2. 1
KLASIFIKASI STRATEGI PEMBELAJARAN
Oleh : Lutfi Koto
Dasar Penentuan Klasifikasi Strategi PembelajaranA.
Menurut Hasibuan & Moedjiono (2006 : 4) ada beberapa dasar yang
dapat digunakan untuk mengklasifikasikan strategi belajar-mengajar yaitu :
1. Pengaturan Guru dan Siswa
Dari segi pengaturan guru dapat dibedakan pengajaran oleh
seorang guru atau oleh suatu tim, selanjutnya dapat pula dibedakan apakah
hubungan guru-murid terjadi secara tatap muka ataukah dengan perantara
media, baik media cetak atau visual. Sedangkan dari segi dapat dibedakan
pengajaran klasikal (kelompok besar), kelompok kecil (5-7 siswa), atau
pengajaran perorangan.
2. Stuktur peristiwa belajar-mengajar
Stuktur peristiwa belajar-mengajar dapat bersifat tertutup, dalam
arti segala sesuatu telah ditentukan secara relatif ketat; dapat juga bersifat
terbuka, dalam arti tujuan khusus, materi, serta prosedur yang akan
ditempuh untuk mencapainya ditentukan sementara kegiatan belajar-
mengajar berlangsung.
3. Peranan guru-murid didalam mengolah pesan
Pengajaran yang menyampaikan pesan dalam keadaan “telah siap”
(telah diolah secara tuntas oleh guru sebelum disampaikan) dinamakan
bersifat ekspositorik, sedangkan yang mengaharuskan pengolahan oleh
siswa dinamakan heuristik. Ada dua sub strategi didalam strategi heuristik
yang akhir-akhir ini sering dikemukakan orang, yaitu penemuan
(discovery) dan inkuiri (inquiry)
3. 2
4. Proses pengolahan pesan
Peristiwa belajar mengajar yang bertolak dari yang umum untuk
dilihat keberlakuannya atau akibatnya pada yang khusus dinamakan
strategi belajar-mengajar yang bersifat deduktif, sedangkan strategi
belajar-mengajar yang ditandai oleh proses berfikir yng bergerak dari
khusus ke umum dinamakan strategi belajar-mengajar yang bersifat
induktif.
5. Tujuan belajar
Robert M. Gagne mengelompokkan kondisi-kondisi belajar (sistem
lingkungan belajar) sesuai dengan tujuan-tujuan belajar yang ingin dicapai.
Gagne mengemukakan delapan macam, yang kemudian disederhanakan
menjadi lima macam kemampuan manusia yang merupakan hasil belajar
sehingga, pada gilirannya, membutuhkan sekian macam kondisi belajar
(atau sistem lingkungan belajar) untuk pencpaiannya. Kelima macam
kemampuan hasil belajar tersebut adalah :
a. Keterampilan intelektual (yang merupakan hasil belajar terpenting dari
sistem lingkungan skolastik)
b. Strategi kognitif, mengatur “cara belajar” dan berfikir seseorang
didalam arti seluas-luasnya, termasuk kemampuan memecahkan
masalah.
c. Informasi verbal, pengetahuan dalam arti informasi dan fakta.
Kemampuan ini umumnya dikenal dan tidak jarang.
d. Kemampuan motorik yang dperoleh disekolah, antara lain
keterampilan menulis, mengetik, menggunakan jangka, dan
sebagainya.
e. Sikap dan nilai, berhubungan dengan arah serta intensitas emosional
yang dimiliki seseorang, sebagaimana dapat disimpulkan dari
kecenderungannya bertingkah laku terhadap orang, barang, atau
kejadian.
4. 3
Kelima macam hasil belajar tersebut diatas menyarankan, bahkan
mempersyaratkan kondisi-kondisi belajar tertentu sehingg daripadanya
dapat dijabarkan strategi-strategi belajar mengajar yang sesuai.
Klasifikasi Strategi PembelajaranB.
Seperti yang dilansir dilaman (mediakita.com) Strategi pembelajaran
dapat diklasifikasikan menjadi 4, yaitu : strategi pembelajaran langsung (direct
instruction), tak langsung (indirect instruction), interaktif, mandiri, melalui
pengalaman (experimental).
1. Strategi Pembelajaran Langsung
Strategi pembelajaran langsung merupakan pembelajaran yang
banyak diarahkan oleh guru. Strategi ini efektif untuk menentukan
informasi atau membangun keterampilan tahap demi tahap. Pembelajaran
langsung biasanya bersifat deduktif.
Kelebihan strategi ini adalah mudah untuk direncanakan dan
digunakan, sedangkan kelemahan utamanya dalam mengembangkan
kemampuan-kemampuan, proses-proses, dan sikap yang diperlukan untuk
pemikiran kritis dan hubungan interpersonal serta belajar kelompok. Agar
peserta didik dapat mengembangkan sikap dan pemikiran kritis, strategi
pembelajaran langsung perlu dikombinasikan dengan strategi
pembelajaran yang lain.
2. Strategi Pembelajaran tak Langsung
Strategi pembelajaran tak langsung sering disebut inkuiri, induktif,
pemecahan masalah, pengambilan keputusan dan penemuan. Berlawanan
dengan strategi pembelajaran langsung, pembelajaran tak langsung
umumnya berpusat pada peserta didik, meskipun dua strategi tersebut
dapat saling melengkapi. Peranan guru bergeser dari seorang penceramah
menjadi fasilitator. Guru mengelola lingkungan belajar dan memberikan
kesempatan peserta didik untuk terlibat.
5. 4
Kelebihan dari strategi ini antara lain: (1) mendorong ketertarikan
dan keingintahuan peserta didik, (2) menciptakan alternatif dan
menyelesaikan masalah, (3) mendorong kreativitas dan pengembangan
keterampilan interpersonal dan kemampuan yang lain, (4) pemahaman
yang lebih baik, (5) mengekspresikan pemahaman. Sedangkan kekurangan
dari pembelajaran ini adalah memerlukan waktu panjang, outcome sulit
diprediksi. Strategi pembelajaran ini juga tidak cocok apabila peserta
didik perlu mengingat materi dengan cepat.
3. Strategi Pembelajaran Interaktif
Pembelajaran interaktif menekankan pada diskusi dan sharing di
antara peserta didik. Diskusi dan sharing memberi kesempatan peserta
didik untuk bereaksi terhadap gagasan, pengalaman, pendekatan dan
pengetahuan guru atau temannya dan untuk membangun cara alternatif
untuk berfikir dan merasakan.
Kelebihan strategi ini antara lain: (1) peserta didik dapat belajar
dari temannya dan guru untuk membangun keterampilan sosial dan
kemampuan-kemampuan, (2) mengorganisasikan pemikiran dan
membangun argumen yang rasional. Strategi pembelajaran interaktif
memungkinkan untuk menjangkau kelompok dan metode-metode
interaktif. Kekurangan dari strategi ini sangat bergantung pada kecakapan
guru dalam menyusun dan mengembangkan dinamika kelompok.
4. Strategi pembelajaran empirik (experiential)
Pembelajaran empirik berorientasi pada kegiatan induktif, berpusat
pada peserta didik, dan berbasis aktivitas. Refleksi pribadi tentang
pengalaman dan formulasi perencanaan menuju penerapan pada konteks
yang lain merupakan faktor kritis dalam pembelajaran empirik yang
efektif. Kelebihan dari startegi ini antara lain: (1) meningkatkan partisipasi
peserta didik, (2) meningkatkan sifat kritis peserta didik, (3) meningkatkan
analisis peserta didik, dapat menerapkan pembelajaran pada situasi yang
lain. Sedangkan kekurangan dari strategi ini adalah penekanan hanya pada
6. 5
proses bukan pada hasil, keamanan siswa, biaya yang mahal, dan
memerlukan waktu yang Panjang.