SlideShare a Scribd company logo
1 of 30
Download to read offline
63
MODEL STRUKTUR
SLOPPED TRUSS
Setelah berlatih memodelkan struktur shell, berikut kita akan
memodelkan struktur truss dan dilanjutkan dengan proses analisis
dan desain struktur menggunakan SAP200 versi 10.
Gambar 3.1 Model Struktur
3.1 Memodelkan Struktur
Kita dapat memodelkan struktur menggunakan template Truss 2D
atau grid only. Pada bab ini, kita akan mencoba menggunakan
template 2D Trusses. Dengan template 2D Trusses, gambar akan
langsung disediakan dengan profilnya.
1. Klik menu File > New Model atau klik tombol New Model .
2. Ubah satuan menjadi .
BAB
3
64
Gambar 3.2 Memilih template 2D Trusses
3. Klik template 2D trusses , sehingga muncul kotak
dialog 2D Trusses.
Gambar 3.3 Memilih type 2D Truss dan dimensinya
4. Pilih Slopped Truss pada bagian 2D Truss Type.
Slopped Truss
65
5. Pada bagian Slopped Truss Dimension, ketik 4 untuk Number
of Division, 4 untuk Division Length, dan 3 untuk Height.
6. Klik tombol OK, maka SAP akan menampilkan model dalam
2 jendela (3D View/jendela 3D dan jendela 2D X-Z Plane @
Y=0). Dalam hal ini, hanya ada satu bidang X-Z karena kita
bekerja secara 2D.
Gambar 3.4 Hasil penggambaran model
3.2 Menambahkan Beban
Beban yang bekerja pada model struktur 2D Truss ini adalah
beban titik sebesar 1 ton per titik.
3.2.1 Beban Titik
1. Klik tombol Close di sudut kanan-atas jendela 3D agar
ditutup.
2. Jaring tiga titik di bagian bawah.
Gambar 3.5 Menjaring 3 titik terbawah
Jaring 3 titik bawah
66
3. Klik menu Assign > Joint Loads > Forces untuk menam-
bahkan gaya luar melalui kotak dialog Joint Forces.
Gambar 3.6 Menu dan kotak dialog Joint Forces
4. Pastikan Units (satuan) Ton, m, C, dan ketik nilai -1 pada
Force Global Z.
5. Klik tombol OK, maka beban akan ditampilkan pada gambar.
Gambar 3.7 Hasil aplikasi beban titik
3.2.2 Mengabaikan Berat Sendiri Struktur
Misalnya kita menghendaki hasil dari gaya dalam akibat beban
titik 1 ton di tiga titik yang sudah ditentukan tanpa pengaruh berat
sendiri struktur, maka kita harus menghilangkan pengaruh berat
sendiri yang ada. Hal ini karena SAP2000 secara otomatis akan
menghitung berat sendiri model struktur sesuai dengan berat jenis
bahan dan luas penampang x panjang elemen struktur.
1. Klik menu Define > Load Cases untuk menampilkan kotak
dialog Define Loads.
67
Gambar 3.8 Modify Load untuk merevisi beban tersorot
2. Perhatikan bahwa SAP2000 menampilkan beban mati (DEAD)
dengan nilai default Self Weight =1.
3. Ketik nilai 0 (nol) pada bagian Self Weight Multiplier (pengali
berat sendiri) dan klik tombol Modify Load.
Gambar 3.9 Mengganti SWM dari 1 menjadi 0
4. Perhatikan bahwa nilai SWM telah berubah menjadi 0 yang
berarti berat sendiri diabaikan.
Ganti dengan nol (0)
Telah berganti nol (0)
68
3.3 Analisis Struktur
3.3.1 Proses Analisis
Proses analisis adalah proses untuk mengetahui gaya dalam se-
perti momen, normal, geser, dan lain-lain, serta lendutan yang
timbul.
1. Klik menu Analyze > Set Analysis Options… untuk menam-
pilkan kotak dialog Analysis Options.
Gambar 3.10 Memilih analisis 2D-XZ Plane
2. Pilih dengan klik Plane Frame – XZ Plane (2D pada bidang
XZ) dan hilangkan tanda cek pada sehingga hanya UX
dan UZ yang aktif.
3. Klik tombol OK untuk menutup kotak dialog Analysis
Options.
Pilih Plane Frame – XZ Plane
69
4. Klik menu Analyze > Run Analysis atau klik tombol Run
Analysis atau tekan tombol F5 untuk menampilkan kotak
dialog Set Analysis to Run.
Gambar 3.11 Menonaktifkan Modal
5. Klik MODAL agar tersorot, kemudian klik tombol Run/Do Not
Run Case, sehingga Action Run diubah menjadi Do Not Run.
6. Klik tombol Run Now, untuk memulai proses analisis.
Gambar 3.12 Tombol Run Now untuk memulai analisis
1. Pilih MODAL
MODAL Nonaktif
Klik Run Now
2. Klik ini
70
7. Tunggu sebentar, proses analisis sedang berlangsung.
8. Setelah proses analisis selesai dan muncul pesan Analysis
Complete, periksa pesan yang muncul, apakah ada pesan
kesalahan.
9. Jika sudah selesai diperiksa, klik tombol OK, maka SAP2000
akan menampilkan bentuk terdeformasi struktur.
Gambar 3.13 SAP Analysis Monitor
Gambar 3.14 Model terdeformasi akibat beban mati
3.3.2 Menampilkan Hasil Analisis
Hasil analisis antara lain reaksi perletakan dan tegangan yang
bekerja pada elemen model struktur.
71
A. Reaksi Perletakan
Gambar 3.15 Menu/tools untuk menampilkan reaksi joint
1. Klik menu Display > Show Forces/Stresses > Joints… atau
klik segitiga drop down kecil pada tombol Show Forces/
Stresses dan pilih Joints…
Gambar 3.16 Memilih beban mati dan menampilkan tanda panah
2. Klik tombol OK untuk menampilkan reaksi perletakan.
Gambar 3.17 Hasil reaksi perletakan
3. Jika tanda cek/centang pada kotak Show as Arrows aktif,
gaya reaksi akan ditampilkan dengan tanda panah reaksi.
72
Gambar 3.18 Reaksi perletakan dengan arahnya
B. Diagram Tegangan
Diagram tegangan diperlukan untuk mengetahui tegangan setelah
proses analisis. Untuk menampilkan diagram tegangan, kuti lang-
kah berikut.
Gambar 3.19 Menampilkan tegangan pada frame
1. Klik menu Display Show Forces/Stresses > Frame/Cables…
atau klik segitiga drop down di kanan tombol Show Forces/
Stresses dan klik Frame/Cables… untuk menampilkan
kotak dialog Member Forces Diagram for Frames.
2. Klik Axial Force untuk menampilkan gaya aksial.
3. Pilih Auto pada bagian Scaling agar SAP2000 menggunakan
skala otomatis.
4. Perhatikan bagian Options. Beri tanda cek pada Fill Diagram
agar diagram yang ditampilkan memiliki bentuk isian (merah/
kuning).
5. Klik tombol OK untuk menampilkan diagram.
73
Gambar 3.20 Memilih gaya aksial di kotak dialog
6. Perhatikan diagram yang ditampilkan. Merah adalah gaya
tekan dan kuning adalah gaya tarik.
Gambar 3.21 Diagram aksial tekan/tarik
7. Hilangkan tanda cek pada Fill Diagram dan beri tanda cek
pada kotak Show Values on Diagram (ulangi langkah 2-5
sebelumnya).
Gambar 3.22 Mengaktifkan Opsi Show Values on Diagram
8. Klik tombol OK untuk menampilkan diagram beserta nilainya.
Axial Force
Cek Fill
Diagram
74
Gambar 3.23 Diagram gaya aksial beserta nilainya
9. Untuk menampilkan gaya geser, pilih Shear 2-2 pada bagian
Component.
Gambar 3.24 Gaya geser/Shear 2-2 beserta nilainya
10. Untuk menampilkan gaya momen, pilih Moment 3-3 pada
bagian Component (perhatikan momen yang ada adalah
momen tumpuan).
Gambar 3.25 Gaya Moment 3-3
3.3.3 Momen Release
1. Klik tombol Show Undeformed Shape untuk menampilkan
bentuk semula.
2. Klik tombol Lock/Unlock agar file yang terkunci setelah
proses analisis dibuka.
geser
momen
75
Gambar 3.26 Kotak konfirmasi UnLock
3. Jawab dengan klik OK pada konfirmasi yang muncul.
Gambar 3.27 Memilih elemen diagonal
4. Klik tombol Select Using Intersecting Line dan pilih
batang diagonal sehingga muncul pesan di sudut
kiri bawah.
5. Klik menu Assign > Frame/Cable/Tendon > Release/Partial
Fixity untuk menampilkan kotak dialog Assign Frame
Releases.
76
Gambar 3.28 Moment frame release major 3-3
6. Beri tanda cek pada Moment 33 (Major) sehingga di-release
pada Start/awal dan End/akhir elemen.
Gambar 3.29 Hasil moment release
7. Klik tombol Run Analysis dan tampilkan bidang momen-
nya.
Gambar 3.30 Momen pada elemen diagonal nol setelah di-release
8. Perhatikan hasilnya, momen pada batang diagonal sekarang
hilang (karena sudah di-release).
77
9. Klik tombol Lock/Unlock agar file yang terkunci setelah
proses analisis dibuka dan klik tombol Select All .
10. Klik tombol All untuk memilih semua objek.
11. Klik menu Assign > Frame/Cable/Tendon > Release/Partial
Fixity untuk menampilkan kotak dialog Assign Frame
Releases dan beri tanda cek pada Moment 33 (Major)
sehingga semua batang di-release pada Start/awal dan
End/akhir.
Gambar 3.31 Semua element terilis
12. Klik tombol OK dan klik tombol Run Analysis dan per-
hatikan perubahan bentuknya.
Gambar 3.32 Deformasi dengan putaran hanya pada joint
13. Ubah satuan panjang menjadi mm.
Gambar 3.33 Mengganti satuan panjang dengan mm
Ubah satuan
panjang menjadi mm
78
14. Bawa pointer ke salah satu titik joint sehingga menampilkan
nilai displacement.
15. Klik kanan untuk menampilkan nilai displacement dalam
diagram.
Gambar 3.34 Nilai lendutan pada joint
16. Tampilkan bidang momennya. Ternyata nilai momennya tidak
ada karena sudah di-release semua.
Gambar 3.35 Bidang momen nol, untuk semua elemen
17. Tampilkan gaya axial-nya.
Gambar 3.36 Diagram tekan/tarik
79
Gambar 3.37 Diagram tekan/tarik dan nilainya
18. Bawa pointer ke salah satu batang (misalnya batang atas yang
tengah) dan klik kanan untuk menampilkan detil dari gaya
dalam yang timbul.
Gambar 3.38 Detil gaya aksial
3.4 Desain Struktur
Desain struktur dalam model truss ini sebetulnya dimaksudkan
untuk mencari penampang profil dari rangka baja yang paling
“pas”. Pengertian “pas” di sini berarti masih dalam batasan aman,
tetapi tidak berlebihan. Dengan beban yang sama, luasan pe-
80
nampang akan ditentukan oleh mutu baja dan jenis penampang
yang ingin kita gunakan atau yang tersedia.
Gambar 3.39 Type truss dan Section Properties
Jika Anda perhatikan, pada waktu pertama kali menentukan
model struktur, SAP2000 telah menyediakan penampang default
(W18x35) di bagian Section Properties.
Saat melaksanakan penggambaran model struktur, SAP2000 juga
memberikan informasi penampang yang kita gunakan dalam
daftar Properties of Objek yang muncul secara otomatis saat kita
memilih perangkat penggambaran (misalnya Draw Frame/Cable
Element ).
Gambar 3.40 Section pada properties of Object
Mengingat bentuk model struktur maupun beban yang bekerja
pada model bisa sangat beragam, maka penampang yang
Section
terpakai
81
disediakan secara default sangat mungkin tidak sesuai dengan
kebutuhan.
3.4.1 Menampilkan Penampang yang Digunakan
1. Klik tombol Lock/UnLock Model .
2. Klik menu Display > Show Misc Assigns > Frame/Cable/
Tendon… untuk menampilkan kotak dialog Show Frame/
Cable/Tendon Assignments.
Gambar 3.41 Memeriksa penampang
3. Pilih Frame Sections dan klik tombol OK, maka SAP 2000
akan menampilkan daftar penampang yang digunakan seperti
gambar berikut. (Kebetulan yang dipakai hanya satu jenis
W18x35.)
Gambar 3.42 Daftar penampang teraplikasi
82
4. Cobalah memilih Release/Partial Fixity pada kotak dialog
Show Frame/Cable/Tendon Assignments dan perhatikan ha-
silnya.
Gambar 3.43 Menampilkan momen release
Gambar 3.44 Diagram moment release
Gambar 3.45 Pilihan sumbu lokal
5. Cobalah memilih Local Axes pada kotak dialog Show Frame/
Cable/Tendon Assignments dan perhatikan hasilnya.
Gambar 3.46 Diagram sumbu lokal
83
6. Cobalah memilih Local Axes pada kotak dialog Show Frame/
Cable/Tendon Assignments dan perhatikan hasilnya.
Gambar 3.47 Diagram sumbu local 3D-view
7. Klik tombol Set Default 3D View untuk menampilkan
jendela 3D.
8. Klik menu Design > Steel Frame Design > Start Design/Chek
of Structure untuk melaksanakan proses desain struktur.
Catatan:
Sumbu local atau Local Axes mengikuti ketentuan berikut.
Sumbu1, sumbu2, dan sumbu3 saling tegak lurus dan dinyatakan
dengan warna merah-putih-biru (seperti warna bendera).
1. Sumbu lokal1 selalu searah dengan sumbu memanjang objek
(dengan arah posisif dari I ke J sesuai dengan proses
penggambaran).
2. Sumbu lokal2 selalu terletak pada bidang XZ dengan arah
positif ke atas atau ke kanan (untuk elemen vertical).
3. Sumbu lokal3 selalu mendatar dengan arah positif sesuai
aturan tangan kanan (sb1-jempol, sb2-telunjuk, sb3-jari
tengah).
Dengan penjelasan ini dapat dipahami bahwa geser/shear maupun
momen hanya ada pada sb2 dan sb3. Pada geser, Shear 2-2
84
adalah major/utama sedang pada momen, moment 3-3 adalah
major (utama).
Gambar 3.48 Perbandingan tegangan
Untuk kasus yang sedang kita kerjakan ini misalnya, hasil per-
bandingan (ratio tegangan yang muncul hanya 0.024) yang berarti
penampang terlalu besar.
Gambar 3.49 Detil stell stress check
Di luar penampang yang disediakan SAP2000 secara default, kita
dapat menentukan penampang kita sendiri dengan cara berikut.
3.4.2 Menampilkan Properti Penampang
85
1. Klik menu Assign > Frame/Cable/Tendon > Frame
Sections… untuk menampilkan kotak dialog Frame Proper-
ties.
Gambar 3.50 Kotak Frame Properties
2. Gulung scroll box dan klik W18x35 dan klik tombol Modify/
Show Property… untuk menampilkan kotak dialog I/Wide
Flange Section.
Gambar 3.51 Kotak dialog I/Wide Flange Section (W18x35)
3. Data yang dapat kita baca adalah:
86
Tinggi dari tepi atas ke tepi bawah (t3) = 449.58 mm.
Lebar sayap = 152.4 mm.
Tebal sayap = 10.795 mm.
Tebal badan = 7.62 mm.
4. Klik tombol Section Properties… di bagian Properties untuk
menampilkan detil penampang. Tertulis pada kotak dialog
property data, antara lain luas penampang 6645.1481 mm2
.
Gambar 3.52 Property Data W18x35
3.4.3 Memilih Penampang Baru
Kita akan mencoba mengganti profil W18x35 dengan penampang
baru yang bisa kita pilih dari daftar yang ada. Penampang yang
kita pilih bisa sangat beragam, tidak selalu IWF. Hanya saja pada
latihan kali ini, kita akan mencoba menggunakan penampang IWF
dengan dimensi yang lebih kecil.
1. Klik tombol OK pada kotak dialog Property Data untuk
kembali ke kotak dialog I/Wide Flang Section.
2. Klk tombol OK pada kotak dialog I/Wide Flang Section untuk
kembali ke kotak dialog Frame Properties.
3. Gulung tombol scroll vertical ke atas dan pilih W8x10.
87
Gambar 3.53 Menampilkan keterangan profil W8x10
4. Klik tombol Modify/Show Property untuk menampilkan kotak
dialog I/Wide Flange Section.
5. Bandingkan tinggi, lebar, dan tebal profil ini dengan profil
sebelumnya.
6. Klik tombol Section Properties untuk menampilkan kotak
dialog Property Data.
Gambar 3.54 Property Data W8x10
Menampilkan/
mengubah profil
88
7. Bandingkan luas 6645.1481 mm2
: 1909.6736 atau 3.5:1 yang
berarti penampang baru juga 3.5 kali lebih ringan dan lebih
hemat.
8. Bandingakan juga parameter yang lainnya, dan klik tombol
OK tiga kali.
3.4.4 Menggunakan Jenis Penampang yang Lain
Selain penampang IWF, dengan SAP2000 dimungkinkan menggu-
nakan aneka macam penampang yang lain. Kita akan belajar
menggunakan penampang yang lain di bab selanjutnya.
3.5 Menentukan Material
Meskipun dibuat di pabrik sehingga mutu atau kualitasnya lebih
seragam, profil baja juga memiliki beberapa jenis kualitas, misal-
nya baja BJ37 atau BJ41.
1. Klik menu Define > Materials… untuk menampilkan kotak
dialog Define Materials.
Gambar 3.55 Menampilkan material
2. Pilih STEEL, kemudian klik tombol Modify/Show Material…
untuk menampilkan kotak dialog Material Property Data.
89
Gambar 3.56 Material Property Data
3. Perhatikan bagian Analysis Property Data yang digunakan
untuk keperluan Analysis dan bagian Design Property Data
[AISC-LRFD93] yang digunakan untuk keperluan desain.
4. Ganti nilai yang disajikan sesuai kebutuhan, dan jika sudah
selesai (misalnya kita mengikuti nilai default yang tersedia)
klik tombol OK untuk menutup kotak dialog Material Property
Data dan kembali ke kotak dialog Define Material.
5. Klik tombol OK pada kotak dialog Define Material.
Gambar 3.57 Analysis Property Data dan Design Property Data
90
6. Cobalah mengubah satuan menjadi dan perhatikan
nilai yang ditampilkan.
7. Misalnya kita menggunakan mutu bahan material baja yang
sama tanpa perubahan.
8. Klik tombol OK untuk menutup kotak dialog Material Property
Data dan klik tombolOK untuk menutup kotak dialog Define
Material.
Gambar 3.58 Hasil penggantian penampang
9. Dengan profil yang sudah diganti dengan W8x10, lakukan
analisis ulang dengan klik tombol Run Analisis.
10. Klik tombol Run Analysis untuk menampilkan kotak dialog Set
Analysis Cases to Run.
Gambar 3.59 Memilih case name dan memulai analisis
91
11. Pastikan MODAL action Do Not Run, kemudian klik tombol
Run Now.
12. Simpan file dengan nama slopped atau bab3.
Gambar 3.60 SAP analysis monitor
13. Tunggu sebentar dan klik tombol OK.
Gambar 3.61 Joint Displacement
14. Periksa nilai lendutan dan tegangannya.
92
Gambar 3.62 Gaya aksial tekan/tarik
15. Periksa perbandingan tegangannya.
Gambar 363 Perbandingan tegangan
16. Usahakan memilih penampang yag paling sesuai sehingga
perbandingan tegangannya bisa 80-100%.
17. Kita akan berlatih menggunakan profil yang lain dan menam-
bahkan beban hidup serta menghitung beban rencana (beban
kombinasi) di bab berikutnya.

More Related Content

What's hot

Struktur baja-5 lentur-balok
Struktur baja-5 lentur-balokStruktur baja-5 lentur-balok
Struktur baja-5 lentur-balokLeticia Freidac
 
Manual desain-perkerasan-jalan-nomor-02-m-bm-2013
Manual desain-perkerasan-jalan-nomor-02-m-bm-2013Manual desain-perkerasan-jalan-nomor-02-m-bm-2013
Manual desain-perkerasan-jalan-nomor-02-m-bm-2013Agus Budi Prasetyo
 
Mekanika tanah jilid 1 * braja m das *
Mekanika tanah jilid 1 * braja m das *Mekanika tanah jilid 1 * braja m das *
Mekanika tanah jilid 1 * braja m das *speaklouder77
 
Peraturan perencanaan geometrik jalan antar kota no.38 tbm 1997 (2)
Peraturan perencanaan geometrik jalan antar kota no.38 tbm 1997 (2)Peraturan perencanaan geometrik jalan antar kota no.38 tbm 1997 (2)
Peraturan perencanaan geometrik jalan antar kota no.38 tbm 1997 (2)Harsanty Seran
 
Metode Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi PPT file
Metode Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi PPT fileMetode Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi PPT file
Metode Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi PPT filetrisna gallaran
 
249785088 metode-pelaksanaan-dermaga
249785088 metode-pelaksanaan-dermaga249785088 metode-pelaksanaan-dermaga
249785088 metode-pelaksanaan-dermagaTito Mizteriuz
 
Pedoman Analisa Harga Satuan Pekerjaan Pengukuran Topografi dan Pemetaan
Pedoman Analisa Harga Satuan Pekerjaan Pengukuran Topografi dan PemetaanPedoman Analisa Harga Satuan Pekerjaan Pengukuran Topografi dan Pemetaan
Pedoman Analisa Harga Satuan Pekerjaan Pengukuran Topografi dan PemetaanCv. Ainayya
 
Cara Menghitung Kebutuhan Besi pada Pekerjaan Bore Pile dan Strauss Pile
Cara Menghitung Kebutuhan Besi pada Pekerjaan Bore Pile dan Strauss PileCara Menghitung Kebutuhan Besi pada Pekerjaan Bore Pile dan Strauss Pile
Cara Menghitung Kebutuhan Besi pada Pekerjaan Bore Pile dan Strauss PileAngga Nugraha
 
Struktur Beton Bertulang
Struktur Beton BertulangStruktur Beton Bertulang
Struktur Beton BertulangMira Pemayun
 
53309952 utf-8-desain-struktur-beton-bertulang-dengan-sap2000
53309952 utf-8-desain-struktur-beton-bertulang-dengan-sap200053309952 utf-8-desain-struktur-beton-bertulang-dengan-sap2000
53309952 utf-8-desain-struktur-beton-bertulang-dengan-sap2000Botak Doohan Jr
 
Metode teknis dan flow chart of work
Metode teknis dan  flow chart of workMetode teknis dan  flow chart of work
Metode teknis dan flow chart of workZinet Yeha
 
Daya dukung pondasi dengan analisis terzaghi
Daya dukung pondasi dengan analisis terzaghiDaya dukung pondasi dengan analisis terzaghi
Daya dukung pondasi dengan analisis terzaghiAyu Fatimah Zahra
 
desain perkerasan di bandara
desain perkerasan di bandaradesain perkerasan di bandara
desain perkerasan di bandaraDedy Novrijal
 
Tutorial perhitungan struktur dengan sap 2000 v
Tutorial perhitungan struktur dengan sap 2000 vTutorial perhitungan struktur dengan sap 2000 v
Tutorial perhitungan struktur dengan sap 2000 vMatriks Oscar H
 
Menghitung Respon Spektrum Gempa
Menghitung Respon Spektrum GempaMenghitung Respon Spektrum Gempa
Menghitung Respon Spektrum GempaRafi Perdana Setyo
 
Penurunan Pondasi Dangkal.ppt
Penurunan Pondasi Dangkal.pptPenurunan Pondasi Dangkal.ppt
Penurunan Pondasi Dangkal.pptmuhammad316072
 
Perhitungan ting bor
Perhitungan ting borPerhitungan ting bor
Perhitungan ting borNeng Tea
 

What's hot (20)

Struktur baja-5 lentur-balok
Struktur baja-5 lentur-balokStruktur baja-5 lentur-balok
Struktur baja-5 lentur-balok
 
Manual desain-perkerasan-jalan-nomor-02-m-bm-2013
Manual desain-perkerasan-jalan-nomor-02-m-bm-2013Manual desain-perkerasan-jalan-nomor-02-m-bm-2013
Manual desain-perkerasan-jalan-nomor-02-m-bm-2013
 
Mekanika tanah jilid 1 * braja m das *
Mekanika tanah jilid 1 * braja m das *Mekanika tanah jilid 1 * braja m das *
Mekanika tanah jilid 1 * braja m das *
 
Peraturan perencanaan geometrik jalan antar kota no.38 tbm 1997 (2)
Peraturan perencanaan geometrik jalan antar kota no.38 tbm 1997 (2)Peraturan perencanaan geometrik jalan antar kota no.38 tbm 1997 (2)
Peraturan perencanaan geometrik jalan antar kota no.38 tbm 1997 (2)
 
Metode Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi PPT file
Metode Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi PPT fileMetode Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi PPT file
Metode Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi PPT file
 
249785088 metode-pelaksanaan-dermaga
249785088 metode-pelaksanaan-dermaga249785088 metode-pelaksanaan-dermaga
249785088 metode-pelaksanaan-dermaga
 
Pedoman Analisa Harga Satuan Pekerjaan Pengukuran Topografi dan Pemetaan
Pedoman Analisa Harga Satuan Pekerjaan Pengukuran Topografi dan PemetaanPedoman Analisa Harga Satuan Pekerjaan Pengukuran Topografi dan Pemetaan
Pedoman Analisa Harga Satuan Pekerjaan Pengukuran Topografi dan Pemetaan
 
Cara Menghitung Kebutuhan Besi pada Pekerjaan Bore Pile dan Strauss Pile
Cara Menghitung Kebutuhan Besi pada Pekerjaan Bore Pile dan Strauss PileCara Menghitung Kebutuhan Besi pada Pekerjaan Bore Pile dan Strauss Pile
Cara Menghitung Kebutuhan Besi pada Pekerjaan Bore Pile dan Strauss Pile
 
Struktur Beton Bertulang
Struktur Beton BertulangStruktur Beton Bertulang
Struktur Beton Bertulang
 
Rks jembatan 1
Rks jembatan 1Rks jembatan 1
Rks jembatan 1
 
53309952 utf-8-desain-struktur-beton-bertulang-dengan-sap2000
53309952 utf-8-desain-struktur-beton-bertulang-dengan-sap200053309952 utf-8-desain-struktur-beton-bertulang-dengan-sap2000
53309952 utf-8-desain-struktur-beton-bertulang-dengan-sap2000
 
Metode teknis dan flow chart of work
Metode teknis dan  flow chart of workMetode teknis dan  flow chart of work
Metode teknis dan flow chart of work
 
Daya dukung pondasi dengan analisis terzaghi
Daya dukung pondasi dengan analisis terzaghiDaya dukung pondasi dengan analisis terzaghi
Daya dukung pondasi dengan analisis terzaghi
 
desain perkerasan di bandara
desain perkerasan di bandaradesain perkerasan di bandara
desain perkerasan di bandara
 
Tutorial perhitungan struktur dengan sap 2000 v
Tutorial perhitungan struktur dengan sap 2000 vTutorial perhitungan struktur dengan sap 2000 v
Tutorial perhitungan struktur dengan sap 2000 v
 
PPT Jalan Jalan.pdf
PPT Jalan Jalan.pdfPPT Jalan Jalan.pdf
PPT Jalan Jalan.pdf
 
PENGENALAN PONDASI
PENGENALAN PONDASIPENGENALAN PONDASI
PENGENALAN PONDASI
 
Menghitung Respon Spektrum Gempa
Menghitung Respon Spektrum GempaMenghitung Respon Spektrum Gempa
Menghitung Respon Spektrum Gempa
 
Penurunan Pondasi Dangkal.ppt
Penurunan Pondasi Dangkal.pptPenurunan Pondasi Dangkal.ppt
Penurunan Pondasi Dangkal.ppt
 
Perhitungan ting bor
Perhitungan ting borPerhitungan ting bor
Perhitungan ting bor
 

Similar to OPTIMIZED TITLE

Abdurrohman muarif (2101171086)
Abdurrohman muarif (2101171086)Abdurrohman muarif (2101171086)
Abdurrohman muarif (2101171086)Rino Dwi Sadi
 
Pengenalan auto cad praktikum menggambar_kim
Pengenalan auto cad praktikum menggambar_kimPengenalan auto cad praktikum menggambar_kim
Pengenalan auto cad praktikum menggambar_kimmustakimmuhtar
 
Inventor kelas 3_sem_2
Inventor kelas 3_sem_2Inventor kelas 3_sem_2
Inventor kelas 3_sem_2Instansi
 
Bab iii 2.1.3 analisa statika menggunakan aplikasi sap2000
Bab iii 2.1.3 analisa statika menggunakan aplikasi sap2000Bab iii 2.1.3 analisa statika menggunakan aplikasi sap2000
Bab iii 2.1.3 analisa statika menggunakan aplikasi sap2000khairatulfitri
 
tutorial autodesk-land-desktop .doc
tutorial autodesk-land-desktop .doctutorial autodesk-land-desktop .doc
tutorial autodesk-land-desktop .docJimyMotalisa
 
Inventor kelas 3_sem_1
Inventor kelas 3_sem_1Inventor kelas 3_sem_1
Inventor kelas 3_sem_1Instansi
 
Modul sap seffope For Traning
Modul sap seffope For TraningModul sap seffope For Traning
Modul sap seffope For Traningreysbere1987
 
Modul sap seffope (1)
Modul sap seffope (1)Modul sap seffope (1)
Modul sap seffope (1)reysbere1987
 
61206123 beberapa-perintah-pada-autocad
61206123 beberapa-perintah-pada-autocad61206123 beberapa-perintah-pada-autocad
61206123 beberapa-perintah-pada-autocadTony Svy
 
Belajar autocad civil_3d
Belajar autocad civil_3dBelajar autocad civil_3d
Belajar autocad civil_3ddedi setyawan
 
Land+desktop+2005+tutorial
Land+desktop+2005+tutorialLand+desktop+2005+tutorial
Land+desktop+2005+tutorialdedi setyawan
 
Drilling toolpath
Drilling toolpathDrilling toolpath
Drilling toolpathZul Abidin
 

Similar to OPTIMIZED TITLE (20)

Sap2000
Sap2000Sap2000
Sap2000
 
Abdurrohman muarif (2101171086)
Abdurrohman muarif (2101171086)Abdurrohman muarif (2101171086)
Abdurrohman muarif (2101171086)
 
Pengenalan auto cad praktikum menggambar_kim
Pengenalan auto cad praktikum menggambar_kimPengenalan auto cad praktikum menggambar_kim
Pengenalan auto cad praktikum menggambar_kim
 
Inventor kelas 3_sem_2
Inventor kelas 3_sem_2Inventor kelas 3_sem_2
Inventor kelas 3_sem_2
 
TIK kelas 9 bab 1-6
TIK kelas 9 bab 1-6TIK kelas 9 bab 1-6
TIK kelas 9 bab 1-6
 
Bab iii 2.1.3 analisa statika menggunakan aplikasi sap2000
Bab iii 2.1.3 analisa statika menggunakan aplikasi sap2000Bab iii 2.1.3 analisa statika menggunakan aplikasi sap2000
Bab iii 2.1.3 analisa statika menggunakan aplikasi sap2000
 
tutorial autodesk-land-desktop .doc
tutorial autodesk-land-desktop .doctutorial autodesk-land-desktop .doc
tutorial autodesk-land-desktop .doc
 
Inventor kelas 3_sem_1
Inventor kelas 3_sem_1Inventor kelas 3_sem_1
Inventor kelas 3_sem_1
 
Modul sap seffope For Traning
Modul sap seffope For TraningModul sap seffope For Traning
Modul sap seffope For Traning
 
Modul sap seffope (1)
Modul sap seffope (1)Modul sap seffope (1)
Modul sap seffope (1)
 
Modul 1 tm 2008 2011
Modul 1 tm 2008   2011Modul 1 tm 2008   2011
Modul 1 tm 2008 2011
 
Metode cross
Metode crossMetode cross
Metode cross
 
Cam catia
Cam catiaCam catia
Cam catia
 
61206123 beberapa-perintah-pada-autocad
61206123 beberapa-perintah-pada-autocad61206123 beberapa-perintah-pada-autocad
61206123 beberapa-perintah-pada-autocad
 
Belajar autocad civil_3d
Belajar autocad civil_3dBelajar autocad civil_3d
Belajar autocad civil_3d
 
Land+desktop+2005+tutorial
Land+desktop+2005+tutorialLand+desktop+2005+tutorial
Land+desktop+2005+tutorial
 
Drilling toolpath
Drilling toolpathDrilling toolpath
Drilling toolpath
 
Buku soliworks
Buku soliworksBuku soliworks
Buku soliworks
 
5. bab5
5. bab55. bab5
5. bab5
 
Praktikum kimia komputasi
Praktikum kimia komputasiPraktikum kimia komputasi
Praktikum kimia komputasi
 

OPTIMIZED TITLE

  • 1. 63 MODEL STRUKTUR SLOPPED TRUSS Setelah berlatih memodelkan struktur shell, berikut kita akan memodelkan struktur truss dan dilanjutkan dengan proses analisis dan desain struktur menggunakan SAP200 versi 10. Gambar 3.1 Model Struktur 3.1 Memodelkan Struktur Kita dapat memodelkan struktur menggunakan template Truss 2D atau grid only. Pada bab ini, kita akan mencoba menggunakan template 2D Trusses. Dengan template 2D Trusses, gambar akan langsung disediakan dengan profilnya. 1. Klik menu File > New Model atau klik tombol New Model . 2. Ubah satuan menjadi . BAB 3
  • 2. 64 Gambar 3.2 Memilih template 2D Trusses 3. Klik template 2D trusses , sehingga muncul kotak dialog 2D Trusses. Gambar 3.3 Memilih type 2D Truss dan dimensinya 4. Pilih Slopped Truss pada bagian 2D Truss Type. Slopped Truss
  • 3. 65 5. Pada bagian Slopped Truss Dimension, ketik 4 untuk Number of Division, 4 untuk Division Length, dan 3 untuk Height. 6. Klik tombol OK, maka SAP akan menampilkan model dalam 2 jendela (3D View/jendela 3D dan jendela 2D X-Z Plane @ Y=0). Dalam hal ini, hanya ada satu bidang X-Z karena kita bekerja secara 2D. Gambar 3.4 Hasil penggambaran model 3.2 Menambahkan Beban Beban yang bekerja pada model struktur 2D Truss ini adalah beban titik sebesar 1 ton per titik. 3.2.1 Beban Titik 1. Klik tombol Close di sudut kanan-atas jendela 3D agar ditutup. 2. Jaring tiga titik di bagian bawah. Gambar 3.5 Menjaring 3 titik terbawah Jaring 3 titik bawah
  • 4. 66 3. Klik menu Assign > Joint Loads > Forces untuk menam- bahkan gaya luar melalui kotak dialog Joint Forces. Gambar 3.6 Menu dan kotak dialog Joint Forces 4. Pastikan Units (satuan) Ton, m, C, dan ketik nilai -1 pada Force Global Z. 5. Klik tombol OK, maka beban akan ditampilkan pada gambar. Gambar 3.7 Hasil aplikasi beban titik 3.2.2 Mengabaikan Berat Sendiri Struktur Misalnya kita menghendaki hasil dari gaya dalam akibat beban titik 1 ton di tiga titik yang sudah ditentukan tanpa pengaruh berat sendiri struktur, maka kita harus menghilangkan pengaruh berat sendiri yang ada. Hal ini karena SAP2000 secara otomatis akan menghitung berat sendiri model struktur sesuai dengan berat jenis bahan dan luas penampang x panjang elemen struktur. 1. Klik menu Define > Load Cases untuk menampilkan kotak dialog Define Loads.
  • 5. 67 Gambar 3.8 Modify Load untuk merevisi beban tersorot 2. Perhatikan bahwa SAP2000 menampilkan beban mati (DEAD) dengan nilai default Self Weight =1. 3. Ketik nilai 0 (nol) pada bagian Self Weight Multiplier (pengali berat sendiri) dan klik tombol Modify Load. Gambar 3.9 Mengganti SWM dari 1 menjadi 0 4. Perhatikan bahwa nilai SWM telah berubah menjadi 0 yang berarti berat sendiri diabaikan. Ganti dengan nol (0) Telah berganti nol (0)
  • 6. 68 3.3 Analisis Struktur 3.3.1 Proses Analisis Proses analisis adalah proses untuk mengetahui gaya dalam se- perti momen, normal, geser, dan lain-lain, serta lendutan yang timbul. 1. Klik menu Analyze > Set Analysis Options… untuk menam- pilkan kotak dialog Analysis Options. Gambar 3.10 Memilih analisis 2D-XZ Plane 2. Pilih dengan klik Plane Frame – XZ Plane (2D pada bidang XZ) dan hilangkan tanda cek pada sehingga hanya UX dan UZ yang aktif. 3. Klik tombol OK untuk menutup kotak dialog Analysis Options. Pilih Plane Frame – XZ Plane
  • 7. 69 4. Klik menu Analyze > Run Analysis atau klik tombol Run Analysis atau tekan tombol F5 untuk menampilkan kotak dialog Set Analysis to Run. Gambar 3.11 Menonaktifkan Modal 5. Klik MODAL agar tersorot, kemudian klik tombol Run/Do Not Run Case, sehingga Action Run diubah menjadi Do Not Run. 6. Klik tombol Run Now, untuk memulai proses analisis. Gambar 3.12 Tombol Run Now untuk memulai analisis 1. Pilih MODAL MODAL Nonaktif Klik Run Now 2. Klik ini
  • 8. 70 7. Tunggu sebentar, proses analisis sedang berlangsung. 8. Setelah proses analisis selesai dan muncul pesan Analysis Complete, periksa pesan yang muncul, apakah ada pesan kesalahan. 9. Jika sudah selesai diperiksa, klik tombol OK, maka SAP2000 akan menampilkan bentuk terdeformasi struktur. Gambar 3.13 SAP Analysis Monitor Gambar 3.14 Model terdeformasi akibat beban mati 3.3.2 Menampilkan Hasil Analisis Hasil analisis antara lain reaksi perletakan dan tegangan yang bekerja pada elemen model struktur.
  • 9. 71 A. Reaksi Perletakan Gambar 3.15 Menu/tools untuk menampilkan reaksi joint 1. Klik menu Display > Show Forces/Stresses > Joints… atau klik segitiga drop down kecil pada tombol Show Forces/ Stresses dan pilih Joints… Gambar 3.16 Memilih beban mati dan menampilkan tanda panah 2. Klik tombol OK untuk menampilkan reaksi perletakan. Gambar 3.17 Hasil reaksi perletakan 3. Jika tanda cek/centang pada kotak Show as Arrows aktif, gaya reaksi akan ditampilkan dengan tanda panah reaksi.
  • 10. 72 Gambar 3.18 Reaksi perletakan dengan arahnya B. Diagram Tegangan Diagram tegangan diperlukan untuk mengetahui tegangan setelah proses analisis. Untuk menampilkan diagram tegangan, kuti lang- kah berikut. Gambar 3.19 Menampilkan tegangan pada frame 1. Klik menu Display Show Forces/Stresses > Frame/Cables… atau klik segitiga drop down di kanan tombol Show Forces/ Stresses dan klik Frame/Cables… untuk menampilkan kotak dialog Member Forces Diagram for Frames. 2. Klik Axial Force untuk menampilkan gaya aksial. 3. Pilih Auto pada bagian Scaling agar SAP2000 menggunakan skala otomatis. 4. Perhatikan bagian Options. Beri tanda cek pada Fill Diagram agar diagram yang ditampilkan memiliki bentuk isian (merah/ kuning). 5. Klik tombol OK untuk menampilkan diagram.
  • 11. 73 Gambar 3.20 Memilih gaya aksial di kotak dialog 6. Perhatikan diagram yang ditampilkan. Merah adalah gaya tekan dan kuning adalah gaya tarik. Gambar 3.21 Diagram aksial tekan/tarik 7. Hilangkan tanda cek pada Fill Diagram dan beri tanda cek pada kotak Show Values on Diagram (ulangi langkah 2-5 sebelumnya). Gambar 3.22 Mengaktifkan Opsi Show Values on Diagram 8. Klik tombol OK untuk menampilkan diagram beserta nilainya. Axial Force Cek Fill Diagram
  • 12. 74 Gambar 3.23 Diagram gaya aksial beserta nilainya 9. Untuk menampilkan gaya geser, pilih Shear 2-2 pada bagian Component. Gambar 3.24 Gaya geser/Shear 2-2 beserta nilainya 10. Untuk menampilkan gaya momen, pilih Moment 3-3 pada bagian Component (perhatikan momen yang ada adalah momen tumpuan). Gambar 3.25 Gaya Moment 3-3 3.3.3 Momen Release 1. Klik tombol Show Undeformed Shape untuk menampilkan bentuk semula. 2. Klik tombol Lock/Unlock agar file yang terkunci setelah proses analisis dibuka. geser momen
  • 13. 75 Gambar 3.26 Kotak konfirmasi UnLock 3. Jawab dengan klik OK pada konfirmasi yang muncul. Gambar 3.27 Memilih elemen diagonal 4. Klik tombol Select Using Intersecting Line dan pilih batang diagonal sehingga muncul pesan di sudut kiri bawah. 5. Klik menu Assign > Frame/Cable/Tendon > Release/Partial Fixity untuk menampilkan kotak dialog Assign Frame Releases.
  • 14. 76 Gambar 3.28 Moment frame release major 3-3 6. Beri tanda cek pada Moment 33 (Major) sehingga di-release pada Start/awal dan End/akhir elemen. Gambar 3.29 Hasil moment release 7. Klik tombol Run Analysis dan tampilkan bidang momen- nya. Gambar 3.30 Momen pada elemen diagonal nol setelah di-release 8. Perhatikan hasilnya, momen pada batang diagonal sekarang hilang (karena sudah di-release).
  • 15. 77 9. Klik tombol Lock/Unlock agar file yang terkunci setelah proses analisis dibuka dan klik tombol Select All . 10. Klik tombol All untuk memilih semua objek. 11. Klik menu Assign > Frame/Cable/Tendon > Release/Partial Fixity untuk menampilkan kotak dialog Assign Frame Releases dan beri tanda cek pada Moment 33 (Major) sehingga semua batang di-release pada Start/awal dan End/akhir. Gambar 3.31 Semua element terilis 12. Klik tombol OK dan klik tombol Run Analysis dan per- hatikan perubahan bentuknya. Gambar 3.32 Deformasi dengan putaran hanya pada joint 13. Ubah satuan panjang menjadi mm. Gambar 3.33 Mengganti satuan panjang dengan mm Ubah satuan panjang menjadi mm
  • 16. 78 14. Bawa pointer ke salah satu titik joint sehingga menampilkan nilai displacement. 15. Klik kanan untuk menampilkan nilai displacement dalam diagram. Gambar 3.34 Nilai lendutan pada joint 16. Tampilkan bidang momennya. Ternyata nilai momennya tidak ada karena sudah di-release semua. Gambar 3.35 Bidang momen nol, untuk semua elemen 17. Tampilkan gaya axial-nya. Gambar 3.36 Diagram tekan/tarik
  • 17. 79 Gambar 3.37 Diagram tekan/tarik dan nilainya 18. Bawa pointer ke salah satu batang (misalnya batang atas yang tengah) dan klik kanan untuk menampilkan detil dari gaya dalam yang timbul. Gambar 3.38 Detil gaya aksial 3.4 Desain Struktur Desain struktur dalam model truss ini sebetulnya dimaksudkan untuk mencari penampang profil dari rangka baja yang paling “pas”. Pengertian “pas” di sini berarti masih dalam batasan aman, tetapi tidak berlebihan. Dengan beban yang sama, luasan pe-
  • 18. 80 nampang akan ditentukan oleh mutu baja dan jenis penampang yang ingin kita gunakan atau yang tersedia. Gambar 3.39 Type truss dan Section Properties Jika Anda perhatikan, pada waktu pertama kali menentukan model struktur, SAP2000 telah menyediakan penampang default (W18x35) di bagian Section Properties. Saat melaksanakan penggambaran model struktur, SAP2000 juga memberikan informasi penampang yang kita gunakan dalam daftar Properties of Objek yang muncul secara otomatis saat kita memilih perangkat penggambaran (misalnya Draw Frame/Cable Element ). Gambar 3.40 Section pada properties of Object Mengingat bentuk model struktur maupun beban yang bekerja pada model bisa sangat beragam, maka penampang yang Section terpakai
  • 19. 81 disediakan secara default sangat mungkin tidak sesuai dengan kebutuhan. 3.4.1 Menampilkan Penampang yang Digunakan 1. Klik tombol Lock/UnLock Model . 2. Klik menu Display > Show Misc Assigns > Frame/Cable/ Tendon… untuk menampilkan kotak dialog Show Frame/ Cable/Tendon Assignments. Gambar 3.41 Memeriksa penampang 3. Pilih Frame Sections dan klik tombol OK, maka SAP 2000 akan menampilkan daftar penampang yang digunakan seperti gambar berikut. (Kebetulan yang dipakai hanya satu jenis W18x35.) Gambar 3.42 Daftar penampang teraplikasi
  • 20. 82 4. Cobalah memilih Release/Partial Fixity pada kotak dialog Show Frame/Cable/Tendon Assignments dan perhatikan ha- silnya. Gambar 3.43 Menampilkan momen release Gambar 3.44 Diagram moment release Gambar 3.45 Pilihan sumbu lokal 5. Cobalah memilih Local Axes pada kotak dialog Show Frame/ Cable/Tendon Assignments dan perhatikan hasilnya. Gambar 3.46 Diagram sumbu lokal
  • 21. 83 6. Cobalah memilih Local Axes pada kotak dialog Show Frame/ Cable/Tendon Assignments dan perhatikan hasilnya. Gambar 3.47 Diagram sumbu local 3D-view 7. Klik tombol Set Default 3D View untuk menampilkan jendela 3D. 8. Klik menu Design > Steel Frame Design > Start Design/Chek of Structure untuk melaksanakan proses desain struktur. Catatan: Sumbu local atau Local Axes mengikuti ketentuan berikut. Sumbu1, sumbu2, dan sumbu3 saling tegak lurus dan dinyatakan dengan warna merah-putih-biru (seperti warna bendera). 1. Sumbu lokal1 selalu searah dengan sumbu memanjang objek (dengan arah posisif dari I ke J sesuai dengan proses penggambaran). 2. Sumbu lokal2 selalu terletak pada bidang XZ dengan arah positif ke atas atau ke kanan (untuk elemen vertical). 3. Sumbu lokal3 selalu mendatar dengan arah positif sesuai aturan tangan kanan (sb1-jempol, sb2-telunjuk, sb3-jari tengah). Dengan penjelasan ini dapat dipahami bahwa geser/shear maupun momen hanya ada pada sb2 dan sb3. Pada geser, Shear 2-2
  • 22. 84 adalah major/utama sedang pada momen, moment 3-3 adalah major (utama). Gambar 3.48 Perbandingan tegangan Untuk kasus yang sedang kita kerjakan ini misalnya, hasil per- bandingan (ratio tegangan yang muncul hanya 0.024) yang berarti penampang terlalu besar. Gambar 3.49 Detil stell stress check Di luar penampang yang disediakan SAP2000 secara default, kita dapat menentukan penampang kita sendiri dengan cara berikut. 3.4.2 Menampilkan Properti Penampang
  • 23. 85 1. Klik menu Assign > Frame/Cable/Tendon > Frame Sections… untuk menampilkan kotak dialog Frame Proper- ties. Gambar 3.50 Kotak Frame Properties 2. Gulung scroll box dan klik W18x35 dan klik tombol Modify/ Show Property… untuk menampilkan kotak dialog I/Wide Flange Section. Gambar 3.51 Kotak dialog I/Wide Flange Section (W18x35) 3. Data yang dapat kita baca adalah:
  • 24. 86 Tinggi dari tepi atas ke tepi bawah (t3) = 449.58 mm. Lebar sayap = 152.4 mm. Tebal sayap = 10.795 mm. Tebal badan = 7.62 mm. 4. Klik tombol Section Properties… di bagian Properties untuk menampilkan detil penampang. Tertulis pada kotak dialog property data, antara lain luas penampang 6645.1481 mm2 . Gambar 3.52 Property Data W18x35 3.4.3 Memilih Penampang Baru Kita akan mencoba mengganti profil W18x35 dengan penampang baru yang bisa kita pilih dari daftar yang ada. Penampang yang kita pilih bisa sangat beragam, tidak selalu IWF. Hanya saja pada latihan kali ini, kita akan mencoba menggunakan penampang IWF dengan dimensi yang lebih kecil. 1. Klik tombol OK pada kotak dialog Property Data untuk kembali ke kotak dialog I/Wide Flang Section. 2. Klk tombol OK pada kotak dialog I/Wide Flang Section untuk kembali ke kotak dialog Frame Properties. 3. Gulung tombol scroll vertical ke atas dan pilih W8x10.
  • 25. 87 Gambar 3.53 Menampilkan keterangan profil W8x10 4. Klik tombol Modify/Show Property untuk menampilkan kotak dialog I/Wide Flange Section. 5. Bandingkan tinggi, lebar, dan tebal profil ini dengan profil sebelumnya. 6. Klik tombol Section Properties untuk menampilkan kotak dialog Property Data. Gambar 3.54 Property Data W8x10 Menampilkan/ mengubah profil
  • 26. 88 7. Bandingkan luas 6645.1481 mm2 : 1909.6736 atau 3.5:1 yang berarti penampang baru juga 3.5 kali lebih ringan dan lebih hemat. 8. Bandingakan juga parameter yang lainnya, dan klik tombol OK tiga kali. 3.4.4 Menggunakan Jenis Penampang yang Lain Selain penampang IWF, dengan SAP2000 dimungkinkan menggu- nakan aneka macam penampang yang lain. Kita akan belajar menggunakan penampang yang lain di bab selanjutnya. 3.5 Menentukan Material Meskipun dibuat di pabrik sehingga mutu atau kualitasnya lebih seragam, profil baja juga memiliki beberapa jenis kualitas, misal- nya baja BJ37 atau BJ41. 1. Klik menu Define > Materials… untuk menampilkan kotak dialog Define Materials. Gambar 3.55 Menampilkan material 2. Pilih STEEL, kemudian klik tombol Modify/Show Material… untuk menampilkan kotak dialog Material Property Data.
  • 27. 89 Gambar 3.56 Material Property Data 3. Perhatikan bagian Analysis Property Data yang digunakan untuk keperluan Analysis dan bagian Design Property Data [AISC-LRFD93] yang digunakan untuk keperluan desain. 4. Ganti nilai yang disajikan sesuai kebutuhan, dan jika sudah selesai (misalnya kita mengikuti nilai default yang tersedia) klik tombol OK untuk menutup kotak dialog Material Property Data dan kembali ke kotak dialog Define Material. 5. Klik tombol OK pada kotak dialog Define Material. Gambar 3.57 Analysis Property Data dan Design Property Data
  • 28. 90 6. Cobalah mengubah satuan menjadi dan perhatikan nilai yang ditampilkan. 7. Misalnya kita menggunakan mutu bahan material baja yang sama tanpa perubahan. 8. Klik tombol OK untuk menutup kotak dialog Material Property Data dan klik tombolOK untuk menutup kotak dialog Define Material. Gambar 3.58 Hasil penggantian penampang 9. Dengan profil yang sudah diganti dengan W8x10, lakukan analisis ulang dengan klik tombol Run Analisis. 10. Klik tombol Run Analysis untuk menampilkan kotak dialog Set Analysis Cases to Run. Gambar 3.59 Memilih case name dan memulai analisis
  • 29. 91 11. Pastikan MODAL action Do Not Run, kemudian klik tombol Run Now. 12. Simpan file dengan nama slopped atau bab3. Gambar 3.60 SAP analysis monitor 13. Tunggu sebentar dan klik tombol OK. Gambar 3.61 Joint Displacement 14. Periksa nilai lendutan dan tegangannya.
  • 30. 92 Gambar 3.62 Gaya aksial tekan/tarik 15. Periksa perbandingan tegangannya. Gambar 363 Perbandingan tegangan 16. Usahakan memilih penampang yag paling sesuai sehingga perbandingan tegangannya bisa 80-100%. 17. Kita akan berlatih menggunakan profil yang lain dan menam- bahkan beban hidup serta menghitung beban rencana (beban kombinasi) di bab berikutnya.