SlideShare a Scribd company logo
1 of 13
Download to read offline
TOLERANSI
a. Toleransi Linier (Linier Tolerances)
Sampai saat ini, untuk membuat suatu benda kerja, sulit sekali untuk mencapai ukuran
dengan tepat, hal ini disebabkan antara lain oleh :
a) Kesalahan melihat alat ukur
b) Kondisi alat/mesin
c) Terjadi perubahan suhu pada waktu penyayatan/pengerjaan benda kerja.
Berdasarkan paparan tersebut, setiap ukuran dasar harus diberi dua
penyimpangan izin yaitu penyimpangan atas dan penyimpangan bawah. Perbedaan antara
penyimpangan atas dan penyimpangan bawah adalah toleransi. Tujuan penting toleransi
ini adalah agar benda kerja dapat diproduksi secara massal pada tempat yang
berbeda dan tetap dapat
memenuhi fungsinya, terutama fungsi mampu tukar, seperti pada suku cadang mesin
otomotif yang diperdagangkan.
Istilah dalam Toleransi
Pengertian istilah dalam lingkup toleransi dapat dilihat pada gambar dan paparan berikut
ini.
Gambar 1. Lingkup Toleraansi
Ud = ukuran dasar (nominal), ukuran yangdibaca tanpa penyimpangan
penyimpangan atas (upper allowance), penyimpangan
Pa = terbesar yang diizinkan penyimpangan bawah
Pb = (lower allowance) penyimpangan terkecil yang diizinkan .
Umaks = ukuran maksimum izin, penjumlahan antara ukuran dasar dengan
penyimpangan atas
Umin = ukuran minimum izin, penjumlahan antara ukuran dasar dengan penyimpangan
bawah.
TL = toleransi lubang; TP = toleransi poros : perbedaan antara
penyimpangan atas dengan penyimpangan bawah atauperbedaan
antara ukuran maksimum dengan ukuran minimum izin.
GN = garis nol, ke atas daerah positif dan kebawah daerah negatif.
US = ukuran sesungguhnya, ukuran dari hasil pengukuran benda kerja setelah
diproduksi, terletak diantara ukuran minimum izin sampai dengan ukuran
maksimum izin.
1) Toleransi Umum
Toleransi umum ialah toleransi yang mengikat beberapa ukuran dasar, sedangkan
toleransi khusus hanya mewakili ukuran dasar dengan toleransi tersebut
dicantumkan. Berikut disampaikan tabel toleransi umum yang standar pada gambar
kerja kualitas toleransi umum dipilih antara teliti, sedang atau kasar. Yang paling
sering dipilih adalah
kualitas sedang (medium).
Tabel Toleransi Umum
Tabel Toleransi Umum untuk Radius dan Chamfer
Tabel Toleransi Umum untuk Sudut
Untuk menyederhanakan penampilan gambar, toleransi umum disajikan
Gambar 2 . Toleransi Umum
Dalam hal ini ±10 -0,1 adalah ukuran dasar dengan toleransi khusus (biasanya bagian
tersebut nantinya berpasangan), penyimpangan izinnya harus dicantumkan langsung
setelah ukuran dasar (gambar). Ukuran dalam tanda kurung tidak terkena aturan toleransi,
harganya dipengaruhi oleh ukuran sesungguhnya yaitu penjumlahan dari 7,8…..8,2
dan 29,8…..30,2 seperti uraian berikut ini. Jika didapat kuran minimum, akan
dihasilkan 7,8+29,8=37,6 mm sedangkan jika didapat ukuran maksimum akan
dihasilkan 8,2+30,2 = 38,4 mm. Kedua ukuran tersebut tidak memenuhi harga
toleransi umum untuk 38 mm dengan kualitas sedang.
2) Toleransi ISO
Toleransi ISO (International Organization for Standardization) yang
menggunakan huruf dan angka toleransi dengan mengikuti ketentuan sebagai berikut
a) Suhu ruang pengukuran 0 diseragamkan yaitu 20 C
b) Terdapat dua klasifikasi, yaitu :
1. Golongan lubang, antara lain lebar alur pasak, lebar alur slot, lubang
untuk pena
2. Golongan poros, antara lain poros, pasak slot.
Kedudukan daerah toleransi terhadap garis nol dilambangkan dengan huruf.
Huruf kapital untuk golongan lubang dan huruf kecil untuk golongan poros.
Adapun huruf I, L, O, Q dan W beserta huruf kecilnya tidak digunakan. Hal ini untuk
menghindari kekeliruan dengan angka ukur. Daerah H dijadikan sebagai patokan
untuk perancangan bagian yang berpasangan (suaian/fits) karena penyimpangan
bawahnya berimpit dengan garis nol. Adapun daerah h, penyimpangan atasnya
yang berimpit dengan garis nol. Kedudukan daerah toleransi lainnya seperti
kedudukan abjad terhadap huruf H.
Gambar 3. Daerah Toleransi ISO
Kualitas toleransi dibagi menjadi 18 tingkatan yaitu dari IT 01, IT 00, IT1, IT2,
………………., IT 16 (IT=International Tolerances), pada penyajiannya
dilambangkan dengan angka, misalnya 10H7, 12g6. Untuk memudahkan pengertian,
pada ukuran dasar yang sama dengan kualitas berbeda maka harga penyimpangan
izinnya akan berbeda pula.
Contoh :
Dalam hal ini 10H7 harga penyimpangannya +15 mikrometer dan 0 atau +0.015 mm
dan 0, sedangkan 10H6 harga penyimpangannya +0,009 mm dan 0. Jadi, harga
toleransi 10H6 lebih kecil.
Toleransi untuk Bagian yang Berpasangan (Suaian/Fits)
Dua bagian benda dari golongan lubang dan poros yang mempunyai
ukuran dasar sama dipasangkan, misalnya poros dan bantalan gelinding (ball bearing),
disebut suaian (fits), terdapat tiga jenis suaian :
o Suaian longgar (clearance fits), setelah dipasang selalu ada celah (clearance) karena
lubang lebih besar dari poros.
o Suaian paksa (sesak/interference fits), harus dipasang dengan cara paksa
(dipres) karena poros lebih besar dari lubang (terdapat kesesakan).
o Suaian transisi (tidak tentu/transition fits), kemungkinan terjadi suaian
longgar atau suaian paksa, tergantung dari ukuran sesungguhnya, setelah
benda kerja dibuat.
Gambar 4. Suaian
Sistem Suaian
Terdapat dua sistem suaian yaitu sistem basis lubang, paling banyak
digunakan dan sistem basis poros.
a. Suaian Sistem Basis Lubang
Pada sistem ini, daerah H dijadikan patokan dengan dasar bahwa
penyimpangan bawahnya sama dengan nol, daerah toleransi poros
diatur menurut suaian yang direncanakan.
b. Suaian Sistem Basis Poros
Suaian sistem poros menggunakan daerah h sebagai patokan,engingat
penyimpangan atasnya sama dengan nol, daerah toleransi lubang diatur
menurut suaian yang direncanakan.
Kedua sistem suaian dapat digunakan. Sistem basis lubang lebih banyak digunakan
karena pengerjaan lubang lebih sulit dari pada pengerjaan poros juga alat ukur
untuk mengukur lubang lebih mahal dari alat ukur untuk mengukur poros. Tabel
berikut memperlihatkan sistem suaian basis lubang dan basis poros yang bermanfaat
karena sering digunakan.
Tabel Suaian yang Sering Dibuat Basis Lubang
Basis Poros
Penyajian Toleransi
Penyajian toleransi pada gambar kerja harus mengikuti aturan yang akan
diuraikan pada paparan berikut ini. Penyajian menurut ISO dicontohkan
pada gambar berikut ini. Penyajian dimulai dari ukuran dasar (20), daerah
toleransi (f) dan kualitas toleransi (7). Jika harga penyimpangannya perlu
dicantumkan maka dapat dicantumkan dalam tanda kurung.
Penyajian toleransi dengan angka dimulai dengan ukuran dasar, diikuti harga
penyimpangannya. Penyimpangan atas dicantumkan di atas dan penyimpangan bawah
dicantumkan di bawahnya (penentuan penyimpangan atas atau penyimpangan
bawah ditentukan dari harga matematisnya), tanpa tanda kurung. Jika salah satu
penyimpangannya nol, maka ditulis 0 tanpa tanda tambah (+) atau tanda kurang (–)
(lihat gambar).
Penulisan toleransi dengan angka
Penyajian toleransi simetris dengan harga penyimpangan yang sama
(dengan tanda yang berbeda), penulisannya sekali saja dengan didahului
tanda ± (artinya penyimpangan atas +0,2 dan penyimpangan bawah–0,2).
Gambar 5. Penulisan toleransi simetri
Penyajian toleransi dapat juga dengan cara menuliskan ukuran maksimum
izin dan ukuran minimum izin. Ukuran maksimum ditulis di atas ukuran minimum.
Penulisan toleransi yang dibatasi oleh satu batas dinyatakan dengan kata
min atau maks di belakang ukuran dasarnya.
Satuan dari penyimpangan harus ditulis sama dengan satuan ukuran dasar
dengan jumlah desimal yang sama, kecuali salah satu penyimpangannya
nol.
Gambar 6. Penulisan ukuran dengan satu batas
Satuan dari penyimpangan harus ditulis sama dengan satuan ukuran dasar
dengan jumlah desimal yang sama, kecuali salah satu penyimpangannya nol.
Gambar. Penulisan satuan penyimpangan
Penempatan tolerasi untuk lubang selalu disimpan di atas. Berikut ini disampaikan
beberapa contoh cara penulisan toleransi untuk gambar susunan.
Gambar 7. Penulisan toleransi pada gambar susunan
Toleransi ukuran untuk sudut , prinsip penyajiannya sama dengan toleransi ukuran
panjang. Satuannya dinyatakaan dengan derajad, menit dan detik ( lihat gambar )
Gambar 8. Penulisan toleransi ukuran sudut
Tabel berikut merupakan sebagian kecil saja dari tabel toleransi standar ISO. Untuk
menggunakannya dilihat dari ukuran dasar kemudian bergeser ke kanan dan
lihat ke atas sampai pada huruf dan angka toleransi yang diinginkan. Satuan
pada tabel adalah m, jika gambar kerja menggunakan satuan mm maka harga
dari tabel harus dibagi 1000.
b. Toleransi Geometri (Bentuk dan Posisi)
Selain toleransi linier, kadang-kadang diperlukan untuk mencantumkan toleransi
geometri (bentuk dan posisi), untuk membuat komponen yang mampu tukar seperti
komponen mesin otomotif, sehingga komponen tersebut dapat dibuat pada tempat
yang berbeda dengan peralatan yang berbeda pula. Toleransi geometri hanya
dicantumkan apabila benar- benar diperlukan setelah melalui pertimbangan yang matang.
Pengertian :
Toleransi bentuk adalah penyimpangan bentuk benda kerja yang diizinkan apabila
dibandingkan dengan bentuk yang dianggap ideal, diperlihatkan oleh gambar berikut ini.
Gambar 9. Toleransi bentuk
Toleransi posisi adalah penyimpangan posisi yang diizinkan terhadap posisi yang
digunakan sebagai patokan (datum feature) sedangkan sisi tegak merupakan bidang yang
ditoleransi.
Gambar 10. Toleransi Posisi
Penyajian pada Gambar Kerja
Lambang untuk menunjukkan suatu patokan digambarkan dengan segi tiga sama kaki
yang dihitamkan, disambung dengan garis tipis yang berakhir pada kotak, di
dalam kotak terdapat huruf patokan yang dibuat dengan
huruf kapital. Huruf-huruf yang menyerupai angka harus dihindarkan, misalnya huruf O.
untuk patokan Gambar berikut ini menunjukkan bahwa bidang sebagai patokan, cara
penggambarannya ialah segi tiga patokan tidak segaris dengan garis ukur.
Untuk menunjukkan bahwa garis tengah (sumbu) sebagai patokan maka cara
menggambarnya ialah dengan mencantumkan segi tiga patokan segaris dengan garis
ukur, seperti diperlihatkan oleh gambar berikut ini.
Segi tiga patokan dicantumkan pada garis tengah dari beberapa lubang untuk
menunjukkan bahwa garis tengah tersebut sebagai patokan, diperlihatkan oleh gambar
berikut ini.
Gambar 11. Secara teoritis Ukuran Harus Tepat
Angka dalam kotak menunjukkan bahwa secara teoritis ukuran harus tepat.
Penerapan dari angka dalam kotak diperlihatkan oleh gambar berikut ini,
pengertiannya ialah secara praktik Penitik (Senter) boleh bergeser asal jangan lebih dari
0,02 mm, untuk mudahnya ukuran10 akan berada antara 9,99 mm10,01 mm dan
ukuran 11 akan berada antara 10,99 mm-11,01 mm.
Bagian yang Ditoleransi
Perbedaan antara bagian yang ditoleransi dengan patokan terletak pada ujung garis
penunjuknya, bagian yang ditoleransi ditunjukkan dengan anak panah, berakhir pada
hal-hal berikut.
a. Garis benda atau perpanjangannya apabila yang ditoleransi adalah bidang.
b. Garis ukur apabila yang ditoleransi adalah sumbu.
c. Garis sumbu apabila yang ditoleransi adalah sumbu dari beberapa lubang/bagian
(seperti pada patokan).
Contoh Penggunaan
Pada gambar berikut ini kedua garis penunjuk diakhiri dengan anak panah, hal
ini menunjukkan bahwa operator diberi keleluasaan untuk menentukan bidang
patokan dan bidang yang ditoleransi (memilih salah satu).
Untuk kasus seperti gambar berikut, sebagai patokan adalah bidang yang
ditempeli oleh segi tiga patokan (sebelah kiri).
Gambar di bawah merupakan contoh gambar yang dilengkapi dengan toleransi
geometri.
Simbol Pengelasan (Standard ISO dan AWS)
Simbol pengelasan itu terdiri dari garis panah (arrow line), garis referensi (reference
line) dan simbol pengelasan. Ada dua jenis standard untuk simbol pengelasan, yaitu ISO
dan AWS (American Welding Society). Standard ISO banyak digunakan pada sebagian
besar negara-negara kecuali Amerika dan Kanada, mereka biasanya menggunakan standard
AWS.
Gambar 12. Elemen simbol las.
Perbedaan antara ISO dan AWS adalah pada ISO terdapat garis identifikasi (garis
putus-putus yang terletak di atas atau di bawah reference line). Garis ini untuk menentukan
letak dari pengelasan. sedangkan AWS tidak menggunakan simbol tersebut pada simbol
AWS, jika simbol diletakan pada bagian bawah dari reference line, maka letak kampuh las
berapa pada titik yang ditunjukan pada panah. Tetapi jika simbol berada diatas reference
line itu berarti letak kampuh las berada disebelah/seberang dari titik yang ditunjukan oleh
panah.
Sedangkan untuk ISO menggunakan ISO 2553:1992. Pada standard ini menggunakan
identification line (garis putus-putus yang terletak diatas atau dibawah reference line). Garis
putus-putus tersebut menandakan sisi seberang dari titik yang ditunjukan panah. Jadi,
apabila simbol las menempel pada bagian reference line, maka letak kampuh las terletak
pada titik yang ditunjukan oleh panah. Sedangkan jika simbol menempel pada identification
line, maka letak kampuh las ada pada daerah seberang dari titik yang dijunjukan oleh
panah.
Gambar 13. Dimensi diterapkan untuk mengelas simbol.
Gambar 14. Dimensi dari lasan.
Arti dari simbol-simbol berbagai dimensi las. Perhatikan bahwa ukuran las adalah
ditampilkan di sisi kiri simbol las . Panjang dan tinggi lasan fillet ditandai di sisi kanan dari
simbol las. Lihat B menunjukkan gabungan tee dengan 2-inci fillet lasan intermiten yang 5
inci terpisah, di pusat. Ukuran las alur ditunjukkan pada tampilan C. Kedua belah pihak ½
inci, tetapi perhatikan bahwa alur 60 derajat di sisi lain dari sendi dan alur 45-derajat di sisi
panah.
Gambar 15. simbol Tambahan.
Simbol Tambahan
Selain simbol las dasar, satu set simbol tambahan dapat ditambahkan ke simbol las.
Simbol kontur digunakan dengan simbol las untuk menunjukkan bagaimana wajah melas
harus dibentuk. Selain kontur simbol, simbol selesai digunakan untuk menunjukkan metode
yang digunakan untuk membentuk kontur melas.
Ketika simbol selesai digunakan, hal itu menunjukkan metode selesai, bukan tingkat
selesai, misalnya, C digunakan untuk menunjukkan menyelesaikan dengan chipping, M
berarti mesin, dan G mengindikasikan grinding. Gambar 3-52 menunjukkan bagaimana
kontur dan simbol-simbol selesai diterapkan ke simbol weldng. Angka ini menunjukkan
bahwa las harus menyiram tanah. Juga, perhatikan bahwa simbol-simbol yang ditempatkan
pada sisi yang sama dari garis referensi sebagai simbol las.
Gambar 16. Finish dan simbol kontur.
Gambar 14. Dimensi dari lasan.
Arti dari simbol-simbol berbagai dimensi las. Perhatikan bahwa ukuran las adalah
ditampilkan di sisi kiri simbol las . Panjang dan tinggi lasan fillet ditandai di sisi kanan dari
simbol las. Lihat B menunjukkan gabungan tee dengan 2-inci fillet lasan intermiten yang 5
inci terpisah, di pusat. Ukuran las alur ditunjukkan pada tampilan C. Kedua belah pihak ½
inci, tetapi perhatikan bahwa alur 60 derajat di sisi lain dari sendi dan alur 45-derajat di sisi
panah.
Gambar 15. simbol Tambahan.
Simbol Tambahan
Selain simbol las dasar, satu set simbol tambahan dapat ditambahkan ke simbol las.
Simbol kontur digunakan dengan simbol las untuk menunjukkan bagaimana wajah melas
harus dibentuk. Selain kontur simbol, simbol selesai digunakan untuk menunjukkan metode
yang digunakan untuk membentuk kontur melas.
Ketika simbol selesai digunakan, hal itu menunjukkan metode selesai, bukan tingkat
selesai, misalnya, C digunakan untuk menunjukkan menyelesaikan dengan chipping, M
berarti mesin, dan G mengindikasikan grinding. Gambar 3-52 menunjukkan bagaimana
kontur dan simbol-simbol selesai diterapkan ke simbol weldng. Angka ini menunjukkan
bahwa las harus menyiram tanah. Juga, perhatikan bahwa simbol-simbol yang ditempatkan
pada sisi yang sama dari garis referensi sebagai simbol las.
Gambar 16. Finish dan simbol kontur.
Gambar 14. Dimensi dari lasan.
Arti dari simbol-simbol berbagai dimensi las. Perhatikan bahwa ukuran las adalah
ditampilkan di sisi kiri simbol las . Panjang dan tinggi lasan fillet ditandai di sisi kanan dari
simbol las. Lihat B menunjukkan gabungan tee dengan 2-inci fillet lasan intermiten yang 5
inci terpisah, di pusat. Ukuran las alur ditunjukkan pada tampilan C. Kedua belah pihak ½
inci, tetapi perhatikan bahwa alur 60 derajat di sisi lain dari sendi dan alur 45-derajat di sisi
panah.
Gambar 15. simbol Tambahan.
Simbol Tambahan
Selain simbol las dasar, satu set simbol tambahan dapat ditambahkan ke simbol las.
Simbol kontur digunakan dengan simbol las untuk menunjukkan bagaimana wajah melas
harus dibentuk. Selain kontur simbol, simbol selesai digunakan untuk menunjukkan metode
yang digunakan untuk membentuk kontur melas.
Ketika simbol selesai digunakan, hal itu menunjukkan metode selesai, bukan tingkat
selesai, misalnya, C digunakan untuk menunjukkan menyelesaikan dengan chipping, M
berarti mesin, dan G mengindikasikan grinding. Gambar 3-52 menunjukkan bagaimana
kontur dan simbol-simbol selesai diterapkan ke simbol weldng. Angka ini menunjukkan
bahwa las harus menyiram tanah. Juga, perhatikan bahwa simbol-simbol yang ditempatkan
pada sisi yang sama dari garis referensi sebagai simbol las.
Gambar 16. Finish dan simbol kontur.
Gambar 14. Dimensi dari lasan.
Arti dari simbol-simbol berbagai dimensi las. Perhatikan bahwa ukuran las adalah
ditampilkan di sisi kiri simbol las . Panjang dan tinggi lasan fillet ditandai di sisi kanan dari
simbol las. Lihat B menunjukkan gabungan tee dengan 2-inci fillet lasan intermiten yang 5
inci terpisah, di pusat. Ukuran las alur ditunjukkan pada tampilan C. Kedua belah pihak ½
inci, tetapi perhatikan bahwa alur 60 derajat di sisi lain dari sendi dan alur 45-derajat di sisi
panah.
Gambar 15. simbol Tambahan.
Simbol Tambahan
Selain simbol las dasar, satu set simbol tambahan dapat ditambahkan ke simbol las.
Simbol kontur digunakan dengan simbol las untuk menunjukkan bagaimana wajah melas
harus dibentuk. Selain kontur simbol, simbol selesai digunakan untuk menunjukkan metode
yang digunakan untuk membentuk kontur melas.
Ketika simbol selesai digunakan, hal itu menunjukkan metode selesai, bukan tingkat
selesai, misalnya, C digunakan untuk menunjukkan menyelesaikan dengan chipping, M
berarti mesin, dan G mengindikasikan grinding. Gambar 3-52 menunjukkan bagaimana
kontur dan simbol-simbol selesai diterapkan ke simbol weldng. Angka ini menunjukkan
bahwa las harus menyiram tanah. Juga, perhatikan bahwa simbol-simbol yang ditempatkan
pada sisi yang sama dari garis referensi sebagai simbol las.
Gambar 16. Finish dan simbol kontur.
Gambar 17. Menentukan informasi las tambahan.
Simbol lain tambahan ditunjukkan dalam gambar 3-51 adalah simbol las-semua-
sekitar. Ketika simbol ini ditempatkan pada simbol las, las adalah untuk melanjutkan
seluruh sendi.
Lasan yang tidak dapat dibuat di toko diidentifikasi sebagai las lapangan. Jauh las simbol
ditunjukkan pada Gambar 3-51. Simbol ini merupakan bendera hitam yang mengarah ke
ekor simbol las.
Menentukan Informasi Tambahan
Kadang-kadang diperlukan untuk menentukan proses pengelasan tertentu, jenis elektroda,
atau beberapa jenis referensi yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu las. Dalam hal ini,
catatan dapat ditempatkan di ekor garis referensi.
Gambar 18. Contoh simbol las yang digunakan.
Multiple-Weld Simbol
Ketika Anda fabrikasi bagian logam, ada kalanya lebih dari satu jenis las yang
dibutuhkan pada sendi yang sama, misalnya, sendi mungkin membutuhkan baik las bevel
alur dan las fillet.
Angka ini menunjukkan kolom pipa baja yang akan dilas ke baseplate suatu. Simbol
mengatakan bahwa tukang las pipa harus miring pada sudut 30 derajat diikuti dengan alur
las bevel seluruh sendi. Hal ini diikuti dengan lasan fillet 1/2-inch yang juga dilas seluruh
sendi. Akhirnya, menyelesaikan lasan fillet dengan menggiling ke kontur flush. Sebagai
simbol las lapangan menunjukkan, semua pengelasan harus dilakukan di lapangan.
Gambar 17. Menentukan informasi las tambahan.
Simbol lain tambahan ditunjukkan dalam gambar 3-51 adalah simbol las-semua-
sekitar. Ketika simbol ini ditempatkan pada simbol las, las adalah untuk melanjutkan
seluruh sendi.
Lasan yang tidak dapat dibuat di toko diidentifikasi sebagai las lapangan. Jauh las simbol
ditunjukkan pada Gambar 3-51. Simbol ini merupakan bendera hitam yang mengarah ke
ekor simbol las.
Menentukan Informasi Tambahan
Kadang-kadang diperlukan untuk menentukan proses pengelasan tertentu, jenis elektroda,
atau beberapa jenis referensi yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu las. Dalam hal ini,
catatan dapat ditempatkan di ekor garis referensi.
Gambar 18. Contoh simbol las yang digunakan.
Multiple-Weld Simbol
Ketika Anda fabrikasi bagian logam, ada kalanya lebih dari satu jenis las yang
dibutuhkan pada sendi yang sama, misalnya, sendi mungkin membutuhkan baik las bevel
alur dan las fillet.
Angka ini menunjukkan kolom pipa baja yang akan dilas ke baseplate suatu. Simbol
mengatakan bahwa tukang las pipa harus miring pada sudut 30 derajat diikuti dengan alur
las bevel seluruh sendi. Hal ini diikuti dengan lasan fillet 1/2-inch yang juga dilas seluruh
sendi. Akhirnya, menyelesaikan lasan fillet dengan menggiling ke kontur flush. Sebagai
simbol las lapangan menunjukkan, semua pengelasan harus dilakukan di lapangan.
Gambar 17. Menentukan informasi las tambahan.
Simbol lain tambahan ditunjukkan dalam gambar 3-51 adalah simbol las-semua-
sekitar. Ketika simbol ini ditempatkan pada simbol las, las adalah untuk melanjutkan
seluruh sendi.
Lasan yang tidak dapat dibuat di toko diidentifikasi sebagai las lapangan. Jauh las simbol
ditunjukkan pada Gambar 3-51. Simbol ini merupakan bendera hitam yang mengarah ke
ekor simbol las.
Menentukan Informasi Tambahan
Kadang-kadang diperlukan untuk menentukan proses pengelasan tertentu, jenis elektroda,
atau beberapa jenis referensi yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu las. Dalam hal ini,
catatan dapat ditempatkan di ekor garis referensi.
Gambar 18. Contoh simbol las yang digunakan.
Multiple-Weld Simbol
Ketika Anda fabrikasi bagian logam, ada kalanya lebih dari satu jenis las yang
dibutuhkan pada sendi yang sama, misalnya, sendi mungkin membutuhkan baik las bevel
alur dan las fillet.
Angka ini menunjukkan kolom pipa baja yang akan dilas ke baseplate suatu. Simbol
mengatakan bahwa tukang las pipa harus miring pada sudut 30 derajat diikuti dengan alur
las bevel seluruh sendi. Hal ini diikuti dengan lasan fillet 1/2-inch yang juga dilas seluruh
sendi. Akhirnya, menyelesaikan lasan fillet dengan menggiling ke kontur flush. Sebagai
simbol las lapangan menunjukkan, semua pengelasan harus dilakukan di lapangan.
Gambar 17. Menentukan informasi las tambahan.
Simbol lain tambahan ditunjukkan dalam gambar 3-51 adalah simbol las-semua-
sekitar. Ketika simbol ini ditempatkan pada simbol las, las adalah untuk melanjutkan
seluruh sendi.
Lasan yang tidak dapat dibuat di toko diidentifikasi sebagai las lapangan. Jauh las simbol
ditunjukkan pada Gambar 3-51. Simbol ini merupakan bendera hitam yang mengarah ke
ekor simbol las.
Menentukan Informasi Tambahan
Kadang-kadang diperlukan untuk menentukan proses pengelasan tertentu, jenis elektroda,
atau beberapa jenis referensi yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu las. Dalam hal ini,
catatan dapat ditempatkan di ekor garis referensi.
Gambar 18. Contoh simbol las yang digunakan.
Multiple-Weld Simbol
Ketika Anda fabrikasi bagian logam, ada kalanya lebih dari satu jenis las yang
dibutuhkan pada sendi yang sama, misalnya, sendi mungkin membutuhkan baik las bevel
alur dan las fillet.
Angka ini menunjukkan kolom pipa baja yang akan dilas ke baseplate suatu. Simbol
mengatakan bahwa tukang las pipa harus miring pada sudut 30 derajat diikuti dengan alur
las bevel seluruh sendi. Hal ini diikuti dengan lasan fillet 1/2-inch yang juga dilas seluruh
sendi. Akhirnya, menyelesaikan lasan fillet dengan menggiling ke kontur flush. Sebagai
simbol las lapangan menunjukkan, semua pengelasan harus dilakukan di lapangan.

More Related Content

What's hot

ALAT KERJA BANGKU DAN PLAT (PENITIK DAN PENGGORES)
ALAT KERJA BANGKU DAN PLAT (PENITIK DAN PENGGORES)ALAT KERJA BANGKU DAN PLAT (PENITIK DAN PENGGORES)
ALAT KERJA BANGKU DAN PLAT (PENITIK DAN PENGGORES)kenshin prabowo
 
Teknik Perawatan Mesin Milling
Teknik Perawatan Mesin MillingTeknik Perawatan Mesin Milling
Teknik Perawatan Mesin MillingAlfi Akbar
 
Presentasi Mesin Bubut
Presentasi Mesin BubutPresentasi Mesin Bubut
Presentasi Mesin BubutEssyKarundeng
 
Modul Teknik Pemesinan Frais
Modul Teknik Pemesinan FraisModul Teknik Pemesinan Frais
Modul Teknik Pemesinan FraisBambang Utama
 
las-listrik.pptx
las-listrik.pptxlas-listrik.pptx
las-listrik.pptxAbiArbiana
 
Bab 5 maintenance control
Bab 5 maintenance controlBab 5 maintenance control
Bab 5 maintenance controlVarindo Megatek
 
Afiação de ferramentas
Afiação de ferramentasAfiação de ferramentas
Afiação de ferramentassuperleco
 
Materi perkuliahan metrologi industri bab1
Materi perkuliahan  metrologi industri bab1Materi perkuliahan  metrologi industri bab1
Materi perkuliahan metrologi industri bab1LAZY MAGICIAN
 
126 312 teknik-pemesinan-jilid-2
126 312 teknik-pemesinan-jilid-2126 312 teknik-pemesinan-jilid-2
126 312 teknik-pemesinan-jilid-2Agus Witono
 
Tipe tipe mesin konvensional
Tipe tipe mesin konvensionalTipe tipe mesin konvensional
Tipe tipe mesin konvensionalZaid Ezza
 
3.8 Parameter Mesin Bubut.pptx
3.8 Parameter Mesin Bubut.pptx3.8 Parameter Mesin Bubut.pptx
3.8 Parameter Mesin Bubut.pptxMohAliYahya1
 
Apostila cálculo técnico
Apostila cálculo técnicoApostila cálculo técnico
Apostila cálculo técnicoSergio Barrios
 
1 introdução à manutenção
1  introdução à manutenção1  introdução à manutenção
1 introdução à manutençãoJosé Oscar Sousa
 
Kb3 Membaca Gambar Teknik
Kb3 Membaca Gambar TeknikKb3 Membaca Gambar Teknik
Kb3 Membaca Gambar Teknikemodul-learning
 
Modul Praktikum Teknik Pengelasan Logam (AA)
Modul Praktikum Teknik Pengelasan Logam (AA)Modul Praktikum Teknik Pengelasan Logam (AA)
Modul Praktikum Teknik Pengelasan Logam (AA)Abrianto Akuan
 
01.permesinan dan mesin perkakas
01.permesinan dan mesin perkakas01.permesinan dan mesin perkakas
01.permesinan dan mesin perkakasMahros Darsin
 
Dasar perencanaan elemen mesin
Dasar perencanaan elemen mesinDasar perencanaan elemen mesin
Dasar perencanaan elemen mesinRinaldi Sihombing
 

What's hot (20)

ALAT KERJA BANGKU DAN PLAT (PENITIK DAN PENGGORES)
ALAT KERJA BANGKU DAN PLAT (PENITIK DAN PENGGORES)ALAT KERJA BANGKU DAN PLAT (PENITIK DAN PENGGORES)
ALAT KERJA BANGKU DAN PLAT (PENITIK DAN PENGGORES)
 
Teknik Perawatan Mesin Milling
Teknik Perawatan Mesin MillingTeknik Perawatan Mesin Milling
Teknik Perawatan Mesin Milling
 
Presentasi Mesin Bubut
Presentasi Mesin BubutPresentasi Mesin Bubut
Presentasi Mesin Bubut
 
Modul Teknik Pemesinan Frais
Modul Teknik Pemesinan FraisModul Teknik Pemesinan Frais
Modul Teknik Pemesinan Frais
 
las-listrik.pptx
las-listrik.pptxlas-listrik.pptx
las-listrik.pptx
 
Bab 5 maintenance control
Bab 5 maintenance controlBab 5 maintenance control
Bab 5 maintenance control
 
JIg fixture 4.pptx
JIg fixture 4.pptxJIg fixture 4.pptx
JIg fixture 4.pptx
 
Perawatan Mesin Bubut
Perawatan Mesin Bubut Perawatan Mesin Bubut
Perawatan Mesin Bubut
 
Afiação de ferramentas
Afiação de ferramentasAfiação de ferramentas
Afiação de ferramentas
 
Materi perkuliahan metrologi industri bab1
Materi perkuliahan  metrologi industri bab1Materi perkuliahan  metrologi industri bab1
Materi perkuliahan metrologi industri bab1
 
126 312 teknik-pemesinan-jilid-2
126 312 teknik-pemesinan-jilid-2126 312 teknik-pemesinan-jilid-2
126 312 teknik-pemesinan-jilid-2
 
Tipe tipe mesin konvensional
Tipe tipe mesin konvensionalTipe tipe mesin konvensional
Tipe tipe mesin konvensional
 
3.8 Parameter Mesin Bubut.pptx
3.8 Parameter Mesin Bubut.pptx3.8 Parameter Mesin Bubut.pptx
3.8 Parameter Mesin Bubut.pptx
 
Apostila cálculo técnico
Apostila cálculo técnicoApostila cálculo técnico
Apostila cálculo técnico
 
1 introdução à manutenção
1  introdução à manutenção1  introdução à manutenção
1 introdução à manutenção
 
Definisi tegangan
Definisi teganganDefinisi tegangan
Definisi tegangan
 
Kb3 Membaca Gambar Teknik
Kb3 Membaca Gambar TeknikKb3 Membaca Gambar Teknik
Kb3 Membaca Gambar Teknik
 
Modul Praktikum Teknik Pengelasan Logam (AA)
Modul Praktikum Teknik Pengelasan Logam (AA)Modul Praktikum Teknik Pengelasan Logam (AA)
Modul Praktikum Teknik Pengelasan Logam (AA)
 
01.permesinan dan mesin perkakas
01.permesinan dan mesin perkakas01.permesinan dan mesin perkakas
01.permesinan dan mesin perkakas
 
Dasar perencanaan elemen mesin
Dasar perencanaan elemen mesinDasar perencanaan elemen mesin
Dasar perencanaan elemen mesin
 

Similar to Materi kd 1

Bahan bacaan 2.3 sketsa
Bahan bacaan 2.3 sketsaBahan bacaan 2.3 sketsa
Bahan bacaan 2.3 sketsaHendra Arie
 
Bahan bacaan 2.3 sketsa
Bahan bacaan 2.3 sketsaBahan bacaan 2.3 sketsa
Bahan bacaan 2.3 sketsaarie eric
 
Presentation1 menerapkan aturan teknik gambar
Presentation1 menerapkan aturan teknik gambarPresentation1 menerapkan aturan teknik gambar
Presentation1 menerapkan aturan teknik gambarAhmad Lubis
 
Tolerance .
Tolerance  .Tolerance  .
Tolerance .theymind
 
Slide Materi - Toleransi dan Suaian_ Sesi 2.pptx
Slide Materi - Toleransi dan Suaian_ Sesi 2.pptxSlide Materi - Toleransi dan Suaian_ Sesi 2.pptx
Slide Materi - Toleransi dan Suaian_ Sesi 2.pptxMahbubMuttahid2
 
TEKNIK GAMBAR MANUFAKTUR 3.1 Toleransi.pptx
TEKNIK GAMBAR MANUFAKTUR 3.1 Toleransi.pptxTEKNIK GAMBAR MANUFAKTUR 3.1 Toleransi.pptx
TEKNIK GAMBAR MANUFAKTUR 3.1 Toleransi.pptxBumiRajendra
 
Ppt modul 5 kb2
Ppt modul 5 kb2Ppt modul 5 kb2
Ppt modul 5 kb2PPGhybrid3
 
teknikgambarmanufaktur.pptx
teknikgambarmanufaktur.pptxteknikgambarmanufaktur.pptx
teknikgambarmanufaktur.pptxpes20226
 
MATERI TEKNIK GAMBAR MANUFAKTUR UNTUK SMK MESIN
MATERI TEKNIK GAMBAR MANUFAKTUR UNTUK SMK MESINMATERI TEKNIK GAMBAR MANUFAKTUR UNTUK SMK MESIN
MATERI TEKNIK GAMBAR MANUFAKTUR UNTUK SMK MESINSarwanto.S.Pd.T
 
Modul Teknik gambar manufaktur 2018
Modul Teknik gambar manufaktur 2018Modul Teknik gambar manufaktur 2018
Modul Teknik gambar manufaktur 2018Sarwanto.S.Pd.T
 
Materi 6 tol geometri
Materi 6 tol geometriMateri 6 tol geometri
Materi 6 tol geometriErizal Cotenk
 
Toleransi linier
Toleransi linierToleransi linier
Toleransi linierndirocket
 
metrologi-industri-12120409101
metrologi-industri-12120409101metrologi-industri-12120409101
metrologi-industri-12120409101anggah12
 
Belajar sendiri-sap2000-versi-10
Belajar sendiri-sap2000-versi-10Belajar sendiri-sap2000-versi-10
Belajar sendiri-sap2000-versi-10Muhammad Umari
 
Belajar sendiri-sap2000-versi-10
Belajar sendiri-sap2000-versi-10Belajar sendiri-sap2000-versi-10
Belajar sendiri-sap2000-versi-10rofiq mustofa
 

Similar to Materi kd 1 (18)

Bahan bacaan 2.3 sketsa
Bahan bacaan 2.3 sketsaBahan bacaan 2.3 sketsa
Bahan bacaan 2.3 sketsa
 
Bahan bacaan 2.3 sketsa
Bahan bacaan 2.3 sketsaBahan bacaan 2.3 sketsa
Bahan bacaan 2.3 sketsa
 
Presentation1 menerapkan aturan teknik gambar
Presentation1 menerapkan aturan teknik gambarPresentation1 menerapkan aturan teknik gambar
Presentation1 menerapkan aturan teknik gambar
 
Tolerance .
Tolerance  .Tolerance  .
Tolerance .
 
TOLERANSI DAN SUAIAN.ppt
TOLERANSI DAN SUAIAN.pptTOLERANSI DAN SUAIAN.ppt
TOLERANSI DAN SUAIAN.ppt
 
Slide Materi - Toleransi dan Suaian_ Sesi 2.pptx
Slide Materi - Toleransi dan Suaian_ Sesi 2.pptxSlide Materi - Toleransi dan Suaian_ Sesi 2.pptx
Slide Materi - Toleransi dan Suaian_ Sesi 2.pptx
 
PPT Modul 12.pptx
PPT Modul 12.pptxPPT Modul 12.pptx
PPT Modul 12.pptx
 
TEKNIK GAMBAR MANUFAKTUR 3.1 Toleransi.pptx
TEKNIK GAMBAR MANUFAKTUR 3.1 Toleransi.pptxTEKNIK GAMBAR MANUFAKTUR 3.1 Toleransi.pptx
TEKNIK GAMBAR MANUFAKTUR 3.1 Toleransi.pptx
 
Ppt modul 5 kb2
Ppt modul 5 kb2Ppt modul 5 kb2
Ppt modul 5 kb2
 
Drawing Interpretation_1.pptx
Drawing Interpretation_1.pptxDrawing Interpretation_1.pptx
Drawing Interpretation_1.pptx
 
teknikgambarmanufaktur.pptx
teknikgambarmanufaktur.pptxteknikgambarmanufaktur.pptx
teknikgambarmanufaktur.pptx
 
MATERI TEKNIK GAMBAR MANUFAKTUR UNTUK SMK MESIN
MATERI TEKNIK GAMBAR MANUFAKTUR UNTUK SMK MESINMATERI TEKNIK GAMBAR MANUFAKTUR UNTUK SMK MESIN
MATERI TEKNIK GAMBAR MANUFAKTUR UNTUK SMK MESIN
 
Modul Teknik gambar manufaktur 2018
Modul Teknik gambar manufaktur 2018Modul Teknik gambar manufaktur 2018
Modul Teknik gambar manufaktur 2018
 
Materi 6 tol geometri
Materi 6 tol geometriMateri 6 tol geometri
Materi 6 tol geometri
 
Toleransi linier
Toleransi linierToleransi linier
Toleransi linier
 
metrologi-industri-12120409101
metrologi-industri-12120409101metrologi-industri-12120409101
metrologi-industri-12120409101
 
Belajar sendiri-sap2000-versi-10
Belajar sendiri-sap2000-versi-10Belajar sendiri-sap2000-versi-10
Belajar sendiri-sap2000-versi-10
 
Belajar sendiri-sap2000-versi-10
Belajar sendiri-sap2000-versi-10Belajar sendiri-sap2000-versi-10
Belajar sendiri-sap2000-versi-10
 

More from gona tri

Materi kd 10
Materi kd 10Materi kd 10
Materi kd 10gona tri
 
Materi kd 9
Materi kd 9Materi kd 9
Materi kd 9gona tri
 
Materi kd 7
Materi kd 7Materi kd 7
Materi kd 7gona tri
 
Materi kd 6
Materi kd 6Materi kd 6
Materi kd 6gona tri
 
Materi kd 5
Materi kd 5Materi kd 5
Materi kd 5gona tri
 
Materi kd 4
Materi kd 4Materi kd 4
Materi kd 4gona tri
 
Materi kd 2
Materi kd 2Materi kd 2
Materi kd 2gona tri
 
Materi kd 8
Materi kd 8Materi kd 8
Materi kd 8gona tri
 

More from gona tri (8)

Materi kd 10
Materi kd 10Materi kd 10
Materi kd 10
 
Materi kd 9
Materi kd 9Materi kd 9
Materi kd 9
 
Materi kd 7
Materi kd 7Materi kd 7
Materi kd 7
 
Materi kd 6
Materi kd 6Materi kd 6
Materi kd 6
 
Materi kd 5
Materi kd 5Materi kd 5
Materi kd 5
 
Materi kd 4
Materi kd 4Materi kd 4
Materi kd 4
 
Materi kd 2
Materi kd 2Materi kd 2
Materi kd 2
 
Materi kd 8
Materi kd 8Materi kd 8
Materi kd 8
 

Recently uploaded

Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 

Recently uploaded (20)

Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 

Materi kd 1

  • 1. TOLERANSI a. Toleransi Linier (Linier Tolerances) Sampai saat ini, untuk membuat suatu benda kerja, sulit sekali untuk mencapai ukuran dengan tepat, hal ini disebabkan antara lain oleh : a) Kesalahan melihat alat ukur b) Kondisi alat/mesin c) Terjadi perubahan suhu pada waktu penyayatan/pengerjaan benda kerja. Berdasarkan paparan tersebut, setiap ukuran dasar harus diberi dua penyimpangan izin yaitu penyimpangan atas dan penyimpangan bawah. Perbedaan antara penyimpangan atas dan penyimpangan bawah adalah toleransi. Tujuan penting toleransi ini adalah agar benda kerja dapat diproduksi secara massal pada tempat yang berbeda dan tetap dapat memenuhi fungsinya, terutama fungsi mampu tukar, seperti pada suku cadang mesin otomotif yang diperdagangkan. Istilah dalam Toleransi Pengertian istilah dalam lingkup toleransi dapat dilihat pada gambar dan paparan berikut ini. Gambar 1. Lingkup Toleraansi Ud = ukuran dasar (nominal), ukuran yangdibaca tanpa penyimpangan penyimpangan atas (upper allowance), penyimpangan Pa = terbesar yang diizinkan penyimpangan bawah Pb = (lower allowance) penyimpangan terkecil yang diizinkan . Umaks = ukuran maksimum izin, penjumlahan antara ukuran dasar dengan penyimpangan atas Umin = ukuran minimum izin, penjumlahan antara ukuran dasar dengan penyimpangan bawah. TL = toleransi lubang; TP = toleransi poros : perbedaan antara penyimpangan atas dengan penyimpangan bawah atauperbedaan antara ukuran maksimum dengan ukuran minimum izin. GN = garis nol, ke atas daerah positif dan kebawah daerah negatif. US = ukuran sesungguhnya, ukuran dari hasil pengukuran benda kerja setelah diproduksi, terletak diantara ukuran minimum izin sampai dengan ukuran maksimum izin. 1) Toleransi Umum Toleransi umum ialah toleransi yang mengikat beberapa ukuran dasar, sedangkan toleransi khusus hanya mewakili ukuran dasar dengan toleransi tersebut dicantumkan. Berikut disampaikan tabel toleransi umum yang standar pada gambar kerja kualitas toleransi umum dipilih antara teliti, sedang atau kasar. Yang paling sering dipilih adalah kualitas sedang (medium).
  • 2. Tabel Toleransi Umum Tabel Toleransi Umum untuk Radius dan Chamfer Tabel Toleransi Umum untuk Sudut Untuk menyederhanakan penampilan gambar, toleransi umum disajikan Gambar 2 . Toleransi Umum Dalam hal ini ±10 -0,1 adalah ukuran dasar dengan toleransi khusus (biasanya bagian tersebut nantinya berpasangan), penyimpangan izinnya harus dicantumkan langsung setelah ukuran dasar (gambar). Ukuran dalam tanda kurung tidak terkena aturan toleransi, harganya dipengaruhi oleh ukuran sesungguhnya yaitu penjumlahan dari 7,8…..8,2 dan 29,8…..30,2 seperti uraian berikut ini. Jika didapat kuran minimum, akan dihasilkan 7,8+29,8=37,6 mm sedangkan jika didapat ukuran maksimum akan dihasilkan 8,2+30,2 = 38,4 mm. Kedua ukuran tersebut tidak memenuhi harga toleransi umum untuk 38 mm dengan kualitas sedang. 2) Toleransi ISO Toleransi ISO (International Organization for Standardization) yang menggunakan huruf dan angka toleransi dengan mengikuti ketentuan sebagai berikut a) Suhu ruang pengukuran 0 diseragamkan yaitu 20 C b) Terdapat dua klasifikasi, yaitu : 1. Golongan lubang, antara lain lebar alur pasak, lebar alur slot, lubang untuk pena 2. Golongan poros, antara lain poros, pasak slot.
  • 3. Kedudukan daerah toleransi terhadap garis nol dilambangkan dengan huruf. Huruf kapital untuk golongan lubang dan huruf kecil untuk golongan poros. Adapun huruf I, L, O, Q dan W beserta huruf kecilnya tidak digunakan. Hal ini untuk menghindari kekeliruan dengan angka ukur. Daerah H dijadikan sebagai patokan untuk perancangan bagian yang berpasangan (suaian/fits) karena penyimpangan bawahnya berimpit dengan garis nol. Adapun daerah h, penyimpangan atasnya yang berimpit dengan garis nol. Kedudukan daerah toleransi lainnya seperti kedudukan abjad terhadap huruf H. Gambar 3. Daerah Toleransi ISO Kualitas toleransi dibagi menjadi 18 tingkatan yaitu dari IT 01, IT 00, IT1, IT2, ………………., IT 16 (IT=International Tolerances), pada penyajiannya dilambangkan dengan angka, misalnya 10H7, 12g6. Untuk memudahkan pengertian, pada ukuran dasar yang sama dengan kualitas berbeda maka harga penyimpangan izinnya akan berbeda pula. Contoh : Dalam hal ini 10H7 harga penyimpangannya +15 mikrometer dan 0 atau +0.015 mm dan 0, sedangkan 10H6 harga penyimpangannya +0,009 mm dan 0. Jadi, harga toleransi 10H6 lebih kecil. Toleransi untuk Bagian yang Berpasangan (Suaian/Fits) Dua bagian benda dari golongan lubang dan poros yang mempunyai ukuran dasar sama dipasangkan, misalnya poros dan bantalan gelinding (ball bearing), disebut suaian (fits), terdapat tiga jenis suaian : o Suaian longgar (clearance fits), setelah dipasang selalu ada celah (clearance) karena lubang lebih besar dari poros. o Suaian paksa (sesak/interference fits), harus dipasang dengan cara paksa (dipres) karena poros lebih besar dari lubang (terdapat kesesakan). o Suaian transisi (tidak tentu/transition fits), kemungkinan terjadi suaian longgar atau suaian paksa, tergantung dari ukuran sesungguhnya, setelah benda kerja dibuat. Gambar 4. Suaian
  • 4. Sistem Suaian Terdapat dua sistem suaian yaitu sistem basis lubang, paling banyak digunakan dan sistem basis poros. a. Suaian Sistem Basis Lubang Pada sistem ini, daerah H dijadikan patokan dengan dasar bahwa penyimpangan bawahnya sama dengan nol, daerah toleransi poros diatur menurut suaian yang direncanakan. b. Suaian Sistem Basis Poros Suaian sistem poros menggunakan daerah h sebagai patokan,engingat penyimpangan atasnya sama dengan nol, daerah toleransi lubang diatur menurut suaian yang direncanakan. Kedua sistem suaian dapat digunakan. Sistem basis lubang lebih banyak digunakan karena pengerjaan lubang lebih sulit dari pada pengerjaan poros juga alat ukur untuk mengukur lubang lebih mahal dari alat ukur untuk mengukur poros. Tabel berikut memperlihatkan sistem suaian basis lubang dan basis poros yang bermanfaat karena sering digunakan.
  • 5. Tabel Suaian yang Sering Dibuat Basis Lubang Basis Poros Penyajian Toleransi Penyajian toleransi pada gambar kerja harus mengikuti aturan yang akan diuraikan pada paparan berikut ini. Penyajian menurut ISO dicontohkan pada gambar berikut ini. Penyajian dimulai dari ukuran dasar (20), daerah toleransi (f) dan kualitas toleransi (7). Jika harga penyimpangannya perlu dicantumkan maka dapat dicantumkan dalam tanda kurung. Penyajian toleransi dengan angka dimulai dengan ukuran dasar, diikuti harga penyimpangannya. Penyimpangan atas dicantumkan di atas dan penyimpangan bawah dicantumkan di bawahnya (penentuan penyimpangan atas atau penyimpangan bawah ditentukan dari harga matematisnya), tanpa tanda kurung. Jika salah satu penyimpangannya nol, maka ditulis 0 tanpa tanda tambah (+) atau tanda kurang (–) (lihat gambar).
  • 6. Penulisan toleransi dengan angka Penyajian toleransi simetris dengan harga penyimpangan yang sama (dengan tanda yang berbeda), penulisannya sekali saja dengan didahului tanda ± (artinya penyimpangan atas +0,2 dan penyimpangan bawah–0,2). Gambar 5. Penulisan toleransi simetri Penyajian toleransi dapat juga dengan cara menuliskan ukuran maksimum izin dan ukuran minimum izin. Ukuran maksimum ditulis di atas ukuran minimum. Penulisan toleransi yang dibatasi oleh satu batas dinyatakan dengan kata min atau maks di belakang ukuran dasarnya. Satuan dari penyimpangan harus ditulis sama dengan satuan ukuran dasar dengan jumlah desimal yang sama, kecuali salah satu penyimpangannya nol. Gambar 6. Penulisan ukuran dengan satu batas Satuan dari penyimpangan harus ditulis sama dengan satuan ukuran dasar dengan jumlah desimal yang sama, kecuali salah satu penyimpangannya nol. Gambar. Penulisan satuan penyimpangan Penempatan tolerasi untuk lubang selalu disimpan di atas. Berikut ini disampaikan beberapa contoh cara penulisan toleransi untuk gambar susunan. Gambar 7. Penulisan toleransi pada gambar susunan Toleransi ukuran untuk sudut , prinsip penyajiannya sama dengan toleransi ukuran panjang. Satuannya dinyatakaan dengan derajad, menit dan detik ( lihat gambar ) Gambar 8. Penulisan toleransi ukuran sudut
  • 7. Tabel berikut merupakan sebagian kecil saja dari tabel toleransi standar ISO. Untuk menggunakannya dilihat dari ukuran dasar kemudian bergeser ke kanan dan lihat ke atas sampai pada huruf dan angka toleransi yang diinginkan. Satuan pada tabel adalah m, jika gambar kerja menggunakan satuan mm maka harga dari tabel harus dibagi 1000. b. Toleransi Geometri (Bentuk dan Posisi) Selain toleransi linier, kadang-kadang diperlukan untuk mencantumkan toleransi geometri (bentuk dan posisi), untuk membuat komponen yang mampu tukar seperti komponen mesin otomotif, sehingga komponen tersebut dapat dibuat pada tempat yang berbeda dengan peralatan yang berbeda pula. Toleransi geometri hanya dicantumkan apabila benar- benar diperlukan setelah melalui pertimbangan yang matang. Pengertian : Toleransi bentuk adalah penyimpangan bentuk benda kerja yang diizinkan apabila dibandingkan dengan bentuk yang dianggap ideal, diperlihatkan oleh gambar berikut ini. Gambar 9. Toleransi bentuk
  • 8. Toleransi posisi adalah penyimpangan posisi yang diizinkan terhadap posisi yang digunakan sebagai patokan (datum feature) sedangkan sisi tegak merupakan bidang yang ditoleransi. Gambar 10. Toleransi Posisi Penyajian pada Gambar Kerja Lambang untuk menunjukkan suatu patokan digambarkan dengan segi tiga sama kaki yang dihitamkan, disambung dengan garis tipis yang berakhir pada kotak, di dalam kotak terdapat huruf patokan yang dibuat dengan huruf kapital. Huruf-huruf yang menyerupai angka harus dihindarkan, misalnya huruf O. untuk patokan Gambar berikut ini menunjukkan bahwa bidang sebagai patokan, cara penggambarannya ialah segi tiga patokan tidak segaris dengan garis ukur. Untuk menunjukkan bahwa garis tengah (sumbu) sebagai patokan maka cara menggambarnya ialah dengan mencantumkan segi tiga patokan segaris dengan garis ukur, seperti diperlihatkan oleh gambar berikut ini. Segi tiga patokan dicantumkan pada garis tengah dari beberapa lubang untuk menunjukkan bahwa garis tengah tersebut sebagai patokan, diperlihatkan oleh gambar berikut ini. Gambar 11. Secara teoritis Ukuran Harus Tepat Angka dalam kotak menunjukkan bahwa secara teoritis ukuran harus tepat. Penerapan dari angka dalam kotak diperlihatkan oleh gambar berikut ini, pengertiannya ialah secara praktik Penitik (Senter) boleh bergeser asal jangan lebih dari 0,02 mm, untuk mudahnya ukuran10 akan berada antara 9,99 mm10,01 mm dan ukuran 11 akan berada antara 10,99 mm-11,01 mm.
  • 9. Bagian yang Ditoleransi Perbedaan antara bagian yang ditoleransi dengan patokan terletak pada ujung garis penunjuknya, bagian yang ditoleransi ditunjukkan dengan anak panah, berakhir pada hal-hal berikut. a. Garis benda atau perpanjangannya apabila yang ditoleransi adalah bidang. b. Garis ukur apabila yang ditoleransi adalah sumbu. c. Garis sumbu apabila yang ditoleransi adalah sumbu dari beberapa lubang/bagian (seperti pada patokan). Contoh Penggunaan Pada gambar berikut ini kedua garis penunjuk diakhiri dengan anak panah, hal ini menunjukkan bahwa operator diberi keleluasaan untuk menentukan bidang patokan dan bidang yang ditoleransi (memilih salah satu). Untuk kasus seperti gambar berikut, sebagai patokan adalah bidang yang ditempeli oleh segi tiga patokan (sebelah kiri).
  • 10. Gambar di bawah merupakan contoh gambar yang dilengkapi dengan toleransi geometri. Simbol Pengelasan (Standard ISO dan AWS) Simbol pengelasan itu terdiri dari garis panah (arrow line), garis referensi (reference line) dan simbol pengelasan. Ada dua jenis standard untuk simbol pengelasan, yaitu ISO dan AWS (American Welding Society). Standard ISO banyak digunakan pada sebagian besar negara-negara kecuali Amerika dan Kanada, mereka biasanya menggunakan standard AWS.
  • 11. Gambar 12. Elemen simbol las. Perbedaan antara ISO dan AWS adalah pada ISO terdapat garis identifikasi (garis putus-putus yang terletak di atas atau di bawah reference line). Garis ini untuk menentukan letak dari pengelasan. sedangkan AWS tidak menggunakan simbol tersebut pada simbol AWS, jika simbol diletakan pada bagian bawah dari reference line, maka letak kampuh las berapa pada titik yang ditunjukan pada panah. Tetapi jika simbol berada diatas reference line itu berarti letak kampuh las berada disebelah/seberang dari titik yang ditunjukan oleh panah. Sedangkan untuk ISO menggunakan ISO 2553:1992. Pada standard ini menggunakan identification line (garis putus-putus yang terletak diatas atau dibawah reference line). Garis putus-putus tersebut menandakan sisi seberang dari titik yang ditunjukan panah. Jadi, apabila simbol las menempel pada bagian reference line, maka letak kampuh las terletak pada titik yang ditunjukan oleh panah. Sedangkan jika simbol menempel pada identification line, maka letak kampuh las ada pada daerah seberang dari titik yang dijunjukan oleh panah. Gambar 13. Dimensi diterapkan untuk mengelas simbol.
  • 12. Gambar 14. Dimensi dari lasan. Arti dari simbol-simbol berbagai dimensi las. Perhatikan bahwa ukuran las adalah ditampilkan di sisi kiri simbol las . Panjang dan tinggi lasan fillet ditandai di sisi kanan dari simbol las. Lihat B menunjukkan gabungan tee dengan 2-inci fillet lasan intermiten yang 5 inci terpisah, di pusat. Ukuran las alur ditunjukkan pada tampilan C. Kedua belah pihak ½ inci, tetapi perhatikan bahwa alur 60 derajat di sisi lain dari sendi dan alur 45-derajat di sisi panah. Gambar 15. simbol Tambahan. Simbol Tambahan Selain simbol las dasar, satu set simbol tambahan dapat ditambahkan ke simbol las. Simbol kontur digunakan dengan simbol las untuk menunjukkan bagaimana wajah melas harus dibentuk. Selain kontur simbol, simbol selesai digunakan untuk menunjukkan metode yang digunakan untuk membentuk kontur melas. Ketika simbol selesai digunakan, hal itu menunjukkan metode selesai, bukan tingkat selesai, misalnya, C digunakan untuk menunjukkan menyelesaikan dengan chipping, M berarti mesin, dan G mengindikasikan grinding. Gambar 3-52 menunjukkan bagaimana kontur dan simbol-simbol selesai diterapkan ke simbol weldng. Angka ini menunjukkan bahwa las harus menyiram tanah. Juga, perhatikan bahwa simbol-simbol yang ditempatkan pada sisi yang sama dari garis referensi sebagai simbol las. Gambar 16. Finish dan simbol kontur. Gambar 14. Dimensi dari lasan. Arti dari simbol-simbol berbagai dimensi las. Perhatikan bahwa ukuran las adalah ditampilkan di sisi kiri simbol las . Panjang dan tinggi lasan fillet ditandai di sisi kanan dari simbol las. Lihat B menunjukkan gabungan tee dengan 2-inci fillet lasan intermiten yang 5 inci terpisah, di pusat. Ukuran las alur ditunjukkan pada tampilan C. Kedua belah pihak ½ inci, tetapi perhatikan bahwa alur 60 derajat di sisi lain dari sendi dan alur 45-derajat di sisi panah. Gambar 15. simbol Tambahan. Simbol Tambahan Selain simbol las dasar, satu set simbol tambahan dapat ditambahkan ke simbol las. Simbol kontur digunakan dengan simbol las untuk menunjukkan bagaimana wajah melas harus dibentuk. Selain kontur simbol, simbol selesai digunakan untuk menunjukkan metode yang digunakan untuk membentuk kontur melas. Ketika simbol selesai digunakan, hal itu menunjukkan metode selesai, bukan tingkat selesai, misalnya, C digunakan untuk menunjukkan menyelesaikan dengan chipping, M berarti mesin, dan G mengindikasikan grinding. Gambar 3-52 menunjukkan bagaimana kontur dan simbol-simbol selesai diterapkan ke simbol weldng. Angka ini menunjukkan bahwa las harus menyiram tanah. Juga, perhatikan bahwa simbol-simbol yang ditempatkan pada sisi yang sama dari garis referensi sebagai simbol las. Gambar 16. Finish dan simbol kontur. Gambar 14. Dimensi dari lasan. Arti dari simbol-simbol berbagai dimensi las. Perhatikan bahwa ukuran las adalah ditampilkan di sisi kiri simbol las . Panjang dan tinggi lasan fillet ditandai di sisi kanan dari simbol las. Lihat B menunjukkan gabungan tee dengan 2-inci fillet lasan intermiten yang 5 inci terpisah, di pusat. Ukuran las alur ditunjukkan pada tampilan C. Kedua belah pihak ½ inci, tetapi perhatikan bahwa alur 60 derajat di sisi lain dari sendi dan alur 45-derajat di sisi panah. Gambar 15. simbol Tambahan. Simbol Tambahan Selain simbol las dasar, satu set simbol tambahan dapat ditambahkan ke simbol las. Simbol kontur digunakan dengan simbol las untuk menunjukkan bagaimana wajah melas harus dibentuk. Selain kontur simbol, simbol selesai digunakan untuk menunjukkan metode yang digunakan untuk membentuk kontur melas. Ketika simbol selesai digunakan, hal itu menunjukkan metode selesai, bukan tingkat selesai, misalnya, C digunakan untuk menunjukkan menyelesaikan dengan chipping, M berarti mesin, dan G mengindikasikan grinding. Gambar 3-52 menunjukkan bagaimana kontur dan simbol-simbol selesai diterapkan ke simbol weldng. Angka ini menunjukkan bahwa las harus menyiram tanah. Juga, perhatikan bahwa simbol-simbol yang ditempatkan pada sisi yang sama dari garis referensi sebagai simbol las. Gambar 16. Finish dan simbol kontur. Gambar 14. Dimensi dari lasan. Arti dari simbol-simbol berbagai dimensi las. Perhatikan bahwa ukuran las adalah ditampilkan di sisi kiri simbol las . Panjang dan tinggi lasan fillet ditandai di sisi kanan dari simbol las. Lihat B menunjukkan gabungan tee dengan 2-inci fillet lasan intermiten yang 5 inci terpisah, di pusat. Ukuran las alur ditunjukkan pada tampilan C. Kedua belah pihak ½ inci, tetapi perhatikan bahwa alur 60 derajat di sisi lain dari sendi dan alur 45-derajat di sisi panah. Gambar 15. simbol Tambahan. Simbol Tambahan Selain simbol las dasar, satu set simbol tambahan dapat ditambahkan ke simbol las. Simbol kontur digunakan dengan simbol las untuk menunjukkan bagaimana wajah melas harus dibentuk. Selain kontur simbol, simbol selesai digunakan untuk menunjukkan metode yang digunakan untuk membentuk kontur melas. Ketika simbol selesai digunakan, hal itu menunjukkan metode selesai, bukan tingkat selesai, misalnya, C digunakan untuk menunjukkan menyelesaikan dengan chipping, M berarti mesin, dan G mengindikasikan grinding. Gambar 3-52 menunjukkan bagaimana kontur dan simbol-simbol selesai diterapkan ke simbol weldng. Angka ini menunjukkan bahwa las harus menyiram tanah. Juga, perhatikan bahwa simbol-simbol yang ditempatkan pada sisi yang sama dari garis referensi sebagai simbol las. Gambar 16. Finish dan simbol kontur.
  • 13. Gambar 17. Menentukan informasi las tambahan. Simbol lain tambahan ditunjukkan dalam gambar 3-51 adalah simbol las-semua- sekitar. Ketika simbol ini ditempatkan pada simbol las, las adalah untuk melanjutkan seluruh sendi. Lasan yang tidak dapat dibuat di toko diidentifikasi sebagai las lapangan. Jauh las simbol ditunjukkan pada Gambar 3-51. Simbol ini merupakan bendera hitam yang mengarah ke ekor simbol las. Menentukan Informasi Tambahan Kadang-kadang diperlukan untuk menentukan proses pengelasan tertentu, jenis elektroda, atau beberapa jenis referensi yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu las. Dalam hal ini, catatan dapat ditempatkan di ekor garis referensi. Gambar 18. Contoh simbol las yang digunakan. Multiple-Weld Simbol Ketika Anda fabrikasi bagian logam, ada kalanya lebih dari satu jenis las yang dibutuhkan pada sendi yang sama, misalnya, sendi mungkin membutuhkan baik las bevel alur dan las fillet. Angka ini menunjukkan kolom pipa baja yang akan dilas ke baseplate suatu. Simbol mengatakan bahwa tukang las pipa harus miring pada sudut 30 derajat diikuti dengan alur las bevel seluruh sendi. Hal ini diikuti dengan lasan fillet 1/2-inch yang juga dilas seluruh sendi. Akhirnya, menyelesaikan lasan fillet dengan menggiling ke kontur flush. Sebagai simbol las lapangan menunjukkan, semua pengelasan harus dilakukan di lapangan. Gambar 17. Menentukan informasi las tambahan. Simbol lain tambahan ditunjukkan dalam gambar 3-51 adalah simbol las-semua- sekitar. Ketika simbol ini ditempatkan pada simbol las, las adalah untuk melanjutkan seluruh sendi. Lasan yang tidak dapat dibuat di toko diidentifikasi sebagai las lapangan. Jauh las simbol ditunjukkan pada Gambar 3-51. Simbol ini merupakan bendera hitam yang mengarah ke ekor simbol las. Menentukan Informasi Tambahan Kadang-kadang diperlukan untuk menentukan proses pengelasan tertentu, jenis elektroda, atau beberapa jenis referensi yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu las. Dalam hal ini, catatan dapat ditempatkan di ekor garis referensi. Gambar 18. Contoh simbol las yang digunakan. Multiple-Weld Simbol Ketika Anda fabrikasi bagian logam, ada kalanya lebih dari satu jenis las yang dibutuhkan pada sendi yang sama, misalnya, sendi mungkin membutuhkan baik las bevel alur dan las fillet. Angka ini menunjukkan kolom pipa baja yang akan dilas ke baseplate suatu. Simbol mengatakan bahwa tukang las pipa harus miring pada sudut 30 derajat diikuti dengan alur las bevel seluruh sendi. Hal ini diikuti dengan lasan fillet 1/2-inch yang juga dilas seluruh sendi. Akhirnya, menyelesaikan lasan fillet dengan menggiling ke kontur flush. Sebagai simbol las lapangan menunjukkan, semua pengelasan harus dilakukan di lapangan. Gambar 17. Menentukan informasi las tambahan. Simbol lain tambahan ditunjukkan dalam gambar 3-51 adalah simbol las-semua- sekitar. Ketika simbol ini ditempatkan pada simbol las, las adalah untuk melanjutkan seluruh sendi. Lasan yang tidak dapat dibuat di toko diidentifikasi sebagai las lapangan. Jauh las simbol ditunjukkan pada Gambar 3-51. Simbol ini merupakan bendera hitam yang mengarah ke ekor simbol las. Menentukan Informasi Tambahan Kadang-kadang diperlukan untuk menentukan proses pengelasan tertentu, jenis elektroda, atau beberapa jenis referensi yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu las. Dalam hal ini, catatan dapat ditempatkan di ekor garis referensi. Gambar 18. Contoh simbol las yang digunakan. Multiple-Weld Simbol Ketika Anda fabrikasi bagian logam, ada kalanya lebih dari satu jenis las yang dibutuhkan pada sendi yang sama, misalnya, sendi mungkin membutuhkan baik las bevel alur dan las fillet. Angka ini menunjukkan kolom pipa baja yang akan dilas ke baseplate suatu. Simbol mengatakan bahwa tukang las pipa harus miring pada sudut 30 derajat diikuti dengan alur las bevel seluruh sendi. Hal ini diikuti dengan lasan fillet 1/2-inch yang juga dilas seluruh sendi. Akhirnya, menyelesaikan lasan fillet dengan menggiling ke kontur flush. Sebagai simbol las lapangan menunjukkan, semua pengelasan harus dilakukan di lapangan. Gambar 17. Menentukan informasi las tambahan. Simbol lain tambahan ditunjukkan dalam gambar 3-51 adalah simbol las-semua- sekitar. Ketika simbol ini ditempatkan pada simbol las, las adalah untuk melanjutkan seluruh sendi. Lasan yang tidak dapat dibuat di toko diidentifikasi sebagai las lapangan. Jauh las simbol ditunjukkan pada Gambar 3-51. Simbol ini merupakan bendera hitam yang mengarah ke ekor simbol las. Menentukan Informasi Tambahan Kadang-kadang diperlukan untuk menentukan proses pengelasan tertentu, jenis elektroda, atau beberapa jenis referensi yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu las. Dalam hal ini, catatan dapat ditempatkan di ekor garis referensi. Gambar 18. Contoh simbol las yang digunakan. Multiple-Weld Simbol Ketika Anda fabrikasi bagian logam, ada kalanya lebih dari satu jenis las yang dibutuhkan pada sendi yang sama, misalnya, sendi mungkin membutuhkan baik las bevel alur dan las fillet. Angka ini menunjukkan kolom pipa baja yang akan dilas ke baseplate suatu. Simbol mengatakan bahwa tukang las pipa harus miring pada sudut 30 derajat diikuti dengan alur las bevel seluruh sendi. Hal ini diikuti dengan lasan fillet 1/2-inch yang juga dilas seluruh sendi. Akhirnya, menyelesaikan lasan fillet dengan menggiling ke kontur flush. Sebagai simbol las lapangan menunjukkan, semua pengelasan harus dilakukan di lapangan.