Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Pak2.
1. MAKALAH
PENGANTAR ASUHAN KEHAMILAN, PERSALINAN, BBL
“MEMAHAMI KEBUTUHAN PADA NEONATUS, BAYI DAN
BALITA”
Untuk memenuhi salah satu tugas
Mata kuliah Pengantar Asuhan Kehamilan, Persalinan dan BBL
Dosen Pembibimbing: Maryuni , Amkeb, SKM, MKM
DISUSUN OLEH:
HILDA R HUTOMO
051611005
KEBIDANAN A’16
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Binawan. Jl. Kalibata Raya No. 25-30, Cawang,
Kramat Jati, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 13630 Indonesia, Tel (62-
21)80880882, Fax (62-21)80880883. www.binawan-ihs.ac.id
2. 1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang karena berkat rahmatNyalah penulis dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “kebutuhan dasar neonatus, bayi dan balita” tepat pada
waktunya.
Makalah ini penulis susun untuk melengkapi tugas Pendidikan DIII kebidanan, selain
itu untuk mengetahui dan memahami Kebutuhan Dasar Neonatus, bayi dan balita.
Penulis mengucapkan terima kasih pada pihak-pihak yang telah membantu
menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu setiap
pihak diharapkan dapat memberikan masukan berupa kritik dan saran yang bersifat
membangun.
Jakarta, 30 April 2017
Penulis
3. 2
Daftar Isi
Kata Pengantar ............................................................................................................... 1
Daftar Isi.......................................................................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................ 3
A. Latar Belakang...................................................................................................... 3
B. Rumusan Masalah................................................................................................. 3
C. Tujuan Penulisan................................................................................................... 3
BAB II TINJAUAN TEORI........................................................................................... 4
A. Kebutuhan Fisik .................................................................................................... 4
B. Kebutuhan Kesehatan Dasar ............................................................................... 13
C. Kebutuhan Psikososial........................................................................................ 14
BAB III PENUTUP....................................................................................................... 19
A. Kesimpulan ......................................................................................................... 18
B. Saran.................................................................................................................... 18
Daftar Pustaka............................................................................................................... 19
4. 3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap orang tua tentu berkeinginan agar anaknya dapat mencapai pertumbuhan dan
perkembangan yang terbaik sesuai dengan potensi genetik yang ada pada anak tersebut. Hal
ini dapat tercapai apabila kebutuhan dasar anak terpenuhi. Kebutuhan dasar ini mencakup
asah, asih, dan asuh. Kebutuhan dasar tersebut harus dipenuhi sejak dini, bahkan sejak bayi
berada dalam kandungan.
Kebutuhan dasar yang baik dan cukup seringkali tidak bisa dipenuhi oleh seorang
anak karena faktor eksternal maupun internal. Faktor eksternal menyangkut keadaan
ekonomi, sosial dan spiritual keluarga serta peran bidan. Sedangkan faktor internal adalah
faktor yang terdapat didalam diri anak yang secara psikologis muncul sebagai problema pada
anak.
Faktor yang paling terlihat pada lingkungan masyarakat adalah kurangnya
pengetahuan ibu mengenai kebutuhan-kebutuhan dasar yang harus dipenuhi anak pada masa
pertumbuhan dan perkembangan. Peran bidan dalam hal ini adalah memberi informasi yang
baik dan benar berkaitan dengan kebutuhan dasar yang harus dipenuhi.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah kebutuhan fisik bagi Neonatus, Bayi, dan Balita?
2. Bagaimanakah kebutuhan kesehatan dasar bagi Neonatus, Bayi, dan Balita?
3. Bagaimanakah Kebutuhan Psikososial Bagi Neonatus, Bayi dan Balita?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui kebutuhan fisik bagi neonatus, bayi, dan balita.
2. Untuk mengetahui kebutuhan kesehatan dasar bagi neonatus, bayi, dan balita.
3. Untuk mengetahui kebutuhan psikososial bagi neonatus, bayi, dan balita.
5. 4
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Kebutuhan Fisik meliputi Nutrisi, Cairan, Personal higiene
1. Pemberian minum
Masa neonatus (0-28hari)
a. Pengertian ASI adalah makanan pokok untuk bayi, berikan ASI 2-3 jam sekali
atau on demand (semau bayi). Berikan ASI dengan satu payudara samai teras
kosong setelah itu baru ganti payudara yang lain. ASI eksklusive adalah
memberiakn ASI saja sampai usia 6 bulan tanpa tambahan makanan apapun
kecuali imunisasi, vitamin. Berikan ASI sampai 2 tahun dengan tambahan
makan lunak sesuai tahapan usia bayi.
b. Pedoman menyusui ASI antara lain:
Inisiasi menyusu dini adalah bayi berusaha menyusu sendiri diatas perut ibu
segera setelah minimal 1 jam.
Tanda posisi bayi menyusu dengan baik yaitu dagu menyentuh payudara, mulut
membuka lebar, hidung mendekat terkadang menyentuh payudara, mulut
mencakup areola, lidah menopang putting dan areola bagian bawah, bibir
melengkung keluar, bayi menghisap dengan kuat namun perlahan dan kadang-
kadang berhenti sesaat.
c. Perawatan payudara selama ibu menyusui
Perhatikan posisi menyusui, oleskan ASI sebelum dan sesudah menyusui untuk
mencegah lecet. Jika mengalami bendungan payudara atau mastitis tetap
susukan ke bayi sesering mungkin serta lakukan perawatan payudara.
Masa Bayi (29 hari-1 tahun)
ASI ekslusif diberikan selama 6 bulan setelah itu baru ditambah asupan nutrisinya
dengan MPASI.
Masa Prasekolah (1-6 tahun)
1-2 tahun : ASI DAN MPASI dan cairan lainnya
3-6 tahun : Seperti cairan yang dibutuhkan remaja
- Air mineral - Sari Buah
- Susu Formula - DLL
6. 5
2. Menolong BAB pada Bayi
Masa Neonatus ( 0-28 hari)
Jumlah feses pada bayi baru lahir cukup bervariasi selama minggu pertama dan
jumlah paling banyak adalah antara hari ketiga dan keenam.
Feses dari bayi yang menyusu dengan ASI akan berbeda dengan bayi yang
menyusu dengan susu botol. Feses dari bayi ASI lebih lunak, berwarna kuning
emas,dan tidak menyebabkan iritasi pada kulit bayi.
3. Menolong BAK pada bayi
Fungsi ginjal yang mirip dengan fungsi yang dimiliki pada orang dewasa belum
terbentuk pada tahun kedua yang dimiliki oleh bayi. Biasanya sejumlah kecil urine
terdapat pada kandung kemih bayi satt lahir tapi BBL mungkin tidak nmengeluarkan
urine selama 12-24 jam. Berkemih 6-10 kali dengan warna urine warna pucat
menunujukkan masukan cairan yang cukup berkemih >8 kali pertanda ASI cukup.
Umumnya bayi cukup bulan mengeluarkan urine 15-16 ml/kg/hari. Untuk menjaga
bayi tetap bersih, hangat dan kering, maka setelah BAK harus diganti popoknya.
Sama seperti diatas, setiap kali bayi buang air kecil, maka segera bersihkan daerah
bokong bayi, agar tidak lecet dan menganggu kenyamanan bayi, akan tetapi kalau
hanya buang air kecil tidak perlu memakai sabun cukup dengan menggunakan kapas
Desinfektan Tingkat Tinggi (DTT) yaitu kapas DTT yang dicelup kedalam air DTT
( air direbus hingga mendidih) setelah itu hitung sampai 20 menit) karna jika daerah
bokong lembab dan kotor mudah mengalami lecet sehingga nantinya bayi akan
rewel, kemudian segera keringkan dengan handuk secara lembut, ibu, keluarga atau
bidan setelah menolong bayi BAB, segera cuci tangan di air mengalir dengan
memakai sabun.
4. Kebutuhan Istirahat/ tidur
Dalam 2 minggu pertama setelah lahir, bayi normalnya sering tidur. Neonatus
sampai usia 3 bulan rata-rata tidur sekitar 16 jam sehari. Pada umumnya bayi
mengenal malam hari pada usia 3 bulan. Sediakan selimut dan ruangan yang hangat
pastikan bayi tidak terlalu panas atau terlalu dingin. Jumlah total tidur bayi akan
berkurang seiring dengan bertambahnya usia bayi, pola ini dapat terlihat pada tabel
berikut :
7. 6
USIA LAMA TIDUR
1 minggu 16,5 jam
1 tahun 14 jam
2 tahun 13 jam
5 tahun 11 jam
9 tahun 10 jam
5. Menjaga kebersihan kulit
Bayi sebaiknya dimandikan sedikitnya 6 jam setelah lahir. Sebelum dimandikan
periksa bahwa suhu tubuh bayi stabil ( suhu aksila antara 36,5º C-37,5º C ), suhu
tubuh bayi masih dibawah atas normal maka selimuti tubuh bayi dengan longgar,
tutupi bagian kepala, tempatkan bersama dengan ibunya ( skin to skin ), tunda
memandikan bayi sampai suhu tubuhnya stabil dalam waktu satu jam. Tunda juga
untuk memandikan bayi jika mengalami gangguan pernapasan. Ruangan untuk
memandikan bayi harus hangat dan tidak ada tiupan angin. Mandikan bayi secara
cepat dengan air bersih dan hangat. Setelah bayi di mandikan, segera keringkan dan
selimuti kembali bayi, kemudian diberikan kepada ibunya untuk di susui dengan ASI
( JNPK-KR, 2007 ). Memandikan harian pada bayi dilakukan, harus diruangan yang
hangat, bebas dari hembusan angin langsung dan tergantung kondisi udara jangan
memandikan bayi langsung saat bayi baru bangun tidur, karena sebelum adanya
aktivitas dan pembakaran energi di khawatiran terjadi di hipotermi dan bayi masih
kedinginan.
Prinsip memandikan bayi adalah : Cepat dan hati hati, lembut, pada saat
memandikan usahakan membasahi bagian-bagian tubuh tidak langsung sekaligus:
1) Lap muka bayi dengan washlap, lembut, tidak usah memakai sabun,
kemudian lap dengan handuk, lalu basahi kepala bayi dengan air kemudian
pakaikan sampo jika rambut kotor, kemudian dibilas lalu keringkan dengan
handuk
2) Bagian tubuh : buka pembungkus bayi, pakaian dan pokok, jika bayi BAB,
bersihkan terlebih dahulu, kemudian lap tubuh bayi dengan cepat dan lembut
memakai washlap yang telah diberi air dan sabun mulai dari leher, dada,
perut, punggung, kaki dengan cepat, kemudian angkat tubuh bayi dan
celupkan ke bak mandi yang telah diisi air hangat ±37ºC.
8. 7
3) Angkat tubuh bayi lalu keringkan dengan handuk, pakaikan minyak telon
pada dada, pelon pada dada, perut dan punggung jangan pakaikan bedak, lalu
pakaikan baju, kemudian bayi dibungkus agar hangat dan dekapkan ke tubuh
ibu.
6. Menjaga keamanan bayi
Jangan sesekali meninggalkan bayi tanpa ada yang menunggu. Hindari pemberian
apapun ke mulut bayi selain ASI, karena bayi bisa tersedak. Jangan menggunakan
alat penghangat buatan di tempat tidur bayi.
7. Mendeteksi tanda-tanda bahaya pada bayi
a. Sulit bernafas
b. Hipotermi atau hipertermi
c. Kulit bayi kering, biru, pucat, atau memar
d. Hisapan melemah, rewel, muntah, mengnatuk
e. Tali pusat merah, bengkak, keluar cairan, berbau busuk, berdarah
f. Tanda-tanda infeksi: suhu meningkat, merah, bengkak, bau busuk, keluar cairan,
sulit bernafas
g. Tidak BAB dalam 3 hari atau tidak BAK selama 24 jam
h. Diare
i. Menggigil, rewel, lemas, ngantuk, kejang
8. Penyuluhan sebelum bayi pulang
a. Perawatan tali pusat
Bidan hendaknya menasehati ibu agar tidak membubuhkan apapun pada sekitar
daerah tali pusat karena dapat mengkibatkan infeksi. Hal ini disebabkan karena
meningkatnya kelembaban ( akibat penyerapan oleh bahan tersebut ) badan bayi
sehingga menciptakan kondisi yang ideal bagi tumbuhnya bakteri. Penting untuk
di nasehatkan pada ibu, agar tidak membubuhkan apapun dan hendaknya tali
pusat dibiarkan membuka agar tetap kering. Setiap kali selesai memandikan, tali
pusat di lap kering dan biarkan terbuka, jika tali pusat terkena kotoran bayi
bersihkan segera dengan air bersih dan sabun kemudian keringkan.
b. Pemberian ASI
Rangsangan isapan bayi pada putting susu ibu akan diteruskan oleh serabut saraf
ke hipofisis anterior untuk mengeluarkan hormon prolaktin. Prolaktin inilah yang
memacu payudara untuk menghasilkan asi. Semakin sering bayi menghisap
putting susu akan semakin banyak prolaktin dan asi dikeluarkan.
9. 8
c. Refleks laktasi
Dimasa laktasi, terdapat 2 mekanisme refleks pada ibu yaitu refleks prolaktin dan
refleks oksitosin yang berperan dalam produksi asi dan involusi uterus (
khususnya pada masa nifas ). Pada bayi, terdapat 3 jenis refleks yaitu :
1) Refleks mencari puting susu ( Routing Refleks )
Bayi akan menoleh kearah dimana terjadi sentuhan pada pipinya. Bayi
akan membuka mulutnya apabila bibirnya disentuh dan berusaha untuk
menghisap benda disentuhkan tersebut.
2) Refleks menghisap ( Suckling Refleks )
Rangsangan puting susu pada langit-langit bayi menimbulkan refleks
menghisap. Isapan ini akan menyebabkan aerola dan puting susu ibu
tertekan gusi, lidah dan langit2 bayi sehingga sinus laktifus dibawah
aerola dan ASI terpancar keluar.
3) Refleks menelan ( Swallowing Refleks )
Kumpulan asi didalam mulut bayi mendesak otot-otot dibawah mulut dan
faring untuk mengaktifkan refleks menelan dan mendorong asi kedalam
lambung bayi.
d. Memulai pemberian ASI
Prinsip pemberian ASI adalah sedini mungkin dan eksklusif. Bayi baru lahir
harus mendapat ASI dalam waktu 1 jam setelah lahir. Anjurkan ibu untuk
memeluk bayinya dan mencoba segera menyusukan bayi setelah tali pusat di
klem dan dipotong. Beritahu bahwa penolong akan selalu membantu ibu untuk
menyusukan bayi setelah plasenta lahir dan memastikan ibu dalam kondisi baik
(termasuk menjahit laserasi). Keluarga dapat membantu ibu untuk memulai
pemberian ASI lebih awal.
e. Posisi menyusui
Posisi menyusui yang baik hendaknya ibu melakukan beberapa hal antara lain :
1. Lengan ibu menopang kepala, leher dan seluruh badan bayi ( kepala dan
tubuh berada pada satu garis lurus ), muka bayi menghadap ke payudara
ibu, hidung bayi di depan puting susu ibu. Posisi bayi harus sedemikian
rupa sehingga perut bayi menghadap ke perut ibu.
2. Ibu mendekatkan bayinya ke tubuhnya ( muka bayi ke payudara ibu ) dan
mengamati bayi siap menyusu, bergerak mencari, dan menoleh.
10. 9
3. Ibu menyentuhkan puting susunya ke bibir bayi, menunggu hingga mulut
bayi terbuka lebar kemudian mengarahkan mulut bayi ke puting susu ibu
sehingga bibir bayi dapat menangkap puting susu tersebut.
4. Tanda tanda posisi bayi menyusu dengan baik : dagu menyentuh payudara
ibu, mulut terbuka lebar, hidung bayi mendekati dan kadang-kadang
menyentuh bayudara ibu, mulut bayi mencakup sebanyak mungkin areola
(tidak hanya puting susu saja), lingkar areola atas terlihat lebih banyak
dibandingkan lingkar areola bawah, lidah bayi menopang puting dan
areola bagian bawah, bibir bayi melengkung keluar, bayi menghisap kuat
dan dalam secara perlahan dan kadang-kadang disertai dengan berhenti
sesaat.
5. Posisi menyusui yang diuraikan diatas adalah posisi dimana ibu telah
memiliki kemampuan untuk duduk dan melakukan mobilisasi
secukupnya. Masih ada beberapa posisi alternatif yang disesuaikan
dengan kemampuan ibu setelah melahirkan anakya, misalnya posisi
berbaring terlentang, miring kiri atau miring kanan, dsb. Posisi ibu
berbaring terlentang dan setengah duduk mungkin lebih sesuai dengan
pemberian asi dini.
f. Jaga kehangatan bayi
Berikan bayi kepada ibu secepat mungkin. Kontak antara ibu dengan kulit bayi
sangat penting untuk kehangatan mempertahankan panas tubuh bayi. Gantilah
handuk atau kain yang basah, dan bungkus bayi tersebut dengan selimut dan
jangan lupa memastikan kepala bayi telah terlindung dengan baik untuk
mencegah kehilangan panas. Apabila suhu bayi kurang dari 36,5º C segera
hangatkan bayi dengan teknik Metode Kangguru. Perawatan Metode Kanguru
adalah perawatan untuk bayi prematur dengan melakukan kontak langsung antara
kulit bayi dengan kulit ibu. Metode ini sangat tepat dan mudah dilakukan guna
mendukung kesehatan dan keselamatan bayi yang lahir prematur maupun aterm.
Kehangatan tubuh ibu melakukan sumber panas yang efektif. Hal ini terjadi bila
ada kontak langsung antara kulit ibu dan kulit bayi.
g. Mencegah kehilangan panas
1. Keringkan bayi dengan seksama
2. Selimuti bayi dengan selimut atau kain bersih dan hangat
3. Selimuti bagian kepala bayi
11. 10
4. Anjurkan ibu untuk memeluk dan menyusui bayinya
5. Jangan segera menimbang atau memandikan bayi baru lahir
6. Praktik memandikan bayi yang dianjurkan
7. Tunda memandikan bayi bila suhu tubuh bayi tetap stabil dalam waktu
(paling sedikit) 1 jam
h. Tempatkan dilingkungan yang hangat
Tempatkan bayi di lingkungan yang hangat. Idelanya bayi ditempatkan di tempat
tidur yang sama dengan ibunya. Menempatkan bayi bersama ibunya adalah cara
yang paling mudah untuk menjaga bayi agar tetap hangat, mendorong ibu segera
menyusukan bayinya dan mencegah paparan infeksi pada bayi.
i. Tanda-tanda bahaya
Jika timbuk tanda-tanda bahaya, ajarkan ibu melakukan : berikan pertolongan
pertama sesuai kemampuan ibu dan sesuai kebutuhan sampai bayi memperoleh
perawatan medis lanjutan, bawa bayi ke rs atau klinik terdekat untuk perawatan
tindakan segera.
j. Imunisasi
Imunisasi adalah suatu cara memproduksi imunisasi aktif buatan untuk
melindungi diri melawan penyakit tertentu dengan memasukkan suatu zat
kedalam tubuh melalui penyuntikan atau secara oral. Berikut ini adalah jadwal
imunisasi anak rekomendasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) periode 2004
(revisi september 2003) ;
Umur Vaksin Keterangan
Saat lahir
Hepatitis
B-1
HB-1 harus diberikan dalam waktu 12 jam setelah lahir,
dilanjutkan pada umur 1 dan 6 bulan. Apabila status HbsAg-B
ibu positif, dalam waktu 12 jam setelah lahir diberikan HBlg
0,5 ml bersamaan dengan vaksin HB-1 apabila semula status
HbsAg positif maka masih dapat diberikan HBlg 0,5 ml
sebelum bayi berumur 7 hari.
Polio-0 Polio-0 diberikan saat kunjungan pertama. Untuk bayi di
RB/RS polio oral diberikan saat bayi dipulangkan ( untuk
menghindari transmisi virus vaksin kepada bayi lain)
12. 11
1 bulan Hepatitis B-2
1. Hb-2 diberikan pada umur 1 bulan, interval HB-1 dan
HB-2 adalah 1 bulan.
2. Bayi prematur bila ibu HbsAG (-) imunisasi ditunda
sampai bayi berusia 2 bulan atau berat badan 2000 g.
0-2 bulan BCG
1. BCG dapat diberikan sejak lahir. Apabila BCG akan
diberikan pada umur >3 bulan sebaiknya dilakukan uji
tuberculin terlebih dahulu dan BCG diberikan pada uji
tuberculin negatif.
2. Vaksin BCG ulangan tidak dianjurkan oleh karena
manfaatnya diragkan.
2 bulan
DPT-1
DPT-1 diberikan pada umur lebih dari 6 minggu, dapat
dipergunakan DTwp atau DTap. DPT-1 dengan interval 4-6
minggu.
Polio-1
1. Polio-1 dapat diberikan bersamaan dengan DPT-1
2. Interval pemberian polio 2,3,4 tidak kurang dari 4
minggu
3. Vaksin polio ulangan diberikan 1 tahun sejak imunisasi
polio 4 selanjutnya umur 5-6 tahun.
4 bulan
DPT-2 DPT-2 ( DTwp atau DTap ) dapat diberikan secara terpisah atau
dikombinasikan dengan Hib-2 (PRP-T)
Polio-2 Polio-2 diberikan bersamaan dengan DPT-2
6 bulan
DPT-3
1. DPT-3 dapat diberikan terpisah atau dikombinasikan
dengan Hib-3
2. DPT ulangan diberikan 1 tahun setelah imunisasi DPT-3
dan pada umur 5 tahun
3. DT diberikan pada anak umur 12 tahun
Polio-3 Polio-3 diberikan bersamaan dengan DPT-3
Hepatitis B-3
1. HB-3 diberikan umur 6 bulan untuk mendapatkan
respon imun optimal dan interval HB-2 dan HB-3
minimal 2 bulan, terbaik 5 bulan.
2. Departemen kesehatan mulai tahun 2005 memberikan
vaksin hepB-1 monovalen (uniject) saat lahir,
dilanjutkan dengan vaksin kombinasi DTwP/HePB
13. 12
pada umur 2-3-4 bulan.
3. Imunisasi ulangan ( booster ) pada usia 5 tahun tidak
diperlukan, idealnya pada usia ini dilakukan
pemeriksaan anti HBs.
9 bulan Campak Campak-1 diberikan pada umur 9 bulan.
k. Perawatan harian
Pencegahan Infeksi dan Kecelakaan
Bayi baru lahir sangat rentan terhadap infeksi yang di sebabkan oleh
paparan atau kontaminasi mikroorganisme selama proses persalinan
berlangsung maupun beberapa saat setelah lahir. Sebelum menangani bayi
baru lahir, pastikan penolong persalinan telah melakukan upaya
pencegahan infeksi berikut : cuci tangan dengan seksama sebelum dan
setelah bersentuhan dengan bayi, pakai sarung tangan bersih pada saat
menangani bayi yang belum dimandikan, pastikan semua peralatan dan
bahan yang digunakan, terutama klem, gunting, penghisap lendir DeeLee
dan benang tali pusat telah didisenfeksi tingkat tinggi atau steril. Gunakan
bola karet yang baru dan bersih jika akan melakukan penghisapan lendir
dengan alat tersebut (jangan bola penghisap yang sama untuk lebih dari
satu bayi) ; Pastikan semua pakaian, handuk, selimut dan kain yang
digunakan untuk, sudah dalam keadaan bersih. Demikian pula halnya
timbangan, pita pengukur, termometer, stetoskop dan benda-benda lain
yang akan bersentuhan dengan bayi, juga bersih. Dekontaminasi dan cuci
setiap kali setelah digunakan.
14. 13
B. Kebutuhan Kesehatan Dasar meliputi Pakaian, Perumahan dan Sanitasi lingkungan
yang baik
1. Mengenakan Pakaian
Masa Neonatus (0-28hari)
Penggunaan pakaian bbl bertujuan untuk membuat bbl tetap hangat. Baju bbl
seharusnya tidak membuat bbl berkeringat. kain yang menyentuh leher sangat dibutuhkan
agar tetap menjaga kehangatan tubuh bbl. Selama musim panas bbl membutuhkan pakaian
dalam dan popok.
Masa Bayi (29 hari-1 tahun)
Bayi tidak menggunakan kain berlapis seperti bedong namun menggunakan pakaian
bayi yang tetap menjaga kehangatan tubuh bayi.
Masa Prasekolah (1-6 tahun)
Pakaian dibutuhkan sesuai perkembangan usia mereka biasanya menggunakan motif-
motif yang sesuai dengan keinginan anak sendiri dan nyaman untuk dipakai bermain.
2. Perumahan
Secara Umum : Neonatus, Bayi dan Prasekolah
Bayi harus dibiasakan dibawa keluar selama 1 atau 2 jam sehari (bila udara baik).
Pada saat bayi dibawa keluar rumah, gunakan pakaian secukupnya tidak perlu terlalu tebal
atau tipis. Bayi harus terbiasa dengan seinar matahari. yang paling utama keadaan rumah bisa
di jadikan sebagai tempat bermain yang aman dan menyenangkan untuk anak.
3.Sanitasi
Masa Neonatus: 0- 28 hari
Bayi masih memerlukan bantuan orang tua dalam mengkontrol kebutuhan
sanitasitasinya seperti kebersihan air yang digunakan untuk memandikan bayi, kebersihan
udara yang segar dan sehat untuk asupan oksigen yang maksimal.
Masa Bayi : 29 bulan -1 tahun
Bayi masih membutuhkan bantuan orang tua , namun pada usia hampir 1 tahun bayi
dapat membedakan hal-hal yang buruk dari sanitasi di sekitarnya seperti pembedaan air yang
bersih dengn yang kotor.
Masa Pra sekolah : 1tahun – 6 tahun
Anak sudah banyak mengerti keadaan sanitasi yang baik bahkan anak sudah dapat
membedakan tentang pencemaran udara seperti asap rokok, sampah dll.
15. 14
4. Lingkungan yang baik
Masa Neonatus-Masa Prasekolah
Terhindar dari asap rokok. Debu, sampah dan lain-lain
Iklim/cuaca, iklim tertentu dapat ,mempengaruhi kesehatan anak, misalnya musin penghujan.
C. Kebutuhan Psikososial meliputi Rasa Aman,Kasih Sayang, Harga Diri, Rasa
Memiliki, Kebutuhan mendapat Pengalaman, Kebutuhan Stimulasi.
1. Kasih Sayang
Masa Neonatus sampai Pra sekolah
Bounding attachment
a. Definisi : proses interaksi terus menerus antara bayi dan orang tua yang bersifat
saling mencintai memberikan keduanya pemenuhan emosional dan saling
membutuhkan.
b. Manfaat : bayi merasa dicintai, diperhatikan, merasa aman, berani mengadakan
eksplorasi; hambatan kurangnya support system, ibu dengan risiko, bayi dengan
risiko, kehadiran bayi tidak diinginkan.
c. Cara melakukan bounding
a) IMD : Setelah bayi lahir, dengan segera bayi diletakkan diatas ibu. Ia akan
merangkak dan mencari puting susu ibunya. Dengan demikian, bayi dapat
melakukan refleks suckling dengan segera.
b) ASI eksklusive : Dengan dilakukannya pemberian asi secara eksklusif segera
setelah lahir, secara langsung bayi akan mengalami kontak kulit dengan
ibunya yang menjadikan ibunya terasa bangga dan diperlukan, rasa yang
dibutuhkan oleh semua manusia.
c) Rawat gabung : merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan agar antara
ibu dan bayi terjalin proses lekat ( Early Infant Mother Bounding ) akibat
sentuhan badan antara ibu dan bayinya. Hal ini sangat mempengaruhi
perkembangan psikologis bayi selanjutnya, karena kehangatan tubuh ibu
merupakan stimulasi mental yang mutlak dibutuhkan oleh bayi.
d) Kontak mata : Beberapa ibu berkata begitu bayinya bisa memandang mereka,
mereka merasa lebih dekat dengan bayinya.
Orang tua dan bayi akan menggunakan lebih banyak waktu untuk saling
memandang. Seringkali dalam posisi bertatapan. Bayi baru lahir dapat
diletakkan lebih dekat untuk dapat melihat ada orang tuanya.
16. 15
e) Suara : Mendengar dan merespon suara antara orang tua dan bayinya sangat
penting. Orangtua menunggu tangisan pertama bayi mereka dengan tegang.
Suara tersebut membuat mereka yakin bahwa bayinya dalam keadaan sehat.
Tangis tersebut membuat mereka melakukan tidakan menghibur.
Sewaktu orangtua berbicara dengan nada suara tinggi, bayi akan menjadi
tenang dan berpaling ke arah mereka.
f) Aroma : Setiap anak memiliki aroma yang unik dan bayi belajar dengan cepat
untuk mengenali susu ibunya.
g) Entertainment : Bayi mengembangkan irama akibat kebiasaan. Bayi baru
lahir bergerak-gerak sesuai dengan struktur pembicaraan orang dewasa.
Mereka menggoyangkan tangan, mengangkat kepala, menendang-nendangkan
kaki. Entertainment terjadi pada saat anak mulai bicara
h) Bioritme : Satu tugas bayi baru lahir adalah membentuk ritme personal
(bioritme). Orang tua dapat membantu proses ini dengan memberi kasih
sayang yang konsisten dan dengan memanfaatkan waktu saat bayi
mengembangkan perilaku yang responsif.
d. kondisi yang mempengaruhi bounding attactment
1) kesehatan emosional orang tua
2) tingkat kemampuan, komunikasi dan ketrampilan untuk merawat anak
3) dukungan social seperti keluarga, teman, dan pasangan
4) kedekatan orang tua ke anak
5) Kesesuaian antara orang tua dan anak (keadaan anak, jenis kelamin)
2. Rasa Aman
Rasa aman anak masih dipantau oleh orang tua secara intensif dan dengan kasih sayang yang
diberikan anak merasa aman.
3. Harga Diri
Dipengaruhi oleh orang sekitar dimana pemberian kasih sayang dapat membentuk harga diri
anak. Hal ini bergantung pada pola asuh, terutama pola asuh demokratis dan kecerdasan
emosional.
4. Rasa Memiliki
Didapatkan dari dorongan orang di sekelilingnya.
17. 16
5. Kebutuhan mendapat pengalaman
Memberikan kesempatan dan pengalaman kepada anak seperti mengajak bermain, mengajak
berbicara, mengajak belajar.
6. Kebutuhan Stimulasi
Stimulasi dilakukan setiap saat ada kesempatan berinteraksi, setiap hari, terus
menerus, bervariasi, disesuaikan dengan umur perkembangan kemampuannya, serta
dilakukan oleh keluarga (terutama ibu atau pengganti ibu). Stimulasi harus dilakukan dalam
suasana yang menyenangkan dan kegembiraan antara ibu/balitanya. Jangan memberikan
stimulasi dengan terburu-buru, memaksakan kehendak pengasuh, tidak memperhatikan minat
atau keinginan bayi/balita, atau bayi balita sedang mengantuk, bosan, atau ingin bermain
yang lain. Pengasuh yang sering marah, bosan, sebal, maka tanpa disadari pengasuh justru
memberikan rangsangan emosional yang negatif karena pada prinsipnya semua ucapan,
sikap, dan perbuatan pengasuh adalah merupakan stimulasi yang direkam, diingat, dan akan
ditiru atau justru menimbulkan ketakutan bayi-balita.
Masa Neonatus:
Stimulasi ini dapat di bentuk dari adanya rangsangan yang diberikan oleh orang-orang
terdekat yang dapat menimbulkan hubungan yang semakin komplek semakin kuat.
Contoh:
1) Sering memeluk dan menimang bayi dengan penuh kasih sayang.
2) Gantung benda berwarna cerah yang bergerak dan bisa dilihat
3) Gendong dalam posisi tegak agar ia dapat belajar menahan kepalanya tetap tegak
4) Ajak bayi tersenyum dan bicara.
5) Perdengarkan musik
Masa Bayi dan Balita
Stimulasi dapat dilakukan dengan cara bermain karena dapat mengembangkan kemampuan
sensorik, kognitif, motorik dan komunikasi.
Contoh:
a) Bayi
1) Umur 3-6 Bulan (1) Sering tengkurapkan bayi.
2) Gerakkan benda ke kiri dan kanan, di depan matanya.
3) Perdengarkan berbagai bunyi-bunyian.
4) Beri mainan benda yang besar dan berwarna.
18. 17
b) Umur 6-12 Bulan
(1) Ajari bayi duduk
(2) Ajak main ciluk-ba
(3) Ajari memegang dan makan biskuit
(4) Ajari memegang benda kecil dengan 2 jari
(5) Ajari berdiri dan berjalan dengan berpegangan
(6) Ajak bicara sesering mungkin
(7) Latih mengucapkan ma...ma...pa...pa...
(8) Beri mainan yang aman dipukul-pukul
c) Umur 1-2 Tahun
1) Ajari berjalan di undakan/tangga
2) Ajak membersihkan meja dan menyapu
3) Ajak membereskan mainan
4) Ajari mencoret-coret di kertas
5) Ajari menyebut bagian tubuhnya
6) Bacakan cerita anak
7) Ajak bernyanyi
8) Ajak bermain
9) Berikan pujian kalau ia berhasil melakukan sesuatu
d ) Umur 2-3 Tahun
1) Ajari berpakaian sendiri
2) Ajak melihat buku bergambar
3) Bacakan cerita anak
4) Ajari makan di piringnya sendiri
5) Ajari cuci tangan
6) Ajari buang air besar dan kecil di tempatnya
e) Umur 3-5 Tahun
1) Minta anak menceritakan apa yang ia lakukan
2) Dengarkan ia ketika bicara
3) Jika ia gagap, ajari bicara pelan-pelan
4) Awasi dia mencoba hal baru
Masa Prasekolah:
Cara mengembangkan kemampuan bisa melalui rangsangan suara, musik, atau melalui
aktivitas yang dilakukan bersama orang tua seperti mengganti baju, menonton tv, bermain dll.
19. 18
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kebutuhan asuh yaitu kebutuhan neonatus memerlukan nutrisi yang meliputi ASI, susu
formula, dan makanan pendamping ASI sebagai kebutuhan bayi. Ketiganya digunakan untuk
pertumbuhan dan aktivitas seiring dengan makin bertambahnya usia anak. Produksi ASI
relative tetap, dengan pengaturan makanan untuk bayi dan anak sehat, kebutuhan nutrisi pada
usia toddler, kebutuhan nutrisi pada balita serta kebutuhan imunisasi. Kebutuhan asah yaitu
pada kebutuhan ini diperlukan stimulasi serta deteksi untuk mengetahui tingkat pertumbuhan
dan perkembangan dari neonatus, bayi, balita.
B. Saran
Semoga makalah ini dapat diterima bagi semua pembaca dan dapat memberikan kritik
untuk perbaikan makalah selanjutnya.
20. 19
DAFTAR PUSTAKA
Ai Yeyeh, dkk. Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Jakarta : Trans Info Media
Bobak, 2004. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Jakarta : RGC
Gupte, S.2004. Panduan Perawatan Anak. Jakarta : Pustaka Populer Obor.
Hamilton, P. M.1995.Dasar-dasar Keperawatan Maternitas. Jakarta : EGC.