Peserta didik merupakan bagian dalam sistem pendidikan Islam, peserta didik adalah Objek atau bahan mentah dalam proses transformasi pendidikan. Tanpa adanya Peserta didik, keberadaan sistem pendidikan tidak akan berjalan. Karena kedua Faktor antara pendidik dan peserta didik merupakan komponen paling utama dalam suatu Sistem pendidikan.
Materi Pertemuan 3 Bagian 1 Materi Pertemuan 3 Bagian 1.pptx
resume 4 hakikat peserta didik dalam Islam.docx
1. HAKIKAT PESERTA DIDIK DALAM ISLAM
Ikram Ishadila(202127050)
Dalam paradigma Pendidikan Islam, peserta didik merupakan Orang yang belum dewasa dan
memiliki sejumlah potensi (kemampuan)Dasar yang masih perlu dikembangkan. Dari segi ruhaniah, ia
memiliki bakat, memiliki kehendak, perasaan, dan pikiran yang dinamis dan perlu dikembangkan.
Peserta didik merupakan bagian dalam sistem pendidikan Islam, peserta didik adalah Objek
atau bahan mentah dalam proses transformasi pendidikan. Tanpa adanya Peserta didik, keberadaan
sistem pendidikan tidak akan berjalan. Karena kedua Faktor antara pendidik dan peserta didik
merupakan komponen paling utama dalam suatu Sistem pendidikan.
Secara bahasa peserta didik adalah orang yang sedang berada pada fase pertumbuhan dan
perkembangan baik secara fisik maupun psikis, pertumbuhan dan perkembangan merupakan ciri dari
seseorang peserta didik yang perlu bimbingan dari seorang pendidik. pertumbuhan yang menyangkut
fisik, perkembangan menyangkut psikis.
Berikut ini akan diuraikan pengertian peserta didik dari sudut pandang Pendidikan Islam, yaitu:
a. Muta’allim
Muta’allim adalah orang yang sedang diajar atau orang yang sedang belajar. Muta’allim erat kaitannya
dengan mu’allim karena mu’allim adalah orang yang mengajar, sedangkan muta’allim adalah orang
yang diajar.
b. Mutarabbi
Mutarabbi adalah orang yang dididik dan orang yang diasuh Dan orang yang dipelihara. definisi
Mutarabbi adalah lawan dari definisi murabbi yaitu pendidik, pengasuh. Sedangkan Mutarabbi adalah
yang dididik dan diasuh.
c. Muta’addib
Muta’addib adalah orang yang diberi tata cara sopan santun atau orang yang dididik untuk menjadi
orang yang baik dan berbudi. Muta’addib juga berasal dari Muaddib yang artinya mendidik dalam hal
tingkah laku peserta didik. Jadi, Muta’addib adalah orang yang diberi pendidikan tentang tingkah laku.
Adapun dalam upaya mencapai tujuan Pendidikan Islam, peserta hendaknya Memiliki dan
menanamkan sifat–sifat yang baik dalam diri dan kepribadiannya. Berkenaan dengan sifat, Imam al-
Ghazali merumuskan Sifat-Sifat yang patut dan harus dimiliki peserta didik :
a. Belajar dengan niat ibadah dalam rangka taqarrub ilâ Allah;
b. Mengurangi kecenderungan pada kehidupan duniawi dibanding Ukhrawi sebaliknya;
c. Menjaga pikiran dari berbagai pertentangan yang timbul dari Berbagai aliran;
2. d. Mempelajari ilmu-ilmu yang terpuji baik ilmu umum maupun agama;
e. Memprioritaskan ilmu diniyah sebelum memasuki ilmu duniawi.
Dalam proses belajar-mengajar, peserta didik adalah pihak yang ingin meraih cita-cita dan
memiliki tujuan dan kemudian ingin mencapainya secara optimal. Jadi, dalam proses belajar-mengajar
yang perlu diperhatikan pertama kali adalah peserta didik, bagaimana keadaan dan kemampuannya,
baru setelah itu menentukan komponen-komponen yang lain, seperti bahan yang diperlukan, bagaimana
cara yang tepat untuk bertindak, alat dan fasilitas apa yang cocok dan mendukung. Semua Itu harus
disesuaikan dengan keadaan atau karakteristik peserta didik.Itulah sebabnya peserta didik merupakan
subjek belajar.
Agar pelaksanaan proses pendidikan Islam dapat mencapai tujuan yang dinginkan, maka setiap
peserta didik hendaknya senantiasa menyadari tugas dan kewajibannya. Menurut Imam Al-Ghazali
peserta didik memiliki sepuluh poin Kewajiban:
a) Peserta didik memprioritaskan penyucian diri dari akhlak tercela dan sifat buruk, sebab ilmu
itu bentuk peribadatan hati, shalat ruhani dan pendekatan batin kepada Allah;
b) Peserta didik menjaga diri dari kesibukan-kesibukan duniawi dan seyogyanya berkelana jauh
dari tempat tinggalnya;
c) Peserta didik tidak membusungkan dada terhadap orang alim(guru), melainkan bersedia patuh
dalam segala urusan dan bersedia mendengarkan nasihatnya;
d) Peserta didik hendaknya menghindarkan diri dari mengkaji variasi pemikiran dan tokoh, baik
menyangkut ilmu-ilmu duniawi maupun ilmu-ilmu ukhrawi;
e) peserta didik tidak mengabaikan suatu disiplin ilmu apapun yang terpuji, melainkan bersedia
mempelajarinya hingga tahu akan orientasi dari disiplin ilmu tersebut;
f) Peserta didik dalam usahanya mendalami suatu disiplin ilmu tidak dilakukan secara sekaligus,
akan tetapi perlu bertahap dan memprioritaskan yang terpenting;
g) Peserta didik tidak melangkah mendalami tahap ilmu berikutnya hingga ia benar-benar
menguasai tahap ilmu sebelumnya;
h) Peserta didik hendaknya mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan dapat memperoleh ilmu
yang paling mulia;
i) Tujuan peserta didik dalam menuntut ilmu adalah pembersihan batin dan menghiasinya dengan
keutamaan serta pendekatan diri kepada Allah serta meningkatkan maqam spiritualnya;
j) Peserta didik mengetahui relasi ilmu-ilmu yang dikajinya dengan orientasi yang dituju,
sehingga dapat memilah dan memilih ilmu mana yang harus diprioritaskan.
Kepribadian peserta didik yang paling penting menurut Athiyah al-Abrasyi yaitu; Pertama,
peserta didik hendaknya tekun dan bersungguh-sungguh dalam menuntut ilmu. Kedua, peserta didik
haruslah memiliki kepribadian saling menyayangi sesama teman yang pada akhirnya akan tercipta
3. suasana persaudaraan yang kokoh. Ketiga, peserta didik Giat dan tidak pernah bosan untuk selalu
mengkaji dan mengulang-ulangi materi pelajaran Yang telah diberikannya.