SlideShare a Scribd company logo
1 of 6
Bab I

                                        Latar Belakang

       Sekolah 28 november adalah sekolah menengah atas, pada awalnya sekolah ini hanya
sebuah gedung yang sudah ada sejak tahun 1992, sekolah ini di mulai dari tahun 2000-2003
dengan kepala sekolahnya adalah João Do Santos, yaitu pada tempat sekolah dasar (SD cina),
dan setelah itu karena tempat tersebut adalah tempat Sekolah Dasar, ditempatkan kembali pada
Has laran. Setelah itu Jaime Soares yang telah mengganti João Do Santos sebagai kepala
sekolah pada tahun 2003-2005. Manuel Fereira pada 2005 hingga sekarang adalah Kepala
sekolah menenhah atas (SMA 28 november). Pada tahun ini terdapat 1500 murid, 57 Guru
permanen, 7 Guru voluntary, Administrasi (2 orang), Kemanan(3 orang).

       sekolah yang dengan misinya yaitu: usahakan sekolah untuk menjadi yang lebih baik, di
atas sekolah regional 2 dan memberi yang terbaik dari pada sekolah yang lain, untuk melengkapi
pelajar pada internasional dan visinya adalah para guru (SMA 28 november) dengan senang hati,
modernisasikan diri pada pembangunan teknologi sekarang untuk mentransfer kualitas yang baik
pada para pelajar. Dan Moto dari sekolah tersebut adalah “Selalu setia untuk melakukan
semuanya dengan posetif”.

       Tujuan pendidikan menengah acap kali dibiaskan oleh pandangan umum demi mutu
keberhasilan akademis seperti persentase lulusan, tingginya nilai Ujian Nasional, atau persentase
kelanjutan ke perguruan tinggi negeri. Kenyataan ini sulit dipungkiri, karena secara sekilas
tujuan kurikulum menekankan penyiapan peserta didik ( sekolah menengah umum / SMU )
untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi atau penyiapan peserta didik agar sanggup
memasuki dunia kerja.


       Penyiapan peserta didik demi melanjutkan ke pendidikan yang lebih tinggi akan melulu
memperhatikan sisi materi pelajaran, agar para lulusannya dapat lolos tes masuk perguruan
tinggi. Akibatnya, proses pendidikan di jenjang sekolah menengah akan kehilangan bobot dalam
proses pembentukan pribadi. Betapa pembentukan pribadi, pendampingan pribadi, pengasahan
nilai - nilai kehidupan ( values ) dan pemeliharaan kepribadian siswa ( cura personalis)
terabaikan. Situasi demikian diperparah oleh kerancuan peran di setiap sekolah. Peran konselor
dengan lembaga bimbingan konseling ( BK ) direduksi sekadar sebagai polisi sekolah.


       Bimbingan konseling yang sebenarnya paling potensial menggarap pemeliharaan pribadi-
pribadi, ditempatkan dalam konteks tindakan-tindakan yang menyangkut disipliner siswa.
Memanggil, memarahi, menghukum adalah proses klasik yang menjadi label BK di banyak
sekolah. Dengan kata lain, BK diposisikan sebagai “musuh” bagi siswa bermasalah atau nakal.




                                                Bab II
                        DASAR TEORI BIMBINGAN DAN KONSELING


   A. Pengertian Bimbingan
              Bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada individu dari seorang yang
       ahli, namun tidak sesederhana itu untuk memahami pengertian dari bimbingan.
       Pengertian tetang bimbingan formal telah diusahakan orang setidaknya sejak awal abad
       ke-20, yang diprakarsai oleh Frank Parson pada tahun 1908. Sejak itu muncul rumusan
       tetang bimbingan sesuai dengan perkembangan pelayanan bimbingan, sebagai suatu
       pekerjaan yang khas yang ditekuni oleh para peminat dan ahlinya. Pengertian bimbingan
       yang dikemukakan oleh para ahli memberikan pengertian yang saling melengkapi satu
       sama lain.
              Maka untuk memahami pengertian dari bimbingan perlu mempertimbangkan
       beberapa pengertian yang dikemukakan oleh para ahli sebagai berikut :
       “Bimbingan sebagai bantuan yang diberikan kepada individu untuk dapat
       memilih,mempersiapkan diri dan memangku suatu jabatan dan mendapat kemajuan
       dalam jabatan yang dipilihnya” (Frank Parson ,1951).


   B. Pengertian Konseling
              Konseling adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh seorang ahli
       (disebut konselor) kepada individu yang mengalami sesuatu masalah (disebut konsele)
       yang bermuara pada teratasinya masalah yang dihadapi klien. Istilah ini pertama kali
digunakan oleh Frank Parsons di tahun 1908 saat ia melakukan konseling karir.
   Selanjutnya juga diadopsi oleh Carl Rogers yang kemudian mengembangkan pendekatan
   tetapi yang berpusat pada klien (client centered). Sedangkan konseling menurut Prayitno
   dan Erman Amtidalam buku Dasar-Dasar Bimbingan Konseling (2004:105) adalah
   proses pemberian bantuan yang dilakukan melalui wawancara konseling oleh seorang
   ahli (disebut konselor) kepada individu yang sedang mengalami sesuatu masalah (disebut
   klien) yang bermuara pada teratasinya masalah yang dihadapi klien. Sejalan dengan itu,
   Winkel mendefinisikan konseling sebagai serangkaian kegiatan paling pokok dari
   bimbingan dalam usaha membantu konseli/klien secara tatap muka dengan tujuan agar
   klien dapat mengambil tanggung jawab sendiri terhadap berbagai persoalan atau masalah
   khusus.
   Berdasarkan pengertian konseling di atas dapat dipahami bahwa konseling adalah usaha
   membantu konseli/klien secara tatap muka dengan tujuan agar klien dapat mengambil
   tanggung jawab sendiri terhadap berbagai persoalan atau masalah khusus. Dengan kata
   lain, teratasinya masalah yang dihadapi oleh konseli/klien.


C. Pengertian Bimbingan Konseling
          Pengertian bimbingan konseling adalah Pelayanan bantuan untuk peserta didik
   baik individu/kelompok agar mandiri dan berkembang secara optimal dalam hubungan
   pribadi, sosial, belajar, karir; melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung atas
   dasar norma-norma yang berlaku. Dengan demikian, setiap bimbingan itu pasti konseling
   dan setiap konseling belum tentu bimbingan.
          Bimbingan dan konseling yang berkembang pada saat ini adalah bimbingan dan
   konseling perkembangan. Visi bimbingan dan konseling adalah edukatif,
   perkembangan, dan outreach. Edukatif, karena titik berat kepdulian bimbingan dan
   konseling terletak pada pencegahan dan pengembangan, bukan pada korekif atau
   terapeutik , walaupun hal itu tetap ada dalam kepedulian bimbingan dan konseling
   perkembangan. Pengembangan, karena titik sentral tujuan bimbingan dan konseling
   terletak pada perkembangan optimal dan strategi upaya upaya pokoknya memberikan
   kemudahan bagi perkembangan bagi individu melalui perekayasaan lingkungan
   perkembangan. Outreach, kerena target populasi layanan bimbingan dan konseling tidak
   terbatas kepada individu bermasalah dan dilakukan secara individual tetapi meliputi
   ragam dimensi (masalah, target intervensi, setting, metode, lama waktu layanan) dalam
rentang yang cukup lebar. Teknik yang digunakan dalam bimbingan dan konseling
       perkembangan adalah pembelajaran, pertukaran informasi, bermain peran, tutorial, dan
       konseling (Muro and Kotman, 1995:5)




                                              BAB III
                                          KASUS-KASUS

       Pada sekolah menengah atas 28 november sering terjadi permasalahan tampa kesadaran
yaitu sering terjadai masalah antara palajar entah laki dengan laki maupun wanita dan wanita,
pada kejadian tersebut kita tahu bahwa pada masa remaja selalu timbul pikiran yang keras/tampa
sadar akan kejadian, dan juga sering keluar kata-kata dari mulut seseorang yang sangat
menyentuh/sangat memukul, pada itulah yang sering jadi persoalan. Ataupun masalah keluarga
kebawaan pada ruang lingkup sekolah. Pada SMA tersebut kadang terjadi juga masalah antara
guru dan murid, kadang juga guru mnggunakan kekerasan pada pelajar dan pelajar tersebut tidak
menerimanya, akan menjadi persoalan juga bagi pelajar dan pengajar/guru. Kadang juga terjadi
masalah antar SMA tersebut dengan SMA lain, sebabnya dari pelajar maupun guru, persoalan
ketika tejadi permasalahn di luar lingkungan sekolah di bawa ke dalam lingkungan sekolah.




                                           Bab IV

                       Penyelesaian kasus (bimbingan dan konseling)

       Permasalahan tersebut yang sering terjadi, dapat di selesaikan oleh pembimbing dan yang
membuat masalah tampa kaitan dengan yang tidak bermasalah atau dengan pelajar lain.

       Proses cura personalis di sekolah dapat dimulai dengan menegaskan pemilahan peran
yang saling berkomplemen. Bimbingan konseling dengan para konselornya disandingkan dengan
bagian kesiswaan. Wakil kepala sekolah bagian kesiswaan dihadirkan untuk mengambil peran
disipliner dan hal-hal yang berkait dengan ketertiban serta penegakan tata tertib. Siswa
mbolosan, berkelahi, pakaian tidak tertib, bukan lagi konselor yang menegur dan memberi
sanksi. Reward dan punishment, pujian dan hukuman adalah dua hal yang mesti ada bersama-
sama. Pemilahan peran demikian memungkinkan BK optimal dalam banyak hal yang bersifat
reward atau peneguhan. Jika tidak demikian, BK lebih mudah terjebak dalam tindakan hukum-
menghukum.
       Mendesak untuk diwujudkan, prinsip keseimbangan dalam pendampingan orang-orang
muda yang masih dalam tahap pencarian diri. Orang-orang muda di sekolah menengah lazimnya
dihadapkan pada celaan, cacian, cercaan, dan segala sumpah-serapah kemarahan jika membuat
kekeliruan. Namun, jika melakukan hal-hal yang positif atau kebaikan, kering pujian, sanjungan
atau peneguhan. Betapa ketimpangan ini membentuk pribadi-pribadi yang memiliki gambaran
diri negatif belaka. Jika seluruh komponen kependidikan di sekolah bertindak sebagai yang
menghakimi dan memberikan vonis serta hukuman, maka semakin lengkaplah pembentukan
pribadi-pribadi yang tidak seimbang. BK dapat diposisikan secara tegas untuk mewujudkan
prinsip keseimbangan. Lembaga ini menjadi tempat yang aman bagi setiap siswa untuk datang
membuka diri tanpa waswas akan privacy-nya. Di sana menjadi tempat setiap persoalan
diadukan, setiap problem dibantu untuk diuraikan, sekaligus setiap kebanggaan diri diteguhkan.
Bahkan orangtua siswa dapat mengambil manfaat dari pelayanan bimbingan di sekolah, sejauh
mereka dapat ditolong untuk lebih mengerti akan anak mereka.
       Tantangan pertama untuk memulai suatu proses pendampingan pribadi yang ideal justru
datang dari faktor -f aktor instrinsik sekolah sendiri. Kepala sekolah kurang tahu apa yang harus
mereka perbuat dengan konselor atau guru - guru BK. Ada kekhawatiran bahwa konselor akan
memakan “gaji buta”. Akibatnya, konselor mesti disampiri tugas-tugas mengajar keterampilan,
sejarah, jaga kantin, mengurus perpustakaan, atau jika tidak demikian hitungan honor atau
penggajiannya terus dipersoalkan jumlahnya. Sesama staf pengajar pun mengirikannya dengan
tugas-tugas konselor yang dianggapnya penganggur terselubung. Padahal, betapa pendampingan
pribadi menuntut proses administratif dalam penanganannya.


       BK yang baru dilirik sebelah mata dalam proses pendidikan tampak dari ruangan yang
disediakan. Bisa dihitung dengan jari, berapa jumlah sekolah yang mampu (baca: mau!)
menyediakan ruang konseling memadai. Tidak jarang dijumpai, ruang BK sekadar bagian dari
perpustakaan (yang disekat tirai), atau layaknya ruang sempit di pojok dekat gudang dan toilet.
Betapa mendesak untuk dikedepankan peran BK dengan mencoba menempatkan kembali pada
posisi dan perannya yang hakiki. Menaruh harapan yang lebih besar pada BK dalam
pendampingan pribadi, sekarang ini begitu mendesak, jika mengingat kurikulum dan segala
orientasinya tetap saja menjunjung supremasi otak. Untuk memulai mewujudkan semua itu,
butuh perubahan paradigma para kepala sekolah menengah dan semua pihak yang terlibat
didalam proses kependidikan.




                                           Bab V
                                        PENUTUP

   A. Kesimpulan
              Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa bimbingan dan konseling
       ditujukan untuk membimbing dan mengarahkan individu melalui usahanya sendiri untuk
       menentukan dan mengembangkan kemampuannya agar memperoleh kebahagiaan pribadi
       serta bertujuan agar individu dapat mengembangkan dirinya secara optimal/sesuai dengan
       potensi yang dimilikinya.


   B. Saran
       Suatu kemampuan dapat berkembang secara optimal apabila mendapat bimbingan dan
       konseling yang terarah.

More Related Content

What's hot

Pengertian bimbingan-dan-konseling
Pengertian bimbingan-dan-konselingPengertian bimbingan-dan-konseling
Pengertian bimbingan-dan-konselingSholehah Hadi Isyrin
 
Bimbingan dan konseling
Bimbingan dan konselingBimbingan dan konseling
Bimbingan dan konselingdirta07
 
Bk t01 yunita sari_1202783_pentingnya mempelajari bimbingan dan konseling
Bk t01 yunita sari_1202783_pentingnya mempelajari bimbingan dan konselingBk t01 yunita sari_1202783_pentingnya mempelajari bimbingan dan konseling
Bk t01 yunita sari_1202783_pentingnya mempelajari bimbingan dan konselingYunita Sari
 
Bimbingan dan konseling
Bimbingan dan konselingBimbingan dan konseling
Bimbingan dan konselingDede Kurnia
 
Bimbingan dan Konseling BK
Bimbingan dan Konseling BKBimbingan dan Konseling BK
Bimbingan dan Konseling BKAna Onana
 
Nota ringkas bimbingan dan kaunseling
Nota ringkas bimbingan dan kaunselingNota ringkas bimbingan dan kaunseling
Nota ringkas bimbingan dan kaunselingHazel Bug
 
Pengertian, Tujuan dan fungsi bimbingan konseling di sekolah
Pengertian, Tujuan dan fungsi bimbingan konseling di sekolahPengertian, Tujuan dan fungsi bimbingan konseling di sekolah
Pengertian, Tujuan dan fungsi bimbingan konseling di sekolahNurul Khotimah
 
TUJUAN DAN KAITANYA DENGAN ASPEK KONSELING AGAMA
TUJUAN DAN KAITANYA DENGAN ASPEK KONSELING AGAMATUJUAN DAN KAITANYA DENGAN ASPEK KONSELING AGAMA
TUJUAN DAN KAITANYA DENGAN ASPEK KONSELING AGAMArina_nurjanah96
 
Tugas makalah bimbingan dan konseling
Tugas makalah bimbingan dan konselingTugas makalah bimbingan dan konseling
Tugas makalah bimbingan dan konselingMara Sutan Siregar
 
Guru sebagai-pembimbing
Guru sebagai-pembimbingGuru sebagai-pembimbing
Guru sebagai-pembimbingsreedewi
 
psikologi konseling
psikologi konselingpsikologi konseling
psikologi konselingBoyolali
 
Pengajaran teman sebaya sebagai sumber belajar
Pengajaran teman sebaya sebagai sumber belajarPengajaran teman sebaya sebagai sumber belajar
Pengajaran teman sebaya sebagai sumber belajar33335
 
Bimbingan dan Konseling
Bimbingan dan KonselingBimbingan dan Konseling
Bimbingan dan Konselinghusnulks
 
Jenis-jenis masalah siswa di sekolah menengah
Jenis-jenis masalah siswa di sekolah menengahJenis-jenis masalah siswa di sekolah menengah
Jenis-jenis masalah siswa di sekolah menengahMawar Defi Anggraini
 
Bimbingan konseling
Bimbingan konselingBimbingan konseling
Bimbingan konselingisman12345
 
Model dan pola layanan
Model dan pola layananModel dan pola layanan
Model dan pola layananUnnes
 
8 bimbingan dalam pendidikan(1)
8 bimbingan dalam pendidikan(1)8 bimbingan dalam pendidikan(1)
8 bimbingan dalam pendidikan(1)Herney Aqilah Kay
 

What's hot (20)

Sejarah perkembangan bimbingan konseling
Sejarah perkembangan bimbingan konselingSejarah perkembangan bimbingan konseling
Sejarah perkembangan bimbingan konseling
 
Pengertian bimbingan-dan-konseling
Pengertian bimbingan-dan-konselingPengertian bimbingan-dan-konseling
Pengertian bimbingan-dan-konseling
 
Bimbingan dan konseling
Bimbingan dan konselingBimbingan dan konseling
Bimbingan dan konseling
 
Bk t01 yunita sari_1202783_pentingnya mempelajari bimbingan dan konseling
Bk t01 yunita sari_1202783_pentingnya mempelajari bimbingan dan konselingBk t01 yunita sari_1202783_pentingnya mempelajari bimbingan dan konseling
Bk t01 yunita sari_1202783_pentingnya mempelajari bimbingan dan konseling
 
Makalah bk sosial
Makalah bk sosialMakalah bk sosial
Makalah bk sosial
 
Bimbingan dan konseling
Bimbingan dan konselingBimbingan dan konseling
Bimbingan dan konseling
 
Bimbingan dan Konseling BK
Bimbingan dan Konseling BKBimbingan dan Konseling BK
Bimbingan dan Konseling BK
 
Nota ringkas bimbingan dan kaunseling
Nota ringkas bimbingan dan kaunselingNota ringkas bimbingan dan kaunseling
Nota ringkas bimbingan dan kaunseling
 
Pengertian, Tujuan dan fungsi bimbingan konseling di sekolah
Pengertian, Tujuan dan fungsi bimbingan konseling di sekolahPengertian, Tujuan dan fungsi bimbingan konseling di sekolah
Pengertian, Tujuan dan fungsi bimbingan konseling di sekolah
 
TUJUAN DAN KAITANYA DENGAN ASPEK KONSELING AGAMA
TUJUAN DAN KAITANYA DENGAN ASPEK KONSELING AGAMATUJUAN DAN KAITANYA DENGAN ASPEK KONSELING AGAMA
TUJUAN DAN KAITANYA DENGAN ASPEK KONSELING AGAMA
 
Tugas makalah bimbingan dan konseling
Tugas makalah bimbingan dan konselingTugas makalah bimbingan dan konseling
Tugas makalah bimbingan dan konseling
 
Guru sebagai-pembimbing
Guru sebagai-pembimbingGuru sebagai-pembimbing
Guru sebagai-pembimbing
 
psikologi konseling
psikologi konselingpsikologi konseling
psikologi konseling
 
Pengajaran teman sebaya sebagai sumber belajar
Pengajaran teman sebaya sebagai sumber belajarPengajaran teman sebaya sebagai sumber belajar
Pengajaran teman sebaya sebagai sumber belajar
 
Bimbingan dan Konseling
Bimbingan dan KonselingBimbingan dan Konseling
Bimbingan dan Konseling
 
Jenis-jenis masalah siswa di sekolah menengah
Jenis-jenis masalah siswa di sekolah menengahJenis-jenis masalah siswa di sekolah menengah
Jenis-jenis masalah siswa di sekolah menengah
 
Bimbingan konseling
Bimbingan konselingBimbingan konseling
Bimbingan konseling
 
Model dan pola layanan
Model dan pola layananModel dan pola layanan
Model dan pola layanan
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
8 bimbingan dalam pendidikan(1)
8 bimbingan dalam pendidikan(1)8 bimbingan dalam pendidikan(1)
8 bimbingan dalam pendidikan(1)
 

Similar to OPTIMALKAN PERSONALISASI PRIBADI

Latar belakang perlunya bk syatria adymas pranajaya
Latar belakang perlunya bk   syatria adymas pranajayaLatar belakang perlunya bk   syatria adymas pranajaya
Latar belakang perlunya bk syatria adymas pranajayaAdymaz
 
Kemahiran asas kaunseling
Kemahiran asas kaunselingKemahiran asas kaunseling
Kemahiran asas kaunselingrosdimahiza
 
Bimbingan dan konseling
Bimbingan dan konselingBimbingan dan konseling
Bimbingan dan konselingandikaayu
 
Problematika yang terjadi di dalam praktek BK
Problematika yang terjadi di dalam praktek BKProblematika yang terjadi di dalam praktek BK
Problematika yang terjadi di dalam praktek BKLateph 'unieq
 
BIMBINGAN KOSELING DI SEKOLAH DASAR
BIMBINGAN KOSELING DI SEKOLAH DASARBIMBINGAN KOSELING DI SEKOLAH DASAR
BIMBINGAN KOSELING DI SEKOLAH DASARRamdhan Urpalr
 
pembelajaan berbasis bimbingan
pembelajaan berbasis bimbinganpembelajaan berbasis bimbingan
pembelajaan berbasis bimbinganBijak3
 
Profesi keguruan (presentasi final)
Profesi keguruan (presentasi final)Profesi keguruan (presentasi final)
Profesi keguruan (presentasi final)Nurul Cahaya Hatimu
 
Kelompok 4 Bimbingan Konseling
Kelompok 4 Bimbingan KonselingKelompok 4 Bimbingan Konseling
Kelompok 4 Bimbingan Konselingkelompok4
 
Pentingnya Bimbingan Konseling Untuk Anak Sekolah Dasar
Pentingnya Bimbingan Konseling Untuk Anak Sekolah DasarPentingnya Bimbingan Konseling Untuk Anak Sekolah Dasar
Pentingnya Bimbingan Konseling Untuk Anak Sekolah DasarIntan Irawati
 

Similar to OPTIMALKAN PERSONALISASI PRIBADI (20)

Latar belakang perlunya bk syatria adymas pranajaya
Latar belakang perlunya bk   syatria adymas pranajayaLatar belakang perlunya bk   syatria adymas pranajaya
Latar belakang perlunya bk syatria adymas pranajaya
 
Profesi kependidikan
Profesi kependidikanProfesi kependidikan
Profesi kependidikan
 
Sejarah perkembangan bimbingan konseling
Sejarah perkembangan bimbingan konselingSejarah perkembangan bimbingan konseling
Sejarah perkembangan bimbingan konseling
 
Bimbingan Konseling
Bimbingan KonselingBimbingan Konseling
Bimbingan Konseling
 
Kemahiran asas kaunseling
Kemahiran asas kaunselingKemahiran asas kaunseling
Kemahiran asas kaunseling
 
Bimbingan dan konseling
Bimbingan dan konselingBimbingan dan konseling
Bimbingan dan konseling
 
Modul bk
Modul bkModul bk
Modul bk
 
Modul bk
Modul bkModul bk
Modul bk
 
Bimbingan Konseling.pptx
Bimbingan Konseling.pptxBimbingan Konseling.pptx
Bimbingan Konseling.pptx
 
Problematika yang terjadi di dalam praktek BK
Problematika yang terjadi di dalam praktek BKProblematika yang terjadi di dalam praktek BK
Problematika yang terjadi di dalam praktek BK
 
BIMBINGAN KOSELING DI SEKOLAH DASAR
BIMBINGAN KOSELING DI SEKOLAH DASARBIMBINGAN KOSELING DI SEKOLAH DASAR
BIMBINGAN KOSELING DI SEKOLAH DASAR
 
Bimbingan & konseling
Bimbingan & konselingBimbingan & konseling
Bimbingan & konseling
 
pembelajaan berbasis bimbingan
pembelajaan berbasis bimbinganpembelajaan berbasis bimbingan
pembelajaan berbasis bimbingan
 
Kaunselor bukan guru disiplin
Kaunselor bukan guru disiplinKaunselor bukan guru disiplin
Kaunselor bukan guru disiplin
 
Profesi keguruan (presentasi final)
Profesi keguruan (presentasi final)Profesi keguruan (presentasi final)
Profesi keguruan (presentasi final)
 
Kelompok 4 Bimbingan Konseling
Kelompok 4 Bimbingan KonselingKelompok 4 Bimbingan Konseling
Kelompok 4 Bimbingan Konseling
 
tujuan fungsi bki.pptx
tujuan fungsi bki.pptxtujuan fungsi bki.pptx
tujuan fungsi bki.pptx
 
Hakikat BK
Hakikat BKHakikat BK
Hakikat BK
 
Pentingnya Bimbingan Konseling Untuk Anak Sekolah Dasar
Pentingnya Bimbingan Konseling Untuk Anak Sekolah DasarPentingnya Bimbingan Konseling Untuk Anak Sekolah Dasar
Pentingnya Bimbingan Konseling Untuk Anak Sekolah Dasar
 
Analisis miskonsepsi bk
Analisis miskonsepsi bkAnalisis miskonsepsi bk
Analisis miskonsepsi bk
 

OPTIMALKAN PERSONALISASI PRIBADI

  • 1. Bab I Latar Belakang Sekolah 28 november adalah sekolah menengah atas, pada awalnya sekolah ini hanya sebuah gedung yang sudah ada sejak tahun 1992, sekolah ini di mulai dari tahun 2000-2003 dengan kepala sekolahnya adalah João Do Santos, yaitu pada tempat sekolah dasar (SD cina), dan setelah itu karena tempat tersebut adalah tempat Sekolah Dasar, ditempatkan kembali pada Has laran. Setelah itu Jaime Soares yang telah mengganti João Do Santos sebagai kepala sekolah pada tahun 2003-2005. Manuel Fereira pada 2005 hingga sekarang adalah Kepala sekolah menenhah atas (SMA 28 november). Pada tahun ini terdapat 1500 murid, 57 Guru permanen, 7 Guru voluntary, Administrasi (2 orang), Kemanan(3 orang). sekolah yang dengan misinya yaitu: usahakan sekolah untuk menjadi yang lebih baik, di atas sekolah regional 2 dan memberi yang terbaik dari pada sekolah yang lain, untuk melengkapi pelajar pada internasional dan visinya adalah para guru (SMA 28 november) dengan senang hati, modernisasikan diri pada pembangunan teknologi sekarang untuk mentransfer kualitas yang baik pada para pelajar. Dan Moto dari sekolah tersebut adalah “Selalu setia untuk melakukan semuanya dengan posetif”. Tujuan pendidikan menengah acap kali dibiaskan oleh pandangan umum demi mutu keberhasilan akademis seperti persentase lulusan, tingginya nilai Ujian Nasional, atau persentase kelanjutan ke perguruan tinggi negeri. Kenyataan ini sulit dipungkiri, karena secara sekilas tujuan kurikulum menekankan penyiapan peserta didik ( sekolah menengah umum / SMU ) untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi atau penyiapan peserta didik agar sanggup memasuki dunia kerja. Penyiapan peserta didik demi melanjutkan ke pendidikan yang lebih tinggi akan melulu memperhatikan sisi materi pelajaran, agar para lulusannya dapat lolos tes masuk perguruan tinggi. Akibatnya, proses pendidikan di jenjang sekolah menengah akan kehilangan bobot dalam proses pembentukan pribadi. Betapa pembentukan pribadi, pendampingan pribadi, pengasahan nilai - nilai kehidupan ( values ) dan pemeliharaan kepribadian siswa ( cura personalis)
  • 2. terabaikan. Situasi demikian diperparah oleh kerancuan peran di setiap sekolah. Peran konselor dengan lembaga bimbingan konseling ( BK ) direduksi sekadar sebagai polisi sekolah. Bimbingan konseling yang sebenarnya paling potensial menggarap pemeliharaan pribadi- pribadi, ditempatkan dalam konteks tindakan-tindakan yang menyangkut disipliner siswa. Memanggil, memarahi, menghukum adalah proses klasik yang menjadi label BK di banyak sekolah. Dengan kata lain, BK diposisikan sebagai “musuh” bagi siswa bermasalah atau nakal. Bab II DASAR TEORI BIMBINGAN DAN KONSELING A. Pengertian Bimbingan Bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada individu dari seorang yang ahli, namun tidak sesederhana itu untuk memahami pengertian dari bimbingan. Pengertian tetang bimbingan formal telah diusahakan orang setidaknya sejak awal abad ke-20, yang diprakarsai oleh Frank Parson pada tahun 1908. Sejak itu muncul rumusan tetang bimbingan sesuai dengan perkembangan pelayanan bimbingan, sebagai suatu pekerjaan yang khas yang ditekuni oleh para peminat dan ahlinya. Pengertian bimbingan yang dikemukakan oleh para ahli memberikan pengertian yang saling melengkapi satu sama lain. Maka untuk memahami pengertian dari bimbingan perlu mempertimbangkan beberapa pengertian yang dikemukakan oleh para ahli sebagai berikut : “Bimbingan sebagai bantuan yang diberikan kepada individu untuk dapat memilih,mempersiapkan diri dan memangku suatu jabatan dan mendapat kemajuan dalam jabatan yang dipilihnya” (Frank Parson ,1951). B. Pengertian Konseling Konseling adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh seorang ahli (disebut konselor) kepada individu yang mengalami sesuatu masalah (disebut konsele) yang bermuara pada teratasinya masalah yang dihadapi klien. Istilah ini pertama kali
  • 3. digunakan oleh Frank Parsons di tahun 1908 saat ia melakukan konseling karir. Selanjutnya juga diadopsi oleh Carl Rogers yang kemudian mengembangkan pendekatan tetapi yang berpusat pada klien (client centered). Sedangkan konseling menurut Prayitno dan Erman Amtidalam buku Dasar-Dasar Bimbingan Konseling (2004:105) adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan melalui wawancara konseling oleh seorang ahli (disebut konselor) kepada individu yang sedang mengalami sesuatu masalah (disebut klien) yang bermuara pada teratasinya masalah yang dihadapi klien. Sejalan dengan itu, Winkel mendefinisikan konseling sebagai serangkaian kegiatan paling pokok dari bimbingan dalam usaha membantu konseli/klien secara tatap muka dengan tujuan agar klien dapat mengambil tanggung jawab sendiri terhadap berbagai persoalan atau masalah khusus. Berdasarkan pengertian konseling di atas dapat dipahami bahwa konseling adalah usaha membantu konseli/klien secara tatap muka dengan tujuan agar klien dapat mengambil tanggung jawab sendiri terhadap berbagai persoalan atau masalah khusus. Dengan kata lain, teratasinya masalah yang dihadapi oleh konseli/klien. C. Pengertian Bimbingan Konseling Pengertian bimbingan konseling adalah Pelayanan bantuan untuk peserta didik baik individu/kelompok agar mandiri dan berkembang secara optimal dalam hubungan pribadi, sosial, belajar, karir; melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung atas dasar norma-norma yang berlaku. Dengan demikian, setiap bimbingan itu pasti konseling dan setiap konseling belum tentu bimbingan. Bimbingan dan konseling yang berkembang pada saat ini adalah bimbingan dan konseling perkembangan. Visi bimbingan dan konseling adalah edukatif, perkembangan, dan outreach. Edukatif, karena titik berat kepdulian bimbingan dan konseling terletak pada pencegahan dan pengembangan, bukan pada korekif atau terapeutik , walaupun hal itu tetap ada dalam kepedulian bimbingan dan konseling perkembangan. Pengembangan, karena titik sentral tujuan bimbingan dan konseling terletak pada perkembangan optimal dan strategi upaya upaya pokoknya memberikan kemudahan bagi perkembangan bagi individu melalui perekayasaan lingkungan perkembangan. Outreach, kerena target populasi layanan bimbingan dan konseling tidak terbatas kepada individu bermasalah dan dilakukan secara individual tetapi meliputi ragam dimensi (masalah, target intervensi, setting, metode, lama waktu layanan) dalam
  • 4. rentang yang cukup lebar. Teknik yang digunakan dalam bimbingan dan konseling perkembangan adalah pembelajaran, pertukaran informasi, bermain peran, tutorial, dan konseling (Muro and Kotman, 1995:5) BAB III KASUS-KASUS Pada sekolah menengah atas 28 november sering terjadi permasalahan tampa kesadaran yaitu sering terjadai masalah antara palajar entah laki dengan laki maupun wanita dan wanita, pada kejadian tersebut kita tahu bahwa pada masa remaja selalu timbul pikiran yang keras/tampa sadar akan kejadian, dan juga sering keluar kata-kata dari mulut seseorang yang sangat menyentuh/sangat memukul, pada itulah yang sering jadi persoalan. Ataupun masalah keluarga kebawaan pada ruang lingkup sekolah. Pada SMA tersebut kadang terjadi juga masalah antara guru dan murid, kadang juga guru mnggunakan kekerasan pada pelajar dan pelajar tersebut tidak menerimanya, akan menjadi persoalan juga bagi pelajar dan pengajar/guru. Kadang juga terjadi masalah antar SMA tersebut dengan SMA lain, sebabnya dari pelajar maupun guru, persoalan ketika tejadi permasalahn di luar lingkungan sekolah di bawa ke dalam lingkungan sekolah. Bab IV Penyelesaian kasus (bimbingan dan konseling) Permasalahan tersebut yang sering terjadi, dapat di selesaikan oleh pembimbing dan yang membuat masalah tampa kaitan dengan yang tidak bermasalah atau dengan pelajar lain. Proses cura personalis di sekolah dapat dimulai dengan menegaskan pemilahan peran yang saling berkomplemen. Bimbingan konseling dengan para konselornya disandingkan dengan bagian kesiswaan. Wakil kepala sekolah bagian kesiswaan dihadirkan untuk mengambil peran disipliner dan hal-hal yang berkait dengan ketertiban serta penegakan tata tertib. Siswa
  • 5. mbolosan, berkelahi, pakaian tidak tertib, bukan lagi konselor yang menegur dan memberi sanksi. Reward dan punishment, pujian dan hukuman adalah dua hal yang mesti ada bersama- sama. Pemilahan peran demikian memungkinkan BK optimal dalam banyak hal yang bersifat reward atau peneguhan. Jika tidak demikian, BK lebih mudah terjebak dalam tindakan hukum- menghukum. Mendesak untuk diwujudkan, prinsip keseimbangan dalam pendampingan orang-orang muda yang masih dalam tahap pencarian diri. Orang-orang muda di sekolah menengah lazimnya dihadapkan pada celaan, cacian, cercaan, dan segala sumpah-serapah kemarahan jika membuat kekeliruan. Namun, jika melakukan hal-hal yang positif atau kebaikan, kering pujian, sanjungan atau peneguhan. Betapa ketimpangan ini membentuk pribadi-pribadi yang memiliki gambaran diri negatif belaka. Jika seluruh komponen kependidikan di sekolah bertindak sebagai yang menghakimi dan memberikan vonis serta hukuman, maka semakin lengkaplah pembentukan pribadi-pribadi yang tidak seimbang. BK dapat diposisikan secara tegas untuk mewujudkan prinsip keseimbangan. Lembaga ini menjadi tempat yang aman bagi setiap siswa untuk datang membuka diri tanpa waswas akan privacy-nya. Di sana menjadi tempat setiap persoalan diadukan, setiap problem dibantu untuk diuraikan, sekaligus setiap kebanggaan diri diteguhkan. Bahkan orangtua siswa dapat mengambil manfaat dari pelayanan bimbingan di sekolah, sejauh mereka dapat ditolong untuk lebih mengerti akan anak mereka. Tantangan pertama untuk memulai suatu proses pendampingan pribadi yang ideal justru datang dari faktor -f aktor instrinsik sekolah sendiri. Kepala sekolah kurang tahu apa yang harus mereka perbuat dengan konselor atau guru - guru BK. Ada kekhawatiran bahwa konselor akan memakan “gaji buta”. Akibatnya, konselor mesti disampiri tugas-tugas mengajar keterampilan, sejarah, jaga kantin, mengurus perpustakaan, atau jika tidak demikian hitungan honor atau penggajiannya terus dipersoalkan jumlahnya. Sesama staf pengajar pun mengirikannya dengan tugas-tugas konselor yang dianggapnya penganggur terselubung. Padahal, betapa pendampingan pribadi menuntut proses administratif dalam penanganannya. BK yang baru dilirik sebelah mata dalam proses pendidikan tampak dari ruangan yang disediakan. Bisa dihitung dengan jari, berapa jumlah sekolah yang mampu (baca: mau!) menyediakan ruang konseling memadai. Tidak jarang dijumpai, ruang BK sekadar bagian dari perpustakaan (yang disekat tirai), atau layaknya ruang sempit di pojok dekat gudang dan toilet.
  • 6. Betapa mendesak untuk dikedepankan peran BK dengan mencoba menempatkan kembali pada posisi dan perannya yang hakiki. Menaruh harapan yang lebih besar pada BK dalam pendampingan pribadi, sekarang ini begitu mendesak, jika mengingat kurikulum dan segala orientasinya tetap saja menjunjung supremasi otak. Untuk memulai mewujudkan semua itu, butuh perubahan paradigma para kepala sekolah menengah dan semua pihak yang terlibat didalam proses kependidikan. Bab V PENUTUP A. Kesimpulan Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa bimbingan dan konseling ditujukan untuk membimbing dan mengarahkan individu melalui usahanya sendiri untuk menentukan dan mengembangkan kemampuannya agar memperoleh kebahagiaan pribadi serta bertujuan agar individu dapat mengembangkan dirinya secara optimal/sesuai dengan potensi yang dimilikinya. B. Saran Suatu kemampuan dapat berkembang secara optimal apabila mendapat bimbingan dan konseling yang terarah.