SlideShare a Scribd company logo
1 of 4
Download to read offline
JURNAL PENDIDIKAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (PTIK)
Vol. 3 No.1 / Juni 2010 7
ISSN 1979-9462
PENERAPAN MODEL PENGAJARAN LANGSUNG (DIRECT INSTRUCTION)
UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN BELAJAR SISWA DALAM
PEMBELAJARAN REKAYASA PERANGKAT LUNAK (RPL)
Wawan Setiawan
Pendidikan Ilmu Komputer
FPMIPA UPI
pik@upi.edu
Eka Fitrajaya
Pendidikan Ilmu Komputer
FPMIPA UPI
Efitrajaya14@yahoo.co.id
Tri Mardiyanti
Pendidikan Ilmu Komputer
FPMIPA UPI
Dee.yan@yahoo.com
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keefektifan
penerapan model pengajaran langsung [4] terhadap peningkatan
pemahaman belajar seluruh siswa kelas XI RPL SMKN 1
Panyingkiran. Metode penelitian yang digunakan adalah metode
ekperimen dengan disain onegroup pretest-posttest. Untuk
mengumpulkan data penelitian dilakukan dengan tes dan
angket. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan nilai
kognitif setelah pembelajaran. Data hasil pretest diperoleh rata-
rata nilai sebesar 40,5 dan posttest sebesar 72,8, dengan indeks
<g> sebesar 0,53. Berdasarkan kriteria efektifitas, indeks
tersebut berada pada kategori efektifitas "sedang". Untuk siswa
prestasi tinggi diketahui indeks <g> sebesar 0,59 dan siswa
prestasi rendah sebesar 0,49. Kedua indeks tersebut berada
pada kategori "sedang". Sehingga, tidak terdapat perbedaan
efektifitas yang signifikan terhadap peningkatan pemahaman
belajar siswa antara kelompok atas dan kelompok bawah.
Kemudian berdasarkan angket persepsi, 77% siswa menyatakan
bahwa model pengajaran langsung adalah “baik” dan “sangat
baik”.
Kata Kunci
Model Pengajaran Langsung (Direct Instruction), Mata
pelajaran Rekayasa Perangkat Lunak
1. PENDAHULUAN
Mengingat kebutuhan akan tenaga ahli dibidang Teknologi
Informasi yang masih banyak, maka pemerintah
menyelenggarakan Sekolah Kejuruan yang berfokus dibidang
Teknologi Informasi yang diharapkan dapat mencetak lulusan
yang kompeten.
Pembelajaran produktif Rekayasa Perangkat Lunak (RPL)
sebagai kompetensi yang wajib dikuasai siswa diharapkan
dapat ditingkatkan dengan menerapkan model pengajaran
langsung (direct instruction) [4]
Dalam penelitian ini akan dikaji mengenai:
“Apakah penerapan model pengajaran langsung (Direct
Instruction) efektif terhadap peningkatan pemahaman belajar
siswa kelas XI SMKN 1 Panyingkiran?”.
“Adakah perbedaan efektifitas penerapan model pengajaran
langsung (Direct Instruction) terhadap peningkatan pemahaman
belajar berdasarkan tingkat prestasi siswa kelompok atas dan
bawah?”.
2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pembelajaran
Pembelajaran adalah upaya seseorang dengan berbagai strategi
dan perencanaan untuk mengembangkan kemampuan daya
pikir, daya cipta, daya imajinasi, wawasan dan keterampilan
seseorang atau sekelompok orang sehingga terjadi
perubahan_[3].
2.2. Pemahaman
Pemahaman adalah kemampuan memahami arti suatu bahan
pelajaran, seperti: menafsirkan, menjelaskan atau meringkas
tentang sesuatu, kemampuan semacam ini lebih tinggi daripada
pengetahuan. Aspek pemahaman ini mengacu pada kemampuan
untuk mengerti dan memahami sesuatu setelah sesuatu itu
diketahui atau diingat dan memaknai arti dari bahan maupun
materi yang dipelajari [5].
Dengan pemahaman, siswa diminta untuk membuktikan bahwa
ia memahami hubungan yang sederhana di antara fakta-fakta
atau konsep [2].
2.3. Program Keahlian Rekayasa Perangkat
Lunak
Program Keahlian Rekayasa Perangkat Lunak (RPL)
merupakan program keahlian di sekolah kejuruan (SMK) yang
bertujuan untuk menghasilkan sumber daya manusia menjadi
tenaga profesional yang dapat hidup mandiri dan mampu
bersaing di era global [7].
Tujuan program keahlian RPL adalah membekali peserta didik
dengan pengetahuan, keterampilan dan sikap agar kompeten
dalam: Dasar pemograman, perencanaan dan perancangan
berbasis web, sistem database dasar dan lanjut, pemograman
visual, database berbasis web, database server, pemograman
berorientasi obyek dan antarmuka. Kompetensi-kompetensi
tersebut disampaikan melalui mata pelajaran produktif [7].
2.4. Model Pengajaran Langsung (Direct
Instruction)
JURNAL PENDIDIKAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (PTIK)
Vol. 3 No.1 / Juni 2010 8
ISSN 1979-9462
Model Pengajaran Langsung (Direct Intruction) merupakan
suatu pendekatan mengajar yang dapat membantu siswa dalam
mempelajari keterampilan dasar dan memperoleh informasi
yang dapat diajarkan selangkah demi selangkah [4].
Model pengajaran langsung ini dirancang khusus untuk
menunjang proses belajar siswa yang berkaitan dengan
pengetahuan prosedural dan pengetahuan deklaratif yang
terstruktur dengan baik, yang dapat diajarkan dengan pola
kegiatan yang bertahap, selangkah demi selangkah [4].
Menurut Bruce Joyce dan Marsha Weil [4], model
pembelajaran Direct Instruction memiliki lima fase yang sangat
penting. Kelima fase tersebut adalah fase orientasi, fase
presentasi atau demonstrasi, fase latihan terstruktur, fase
latihan terbimbing dan fase latihan mandiri, yang membutuhkan
peran berbeda dari pengajar.
Tabel 1:
Lima Fase Model Pengajaran Langsung
(Direct Instruction) [4]
Fase Peran Guru
Fase 1
Menyampaikan
tujuan dan
mempersiapkan siswa
Menjelaskan tujuan pembelajaran,
informasi latar belakang pelajaran,
pentingnya pelajaran,
mempersiapkan siswa untuk
belajar.
Fase 2
Presentasi dan
demonstrasi
Demonstrasi dan penyajian
informasi dengan benar, tahap
demi tahap.
Fase 3
Membimbing
pelatihan
Merencanakan dan memberi
bimbingan pelatihan awal.
Fase 4
Mengecek
pemahaman dan
memberikan umpan
balik
Mengecek apakah siswa telah
berhasil melakukan tugas dengan
baik, memberi umpan balik.
Fase 5
Memberikan
kesempatan untuk
pelatihan lanjutan
dan penerapan
Mempersiapkan kesempatan
melakukan pelatihan lanjutan,
dengan perhatian khusus pada
penerapan kepada situasi lebih
kompleks.
3. METODOLOGI
3.1. Metode dan Desain Penelitian
Metode yang penulis gunakan pada penelitian ini adalah Pre
Eksperimental yang merupakan pendekatan dari eksperimen
sesungguhnya, dimana masih terdapat variabel-variabel luar
yang ikut berpengaruh terhadap terbentuknya variabel
dependen.
Desain penelitian yang digunakan adalah desain One Group
Pretest-Posttest. Desain ini hanya menggunakan satu kelompok
saja, sehingga tidak memerlukan kelompok kontrol. Pada
desain ini terdapat pretest dan posttest sehingga hasil perlakuan
dapat diketahui lebih akurat, karena dapat membandingkan
keadaan sebelum dan sesudah diberi perlakuan [6].
Desain Penelitian [6]
Pretest Treatment Posttest
T1 X T2
Keterangan:
T1 = Tes awal (Pretest)
T2 = Tes akhir (Posttest)
X = Perlakuan : Pembelajaran dengan Penerapan Model
Pengajaran Langsung (Direct Instruction)
3.2. Instrumen Penelitian
Instrument penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
berupa tes dan angket.
3.3. Prosedur Penelitian
Tahapan-tahapan penelitian diawali dengan tahap persiapan,
yang meliputi kegiatan orientasi lapangan, penentuan subjek
penelitian, mengidentifikasi karakter subjek penelitian serta
melaksanakan observasi awal.
Tahap selanjutnya adalah tahap pratindakan, meliputi
penyusunan rencana kegiatan, penyusunan rancangan
pembelajaran, penyusunan instrument dan menyiapkan sarana
yang diperlukan untuk pembelajaran.
Setelah persiapan dan pratindakan selesai, dilanjutkan dengan
tahap dindakan yang meliputi kegiatan pendahuluan (pemberian
tes awal dan apersepsi materi ajar), kegiatan pembelajaran
sesuai dengan peraturan dari model pengajaran langsung serta
kegiatan akhir (pemberian tek akhir).
Tahap terakhir dari penelitian adalah tahap analisis dan
pengolahan data hasil penelitian.
3.4. Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI
SMKN 1 Panyingkiran kab. Majalengka. Kelompok sampel
dipilih tidak secara random, melainkan menggunakan kelompok
(dalam hal ini kelas) yang sudah ada. Sampel penelitian ini
adalah 77 siswa yaitu 39 siswa kelas XI RPL 1 dan 38 siswa
kelas XI RPL 2.
3.5. Teknik Analisis Data
Untuk mengetahui sejauh mana kualitas suatu instrumen tes,
maka sebelumnya perlu dilakukan serangkaian pengujian dan
analisis terhadap instrumen. Untuk mendapatkan instrumen
yang berkualitas dapat ditinjau dari beberapa hal diantaranya
uji validitas, uji reliabilitas, uji indeks kesukaran, uji daya
pembeda.
3.6. Teknik Pengolahan Data
Untuk mengetahui peningkatan pemahaman belajar siswa maka
dilakukan penghitungan dengan menggunakan indeks gain (G)
dan indeks gain ternormalisasi (<g>) [1].
Untuk pengolahan data tes dilakukan uji normalitas dan
homogenitas terlebih dahulu. Jika data memiliki distribusi
JURNAL PENDIDIKAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (PTIK)
Vol. 3 No.1 / Juni 2010 9
ISSN 1979-9462
normal dan homogen, maka dilakukan uji kesamaan dua rerata
dengan uji stratistik parametris. jika salah satu data yang diolah
tidak berdistribusi normal maka langsung dilakukan uji statistik
non-parametik.
Untuk pengolahan angket dilakukan dengan penghitungan
manual dengan menggunakan ketentuan yang digunakan untuk
menghitung angket. Dalam penelitian ini digunakan angket
dengan tipe rating scale [6].
4. UJI COBA MODEL PENGAJARAN
LANGSUNG (DIRECT INSTRUCTION)
DALAM PEMBELAJARAN RPL
4.1. Tahap Persiapan
Pada tahap ini dilakukan persiapan pokok bahasan materi
pelajaran. SK dan KD dari mata pelajaran RPL SMK Negeri 1
Panyingkiran kelas XI yaitu SK mengoperasikan bahasa
pemrograman berbasis web dengan KD, membangun halaman
web dan mengenal software web design. Pokok bahasan materi
objek-objek web, software web design dan bekerja dengan
Macromedia Dreamweaver.
4.2. Skenario Pembelajaran
Pembelajaran dilakukan di laboratorium RPL dengan bantuan
perangkat komputer. Karena masih adanya keterbatasan
kamputer, maka satu komputer digunakan oleh 2-3 siswa.
Proses penyampaikan informasi dilakukan dengan bantuan
laptop, proyektor, serta media pembelajaran yang telah dibuat
yang beroperasi secara lokal.
Program yang digunakan adalah software web design yaitu
macromedia dreamweaver 8, web browser dan xampp-win32-
1.6.2.
Skenario pembelajaran dengan model pengajaran langsung
(direct instruction) sebagai berikut:
4.2.1. Pendahuluan; pada tahap ini, guru menyiapkan
siswa agar siap mengikuti proses pembelajaran. Pada rangkaian
penelitian, dilakukan tes awal (pretest) terlebih dahulu di
pertemuan pertama. Untuk pertemuan ke dua dan ketiga tidak
ada tes awal. Selanjutnya dilakukan pemantapan konsep pokok
bahasan materi mengoperasikan bahasa pemrograman berbasis
web serta pengenalan istilah-istilah yang terkait yang
diperlukan, untuk memberikan informasi awal kepada siswa.
4.2.2. Pelaksanaan Pembelajaran; pada tahap
pelaksanaan, ada beberapa fase pembelajaran yang dilakukan,
yaitu
Fase Orientasi:
Penyampaian tujuan pembelajaran, menyampaikan beberapa
informasi dan keutamaan materi yang akan disampaikan agar
siswa mengetahui pentingnya menguasai materi yang akan
disampaikan dan memotivasi agar siswa tertarik dan merasa
perlu mengikuti proses pembelajaran ini dengan benar dan
serius sehingga siswa dapat menguasai informasi dan
keterampilan yang disampaikan.
Fase Presentasi/Demonstrasi:
Pada fase ini, guru menyampaikan atau mempresentasikan
pengetahuan, contohnya apa yang dimaksud objek-objek web,
apa saja yang termasuk objek-objek web, apa yang dimaksud
dengan software web design, apa saja contohnya, dan lain
sebagainya. Pada fase presentasi, informasi disampaikan tidak
dari satu arah, namun harus mengikutsertakan siswa secara
aktif melalui tanya jawab.
Kegiatan dilanjutkan dengan demonstrasi keterampilan yang
berhubungan dengan pengetahuan yang telah dipresentasikan.
Misalnya, bagaimana membuat sebuah list atau tabel.
Bagaimana cara menyisipkan gambar sebagai background.
Fase Latihan Terstruktur:
Setelah presentasi dan demonstrasi, siswa diberikan latihan-
latihan awal mengenai materi ajar yang terkait dengan materi
yang telah dipresentasikan dan didemonstrasikan secara
bertahap. Pada fase ini, siswa juga dapat diikutsertakan dalam
proses demonstrasi, sehingga semua siswa dapat mengikuti
dengan baik. Jika diperlukan, guru dapat menjelaskan kembali
hal-hal yang dianggap sulit atau belum dipahami siswa.
Fase Latihan Terbimbing:
Setelah siswa menguasai konsep dan keterampilan dasar, siswa
diberikan latihan-latihan yang harus dikerjakan. Pada latihan
ini, siswa melaksanakan latihan, guru memonitoring dan
memberikan arahan serta koreksi jika diperlukan. Keterlibatan
siswa secara aktif dalam pelatihan dapat meningkatkan retensi,
membuat belajar berlangsung dengan lancar, dan
memungkinkan siswa menerapkan konsep atau keterampilan
pada situasi yang baru
Pada fase ini, kegiatan yang tidak kalah penting yaitu mengecek
pemahaman siswa dan memberikan umpan balik. Kegiatan ini
merupakan aspek penting dalam pengajaran langsung karena
tanpa mengetahui hasilnya, latihan tidak banyak memberikan
manfaat bagi pembelajaran.
Fase Latihan Mandiri:
Setelah penyampaian informasi dan keterampilan yang diikuti
dengan latihan-latihan, selanjutnya guru memberikan tugas
lanjutan atau tes tentang materi yang telah dipelajari.
4.2.3. Penutup; setelah proses pembelajaran selesai, guru
dan siswa bersama-sama menarik kesimpulan dari
pembelajaran. Untuk pertemua ketiga, siswa diberikan tes akhir
(posttest), sebagai akhir dari rangkaian penelitian.
5. HASIL
5.1. Analisis Hasil Uji Coba Instrumen
Instrumen penelitian yang diujicobakan berupa soal tes tertulis
berbentuk pilihan ganda yang terdiri atas 30 butir soal, 15 soal
pretest dan 15 soal posttest. Setelah terlebih dahulu instrumen
dianalisis oleh tiga orang penjudgment meliputi kesesuaian
dengan indikator dan segi bahasa. instrumen diuji cobakan
kepada siswa yang berbeda tetapi memiliki kesamaan
tingkatan.
Pengujian yang pertama dilakukan adalah uji validitas butir
soal pretest dan posttest. Diperoleh rxy untuk soal pretest
sebesar 0,45 dan rxy untuk soal posttest sebesar 0,52. Dapat
JURNAL PENDIDIKAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (PTIK)
Vol. 3 No.1 / Juni 2010 10
ISSN 1979-9462
disimpulkan bahwa soal pretest dan posttest memiliki kriteria
validitas “sedang”.
Selanjutnya, dilakukan uji reliabilitas instrumen pada soal
pretest dan posttest. Diketahui koefisian reliabilitas soal pretest
sebesar 0,71 dan koefisiean reliabilitas soal posttest sebesar
0,81. Sehingga, dapat diketahui bahwa instrumen soal pretest
dan posttest memiliki kriteria reliabilitas yang “tinggi”.
Kemudian, dilakukan uji tingkat kesukaran soal pretest dan
posttest. Diperoleh indeks kesukaran dari soal pretest 0,45 dan
soal posttest 0,42. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kriteria
tingkat kesukaran instrumen soal pretest dan posttest adalah
tingkat kesukaran “sedang”.
Pengujian terakhir dilakukan untuk mengetahui kualitas daya
pembeda dari instrumen soal pretest dan posttest. Indeks daya
pembeda pada soal pretest 0,50 dan soal posttest 0,60. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa kualitas daya pembeda instrumen
soal pretest dan posttest memiliki kualitas daya pembeda
“baik”.
5.2. Analisis Hasil Penelitian
5.2.1. Efektifitas Peningkatan Pemahaman
Belajar Siswa
Berdasarkan hasil dari pretest dan posttest kelompok
eksperimen, diperoleh rata-rata nilai pretest sebesar 40,5 dan
rata-rata nilai posttest sebesar 72,8. Sehingga, dapat diketahui
selisih rata-rata nilai tes kelompok eksperimen adalah sebesar
32,3.
Dengan selisih rata-rata nilai (indeks G) sebesar 32,3, dapat
diketahui efektifitas penerapan melalui indeks gain
ternormalisasi (<g>) sebesar 0,53. Berdasarkan kriteria
efektifitas melalui indeks <g>, nilai 0,53 tergolong pada tingkat
efektifitas “sedang”. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa
penerapan model pengajaran langsung (direct instruction)
efektif terhadap peningkatan pemahaman belajar siswa dalam
pembelajaran RPL.
Hambatan dalam pembelajaran dengan model pangajaran
langsung selama penelitian adalah kurangnya fasilitas
perangkat komputer yang digunakan oleh 2-3 siswa di
laboratorium, sehingga tidak maksimalnya pembelajaran pada
fase latihan terstruktur dan latihan terbimbing yang
mengakibatkan kurang signifikannya efektifitas peningkatan
pemahaman belajar siswa.
5.2.2. Perbedaan Efektifitas Peningkatan
Pemahaman Belajar Antara Kelompok
Atas dan Bawah
Dari hasil penelitian diperoleh selisih rata-rata nilai kelompok
atas sebesar G = 33,9 atau <g> = 0,59 dan selisih rata-rata nilai
kelompok bawah sebesar G = 30,5 atau <g> = 0,49. Maka,
kedua nilai tersebut berada pada kriteria efektifitas “sedang”.
Untuk memastikan, dilakukan uji statistik parametris (data
memiliki distribusi normal dan homogen) terhadap indeks gain
kedua kelompok. Diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,410.
Dengan demikian, efektifitas penerapan model pengajaran
langsung terhadap kedua kelompok cenderung tidak berbeda.
Dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan efektifitas
penerapan Model Pengajaran Langsung yang signifikan
terhadap peningkatan pemahaman belajar berdasarkan tingkat
prestasi siswa kelompok atas dan bawah dalam pembelajaran
RPL di SMK.
5.2.3. Aktifitas Belajar Siswa
Berdasarkan data yang diperoleh dari angket terhadap 77
responden tentang persepsi peserta didik terhadap model
pengajaran langsung, 77% mengisi dengan skala kriteria antara
“cukup baik menuju sangat baik”.
6. KESIMPULAN
Dari penelitian tersebut Pembelajaran RPL dengan model
pengajaran langsung (direct instruction) berhasil dan efektif
dalam meningkatkan pemahaman belajar siswa.
Berdasarkan hasil penelitian, dengan penerapan model
pengajaran langsung (direct instruction), tidak ditemukan
perbedaan efektifitas yang signifikan terhadap peningkatan
pemahaman belajar berdasarkan tingkat prestasi siswa
kelompok atas dan kelompok bawah dalam pembelajaran RPL
di SMK. Sehingga, dengan model pengajaran langsung (direct
instruction), pengetahuan dan keterampilan dapat diterima dan
terserap dengan baik oleh seluruh siswa.
Proses pembelajaran RPL dengan model pengajaran langsung
(direct instruction) ternyata membantu siswa lebih fokus dan
kreatif.
7. REFERENSI
[1] Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian:
Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta.
[2] Arikunto, Suharsimi. (2009). Dasar-Dasar evaluasi
Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara.
[3] Dimyati dan Mudjiono. (2006). Belajar dan
Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta.
[4] Kardi, S. dan Nur M. (2000). Pengajaran Langsung.
Surabaya : Universitas Negeri Surabaya University
Press.
[5] Sagala, Syaiful. (2005). Konsep dan Makna
Pembelajaran: Untuk Membantu Memecahkan
Problematika Belajar dan Mengajar. Bandung:
Alfabeta.
[6] Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Pendidikan.
Bandung: Alfabeta.
[7] Tim Penyusun. (2009). Kurikulum: Kompetensi
Keahlian Rekayasa Perangkat Lunak. Majalengka:
UPTD SMK Negeri 1 Panyingkiran.

More Related Content

What's hot

Proposal penelitian
Proposal penelitianProposal penelitian
Proposal penelitiandedy solin
 
Artikel ff78f36adf773c182704824e300c97f7
Artikel ff78f36adf773c182704824e300c97f7Artikel ff78f36adf773c182704824e300c97f7
Artikel ff78f36adf773c182704824e300c97f7gusty_21
 
Power point skripsi matematika
Power point skripsi matematikaPower point skripsi matematika
Power point skripsi matematikaFrima Dona Spd
 
Ambar tri wahyuni ambar tri wahyuni artikel
Ambar tri wahyuni ambar tri wahyuni artikelAmbar tri wahyuni ambar tri wahyuni artikel
Ambar tri wahyuni ambar tri wahyuni artikelherdis91
 
Pengaruh kombinasi model pembelajaran problem based learning
Pengaruh kombinasi model pembelajaran problem based learningPengaruh kombinasi model pembelajaran problem based learning
Pengaruh kombinasi model pembelajaran problem based learningMutiaIranda
 
Seminar PPT Skripsi
Seminar PPT SkripsiSeminar PPT Skripsi
Seminar PPT Skripsihusnauun
 
contoh Jurnal Matematika
contoh Jurnal Matematikacontoh Jurnal Matematika
contoh Jurnal Matematikaimam syafii
 
Artikel ptk (Penelitian tinddakan Kelas) SMA Kimia
Artikel ptk (Penelitian tinddakan Kelas) SMA KimiaArtikel ptk (Penelitian tinddakan Kelas) SMA Kimia
Artikel ptk (Penelitian tinddakan Kelas) SMA KimiaM Wahyudi Haidar
 
Paper Sugama (Metode Penugasan Terbimbing)
Paper Sugama (Metode Penugasan Terbimbing)Paper Sugama (Metode Penugasan Terbimbing)
Paper Sugama (Metode Penugasan Terbimbing)Sugama Maskar
 
Artikel publikasi
Artikel publikasiArtikel publikasi
Artikel publikasiaya Uzumika
 
Jurnal Matematika - Pelaksanaan Pembelajran Matematika dengan Model Project B...
Jurnal Matematika - Pelaksanaan Pembelajran Matematika dengan Model Project B...Jurnal Matematika - Pelaksanaan Pembelajran Matematika dengan Model Project B...
Jurnal Matematika - Pelaksanaan Pembelajran Matematika dengan Model Project B...Rahma Siska Utari
 
Proposal penelitian matematika penguasaan operasi hitung s…
Proposal penelitian matematika penguasaan operasi hitung s…Proposal penelitian matematika penguasaan operasi hitung s…
Proposal penelitian matematika penguasaan operasi hitung s…Boedi Santosa,
 
pendidikan ekonomi
pendidikan ekonomipendidikan ekonomi
pendidikan ekonomipascasarjan
 
7845 13951-1-pb
7845 13951-1-pb7845 13951-1-pb
7845 13951-1-pbFppi Unila
 
Ppt proposal - Hubungan Pendidikan Orang Tua Terhadap Hasil Belajar
Ppt proposal - Hubungan Pendidikan Orang Tua Terhadap Hasil BelajarPpt proposal - Hubungan Pendidikan Orang Tua Terhadap Hasil Belajar
Ppt proposal - Hubungan Pendidikan Orang Tua Terhadap Hasil BelajarBook On Line
 

What's hot (20)

Proposal penelitian
Proposal penelitianProposal penelitian
Proposal penelitian
 
Artikel ff78f36adf773c182704824e300c97f7
Artikel ff78f36adf773c182704824e300c97f7Artikel ff78f36adf773c182704824e300c97f7
Artikel ff78f36adf773c182704824e300c97f7
 
Power point skripsi matematika
Power point skripsi matematikaPower point skripsi matematika
Power point skripsi matematika
 
Ambar tri wahyuni ambar tri wahyuni artikel
Ambar tri wahyuni ambar tri wahyuni artikelAmbar tri wahyuni ambar tri wahyuni artikel
Ambar tri wahyuni ambar tri wahyuni artikel
 
Pengaruh kombinasi model pembelajaran problem based learning
Pengaruh kombinasi model pembelajaran problem based learningPengaruh kombinasi model pembelajaran problem based learning
Pengaruh kombinasi model pembelajaran problem based learning
 
Seminar PPT Skripsi
Seminar PPT SkripsiSeminar PPT Skripsi
Seminar PPT Skripsi
 
contoh Jurnal Matematika
contoh Jurnal Matematikacontoh Jurnal Matematika
contoh Jurnal Matematika
 
Artikel ptk (Penelitian tinddakan Kelas) SMA Kimia
Artikel ptk (Penelitian tinddakan Kelas) SMA KimiaArtikel ptk (Penelitian tinddakan Kelas) SMA Kimia
Artikel ptk (Penelitian tinddakan Kelas) SMA Kimia
 
Paper Sugama (Metode Penugasan Terbimbing)
Paper Sugama (Metode Penugasan Terbimbing)Paper Sugama (Metode Penugasan Terbimbing)
Paper Sugama (Metode Penugasan Terbimbing)
 
Proposal Penelitian (Pendidikan Matematika)
Proposal Penelitian (Pendidikan Matematika)Proposal Penelitian (Pendidikan Matematika)
Proposal Penelitian (Pendidikan Matematika)
 
ppt Riani
ppt Rianippt Riani
ppt Riani
 
Artikel publikasi
Artikel publikasiArtikel publikasi
Artikel publikasi
 
Proposal skripsi
Proposal skripsiProposal skripsi
Proposal skripsi
 
Proposal Penelitian Eksperimen
Proposal Penelitian EksperimenProposal Penelitian Eksperimen
Proposal Penelitian Eksperimen
 
Jurnal Matematika - Pelaksanaan Pembelajran Matematika dengan Model Project B...
Jurnal Matematika - Pelaksanaan Pembelajran Matematika dengan Model Project B...Jurnal Matematika - Pelaksanaan Pembelajran Matematika dengan Model Project B...
Jurnal Matematika - Pelaksanaan Pembelajran Matematika dengan Model Project B...
 
Proposal penelitian matematika penguasaan operasi hitung s…
Proposal penelitian matematika penguasaan operasi hitung s…Proposal penelitian matematika penguasaan operasi hitung s…
Proposal penelitian matematika penguasaan operasi hitung s…
 
pendidikan ekonomi
pendidikan ekonomipendidikan ekonomi
pendidikan ekonomi
 
7845 13951-1-pb
7845 13951-1-pb7845 13951-1-pb
7845 13951-1-pb
 
Ppt proposal - Hubungan Pendidikan Orang Tua Terhadap Hasil Belajar
Ppt proposal - Hubungan Pendidikan Orang Tua Terhadap Hasil BelajarPpt proposal - Hubungan Pendidikan Orang Tua Terhadap Hasil Belajar
Ppt proposal - Hubungan Pendidikan Orang Tua Terhadap Hasil Belajar
 
Tugas 2 ptk febridawati - sma n 1 batanghari
Tugas 2 ptk febridawati - sma n 1 batanghariTugas 2 ptk febridawati - sma n 1 batanghari
Tugas 2 ptk febridawati - sma n 1 batanghari
 

Similar to Penerapan model pengajaran_langsung_(direct_instruction)_untuk_meningkatkan_pemahaman_belajar_siswa_dalam_pembelajaran_rekayasa_perangkat_lunak_(rpl)

Penerapan Model Pembelajaran CRC Indikhiro Awalani
Penerapan Model Pembelajaran CRC Indikhiro AwalaniPenerapan Model Pembelajaran CRC Indikhiro Awalani
Penerapan Model Pembelajaran CRC Indikhiro AwalaniKhafid Foundation
 
PENINGKATAN KOMPETENSI MENGGAMBAR TEKNIK SISWA KELAS X TEKNIK INSTALASI TENAG...
PENINGKATAN KOMPETENSI MENGGAMBAR TEKNIK SISWA KELAS X TEKNIK INSTALASI TENAG...PENINGKATAN KOMPETENSI MENGGAMBAR TEKNIK SISWA KELAS X TEKNIK INSTALASI TENAG...
PENINGKATAN KOMPETENSI MENGGAMBAR TEKNIK SISWA KELAS X TEKNIK INSTALASI TENAG...SMK Negeri 6 Malang
 
04. elvinawati hal. 23 28
04. elvinawati hal. 23 2804. elvinawati hal. 23 28
04. elvinawati hal. 23 28Afwanilhuda Nst
 
Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Melalui Metode Elaborasi Pokok Ba...
Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Melalui Metode Elaborasi Pokok Ba...Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Melalui Metode Elaborasi Pokok Ba...
Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Melalui Metode Elaborasi Pokok Ba...dian fardiani
 
PPT PSIKOLOGI PENDIDIKAN Kel.6.pdf
PPT PSIKOLOGI PENDIDIKAN Kel.6.pdfPPT PSIKOLOGI PENDIDIKAN Kel.6.pdf
PPT PSIKOLOGI PENDIDIKAN Kel.6.pdfnurrohmatulamaliyah1
 
PPT SEMINAR PROPOSAL SKRIPSI AKHIR NAOMI.ppt
PPT SEMINAR PROPOSAL SKRIPSI AKHIR NAOMI.pptPPT SEMINAR PROPOSAL SKRIPSI AKHIR NAOMI.ppt
PPT SEMINAR PROPOSAL SKRIPSI AKHIR NAOMI.pptAgustinuskalegotana
 
Bab III Metode Penelitian SHT
Bab III Metode Penelitian SHTBab III Metode Penelitian SHT
Bab III Metode Penelitian SHTAniyah Damayanti
 
Template Presentasi Powerpoint - Seminar Proposal Skripsi Alvian
Template Presentasi Powerpoint - Seminar Proposal Skripsi AlvianTemplate Presentasi Powerpoint - Seminar Proposal Skripsi Alvian
Template Presentasi Powerpoint - Seminar Proposal Skripsi AlvianAlvian Alvian
 
pengantarPENGUKURAN-ok.pptx
pengantarPENGUKURAN-ok.pptxpengantarPENGUKURAN-ok.pptx
pengantarPENGUKURAN-ok.pptxiscandarsultan
 
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PACE BERBASIS ICT.pptx
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PACE BERBASIS ICT.pptxPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PACE BERBASIS ICT.pptx
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PACE BERBASIS ICT.pptxddand
 
Proposal Penelitian.pptx
Proposal Penelitian.pptxProposal Penelitian.pptx
Proposal Penelitian.pptxrizky948647
 
Apriyanti Arifin makalah proceeding SeNdiMat II PPPPTK Matematika, Kamis 27 N...
Apriyanti Arifin makalah proceeding SeNdiMat II PPPPTK Matematika, Kamis 27 N...Apriyanti Arifin makalah proceeding SeNdiMat II PPPPTK Matematika, Kamis 27 N...
Apriyanti Arifin makalah proceeding SeNdiMat II PPPPTK Matematika, Kamis 27 N...Apriyanti Arifin
 

Similar to Penerapan model pengajaran_langsung_(direct_instruction)_untuk_meningkatkan_pemahaman_belajar_siswa_dalam_pembelajaran_rekayasa_perangkat_lunak_(rpl) (20)

karil revisi4.docx
karil revisi4.docxkaril revisi4.docx
karil revisi4.docx
 
Model Pembelajaran Inquiry
Model Pembelajaran InquiryModel Pembelajaran Inquiry
Model Pembelajaran Inquiry
 
Penerapan Model Pembelajaran CRC Indikhiro Awalani
Penerapan Model Pembelajaran CRC Indikhiro AwalaniPenerapan Model Pembelajaran CRC Indikhiro Awalani
Penerapan Model Pembelajaran CRC Indikhiro Awalani
 
Ipi7548
Ipi7548Ipi7548
Ipi7548
 
PENINGKATAN KOMPETENSI MENGGAMBAR TEKNIK SISWA KELAS X TEKNIK INSTALASI TENAG...
PENINGKATAN KOMPETENSI MENGGAMBAR TEKNIK SISWA KELAS X TEKNIK INSTALASI TENAG...PENINGKATAN KOMPETENSI MENGGAMBAR TEKNIK SISWA KELAS X TEKNIK INSTALASI TENAG...
PENINGKATAN KOMPETENSI MENGGAMBAR TEKNIK SISWA KELAS X TEKNIK INSTALASI TENAG...
 
PjBl.pdf
PjBl.pdfPjBl.pdf
PjBl.pdf
 
Jurnal
JurnalJurnal
Jurnal
 
Power point spm
Power point spmPower point spm
Power point spm
 
04. elvinawati hal. 23 28
04. elvinawati hal. 23 2804. elvinawati hal. 23 28
04. elvinawati hal. 23 28
 
Demostratos
DemostratosDemostratos
Demostratos
 
Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Melalui Metode Elaborasi Pokok Ba...
Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Melalui Metode Elaborasi Pokok Ba...Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Melalui Metode Elaborasi Pokok Ba...
Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Melalui Metode Elaborasi Pokok Ba...
 
PPT PSIKOLOGI PENDIDIKAN Kel.6.pdf
PPT PSIKOLOGI PENDIDIKAN Kel.6.pdfPPT PSIKOLOGI PENDIDIKAN Kel.6.pdf
PPT PSIKOLOGI PENDIDIKAN Kel.6.pdf
 
JURNAL
JURNAL JURNAL
JURNAL
 
PPT SEMINAR PROPOSAL SKRIPSI AKHIR NAOMI.ppt
PPT SEMINAR PROPOSAL SKRIPSI AKHIR NAOMI.pptPPT SEMINAR PROPOSAL SKRIPSI AKHIR NAOMI.ppt
PPT SEMINAR PROPOSAL SKRIPSI AKHIR NAOMI.ppt
 
Bab III Metode Penelitian SHT
Bab III Metode Penelitian SHTBab III Metode Penelitian SHT
Bab III Metode Penelitian SHT
 
Template Presentasi Powerpoint - Seminar Proposal Skripsi Alvian
Template Presentasi Powerpoint - Seminar Proposal Skripsi AlvianTemplate Presentasi Powerpoint - Seminar Proposal Skripsi Alvian
Template Presentasi Powerpoint - Seminar Proposal Skripsi Alvian
 
pengantarPENGUKURAN-ok.pptx
pengantarPENGUKURAN-ok.pptxpengantarPENGUKURAN-ok.pptx
pengantarPENGUKURAN-ok.pptx
 
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PACE BERBASIS ICT.pptx
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PACE BERBASIS ICT.pptxPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PACE BERBASIS ICT.pptx
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PACE BERBASIS ICT.pptx
 
Proposal Penelitian.pptx
Proposal Penelitian.pptxProposal Penelitian.pptx
Proposal Penelitian.pptx
 
Apriyanti Arifin makalah proceeding SeNdiMat II PPPPTK Matematika, Kamis 27 N...
Apriyanti Arifin makalah proceeding SeNdiMat II PPPPTK Matematika, Kamis 27 N...Apriyanti Arifin makalah proceeding SeNdiMat II PPPPTK Matematika, Kamis 27 N...
Apriyanti Arifin makalah proceeding SeNdiMat II PPPPTK Matematika, Kamis 27 N...
 

Penerapan model pengajaran_langsung_(direct_instruction)_untuk_meningkatkan_pemahaman_belajar_siswa_dalam_pembelajaran_rekayasa_perangkat_lunak_(rpl)

  • 1. JURNAL PENDIDIKAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (PTIK) Vol. 3 No.1 / Juni 2010 7 ISSN 1979-9462 PENERAPAN MODEL PENGAJARAN LANGSUNG (DIRECT INSTRUCTION) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN REKAYASA PERANGKAT LUNAK (RPL) Wawan Setiawan Pendidikan Ilmu Komputer FPMIPA UPI pik@upi.edu Eka Fitrajaya Pendidikan Ilmu Komputer FPMIPA UPI Efitrajaya14@yahoo.co.id Tri Mardiyanti Pendidikan Ilmu Komputer FPMIPA UPI Dee.yan@yahoo.com ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keefektifan penerapan model pengajaran langsung [4] terhadap peningkatan pemahaman belajar seluruh siswa kelas XI RPL SMKN 1 Panyingkiran. Metode penelitian yang digunakan adalah metode ekperimen dengan disain onegroup pretest-posttest. Untuk mengumpulkan data penelitian dilakukan dengan tes dan angket. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan nilai kognitif setelah pembelajaran. Data hasil pretest diperoleh rata- rata nilai sebesar 40,5 dan posttest sebesar 72,8, dengan indeks <g> sebesar 0,53. Berdasarkan kriteria efektifitas, indeks tersebut berada pada kategori efektifitas "sedang". Untuk siswa prestasi tinggi diketahui indeks <g> sebesar 0,59 dan siswa prestasi rendah sebesar 0,49. Kedua indeks tersebut berada pada kategori "sedang". Sehingga, tidak terdapat perbedaan efektifitas yang signifikan terhadap peningkatan pemahaman belajar siswa antara kelompok atas dan kelompok bawah. Kemudian berdasarkan angket persepsi, 77% siswa menyatakan bahwa model pengajaran langsung adalah “baik” dan “sangat baik”. Kata Kunci Model Pengajaran Langsung (Direct Instruction), Mata pelajaran Rekayasa Perangkat Lunak 1. PENDAHULUAN Mengingat kebutuhan akan tenaga ahli dibidang Teknologi Informasi yang masih banyak, maka pemerintah menyelenggarakan Sekolah Kejuruan yang berfokus dibidang Teknologi Informasi yang diharapkan dapat mencetak lulusan yang kompeten. Pembelajaran produktif Rekayasa Perangkat Lunak (RPL) sebagai kompetensi yang wajib dikuasai siswa diharapkan dapat ditingkatkan dengan menerapkan model pengajaran langsung (direct instruction) [4] Dalam penelitian ini akan dikaji mengenai: “Apakah penerapan model pengajaran langsung (Direct Instruction) efektif terhadap peningkatan pemahaman belajar siswa kelas XI SMKN 1 Panyingkiran?”. “Adakah perbedaan efektifitas penerapan model pengajaran langsung (Direct Instruction) terhadap peningkatan pemahaman belajar berdasarkan tingkat prestasi siswa kelompok atas dan bawah?”. 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pembelajaran Pembelajaran adalah upaya seseorang dengan berbagai strategi dan perencanaan untuk mengembangkan kemampuan daya pikir, daya cipta, daya imajinasi, wawasan dan keterampilan seseorang atau sekelompok orang sehingga terjadi perubahan_[3]. 2.2. Pemahaman Pemahaman adalah kemampuan memahami arti suatu bahan pelajaran, seperti: menafsirkan, menjelaskan atau meringkas tentang sesuatu, kemampuan semacam ini lebih tinggi daripada pengetahuan. Aspek pemahaman ini mengacu pada kemampuan untuk mengerti dan memahami sesuatu setelah sesuatu itu diketahui atau diingat dan memaknai arti dari bahan maupun materi yang dipelajari [5]. Dengan pemahaman, siswa diminta untuk membuktikan bahwa ia memahami hubungan yang sederhana di antara fakta-fakta atau konsep [2]. 2.3. Program Keahlian Rekayasa Perangkat Lunak Program Keahlian Rekayasa Perangkat Lunak (RPL) merupakan program keahlian di sekolah kejuruan (SMK) yang bertujuan untuk menghasilkan sumber daya manusia menjadi tenaga profesional yang dapat hidup mandiri dan mampu bersaing di era global [7]. Tujuan program keahlian RPL adalah membekali peserta didik dengan pengetahuan, keterampilan dan sikap agar kompeten dalam: Dasar pemograman, perencanaan dan perancangan berbasis web, sistem database dasar dan lanjut, pemograman visual, database berbasis web, database server, pemograman berorientasi obyek dan antarmuka. Kompetensi-kompetensi tersebut disampaikan melalui mata pelajaran produktif [7]. 2.4. Model Pengajaran Langsung (Direct Instruction)
  • 2. JURNAL PENDIDIKAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (PTIK) Vol. 3 No.1 / Juni 2010 8 ISSN 1979-9462 Model Pengajaran Langsung (Direct Intruction) merupakan suatu pendekatan mengajar yang dapat membantu siswa dalam mempelajari keterampilan dasar dan memperoleh informasi yang dapat diajarkan selangkah demi selangkah [4]. Model pengajaran langsung ini dirancang khusus untuk menunjang proses belajar siswa yang berkaitan dengan pengetahuan prosedural dan pengetahuan deklaratif yang terstruktur dengan baik, yang dapat diajarkan dengan pola kegiatan yang bertahap, selangkah demi selangkah [4]. Menurut Bruce Joyce dan Marsha Weil [4], model pembelajaran Direct Instruction memiliki lima fase yang sangat penting. Kelima fase tersebut adalah fase orientasi, fase presentasi atau demonstrasi, fase latihan terstruktur, fase latihan terbimbing dan fase latihan mandiri, yang membutuhkan peran berbeda dari pengajar. Tabel 1: Lima Fase Model Pengajaran Langsung (Direct Instruction) [4] Fase Peran Guru Fase 1 Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswa Menjelaskan tujuan pembelajaran, informasi latar belakang pelajaran, pentingnya pelajaran, mempersiapkan siswa untuk belajar. Fase 2 Presentasi dan demonstrasi Demonstrasi dan penyajian informasi dengan benar, tahap demi tahap. Fase 3 Membimbing pelatihan Merencanakan dan memberi bimbingan pelatihan awal. Fase 4 Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik Mengecek apakah siswa telah berhasil melakukan tugas dengan baik, memberi umpan balik. Fase 5 Memberikan kesempatan untuk pelatihan lanjutan dan penerapan Mempersiapkan kesempatan melakukan pelatihan lanjutan, dengan perhatian khusus pada penerapan kepada situasi lebih kompleks. 3. METODOLOGI 3.1. Metode dan Desain Penelitian Metode yang penulis gunakan pada penelitian ini adalah Pre Eksperimental yang merupakan pendekatan dari eksperimen sesungguhnya, dimana masih terdapat variabel-variabel luar yang ikut berpengaruh terhadap terbentuknya variabel dependen. Desain penelitian yang digunakan adalah desain One Group Pretest-Posttest. Desain ini hanya menggunakan satu kelompok saja, sehingga tidak memerlukan kelompok kontrol. Pada desain ini terdapat pretest dan posttest sehingga hasil perlakuan dapat diketahui lebih akurat, karena dapat membandingkan keadaan sebelum dan sesudah diberi perlakuan [6]. Desain Penelitian [6] Pretest Treatment Posttest T1 X T2 Keterangan: T1 = Tes awal (Pretest) T2 = Tes akhir (Posttest) X = Perlakuan : Pembelajaran dengan Penerapan Model Pengajaran Langsung (Direct Instruction) 3.2. Instrumen Penelitian Instrument penelitian yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes dan angket. 3.3. Prosedur Penelitian Tahapan-tahapan penelitian diawali dengan tahap persiapan, yang meliputi kegiatan orientasi lapangan, penentuan subjek penelitian, mengidentifikasi karakter subjek penelitian serta melaksanakan observasi awal. Tahap selanjutnya adalah tahap pratindakan, meliputi penyusunan rencana kegiatan, penyusunan rancangan pembelajaran, penyusunan instrument dan menyiapkan sarana yang diperlukan untuk pembelajaran. Setelah persiapan dan pratindakan selesai, dilanjutkan dengan tahap dindakan yang meliputi kegiatan pendahuluan (pemberian tes awal dan apersepsi materi ajar), kegiatan pembelajaran sesuai dengan peraturan dari model pengajaran langsung serta kegiatan akhir (pemberian tek akhir). Tahap terakhir dari penelitian adalah tahap analisis dan pengolahan data hasil penelitian. 3.4. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI SMKN 1 Panyingkiran kab. Majalengka. Kelompok sampel dipilih tidak secara random, melainkan menggunakan kelompok (dalam hal ini kelas) yang sudah ada. Sampel penelitian ini adalah 77 siswa yaitu 39 siswa kelas XI RPL 1 dan 38 siswa kelas XI RPL 2. 3.5. Teknik Analisis Data Untuk mengetahui sejauh mana kualitas suatu instrumen tes, maka sebelumnya perlu dilakukan serangkaian pengujian dan analisis terhadap instrumen. Untuk mendapatkan instrumen yang berkualitas dapat ditinjau dari beberapa hal diantaranya uji validitas, uji reliabilitas, uji indeks kesukaran, uji daya pembeda. 3.6. Teknik Pengolahan Data Untuk mengetahui peningkatan pemahaman belajar siswa maka dilakukan penghitungan dengan menggunakan indeks gain (G) dan indeks gain ternormalisasi (<g>) [1]. Untuk pengolahan data tes dilakukan uji normalitas dan homogenitas terlebih dahulu. Jika data memiliki distribusi
  • 3. JURNAL PENDIDIKAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (PTIK) Vol. 3 No.1 / Juni 2010 9 ISSN 1979-9462 normal dan homogen, maka dilakukan uji kesamaan dua rerata dengan uji stratistik parametris. jika salah satu data yang diolah tidak berdistribusi normal maka langsung dilakukan uji statistik non-parametik. Untuk pengolahan angket dilakukan dengan penghitungan manual dengan menggunakan ketentuan yang digunakan untuk menghitung angket. Dalam penelitian ini digunakan angket dengan tipe rating scale [6]. 4. UJI COBA MODEL PENGAJARAN LANGSUNG (DIRECT INSTRUCTION) DALAM PEMBELAJARAN RPL 4.1. Tahap Persiapan Pada tahap ini dilakukan persiapan pokok bahasan materi pelajaran. SK dan KD dari mata pelajaran RPL SMK Negeri 1 Panyingkiran kelas XI yaitu SK mengoperasikan bahasa pemrograman berbasis web dengan KD, membangun halaman web dan mengenal software web design. Pokok bahasan materi objek-objek web, software web design dan bekerja dengan Macromedia Dreamweaver. 4.2. Skenario Pembelajaran Pembelajaran dilakukan di laboratorium RPL dengan bantuan perangkat komputer. Karena masih adanya keterbatasan kamputer, maka satu komputer digunakan oleh 2-3 siswa. Proses penyampaikan informasi dilakukan dengan bantuan laptop, proyektor, serta media pembelajaran yang telah dibuat yang beroperasi secara lokal. Program yang digunakan adalah software web design yaitu macromedia dreamweaver 8, web browser dan xampp-win32- 1.6.2. Skenario pembelajaran dengan model pengajaran langsung (direct instruction) sebagai berikut: 4.2.1. Pendahuluan; pada tahap ini, guru menyiapkan siswa agar siap mengikuti proses pembelajaran. Pada rangkaian penelitian, dilakukan tes awal (pretest) terlebih dahulu di pertemuan pertama. Untuk pertemuan ke dua dan ketiga tidak ada tes awal. Selanjutnya dilakukan pemantapan konsep pokok bahasan materi mengoperasikan bahasa pemrograman berbasis web serta pengenalan istilah-istilah yang terkait yang diperlukan, untuk memberikan informasi awal kepada siswa. 4.2.2. Pelaksanaan Pembelajaran; pada tahap pelaksanaan, ada beberapa fase pembelajaran yang dilakukan, yaitu Fase Orientasi: Penyampaian tujuan pembelajaran, menyampaikan beberapa informasi dan keutamaan materi yang akan disampaikan agar siswa mengetahui pentingnya menguasai materi yang akan disampaikan dan memotivasi agar siswa tertarik dan merasa perlu mengikuti proses pembelajaran ini dengan benar dan serius sehingga siswa dapat menguasai informasi dan keterampilan yang disampaikan. Fase Presentasi/Demonstrasi: Pada fase ini, guru menyampaikan atau mempresentasikan pengetahuan, contohnya apa yang dimaksud objek-objek web, apa saja yang termasuk objek-objek web, apa yang dimaksud dengan software web design, apa saja contohnya, dan lain sebagainya. Pada fase presentasi, informasi disampaikan tidak dari satu arah, namun harus mengikutsertakan siswa secara aktif melalui tanya jawab. Kegiatan dilanjutkan dengan demonstrasi keterampilan yang berhubungan dengan pengetahuan yang telah dipresentasikan. Misalnya, bagaimana membuat sebuah list atau tabel. Bagaimana cara menyisipkan gambar sebagai background. Fase Latihan Terstruktur: Setelah presentasi dan demonstrasi, siswa diberikan latihan- latihan awal mengenai materi ajar yang terkait dengan materi yang telah dipresentasikan dan didemonstrasikan secara bertahap. Pada fase ini, siswa juga dapat diikutsertakan dalam proses demonstrasi, sehingga semua siswa dapat mengikuti dengan baik. Jika diperlukan, guru dapat menjelaskan kembali hal-hal yang dianggap sulit atau belum dipahami siswa. Fase Latihan Terbimbing: Setelah siswa menguasai konsep dan keterampilan dasar, siswa diberikan latihan-latihan yang harus dikerjakan. Pada latihan ini, siswa melaksanakan latihan, guru memonitoring dan memberikan arahan serta koreksi jika diperlukan. Keterlibatan siswa secara aktif dalam pelatihan dapat meningkatkan retensi, membuat belajar berlangsung dengan lancar, dan memungkinkan siswa menerapkan konsep atau keterampilan pada situasi yang baru Pada fase ini, kegiatan yang tidak kalah penting yaitu mengecek pemahaman siswa dan memberikan umpan balik. Kegiatan ini merupakan aspek penting dalam pengajaran langsung karena tanpa mengetahui hasilnya, latihan tidak banyak memberikan manfaat bagi pembelajaran. Fase Latihan Mandiri: Setelah penyampaian informasi dan keterampilan yang diikuti dengan latihan-latihan, selanjutnya guru memberikan tugas lanjutan atau tes tentang materi yang telah dipelajari. 4.2.3. Penutup; setelah proses pembelajaran selesai, guru dan siswa bersama-sama menarik kesimpulan dari pembelajaran. Untuk pertemua ketiga, siswa diberikan tes akhir (posttest), sebagai akhir dari rangkaian penelitian. 5. HASIL 5.1. Analisis Hasil Uji Coba Instrumen Instrumen penelitian yang diujicobakan berupa soal tes tertulis berbentuk pilihan ganda yang terdiri atas 30 butir soal, 15 soal pretest dan 15 soal posttest. Setelah terlebih dahulu instrumen dianalisis oleh tiga orang penjudgment meliputi kesesuaian dengan indikator dan segi bahasa. instrumen diuji cobakan kepada siswa yang berbeda tetapi memiliki kesamaan tingkatan. Pengujian yang pertama dilakukan adalah uji validitas butir soal pretest dan posttest. Diperoleh rxy untuk soal pretest sebesar 0,45 dan rxy untuk soal posttest sebesar 0,52. Dapat
  • 4. JURNAL PENDIDIKAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (PTIK) Vol. 3 No.1 / Juni 2010 10 ISSN 1979-9462 disimpulkan bahwa soal pretest dan posttest memiliki kriteria validitas “sedang”. Selanjutnya, dilakukan uji reliabilitas instrumen pada soal pretest dan posttest. Diketahui koefisian reliabilitas soal pretest sebesar 0,71 dan koefisiean reliabilitas soal posttest sebesar 0,81. Sehingga, dapat diketahui bahwa instrumen soal pretest dan posttest memiliki kriteria reliabilitas yang “tinggi”. Kemudian, dilakukan uji tingkat kesukaran soal pretest dan posttest. Diperoleh indeks kesukaran dari soal pretest 0,45 dan soal posttest 0,42. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kriteria tingkat kesukaran instrumen soal pretest dan posttest adalah tingkat kesukaran “sedang”. Pengujian terakhir dilakukan untuk mengetahui kualitas daya pembeda dari instrumen soal pretest dan posttest. Indeks daya pembeda pada soal pretest 0,50 dan soal posttest 0,60. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kualitas daya pembeda instrumen soal pretest dan posttest memiliki kualitas daya pembeda “baik”. 5.2. Analisis Hasil Penelitian 5.2.1. Efektifitas Peningkatan Pemahaman Belajar Siswa Berdasarkan hasil dari pretest dan posttest kelompok eksperimen, diperoleh rata-rata nilai pretest sebesar 40,5 dan rata-rata nilai posttest sebesar 72,8. Sehingga, dapat diketahui selisih rata-rata nilai tes kelompok eksperimen adalah sebesar 32,3. Dengan selisih rata-rata nilai (indeks G) sebesar 32,3, dapat diketahui efektifitas penerapan melalui indeks gain ternormalisasi (<g>) sebesar 0,53. Berdasarkan kriteria efektifitas melalui indeks <g>, nilai 0,53 tergolong pada tingkat efektifitas “sedang”. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa penerapan model pengajaran langsung (direct instruction) efektif terhadap peningkatan pemahaman belajar siswa dalam pembelajaran RPL. Hambatan dalam pembelajaran dengan model pangajaran langsung selama penelitian adalah kurangnya fasilitas perangkat komputer yang digunakan oleh 2-3 siswa di laboratorium, sehingga tidak maksimalnya pembelajaran pada fase latihan terstruktur dan latihan terbimbing yang mengakibatkan kurang signifikannya efektifitas peningkatan pemahaman belajar siswa. 5.2.2. Perbedaan Efektifitas Peningkatan Pemahaman Belajar Antara Kelompok Atas dan Bawah Dari hasil penelitian diperoleh selisih rata-rata nilai kelompok atas sebesar G = 33,9 atau <g> = 0,59 dan selisih rata-rata nilai kelompok bawah sebesar G = 30,5 atau <g> = 0,49. Maka, kedua nilai tersebut berada pada kriteria efektifitas “sedang”. Untuk memastikan, dilakukan uji statistik parametris (data memiliki distribusi normal dan homogen) terhadap indeks gain kedua kelompok. Diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,410. Dengan demikian, efektifitas penerapan model pengajaran langsung terhadap kedua kelompok cenderung tidak berbeda. Dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan efektifitas penerapan Model Pengajaran Langsung yang signifikan terhadap peningkatan pemahaman belajar berdasarkan tingkat prestasi siswa kelompok atas dan bawah dalam pembelajaran RPL di SMK. 5.2.3. Aktifitas Belajar Siswa Berdasarkan data yang diperoleh dari angket terhadap 77 responden tentang persepsi peserta didik terhadap model pengajaran langsung, 77% mengisi dengan skala kriteria antara “cukup baik menuju sangat baik”. 6. KESIMPULAN Dari penelitian tersebut Pembelajaran RPL dengan model pengajaran langsung (direct instruction) berhasil dan efektif dalam meningkatkan pemahaman belajar siswa. Berdasarkan hasil penelitian, dengan penerapan model pengajaran langsung (direct instruction), tidak ditemukan perbedaan efektifitas yang signifikan terhadap peningkatan pemahaman belajar berdasarkan tingkat prestasi siswa kelompok atas dan kelompok bawah dalam pembelajaran RPL di SMK. Sehingga, dengan model pengajaran langsung (direct instruction), pengetahuan dan keterampilan dapat diterima dan terserap dengan baik oleh seluruh siswa. Proses pembelajaran RPL dengan model pengajaran langsung (direct instruction) ternyata membantu siswa lebih fokus dan kreatif. 7. REFERENSI [1] Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta. [2] Arikunto, Suharsimi. (2009). Dasar-Dasar evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara. [3] Dimyati dan Mudjiono. (2006). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta. [4] Kardi, S. dan Nur M. (2000). Pengajaran Langsung. Surabaya : Universitas Negeri Surabaya University Press. [5] Sagala, Syaiful. (2005). Konsep dan Makna Pembelajaran: Untuk Membantu Memecahkan Problematika Belajar dan Mengajar. Bandung: Alfabeta. [6] Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta. [7] Tim Penyusun. (2009). Kurikulum: Kompetensi Keahlian Rekayasa Perangkat Lunak. Majalengka: UPTD SMK Negeri 1 Panyingkiran.