SlideShare a Scribd company logo
Hakikat Dan Adab Peserta Didik
Oleh : Irvanuddin


Disampaikan Dalam Kegiatan Perkuliahan
Mata Kuliah “Filsafat Pendidikan”
Tanggal 13 Desember 2011, Universitas Al-Washliyah (UNIVA) Medan



   A. Pendahuluan
   Peserta didik adalah makhluk yang berada dalam proses perkembangan dan
pertumbuhan menurut fitrahnya masing-masing, mereka memerlukan bimbingan dan
pengarahan yang konsisten menuju kearah titik optimal kemampuan fitrahnya.
   Didalam pandangan yang lebih modern anak didik tidak hanya dianggap sebagai
objek atau sasaran pendidikan, melainkan juga mereka harus diperlukan sebagai subjek
pendidikan, diantaranya adalah dengan cara melibatkan peserta didik dalam
memecahkan masalah dalam proses belajar mengajar. Berdasarkan pengertian ini, maka
anak didik dapat dicirikan sebagai orang yang tengah memerlukan pengetahuan atau
ilmu, bimbingan dan pengarahan.
   Dalam penulisan makalah ini, kami pemakalah merumuskan masalah sebagai
berikut:
   1. Bagaimana pengertian peserta didik?
   2. Bagaimana adab atau etika peserta didik ketika belajar?
   3. Bagaimana batasan-batasan pendidikan yang harus dipatuhi peserta didik?
   Adapun tujuan penulisan makalah ini antara lain:
   1. Pemakalah ingin mengetahui lebih dalam tentang hakikat peserta didik.
   2. Memenuhi tugas mata kuliah “Filsafat Pendidikan Islam”.


   B. Pengertian Peserta Didik
   Menurut Toto Suharto (2006: 123) peserta didik adalah makhluk Allah yang terdiri
dari aspek jasmani dan rohani yang belum tercaapi taraf kematangan, baik fisik, mental,
intelektual, maupun psikologinya. Oleh karena itu, ia senantiasa memerlukan bantuan,
bimbingan dan arahan pendidik agar dapat mengembangkan potensinya secara optimal
dan membimbingnya menuju kedewasaan. Potensi dasar yang dimiliki peserta didik,
kiranya tidak akan berkembang secara maksimal tanpa melalui proses pendidikan.
   Adapun peserta didik dalam pendidikan islam menurut Hery Noer Aly (1999: 113)
ialah setiap manusia yang sepanjang hayatnya selalu berada dalam perkembangan. Jadi,

                                            1
bukan hanya ank-anak yang sedang dalam pengasuhan dan pengasihan orangtuanya,
bukan pula anak-anak dalam usia sekolah.
   Samsul Nizar dalam “Filsafat Pendidikan Islsm: Pendekatan Historis, Teoritis dan
Praktis” menyebutkan beberapa deskripsi mengenai hakikat peserta sebagai berikut:
   a. Peserta didik bukan miniatur orang dewasa, tetapi ia memiliki dunianya sendiri.
       Hal ini perlu dipahami, agar perlakuan terhadap mereka dalam proses
       pendidikan tidak disamakan dengan pendidikan orang dewasa.
   b. Peserta didik adalah manusia yang memiliki perbedaan dalam tahap-tahap
       perkembangan dan pertumbuhannya. Pemahaman ini perlu diketahui agar
       aktivitas pendidikan islam dapat disesuaikan dengan tingkat pertumbuhan dan
       perkembangan yang umumnya dialami peserta didik.
   c. Peserta didik adalah manusia yang memiliki kebutuhan yang harus dipenuhi baik
       yang menyangkut kebutuhan jasmani atau rohani.
   d. Peserta didik adalah makhluk Allah yang memiliki berbagai perbedaan
       individual (individual differentiations) baik yang disebabkan karena faktor
       bawaan maupun lingkungan tempat ia tinggal.
   e. Peserta didik merupakan makhluk yang terdiri dari dua unsur utama: jasmani
       dan ruhaniah. Unsur jasmani berkaitan dengan daya fisik yang dapat
       dkembangkan melalui proses pembiasaan dan latihan, sementara unsur ruhani
       berkaitan dengan daya akal dan daya rasa.
   f. Peserta didik adalah makhluk Allah yang telah dibekali berbagai potensi (fitrah)
       yang perlu dikembangkan secara terpadu (Toto Suharto. 2006: 124-125).
       Berasarkan beberapa pendapat diatas, peserta didik dapat dikatakan sebagai
       orang yang belum dewasa dan memiliki sejumlah potensi (kemampuan) dasar
       yang masih perlu dikembangkan.
   Secara garis besar peserta didik menurut Abu Ahmadi dan Nur Uhbiyati (2001: 40)
memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
       • Kelemahan dan ketakberdayaan.
       • Berkemauan keras untuk berkembang.
       • Ingin menjadi diri sendiri (memperoleh kekuatan).


   C. Adab Peserta Didik
   Prof. Dr. Athiyah Al-Abrasy mengemukakan seoarang siswa yang sedang belajar
wajib memperhatikan ketentuan-ketentuan sebagai berikut:


                                           2
1) Sebelum memulai belajar, siswa itu harus terlebih dahulu membersihkan hatinya
   dari segala sifat yang buruk, karena belajar itu dianggap sebagai ibadah. Ibadah
   tidak syah kecuali dengan hati yang suci, berhias dengan moral yang baik seperti
   berkata benar, ikhlas, taqwa, rendah hati, zuhud, menerima apa yang ditentukan
   tuhan serta menjauhi sifat-sifat yang buruk, seperti dengki, iri, benci, sombong,
   menipu, tinggi hati dan angkuh.
2) Dengan belajar itu ia bermaksud hendak mengisi jiwanya dengan fadhilah,
   mendekatkan diri kepada Allah, bukanlakh dengan maksud menonjolkan diri,
   berbangga dan gagah-gagahan.
3) Bersedia mencari ilmu, termasuk meninggalkan keluarga dan tanah aiar, dengan
   tidak ragu-ragu bepergian ketempat-tempat yang paling jauh sekalipun bila
   dikehendaki untuk mendatangi guru.
4) Hendaklah ia menghormati guru dan memuliakannya serta mengagungkannya
   karena Allah dan berdaya upaya pula menyenangkan hati guru dengan cara yang
   baik.
5) Jangan terlalu sering menukar guru, tetapi haruslah ia berfikir panjang dulu
   sebelum bertindak hendak mengganti guru.
6) Jangan merepotkan guru dengan banyak pertanyaan, janganlah meletihkan dia
   untuk menjawab pertanyaan, jangan berjalan dihadapannya, jangan duduk
   ditempat didiknya dan jangan mulai bicara, kecuali setelah mendapat izin dari
   guru.
7) Jangan membuka rahasia guru, jangan pula seseorangpun meniru guru, jangan
   pula meminta kepada guru membukakan rahasia, terima pernyataan maaf dari
   guru bila selip lidahnya.
8) Bersungguh-sungguh dan tekun belajar, bertanggang siang dan maalm untuk
   memperoleh pengetahuan, dengan terlebih dahulu mencari ilmu yang lebih
   penting.
9) Jiwa saling mencintai dan persaudaraan haruslah menyinari pergaulan antara
   siswa sehingga merupakan anak-anak yang sebapak.
10) Siswa harus terlebih dahulu memberi salam kepada gurunya mengurangi
   percakapan dihadapan guru, jangan mengatakan kepada guru “si anu bilang
   begini lain dari yang bapak katakan”, dan jangan pula ditanya tentang guru siapa
   teman duduknya.



                                       3
11) Hendaklah siswa tekun belajar, mengurangi pelajarannya diwaktu senja dan
       menjelang subuh. Waktu antara isya dan malam sahur itu adalah waktu yang
       penuh berkah.
   12) Bertekad untuk belajar hingga akhir umur, jangan meremehkan suatu cabang
       ilmu, tetapi hendaklah menganggap semua ilmu ada faedahnya, jangan meniru-
       niru apa yang didengarnya dan orang-orang yang terdahulu yang mengeritik dan
       merendahkan sebagian ilmu seperti ilmu mantiq dan ilmu filsafat (Nur Uhbiyati.
       1998: 108-110).
   Sedangkan menurut Asma Hasan Fahmi, peserta didik sekurang-kurangnya harus
memerhatikan empat hal berikut:
   a) Seorang peserta didik harus membersihkan hatinya dari kotoran dan penyakit
       jiwa sebelum melakukan proses belajar, karena belajar dalam islam merupakan
       ibadah yang menuntut adanya kebersihan hati.
   b) Peserta didik harus menanamkan dalam dirinya bahwa tujuan menuntut ilmu
       adalah meraih keutamaan akhlak, mendekatkan diri kepada Allah, bukan untuk
       bermegah-megahan atau bahkan mencari kedudukan.
   c) Seorang peserta didik harus memiliki ketabahan dan kesabaran dalam mencari
       ilmu, dan bila perlu melakukan perjalanan merantau untuk mencari guru, atau
       apa yang disebut rihlah ‘ilamiyyah.
   d) Seorang peserta didik wajib menghormati gurunya dan berusaha semaksimal
       mungkin meraih kerelaannya dengan berbagai macam cara yang terpuji (Toto
       Suharto. 2006: 127-128).
   Syekh Az-Zarnuji dalam kitab “Ta’lim Muta’allim” menerangkan beberapa sifat dan
tugas penuntut ilmu:
   a) Tawadu’ sifat sederhana, tidak sombong tidak pula rendah diri.
   b) Iffah, sifat yang menunjukkan rasa harga diri yang menyebabkan seseorang
       terhindar dari perbuatan/ tingkah laku yang tidak patut.
   c) Tabah (sabar), tahan dalam menghadapi kesulitan pelajaran dari guru.
   d) Sabar, tahan terhadap godaan nafsu, rendah keinginan-keinginan akan kelezatan
       dan terhadap godaan-godaan yang berat.
   e) Cinta ilmu dan hormat kepada guru dan keluarganya, dengan demikian ilmu itu
       akan bermanfaat.
   f) Sayang kepada kitab, menyimpan dengan baik, tidak membubuhi catatan supaya
       tidak kotor atau menggosok tulisan sehingga menjadi kabur.


                                             4
g) Hormat kepada semua penuntut ilmu dan tamalluk kepada guru dan kawan
       untuk mengadap ilmu dari mereka.
   h) Bersungguh-sungguh belajar dengan memanfaatkan waktu sebaik-baiknya
       (bangun ditengah malam) tetapi tidak memaksakan diri sampai menjadi lemah.
   i) Teguh pendirian dan ulet dalam menuntut ilmu dan mengulangi pelajaran.
   j) Wara’, ialah sifat menahan diri dari perbuatan atau tingkah laku yang terlarang.
   k) Tawakkal, maksudnya menyerahkan kepada tuhan segala perkara. Bertawakkal
       adalah akhir dari proses kegiatan dan ikhtiar seseorang muslim untuk mengatasi
       urusannya (Nur Uhbiyati. 1998: 110).
   Dengan mengikuti apa-apa yang telah ditentukan oleh para ahli dalam bidang
pendidikan diatas, maka seorang peserta didik akan mendapatkan hasil yang diinginkan
atau hasil yang memuaskan. Dengan demikian, sebisa mungkin kita menuntut peserta
didik untuk mengaplikasikan apa-apa yang menjadi kewajiban atau tugasnya sebagai
seorang peserta didik.


   D. Batas Pendidikan
   a) Batas Awal Pendidikan
   Prof. M. Athiyah Al-Abrasy, menceritakan didalam bukunya “Dasar-dasar Pokok
Pendidikan Islam” bahwa pendidikan anak itu dimulai setelah berumur 5 tahun. Urutan-
urutan ilmu yang diberikan adalah membaca Al-Qur’an, mempelajari syair, sejarah
nenek monyang dan kaumnya, mengendarai kuda dan menggunakan senjata (Nur
Uhbiati. 1998: 96-97).
   Menurut Al-Abdari, anak dimulai dididik dalam arti sesungguhnya setelah berusia 7
tahun, karena itu beliau mengeritik orang tua yang menyekolahkan anaknya pada usia
yang masih terlalu muda, yaitu sebelum usia 7 tahun (Nur Uhbiati. 1998: 97).
   Dari uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa belum ada kesepakatan para ahli
didik islam tentang kapan anak mulai dididik, namun jika diterapkan dalam praktek
pendidikan, maka dapat dijelaskan sebagai berikut, yaitu untuk memasuki pendidikan
prasekolah sebaiknya setelah anak berumur 5 tahun, sedangkan untuk memasuki
pendidikan dasar, maka sebaiknya setelah anak berumur 7 tahun (Hamdani Ihsan dan
Fuad Ihsan. 2001: 125).
   Terlepas dari beberapa pendapat diatas, dan berdasarkan pada hadits Nabi
Muhammad SAW.:
   “belajarlah (carilah ilmu) sejak engkau dalam buaian (ayunan) sampai keliang
lahat”. Berdasarkan kepada hadits tersebut, pendidikan dapat dimulai ketika masih
                                          5
dalam ayunan atau balita, karena ketika pada waktu itu, seorang anak akan mudahuntuk
memahami dan mengerti apa yang disampaikan, selain itu apa yang telah diperolehnya
susah untuk dilupakan.
   b) Batas Akhir Pendidikan
   M. Munir Mursa mengatakan bahwa pendidika islam tidak terbatas pada suatu
metode atau jenjang tertentu, tetapi berlangsung sepanjang hayat ia merupakan pendidik
dari buaian hingga liang lahat, selalu memperbaiki diri, serta terus-menerus
mengembangkan kepribadian dan memperkaya kemanusiaan, dengan perkataan lain ia
senantiasa membimbingmanusia untuk maju (Hery Noer Aly. 1999: 137).
   Berdasarkan kepada tujuan pendidikan islam yaitu membentuuk kepribadian
muslim. Mengingat untuk mewujudkan kepribadian muslim itu sangat sulit, disamping
itu sesudah terwujudnya kepribadian muslim, diperlukan kestabilan kepribadian muslim
tersebut diatas dan mengingat pula sabda Rasulullah SAW. Maka batas terakhir
pendidikan yaitu sampai akhir hayat (Nur Uhbiati. 1998: 100). Dengan demikian,
pendidikan tidak hanya terbatas pada usia muda, tetapi dapat dilakukan sepanjang masa
selama hayat masih dikandung badan.


   E. Kesimpulan
   Peserta didik adalah makhluk Allah yang terdiri dari aspek jasmani dan rohani yang
belum tercaapi taraf kematangan, baik fisik, mental, intelektual, maupun psikologinya.
Oleh karena itu, ia senantiasa memerlukan bantuan, bimbingan dan arahan pendidik
agar dapat mengembangkan potensinya secara optimal dan membimbingnya menuju
kedewasaan. Potensi dasar yang dimiliki peserta didik, kiranya tidak akan berkembang
secara maksimal tanpa melalui proses pendidikan.
   Peserta didik merupakan makhluk yang terdiri dari dua unsur utama: jasmani dan
ruhaniah. Unsur jasmani berkaitan dengan daya fisik yang dapat dkembangkan melalui
proses pembiasaan dan latihan, sementara unsur ruhani berkaitan dengan daya akal dan
daya rasa.
   Sebelum memulai belajar, siswa (peserta didik) itu harus terlebih dahulu
membersihkan hatinya dari segala sifat yang buruk, karena belajar itu dianggap sebagai
ibadah. Ibadah tidak syah kecuali dengan hati yang suci, berhias dengan moral yang
baik seperti berkata benar, ikhlas, taqwa, rendah hati, zuhud, menerima apa yang
ditentukan tuhan serta menjauhi sifat-sifat yang buruk, seperti dengki, iri, benci,
sombong, menipu, tinggi hati dan angkuh.


                                           6
F. Saran
Dalam penulisan makalah ini, pemakalah mempunyai saran antara lain:
1) Sebagai mahasiswa (peserta didik), kita harus memahami kaidah-kaidah peserta
   didik.
2) Sebagai calon tenaga atau praktisi pendidikan, kita harus mampu mengkaji
   permasalahan yang ada dalam dunia pendidikan. Dalam hal ini (permasalahan
   peserta didik).


G. Daftar Pustaka
 Ahmadi, Abu dan Uhbiyati, Nur. “Ilmu Pendidikan”. Jakarat: PT Rineka
   Cipta.2001
 Aly, Hery Noer. “Ilmu Pendidikan Islam”. Jakarta: Logos.1999
 Ihsan, Hamdani dan Ihsan, Fuad.”Filsafat Pendidikan Islam”. Bandung: CV
   Pustaka Setia. 2001
 Suharto, Toto. “Filsafat Pendidikan Islam”. Jogjakarta: Ar-Ruzz.2006
 Uhbiyati, Nur. “Ilmu Pendidikan Islam”. Bandung: CV Pustaka Setia.1998




                                     7

More Related Content

What's hot

Adab adab menuntut ilmu
Adab adab menuntut ilmuAdab adab menuntut ilmu
Adab adab menuntut ilmuozaiton
 
Subjek dan objek pendidikan
Subjek dan objek pendidikanSubjek dan objek pendidikan
Subjek dan objek pendidikan
Dewi Bahagia
 
JURNAL_HADITS_TARBAWI_KELOMPOK_8 asli.docx
JURNAL_HADITS_TARBAWI_KELOMPOK_8 asli.docxJURNAL_HADITS_TARBAWI_KELOMPOK_8 asli.docx
JURNAL_HADITS_TARBAWI_KELOMPOK_8 asli.docx
NatijahRohmah
 
Bab i proposal
Bab i  proposalBab i  proposal
Bab i proposal
Abie Tomy
 
Bab i ip
Bab i ipBab i ip
Bab i ip
FENY DYAH
 
Mkalah Hadist tarbawi kelompok 2
Mkalah Hadist tarbawi kelompok 2Mkalah Hadist tarbawi kelompok 2
Mkalah Hadist tarbawi kelompok 2
Fitri Nofiati
 
Projek akhir Kriteria Guru Falsafah Pendidikan Islam
Projek akhir Kriteria Guru Falsafah Pendidikan IslamProjek akhir Kriteria Guru Falsafah Pendidikan Islam
Projek akhir Kriteria Guru Falsafah Pendidikan Islam
syafarehanisa
 
aprilio arie saputra
aprilio arie saputraaprilio arie saputra
aprilio arie saputra
suci kurniawardani
 
Tugas komprehensif Resume Ilmu Pendidikan Islam
Tugas komprehensif Resume Ilmu Pendidikan IslamTugas komprehensif Resume Ilmu Pendidikan Islam
Tugas komprehensif Resume Ilmu Pendidikan Islam
Soga Biliyan Jaya
 
Profesionalisme guru pendidikan islam
Profesionalisme guru pendidikan islamProfesionalisme guru pendidikan islam
Profesionalisme guru pendidikan islamUstajah ILa AzieLa
 
Kriteria guru impian
Kriteria guru impianKriteria guru impian
Kriteria guru impian
PUTERIHUSNAMINANIBIN
 
Makalah
MakalahMakalah
Makalah kelompok 4 pusat pusat pendidikan
Makalah kelompok 4 pusat pusat pendidikanMakalah kelompok 4 pusat pusat pendidikan
Makalah kelompok 4 pusat pusat pendidikan
FENY DYAH
 
Makalah DPP Fix.docx
Makalah DPP Fix.docxMakalah DPP Fix.docx
Makalah DPP Fix.docx
NatijahRohmah
 

What's hot (18)

Adab adab menuntut ilmu
Adab adab menuntut ilmuAdab adab menuntut ilmu
Adab adab menuntut ilmu
 
Contoh laporan ptk
Contoh laporan ptkContoh laporan ptk
Contoh laporan ptk
 
Subjek dan objek pendidikan
Subjek dan objek pendidikanSubjek dan objek pendidikan
Subjek dan objek pendidikan
 
JURNAL_HADITS_TARBAWI_KELOMPOK_8 asli.docx
JURNAL_HADITS_TARBAWI_KELOMPOK_8 asli.docxJURNAL_HADITS_TARBAWI_KELOMPOK_8 asli.docx
JURNAL_HADITS_TARBAWI_KELOMPOK_8 asli.docx
 
Bab i proposal
Bab i  proposalBab i  proposal
Bab i proposal
 
Bab i ip
Bab i ipBab i ip
Bab i ip
 
Mkalah Hadist tarbawi kelompok 2
Mkalah Hadist tarbawi kelompok 2Mkalah Hadist tarbawi kelompok 2
Mkalah Hadist tarbawi kelompok 2
 
Projek akhir Kriteria Guru Falsafah Pendidikan Islam
Projek akhir Kriteria Guru Falsafah Pendidikan IslamProjek akhir Kriteria Guru Falsafah Pendidikan Islam
Projek akhir Kriteria Guru Falsafah Pendidikan Islam
 
Isi
IsiIsi
Isi
 
aprilio arie saputra
aprilio arie saputraaprilio arie saputra
aprilio arie saputra
 
Tugas komprehensif Resume Ilmu Pendidikan Islam
Tugas komprehensif Resume Ilmu Pendidikan IslamTugas komprehensif Resume Ilmu Pendidikan Islam
Tugas komprehensif Resume Ilmu Pendidikan Islam
 
Profesionalisme guru pendidikan islam
Profesionalisme guru pendidikan islamProfesionalisme guru pendidikan islam
Profesionalisme guru pendidikan islam
 
Adab menuntut ilmu
Adab menuntut ilmuAdab menuntut ilmu
Adab menuntut ilmu
 
Kriteria guru impian
Kriteria guru impianKriteria guru impian
Kriteria guru impian
 
Makalah
MakalahMakalah
Makalah
 
Makalah kelompok 4 pusat pusat pendidikan
Makalah kelompok 4 pusat pusat pendidikanMakalah kelompok 4 pusat pusat pendidikan
Makalah kelompok 4 pusat pusat pendidikan
 
Tugas resume buku ilmu pendidikan islam
Tugas resume buku ilmu pendidikan islamTugas resume buku ilmu pendidikan islam
Tugas resume buku ilmu pendidikan islam
 
Makalah DPP Fix.docx
Makalah DPP Fix.docxMakalah DPP Fix.docx
Makalah DPP Fix.docx
 

Viewers also liked

Perkembangan kreativitas Peserta didik SD
Perkembangan kreativitas Peserta didik SDPerkembangan kreativitas Peserta didik SD
Perkembangan kreativitas Peserta didik SD
Fauziah Mahir
 
04 penghambat dan pendorong kreativitas
04 penghambat dan pendorong kreativitas04 penghambat dan pendorong kreativitas
04 penghambat dan pendorong kreativitasImansyah Lubis
 
PRINSIP-PRINSIP PERKEMBANGAN : MATAKULIAH PSIKOLOGI PERKEMBANGAN STAIN SALATIGA
PRINSIP-PRINSIP PERKEMBANGAN : MATAKULIAH PSIKOLOGI PERKEMBANGAN STAIN SALATIGAPRINSIP-PRINSIP PERKEMBANGAN : MATAKULIAH PSIKOLOGI PERKEMBANGAN STAIN SALATIGA
PRINSIP-PRINSIP PERKEMBANGAN : MATAKULIAH PSIKOLOGI PERKEMBANGAN STAIN SALATIGA
Irsyadul Ibad
 
Perkembangan Peserta Didik Usia Sekolah Dasar
Perkembangan Peserta Didik Usia Sekolah DasarPerkembangan Peserta Didik Usia Sekolah Dasar
Perkembangan Peserta Didik Usia Sekolah Dasar
weniananta
 
Pendidikan kepedulian sosial
Pendidikan kepedulian sosialPendidikan kepedulian sosial
Pendidikan kepedulian sosial
Cholieq LiequaimienargoeCliquers
 
Visual Design with Data
Visual Design with DataVisual Design with Data
Visual Design with Data
Seth Familian
 

Viewers also liked (6)

Perkembangan kreativitas Peserta didik SD
Perkembangan kreativitas Peserta didik SDPerkembangan kreativitas Peserta didik SD
Perkembangan kreativitas Peserta didik SD
 
04 penghambat dan pendorong kreativitas
04 penghambat dan pendorong kreativitas04 penghambat dan pendorong kreativitas
04 penghambat dan pendorong kreativitas
 
PRINSIP-PRINSIP PERKEMBANGAN : MATAKULIAH PSIKOLOGI PERKEMBANGAN STAIN SALATIGA
PRINSIP-PRINSIP PERKEMBANGAN : MATAKULIAH PSIKOLOGI PERKEMBANGAN STAIN SALATIGAPRINSIP-PRINSIP PERKEMBANGAN : MATAKULIAH PSIKOLOGI PERKEMBANGAN STAIN SALATIGA
PRINSIP-PRINSIP PERKEMBANGAN : MATAKULIAH PSIKOLOGI PERKEMBANGAN STAIN SALATIGA
 
Perkembangan Peserta Didik Usia Sekolah Dasar
Perkembangan Peserta Didik Usia Sekolah DasarPerkembangan Peserta Didik Usia Sekolah Dasar
Perkembangan Peserta Didik Usia Sekolah Dasar
 
Pendidikan kepedulian sosial
Pendidikan kepedulian sosialPendidikan kepedulian sosial
Pendidikan kepedulian sosial
 
Visual Design with Data
Visual Design with DataVisual Design with Data
Visual Design with Data
 

Similar to Peserta Didik

PPT TIM 2 Peserta Pendidikan Islam.pptx
PPT TIM 2 Peserta Pendidikan Islam.pptxPPT TIM 2 Peserta Pendidikan Islam.pptx
PPT TIM 2 Peserta Pendidikan Islam.pptx
AabAbdullah4
 
resume 4 hakikat peserta didik dalam Islam.docx
resume 4 hakikat peserta didik dalam Islam.docxresume 4 hakikat peserta didik dalam Islam.docx
resume 4 hakikat peserta didik dalam Islam.docx
Ikram ishadila (202127050)
 
Resume Filsafat Pendidikan Kel4.docx
Resume Filsafat Pendidikan Kel4.docxResume Filsafat Pendidikan Kel4.docx
Resume Filsafat Pendidikan Kel4.docx
DhindaVadyaizmi
 
Hakikat Peserta Didik dalam Islam
Hakikat Peserta Didik dalam IslamHakikat Peserta Didik dalam Islam
Hakikat Peserta Didik dalam Islam
Nurul Safiqa
 
Tugas Ringkasan Kitab Ta'lim Muta'alim.pdf
Tugas Ringkasan Kitab Ta'lim Muta'alim.pdfTugas Ringkasan Kitab Ta'lim Muta'alim.pdf
Tugas Ringkasan Kitab Ta'lim Muta'alim.pdf
SHAHIBATULIZARI
 
Pendidik dan hakikat pendidik
Pendidik dan hakikat pendidikPendidik dan hakikat pendidik
Pendidik dan hakikat pendidik
Irwan Fauzi
 
Esensi Pendidik dalam Filsafat Pendidikan Islam
Esensi Pendidik dalam Filsafat Pendidikan IslamEsensi Pendidik dalam Filsafat Pendidikan Islam
Esensi Pendidik dalam Filsafat Pendidikan Islam
Islamic Studies
 
Bab 7 pbkk 3193 pembelajaran dari perspekif al-ghazali dalam perkhidmatan b...
Bab 7   pbkk 3193 pembelajaran dari perspekif al-ghazali dalam perkhidmatan b...Bab 7   pbkk 3193 pembelajaran dari perspekif al-ghazali dalam perkhidmatan b...
Bab 7 pbkk 3193 pembelajaran dari perspekif al-ghazali dalam perkhidmatan b...
Harry Elson Anderson (IPGK Pulau Pinang)
 
Jika aku seorang guru, guru yang bagaimana aku impikan?
Jika aku seorang guru, guru yang bagaimana aku impikan?Jika aku seorang guru, guru yang bagaimana aku impikan?
Jika aku seorang guru, guru yang bagaimana aku impikan?
AfiqahZahirah4
 
LANDASAN PENDIDIKAN ISLAM.pptx
LANDASAN PENDIDIKAN ISLAM.pptxLANDASAN PENDIDIKAN ISLAM.pptx
LANDASAN PENDIDIKAN ISLAM.pptx
MuhammadIkhwansah
 
Resume Hakikat Peserta didik dalam islam
Resume Hakikat Peserta didik dalam islamResume Hakikat Peserta didik dalam islam
Resume Hakikat Peserta didik dalam islam
RizkyAdeaulia
 
Ilmu pendidikan
Ilmu pendidikanIlmu pendidikan
Ilmu pendidikan
tiyas prasetyo
 
RESUME NUR TASYA 3.docx
RESUME NUR TASYA 3.docxRESUME NUR TASYA 3.docx
RESUME NUR TASYA 3.docx
NurTasya9
 
motivasi peserta didik dalam pendidikan Islam
motivasi peserta didik dalam pendidikan Islammotivasi peserta didik dalam pendidikan Islam
motivasi peserta didik dalam pendidikan Islam
Siti Sumiati
 
RESUM IRNA YUNITA 3.pdf
RESUM IRNA YUNITA 3.pdfRESUM IRNA YUNITA 3.pdf
RESUM IRNA YUNITA 3.pdf
irnayunita2
 
Kelompok 8: Tugas-tugas Etika Interaksi Pendidik & Peserta Didik dalam Pembel...
Kelompok 8: Tugas-tugas Etika Interaksi Pendidik & Peserta Didik dalam Pembel...Kelompok 8: Tugas-tugas Etika Interaksi Pendidik & Peserta Didik dalam Pembel...
Kelompok 8: Tugas-tugas Etika Interaksi Pendidik & Peserta Didik dalam Pembel...
Lola Nurhidayaty
 
A173793 - PROJEK AKHIR FALSAFAH PENDIDIKAN ISLAM.pptx
A173793 - PROJEK AKHIR FALSAFAH PENDIDIKAN ISLAM.pptxA173793 - PROJEK AKHIR FALSAFAH PENDIDIKAN ISLAM.pptx
A173793 - PROJEK AKHIR FALSAFAH PENDIDIKAN ISLAM.pptx
HASANATULAINABINTIHA
 
Hakekat Pendidik dan Perserta didik
Hakekat Pendidik dan Perserta didikHakekat Pendidik dan Perserta didik
Hakekat Pendidik dan Perserta didikArif Al Swei
 
1.1.a.8. Koneksi Antar Materi - Kesimpulan dan Refleksi Modul 1.1Penugasan.pdf
1.1.a.8. Koneksi Antar Materi - Kesimpulan dan Refleksi Modul 1.1Penugasan.pdf1.1.a.8. Koneksi Antar Materi - Kesimpulan dan Refleksi Modul 1.1Penugasan.pdf
1.1.a.8. Koneksi Antar Materi - Kesimpulan dan Refleksi Modul 1.1Penugasan.pdf
AllakChoirulHuda
 

Similar to Peserta Didik (20)

PPT TIM 2 Peserta Pendidikan Islam.pptx
PPT TIM 2 Peserta Pendidikan Islam.pptxPPT TIM 2 Peserta Pendidikan Islam.pptx
PPT TIM 2 Peserta Pendidikan Islam.pptx
 
resume 4 hakikat peserta didik dalam Islam.docx
resume 4 hakikat peserta didik dalam Islam.docxresume 4 hakikat peserta didik dalam Islam.docx
resume 4 hakikat peserta didik dalam Islam.docx
 
Resume Filsafat Pendidikan Kel4.docx
Resume Filsafat Pendidikan Kel4.docxResume Filsafat Pendidikan Kel4.docx
Resume Filsafat Pendidikan Kel4.docx
 
Hakikat Peserta Didik dalam Islam
Hakikat Peserta Didik dalam IslamHakikat Peserta Didik dalam Islam
Hakikat Peserta Didik dalam Islam
 
Tugas Ringkasan Kitab Ta'lim Muta'alim.pdf
Tugas Ringkasan Kitab Ta'lim Muta'alim.pdfTugas Ringkasan Kitab Ta'lim Muta'alim.pdf
Tugas Ringkasan Kitab Ta'lim Muta'alim.pdf
 
Pendidik dan hakikat pendidik
Pendidik dan hakikat pendidikPendidik dan hakikat pendidik
Pendidik dan hakikat pendidik
 
Esensi Pendidik dalam Filsafat Pendidikan Islam
Esensi Pendidik dalam Filsafat Pendidikan IslamEsensi Pendidik dalam Filsafat Pendidikan Islam
Esensi Pendidik dalam Filsafat Pendidikan Islam
 
Bab 7 pbkk 3193 pembelajaran dari perspekif al-ghazali dalam perkhidmatan b...
Bab 7   pbkk 3193 pembelajaran dari perspekif al-ghazali dalam perkhidmatan b...Bab 7   pbkk 3193 pembelajaran dari perspekif al-ghazali dalam perkhidmatan b...
Bab 7 pbkk 3193 pembelajaran dari perspekif al-ghazali dalam perkhidmatan b...
 
Jika aku seorang guru, guru yang bagaimana aku impikan?
Jika aku seorang guru, guru yang bagaimana aku impikan?Jika aku seorang guru, guru yang bagaimana aku impikan?
Jika aku seorang guru, guru yang bagaimana aku impikan?
 
LANDASAN PENDIDIKAN ISLAM.pptx
LANDASAN PENDIDIKAN ISLAM.pptxLANDASAN PENDIDIKAN ISLAM.pptx
LANDASAN PENDIDIKAN ISLAM.pptx
 
Resume Hakikat Peserta didik dalam islam
Resume Hakikat Peserta didik dalam islamResume Hakikat Peserta didik dalam islam
Resume Hakikat Peserta didik dalam islam
 
Ilmu pendidikan
Ilmu pendidikanIlmu pendidikan
Ilmu pendidikan
 
RESUME NUR TASYA 3.docx
RESUME NUR TASYA 3.docxRESUME NUR TASYA 3.docx
RESUME NUR TASYA 3.docx
 
motivasi peserta didik dalam pendidikan Islam
motivasi peserta didik dalam pendidikan Islammotivasi peserta didik dalam pendidikan Islam
motivasi peserta didik dalam pendidikan Islam
 
RESUM IRNA YUNITA 3.pdf
RESUM IRNA YUNITA 3.pdfRESUM IRNA YUNITA 3.pdf
RESUM IRNA YUNITA 3.pdf
 
Profesionalisme guru
Profesionalisme guruProfesionalisme guru
Profesionalisme guru
 
Kelompok 8: Tugas-tugas Etika Interaksi Pendidik & Peserta Didik dalam Pembel...
Kelompok 8: Tugas-tugas Etika Interaksi Pendidik & Peserta Didik dalam Pembel...Kelompok 8: Tugas-tugas Etika Interaksi Pendidik & Peserta Didik dalam Pembel...
Kelompok 8: Tugas-tugas Etika Interaksi Pendidik & Peserta Didik dalam Pembel...
 
A173793 - PROJEK AKHIR FALSAFAH PENDIDIKAN ISLAM.pptx
A173793 - PROJEK AKHIR FALSAFAH PENDIDIKAN ISLAM.pptxA173793 - PROJEK AKHIR FALSAFAH PENDIDIKAN ISLAM.pptx
A173793 - PROJEK AKHIR FALSAFAH PENDIDIKAN ISLAM.pptx
 
Hakekat Pendidik dan Perserta didik
Hakekat Pendidik dan Perserta didikHakekat Pendidik dan Perserta didik
Hakekat Pendidik dan Perserta didik
 
1.1.a.8. Koneksi Antar Materi - Kesimpulan dan Refleksi Modul 1.1Penugasan.pdf
1.1.a.8. Koneksi Antar Materi - Kesimpulan dan Refleksi Modul 1.1Penugasan.pdf1.1.a.8. Koneksi Antar Materi - Kesimpulan dan Refleksi Modul 1.1Penugasan.pdf
1.1.a.8. Koneksi Antar Materi - Kesimpulan dan Refleksi Modul 1.1Penugasan.pdf
 

Peserta Didik

  • 1. Hakikat Dan Adab Peserta Didik Oleh : Irvanuddin Disampaikan Dalam Kegiatan Perkuliahan Mata Kuliah “Filsafat Pendidikan” Tanggal 13 Desember 2011, Universitas Al-Washliyah (UNIVA) Medan A. Pendahuluan Peserta didik adalah makhluk yang berada dalam proses perkembangan dan pertumbuhan menurut fitrahnya masing-masing, mereka memerlukan bimbingan dan pengarahan yang konsisten menuju kearah titik optimal kemampuan fitrahnya. Didalam pandangan yang lebih modern anak didik tidak hanya dianggap sebagai objek atau sasaran pendidikan, melainkan juga mereka harus diperlukan sebagai subjek pendidikan, diantaranya adalah dengan cara melibatkan peserta didik dalam memecahkan masalah dalam proses belajar mengajar. Berdasarkan pengertian ini, maka anak didik dapat dicirikan sebagai orang yang tengah memerlukan pengetahuan atau ilmu, bimbingan dan pengarahan. Dalam penulisan makalah ini, kami pemakalah merumuskan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana pengertian peserta didik? 2. Bagaimana adab atau etika peserta didik ketika belajar? 3. Bagaimana batasan-batasan pendidikan yang harus dipatuhi peserta didik? Adapun tujuan penulisan makalah ini antara lain: 1. Pemakalah ingin mengetahui lebih dalam tentang hakikat peserta didik. 2. Memenuhi tugas mata kuliah “Filsafat Pendidikan Islam”. B. Pengertian Peserta Didik Menurut Toto Suharto (2006: 123) peserta didik adalah makhluk Allah yang terdiri dari aspek jasmani dan rohani yang belum tercaapi taraf kematangan, baik fisik, mental, intelektual, maupun psikologinya. Oleh karena itu, ia senantiasa memerlukan bantuan, bimbingan dan arahan pendidik agar dapat mengembangkan potensinya secara optimal dan membimbingnya menuju kedewasaan. Potensi dasar yang dimiliki peserta didik, kiranya tidak akan berkembang secara maksimal tanpa melalui proses pendidikan. Adapun peserta didik dalam pendidikan islam menurut Hery Noer Aly (1999: 113) ialah setiap manusia yang sepanjang hayatnya selalu berada dalam perkembangan. Jadi, 1
  • 2. bukan hanya ank-anak yang sedang dalam pengasuhan dan pengasihan orangtuanya, bukan pula anak-anak dalam usia sekolah. Samsul Nizar dalam “Filsafat Pendidikan Islsm: Pendekatan Historis, Teoritis dan Praktis” menyebutkan beberapa deskripsi mengenai hakikat peserta sebagai berikut: a. Peserta didik bukan miniatur orang dewasa, tetapi ia memiliki dunianya sendiri. Hal ini perlu dipahami, agar perlakuan terhadap mereka dalam proses pendidikan tidak disamakan dengan pendidikan orang dewasa. b. Peserta didik adalah manusia yang memiliki perbedaan dalam tahap-tahap perkembangan dan pertumbuhannya. Pemahaman ini perlu diketahui agar aktivitas pendidikan islam dapat disesuaikan dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangan yang umumnya dialami peserta didik. c. Peserta didik adalah manusia yang memiliki kebutuhan yang harus dipenuhi baik yang menyangkut kebutuhan jasmani atau rohani. d. Peserta didik adalah makhluk Allah yang memiliki berbagai perbedaan individual (individual differentiations) baik yang disebabkan karena faktor bawaan maupun lingkungan tempat ia tinggal. e. Peserta didik merupakan makhluk yang terdiri dari dua unsur utama: jasmani dan ruhaniah. Unsur jasmani berkaitan dengan daya fisik yang dapat dkembangkan melalui proses pembiasaan dan latihan, sementara unsur ruhani berkaitan dengan daya akal dan daya rasa. f. Peserta didik adalah makhluk Allah yang telah dibekali berbagai potensi (fitrah) yang perlu dikembangkan secara terpadu (Toto Suharto. 2006: 124-125). Berasarkan beberapa pendapat diatas, peserta didik dapat dikatakan sebagai orang yang belum dewasa dan memiliki sejumlah potensi (kemampuan) dasar yang masih perlu dikembangkan. Secara garis besar peserta didik menurut Abu Ahmadi dan Nur Uhbiyati (2001: 40) memiliki ciri-ciri sebagai berikut: • Kelemahan dan ketakberdayaan. • Berkemauan keras untuk berkembang. • Ingin menjadi diri sendiri (memperoleh kekuatan). C. Adab Peserta Didik Prof. Dr. Athiyah Al-Abrasy mengemukakan seoarang siswa yang sedang belajar wajib memperhatikan ketentuan-ketentuan sebagai berikut: 2
  • 3. 1) Sebelum memulai belajar, siswa itu harus terlebih dahulu membersihkan hatinya dari segala sifat yang buruk, karena belajar itu dianggap sebagai ibadah. Ibadah tidak syah kecuali dengan hati yang suci, berhias dengan moral yang baik seperti berkata benar, ikhlas, taqwa, rendah hati, zuhud, menerima apa yang ditentukan tuhan serta menjauhi sifat-sifat yang buruk, seperti dengki, iri, benci, sombong, menipu, tinggi hati dan angkuh. 2) Dengan belajar itu ia bermaksud hendak mengisi jiwanya dengan fadhilah, mendekatkan diri kepada Allah, bukanlakh dengan maksud menonjolkan diri, berbangga dan gagah-gagahan. 3) Bersedia mencari ilmu, termasuk meninggalkan keluarga dan tanah aiar, dengan tidak ragu-ragu bepergian ketempat-tempat yang paling jauh sekalipun bila dikehendaki untuk mendatangi guru. 4) Hendaklah ia menghormati guru dan memuliakannya serta mengagungkannya karena Allah dan berdaya upaya pula menyenangkan hati guru dengan cara yang baik. 5) Jangan terlalu sering menukar guru, tetapi haruslah ia berfikir panjang dulu sebelum bertindak hendak mengganti guru. 6) Jangan merepotkan guru dengan banyak pertanyaan, janganlah meletihkan dia untuk menjawab pertanyaan, jangan berjalan dihadapannya, jangan duduk ditempat didiknya dan jangan mulai bicara, kecuali setelah mendapat izin dari guru. 7) Jangan membuka rahasia guru, jangan pula seseorangpun meniru guru, jangan pula meminta kepada guru membukakan rahasia, terima pernyataan maaf dari guru bila selip lidahnya. 8) Bersungguh-sungguh dan tekun belajar, bertanggang siang dan maalm untuk memperoleh pengetahuan, dengan terlebih dahulu mencari ilmu yang lebih penting. 9) Jiwa saling mencintai dan persaudaraan haruslah menyinari pergaulan antara siswa sehingga merupakan anak-anak yang sebapak. 10) Siswa harus terlebih dahulu memberi salam kepada gurunya mengurangi percakapan dihadapan guru, jangan mengatakan kepada guru “si anu bilang begini lain dari yang bapak katakan”, dan jangan pula ditanya tentang guru siapa teman duduknya. 3
  • 4. 11) Hendaklah siswa tekun belajar, mengurangi pelajarannya diwaktu senja dan menjelang subuh. Waktu antara isya dan malam sahur itu adalah waktu yang penuh berkah. 12) Bertekad untuk belajar hingga akhir umur, jangan meremehkan suatu cabang ilmu, tetapi hendaklah menganggap semua ilmu ada faedahnya, jangan meniru- niru apa yang didengarnya dan orang-orang yang terdahulu yang mengeritik dan merendahkan sebagian ilmu seperti ilmu mantiq dan ilmu filsafat (Nur Uhbiyati. 1998: 108-110). Sedangkan menurut Asma Hasan Fahmi, peserta didik sekurang-kurangnya harus memerhatikan empat hal berikut: a) Seorang peserta didik harus membersihkan hatinya dari kotoran dan penyakit jiwa sebelum melakukan proses belajar, karena belajar dalam islam merupakan ibadah yang menuntut adanya kebersihan hati. b) Peserta didik harus menanamkan dalam dirinya bahwa tujuan menuntut ilmu adalah meraih keutamaan akhlak, mendekatkan diri kepada Allah, bukan untuk bermegah-megahan atau bahkan mencari kedudukan. c) Seorang peserta didik harus memiliki ketabahan dan kesabaran dalam mencari ilmu, dan bila perlu melakukan perjalanan merantau untuk mencari guru, atau apa yang disebut rihlah ‘ilamiyyah. d) Seorang peserta didik wajib menghormati gurunya dan berusaha semaksimal mungkin meraih kerelaannya dengan berbagai macam cara yang terpuji (Toto Suharto. 2006: 127-128). Syekh Az-Zarnuji dalam kitab “Ta’lim Muta’allim” menerangkan beberapa sifat dan tugas penuntut ilmu: a) Tawadu’ sifat sederhana, tidak sombong tidak pula rendah diri. b) Iffah, sifat yang menunjukkan rasa harga diri yang menyebabkan seseorang terhindar dari perbuatan/ tingkah laku yang tidak patut. c) Tabah (sabar), tahan dalam menghadapi kesulitan pelajaran dari guru. d) Sabar, tahan terhadap godaan nafsu, rendah keinginan-keinginan akan kelezatan dan terhadap godaan-godaan yang berat. e) Cinta ilmu dan hormat kepada guru dan keluarganya, dengan demikian ilmu itu akan bermanfaat. f) Sayang kepada kitab, menyimpan dengan baik, tidak membubuhi catatan supaya tidak kotor atau menggosok tulisan sehingga menjadi kabur. 4
  • 5. g) Hormat kepada semua penuntut ilmu dan tamalluk kepada guru dan kawan untuk mengadap ilmu dari mereka. h) Bersungguh-sungguh belajar dengan memanfaatkan waktu sebaik-baiknya (bangun ditengah malam) tetapi tidak memaksakan diri sampai menjadi lemah. i) Teguh pendirian dan ulet dalam menuntut ilmu dan mengulangi pelajaran. j) Wara’, ialah sifat menahan diri dari perbuatan atau tingkah laku yang terlarang. k) Tawakkal, maksudnya menyerahkan kepada tuhan segala perkara. Bertawakkal adalah akhir dari proses kegiatan dan ikhtiar seseorang muslim untuk mengatasi urusannya (Nur Uhbiyati. 1998: 110). Dengan mengikuti apa-apa yang telah ditentukan oleh para ahli dalam bidang pendidikan diatas, maka seorang peserta didik akan mendapatkan hasil yang diinginkan atau hasil yang memuaskan. Dengan demikian, sebisa mungkin kita menuntut peserta didik untuk mengaplikasikan apa-apa yang menjadi kewajiban atau tugasnya sebagai seorang peserta didik. D. Batas Pendidikan a) Batas Awal Pendidikan Prof. M. Athiyah Al-Abrasy, menceritakan didalam bukunya “Dasar-dasar Pokok Pendidikan Islam” bahwa pendidikan anak itu dimulai setelah berumur 5 tahun. Urutan- urutan ilmu yang diberikan adalah membaca Al-Qur’an, mempelajari syair, sejarah nenek monyang dan kaumnya, mengendarai kuda dan menggunakan senjata (Nur Uhbiati. 1998: 96-97). Menurut Al-Abdari, anak dimulai dididik dalam arti sesungguhnya setelah berusia 7 tahun, karena itu beliau mengeritik orang tua yang menyekolahkan anaknya pada usia yang masih terlalu muda, yaitu sebelum usia 7 tahun (Nur Uhbiati. 1998: 97). Dari uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa belum ada kesepakatan para ahli didik islam tentang kapan anak mulai dididik, namun jika diterapkan dalam praktek pendidikan, maka dapat dijelaskan sebagai berikut, yaitu untuk memasuki pendidikan prasekolah sebaiknya setelah anak berumur 5 tahun, sedangkan untuk memasuki pendidikan dasar, maka sebaiknya setelah anak berumur 7 tahun (Hamdani Ihsan dan Fuad Ihsan. 2001: 125). Terlepas dari beberapa pendapat diatas, dan berdasarkan pada hadits Nabi Muhammad SAW.: “belajarlah (carilah ilmu) sejak engkau dalam buaian (ayunan) sampai keliang lahat”. Berdasarkan kepada hadits tersebut, pendidikan dapat dimulai ketika masih 5
  • 6. dalam ayunan atau balita, karena ketika pada waktu itu, seorang anak akan mudahuntuk memahami dan mengerti apa yang disampaikan, selain itu apa yang telah diperolehnya susah untuk dilupakan. b) Batas Akhir Pendidikan M. Munir Mursa mengatakan bahwa pendidika islam tidak terbatas pada suatu metode atau jenjang tertentu, tetapi berlangsung sepanjang hayat ia merupakan pendidik dari buaian hingga liang lahat, selalu memperbaiki diri, serta terus-menerus mengembangkan kepribadian dan memperkaya kemanusiaan, dengan perkataan lain ia senantiasa membimbingmanusia untuk maju (Hery Noer Aly. 1999: 137). Berdasarkan kepada tujuan pendidikan islam yaitu membentuuk kepribadian muslim. Mengingat untuk mewujudkan kepribadian muslim itu sangat sulit, disamping itu sesudah terwujudnya kepribadian muslim, diperlukan kestabilan kepribadian muslim tersebut diatas dan mengingat pula sabda Rasulullah SAW. Maka batas terakhir pendidikan yaitu sampai akhir hayat (Nur Uhbiati. 1998: 100). Dengan demikian, pendidikan tidak hanya terbatas pada usia muda, tetapi dapat dilakukan sepanjang masa selama hayat masih dikandung badan. E. Kesimpulan Peserta didik adalah makhluk Allah yang terdiri dari aspek jasmani dan rohani yang belum tercaapi taraf kematangan, baik fisik, mental, intelektual, maupun psikologinya. Oleh karena itu, ia senantiasa memerlukan bantuan, bimbingan dan arahan pendidik agar dapat mengembangkan potensinya secara optimal dan membimbingnya menuju kedewasaan. Potensi dasar yang dimiliki peserta didik, kiranya tidak akan berkembang secara maksimal tanpa melalui proses pendidikan. Peserta didik merupakan makhluk yang terdiri dari dua unsur utama: jasmani dan ruhaniah. Unsur jasmani berkaitan dengan daya fisik yang dapat dkembangkan melalui proses pembiasaan dan latihan, sementara unsur ruhani berkaitan dengan daya akal dan daya rasa. Sebelum memulai belajar, siswa (peserta didik) itu harus terlebih dahulu membersihkan hatinya dari segala sifat yang buruk, karena belajar itu dianggap sebagai ibadah. Ibadah tidak syah kecuali dengan hati yang suci, berhias dengan moral yang baik seperti berkata benar, ikhlas, taqwa, rendah hati, zuhud, menerima apa yang ditentukan tuhan serta menjauhi sifat-sifat yang buruk, seperti dengki, iri, benci, sombong, menipu, tinggi hati dan angkuh. 6
  • 7. F. Saran Dalam penulisan makalah ini, pemakalah mempunyai saran antara lain: 1) Sebagai mahasiswa (peserta didik), kita harus memahami kaidah-kaidah peserta didik. 2) Sebagai calon tenaga atau praktisi pendidikan, kita harus mampu mengkaji permasalahan yang ada dalam dunia pendidikan. Dalam hal ini (permasalahan peserta didik). G. Daftar Pustaka  Ahmadi, Abu dan Uhbiyati, Nur. “Ilmu Pendidikan”. Jakarat: PT Rineka Cipta.2001  Aly, Hery Noer. “Ilmu Pendidikan Islam”. Jakarta: Logos.1999  Ihsan, Hamdani dan Ihsan, Fuad.”Filsafat Pendidikan Islam”. Bandung: CV Pustaka Setia. 2001  Suharto, Toto. “Filsafat Pendidikan Islam”. Jogjakarta: Ar-Ruzz.2006  Uhbiyati, Nur. “Ilmu Pendidikan Islam”. Bandung: CV Pustaka Setia.1998 7