrazine. Kemudian reaksi
berlanjut hingga terbentuk D-glikazon. Glukosa, fruktosa, dan
manosa dengan fenilhidrazin menghasilkan osazon yang
sama. Dari struktur ketiga monosakarida tersebut tampak
bahwa posisi gugus –OH dan atom H pada atom karbon
nomor 3,4 dan 5 sama. Dengan demikian osazon yang
terbentuk mempunyai struktur yang sama (Poedjiadi, Hal 42,
1994).
2.2 Isomerasi Monosakarida
     Aldosa dan ketosa sederhana terdiri dari jumlah atom
karbon yang sama merupakan isomer satu sama lain, karena
itu heksosa dan hexulosa keduanya memiliki rumus empiris
yang sama C6H12O6 dan dapat diinterkonversi dengan
isomerasi. Isomerasi monosakarida melibatkan kedua gugus
karbonil dan gugus hidroksil yang berdekatan. Dengan reaksi
ini, satu aldosa berubah menjadi aldosa yang lain (dengan
konfigurasi C-2 yang berlawanan) dan ketosa yang
sesuai,sedangkan ketosa berubah menjadi dua aldosa yang
sesuai. Oleh karena itu, dengan isomerisasi, D-glukosa, D-
mannosa, dan D-fruktosa dapat diinterkonversi. Isomerisasi
dapat dikatalisis dengan basa atau enzim (Ayatullah, 2008)
III BAHAN, ALAT DAN METODE PERCOBAAN

    Bab ini akan membahas mengenai : (1) Bahan yang
digunakan, (2) Alat-alat yang digunakan, dan (3) Metode
Percobaan
3.1 Bahan yang digunakan
    Bahan      yang    digunakan     untuk   percobaan     Uji
Phenylhidrazine adalah larutan Phenylhidrazine, Tepung
Terigu, Apel, Pocari Sweat, Yoghurt, dan Larutan Fruktosa.
3.2 Alat yang digunakan
    Alat-alat yang digunakan pada Uji Phenylhidrazine adalah
tabung reaksi, pipet tetes, gelas kimia, tang krus, dan
pemanas air.
3.3 Metode Percobaan




                   2 mL larutan karbohidrat




                   + 5 mL larutan Phenylhidrazine




                   Panaskan dalam air mendidih 5 menit

                   Amati sampai terjadi warna kuning jingga
IV HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

   Bab ini akan membahas mengenai                 :   (1)   Hasil
Pengamatan, dan (2) Pembahasan
4.1 Hasil Pengamatan
         Berdasarkan percobaan yang dilakukan maka
didapat hasil pengamatan sebagai berikut :
      Tabel 1. Hasil Pengamatan Uji Phenylhidrazine
 Sampel       Pereaksi        Warna      Hasil     Keterangan
                                                      Tidak
 Tepung                       Kuning              Mengandung
                                          +
 Terigu                       Muda               Gula Ketosa dan
                                                     Aldosa
                                                  Mengandung
  Apel                        Jingga      +      Gula Ketosa dan
                                                     Aldosa
              Larutan
                                                  Mengandung
 Pocari    Phenylhidrazine    Jingga
                                          +      Gula Ketosa dan
 Sweat                        Muda
                                                     Aldosa
                                                  Mengandung
                               Kuning
Yoghurt                                   +      Gula Ketosa dan
                             (Endapan)
                                                     Aldosa
                                                  Mengandung
Larutan                       Jingga
                                          +      Gula Ketosa dan
Fruktosa                      Muda
                                                     Aldosa
(Sumber : Nur dan Tanty, Kelompok D, Meja 9, 2013)
Gambar 3. Foto Hasil Pengamatan Uji Phenylhidrazine

4.2 Pembahasan
     Dari hasil percobaan uji Phenylhidrazine dapat diketahui
bahwa sampel Apel, Pocari Sweat, Yoghurt, dan larutan
fruktosa positif mengandung gula ketosa dan aldosa.
Sedangkan sampel tepung terigu, negative mengandung gula
ketosa dan aldosa. Seharusnya pada sampel Pocari Sweat
negative mengandung gula ketosa dan aldosa. Hal ini
disebabkan karena beberapa factor kesalahan pada saat
pengujian seperti alat-alat yang digunakan dalam keadaan
kurang bersih, kurangnya pemahaman praktikan mengenai
prosedurnya, dan kurangnya ketelitian praktikan dalam
melakukan percobaan.
     Aldosa ataupun ketosa dengan fenilhidrazine dan
dipanaskan akan membentuk hidrason atau osazon. Senyawa
ini terjadi karena gugus aldehid ataupun ketonik dari
karbohidrat berikatan dengan fenilhidrazin. Reaksi antar
senyawaan tersebut merupakan reaksi oksidasi-reduksi, atom
C yang mengalami reaksi adalah atom C nomor satu dan dua
dari aldosa atau ketosa. Fruktosa dan glukosa menunjukkan
osazon yang sama (Sudarmadji, Hal 79, 2003).
      Pada uji Osazon, yang mendasarinya adalah pemanasan
karbohidrat yang memiliki gugus aldehida atau keton bersama
fenilhidrazine berlebihan akan membentuk hidrazon atau
osazon. Osazon yang terbentuk mempunyai bentuk kristal dan
titik lebur yang spesifik. Osazon disakarida larut dalam air
mendidih dan terbentuk kembali bila didinginkan, namun
sukrosa tidak membentuk osazon karena gugus aldehida dan
keton yang terikat pada monomernya sudah tidak bebas,
sebaliknya     osazon monosakarida tidak larut dalam air
mendidih (Asih, 2012).
      Uji osazon digunakan untuk mengamati perbedaan yang
spesifik bagi tiap karbohidrat melalui penampang endapan
yang dihasilkannya. Pada umumnya, monosakarida dan
beberapa sakarida yang lain dapat membentuk osazon atau
kristal kuning apabila direaksikan dengan phenylhidrazine.
Rumus         molekul      dari    phenilhidrazine    adalah
C6H5NHNH2.Proses pembentukan kristal osazon berawal dari
molekul gula yang bergabung dengan satu molekul
fenilhidrazine, lalu dipanaskan hingga terbentuk kristal
berwarna kuning yang dinamakan hidrazon. Kemudian
kelebihan dari fenilhidrazine berikatan dengan molekul gula
lainnya k emudian diikuti adanya perubahan kelompok alkohol
dan hidrazon menjadi keton dan selanjutnya molekul dari
ketiga reagen masuk ke dalam reaksi membentuk kristal
osazon.
      Semua karbohidrat yang mempunyai gugus aldehida atau
keton bebas membentuk osazon bila dipanaskan bersama
fenilhidrazine berlebih. Osazon yang terjadi mempunyai
bentuk kristal dan titik lebur yang khas bagi masing-masing
karbohidrat. Hal ini sangat penting karena dapat digunakan
untuk mengidentifikasi karbohidrat dan merupakan salah satu
cara untuk membedakan monosakarida.


.
V KESIMPULAN DAN SARAN

     Bab ini akan membahas mengenai : (1) Kesimpulan, dan
(2) Saran
5.1 Kesimpulan
    Berdasarkan hasil percobaan dengan menggunakan Uji
Phenylhidrazine didapatkan hasil bahwa sampel Apel, Pocari
Sweat, Yoghurt, dan larutan fruktosa positif mengandung gula
ketosa dan aldosa. Sedangkan sampel tepung terigu, negative
mengandung gula ketosa dan aldosa. Seharusnya pada
sampel Pocari Sweat negative mengandung gula ketosa dan
aldosa

5.2 Saran
    Praktikan harus selalu mengikuti prosedur percobaan
yang ada. Lalu selalu membersihkan dan mencuci alat
dengan bersih setelah digunakan, agar pada saat metode
selanjutnya, tidak terjadi kesalahan.
DAFTAR PUSTAKA


Asih, Rahayu. 2012. Karbohidrat.
     http://rahayuasih.wordpress.com/2012/02/22/karbohidrat/.
     Diakses : 29 Maret 2012

Ayatulloh,   Muhammad      Septa.    2008.   Monosakarida,
    http://septa-
    ayatullah.blogspot.com/2008/12/monosakarida.html?m
    =1. Diakses : 29 Maret 2013
Poedjiadi, Anna. 1994. Dasar-dasar Biokimia. Universitas
    Indonesia : Jakarta.
Sudarmadji, Slamet. 2003. Analisa Bahan Makanan dan
    Pertanian. Liberty Yogyakarta.
Winarno, F.G. 2002. Kimia Pangan dan Gizi. Gramedia
    Pustaka Utama : Jakarta
LAPORAN
      PRAKTIKUM BIOKIMIA PANGAN

               KARBOHIDRAT II
         Hidrolisis Suatu Polisakarida

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Praktikum
                   Biokimia Pangan

                           Oleh :

       Nama               : Nur Rahayu Setiawati
       NRP                : 113020117
       Meja               : 9 (Sembilan)
       Kelompok           :D
       Asisten            : Ogy Tanjung Wigelar
       Tgl Percobaan      : 22 Maret 2013




   LABORATORIUM BIOKIMIA PANGAN
     JURUSAN TEKNOLOGI PANGAN
          FAKULTAS TEKNIK
       UNIVERSITAS PASUNDAN
             BANDUNG
                2013
LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA PANGAN
              KARBOHIDRAT II
      HIDROLISIS SUATU POLISAKARIDA

    Nur Rahayu Setiawati           :    113020117
    Tanty Sulistiani Widodo        :    113020116


                             INTISARI
     Tujuan dari percobaan Hidrolisis Suatu Polisakarida adalah
untuk menguraikan gula polisakarida menjadi lebih sederhana
                                +
dengan penambahan asam (H ) dan pemanasan. Prinsip percobaan
Hidrolisis Suatu Polisakarida adalah berdasarkan hidrolisis hasil dari
hidrolisis polisakarida oleh asam menjadi monosakarida.
     Berdasarkan hasil percobaan dengan menggunakan Hidrolisis
Suatu Polisakarida, didapatkan hasil Amilodekstrin terbentuk pada
menit ke 0-15, Eritrodekstrin terbentuk pada menit 20-30, sedangkan
Archodekstrin terbentuk pada menit 33-35. Seharusnya Amilodekstrin
terbentuk pada menit ke 0-15, Eritrodekstrin pada menit ke 20-40,
dan Archodekstrin pada menit 45-55.

                        I PENDAHULUAN
     Bab ini akan membahas mengenai: (1) Latar Belakang
Percobaan, (2) Tujuan Percobaan, (3) Prinsip Percobaan, dan
(4) Reaksi Percobaan.
1.1 Latar Belakang
    Polisakarida dalam bahan makanan berfungsi sebagai
penguat tekstur (selulosa, hemiselulosa, pectin, lignin) dan
sebagai sumber energi (pati, dekstrin, glikogen, fruktan).
Polisakarida penguat tekstur ini tidak dapat dicerna oleh tubuh
tetapi merupakan serat-serat yang dapat menstimulasi enzim-
enzim pencernaan (Winarno, Hal 27, 2002).
    Polisakarida     merupakan       polimer    molekul-molekul
monosakarida yang dapat berantai lurus atau bercabang dan
dapat dihidrolisis dengan enzim-enzim yang spesifik kerjanya.
Hasil hidrolisis sebagian akan menghasilkan oligosakarida dan
dapat dipakai untuk menentukan struktur molekul polisakarida
(Winarno, Hal 27, 2002).
1.2 Tujuan Percobaan
    Untuk menguraikan gula polisakarida menjadi lebih
                                   +
sederhana dengan penambahan asam (H ) dan pemanasan.

1.3 Prinsip Percobaan
    Berdasarkan hidrolisis hasil dari hidrolisis polisakarida
oleh asam menjadi monosakarida.
1.4 Reaksi Percobaan

          H                              Na

          C=O                            C = OH

       H – C – OH                    N – C – OH

     HO – C – H     + NaOH          HO – C – H

       H – C – OH                    H – C – OH

       H – C – OH                    H – C – OH

          CH2OH                          CH2OH



     Gambar 1. Reaksi Hidrolisis Suatu Polisakarida
II TINJAUAN PUSTAKA
     Bab ini akan membahas mengenai: (1) Polisakarida dan
(2) Mukopolisakarida
2.1 Polisakarida
     Pada umumnya polisakarida mempunyai molekul besar
dan lebih kompleks daripada mono dan oligosakarida. Molekul
polisakarida terdiri atas banyak molekul monosakarida.
Polisakarida yang terdiri atas satu macam monosakarida saja
disebut homopolisakarida. Sedangkan yang mengandung
senyawa      lain  disebut     heteropolisakarida.  Umumnya
polisakarida berupa senyawa berwarna putih dan tidak
berbentuk kristal, tidak mempunyai rasa manis dan tidak
mempunyai sifat mereduksi. Berat molekul polisakarida
bervariasi dari beberapa ribu hingga lebih dari satu juta.
Polisakarida yang dapat larut dalam air akan membentuk
larutan koloid. Beberapa polisakarida yang penting
diantaranya pati, dekstrin, dan selulosa (Poedjiadi, Hal 35,
1994).
2.1.1 Pati
     Pati merupakan homopolimer glukosa dengan ikatan α-
glikosidik. Berbagai macam pati tidak sama sifatnya,
tergantung dari panjang rantai C-nya, serta apakah lurus atau
bercabang rantai molekulnya. Pati terdiri dari dua fraksi yang
dapat dipisahkan dengan air panas. Fraksi terlarut disebut
amilosa dan fraksi tidak larut disebut amilopektin. Amilosa
mempunyai struktur lurus dengan ikatan α-(1,4)-D-glukosa,
sedang amilopektin mempunyai cabang dengan ikatan α-(1,4)-
D-glukosa sebanyak 4 – 5 % dari berat total (Winarno, Hal 27,
2002).
2.1.2 Dekstrin
     Pada reaksi hidrolisis parsial, amilum terpecah menjadi
molekul-molekul lebih kecil yang dikenal dengan nama
dekstrin. Jadi dekstrin adalah hasil antara pada proses
hidrolisis amilum sebelum terbentuk maltose. Larutan dekstrin
banyak digunakan sebagai bahan perekat (Poedjiadi, Hal 38,
1994).
2.1.3 Selulosa
     Selulosa terdapat dalam tumbuhan sebagai bahan
pembentuk dinding sel. Dalam tubuh kita selulosa tidak dapat
dicerna karena kita tidak mempunyai enzim yang dapat
menguraikan selulosa. Dengan asam encer r=tidak dapat
terhidrolisis, tetapi oleh asam dengan konsentrasi tinggi dapat
terhidrolisis,menjadi selobiosa dan D-glukosa. Selobiosa
adalah suatu disakarida yang terdiri atas dua molekul glukosa
yang berikatan glikosidik antara karbon atom 1 dengan atom
karbon (Poedjiadi, Hal 38, 1994).
2.2 Mukopolisakarida
     Mukopolisakarida adalah suatu heteropolisakarida, yaitu
polisakarida yang terdiri atas dua jenis derivate monosakarida,
Derivat monosakarida yang membentuk mukopolisakarida
tersebut ialah gula amino dan asam uronat. Sebagai contoh
asam hialuronat yang merupakan komponen jaringan ikat
yang terdapat pada otot, terbentuk dari kumpulan unit N-
asetilglukosamina yang berikatan dengan asam glukuronat.
Heparin, suatu senyawa yang berfungsi sebagai antikoagulan
darah adalah suatu mukopolisakarida (Poedjiadi, Hal 39,
1994).
III BAHAN, ALAT DAN METODE PERCOBAAN

    Bab ini akan membahas mengenai : (1) Bahan yang
digunakan, (2) Alat-alat yang digunakan, dan (3) Metode
Percobaan
3.1 Bahan yang digunakan
     Bahan yang digunakan untuk percobaan Hidrolisis Suatu
Polisakarida adalah Larutan HCl 3M, Larutan KI.
3.2 Alat yang digunakan
     Alat-alat yang digunakan pada Hidrolisis Suatu
Polisakarida adalah tabung reaksi, pipet tetes, gelas kimia,
tang krus, plat tetes, penjepit tabung dan pemanas air.
3.3 Metode Percobaan



                   2 mL larutan karbohidrat
                   + 2 mL larutan HCl 3M




                   + Panaskan selama 5 menit




                   Teteskan KI / I2

                   Amati perubahan warna setiap interval 5menit
IV HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

   Bab ini akan membahas mengenai              :   (1)   Hasil
Pengamatan, dan (2) Pembahasan
4.1 Hasil Pengamatan
     Berdasarkan percobaan yang dilakukan maka didapat
hasil pengamatan sebagai berikut :
Tabel 1. Hasil Pengamatan Hidrolisis Suatu Polisakarida
Sampel    Pereaksi   Waktu    Warna    Hasil    Keterangan
                       0’      Ungu      +     Amilodekstrin
                       5’      Ungu      +     Amilodekstrin
                      10’      Ungu      +     Amilodekstrin
   A                  15’      Ungu      +     Amilodekstrin
   M                  20’     Merah     ++     Eritrodekstrin
           HCl 3M
   I                  25’     Merah     ++     Eritrodekstrin
             +
   L                  30’     Merah     ++     Eritrodekstrin
             KI
   U                  35’     Kuning   +++     Achrodekstrin
   M                  40’     Kuning   +++     Achrodekstrin
                      45’     Kuning   +++     Achrodekstrin
                      50’     Kuning   +++     Achrodekstrin
                      55’     Kuning   +++     Achrodekstrin
(Sumber : Nur dan Tanty, Kelompok D, Meja 9, 2013)
Keterangan : (+) Amilodekstrin
            (++) Eritrodekstrin
            (+++) Achrodekstrin




   Gambar 3. Foto Hasil Pengamatan Hidrolisis Suatu
                    Polisakarida
4.2 Pembahasan
     Dari hasil percobaan Hidrolisis Suatu Polisakarida,
didapatkan hasil Amilodekstrin terbentuk pada menit ke 0-15,
Eritrodekstrin terbentuk pada menit 20-30, sedangkan
Archodekstrin terbentuk pada menit 33-35. Seharusnya
Amilodekstrin terbentuk pada menit ke 0-15, Eritrodekstrin
pada menit ke 20-40, dan Archodekstrin pada menit 45-55.
Hal ini disebabkan karena beberapa factor kesalahan pada
saat pengujian seperti factor suhu, alat yang digunakan
kurang bersih, dan adanya KI yang menetes di plat tetes
selanjutnya yang akan digunakan.
     Pati yang berikatan dengan Iodin (I2) akan menghasilkan
warna biru. Sifat ini dapat digunakan untuk menganalisis
adanya pati. Hal ini disebabkan oleh struktur molekul pati yang
berbentuk spiral, sehingga akan mengikat molekul iodine dan
terbentuklah warna biru. Bila pati dipanaskan, spiral
merenggang, molekulpmolekul iodine terlepas sehingga warna
biru hilang. Dari percobaan-percobaan didapat bahwa pati
akan merefleksikan warna biru bila berupa polimer glukosa
yang lebih besar dari dua puluh, misalnya molekul-molekul
amilosa. Bila polimernya kurang dari dua puluh seperti
amilopektin, maka akan dapat dihasilkan warna merah.
Sedang dekstrin dengan polimer 6,7,8 membentuk warna
coklat. Polimet yang lebih kecil dari lima tidak memberikan
warna dengan iodine (Winarno, Hal 33, 2002).
     Karbohidrat golongan polisakarida akan memberikan
reaksi dengan larutan iodine dan memberikan warna spesifik
bergantung pada jenis karbohidratnya. Amilosa dengan iodin
akan berwarna biru, amilopektin dengan iodine akan berwarna
merah violet, glikogen maupun dekstrin dengan iodine akan
berwarna merah coklat (Sudarmadji, Hal 79, 2003).
     Larutan KI pada percobaan ini berfungsi sebagai indicator
warna dimana bila larutan berwarna biru , maka larutan masih
berupa amilum. Bila berwarna ungu, menunjukkan larutan
telah berubah menjadi Amilodekstrin. Bila berwarna merah
larutan telah menjadi larutan Eritrodekstrin. Bila larutan
berwarna      kuning,    larutan  telah    berubah     menjadi
Achrodekstrin. Sedangkan bila larutan tidak berwarna setelah
penambahan KI, menunjukkan bahwa larutan telah berubah
menjadi maltosa.
Dextran merupakan salah satu produk hasil hidrolisis pati
berwarna putih hingga kuning, hidrolisis pati dapat dilakukan
oleh asam atau enzim.. Pati akan mengalami proses
pemutusan rantai oleh enzim atau asam selama pemanasan
menjadi molekul-molekul kecil. Dekstran merupakan hasil
hidrolisis pati yang tidak sempurna. Proses ini juga melibatkan
alkali dan oksidator. Pengurangan panjang rantai tersebut
akan menyebabkan perubahan sifat dimana pati yang tidak
mudah larut dalam air diubah menjadi dekstran yang mudah
larut. Dekstran bersifat larut dalam air air panas atau dingin,
dengan viskositas yang relatif rendah. Sifat tersebut akan
mempermudah penggunaan dekstran bila dipakai dalam
konsentrasi yang cukup tinggi (Agustin, 2012)
     Dekstran putih dihasilkan dengan pemanasan suhu
sedang (79-121ºC), menggunakan katalis asam seperti HCl
atau asam asetat dengan karakteristik produk berwarna putih
hingga krem, Dekstran kuning dihasilkan dengan pemanasan
suhu tinggi (149-190ºC) menggunakan katalis asam dengan
karakteristik produk berwarna krem hingga kuning kecoklata
(Agustin, 2012).
     Serat diet yang didefinisikan sekarang mencakup tiga
fraksi utama sebagau berikut :
     a. Polisakarida struktur, berikatan dengan dinding sel
         tumbuhan, termasuk selulosa, hemiselulosa, dan
         pekstin.
     b. Nonpolisakarida struktur, terutama lignin,
     c. Polisakarida non struktur, termasuk gom dan musilago
(Cahaya, 2011).
V KESIMPULAN DAN SARAN

     Bab ini akan membahas mengenai : (1) Kesimpulan, dan
(2) Saran
5.1 Kesimpulan
     Dari hasil percobaan dengan menggunakan Hidrolisis
Suatu Polisakarida, didapatkan hasil Amilodekstrin terbentuk
pada menit ke 0-15, Eritrodekstrin terbentuk pada menit 20-
30, sedangkan Archodekstrin terbentuk pada menit 33-35.
Seharusnya Amilodekstrin terbentuk pada menit ke 0-15,
Eritrodekstrin pada menit ke 20-40, dan Archodekstrin pada
menit 45-55.
5.2 Saran
    Praktikan harus selalu mengikuti prosedur percobaan
yang ada. Lalu selalu membersihkan dan mencuci alat
dengan bersih setelah digunakan, agar pada saat metode
selanjutnya,       tidak        terjadi       kesalahan.
DAFTAR PUSTAKA

Agustin,             Puput              Maulida.              2012.
     http://blog.ub.ac.id/puputmaulidya/2012/04/01/bab-i-
     pendahuluan-dextran-adalah-suatu-polisakarida-yang-
     tersusun-atas-unit-%CE%B1-d-glukopiranosil-yang-
     berkaitan-dengan-ikatan-%CE%B1-d-dextran-dapat-
     dihasilkan-oleh-bakteri-jika-ditumbuhkan-pada/. Diakses
     : 29 Maret 2013
Cahaya.                         2011.                        Serat.
     http://taufanaffandy.wordpress.com/2011/09/30/
Poedjiadi, Anna. 1994. Dasar-dasar Biokimia. Universitas Indonesia :
    Jakarta.
Sudarmadji, Slamet. 2003. Analisa Bahan Makanan dan Pertanian.
    Liberty Yogyakarta.
Winarno, F.G. 2002. Kimia Pangan dan Gizi. Gramedia Pustaka
    Utama : Jakarta
LAPORAN
      PRAKTIKUM BIOKIMIA PANGAN

                KARBOHIDRAT II
                   Uji Moore

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Praktikum
                   Biokimia Pangan

                           Oleh :

       Nama               : Nur Rahayu Setiawati
       NRP                : 113020117
       Meja               : 9 (Sembilan)
       Kelompok           :D
       Asisten            : Ogy Tanjung Wigelar
       Tgl Percobaan      : 22 Maret 2013




   LABORATORIUM BIOKIMIA PANGAN
     JURUSAN TEKNOLOGI PANGAN
          FAKULTAS TEKNIK
       UNIVERSITAS PASUNDAN
             BANDUNG
                2013
LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA PANGAN
            KARBOHIDRAT II
               UJI Moore

    Nur Rahayu Setiawati         :   113020117
    Tanty Sulistiani Widodo      :   113020116


                           INTISARI
     Tujuan dari percobaan Uji Moore adalah untuk mengetahui
adanya karamelisasi dalam karbohidrat. Prinsip percobaan Uji Moore
adalah berdasarkan reaksi oksidasi dan pemanasan senyawa
karbohidrat menjadi senyawa kompleks coklat dengan bau khas
karamel.
     Berdasarkan hasil percobaan dengan menggunakan Uj Moore
dapat diketahui bahwa sampel Tepung Terigu, Pocari Sweat, Saos
Sambal, Larutan Fruktosa, Larutan Glukosa positif mengandung
karamel. Tetapi seharusnya sampel Tepung Terigu negative
mengandung karamel. Hal ini disebabkan karena kesalahan
identifikasi.

                      I PENDAHULUAN
     Bab ini akan membahas mengenai: (1) Latar Belakang
Percobaan, (2) Tujuan Percobaan, (3) Prinsip Percobaan, dan
(4) Reaksi Percobaan.
1.1 Latar Belakang
    Pada umumnya proses pencoklatan dapat dibagi menjadi
dua jenis, yaitu proses pencoklatan enzimatik dan yang non
enzimatik. Pencoklatan enzimatik terjadi pada buah-buahan
yang banyak mengandung substrat senyawa fenolik. Ada
banyak sekali senyawa fenolik yang dapat bertindak sebagai
substrat dalam proses pencoklatan enzimatik pada buah-
buahan dan sayuran. Di samping katekin dan turunannya
seperti tirosin, asam kafeat, asam klorogenat, serta
leukoantosianin dapat menjadi substrat proses pencoklatan
(Winarno, Hal 40, 2002)
    Reaksi pencoklatan yang non enzimatik belum diketahui
atau dimengerti penuh. Tetapi pada umumnya ada tiga
macam reaksi penciklatan non enzimatik yaitu karamelisasi,
Reaksi Maillard dan pencoklatan akibat Vitamin C (Winarno,
Hal 41, 2002)..

1.2 Tujuan Percobaan
    Untuk    mengetahui       adanya    karamelisasi     dalam
karbohidrat.

1.3 Prinsip Percobaan
    Berdasarkan reaksi oksidasi dan pemanasan senyawa
karbohidrat menjadi senyawa kompleks coklat dengan bau
khas karamel.
1.4 Reaksi Percobaan


Amilum  Dekstrin  Maltosa tak berwarna  Glukosa tak berwarna

Biru


Amilodekstrin          Eritrodekstrin             Achrodekstrin
(Ungu)                   (Merah)                   (Kuning)


                Gambar 1. Reaksi Uji Moore
II TINJAUAN PUSTAKA
   Bab ini akan membahas mengenai: (1) Karamelisasi, (2)
Reaksi Maillard, dan (3) Pencoklatan akibat Vitamin C
2.1 Karamelisasi
     Bila    suatu     larutan  sukrosa   diuapkan      makan
konsentrasinya akan meningkat, demikian juga titik didihnya.
Keadaan ini akan terus berlangsung sehingga uap air
menguap semua. Bila keadaan tersebut telah tercapai dan
pemanasan diteruskan, maka cairan yang ada bukan lagi
terdiri dari air tetapi cairan sukrosa yang lebur. Titik lebur
sukrosa adalah 160ºC (Winarno, Hal 41, 2002).
     Bila gula yang telah mencair tersebut dipanaskan terus
sehingga suhunya melampaui titik leburnya, misalnya pada
suhu 170ºC, maka mulailah terjadi karamelisasi sukrosa
(Winarno, Hal 41, 2002).
2.2 Reaksi Maillard
     Reaksi-reaksi antara karbohidrat, khususnya gula
pereduksi dengan gugus amina primer, disebut reaksi-reaksi
Maillard. Hasil reaksi tersebut menghasilkan bahan warna
coklat, yang sering dikehendaki atau kadang-kadang malahan
menjadi pertanda penurunan mutu. Reaksi Maillard
berlangsung melalui tahap-tahap sebagai berikut :
    a. Suatu aldosa bereaksi bolak-balik dengan asam
         amino atau dengan suatu gugus amino dari protein
         sehingga menghasilkan basa Schiff.
    b. Perubahan terjadi menurut reaksi Amadori sehingga
         menjadi amino ketosa
    c. Dehidrasi dari hasil reaksi Amadori membentuk
         turunan-turunan furfuraldehida, misalnya dari heksosa
         diperoleh hidroksimetil furfural.
    d. Proses dehidrasi selanjutnya menghasilkan hasil
         antara metil α-dikarbonil yang diikuti penguraian
         menghasilkan reduktor-reduktor dan α-dikarboksil
         seperti metilglioksal, asetol, dan diasetil.
    e. Aldehida-aldehida aktif dari 3 dan 4 terpolimerisasi
         tanpa mengikut sertakan gugus amino (hal ini disebut
         kondensasi aldol) atau dengan gugusan amino
         membentuk senyawa berwarna coklat yang disebut
         melanoidin (Winarno, Hal 41-42, 2002).
3. Pencoklatan Akibat Vitamin C
     Vitamin C (asam askorbat) merupakan suatu senyawa
reduktor dan juga dapat bertindak sebagai precursor untuk
pembentukan warna coklat nonenzimatik. Asam-asam
askorbat berada dalam keseimbangan dengan asam
dehidroaskorbat. Dalam suasana asam, cincin lakton asam
dehidroaskorbat    terurai secara    irreversible dengan
membentuk suatu senyawa diketogulonat, dan kemudian
berlangsunglah reaksi Maillard dan proses pencoklatan
(Winarno, Hal 43, 2002)
.
III BAHAN, ALAT DAN METODE PERCOBAAN

    Bab ini akan membahas mengenai : (1) Bahan yang
digunakan, (2) Alat-alat yang digunakan, dan (3) Metode
Percobaan
3.1 Bahan yang digunakan
     Bahan yang digunakan untuk percobaan Uji Moore adalah
larutan H2SO4, larutan Molisch,
3.2 Alat yang digunakan
    Alat-alat yang digunakan pada Uji Moore adalah tabung
reaksi, pipet tetes, gelas kimia, tang krus, penjepit tabung dan
pemanas air.
3.3 Metode Percobaan



                    2 mL larutan karbohidrat
                    + 2 mL larutan NaOH 10%




                    Panaskan selama 5 menit




  Amati perubahan warna dan bau yang terjadi,
  apabila berwarna coklat dan berbau karamel
  maka hasilnya positif.



               Gambar 2. Prosedur Uji Moore
IV HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

   Bab ini akan membahas mengenai               :   (1)   Hasil
Pengamatan, dan (2) Pembahasan
4.1 Hasil Pengamatan
     Berdasarkan percobaan yang dilakukan maka didapat
hasil pengamatan sebagai berikut :
Tabel 1. Hasil Pengamatan Uji Moore
 Sampel      Pereaksi     Warna      Hasil      Keterangan
 Tepung
                          Bening       +      Berbau Karamel
 Terigu
 Pocari                                      Berwarna Coklat,
                          Coklat       +
  Sweat                                      Berbau Karamel
              Larutan
  Saos                                       Berwarna Coklat,
               NaOH       Coklat       +
 Sambal                                      Berbau Karamel
                10%
                                             Berwarna Coklat,
  Inaco                   Coklat       +
                                             Berbau Karamel
 Larutan                                     Berwarna Coklat,
                          Coklat       +
 Glukosa                                     Berbau Karamel
(Sumber : Nur dan Tanty, Kelompok D, Meja 9, 2013)
Keterangan : (+) Berbau karamel / Berwarna Coklat
            (-) Tidak berbau karamel / Tidak berwarna Coklat




           Gambar 3. Foto Hasil Pengamatan Uji Moore
4.2 Pembahasan
    Dari hasil percobaan Uji Moore dapat diketahui bahwa
sampel Tepung Terigu, Pocari Sweat, Saos Sambal, Larutan
Fruktosa, Larutan Glukosa positif mengandung karamel.
Tetapi seharusnya sampel Tepung Terigu negative
mengandung karamel. Hal ini disebabkan karena kesalahan
identifikasi.
    Pembentukan pigmen karamel dapat dianggap reaksi
pencoklatan non-enzimatik tanpa senyawa nitrogen. Jika gula
dipanaskan tanpa air atau larutan pekat gula dipanaskan
sederet reaksi terjadi pada akhirnya membentuk karamel.
Karamelisasi sukrosa memerlukan suhu sekitar 200ºC.
Pigmen karamelan larut dalam air dan etanol dan rasanya
pahit. Titik lelehnya 138ºC. Pemanasan lebih lanjut lagi
selama 65 menit menyebabkan terbentuknya karamelan.
Karamelan hanya larut dalam air dan meleleh pada suhu
154ºC. Pemanasan lebih lanjut menyebabkan pembentukan
pigmen sangat gelap yang hampir tidak larut dengan susunan
molekul rata-rata C125H188O80. Bahan ini disebut humin atau
karamelin. Bau karamel yang khas adalah akibat dari
sejumlah hasil fragmentasi dan dehidrasi gula.
    Warna coklat tetapi tidak berbau karamel karena sampel
mengandung konsentrasi gula yang sedikit. Sedangkan jika
berbau karamel tetapi berwarna coklat, memiliki konsentrasi
gula yang tinggi.
    Suhu titik lebur sukrosa yaitu 160ºC, sedangkan pada
saat percobaan hanya memanaskan dengan suhu 60ºC.
Penambahan NaOH dapat menurunkan titik lebur. Selain itu,
NaOH member suasana alkalis, dan mampu menghidrolisa
glukosa.
    Jika konsentrasi ditambahkan menjadi 50%, maka
waktunya akan lebih cepat dan karamelisasi lebih cepat
terbentuk
    Sukrosa merupakan kelompok oligosakarida yang bukan
termasuk ke dalam kelompok gula pereduksi karena tidak
mempunyai gugus OH (hidroksi) yang reaktif. Jenis gula ini
mudah didapatkan, sehingga sering digunakan dalam
pengolahan bahan. Sukrosa memiliki sifat mudah larut dalam
air dan kelarutannya akan meningkat dengan adanya
pemanasan. Titik leleh sukrosa adalah pada suhu 160ºC
dengan membentuk cairan yang jernih, namun pada
pemanasan selanjutnya akan berwarna coklat   (Nursiam,
2010).
V KESIMPULAN DAN SARAN

     Bab ini akan membahas mengenai : (1) Kesimpulan, dan
(2) Saran
5.1 Kesimpulan
    Dari hasil percobaan Uji Moore dapat diketahui bahwa
sampel Tepung Terigu, Pocari Sweat, Saos Sambal, Larutan
Fruktosa, Larutan Glukosa positif mengandung karamel.
Tetapi seharusnya sampel Tepung Terigu negative
mengandung karamel. Hal ini disebabkan karena kesalahan
identifikasi
5.2 Saran
    Praktikan harus selalu mengikuti prosedur percobaan
yang ada. Lalu selalu membersihkan dan mencuci alat
dengan bersih setelah digunakan, agar pada saat metode
selanjutnya,       tidak        terjadi       kesalahan.
DAFTAR PUSTAKA

Nursiam,                        Intan.                2010.
    http://intannursiam.wordpress.com/2010/05/04/laporan-
    ipn-6-tan-uji-arbohidrat/ . Diakses 29 Maret 2013
Winarno, F.G. 2002. Kimia Pangan dan Gizi. Gramedia
    Pustaka Utama : Jakarta
Karbohidrat II

More Related Content

What's hot

1. identifikasi karbohidrat
1. identifikasi karbohidrat1. identifikasi karbohidrat
1. identifikasi karbohidrat
alvi lmp
 
laporan praktikum uji anion dan kation
laporan praktikum uji anion dan kationlaporan praktikum uji anion dan kation
laporan praktikum uji anion dan kation
wd_amaliah
 
laporan praktikum titrasi redoks
laporan praktikum titrasi redokslaporan praktikum titrasi redoks
laporan praktikum titrasi redoks
wd_amaliah
 
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 Enzim
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 EnzimLaporan Biokimia ITP UNS SMT3 Enzim
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 Enzim
Fransiska Puteri
 
laporan praktikum titrasi asam basa
laporan praktikum titrasi asam basalaporan praktikum titrasi asam basa
laporan praktikum titrasi asam basa
wd_amaliah
 
Rekristalisasi
RekristalisasiRekristalisasi
Rekristalisasi
Tillapia
 

What's hot (20)

1. identifikasi karbohidrat
1. identifikasi karbohidrat1. identifikasi karbohidrat
1. identifikasi karbohidrat
 
Lipid
LipidLipid
Lipid
 
Uji Xantoprotein
Uji XantoproteinUji Xantoprotein
Uji Xantoprotein
 
laporan praktikum uji anion dan kation
laporan praktikum uji anion dan kationlaporan praktikum uji anion dan kation
laporan praktikum uji anion dan kation
 
Laporan Praktikum Permanganometri
Laporan Praktikum PermanganometriLaporan Praktikum Permanganometri
Laporan Praktikum Permanganometri
 
Titrasi iodimetri vitamin c
Titrasi iodimetri vitamin cTitrasi iodimetri vitamin c
Titrasi iodimetri vitamin c
 
laporan praktikum titrasi redoks
laporan praktikum titrasi redokslaporan praktikum titrasi redoks
laporan praktikum titrasi redoks
 
Laporan praktikum bioKIMIA
Laporan praktikum bioKIMIALaporan praktikum bioKIMIA
Laporan praktikum bioKIMIA
 
Uji Moore
Uji MooreUji Moore
Uji Moore
 
praktikum biokimia
praktikum biokimiapraktikum biokimia
praktikum biokimia
 
Analisis Kualitatif Karbohidrat
Analisis Kualitatif KarbohidratAnalisis Kualitatif Karbohidrat
Analisis Kualitatif Karbohidrat
 
Laporan uji ninhidrin
Laporan  uji ninhidrinLaporan  uji ninhidrin
Laporan uji ninhidrin
 
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 Enzim
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 EnzimLaporan Biokimia ITP UNS SMT3 Enzim
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 Enzim
 
laporan praktikum titrasi asam basa
laporan praktikum titrasi asam basalaporan praktikum titrasi asam basa
laporan praktikum titrasi asam basa
 
Diktat praktikum-kimia-analisis
Diktat praktikum-kimia-analisisDiktat praktikum-kimia-analisis
Diktat praktikum-kimia-analisis
 
Laporan praktikum uji asam amino
Laporan praktikum uji asam aminoLaporan praktikum uji asam amino
Laporan praktikum uji asam amino
 
Kimia Analitik I
Kimia Analitik IKimia Analitik I
Kimia Analitik I
 
Rekristalisasi
RekristalisasiRekristalisasi
Rekristalisasi
 
laporan kimia organik - Sintesis dibenzalaseton
laporan kimia organik - Sintesis dibenzalasetonlaporan kimia organik - Sintesis dibenzalaseton
laporan kimia organik - Sintesis dibenzalaseton
 
Uji Protein Biokimia
Uji Protein BiokimiaUji Protein Biokimia
Uji Protein Biokimia
 

Viewers also liked (6)

Hidrolisa Suatu Polisakarida
Hidrolisa Suatu PolisakaridaHidrolisa Suatu Polisakarida
Hidrolisa Suatu Polisakarida
 
Biokimia Pangan - Uji barfoed
Biokimia Pangan - Uji barfoedBiokimia Pangan - Uji barfoed
Biokimia Pangan - Uji barfoed
 
Laporan praktikum uji makanan
Laporan praktikum uji makananLaporan praktikum uji makanan
Laporan praktikum uji makanan
 
Laporan Uji Karbohidrat - Biokimia
Laporan Uji Karbohidrat - BiokimiaLaporan Uji Karbohidrat - Biokimia
Laporan Uji Karbohidrat - Biokimia
 
Laporan Uji Karbohidrat - Biokimia
Laporan Uji Karbohidrat - BiokimiaLaporan Uji Karbohidrat - Biokimia
Laporan Uji Karbohidrat - Biokimia
 
Laporan praktikum reagen
Laporan praktikum reagenLaporan praktikum reagen
Laporan praktikum reagen
 

Similar to Karbohidrat II

PRAKTIKUM_I_BIOKIMIA_sem_2[1].docx
PRAKTIKUM_I_BIOKIMIA_sem_2[1].docxPRAKTIKUM_I_BIOKIMIA_sem_2[1].docx
PRAKTIKUM_I_BIOKIMIA_sem_2[1].docx
LyuraaForg
 
Laporan Biokimia Praktikum Karbohidrat: Uji Molish, Uji Benedict, Uji Seliwan...
Laporan Biokimia Praktikum Karbohidrat: Uji Molish, Uji Benedict, Uji Seliwan...Laporan Biokimia Praktikum Karbohidrat: Uji Molish, Uji Benedict, Uji Seliwan...
Laporan Biokimia Praktikum Karbohidrat: Uji Molish, Uji Benedict, Uji Seliwan...
UNESA
 
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 ISOLASI AMILUM DARI UBI KAYU DAN HIDROLISISNYA
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 ISOLASI AMILUM DARI UBI KAYU DAN HIDROLISISNYALaporan Biokimia ITP UNS SMT3 ISOLASI AMILUM DARI UBI KAYU DAN HIDROLISISNYA
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 ISOLASI AMILUM DARI UBI KAYU DAN HIDROLISISNYA
Fransiska Puteri
 
Laporan percobaan fermentasi (pengaruh kadar gula dalam fermentasi )
Laporan percobaan fermentasi (pengaruh kadar gula dalam fermentasi )Laporan percobaan fermentasi (pengaruh kadar gula dalam fermentasi )
Laporan percobaan fermentasi (pengaruh kadar gula dalam fermentasi )
DaPiDaBi
 

Similar to Karbohidrat II (20)

Uji Phenylhidrazine
Uji PhenylhidrazineUji Phenylhidrazine
Uji Phenylhidrazine
 
Laporan Uji molish(LIMITED EDITION)
Laporan Uji molish(LIMITED EDITION)Laporan Uji molish(LIMITED EDITION)
Laporan Uji molish(LIMITED EDITION)
 
Laporan Praktikum IPA Uji Karbohidrat.pdf
Laporan Praktikum IPA Uji Karbohidrat.pdfLaporan Praktikum IPA Uji Karbohidrat.pdf
Laporan Praktikum IPA Uji Karbohidrat.pdf
 
Laporan BIOLOGI praktikum pencernaan kelas XI MIA
Laporan BIOLOGI praktikum pencernaan kelas XI MIA Laporan BIOLOGI praktikum pencernaan kelas XI MIA
Laporan BIOLOGI praktikum pencernaan kelas XI MIA
 
Uji Karbohidrat
Uji KarbohidratUji Karbohidrat
Uji Karbohidrat
 
Laporan Amali Biologi: Ujian Makanan
Laporan Amali Biologi: Ujian MakananLaporan Amali Biologi: Ujian Makanan
Laporan Amali Biologi: Ujian Makanan
 
Karbohidrat
KarbohidratKarbohidrat
Karbohidrat
 
Uji barfoed
Uji barfoedUji barfoed
Uji barfoed
 
karbohidrat
karbohidratkarbohidrat
karbohidrat
 
PRAKTIKUM_I_BIOKIMIA_sem_2[1].docx
PRAKTIKUM_I_BIOKIMIA_sem_2[1].docxPRAKTIKUM_I_BIOKIMIA_sem_2[1].docx
PRAKTIKUM_I_BIOKIMIA_sem_2[1].docx
 
Laporan biokimia bab 2 agta
Laporan biokimia bab 2 agtaLaporan biokimia bab 2 agta
Laporan biokimia bab 2 agta
 
karbohidrat, lipid dan protein
karbohidrat, lipid dan proteinkarbohidrat, lipid dan protein
karbohidrat, lipid dan protein
 
Karbohidrat
KarbohidratKarbohidrat
Karbohidrat
 
uji glukosa
uji glukosauji glukosa
uji glukosa
 
Laporan Biokimia Praktikum Karbohidrat: Uji Molish, Uji Benedict, Uji Seliwan...
Laporan Biokimia Praktikum Karbohidrat: Uji Molish, Uji Benedict, Uji Seliwan...Laporan Biokimia Praktikum Karbohidrat: Uji Molish, Uji Benedict, Uji Seliwan...
Laporan Biokimia Praktikum Karbohidrat: Uji Molish, Uji Benedict, Uji Seliwan...
 
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 ISOLASI AMILUM DARI UBI KAYU DAN HIDROLISISNYA
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 ISOLASI AMILUM DARI UBI KAYU DAN HIDROLISISNYALaporan Biokimia ITP UNS SMT3 ISOLASI AMILUM DARI UBI KAYU DAN HIDROLISISNYA
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 ISOLASI AMILUM DARI UBI KAYU DAN HIDROLISISNYA
 
Laporan percobaan fermentasi (pengaruh kadar gula dalam fermentasi )
Laporan percobaan fermentasi (pengaruh kadar gula dalam fermentasi )Laporan percobaan fermentasi (pengaruh kadar gula dalam fermentasi )
Laporan percobaan fermentasi (pengaruh kadar gula dalam fermentasi )
 
Ppt uji karbohidrat
Ppt uji karbohidratPpt uji karbohidrat
Ppt uji karbohidrat
 
LAPORAN IPA.KEL 5.UJI KARBO DAN LEMAK.pptx
LAPORAN IPA.KEL 5.UJI KARBO DAN LEMAK.pptxLAPORAN IPA.KEL 5.UJI KARBO DAN LEMAK.pptx
LAPORAN IPA.KEL 5.UJI KARBO DAN LEMAK.pptx
 
Kh
KhKh
Kh
 

More from Nur Rahayu Setiawati (6)

Karbohidrat i
Karbohidrat iKarbohidrat i
Karbohidrat i
 
Cover Tubes Biokimia Pangan
Cover Tubes Biokimia PanganCover Tubes Biokimia Pangan
Cover Tubes Biokimia Pangan
 
Sortasi
SortasiSortasi
Sortasi
 
Ilmu Sosial Dasar
Ilmu Sosial DasarIlmu Sosial Dasar
Ilmu Sosial Dasar
 
Laporan Utama Pewarnaan Negatif
Laporan Utama Pewarnaan NegatifLaporan Utama Pewarnaan Negatif
Laporan Utama Pewarnaan Negatif
 
Lembar pengesahan
Lembar pengesahanLembar pengesahan
Lembar pengesahan
 

Recently uploaded

.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptx.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptx
furqanridha
 
Laporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docx
Laporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docxLaporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docx
Laporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docx
Jajang Sulaeman
 
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptxPPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
MaskuratulMunawaroh
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
IvvatulAini
 
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdfAksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
subki124
 
Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...
Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...
Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...
luqmanhakimkhairudin
 

Recently uploaded (20)

.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptx.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptx
 
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
PPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASAR
PPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASARPPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASAR
PPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASAR
 
Sudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi Trigonometri
Sudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi TrigonometriSudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi Trigonometri
Sudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi Trigonometri
 
Laporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docx
Laporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docxLaporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docx
Laporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docx
 
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptxPPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
 
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptxPPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
 
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.pptPenyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
 
BAB 1 BEBATAN DAN BALUTAN DALAM PERTOLONGAN CEMAS
BAB 1 BEBATAN DAN BALUTAN DALAM PERTOLONGAN CEMASBAB 1 BEBATAN DAN BALUTAN DALAM PERTOLONGAN CEMAS
BAB 1 BEBATAN DAN BALUTAN DALAM PERTOLONGAN CEMAS
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdfAksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
 
Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...
Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...
Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...
 
Aksi Nyata profil pelajar pancasila.pptx
Aksi Nyata profil pelajar pancasila.pptxAksi Nyata profil pelajar pancasila.pptx
Aksi Nyata profil pelajar pancasila.pptx
 
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusiaKonseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
 

Karbohidrat II

  • 1. LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA PANGAN KARBOHIDRAT II Uji Phenylhidrazine Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Praktikum Biokimia Pangan Oleh : Nama : Nur Rahayu Setiawati NRP : 113020117 Meja : 9 (Sembilan) Kelompok :D Asisten : Ogy Tanjung Wigelar Tgl Percobaan : 22 Maret 2013 LABORATORIUM BIOKIMIA PANGAN JURUSAN TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PASUNDAN BANDUNG 2013
  • 2. LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA PANGAN KARBOHIDRAT II UJI PHENYLHIDRAZINE Nur Rahayu Setiawati : 113020117 Tanty Sulistiani Widodo : 113020116 INTISARI Tujuan dari percobaan Uji Phenylhidrazine adalah untuk mengetahui adanya gula aldosa dan ketosa dalam sampel. Prinsip percobaan Uji Phenylhidrazin yaitu berdasarkan gugus karbonil dari aldosa dan ketosa yang akan membentuk senyawa osazon (kuning jingga). Berdasarkan hasil percobaan dengan menggunakan Uji Phenylhidrazine didapatkan hasil bahwa sampel Apel, Pocari Sweat, Yoghurt, dan larutan fruktosa positif mengandung gula ketosa dan aldosa. Sedangkan sampel tepung terigu, negative mengandung gula ketosa dan aldosa. Seharusnya pada sampel Pocari Sweat negative mengandung gula ketosa dan aldosa . I PENDAHULUAN Bab ini akan membahas mengenai: (1) Latar Belakang Percobaan, (2) Tujuan Percobaan, (3) Prinsip Percobaan, dan (4) Reaksi Percobaan. 1.1 Latar Belakang Karbohidrat merupakan sumber kalori utama bagi hampir seluruh penduduk dunia, khususnya bagi penduduk Negara yang sedang berkembang. Walaupun jumlah kalori yang dapat dihasilkan oleh 1 gram karbohidrat hanya 4 Kal (kkal) bila dibanding protein dan lemak, karbohidrat merupakan sumber kalori yang murah. Selain itu beberapa golongan karbohidrat menghasilkan serat-serat (dietary fiber) yang berguna bagi pencernaan (Winarno, Hal 15, 1992) Karbohidrat tidak hanya terdapat pada pati saja, tetapi terdapat pula sebagai gula misalnya dalam buah-buahan, dalam madu lebah, dan lain-lainnya. Protein dan lemak relative tidak begitu banyak terdapat dalam makanan kita bila dibandingkan dengan karbohidrat (Poedjiadi, Hal 8, 1994).
  • 3. 1.2 Tujuan Percobaan Untuk mengetahui adanya gula aldosa dan ketosa dalam sampel. 1.3 Prinsip Percobaan Berdasarkan gugus karbonil dari aldosa dan ketosa yang akan membentuk senyawa osazon (kuning jingga) . 1.4 Reaksi Percobaan H C – NHC6H5 H - C – OH C – NHC6H5 (H – C – OH)2 + 3CH5NHNH3 (H – C – OH)3 Glukosa CH2OH + C6H5NH3NH2 + H2O (Alanin) Gambar 1. Reaksi Uji Phenylhidrazine
  • 4. II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini akan membahas mengenai: (1) Pembentukan Osazon, dan (2) Isomerasi Monosakarida 2.1 Pembentukan Osazon Semua karbohidrat yang mempunyai gugus aldehida atau keton bebas akan membentuk osazon bila dipanaskan bersama fenilhidrazin berlebih. Osazon yang terjadi mempunyai bentuk Kristal dan titik lebur yang khas bagi masing-masing karbohidrat. Hal ini sangat penting, artinya karena dapat digunakan untuk mengidentifikasi karbohidrat dan merupakan salah satu cara untuk membedakan beberapa monosakarida, misalnya antara glukosa dan galaktosa yang terdapat dalam urine wanita yang sedang dalam masa menyusui (Poedjiadi, Hal 42, 1994). Pada reaksi antara glukosa dengan fenilhidrazine, mula- mula terbentuk D-glukosafenilhidrazine. Kemudian reaksi berlanjut hingga terbentuk D-glikazon. Glukosa, fruktosa, dan manosa dengan fenilhidrazin menghasilkan osazon yang sama. Dari struktur ketiga monosakarida tersebut tampak bahwa posisi gugus –OH dan atom H pada atom karbon nomor 3,4 dan 5 sama. Dengan demikian osazon yang terbentuk mempunyai struktur yang sama (Poedjiadi, Hal 42, 1994). 2.2 Isomerasi Monosakarida Aldosa dan ketosa sederhana terdiri dari jumlah atom karbon yang sama merupakan isomer satu sama lain, karena itu heksosa dan hexulosa keduanya memiliki rumus empiris yang sama C6H12O6 dan dapat diinterkonversi dengan isomerasi. Isomerasi monosakarida melibatkan kedua gugus karbonil dan gugus hidroksil yang berdekatan. Dengan reaksi ini, satu aldosa berubah menjadi aldosa yang lain (dengan konfigurasi C-2 yang berlawanan) dan ketosa yang sesuai,sedangkan ketosa berubah menjadi dua aldosa yang sesuai. Oleh karena itu, dengan isomerisasi, D-glukosa, D- mannosa, dan D-fruktosa dapat diinterkonversi. Isomerisasi dapat dikatalisis dengan basa atau enzim (Ayatullah, 2008)
  • 5. III BAHAN, ALAT DAN METODE PERCOBAAN Bab ini akan membahas mengenai : (1) Bahan yang digunakan, (2) Alat-alat yang digunakan, dan (3) Metode Percobaan 3.1 Bahan yang digunakan Bahan yang digunakan untuk percobaan Uji Phenylhidrazine adalah larutan Phenylhidrazine, Tepung Terigu, Apel, Pocari Sweat, Yoghurt, dan Larutan Fruktosa. 3.2 Alat yang digunakan Alat-alat yang digunakan pada Uji Phenylhidrazine adalah tabung reaksi, pipet tetes, gelas kimia, tang krus, dan pemanas air. 3.3 Metode Percobaan 2 mL larutan karbohidrat + 5 mL larutan Phenylhidrazine Panaskan dalam air mendidih 5 menit Amati sampai terjadi warna kuning jingga
  • 6. IV HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN Bab ini akan membahas mengenai : (1) Hasil Pengamatan, dan (2) Pembahasan 4.1 Hasil Pengamatan Berdasarkan percobaan yang dilakukan maka didapat hasil pengamatan sebagai berikut : Tabel 1. Hasil Pengamatan Uji Phenylhidrazine Sampel Pereaksi Warna Hasil Keterangan Tidak Tepung Kuning Mengandung + Terigu Muda Gula Ketosa dan Aldosa Mengandung Apel Jingga + Gula Ketosa dan Aldosa Larutan Mengandung Pocari Phenylhidrazine Jingga + Gula Ketosa dan Sweat Muda Aldosa Mengandung Kuning Yoghurt + Gula Ketosa dan (Endapan) Aldosa Mengandung Larutan Jingga + Gula Ketosa dan Fruktosa Muda Aldosa (Sumber : Nur dan Tanty, Kelompok D, Meja 9, 2013)
  • 7. Gambar 3. Foto Hasil Pengamatan Uji Phenylhidrazine 4.2 Pembahasan Dari hasil percobaan uji Phenylhidrazine dapat diketahui bahwa sampel Apel, Pocari Sweat, Yoghurt, dan larutan fruktosa positif mengandung gula ketosa dan aldosa. Sedangkan sampel tepung terigu, negative mengandung gula ketosa dan aldosa. Seharusnya pada sampel Pocari Sweat negative mengandung gula ketosa dan aldosa. Hal ini disebabkan karena beberapa factor kesalahan pada saat pengujian seperti alat-alat yang digunakan dalam keadaan kurang bersih, kurangnya pemahaman praktikan mengenai prosedurnya, dan kurangnya ketelitian praktikan dalam melakukan percobaan. Aldosa ataupun ketosa dengan fenilhidrazine dan dipanaskan akan membentuk hidrason atau osazon. Senyawa ini terjadi karena gugus aldehid ataupun ketonik dari karbohidrat berikatan dengan fenilhidrazin. Reaksi antar senyawaan tersebut merupakan reaksi oksidasi-reduksi, atom C yang mengalami reaksi adalah atom C nomor satu dan dua
  • 8. dari aldosa atau ketosa. Fruktosa dan glukosa menunjukkan osazon yang sama (Sudarmadji, Hal 79, 2003). Pada uji Osazon, yang mendasarinya adalah pemanasan karbohidrat yang memiliki gugus aldehida atau keton bersama fenilhidrazine berlebihan akan membentuk hidrazon atau osazon. Osazon yang terbentuk mempunyai bentuk kristal dan titik lebur yang spesifik. Osazon disakarida larut dalam air mendidih dan terbentuk kembali bila didinginkan, namun sukrosa tidak membentuk osazon karena gugus aldehida dan keton yang terikat pada monomernya sudah tidak bebas, sebaliknya osazon monosakarida tidak larut dalam air mendidih (Asih, 2012). Uji osazon digunakan untuk mengamati perbedaan yang spesifik bagi tiap karbohidrat melalui penampang endapan yang dihasilkannya. Pada umumnya, monosakarida dan beberapa sakarida yang lain dapat membentuk osazon atau kristal kuning apabila direaksikan dengan phenylhidrazine. Rumus molekul dari phenilhidrazine adalah C6H5NHNH2.Proses pembentukan kristal osazon berawal dari molekul gula yang bergabung dengan satu molekul fenilhidrazine, lalu dipanaskan hingga terbentuk kristal berwarna kuning yang dinamakan hidrazon. Kemudian kelebihan dari fenilhidrazine berikatan dengan molekul gula lainnya k emudian diikuti adanya perubahan kelompok alkohol dan hidrazon menjadi keton dan selanjutnya molekul dari ketiga reagen masuk ke dalam reaksi membentuk kristal osazon. Semua karbohidrat yang mempunyai gugus aldehida atau keton bebas membentuk osazon bila dipanaskan bersama fenilhidrazine berlebih. Osazon yang terjadi mempunyai bentuk kristal dan titik lebur yang khas bagi masing-masing karbohidrat. Hal ini sangat penting karena dapat digunakan untuk mengidentifikasi karbohidrat dan merupakan salah satu cara untuk membedakan monosakarida. .
  • 9. V KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini akan membahas mengenai : (1) Kesimpulan, dan (2) Saran 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil percobaan dengan menggunakan Uji Phenylhidrazine didapatkan hasil bahwa sampel Apel, Pocari Sweat, Yoghurt, dan larutan fruktosa positif mengandung gula ketosa dan aldosa. Sedangkan sampel tepung terigu, negative mengandung gula ketosa dan aldosa. Seharusnya pada sampel Pocari Sweat negative mengandung gula ketosa dan aldosa 5.2 Saran Praktikan harus selalu mengikuti prosedur percobaan yang ada. Lalu selalu membersihkan dan mencuci alat dengan bersih setelah digunakan, agar pada saat metode selanjutnya, tidak terjadi kesalahan.
  • 10. DAFTAR PUSTAKA Asih, Rahayu. 2012. Karbohidrat. http://rahayuasih.wordpress.com/2012/02/22/karbohidrat/. Diakses : 29 Maret 2012 Ayatulloh, Muhammad Septa. 2008. Monosakarida, http://septa- ayatullah.blogspot.com/2008/12/monosakarida.html?m =1. Diakses : 29 Maret 2013 Poedjiadi, Anna. 1994. Dasar-dasar Biokimia. Universitas Indonesia : Jakarta. Sudarmadji, Slamet. 2003. Analisa Bahan Makanan dan Pertanian. Liberty Yogyakarta. Winarno, F.G. 2002. Kimia Pangan dan Gizi. Gramedia Pustaka Utama : Jakarta
  • 11. LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA PANGAN KARBOHIDRAT II Hidrolisis Suatu Polisakarida Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Praktikum Biokimia Pangan Oleh : Nama : Nur Rahayu Setiawati NRP : 113020117 Meja : 9 (Sembilan) Kelompok :D Asisten : Ogy Tanjung Wigelar Tgl Percobaan : 22 Maret 2013 LABORATORIUM BIOKIMIA PANGAN JURUSAN TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PASUNDAN BANDUNG 2013
  • 12. LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA PANGAN KARBOHIDRAT II HIDROLISIS SUATU POLISAKARIDA Nur Rahayu Setiawati : 113020117 Tanty Sulistiani Widodo : 113020116 INTISARI Tujuan dari percobaan Hidrolisis Suatu Polisakarida adalah untuk menguraikan gula polisakarida menjadi lebih sederhana + dengan penambahan asam (H ) dan pemanasan. Prinsip percobaan Hidrolisis Suatu Polisakarida adalah berdasarkan hidrolisis hasil dari hidrolisis polisakarida oleh asam menjadi monosakarida. Berdasarkan hasil percobaan dengan menggunakan Hidrolisis Suatu Polisakarida, didapatkan hasil Amilodekstrin terbentuk pada menit ke 0-15, Eritrodekstrin terbentuk pada menit 20-30, sedangkan Archodekstrin terbentuk pada menit 33-35. Seharusnya Amilodekstrin terbentuk pada menit ke 0-15, Eritrodekstrin pada menit ke 20-40, dan Archodekstrin pada menit 45-55. I PENDAHULUAN Bab ini akan membahas mengenai: (1) Latar Belakang Percobaan, (2) Tujuan Percobaan, (3) Prinsip Percobaan, dan (4) Reaksi Percobaan. 1.1 Latar Belakang Polisakarida dalam bahan makanan berfungsi sebagai penguat tekstur (selulosa, hemiselulosa, pectin, lignin) dan sebagai sumber energi (pati, dekstrin, glikogen, fruktan). Polisakarida penguat tekstur ini tidak dapat dicerna oleh tubuh tetapi merupakan serat-serat yang dapat menstimulasi enzim- enzim pencernaan (Winarno, Hal 27, 2002). Polisakarida merupakan polimer molekul-molekul monosakarida yang dapat berantai lurus atau bercabang dan dapat dihidrolisis dengan enzim-enzim yang spesifik kerjanya. Hasil hidrolisis sebagian akan menghasilkan oligosakarida dan dapat dipakai untuk menentukan struktur molekul polisakarida (Winarno, Hal 27, 2002).
  • 13. 1.2 Tujuan Percobaan Untuk menguraikan gula polisakarida menjadi lebih + sederhana dengan penambahan asam (H ) dan pemanasan. 1.3 Prinsip Percobaan Berdasarkan hidrolisis hasil dari hidrolisis polisakarida oleh asam menjadi monosakarida. 1.4 Reaksi Percobaan H Na C=O C = OH H – C – OH N – C – OH HO – C – H + NaOH HO – C – H H – C – OH H – C – OH H – C – OH H – C – OH CH2OH CH2OH Gambar 1. Reaksi Hidrolisis Suatu Polisakarida
  • 14. II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini akan membahas mengenai: (1) Polisakarida dan (2) Mukopolisakarida 2.1 Polisakarida Pada umumnya polisakarida mempunyai molekul besar dan lebih kompleks daripada mono dan oligosakarida. Molekul polisakarida terdiri atas banyak molekul monosakarida. Polisakarida yang terdiri atas satu macam monosakarida saja disebut homopolisakarida. Sedangkan yang mengandung senyawa lain disebut heteropolisakarida. Umumnya polisakarida berupa senyawa berwarna putih dan tidak berbentuk kristal, tidak mempunyai rasa manis dan tidak mempunyai sifat mereduksi. Berat molekul polisakarida bervariasi dari beberapa ribu hingga lebih dari satu juta. Polisakarida yang dapat larut dalam air akan membentuk larutan koloid. Beberapa polisakarida yang penting diantaranya pati, dekstrin, dan selulosa (Poedjiadi, Hal 35, 1994). 2.1.1 Pati Pati merupakan homopolimer glukosa dengan ikatan α- glikosidik. Berbagai macam pati tidak sama sifatnya, tergantung dari panjang rantai C-nya, serta apakah lurus atau bercabang rantai molekulnya. Pati terdiri dari dua fraksi yang dapat dipisahkan dengan air panas. Fraksi terlarut disebut amilosa dan fraksi tidak larut disebut amilopektin. Amilosa mempunyai struktur lurus dengan ikatan α-(1,4)-D-glukosa, sedang amilopektin mempunyai cabang dengan ikatan α-(1,4)- D-glukosa sebanyak 4 – 5 % dari berat total (Winarno, Hal 27, 2002). 2.1.2 Dekstrin Pada reaksi hidrolisis parsial, amilum terpecah menjadi molekul-molekul lebih kecil yang dikenal dengan nama dekstrin. Jadi dekstrin adalah hasil antara pada proses hidrolisis amilum sebelum terbentuk maltose. Larutan dekstrin banyak digunakan sebagai bahan perekat (Poedjiadi, Hal 38, 1994). 2.1.3 Selulosa Selulosa terdapat dalam tumbuhan sebagai bahan pembentuk dinding sel. Dalam tubuh kita selulosa tidak dapat dicerna karena kita tidak mempunyai enzim yang dapat
  • 15. menguraikan selulosa. Dengan asam encer r=tidak dapat terhidrolisis, tetapi oleh asam dengan konsentrasi tinggi dapat terhidrolisis,menjadi selobiosa dan D-glukosa. Selobiosa adalah suatu disakarida yang terdiri atas dua molekul glukosa yang berikatan glikosidik antara karbon atom 1 dengan atom karbon (Poedjiadi, Hal 38, 1994). 2.2 Mukopolisakarida Mukopolisakarida adalah suatu heteropolisakarida, yaitu polisakarida yang terdiri atas dua jenis derivate monosakarida, Derivat monosakarida yang membentuk mukopolisakarida tersebut ialah gula amino dan asam uronat. Sebagai contoh asam hialuronat yang merupakan komponen jaringan ikat yang terdapat pada otot, terbentuk dari kumpulan unit N- asetilglukosamina yang berikatan dengan asam glukuronat. Heparin, suatu senyawa yang berfungsi sebagai antikoagulan darah adalah suatu mukopolisakarida (Poedjiadi, Hal 39, 1994).
  • 16. III BAHAN, ALAT DAN METODE PERCOBAAN Bab ini akan membahas mengenai : (1) Bahan yang digunakan, (2) Alat-alat yang digunakan, dan (3) Metode Percobaan 3.1 Bahan yang digunakan Bahan yang digunakan untuk percobaan Hidrolisis Suatu Polisakarida adalah Larutan HCl 3M, Larutan KI. 3.2 Alat yang digunakan Alat-alat yang digunakan pada Hidrolisis Suatu Polisakarida adalah tabung reaksi, pipet tetes, gelas kimia, tang krus, plat tetes, penjepit tabung dan pemanas air. 3.3 Metode Percobaan 2 mL larutan karbohidrat + 2 mL larutan HCl 3M + Panaskan selama 5 menit Teteskan KI / I2 Amati perubahan warna setiap interval 5menit
  • 17. IV HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN Bab ini akan membahas mengenai : (1) Hasil Pengamatan, dan (2) Pembahasan 4.1 Hasil Pengamatan Berdasarkan percobaan yang dilakukan maka didapat hasil pengamatan sebagai berikut : Tabel 1. Hasil Pengamatan Hidrolisis Suatu Polisakarida Sampel Pereaksi Waktu Warna Hasil Keterangan 0’ Ungu + Amilodekstrin 5’ Ungu + Amilodekstrin 10’ Ungu + Amilodekstrin A 15’ Ungu + Amilodekstrin M 20’ Merah ++ Eritrodekstrin HCl 3M I 25’ Merah ++ Eritrodekstrin + L 30’ Merah ++ Eritrodekstrin KI U 35’ Kuning +++ Achrodekstrin M 40’ Kuning +++ Achrodekstrin 45’ Kuning +++ Achrodekstrin 50’ Kuning +++ Achrodekstrin 55’ Kuning +++ Achrodekstrin (Sumber : Nur dan Tanty, Kelompok D, Meja 9, 2013) Keterangan : (+) Amilodekstrin (++) Eritrodekstrin (+++) Achrodekstrin Gambar 3. Foto Hasil Pengamatan Hidrolisis Suatu Polisakarida
  • 18. 4.2 Pembahasan Dari hasil percobaan Hidrolisis Suatu Polisakarida, didapatkan hasil Amilodekstrin terbentuk pada menit ke 0-15, Eritrodekstrin terbentuk pada menit 20-30, sedangkan Archodekstrin terbentuk pada menit 33-35. Seharusnya Amilodekstrin terbentuk pada menit ke 0-15, Eritrodekstrin pada menit ke 20-40, dan Archodekstrin pada menit 45-55. Hal ini disebabkan karena beberapa factor kesalahan pada saat pengujian seperti factor suhu, alat yang digunakan kurang bersih, dan adanya KI yang menetes di plat tetes selanjutnya yang akan digunakan. Pati yang berikatan dengan Iodin (I2) akan menghasilkan warna biru. Sifat ini dapat digunakan untuk menganalisis adanya pati. Hal ini disebabkan oleh struktur molekul pati yang berbentuk spiral, sehingga akan mengikat molekul iodine dan terbentuklah warna biru. Bila pati dipanaskan, spiral merenggang, molekulpmolekul iodine terlepas sehingga warna biru hilang. Dari percobaan-percobaan didapat bahwa pati akan merefleksikan warna biru bila berupa polimer glukosa yang lebih besar dari dua puluh, misalnya molekul-molekul amilosa. Bila polimernya kurang dari dua puluh seperti amilopektin, maka akan dapat dihasilkan warna merah. Sedang dekstrin dengan polimer 6,7,8 membentuk warna coklat. Polimet yang lebih kecil dari lima tidak memberikan warna dengan iodine (Winarno, Hal 33, 2002). Karbohidrat golongan polisakarida akan memberikan reaksi dengan larutan iodine dan memberikan warna spesifik bergantung pada jenis karbohidratnya. Amilosa dengan iodin akan berwarna biru, amilopektin dengan iodine akan berwarna merah violet, glikogen maupun dekstrin dengan iodine akan berwarna merah coklat (Sudarmadji, Hal 79, 2003). Larutan KI pada percobaan ini berfungsi sebagai indicator warna dimana bila larutan berwarna biru , maka larutan masih berupa amilum. Bila berwarna ungu, menunjukkan larutan telah berubah menjadi Amilodekstrin. Bila berwarna merah larutan telah menjadi larutan Eritrodekstrin. Bila larutan berwarna kuning, larutan telah berubah menjadi Achrodekstrin. Sedangkan bila larutan tidak berwarna setelah penambahan KI, menunjukkan bahwa larutan telah berubah menjadi maltosa.
  • 19. Dextran merupakan salah satu produk hasil hidrolisis pati berwarna putih hingga kuning, hidrolisis pati dapat dilakukan oleh asam atau enzim.. Pati akan mengalami proses pemutusan rantai oleh enzim atau asam selama pemanasan menjadi molekul-molekul kecil. Dekstran merupakan hasil hidrolisis pati yang tidak sempurna. Proses ini juga melibatkan alkali dan oksidator. Pengurangan panjang rantai tersebut akan menyebabkan perubahan sifat dimana pati yang tidak mudah larut dalam air diubah menjadi dekstran yang mudah larut. Dekstran bersifat larut dalam air air panas atau dingin, dengan viskositas yang relatif rendah. Sifat tersebut akan mempermudah penggunaan dekstran bila dipakai dalam konsentrasi yang cukup tinggi (Agustin, 2012) Dekstran putih dihasilkan dengan pemanasan suhu sedang (79-121ºC), menggunakan katalis asam seperti HCl atau asam asetat dengan karakteristik produk berwarna putih hingga krem, Dekstran kuning dihasilkan dengan pemanasan suhu tinggi (149-190ºC) menggunakan katalis asam dengan karakteristik produk berwarna krem hingga kuning kecoklata (Agustin, 2012). Serat diet yang didefinisikan sekarang mencakup tiga fraksi utama sebagau berikut : a. Polisakarida struktur, berikatan dengan dinding sel tumbuhan, termasuk selulosa, hemiselulosa, dan pekstin. b. Nonpolisakarida struktur, terutama lignin, c. Polisakarida non struktur, termasuk gom dan musilago (Cahaya, 2011).
  • 20. V KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini akan membahas mengenai : (1) Kesimpulan, dan (2) Saran 5.1 Kesimpulan Dari hasil percobaan dengan menggunakan Hidrolisis Suatu Polisakarida, didapatkan hasil Amilodekstrin terbentuk pada menit ke 0-15, Eritrodekstrin terbentuk pada menit 20- 30, sedangkan Archodekstrin terbentuk pada menit 33-35. Seharusnya Amilodekstrin terbentuk pada menit ke 0-15, Eritrodekstrin pada menit ke 20-40, dan Archodekstrin pada menit 45-55. 5.2 Saran Praktikan harus selalu mengikuti prosedur percobaan yang ada. Lalu selalu membersihkan dan mencuci alat dengan bersih setelah digunakan, agar pada saat metode selanjutnya, tidak terjadi kesalahan.
  • 21. DAFTAR PUSTAKA Agustin, Puput Maulida. 2012. http://blog.ub.ac.id/puputmaulidya/2012/04/01/bab-i- pendahuluan-dextran-adalah-suatu-polisakarida-yang- tersusun-atas-unit-%CE%B1-d-glukopiranosil-yang- berkaitan-dengan-ikatan-%CE%B1-d-dextran-dapat- dihasilkan-oleh-bakteri-jika-ditumbuhkan-pada/. Diakses : 29 Maret 2013 Cahaya. 2011. Serat. http://taufanaffandy.wordpress.com/2011/09/30/ Poedjiadi, Anna. 1994. Dasar-dasar Biokimia. Universitas Indonesia : Jakarta. Sudarmadji, Slamet. 2003. Analisa Bahan Makanan dan Pertanian. Liberty Yogyakarta. Winarno, F.G. 2002. Kimia Pangan dan Gizi. Gramedia Pustaka Utama : Jakarta
  • 22. LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA PANGAN KARBOHIDRAT II Uji Moore Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Praktikum Biokimia Pangan Oleh : Nama : Nur Rahayu Setiawati NRP : 113020117 Meja : 9 (Sembilan) Kelompok :D Asisten : Ogy Tanjung Wigelar Tgl Percobaan : 22 Maret 2013 LABORATORIUM BIOKIMIA PANGAN JURUSAN TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PASUNDAN BANDUNG 2013
  • 23. LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA PANGAN KARBOHIDRAT II UJI Moore Nur Rahayu Setiawati : 113020117 Tanty Sulistiani Widodo : 113020116 INTISARI Tujuan dari percobaan Uji Moore adalah untuk mengetahui adanya karamelisasi dalam karbohidrat. Prinsip percobaan Uji Moore adalah berdasarkan reaksi oksidasi dan pemanasan senyawa karbohidrat menjadi senyawa kompleks coklat dengan bau khas karamel. Berdasarkan hasil percobaan dengan menggunakan Uj Moore dapat diketahui bahwa sampel Tepung Terigu, Pocari Sweat, Saos Sambal, Larutan Fruktosa, Larutan Glukosa positif mengandung karamel. Tetapi seharusnya sampel Tepung Terigu negative mengandung karamel. Hal ini disebabkan karena kesalahan identifikasi. I PENDAHULUAN Bab ini akan membahas mengenai: (1) Latar Belakang Percobaan, (2) Tujuan Percobaan, (3) Prinsip Percobaan, dan (4) Reaksi Percobaan. 1.1 Latar Belakang Pada umumnya proses pencoklatan dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu proses pencoklatan enzimatik dan yang non enzimatik. Pencoklatan enzimatik terjadi pada buah-buahan yang banyak mengandung substrat senyawa fenolik. Ada banyak sekali senyawa fenolik yang dapat bertindak sebagai substrat dalam proses pencoklatan enzimatik pada buah- buahan dan sayuran. Di samping katekin dan turunannya seperti tirosin, asam kafeat, asam klorogenat, serta leukoantosianin dapat menjadi substrat proses pencoklatan (Winarno, Hal 40, 2002) Reaksi pencoklatan yang non enzimatik belum diketahui atau dimengerti penuh. Tetapi pada umumnya ada tiga macam reaksi penciklatan non enzimatik yaitu karamelisasi,
  • 24. Reaksi Maillard dan pencoklatan akibat Vitamin C (Winarno, Hal 41, 2002).. 1.2 Tujuan Percobaan Untuk mengetahui adanya karamelisasi dalam karbohidrat. 1.3 Prinsip Percobaan Berdasarkan reaksi oksidasi dan pemanasan senyawa karbohidrat menjadi senyawa kompleks coklat dengan bau khas karamel. 1.4 Reaksi Percobaan Amilum  Dekstrin  Maltosa tak berwarna  Glukosa tak berwarna Biru Amilodekstrin Eritrodekstrin Achrodekstrin (Ungu) (Merah) (Kuning) Gambar 1. Reaksi Uji Moore
  • 25. II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini akan membahas mengenai: (1) Karamelisasi, (2) Reaksi Maillard, dan (3) Pencoklatan akibat Vitamin C 2.1 Karamelisasi Bila suatu larutan sukrosa diuapkan makan konsentrasinya akan meningkat, demikian juga titik didihnya. Keadaan ini akan terus berlangsung sehingga uap air menguap semua. Bila keadaan tersebut telah tercapai dan pemanasan diteruskan, maka cairan yang ada bukan lagi terdiri dari air tetapi cairan sukrosa yang lebur. Titik lebur sukrosa adalah 160ºC (Winarno, Hal 41, 2002). Bila gula yang telah mencair tersebut dipanaskan terus sehingga suhunya melampaui titik leburnya, misalnya pada suhu 170ºC, maka mulailah terjadi karamelisasi sukrosa (Winarno, Hal 41, 2002). 2.2 Reaksi Maillard Reaksi-reaksi antara karbohidrat, khususnya gula pereduksi dengan gugus amina primer, disebut reaksi-reaksi Maillard. Hasil reaksi tersebut menghasilkan bahan warna coklat, yang sering dikehendaki atau kadang-kadang malahan menjadi pertanda penurunan mutu. Reaksi Maillard berlangsung melalui tahap-tahap sebagai berikut : a. Suatu aldosa bereaksi bolak-balik dengan asam amino atau dengan suatu gugus amino dari protein sehingga menghasilkan basa Schiff. b. Perubahan terjadi menurut reaksi Amadori sehingga menjadi amino ketosa c. Dehidrasi dari hasil reaksi Amadori membentuk turunan-turunan furfuraldehida, misalnya dari heksosa diperoleh hidroksimetil furfural. d. Proses dehidrasi selanjutnya menghasilkan hasil antara metil α-dikarbonil yang diikuti penguraian menghasilkan reduktor-reduktor dan α-dikarboksil seperti metilglioksal, asetol, dan diasetil. e. Aldehida-aldehida aktif dari 3 dan 4 terpolimerisasi tanpa mengikut sertakan gugus amino (hal ini disebut kondensasi aldol) atau dengan gugusan amino membentuk senyawa berwarna coklat yang disebut melanoidin (Winarno, Hal 41-42, 2002).
  • 26. 3. Pencoklatan Akibat Vitamin C Vitamin C (asam askorbat) merupakan suatu senyawa reduktor dan juga dapat bertindak sebagai precursor untuk pembentukan warna coklat nonenzimatik. Asam-asam askorbat berada dalam keseimbangan dengan asam dehidroaskorbat. Dalam suasana asam, cincin lakton asam dehidroaskorbat terurai secara irreversible dengan membentuk suatu senyawa diketogulonat, dan kemudian berlangsunglah reaksi Maillard dan proses pencoklatan (Winarno, Hal 43, 2002) .
  • 27. III BAHAN, ALAT DAN METODE PERCOBAAN Bab ini akan membahas mengenai : (1) Bahan yang digunakan, (2) Alat-alat yang digunakan, dan (3) Metode Percobaan 3.1 Bahan yang digunakan Bahan yang digunakan untuk percobaan Uji Moore adalah larutan H2SO4, larutan Molisch, 3.2 Alat yang digunakan Alat-alat yang digunakan pada Uji Moore adalah tabung reaksi, pipet tetes, gelas kimia, tang krus, penjepit tabung dan pemanas air. 3.3 Metode Percobaan 2 mL larutan karbohidrat + 2 mL larutan NaOH 10% Panaskan selama 5 menit Amati perubahan warna dan bau yang terjadi, apabila berwarna coklat dan berbau karamel maka hasilnya positif. Gambar 2. Prosedur Uji Moore
  • 28. IV HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN Bab ini akan membahas mengenai : (1) Hasil Pengamatan, dan (2) Pembahasan 4.1 Hasil Pengamatan Berdasarkan percobaan yang dilakukan maka didapat hasil pengamatan sebagai berikut : Tabel 1. Hasil Pengamatan Uji Moore Sampel Pereaksi Warna Hasil Keterangan Tepung Bening + Berbau Karamel Terigu Pocari Berwarna Coklat, Coklat + Sweat Berbau Karamel Larutan Saos Berwarna Coklat, NaOH Coklat + Sambal Berbau Karamel 10% Berwarna Coklat, Inaco Coklat + Berbau Karamel Larutan Berwarna Coklat, Coklat + Glukosa Berbau Karamel (Sumber : Nur dan Tanty, Kelompok D, Meja 9, 2013) Keterangan : (+) Berbau karamel / Berwarna Coklat (-) Tidak berbau karamel / Tidak berwarna Coklat Gambar 3. Foto Hasil Pengamatan Uji Moore
  • 29. 4.2 Pembahasan Dari hasil percobaan Uji Moore dapat diketahui bahwa sampel Tepung Terigu, Pocari Sweat, Saos Sambal, Larutan Fruktosa, Larutan Glukosa positif mengandung karamel. Tetapi seharusnya sampel Tepung Terigu negative mengandung karamel. Hal ini disebabkan karena kesalahan identifikasi. Pembentukan pigmen karamel dapat dianggap reaksi pencoklatan non-enzimatik tanpa senyawa nitrogen. Jika gula dipanaskan tanpa air atau larutan pekat gula dipanaskan sederet reaksi terjadi pada akhirnya membentuk karamel. Karamelisasi sukrosa memerlukan suhu sekitar 200ºC. Pigmen karamelan larut dalam air dan etanol dan rasanya pahit. Titik lelehnya 138ºC. Pemanasan lebih lanjut lagi selama 65 menit menyebabkan terbentuknya karamelan. Karamelan hanya larut dalam air dan meleleh pada suhu 154ºC. Pemanasan lebih lanjut menyebabkan pembentukan pigmen sangat gelap yang hampir tidak larut dengan susunan molekul rata-rata C125H188O80. Bahan ini disebut humin atau karamelin. Bau karamel yang khas adalah akibat dari sejumlah hasil fragmentasi dan dehidrasi gula. Warna coklat tetapi tidak berbau karamel karena sampel mengandung konsentrasi gula yang sedikit. Sedangkan jika berbau karamel tetapi berwarna coklat, memiliki konsentrasi gula yang tinggi. Suhu titik lebur sukrosa yaitu 160ºC, sedangkan pada saat percobaan hanya memanaskan dengan suhu 60ºC. Penambahan NaOH dapat menurunkan titik lebur. Selain itu, NaOH member suasana alkalis, dan mampu menghidrolisa glukosa. Jika konsentrasi ditambahkan menjadi 50%, maka waktunya akan lebih cepat dan karamelisasi lebih cepat terbentuk Sukrosa merupakan kelompok oligosakarida yang bukan termasuk ke dalam kelompok gula pereduksi karena tidak mempunyai gugus OH (hidroksi) yang reaktif. Jenis gula ini mudah didapatkan, sehingga sering digunakan dalam pengolahan bahan. Sukrosa memiliki sifat mudah larut dalam air dan kelarutannya akan meningkat dengan adanya pemanasan. Titik leleh sukrosa adalah pada suhu 160ºC dengan membentuk cairan yang jernih, namun pada
  • 30. pemanasan selanjutnya akan berwarna coklat (Nursiam, 2010).
  • 31. V KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini akan membahas mengenai : (1) Kesimpulan, dan (2) Saran 5.1 Kesimpulan Dari hasil percobaan Uji Moore dapat diketahui bahwa sampel Tepung Terigu, Pocari Sweat, Saos Sambal, Larutan Fruktosa, Larutan Glukosa positif mengandung karamel. Tetapi seharusnya sampel Tepung Terigu negative mengandung karamel. Hal ini disebabkan karena kesalahan identifikasi 5.2 Saran Praktikan harus selalu mengikuti prosedur percobaan yang ada. Lalu selalu membersihkan dan mencuci alat dengan bersih setelah digunakan, agar pada saat metode selanjutnya, tidak terjadi kesalahan.
  • 32. DAFTAR PUSTAKA Nursiam, Intan. 2010. http://intannursiam.wordpress.com/2010/05/04/laporan- ipn-6-tan-uji-arbohidrat/ . Diakses 29 Maret 2013 Winarno, F.G. 2002. Kimia Pangan dan Gizi. Gramedia Pustaka Utama : Jakarta