SlideShare a Scribd company logo
1 of 10
Download to read offline
5
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Definisi Line Balancing
Line Balancing adalah suatu analisis yang mencoba melakukan suatu
perhitungan keseimbangan hasil produksi dengan membagi beban antar proses secara
berimbang sehingga tidak ada proses yang idle akibat terlalu lama menunggu
keluarnya peroduk dari proses yang sebelumnya. Adapun tujuan utama dalam
menyusun Line Balancing adalah untuk membentuk dan menyeimbangkan beban
kerja yang dialokasikan pada tiap-tiap stasiun kerja. Jika tidak dilakukan
keseimbangan seperti ini maka akan mengakibatkan ketidakefisienan kerja di
beberapa stasiun kerja, dimana antara stasiun kerja yang satu dengan stasiun kerja
yang lain memiliki beban kerja yang tidak seimbang.
Dengan demikian, masalah keseimbangan lintasan perakitan(Balancing Line)
adalah bagaimana agar suatu pekerjaan dapat diselesaikan dengan beban kerja yang
sama pada setiap stasiun kerja, sehingga menghasilkan keluaran produk yang sama
persatuan waktu.
2.1.1 Tujuan Penyeimbangan Lintasan
Tujuan dasar daripada penyeimbang lintasanyaitu untuk
membantu meningkatkan jumlah produksi yang dikeluarkan dengan
fasilitas dan sumber daya yang dimiliki perusahaan. Megatasi
permasalahan bottleneck yang terjadi pada tahapan proses agar proses
produksi dapat berjalan efektif dan effisien. Umumnya merencanakan
keseimbangan dalam sebuah lintasan meliputi usaha yang bertujuan
untuk mencapai suatu kapasitas yang optimal, dimana tidak terjadi
pemborosan fasilitas (waktu, tenaga dan material). Tujuan ini tercapai
bila:
1. Lintasan bersifat seimbang, setiap stasiun kerja mendapatkan beban
kerja yang sama nilainya diukur dengan waktu.
2. Jumlah waktu operator menunggu dari proses sebelumnya (idle)
minimum di setiap stasiun kerja sepanjang lintasan proses.
3. Jumlah stasiun yang ada di lintasan memiliki waktu yang seimbang.
2.1.2 Masukan Keseimbangan Lintasan
Masukan yang diperlukan untuk merencanakan keseimbangan
lintasan perakitan adalah:
1. Precedence diagram suatu jaringan kerja (terdiri atas rangkaian
simpul dan anak panah) yang menggambarkan urutan perakitan serta
ketergantungan pada operasi kerja lainnya yang tujuannya
mempermudahkan pengontrolan dan perencanaan kegiatan yang
terkait di dalamnya.
2. Data waktu baku pekerjaan tiap operasi, yang diturunkan dari
perhitungan waktu baku pekerjaan operasi perakitan.
3. Kecepatan lintasan yang diinginkan (waktu siklus / CT).
6
2.1.3 Metode Penyeimbangan Lintasan Perakitan
Dalam menyeimbangkan lintasan terdapat beberapa metode
atau cara pendekatan yang berbeda-beda, akan tetapi mempunyai
tujuan yang pada dasarnya sama yaitu mengoptimumkan lintasan agar
didapat penggunaan tenaga kerja dan fasilitas yang sebaik mungkin.
Secara umum terdapat 3 metode dasar keseimbangan lintas perakitan:
1. Metode Matematis
Merupakan metode yang dapat menghasilkan suatu solusi optimal.
2. Metode Probabilistik
Simulasi solusi yang dihasilkan adalah solusi - solusi yang feasible.
3. Metode Heuristik
Metode heuristik pertama kali digunakan oleh Simon dan Newll untuk
menggambarkan pendekatan tertentu untuk memecahkan masalah dan
membuat keputusan. Beberapa metode heuristik yang umum dikenal
adalah:
a. Metode Helgesson – Birnie
Disebut juga metode rangked positional weight (metode peringkat
bobot posisi).
b. Metode Region Approach
Dasarnya adalah opc yang ditransformasikan menjadi precedence
diagram
c. Metode Largest Candidate Rules
Prinsip dasarnya adalah menghubungkan proses-proses atas dasar
pengurutan operasi dari waktu proses terbesar.
2.1.4 Metode Waktu Operasi Terpanjang ( Largest Candidate Rules )
Nama yang lain dari metode ini adalah teknik/metode waktu
operasi terpanjang, metode ini merupakan metode yang paling
sederhana. Dalam metode ini melakukan pendekatan penyeimbangan
lini produksi berdasarkan waktu operasi terpanjang akan
diprioritaskan penempatannya dalam stasiun kerja.Prinsip dasarnya
adalah menggabungkan proses-proses atas dasar pengurutan operasi
dari waktu proses terbesar. Sebelum dilakukan penggabungan, harus
ditentukan dahulu, berapa waktu siklus yang akan dipakai. Waktu
siklus ini akan dijadikan pembatas dalam penggabungan operasi
dalam satu stasiun kerja.
Langkah yang harus dilakukan sebagai berikut:
7
a.Urutkan semua elemen kerja yang paling besar waktunya hingga
yang paling kecil.
b.Elemen kerja pada stasiun kerja pertama diambil dari urutan yang
paling atas. Elemen kerja pindah ke stasiun kerja berikutnya, apabila
jumlah elemen kerja telah menlebihi waktu siklus.
c.Lanjutkan proses langkah-b, hingga semua elemen kerja telah
berada dalam stasiun kerja dan memenuhi≤ waktu siklus.
Secara matematis keseimbangan lintasan perakitan dapat dirumuskan
sebagai berikut:
1. Efisiensi Stasiun Kerja
2. Efisiensi Lintasan
3. Waktu Menganggur
4. Total Waktu Menganggur
2.2 Pengukuran Kerja
Mengacu pada pendapat Sritomo Wingjosoebroto (1995), pengukuran yang
dimaksudkan disini adalah pengukuran kerja (time study) adalah suatu aktivitas
untuk menentukan waktu yang dibutuhkan oleh seorang operator (yang memiliki
ketrampilan rata – rata dan terlatih baik ) dalam melaksanakan sebuah kegiatan kerja
dalam kondisi dan tempo kerja yang normal.
8
2.2.1 Pengukuran kerja dan Manfaatnya
Untuk mengetahui apakah suatu sistem kerja yang diterapkan
sudah baik, maka diperlukan prinsip-prinsip pengukuran kerja yang
meliputi teknik-teknik pengukuran mengenai waktu yang dibutuhkan,
tenaga yang dikeluarkan, pengaruh psikologis dan fisiologis.
Salah satu pengukuran kerja adalah pengukuran waktu kerja
(time study). Pengukuran waktu kerja bertujuan untuk mendapatkan
waktu standar penyelesaian pekerjaan secara wajar, tidak terlalu cepat
dan juga tidak terlalu lambat, oleh pekerja normal untuk
menyelesaikan pekerjaannya dalam suatu sistem kerja yang telah
berjalan dengan baik
Manfaat dari waktu standar adalah:
1. Untuk menetukan jadwal dan perencanaan kerja.
2. Untuk menetukan standar biaya dalam mempersiapkan anggaran.
3. Untuk memperkirakan biaya sebuah produk sebelum diproduksi,
agar dapat mempersiapkan penawaran dan menentukan harga jual.
4. Untuk menentukan pemanfaatan mesin, jumlah mesin yang dapat
dioperasikan seorang operator dan membantu dalam
menyeimbangkan lintasan produksi.
5. Untuk menentukan standar waktu sebagai dasar pengendalian biaya
tenaga kerja.
2.2.2 Pengukuran Waktu
Teknik-teknik pengukuran waktu dapat dibagi menjadi dua bagian :
1. Pengukuran waktu secara langsung
Pengukuran waktu ini dilakukan secara langsung ditempat kerja.
Cara ini terbagi lagi menjadi 2 metode, yaitu:
a.Metode jam henti (stop watch method)
b.Metode sampling pekerjaan (work sampling method)
2. Pengukuran waktu secara tidak langsung
Pengukuran waktu ini dilakukan tanpa harus berada ditempat kerja,
tetapi cukup dengan membaca data dari tabel - tabel atau literatur
yang tersedia. Cara ini terbagi juga menjadi 2 metode, yaitu:
a. Data waktu standar
b. Data waktu gerakan
Dalam hal ini, pembahasan akan dilakukan dengan teknik pengukuran
waktu secara langsung dengan menggunakan metode jam henti (stop
watch method).
2.2.3 Pengukuran Waktu Metode Jam Henti
Pengukuran waktu dengan metode jam henti (stop watch time
study) menggunakan stop watch sebagai alat pengukur waktu yang
ditunjukkan dalam penyelesaian suatu aktivitas yang diamati (actual
time). Waktu yang berhenti diukur dan dicatat kemudian
dimodifikasikan dengan mempertimbangkan tempo kerja operator dan
menambahkannya dengan kelonggaran waktu (allowances time).
9
Langkah-langkah yang harus dilakukan sebelum melakukan
pengukuran waktu dengan jam henti adalah sebagai berikut:
1. Penetapan tujuan pengukuran
Sebelum dimulai kegiatan pengukuran, maka perlu ditetapkan tujuan
dari hasil pengukuran. Tujuan ini akan mempengaruhi besarnya tingkat
ketelitian dan tingkat kepercayaan yang digunakan.
2. Melakukan penelitian pendahuluan
Penelitian pendahuluan dilakukan untuk mempelajari sistem
dan kondisi kerja saat ini sehingga jika diperlukan dapat melakukan
perbaikan sistem kerja yang baik.
3. Memilih operator
Operator yang akan diukur dalam melakukan pekerjaannya
hendaknya seorang yang berkemampuan normal. Jadi, operator yang
dipilih adalah operator yang bekerja secara wajar dan berkemampuan
rata-rata
4. Menguraikan pekerjaan berdasarkan elemen pekerjaan
Pekerjaan yang hendak diukur waktunya dibagi – bagi menjadi
elemen – elemen kerja dengan batas yang jelas. Penguraian ini
dilakukan jika diperlukan dan tergantung dari tujuan yang diinginkan
sehingga waktu siklus pekerjaan adalah penjumlahan dari waktu siklus
elemen –elemen kerjanya.
5. Menyiapkan alat – alat pengukuran
Alat – alat yang dipakai dalam pengukuran waktu ini adalah:
a. Jam kerja ( stop watch )
b. Lembar pengamatan
c. Alat – alat tulis
Kegiatan pengukuran waktu merupakan kegiatan mengamati
seorang operator dalam melakukan pekerjaannya dan mencatat waktu
kerja yang dibutuhkan dengan alat pengukur waktu yang sesuai dalam
suatu siklus operasi kerja.
2.3 Tata Letak Fasilitas Pabrik (Layout)
2.3.1 Definisi
Menurut Wignjosoebroto (2000) yang dikutip dari Achmad Ridwan
(2010), bahwa:
”Tata letak pabrik dapat didefinisikan sebagai tata cara pengaturan
fasilitas–fasilitas pabrik guna menunjang kelancaran proses produksi.
Pengaturan tersebut akan memanfaatkan luas area (space) untuk
penempatan mesin atau fasilitas penunjang produksi lainnya, kelancaran
gerakan–gerakan material, penyimpanan material (storage) baik yang
bersifat temporer maupun permanen, personil pekerja dan sebagainya”.
Persoalan yang sering dihadapi oleh manajemen perusahaan dalam
mengelola sistem proses produksi adalah membuat tata letak didalam lini
produksi menjadi efektif & effisien. Sehingga menghasilkan aliran produksi
yang lancar. Tata letak fasilitas pabrik berarti menyangkut hal penempatan
mesin-mesin, jarak antara mesin tersebut, penempatan tenaga kerja, dan
kelancaran proses yang dikehendaki.
10
2.3.2 Tujuan dan Manfaat Pengaturan Layout
Menurut Zulian Yamit (2003) bahwa tujuan utama yang ingin
dicapai dalam perencanaan tata letak fasilitas pabrik adalah untuk
meminimumkan biaya atau meningkatkan efisiensi dalam pengaturan segala
fasilitas produksi dan area kerja. Secara spesifik, tata letak fasilitas pabrik
yang baik akan memberikan manfaat-manfaat sebagai berikut:
1. Meningkatkan jumlah produksi yang dapat dihasilkan sebagai akibat dari
semakin lancarnya proses produksi yang terjadi.
2. Mengurangi waktu tunggu antar mesin ataupun antar departemen dalam
pabrik dengan cara menciptakan keseimbangan beban dan waktu antara
mesin dan departemen tersbut
3. Mengurangi proses pemindahan bahan yang terjadi dengan cara
menghemat jarak perpindahan bahan dan biaya yang ditimbulkan dari
perpindahan bahan tersebut.
4. Perencanaan tata letak fasilitas pabrik yang optimum akan menyebabkan
efisiensi dari ruangan pabrik dan meminimumkan penggunaan ruangan
5. Efisiensi penggunaan fasilitas dalam pabrik.
6. Meningkatkan kepuasan dan keselamatan kerja bagi karyawan dengan
menciptakan susunan area kerja yang aman, rapi, tertib, dan nyaman.
7. Mengurangi kesimpang-siuran dan hal-hal lain yang sebenarnya tidak
perlu terjadi.
2.3.3 Prinsip Dasar Penyusunan Tata Letak Fasilitas Pabrik
Dalam penyusunan tata letak fasilitas pabrik yang baik, perlu
diperhatikan adanya beberapa hal penting. Menurut Heizer dan Render
(2006:450) bahwa: “Dalam semua kasus, desain tata letak harus
mempertimbangkan bagaimana untuk mencapai;
1) Utilisasi ruang, peralatan, dan orang yang lebih tinggi.
2) Aliran perpindahan informasi, barang, atau orang lebih baik.
3) Moral karyawan yang lebih baik, juga kondisi kerja yang lebih aman.
4) Interaksi dengan pelanggan yang lebih baik.
5) Fleksibiltas (bagaimanapun kondisi tata letak yang ada sekarang, tata
letak tersebut akan perlu diubah).”
Sedangkan Zulian Yamit (2003) menyebutkan bahwa berdasarkan
tujuan dan manfaat yang diperoleh dalam pengaturan tata letak fasilitas
pabrik yang baik, dapat disimpulkan prinsip dasar dalam menyusun tata letak
fasilitas pabrik adalah sebagai berikut:
a. Integrasi secara total. Prinsip ini menyatakan bahwa tata letak fasilitas
pabrik dilakukan secara terintegrasi dari semua faktor yang memengaruhi
proses produksi menjadi satu unit organisasi yang besar.
b. Jarak perpindahan barang paling minimum. Waktu perpindahan bahan dari
satu proses ke proses yang lain dalam suatu industri dapat dihemat dengan
cara mengurangi jarak perpindahan tersebut seminimum mungkin.
c. Memperlancar aliran kerja. Material diusahakan bergerak terus tanpa
adanya interupsi atau gangguan skedul kerja.
d.Kepuasan dan keselamatan kerja. Suatu layout dikatakan baik apabila pada
akhirnya mampu memberikan keselamatan dan keamanan dari orang yang
bekerja di dalamnya.
11
e. Fleksibilitas. Fleksibel untuk diadakan penyesuaian atau pengaturan
kembali (relayout) maupun layout yang baru dapat dibuat dengan cepat dan
murah.
Prosedur umum yang dilakukan sebagai langkah-langkah proses perencanaan
tata letak fasilitas pabrik adalah sebagai berikut:
1. Analisis produk dan proses produksi yang diperlukan
2. Penentuan jumlah mesin dan luas area yang dibutuhkan
3. Penentuan tipe layout yang dikehendaki
4. Penentuan aliran kerja dan bahan
5. Penentuan luas area untuk departemen
6. Rencana secara detail layout yang dipilih
2.3.4 Tipe-tipe Tata Letak (Layout)
Jenis produk proses produksi yang diharapkan, dan bahkan strategi
perusahaan akan mempengaruhi manajer operasi dalam memilih tipe tata
letak yang sesuai dengan perusahaan. Terdapat enam pendekatan mengenai
tipe tata letak yang dapat digunakan oleh para manajer operasi:
1. Tata letak dengan posisi tetap.
Dalam tata letak dengan posisi tetap (fixed-position layout), proyek
tetap berada dalam suatu tempat, sementara para pekerja dan peralatan datang
pada tempat tersebut. Contoh: proyek pembuatan kapal, jalan layang,
jembatan, dan rumah.
2. Tata letak yang berorientasi pada proses (process-oriented layout)
Tipe tata letak ini dapat menangani beragam barang atau jasa secara
bersamaan. Tipe tata letak ini merupakan tipe yang cocok bagi organisasi
yang menerapkan strategi diferensiasi produk. Tata letak ini paling efisien di
saat pembuatan produk dengan persyaratan berbeda atau pada saat
penanganan pelanggan dengan kebutuhan berbeda.
3. Tata Letak Kantor
Perbedaan utama antara tata letak kantor (office layout) dan tata letak
pabrik adalah pada perpindahan informasi. Konsep utama dari tata letak
kantor adalah pengelompokan pekerja, peralatan, dan ruangan/kantor untuk
menyajikan keamanan, kenyamanan, dan kelancaran perpindahan informasi
atau bahan (bagi pabrik).
4. Tata letak ritel (retail layout)
Merupakan sebuah pendekatan yang berkaitan dengan aliran,
pengalokasian ruang, dan merespon pada perilaku pelanggan. Tipe tata letak
ini didasarkan pada ide bahwa penjualan dan keuntungan bervariasi
bergantung kepada produk mana yang dilihat dan dapat menarik perhatian
pelanggan diposisikan.
5. Tata letak Gudang dan Penyimpanan (Warehouse Layout)
Tipe tata letak ini merupakan sebuah desain bagi gudang atau fasilitas
penyimpanan bahan yang mencoba meminimalkan biaya total dengan
mencari paduan yang terbaik antara luas ruang dan penanganan bahan.
6. Tata Letak Berorientasi pada Produk / Proses Produksi Berulang
Tipe tata letak ini merupakan tipe tata letak yang cocok untuk
diterapkan bagi sistem produksi yang berulang dan kontinu dengan jenis
produk yang seragam (distandarisasi) dan bervolume tinggi.
12
2.4 Tata Letak Berorientasi pada Produk dan Konsep Lini
Tata letak yang berorietasi pada produk, fasilitasnya disusun di sekitar produk
atau keluarga produk yang sama yang memiliki volume tinggi, dan bervariasi rendah.
(Heizer dan Render, 2006)
Dalam tata letak yang beorientasi pada produk, bahan-bahan akan diproses
dalam suatu urutan pengerjaan yang terdiri atas tugas-tugas. Di mana tugas-tugas
tersebut akan tersusun dalam suatu urutan proses atau lini produksi.
2.4.1 Asumsi Penerapan Tata Letak Beorientasi Produk
Buffa dan Sarin (1999:240) menyebutkan bahwa sebelum
menerapkan konsep tata letak berorientasi produk terdapat beberapa asumsi
dan persyaratan yang harus dipenuhi agar diperoleh keuntungan ekonomis
yang besar. Kondisi-kondisi yang harus dipenuhi tersebut, antara lain:
1. Volume yang memadai untuk mencapai utilisasi peralatan yang wajar
2. Permintaan akan produk yang stabil
3. Produk telah distandarisasi
4. Komponen yang dapat saling dipertukarkan (interchangeability)
5. Pasokan bahan yang kontinu.
2.4.2 Keunggulan dan Kelemahan Tata Letak beorientasi Produk
Dalam buku Operations Management Edisi Ketujuh, Heizer dan
Render (2006) menyebutkan kelemahan dan keunggulan dari konsep tata
letak berorientasi pada produk ini, antara lain:
- Keunggulan:
1. Rendahnya biaya variabel per unit yang biasanya dikaitkan dengan
produk yang terstandarisasi dan bervolume tinggi.
2. Biaya penanganan bahan yang rendah.
3. Mengurangi persediaan barang setengah jadi.
4. Proses pelatihan dan pengawasan yang lebih mudah.
5. Hasil keluaran produksi yang lebih cepat.
- Kelemahan:
1. Dibutuhkan volume yang cukup tinggi, karena modal yang
diperlukan untuk menjalankan proses cukup besar.
2. Apabila ada pekerjaan yang harus berhenti pada satu titik
mengakibatkan seluruh operasi pada lini yang sama juga akan
terhenti.
3. Fleksibilitas yang ada, kurang pada saat menangani beragam
produk atau tingkat produksi yang berubah-ubah / berbeda.
2.4.3 Konsep Lini dalam Tata Letak berorientasi Produk
Dalam tata letak berorientasi produk dikenal dua macam lini,
yaitu lini perakitan dan lini pabrikasi. Lini pabrikasi merupakan lini
produksi yang membuat komponen dan biasanya menggunakan
mesin-mesin untuk membuat komponen tersebut. Sedangkan Lini
Perakitan merupakan lini produksi di mana komponen akan
dipabrikasi melalui sekumpulan stasiun kerja yang biasanya terdiri
dari tenaga kerja dan mesin. Seperti yang disebutkan oleh Heizer dan
Render (2006:471):
“Terdapat dua jenis tata letak yang berorientasi pada produk, yaitu lini
pabrikasi dan perakitan. Lini pabrikasi (fabrication line) membuat
13
komponen seperti ban mobil atau komponen logam sebuah kulkas
pada beberapa mesin. Lini perakitan (Assembly Line) meletakkan
komponen yang dipabrikasi secara bersamaan pada sekumpulan
stasiun kerja.”
“Kedua lini ini merupakan proses yang berulang, dan dalam kedua
kasus, lini ini harus seimbang. Yaitu, waktu yang dihabiskan untuk
mengerjakan suatu pekerjaan harus sama atau seimbang dengan waktu
yang dihabiskan untuk mengerjakan pekerjaan pada mesin berikutnya
pada lini pabrikasi, sebagaimana waktu yang dihabiskan pada stasiun
kerja oleh seorang pekerja di lini perakitan harus seimbang dengan
waktu yang dihabiskan pada stasiun berikutnya yang dikerjakan oleh
pekerja berikutnya.”
Gambar 1 Tata Letak Lini Perakitan
Sumber: Heizer dan Render (2006) dengan perubahan
Lini pabrikasi biasanya menggunakan mesin dan sulit untuk membuat keseimbangan
karena diperlukan perubahan mekanis dan rekayasa. Sedangkan lini perakitan
biasanya menggunakan tenaga kerja dalam prosesnya. Sehingga mudah untuk
menciptakan keseimbangan dengan memindahkan orang dari satu stasiun kerja ke
stasiun kerja yang lain untuk menciptakan keseimbangan di setiap stasiun.
Untuk menciptakan keseimbangan di dalam setiap lini, diperlukan suatu proses
penyeimbangan untuk menyeimbangkan waktu dan beban di setiap stasiun kerja.
Proses penyeimbangan tersebut dikenal dengan konsep Line Balancing atau
penyeimbangan lini.
14

More Related Content

What's hot

Laporan modul 4 Line Balancing
Laporan modul 4 Line BalancingLaporan modul 4 Line Balancing
Laporan modul 4 Line BalancingRewidya Astari
 
Pengukuran waktu kerja
Pengukuran  waktu kerjaPengukuran  waktu kerja
Pengukuran waktu kerjaAmsori Alians
 
4. pengukuran waktu baku
4. pengukuran waktu baku4. pengukuran waktu baku
4. pengukuran waktu bakuDjoe343536
 
Penjadwalan manajemen operasi
Penjadwalan manajemen operasiPenjadwalan manajemen operasi
Penjadwalan manajemen operasialawwapnp
 
Penentuan Jadwal Jangka Pendek
Penentuan Jadwal Jangka PendekPenentuan Jadwal Jangka Pendek
Penentuan Jadwal Jangka PendekDoraIsnainiPutri
 
Bab 15 Penjadwalan Mata Kuliah Manajemen Operasi A
Bab 15 Penjadwalan Mata Kuliah Manajemen Operasi ABab 15 Penjadwalan Mata Kuliah Manajemen Operasi A
Bab 15 Penjadwalan Mata Kuliah Manajemen Operasi Aalawwapnp
 
Schedulling in Bahasa Makalah
Schedulling in Bahasa MakalahSchedulling in Bahasa Makalah
Schedulling in Bahasa MakalahYesica Adicondro
 
Buku Load Oriented Order Release Sebagai Pengantar PPC (Production Planning a...
Buku Load Oriented Order Release Sebagai Pengantar PPC (Production Planning a...Buku Load Oriented Order Release Sebagai Pengantar PPC (Production Planning a...
Buku Load Oriented Order Release Sebagai Pengantar PPC (Production Planning a...Ir. Duddy Arisandi, ST, MT
 
3. peta kerja simbol asme
3. peta kerja simbol asme3. peta kerja simbol asme
3. peta kerja simbol asmeDiery Sipayung
 
Buku Load Oriented Order Release Sebagai Pengantar PPC (Production Planning a...
Buku Load Oriented Order Release Sebagai Pengantar PPC (Production Planning a...Buku Load Oriented Order Release Sebagai Pengantar PPC (Production Planning a...
Buku Load Oriented Order Release Sebagai Pengantar PPC (Production Planning a...Ir. Duddy Arisandi, ST, MT
 
Peta peta proses kerja
Peta peta proses kerjaPeta peta proses kerja
Peta peta proses kerjaRiko Satrianto
 

What's hot (20)

Line balancing
Line balancingLine balancing
Line balancing
 
Laporan modul 4 Line Balancing
Laporan modul 4 Line BalancingLaporan modul 4 Line Balancing
Laporan modul 4 Line Balancing
 
Pengukuran kerja
Pengukuran kerjaPengukuran kerja
Pengukuran kerja
 
7. line balancing
7. line balancing7. line balancing
7. line balancing
 
Makalah Pengantar Teknik Industri
Makalah Pengantar Teknik IndustriMakalah Pengantar Teknik Industri
Makalah Pengantar Teknik Industri
 
Bab ii
Bab iiBab ii
Bab ii
 
Pengukuran waktu kerja
Pengukuran  waktu kerjaPengukuran  waktu kerja
Pengukuran waktu kerja
 
yes
yesyes
yes
 
4. pengukuran waktu baku
4. pengukuran waktu baku4. pengukuran waktu baku
4. pengukuran waktu baku
 
Penjadwalan manajemen operasi
Penjadwalan manajemen operasiPenjadwalan manajemen operasi
Penjadwalan manajemen operasi
 
Penentuan Jadwal Jangka Pendek
Penentuan Jadwal Jangka PendekPenentuan Jadwal Jangka Pendek
Penentuan Jadwal Jangka Pendek
 
Bab 15 Penjadwalan Mata Kuliah Manajemen Operasi A
Bab 15 Penjadwalan Mata Kuliah Manajemen Operasi ABab 15 Penjadwalan Mata Kuliah Manajemen Operasi A
Bab 15 Penjadwalan Mata Kuliah Manajemen Operasi A
 
Schedulling in Bahasa Makalah
Schedulling in Bahasa MakalahSchedulling in Bahasa Makalah
Schedulling in Bahasa Makalah
 
Buku Load Oriented Order Release Sebagai Pengantar PPC (Production Planning a...
Buku Load Oriented Order Release Sebagai Pengantar PPC (Production Planning a...Buku Load Oriented Order Release Sebagai Pengantar PPC (Production Planning a...
Buku Load Oriented Order Release Sebagai Pengantar PPC (Production Planning a...
 
all ABPUT CPM.pdf
all ABPUT CPM.pdfall ABPUT CPM.pdf
all ABPUT CPM.pdf
 
Penjadwalan Jangka Pendek
Penjadwalan Jangka PendekPenjadwalan Jangka Pendek
Penjadwalan Jangka Pendek
 
3. peta kerja simbol asme
3. peta kerja simbol asme3. peta kerja simbol asme
3. peta kerja simbol asme
 
Buku Load Oriented Order Release Sebagai Pengantar PPC (Production Planning a...
Buku Load Oriented Order Release Sebagai Pengantar PPC (Production Planning a...Buku Load Oriented Order Release Sebagai Pengantar PPC (Production Planning a...
Buku Load Oriented Order Release Sebagai Pengantar PPC (Production Planning a...
 
Peta peta proses kerja
Peta peta proses kerjaPeta peta proses kerja
Peta peta proses kerja
 
Laporan Modul 2 K98
Laporan Modul 2 K98Laporan Modul 2 K98
Laporan Modul 2 K98
 

Similar to OPTIMASI LINE BALANCING

Bab 5 maintenance control
Bab 5 maintenance controlBab 5 maintenance control
Bab 5 maintenance controlVarindo Megatek
 
materi ANALISA WAKTU DAN SIMBOL GERAK.pptx
materi ANALISA WAKTU DAN SIMBOL GERAK.pptxmateri ANALISA WAKTU DAN SIMBOL GERAK.pptx
materi ANALISA WAKTU DAN SIMBOL GERAK.pptxWeka3
 
5109100023 makalah
5109100023 makalah5109100023 makalah
5109100023 makalahBudi Raharjo
 
04. Konsep Perancangan Sistem Produksi, Teknik Tata Cara Kerja, dan Peta Kerja
04. Konsep Perancangan Sistem Produksi, Teknik Tata Cara Kerja, dan Peta Kerja04. Konsep Perancangan Sistem Produksi, Teknik Tata Cara Kerja, dan Peta Kerja
04. Konsep Perancangan Sistem Produksi, Teknik Tata Cara Kerja, dan Peta KerjaMercu Buana University
 
Penjadwalan Proses.pptx
Penjadwalan Proses.pptxPenjadwalan Proses.pptx
Penjadwalan Proses.pptxAlbertLobo7
 
PPT MO PERTEMUAN 8.pptx
PPT MO PERTEMUAN 8.pptxPPT MO PERTEMUAN 8.pptx
PPT MO PERTEMUAN 8.pptxrara925672
 
Temu 2 (peta peta kerja) analisis & pengukuran kerja
Temu 2 (peta peta kerja) analisis & pengukuran kerjaTemu 2 (peta peta kerja) analisis & pengukuran kerja
Temu 2 (peta peta kerja) analisis & pengukuran kerjaHari Sumartono
 
Pengukuran produktivitas kerja_karyawan_tugas kelompok_3
Pengukuran produktivitas kerja_karyawan_tugas kelompok_3Pengukuran produktivitas kerja_karyawan_tugas kelompok_3
Pengukuran produktivitas kerja_karyawan_tugas kelompok_3skies fall
 
Praktikum Sistem Perancangan Kerja dan Ergonomi(plan b).pptx
Praktikum Sistem Perancangan Kerja dan Ergonomi(plan b).pptxPraktikum Sistem Perancangan Kerja dan Ergonomi(plan b).pptx
Praktikum Sistem Perancangan Kerja dan Ergonomi(plan b).pptxSafrizaAhmad2
 
the teory of constrain (toc)
the teory of constrain (toc)the teory of constrain (toc)
the teory of constrain (toc)Diery Sipayung
 

Similar to OPTIMASI LINE BALANCING (20)

Modul 1 isi lengkap
Modul 1 isi lengkapModul 1 isi lengkap
Modul 1 isi lengkap
 
Pengantar teknik industri, modul 2
Pengantar teknik industri,  modul 2 Pengantar teknik industri,  modul 2
Pengantar teknik industri, modul 2
 
Line balancing.pptx
Line balancing.pptxLine balancing.pptx
Line balancing.pptx
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Bab 5 maintenance control
Bab 5 maintenance controlBab 5 maintenance control
Bab 5 maintenance control
 
materi ANALISA WAKTU DAN SIMBOL GERAK.pptx
materi ANALISA WAKTU DAN SIMBOL GERAK.pptxmateri ANALISA WAKTU DAN SIMBOL GERAK.pptx
materi ANALISA WAKTU DAN SIMBOL GERAK.pptx
 
5109100023 makalah
5109100023 makalah5109100023 makalah
5109100023 makalah
 
04. Konsep Perancangan Sistem Produksi, Teknik Tata Cara Kerja, dan Peta Kerja
04. Konsep Perancangan Sistem Produksi, Teknik Tata Cara Kerja, dan Peta Kerja04. Konsep Perancangan Sistem Produksi, Teknik Tata Cara Kerja, dan Peta Kerja
04. Konsep Perancangan Sistem Produksi, Teknik Tata Cara Kerja, dan Peta Kerja
 
Line balancing
Line balancingLine balancing
Line balancing
 
Penjadwalan Proses.pptx
Penjadwalan Proses.pptxPenjadwalan Proses.pptx
Penjadwalan Proses.pptx
 
Jit presentasi
Jit presentasiJit presentasi
Jit presentasi
 
design for operational feasibility
design for operational feasibilitydesign for operational feasibility
design for operational feasibility
 
PPT MO PERTEMUAN 8.pptx
PPT MO PERTEMUAN 8.pptxPPT MO PERTEMUAN 8.pptx
PPT MO PERTEMUAN 8.pptx
 
Temu 2 (peta peta kerja) analisis & pengukuran kerja
Temu 2 (peta peta kerja) analisis & pengukuran kerjaTemu 2 (peta peta kerja) analisis & pengukuran kerja
Temu 2 (peta peta kerja) analisis & pengukuran kerja
 
Kak
KakKak
Kak
 
Pengukuran produktivitas kerja_karyawan_tugas kelompok_3
Pengukuran produktivitas kerja_karyawan_tugas kelompok_3Pengukuran produktivitas kerja_karyawan_tugas kelompok_3
Pengukuran produktivitas kerja_karyawan_tugas kelompok_3
 
Praktikum Sistem Perancangan Kerja dan Ergonomi(plan b).pptx
Praktikum Sistem Perancangan Kerja dan Ergonomi(plan b).pptxPraktikum Sistem Perancangan Kerja dan Ergonomi(plan b).pptx
Praktikum Sistem Perancangan Kerja dan Ergonomi(plan b).pptx
 
the teory of constrain (toc)
the teory of constrain (toc)the teory of constrain (toc)
the teory of constrain (toc)
 
Just in time
Just in timeJust in time
Just in time
 
Work sampling
Work samplingWork sampling
Work sampling
 

Recently uploaded

Slide tentang Akuntansi Perpajakan Indonesia
Slide tentang Akuntansi Perpajakan IndonesiaSlide tentang Akuntansi Perpajakan Indonesia
Slide tentang Akuntansi Perpajakan IndonesiaNovrinKartikaTumbade
 
Etika wirausaha dan pentingnya presentasi 2.pptx
Etika wirausaha dan pentingnya presentasi 2.pptxEtika wirausaha dan pentingnya presentasi 2.pptx
Etika wirausaha dan pentingnya presentasi 2.pptx23May1983
 
SLIDE 2 BISNIS INTERNASIONAL.ppttttttttx
SLIDE 2 BISNIS INTERNASIONAL.ppttttttttxSLIDE 2 BISNIS INTERNASIONAL.ppttttttttx
SLIDE 2 BISNIS INTERNASIONAL.ppttttttttxdevina81
 
Tentang Gerhanatoto: Situs Judi Online yang Menarik Perhatian
Tentang Gerhanatoto: Situs Judi Online yang Menarik PerhatianTentang Gerhanatoto: Situs Judi Online yang Menarik Perhatian
Tentang Gerhanatoto: Situs Judi Online yang Menarik PerhatianHaseebBashir5
 
Tajuk: SV388: Platform Unggul Taruhan Sabung Ayam Online di Indonesia
Tajuk: SV388: Platform Unggul Taruhan Sabung Ayam Online di IndonesiaTajuk: SV388: Platform Unggul Taruhan Sabung Ayam Online di Indonesia
Tajuk: SV388: Platform Unggul Taruhan Sabung Ayam Online di IndonesiaHaseebBashir5
 
TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Aesthetic Pintu Aluminium di Banda Aceh
TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Aesthetic Pintu Aluminium di Banda AcehTERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Aesthetic Pintu Aluminium di Banda Aceh
TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Aesthetic Pintu Aluminium di Banda AcehFORTRESS
 
"Mengungkap Misteri Kemenangan di Xinslot: Situs Slot Online Gacor"
"Mengungkap Misteri Kemenangan di Xinslot: Situs Slot Online Gacor""Mengungkap Misteri Kemenangan di Xinslot: Situs Slot Online Gacor"
"Mengungkap Misteri Kemenangan di Xinslot: Situs Slot Online Gacor"HaseebBashir5
 
TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Pintu Rumah 2 Pintu di Banda Aceh.pptx
TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Pintu Rumah 2 Pintu di Banda Aceh.pptxTERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Pintu Rumah 2 Pintu di Banda Aceh.pptx
TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Pintu Rumah 2 Pintu di Banda Aceh.pptxFORTRESS
 
KEAGENAN KAPAL DALAM DUNIA MARITIME INDO
KEAGENAN KAPAL DALAM DUNIA MARITIME INDOKEAGENAN KAPAL DALAM DUNIA MARITIME INDO
KEAGENAN KAPAL DALAM DUNIA MARITIME INDOANNISAUMAYAHS
 
SITUS LIVE CASINO DAN SPORTING BET TERPERCAYA
SITUS LIVE CASINO DAN SPORTING BET TERPERCAYASITUS LIVE CASINO DAN SPORTING BET TERPERCAYA
SITUS LIVE CASINO DAN SPORTING BET TERPERCAYAThomz PRTOTO
 
UNIKBET : Bandar Slot Pragmatic Play Bisa Deposit Ovo 24 Jam Online Banyak Bonus
UNIKBET : Bandar Slot Pragmatic Play Bisa Deposit Ovo 24 Jam Online Banyak BonusUNIKBET : Bandar Slot Pragmatic Play Bisa Deposit Ovo 24 Jam Online Banyak Bonus
UNIKBET : Bandar Slot Pragmatic Play Bisa Deposit Ovo 24 Jam Online Banyak Bonusunikbetslotbankmaybank
 
MAKALAH MANAJEMEN BISNIS RIRIS DAN YUDI.docx
MAKALAH MANAJEMEN BISNIS RIRIS DAN YUDI.docxMAKALAH MANAJEMEN BISNIS RIRIS DAN YUDI.docx
MAKALAH MANAJEMEN BISNIS RIRIS DAN YUDI.docxYogiAJ
 
PRTOTO SITUS SPORTING BET DAN TOGEL TERPERCAYA
PRTOTO SITUS SPORTING BET DAN TOGEL TERPERCAYAPRTOTO SITUS SPORTING BET DAN TOGEL TERPERCAYA
PRTOTO SITUS SPORTING BET DAN TOGEL TERPERCAYALex PRTOTO
 
Unikbet: Situs Slot Pragmatic Bank Seabank Terpercaya
Unikbet: Situs Slot Pragmatic Bank Seabank TerpercayaUnikbet: Situs Slot Pragmatic Bank Seabank Terpercaya
Unikbet: Situs Slot Pragmatic Bank Seabank Terpercayaunikbetslotbankmaybank
 
1A. INTRODUCTION TO Good corporate governance .ppt
1A. INTRODUCTION TO Good corporate governance .ppt1A. INTRODUCTION TO Good corporate governance .ppt
1A. INTRODUCTION TO Good corporate governance .ppterlyndakasim2
 
ESTETIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Coklat di Denpa...
ESTETIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Coklat di Denpa...ESTETIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Coklat di Denpa...
ESTETIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Coklat di Denpa...FORTRESS
 
TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Aneka Pintu Aluminium di Banda Aceh.pptx
TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Aneka Pintu Aluminium di Banda Aceh.pptxTERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Aneka Pintu Aluminium di Banda Aceh.pptx
TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Aneka Pintu Aluminium di Banda Aceh.pptxFORTRESS
 
LAPORAN PKP yang telah jadi dan dapat dijadikan contoh
LAPORAN PKP yang telah jadi dan dapat dijadikan contohLAPORAN PKP yang telah jadi dan dapat dijadikan contoh
LAPORAN PKP yang telah jadi dan dapat dijadikan contohkhunagnes1
 
PRESTIGE BUSINESS PRESENTATION BULAN APRIL 2024
PRESTIGE BUSINESS PRESENTATION BULAN APRIL 2024PRESTIGE BUSINESS PRESENTATION BULAN APRIL 2024
PRESTIGE BUSINESS PRESENTATION BULAN APRIL 2024HelmyTransformasi
 
PPT-Business-Plan makanan khas indonesia
PPT-Business-Plan makanan khas indonesiaPPT-Business-Plan makanan khas indonesia
PPT-Business-Plan makanan khas indonesiaSukmaWati809736
 

Recently uploaded (20)

Slide tentang Akuntansi Perpajakan Indonesia
Slide tentang Akuntansi Perpajakan IndonesiaSlide tentang Akuntansi Perpajakan Indonesia
Slide tentang Akuntansi Perpajakan Indonesia
 
Etika wirausaha dan pentingnya presentasi 2.pptx
Etika wirausaha dan pentingnya presentasi 2.pptxEtika wirausaha dan pentingnya presentasi 2.pptx
Etika wirausaha dan pentingnya presentasi 2.pptx
 
SLIDE 2 BISNIS INTERNASIONAL.ppttttttttx
SLIDE 2 BISNIS INTERNASIONAL.ppttttttttxSLIDE 2 BISNIS INTERNASIONAL.ppttttttttx
SLIDE 2 BISNIS INTERNASIONAL.ppttttttttx
 
Tentang Gerhanatoto: Situs Judi Online yang Menarik Perhatian
Tentang Gerhanatoto: Situs Judi Online yang Menarik PerhatianTentang Gerhanatoto: Situs Judi Online yang Menarik Perhatian
Tentang Gerhanatoto: Situs Judi Online yang Menarik Perhatian
 
Tajuk: SV388: Platform Unggul Taruhan Sabung Ayam Online di Indonesia
Tajuk: SV388: Platform Unggul Taruhan Sabung Ayam Online di IndonesiaTajuk: SV388: Platform Unggul Taruhan Sabung Ayam Online di Indonesia
Tajuk: SV388: Platform Unggul Taruhan Sabung Ayam Online di Indonesia
 
TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Aesthetic Pintu Aluminium di Banda Aceh
TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Aesthetic Pintu Aluminium di Banda AcehTERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Aesthetic Pintu Aluminium di Banda Aceh
TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Aesthetic Pintu Aluminium di Banda Aceh
 
"Mengungkap Misteri Kemenangan di Xinslot: Situs Slot Online Gacor"
"Mengungkap Misteri Kemenangan di Xinslot: Situs Slot Online Gacor""Mengungkap Misteri Kemenangan di Xinslot: Situs Slot Online Gacor"
"Mengungkap Misteri Kemenangan di Xinslot: Situs Slot Online Gacor"
 
TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Pintu Rumah 2 Pintu di Banda Aceh.pptx
TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Pintu Rumah 2 Pintu di Banda Aceh.pptxTERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Pintu Rumah 2 Pintu di Banda Aceh.pptx
TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Pintu Rumah 2 Pintu di Banda Aceh.pptx
 
KEAGENAN KAPAL DALAM DUNIA MARITIME INDO
KEAGENAN KAPAL DALAM DUNIA MARITIME INDOKEAGENAN KAPAL DALAM DUNIA MARITIME INDO
KEAGENAN KAPAL DALAM DUNIA MARITIME INDO
 
SITUS LIVE CASINO DAN SPORTING BET TERPERCAYA
SITUS LIVE CASINO DAN SPORTING BET TERPERCAYASITUS LIVE CASINO DAN SPORTING BET TERPERCAYA
SITUS LIVE CASINO DAN SPORTING BET TERPERCAYA
 
UNIKBET : Bandar Slot Pragmatic Play Bisa Deposit Ovo 24 Jam Online Banyak Bonus
UNIKBET : Bandar Slot Pragmatic Play Bisa Deposit Ovo 24 Jam Online Banyak BonusUNIKBET : Bandar Slot Pragmatic Play Bisa Deposit Ovo 24 Jam Online Banyak Bonus
UNIKBET : Bandar Slot Pragmatic Play Bisa Deposit Ovo 24 Jam Online Banyak Bonus
 
MAKALAH MANAJEMEN BISNIS RIRIS DAN YUDI.docx
MAKALAH MANAJEMEN BISNIS RIRIS DAN YUDI.docxMAKALAH MANAJEMEN BISNIS RIRIS DAN YUDI.docx
MAKALAH MANAJEMEN BISNIS RIRIS DAN YUDI.docx
 
PRTOTO SITUS SPORTING BET DAN TOGEL TERPERCAYA
PRTOTO SITUS SPORTING BET DAN TOGEL TERPERCAYAPRTOTO SITUS SPORTING BET DAN TOGEL TERPERCAYA
PRTOTO SITUS SPORTING BET DAN TOGEL TERPERCAYA
 
Unikbet: Situs Slot Pragmatic Bank Seabank Terpercaya
Unikbet: Situs Slot Pragmatic Bank Seabank TerpercayaUnikbet: Situs Slot Pragmatic Bank Seabank Terpercaya
Unikbet: Situs Slot Pragmatic Bank Seabank Terpercaya
 
1A. INTRODUCTION TO Good corporate governance .ppt
1A. INTRODUCTION TO Good corporate governance .ppt1A. INTRODUCTION TO Good corporate governance .ppt
1A. INTRODUCTION TO Good corporate governance .ppt
 
ESTETIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Coklat di Denpa...
ESTETIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Coklat di Denpa...ESTETIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Coklat di Denpa...
ESTETIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Coklat di Denpa...
 
TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Aneka Pintu Aluminium di Banda Aceh.pptx
TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Aneka Pintu Aluminium di Banda Aceh.pptxTERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Aneka Pintu Aluminium di Banda Aceh.pptx
TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Aneka Pintu Aluminium di Banda Aceh.pptx
 
LAPORAN PKP yang telah jadi dan dapat dijadikan contoh
LAPORAN PKP yang telah jadi dan dapat dijadikan contohLAPORAN PKP yang telah jadi dan dapat dijadikan contoh
LAPORAN PKP yang telah jadi dan dapat dijadikan contoh
 
PRESTIGE BUSINESS PRESENTATION BULAN APRIL 2024
PRESTIGE BUSINESS PRESENTATION BULAN APRIL 2024PRESTIGE BUSINESS PRESENTATION BULAN APRIL 2024
PRESTIGE BUSINESS PRESENTATION BULAN APRIL 2024
 
PPT-Business-Plan makanan khas indonesia
PPT-Business-Plan makanan khas indonesiaPPT-Business-Plan makanan khas indonesia
PPT-Business-Plan makanan khas indonesia
 

OPTIMASI LINE BALANCING

  • 1. 5 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Line Balancing Line Balancing adalah suatu analisis yang mencoba melakukan suatu perhitungan keseimbangan hasil produksi dengan membagi beban antar proses secara berimbang sehingga tidak ada proses yang idle akibat terlalu lama menunggu keluarnya peroduk dari proses yang sebelumnya. Adapun tujuan utama dalam menyusun Line Balancing adalah untuk membentuk dan menyeimbangkan beban kerja yang dialokasikan pada tiap-tiap stasiun kerja. Jika tidak dilakukan keseimbangan seperti ini maka akan mengakibatkan ketidakefisienan kerja di beberapa stasiun kerja, dimana antara stasiun kerja yang satu dengan stasiun kerja yang lain memiliki beban kerja yang tidak seimbang. Dengan demikian, masalah keseimbangan lintasan perakitan(Balancing Line) adalah bagaimana agar suatu pekerjaan dapat diselesaikan dengan beban kerja yang sama pada setiap stasiun kerja, sehingga menghasilkan keluaran produk yang sama persatuan waktu. 2.1.1 Tujuan Penyeimbangan Lintasan Tujuan dasar daripada penyeimbang lintasanyaitu untuk membantu meningkatkan jumlah produksi yang dikeluarkan dengan fasilitas dan sumber daya yang dimiliki perusahaan. Megatasi permasalahan bottleneck yang terjadi pada tahapan proses agar proses produksi dapat berjalan efektif dan effisien. Umumnya merencanakan keseimbangan dalam sebuah lintasan meliputi usaha yang bertujuan untuk mencapai suatu kapasitas yang optimal, dimana tidak terjadi pemborosan fasilitas (waktu, tenaga dan material). Tujuan ini tercapai bila: 1. Lintasan bersifat seimbang, setiap stasiun kerja mendapatkan beban kerja yang sama nilainya diukur dengan waktu. 2. Jumlah waktu operator menunggu dari proses sebelumnya (idle) minimum di setiap stasiun kerja sepanjang lintasan proses. 3. Jumlah stasiun yang ada di lintasan memiliki waktu yang seimbang. 2.1.2 Masukan Keseimbangan Lintasan Masukan yang diperlukan untuk merencanakan keseimbangan lintasan perakitan adalah: 1. Precedence diagram suatu jaringan kerja (terdiri atas rangkaian simpul dan anak panah) yang menggambarkan urutan perakitan serta ketergantungan pada operasi kerja lainnya yang tujuannya mempermudahkan pengontrolan dan perencanaan kegiatan yang terkait di dalamnya. 2. Data waktu baku pekerjaan tiap operasi, yang diturunkan dari perhitungan waktu baku pekerjaan operasi perakitan. 3. Kecepatan lintasan yang diinginkan (waktu siklus / CT).
  • 2. 6 2.1.3 Metode Penyeimbangan Lintasan Perakitan Dalam menyeimbangkan lintasan terdapat beberapa metode atau cara pendekatan yang berbeda-beda, akan tetapi mempunyai tujuan yang pada dasarnya sama yaitu mengoptimumkan lintasan agar didapat penggunaan tenaga kerja dan fasilitas yang sebaik mungkin. Secara umum terdapat 3 metode dasar keseimbangan lintas perakitan: 1. Metode Matematis Merupakan metode yang dapat menghasilkan suatu solusi optimal. 2. Metode Probabilistik Simulasi solusi yang dihasilkan adalah solusi - solusi yang feasible. 3. Metode Heuristik Metode heuristik pertama kali digunakan oleh Simon dan Newll untuk menggambarkan pendekatan tertentu untuk memecahkan masalah dan membuat keputusan. Beberapa metode heuristik yang umum dikenal adalah: a. Metode Helgesson – Birnie Disebut juga metode rangked positional weight (metode peringkat bobot posisi). b. Metode Region Approach Dasarnya adalah opc yang ditransformasikan menjadi precedence diagram c. Metode Largest Candidate Rules Prinsip dasarnya adalah menghubungkan proses-proses atas dasar pengurutan operasi dari waktu proses terbesar. 2.1.4 Metode Waktu Operasi Terpanjang ( Largest Candidate Rules ) Nama yang lain dari metode ini adalah teknik/metode waktu operasi terpanjang, metode ini merupakan metode yang paling sederhana. Dalam metode ini melakukan pendekatan penyeimbangan lini produksi berdasarkan waktu operasi terpanjang akan diprioritaskan penempatannya dalam stasiun kerja.Prinsip dasarnya adalah menggabungkan proses-proses atas dasar pengurutan operasi dari waktu proses terbesar. Sebelum dilakukan penggabungan, harus ditentukan dahulu, berapa waktu siklus yang akan dipakai. Waktu siklus ini akan dijadikan pembatas dalam penggabungan operasi dalam satu stasiun kerja. Langkah yang harus dilakukan sebagai berikut:
  • 3. 7 a.Urutkan semua elemen kerja yang paling besar waktunya hingga yang paling kecil. b.Elemen kerja pada stasiun kerja pertama diambil dari urutan yang paling atas. Elemen kerja pindah ke stasiun kerja berikutnya, apabila jumlah elemen kerja telah menlebihi waktu siklus. c.Lanjutkan proses langkah-b, hingga semua elemen kerja telah berada dalam stasiun kerja dan memenuhi≤ waktu siklus. Secara matematis keseimbangan lintasan perakitan dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Efisiensi Stasiun Kerja 2. Efisiensi Lintasan 3. Waktu Menganggur 4. Total Waktu Menganggur 2.2 Pengukuran Kerja Mengacu pada pendapat Sritomo Wingjosoebroto (1995), pengukuran yang dimaksudkan disini adalah pengukuran kerja (time study) adalah suatu aktivitas untuk menentukan waktu yang dibutuhkan oleh seorang operator (yang memiliki ketrampilan rata – rata dan terlatih baik ) dalam melaksanakan sebuah kegiatan kerja dalam kondisi dan tempo kerja yang normal.
  • 4. 8 2.2.1 Pengukuran kerja dan Manfaatnya Untuk mengetahui apakah suatu sistem kerja yang diterapkan sudah baik, maka diperlukan prinsip-prinsip pengukuran kerja yang meliputi teknik-teknik pengukuran mengenai waktu yang dibutuhkan, tenaga yang dikeluarkan, pengaruh psikologis dan fisiologis. Salah satu pengukuran kerja adalah pengukuran waktu kerja (time study). Pengukuran waktu kerja bertujuan untuk mendapatkan waktu standar penyelesaian pekerjaan secara wajar, tidak terlalu cepat dan juga tidak terlalu lambat, oleh pekerja normal untuk menyelesaikan pekerjaannya dalam suatu sistem kerja yang telah berjalan dengan baik Manfaat dari waktu standar adalah: 1. Untuk menetukan jadwal dan perencanaan kerja. 2. Untuk menetukan standar biaya dalam mempersiapkan anggaran. 3. Untuk memperkirakan biaya sebuah produk sebelum diproduksi, agar dapat mempersiapkan penawaran dan menentukan harga jual. 4. Untuk menentukan pemanfaatan mesin, jumlah mesin yang dapat dioperasikan seorang operator dan membantu dalam menyeimbangkan lintasan produksi. 5. Untuk menentukan standar waktu sebagai dasar pengendalian biaya tenaga kerja. 2.2.2 Pengukuran Waktu Teknik-teknik pengukuran waktu dapat dibagi menjadi dua bagian : 1. Pengukuran waktu secara langsung Pengukuran waktu ini dilakukan secara langsung ditempat kerja. Cara ini terbagi lagi menjadi 2 metode, yaitu: a.Metode jam henti (stop watch method) b.Metode sampling pekerjaan (work sampling method) 2. Pengukuran waktu secara tidak langsung Pengukuran waktu ini dilakukan tanpa harus berada ditempat kerja, tetapi cukup dengan membaca data dari tabel - tabel atau literatur yang tersedia. Cara ini terbagi juga menjadi 2 metode, yaitu: a. Data waktu standar b. Data waktu gerakan Dalam hal ini, pembahasan akan dilakukan dengan teknik pengukuran waktu secara langsung dengan menggunakan metode jam henti (stop watch method). 2.2.3 Pengukuran Waktu Metode Jam Henti Pengukuran waktu dengan metode jam henti (stop watch time study) menggunakan stop watch sebagai alat pengukur waktu yang ditunjukkan dalam penyelesaian suatu aktivitas yang diamati (actual time). Waktu yang berhenti diukur dan dicatat kemudian dimodifikasikan dengan mempertimbangkan tempo kerja operator dan menambahkannya dengan kelonggaran waktu (allowances time).
  • 5. 9 Langkah-langkah yang harus dilakukan sebelum melakukan pengukuran waktu dengan jam henti adalah sebagai berikut: 1. Penetapan tujuan pengukuran Sebelum dimulai kegiatan pengukuran, maka perlu ditetapkan tujuan dari hasil pengukuran. Tujuan ini akan mempengaruhi besarnya tingkat ketelitian dan tingkat kepercayaan yang digunakan. 2. Melakukan penelitian pendahuluan Penelitian pendahuluan dilakukan untuk mempelajari sistem dan kondisi kerja saat ini sehingga jika diperlukan dapat melakukan perbaikan sistem kerja yang baik. 3. Memilih operator Operator yang akan diukur dalam melakukan pekerjaannya hendaknya seorang yang berkemampuan normal. Jadi, operator yang dipilih adalah operator yang bekerja secara wajar dan berkemampuan rata-rata 4. Menguraikan pekerjaan berdasarkan elemen pekerjaan Pekerjaan yang hendak diukur waktunya dibagi – bagi menjadi elemen – elemen kerja dengan batas yang jelas. Penguraian ini dilakukan jika diperlukan dan tergantung dari tujuan yang diinginkan sehingga waktu siklus pekerjaan adalah penjumlahan dari waktu siklus elemen –elemen kerjanya. 5. Menyiapkan alat – alat pengukuran Alat – alat yang dipakai dalam pengukuran waktu ini adalah: a. Jam kerja ( stop watch ) b. Lembar pengamatan c. Alat – alat tulis Kegiatan pengukuran waktu merupakan kegiatan mengamati seorang operator dalam melakukan pekerjaannya dan mencatat waktu kerja yang dibutuhkan dengan alat pengukur waktu yang sesuai dalam suatu siklus operasi kerja. 2.3 Tata Letak Fasilitas Pabrik (Layout) 2.3.1 Definisi Menurut Wignjosoebroto (2000) yang dikutip dari Achmad Ridwan (2010), bahwa: ”Tata letak pabrik dapat didefinisikan sebagai tata cara pengaturan fasilitas–fasilitas pabrik guna menunjang kelancaran proses produksi. Pengaturan tersebut akan memanfaatkan luas area (space) untuk penempatan mesin atau fasilitas penunjang produksi lainnya, kelancaran gerakan–gerakan material, penyimpanan material (storage) baik yang bersifat temporer maupun permanen, personil pekerja dan sebagainya”. Persoalan yang sering dihadapi oleh manajemen perusahaan dalam mengelola sistem proses produksi adalah membuat tata letak didalam lini produksi menjadi efektif & effisien. Sehingga menghasilkan aliran produksi yang lancar. Tata letak fasilitas pabrik berarti menyangkut hal penempatan mesin-mesin, jarak antara mesin tersebut, penempatan tenaga kerja, dan kelancaran proses yang dikehendaki.
  • 6. 10 2.3.2 Tujuan dan Manfaat Pengaturan Layout Menurut Zulian Yamit (2003) bahwa tujuan utama yang ingin dicapai dalam perencanaan tata letak fasilitas pabrik adalah untuk meminimumkan biaya atau meningkatkan efisiensi dalam pengaturan segala fasilitas produksi dan area kerja. Secara spesifik, tata letak fasilitas pabrik yang baik akan memberikan manfaat-manfaat sebagai berikut: 1. Meningkatkan jumlah produksi yang dapat dihasilkan sebagai akibat dari semakin lancarnya proses produksi yang terjadi. 2. Mengurangi waktu tunggu antar mesin ataupun antar departemen dalam pabrik dengan cara menciptakan keseimbangan beban dan waktu antara mesin dan departemen tersbut 3. Mengurangi proses pemindahan bahan yang terjadi dengan cara menghemat jarak perpindahan bahan dan biaya yang ditimbulkan dari perpindahan bahan tersebut. 4. Perencanaan tata letak fasilitas pabrik yang optimum akan menyebabkan efisiensi dari ruangan pabrik dan meminimumkan penggunaan ruangan 5. Efisiensi penggunaan fasilitas dalam pabrik. 6. Meningkatkan kepuasan dan keselamatan kerja bagi karyawan dengan menciptakan susunan area kerja yang aman, rapi, tertib, dan nyaman. 7. Mengurangi kesimpang-siuran dan hal-hal lain yang sebenarnya tidak perlu terjadi. 2.3.3 Prinsip Dasar Penyusunan Tata Letak Fasilitas Pabrik Dalam penyusunan tata letak fasilitas pabrik yang baik, perlu diperhatikan adanya beberapa hal penting. Menurut Heizer dan Render (2006:450) bahwa: “Dalam semua kasus, desain tata letak harus mempertimbangkan bagaimana untuk mencapai; 1) Utilisasi ruang, peralatan, dan orang yang lebih tinggi. 2) Aliran perpindahan informasi, barang, atau orang lebih baik. 3) Moral karyawan yang lebih baik, juga kondisi kerja yang lebih aman. 4) Interaksi dengan pelanggan yang lebih baik. 5) Fleksibiltas (bagaimanapun kondisi tata letak yang ada sekarang, tata letak tersebut akan perlu diubah).” Sedangkan Zulian Yamit (2003) menyebutkan bahwa berdasarkan tujuan dan manfaat yang diperoleh dalam pengaturan tata letak fasilitas pabrik yang baik, dapat disimpulkan prinsip dasar dalam menyusun tata letak fasilitas pabrik adalah sebagai berikut: a. Integrasi secara total. Prinsip ini menyatakan bahwa tata letak fasilitas pabrik dilakukan secara terintegrasi dari semua faktor yang memengaruhi proses produksi menjadi satu unit organisasi yang besar. b. Jarak perpindahan barang paling minimum. Waktu perpindahan bahan dari satu proses ke proses yang lain dalam suatu industri dapat dihemat dengan cara mengurangi jarak perpindahan tersebut seminimum mungkin. c. Memperlancar aliran kerja. Material diusahakan bergerak terus tanpa adanya interupsi atau gangguan skedul kerja. d.Kepuasan dan keselamatan kerja. Suatu layout dikatakan baik apabila pada akhirnya mampu memberikan keselamatan dan keamanan dari orang yang bekerja di dalamnya.
  • 7. 11 e. Fleksibilitas. Fleksibel untuk diadakan penyesuaian atau pengaturan kembali (relayout) maupun layout yang baru dapat dibuat dengan cepat dan murah. Prosedur umum yang dilakukan sebagai langkah-langkah proses perencanaan tata letak fasilitas pabrik adalah sebagai berikut: 1. Analisis produk dan proses produksi yang diperlukan 2. Penentuan jumlah mesin dan luas area yang dibutuhkan 3. Penentuan tipe layout yang dikehendaki 4. Penentuan aliran kerja dan bahan 5. Penentuan luas area untuk departemen 6. Rencana secara detail layout yang dipilih 2.3.4 Tipe-tipe Tata Letak (Layout) Jenis produk proses produksi yang diharapkan, dan bahkan strategi perusahaan akan mempengaruhi manajer operasi dalam memilih tipe tata letak yang sesuai dengan perusahaan. Terdapat enam pendekatan mengenai tipe tata letak yang dapat digunakan oleh para manajer operasi: 1. Tata letak dengan posisi tetap. Dalam tata letak dengan posisi tetap (fixed-position layout), proyek tetap berada dalam suatu tempat, sementara para pekerja dan peralatan datang pada tempat tersebut. Contoh: proyek pembuatan kapal, jalan layang, jembatan, dan rumah. 2. Tata letak yang berorientasi pada proses (process-oriented layout) Tipe tata letak ini dapat menangani beragam barang atau jasa secara bersamaan. Tipe tata letak ini merupakan tipe yang cocok bagi organisasi yang menerapkan strategi diferensiasi produk. Tata letak ini paling efisien di saat pembuatan produk dengan persyaratan berbeda atau pada saat penanganan pelanggan dengan kebutuhan berbeda. 3. Tata Letak Kantor Perbedaan utama antara tata letak kantor (office layout) dan tata letak pabrik adalah pada perpindahan informasi. Konsep utama dari tata letak kantor adalah pengelompokan pekerja, peralatan, dan ruangan/kantor untuk menyajikan keamanan, kenyamanan, dan kelancaran perpindahan informasi atau bahan (bagi pabrik). 4. Tata letak ritel (retail layout) Merupakan sebuah pendekatan yang berkaitan dengan aliran, pengalokasian ruang, dan merespon pada perilaku pelanggan. Tipe tata letak ini didasarkan pada ide bahwa penjualan dan keuntungan bervariasi bergantung kepada produk mana yang dilihat dan dapat menarik perhatian pelanggan diposisikan. 5. Tata letak Gudang dan Penyimpanan (Warehouse Layout) Tipe tata letak ini merupakan sebuah desain bagi gudang atau fasilitas penyimpanan bahan yang mencoba meminimalkan biaya total dengan mencari paduan yang terbaik antara luas ruang dan penanganan bahan. 6. Tata Letak Berorientasi pada Produk / Proses Produksi Berulang Tipe tata letak ini merupakan tipe tata letak yang cocok untuk diterapkan bagi sistem produksi yang berulang dan kontinu dengan jenis produk yang seragam (distandarisasi) dan bervolume tinggi.
  • 8. 12 2.4 Tata Letak Berorientasi pada Produk dan Konsep Lini Tata letak yang berorietasi pada produk, fasilitasnya disusun di sekitar produk atau keluarga produk yang sama yang memiliki volume tinggi, dan bervariasi rendah. (Heizer dan Render, 2006) Dalam tata letak yang beorientasi pada produk, bahan-bahan akan diproses dalam suatu urutan pengerjaan yang terdiri atas tugas-tugas. Di mana tugas-tugas tersebut akan tersusun dalam suatu urutan proses atau lini produksi. 2.4.1 Asumsi Penerapan Tata Letak Beorientasi Produk Buffa dan Sarin (1999:240) menyebutkan bahwa sebelum menerapkan konsep tata letak berorientasi produk terdapat beberapa asumsi dan persyaratan yang harus dipenuhi agar diperoleh keuntungan ekonomis yang besar. Kondisi-kondisi yang harus dipenuhi tersebut, antara lain: 1. Volume yang memadai untuk mencapai utilisasi peralatan yang wajar 2. Permintaan akan produk yang stabil 3. Produk telah distandarisasi 4. Komponen yang dapat saling dipertukarkan (interchangeability) 5. Pasokan bahan yang kontinu. 2.4.2 Keunggulan dan Kelemahan Tata Letak beorientasi Produk Dalam buku Operations Management Edisi Ketujuh, Heizer dan Render (2006) menyebutkan kelemahan dan keunggulan dari konsep tata letak berorientasi pada produk ini, antara lain: - Keunggulan: 1. Rendahnya biaya variabel per unit yang biasanya dikaitkan dengan produk yang terstandarisasi dan bervolume tinggi. 2. Biaya penanganan bahan yang rendah. 3. Mengurangi persediaan barang setengah jadi. 4. Proses pelatihan dan pengawasan yang lebih mudah. 5. Hasil keluaran produksi yang lebih cepat. - Kelemahan: 1. Dibutuhkan volume yang cukup tinggi, karena modal yang diperlukan untuk menjalankan proses cukup besar. 2. Apabila ada pekerjaan yang harus berhenti pada satu titik mengakibatkan seluruh operasi pada lini yang sama juga akan terhenti. 3. Fleksibilitas yang ada, kurang pada saat menangani beragam produk atau tingkat produksi yang berubah-ubah / berbeda. 2.4.3 Konsep Lini dalam Tata Letak berorientasi Produk Dalam tata letak berorientasi produk dikenal dua macam lini, yaitu lini perakitan dan lini pabrikasi. Lini pabrikasi merupakan lini produksi yang membuat komponen dan biasanya menggunakan mesin-mesin untuk membuat komponen tersebut. Sedangkan Lini Perakitan merupakan lini produksi di mana komponen akan dipabrikasi melalui sekumpulan stasiun kerja yang biasanya terdiri dari tenaga kerja dan mesin. Seperti yang disebutkan oleh Heizer dan Render (2006:471): “Terdapat dua jenis tata letak yang berorientasi pada produk, yaitu lini pabrikasi dan perakitan. Lini pabrikasi (fabrication line) membuat
  • 9. 13 komponen seperti ban mobil atau komponen logam sebuah kulkas pada beberapa mesin. Lini perakitan (Assembly Line) meletakkan komponen yang dipabrikasi secara bersamaan pada sekumpulan stasiun kerja.” “Kedua lini ini merupakan proses yang berulang, dan dalam kedua kasus, lini ini harus seimbang. Yaitu, waktu yang dihabiskan untuk mengerjakan suatu pekerjaan harus sama atau seimbang dengan waktu yang dihabiskan untuk mengerjakan pekerjaan pada mesin berikutnya pada lini pabrikasi, sebagaimana waktu yang dihabiskan pada stasiun kerja oleh seorang pekerja di lini perakitan harus seimbang dengan waktu yang dihabiskan pada stasiun berikutnya yang dikerjakan oleh pekerja berikutnya.” Gambar 1 Tata Letak Lini Perakitan Sumber: Heizer dan Render (2006) dengan perubahan Lini pabrikasi biasanya menggunakan mesin dan sulit untuk membuat keseimbangan karena diperlukan perubahan mekanis dan rekayasa. Sedangkan lini perakitan biasanya menggunakan tenaga kerja dalam prosesnya. Sehingga mudah untuk menciptakan keseimbangan dengan memindahkan orang dari satu stasiun kerja ke stasiun kerja yang lain untuk menciptakan keseimbangan di setiap stasiun. Untuk menciptakan keseimbangan di dalam setiap lini, diperlukan suatu proses penyeimbangan untuk menyeimbangkan waktu dan beban di setiap stasiun kerja. Proses penyeimbangan tersebut dikenal dengan konsep Line Balancing atau penyeimbangan lini.
  • 10. 14