2. Pengertian Kohesi
Kohesi adalah keserasian hubungan antara
unsur yang satu dengan unsur yang lain dalam
wacana sehingga tercipta pengertian yang apik
atau koheren (Moeliono dkk, 1997: 343).
Halliday dan Hasan (1992: 65) juga
menyatakan bahwa kohesi adalah perangkat
sumber-sumber kebahasaan yang dimiliki
setiap bahasa sebagai bagian dari metafungsi
tekstual untuk mengaitkan satu bagian teks
dengan bagian lainnya.
3. Dua Bagian Kohesi
Kohesi memiliki dua bagian yaitu kohesi gramatikal
dan kohesi leksikal. Kohesi gramatikal merupakan
kohesi yang berkenaan dengan struktur kalimat,
sedangkan kohesi leksikal merupakan sebuah kohesi
yang berkenaan dengan segi makna. Hubungan
kohesi dapat dilihat dengan menggunakan unsur-
unsur kohesi. Unsur-unsur kohesi itu adalah
pengacuan, penyulihan, pelesapan, perangkai,
pengulangan dan kolokasi. Sehingga wacana yang
baik harus mengandung unsur kohesi yang berarti
mempunyai kalimat yang gramatikal dan koheren
diantara kalimat-kalimatnya.
4. Kohesi Gramatikal
Yuwono mengemukakan bahwa kohesi gramatikal
adalah hubungan semantis antarunsur yang
dimarkahi alat gramatikal- alat bahasa yang
digunakan dalam kaitannya dengan tata bahasa
(dalam Kushartanti, 2005: 96)
Kohesi gramatikal adalah salah satu aspek yang
memastikan hubungan dan kelancaran antara
bagian-bagian kalimat atau teks. Ini melibatkan
penggunaan struktur gramatikal yang tepat untuk
mengikat kalimat atau bagian teks bersama-sama
sehingga membentuk suatu kesatuan yang koheren.
5. • Penggunaan Penghubung (Conjunctions): Penggunaan kata
penghubung seperti "dan," "atau," "tetapi," dan sejenisnya
membantu menghubungkan ide-ide atau kalimat-kalimat yang
berbeda dalam suatu teks. Contohnya, "Saya suka minum teh, dan
dia lebih suka kopi."
• Penggunaan Kata Ganti (Pronouns): Penggunaan kata ganti
membantu mencegah pengulangan kata-kata dan memastikan
kejelasan identitas benda atau subjek dalam suatu teks. Misalnya,
"John pergi ke toko. Dia membeli beberapa buah."
• Penggunaan Repetisi (Repetition): Penggunaan kembali kata-kata
atau frasa tertentu dapat meningkatkan kohesi dan memberikan
penekanan pada konsep tertentu. Namun, harus digunakan dengan
bijak agar tidak terkesan monoton.
6. • Konsistensi Tenses (Waktu Verba): Konsistensi dalam
penggunaan waktu verba (past, present, future) dalam
suatu narasi penting untuk menjaga kohesi waktu.
Perubahan tenses yang tidak konsisten dapat
membingungkan pembaca atau pendengar.
• Penggunaan Kata Sanding (Correlative Conjunctions):
Pasangan kata sanding seperti "bukan hanya... tetapi
juga," "entah... atau," membantu membangun
hubungan yang erat antara ide-ide dalam kalimat.
• Penggunaan Referensi (Reference): Menggunakan
referensi seperti kata benda atau pronoun untuk
merujuk kembali pada suatu konsep atau objek yang
telah diperkenalkan sebelumnya.
7. Sinonim
At-Taraduf merupakan kalimat bahasa Arab
yang mempunyai pengertian yang sama
dengan sinonim. Bila dalam bahasa Arab
disebut At-Taraduf dan pada umumnya
disebut dengan sinonim. Maka sinonim dan
At-Taraduf merupakan dua kata yang
mempunyai satu pengertian. Untuk melihat
hal ini, kita akan membahas pengertian
keduanya.
8. At-Taraduf secara bahasa dan istilah menurut Dr.
Jasim Muhammad Abdul Abbud (2007: 235) yaitu:
•
خلف يركب الذي أو آخر خلف أحد ركوب هو لغة المترادف
الراكب
“Al-mutaradif secara bahasa ialah sesuatu yang
mengikuti di belakang atau yang membonceng di
belakang pengendara”
•
كثيرة وأسماؤه واحدا معناه كان ما هو اصطالحا المترادف
“Al-Mutaraduf secara istilah adalah sesuatu/kata
yang mempunyai satu makna dan mempunyai
bentuk yang banyak”
9. Pembagian Sinonim
Mathews (1997: 367) membagi sinonim
kedalam dua pembagian. Pertama, sinonim
absolut yaitu dalam semua konteks X dan Y
selalu sesuai dalam maknanya. Kedua,
sinonim parsial yaitu tidak dalam semua
konteks X dan Y selalu mempunyai makna
yang sama.
10. Umar dalam Moh.Syarif Hidayatullah (2012: 112-113) membagi
sinonim dengan lebih lengkap lagi.
• Pertama, sinonim utuh (al-taraduf al-Kamil), seperti kata مقهى
yang besinonim dengan قهفيyang keduanya berkmakna
‘kafe’. Dikatakan utuh karena tidak ada perbedaan antara
kedua kata itu secara makna, hanya qahfi: merupakan bentuk
arabisasi dari ‘café’.
• Kedua, Kuasi sinonim (syibh al-taraduf), seperti kata سنة/ عام/
ل ْحوyang semuanya berarti ‘tahun’. Dikatakan semi, karena
sulit menemukan perbedaannya. Hanya para ahli saja yang
bisa membedakannya secara mendalam.
• Ketiga, kedekatan makna (al-taqa;rub al-dilalali:), seperti حلم/
أيةُر/ احتالمyang semuanya berhubungan dengan makna
‘mimpi’. Hanya saja kata hilm merupakan makna umum,
sementara dua kata lainnya bermakna khusus. Kata ru`ya:
cenderung berarti ‘mimpi indah’ dan ihtila;m ‘mimpi basah’.
11. • Keempat, pengartian (entailment; istilzam), yaitu makna yang
timbul sebagai akibat makna yang ada dalam suatu bentuk. Contoh:
السابعة الساعة في فراشه من فيروز قام “Fairuz bangun tidur pada jam
tujuh” mengandung arti sebelum jam 7 Fairuz masih tidur.
• Kelima, Parafrasa (al-Jumal al-mutaradifah), pengungkapan dengan
kalimat lain yang mempunyai makna sama. Contoh: محمد من ُاشتريت
كتابا “Saya membeli buku dari Muhammad” mempunyai makna
yang sama dengan كتابا لي محمد باع “Muhammad menjual buku pada
saya”.
• Keenam, Penerjemahan (al-tarjamah), pencarian pandanan yang
lebih mudah dipahami. Contoh: kata Morfi:m yang diterjemahkan
menjadi wahdah sharfiyah. dan Ketujuh, Interpretasi (al-Tafsir),
penjelasan yang memudahkan pemahaman. Contohnya: kata الربا
yang dijelaskan dengan القدر عن ‘الزائدlebihan dari total hutang’.
Moch. Syarif Hidayatullah, Cakrawala Linguistik Bahasa arab,
(Tangerang Selatan: alKitabah,2012), h. 112
12. Terjadinya sinonim
• Pengaruh kosakata serapan (dakhil) dari
bahasa asing
• Perbedaan dialek sosial (infi’aliyah)
• Perbedaan dialek regional (lahjah iqlimiyah)
13. Antonim
Bila sinonim mengacuh pada perhubungan
makna yang bertalian dengan kesamaan makna,
maka antonym atau antonimi yang dalam
bahasa Arab disebut dengan Al-Tadhad lebih
cenderung pada perhubungan makna yang
bertalian dengan perlawanan makna.
14. Antonim
Al-tadhad berasal dari bahasa arab yang diartikan
oleh Ahmad Mukhtar Umar sebagai berikut :
•
متضاديمن معنيين في المستعمل اللفظ هو األضداد
“Lafazh yang digunakan dalam dua makna yang
berlawanan”
Atau menurut Ilmuwan Bahasa Modern
menyatakan bahwa:
•
في ويتضادان نطقا يختلفان لفظين وجود يعنى األضداد
المعنى
“yaitu adanya dua lafaz yang berbeda dalam
pelafalan dan berbeda dalam makna”.