SlideShare a Scribd company logo
1 of 20
Tuberkulosis Epidemiologi : >>> Asia Tenggara. (di Ina angkakematian ke2) PrevalensiTB padaanakbelumdiketahui, namunangkaperawatan TB beratseperti TB milierdan meningitis TB, masihtinggi. EtiologiMycobacterium tuberculosis.  >>> paru-parubagianapikalsehinggadapatditemukanbakterinyapada sputum. Organ ekstrapulmonal: otak, ginjal, tulang, kelenjarlimfe regional.  Ditularkanmelaluiudara, terutamadahakpenderita ManifestasiKlinispadaAnak asimtomatik TesTuberkulinpositif.  demam, batuk, penurunanberatbadan, keringatmalamhari, wheezing yang terlokalisasipadabagiantertentuparu-parudantakikardi.  Infeksiyang beratberupademamtinggi, batuk-batuk yang parahdenganproduksi sputum yang progresif, penurunanberatbadan, keringatmalam, suaranafas yang menghilang, ronkibasahhalus / crackles, bunyipekak / dullness yang terlokasasidanegofoni / perubahansuara. Komplikasituberkulosis primer : penyebaranlimfohematogen
  BCG : Bacillus Calmete-Guerin Isi : BakteriM.bovishidup yang dilemahkan Dosis Bayi< 1thn: 0,05ml Bayi> 1thn: 0,1ml Tempatpenyuntikan lengankananataspadainsersioM.deltoideus Cara IC Umur & waktu <3 bulan Booster -
KIPI Lokal : ulkuslokal yang superfisial3 minggusetelahpenyuntikan. Ulkusakantertutupolehkrusta yang mengeringdanakansembuhdalamwaktu 2-3 bulandanakanmeninggalkanjaringanparutbulatdengan diameter 4-8 mm Apabiladosisimunisasi yang diberikanterlalubesarataupenyuntikan yang dilakukanterlaludalam, makaparut yang terjadiakantertarikkedalam (retracted).
Hepatitis B Epidemiologi :  1juta kematian /thn.  Indonesia : daerahendemissedang-tinggi. Asimtomatis, 80-95% menjadikronisdankemudiandalam 10-20 tahunakanmenjadisirosis, karsinomahepatoselular. Etiologi : virus hepatitis B  Vertikalmaupun horizontal yaituparenteral, donor darahatausekrettubuh (darah, semen, saliva danASI).  Anakdenganresikotinggi: terlahirdariibu yang terinfeksi HBV.  Masainkubasi : 50-180 hari. VHB dapatmelekatdanbertahandipermukaansuatubendaselamakuranglebih 1 minggudanmasihmenular.  Rentantertular: orangyang belumpernahimunisasi Hepatitis B, kronisitastimbulpada 90% bayi yang terinfeksisejaklahir, 25-50% anakusia 1-5 tahun, sisanyapadaanakbesardanorangdewasa.
Hepatitis B (2) ManifestasiKlinis Demam, artropati, erupsikulitsepertiurtikari, malaise, nyeripadaperutkuadrankananatas, dangangguanpencernaandanikterik(tidakselalu) Padapemeriksaanenzimhati: aminotransaminaseserum & bilirubin >>. InfeksiHBV dapatsembuhsecara total, tapidapatjugamenjadikronik, sirosishepatis, kankerhatidan hepatitis fulminan (<1%).5   PemeriksaanPenunjang antigen-antigen HBV, yaituHBsAg,HBeAg ,HBcAg HbsAgmerupakanpenanda serum yang paling awaldijumpaipadainfeksi HBV, kemudiandiikutikenaikanigMterhadapHbsAg. Kemudiandapatjugaditemukan DNA HBV denganDNA probe test. Penyakitinidapatdicegahdenganimunisasidasardananak yang lahirdariibudenganinfeksi HBV seharusnyamenerima immunoglobulin HBV.4,5
Hepatitis B (3) Hepatitis B 0,5 ml Anterolateral 1/3 paha IM 0, 1, 3-6 bulan KIPI : reaksilokal yang ringandanbersifatsementara, sistemik : demamringan1-2 hari.
DPT (Difteri, Polio, Tetanus) Difteri : Angkakematianmasihcukuptinggi, >>> Balita Corynebacteriumdiphteriae Produksitoksinterjadiketikabakteridilisogenaseolehbakteriofag. Menyerangsistempernafasan, menetappadamukosasalurannafasdanmenginduksireaksiradanglokal.  Pseudomembranberwarnaabu-abucoklat yang sulitdiambil, danberdarahketikadiangkat.  Toksindapatmasukkeperedarandarahdanmenimbulkankomplikasi lain sepertinekrosistubulusginjal, miokarditis, neuritis dantrombositopenia.
DPT(2) Pertusis = Prevalensinyaberkurangkarenaadanyaimunisasiaktif batukyang kuat (pertussis) , whooping Bordetellapertussis, suatubakteri Gram-negatif Kumanmelekatpadasiliasalurannafasatas toksinmelumpuhkansilia gangguanaliransekret lendir batukparoksismal, tanpaadainspirasidandiakhiridenganbunyiwhoop.Dapatdiikutidenganmuntahdansianosiskarenafaseinspirasisedikit. >> bayidananakprasekolah. Komplikasipertusis : pneumonia bakterial, gangguanneurologisyaitukejangdanensefalopatiakibathipoksia. Lainnyasepertiotitis media, anoreksia, dehidrasi, peningkatantekananintrabdominalsaatbatuksehinggaterjadiepistaksis, hernia, perdarahankonjungtiva.  
DPT(3) Tetanus : akut, paralitikspastikolehtetanospasmin Clostridium tetani. Tetanus neonatorumterutamaterjadipadaneonatus yang ibunyatidakmemilikikekebalanterhadap tetanus akibatinfeksidenganC.tetanilukapascapartus, pascaabortusataupascabedah
DPT (4) Toksindifteri yang dilemahkan, kumanpertusis yang dimatikan, toxoid tetanus Anak: 0,5 ml Dewasa: 1 cc Anterolateral 1/3 paha IM 2,4,6 bln, 18-24 bln, 5 thn, 12 thn
KIPI DPT Demam< 39.5°C, reaksilokaldankejang.  Anakmenjadilebihsomnolen, iritabel, muntahdanpenurunannafsumakan. Kejang, demam, somnolen, muntah, danabseslokal Reaksihipersensitivitas Kejangpascaimunisasi DPT : Laki2 > wanita, banyakterjadipadadosispemberianI.
POLIO Epidemiologi Saatinirisikopenularan polio masihditemukandi India, Afrika Tengah, danAfrikabagian Barat, terutamanegara-negara yang infrastrukturpelayanankesehatannyahancurkarenaperangsepertinegara-negaradiAfrika. Kasus polio telahdilaporkanmenurunsecaradrastissejakdilaksanakannya Program Pengembangan (Expanded Programme on Immunization) diseluruhdunia, dandidukunginisiatif WHO untukmelakukaneradikasi polio diseluruhdunia. WHO menetapkantahun 2000 sebagaitahuntercapainyaeradikasi polio global. Menyerangbayidananak-anak. Di sebagianbesar Negara endemis 70-80% penderita polio berusiadibawah 3 tahun, dan 80-90% nyaberusiadibawah 5 tahun.  Kelompokyang rentantertular virus polio adalahkelompok-kelompok yang menolakimunisasi, kelompokminoritas, paraimigranmusiman, anak-anak yang tidakterdaftar, kaumnomaden, pengungsidanmasyarakatmiskin perkotaan.6 Di Indonesia, imunisasi polio sebagai program Oral Polio Vaccine (OPV) dimulaipadatahun 1980 dantahun 1990 telahmencapai UCI (Universal of Children Immunization). Pemerintahmencanangkansuatu program ERAPO (Eradikasi Polio).
POLIO (2) Etiologi Poliovirus, serotipe antigen tipeP1, 2, dan 3.  Infeksivirus polio terjadididalamsaluranpencernaankekelenjarlimfe regional  kesistemsarafpusat.  Masainkubasi8-12 haridenganrentang 5-35 hari. Kasusterbanyaktidakmenunjukkangejalainfeksisekitar90-95% Paralisis 3-8 harisetelahgejal-gejalaawal ManifestasiKlinis Klinisminor :demam, sakitkepala, mual, danmuntah.  Gejala mayor:  nyeriototberat, kakukuduk, danpunggungdandapatterjadiflaccid paralysis. Karakteristikparalisispada poliomyelitis adalahasimetrisdengandemamterjadipadaawalserangan. Tingkat kelumpuhanmaksimumdicapaidalamwakturelatifpendek, biasanyadicapaidalamwaktu 3-4 hari. Lokasikelumpuhantergantunglokasidarikerusakanselsarafpadasumsumtulangbelakangataubatangotak. Kaki lebihseringterkenadibandinglengan. Paralisisdariototpernapasandanatauototmenelan Kadangkelemahanototakanmunculkembalisetelahsakit, beberapatahunsetelahinfeksi (sindroma post polio)
Program Imunisasi Polio Eradikasi Polio  : apabilatidakditemukan virus polio liar indigenous selama 3 tahunberturut-turutdisuatu region yang dibuktikandengansurveilans AFP yang sesuaistandarsertifikasi. Sertifikasiglobal polio ditetapkanberdasarkanregional WHO.  4 strategi: Imunisasiyang meliputipeningkatanimunisasirutin polio, PIN danMop-up -  Imunisasirutin Pemberianimunisasi Oral Polio Vaccine (OPV) yaitu virus polio yang sudahdilemahkan, padabayi minimal 4 kali pemberiansebanyak 2 tetesvaksinshabin (vaksin yang dipakaidi Indonesia) setiap kali pemberiansesuaijadwal. Tujuannyaadalahmenciptakankekebalanhumoralpadasetiapanak. Cakupandiharapkan > 80% bayiberusiasatutahundisetiapdesa.  	-  PekanImunisasiNasional (PIN) Pekanimunisasinasionaladalahhari-hari yang dicanangkansecaranasionaluntukmemberikanimunisasiterhadap polio kepadasemuaanak-anakbalitatanpamelihat status imunisasianaksebelumnyadenganmenggunakanvaksin polio oral. Dilaksanakansecaramassaldanserentakpadasaattransmisiterendah, yaitubulanOktoberdan November dalam 2 kali putarandengan interval 4 minggu. 	Indonesia sudah 4 kali melakukan PIN, yaitupadatahun 1995, 1996, 1997 dan 2002, telahberhasilmemutustransmisi virus polio liar indigenous di Indonesia, sehingga 10 tahunterakhirsejaktahun 1996 virus polio liar indigenous tidakditemukanlagi. Pelaksanaan PIN didasarkanadanyakecurigaansilent transmission diwilayah Indonesia, atautransmisi virus diketahuitelahmenyebarkebeberapawilayahIndonesia. 	-  Mop Up :  mirip PIN, bertujuanuntuksegeramemutuspenyebaran virus polio liar. dilakukansesegeramungkinsetelah virus dapatdiidentifikasidisuatuwilayah yang penyebaranvirusnyamasihdiyakiniterlokalisir. Sasarandaerahiniberdasarkankajianepidemiologis. SurveilansAFP (Accute Flaccid Paralysis) Sertifikasibebaspolio 4.	Pengamananvirus polio dilaboratorium
Polio Oral  Virus polio hidup yang dilemahkan Suntikvaksin polio inaktif 2 tetes (oral) 0,5 ml IM Oral , Intramuskular 0, 2, 4, 6 bulan, 18 bulan; 5-6 tahun KIPI Demam,diaredanmuntah. Padadosispemberianpertama, persentasetimbulnyademam yang paling tinggiadalahpadahari ke-2 pascaimunisasi, persentasetimbulnyamuntahpascaimunisasi yang tertinggiadalahtepatpadaharipemberianimunisasi, danpersentasetimbulnyadiarepascaimunisasi yang tertinggiadalahpadahari ke-1 pascaimunisasi. Sedangkanpadadosispemberiankedua, persentasetimbulnyademam yang tertinggiadalahpadahari ke-3 pascaimunisasi, persentasetimbulnyamuntah yang tertinggiadalahpadahari ke-2 pascaimunisasidanpersentasetimbulnyadiare yang tertinggiadalahpadahari ke-1 pascaimunisasi.
Campak Epidemiologi Di Indonesia masihterjadi, bahkandidapatkan KLB padatahun 1998 di Palembang, Madura, Lampung, dan Bengkulu.  anakumur 5-9 tahun.  Etiologi : Virus campakmerupakan virus RNA dari genus Morbilivirus, family Paramyxoviridae. Hanyaada 1 serotipe.  Saatmasaprodromaldanbeberapasaatsetelahruammuncul, virus dapatditemukandalamsekretnasofaring, darahdanurin.  Masuksecaradropletkesaluranpernapasan kelenjargetahbening yang beradadibawahmukosa memperbanyakdiri sel-seljaringanlimforetikularsepertilimpa. TerbentukselWhartin, sel mononuclear yang terinfeksidanmembentukselberintiraksasa. Lima sampaienamharisesudahinfeksiawalterbentuksuatufokusinfeksi, yaituketika virus masukdalampembuluhdarahdanmenyebarkepermukaanepitelorofaring, konjungtiva, saluranpernapasan, kulit, kandungkemih, dsb.
Campak (2) Manifestasiklinis Ada3 stadium : masainkubasi, prodormaldisertaibercakkoplikdangejalaumumringan, masaakhirditandaidenganruammakulopapulardisertaidemam. Masainkubasiterjadi 10-12 hariuntukmasaprodormaldan 2-4 harilagiuntukkemunculanrashnya. Kemudianpadaharike 9-10 fokusinfeksiberadadiepitelsalurannapasmenyebabkangejalacoryza,yaitupilek, disertaiperadangankonjungtiva. Suhutubuhmeningkat, lemah, sampaiakhirnyamunculruammerah yang makulopapular.  Bercakkoplikpatognomonispadacampak, terletakdimukosabukaldanhanyaadapadasaatsuhumeningkat. Setelahruamkeluar, suhutubuhmenurundanterbentukantibodi. Triasgejalayaitu, coryza, konjungtivitis, batuk. Disertaidemam yang tinggidankemudianmunculruamataubercakpadakulit.  Tempatmunculnyaruampertama: belakangtelingalaluleherdandaerahwajah dada, lengandankaki  penyembuhan,: ruammengering, mengelupas, hiperpigmentasi.  Komplikasisepertibronkopneumoni, gastroenteritis, ensefalitis.
Campak (3) VaksincampaktipeEdmonston B berasaldari virus yang dilemahkan 0,5 ml Muskulusdeltoideus Subkutan 9 bulan, booster 6 tahun KIPI  Demam> 39.5°C yang terjadipada 5-15% kasus, dijumpaipadaharike 5-6 sesudahimunisasi, berlangsungselama 2 hari. Ruam , (5% daripenerimaimunisasi, timbulpadaharike 7-10 sesudahimunisasidanruamtersebutdapatbertahanselama 2-4 hari).  Lebihberatyaitu:  gangguanfungsisistemsarafpusatsepertiensefalitisdanensefalopatipascaimunisasi.
Program Imunisasi Kegiatanrutindantambahan Kegiatanrutin:  pemberianimunisasikepadabayiumur 0-1 tahun (BCG, DPT, Polio, Campak, HB), imunisasikepadaWanitaUsiaSubur (WUS)/IbuHamil (TT) imunisasikepadaanak SD (kelas 1: DT, dankelas 2-3: TT). Kegiatantambahandilakukanatasdasarditemukannyamasalah, seperti: Desa non UCI potensial KLB, ditemukan/didugaadanya virus polio liar, kinerjasurveilans AFP masihburukatautidakjalan, ataukegiatanlainnyaberdasarkankebijakanteknis.

More Related Content

What's hot

Pelatihan kader pin polio 2016
Pelatihan kader pin polio 2016Pelatihan kader pin polio 2016
Pelatihan kader pin polio 2016Angghaw
 
Konsep imunisasi (anak)
Konsep imunisasi (anak)Konsep imunisasi (anak)
Konsep imunisasi (anak)whenny
 
Leaflet ph &amp; imunisasi
Leaflet ph &amp; imunisasiLeaflet ph &amp; imunisasi
Leaflet ph &amp; imunisasiaskep33
 
PPT Imunisasi - PowerPoint Imunisasi
PPT Imunisasi - PowerPoint ImunisasiPPT Imunisasi - PowerPoint Imunisasi
PPT Imunisasi - PowerPoint ImunisasiLutfi Imansari
 
017 jadwal imunisasi nasional 2010 [dr.nuri]
017 jadwal imunisasi nasional 2010 [dr.nuri]017 jadwal imunisasi nasional 2010 [dr.nuri]
017 jadwal imunisasi nasional 2010 [dr.nuri]Nurul Adeatma
 
Imunologi dan vaksin
Imunologi dan vaksin Imunologi dan vaksin
Imunologi dan vaksin Dedi Kun
 
Imunisasi LENGKAP
Imunisasi LENGKAPImunisasi LENGKAP
Imunisasi LENGKAPZakiah dr
 
Leaflet Imunisasi Dasar Lengkap Pada bayi
Leaflet Imunisasi Dasar Lengkap Pada bayiLeaflet Imunisasi Dasar Lengkap Pada bayi
Leaflet Imunisasi Dasar Lengkap Pada bayiWarung Bidan
 

What's hot (20)

Pelatihan kader pin polio 2016
Pelatihan kader pin polio 2016Pelatihan kader pin polio 2016
Pelatihan kader pin polio 2016
 
Konsep imunisasi (anak)
Konsep imunisasi (anak)Konsep imunisasi (anak)
Konsep imunisasi (anak)
 
Vaksin by Biofarma
Vaksin by BiofarmaVaksin by Biofarma
Vaksin by Biofarma
 
VAKSIN DI INDONESIA
VAKSIN DI INDONESIAVAKSIN DI INDONESIA
VAKSIN DI INDONESIA
 
Leaflet ph &amp; imunisasi
Leaflet ph &amp; imunisasiLeaflet ph &amp; imunisasi
Leaflet ph &amp; imunisasi
 
PPT Imunisasi - PowerPoint Imunisasi
PPT Imunisasi - PowerPoint ImunisasiPPT Imunisasi - PowerPoint Imunisasi
PPT Imunisasi - PowerPoint Imunisasi
 
Imunisasi
Imunisasi Imunisasi
Imunisasi
 
017 jadwal imunisasi nasional 2010 [dr.nuri]
017 jadwal imunisasi nasional 2010 [dr.nuri]017 jadwal imunisasi nasional 2010 [dr.nuri]
017 jadwal imunisasi nasional 2010 [dr.nuri]
 
Imunisasi Dasar
Imunisasi DasarImunisasi Dasar
Imunisasi Dasar
 
Imunologi dan vaksin
Imunologi dan vaksin Imunologi dan vaksin
Imunologi dan vaksin
 
Vaksin
VaksinVaksin
Vaksin
 
Imunisasi Polio
Imunisasi PolioImunisasi Polio
Imunisasi Polio
 
Imunisasi LENGKAP
Imunisasi LENGKAPImunisasi LENGKAP
Imunisasi LENGKAP
 
Imunisasi dasar
Imunisasi dasarImunisasi dasar
Imunisasi dasar
 
Leaflet imunisasi
Leaflet imunisasiLeaflet imunisasi
Leaflet imunisasi
 
Leaflet Imunisasi Dasar Lengkap Pada bayi
Leaflet Imunisasi Dasar Lengkap Pada bayiLeaflet Imunisasi Dasar Lengkap Pada bayi
Leaflet Imunisasi Dasar Lengkap Pada bayi
 
Leaflet imunisasi
Leaflet imunisasiLeaflet imunisasi
Leaflet imunisasi
 
Leaflet imunisasi dasar AKPER PEMKAB MUNA
Leaflet imunisasi dasar AKPER PEMKAB MUNA Leaflet imunisasi dasar AKPER PEMKAB MUNA
Leaflet imunisasi dasar AKPER PEMKAB MUNA
 
Leaflet IMUNISASI
Leaflet IMUNISASILeaflet IMUNISASI
Leaflet IMUNISASI
 
Immunisasi
Immunisasi Immunisasi
Immunisasi
 

Viewers also liked

Viewers also liked (8)

Ppt imunisasi
Ppt imunisasiPpt imunisasi
Ppt imunisasi
 
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisikPemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik
 
Kesehatan mata telinga dan kulit
Kesehatan mata telinga dan kulitKesehatan mata telinga dan kulit
Kesehatan mata telinga dan kulit
 
Dokter kecil
Dokter kecilDokter kecil
Dokter kecil
 
Pelatihan Dokter Kecil
Pelatihan Dokter KecilPelatihan Dokter Kecil
Pelatihan Dokter Kecil
 
Materi pelatihan dokter kecil
Materi pelatihan dokter kecilMateri pelatihan dokter kecil
Materi pelatihan dokter kecil
 
Presentation imunisasi
Presentation imunisasiPresentation imunisasi
Presentation imunisasi
 
Penyuluhan imunisasi
Penyuluhan imunisasiPenyuluhan imunisasi
Penyuluhan imunisasi
 

Similar to Presentation Imunisasi

BAB 7 Epidemiologi Penyakit Menular Diftheria, Pertusis dan Tetanus
BAB 7 Epidemiologi Penyakit Menular Diftheria, Pertusis dan TetanusBAB 7 Epidemiologi Penyakit Menular Diftheria, Pertusis dan Tetanus
BAB 7 Epidemiologi Penyakit Menular Diftheria, Pertusis dan TetanusNajMah Usman
 
penularan penyakit melalui vektor PES.pptx
penularan penyakit melalui vektor PES.pptxpenularan penyakit melalui vektor PES.pptx
penularan penyakit melalui vektor PES.pptxlulukesling
 
Penyakit – penyakit menular pada zaman pemerintahan megawati
Penyakit – penyakit menular pada zaman pemerintahan megawatiPenyakit – penyakit menular pada zaman pemerintahan megawati
Penyakit – penyakit menular pada zaman pemerintahan megawatiNoveldy Pitna
 
Tuberculosis Pada Ginjal
Tuberculosis Pada GinjalTuberculosis Pada Ginjal
Tuberculosis Pada GinjalPhil Adit R
 
Petunjuk Teknis Surveilans Pertusis
Petunjuk Teknis Surveilans Pertusis Petunjuk Teknis Surveilans Pertusis
Petunjuk Teknis Surveilans Pertusis arum prasetyaning
 
Download (1)
Download (1)Download (1)
Download (1)Maia Cheo
 
Penanganan terkini tuberkulosis atau tb
Penanganan terkini tuberkulosis atau tbPenanganan terkini tuberkulosis atau tb
Penanganan terkini tuberkulosis atau tbsimantak
 
Power point infeksi neonatus
Power point infeksi neonatusPower point infeksi neonatus
Power point infeksi neonatusDuniaShare
 

Similar to Presentation Imunisasi (20)

BAB 7 Epidemiologi Penyakit Menular Diftheria, Pertusis dan Tetanus
BAB 7 Epidemiologi Penyakit Menular Diftheria, Pertusis dan TetanusBAB 7 Epidemiologi Penyakit Menular Diftheria, Pertusis dan Tetanus
BAB 7 Epidemiologi Penyakit Menular Diftheria, Pertusis dan Tetanus
 
Imunisasi biokimia
Imunisasi biokimiaImunisasi biokimia
Imunisasi biokimia
 
penularan penyakit melalui vektor PES.pptx
penularan penyakit melalui vektor PES.pptxpenularan penyakit melalui vektor PES.pptx
penularan penyakit melalui vektor PES.pptx
 
PD3I Nadet.pptx
PD3I Nadet.pptxPD3I Nadet.pptx
PD3I Nadet.pptx
 
Ameobiasis
AmeobiasisAmeobiasis
Ameobiasis
 
Materi penyuluhan tuberculosis (tbc)
Materi penyuluhan tuberculosis (tbc)Materi penyuluhan tuberculosis (tbc)
Materi penyuluhan tuberculosis (tbc)
 
Ensefalitis tb
Ensefalitis tbEnsefalitis tb
Ensefalitis tb
 
Penyakit – penyakit menular pada zaman pemerintahan megawati
Penyakit – penyakit menular pada zaman pemerintahan megawatiPenyakit – penyakit menular pada zaman pemerintahan megawati
Penyakit – penyakit menular pada zaman pemerintahan megawati
 
Epidemiologi ispa
Epidemiologi ispaEpidemiologi ispa
Epidemiologi ispa
 
Tuberculosis Pada Ginjal
Tuberculosis Pada GinjalTuberculosis Pada Ginjal
Tuberculosis Pada Ginjal
 
Askep Anak dengan ISPA
Askep Anak dengan ISPAAskep Anak dengan ISPA
Askep Anak dengan ISPA
 
Petunjuk Teknis Surveilans Pertusis
Petunjuk Teknis Surveilans Pertusis Petunjuk Teknis Surveilans Pertusis
Petunjuk Teknis Surveilans Pertusis
 
Download (1)
Download (1)Download (1)
Download (1)
 
Maklah tbc1
Maklah tbc1Maklah tbc1
Maklah tbc1
 
pertusis.pptx
pertusis.pptxpertusis.pptx
pertusis.pptx
 
Penanganan terkini tuberkulosis atau tb
Penanganan terkini tuberkulosis atau tbPenanganan terkini tuberkulosis atau tb
Penanganan terkini tuberkulosis atau tb
 
Sitem pernafasan
Sitem pernafasanSitem pernafasan
Sitem pernafasan
 
Perencanaan program tbc akper pemkab muna
Perencanaan program tbc akper pemkab munaPerencanaan program tbc akper pemkab muna
Perencanaan program tbc akper pemkab muna
 
Ispa AKPER PEMKAB MUNA
Ispa AKPER PEMKAB MUNAIspa AKPER PEMKAB MUNA
Ispa AKPER PEMKAB MUNA
 
Power point infeksi neonatus
Power point infeksi neonatusPower point infeksi neonatus
Power point infeksi neonatus
 

Recently uploaded

Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptRoniAlfaqih2
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxrittafarmaraflesia
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALMayangWulan3
 
materi tentang sistem imun tubuh manusia
materi tentang sistem  imun tubuh manusiamateri tentang sistem  imun tubuh manusia
materi tentang sistem imun tubuh manusiastvitania08
 
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasserbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasmufida16
 
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar KepHaslianiBaharuddin
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptRoniAlfaqih2
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfhsetraining040
 
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufalmahdaly02
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabayaajongshopp
 
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTriNurmiyati
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptbambang62741
 
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANDianFitriyani15
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptika291990
 
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptxssuser1f6caf1
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinanDwiNormaR
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptbekamalayniasinta
 
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar KeperawatanHaslianiBaharuddin
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxwisanggeni19
 
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docxpuskesmasseigeringin
 

Recently uploaded (20)

Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
 
materi tentang sistem imun tubuh manusia
materi tentang sistem  imun tubuh manusiamateri tentang sistem  imun tubuh manusia
materi tentang sistem imun tubuh manusia
 
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasserbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
 
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
 
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
 
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
 
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
 
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
 
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
 
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
 

Presentation Imunisasi

  • 1.
  • 2. Tuberkulosis Epidemiologi : >>> Asia Tenggara. (di Ina angkakematian ke2) PrevalensiTB padaanakbelumdiketahui, namunangkaperawatan TB beratseperti TB milierdan meningitis TB, masihtinggi. EtiologiMycobacterium tuberculosis. >>> paru-parubagianapikalsehinggadapatditemukanbakterinyapada sputum. Organ ekstrapulmonal: otak, ginjal, tulang, kelenjarlimfe regional. Ditularkanmelaluiudara, terutamadahakpenderita ManifestasiKlinispadaAnak asimtomatik TesTuberkulinpositif. demam, batuk, penurunanberatbadan, keringatmalamhari, wheezing yang terlokalisasipadabagiantertentuparu-parudantakikardi. Infeksiyang beratberupademamtinggi, batuk-batuk yang parahdenganproduksi sputum yang progresif, penurunanberatbadan, keringatmalam, suaranafas yang menghilang, ronkibasahhalus / crackles, bunyipekak / dullness yang terlokasasidanegofoni / perubahansuara. Komplikasituberkulosis primer : penyebaranlimfohematogen
  • 3.   BCG : Bacillus Calmete-Guerin Isi : BakteriM.bovishidup yang dilemahkan Dosis Bayi< 1thn: 0,05ml Bayi> 1thn: 0,1ml Tempatpenyuntikan lengankananataspadainsersioM.deltoideus Cara IC Umur & waktu <3 bulan Booster -
  • 4. KIPI Lokal : ulkuslokal yang superfisial3 minggusetelahpenyuntikan. Ulkusakantertutupolehkrusta yang mengeringdanakansembuhdalamwaktu 2-3 bulandanakanmeninggalkanjaringanparutbulatdengan diameter 4-8 mm Apabiladosisimunisasi yang diberikanterlalubesarataupenyuntikan yang dilakukanterlaludalam, makaparut yang terjadiakantertarikkedalam (retracted).
  • 5. Hepatitis B Epidemiologi : 1juta kematian /thn. Indonesia : daerahendemissedang-tinggi. Asimtomatis, 80-95% menjadikronisdankemudiandalam 10-20 tahunakanmenjadisirosis, karsinomahepatoselular. Etiologi : virus hepatitis B Vertikalmaupun horizontal yaituparenteral, donor darahatausekrettubuh (darah, semen, saliva danASI). Anakdenganresikotinggi: terlahirdariibu yang terinfeksi HBV. Masainkubasi : 50-180 hari. VHB dapatmelekatdanbertahandipermukaansuatubendaselamakuranglebih 1 minggudanmasihmenular. Rentantertular: orangyang belumpernahimunisasi Hepatitis B, kronisitastimbulpada 90% bayi yang terinfeksisejaklahir, 25-50% anakusia 1-5 tahun, sisanyapadaanakbesardanorangdewasa.
  • 6. Hepatitis B (2) ManifestasiKlinis Demam, artropati, erupsikulitsepertiurtikari, malaise, nyeripadaperutkuadrankananatas, dangangguanpencernaandanikterik(tidakselalu) Padapemeriksaanenzimhati: aminotransaminaseserum & bilirubin >>. InfeksiHBV dapatsembuhsecara total, tapidapatjugamenjadikronik, sirosishepatis, kankerhatidan hepatitis fulminan (<1%).5   PemeriksaanPenunjang antigen-antigen HBV, yaituHBsAg,HBeAg ,HBcAg HbsAgmerupakanpenanda serum yang paling awaldijumpaipadainfeksi HBV, kemudiandiikutikenaikanigMterhadapHbsAg. Kemudiandapatjugaditemukan DNA HBV denganDNA probe test. Penyakitinidapatdicegahdenganimunisasidasardananak yang lahirdariibudenganinfeksi HBV seharusnyamenerima immunoglobulin HBV.4,5
  • 7. Hepatitis B (3) Hepatitis B 0,5 ml Anterolateral 1/3 paha IM 0, 1, 3-6 bulan KIPI : reaksilokal yang ringandanbersifatsementara, sistemik : demamringan1-2 hari.
  • 8. DPT (Difteri, Polio, Tetanus) Difteri : Angkakematianmasihcukuptinggi, >>> Balita Corynebacteriumdiphteriae Produksitoksinterjadiketikabakteridilisogenaseolehbakteriofag. Menyerangsistempernafasan, menetappadamukosasalurannafasdanmenginduksireaksiradanglokal. Pseudomembranberwarnaabu-abucoklat yang sulitdiambil, danberdarahketikadiangkat. Toksindapatmasukkeperedarandarahdanmenimbulkankomplikasi lain sepertinekrosistubulusginjal, miokarditis, neuritis dantrombositopenia.
  • 9. DPT(2) Pertusis = Prevalensinyaberkurangkarenaadanyaimunisasiaktif batukyang kuat (pertussis) , whooping Bordetellapertussis, suatubakteri Gram-negatif Kumanmelekatpadasiliasalurannafasatas toksinmelumpuhkansilia gangguanaliransekret lendir batukparoksismal, tanpaadainspirasidandiakhiridenganbunyiwhoop.Dapatdiikutidenganmuntahdansianosiskarenafaseinspirasisedikit. >> bayidananakprasekolah. Komplikasipertusis : pneumonia bakterial, gangguanneurologisyaitukejangdanensefalopatiakibathipoksia. Lainnyasepertiotitis media, anoreksia, dehidrasi, peningkatantekananintrabdominalsaatbatuksehinggaterjadiepistaksis, hernia, perdarahankonjungtiva.  
  • 10. DPT(3) Tetanus : akut, paralitikspastikolehtetanospasmin Clostridium tetani. Tetanus neonatorumterutamaterjadipadaneonatus yang ibunyatidakmemilikikekebalanterhadap tetanus akibatinfeksidenganC.tetanilukapascapartus, pascaabortusataupascabedah
  • 11. DPT (4) Toksindifteri yang dilemahkan, kumanpertusis yang dimatikan, toxoid tetanus Anak: 0,5 ml Dewasa: 1 cc Anterolateral 1/3 paha IM 2,4,6 bln, 18-24 bln, 5 thn, 12 thn
  • 12. KIPI DPT Demam< 39.5°C, reaksilokaldankejang. Anakmenjadilebihsomnolen, iritabel, muntahdanpenurunannafsumakan. Kejang, demam, somnolen, muntah, danabseslokal Reaksihipersensitivitas Kejangpascaimunisasi DPT : Laki2 > wanita, banyakterjadipadadosispemberianI.
  • 13. POLIO Epidemiologi Saatinirisikopenularan polio masihditemukandi India, Afrika Tengah, danAfrikabagian Barat, terutamanegara-negara yang infrastrukturpelayanankesehatannyahancurkarenaperangsepertinegara-negaradiAfrika. Kasus polio telahdilaporkanmenurunsecaradrastissejakdilaksanakannya Program Pengembangan (Expanded Programme on Immunization) diseluruhdunia, dandidukunginisiatif WHO untukmelakukaneradikasi polio diseluruhdunia. WHO menetapkantahun 2000 sebagaitahuntercapainyaeradikasi polio global. Menyerangbayidananak-anak. Di sebagianbesar Negara endemis 70-80% penderita polio berusiadibawah 3 tahun, dan 80-90% nyaberusiadibawah 5 tahun. Kelompokyang rentantertular virus polio adalahkelompok-kelompok yang menolakimunisasi, kelompokminoritas, paraimigranmusiman, anak-anak yang tidakterdaftar, kaumnomaden, pengungsidanmasyarakatmiskin perkotaan.6 Di Indonesia, imunisasi polio sebagai program Oral Polio Vaccine (OPV) dimulaipadatahun 1980 dantahun 1990 telahmencapai UCI (Universal of Children Immunization). Pemerintahmencanangkansuatu program ERAPO (Eradikasi Polio).
  • 14. POLIO (2) Etiologi Poliovirus, serotipe antigen tipeP1, 2, dan 3. Infeksivirus polio terjadididalamsaluranpencernaankekelenjarlimfe regional  kesistemsarafpusat. Masainkubasi8-12 haridenganrentang 5-35 hari. Kasusterbanyaktidakmenunjukkangejalainfeksisekitar90-95% Paralisis 3-8 harisetelahgejal-gejalaawal ManifestasiKlinis Klinisminor :demam, sakitkepala, mual, danmuntah. Gejala mayor: nyeriototberat, kakukuduk, danpunggungdandapatterjadiflaccid paralysis. Karakteristikparalisispada poliomyelitis adalahasimetrisdengandemamterjadipadaawalserangan. Tingkat kelumpuhanmaksimumdicapaidalamwakturelatifpendek, biasanyadicapaidalamwaktu 3-4 hari. Lokasikelumpuhantergantunglokasidarikerusakanselsarafpadasumsumtulangbelakangataubatangotak. Kaki lebihseringterkenadibandinglengan. Paralisisdariototpernapasandanatauototmenelan Kadangkelemahanototakanmunculkembalisetelahsakit, beberapatahunsetelahinfeksi (sindroma post polio)
  • 15. Program Imunisasi Polio Eradikasi Polio : apabilatidakditemukan virus polio liar indigenous selama 3 tahunberturut-turutdisuatu region yang dibuktikandengansurveilans AFP yang sesuaistandarsertifikasi. Sertifikasiglobal polio ditetapkanberdasarkanregional WHO. 4 strategi: Imunisasiyang meliputipeningkatanimunisasirutin polio, PIN danMop-up - Imunisasirutin Pemberianimunisasi Oral Polio Vaccine (OPV) yaitu virus polio yang sudahdilemahkan, padabayi minimal 4 kali pemberiansebanyak 2 tetesvaksinshabin (vaksin yang dipakaidi Indonesia) setiap kali pemberiansesuaijadwal. Tujuannyaadalahmenciptakankekebalanhumoralpadasetiapanak. Cakupandiharapkan > 80% bayiberusiasatutahundisetiapdesa. - PekanImunisasiNasional (PIN) Pekanimunisasinasionaladalahhari-hari yang dicanangkansecaranasionaluntukmemberikanimunisasiterhadap polio kepadasemuaanak-anakbalitatanpamelihat status imunisasianaksebelumnyadenganmenggunakanvaksin polio oral. Dilaksanakansecaramassaldanserentakpadasaattransmisiterendah, yaitubulanOktoberdan November dalam 2 kali putarandengan interval 4 minggu. Indonesia sudah 4 kali melakukan PIN, yaitupadatahun 1995, 1996, 1997 dan 2002, telahberhasilmemutustransmisi virus polio liar indigenous di Indonesia, sehingga 10 tahunterakhirsejaktahun 1996 virus polio liar indigenous tidakditemukanlagi. Pelaksanaan PIN didasarkanadanyakecurigaansilent transmission diwilayah Indonesia, atautransmisi virus diketahuitelahmenyebarkebeberapawilayahIndonesia. - Mop Up : mirip PIN, bertujuanuntuksegeramemutuspenyebaran virus polio liar. dilakukansesegeramungkinsetelah virus dapatdiidentifikasidisuatuwilayah yang penyebaranvirusnyamasihdiyakiniterlokalisir. Sasarandaerahiniberdasarkankajianepidemiologis. SurveilansAFP (Accute Flaccid Paralysis) Sertifikasibebaspolio 4. Pengamananvirus polio dilaboratorium
  • 16. Polio Oral  Virus polio hidup yang dilemahkan Suntikvaksin polio inaktif 2 tetes (oral) 0,5 ml IM Oral , Intramuskular 0, 2, 4, 6 bulan, 18 bulan; 5-6 tahun KIPI Demam,diaredanmuntah. Padadosispemberianpertama, persentasetimbulnyademam yang paling tinggiadalahpadahari ke-2 pascaimunisasi, persentasetimbulnyamuntahpascaimunisasi yang tertinggiadalahtepatpadaharipemberianimunisasi, danpersentasetimbulnyadiarepascaimunisasi yang tertinggiadalahpadahari ke-1 pascaimunisasi. Sedangkanpadadosispemberiankedua, persentasetimbulnyademam yang tertinggiadalahpadahari ke-3 pascaimunisasi, persentasetimbulnyamuntah yang tertinggiadalahpadahari ke-2 pascaimunisasidanpersentasetimbulnyadiare yang tertinggiadalahpadahari ke-1 pascaimunisasi.
  • 17. Campak Epidemiologi Di Indonesia masihterjadi, bahkandidapatkan KLB padatahun 1998 di Palembang, Madura, Lampung, dan Bengkulu. anakumur 5-9 tahun. Etiologi : Virus campakmerupakan virus RNA dari genus Morbilivirus, family Paramyxoviridae. Hanyaada 1 serotipe. Saatmasaprodromaldanbeberapasaatsetelahruammuncul, virus dapatditemukandalamsekretnasofaring, darahdanurin. Masuksecaradropletkesaluranpernapasan kelenjargetahbening yang beradadibawahmukosa memperbanyakdiri sel-seljaringanlimforetikularsepertilimpa. TerbentukselWhartin, sel mononuclear yang terinfeksidanmembentukselberintiraksasa. Lima sampaienamharisesudahinfeksiawalterbentuksuatufokusinfeksi, yaituketika virus masukdalampembuluhdarahdanmenyebarkepermukaanepitelorofaring, konjungtiva, saluranpernapasan, kulit, kandungkemih, dsb.
  • 18. Campak (2) Manifestasiklinis Ada3 stadium : masainkubasi, prodormaldisertaibercakkoplikdangejalaumumringan, masaakhirditandaidenganruammakulopapulardisertaidemam. Masainkubasiterjadi 10-12 hariuntukmasaprodormaldan 2-4 harilagiuntukkemunculanrashnya. Kemudianpadaharike 9-10 fokusinfeksiberadadiepitelsalurannapasmenyebabkangejalacoryza,yaitupilek, disertaiperadangankonjungtiva. Suhutubuhmeningkat, lemah, sampaiakhirnyamunculruammerah yang makulopapular. Bercakkoplikpatognomonispadacampak, terletakdimukosabukaldanhanyaadapadasaatsuhumeningkat. Setelahruamkeluar, suhutubuhmenurundanterbentukantibodi. Triasgejalayaitu, coryza, konjungtivitis, batuk. Disertaidemam yang tinggidankemudianmunculruamataubercakpadakulit. Tempatmunculnyaruampertama: belakangtelingalaluleherdandaerahwajah dada, lengandankaki  penyembuhan,: ruammengering, mengelupas, hiperpigmentasi. Komplikasisepertibronkopneumoni, gastroenteritis, ensefalitis.
  • 19. Campak (3) VaksincampaktipeEdmonston B berasaldari virus yang dilemahkan 0,5 ml Muskulusdeltoideus Subkutan 9 bulan, booster 6 tahun KIPI Demam> 39.5°C yang terjadipada 5-15% kasus, dijumpaipadaharike 5-6 sesudahimunisasi, berlangsungselama 2 hari. Ruam , (5% daripenerimaimunisasi, timbulpadaharike 7-10 sesudahimunisasidanruamtersebutdapatbertahanselama 2-4 hari). Lebihberatyaitu: gangguanfungsisistemsarafpusatsepertiensefalitisdanensefalopatipascaimunisasi.
  • 20. Program Imunisasi Kegiatanrutindantambahan Kegiatanrutin: pemberianimunisasikepadabayiumur 0-1 tahun (BCG, DPT, Polio, Campak, HB), imunisasikepadaWanitaUsiaSubur (WUS)/IbuHamil (TT) imunisasikepadaanak SD (kelas 1: DT, dankelas 2-3: TT). Kegiatantambahandilakukanatasdasarditemukannyamasalah, seperti: Desa non UCI potensial KLB, ditemukan/didugaadanya virus polio liar, kinerjasurveilans AFP masihburukatautidakjalan, ataukegiatanlainnyaberdasarkankebijakanteknis.