1. IMPLEMENTASI STRATEGI KOGNITIF
DALAM PEMBELAJARAN
BAHASA INDONESIA
Strategi dan Media
Pembelajaran Bahasa Disusun oleh:
JAJANG MUNANDAR 19810002
NISA FADILLAH KAFFAH 19810013
SITI KAMILAH 19810005
MAGISTER PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA
IKIP SILIWANGI
2020
3. PENDAHULUAN
Latar Belakang
Peran Penting Bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia memiliki peran yang sangat penting dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional
peserta didik serta merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi. Pembelajaran
bahasa Indonesia berfungsi membantu siswa untuk mengemukakan gagasan dan perasaan, berpartisipasi dalam
masyarakat dengan menggunakan bahasa tersebut, dan menemukan serta menggunakan kemampuan analitis dan
imajinatif (Depdiknas, 2006).
Strategi Efektif Dalam Pembelajaran
Untuk mencapai tujuan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia diperlukan upaya peningkatan kualitas
pembelajaran itu sendiri. Oleh karena itu setiap guru harus memiliki pengetahuan yang memadai berkenaan
dengan konsep serta cara dalam menggunakan strategi pembelajaran. Strategi pembelajaran yang digunakan
akan menjadi efektif apabila guru memiliki pemahaman terhadap sifat dari materi yang akan diajarkan, tujuan
pembelajaran yang akan dicapai, serta memahami perkembangan dan kondisi peserta didik
4. IMPLEMENTASI STRATEGI KOGNITIF
DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA
Strategi Kognitif
Kognitif ialah kemampuan internal yang terorganisasi yang dapat membantu peserta
didik dalam proses belajar, proses berpikir, memecahkan masalah dan mengambil
keputusan (Gagne, 1974).
Strategi Kognitif kemunculannya didasari oleh paradigma konstruktivisme, teori
metacognition, dan pengalaman di lapangan (reflection in action).
5. 1. Paradigma Konstruktivisme
a. Kepercayaan, nilai dan norma, motivasi, pengetahuan dan keterampilan, serta intuisi setiap orang akan sangat
berpengaruh terhadap strategi dan kemampuan orang dalam menghadapi permasalahan yang dihadapinya.
b. Permasalahan yang dihadapi setiap orang tidak pernah dapat dipisahkan dari konteks situasinya. Strategi dan
kemampuan seseorang dalam menghadapi masalah-masalah tersebut adalah unik.
c. Jika dikumpulkan strategi-strategi yang digunakan masing-masing orang dalam masalah tertentu, maka akan
terlihat adanya pola dasar yang sama (generalizable pattern) dari strategi tersebut. Pola dasar tersebut
diperlukan dan dapat dipelajari oleh peserta didik lain, untuk menjadi bekal dasar dalam memecahkan
masalah.
6. 2. Metacognition
Metacognition, yang melandasi strategi kognitif merupakan keterampilan peserta didik dalam mengatur dan
mengontrol proses berpikirnya (Preisseisen, 1985), meliputi :
a. Keterampilan pemecahan masalah (problem solving)
b. Kemampuuan pengambilan keputusan (decision making)
c. Kemampuan berpikir kritis (critical thinking
d. Keterampilan berpikir kreatif (creative thinking)
7. 3. Reflection in Action
Bragar dan Johnson (1993) mengatakan bahwa seseorang belajar melalui apa yang dilakukannya dan kemudian
mengkaji ulang apa yang telah dilakukannya tersebut.
(Pengalaman Konkrit)
RefleksiImplementasi
Finding Out
(Penemuan)
Talking Action
(Penerapan)
Konseptualisasi
Experiental Learning (David Kolb)
Experiental Learning (David Kolb)
Belajar dimulai dari pengalaman konkret yang dialami seseorang.
Pengalaman tersebut direfleksikan secara individual.
Dalam proses refleksi, seseorang akan berusaha memahami apa yang
terjadi atau apa yang dialami.
Refkesi ini menjadi dasar proses kenseptualisasi atau proses
pemahaman prinsip-prinsip yang mendasari pengalaman yang dialami
serta perkiraan kemungkinan aplikasinya dalam situasi dan konteks
yang lain atau baru.
Proses implementasi merupakan situasi dan konteks yang
memungkinkan penerapan konsep yang sudah dikuasai seseorang.
8. Jenis Dan Prinsip Strategi Kognitif
West, Farmer dan Wolff (1991) menjelaskan adanya 4 keluarga besar strategi kognitif, yaitu Chnkung, Spatial, Bridging, dan
Multipurpose.
1. Chunking , ialah strategi yang digunakan untuk mengatasi kesulitan memahami organisasi bahan ajar yang kompleks secara
sistimatis. Materi pembelajaran yang kompleks dipilah-pilah menjadi bagian yang lebih kecil kemudian diurutkan.
2. Spatial, ialah strategi yang digunakan untuk mengatasi kesulitan memahami bahan ajar atau kompetensi yang kompleks dilihat
secara keseluruhan kemudian juga dilihat hubungan antar komponen/bagian kemudian. Strategi bisa dalam bentuk frame (table)
dan Concept Map (Peta konsep).
3. Bridging, ialah strategi untuk menjembatani pemahaman seseorang melalui metaphor, analogi (memahami konsep baru dengan
menggunakan konsep yang sudah dipahami) dan advance organizer dalam (bentuk kerangka abstraksi atau ringkasan, atau dalam
bentuk narasi ) untuk memudahkan pemahaman.
4. Multipurpose, ialah strategi yang digunakan berbagai tujuan, antara lain rehearsal, imagery, dan mnemonic. Rehearsal
merupakan strategi untuk mereview materi, bertanya, mengantisipasi pertanyaan dan materi. Imagery (membayangkan) digunakan
untuk mengatasi kesulitan pemahaman dengan cara visualisasi suatu konsep, kejadian maupun prinsip.
9. Prinsip Strategi Kognitif
1. Gambaran perseptual sesuai dengan masalah yang dipertunjukkan kepada siswa
2. Organisasi pengetahuan harus merupakan sesuatu mendasar bagi guru atau perencana
pendidikan. Susunannya dari yang sederhana ke yang kompleks, dalam arti dari keseluruhan
yang
3. Belajar dengan pemahaman adalah lebih permanen dan lebih memungkinkan untuk
ditransferkan, dibandingkan belajar dengan formula.
4. Umpan balik kognitif mempertunjukkan pengetahuan yang benar dan tepat dan mengoreksi
kesalahan belajar.
5. Penetapan tujuan penting sebagai motivasi belajar.
6. Berfikir defergen mengarah pada ditemukannya pemecahan masalah atau terciptanya produk
yang bernilai dan menyenangkan.
10. Pengembangan Strategi Kognitif Dalam
Pembelajaran
Penerapan strategi kognitif dalam pelajaran, guru dapat menggunakan teori belajar kognitf
Teori khusus tersebut antara lain model belajar Bruner, Ausubel, Gagne, dan model perkembangan
intelektual Piaget.
Adapun secara umum penerapan strategi kognitif dalam pembelajaran:
1. Belajar tidak harus berpusat pada guru tetapi peserta didik harus lebih aktif.
2. Bahan pembelajaran dan metode pembelajaran harus menjadi perhatian utama.
3. Dalam proses pembelajaran, guru harus memperhatikan tahapan perkembangan kognitif peserta
didik.
4. Belajar harus berpusat pada peserta didik karena peserta didik melihat sesuatu berdasarkan dirinya
sendiri.
11. Implementasi Strategi Kognitif Dalam Pembelajaran
Bahasa Indonesia
Implikasi teori perkembangan kognitif Piaget
Bahasa dan cara berfikir anak berbeda dengan orang dewasa.
1. Guru mengajar dengan menggunakan bahasa yang sesuai dengan cara berfikir anak.
2. Anak-anak akan belajar lebih baik apabila dapat menghadapi lingkungan dengan baik.
3. Guru harus membantu anak agar dapat berinteraksi dengan lingkungan sebaik-baiknya.
4. Bahan yang harus dipelajari anak hendaknya dirasakan baru tetapi tidak asing.
5. Berikan peluang agar anak belajar sesuai tahap perkembangannya.
6. Anakdiberi peluang untuk saling berbicara dan diskusi
12. Stimulasi Pada Pembelajaran Bahasa
Pada pembelajaran bahasa di kelas, Menurut Yawkey (1981) setidaknya ada beberapa stimulasi yang bisa
dilakukan guru, diantaranya sebagai berikut.
1. Pengembangan kefasihan berbahasa
• Mengadakan situasi pembicaraan yang bisa dimengerti dan diikuti anak.
• Memberikan kebebasan pada anak untuk memberi respon berdasarkan pengalaman dia sendiri dan
menggunakan bahasa dia sendiri.
• Mendorong anak untuk berbicara, anak lain baik sendiri maupun dalam kelompok sebagaimana dengan guru,
sehingga lawan bicara anak mayoritas adalah teman sebayanya dari pada guru.
2. Pengembangan kemampuan sintaksis
• Menyusun permainan atau situasi dimana anak secara alamiah menggunakan fiturfitur bahasa.
• Menyediakan berbagai model fitur (guru, orang dewasa lain dan teman sebayanya, rekaman).
• Mengevaluasi secara hati-hati kelanjutan perkembangan.
• Mengevaluasi dialek anak yang berbeda dengan standar bahasa Indonesia, sehingga bahasa yang digunakan
guru tidak jauh berbeda dengan bahasa yang digunakan anak.
13. Stimulasi Pada Pembelajaran Bahasa
3. Pengembangan penguasaan kosa kata
Menyusun pengalaman pembelajaran di bidang sains, pengetahuan sosial, matematika, kesehatan dan keahlian
kecakapan hidup yang memasukan pembelajaran kosa kata baru bagi anak.
Memastikan kosa kata baru yang dipelajari tidak terlalu banyak sehingga mudah diasimilasikan oleh anak.
Menyusun pengalaman pembelajaran lanjutan yang membuat anak menggunakan kosa kata baru secara alamiah
dan membantu pengembangan konsep makna dari kata baru tersebut.
Mengintegrasikan penggunaan bahasa dalam kehidupan sehari-hari baik di sekolah maupun di luar sekolah.
4. Pengembangan pengintegrasian kemampuan bahasa dalam kehidupan sehari hari
Menyusun pengalaman pembelajaran yang membuat anak mendeskripsikan kehidupan di luar sekolah (kegiatan,
tempat, dan benda-benda yang berhubungan dengan kehidupan pribadi anak).
Mendorong anak untuk berbagi dengan anak lain dan orang dewasa tentang reaksi dan perasaannya mengenai
apa yang terjadi di sekolah dan diluar sekolah.
Menyertakan anggota dan kegiatan masyarakat dalam pengalaman pembelajaran di kelas.
14. Stimulasi Pada Pembelajaran Bahasa
5. Pengembangan kemampuan mengekspresikan diri sendiri
Menerima dan menghargai perasaan dan respon anak. Menyusun situasi yang mendorong respon kreatif dan
penggunaan imajinasi.
Menyediakan waktu dan tempat untuk anak berfikir dan berimajinasi dalam situasi yang tenang tanpa
ancaman.
Mendorong penggunaan bahasa sebagai salah satu cara untuk mengorganisasikan ide.
Menyusun pengalaman pembelajaran dalam seluruh bidang pembelajaran untuk mendorong penggunaan
bahasa dalam menyelesaikan masalah, melaporkan, membandingkan dan mengevaluasi.
Menyusun pengalaman dimana anak bisa bekerja dalam tim sebanyak dua atau empat orang untuk
mendorong penggunaan bahasa secara alamiah.
Mengadakan umpan balik yang konstan dan interaksi verbal antara guru dan anak sebagai proses aktifitas
belajar.
Menyediakan kesempatan bagi anak untuk menyatakan sesuatu baik secara formal maupun informal.
15. Stimulasi Pada Pembelajaran Bahasa
5. Pengembangan kemampuan mengekspresikan diri sendiri
Menerima dan menghargai perasaan dan respon anak. Menyusun situasi yang mendorong respon kreatif dan
penggunaan imajinasi.
Menyediakan waktu dan tempat untuk anak berfikir dan berimajinasi dalam situasi yang tenang tanpa
ancaman.
Mendorong penggunaan bahasa sebagai salah satu cara untuk mengorganisasikan ide.
Menyusun pengalaman pembelajaran dalam seluruh bidang pembelajaran untuk mendorong penggunaan
bahasa dalam menyelesaikan masalah, melaporkan, membandingkan dan mengevaluasi.
Menyusun pengalaman dimana anak bisa bekerja dalam tim sebanyak dua atau empat orang untuk
mendorong penggunaan bahasa secara alamiah.
Mengadakan umpan balik yang konstan dan interaksi verbal antara guru dan anak sebagai proses aktifitas
belajar.
Menyediakan kesempatan bagi anak untuk menyatakan sesuatu baik secara formal maupun informal.
16. Kegiatan
Kegiatan dalam pengajaran bahasa yang dapat dilakukan:
1. Pengulangan
Mengatakan atau melakukan sesuatu berulang-ulang. mendengarkan kepada sesuatu, berlatih atau menirukan
seorang penutur asli.
2. Mengenali dan membuat pola
Dengan strategi ini pembelajar memahami dan menggunakan pola-pola kalimat.
3. Menggunakan dalam segala situasi alami
Menggunakan bahasa Indonesia dalam situasi yang alamiah misalnya menulis surat kepada teman yang berulang
tahun.
4. Menenukan ide dengan cepat
Strategi ini adalah skimming untuk memperoleh main ide atau scanning untuk memperoleh informasi khusus.
17. Kegiatan
5. Penggunaan media
Menggunakan sumber-sumber tercetak atau non-cetak ( misalnya mendengarkan teks yang dibaca) untuk
memahami pesan-pesan (mendengar atau membaca) atau memberikan pesan-pesan ( berbicara atai menulis)
6. Membuat catatan
Mencatat ide-ide pokok merupakan sebuah strategi untuk memahami ( membaca dan mendengarkan) atau
membuat teks (membaca dan menulis)
7. Membuat ringkasan
Membuat sebuah summary dari sebuah merupakan sebuah strategi belajar juga untuk memahami sebuah text
(listening dan reading) atau membuat text ( speaking dan writing) ( membaca dan mendengarkan) atau membuat
teks (membaca dan menulis)
18. PENUTUP
Kesimpulan
Implementasi strategi kognitif dalam pembelajaran dikembangkan berdasarkan teori belajar kognitif. Dalam
teori ini pembelajaran lebih mengutamakan proses dibandingkan dengan hasil yang dicapai.
Winfred F. Hil mengemukakan bahwa pendekatan kognitif menjelaskan bahwa: 1) dalam belajar bahasa,
bagaimana kita berpikir, 2) belajar terjadi dan kegiatan mental internal dalam diri kita, 3) belajar bahasa
merupakan proses berpikir yang kompleks.
Implikasi teori perkembangan kognitif Piaget dalam pembelajaran bahasa adalah, bahwa bahasa dan cara
berfikir anak berbeda dengan orang dewasa. Oleh karena itu guru mengajar dengan menggunakan bahasa
yang sesuai dengan cara berfikir anak.
19. IMPLEMENTASI STRATEGI KOGNITIF
DALAM PEMBELAJARAN
BAHASA INDONESIA
Strategi dan Media
Pembelajaran Bahasa Disusun oleh:
JAJANG MUNANDAR 19810002
NISA FADILLAH KAFFAH 19810013
SITI KAMILAH 19810005
MAGISTER PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA
IKIP SILIWANGI
2020