Bimbingan konseling berkembang sejak tahun 1908 di Amerika Serikat dengan didirikannya biro vokasional oleh Frank Parsons. Perkembangannya dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti kebutuhan imigran Eropa akan pekerjaan dan pandangan agama yang mendorong pertolongan antar manusia. Bimbingan konseling kini mencakup berbagai aspek kehidupan seperti pendidikan, karir, dan kepribadian.
1. SEJARAH PERKEMBANGAN BIMBINGAN KONSELING
A. Latar belakang
Manusia adalah makhluk yang berfikir, karena kecenderungannya dalam berfikir itu
manusia tak pernah luput dari berbagai permasalahan dan problem hidup. Sudah menjadi
keharusan dalam kehidupan social, bahwa kepedulian antar sesama harus dijunjung tinggi.
Dalam hal ini, bukan hanya bantuan materi yang dibutuhkan, lebih dari itu, dorongan moril
dan spiritual sangat berpengaruh dalam membantu seseorang dalam mengoptimalkan
kemampuan diri dan memberi solusi dari masalah-masalah yang dihadapinya. Dalam hal ini,
tentunya diperlukan metode-metode yang sistematis dan kiat-kiat kusus agar tujuan yang
diharapkan dapat mengena pada sasaran yang diharapkan.
Sebagai calon guru dengan berbagai tanggung jawab yang diempunya, yaitu mendidik
para siswanya agar menjadi pribadi yang seutuhnya, sudah selayaknya mampu memahami
perkembangan peserta didiknya agar dapat memberikan materi yang efektif, efisien, dan
terarah, serta mampu mengoptimalkan potensi peserta didiknya agar lebih dewasa dan
mandiri dalam menghadapi problema hidupnya dan masa depan.
Maka, materi bimbingan dan konseling sangat diperlukan bagi semua calon guru,
karena pada hakikatnya semua guru memiliki tanggung jawab yang sama, yaitu membimbing
dan mengarahkan peserta didiknya walaupun bukan sebagai guru BK.
Sebelum mempelajari Bimbingan dan Konseling lebih jauh, sebagai landasan pokok
perlulah mengkaji tentang perkembangan Bimbingan dan Konseling dari awal mula
kelahirannya, perkembangannya dari masa ke masa, hingga perkembangannya di Indonesia.
Sebagaimana isi makalah yang kami paparkan ini.
B. PengertianBimbingandanKonseling
1.
PengertianBimbingan
Secaraetimologis, kata bimbinganmerupakanterjemahandari kata guidance yang
mempunyaiartimenunjukkan, membimbing, menuntun,
ataupunmembantu.Sesuaidenganistilahnya,
makasecaraumumbimbinganberartisuatubantuanatautuntunan.
PrayitnodanErmanAmti (2004:99) mengemukakanbahwabimbinganadalah proses
pemberianbantuan yang dilakukanoleh orang yang ahlikepadaseorangataubeberapa
orang
individu,
baikanak-anak,
remaja,
maupundewasa
agar
orang
yang
dibimbingdapatmengembangkankemampuandirinyasendiridanmandiridenganmemanfa
atkankekuatanindividudansarana yang adadandapatdikembangkanberdasarkannormanorma yang berlaku.
2. Years’s Book of Education 1995 menyatakanbimbinganadalahsuatu proses
membantuindividumelaluiusahanyasendiriuntukmenemukandanmengembangkankema
mpuannya agar memperolehkebahagiaanpribadidankemamfaatan social.
Stoops
danWalquistmenyatakanbimbinganadalah
proses
yang
terus-
menerusdalammembantuperkembanganindividuuntukmencapaikemampuannyasecara
maksimumdalammengarahkanmanfaat
yang
sebesar-
besarnyabaikbagidirinyamaupunbagimasyarakat.
Arthur
J.
Jones
yang
dikutip
DR.
TohariMusnamar
(1985:
4)
menyatakanbimbingansebagaipertolongan yang diberikanolehseseorangkepada orang
laindalamhalmembuatpilihan-pilihan,
problem
penyesuaiandiridanpemecahan
yang
problem-
bertujuanmembantu
orang
tersebutuntuktumbuhdalamhalkemandiriandankemampuanbertanggungjawabbagidirin
yasendiri.
DjumhurdanMoh. Surya, (1975:15) berpendapatbahwabimbinganadalahsuatu
proses
pemberianbantuan
yang
terusmenerusdansistematiskepadaindividudalammemecahkanmasalah
yang
dihadapinya,
(self
understanding),
agar
tercapaikemampuanuntukdapatmemahamidirinya
kemampuanuntukmenerimadirinya
kemampuanuntukmengarahkandirinya
(self
(self
dankemampuanuntukmerealisasikandirinya
acceptance),
direction)
(self
realization)
sesuaidenganpotensiataukemampuannyadalammencapaipenyesuaiandiridenganlingku
ngan, baikkeluarga, sekolahdanmasyarakat.
DalamPeraturanPemerintah
No.
tentangPendidikanMenengahdikemukakanbahwa
yang
29
Tahun
1990
“;;Bimbinganmerupakanbantuan
diberikankepadapesertadidikdalamrangkamenemukanpribadi,
mengenallingkungan, danmerencanakanmasadepan”.
Berdasarkanpengertian
di
atasdapatdipahamibahwabimbinganpadaprinsipnyaadalah proses pemberianbantuan
yang
dilakukanoleh
orang
yang
ahlikepadaseorangataubeberapa
orang
individudalamhalmemahamidirisendiri,
menghubungkanpemahamantentangdirinyasendiridenganlingkungan,
memilih,
menentukandanmenyusunrencanasesuaidengankonsepdirinyadantuntutanlingkunganbe
rdasarkannorma-norma yang berlaku.
Dari beberapapengertiandiatasjugadapatdiambilbeberapaprinsipsebagaiberikut:
a. Bimbinganmerupakansuatu proses yang berkesinambungan.
3. Sehinggabantuanitudiberikansecarasistematis,
berencana,
terus-
menerusdanterarahkepadatujuantertentu.
b. Bimbinganmerupakan proses membantuindividu
Artinya,
dalamkegiatanbimbinganpembimbingtidakmemaksaindividuuntukmenujukesuatut
ujuan
yang
ditetapkanolehpembimbing,
melainkanpembimbingmembantumengarahkanterbimbing
kearahsuatutujuan
yang
(klien)
telahditetapkanbersama-sama,
sehinggakliendapatmengembangkanpotensi yang dimilikinyasecara optimal.
c. Bahwabantuandiberikankepadasetiapindividu yang memerlukannya di dalam
proses perkembangannya.
Hal
inimengandungartibahwabimbinganmemberikanbantuankepadasetiapindividubaik
anak-anak,
remaja,
dewasamaupunorangtua;
apakahiadalamlingkungansekolahataudiluarlingkungansekolah; apakahiaberada di
SekolahDasarmaupun di PerguruanTinggi.
d. Bahwabantuan
yang
diberikanmelaluipelayananbimbinganbertujuan
agar
individudapatmengembangkandirinyasecara optimal sesuaidenganpotensi yang
dimilikinya
e.
Yang menjadisasaranbimbinganadalah agar individudapatmencapaikemandirian,
yaknitercapainyaperkembangan
yang
optimal
dandapatmenyesuaikandirinyadenganlingkungannya.
f.
Untukmencapaitujuanbimbingan,
digunakanpendekatanpribadiataukelompokdenganmemanfaatkanberbagaiteknikda
n media bimbingan.
g.
Layananbimbingandenganmenggunakanberbagaimacam
media
dantekniktersebutdilaksanakandalamsuasanaasuhan yang normative.
h. Bahwauntukmelaksanakankegiatanbimbingandiperlukanadanyapersonil-personil
yang memilikikeahliandanpengalamankhususdalambidangbimbingan.
Berdasarkanpengertiandanprinsipbimbingan
yang
dapatdisimpulkanbahwabimbinganadalahmerupakan
yang
telahdikemukakandiatas,
proses
pemberianbantuan
terus-menerusdariseorangpembimbing
yang
telahdipersiapkankepadaindividu
yang
membutuhkannyadalamrangkamengembangkanseluruhpotensi
yang
dimilikinyasecara
optimal
denganmenggunakanberbagaimacam
media
4. danteknikbimbingandalamsuasanaasuhan
yang
normative
agar
tercapaikemandiriansehinggaindividudapatbermanfaatbaikbagidirinyasendirimaup
unbagilingkungannya.
2.
PengertianKonseling
Secaraetimologis, istilahkonselingberasaldaribahasainggris “to counsel” yang
berartimemberi saran dannasihat.
Rogers
(1942)
menyatakankonselingadalahserangkaihubunganlangsungdenganindividu
yang
bertujuanuntukmembantudiadalammerubahsikapdantingkahlakunya.
SedangkankonselingmenurutPrayitnodanErmanAmti (2004:105) adalah proses
pemberianbantuan
yang
dilakukanmelaluiwawancarakonselingolehseorangahli
(disebutkonselor)
kepadaindividu
yang
sedangmengalamisesuatumasalah
(disebutklien) yang bermuarapadateratasinyamasalah yang dihadapiklien.
Sejalandenganitu,
Winkel
(2005:34)
mendefinisikankonselingsebagaiserangkaiankegiatan
paling
pokokdaribimbingandalamusahamembantukonseli/kliensecaratatapmukadengantujuan
agar
kliendapatmengambiltanggungjawabsendiriterhadapberbagaipersoalanataumasalahkhu
sus.
Berdasarkanpengertian
yang
telahdikemukakanolehparaahlidiatas,
dapatdisimpulkanbahwakonselingmerupakansalahsatuteknikdalampelayananbimbinga
ndimana
proses
pemberianbantuanituberlangsungmelaluiwawancaradalamserangkaianpertemuanlangs
ungdantatapmukaantara guru pembimbing/konselordenganklien; dengantujuan agar
klienitumampumemperolehpemahaman
yang
lebihbaikterhadapdirinya,
mampumemecahkanmasalah
yang
dihadapinyadanmampumengarahkandirinyauntukmengembangkanpotensi
yang
dimilkikearahperkembangan
yang
sehinggaiadapatmencapaikebahagiaanpribadidankemanfaatan social.
C.
a.
Perkembangan Bimbingan Konseling Secara Umum
Sejarah Lahirnya Bimbingan Konseling
optimal
5. Gerakan bimbingan lahir pada tanggal 13 Januari 1908 di Amerika, dengan
didirikannya suatu vocational bureau tahun 1908 oleh Frank Parsons yang utuk
selanjutnya dikenal sebagai“Father of The Guedance Movement in American
Education”. yang menekankan pentingnya setiap individu diberikan pertolongan agar
mereka dapat mengenal atau memahami berbagai perbuatan dan kelemahan yang ada
pada dirinya dengan tujuan agar dapat dipergunakan secara intelijensi dengan
memilih pekerjaan yang terbaik yang tepat bagi dirinya.(wieke octora olivia,2012).
Disinilah pertama kalinya istilah Bimbingan (Vocational Guidance) dikenal,
tepatnya pada akhir abad ke-19 hingga awal abad ke-20 di Boston. Dengan
didirikannya biro yang bergerak di bidang profesi dan ketenaga kerjaan. Dengan
tujuan membantu para pemuda dalam memilih karir yang ia bidangi dan melatih para
guru untuk memberikan layanan bimbingan di sekolah.
Pada masa yang hampir bersamaan, seorang konselor di Detroit Jasse B.
Davis mulai memberikan layanan Konseling Pendidikan dan pekerjaan di SMA
(1898).
Dan
pada
tahun
1907
ia
mencoba
memasukkan
program
Bimbingan (Guidance) ke dalam pengalaman pendidikan para siswa Central High
School di Detroit.
Eli Weaver pada tahun 1905 mendirikan sebuah komite yang diketuainya
sendiri yaituStudents Aid Committee Of The High School di New york. Dalam
pengembangan komitenya, Weaver sampai pada kesimpulan bahwa siswa butuh saran
dan konsultasi sebelum mereka masuk dunia kerja. Pada tahun 1920-an, para konselor
sekolah di Boston dan New York diharapkan dapat membantu para siswa dalam
memilih sekolah dan pekerjaan. Selama tahun 1920-an itu pula, sertifikasi konselor
sekolah mulai diterapkan pada kedua kota tersebut.(Bimo Walgito,2010:15)
Jika dilihat dari perkembangannya, Bimbingan Konseling mula-mulanya hanya
dikenal sebatas pada bimbingan pekerjaan (Vocational Guidance), sebagaimana peran
dari Biro yang didirikan Frank Parson di Boston. Namun sebenarnya tidak hanya itu,di
sisi
lain
perkembangan
Bimbingan
Konseling
pun
merambah
kebidang
pendidikan (Education Guidance) yang dirintis oleh Jasse B. Davis. dan sekarang
dikenal pula adanya bimbingan dalam segi kepribadian(Personal Guidance).
Pada dasarnya, Bimbingan Konseling tidak hanya berkmbang pada bidangbidang tersebut, namun berkembang pula pada bidang-bidang lain yang meliputi
pegertian dan pratek bimbingan dan Konseling, seperti bimbingan dalam bidang
social, kewarganegaraan, keagamaan, dan lain-lain.
b.
Faktor-faktor yang melatar belakangi berkembangnya Bimbingan Konseling
6. Upaya layanan bimbingan dan konseling secara profesional lahir di Amerika
serikat dan berkembang pesat abad ke-20. Banyak faktor yang mendorong pesatnya
perkembangan disiplin ilmu ini, hingga mampu menerobos institusi-institusi
pendidikan khususnya sekolah. Sedikitnya, terdapat enam faktor yang mempelopori
perkembangan bimbingan dan konseling tersebut, di antaranya yaitu:
1. Perhatian pemerintah terhadap penduduk imigran yang datang ke Amerika
Serikat dari kawasan Eropa, mereka membutuhkan pekerjaan yang layak, dari
situlah kemudian mendapat layanan dari biro-biro vokasional pemerintah, yang
melalui penyuluhan-penyuluhan untuk mengarahkan bakat dan minat mereka
agar pekerjaan yang di dapat sesuai dengan potensi mereka.
2. Pandangan Kristen yang beranggapan bahwa dunia adalah tempat pertempuran
antara kekuatan baik dan buruk, atas dasar ini maka berbagai lembaga
pendidikan di wajibkan mengajarkan moral kebaikan agar anak didiknya kelak
menjadi pemenang dalam melawan kejahatan atau keburukan tersebut.
3. Pengaruh
dari
disiplin ilmu kesehatan
mental
yang pada awalnya
memperjuangkan perlakuan manusiawi kepada orang-orang yang terkena
gangguan jiwa dan sedang di tampung di rumah sakit. Kemudian disiplin ilmu
ini melakukan gerakan antisipasi terhadap gangguan mental kepada
masyarakat. Sebab mereka berangggapan bahwa gangguan mental dapat di
cegah jika mampu dideteksi sejak dini.
4. Dampak dari gerakan testing psikologis yang semakin mengembangkan
sayapnya dalam membuat instrumen-instrumen berupa tes-tes kepribadian
untuk menyeleksi karyawan di berbagai perusahaan.
5. Subsidi dari pemerintah terhadap federal yang memungkinkan lembagalembaga pendidikan untuk mengangkat beberapa konselor untuk menangani
bimbingan karier, pendidikan karier, penanggulangan kenakalan remaja,
antisipasi terhadap penggunaan obat bius, dan lain-lain
6. Pengaruh dari penyakit terapi nondirektif (client cetered therapy), yang
dikembangkan oleh Carl Rogers, dengan menggantikan pendekatan otoriter
serta
paternalistic
dengan
pendekatan
pada
kliennya.(Jareperpus,2011).
D. Perkembangan Bimbingan Konseling Di Indonesia
a.
Sejarah Lahirnya Bimbingan Konseling di Indonesia
potensi
personal
7. Di Indonesia sendiri, praktek Bimbingan Konseling sebenarnya sudah lama
diperankan, seperti berdirinya organisasi pemuda Budi Utomo pada tahun 1908,
himgga pada periode selanjutnya berdirilah pergurua Taman Siswa pada tahun 1922
yang diprakarsai oleh Ki Hajar Dewantara yang menanamkan nilai-nilai Nasionalisme
di kalangan para siswanya.
Prinsip didaktik yang dipegang oleh Perguruan Nasional Taman Siswa ini
antara lain: kemerdekaan belajar, bekerja dan menggunakan pendekatan konvergensi.
Dari pola pendidikan Taman Siswa tersebut telah nampak perhatian dan penghargaan
terhadap potensi seseorang dan kemerdekaan untuk mengembangkan potensi. Hal ini
merupakan benih dari gerakan bimbingan konseling. .(wieke octora olivia,2012).
Dengan diproklamasikannya kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus
1945 dan didiriknnya beberapa kementrian pada waktu itu (ada Kantor Penempatan
Kerja) yang salah satu kegiatannya dilakukan di Kantor Penempatan Tenaga Kerja
yang maksudnya untuk menempatkan orang-orang agar dapat bekerja sesuai dengan
kemampuannya dan ini menyerupai Vocational Bureau yang didirikan oleh Frank
Parsons di Boston. Sekarang ini kantor Penempatan Tenaga Kerja ini tumbuh menjadi
Departemen Tenaga Kerja.
Dalam perkembangannya, bimbingan dan konseling di Indonesia memiliki alur
yang sama seperti halnya perkembangannya di Amerika, yaitu bermula dari
bimbingan
pekerjaan(Vocational
Guidance) lalu
merambah
kepada
bimbingan pendidikan (Education Guidance).
b.
Perkembangan Bimbingan Konseling dalam system Pendidikan di Indonesia
Di Indonesia, Pelayanan Konseling dalam system pendidikan Indonesia
mengalami beberapa perubahan nama. Pada kurikulum 1984 semula disebut
Bimbingan dan Penyuluhan (BP), kemudian pada Kurikulum 1994 berganti nama
menjadi Bimbingan dan Konseling (BK) sampai dengan sekarang.(Sarjanaku 2011).
Dengan diadakannya konferensi FKIP seluruh Indonesia yang berlangsung di
Malang sejak tanggal 20-24 Agustus 1960, telah diputuskan bahwa Bimbingan dan
Konseling dimasukkan dalam kurikulum FKIP. Hal tersebut menunjukkan adanya
langkah yang lebih maju, yaitu Bimbingan dan Konseling sebagai suatu ilmu dikupas
secara ilmiah. Dengan adanya instruksi dari pihak pemerintah ( Departemen
Pendidikan Dan Kebudayaan) untuk melaksakan Bimbingan dan Konseling di
sekolah-sekolah, telah membuat bimbingan dan konseling semakin maju di
lingkungan sekolah.(Bimo Walgito,2010:17).
8. Beberpapa tahun setelah itu, didirikanlah SMA gaya baru pada tahun 1962.
Pada jenjeng ini para siswa mulai diarahkan secara mandiri dengan bimbingan para
guru untuk menentukan kejuruan sesuai da bidang yang ia minati dan ia bidangi.
Dimulai dari sini Bimbingan Konseling membantu penjurusan di SMA atas beberapa
bidang jurusan dengan ketegasan sebagai berikut:
1.
Di kelas I itu para pelajar diberi kesempatan untuk lebih mengenal bakat dan
minatnya dengan jalan menjelajahi segala jenis mata pelajaran di sekolah dengan
bantuan pembimbing, para guru dan orang tuanya.
2.
Di kelas II para siswa disalurkan ke kelompok khusus; budaya, pasti,
pengetahuan alam.
3.
Untuk menunjuk hal-hal tersebut di atas pengisian kartu pribadi siswa harus
dilakukan dengan seteliti-telitinya. Sejak saat itu guru-guru ditatar menjadi
pembimbing yang baik.(Catatan BK Kita,2012).
Setelah dirintis dalam dekade 60-an, bimbingan dicoba penataannya dalam dekade
70-an. Proyek Perintis Sekolah Pembangunan (PPSP) membawa harapan baru pada
pelaksanaan bimbingan di sekolah karena staf bimbingan memegang peranan penting
dalam sistem sekolah pembangunan. Secara formal bimbingan dan konseling
diprogramkan di sekolah sejak diberlakukannya kurikulum 1975 yang menyatakan
bahwa bimbingan dan penyuluhan merupakan bagian integral dalam pendidikan di
sekolah. Pada tahun 1975 berdiri ikatan Petugas Bimbingan Indonesia (IPBI) di
Malang. IPBI ini memberikan pengaruh terhadap perluasan program bimbingan di
sekolah.
Setelah melalui penataan, dalam dekade 80-an, bimbingan diupayakan agar
lebih mantap. Pemantapan terutama diusahakan untuk mewujudkan layanan
bimbingan yang profesional. Beberapa upaya dalam pendidikan yang dilakukan dalam
dekade ini adalah penyempurnaan kurikulum dari Kurikulum 1975 ke Kurikulum
1984. Dalam kurikulum 1984, telah dimasukkan bimbingan karier di dalmnya. Usaha
memantapkan bimbingan terus dilanjutkan dengan diberlakukannya UU No. 2/1989
tentang Sistem Pendidikan Nasional. Dalam Pasal 1 Ayat 1 disebutkan bahwa
pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan
bimbingan, pengajaran, dan/atau latihan bagi peranannya pada masa yang akan
datang.
Penataan bimbingan terus dilanjutkan dengan dikeluarkannya SK Menpan No.
84/1993 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya. Dalam Pasal 3
disebutkan tugas pokok guru adalah menyusun program bimbingan, melaksanakan
9. program bimbingan, evaluasi pelaksanaan bimbingan, analisis hasil pelaksanaan
bimbingan, dan tindak lanjut dalam program bimbingan terhadap peserta didik yang
menjadi tanggung jawabnya.
Selanjutnya, pada tahun 2001 terjadi perubahan nama organisasi Ikatan Petugas
Bimbingan Indonesia (IPBI) menjadi Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia
(ABKIN). Pemunculan nama ini dilandasi terutama oleh pemikiran bahwa bimbingan
dan konseling harus tampil sebagai profesi yang mendapat pengakuan dan
kepercayaan publik.(jareperpus,2011)
SEJARAH PERKEMBANGAN BIMBINGAN
KONSELING
DISUSUN OLEH :
EKINURMALA SARI SUDJANA PUTRI