SlideShare a Scribd company logo
1 of 13
Download to read offline
EFEKTIVITAS MODEL PBL DITINJAU DARI PEMAHAMAN KONSEP
DAN DISPOSISI MATEMATIS SISWA
Febby Eka Putri1, Pentatito Gunowibowo2, Widyastuti2
kholillahlatiffah@gmail.com
1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika
2 Dosen Program Studi Pendidikan Matematika
ABSTRAK
This research aimed to know the effectiveness of PBL model viewed from student’s
mathematical conceptual understanding and disposition. The design which was
used in this research was pretest posttest-control group design. The population was
all students of grade VIII of SMPN 2 Bandarlampung in academic year of
2013/2014 that was distributed into eight classes. The samples were students of
VIII5 and VIII6 class which were taken by purposive sampling technique. The
research data were obtained by test of mathematical conceptual understanding and
disposition scale. The conclusion of this research was the PBL model was effective
viewed from student’s mathematical conceptual understanding and disposition.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas model PBL ditinjau dari
pemahaman konsep dan disposisi matematis siswa. Desain yang digunakan dalam
penelitian ini adalah pretest-posttest control group design. Populasi adalah seluruh
siswa kelas VIII SMPN 2 Bandarlampung tahun pelajaran 2013/2014 yang
terdistribusi dalam delapan kelas. Sampel adalah siswa kelas VIII5 dan VIII6 yang
diambil dengan teknik purposive sampling. Data penelitian diperoleh melalui tes
pemahaman konsep dan skala disposisi matematis. Kesimpulan penelitian ini
adalah model PBL efektif ditinjau dari pemahaman konsep dan disposisi matematis
siswa.
Kata kunci: disposisi matematis, PBL, pemahaman konsep
PENDAHULUAN
Pemahaman konsep perlu
menjadi fokus perhatian dalam pem-
belajaran matematika. Pentingnya
pemahaman konsep tertuang dalam
tujuan kurikulum tingkat satuan
pendidikan (KTSP), yaitu agar
peserta didik memiliki kemampuan
memahami konsep, menjelaskan
keterkaitan antarkonsep dan meng-
aplikasikan konsep atau algoritma,
secara luwes, akurat, efisien, dan
tepat, dalam pemecahan masalah
(Depdiknas, 2006).
Selain pemahaman konsep
matematis, juga perlu dikembangkan
sikap menghargai kegunaan mate-
matika dalam kehidupan, seperti rasa
percaya diri, rasa ingin tahu, tidak
mudah menyerah dan lain sebagainya.
Sikap-sikap tersebut termasuk dalam
disposisi matematis. Pentingnya pe-
ngembangan disposisi matematis
diungkapkan oleh Mahmudi (2010: 2)
bahwa siswa memerlukan disposisi
matematis untuk bertahan dalam
menghadapi masalah, mengambil
tanggung jawab dalam belajar, dan
mengembangkan kebiasaan kerja
yang baik dalam matematika.
Pemahaman konsep matematis
di Indonesia masih rendah. Hal ini
didasarkan pada hasil survei dari
sebuah lembaga survei internasional
yaitu TIMSS. Pada tahun 2011, siswa
kelas VIII (SMP) Indonesia me-
nempati peringkat 38 dari 42 negara
dengan skor 386 (Provasnik et. al.,
2012). Skor ini dikategorikan rendah
bila dibandingkan dengan rata-rata
skor internasional yaitu 500. Aspek
yang dinilai dalam matematika adalah
pengetahuan tentang fakta, prosedur,
konsep, penerapan pengetahuan, dan
pemahaman konsep. Hal tersebut
menunjukkan bahwa pemahaman
konsep matematis siswa SMP di
Indonesia masih tergolong rendah.
Pemahaman konsep matematis
siswa yang masih rendah juga
ditemukan di salah satu SMP di
Bandarlampung. Berdasarkan hasil
observasi dan wawancara dengan
guru bidang studi matematika
diperoleh informasi bahwa pema-
haman konsep matematis untuk siswa
di kelas VIII masih perlu di-
kembangkan. Selain itu, jika dilihat
dari rata-rata nilai mid semester
terakhir mata pelajaran matematika
yaitu hanya sebesar 61,4, nilai ini jauh
di bawah KKM yang ditetapkan
sekolah yaitu sebesar 75. Hal ini
menunjukkan bahwa pemahaman
konsep di sekolah tersebut perlu
dioptimalkan.
Dari hasil penelitian pen-
dahuluan tentang disposisi matematis
siswa di kelas VIII 5, diperoleh
persentase banyaknya siswa dari
setiap indikator disposisi matematis
siswa yaitu: (1) ketekunan sebesar
30%; (2) fleksibilitas dalam meng-
eksplorasi ide-ide matematis sebesar
24%; (3) reflektif sebesar 22,6%; (4)
keingintahuan sebesar 45%; (5)
percaya pada diri sendiri sebesar
52%. Hasil tersebut menunjukkan
bahwa disposisi matematis siswa
masih harus diperhatikan. Selain itu
juga berdasarkan hasil wawancara
dengan beberapa sebagian besar
siswa yang mengatakan tidak
menyukai pelajaran matematika
sehingga kurang tertarik dan
cenderung malas dalam belajar mate-
matika.
Berdasarkan uraian dan fakta-
fakta di atas, perlu adanya suatu
perbaikan dalam proses pembelajaran
untuk mengembangkan pemahaman
konsep matematis dan disposisi
matematis siswa. Pembelajaran yang
dilakukan tentunya harus tepat
dengan merubah kebiasaan kegiatan
pembelajaran yang berpusat pada
guru ke situasi yang menjadikan
siswa sebagai pusat perhatian (student
oriented). Guru sebagai fasilitator
dan pembimbing sedangkan siswa
sebagai yang dibimbing, tidak hanya
menyalin mengikuti contoh-contoh
tanpa mengerti konsep matematika-
nya. Jadi, pembelajaran yang
dilakukan harus dirancang sede-
mikian rupa agar dapat mengem-
bangkan pemahaman konsep mate-
matis dan memunculkan disposisi
matematis siswa.
Salah satu model pembelajaran
yang dapat memberi peluang kepada
siswa untuk dapat mengembangkan
pemahaman konsep matematis dan
memunculkan disposisi matematis
siswa adalah model problem-based
learning (PBL). Model PBL adalah
suatu model pembelajaran dengan
menghadapkan siswa pada masalah-
masalah praktis sebagai pijakan
dalam belajar atau dengan kata lain
siswa belajar melalui permasalahan-
permasalahan.
Sugiyanto (2000) menyatakan
bahwa PBL adalah model pem-
belajaran yang memungkinkan siswa,
baik secara individu maupun ke-
lompok aktif mencari, menggali, dan
menemukan konsep serta prinsip
secara holistik dan mencoba me-
madukan beberapa pokok bahasan.
Dengan demikian, dalam aplikasinya
diharapkan dapat meningkatkan
pemahaman konsep matematis siswa
dan dapat membantu mereka
menyelesaikan soal-soal yang
diberikan oleh gurunya.
PBL juga berperan dalam
mengembangkan disposisi matematis
siswa. Dalam penelitian yang
dilakukan oleh Herman (2007: 52),
disposisi siswa terhadap matematika
tercermin dari aktivitas yang
dilakukan siswa, seperti pendekatan
yang digunakan dalam menyelesaikan
masalah (tugas), rasa percaya diri
dalam menyelesaikan masalah,
keingintahuan untuk mencari cara
alternatif, ketekunan, semangat, dan
kecenderungan untuk melakukan
refleksi terhadap cara berpikir yang
telah dilakukannya.
Berdasarkan penjabaran di atas
terlihat bahwa PBL dapat mengem-
bangkan pemahaman konsep mate-
matis dan disposisi matematis siswa
dalam belajar matematika. Tujuan
penelitian ini adalah untuk
mengetahui efektivitas model PBL
ditinjau dari pemahaman konsep dan
disposisi matematis siswa.
METODE PENELITIAN
Populasi penelitian ini adalah
seluruh siswa kelas VIII SMPN 2
Bandarlampung yang terdistribusi
dalam delapan kelas. Pengambilan
sampel dilakukan dengan teknik
purposive sampling yaitu teknik
pengambilan sampel atas dasar
pertimbangan bahwa kelas yang
dipilih adalah kelas yang yang diasuh
oleh guru yang sama dan memiliki
kemampuan matematika dan
disposisi matematis yang setara.
Terpilihlah kelas VIII5 yang terdiri
dari 24 siswa sebagai kelas
eksperimen dan kelas VIII6 yang
terdiri dari 24 siswa sebagai kelas
kontrol.
Penelitian yang dilakukan
adalah penelitian eksperimen semu
dengan pretest-posttest control group
design. Perlakuan yang diberikan
pada kelas eksperimen adalah
pembelajaran PBL dan pada kelas
kontrol adalah pembelajaran
langsung.
Dalam penelitian ini, digunakan
instrumen tes pemahaman konsep
matematis. Sebelum dilakukan
pengambilan data, instrumen tes
divalidasi oleh guru matematika
SMPN 2 Bandar Lampung. Setelah
semua soal dinyatakan valid,
diujicobakan terle-bih dahulu untuk
mengetahui relia-bilitas (R), daya
pembeda (DP) dan tingkat kesukaran
(TK). Berdasarkan perhitungan data
hasil uji coba di-peroleh data
disajikan pada Tabel 1.
Tabel 1. Rekapitulasi Hasil Tes Uji
Coba
No Soal R DP TK
1a
0,71
(Relia
bilitas
tinggi)
0,33
(baik)
0,83
(mudah)
1b
0,41
(baik)
0,61
(sedang)
2a
0,31
(baik)
0,86
(mudah)
2b
0,33
(baik)
0,81
(mudah)
2c
0.37
(baik)
0,68
(sedang)
3
0,35
(baik)
0,69
(sedang)
4
0,61
(baik)
0,78
(mudah)
5
0,64
(baik)
0,33
(sukar)
Selain menggunakan insrumen
tes, penelitian ini juga menggunakan
instrumen non tes yakni skala
disposisi matematis. Skala ini terdiri
dari 30 pernyataan yang difokuskan
pada enam indikator disposisi
matematis, yaitu (1) kepercayaan diri
yaitu percaya diri terhadap kema-
mpuan; (2) keingintahuan, yang
meliputi: sering mengajukan per-
tanyaan, antusias/semangat dalam
belajar, dan banyak membaca/
mencari sumber lain; (3) ketekunan
yaitu gigih/tekun/perhatian/kesung-
guhan;(4) fleksibilitas, yang meliputi:
berusaha mancari solusi/strategi lain;
(5) reflektif, yaitu kecenderungan
untuk memonitor hasil pekerjaan
sendiri; dan (6) aplikasi, yaitu menilai
kegunaan matematika dalam kehidu-
pan sehari-hari. Sebelum digunakan,
terlebih dahulu dilakukan uji validitas
isi skala disposisi dengan meng-
konsultasikannya kepada dosen
bimbingan konseling dan guru
bimbingan konseling untuk diberikan
pertimbangan dan saran mengenai
kesesuaian antar indikator disposisi
matematis dan pernyataan yang
diberikan
Setelah semua item pernyataan
skala disposisi dinyatakan valid,
selanjutnya skala tersebut diujicoba-
kan kepada 48 responden. Setelah
diujicobakan, kemudian dilakukan
penskoran skala disposisi matematis
untuk mengetahui reliabilitas skala
tersebut. Setelah dilakukan perhitu-
ngan diperoleh hasil yaitu skor untuk
setiap kategori SS (Sangat Setuju), S
(Setuju), TS (Tidak Setuju) dan STS
(Sangat Tidak Setuju) pada setiap
pernyataan bervariasi antara 1 sampai
6, dengan koefisien reliabilitas skala
disposisi matematis sebesar 0,84.
Dalam penelitian ini, diperoleh
data skor awal dan indeks gain
pemahaman konsep matematis serta
data skor awal dan indeks gain
disposisi matematis siswa. Analisis
data dilakukan setelah dilakukan uji
normalitas (uji Kolmogorov
Smirnov) dan uji homo-genitas (Uji
Levene) dengan bantuan software
SPSS Statistic 17.0. Hasil perhitungan
uji normalitas disajikan dalam Tabel
2.
Tabel 2. Rangkuman Hasil Uji
Normalitas
Data
Kelompok
Penelitian
Sig.
Skor awal pemahaman
konsep matematis
Eksperimen 0,019
Kontrol 0,200
Indeks gain
Pemahaman Konsep
Matematis
Eksperimen 0,145
Kontrol 0,200
Skor awal disposisi
matematis
Eksperimen 0,103
Kontrol 0,200
Indeks gain disposisi
matematis
Eksperimen 0,053
Kontrol 0,014
Berdasarkan Tabel 2, dapat
disimpulkan bahwa untuk data skor
awal pemahaman konsep matematis
dan indeks gain disposisi matematis
tidak berdistribusi normal, sedangkan
untuk indeks gain pemahaman
konsep matematis dan skor awal
disposisi matematis berdistribusi
normal. Dengan demikian,
selanjutnya dilakukan uji homo-
genitas terhadap skor indeks gain
pemahaman konsep matematis dan
skor awal disposisi matematis.
Setelah dilakukan perhitungan
diperoleh hasil uji homogenitas yang
disajikan pada Tabel 3.
Tabel 3. Rangkuman Hasil Uji
Homogenitas
Data
Kelompok
Penelitian
Sig.
Indeks gain
Pemahaman Konsep
Eksperimen
0,102
Kontrol
Skor awal disposisi
matematis
Eksperimen
0,341
Kontrol
Berdasarkan hasil uji homo-
genitas pada Tabel 3, dapat dilihat
bahwa semua kelompok data
memiliki sig > 0,05, sehingga dapat
disimpulkan bahwa pada kedua
kelompok penelitian baik data indeks
gain pemahaman konsep maupun
skor awal disposisi matematis
memiliki varians yang sama.
Data indeks gain pemahaman
konsep matematis dan data skor awal
disposisi matematis berdistribusi
normal dan memiliki varians yang
sama, sehingga kedua data tersebut
dianalisis menggunakan uji-t. Data
skor awal pemahaman konsep dan
indeks gain disposisi tidak ber-
distribusi normal sehingga data
dianalisis menggunakan uji Mann-
Whitney U.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan penelitian yang
telah dilakukan, diperoleh data pema-
haman konsep matematis siswa
seperti tersaji pada Tabel 4.
Tabel 4. Rekapitulasi Data
Pemahaman Konsep Matematis
Siswa
Data Kelas Xmin Xmaks 𝒙 s
Skor
awal
PBL 5 50 28,71 13,08
PL 8 44 6,09 10,85
Skor
Akhir
PBL 60 100 32,21 10,09
PL 35 90 28,91 15,74
Indeks
Gain
PBL 0,46 1,00 0,79 0,13
PL 0,02 0,86 0,67 0,20
Skor ideal: 100
Skor ideal indeks gain : 1
Selanjutnya dilakukan analisis
terhadap data skor awal pemahaman
konsep matematis dengan meng-
gunakan uji Mann Whitney. Setelah
dilakukan pengujian, diperoleh hasil
seperti pada Tabel 5.
Tabel 5. Rangkuman Hasil Uji
Mann-Whitney U Skor Awal
Pemahaman Konsep Matematis
Model
Pembelajaran
Skor Awal
Rata-
rata
Z Sig.
PBL 28,71 -1,230 0,219
PL 25,08
Berdasarkan Tabel 5, diketahui
bahwa nilai sig untuk pemahaman
konsep matematis awal lebih besar
dari 0,05. Hal ini berarti pemahaman
konsep matematis awal siswa yang
mengikuti PBL setara dengan
pemahaman konsep matematis awal
siswa yang mengikuti pembelajaran
langsung.
Kemudian, dilakukan uji
kesamaan dua rata-rata terhadap
indeks gain pemahaman konsep
matematis siswa. diperoleh hasil
seperti pada Tabel 6.
Tabel 6. Rangkuman Hasil Uji
Kesamaan Dua Rata-rata Gain
Pemahaman Konsep Matematis
Faktor
Pembelajaran
Skor Awal
Rata-
rata
t Sig
PBL 0,71 5,135 0,000
PL 0,46
Berdasarkan Tabel 6, diketahui
bahwa nilai sig. lebih kecil dari 0,05.
Hal ini berarti bahwa peningkatan
pemahaman konsep matematis siswa
yang mengikuti PBL berbeda secara
signifikan dengan peningkatan
pemahaman konsep matematis siswa
yang mengikuti pembelajaran
langsung. Kemudian dilihat dari rata-
rata skor indeks gain pemahaman
konsep matematis diketahui bahwa
rata-rata skor indeks gain pemahaman
konsep matematis siswa pada kelas
PBL lebih tinggi daripada rata-rata
skor indeks gain pemahaman konsep
matematis siswa pada kelas
pembelajaran langsung. Hal ini
menandakan bahwa peningkatan
pemahaman konsep matematis siswa
yang mengikuti PBL lebih tinggi
daripada peningkatan pemahaman
konsep matematis siswa yang
mengikuti pembelajaran langsung.
Setelah dilakukan analisis
terhadap data kemampuan pema-
haman konsep matematis, dilanjutkan
dengan analisis terhadap data skor
disposisi matematis, diperoleh data
seperti yang disajikan pada Tabel 7.
Tabel 7. Rekapitulasi Data
Disposisi matematis Siswa
Data Kelas Xmin Xmaks 𝑥 S
Skor
Awal
PBL 64 111 87,58 8,84
PL 68 101 87,58 9,39
Skor
Akhir
PBL 88 125 105,5 9,19
PL 86 114 100,04 7,59
Gain
PBL 0,02 0,61 0,31 0,17
PL 0,00 0,55 0,21 0,14
Skor ideal skor awal dan akhir: 143
Skor ideal indeks gain : 1
Selanjutnya, dilakukan uji
kesamaan dua rata-rata terhadap skor
awal disposisi matematis siswa.
Setelah dilakukan pengujian,
diperoleh hasil seperti pada Tabel 8.
Tabel 8. Rangkuman Hasil Uji
Kesamaan Dua Rata-rata Skor
Awal Disposisi Matematis
Faktor
Pembelajaran
Skor Awal
Rata-
rata
T Sig
PBL 87,58 0,174 0,862
PK 87,58
Berdasarkan Tabel 8, diketahui
bahwa nilai sig lebih besar dari 0,05.
Hal ini berarti bahwa disposisi awal
siswa yang mengikuti pembelajaran
PBL setara dengan disposisi awal
siswa yang mengikuti pembelajaran
langsung.
Kemudian, dilakukan uji kesa-
maan dua rata-rata terhadap indeks
gain terhadap data indeks gain
disposisi matematis dengan meng-
gunakan uji Mann Whitney. Setelah
dilakukan pengujian, diperoleh hasil
seperti pada Tabel 9.
Tabel 9. Rangkuman Hasil Uji
Kesamaan Dua Rata-rata Indeks
Gain Disposisi Matematis
Faktor
Pembelajaran
Skor Awal
Rata-
rata
Z sig)
PBL 0,31 -
1,981
0,048
PL 0,21
Berdasarkan Tabel 9, diketahui
bahwa nilai sig untuk indeks gain
disposisi matematis lebih kecil dari
0,05. Dengan demikian, dapat
disimpulkan bahwa ada perbedaan
yang signifikan antara peningkatan
disposisi matematis siswa yang
mengikuti PBL dengan peningkatan
disposisi matematis siswa yang
mengikuti pembelajaran langsung.
Kemudian dilihat dari rata-rata skor
indeks gain diketahui bahwa rata-rata
skor indeks gain disposisi matematis
siswa pada kelas PBL lebih tinggi
daripada rata-rata skor indeks gain
disposisi matematis siswa pada kelas
pembelajaran langsung. Hal ini
menandakan bahwa peningkatan
disposisi matematis siswa yang
mengikuti PBL lebih tinggi daripada
peningkatan disposisi matematis
siswa yang mengikuti pembelajaran
langsung.
Berdasarkan hasil analisis data,
diketahui model PBL lebih efektif
daripada pembelajaran langsung jika
ditinjau dari pemahaman konsep dan
disposisi matematis siswa. Hasil ini
sejalan dengan hasil penelitian yang
dikemukakan oleh Hidayat (2012:13)
dan Herman (2007: 52).
Penyebab siswa yang mengikuti
pembelajaran PBL mempunyai
pemahaman konsep dan disposisi
matematis yang lebih baik daripada
siswa yang mengikuti pembelajaran
langsung adalah tahapan-tahapan
PBL memberikan kesempatan lebih
besar bagi siswa untuk mengembang-
kan pemahaman konsep dan disposisi
matematisnya.
Pada tahap orientasi siswa
pada masalah, ketika guru me-
nyajikan masalah, siswa dituntut
untuk berperan aktif sebagai pemecah
masalah. Siswa dihadapkan pada
situasi yang mendorongnya agar
mampu menemukan masalah,
memahami masalah dan me-
mecahkannya. Aktivitas tersebut me-
nuntut siswa memahami konsep
dengan baik agar dapat me-
nyelesaikan masalah yang diberikan.
Selain itu, siswa dituntut untuk tekun
dan semangat dalam menemukan atau
merumuskan masalah yang diberikan.
Kemudian dilanjutkan dengan
tahap mengorganisasi siswa untuk
belajar. Pada tahap ini siswa yang
bekerja dalam kelompoknya masing-
masing dituntut untuk dapat bekerja
sama guna mengumpulkan informasi
untuk dapat menyelesaikan masalah
yang diberikan. Dengan aktivitas
tersebut, siswa didorong untuk
menyatakan ulang suatu konsep,
mengklasifikasikan objek-objek me-
nurut sifat-sifat tertentu, dan memberi
contoh dan noncontoh dari konsep.
Pada tahap ini, siswa terlihat
bersemangat dan tekun untuk dapat
menyelesaikan masalah yang di-
berikan oleh guru.
Pada tahap tersebut, terlihat
bahwa diskusi kelompok menjadi
salah satu poin penting dalam PBL.
Pada fase berdiskusi siswa ber-
interaksi dengan teman sekelompok-
nya, saling bertukar pendapat dan ide-
ide baru untuk dapat menyelesaikan
masalah. Hal ini sesuai dengan teori
belajar Vygotsky. Vygotsky me-
yakini bahwa interaksi sosial dengan
teman lain memacu terbentuknya ide
baru dan memperkaya perkembangan
intelektual siswa. Dalam PBL, hal
tersebut terlihat pada saat siswa
mengaitkan informasi baru dengan
struktur kognitif yang telah
dimilikinya melalui kegiatan belajar
dalam interaksi sosial dengan teman
lain. Oleh karenanya, siswa yang
kurang paham dengan konsep yang
dibahas terbantu melalui penjelasan
teman sebayanya.
Selanjutnya, tahap membim-
bing penyelidikan individual dan
kelompok. Pada tahap ini, siswa
bersama teman sekelompoknya mulai
melakukan penyelidikan berdasarkan
informasi yang diperoleh dari
berbagai sumber belajar dan hasil
diskusi kelompok. Dalam berdiskusi
dan bekerjasama, siswa saling
bertukar informasi dan konsep-
konsep yang berkaitan dengan
masalah yang diberikan. Aktivitas ini
menuntut siswa untuk menyajikan
konsep dalam berbagai representasi
matematis, mengembangkan syarat
perlu dan syarat cukup, meng-
gunakan, memanfaatkan dan memilih
prosedur atau operasi tertentu dan
mengaplikasikan konsep. Selain itu,
siswa juga dituntut untuk memiliki
ketekunan, semangat dan fleksibilitas
dalam mencari solusi masalah.
Tahap berikutnya yaitu me-
ngembangkan dan menyajikan hasil
karya. Setelah masing-masing ke-
lompok selesai mengerjakan LKK
yang diberikan oleh guru, siswa
diminta untuk mempresentasikan
hasil pekerjaannya kepada teman-
temannya. Walaupun masih ada
beberapa siswa yang terlihat kurang
percaya diri pada saat presentasi,
namun kegiatan tersebut membuat
siswa lebih berani dalam
menyampaikan pendapat dan hasil
karyanya.
Kemudian, tahap yang ter-
akhir yaitu tahap menganalisis dan
mengevaluasi proses pemecahan
masalah. Pada tahap ini siswa
melakukan sharing mengenai pen-
dapat dan idenya melalui kegiatan
tanya jawab untuk mengevaluasi
proses dan hasil pemecahan masalah
yang mereka sajikan. Aktivitas ini
menuntut siswa untuk menyajikan
konsep dalam berbagai representasi
matematis, menyatakan ulang usatu
konsep dan merefleksi atau me-
monitor hasil pekerjaannya.
Tahapan-tahapan PBL di atas
mengakibatkan pemahaman konsep
dan disposisi matematis siswa yang
dapat berkembang dengan baik. Hal
ini berbeda dengan siswa yang me-
ngikuti pembelajaran langsung.
Pembelajaran langsung dimulai
dengan guru menjelaskan tujuan
pembelajaran, kemudian men-
demonstrasikan atau menyajikan
informasi secara bertahap, lalu guru
memberikan latihan terbimbing,
mengecek kemampuan siswa dan
memberikan umpan balik dan ditutup
dengan pemberian tugas rumah. Hal
ini berdampak pada pemahaman
konsep dan disposisi matematis siswa
pada kelas dengan pembelajaran
langsung tidak lebih baik daripada
pemahaman konsep matematis dan
disposisi matematis siswa pada kelas
dengan PBL.
Terdapat beberapa kendala
yang ditemukan di kelas pada saat
pelaksanaan pembelajaran PBL. Pada
pertemuan pertama, siswa terlihat
bingung dan kondisi kelas tidak
begitu kondusif pada saat diskusi
kelompok untuk menyelesaikan
aktivitas pada LKK. Beberapa siswa
pada kelompok yang satu terlihat
sibuk bertanya ke kelompok lain. Hal
ini karena siswa mengalami per-
bedaan pendapat ketika menyele-
saikan aktivitas yang diberikan pada
LKK. Selain itu, siswa juga tidak
terbiasa dengan belajar materi melalui
LKK apalagi aktivitas tersebut belum
pernah diberikan guru kepada siswa
sebelumnya. Untuk mengatasi
masalah tersebut, guru masih mem-
berikan banyak bimbingan pe-
ngerjaan aktivitas pada setiap
kelompok.
Kendala lain yang ditemukan
adalah pada saat salah satu kelompok
mempresentasikan hasil diskusi di
depan kelas, kelompok lain kurang
memperhatikan. Untuk mengan-
tisipasi terjadi miskonsepsi, guru
melakukan klarifikasi ketika ada
konsep yang keliru pada presentasi
siswa.
Setelah dilakukan perbaikan
seperti tersebut di atas, pada per-
temuan selanjutnya siswa sudah
mulai dapat beradaptasi dengan PBL.
Hal ini terlihat dari kondisi kelas yang
sudah mulai lebih kondusif. Proses
diskusi kelompok juga sudah mulai
berjalan dengan baik, siswa dengan
teman sekelompoknya saling be-
kerjasama untuk menyelesaikan
permasalahan pada LKK. Ketika
siswa mengalami kesulitan pada saat
mengerjakan LKK, siswa sudah mulai
bertanya kepada guru. Selain itu, pada
saat salah satu kelompok
mempresentasikan hasil diskusi,
kelompok lain sudah mulai mem-
perhatikan dan menanggapi.
Berdasarkan hasil penelitian
dan pembahasan hendaknya, pene-
litian lain yang akan mengkaji tentang
efektivitas pembelajaran PBL
terhadap aspek psikologis khususnya
disposisi matematis disarankan untuk
lebih memperhatikan aktivitas siswa
di kelas, serta model pembelajaran
yang digunakan karena faktor-faktor
tersebut dapat mempengaruhi
disposisi matematis siswa.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian
dan pembahasan disimpulkan bahwa
model problem-based learning
efektif baik ditinjau dari pemahaman
konsep dan disposisi matematis
siswa. Hal ini dapat dilihat dari
peningkatan pemahaman konsep dan
disposisi matematis siswa pada kelas
yang menggunakan problem-based
learning lebih tinggi daripada
peningkatan pemahaman konsep dan
disposisi matematis siswa pada kelas
yang menggunakan pembelajaran
langsung.
DAFTAR PUSTAKA
Depdiknas. 2006. Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan. Jakarta: Balai
Pustaka.
Herman, Tatang. 2007.
Pembelajaran Berbasis Masalah
untuk Meningkatkan Kemampuan
Berpikir Matematis Tingkat
Tinggi Siswa Sekolah Menengah
Pertama. Jurnal Perpustakaan
UNY. 1(1): 52. [Online]. Tersedia
di
http://eprints.uny.ac.id/4968/1/pe
mbelajaran_berbasis_masalah.pdf.
(23 Oktober 2013).
Hidayat, Irpan. 2012. Meningkatkan
Kemampuan Pemahaman Mate-
matis Siswa MTs Melalui Model
Problem Based Learning.
Makalah STKIP Siliwangi,
Bandung. [Online]. Tersedia di:
http://publikasi.stkipsiliwangi.ac.i
d/files/2013/01/Irfan-Hidayat.pdf.
(23 Oktober 2013).
Mahmudi, A. 2010. Tinjauan
Asosiasi Antara Kemampuan
Pemecahan Masalah Matematis
dan Disposisi Matematis.
Makalah Seminar Pendidikan
UNY, Yogyakarta. [Online].
Tersedia di :
http://staff.uny.ac.id/sites/default/f
iles/penelitian/Ali%20Mahmudi,
%20S.Pd,%M.Pd%20Dr./Makala
h%2012%20LSM%20April%202
010%20_Asosiasi%20KPMM%2
0dan%20Disposisi%20Matematis
pdf. (23 Oktober 2013).
Provasnik, S., et. al. 2012. Highlights
From TIMSS 2011: Mathematics
and Science Achievement of U.S.
Fourth-and Eight-Garde Students
in an International Context (NCES
2013-009). Washington, DC:
National Center for Education
Statistics, Institute of Education
Sciences, U.S. Department of
Education.
Sugiyanto. 2010. Model-model
Pembelajaran Inovatif. Surakarta:
Panitia Sertifikasi Guru Rayon13
FKIP UNS.

More Related Content

What's hot

2 upaya meningkatkan pemahaman konsep dan disposisi matematis menggunakan mod...
2 upaya meningkatkan pemahaman konsep dan disposisi matematis menggunakan mod...2 upaya meningkatkan pemahaman konsep dan disposisi matematis menggunakan mod...
2 upaya meningkatkan pemahaman konsep dan disposisi matematis menggunakan mod...Fppi Unila
 
Proposal skripsi pendekatan problem solving
Proposal skripsi pendekatan problem solvingProposal skripsi pendekatan problem solving
Proposal skripsi pendekatan problem solvingelita takarai
 
Resume problematika pendidikan matematika 1dari jurnal internasional
Resume problematika pendidikan matematika 1dari jurnal internasionalResume problematika pendidikan matematika 1dari jurnal internasional
Resume problematika pendidikan matematika 1dari jurnal internasionalMas Becak
 
Power point skripsi
Power point skripsiPower point skripsi
Power point skripsisiskaningsih
 
P 18 pendidikan(nila k)
P 18 pendidikan(nila k)P 18 pendidikan(nila k)
P 18 pendidikan(nila k)Cha Aisyah
 
Makalah seminar ispi
Makalah seminar ispiMakalah seminar ispi
Makalah seminar ispisrirejeki345
 
Proposal calon skripsi
Proposal calon skripsiProposal calon skripsi
Proposal calon skripsiSayid Barca
 
Analisis kesulitan belajara kemampuan penalaran matematis siswa smp pada limas
Analisis kesulitan belajara kemampuan penalaran matematis siswa smp pada limasAnalisis kesulitan belajara kemampuan penalaran matematis siswa smp pada limas
Analisis kesulitan belajara kemampuan penalaran matematis siswa smp pada limasSulistiawati .
 
4. artikel jurnal (karunia eka lestari matematika)
4. artikel jurnal (karunia eka lestari matematika)4. artikel jurnal (karunia eka lestari matematika)
4. artikel jurnal (karunia eka lestari matematika)ulfah Nasution
 
Artikel Academic Writing
Artikel Academic WritingArtikel Academic Writing
Artikel Academic Writingmarselladia
 
Makalah penelitian jurnal bintang
Makalah penelitian jurnal bintangMakalah penelitian jurnal bintang
Makalah penelitian jurnal bintangLauri Bintang
 
Penerapan model pengajaran_langsung_(direct_instruction)_untuk_meningkatkan_p...
Penerapan model pengajaran_langsung_(direct_instruction)_untuk_meningkatkan_p...Penerapan model pengajaran_langsung_(direct_instruction)_untuk_meningkatkan_p...
Penerapan model pengajaran_langsung_(direct_instruction)_untuk_meningkatkan_p...kadal123123
 
Instrumen tes kemampuan pemahaman konsep dan komunikasi matematis
Instrumen tes kemampuan pemahaman konsep dan komunikasi matematisInstrumen tes kemampuan pemahaman konsep dan komunikasi matematis
Instrumen tes kemampuan pemahaman konsep dan komunikasi matematisPreally A
 
3351 6492-1-pb
3351 6492-1-pb3351 6492-1-pb
3351 6492-1-pbFppi Unila
 

What's hot (20)

2 upaya meningkatkan pemahaman konsep dan disposisi matematis menggunakan mod...
2 upaya meningkatkan pemahaman konsep dan disposisi matematis menggunakan mod...2 upaya meningkatkan pemahaman konsep dan disposisi matematis menggunakan mod...
2 upaya meningkatkan pemahaman konsep dan disposisi matematis menggunakan mod...
 
Proposal skripsi pendekatan problem solving
Proposal skripsi pendekatan problem solvingProposal skripsi pendekatan problem solving
Proposal skripsi pendekatan problem solving
 
Resume problematika pendidikan matematika 1dari jurnal internasional
Resume problematika pendidikan matematika 1dari jurnal internasionalResume problematika pendidikan matematika 1dari jurnal internasional
Resume problematika pendidikan matematika 1dari jurnal internasional
 
Power point skripsi
Power point skripsiPower point skripsi
Power point skripsi
 
P 18 pendidikan(nila k)
P 18 pendidikan(nila k)P 18 pendidikan(nila k)
P 18 pendidikan(nila k)
 
Ipi183134
Ipi183134Ipi183134
Ipi183134
 
Makalah seminar ispi
Makalah seminar ispiMakalah seminar ispi
Makalah seminar ispi
 
Proposal calon skripsi
Proposal calon skripsiProposal calon skripsi
Proposal calon skripsi
 
Proposal Penelitian (Pendidikan Matematika)
Proposal Penelitian (Pendidikan Matematika)Proposal Penelitian (Pendidikan Matematika)
Proposal Penelitian (Pendidikan Matematika)
 
Analisis kesulitan belajara kemampuan penalaran matematis siswa smp pada limas
Analisis kesulitan belajara kemampuan penalaran matematis siswa smp pada limasAnalisis kesulitan belajara kemampuan penalaran matematis siswa smp pada limas
Analisis kesulitan belajara kemampuan penalaran matematis siswa smp pada limas
 
4. artikel jurnal (karunia eka lestari matematika)
4. artikel jurnal (karunia eka lestari matematika)4. artikel jurnal (karunia eka lestari matematika)
4. artikel jurnal (karunia eka lestari matematika)
 
Artikel Academic Writing
Artikel Academic WritingArtikel Academic Writing
Artikel Academic Writing
 
Makalah penelitian jurnal bintang
Makalah penelitian jurnal bintangMakalah penelitian jurnal bintang
Makalah penelitian jurnal bintang
 
Penerapan model pengajaran_langsung_(direct_instruction)_untuk_meningkatkan_p...
Penerapan model pengajaran_langsung_(direct_instruction)_untuk_meningkatkan_p...Penerapan model pengajaran_langsung_(direct_instruction)_untuk_meningkatkan_p...
Penerapan model pengajaran_langsung_(direct_instruction)_untuk_meningkatkan_p...
 
Instrumen tes kemampuan pemahaman konsep dan komunikasi matematis
Instrumen tes kemampuan pemahaman konsep dan komunikasi matematisInstrumen tes kemampuan pemahaman konsep dan komunikasi matematis
Instrumen tes kemampuan pemahaman konsep dan komunikasi matematis
 
Bahasa d elon selesai
Bahasa d elon selesaiBahasa d elon selesai
Bahasa d elon selesai
 
1 st, Try
1 st, Try1 st, Try
1 st, Try
 
3351 6492-1-pb
3351 6492-1-pb3351 6492-1-pb
3351 6492-1-pb
 
117 356-1-pb
117 356-1-pb117 356-1-pb
117 356-1-pb
 
Masalah Pembelajaran Matematika
Masalah Pembelajaran MatematikaMasalah Pembelajaran Matematika
Masalah Pembelajaran Matematika
 

Viewers also liked

Metodologi penelitian upi
Metodologi penelitian upiMetodologi penelitian upi
Metodologi penelitian upiFppi Unila
 
Disposisi matematis
Disposisi matematisDisposisi matematis
Disposisi matematisFppi Unila
 
Prosiding 15-januari-2014
Prosiding 15-januari-2014Prosiding 15-januari-2014
Prosiding 15-januari-2014Fppi Unila
 
Prosiding semnas uns kuswari
Prosiding semnas uns kuswariProsiding semnas uns kuswari
Prosiding semnas uns kuswariFppi Unila
 
T1 192006033 full text
T1 192006033 full textT1 192006033 full text
T1 192006033 full textFppi Unila
 
Bab i%2 c v%2c daftar pustaka
Bab i%2 c v%2c daftar pustakaBab i%2 c v%2c daftar pustaka
Bab i%2 c v%2c daftar pustakaFppi Unila
 
Prosiding seminar-nasional-pendidikan-mipa-2011
Prosiding seminar-nasional-pendidikan-mipa-2011Prosiding seminar-nasional-pendidikan-mipa-2011
Prosiding seminar-nasional-pendidikan-mipa-2011Fppi Unila
 
Prosiding semnas pembejaran_mat_6_des_09
Prosiding semnas pembejaran_mat_6_des_09Prosiding semnas pembejaran_mat_6_des_09
Prosiding semnas pembejaran_mat_6_des_09Fppi Unila
 
08 mumun syaban
08 mumun syaban08 mumun syaban
08 mumun syabanFppi Unila
 
Timss2007 international mathematicsreport
Timss2007 international mathematicsreportTimss2007 international mathematicsreport
Timss2007 international mathematicsreportFppi Unila
 
Prosiding semnas u_pgri_2011
Prosiding semnas u_pgri_2011Prosiding semnas u_pgri_2011
Prosiding semnas u_pgri_2011Fppi Unila
 
Prosiding seminar-nasional-pendidikan-matematika
Prosiding seminar-nasional-pendidikan-matematikaProsiding seminar-nasional-pendidikan-matematika
Prosiding seminar-nasional-pendidikan-matematikaFppi Unila
 
Unimed proceeding-31183-prosiding semnas 2010-pengembangan kemandirian belajar
Unimed proceeding-31183-prosiding semnas 2010-pengembangan kemandirian belajarUnimed proceeding-31183-prosiding semnas 2010-pengembangan kemandirian belajar
Unimed proceeding-31183-prosiding semnas 2010-pengembangan kemandirian belajarFppi Unila
 
Prosiding 15-januari-2014
Prosiding 15-januari-2014Prosiding 15-januari-2014
Prosiding 15-januari-2014Fppi Unila
 
Prosiding seminar-nasional-pendidikan-mipa-2011
Prosiding seminar-nasional-pendidikan-mipa-2011Prosiding seminar-nasional-pendidikan-mipa-2011
Prosiding seminar-nasional-pendidikan-mipa-2011Fppi Unila
 

Viewers also liked (20)

Ipi288264
Ipi288264Ipi288264
Ipi288264
 
Bab 1
Bab 1Bab 1
Bab 1
 
Halaman depan
Halaman depanHalaman depan
Halaman depan
 
Metodologi penelitian upi
Metodologi penelitian upiMetodologi penelitian upi
Metodologi penelitian upi
 
Disposisi matematis
Disposisi matematisDisposisi matematis
Disposisi matematis
 
Ipi288304
Ipi288304Ipi288304
Ipi288304
 
Prosiding 15-januari-2014
Prosiding 15-januari-2014Prosiding 15-januari-2014
Prosiding 15-januari-2014
 
Prosiding semnas uns kuswari
Prosiding semnas uns kuswariProsiding semnas uns kuswari
Prosiding semnas uns kuswari
 
Risqi rahman
Risqi rahmanRisqi rahman
Risqi rahman
 
T1 192006033 full text
T1 192006033 full textT1 192006033 full text
T1 192006033 full text
 
Bab i%2 c v%2c daftar pustaka
Bab i%2 c v%2c daftar pustakaBab i%2 c v%2c daftar pustaka
Bab i%2 c v%2c daftar pustaka
 
Prosiding seminar-nasional-pendidikan-mipa-2011
Prosiding seminar-nasional-pendidikan-mipa-2011Prosiding seminar-nasional-pendidikan-mipa-2011
Prosiding seminar-nasional-pendidikan-mipa-2011
 
Prosiding semnas pembejaran_mat_6_des_09
Prosiding semnas pembejaran_mat_6_des_09Prosiding semnas pembejaran_mat_6_des_09
Prosiding semnas pembejaran_mat_6_des_09
 
08 mumun syaban
08 mumun syaban08 mumun syaban
08 mumun syaban
 
Timss2007 international mathematicsreport
Timss2007 international mathematicsreportTimss2007 international mathematicsreport
Timss2007 international mathematicsreport
 
Prosiding semnas u_pgri_2011
Prosiding semnas u_pgri_2011Prosiding semnas u_pgri_2011
Prosiding semnas u_pgri_2011
 
Prosiding seminar-nasional-pendidikan-matematika
Prosiding seminar-nasional-pendidikan-matematikaProsiding seminar-nasional-pendidikan-matematika
Prosiding seminar-nasional-pendidikan-matematika
 
Unimed proceeding-31183-prosiding semnas 2010-pengembangan kemandirian belajar
Unimed proceeding-31183-prosiding semnas 2010-pengembangan kemandirian belajarUnimed proceeding-31183-prosiding semnas 2010-pengembangan kemandirian belajar
Unimed proceeding-31183-prosiding semnas 2010-pengembangan kemandirian belajar
 
Prosiding 15-januari-2014
Prosiding 15-januari-2014Prosiding 15-januari-2014
Prosiding 15-januari-2014
 
Prosiding seminar-nasional-pendidikan-mipa-2011
Prosiding seminar-nasional-pendidikan-mipa-2011Prosiding seminar-nasional-pendidikan-mipa-2011
Prosiding seminar-nasional-pendidikan-mipa-2011
 

Similar to 4947 9540-1-pb

Jurnal1 130117153631-phpapp01
Jurnal1 130117153631-phpapp01Jurnal1 130117153631-phpapp01
Jurnal1 130117153631-phpapp01fathinirin
 
Prosiding seminar Nasional Pendidikan Fisik1.docx
Prosiding seminar Nasional Pendidikan Fisik1.docxProsiding seminar Nasional Pendidikan Fisik1.docx
Prosiding seminar Nasional Pendidikan Fisik1.docxmeimunah3
 
Problem Based Learning
Problem Based Learning Problem Based Learning
Problem Based Learning Izan M.Pd
 
05. media peraga materi peluang.pdf
05. media peraga materi peluang.pdf05. media peraga materi peluang.pdf
05. media peraga materi peluang.pdfZULPANSSi
 
PPT KEL 3 ASOSIATIF ............................
PPT KEL 3 ASOSIATIF ............................PPT KEL 3 ASOSIATIF ............................
PPT KEL 3 ASOSIATIF ............................PutryMayangSari
 
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DISKURSUS MULTI REPRESENTASI BERBANTUAN VIDEO KON...
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DISKURSUS MULTI REPRESENTASI BERBANTUAN VIDEO KON...PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DISKURSUS MULTI REPRESENTASI BERBANTUAN VIDEO KON...
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DISKURSUS MULTI REPRESENTASI BERBANTUAN VIDEO KON...girisatria
 
Paper Sugama (Metode Penugasan Terbimbing)
Paper Sugama (Metode Penugasan Terbimbing)Paper Sugama (Metode Penugasan Terbimbing)
Paper Sugama (Metode Penugasan Terbimbing)Sugama Maskar
 
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN ...
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN ...PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN ...
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN ...NERRU
 
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATK...
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATK...PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATK...
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATK...NERRU
 
Penelitian tindakan kelas ipa smp
Penelitian tindakan kelas ipa smpPenelitian tindakan kelas ipa smp
Penelitian tindakan kelas ipa smpFenty Simanungkalit
 

Similar to 4947 9540-1-pb (20)

Jurnal1 130117153631-phpapp01
Jurnal1 130117153631-phpapp01Jurnal1 130117153631-phpapp01
Jurnal1 130117153631-phpapp01
 
Implementasi pbl
Implementasi pblImplementasi pbl
Implementasi pbl
 
Prosiding seminar Nasional Pendidikan Fisik1.docx
Prosiding seminar Nasional Pendidikan Fisik1.docxProsiding seminar Nasional Pendidikan Fisik1.docx
Prosiding seminar Nasional Pendidikan Fisik1.docx
 
Problem Based Learning
Problem Based Learning Problem Based Learning
Problem Based Learning
 
Artikel
ArtikelArtikel
Artikel
 
05. media peraga materi peluang.pdf
05. media peraga materi peluang.pdf05. media peraga materi peluang.pdf
05. media peraga materi peluang.pdf
 
widyaa.pdf
widyaa.pdfwidyaa.pdf
widyaa.pdf
 
PPT KEL 3 ASOSIATIF ............................
PPT KEL 3 ASOSIATIF ............................PPT KEL 3 ASOSIATIF ............................
PPT KEL 3 ASOSIATIF ............................
 
Proposal SKRIPSI
Proposal SKRIPSIProposal SKRIPSI
Proposal SKRIPSI
 
Proposal 2014
Proposal 2014Proposal 2014
Proposal 2014
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DISKURSUS MULTI REPRESENTASI BERBANTUAN VIDEO KON...
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DISKURSUS MULTI REPRESENTASI BERBANTUAN VIDEO KON...PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DISKURSUS MULTI REPRESENTASI BERBANTUAN VIDEO KON...
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DISKURSUS MULTI REPRESENTASI BERBANTUAN VIDEO KON...
 
Paper Sugama (Metode Penugasan Terbimbing)
Paper Sugama (Metode Penugasan Terbimbing)Paper Sugama (Metode Penugasan Terbimbing)
Paper Sugama (Metode Penugasan Terbimbing)
 
Artikel ptk
Artikel ptkArtikel ptk
Artikel ptk
 
Riani
RianiRiani
Riani
 
Miko fix
Miko fixMiko fix
Miko fix
 
Seminar Usul penelitian
Seminar Usul penelitianSeminar Usul penelitian
Seminar Usul penelitian
 
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN ...
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN ...PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN ...
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN ...
 
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATK...
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATK...PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATK...
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATK...
 
Penelitian tindakan kelas ipa smp
Penelitian tindakan kelas ipa smpPenelitian tindakan kelas ipa smp
Penelitian tindakan kelas ipa smp
 

More from Fppi Unila

Skripsi isti 06301241046
Skripsi isti 06301241046Skripsi isti 06301241046
Skripsi isti 06301241046Fppi Unila
 
Novita yuanari 07301244091
Novita yuanari 07301244091Novita yuanari 07301244091
Novita yuanari 07301244091Fppi Unila
 
2531 5071-1-pb
2531 5071-1-pb2531 5071-1-pb
2531 5071-1-pbFppi Unila
 
2132 4233-1-pb
2132 4233-1-pb2132 4233-1-pb
2132 4233-1-pbFppi Unila
 
T03 intlmatrpt
T03 intlmatrptT03 intlmatrpt
T03 intlmatrptFppi Unila
 
Prosiding seminar-nasional-pendidikan-matematika
Prosiding seminar-nasional-pendidikan-matematikaProsiding seminar-nasional-pendidikan-matematika
Prosiding seminar-nasional-pendidikan-matematikaFppi Unila
 

More from Fppi Unila (6)

Skripsi isti 06301241046
Skripsi isti 06301241046Skripsi isti 06301241046
Skripsi isti 06301241046
 
Novita yuanari 07301244091
Novita yuanari 07301244091Novita yuanari 07301244091
Novita yuanari 07301244091
 
2531 5071-1-pb
2531 5071-1-pb2531 5071-1-pb
2531 5071-1-pb
 
2132 4233-1-pb
2132 4233-1-pb2132 4233-1-pb
2132 4233-1-pb
 
T03 intlmatrpt
T03 intlmatrptT03 intlmatrpt
T03 intlmatrpt
 
Prosiding seminar-nasional-pendidikan-matematika
Prosiding seminar-nasional-pendidikan-matematikaProsiding seminar-nasional-pendidikan-matematika
Prosiding seminar-nasional-pendidikan-matematika
 

Recently uploaded

PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdfMMeizaFachri
 
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anakbekamalayniasinta
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptGirl38
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaNadia Putri Ayu
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxsyafnasir
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023DodiSetiawan46
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxalalfardilah
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 

Recently uploaded (20)

PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
 
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 

4947 9540-1-pb

  • 1. EFEKTIVITAS MODEL PBL DITINJAU DARI PEMAHAMAN KONSEP DAN DISPOSISI MATEMATIS SISWA Febby Eka Putri1, Pentatito Gunowibowo2, Widyastuti2 kholillahlatiffah@gmail.com 1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika 2 Dosen Program Studi Pendidikan Matematika ABSTRAK This research aimed to know the effectiveness of PBL model viewed from student’s mathematical conceptual understanding and disposition. The design which was used in this research was pretest posttest-control group design. The population was all students of grade VIII of SMPN 2 Bandarlampung in academic year of 2013/2014 that was distributed into eight classes. The samples were students of VIII5 and VIII6 class which were taken by purposive sampling technique. The research data were obtained by test of mathematical conceptual understanding and disposition scale. The conclusion of this research was the PBL model was effective viewed from student’s mathematical conceptual understanding and disposition. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas model PBL ditinjau dari pemahaman konsep dan disposisi matematis siswa. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah pretest-posttest control group design. Populasi adalah seluruh siswa kelas VIII SMPN 2 Bandarlampung tahun pelajaran 2013/2014 yang terdistribusi dalam delapan kelas. Sampel adalah siswa kelas VIII5 dan VIII6 yang diambil dengan teknik purposive sampling. Data penelitian diperoleh melalui tes pemahaman konsep dan skala disposisi matematis. Kesimpulan penelitian ini adalah model PBL efektif ditinjau dari pemahaman konsep dan disposisi matematis siswa. Kata kunci: disposisi matematis, PBL, pemahaman konsep
  • 2. PENDAHULUAN Pemahaman konsep perlu menjadi fokus perhatian dalam pem- belajaran matematika. Pentingnya pemahaman konsep tertuang dalam tujuan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP), yaitu agar peserta didik memiliki kemampuan memahami konsep, menjelaskan keterkaitan antarkonsep dan meng- aplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat, dalam pemecahan masalah (Depdiknas, 2006). Selain pemahaman konsep matematis, juga perlu dikembangkan sikap menghargai kegunaan mate- matika dalam kehidupan, seperti rasa percaya diri, rasa ingin tahu, tidak mudah menyerah dan lain sebagainya. Sikap-sikap tersebut termasuk dalam disposisi matematis. Pentingnya pe- ngembangan disposisi matematis diungkapkan oleh Mahmudi (2010: 2) bahwa siswa memerlukan disposisi matematis untuk bertahan dalam menghadapi masalah, mengambil tanggung jawab dalam belajar, dan mengembangkan kebiasaan kerja yang baik dalam matematika. Pemahaman konsep matematis di Indonesia masih rendah. Hal ini didasarkan pada hasil survei dari sebuah lembaga survei internasional yaitu TIMSS. Pada tahun 2011, siswa kelas VIII (SMP) Indonesia me- nempati peringkat 38 dari 42 negara dengan skor 386 (Provasnik et. al., 2012). Skor ini dikategorikan rendah bila dibandingkan dengan rata-rata skor internasional yaitu 500. Aspek yang dinilai dalam matematika adalah pengetahuan tentang fakta, prosedur, konsep, penerapan pengetahuan, dan pemahaman konsep. Hal tersebut menunjukkan bahwa pemahaman konsep matematis siswa SMP di Indonesia masih tergolong rendah. Pemahaman konsep matematis siswa yang masih rendah juga ditemukan di salah satu SMP di Bandarlampung. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru bidang studi matematika diperoleh informasi bahwa pema- haman konsep matematis untuk siswa di kelas VIII masih perlu di- kembangkan. Selain itu, jika dilihat dari rata-rata nilai mid semester terakhir mata pelajaran matematika yaitu hanya sebesar 61,4, nilai ini jauh di bawah KKM yang ditetapkan
  • 3. sekolah yaitu sebesar 75. Hal ini menunjukkan bahwa pemahaman konsep di sekolah tersebut perlu dioptimalkan. Dari hasil penelitian pen- dahuluan tentang disposisi matematis siswa di kelas VIII 5, diperoleh persentase banyaknya siswa dari setiap indikator disposisi matematis siswa yaitu: (1) ketekunan sebesar 30%; (2) fleksibilitas dalam meng- eksplorasi ide-ide matematis sebesar 24%; (3) reflektif sebesar 22,6%; (4) keingintahuan sebesar 45%; (5) percaya pada diri sendiri sebesar 52%. Hasil tersebut menunjukkan bahwa disposisi matematis siswa masih harus diperhatikan. Selain itu juga berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa sebagian besar siswa yang mengatakan tidak menyukai pelajaran matematika sehingga kurang tertarik dan cenderung malas dalam belajar mate- matika. Berdasarkan uraian dan fakta- fakta di atas, perlu adanya suatu perbaikan dalam proses pembelajaran untuk mengembangkan pemahaman konsep matematis dan disposisi matematis siswa. Pembelajaran yang dilakukan tentunya harus tepat dengan merubah kebiasaan kegiatan pembelajaran yang berpusat pada guru ke situasi yang menjadikan siswa sebagai pusat perhatian (student oriented). Guru sebagai fasilitator dan pembimbing sedangkan siswa sebagai yang dibimbing, tidak hanya menyalin mengikuti contoh-contoh tanpa mengerti konsep matematika- nya. Jadi, pembelajaran yang dilakukan harus dirancang sede- mikian rupa agar dapat mengem- bangkan pemahaman konsep mate- matis dan memunculkan disposisi matematis siswa. Salah satu model pembelajaran yang dapat memberi peluang kepada siswa untuk dapat mengembangkan pemahaman konsep matematis dan memunculkan disposisi matematis siswa adalah model problem-based learning (PBL). Model PBL adalah suatu model pembelajaran dengan menghadapkan siswa pada masalah- masalah praktis sebagai pijakan dalam belajar atau dengan kata lain siswa belajar melalui permasalahan- permasalahan. Sugiyanto (2000) menyatakan bahwa PBL adalah model pem- belajaran yang memungkinkan siswa,
  • 4. baik secara individu maupun ke- lompok aktif mencari, menggali, dan menemukan konsep serta prinsip secara holistik dan mencoba me- madukan beberapa pokok bahasan. Dengan demikian, dalam aplikasinya diharapkan dapat meningkatkan pemahaman konsep matematis siswa dan dapat membantu mereka menyelesaikan soal-soal yang diberikan oleh gurunya. PBL juga berperan dalam mengembangkan disposisi matematis siswa. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Herman (2007: 52), disposisi siswa terhadap matematika tercermin dari aktivitas yang dilakukan siswa, seperti pendekatan yang digunakan dalam menyelesaikan masalah (tugas), rasa percaya diri dalam menyelesaikan masalah, keingintahuan untuk mencari cara alternatif, ketekunan, semangat, dan kecenderungan untuk melakukan refleksi terhadap cara berpikir yang telah dilakukannya. Berdasarkan penjabaran di atas terlihat bahwa PBL dapat mengem- bangkan pemahaman konsep mate- matis dan disposisi matematis siswa dalam belajar matematika. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas model PBL ditinjau dari pemahaman konsep dan disposisi matematis siswa. METODE PENELITIAN Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMPN 2 Bandarlampung yang terdistribusi dalam delapan kelas. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling yaitu teknik pengambilan sampel atas dasar pertimbangan bahwa kelas yang dipilih adalah kelas yang yang diasuh oleh guru yang sama dan memiliki kemampuan matematika dan disposisi matematis yang setara. Terpilihlah kelas VIII5 yang terdiri dari 24 siswa sebagai kelas eksperimen dan kelas VIII6 yang terdiri dari 24 siswa sebagai kelas kontrol. Penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimen semu dengan pretest-posttest control group design. Perlakuan yang diberikan pada kelas eksperimen adalah pembelajaran PBL dan pada kelas kontrol adalah pembelajaran langsung. Dalam penelitian ini, digunakan instrumen tes pemahaman konsep
  • 5. matematis. Sebelum dilakukan pengambilan data, instrumen tes divalidasi oleh guru matematika SMPN 2 Bandar Lampung. Setelah semua soal dinyatakan valid, diujicobakan terle-bih dahulu untuk mengetahui relia-bilitas (R), daya pembeda (DP) dan tingkat kesukaran (TK). Berdasarkan perhitungan data hasil uji coba di-peroleh data disajikan pada Tabel 1. Tabel 1. Rekapitulasi Hasil Tes Uji Coba No Soal R DP TK 1a 0,71 (Relia bilitas tinggi) 0,33 (baik) 0,83 (mudah) 1b 0,41 (baik) 0,61 (sedang) 2a 0,31 (baik) 0,86 (mudah) 2b 0,33 (baik) 0,81 (mudah) 2c 0.37 (baik) 0,68 (sedang) 3 0,35 (baik) 0,69 (sedang) 4 0,61 (baik) 0,78 (mudah) 5 0,64 (baik) 0,33 (sukar) Selain menggunakan insrumen tes, penelitian ini juga menggunakan instrumen non tes yakni skala disposisi matematis. Skala ini terdiri dari 30 pernyataan yang difokuskan pada enam indikator disposisi matematis, yaitu (1) kepercayaan diri yaitu percaya diri terhadap kema- mpuan; (2) keingintahuan, yang meliputi: sering mengajukan per- tanyaan, antusias/semangat dalam belajar, dan banyak membaca/ mencari sumber lain; (3) ketekunan yaitu gigih/tekun/perhatian/kesung- guhan;(4) fleksibilitas, yang meliputi: berusaha mancari solusi/strategi lain; (5) reflektif, yaitu kecenderungan untuk memonitor hasil pekerjaan sendiri; dan (6) aplikasi, yaitu menilai kegunaan matematika dalam kehidu- pan sehari-hari. Sebelum digunakan, terlebih dahulu dilakukan uji validitas isi skala disposisi dengan meng- konsultasikannya kepada dosen bimbingan konseling dan guru bimbingan konseling untuk diberikan pertimbangan dan saran mengenai kesesuaian antar indikator disposisi matematis dan pernyataan yang diberikan Setelah semua item pernyataan skala disposisi dinyatakan valid, selanjutnya skala tersebut diujicoba- kan kepada 48 responden. Setelah diujicobakan, kemudian dilakukan penskoran skala disposisi matematis untuk mengetahui reliabilitas skala tersebut. Setelah dilakukan perhitu- ngan diperoleh hasil yaitu skor untuk
  • 6. setiap kategori SS (Sangat Setuju), S (Setuju), TS (Tidak Setuju) dan STS (Sangat Tidak Setuju) pada setiap pernyataan bervariasi antara 1 sampai 6, dengan koefisien reliabilitas skala disposisi matematis sebesar 0,84. Dalam penelitian ini, diperoleh data skor awal dan indeks gain pemahaman konsep matematis serta data skor awal dan indeks gain disposisi matematis siswa. Analisis data dilakukan setelah dilakukan uji normalitas (uji Kolmogorov Smirnov) dan uji homo-genitas (Uji Levene) dengan bantuan software SPSS Statistic 17.0. Hasil perhitungan uji normalitas disajikan dalam Tabel 2. Tabel 2. Rangkuman Hasil Uji Normalitas Data Kelompok Penelitian Sig. Skor awal pemahaman konsep matematis Eksperimen 0,019 Kontrol 0,200 Indeks gain Pemahaman Konsep Matematis Eksperimen 0,145 Kontrol 0,200 Skor awal disposisi matematis Eksperimen 0,103 Kontrol 0,200 Indeks gain disposisi matematis Eksperimen 0,053 Kontrol 0,014 Berdasarkan Tabel 2, dapat disimpulkan bahwa untuk data skor awal pemahaman konsep matematis dan indeks gain disposisi matematis tidak berdistribusi normal, sedangkan untuk indeks gain pemahaman konsep matematis dan skor awal disposisi matematis berdistribusi normal. Dengan demikian, selanjutnya dilakukan uji homo- genitas terhadap skor indeks gain pemahaman konsep matematis dan skor awal disposisi matematis. Setelah dilakukan perhitungan diperoleh hasil uji homogenitas yang disajikan pada Tabel 3. Tabel 3. Rangkuman Hasil Uji Homogenitas Data Kelompok Penelitian Sig. Indeks gain Pemahaman Konsep Eksperimen 0,102 Kontrol Skor awal disposisi matematis Eksperimen 0,341 Kontrol Berdasarkan hasil uji homo- genitas pada Tabel 3, dapat dilihat bahwa semua kelompok data memiliki sig > 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa pada kedua kelompok penelitian baik data indeks gain pemahaman konsep maupun skor awal disposisi matematis memiliki varians yang sama. Data indeks gain pemahaman konsep matematis dan data skor awal disposisi matematis berdistribusi normal dan memiliki varians yang
  • 7. sama, sehingga kedua data tersebut dianalisis menggunakan uji-t. Data skor awal pemahaman konsep dan indeks gain disposisi tidak ber- distribusi normal sehingga data dianalisis menggunakan uji Mann- Whitney U. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, diperoleh data pema- haman konsep matematis siswa seperti tersaji pada Tabel 4. Tabel 4. Rekapitulasi Data Pemahaman Konsep Matematis Siswa Data Kelas Xmin Xmaks 𝒙 s Skor awal PBL 5 50 28,71 13,08 PL 8 44 6,09 10,85 Skor Akhir PBL 60 100 32,21 10,09 PL 35 90 28,91 15,74 Indeks Gain PBL 0,46 1,00 0,79 0,13 PL 0,02 0,86 0,67 0,20 Skor ideal: 100 Skor ideal indeks gain : 1 Selanjutnya dilakukan analisis terhadap data skor awal pemahaman konsep matematis dengan meng- gunakan uji Mann Whitney. Setelah dilakukan pengujian, diperoleh hasil seperti pada Tabel 5. Tabel 5. Rangkuman Hasil Uji Mann-Whitney U Skor Awal Pemahaman Konsep Matematis Model Pembelajaran Skor Awal Rata- rata Z Sig. PBL 28,71 -1,230 0,219 PL 25,08 Berdasarkan Tabel 5, diketahui bahwa nilai sig untuk pemahaman konsep matematis awal lebih besar dari 0,05. Hal ini berarti pemahaman konsep matematis awal siswa yang mengikuti PBL setara dengan pemahaman konsep matematis awal siswa yang mengikuti pembelajaran langsung. Kemudian, dilakukan uji kesamaan dua rata-rata terhadap indeks gain pemahaman konsep matematis siswa. diperoleh hasil seperti pada Tabel 6. Tabel 6. Rangkuman Hasil Uji Kesamaan Dua Rata-rata Gain Pemahaman Konsep Matematis Faktor Pembelajaran Skor Awal Rata- rata t Sig PBL 0,71 5,135 0,000 PL 0,46 Berdasarkan Tabel 6, diketahui bahwa nilai sig. lebih kecil dari 0,05. Hal ini berarti bahwa peningkatan pemahaman konsep matematis siswa yang mengikuti PBL berbeda secara
  • 8. signifikan dengan peningkatan pemahaman konsep matematis siswa yang mengikuti pembelajaran langsung. Kemudian dilihat dari rata- rata skor indeks gain pemahaman konsep matematis diketahui bahwa rata-rata skor indeks gain pemahaman konsep matematis siswa pada kelas PBL lebih tinggi daripada rata-rata skor indeks gain pemahaman konsep matematis siswa pada kelas pembelajaran langsung. Hal ini menandakan bahwa peningkatan pemahaman konsep matematis siswa yang mengikuti PBL lebih tinggi daripada peningkatan pemahaman konsep matematis siswa yang mengikuti pembelajaran langsung. Setelah dilakukan analisis terhadap data kemampuan pema- haman konsep matematis, dilanjutkan dengan analisis terhadap data skor disposisi matematis, diperoleh data seperti yang disajikan pada Tabel 7. Tabel 7. Rekapitulasi Data Disposisi matematis Siswa Data Kelas Xmin Xmaks 𝑥 S Skor Awal PBL 64 111 87,58 8,84 PL 68 101 87,58 9,39 Skor Akhir PBL 88 125 105,5 9,19 PL 86 114 100,04 7,59 Gain PBL 0,02 0,61 0,31 0,17 PL 0,00 0,55 0,21 0,14 Skor ideal skor awal dan akhir: 143 Skor ideal indeks gain : 1 Selanjutnya, dilakukan uji kesamaan dua rata-rata terhadap skor awal disposisi matematis siswa. Setelah dilakukan pengujian, diperoleh hasil seperti pada Tabel 8. Tabel 8. Rangkuman Hasil Uji Kesamaan Dua Rata-rata Skor Awal Disposisi Matematis Faktor Pembelajaran Skor Awal Rata- rata T Sig PBL 87,58 0,174 0,862 PK 87,58 Berdasarkan Tabel 8, diketahui bahwa nilai sig lebih besar dari 0,05. Hal ini berarti bahwa disposisi awal siswa yang mengikuti pembelajaran PBL setara dengan disposisi awal siswa yang mengikuti pembelajaran langsung. Kemudian, dilakukan uji kesa- maan dua rata-rata terhadap indeks gain terhadap data indeks gain disposisi matematis dengan meng- gunakan uji Mann Whitney. Setelah dilakukan pengujian, diperoleh hasil seperti pada Tabel 9. Tabel 9. Rangkuman Hasil Uji Kesamaan Dua Rata-rata Indeks Gain Disposisi Matematis Faktor Pembelajaran Skor Awal Rata- rata Z sig) PBL 0,31 - 1,981 0,048 PL 0,21
  • 9. Berdasarkan Tabel 9, diketahui bahwa nilai sig untuk indeks gain disposisi matematis lebih kecil dari 0,05. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara peningkatan disposisi matematis siswa yang mengikuti PBL dengan peningkatan disposisi matematis siswa yang mengikuti pembelajaran langsung. Kemudian dilihat dari rata-rata skor indeks gain diketahui bahwa rata-rata skor indeks gain disposisi matematis siswa pada kelas PBL lebih tinggi daripada rata-rata skor indeks gain disposisi matematis siswa pada kelas pembelajaran langsung. Hal ini menandakan bahwa peningkatan disposisi matematis siswa yang mengikuti PBL lebih tinggi daripada peningkatan disposisi matematis siswa yang mengikuti pembelajaran langsung. Berdasarkan hasil analisis data, diketahui model PBL lebih efektif daripada pembelajaran langsung jika ditinjau dari pemahaman konsep dan disposisi matematis siswa. Hasil ini sejalan dengan hasil penelitian yang dikemukakan oleh Hidayat (2012:13) dan Herman (2007: 52). Penyebab siswa yang mengikuti pembelajaran PBL mempunyai pemahaman konsep dan disposisi matematis yang lebih baik daripada siswa yang mengikuti pembelajaran langsung adalah tahapan-tahapan PBL memberikan kesempatan lebih besar bagi siswa untuk mengembang- kan pemahaman konsep dan disposisi matematisnya. Pada tahap orientasi siswa pada masalah, ketika guru me- nyajikan masalah, siswa dituntut untuk berperan aktif sebagai pemecah masalah. Siswa dihadapkan pada situasi yang mendorongnya agar mampu menemukan masalah, memahami masalah dan me- mecahkannya. Aktivitas tersebut me- nuntut siswa memahami konsep dengan baik agar dapat me- nyelesaikan masalah yang diberikan. Selain itu, siswa dituntut untuk tekun dan semangat dalam menemukan atau merumuskan masalah yang diberikan. Kemudian dilanjutkan dengan tahap mengorganisasi siswa untuk belajar. Pada tahap ini siswa yang bekerja dalam kelompoknya masing- masing dituntut untuk dapat bekerja sama guna mengumpulkan informasi untuk dapat menyelesaikan masalah
  • 10. yang diberikan. Dengan aktivitas tersebut, siswa didorong untuk menyatakan ulang suatu konsep, mengklasifikasikan objek-objek me- nurut sifat-sifat tertentu, dan memberi contoh dan noncontoh dari konsep. Pada tahap ini, siswa terlihat bersemangat dan tekun untuk dapat menyelesaikan masalah yang di- berikan oleh guru. Pada tahap tersebut, terlihat bahwa diskusi kelompok menjadi salah satu poin penting dalam PBL. Pada fase berdiskusi siswa ber- interaksi dengan teman sekelompok- nya, saling bertukar pendapat dan ide- ide baru untuk dapat menyelesaikan masalah. Hal ini sesuai dengan teori belajar Vygotsky. Vygotsky me- yakini bahwa interaksi sosial dengan teman lain memacu terbentuknya ide baru dan memperkaya perkembangan intelektual siswa. Dalam PBL, hal tersebut terlihat pada saat siswa mengaitkan informasi baru dengan struktur kognitif yang telah dimilikinya melalui kegiatan belajar dalam interaksi sosial dengan teman lain. Oleh karenanya, siswa yang kurang paham dengan konsep yang dibahas terbantu melalui penjelasan teman sebayanya. Selanjutnya, tahap membim- bing penyelidikan individual dan kelompok. Pada tahap ini, siswa bersama teman sekelompoknya mulai melakukan penyelidikan berdasarkan informasi yang diperoleh dari berbagai sumber belajar dan hasil diskusi kelompok. Dalam berdiskusi dan bekerjasama, siswa saling bertukar informasi dan konsep- konsep yang berkaitan dengan masalah yang diberikan. Aktivitas ini menuntut siswa untuk menyajikan konsep dalam berbagai representasi matematis, mengembangkan syarat perlu dan syarat cukup, meng- gunakan, memanfaatkan dan memilih prosedur atau operasi tertentu dan mengaplikasikan konsep. Selain itu, siswa juga dituntut untuk memiliki ketekunan, semangat dan fleksibilitas dalam mencari solusi masalah. Tahap berikutnya yaitu me- ngembangkan dan menyajikan hasil karya. Setelah masing-masing ke- lompok selesai mengerjakan LKK yang diberikan oleh guru, siswa diminta untuk mempresentasikan hasil pekerjaannya kepada teman- temannya. Walaupun masih ada beberapa siswa yang terlihat kurang percaya diri pada saat presentasi,
  • 11. namun kegiatan tersebut membuat siswa lebih berani dalam menyampaikan pendapat dan hasil karyanya. Kemudian, tahap yang ter- akhir yaitu tahap menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah. Pada tahap ini siswa melakukan sharing mengenai pen- dapat dan idenya melalui kegiatan tanya jawab untuk mengevaluasi proses dan hasil pemecahan masalah yang mereka sajikan. Aktivitas ini menuntut siswa untuk menyajikan konsep dalam berbagai representasi matematis, menyatakan ulang usatu konsep dan merefleksi atau me- monitor hasil pekerjaannya. Tahapan-tahapan PBL di atas mengakibatkan pemahaman konsep dan disposisi matematis siswa yang dapat berkembang dengan baik. Hal ini berbeda dengan siswa yang me- ngikuti pembelajaran langsung. Pembelajaran langsung dimulai dengan guru menjelaskan tujuan pembelajaran, kemudian men- demonstrasikan atau menyajikan informasi secara bertahap, lalu guru memberikan latihan terbimbing, mengecek kemampuan siswa dan memberikan umpan balik dan ditutup dengan pemberian tugas rumah. Hal ini berdampak pada pemahaman konsep dan disposisi matematis siswa pada kelas dengan pembelajaran langsung tidak lebih baik daripada pemahaman konsep matematis dan disposisi matematis siswa pada kelas dengan PBL. Terdapat beberapa kendala yang ditemukan di kelas pada saat pelaksanaan pembelajaran PBL. Pada pertemuan pertama, siswa terlihat bingung dan kondisi kelas tidak begitu kondusif pada saat diskusi kelompok untuk menyelesaikan aktivitas pada LKK. Beberapa siswa pada kelompok yang satu terlihat sibuk bertanya ke kelompok lain. Hal ini karena siswa mengalami per- bedaan pendapat ketika menyele- saikan aktivitas yang diberikan pada LKK. Selain itu, siswa juga tidak terbiasa dengan belajar materi melalui LKK apalagi aktivitas tersebut belum pernah diberikan guru kepada siswa sebelumnya. Untuk mengatasi masalah tersebut, guru masih mem- berikan banyak bimbingan pe- ngerjaan aktivitas pada setiap kelompok. Kendala lain yang ditemukan adalah pada saat salah satu kelompok
  • 12. mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas, kelompok lain kurang memperhatikan. Untuk mengan- tisipasi terjadi miskonsepsi, guru melakukan klarifikasi ketika ada konsep yang keliru pada presentasi siswa. Setelah dilakukan perbaikan seperti tersebut di atas, pada per- temuan selanjutnya siswa sudah mulai dapat beradaptasi dengan PBL. Hal ini terlihat dari kondisi kelas yang sudah mulai lebih kondusif. Proses diskusi kelompok juga sudah mulai berjalan dengan baik, siswa dengan teman sekelompoknya saling be- kerjasama untuk menyelesaikan permasalahan pada LKK. Ketika siswa mengalami kesulitan pada saat mengerjakan LKK, siswa sudah mulai bertanya kepada guru. Selain itu, pada saat salah satu kelompok mempresentasikan hasil diskusi, kelompok lain sudah mulai mem- perhatikan dan menanggapi. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan hendaknya, pene- litian lain yang akan mengkaji tentang efektivitas pembelajaran PBL terhadap aspek psikologis khususnya disposisi matematis disarankan untuk lebih memperhatikan aktivitas siswa di kelas, serta model pembelajaran yang digunakan karena faktor-faktor tersebut dapat mempengaruhi disposisi matematis siswa. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan disimpulkan bahwa model problem-based learning efektif baik ditinjau dari pemahaman konsep dan disposisi matematis siswa. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan pemahaman konsep dan disposisi matematis siswa pada kelas yang menggunakan problem-based learning lebih tinggi daripada peningkatan pemahaman konsep dan disposisi matematis siswa pada kelas yang menggunakan pembelajaran langsung. DAFTAR PUSTAKA Depdiknas. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Balai Pustaka. Herman, Tatang. 2007. Pembelajaran Berbasis Masalah untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Matematis Tingkat Tinggi Siswa Sekolah Menengah Pertama. Jurnal Perpustakaan UNY. 1(1): 52. [Online]. Tersedia
  • 13. di http://eprints.uny.ac.id/4968/1/pe mbelajaran_berbasis_masalah.pdf. (23 Oktober 2013). Hidayat, Irpan. 2012. Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Mate- matis Siswa MTs Melalui Model Problem Based Learning. Makalah STKIP Siliwangi, Bandung. [Online]. Tersedia di: http://publikasi.stkipsiliwangi.ac.i d/files/2013/01/Irfan-Hidayat.pdf. (23 Oktober 2013). Mahmudi, A. 2010. Tinjauan Asosiasi Antara Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis dan Disposisi Matematis. Makalah Seminar Pendidikan UNY, Yogyakarta. [Online]. Tersedia di : http://staff.uny.ac.id/sites/default/f iles/penelitian/Ali%20Mahmudi, %20S.Pd,%M.Pd%20Dr./Makala h%2012%20LSM%20April%202 010%20_Asosiasi%20KPMM%2 0dan%20Disposisi%20Matematis pdf. (23 Oktober 2013). Provasnik, S., et. al. 2012. Highlights From TIMSS 2011: Mathematics and Science Achievement of U.S. Fourth-and Eight-Garde Students in an International Context (NCES 2013-009). Washington, DC: National Center for Education Statistics, Institute of Education Sciences, U.S. Department of Education. Sugiyanto. 2010. Model-model Pembelajaran Inovatif. Surakarta: Panitia Sertifikasi Guru Rayon13 FKIP UNS.