SlideShare a Scribd company logo
1 of 35
Haqiqah dalam pengertian bahasa, berasal
dari bahasa Arab yang artinya nyata,
kenyataan, atau asli. Haqiqah dari kata haqqa
yang berarti tetap. Sebagai makna subjek (fā’il)
memiliki arti yang tetap, atau sebagai objek
(maf’ūl) yang berarti ditetapkan Haqiqah berarti
adalah sebuah kata yang maknanya asli
sebagaimana yang ditetapkan di dalam al-
Qur’an.
 Haqiqah menurut istilah, adalah kata yang
digunakan sebagaimana pertama kali
dipergunakan dalam konteks kebahasaan.
Menurut Ibnu Subki menyatakan bahwa hakikat
adalah lafaz yang digunakan untuk apa lafaz itu
ditentukan pada mulanya. Ibnu Qudamah
mendefinisikannya sebagai lafaz yang digunakan
untuk sasarannya semula. Sementara Al-Sarkhisi
berpendapat bahwa hakikat adalah setiap lafaz
yang ditentukan menurut asalnya untuk hal
tertentu.
 Berdasarkan beberapa istilah diatas, haqiqah
adalah sebuah kata dalam ayat al-Qur’an yang
digunakan seperti makna semulanya yang telah
ditentukan, dan memiliki tujuan tertentu.
Lughawiyyah
Wadh`iyyah
Lughawiyyah Wadh`iyyah atau biasa
disebut dengan al-haqiqah al-
lughawiyyah ini adalah kata yang
digunakan untuk menunjukkan makna
hakiki berdasarkan konteks
penggunaan asal kata tersebut.
Contohnya kata ar-rajul yang
digunakan untuk mennyebut laki-laki
dewasa.
Lughawiyyah
Manqulah
Lughawiyyah Manqulah ini adalah
kata yang digunakan untuk
menunjukkan makna hakiki setelah
mengalami transformasi atau
perubahan makna. Perubahan ini
dilakukan oleh ahli bahasa, atau
syari’at. Pada bagian ini, terbagi
kedalam dua bentuk pula, yaitu :
Haqiqah lughawiyyah
`urfiyyah
Yaitu kata yang mengalami
transformasi makna, dari makna asal
penggunaannya kepada makna lain
yang kemudian makna tersebut
menjadi populer sehingga makna
asalnya ditinggalkan.
Contohnya, kata ad-dabbah yang
artinya hewan melata, konotasinya
bisa manusia dan hewan. Namun
kemudian digunakan oleh orang Arab
dengan konotasi hewan berkaki
empat saja sehingga makna awalnya
ditinggalkan.
Haqiqah lughawiyyah
syar`iyyah
Yaitu kata yang mengalami trasformasi
makna, dari makna asal kepada makna yang
lain yang digunakan oleh pembuat syri`at.
Makna yang lain ini berdasarkan dalil
syari’at, contohnya shalat, shiyam, al-kufr,
dan sebagainya.
Dari beberapa klasifikasi haqiqah tersebut,
dapat disimpulkan bahwa haqiqah
lughowiyyah wadh`iyyah adalah kata yang
digunakan sesuai makna hakikinya,
sedangkan haqiqah lughowiyyah manqulah
adalah makna yang menunjukkan makna
asal setelah mengalami transformasi makna,
baik secara bahasa, maupun secara
syari`at.
Setelah memahami haqiqah dari berbagai macam
pengertian, dan melihat dari klasifikasinya, haqiqah memiliki
signifikansi sebagai berikut :
 Dengan mempelajari haqiqah, dapat memahami suatu makna
kata yang terdapat didalam al-Qur’an dengan baik;
 Kemudian dapat membedakan, antara kata yang harus diartikan
sebagaimana bentuk asalnya, dan mana pula kata yang harus
dimaknai setelah mengalami transformasi;
 Dapat memahami bahwa kata asal yang mengalami
transformasi dengan kata lain, memiliki kaitan yang erat dan
memiliki maksud tertentu.
 http://rahmadashariuinsuska.blogspot.com/2013/07/al-haqiqah-
dan-al-majaz-dalam-al-quran.html
Majaz secara etimologis berasal dari kata bahasa Arab ‫المجاز‬
, bentuk
masdar (infinitif) dari kata ‫جاز‬
. Sedangkan secara terminologis para
ulama telah banyak mendefinisikannya dengan beberapa ibarah atau
perkataan, diantaranya:
Ibn Qutaibah mendefinisikannya
sebagai bentuk gaya tutur, atau seni
bertutur
Sibawayh mendefinisakannya dengan
seni bertutur yang memungkinkan
terjadinya perluasan makna.
Al-Mubarrad mengatakan bahwa majaz
merupakan seni bertutur dan berfungsi
untuk mengalihkan makna dasar yang
sebenarnya.
 Ibn Jinny dan Al-Jurjaany menempatkan
majaz sebagai lawan dari haqiqat, dan makna
haqiqat menurut Ibnu Jinny adalah makna dari
setiap kata yang asli, sedangkan majaz
adalah sebaliknya, yaitu setiap kata yang
maknanya beralih kepada makna lainnya.
Sedangkan menurut Al-Jurjaany haqiqah
adalah sebuah kata yang mengacu kepada
makna asal atau makna dasar, tanpa
mengundang kemungkinan makna lain
disebut, sedangkan majaz adalah peralihan
makna dasar ke makna lainnya, karena
alasan tertentu, atau pelebaran medan makna
dari makna dasarnya.
 ُ‫ة‬َ‫َل‬‫م‬ْ‫َع‬‫ت‬ ْ
‫س‬ُ‫م‬ ٌ‫َة‬‫م‬ِ‫ل‬َ‫ك‬ artinya “Kalimat yang bigunakan”
 ُ‫ه‬َ‫ل‬ ْ‫ت‬َ‫ع‬ِ‫ض‬ُ‫و‬ ‫َا‬‫م‬ ِ‫ر‬ْ‫ي‬َ‫غ‬ ‫ى‬ِ‫ف‬ artinya “di pakai pada kalimat
yang bukan makna aslinya”
 Adanya ‘Alaqoh (ٌ‫ة‬َ‫ق‬ َ
‫َل‬َ‫)ع‬ artinya “adanya hubungan
antara makna asal dengan makna bukan
asal/majaz”
 Ada Qarinah Mani’ah (ٌ‫ة‬َ‫ع‬ِ‫ن‬‫َا‬‫م‬ ٌ‫َة‬‫ن‬ْ‫ي‬ِ‫ر‬َ‫)ق‬ artinya “adanya
tanda/ciri yang bisa menghalangi terhadap makna
asalnya”
Contoh pada kalimat “ِ‫م‬‫َا‬‫م‬َ‫ح‬‫ال‬ ‫ى‬ِ‫ف‬ ‫ا‬ً‫د‬ َ
‫س‬َ‫أ‬ ُ‫ت‬ْ‫ي‬َ‫أ‬َ‫ر‬”
Majaz fi al-murad
adalah majaz yang
menggunakan lafadz
bukan pada
permulaan asal
peletakannya. Macam
ini disebut juga majaz
al-lughawi, dan ia
terbagi ke dalam
beberapa macam.
Majaz fi at-tarkiib adalah
majaz yang
menyandarkan suatu
perbuatan atau
kesangsian kepada
sesuatu yang tidak
memiliki originalitas,
dikarenakan adanya
hubungan keterkaitan
antara keduanya. Majaz
ini di sebut juga majaz al-
aql dan majaz al-isnaad.
Majaz Fil Mufrad Majaz At Tarkiib
1) Al-hadzfu atau an-naqsu, yaitu majaz
yang menitikberatkan pada adanya lafadz yang
tersembunyi.
Contohnya dalam surat Yusuf: 82
‫َا‬‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ‫ى‬ِ‫ت‬َّ‫ال‬ َ‫ة‬َ‫ي‬ْ‫ر‬َ‫ق‬‫ال‬ ِ‫ل‬َ‫أ‬ ْ
‫َاس‬‫و‬
Artinya : “dan tanyalah (Pendudu) Negeri yang
kami ada di situ”
Di dalam ayat ini tersimpan lafadz yang
tersembunyi sebelum lafadz ‫القرية‬
( negri), yaitu
lafadz ) ‫اهل‬penduduk).
2) Az-Ziyaadah,yaitu majaz yang
menitikberatkan pada adanya lafadz atau huruf
tambahan.
Contohnya dalam surat Asy-Syuuraa: 11
ُ‫ئ‬ْ‫ي‬ َ
‫ش‬ ِ‫ه‬ِ‫ل‬ْ‫ث‬ِ‫م‬َ‫ك‬ َ‫س‬ْ‫ي‬َ‫ل‬
Artihya : “tidak ada satupun yang serupa
degan dia”
Sebagian ulama mengatakan bahwa hurup ‫ك‬
di depan lafadz ‫مثله‬secara makna
mufradnya merupakan tambahan.
3) Menyampaikan ungkapan dalam bentuk
lafadz plural (jama') namun yang dimaksudkan
adalah sebagian saja.
Contohnya dalam surat Al-Baqarah ayat 19:
ْ‫م‬ِ‫ه‬ِ‫ن‬‫ا‬َ‫ذ‬ٰ‫أ‬ ‫ى‬ِ‫ف‬ ْ‫م‬ُ‫ه‬َ‫ع‬ِ‫ب‬‫َا‬‫ص‬َ‫أ‬ َ‫ن‬ْ‫و‬ُ‫ل‬َ‫ع‬ْ‫َج‬‫ي‬
Artinya : “mereka menumbat telinganya dengan
(anak) Jari mereka”
Kata ‫اصابع‬di atas secara leksikal atau makna
yang sebenarnya adalah jari-jari. Kiranya mustahil
bagi orang-orang munafik Mekkah menyumbat
telinganya dengan semua jari karena takut bunyi
guntur yang mematikan. Tetapi yang dimaksud
‫اصابع‬dalam ayat tersebut adalah sebagian dari
jari-jari, bukan semuanya.
4) Menyampaikan ungkapan dalam bentuk
lafadz yang merupakan bagian dari suatu
nama benda, namun yang dimaksudkan
adalah keseluruhannya; bukan sebagiannya.
Contohnya dalam surat Ar-Rahman: 27
َ‫ك‬ِ‫ب‬َ‫ر‬ ُ‫ه‬ْ‫َج‬‫و‬ ‫ى‬ ٰ‫ق‬ْ‫ب‬َ‫ي‬َ‫و‬
Artinya : “dan tetap kekal (dzat Tuhanmu)”
Lafaz ‫وجه‬
( wajah) dalam ayat ini merupakan
bagian dari ‫ذات‬
( dzat) Tuhan, namun dalam
ayat tersebut tidak di ambil Makna ‫وجه‬
(wajah) tetapi di maknai ‫ذات‬
( Dzat)
5) Menyampaikan ungkapan dalam bentuk
lafadz khas (khusus), namun yang
dimaksudkan adalah 'aam (makna umumnya).
Contohnya dalam surat Ar-Rahman: 27
‫م‬ٌ‫ه‬ ْ‫ر‬َ‫ذ‬ْ‫اح‬َ‫ف‬ ُّ‫و‬ُ‫د‬َ‫ع‬‫ال‬ ُ‫م‬ُ‫ه‬
Artinya : “mereka itulah musuh yang
sebenarnya, maka waspadalah terhadap
mereka”
Lafadz ‫العدو‬
( musuh) di dalam ayat tesebut
maksudnya adalah ‫األعداء‬
( semua musuh).
6) Menyampaikan ungkapan dalam bentuk
lafadz 'aam (umum), namun yang
dimaksudkan adalah khas (makna khususnya).
Contohnya dalam surat Asy-Syuuraa: 5
ِ‫ض‬ْ‫ر‬َ‫األ‬ ‫ى‬ِ‫ف‬ ْ‫َن‬‫م‬ِ‫ل‬ َ‫ن‬ْ‫و‬ُ‫ر‬ِ‫ف‬ْ‫َغ‬‫ت‬ ْ
‫َس‬‫ي‬َ‫و‬
Artinya : “dan memohonkan ampun bagi yang
ada di bumi”
Lafaz ‫من‬
( orang) pada ayat tersebut di
maksudkan khusus bagi orang ‫المؤمن‬
( orang-
orang yang berimana)
7) Menyampaikan ungkapan dalam bentuk lafadz
al- 'malzuum (yang diharuskan), namun yang
dimaksudkan adalah al-laazim (yang mengharuskan).
Contoh dalam surat Al-An’am ayat 39
ِ‫ت‬‫َا‬‫م‬ُ‫ل‬ُّ‫الظ‬ ‫ى‬ِ‫ف‬ ٌ‫م‬ْ‫ك‬ُ‫ب‬ ٌّ‫م‬ُ‫ص‬
Artinya : “pekak dan bisu berada dalam gelap gulita”
Kalimat ‫فى‬
‫الظلمات‬
( dalam kegelapan) dalam ayat
tersebut –secara majaz- dari segi asalnya adalah
‫عمي‬
( buta), karena dalam ayat lain di sebutkan ٌ‫م‬ُ‫ص‬
ٌ‫م‬ْ‫ك‬ٌ‫ب‬
ٌ‫ي‬ْ‫م‬ُ‫ع‬
, maka penyebutan dalam ayat tersebut di
karenakan kalimaat tersebut termasuk dari keharusan
orang yang buta ‫فى‬
‫الظلمات‬
, artinya mata orang buta
pasti merasakan gelap gulita.
8) Menyampaikan ungkapan dalam bentuk
Lafaz Al-laazzim (yang mengharuskan) namun
yang di maksudkan adalah Al malzuum (yang di
haruskan).
Contoh dalam surat Al maidah ayat : 112
َ‫ع‬ َ‫ل‬ِ‫َز‬‫ن‬ُّ‫ي‬ ْ‫ن‬َ‫ا‬ َ‫ك‬ُّ‫ب‬َ‫ر‬ ُ‫ع‬ْ‫ي‬ِ‫ط‬َ‫ت‬ ْ
‫َس‬‫ي‬ ْ‫ل‬َ‫ه‬
َّ
‫الس‬ َ‫ن‬ِ‫م‬ ًًَ‫د‬‫د‬
ِٕ‫ى‬‫َا‬‫م‬ ‫َا‬‫ن‬ْ‫ي‬َ‫ل‬
ِ‫ء‬‫ى‬‫َا‬‫م‬
Artinya : “sanggupkah tuhannmu menurunkan
hidangan dari langit kepada kami?”
Lafadz ُ‫ع‬ْ‫ي‬ِ‫ط‬َ‫ت‬ ْ
‫َس‬‫ي‬
( sanggup/bisa) di dalam ayat
tersebut –secara majaz- dari segi asalnya adalah
‫يفعل‬
( melakukan), hal ini di karenakan
kesanggupan untuk melakukan.
9) Menyampaikan ungkapan dalam bentuk
lafaz Al-musabbab (akibat), namun yang di
maksudkan adalah Al-sabab (sebab).
Contoh dalam surat Al mu’min ayat 13
‫ا‬ً‫ق‬ْ‫ز‬ِ‫ر‬ ‫َاء‬‫م‬ َّ
‫الس‬ َ‫ن‬ِ‫م‬ ‫م‬ُ‫ك‬َ‫ل‬ ُ‫ل‬ِ‫َز‬‫ن‬ُ‫ي‬َ‫و‬
Artinya : “dan dia menurunkan untuk mu rizki
dari langit”
Lafaz ‫رزقا‬
( rizki) di dalam ayat ini merupakan
akibat dari turunnya ‫مطر‬
( hujan)
10) Menyampaikan ungkapan dalam bentuk lafadz
as-sabab (sebab), namun yang dimaksudkan adalah
Al-musabbab (akibat).
Contoh dalam surat Al baqarah ayat 194
ِ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ‫ا‬ْ‫و‬ُ‫َد‬‫ت‬ ْ‫اع‬َ‫ف‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ‫ى‬ ٰ
‫َد‬‫ت‬ ْ‫اع‬ ِ‫َن‬‫م‬َ‫ف‬
ُ‫ك‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ‫ى‬ ٰ
‫َد‬‫ت‬ ْ‫اع‬ ‫َا‬‫م‬ ِ‫ل‬ْ‫ث‬ِ‫م‬ِ‫ب‬
ْ‫م‬
Artinya : “barangsiapaa yang menyerang kamu, maka
seranglah ia, seimbang dengan serangannya
terhadapmu”
Lafaz ‫ا‬ْ‫و‬ُ‫َد‬‫ت‬ ْ‫ع‬makna asalnya adalah “lakukanlah
kezaliman”. Makana ini tidak bisa di pakai karena
bertentangan dengan ajaran Islam, yang melarang
dari berbuat zalim. Jika kita artikan dengan makna
Majaz, bisa di pahami bahwa kata ‫ا‬ْ‫و‬ُ‫َد‬‫ت‬ ْ‫ع‬merupakan
sebab dari makna yang di maksud, karena kezaliman
merupakan penyebab adanya ‫جزاء‬
( balasaan). Jadi
makna ‫ا‬ْ‫و‬ُ‫َد‬‫ت‬ ْ‫ع‬adalah “balaslah”
11) Menamakan sesuatu dengan nama yang
biasa di sebutkan setelah ia mengalami proses
tertentu.
Contoh dalam surat yusuf ayat 36
‫ا‬ً‫ر‬ْ‫م‬َ‫خ‬ ُ‫ر‬ِ‫ص‬ ْ‫ع‬َ‫ا‬ ْْٓ‫ي‬ِ‫ن‬ِٕ ٰ‫ر‬َ‫ا‬ ْْٓ‫ي‬ِ‫ن‬ِ‫ا‬
Artinya : “sesungguhnya aku bermimpi bahwa
aku memeras anggur”
Lafaz ‫ا‬ً‫ر‬ْ‫م‬َ‫خ‬
( arak) yang di sebutkan di dalam
ayat ini adalah nama minuman yang di buat
dari perasan ‫عنب‬
( anggur)
12) Menyampaikan ungkapan dalam bentuk
lafaz Al-hal (keadaan), namun yang di maksudnya
adalah Al-mahaal (tempat) yang keadaannya
seperti yang di ungkapkan tersebut.
Contoh dalam surat Ali Imron ayat 107
َ‫ن‬ْ‫و‬ُ‫د‬ِ‫ل‬ ٰ
‫خ‬ ‫َا‬‫ه‬ْ‫ي‬ِ‫ف‬ ْ‫م‬ُ‫ه‬ ۗ ِ ‫ه‬
‫ّٰللا‬ ِ‫ة‬َ‫م‬ْ‫ح‬َ‫ر‬ ْ‫ي‬ِ‫ف‬َ‫ف‬
Artinya : “maka mereka berada dalaam Rahmat
Allah (surga) mereka kekal di dalamnya”
Lafaz ِ ‫ه‬
‫ّٰللا‬ ِ‫ة‬َ‫م‬ْ‫ح‬َ‫ر‬
( rahmat Allah) di dalam ayat ini,
maksudnya adalah (surga), hal ini karena
keadaan surga penuh dengan rahmat Allah.
13) Menyampaikan ungkapan dalam bentuk
lafaz Al-mahal (tempat) namun yang di
maksudkan adalah Al-hal (keadaan).
Contoh dalam surat Al-‘Alaq ayat 17
‫َه‬‫ي‬ِ‫د‬‫ا‬َ‫ن‬ ُ‫ع‬ْ‫َد‬‫ي‬ْ‫ل‬َ‫ف‬
Artinya : “maka biarlah dia memanggil
golongannya (untuk menolongnya)”
Lafaz ‫َه‬‫ي‬ِ‫د‬‫ا‬َ‫ن‬adalah nama suatu tempat dan
yang di maksudkan dalam ayat ini adalah
penduduk yang mendiami tempat tersebut.
14) Menamakan sesuatu dengan nama
kebalikannya atau mengungkapkan suatu lafaz
yang biasa di gunakan untuk sesuatu
kebalikannya.
Contoh dalam surat Al-insyiqaaq ayat 24
ٍ‫م‬ْ‫ي‬ِ‫ل‬َ‫ا‬ ٍ‫ب‬‫ا‬َ‫ذ‬َ‫ع‬ِ‫ب‬ ْ‫م‬ُ‫ه‬ْ‫ر‬ِ‫ش‬َ‫ب‬َ‫ف‬
Artinya : “maka beri kabar gembiralah mereka
dengan azab yang pedih”
Lafaz ‫ر‬ِ‫َش‬‫ب‬di dalam ayat ini biasanya di gunakan
untuk ‫الخبر‬
‫السار‬
( kabar/berita yang
menyenangkan/menggembirakan). Namun di
dalam ayat tersebut di gunakan untuk kabar yang
tidak menyenangkan/menggembirakan, yaitu
‫عذاب‬
‫اليم‬
( azab yang pedih)
15) Mengidhafahkan atau menghubungkan
fi’il (kata kerja) kepada sesuatu yang tidak
biasanya di hubungkan dengannya.
contohnya dalam surat Al kahfi ayat 77
َّ‫ض‬َ‫ق‬ْ‫ن‬َّ‫ي‬ ْ‫ن‬َ‫ا‬ ُ‫د‬ْ‫ي‬ِ‫ر‬ُّ‫ي‬ ‫ا‬ً‫ر‬‫َا‬‫د‬ِ‫ج‬ ‫َا‬‫ه‬ْ‫ي‬ِ‫ف‬
ۗ ‫َه‬‫م‬‫ا‬َ‫ق‬َ‫ا‬َ‫ف‬
Artinya : “kemudian keduanya mendapatkan
pada negeri itu dinding rumah yang hampir
roboh, maka (khidr) menegakkan rumah itu”
Fiil ‫يريد‬
( ingin) dalam ayat ini biasanya di
hubungkan dengan ‫الحي‬
( makhluk hidup),
sedangkan dalam ayat ini di hubungkan
dengan lafaz ‫جدار‬
( dinding).
16) Menyampaikan ungkapan tentang sesuatu
dengan Fi’il (kata kerja), namun maksudnya
adalah dari segi kedekatan maka Fi’il tersebut
terhadapnya atau dari segi kemulayaannya atau
keinginannya.
contoh dalam surat An-nahl ayat 61
َ
‫س‬ َ‫ن‬ْ‫و‬ُ‫ر‬ِ‫خ‬ْ‫َأ‬‫ت‬ ْ
‫َس‬‫ي‬ َ
‫َل‬ ْ‫م‬ُ‫ه‬ُ‫َل‬‫ج‬َ‫ا‬ َ‫ء‬‫ى‬‫َا‬‫ج‬ ‫ا‬َ‫ذ‬ِ‫ا‬َ‫ف‬
ْ‫و‬ُ‫م‬ِ‫د‬ْ‫َق‬‫ت‬ ْ
‫َس‬‫ي‬ َ
‫َل‬َّ‫و‬ ً‫ة‬َ‫اع‬
َ‫ن‬
Artinya : “Maka apabila ajalnya tiba, mereka tidak
dapat meminta penundaan atau percepatan
sesaat pun.”
Fiil َ‫ء‬‫ى‬‫َا‬‫ج‬
( telah tiba) yang di kaitkan dengan lafaz
ُ‫َل‬‫ج‬َ‫ا‬
( saat kematian), mkasudnya adalah ‫قرب‬
‫مجيئه‬
( mendekati tibanya saat kematian)
17) Menempatkan dua lafaz secara terbalik
Contoh dalam surat Ar-ru’d ayat 38
‫َاب‬‫ت‬ِ‫ك‬ ٍ‫َل‬‫ج‬َ‫أ‬ ِ‫ل‬ُ‫ك‬ِ‫ل‬
Artinya : “bagi tiap tiap masa ada kitab (orang
tertentu)”
Lafadz ‫َاب‬‫ت‬ِ‫ك‬
( klitab) seyogyanya di dahulukan
dan lafadz ٍ‫َل‬‫ج‬َ‫أ‬
( masa akhir) di akhirkan , yakni
ِ‫ل‬ُ‫ك‬ِ‫ل‬
ٍ‫ب‬‫َا‬‫ت‬ِ‫ك‬
‫َل‬‫ج‬َ‫أ‬
( bagi tiap tiap kitab ada masa
akhirnya)
18) Menempatkan suatu shighah (bentuk suatu
lafadz) pada kedudukan shighah lain.
Contohnya dalam surat Al baqarah ayat 255
‫ى‬
‫ه‬ِ‫م‬ۡ‫ل‬ِ‫ع‬ ۡ
‫ن‬ِ‫م‬ ٍ‫ء‬ ۡ
‫ى‬ َ
‫ش‬ِ‫ب‬ َ‫ن‬ ۡ‫و‬ُ‫ط‬ ۡ‫ي‬ِ‫ح‬ُ‫ي‬ َ
‫ََل‬‫و‬
Artinya : “dan mereka tidak mengetahui apa apa
dari Ilmu Allah”
Lafadz ‫علم‬
( Ilmu) dalam ayat ini bersighah ‫مصدر‬
(kata dasar) sedangkan yang seyogyanya adalah
bersighah ‫المفعول‬
( kata kerja transitif) dari lafaz
tersebut, yakni ‫معلوم‬
( yang di ketahui) sehingga
seyogyanya ayat tersebut bermakna “dan mereka
tidak mengetahui apa-apa yang di ketahui oleh
Allah”
19) Menamakan sesuatu dengan yang bisa di
sebut sebelumnya
Contohnya dalam surat Taha ayat 74
َ‫ل‬ َّ‫ن‬ِ‫ا‬َ‫ف‬ ‫ا‬ً‫م‬ِ‫ر‬ْ‫ج‬ُ‫م‬ ‫ه‬َّ‫ب‬َ‫ر‬ ِ‫ت‬ْ‫أ‬َّ‫ي‬ ْ‫َن‬‫م‬ ‫ه‬َّ‫ن‬ِ‫ا‬
ۗ َ‫م‬َّ‫ن‬َ‫ه‬َ‫ج‬ ‫ه‬
Artinya : “Sesungguhnya barang siapa datang
kepada Tuhannya dalam keadaan berdosa, maka
sungguh, baginya adalah neraka Jahanam”
Dalam ayat ini, orang yang datang kepada
Tuhannya pada hari kiamat di namai ‫مجرم‬
(penjahat). Hal itu di sesuaikan dengan keadaan
dia sewaktu melakukan kejahatan/dosa di dunia
ini.
Ada 4 macam mazaz Majaz Fii At-Tarkiib yakni :
1) Penyandaran yang ke dua, sisanya adalah
Haqiqat (makna asli)
contohnya dalam surat Al zalzalah aayat 2
‫َا‬‫ه‬َ‫ال‬َ‫ق‬ۡ‫ث‬َ‫ا‬ ُ
‫ض‬ ۡ‫ر‬َ ۡ
‫اَل‬ ِ‫ت‬َ‫ج‬َ‫ر‬ ۡ
‫خ‬َ‫َا‬‫و‬
Artinya : “dan bumi telah mengeluarkan beban-
beban berat (yang dikandung)nya”
Penggunaan lafaz ِ‫ت‬َ‫ج‬َ‫ر‬ ۡ
‫خ‬َ‫ا‬
( telah mengeluarkan)
dan ُ
‫ض‬ ۡ‫ر‬َ ۡ
‫اَل‬
( bumi) di dalam ayat ini adalah secara
haqiqat.
2) Penyandaran yang ke dua adalah sisanya
Majaz
Contoh dalam surat Al baqarah ayat 16
ْ‫م‬ُ‫ه‬ُ‫ت‬َ‫ر‬‫َا‬‫ج‬ِ‫ت‬ ْ‫َت‬‫ح‬ِ‫ب‬َ‫ر‬ ‫َا‬‫م‬َ‫ف‬
Artinya : “maka tidaklah beruntung perniagaan
meraka”
Penggunaan lafaz ْ‫َت‬‫ح‬ِ‫ب‬َ‫ر‬
( beruntung) dan ً‫تجار‬
(perniagaan) di dalam ayat ini adalah Majaz.
3) Penyandaran yang sisi pertamanya Haqiqat
dan sisi lainnya Majaz.
Contoh dalam surat Ar rum ayat 35
ْ‫م‬َ‫ا‬
‫َا‬‫ن‬ْ‫َل‬‫ز‬ْ‫ن‬َ‫ا‬
‫ا‬ً‫ن‬ٰ‫ط‬ْ‫ل‬ ُ
‫س‬ ْ‫م‬ِ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬
Artinya : “Atau pernahkah Kami menurunkan
kepada mereka keterangan,”
Penggunaan lafadz ‫انزل‬
( telah menurunkan) di
dalam ayat ini adalah secara haqiqat, sedangkan
penggunaan lafadz ‫سلطانا‬
( kekuasaan) adalah
secara majaz sehingga ia di maknai ‫برهان‬
(dalil/keterangan).
4) Penyandaran yang sisi pertamanya Majaz
dan sisi lainnya Haqiqat
Contoh dalam surat Al-Ma’aarij ayat 15-17
‫ى‬ٰ‫ظ‬َ‫ل‬ ‫َا‬‫ه‬َّ‫ن‬ِ‫ا‬ ۗ َّ
‫َل‬َ‫ك‬
-
‫ى‬ ٰ‫و‬ َّ
‫لش‬ِ‫ل‬ ً‫ة‬َ‫اع‬َّ‫ز‬َ‫ن‬
-
َ‫ت‬َ‫و‬ َ‫ر‬َ‫ب‬ْ‫د‬َ‫ا‬ ْ‫َن‬‫م‬ ‫ا‬ْ‫و‬ُ‫ع‬ْ‫د‬َ‫ت‬
‫ى‬‫ه‬‫َل‬‫و‬
Artinya : “Sama sekali tidak! Sungguh, neraka itu
api yang bergejolak, yang mengelupaskan kulit
kepala. Yang memanggil orang yang
membelakangi dan yang berpaling (dari agama), ”
Pepnggunaan lafadz ‫تدعو‬
( memanggil) di dalam
ayat ini adalah secara Majaz karena di sandarkan
kepada lafadz ‫النار‬
( api neraka).
Di antara faedah-faedah penggunaan Majaz
adalah sebagai berikut :
 Al-Iijaz yakni memperingkas suatu kalimat
atau ungkapan.
 Memperluas lafadz, dimana seandainya
suatu lafadz tidak dimajazkan maka setiap
makna hanya memiliki satu komposisi.
 Menampilkan suatu makna dalam suatu
gambaran yang dalam dan dekat kepada
akal fikiran.
TERIMA
KASIH

More Related Content

Similar to Al haqiqotu Wal Majazi.pptx

Materi 1 M5 KB4 Judul 1
Materi 1 M5 KB4 Judul 1Materi 1 M5 KB4 Judul 1
Materi 1 M5 KB4 Judul 1ppghybrid4
 
LK- RESUME PENDALAMAN MATERI ilmu badi'.pdf
LK- RESUME PENDALAMAN MATERI ilmu badi'.pdfLK- RESUME PENDALAMAN MATERI ilmu badi'.pdf
LK- RESUME PENDALAMAN MATERI ilmu badi'.pdfmasmuroatuddin
 
KOHESI GRAMATIKAL (TAMASUK NAHWI).pptx
KOHESI GRAMATIKAL (TAMASUK NAHWI).pptxKOHESI GRAMATIKAL (TAMASUK NAHWI).pptx
KOHESI GRAMATIKAL (TAMASUK NAHWI).pptxRUTABAMAHYAJP
 
Kumpulan Ayat-Ayat Pilihan - Surat Al Fatihah
Kumpulan Ayat-Ayat Pilihan - Surat Al FatihahKumpulan Ayat-Ayat Pilihan - Surat Al Fatihah
Kumpulan Ayat-Ayat Pilihan - Surat Al FatihahMawar'99
 
Tafsir, ta’wil & tarjamah
Tafsir, ta’wil & tarjamahTafsir, ta’wil & tarjamah
Tafsir, ta’wil & tarjamahEndang Suhendar
 
Materi 1 M5 KB4 Judul 3
Materi 1 M5 KB4 Judul 3Materi 1 M5 KB4 Judul 3
Materi 1 M5 KB4 Judul 3ppghybrid4
 
Jenis jenis terjemahan al-qur’an
Jenis jenis terjemahan al-qur’anJenis jenis terjemahan al-qur’an
Jenis jenis terjemahan al-qur’anRama Danty
 
Kaidah - Kaidah Bahasa dalam Ushul Fiqih.pdf
Kaidah - Kaidah Bahasa dalam Ushul Fiqih.pdfKaidah - Kaidah Bahasa dalam Ushul Fiqih.pdf
Kaidah - Kaidah Bahasa dalam Ushul Fiqih.pdfZukét Printing
 
Kaidah - Kaidah Bahasa dalam Ushul Fiqih.docx
Kaidah - Kaidah Bahasa dalam Ushul Fiqih.docxKaidah - Kaidah Bahasa dalam Ushul Fiqih.docx
Kaidah - Kaidah Bahasa dalam Ushul Fiqih.docxZukét Printing
 
Makalah verba dalam bahasa arab
Makalah verba dalam bahasa arabMakalah verba dalam bahasa arab
Makalah verba dalam bahasa arabMuna Amatullah
 
Kaedah pengambilan hukum a1
Kaedah pengambilan hukum a1Kaedah pengambilan hukum a1
Kaedah pengambilan hukum a1Kamarudin Jaafar
 
Syarat syarat sebagai penterjemah al-qur’an secara tafsiriyyat
Syarat syarat sebagai penterjemah al-qur’an secara tafsiriyyatSyarat syarat sebagai penterjemah al-qur’an secara tafsiriyyat
Syarat syarat sebagai penterjemah al-qur’an secara tafsiriyyatRama Danty
 
Kaidah-Kaidah tafsir.pptx
Kaidah-Kaidah tafsir.pptxKaidah-Kaidah tafsir.pptx
Kaidah-Kaidah tafsir.pptxxoylyn
 
Makalah manthuq dan mafhum kelompok 11
Makalah manthuq dan mafhum kelompok 11Makalah manthuq dan mafhum kelompok 11
Makalah manthuq dan mafhum kelompok 11rejotangan
 
‘Amm Dan Khas Dalam Al-Qur'an.pptx
‘Amm Dan Khas Dalam Al-Qur'an.pptx‘Amm Dan Khas Dalam Al-Qur'an.pptx
‘Amm Dan Khas Dalam Al-Qur'an.pptxDhimasAfif
 

Similar to Al haqiqotu Wal Majazi.pptx (20)

Materi 1 M5 KB4 Judul 1
Materi 1 M5 KB4 Judul 1Materi 1 M5 KB4 Judul 1
Materi 1 M5 KB4 Judul 1
 
Ushl fiqih 1
Ushl fiqih 1Ushl fiqih 1
Ushl fiqih 1
 
LK- RESUME PENDALAMAN MATERI ilmu badi'.pdf
LK- RESUME PENDALAMAN MATERI ilmu badi'.pdfLK- RESUME PENDALAMAN MATERI ilmu badi'.pdf
LK- RESUME PENDALAMAN MATERI ilmu badi'.pdf
 
KOHESI GRAMATIKAL (TAMASUK NAHWI).pptx
KOHESI GRAMATIKAL (TAMASUK NAHWI).pptxKOHESI GRAMATIKAL (TAMASUK NAHWI).pptx
KOHESI GRAMATIKAL (TAMASUK NAHWI).pptx
 
Kumpulan Ayat-Ayat Pilihan - Surat Al Fatihah
Kumpulan Ayat-Ayat Pilihan - Surat Al FatihahKumpulan Ayat-Ayat Pilihan - Surat Al Fatihah
Kumpulan Ayat-Ayat Pilihan - Surat Al Fatihah
 
Tugas Nahwu VI
Tugas Nahwu VITugas Nahwu VI
Tugas Nahwu VI
 
Makalah isim..
Makalah isim..Makalah isim..
Makalah isim..
 
Tafsir, ta’wil & tarjamah
Tafsir, ta’wil & tarjamahTafsir, ta’wil & tarjamah
Tafsir, ta’wil & tarjamah
 
Materi 1 M5 KB4 Judul 3
Materi 1 M5 KB4 Judul 3Materi 1 M5 KB4 Judul 3
Materi 1 M5 KB4 Judul 3
 
Jenis jenis terjemahan al-qur’an
Jenis jenis terjemahan al-qur’anJenis jenis terjemahan al-qur’an
Jenis jenis terjemahan al-qur’an
 
Kaidah - Kaidah Bahasa dalam Ushul Fiqih.pdf
Kaidah - Kaidah Bahasa dalam Ushul Fiqih.pdfKaidah - Kaidah Bahasa dalam Ushul Fiqih.pdf
Kaidah - Kaidah Bahasa dalam Ushul Fiqih.pdf
 
Kaidah - Kaidah Bahasa dalam Ushul Fiqih.docx
Kaidah - Kaidah Bahasa dalam Ushul Fiqih.docxKaidah - Kaidah Bahasa dalam Ushul Fiqih.docx
Kaidah - Kaidah Bahasa dalam Ushul Fiqih.docx
 
Makalah al quran hadist
Makalah al quran hadistMakalah al quran hadist
Makalah al quran hadist
 
Makalah verba dalam bahasa arab
Makalah verba dalam bahasa arabMakalah verba dalam bahasa arab
Makalah verba dalam bahasa arab
 
Kaedah pengambilan hukum a1
Kaedah pengambilan hukum a1Kaedah pengambilan hukum a1
Kaedah pengambilan hukum a1
 
Syarat syarat sebagai penterjemah al-qur’an secara tafsiriyyat
Syarat syarat sebagai penterjemah al-qur’an secara tafsiriyyatSyarat syarat sebagai penterjemah al-qur’an secara tafsiriyyat
Syarat syarat sebagai penterjemah al-qur’an secara tafsiriyyat
 
Kaidah-Kaidah tafsir.pptx
Kaidah-Kaidah tafsir.pptxKaidah-Kaidah tafsir.pptx
Kaidah-Kaidah tafsir.pptx
 
Dasar dasar ilmu nahwu
Dasar dasar ilmu nahwuDasar dasar ilmu nahwu
Dasar dasar ilmu nahwu
 
Makalah manthuq dan mafhum kelompok 11
Makalah manthuq dan mafhum kelompok 11Makalah manthuq dan mafhum kelompok 11
Makalah manthuq dan mafhum kelompok 11
 
‘Amm Dan Khas Dalam Al-Qur'an.pptx
‘Amm Dan Khas Dalam Al-Qur'an.pptx‘Amm Dan Khas Dalam Al-Qur'an.pptx
‘Amm Dan Khas Dalam Al-Qur'an.pptx
 

Recently uploaded

Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfChananMfd
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk HidupUT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidupfamela161
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxdpp11tya
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSdheaprs
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...asepsaefudin2009
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptxSirlyPutri1
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptPpsSambirejo
 
presentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesiapresentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesiaNILAMSARI269850
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxSlasiWidasmara1
 
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)PUNGKYBUDIPANGESTU1
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTIndraAdm
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaafarmasipejatentimur
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatanssuser963292
 

Recently uploaded (20)

Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk HidupUT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 
presentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesiapresentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesia
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
 
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 

Al haqiqotu Wal Majazi.pptx

  • 1.
  • 2. Haqiqah dalam pengertian bahasa, berasal dari bahasa Arab yang artinya nyata, kenyataan, atau asli. Haqiqah dari kata haqqa yang berarti tetap. Sebagai makna subjek (fā’il) memiliki arti yang tetap, atau sebagai objek (maf’ūl) yang berarti ditetapkan Haqiqah berarti adalah sebuah kata yang maknanya asli sebagaimana yang ditetapkan di dalam al- Qur’an.
  • 3.  Haqiqah menurut istilah, adalah kata yang digunakan sebagaimana pertama kali dipergunakan dalam konteks kebahasaan. Menurut Ibnu Subki menyatakan bahwa hakikat adalah lafaz yang digunakan untuk apa lafaz itu ditentukan pada mulanya. Ibnu Qudamah mendefinisikannya sebagai lafaz yang digunakan untuk sasarannya semula. Sementara Al-Sarkhisi berpendapat bahwa hakikat adalah setiap lafaz yang ditentukan menurut asalnya untuk hal tertentu.  Berdasarkan beberapa istilah diatas, haqiqah adalah sebuah kata dalam ayat al-Qur’an yang digunakan seperti makna semulanya yang telah ditentukan, dan memiliki tujuan tertentu.
  • 4. Lughawiyyah Wadh`iyyah Lughawiyyah Wadh`iyyah atau biasa disebut dengan al-haqiqah al- lughawiyyah ini adalah kata yang digunakan untuk menunjukkan makna hakiki berdasarkan konteks penggunaan asal kata tersebut. Contohnya kata ar-rajul yang digunakan untuk mennyebut laki-laki dewasa. Lughawiyyah Manqulah Lughawiyyah Manqulah ini adalah kata yang digunakan untuk menunjukkan makna hakiki setelah mengalami transformasi atau perubahan makna. Perubahan ini dilakukan oleh ahli bahasa, atau syari’at. Pada bagian ini, terbagi kedalam dua bentuk pula, yaitu :
  • 5. Haqiqah lughawiyyah `urfiyyah Yaitu kata yang mengalami transformasi makna, dari makna asal penggunaannya kepada makna lain yang kemudian makna tersebut menjadi populer sehingga makna asalnya ditinggalkan. Contohnya, kata ad-dabbah yang artinya hewan melata, konotasinya bisa manusia dan hewan. Namun kemudian digunakan oleh orang Arab dengan konotasi hewan berkaki empat saja sehingga makna awalnya ditinggalkan. Haqiqah lughawiyyah syar`iyyah Yaitu kata yang mengalami trasformasi makna, dari makna asal kepada makna yang lain yang digunakan oleh pembuat syri`at. Makna yang lain ini berdasarkan dalil syari’at, contohnya shalat, shiyam, al-kufr, dan sebagainya. Dari beberapa klasifikasi haqiqah tersebut, dapat disimpulkan bahwa haqiqah lughowiyyah wadh`iyyah adalah kata yang digunakan sesuai makna hakikinya, sedangkan haqiqah lughowiyyah manqulah adalah makna yang menunjukkan makna asal setelah mengalami transformasi makna, baik secara bahasa, maupun secara syari`at.
  • 6. Setelah memahami haqiqah dari berbagai macam pengertian, dan melihat dari klasifikasinya, haqiqah memiliki signifikansi sebagai berikut :  Dengan mempelajari haqiqah, dapat memahami suatu makna kata yang terdapat didalam al-Qur’an dengan baik;  Kemudian dapat membedakan, antara kata yang harus diartikan sebagaimana bentuk asalnya, dan mana pula kata yang harus dimaknai setelah mengalami transformasi;  Dapat memahami bahwa kata asal yang mengalami transformasi dengan kata lain, memiliki kaitan yang erat dan memiliki maksud tertentu.  http://rahmadashariuinsuska.blogspot.com/2013/07/al-haqiqah- dan-al-majaz-dalam-al-quran.html
  • 7. Majaz secara etimologis berasal dari kata bahasa Arab ‫المجاز‬ , bentuk masdar (infinitif) dari kata ‫جاز‬ . Sedangkan secara terminologis para ulama telah banyak mendefinisikannya dengan beberapa ibarah atau perkataan, diantaranya: Ibn Qutaibah mendefinisikannya sebagai bentuk gaya tutur, atau seni bertutur Sibawayh mendefinisakannya dengan seni bertutur yang memungkinkan terjadinya perluasan makna. Al-Mubarrad mengatakan bahwa majaz merupakan seni bertutur dan berfungsi untuk mengalihkan makna dasar yang sebenarnya.
  • 8.  Ibn Jinny dan Al-Jurjaany menempatkan majaz sebagai lawan dari haqiqat, dan makna haqiqat menurut Ibnu Jinny adalah makna dari setiap kata yang asli, sedangkan majaz adalah sebaliknya, yaitu setiap kata yang maknanya beralih kepada makna lainnya. Sedangkan menurut Al-Jurjaany haqiqah adalah sebuah kata yang mengacu kepada makna asal atau makna dasar, tanpa mengundang kemungkinan makna lain disebut, sedangkan majaz adalah peralihan makna dasar ke makna lainnya, karena alasan tertentu, atau pelebaran medan makna dari makna dasarnya.
  • 9.  ُ‫ة‬َ‫َل‬‫م‬ْ‫َع‬‫ت‬ ْ ‫س‬ُ‫م‬ ٌ‫َة‬‫م‬ِ‫ل‬َ‫ك‬ artinya “Kalimat yang bigunakan”  ُ‫ه‬َ‫ل‬ ْ‫ت‬َ‫ع‬ِ‫ض‬ُ‫و‬ ‫َا‬‫م‬ ِ‫ر‬ْ‫ي‬َ‫غ‬ ‫ى‬ِ‫ف‬ artinya “di pakai pada kalimat yang bukan makna aslinya”  Adanya ‘Alaqoh (ٌ‫ة‬َ‫ق‬ َ ‫َل‬َ‫)ع‬ artinya “adanya hubungan antara makna asal dengan makna bukan asal/majaz”  Ada Qarinah Mani’ah (ٌ‫ة‬َ‫ع‬ِ‫ن‬‫َا‬‫م‬ ٌ‫َة‬‫ن‬ْ‫ي‬ِ‫ر‬َ‫)ق‬ artinya “adanya tanda/ciri yang bisa menghalangi terhadap makna asalnya” Contoh pada kalimat “ِ‫م‬‫َا‬‫م‬َ‫ح‬‫ال‬ ‫ى‬ِ‫ف‬ ‫ا‬ً‫د‬ َ ‫س‬َ‫أ‬ ُ‫ت‬ْ‫ي‬َ‫أ‬َ‫ر‬”
  • 10. Majaz fi al-murad adalah majaz yang menggunakan lafadz bukan pada permulaan asal peletakannya. Macam ini disebut juga majaz al-lughawi, dan ia terbagi ke dalam beberapa macam. Majaz fi at-tarkiib adalah majaz yang menyandarkan suatu perbuatan atau kesangsian kepada sesuatu yang tidak memiliki originalitas, dikarenakan adanya hubungan keterkaitan antara keduanya. Majaz ini di sebut juga majaz al- aql dan majaz al-isnaad. Majaz Fil Mufrad Majaz At Tarkiib
  • 11. 1) Al-hadzfu atau an-naqsu, yaitu majaz yang menitikberatkan pada adanya lafadz yang tersembunyi. Contohnya dalam surat Yusuf: 82 ‫َا‬‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ‫ى‬ِ‫ت‬َّ‫ال‬ َ‫ة‬َ‫ي‬ْ‫ر‬َ‫ق‬‫ال‬ ِ‫ل‬َ‫أ‬ ْ ‫َاس‬‫و‬ Artinya : “dan tanyalah (Pendudu) Negeri yang kami ada di situ” Di dalam ayat ini tersimpan lafadz yang tersembunyi sebelum lafadz ‫القرية‬ ( negri), yaitu lafadz ) ‫اهل‬penduduk).
  • 12. 2) Az-Ziyaadah,yaitu majaz yang menitikberatkan pada adanya lafadz atau huruf tambahan. Contohnya dalam surat Asy-Syuuraa: 11 ُ‫ئ‬ْ‫ي‬ َ ‫ش‬ ِ‫ه‬ِ‫ل‬ْ‫ث‬ِ‫م‬َ‫ك‬ َ‫س‬ْ‫ي‬َ‫ل‬ Artihya : “tidak ada satupun yang serupa degan dia” Sebagian ulama mengatakan bahwa hurup ‫ك‬ di depan lafadz ‫مثله‬secara makna mufradnya merupakan tambahan.
  • 13. 3) Menyampaikan ungkapan dalam bentuk lafadz plural (jama') namun yang dimaksudkan adalah sebagian saja. Contohnya dalam surat Al-Baqarah ayat 19: ْ‫م‬ِ‫ه‬ِ‫ن‬‫ا‬َ‫ذ‬ٰ‫أ‬ ‫ى‬ِ‫ف‬ ْ‫م‬ُ‫ه‬َ‫ع‬ِ‫ب‬‫َا‬‫ص‬َ‫أ‬ َ‫ن‬ْ‫و‬ُ‫ل‬َ‫ع‬ْ‫َج‬‫ي‬ Artinya : “mereka menumbat telinganya dengan (anak) Jari mereka” Kata ‫اصابع‬di atas secara leksikal atau makna yang sebenarnya adalah jari-jari. Kiranya mustahil bagi orang-orang munafik Mekkah menyumbat telinganya dengan semua jari karena takut bunyi guntur yang mematikan. Tetapi yang dimaksud ‫اصابع‬dalam ayat tersebut adalah sebagian dari jari-jari, bukan semuanya.
  • 14. 4) Menyampaikan ungkapan dalam bentuk lafadz yang merupakan bagian dari suatu nama benda, namun yang dimaksudkan adalah keseluruhannya; bukan sebagiannya. Contohnya dalam surat Ar-Rahman: 27 َ‫ك‬ِ‫ب‬َ‫ر‬ ُ‫ه‬ْ‫َج‬‫و‬ ‫ى‬ ٰ‫ق‬ْ‫ب‬َ‫ي‬َ‫و‬ Artinya : “dan tetap kekal (dzat Tuhanmu)” Lafaz ‫وجه‬ ( wajah) dalam ayat ini merupakan bagian dari ‫ذات‬ ( dzat) Tuhan, namun dalam ayat tersebut tidak di ambil Makna ‫وجه‬ (wajah) tetapi di maknai ‫ذات‬ ( Dzat)
  • 15. 5) Menyampaikan ungkapan dalam bentuk lafadz khas (khusus), namun yang dimaksudkan adalah 'aam (makna umumnya). Contohnya dalam surat Ar-Rahman: 27 ‫م‬ٌ‫ه‬ ْ‫ر‬َ‫ذ‬ْ‫اح‬َ‫ف‬ ُّ‫و‬ُ‫د‬َ‫ع‬‫ال‬ ُ‫م‬ُ‫ه‬ Artinya : “mereka itulah musuh yang sebenarnya, maka waspadalah terhadap mereka” Lafadz ‫العدو‬ ( musuh) di dalam ayat tesebut maksudnya adalah ‫األعداء‬ ( semua musuh).
  • 16. 6) Menyampaikan ungkapan dalam bentuk lafadz 'aam (umum), namun yang dimaksudkan adalah khas (makna khususnya). Contohnya dalam surat Asy-Syuuraa: 5 ِ‫ض‬ْ‫ر‬َ‫األ‬ ‫ى‬ِ‫ف‬ ْ‫َن‬‫م‬ِ‫ل‬ َ‫ن‬ْ‫و‬ُ‫ر‬ِ‫ف‬ْ‫َغ‬‫ت‬ ْ ‫َس‬‫ي‬َ‫و‬ Artinya : “dan memohonkan ampun bagi yang ada di bumi” Lafaz ‫من‬ ( orang) pada ayat tersebut di maksudkan khusus bagi orang ‫المؤمن‬ ( orang- orang yang berimana)
  • 17. 7) Menyampaikan ungkapan dalam bentuk lafadz al- 'malzuum (yang diharuskan), namun yang dimaksudkan adalah al-laazim (yang mengharuskan). Contoh dalam surat Al-An’am ayat 39 ِ‫ت‬‫َا‬‫م‬ُ‫ل‬ُّ‫الظ‬ ‫ى‬ِ‫ف‬ ٌ‫م‬ْ‫ك‬ُ‫ب‬ ٌّ‫م‬ُ‫ص‬ Artinya : “pekak dan bisu berada dalam gelap gulita” Kalimat ‫فى‬ ‫الظلمات‬ ( dalam kegelapan) dalam ayat tersebut –secara majaz- dari segi asalnya adalah ‫عمي‬ ( buta), karena dalam ayat lain di sebutkan ٌ‫م‬ُ‫ص‬ ٌ‫م‬ْ‫ك‬ٌ‫ب‬ ٌ‫ي‬ْ‫م‬ُ‫ع‬ , maka penyebutan dalam ayat tersebut di karenakan kalimaat tersebut termasuk dari keharusan orang yang buta ‫فى‬ ‫الظلمات‬ , artinya mata orang buta pasti merasakan gelap gulita.
  • 18. 8) Menyampaikan ungkapan dalam bentuk Lafaz Al-laazzim (yang mengharuskan) namun yang di maksudkan adalah Al malzuum (yang di haruskan). Contoh dalam surat Al maidah ayat : 112 َ‫ع‬ َ‫ل‬ِ‫َز‬‫ن‬ُّ‫ي‬ ْ‫ن‬َ‫ا‬ َ‫ك‬ُّ‫ب‬َ‫ر‬ ُ‫ع‬ْ‫ي‬ِ‫ط‬َ‫ت‬ ْ ‫َس‬‫ي‬ ْ‫ل‬َ‫ه‬ َّ ‫الس‬ َ‫ن‬ِ‫م‬ ًًَ‫د‬‫د‬ ِٕ‫ى‬‫َا‬‫م‬ ‫َا‬‫ن‬ْ‫ي‬َ‫ل‬ ِ‫ء‬‫ى‬‫َا‬‫م‬ Artinya : “sanggupkah tuhannmu menurunkan hidangan dari langit kepada kami?” Lafadz ُ‫ع‬ْ‫ي‬ِ‫ط‬َ‫ت‬ ْ ‫َس‬‫ي‬ ( sanggup/bisa) di dalam ayat tersebut –secara majaz- dari segi asalnya adalah ‫يفعل‬ ( melakukan), hal ini di karenakan kesanggupan untuk melakukan.
  • 19. 9) Menyampaikan ungkapan dalam bentuk lafaz Al-musabbab (akibat), namun yang di maksudkan adalah Al-sabab (sebab). Contoh dalam surat Al mu’min ayat 13 ‫ا‬ً‫ق‬ْ‫ز‬ِ‫ر‬ ‫َاء‬‫م‬ َّ ‫الس‬ َ‫ن‬ِ‫م‬ ‫م‬ُ‫ك‬َ‫ل‬ ُ‫ل‬ِ‫َز‬‫ن‬ُ‫ي‬َ‫و‬ Artinya : “dan dia menurunkan untuk mu rizki dari langit” Lafaz ‫رزقا‬ ( rizki) di dalam ayat ini merupakan akibat dari turunnya ‫مطر‬ ( hujan)
  • 20. 10) Menyampaikan ungkapan dalam bentuk lafadz as-sabab (sebab), namun yang dimaksudkan adalah Al-musabbab (akibat). Contoh dalam surat Al baqarah ayat 194 ِ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ‫ا‬ْ‫و‬ُ‫َد‬‫ت‬ ْ‫اع‬َ‫ف‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ‫ى‬ ٰ ‫َد‬‫ت‬ ْ‫اع‬ ِ‫َن‬‫م‬َ‫ف‬ ُ‫ك‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ‫ى‬ ٰ ‫َد‬‫ت‬ ْ‫اع‬ ‫َا‬‫م‬ ِ‫ل‬ْ‫ث‬ِ‫م‬ِ‫ب‬ ْ‫م‬ Artinya : “barangsiapaa yang menyerang kamu, maka seranglah ia, seimbang dengan serangannya terhadapmu” Lafaz ‫ا‬ْ‫و‬ُ‫َد‬‫ت‬ ْ‫ع‬makna asalnya adalah “lakukanlah kezaliman”. Makana ini tidak bisa di pakai karena bertentangan dengan ajaran Islam, yang melarang dari berbuat zalim. Jika kita artikan dengan makna Majaz, bisa di pahami bahwa kata ‫ا‬ْ‫و‬ُ‫َد‬‫ت‬ ْ‫ع‬merupakan sebab dari makna yang di maksud, karena kezaliman merupakan penyebab adanya ‫جزاء‬ ( balasaan). Jadi makna ‫ا‬ْ‫و‬ُ‫َد‬‫ت‬ ْ‫ع‬adalah “balaslah”
  • 21. 11) Menamakan sesuatu dengan nama yang biasa di sebutkan setelah ia mengalami proses tertentu. Contoh dalam surat yusuf ayat 36 ‫ا‬ً‫ر‬ْ‫م‬َ‫خ‬ ُ‫ر‬ِ‫ص‬ ْ‫ع‬َ‫ا‬ ْْٓ‫ي‬ِ‫ن‬ِٕ ٰ‫ر‬َ‫ا‬ ْْٓ‫ي‬ِ‫ن‬ِ‫ا‬ Artinya : “sesungguhnya aku bermimpi bahwa aku memeras anggur” Lafaz ‫ا‬ً‫ر‬ْ‫م‬َ‫خ‬ ( arak) yang di sebutkan di dalam ayat ini adalah nama minuman yang di buat dari perasan ‫عنب‬ ( anggur)
  • 22. 12) Menyampaikan ungkapan dalam bentuk lafaz Al-hal (keadaan), namun yang di maksudnya adalah Al-mahaal (tempat) yang keadaannya seperti yang di ungkapkan tersebut. Contoh dalam surat Ali Imron ayat 107 َ‫ن‬ْ‫و‬ُ‫د‬ِ‫ل‬ ٰ ‫خ‬ ‫َا‬‫ه‬ْ‫ي‬ِ‫ف‬ ْ‫م‬ُ‫ه‬ ۗ ِ ‫ه‬ ‫ّٰللا‬ ِ‫ة‬َ‫م‬ْ‫ح‬َ‫ر‬ ْ‫ي‬ِ‫ف‬َ‫ف‬ Artinya : “maka mereka berada dalaam Rahmat Allah (surga) mereka kekal di dalamnya” Lafaz ِ ‫ه‬ ‫ّٰللا‬ ِ‫ة‬َ‫م‬ْ‫ح‬َ‫ر‬ ( rahmat Allah) di dalam ayat ini, maksudnya adalah (surga), hal ini karena keadaan surga penuh dengan rahmat Allah.
  • 23. 13) Menyampaikan ungkapan dalam bentuk lafaz Al-mahal (tempat) namun yang di maksudkan adalah Al-hal (keadaan). Contoh dalam surat Al-‘Alaq ayat 17 ‫َه‬‫ي‬ِ‫د‬‫ا‬َ‫ن‬ ُ‫ع‬ْ‫َد‬‫ي‬ْ‫ل‬َ‫ف‬ Artinya : “maka biarlah dia memanggil golongannya (untuk menolongnya)” Lafaz ‫َه‬‫ي‬ِ‫د‬‫ا‬َ‫ن‬adalah nama suatu tempat dan yang di maksudkan dalam ayat ini adalah penduduk yang mendiami tempat tersebut.
  • 24. 14) Menamakan sesuatu dengan nama kebalikannya atau mengungkapkan suatu lafaz yang biasa di gunakan untuk sesuatu kebalikannya. Contoh dalam surat Al-insyiqaaq ayat 24 ٍ‫م‬ْ‫ي‬ِ‫ل‬َ‫ا‬ ٍ‫ب‬‫ا‬َ‫ذ‬َ‫ع‬ِ‫ب‬ ْ‫م‬ُ‫ه‬ْ‫ر‬ِ‫ش‬َ‫ب‬َ‫ف‬ Artinya : “maka beri kabar gembiralah mereka dengan azab yang pedih” Lafaz ‫ر‬ِ‫َش‬‫ب‬di dalam ayat ini biasanya di gunakan untuk ‫الخبر‬ ‫السار‬ ( kabar/berita yang menyenangkan/menggembirakan). Namun di dalam ayat tersebut di gunakan untuk kabar yang tidak menyenangkan/menggembirakan, yaitu ‫عذاب‬ ‫اليم‬ ( azab yang pedih)
  • 25. 15) Mengidhafahkan atau menghubungkan fi’il (kata kerja) kepada sesuatu yang tidak biasanya di hubungkan dengannya. contohnya dalam surat Al kahfi ayat 77 َّ‫ض‬َ‫ق‬ْ‫ن‬َّ‫ي‬ ْ‫ن‬َ‫ا‬ ُ‫د‬ْ‫ي‬ِ‫ر‬ُّ‫ي‬ ‫ا‬ً‫ر‬‫َا‬‫د‬ِ‫ج‬ ‫َا‬‫ه‬ْ‫ي‬ِ‫ف‬ ۗ ‫َه‬‫م‬‫ا‬َ‫ق‬َ‫ا‬َ‫ف‬ Artinya : “kemudian keduanya mendapatkan pada negeri itu dinding rumah yang hampir roboh, maka (khidr) menegakkan rumah itu” Fiil ‫يريد‬ ( ingin) dalam ayat ini biasanya di hubungkan dengan ‫الحي‬ ( makhluk hidup), sedangkan dalam ayat ini di hubungkan dengan lafaz ‫جدار‬ ( dinding).
  • 26. 16) Menyampaikan ungkapan tentang sesuatu dengan Fi’il (kata kerja), namun maksudnya adalah dari segi kedekatan maka Fi’il tersebut terhadapnya atau dari segi kemulayaannya atau keinginannya. contoh dalam surat An-nahl ayat 61 َ ‫س‬ َ‫ن‬ْ‫و‬ُ‫ر‬ِ‫خ‬ْ‫َأ‬‫ت‬ ْ ‫َس‬‫ي‬ َ ‫َل‬ ْ‫م‬ُ‫ه‬ُ‫َل‬‫ج‬َ‫ا‬ َ‫ء‬‫ى‬‫َا‬‫ج‬ ‫ا‬َ‫ذ‬ِ‫ا‬َ‫ف‬ ْ‫و‬ُ‫م‬ِ‫د‬ْ‫َق‬‫ت‬ ْ ‫َس‬‫ي‬ َ ‫َل‬َّ‫و‬ ً‫ة‬َ‫اع‬ َ‫ن‬ Artinya : “Maka apabila ajalnya tiba, mereka tidak dapat meminta penundaan atau percepatan sesaat pun.” Fiil َ‫ء‬‫ى‬‫َا‬‫ج‬ ( telah tiba) yang di kaitkan dengan lafaz ُ‫َل‬‫ج‬َ‫ا‬ ( saat kematian), mkasudnya adalah ‫قرب‬ ‫مجيئه‬ ( mendekati tibanya saat kematian)
  • 27. 17) Menempatkan dua lafaz secara terbalik Contoh dalam surat Ar-ru’d ayat 38 ‫َاب‬‫ت‬ِ‫ك‬ ٍ‫َل‬‫ج‬َ‫أ‬ ِ‫ل‬ُ‫ك‬ِ‫ل‬ Artinya : “bagi tiap tiap masa ada kitab (orang tertentu)” Lafadz ‫َاب‬‫ت‬ِ‫ك‬ ( klitab) seyogyanya di dahulukan dan lafadz ٍ‫َل‬‫ج‬َ‫أ‬ ( masa akhir) di akhirkan , yakni ِ‫ل‬ُ‫ك‬ِ‫ل‬ ٍ‫ب‬‫َا‬‫ت‬ِ‫ك‬ ‫َل‬‫ج‬َ‫أ‬ ( bagi tiap tiap kitab ada masa akhirnya)
  • 28. 18) Menempatkan suatu shighah (bentuk suatu lafadz) pada kedudukan shighah lain. Contohnya dalam surat Al baqarah ayat 255 ‫ى‬ ‫ه‬ِ‫م‬ۡ‫ل‬ِ‫ع‬ ۡ ‫ن‬ِ‫م‬ ٍ‫ء‬ ۡ ‫ى‬ َ ‫ش‬ِ‫ب‬ َ‫ن‬ ۡ‫و‬ُ‫ط‬ ۡ‫ي‬ِ‫ح‬ُ‫ي‬ َ ‫ََل‬‫و‬ Artinya : “dan mereka tidak mengetahui apa apa dari Ilmu Allah” Lafadz ‫علم‬ ( Ilmu) dalam ayat ini bersighah ‫مصدر‬ (kata dasar) sedangkan yang seyogyanya adalah bersighah ‫المفعول‬ ( kata kerja transitif) dari lafaz tersebut, yakni ‫معلوم‬ ( yang di ketahui) sehingga seyogyanya ayat tersebut bermakna “dan mereka tidak mengetahui apa-apa yang di ketahui oleh Allah”
  • 29. 19) Menamakan sesuatu dengan yang bisa di sebut sebelumnya Contohnya dalam surat Taha ayat 74 َ‫ل‬ َّ‫ن‬ِ‫ا‬َ‫ف‬ ‫ا‬ً‫م‬ِ‫ر‬ْ‫ج‬ُ‫م‬ ‫ه‬َّ‫ب‬َ‫ر‬ ِ‫ت‬ْ‫أ‬َّ‫ي‬ ْ‫َن‬‫م‬ ‫ه‬َّ‫ن‬ِ‫ا‬ ۗ َ‫م‬َّ‫ن‬َ‫ه‬َ‫ج‬ ‫ه‬ Artinya : “Sesungguhnya barang siapa datang kepada Tuhannya dalam keadaan berdosa, maka sungguh, baginya adalah neraka Jahanam” Dalam ayat ini, orang yang datang kepada Tuhannya pada hari kiamat di namai ‫مجرم‬ (penjahat). Hal itu di sesuaikan dengan keadaan dia sewaktu melakukan kejahatan/dosa di dunia ini.
  • 30. Ada 4 macam mazaz Majaz Fii At-Tarkiib yakni : 1) Penyandaran yang ke dua, sisanya adalah Haqiqat (makna asli) contohnya dalam surat Al zalzalah aayat 2 ‫َا‬‫ه‬َ‫ال‬َ‫ق‬ۡ‫ث‬َ‫ا‬ ُ ‫ض‬ ۡ‫ر‬َ ۡ ‫اَل‬ ِ‫ت‬َ‫ج‬َ‫ر‬ ۡ ‫خ‬َ‫َا‬‫و‬ Artinya : “dan bumi telah mengeluarkan beban- beban berat (yang dikandung)nya” Penggunaan lafaz ِ‫ت‬َ‫ج‬َ‫ر‬ ۡ ‫خ‬َ‫ا‬ ( telah mengeluarkan) dan ُ ‫ض‬ ۡ‫ر‬َ ۡ ‫اَل‬ ( bumi) di dalam ayat ini adalah secara haqiqat.
  • 31. 2) Penyandaran yang ke dua adalah sisanya Majaz Contoh dalam surat Al baqarah ayat 16 ْ‫م‬ُ‫ه‬ُ‫ت‬َ‫ر‬‫َا‬‫ج‬ِ‫ت‬ ْ‫َت‬‫ح‬ِ‫ب‬َ‫ر‬ ‫َا‬‫م‬َ‫ف‬ Artinya : “maka tidaklah beruntung perniagaan meraka” Penggunaan lafaz ْ‫َت‬‫ح‬ِ‫ب‬َ‫ر‬ ( beruntung) dan ً‫تجار‬ (perniagaan) di dalam ayat ini adalah Majaz.
  • 32. 3) Penyandaran yang sisi pertamanya Haqiqat dan sisi lainnya Majaz. Contoh dalam surat Ar rum ayat 35 ْ‫م‬َ‫ا‬ ‫َا‬‫ن‬ْ‫َل‬‫ز‬ْ‫ن‬َ‫ا‬ ‫ا‬ً‫ن‬ٰ‫ط‬ْ‫ل‬ ُ ‫س‬ ْ‫م‬ِ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ Artinya : “Atau pernahkah Kami menurunkan kepada mereka keterangan,” Penggunaan lafadz ‫انزل‬ ( telah menurunkan) di dalam ayat ini adalah secara haqiqat, sedangkan penggunaan lafadz ‫سلطانا‬ ( kekuasaan) adalah secara majaz sehingga ia di maknai ‫برهان‬ (dalil/keterangan).
  • 33. 4) Penyandaran yang sisi pertamanya Majaz dan sisi lainnya Haqiqat Contoh dalam surat Al-Ma’aarij ayat 15-17 ‫ى‬ٰ‫ظ‬َ‫ل‬ ‫َا‬‫ه‬َّ‫ن‬ِ‫ا‬ ۗ َّ ‫َل‬َ‫ك‬ - ‫ى‬ ٰ‫و‬ َّ ‫لش‬ِ‫ل‬ ً‫ة‬َ‫اع‬َّ‫ز‬َ‫ن‬ - َ‫ت‬َ‫و‬ َ‫ر‬َ‫ب‬ْ‫د‬َ‫ا‬ ْ‫َن‬‫م‬ ‫ا‬ْ‫و‬ُ‫ع‬ْ‫د‬َ‫ت‬ ‫ى‬‫ه‬‫َل‬‫و‬ Artinya : “Sama sekali tidak! Sungguh, neraka itu api yang bergejolak, yang mengelupaskan kulit kepala. Yang memanggil orang yang membelakangi dan yang berpaling (dari agama), ” Pepnggunaan lafadz ‫تدعو‬ ( memanggil) di dalam ayat ini adalah secara Majaz karena di sandarkan kepada lafadz ‫النار‬ ( api neraka).
  • 34. Di antara faedah-faedah penggunaan Majaz adalah sebagai berikut :  Al-Iijaz yakni memperingkas suatu kalimat atau ungkapan.  Memperluas lafadz, dimana seandainya suatu lafadz tidak dimajazkan maka setiap makna hanya memiliki satu komposisi.  Menampilkan suatu makna dalam suatu gambaran yang dalam dan dekat kepada akal fikiran.