SlideShare a Scribd company logo
1 of 45
Dr. AHMAD HAFIZULLAH RITONGA, M.Si
2
 Cabang ilmu kimia yang mempelajari tentang
pemisahan dan pengukuran unsur atau senyawa
kimia.
Mencakup :
1. Analisis Kualitatif
2. Analisis Kuantitatif
3
 Menyatakan keberadaan suatu unsur atau senyawa
dalam sampel
4
 Menyatakan jumlah suatu unsur atau senyawa
dalam sampel.
Tidak semua unsur atau senyawa yang ada dalam sampel dapat
dianalisis secara langsung, sebagian besar memerlukan proses
pemisahan terlebih dulu dari unsur yang mengganggu.
1. Bidang Industri Makanan
 Penentuan kadar protein dalam suatu makanan atau
bahan pangan.
2. Bidang Pertambangan
 Penentuan kadar uranium dalam suatu bijih tambang.
3. Bidang kedokteran
Mendiagnosis suatu penyakit pada manusia :
 Tingkat konsentrasi bilirubin dan enzim fosfatase alkali
dalam darah menunjukkan adanya gangguan fungsi liver.
 Tingkat konsentrasi gula dalam darah dan urin
menunjukkan penyakit gula.
5
4. Bidang Lingkungan
 Penentuan konsentrasi logam berat yang terlarut ke
dalam lingkungan air (pencemaran air).
5. Bidang Pertanian
 Lahan pertanian sebelum digunakan, maka tingkat
kesuburannya ditentukan dengan mengetahui
tingkat konsentrasi unsur yang ada di dalam tanah,
misalnya konsentrasi N, P, K dalam tanah.
6
Analisis Klasik
dan
Analisis Instrumental (Modern)
7
Analisis Klasik
 Berdasarkan pada reaksi kimia dengan stoikiometri
yang telah diketahui dengan pasti.
 Contoh : Volumetri (Titrasi) dan Gravimetri
Volumetri,
 Besaran yang diukur : volume zat-zat yang bereaksi
Gravimetri,
 Besaran yang diukur : Massa dari zat-zat
8
Analisis Instrumental (Analisis Modern)
 Berdasarkan sifat fisiko-kimia zat.
 Misalnya interaksi radiasi elektromagnetik dengan
zat menimbulkan fenomena absorpsi, emisi,
hamburan yang kemudian dimanfaatkan untuk
teknik analisis spektroskopi.
 Menggunakan instrument canggih
9
1. Sampling,
2. Pengubahan sampel ke dalam bentuk
yang sesuai dengan pengukuran,
3. Pengukuran,
4. Perhitungan dan interpretasi data.
10
 Pengambilan sampel yang dapat mewakili
materi keseluruhan yang sebenarnya.
 Diubah menjadi sampel laboratorium yang
lebih kecil baik bentuk mau pun jumlahnya.
11
A. Pengeringan sampel
 Dilakukan untuk sampel dalam wujud padat.
 Dilakukan untuk menghilangkan kadar air yang
ada dalam sampel.
 Definisi Kadar Air : persentasi kandungan air
suatu sampel
12
1. Pengeringan menggunakan oven (Thermogravimetri)
 Dilakukan menggunakan oven dengan suhu 105 –
110°C sampai mencapai berat konstan (tidak berubah).
 Pada sampel tidak semua air dapat menguap, ada
sebagian air yang terikat kuat dengan sampel sehingga
harus dilakukan pengukuran berat sampel hingga
konstan (tidak berubah).
 Sebelum ditimbang selalu ingat untuk masukkan
kedalam desikator selama 15 menit untuk
mendinginkan sampel yang baru keluar dari oven tanpa
terjadi penyerapan air. 13
1.Pengeringan menggunakan oven (Thermogravimetri)
Berat air yang diuapkan (Wa) =
 Berat sebelum pengeringan (Wz+Wo) – berat setelah
pengeringan (Wz+Wo)
Kadar Air (g/g) =
 Berat air yang diuapkan dibagi berat sampel sebelum
pengeringan dikali 100%.
 Wa x100%
(Wz+Wo) - Wo
14
1. Pengeringan menggunakan oven (Thermogravimetri)
 Kesalahan yang biasa terjadi :
1. Apabila suhu oven lebih kecil dari yang seharusnya 105
– 110°C, tidak semua air akan teruap (kadar air kecil)
2. Apabila suhu oven lebih besar dari yang seharusnya 105
– 110°C, tidak hanya air yang teruap tetapi juga
kandungan sampel yang mudah menguap seperti
alkohol juga ikut menguap (kadar air besar)
3. Tidak terkalibrasinya neraca analitik dan oven
15
2. Destilasi (Thermovolumetri)
 Uap yang dihasilkan dari pendinginan destilasi
akan mencair kembali dan hitung berapa
volumenya untuk menghitung kadar air.
 Sekitar 1 jam tidak ada penambahan volume lagi.
 Kadar air (V/g) :
 Volume air yang dihasilkan dibagi dengan berat
sampel awal dikali 100%
Va x100%
(Wz+Wo) - Wo 16
2. Destilasi (Thermovolumetri)
 Dengan penambahan zat kimia.
 Syarat zat kimia :
1. lebih tinggi titik didihnya dari pada air,
2. tidak bercampur dengan air,
3. berat jenis lebih rendah dari air.
Contoh : toluene, benzene, xylene, tetraklorethilen,
xylol.
 Toluene menyebabkan lemak (nonpolar) tidak
ikut menguap karena melarut pada toluene
(pelarut non polar). 17
Kelebihan destilasi daripada pengeringan dengan
menggunakan oven :
1. Dapat digunakan untuk sampel dengan kadar
air sangat kecil
2. Waktu pengerjaan relatif singkat
3. Hasil analisa lebih akurat
4. Terhindarnya teroksidasi senyawa lemak dan
dekomposisi gula (karamelisasi)
18
B. Penimbangan atau pengukuran volume sampel
 Dalam analisis kuantitatif, sampel yang
dianalisis harus diketahui secara kuantitatif berat
atau volumenya sebelum dilakukan pengukuran.
19
C. Pelarutan sampel
 Dalam pelarutan sampel harus dipilih pelarut
yang dapat melarutkan sampel secara sempurna.
 Pelarut yang biasa digunakan dikelompokkan
menjadi ; air, pelarut organik, pelarut asam
(asam encer, asam kuat, asam campuran) serta
peleburan.
20
D. Pemisahan senyawa pengganggu
 Terjadi jika senyawa yang ada dalam campuran
memiliki sifat fisika atau sifat kimia yang berbeda.
 Unsur atau senyawa pengganggu harus dipisahkan
dari sampel yang akan dianalisis
21
1. Pengayakan
2. Flotasi (pengapungan)
3. Filtrasi
4. Sentrifugasi
5. Kristalisasi
6. Destilasi
7. Ekstraksi
22
1. Pengayakan
 Untuk sampel heterogen khususnya pada campuran
dalam fasa padat.
 Didasari pada perbedaan ukuran partikel.
 Menggunakan ayakan yang memiliki pori atau lubang
tertentu yang dinyatakan dalam satuan mesh.
 Contoh : memisahkan pasir dari batu kerikil
23
2. Flotasi (Pengapungan)
 Untuk sampel dalam fasa padat.
 Didasari pada sifat permukaan dari senyawa atau
partikel
 Terbagi 2 :
a. Hidrofilik (Suka Air)
b. Hidrofobik (Tidak suka Air)
 Senyawa atau partikel yang suka air akan tetap berada
pada fasa air sedangkan untuk senyawa atau partikel
yang tidak suka air akan menempel pada gelembung
udara dan akan naik ke permukaan sehingga dapat
dipisahkan. 24
3. Filtrasi
 Untuk sampel campuran heterogen yang mengandung
cairan dan partikel-partikel padat dengan
menggunakan media filter yang hanya akan
meloloskan cairan dan menahan partikel-partikel
padat.
25
a. Gravitasi
 Dengan menggunakan kertas saring yang dimasukkan
ke dalam corong pisah.
 Untuk jumlah partikel cair yang lebih banyak daripada
padatnya.
 Masukkan media filter sedikit demi sedikit, kira-kira
sepertiga dari kertas saring.
 Zat padat : residen Zat cair : filtrat
b. Tekanan
 Dengan menggunakan pompa vacum.
 Untuk jumlah partikel padat yang lebih banyak
daripada cairannya.
26
4. Sentrifugasi
 Pengendapan adalah proses membentuk endapan
yaitu padatan yang dinyatakan tidak larut dalam air
walaupun endapan tersebut sebenarnya mempunyai
kelarutan sekecil apapun.
 Untuk mempercepat proses pengendapan dengan
menggunakan gaya sentrifugasi (Objek diputar secara
horizontal pada jarak tertentu sehingga partikel-
partikelnya menuju dinding tabung dan terakumulasi
membentuk endapan). 27
5. Kristalisasi
 Didasari atas pelepasan pelarut dari zat
terlarutnya dalam sebuah campuran homogen
atau larutan, sehingga terbentuk kristal dari zat
terlarutnya.
 Teknik pemisahan padat-cair yang sangat
penting dalam industri, karena dapat
menghasilkan kemurnian produk hingga 100%.
28
 Penggunaan Kristalisasi :
1. Industri garam dapur
2. Industri kaca (menggunakan silika untuk
membuat kaca)
3. Industri gula pasir
4. Industri makanan (produksi bubuk kopi
instant tanpa ampas, sehingga kristal
kafein dan gula dapat larut dengan cepat di
air panas)
29
 Dengan cara mengurangi/menghentikan kelarutan
zat terlarut sehingga terbentuk kristal.
 Proses kristalisasi dapat dilakukan dengan cara :
a. Penguapan (Evaporasi)
b. Pendinginan larutan
c. Penambahan antisolvent (pelarut yang tidak
melarutkan zat terlarut)
d. Reaksi kimia
e. Perubahan pH sehingga zat terlarut lebih
cenderung membentuk kristal daripada larutan 30
Penguapan
1. Proses pembuatan garam.
 Air laut dialirkan kedalam tambak dan selanjutnya
ditutup. Air laut yang ada dalam tambak terkena sinar
matahari dan mengalami proses penguapan, semakin
lama jumlah air berkurang, dan mengering terbentuk
kristal garam.
2. Proses pembuatan gula.
 Tebu digiling dan dihasilkan nira, nira tersebut
selanjutnya dimasukkan kedalam alat vacuum evaporator,
Dalam alat ini dilakukan pemanasan sehingga
kandungan air di dalam nira menguap, dan uap tersebut
dikeluarkan melalui pompa, sehingga terbentuk kristal
gula. 31
6. Destilasi
 Didasarkan pada perbedaan titik didih atau volatilitas
(kecenderungan suatu senyawa untuk berubah wujud
dari cair menjadi uap atau gas) dari masing-masing zat
penyusun dari campuran homogen.
 Volatilitas tinggi : mudah menguap atau mendidih
 Titik didih tinggi : susah menguap atau mendidih
 Perangkat peralatan destilasi menggunakan alat
pemanas dan alat pendingin.
 Dua tahap proses :
1. Tahap penguapan
2. Tahap Pendinginan 32
 Proses destilasi diawali dengan pemanasan, sehingga
zat yang memiliki titik didih lebih rendah atau
volatilitas tinggi akan menguap terlebih dahulu.
 Uap tersebut bergerak menuju kondenser yaitu
pendingin, proses pendinginan terjadi karena air
mengalir kedalam dinding (bagian luar kondenser),
sehingga uap yang dihasilkan akan kembali cair.
 Proses ini berjalan terus menerus dan akhirnya dapat
memisahkan semua senyawa-senyawa yang ada dalam
campuran homogen tersebut.
33
1. Destilasi Sederhana
2. Destilasi Bertingkat (Fractional Destilation)
34
 Alkohol dihasilkan melalui proses fermentasi dari
sisa nira (tebu) yang tidak dapat diproses menjadi
gula pasir. Hasil fermentasi adalah alkohol yang
masih bercampur secara homogen dengan air.
 Atas dasar perbedaan titik didih air (100°C) dan
titik didih alkohol (70°C), sehingga yang akan
menguap terlebih dahulu adalah alkohol.
 Uap tersebut akan melalui pendingin dan akan
kembali cair. 35
 Proses pemisahan yang lebih komplek terjadi pada
minyak bumi. Dalam minyak bumi banyak
terdapat campuran.
 Atas dasar perbedaan titik didih atau sifat
volatilitasnya, maka dapat dipisahkan produk-
produk dari minyak bumi.
 Proses ini dikenal dengan destilasi fraksi, dimana
terjadi pemisahan-fraksi-fraksi dari bahan bakar.
36
37
 Minyak bumi akan diuapkan secara terus
menerus dan kemudian didinginkan oleh
beberapa kondensor.
 Setiap kondensor akan mendinginkan uap
yang spesifik berdasarkan tingkat
volatilitasnya.
 Gas dengan volatilitas paling tinggi,
artinya paling mudah menguap akan
terpisah terlebih dahulu
38
7. Ekstraksi
 Pemisahan zat berdasarkan perbedaan
kelarutannya terhadap pelarut-pelarut tertentu
(dua cairan tidak saling larut seperti air dengan
pelarut organik)
 Contohnya : ekstraksi Iod yang ditambahkan
pelarut air dan kloroform.
39
7. Ekstraksi
 Pencampuran iod dengan air dan kloroform
menghasilkan 2 fasa/lapisan.
 Lapisan bawah berwarna ungu = iod terlarut dalam
klorofom
 Lapisan atas berwarna kuning muda = iod terlarut
dalam air.
 Kloroform berada dilapisan bawah karena berat jenis
kloroform lebih besar daripada air.
 Iod akan lebih banyak terlarut dalam kloroform,
karena sifat iod dan kloroform yang sama-sama
semipolar. Berbeda dengan air yang polar. 40
7. Ekstraksi
 Lapisan kloroform yang berisi iod dipisahkan atau
ditampung ke dalam erlemeyer.
 Tambahkan lagi kloroform pada fasa air agar iod yang
tersisa dalam air akan terlarut dalam kloroform
(dilakukan sebanyak 5 kali) hingga lapisan air semakin
bening yang menunjukkan tidak ada lagi kandungan
iod dalam air.
41
3. Pengukuran
 Teknik pengukuran :
 Secara klasik yang berdasarkan reaksi kimia
 Secara instrumen yang berdasarkan sifat
fisikokimia.
42
4. Perhitungan dan Interpretasi Data
 Umumnya kadar sampel secara kuantitatif
dinyatakan dengan perhitungan persen.
 Pada volumetri dan gravimetri perhitungan
persen diperoleh dari hubungan stoikiometri
sederhana berdasarkan reaksi kimianya.
 Pada spektroskopi diperoleh dari hubungan
absorban dan konsentrasi sampel dalam larutan.
43
4. Perhitungan dan Interpretasi Data
 Pada spektroskopi diperoleh dari hubungan
absorban dan konsentrasi sampel dalam larutan.
 Kadar spl : Au x Mb x Br
Ab x Mu
 Persen Kadar : Kadar sampel x 100%
Kadar etiket
 Au = absorban sampel
 Ab = absorban baku
 Mb = kosentrasi baku
 Mu = kosentrasi sampel
 Br = Bobot rata-rata
44
45

More Related Content

Similar to ANALISIS KIMIA

Laporan destilasi sederhana
Laporan destilasi sederhanaLaporan destilasi sederhana
Laporan destilasi sederhanawd_amaliah
 
Laporan praktikum destilasi sederhana
Laporan praktikum destilasi sederhanaLaporan praktikum destilasi sederhana
Laporan praktikum destilasi sederhanaasterias
 
Praktek kimia organik pr
Praktek kimia organik prPraktek kimia organik pr
Praktek kimia organik prkhurrymuamala
 
Praktek kimia organik pr
Praktek kimia organik prPraktek kimia organik pr
Praktek kimia organik prkhurrymuamala
 
Percobaan vi (destilasi sederhana)
Percobaan vi (destilasi sederhana)Percobaan vi (destilasi sederhana)
Percobaan vi (destilasi sederhana)Tillapia
 
Laporan percobaan biokim fermentasi karbohidrat
Laporan percobaan biokim fermentasi karbohidratLaporan percobaan biokim fermentasi karbohidrat
Laporan percobaan biokim fermentasi karbohidratSafira Amalia Fardiana
 
Pemisahan Alkohol dan Air dengan Destilasi
Pemisahan Alkohol dan Air dengan DestilasiPemisahan Alkohol dan Air dengan Destilasi
Pemisahan Alkohol dan Air dengan DestilasiCarlosEnvious
 
fdokumen.com_air-dalam-bahan-pangan.pptx
fdokumen.com_air-dalam-bahan-pangan.pptxfdokumen.com_air-dalam-bahan-pangan.pptx
fdokumen.com_air-dalam-bahan-pangan.pptxMuhammaddarmawan54
 
Laprak analisis kadar air fix
Laprak analisis kadar air fixLaprak analisis kadar air fix
Laprak analisis kadar air fixbintangdamayanti
 
Destilasi dan ekstraksi
Destilasi dan ekstraksiDestilasi dan ekstraksi
Destilasi dan ekstraksiSMAN 4 MERLUNG
 
Laporan kimia sifat koligatif larutan di kegiatan sehari-hari
Laporan kimia sifat koligatif larutan di kegiatan  sehari-hariLaporan kimia sifat koligatif larutan di kegiatan  sehari-hari
Laporan kimia sifat koligatif larutan di kegiatan sehari-hariAjeng Putri
 
Ppt distilasi ari
Ppt distilasi ariPpt distilasi ari
Ppt distilasi ariUNIMUS
 
PPT PENGENALAN METODE- METODE ANALISIS.pptx
PPT PENGENALAN METODE- METODE ANALISIS.pptxPPT PENGENALAN METODE- METODE ANALISIS.pptx
PPT PENGENALAN METODE- METODE ANALISIS.pptxAmeliaMoniq1
 

Similar to ANALISIS KIMIA (20)

PPT Ekstraksi Cara Panas
PPT Ekstraksi Cara PanasPPT Ekstraksi Cara Panas
PPT Ekstraksi Cara Panas
 
Laporan destilasi sederhana
Laporan destilasi sederhanaLaporan destilasi sederhana
Laporan destilasi sederhana
 
Analisa zat padat
Analisa zat padatAnalisa zat padat
Analisa zat padat
 
Laporan praktikum destilasi sederhana
Laporan praktikum destilasi sederhanaLaporan praktikum destilasi sederhana
Laporan praktikum destilasi sederhana
 
Metode pemisahan standar
Metode pemisahan standarMetode pemisahan standar
Metode pemisahan standar
 
Analisis Kadar Air
Analisis Kadar AirAnalisis Kadar Air
Analisis Kadar Air
 
Praktek kimia organik pr
Praktek kimia organik prPraktek kimia organik pr
Praktek kimia organik pr
 
LAPORAN PRAKTIKUM PEMISAHAN
LAPORAN PRAKTIKUM PEMISAHANLAPORAN PRAKTIKUM PEMISAHAN
LAPORAN PRAKTIKUM PEMISAHAN
 
Praktek kimia organik pr
Praktek kimia organik prPraktek kimia organik pr
Praktek kimia organik pr
 
Percobaan vi (destilasi sederhana)
Percobaan vi (destilasi sederhana)Percobaan vi (destilasi sederhana)
Percobaan vi (destilasi sederhana)
 
Laporan percobaan biokim fermentasi karbohidrat
Laporan percobaan biokim fermentasi karbohidratLaporan percobaan biokim fermentasi karbohidrat
Laporan percobaan biokim fermentasi karbohidrat
 
Pemisahan Alkohol dan Air dengan Destilasi
Pemisahan Alkohol dan Air dengan DestilasiPemisahan Alkohol dan Air dengan Destilasi
Pemisahan Alkohol dan Air dengan Destilasi
 
fdokumen.com_air-dalam-bahan-pangan.pptx
fdokumen.com_air-dalam-bahan-pangan.pptxfdokumen.com_air-dalam-bahan-pangan.pptx
fdokumen.com_air-dalam-bahan-pangan.pptx
 
Laprak analisis kadar air fix
Laprak analisis kadar air fixLaprak analisis kadar air fix
Laprak analisis kadar air fix
 
Destilasi dan ekstraksi
Destilasi dan ekstraksiDestilasi dan ekstraksi
Destilasi dan ekstraksi
 
Limbah
LimbahLimbah
Limbah
 
Laporan kimia sifat koligatif larutan di kegiatan sehari-hari
Laporan kimia sifat koligatif larutan di kegiatan  sehari-hariLaporan kimia sifat koligatif larutan di kegiatan  sehari-hari
Laporan kimia sifat koligatif larutan di kegiatan sehari-hari
 
Limbah
LimbahLimbah
Limbah
 
Ppt distilasi ari
Ppt distilasi ariPpt distilasi ari
Ppt distilasi ari
 
PPT PENGENALAN METODE- METODE ANALISIS.pptx
PPT PENGENALAN METODE- METODE ANALISIS.pptxPPT PENGENALAN METODE- METODE ANALISIS.pptx
PPT PENGENALAN METODE- METODE ANALISIS.pptx
 

More from KikiAdriani1

Sistematika Sistematika Review Paper.pptx
Sistematika Sistematika Review Paper.pptxSistematika Sistematika Review Paper.pptx
Sistematika Sistematika Review Paper.pptxKikiAdriani1
 
SPEKTROSKOPI INFRA RED.pptx
SPEKTROSKOPI INFRA RED.pptxSPEKTROSKOPI INFRA RED.pptx
SPEKTROSKOPI INFRA RED.pptxKikiAdriani1
 
SPEKTROFOTOMETRI UV-Vis.pptx
SPEKTROFOTOMETRI UV-Vis.pptxSPEKTROFOTOMETRI UV-Vis.pptx
SPEKTROFOTOMETRI UV-Vis.pptxKikiAdriani1
 
ANALISIS_farmasi_kuantit_as_bs (1).ppt
ANALISIS_farmasi_kuantit_as_bs (1).pptANALISIS_farmasi_kuantit_as_bs (1).ppt
ANALISIS_farmasi_kuantit_as_bs (1).pptKikiAdriani1
 
Analisis-Spektroskopi-Teori-dan-Aplikasi.pptx
Analisis-Spektroskopi-Teori-dan-Aplikasi.pptxAnalisis-Spektroskopi-Teori-dan-Aplikasi.pptx
Analisis-Spektroskopi-Teori-dan-Aplikasi.pptxKikiAdriani1
 

More from KikiAdriani1 (6)

Sistematika Sistematika Review Paper.pptx
Sistematika Sistematika Review Paper.pptxSistematika Sistematika Review Paper.pptx
Sistematika Sistematika Review Paper.pptx
 
SPEKTROSKOPI INFRA RED.pptx
SPEKTROSKOPI INFRA RED.pptxSPEKTROSKOPI INFRA RED.pptx
SPEKTROSKOPI INFRA RED.pptx
 
SPEKTROFOTOMETRI UV-Vis.pptx
SPEKTROFOTOMETRI UV-Vis.pptxSPEKTROFOTOMETRI UV-Vis.pptx
SPEKTROFOTOMETRI UV-Vis.pptx
 
ANALISIS_farmasi_kuantit_as_bs (1).ppt
ANALISIS_farmasi_kuantit_as_bs (1).pptANALISIS_farmasi_kuantit_as_bs (1).ppt
ANALISIS_farmasi_kuantit_as_bs (1).ppt
 
Analisis-Spektroskopi-Teori-dan-Aplikasi.pptx
Analisis-Spektroskopi-Teori-dan-Aplikasi.pptxAnalisis-Spektroskopi-Teori-dan-Aplikasi.pptx
Analisis-Spektroskopi-Teori-dan-Aplikasi.pptx
 
COMPOSITE-3.pptx
COMPOSITE-3.pptxCOMPOSITE-3.pptx
COMPOSITE-3.pptx
 

Recently uploaded

1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfMA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfcicovendra
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaNadia Putri Ayu
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmeunikekambe10
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2noviamaiyanti
 
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxSILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxrahmaamaw03
 
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSKisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSyudi_alfian
 
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKAPPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKARenoMardhatillahS
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasHardaminOde2
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiIntanHanifah4
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdfMMeizaFachri
 
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...jumadsmanesi
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...Kanaidi ken
 
Materi Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptx
Materi Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptxMateri Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptx
Materi Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptxshafiraramadhani9
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 

Recently uploaded (20)

1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfMA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
 
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxSILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
 
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSKisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
 
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKAPPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
 
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
 
Materi Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptx
Materi Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptxMateri Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptx
Materi Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptx
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 

ANALISIS KIMIA

  • 1. Dr. AHMAD HAFIZULLAH RITONGA, M.Si
  • 2. 2
  • 3.  Cabang ilmu kimia yang mempelajari tentang pemisahan dan pengukuran unsur atau senyawa kimia. Mencakup : 1. Analisis Kualitatif 2. Analisis Kuantitatif 3
  • 4.  Menyatakan keberadaan suatu unsur atau senyawa dalam sampel 4  Menyatakan jumlah suatu unsur atau senyawa dalam sampel. Tidak semua unsur atau senyawa yang ada dalam sampel dapat dianalisis secara langsung, sebagian besar memerlukan proses pemisahan terlebih dulu dari unsur yang mengganggu.
  • 5. 1. Bidang Industri Makanan  Penentuan kadar protein dalam suatu makanan atau bahan pangan. 2. Bidang Pertambangan  Penentuan kadar uranium dalam suatu bijih tambang. 3. Bidang kedokteran Mendiagnosis suatu penyakit pada manusia :  Tingkat konsentrasi bilirubin dan enzim fosfatase alkali dalam darah menunjukkan adanya gangguan fungsi liver.  Tingkat konsentrasi gula dalam darah dan urin menunjukkan penyakit gula. 5
  • 6. 4. Bidang Lingkungan  Penentuan konsentrasi logam berat yang terlarut ke dalam lingkungan air (pencemaran air). 5. Bidang Pertanian  Lahan pertanian sebelum digunakan, maka tingkat kesuburannya ditentukan dengan mengetahui tingkat konsentrasi unsur yang ada di dalam tanah, misalnya konsentrasi N, P, K dalam tanah. 6
  • 8. Analisis Klasik  Berdasarkan pada reaksi kimia dengan stoikiometri yang telah diketahui dengan pasti.  Contoh : Volumetri (Titrasi) dan Gravimetri Volumetri,  Besaran yang diukur : volume zat-zat yang bereaksi Gravimetri,  Besaran yang diukur : Massa dari zat-zat 8
  • 9. Analisis Instrumental (Analisis Modern)  Berdasarkan sifat fisiko-kimia zat.  Misalnya interaksi radiasi elektromagnetik dengan zat menimbulkan fenomena absorpsi, emisi, hamburan yang kemudian dimanfaatkan untuk teknik analisis spektroskopi.  Menggunakan instrument canggih 9
  • 10. 1. Sampling, 2. Pengubahan sampel ke dalam bentuk yang sesuai dengan pengukuran, 3. Pengukuran, 4. Perhitungan dan interpretasi data. 10
  • 11.  Pengambilan sampel yang dapat mewakili materi keseluruhan yang sebenarnya.  Diubah menjadi sampel laboratorium yang lebih kecil baik bentuk mau pun jumlahnya. 11
  • 12. A. Pengeringan sampel  Dilakukan untuk sampel dalam wujud padat.  Dilakukan untuk menghilangkan kadar air yang ada dalam sampel.  Definisi Kadar Air : persentasi kandungan air suatu sampel 12
  • 13. 1. Pengeringan menggunakan oven (Thermogravimetri)  Dilakukan menggunakan oven dengan suhu 105 – 110°C sampai mencapai berat konstan (tidak berubah).  Pada sampel tidak semua air dapat menguap, ada sebagian air yang terikat kuat dengan sampel sehingga harus dilakukan pengukuran berat sampel hingga konstan (tidak berubah).  Sebelum ditimbang selalu ingat untuk masukkan kedalam desikator selama 15 menit untuk mendinginkan sampel yang baru keluar dari oven tanpa terjadi penyerapan air. 13
  • 14. 1.Pengeringan menggunakan oven (Thermogravimetri) Berat air yang diuapkan (Wa) =  Berat sebelum pengeringan (Wz+Wo) – berat setelah pengeringan (Wz+Wo) Kadar Air (g/g) =  Berat air yang diuapkan dibagi berat sampel sebelum pengeringan dikali 100%.  Wa x100% (Wz+Wo) - Wo 14
  • 15. 1. Pengeringan menggunakan oven (Thermogravimetri)  Kesalahan yang biasa terjadi : 1. Apabila suhu oven lebih kecil dari yang seharusnya 105 – 110°C, tidak semua air akan teruap (kadar air kecil) 2. Apabila suhu oven lebih besar dari yang seharusnya 105 – 110°C, tidak hanya air yang teruap tetapi juga kandungan sampel yang mudah menguap seperti alkohol juga ikut menguap (kadar air besar) 3. Tidak terkalibrasinya neraca analitik dan oven 15
  • 16. 2. Destilasi (Thermovolumetri)  Uap yang dihasilkan dari pendinginan destilasi akan mencair kembali dan hitung berapa volumenya untuk menghitung kadar air.  Sekitar 1 jam tidak ada penambahan volume lagi.  Kadar air (V/g) :  Volume air yang dihasilkan dibagi dengan berat sampel awal dikali 100% Va x100% (Wz+Wo) - Wo 16
  • 17. 2. Destilasi (Thermovolumetri)  Dengan penambahan zat kimia.  Syarat zat kimia : 1. lebih tinggi titik didihnya dari pada air, 2. tidak bercampur dengan air, 3. berat jenis lebih rendah dari air. Contoh : toluene, benzene, xylene, tetraklorethilen, xylol.  Toluene menyebabkan lemak (nonpolar) tidak ikut menguap karena melarut pada toluene (pelarut non polar). 17
  • 18. Kelebihan destilasi daripada pengeringan dengan menggunakan oven : 1. Dapat digunakan untuk sampel dengan kadar air sangat kecil 2. Waktu pengerjaan relatif singkat 3. Hasil analisa lebih akurat 4. Terhindarnya teroksidasi senyawa lemak dan dekomposisi gula (karamelisasi) 18
  • 19. B. Penimbangan atau pengukuran volume sampel  Dalam analisis kuantitatif, sampel yang dianalisis harus diketahui secara kuantitatif berat atau volumenya sebelum dilakukan pengukuran. 19
  • 20. C. Pelarutan sampel  Dalam pelarutan sampel harus dipilih pelarut yang dapat melarutkan sampel secara sempurna.  Pelarut yang biasa digunakan dikelompokkan menjadi ; air, pelarut organik, pelarut asam (asam encer, asam kuat, asam campuran) serta peleburan. 20
  • 21. D. Pemisahan senyawa pengganggu  Terjadi jika senyawa yang ada dalam campuran memiliki sifat fisika atau sifat kimia yang berbeda.  Unsur atau senyawa pengganggu harus dipisahkan dari sampel yang akan dianalisis 21
  • 22. 1. Pengayakan 2. Flotasi (pengapungan) 3. Filtrasi 4. Sentrifugasi 5. Kristalisasi 6. Destilasi 7. Ekstraksi 22
  • 23. 1. Pengayakan  Untuk sampel heterogen khususnya pada campuran dalam fasa padat.  Didasari pada perbedaan ukuran partikel.  Menggunakan ayakan yang memiliki pori atau lubang tertentu yang dinyatakan dalam satuan mesh.  Contoh : memisahkan pasir dari batu kerikil 23
  • 24. 2. Flotasi (Pengapungan)  Untuk sampel dalam fasa padat.  Didasari pada sifat permukaan dari senyawa atau partikel  Terbagi 2 : a. Hidrofilik (Suka Air) b. Hidrofobik (Tidak suka Air)  Senyawa atau partikel yang suka air akan tetap berada pada fasa air sedangkan untuk senyawa atau partikel yang tidak suka air akan menempel pada gelembung udara dan akan naik ke permukaan sehingga dapat dipisahkan. 24
  • 25. 3. Filtrasi  Untuk sampel campuran heterogen yang mengandung cairan dan partikel-partikel padat dengan menggunakan media filter yang hanya akan meloloskan cairan dan menahan partikel-partikel padat. 25
  • 26. a. Gravitasi  Dengan menggunakan kertas saring yang dimasukkan ke dalam corong pisah.  Untuk jumlah partikel cair yang lebih banyak daripada padatnya.  Masukkan media filter sedikit demi sedikit, kira-kira sepertiga dari kertas saring.  Zat padat : residen Zat cair : filtrat b. Tekanan  Dengan menggunakan pompa vacum.  Untuk jumlah partikel padat yang lebih banyak daripada cairannya. 26
  • 27. 4. Sentrifugasi  Pengendapan adalah proses membentuk endapan yaitu padatan yang dinyatakan tidak larut dalam air walaupun endapan tersebut sebenarnya mempunyai kelarutan sekecil apapun.  Untuk mempercepat proses pengendapan dengan menggunakan gaya sentrifugasi (Objek diputar secara horizontal pada jarak tertentu sehingga partikel- partikelnya menuju dinding tabung dan terakumulasi membentuk endapan). 27
  • 28. 5. Kristalisasi  Didasari atas pelepasan pelarut dari zat terlarutnya dalam sebuah campuran homogen atau larutan, sehingga terbentuk kristal dari zat terlarutnya.  Teknik pemisahan padat-cair yang sangat penting dalam industri, karena dapat menghasilkan kemurnian produk hingga 100%. 28
  • 29.  Penggunaan Kristalisasi : 1. Industri garam dapur 2. Industri kaca (menggunakan silika untuk membuat kaca) 3. Industri gula pasir 4. Industri makanan (produksi bubuk kopi instant tanpa ampas, sehingga kristal kafein dan gula dapat larut dengan cepat di air panas) 29
  • 30.  Dengan cara mengurangi/menghentikan kelarutan zat terlarut sehingga terbentuk kristal.  Proses kristalisasi dapat dilakukan dengan cara : a. Penguapan (Evaporasi) b. Pendinginan larutan c. Penambahan antisolvent (pelarut yang tidak melarutkan zat terlarut) d. Reaksi kimia e. Perubahan pH sehingga zat terlarut lebih cenderung membentuk kristal daripada larutan 30
  • 31. Penguapan 1. Proses pembuatan garam.  Air laut dialirkan kedalam tambak dan selanjutnya ditutup. Air laut yang ada dalam tambak terkena sinar matahari dan mengalami proses penguapan, semakin lama jumlah air berkurang, dan mengering terbentuk kristal garam. 2. Proses pembuatan gula.  Tebu digiling dan dihasilkan nira, nira tersebut selanjutnya dimasukkan kedalam alat vacuum evaporator, Dalam alat ini dilakukan pemanasan sehingga kandungan air di dalam nira menguap, dan uap tersebut dikeluarkan melalui pompa, sehingga terbentuk kristal gula. 31
  • 32. 6. Destilasi  Didasarkan pada perbedaan titik didih atau volatilitas (kecenderungan suatu senyawa untuk berubah wujud dari cair menjadi uap atau gas) dari masing-masing zat penyusun dari campuran homogen.  Volatilitas tinggi : mudah menguap atau mendidih  Titik didih tinggi : susah menguap atau mendidih  Perangkat peralatan destilasi menggunakan alat pemanas dan alat pendingin.  Dua tahap proses : 1. Tahap penguapan 2. Tahap Pendinginan 32
  • 33.  Proses destilasi diawali dengan pemanasan, sehingga zat yang memiliki titik didih lebih rendah atau volatilitas tinggi akan menguap terlebih dahulu.  Uap tersebut bergerak menuju kondenser yaitu pendingin, proses pendinginan terjadi karena air mengalir kedalam dinding (bagian luar kondenser), sehingga uap yang dihasilkan akan kembali cair.  Proses ini berjalan terus menerus dan akhirnya dapat memisahkan semua senyawa-senyawa yang ada dalam campuran homogen tersebut. 33
  • 34. 1. Destilasi Sederhana 2. Destilasi Bertingkat (Fractional Destilation) 34
  • 35.  Alkohol dihasilkan melalui proses fermentasi dari sisa nira (tebu) yang tidak dapat diproses menjadi gula pasir. Hasil fermentasi adalah alkohol yang masih bercampur secara homogen dengan air.  Atas dasar perbedaan titik didih air (100°C) dan titik didih alkohol (70°C), sehingga yang akan menguap terlebih dahulu adalah alkohol.  Uap tersebut akan melalui pendingin dan akan kembali cair. 35
  • 36.  Proses pemisahan yang lebih komplek terjadi pada minyak bumi. Dalam minyak bumi banyak terdapat campuran.  Atas dasar perbedaan titik didih atau sifat volatilitasnya, maka dapat dipisahkan produk- produk dari minyak bumi.  Proses ini dikenal dengan destilasi fraksi, dimana terjadi pemisahan-fraksi-fraksi dari bahan bakar. 36
  • 37. 37
  • 38.  Minyak bumi akan diuapkan secara terus menerus dan kemudian didinginkan oleh beberapa kondensor.  Setiap kondensor akan mendinginkan uap yang spesifik berdasarkan tingkat volatilitasnya.  Gas dengan volatilitas paling tinggi, artinya paling mudah menguap akan terpisah terlebih dahulu 38
  • 39. 7. Ekstraksi  Pemisahan zat berdasarkan perbedaan kelarutannya terhadap pelarut-pelarut tertentu (dua cairan tidak saling larut seperti air dengan pelarut organik)  Contohnya : ekstraksi Iod yang ditambahkan pelarut air dan kloroform. 39
  • 40. 7. Ekstraksi  Pencampuran iod dengan air dan kloroform menghasilkan 2 fasa/lapisan.  Lapisan bawah berwarna ungu = iod terlarut dalam klorofom  Lapisan atas berwarna kuning muda = iod terlarut dalam air.  Kloroform berada dilapisan bawah karena berat jenis kloroform lebih besar daripada air.  Iod akan lebih banyak terlarut dalam kloroform, karena sifat iod dan kloroform yang sama-sama semipolar. Berbeda dengan air yang polar. 40
  • 41. 7. Ekstraksi  Lapisan kloroform yang berisi iod dipisahkan atau ditampung ke dalam erlemeyer.  Tambahkan lagi kloroform pada fasa air agar iod yang tersisa dalam air akan terlarut dalam kloroform (dilakukan sebanyak 5 kali) hingga lapisan air semakin bening yang menunjukkan tidak ada lagi kandungan iod dalam air. 41
  • 42. 3. Pengukuran  Teknik pengukuran :  Secara klasik yang berdasarkan reaksi kimia  Secara instrumen yang berdasarkan sifat fisikokimia. 42
  • 43. 4. Perhitungan dan Interpretasi Data  Umumnya kadar sampel secara kuantitatif dinyatakan dengan perhitungan persen.  Pada volumetri dan gravimetri perhitungan persen diperoleh dari hubungan stoikiometri sederhana berdasarkan reaksi kimianya.  Pada spektroskopi diperoleh dari hubungan absorban dan konsentrasi sampel dalam larutan. 43
  • 44. 4. Perhitungan dan Interpretasi Data  Pada spektroskopi diperoleh dari hubungan absorban dan konsentrasi sampel dalam larutan.  Kadar spl : Au x Mb x Br Ab x Mu  Persen Kadar : Kadar sampel x 100% Kadar etiket  Au = absorban sampel  Ab = absorban baku  Mb = kosentrasi baku  Mu = kosentrasi sampel  Br = Bobot rata-rata 44
  • 45. 45

Editor's Notes

  1. Jika kekurangan P, pembelahan sel pada tanaman terhambat dan pertumbuhannya kerdil. Manfaat Nitrogen adalah memacu pertumbuhan tanaman pada fase vegetatif, serta berperan dalam pembentukan klorofil, asam amino, lemak, enzim, dan persenyawaan lain Muatan positif dari Kalium akan membantu menetralisir muatan listrik yang disebabkan oleh muatan negatif Nitrat, Fosfat, atau unsur lainnya. 
  2. Stoikiometri =  ilmu yang mempelajari dan menghitung hubungan kuantitatif dari reaktan dan produk dalam reaksi kimia (persamaan kimia).
  3. Absorbansi, satu substansi diambil ke dalam struktur fisik dari bahan lainnya.  Adsorpsi, suatu zat atau energi yang tertarik pada permukaan. Emisi = Pancaran
  4. Peleburan = lipstik, dengan menggunakan uap air / steam