1. MAKALAH
“ PERKEMBANGAN MASA BAYI “
NAMA : NURUL BASIROH YUSNIYATI
NIM : 2086208046
KELAS : PAI SIANG
MATA KULIAH : PSIKOLOGI PERKEMBANGAN
DOSEN : PRAWIDYA LESTARI, M.Pd.I
JURUSAN TARBIYAH
PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NAHDLATUL ULAMA
PURWOREJO TAHUN 2021
2. BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG MASALAH
Masa bayi adalah masa keemasan sekaligus masa kritis perkembangan
seseorang. Dikatakan masa kritis karena pada masa ini bayi sangat peka terhadap
lingkungan dan dikatakan masa keemasan karena masa bayi berlangsung sangat
singkat dan tidak dapat diulang kembali (Departemen Kesehatan, 2009). Bayi
sangat membutuhkan peran seorang ibu yang memberi perhatian dan kasih sayang.
Seorang ibu tidak hanya memenuhi kebutuhan fisik saja tetapi juga memenuhi
kebutuhan psikologis dasarnya. Dengan demikian, seorang ibu dituntut untuk
mengetahui dan memenuhi kebutuhan fisik maupun psikis bayi.
Bersyukurlah kepada Tuhan atas kelahiran bayi anda. Kelahiran bayi
adalah sebuah anugerah yang akan memberikan kebahagiaan. Dengan kelahiran
bayi tentu kehidupan rumah tangga akan terasa sempurna.
Usia perkembangan bayi terbagi 2 yaitu, neonatus sejak lahir sampai
usia 28 hari dan bayi dari usia 29 hari sampai 12 bulan ( WHO, 2013). Sedangkan
menurut Rusli ( 2013 ) bayi adalah anak usia 0 sampai 12 bulan. Setiap bayi
mengalami tahap pertumbuhan dan perkembangan dalam masa hidupnya.
pertumbuhan dan perkembangan merupakan proses yang berkesinambungan,
bersifat kontinyu dan pertumbuhan merupakan bagian dari proses perkembangan
(Wong, 2009).
Anak dilahirkan di dunia dalam kondisi serba kurang lengkap, sebab
semua naluri, fungsi jasmaniah, serta rohaniahnya belum berkembang dengan
sempurna. Oleh karena itu anak manusia mempunyai kemungkinan panjang untuk
bebas berkembang. Kebebasan berkembang di sini yaitu untuk bisa
mempertahankan hidupnya dan untuk bisa menyesuaikan diri dalam
lingkungannnya.
3. 2. RUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang masalah maka dapat dirumuskan:
a) Tahap perkembangan neonatal
b) Perkembangan bayi aspek fisik, motorik, kognitif, psikososial
c) Arti tangis bayi
d) Refleksi bayi
e) Pengasuhan dan pendidikan masa bayi
f) Tugas- tugas perkembangan masa bayi
4. BAB II
PEMBAHASAN
Perkembangan masa bayi terdiri dari :
1. Tahap perkembangan neonatal
1
Bayi memiliki beberapa tahap tumbuh kembang dari usia 0-12 bulan.
Sebagai orang tua sangatlah penting untuk mengenali tumbuh kembang anak.
Mengetahui tahap perkembangan bayi dapat memberikan rangsangan yang
tepat untuk membantu proses tumbuh kembangnya. Selain itu, hal ini bertujuan
untuk memantau dan menangani masalah atau gangguan yang mungkin timbul
pada proses tersebut.
a. Bayi Baru Lahir 1 Bulan
Pada tahap ini, bayi akan kehilangan sekitar 10% berat badan pada
hari kedua setelah lahir. Namun hal ini merupakan hal yang normal. Dia
akan mendapatkan berat lahirnya kembali ketika memasuki minggu kedua.
Setelah itu, berat bayi akan bertambah 30 gram setiap harinya. Dalam 1
bulan panjang badan bayi juga akan bertambah sekitar 3-4 cm dari panjang
lahirnya. Selain itu, lingkar kepala juga akan bertambah hingga 2,5 cm.
Mata bayi pada tahap ini normal terlihat seperti belum fokus dan kadang
terlihat seperti juling.
b. Bayi 1-3 Bulan
Pada tahap ini, berat bayi akan bertambah sekitar 680-910 gram
setiap bulannya. Panjang badan akan bertambah sekitar 2,5 cm setiap
bulannya. Lingkar kepala juga akan bertambah sekitar 1,25 cm setiap
bulan. Pada usia ini, biasanya perkembangan bayi sudah bisa:
- Mengangkat kepala dan dadanya ketika berada dalam posisi tengkurap.
- Mata sudah mulai merespons dengan mengikuti gerakan benda dan
cahaya di sekitarnya.
- Memainkan jari-jarinya dengan cara membuka dan menutup jari,
5. menggenggam benda di tangan, serta memasukkan jari ke dalam mulut.
- Sudah dapat memainkan kakinya.
- Mampu membedakan suara yang dikenal dengan suara lainnya.
- Mencoba mengambil benda-benda yang menggantung, meski dia belum
mampu menggapainya.
c. Bayi 4-6 Bulan
Pertumbuhan bayi pada usia ini, sudah memiliki berat badan sekitar
2 kali berat lahir. Panjang badannya bertambah sekitar 1,25-2,5 cm per
bulannya. Lingkar kepala juga bertambah sekitar 1,25 cm per bulannya.
Tumbuh kembang bayi pada usia ini sudah bisa:
- Tersenyum kepada orang asing yang mengajak bermain atau berbicara
kepadanya.
- Sudah mulai bisa kontak mata dengan orang sekitar.
- Sudah mampu berguling dari posisi telungkup ke telentang, begitu pula
sebaliknya.
- Mulai mengoceh satu atau dua patah kata walau masih belum jelas.
- Kakinya sudah mampu menjejak lantai jika diberdirikan.
- Sudah mampu duduk meski harus disangga.
d. Bayi 7-9 Bulan
Pada tahap ini pertumbuhan bayi umumnya bertambah berat
sekitar 450 gram setiap bulannya. Biasanya bayi laki-laki akan lebih berat
dibandingkan perempuan. Setiap bulannya bayi akan bertambah sekitar
1,25 cm dan lingkar kepala 0,6 cm. Selama periode ini, bayi sudah dapat:
- Merangkak dan mendorong sedikit demi sedikit badannya menggunakan
lengan atau kaki, serta merangkak menggunakan tangan dan lutut.
- Sudah mampu duduk sendiri dari posisi merangkak tanpa harus
dipegangi atau disangga.
- Sudah mampu belajar berdiri dengan cara berpegangan.
- Sudah dapat berkata mama dengan jelas.
- Dapat mengangkat sesuatu dengan ibu jari dan telunjuk.
6. e. Bayi 10-12 Bulan
Bayi akan meraih 3 kali berat badan lahirnya pada saat usia 1
tahun. Panjang badan dan lingkar kepala akan bertambah sekitar 0,6 cm
per bulannya.
Pada tahap ini, anak biasanya sudah bisa:
- Memegang benda kecil seperti sereal yang berbentuk dengan
menggunakan ibu jari dan telunjuk mereka.
- Berdiri sendiri bahkan berjalan tanpa bantuan orang lain.
- Menunjuk benda yang mereka inginkan untuk mendapatkan perhatian.
- Sudah dapat memberikan respons terhadap pertanyaan yang diberikan,
seperti menolak hal-hal yang tidak disukainya atau mengatakan iya untuk
yang disukainya.
- Sudah mampu mengemut makanan dalam mulut.
1
Fitria Pratiwi, “ 5 Tahapan Tumbuh kembang Bayi Usia 0 – 12 Bulan, kenali satu-satu
“https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-4595126/5-tahap-tumbuh-kembang-bayi-
usia-0-12-bulan-kenali-satu-satu. diakses pada hari jumat, 19 Maret 2021.
2. Perkembangan bayi aspek fisik, motorik, kognitif, psikososial
A. Perkembangan bayi aspek fisik
a. Bayi baru lahir 1 bulan
2
Pada tiga hari pertama setelah kelahirannya, berat badan bayi akan
turun sekitar 5 – 7 persen dari berat lahir. Itu hal yang normal, sehingga Ibu
tak perlu khawatir jika saat pulang dari rumah sakit berat badan buah hati
lebih rendah daripada saat ia lahir. Di hari ke-4, berat badannya akan mulai
naik hingga kembali ke berat lahir dalam waktu 1 – 2 minggu. Setelah itu,
bayi mungkin akan mengalami growth spurt, di mana terjadi percepatan
pertumbuhan sehingga ia menjadi rewel seolah meminta menyusu lebih
sering. Tidak apa-apa, susui saja buah hati sampai ia puas. Hal ini juga untuk
memastikan buah hati mendapatkan asupan nutrisi yang mencukupi
kebutuhan tumbuh kembangnya.
7. Buah hati belum bisa melakukan gerakan fisik yang berarti,
sehingga ia sepenuhnya bergantung pada Ibu. Meski begitu, perkembangan
bayi baru lahir yang bisa Ibu amati adalah beberapa gerak refleks yang
dimilikinya, seperti refleks rooting dengan menoleh dan mencari-cari
sumber penyentuh saat disentuh pipi atau bibirnya, refleks mengisap saat
ada benda yang masuk ke dalam mulutnya, serta refeks menggenggam saat
Ibu menaruh jari ke dalam genggaman tangannya.
Tangan dan kaki bayi baru lahir bergerak aktif secara seimbang,
dengan posisi tangan yang selalu menggenggam erat. Sesekali, terutama jika
lapar, ia bisa mengangkat tangan ke mulutnya dan mengisap genggaman
tangannya. Tak perlu melarangnya. Cukup singkirkan dengan lembut
genggaman tangannya dari mulut, dan segera susui ia untuk memuaskan
rasa hausnya.
b. Bayi 1- 3 bulan
Si kecil akan melakukan beberapa gerakan refleks seperti
menggenggam jari bunda, bila bunda meletakkan jemari di telapak
tangannya. Juga meregangkan kaki dan tangan secara tiba-tiba bila ia
terkejut. Bila Bunda mengusap pipinya, ia akan memalingkan wajah kearah
Bunda sambil membuka mulut kecilnya. Ini bisa jadi tanda untuk bunda
mengetahui kapan si kecil ingin menyusu.
Gerakan-gerakan refleks ini akan menghilang seiring berjalannya
waktu, jadi nikmati momen istimewa ini ya, Bun. Untuk panca indera,
penciuman si kecil mungkin sudah sangat baik, akan tetapi pendengaran dan
penglihatannya masih belum begitu jelas. Si kecil bisa melihat dengan baik
bila jaraknya cukup dekat, seperti wajah bunda yang begitu digemari si
kecil. Si kecil yang baru lahir memiliki jam tidur yang cukup lama hingga
16 jam per hari dan tidak terjadi sepanjang malam. Kenapa? Sederhana saja,
Bunda. Si kecil belum terbiasa dengan jam tidur kita dan membutuhkan
waktu untuk mengenali perbedaan antara malam dan siang hari, namun
Bunda bisa membantunya dengan menjaga suasana hening dan nyaman di
malam hari.
8. c. Bayi 4-6 Bulan
Si Kecil sudah mampu memainkan tangan dan kakinya, lalu mulai
mengamatinya. Saat tengkurap, kini Si Kecil sudah bisa mengangkat kepala
dan dadanya. Dalam tahap perkembangan ini tangan Si Kecil mampu
menggenggam sebuah benda di tangannya. Koordinasi jaringan otot dan
saraf Si Kecil di usia ini mampu mendukung tubuhnya untuk berguling.
Setelah berusia 6 bulan, mulut Si Kecil juga sudah mulai belajar untuk
mengunyah.
d. Bayi 7-9 Bulan
Secara fisik,bayi 7 bulan memiliki berat badan sekitar 6,7-10,5 kg
dan panjang badan sekitar 65-73,2 cm. Karakternya akan semakin terlihat
dan ia cenderung mudah cemas ketika jauh dari orang tua. Untuk
mengurangi rasa ketergantungan bayi terhadap Ibu, siasatilah dengan
memperkenalkan dan mengakrabkannya kepada anggota keluarga lainnya.
Giginya juga sudah mulai tumbuh sehingga ini adalah waktu yang pas untuk
memperkenalkannya dengan makanan padat.
Memasuki usia 8 bulan, bayi akan memiliki berat badan rata-rata 7-
10,5 kg dan panjang badan 66,5-74,5 cm. Rasa penasaran dan
keingintahuannya sangat tinggi serta semakin menyadari jika ada yang
berubah di sekelilingnya. Rasa cemas saat harus berpisah dengan Ibu sudah
semakin berkurang, karena ia mulai memahami bahwa Ibu akan kembali
lagi ke sisinya. Usia 9 bulan bayi bisa merangkak, meraih benda- benda
sebesar kacang, mencari benda atau mainan yang dijatuhkan dan makan kue
sendiri.
e. Bayi 10-12 Bulan
Di usia 10 berat badannya adalah sekitar 7,5-11,2 kg dan panjang
badan sekitar 69-77,6 cm. Bayi mulai menunjukkan kemandirian, pandai
bermain, dan aktif berkomunikasi. Dari sini karakter bayi akan mulai
terlihat, apakah ia termasuk bayi yang ceriwis atau pendiam. Giginya sudah
tumbuh lebih banyak, sehingga ia mulai bisa menikmati makanan. Berikan
9. ia MPASI bertekstur kasar yang bervariasi untuk memperkenalkannya
terhadap berbagai jenis makanan.
Berat badan usia 11 bulan sudah mencapai 7,4-11,5 kg, sedangkan
panjang badannya 70,2-78,9 cm. Ia juga semakin aktif, sehingga Ibu
mungkin akan kewalahan mengikutinya. Indra pengecapnya turut
berkembang, jadi ia bisa sangat memilih apa yang ia ingin makan (picky
eater). Jangan menyerah untuk tetap memperkenalkannya dengan aneka
rasa dan tekstur makanan ya, Bu, agar ia tidak semakin pilih-pilih.
Usia 12 bulan di ulang tahun pertamanya ini, berat badannya
mencapai 3 kali lipat dari berat badannya saat lahir atau sekitar 7,8-11,8 kg.
Sementara untuk panjang badannya bertambah 50% atau sekitar 71,3-80,2
cm dan ukuran otaknya sebesar 60% dari ukuran otak orang dewasa. Ini
artinya perkembangan bayi pun semakin meningkat.
2.http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PSIKOLOGI/196605162000122-
HERLINA/DD-TM4_KARAKTERISTIK_TAHAPAN_PERKEMBANGAN.pdf
https://www.cussonsbaby.co.id/artikel/pantau-perkembangan-bayi-baru-lahir-
apa-saja-yang-harus-ibu-ketahui/
https://www.awalsehat.nestle.co.id/tahap-perkembangan-fisik-si-kecil-usia-0-6-
bulan#
https://www.ibudanbalita.com/artikel/tahap-pertumbuhan-perkembangan-bayi-
usia-7-12-bulan
B. 3
Perkembangan bayi aspek motorik
a. Bayi baru lahir hingga 1 bulan
Kemampuan motorik si Kecil akan terus mengalami perkembangan
seiring bertambahnya usia. Sejak baru lahir hingga usia 1 bulan, Anda
akan merasakan tangannya mencengkram tangan Anda dengan kuat.
Kemampuan lainnya juga akan berkembang dari minggu ke minggu
seperti:Pada usia 2 minggu, bayi dapat fokus memperhatikan obyek
10. yang berada pada jarak 20-35 cm. Menggerakkan wajah Anda ke kiri
dan ke kanan akan melatih otot matanya untuk fokus dan mengikuti
pergerakan obyek.
Bayi usia 3 minggu ke atas mulai bisa ditengkurapkan untuk
memperkuat otot leher mereka. Posisi ini juga dibutuhkan bayi untuk
belajar merangkak, berguling, dan persiapan duduk. Pada waktunya,
sistem saraf dan kontrol otot akan makin matang sehingga gerakannya
semakin luwes. Namun, jangan biarkan bayi tidur tengkurap. Bayi
sebaiknya tetap tidur dalam posisi telentang.
Bayi secara alami terbiasa untuk mengisap. Sehingga dia akan sering
terlihat ingin mengisap jari-jari tangannya sendiri. Menempatkan dot
dapat membantu jika dia sedang ingin mengisap tapi tidak sedang
haus.
Pada usia 4 minggu, bayi belum dapat merasakan bahwa kaki dan
tangan merupakan anggota gerak tubuhnya. Namun Anda bisa melatih
si Kecil dengan cara mengangkat tangannya dan menggerakkan
tangannya ke depan wajahnya sambil berbicara pada si Kecil.
Pada usia bayi 1 bulan, bayi sudah mulai bisa menggeleng-gelengkan
kepala dalam posisi telungkup.
3. https://www.alodokter.com/bayi-1-bulan-mulai-mengenali-suara-orang-
tua#:~:text=Kemampuan%20Motorik&text=Sejak%20baru%20lahir%20hingga%20
usia,pada%20jarak%2020-35%20cm.
b. Bayi 1- 3 bulan
4
Selama tiga bulan pertama kehidupannya, bayi akan mulai
mengembangkan kemampuan dan kekuatan yang mereka butuhkan untuk
bergerak nantinya. Pada masa pertumbuhan ini, anak hanya bisa
mengangkat kepalanya sebentar saat tengkurap. Ibu juga dapat membantu
melatih kemampuan Si Kecil yang satu ini agar otot lehernya semakin kuat.
Ibu dapat meletakkan bayi di posisi tengkurap untuk mengembangkan otot
kepala dan leher, meski harus tetap dalam pengawasan. Selain itu, bayi di
usia ini juga mulai suka menendang-nendangkan kakinya. Hal ini
11. bermanfaat untuk memperkuat otot-otot kakinya. Refleks bayi juga mulai
terjadi dengan cara mengulurkan tangan dan merentangkan jari saat
merespons suara. Nah, ibu bisa melatih motorik halusnya dengan
memberikan benda yang dapat digenggam atau menyilangkan tangannya
dengan lembut untuk menguatkan otot lengannya.
4.https://www.halodoc.com/artikel/4-tahap-perkembangan-motorik-anak-usia-0-12-bulan
c. Bayi 4-6 Bulan
5
Saat memasuki usia ini, keseimbangan dan gerakan bayi meningkat
drastis dengan penggunaan dan koordinasi dari otot-otot besar. Selain itu,
tahap perkembangan anak saat ini sudah mulai sengaja berguling dari depan
ke belakang atau sebaliknya dan kanan-kiri. Si Kecil juga sudah mampu
mengangkat kepala dan dadanya ketika dibaringkan dalam posisi telungkup.
Kemampuan mendorong kepala dan dadanya pun sudah lebih jauh ke atas.
Dengan kekuatan leher dan tubuhnya yang sudah semakin berkembang, ia
pun sudah bisa belajar duduk dengan bantuan ibu. Latihlah Si Kecil duduk
dengan bersandar pada tubuh ibu atau bantal. Selain itu, motorik halus Si
Kecil juga semakin berkembang. Ia sudah bisa mulai mengeksplorasi
mainan dengan menggenggam dan menggapainya. Pastikan mainan yang
digenggamnya tidak membahayakan, karena kemungkinan akan
dimasukkan ke mulut.
5.https://www.halodoc.com/artikel/4-tahap-perkembangan-motorik-anak-
usia-0-12-bulan
d. Bayi 7-9 Bulan
6
Tahap perkembangan motorik anak di usia ini adalah koneksi
sistem saraf yang terus terbentuk sehingga kendali atas ototnya semakin
kuat. Selain itu, kaki Si Kecil sudah semakin kuat, dan ibu bisa membantu
meningkatkan kekuatan otot kakinya dengan melatihnya berdiri sambil
menopang tubuhnya. Namun, jangan paksa Si Kecil untuk berdiri bila ia
tampak belum siap dan kuat. Cara melatih bayi berdiri, pertama-tama
12. bantulah Si Kecil berdiri dari posisi duduk dan topang badannya dalam 3
hitungan.
Biarkan ia memantul-mantulkan tubuhnya beberapa kali sampai ibu
mengembalikannya lagi ke posisi duduk. Kebanyakan bayi berusia 7 bulan
sangat suka berdiri dan memantul-mantulkan tubuhnya naik turun
(bouncing). Kemampuan motorik halus bayi juga mengalami
perkembangan di usia ini. Anak sudah bisa menggunakan tangannya
sebagai penyangga keseimbangan saat duduk. Si Kecil pun mulai bisa
mengambil benda yang ada di jangkauannya tanpa terjatuh. Ia bahkan bisa
mengambil benda yang lebih kecil dengan ibu jari dan telunjuknya.
6.https://www.halodoc.com/artikel/4-tahap-perkembangan- motorik-
anak-usia-0-12-bulan
e. Bayi 10-12 Bulan
7
Tidak terasa Si Kecil sudah hampir berusia satu tahun tahap
perkembangan motorik anak saat ini adalah ia sudah bisa mengubah posisi
sendiri, misalnya dari tengkurap ke posisi merangkak. Jadi ketika tengkurap,
Si Kecil bisa mendorong tangan dan lututnya ke posisi dasar merangkak dan
bergerak maju mundur tanpa melangkah. Gerakan ini sangat bermanfaat
melatih otot tangan dan kakinya hingga ia siap untuk merangkak.
Latihlah kemampuan merangkak Si Kecil dengan cara
meletakkan mainan di depannya untuk diraih. Seiring mendekati usia satu
tahun, kaki Si Kecil sudah bertambah kuat, sehingga ia bisa mulai
melangkah sambil berpegangan pada benda apa saja yang ada di sekitarnya
untuk membantu menjaga keseimbangannya. Si Kecil juga sudah bisa
mengambil benda-benda kecil, melempar bola, dan bertepuk tangan sebagai
perkembangan motorik halusnya. Lama-kelamaan, anak sudah bisa untuk
berjalan beberapa langkah dengan risiko terjatuh. Itulah beberapa tahapan
perkembangan motorik anak yang perlu ibu ketahui. Memang hal ini dapat
13. menjadi patokan umum untuk semua anak, tetapi tahapan pertumbuhan anak
dapat berbeda-beda satu sama lain.
7.https://www.halodoc.com/artikel/4-tahap-perkembangan-motorik-anak-usia-
0-12-bulan
C. Perkembangan bayi aspek kognitif
a. 8
Bayi baru lahir hingga 3 bulan
Memperhatikan benda bergerak, termasuk wajah ibu dan
pengasuhnya.
Bisa membedakan rasa manis, asin, pahit, dan asam.
Mampu mendeteksi perbedaan volume dan nada.
Menanggapi lingkungannya dengan ekspresi wajah.
Menunjukkan perilaku antisipatif, seperti mencari dan mengisap
puting payudara atau botol susu.
8.https://www.orami.co.id/magazine/begini-tahap-perkembangan-kognitif-
bayi-0-12-bulan- sesuai-usianya/
b. 9
Bayi 3-6 bulan
Mampu memahami sebab dan akibat (mengguncang mainan
untuk menghasilkan suara, dan sebagainya).
Memasukkan benda ke dalam mulutnya untuk mengeksplorasi
lebih lanjut.
Mulai meraih benda-benda yang ada di dekatnya.
Mudah bosan jika dibiarkan sendirian dalam waktu yang cukup
lama.
Mengulangi tindakan menarik yang dilakukannya tanpa sengaja.
Menikmati permainan seperti cilukba, tepuk tangan, mengambil
benda, atau menyobek kertas.
Mengeksplorasi objek dengan memperhatikannya.
14. Meraih objek yang menarik perhatiannya.
Membuka mulut ketika melihat makanan atau sendok yang Moms
pegang.
9.https://www.orami.co.id/magazine/begini-tahap-perkembangan-
kognitif-bayi-0-12-bulan-sesuai-usianya/
c. 10
Bayi 6 -9 bulan
Mulai dari usia 6 bulan hingga 9 bulan, para peneliti telah
menemukan bahwa tahap perkembangan kognitif bayi meliputi:
Mampu memahami perbedaan antara benda hidup dan benda
mati.
Memberitahu perbedaan antara gambar yang menunjukkan
jumlah objek yang berbeda.
Memanfaatkan ukuran relatif suatu objek untuk menentukan
seberapa jauh jaraknya.
Menatap lebih lama pada benda-benda yang menggantung di
udara atau objek yang membuatnya merasa penasaran.
10.https://www.orami.co.id/magazine/begini-tahap-perkembangan-
kognitif-bayi-0-12-bulan-sesuai-usianya/
d. 11
Bayi 9-12 bulan
Mulai memahami bahwa moms atau perawatnya tidak akan
“menghilang” ketika meninggalkan ruangan atau suatu tempat.
menyikat gigi.
kan botol
susunya ketika Moms memintanya.
15. permainan sederhana seperti cilukba dan petak umpet.
“Mama” atau “mamam”.
11.https://www.orami.co.id/magazine/begini-tahap-perkembangan-kognitif-
bayi-0-12-bulan-sesuai-usianya/
D. Perekembangan bayi aspek psikososial
12
Bukan hanya secara fisik, kepribadian dan karakter manusia pun
mengalami perkembangan seiring dengan usianya. Hal ini diyakini oleh
seorang ahli bernama Erik Erikson. Erikson menggambarkan dampak
pengalaman sosial di seluruh tahapan usia. Ia tertarik pada bagaimana
interaksi sosial dan hubungan memainkan peranan dalam pengembangan
dan pertumbuhan manusia. Di tiap tahapan perkembangan, dilandasi atas
tahapan sebelumnya sebagai pintu gerbang untuk periode perkembangan
selanjutnya.
Erikson meyakini, tiap orang mengalami konflik yang berfungsi
sebagai titik balik pembangunan karakter. Ada potensi berkembang, ada
pula potensi kegagalan. Tahapan ini disebut sebagai tahapan psikososial.
Tahap pertama teori perkembangan psikososial Erikson terjadi antara
kelahiran hingga usia satu tahun, dan ini merupakan tahap paling mendasar
dalam kehidupan. Seorang bayi masih sangat tergantung terhadap orang
dewasa di sekitarnya. Pada tahapan ini, ia menggantungkan semua yang
dibutuhkannya untuk bertahan hidup pada orangtua dan pengasuhnya.
16. 12.https://www.popmama.com/baby/7-12-months/winda-carmelita/tahapan-
psikososial-anak-dari-bayi-hingga-remaja/3
3. Arti tangis bayi
Menangis adalah cara bayi berkomunikasi untuk menyampaikan
kebutuhannya. Jika ia lapar, mengantuk, sakit, semua akan diutarakan dalam
bentuk tangisan. Bayi baru lahir umumnya menangis selama 2-3 jam per hari.
Untuk itu, orang tua perlu mengetahui arti tangisan bayi agar dapat mengenali
maksudnya dan bisa segera menenangkan Si Kecil dengan tepat.
Ketika bayi menangis, insting pertama orang tua tentu ingin
menenangkannya sesegera mungkin. Namun tidak selalu mudah untuk
menerjemahkan apa yang diinginkan oleh buah hati. Jadi bagaimana cara
membedakan tangisan bayi yang lapar, ingin dimanja, atau sakit?Di bawah ini
adalah sederet arti tangisan bayi menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia dan cara
yang bisa Anda lakukan untuk menghadapinya:
1. Tangisan karena lapar
Lapar adalah salah satu alasan umum bayi menangis, terutama pada bayi
baru lahir. Tangisan si Kecil saat merasa lapar biasanya terdengar pendek-
pendek, bernada rendah, dan naik-turun.Anda bisa memberikan ASI pada bayi
untuk melihat apakah ia benar-benar lapar atau tidak. Jikapun bayi tidak lapar,
mungkin ia hanya ingin mengisap sesuatu untuk membuatnya merasa nyaman.
2. Tangisan karena masalah dengan perut
Tumpukan gas dalam perut maupun kolik dapat membuat bayi menangis
tanpa henti. Bayi yang mengalami kolik bisa menangis setidaknya tiga jam per
hari selama tiga minggu berturut-turut.Biasanya, bayi yang memiliki masalah
kesehatan tersebut akan tetap menangis meski sudah menyusu. Anda dapat
mencoba mengusap punggungnya dan menggerakkan kedua kakinya seperti
sedang mengayuh sepeda secara perlahan-lahan.Anda pun dapat memberikan
obat untuk membantu mengeluarkan gas dari dalam perutnya. Tapi langkah ini
tentu saja harus dikonsultasikan ke dokter anak terlebih dulu. Pasalnya, tidak
semua obat cocok untuk Si Kecil dan efektif untuk menangani gangguan
perutnya.
17. 3. 13
Tangisan karena kelelahan
Arti tangisan yang satu ini mungkin akan sedikit membingungkan. Karena
tak seperti orang dewasa, bayi yang kelelahan justru tidak mudah tertidur. Justru
sebaliknya, mereka akan rewel dan menangis di malam hari.Cobalah untuk
menidurkan bayi dengan membedongnya menggunakan selimut, sehingga bayi
akan merasa nyaman seperti di dalam rahim. Mengajak buah hati berjalan-jalan
ke luar rumah dengan kereta bayi juga akan membantu.
4. Tangisan karena butuh bersendawa
Saat menyusu lewat payudara sang ibu maupun botol, tak hanya susu yang
ditelan bayi, tetapi juga udara. Udara yang tak dikeluarkan dengan cara
sendawa bisa membuat bayi tak nyaman. Jadi apabila bayi Anda menangis
setelah disusui, mungkin ia perlu disendawakan. Meski begitu, bersendawa
sebenarnya tidak harus dilakukan setiap saat. Pasalnya, ada sebagian bayi perlu
rutin disendawakan, sementara sebagian bayi lainnya tidak.
5. Tangisan karena alergi
Bayi bisa mengalami alergi terhadap komponen dalam ASI yang berasal
dari makanan sang ibu maupun susu formula. Jika bayi Anda sering menangis
setelah menyusu, mungkin ini dikarenakan ia sedang mengalami
alergi.Sementara beberapa jenis makanan yang dapat menyebabkan alergi pada
bayi meliputi susu sapi, kacang-kacangan, kerang, telur, ikan, dan banyak
lagi.Periksakan bayi Anda ke dokter untuk mengetahui apakah ia alergi atau
tidak. Dokter kemungkinan menyarankan Anda untuk menghindari konsumsi
susu atau makanan tertentu selama seminggu.Apabila bayi sudah jarang
menangis setelah penerapan langkah tersebut, berarti ia memang mengalami
alergi. Ini berarti, Anda sebaiknya menghindari susu maupun makanan itu.
6. Tangisan karena ingin dimanja
Terkadang, bayi menangis bukan karena lapar, lelah, atau masalah lain
dalam tubuhnya. Tapi Si Kecil merengek karena ingin dipeluk dan dimanja. Jadi
Anda harus pintar-pintar mengenal arti tangisan bayi yang satu ini.Gendonglah
18. buah hati dan ajak ia mengobrol untuk membuatnya tenang. Ia juga akan senang
saat melihat, mendengar, dan merasakan kehadiran orang tuanya.
7. Tangisan karena tumbuh gigi
Umumnya, gigi pertama bayi muncul saat usianya menginjak 4-7
bulan. Proses tumbuh gigi ini bisa membuat gusi bayi terasa sakit. Jika bayi Anda
sering menangis di usia-usia tersebut, Anda bisa menyelipkan satu jari ke
permukaan gusinya. Dengan ini, Anda bisa meraba ada tidaknya tonjolan yang
menandakan Si Kecil tumbuh gigi.
8. Tangisan karena kesakitan
Salah satu alasan bayi menangis adalah karena ia sedang kesakitan. Kulit
bayi lebih sensitif, sehingga ia bisa menangis karena hal-hal yang mungkin
sepele bagi orang dewasa. Misalnya, ada seutas rambut yang tersangkut di
jarinya atau merasa tidak nyaman dengan label pakaian yang mengenai kulitnya.
9. Tangisan karena sedang sakit
Tangisan bayi yang sedang sakit berbeda dengan tangisan lapar atau
lainnya. Orang tua pun biasanya langsung tahu kalau tangisan bayi mereka terasa
tidak ‘wajar’.Karena itu, apabila berbagai cara menenangkan bayi sudah
dilakukan dan ia masih rewel, bisa jadi ia sedang sakit atau tidak enak
badan.Anda perlu memeriksakan kondisi buah hati ke dokter untuk mengetahui
penyebab di balik tangisannya secara pasti.
10. Tangisan karena terlalu banyak stimulus
Untuk melatih perkembangan fisik, emosi, sosial, dan bahasa, beberapa
orang tua yang melakukan stimulasi terhadap bayi. Stimuasi memang penting,
tetapi ternyata ada banyak orang tua yang tidak memahami cara melakukannya
dengan tepat.Stimulasi yang diberikan terus-menerus bisa membuat bayi
kelelahan. Misalnya, ibu yang mengajak bayinya terlalu lama ke mal dan
dikelillingi banyak orang, bisa membuat bayi rewel dan menangis.
13.https://www.sehatq.com/artikel/arti-tangisan-bayi-tak-melulu-karena-lapar-
mungkin-ini- penyebabnya
19. 4. 14
Refleksi bayi
Gerak refleks adalah respon dari sistem saraf terhadap stimulus, dan tidak
dilakukan dengan perencanaan. Bayi yang baru dilahirkan memiliki refleks
pertama yang disebut refleks primitif. Gerakan-gerakan bayi mulanya tampak
tidak terkoordinasi, hal ini merupakan respon dari luar terhadap stimulus
ataupun sebagai bentuk ekspresi refleks bayi. Bayi memiliki impuls bergerak
yang sangat kuat. Sebagian besar dari gerakan-gerakan tersebut pada awalnya
tidak berarah dan tampak tidak bertujuan. Dalam proses pertumbuhannya, gerak
refleks si kecil akan semakin berkurang dan digantikan dengan bentuk gerakan
yang lebih disadari dan bertujuan.
Melalui stimulasi berbasiskan neurosains, dengan teknik pijatan atau saat
ini lebih dikenal dengan baby spa, bayi dapat dilatih agar refleks primitifnya
secara bertahap diambil alih oleh otak kognitif. Kemudian, refleks primitf ini
dapat berubah menjadi gerak integrasi, yaitu gerak yang sudah terkoordinasi.
Perkembangan refleks ini merupakan dasar bagi tiga fungsi kontrol, yaitu
kontrol gerakan sadar postur, kontrol keseimbangan, dan kontrol koordinasi. Di
dalam lingkungan, ketiga fungsi kontrol ini saling berhubungan.
Beberapa gerak refleks bayi yang perlu distimulasi terletak pada telinga
bagian dalam. Ini merupakan refleks yang terhubung dengan mekanisme
keseimbangan hingga pusat-pusat di otak yang terlibat dalam pengendalian
tubuh, gerakan mata dan regulasi output gerak. Berikut adalah beberapa refleks
primitif pada bayi yang perlu distimulasi agar berganti menjadi refleks integrasi
yang berhubungan dengan mekanisme keseimbangan:
1. Refleks Mengisap
Refleks primitif ini dapat mengganggu perkembangan bicara si
kecil. Ia berbicara tidak jelas karena kontrol otot-otot di mulut dan posisi
lidah tidak bekerja dengan baik.
20. 2. Refleks Menggenggam
Refleks primitif ini dapat memengaruhi kemampuan anak saat
mengenggam sesuatu, contohnya cara memegang pensil saat menulis.
3. Refleks Tonik Leher
Refleks ini memengaruhi koordinasi antara bagian atas dan bagian
bawah tubuh yang berhubungan dengan sebagian otot tubuh. Reflek
primitif ini dapat dilihat pada anak yang memiliki postur duduk yang
kurang baik. Jika tidak distimulasi, anak akan mendapatkan kesulitan
saat duduk. Anak yang tak mampu melakukan koordinasi otak ke otot
tengkuk hingga punggung akan sulit menopang tubuhnya untuk tegak.
14.https://www.zwitsal.co.id/archive/stimulasi-refleks-primitif-bayi.29 juli
2017
5. 15
Pengasuhan dan pendidikan masa bayi
1. Umur 0-3 bulan
o Sering memeluk dan menimang bayi dengan penuh kasih sayang
o Gantung benda berwarna cerah yang bergerak dan bisa dilihat bayi
o Ajak bayi tersenyum dan berbicara
o Perdengarkan musik pada bayi
2. Umur 3-6 bulan
o Sering tengkurapkan bayi
o Gerakkan benda ke kiri dan ke kanan, di depan matanya
o Perdengarkan berbagai bunyi-bunyian
o Beri mainan benda yang besar dan berwarna
3. Umur 6-12 bulan
o Ajari bayi duduk ajak main ci-luk-ba
o Ajari memegang dan makan biskuit
o Ajari memegang benda kecil dengan 2 jari
21. o Ajari berdiri dan berjalan dengan berpegangan
o Ajak bicara sesering mungkin
o Latih mengucapkan ma..ma..pa..pa..
o Beri mainan yang aman dipukul-pukul
15.Dinas kesehatan kabupaten Purworejo ( Jakarta : Departemen Kesehatan dan
JICA, 1997 ), hlm. 40 – 42.
6. 16
Tugas-tugas perkembangan masa bayi
1. Umur 1 bulan, bayi bisa :
Menatap ke ibu
Mengeluarkan suara o...o..o..
Tersenyum
Menggerakkan tangan dan kaki
2. Umur 3 bulan, bayi bisa :
Mengangkat kepala tegak ketika tengkurep
Tertawa
Menggerakkan kepala ke kiri dan ke kanan
Membalas tersenyum ketika diajak bicara/tersenyum
Mengoceh spontan atau bereaksi dengan mengoceh
3. Umur 6 bulan, bayi bisa :
Berbalik dari telungkup ke telentang
Mempertahankan posisi kepala tetap tegak
Meraih benda yang ada di dekatnya
Menirukan bunyi
Menggenggam mainan
Tersenyum ketika melihat mainan
4. Umur 9 bulan, bayi bia :
Merambat
Mengucapkan ma..ma...,da..da..
Meraih benda sebesar kacang
Mencari benda/ mainan yang dijatuhkan
Bermain tepuk tangan atau ci-luk-ba
22. Makan kue/ biskuit sendiri
5. Umur 12 bulan, bayi bisa :
Berdiri dan berjalan berpegangan
Memegang benda kecil
Meniru kata sederhana seperti ma..ma..pa.pa..
Mengenal anggota keluarga
Takut pada orang yang belum dikenal
Menunjukkan apa yang diinginkan tanpa menangis / merengek.
16.Dinas kesehatan kabupaten Purworejo ( Jakarta : Departemen Kesehatan dan
JICA, 1997 ), hlm. 40 – 42.
23. BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
a) Tahap perkembangan neonatal
Bayi Baru Lahir 1 bulan
Bayi 1-3 bulan
Bayi 4- 6 bulan
Bayi 7-9 bulan
10-12 bulan
b) Perkembangan bayi aspek fisik, motorik, kognitif, dan psikososial
Aspek fisik
Bayi baru lahir 1 bulan
3 hari pertama setelah kelahirannya, berat badan bayi turun sekitar 5-7
persen dari berat lahir. Di hari ke-4 berat badannya mulai naik hingga
kembali ke berat lahir dalam waktu 1-2 minggu.
Bayi 1-3 bulan
Si kecil akan melakukan gerakan refleks seperti menggenggam jari
bunda, meregangkan kaki dan tangan secara tiba-tiba bila ia terkejut.
Panca indra, penciuman si kecil mungkin sudah sangat baik, akan tetapi
pendengaran dan penglihatannya masih belum jelas.
Bayi 4-6 bulan
Si kecil sudah mampu memainkan tangan dan kakinya lalu mulai
mengamatinya. Saat tengkurap sudah sudah bisa mengangkat kepala
dan dadanya.
Bayi 7-9 bulan
Memiliki berat badan 6,7 – 10,5 kg dan panjang badan sekitar 65 -73,2
cm. Karakaternya akan terlihat dan ia cenderung mudah cemas ketika
jauh dari orang tua.
24. Bayi 10-12 bulan
Berat badannya sekitar 7,5 – 11,2 kg dan panjang sekitar 69 – 77,6 cm.
Mulai menunjukkan kemandirian, pandai bermain, dan aktif
berkomunikasi.
Aspek motorik
Bayi baru lahir hingga 1 bulan
Menggerakkan wajah ke kiri dan ke kanan akan melatih otot matanya
untuk fokus dan mengikuti pergerakan obyek. Bayi secara alami
terbiasa menghisap jari- jari tangannya sendiri.
Bayi 1 – 3 bulan
Bayi mulai mengembangkan kemampuan dan kekuatan yang mereka
butuhkan untuk bergerak. Bayi bisa mengangkat kepala sebentar saat
tengkurap.
Bayi 4- 6 bulan
Keseimbangan dan gerakan bayi meningkat drastis dengan penggunaan
dan koordinasi dari otot – otot besar.
Bayi 7 – 9 bulan
Koneksi sistem syaraf yang terus terbentuk sehingga kendali atas
ototnya semakin kuat. Kemampuan motorik halus juga mengalami
perkembangan yaitu bisa menggunakan tangannya sebagai
keseimbangan saat duduk.
Bayi 10 – 12 bulan
Sudah bisa mengubah posisi sendiri, misalnya dari tengkurap ke posisi
merangkak.
Aspek kognitif
Bayi baru lahir hingga 3 bulan
Berpusat pada mengeksplorasi indera dasar dan belajar lebih banyak
tentang tubuh serta lingkungan
Bayi 3-6 bulan
25. Mampu memahami sebab dan akibat ( mengguncang mainan yang
menghasilkan suara), mudah bosan jika dibiarkan sendirian dalam
waktu yang cukup lama.
Bayi 6-9 bulan
Mampu memahami perbedaan benda hidup dan benda mati
Bayi 9-12 bulan
Mampu menemukan/ mencari obyek yang tersembunyi
Aspek psikososial
Terkait bagaimana interaksi sosial dan hubungan memainkan peranan
dalam pengembangan dan pertumbuhan manusia.
c) Arti tangis bayi
Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia :
Tangisan karena lapar
Tangisan karena masalah dengan perut
Tangisan karena kelelahan
Tangisan karena bersendawa
Tangisan karena alergi
d) Refleksi bayi
bayi yang baru lahir memiliki gerak refleks primitif, mulanya tampak tidak
terkoordinasi yang merupakan respon dari luar terhadap stimulus ataupun
sebagai bentuk ekspresi rileks bayi.
e) Pengasuhan dan pendidikan masa bayi
1. Umur 0-3 bulan
o Sering memeluk dan menimang bayi dengan penuh kasih sayang
o Gantung benda berwarna cerah yang bergerak dan bisa dilihat bayi
2. Umur 3-6 bulan
o Sering tengkurapkan bayi
o Gerakkan benda ke kiri dan ke kanan, di depan matanya
3. Umur 6-12 bulan
o Ajari bayi duduk ajak main ci-luk-ba
26. o Ajari memegang dan makan biskuit
o Ajari memegang benda kecil dengan 2 jari
o Ajari berdiri dan berjalan dengan berpegangan
f) Tugas- tugas perkembangan masa bayi
1. Umur 1 bulan, bayi bisa :
Menatap ke ibu
Mengeluarkan suara o...o..o..
2. Umur 3 bulan, bayi bisa :
Mengangkat kepala tegak ketika tengkurep
Tertawa
Menggerakkan kepala ke kiri dan ke kanan
3. Umur 6 bulan, bayi bisa :
Berbalik dari telungkup ke telentang
Mempertahankan posisi kepala tetap tegak
Meraih benda yang ada di dekatnya
4. Umur 9 bulan, bayi bia :
Merambat
Mengucapkan ma..ma...,da..da..
Meraih benda sebesar kacang
5. Umur 12 bulan, bayi bisa :
Berdiri dan berjalan berpegangan
Memegang benda kecil
Meniru kata sederhana seperti ma..ma..pa.pa..
Mengenal anggota keluarga
2. Saran
Saya sebagai penulis, menyadari bahwa makalah ini banyak sekali
kesalahan dan sangat jauh dari kesempurnaan. Tentunya, penulis akan terus
memperbaiki makalah dengan mengacu pada sumber yang dapat
dipertanggungjawabkan nantinya.Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan
kritik dan saran tentang pembahasan makalah diatas.
27. DAFTAR PUSTAKA
Fitria Pratiwi, “ 5 Tahapan Tumbuh kembang Bayi Usia 0 – 12 Bulan, kenali satu-
satu “https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-4595126/5-tahap-tumbuh-
kembang-bayi-usia-0-12-bulan-kenali-satu-satu.
http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PSIKOLOGI/196605162000122-
HERLINA/DD-TM4_KARAKTERISTIK_TAHAPAN_PERKEMBANGAN.pdf
https://www.cussonsbaby.co.id/artikel/pantau-perkembangan-bayi-baru-lahir-apa-
saja-yang-harus-ibu-ketahui/
https://www.awalsehat.nestle.co.id/tahap-perkembangan-fisik-si-kecil-usia-0-6-
bulan#
https://www.ibudanbalita.com/artikel/tahap-pertumbuhan-perkembangan-bayi-
usia-7-12-bulan
https://www.alodokter.com/bayi-1-bulan-mulai-mengenali-suara-orang-
tua#:~:text=Kemampuan%20Motorik&text=Sejak%20baru%20lahir%20hingga%
20usia,pada%20jarak%2020-35%20cm.
https://www.halodoc.com/artikel/4-tahap-perkembangan-motorik-anak-.
https://www.orami.co.id/magazine/begini-tahap-perkembangan-kognitif-bayi-0-
12-bulan- sesuai-usianya/.
https://www.popmama.com/baby/7-12-months/winda-carmelita/tahapan-
psikososial-anak-dari-bayi-hingga-remaja/3.
https://www.sehatq.com/artikel/arti-tangisan-bayi-tak-melulu-karena-lapar-
mungkin-ini- penyebabnya.
Dinas kesehatan kabupaten Purworejo ( Jakarta : Departemen Kesehatan dan JICA,
1997 ), hlm. 40 – 42.