SlideShare a Scribd company logo
1 of 11
Download to read offline
Jurnal Elektronik Pembelajaran Matematika ISSN: 2339-1685
Vol.2, No.10, hal 1008-1018, Desember 2014 http://jurnal.fkip.uns.ac.id
1008
EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF
TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) DENGAN PENDEKATAN
OPEN-ENDED PADA MATERI BANGUN RUANG SISI DATAR
DITINJAU DARI DISPOSISI MATEMATIS SISWA KELAS
VIII SMP NEGERI DI KABUPATEN PURWOREJO
Zainnur Wijayaanto1
, Budiyono2
, Imam Sujadi3
123
Prodi Magister Pendidikan Matematika, FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta
Abstract: The study aimed to know: 1) which one of the learning models gave a better
achievement between Think Pair Share (TPS) cooperative learning model with Open-
Ended Approach, TPS, or direct learning model, 2) which one of the students with
mathematical disposition category had a better achievement between students with high,
moderate or low mathematical disposition, 3) in each student’s mathematical disposition
category, which learning model gave a better student’s achievement in mathematics, 4) in
each learning models, which one of the students with mathematical disposition category
had a better student’s achievement in mathematics. This was quasi-experimental study
with 3x3 factorial design. The study population was all eighth grade students of state
junior high school in Purworejo District. Instruments used to collect data were
mathematics achievement test and the student’s mathematical disposition questionnaire.
The data were analyzed using unbalanced two ways ANOVA. Based on the data analysis,
it was concluded that: 1) TPS with Open-Ended Approach gave better achievement than
TPS and direct learning model while TPS and direct learning model gave same
achievement, 2) the students with high mathematical disposition had better achievement
than the students with moderate and low mathematical disposition, and the students with
moderate mathematical disposition had better achievement than the students with low
mathematical disposition, 3) at all categories of students’ mathematical disposition, TPS
with Open-Ended Approach, TPS, and direct learning model gave the same achievement,
4) in the TPS with Open-Ended Approach and TPS, the students with high mathematical
disposition had better achievement than the students with moderate and low mathematical
disposition, and the students with moderate mathematical disposition had better
achievement than the students with low mathematical disposition. In the direct learning
model, the students with high mathematical disposition had better achievement than the
students with moderate and low mathematical disposition, while the students with
moderate and low mathematical disposition had the same achievement.
Keywords: Think Pair Share (TPS), Open-Ended Approach, Direct Instruction,
Mathematical Disposition, Learning Achievement in Mathematics.
PENDAHULUAN
Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi
modern sehingga mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin ilmu dan
mengembangkan daya pikir manusia. Matematika perlu diberikan kepada semua peserta
didik mulai dari sekolah dasar sampai perguruan tinggi untuk membekali peserta didik
dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan
bekerja sama (Permendiknas, 2006). Pada kenyataannya mutu pendidikan matematika di
Indonesia masih rendah dibandingkan dengan mutu pendidikan matematika negara-negara
lain. Hal ini setidaknya tercermin dari hasil tes Trends in International Mathematics and
Sciences Study (TIMSS) yang diikuti oleh siswa kelas VIII SMP. Hasil evaluasi TIMSS
Jurnal Elektronik Pembelajaran Matematika ISSN: 2339-1685
Vol.2, No.10, hal 1008-1018, Desember 2014 http://jurnal.fkip.uns.ac.id
1009
2011 untuk matematika kelas VIII, Indonesia pada posisi 5 besar dari bawah (bersama Syria,
Moroko, Oman, Ghana).
Salah satu faktor penyebabnya adalah cara guru dalam pengelolaan pembelajaran
di kelas. Penelitian yang dilakukan Akinsola dan Olowojaiye (2008) menyimpulkan
bahwa cara guru dalam penyampaian pembelajaran di kelas sangat berpengaruh dalam
mengubah sikap dan kebiasaan siswa dalam belajar matematika. Peker (2008)
mengatakan bahwa “Students’ low success level in mathematics has been a worry for a
long time in many countries. There are a lot of factors affecting success in mathematics.
One of these factors is students’ mathematical anxiety, in other words, their mathematical
fear”.
Untuk menjawab permasalahan tersebut salah satunya dengan menggunakan model
pembelajaran yang dapat memperbaiki dan meningkatkan mutu proses belajar mengajar.
Menurut George (2010), model pembelajaran yang terbukti dapat meningkatkan proses
belajar mengajar adalah model pembelajaran kooperatif. Hasil penelitian dari Zakaria (2010)
juga menyatakan, “The cooperative learning methods improve students’ achievement in
mathematics and attitude towards mathematics” mengungkapkan bahwa pembelajaran
kooperatif dapat meningkatkan prestasi belajar dan sikap siswa terhadap matematika.
Salah satu model pembelajaran kooperatif yang efektif dan mudah diterapkan adalah
model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) yang dikembangkan oleh F.
Lyman pada tahun 1985 dari Universitas Maryland. Think Paire Share merupakan salah satu
model pembelajaran kooperatif sederhana yang memberi kesempatan pada siswa untuk
bekerja sendiri serta bekerja sama dengan orang lain. Keunggulan model pembelajaran ini,
yaitu mampu mengoptimalkan partisipasi siswa (Anita Lie, 2004:57). Penelitian yang
dilakukan oleh Bowering et al (2007) mengungkapkan bahwa model pembelajaran TPS
memberi pengaruh yang positif sehingga menimbulkan prestasi yang baik. Danebeth (2012)
dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe
TPS memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kinerja kelompok dalam pembelajaran
jika dibandingkan dengan pembelajaran konvensional.
Menurut Alfiyatul Fajar (2010), dalam penelitiannya ditemukan bahwa terdapat
kelemahan pada model pembelajaran Think Pair Share (TPS) yang akhirnya menjadi
kendala dalam penggunaan model pembelajaran ini, diantaranya adalah siswa yang pandai
cenderung mendominasi sehingga dapat menimbulkan sikap minder dan pasif dari siswa
yang berkemampuan rendah, diskusi tidak akan berjalan lancar jika siswa hanya
menyalin pekerjaan siswa yang pandai tanpa memahami bagaimana proses menyelesaikan
pekerjaan/ tugas yang diberikan. Hal yang senada juga diungkapkan oleh Anita Lie (2004:
Jurnal Elektronik Pembelajaran Matematika ISSN: 2339-1685
Vol.2, No.10, hal 1008-1018, Desember 2014 http://jurnal.fkip.uns.ac.id
1010
46), kekurangan dari kelompok berpasangan (kelompok yang terdiri dari 2 orang siswa)
salah satunya adalah lebih sedikit ide yang muncul.
Menurut Shimada & Becker (1997), pendekatan open-ended adalah pembelajaran
yang menyajikan suatu permasalahan yang memiliki metode atau penyelesaian yang benar
lebih dari satu. Hal ini sejalan dengan pendapat Hollingworth, Beard, & Proctor (2007) yang
mengatakan bahwa pokok pikiran dari pembelajaran dengan open-ended yaitu pembelajaran
yang membangun kegiatan interaktif antara matematika dan siswa sehingga mengundang
siswa untuk menjawab permasalahan melalui berbagai strategi. Pendekatan open-ended
dapat memberi kesempatan kepada siswa untuk memperoleh pengetahuan/ pengalaman
menemukan, mengenali, dan memecahkan masalah dengan beragam teknik.
Salah satu faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar matematika siswa
adalah disposisi mereka terhadap matematika. Damon (2005) dalam penelitiannya juga
menyimpulkan bahwa disposisi mempunyai pengaruh yang besar terhadap proses
pembelajaran. Disposisi matematis adalah keinginan, kesadaran, dan dedikasi yang kuat pada
diri siswa untuk belajar matematika dan melaksanakan berbagai kegiatan matematika
(Sumarmo, 2006).
Berdasarkan uraian yang dikemukakan di atas, tujuan dalam penelitian ini adalah
untuk mengetahui: 1) manakah yang memberikan prestasi belajar matematika lebih baik
diantara model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) dengan pendekatan
open-ended, TPS, atau pembelajaran langsung, 2) manakah yang mempunyai prestasi belajar
matematika lebih baik, siswa dengan disposisi matematis tinggi, sedang, atau rendah, 3) pada
masing-masing kategori disposisi matematis, manakah yang memberikan prestasi belajar
matematika lebih baik diantara model pembelajaran kooperatif tipe TPS dengan pendekatan
open-ended, TPS, atau pembelajaran langsung, 4) pada masing-masing model pembelajaran,
manakah yang mempunyai prestasi belajar matematika lebih baik, siswa dengan disposisi
matematis tinggi, sedang, atau rendah.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental semu dengan menggunakan
rancangan faktorial 3x3. Populasinya adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri di
Kabupaten Purworejo, dan sampelnya diambil dengan teknik stratified cluster random
sampling. Penelitian dilakukan di SMP Negeri 13 Purworejo, SMP Negeri 14 Purworejo,
SMP Negeri 20 yang masing-masing diambil dua kelas eksperimen dan satu kelas sebagai
kelas kontrol. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 285 siswa yang terdiri dari 96 siswa
pada kelas eksperimen satu, 95 siswa pada kelas eksperimen dua dan 94 siswa pada kelas
Jurnal Elektronik Pembelajaran Matematika ISSN: 2339-1685
Vol.2, No.10, hal 1008-1018, Desember 2014 http://jurnal.fkip.uns.ac.id
1011
kontrol. Dalam penelitian ini terdapat dua variabel bebas yaitu model pembelajaran dan
disposisi matematis siswa dan satu variabel terikat yaitu prestasi belajar matematika.
Teknik pengumpulan data menggunakan metode dokumentasi, tes dan angket.
Metode dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data kemampuan awal siswa, metode
tes digunakan untuk mengumpulkan data prestasi belajar matematika, dan metode angket
digunakan untuk mengumpulkan data disposisi matematis siswa. Instrumen yang digunakan
dalam penelitian ini berupa tes objektif bentuk pilihan ganda pada materi bangun ruang sisi
datar dan angket disposisi matematis untuk membedakan disposisi matematis dalam kategori
tinggi, sedang atau rendah.
Uji coba instrumen dilakukan di SMP Negeri 18 dan SMP Negeri 32 Purworejo
dengan responden 69 siswa. Untuk instrumen tes prestasi belajar, mengacu pada kriteria
yaitu validitas isi, daya pembeda (D 0,3), tingkat kesukaran (0,3 ≤ P ≤ 0,7) dan
reliabilitas (r11 ≥ 0,7), dari 40 butir soal yang diujicobakan diperoleh 25 butir soal yang
digunakan sebagai alat pengambil data prestasi belajar matematika siswa. Uji coba angket
disposisi matematis, mengacu pada kriteria yaitu validitas isi, konsistensi internal (D 0,3)
dan reliabilitas (r11 ≥ 0,7), dari 60 butir pernyataan yang diujicobakan diperoleh 40 butir
pertanyaan sebagai alat pengambil data disposisi matematis siswa. Uji prasyarat analisis
yaitu uji normalitas dengan Lilliefors dan uji homogenitas dengan uji Bartlett. Uji analisis
data yang digunakan yaitu analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Sebelum dilakukan eksperimen sampel harus dalam keadaan seimbang. Data yang
digunakan sebagai uji keseimbangan adalah data dokumentasi nilai Ujian Akhir Sekolah
(UAS) matematika semester 1. Untuk selanjutnya dilakukan uji normalitas, uji homogenitas
dan uji keseimbangan pada data tersebut. Berdasarkan uji normalitas dengan menggunakan
metode Lilliefors diperoleh harga statistik uji untuk taraf sigifikansi 0,05 pada kelas
eksperimen 1 didapatkan Lobs = 0,0792 dan L0,05;96 = 0,0904, kelas eksperimen 2 Lobs =
0,0721 dan L0,05;95= 0,0909, dan kelas kontrol Lobs = 0,0774 dan L0,05;86 = 0,0914, pada
masing-masing sampel nilai Lobs< L0,05;n dengan , sehingga
maka H0 diterima artinya masing-masing sampel berasal dari populasi yang
berdistribusi normal.
Hasil analisis uji homogenitas menggunakan uji Bartlett dengan statistik uji Chi-
Kuadrat pada tingkat signifikansi 0,05 diperoleh hasil = 1,891 dengan = 5,991
berarti harga dari dengan , sehingga
Jurnal Elektronik Pembelajaran Matematika ISSN: 2339-1685
Vol.2, No.10, hal 1008-1018, Desember 2014 http://jurnal.fkip.uns.ac.id
1012
maka H0 diterima. Artinya bahwa sampel berasal dari populasi yang mempunyai variansi
homogen.
Berdasarkan uji keseimbangan menggunakan anava satu jalan sel tak sama dengan
taraf signifikansi 0,05 diperoleh hasil Fobs = 0,209 dengan F0,05;2,282 = 3,03. Karena Fobs <
F0,05;2,282 dengan , sehingga maka H0 diterima
berarti populasi dalam keadaan seimbang.
Sebelum dilakukan analisis variansi dua jalan, terlebih dahulu dilakukan uji
normalitas dan uji homogenitas sebagai uji prasyarat analisis variansi. Rangkuman uji
normalitas dan homogenitas disajikan dalam Tabel 1 dan Tabel 2.
Tabel 1. Rangkuman hasil uji normalitas
Uji Normalitas L obs L 0,05;n Keputusan Kesimpulan
TPS Open-Ended 0,0688 0,0904 H0 diterima Normal
TPS 0,0636 0,0895 H0 diterima Normal
Langsung 0,0700 0,0914 H0 diterima Normal
Disposisi Tinggi 0,0861 0,0934 H0 diterima Normal
Disposisi Sedang 0,0820 0,0830 H0 diterima Normal
Disposisi Rendah 0,0890 0,0967 H0 diterima Normal
Tabel 2. Rangkuman uji homogenitas
Sampel K Keputusan Kesimpulan
Model
Pembelajaran
3 2,290 5,991 H0 diterima Homogen
Disposisi Matematis siswa 3 1,701 5,991 H0 diterima Homogen
Berdasarkan Tabel 1 dan Tabel 2, dapat diketahui bahwa sampel berasal dari
populasi yang berdistribusi normal dan mempunyai variansi yang homogen dengan demikian
uji hipotesis menggunakan teknik analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama dapat
dilakukan.
Rerata prestasi belajar matematika kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
dapat dilihat dalam tabel 3.
Tabel 3. Rerata masing-masing sel dari data model pembelajaran dan disposisi matematis.
Model Pembelajaran
Disposisi Matematis Siswa
Rerata MarginalTinggi
(b1)
Sedang
(b2)
Rendah
(b3)TPS-Open Ended 91,44 77,00 61,92 79,54
TPS 87,26 73,50 63,11 73,47
Pembelajaran Langsung 83,45 70,16 65,94 71,70
Rerata Marginal 88,30 73,24 63,83
Hasil perhitungan analisis variansi dua jalan sel tak sama dengan tingkat signifikansi
0,05 disajikan dalam Tabel 4.
Jurnal Elektronik Pembelajaran Matematika ISSN: 2339-1685
Vol.2, No.10, hal 1008-1018, Desember 2014 http://jurnal.fkip.uns.ac.id
1013
Tabel 4. Rangkuman analisis variansi dua jalan
Sumber JK dk RK Fobs Keputusan
Model Pembelajaran (A) 599,19 2 299,59 4,41 3,03 H0 ditolak
Disposisi Matematis (B) 25904,24 2 12952,12 190,48 3,03 H0 ditolak
Interaksi (AB) 1341,47 4 335,37 4,93 2,37 H0 ditolak
Galat 33843,26 276 68,00 - - -
Total 46612,46 284 - - - -
Kesimpulan analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama berdasarkan Tabel 4.
adalah: (1) pada efek utama antar baris (A), siswa-siswa yang dikenai dengan model
pembelajaran kooperatif TPS dengan open-ended, TPS dan pembelajaran langsung
mempunyai prestasi belajar matematika yang berbeda. (2) pada efek utama antar kolom (B),
ketiga disposisi matematis siswa memberikan efek yang berbeda terhadap prestasi belajar.
(3) pada efek interaksi (AB), terdapat interaksi antara model pembelajaran yang digunakan
dan disposisi matematis siswa terhadap prestasi belajar matematika.
Berdasarkan anava dua jalan diperoleh bahwa H0A ditolak, sehingga perlu dilakukan
uji lanjut pasca analisis variansi dengan metode Scheffe’ untuk uji komparasi antar baris.
Tabel 5. Rangkuman hasil uji komparasi ganda antar baris
Komparasi H0 H1 Fobs 2F0,05;2;276 Keputusan
Keputusanμ1. vs μ2. μ1. = μ2. μ1. ≠ μ2. 27,21 6,06 H0 ditolak
μ2. vs μ3. μ2. = μ3. μ2. ≠ μ3. 2,28 6,06 H0 diterima
μ1. vs μ3. μ1. = μ3. μ1. ≠ μ3. 44,95 6,06 H0 ditolak
Berdasarkan Tabel 5. hasil uji komparasi antar baris pada masing-masing kategori
model pembelajaran dan dengan melihat rerata marginalnya, diperoleh simpulan bahwa
model pembelajaran kooperatif tipe TPS dengan pendekatan open-ended memberikan
prestasi belajar matematika yang lebih baik dibandingkan model pembelajaran kooperatif
TPS dan pembelajaran langsung sedangkan model pembelajaran kooperatif TPS memberikan
prestasi belajar yang sama baiknya dengan model pembelajaran langsung. Kesimpulan ini
didukung oleh hasil penelitian Mella Yuliani (2013) yang dalam penelitiannya
menyimpulkan prestasi belajar matematika peserta didik yang dikenai model pembelajaran
kooperatif STAD dengan pendekatan open-ended pada pokok bahasan logaritma lebih baik
daripada peserta didik yang dikenai model pembelajaran STAD. Kemudian menurut
Hollingworth, Beard, & Proctor (2007) yang mengatakan bahwa pokok pikiran dari
pembelajaran dengan open-ended yaitu pembelajaran yang membangun kegiatan interaktif
antara matematika dan siswa sehingga mengundang siswa untuk menjawab permasalahan
melalui berbagai strategi. Diperkuat oleh Nohda (2000) yang mengemukakan bahwa dengan
pendekatan open-ended guru berpeluang untuk membantu siswa dalam memahami dan
mengelaborasi ide-ide matematika siswa sejauh dan sedalam mungkin. Sedangkan TPS
Jurnal Elektronik Pembelajaran Matematika ISSN: 2339-1685
Vol.2, No.10, hal 1008-1018, Desember 2014 http://jurnal.fkip.uns.ac.id
1014
memberikan prestasi belajar yang sama dengan pembelajaran langsung, dikarenakan dalam
pelaksanaan proses belajar mengajar, terdapat siswa yang tidak hadir pada pertemuan
tertentu dan hal tersebut mempengaruhi kelompok belajar yang telah terbentuk. Pada tahap
Pair dan Share siswa kehilangan teman sekelompoknya sehingga tidak optimal dalam
membangun pemahaman konsep. Di lain pihak, prestasi belajar matematika peserta didik
yang dikenai model pembelajaran langsung, proses pembelajaran terpusat pada guru guru
yang menyebabkan siswa menjadi pasif. Dengan demikian, pemahaman materi pokok
operasi bilangan bulat yang dikenai model pembelajaran lebih rendah dari dari pada peserta
didik yang dikenai model pembelajaran kooperatif tipe TPS dengan pendekatan open-ended
maupun TPS. Alasan ini kemudian diperkuat dengan penelitian yang dilakukan oleh Ofodu
dan Raheem (2011) yang menyimpulkan bahwa pembelajaran matematika dengan
menggunakan model pembelajaran TPS memberikan prestasi belajar yang lebih baik
daripada model pembelajaran konvensional.
Berdasarkan anava dua jalan diperoleh bahwa H0B ditolak, sehingga perlu dilakukan
uji lanjut pasca analisis variansi dengan metode Scheffe’ untuk uji komparasi antar kolom.
Tabel 6. Rangkuman hasil uji komparasi ganda antar kolom
Komparasi H0 H1 Fobs 2F0,05;2;276 Keputusan
Keputusanμ.1 vs μ.2 μ.1 = μ.2 μ.1 ≠ μ.2 180,40 6,06 H0 ditolak
μ.2 vs μ.3 μ.2 = μ.3 μ.2 ≠ μ.3 61,26 6,06 H0 ditolak
μ.1 vs μ.3 μ.1 = μ.3 μ.1≠ μ.3 346,06 6,06 H0 ditolak
Berdasarkan Tabel 6. hasil uji komparasi antar kolom pada masing-masing kategori
disposisi matematis dan dengan melihat rerata marginalnya, diperoleh simpulan bahwa siswa
dengan disposisi matematis tinggi mempunyai prestasi belajar lebih baik dibandingkan siswa
dengan disposisi matematis sedang dan rendah, dan siswa dengan disposisi matematis
sedang mempunyai prestasi belajar lebih baik dibandingkan siswa dengan disposisi
matematis rendah. Hasil ini sesuai dengan hipotesis penelitian. Hal ini dikarenakan siswa
yang memiliki disposisi matematis tinggi dalam belajar matematika akan lebih percaya diri
dengan kemampuannya, dapat mengeksplorasi ide-ide matematis dan mencoba berbagai
metode untuk memecahkan masalah, bertekad yang kuat, ketertarikan dan keingintahuan
menemukan sesuatu yang baru serta kecenderungan untuk merefleksi proses berpikir.
Sehingga tujuan belajar tercapai dan menghasilkan prestasi belajar yang lebih baik. Pendapat
tersebut juga diperkuat oleh Mutia (2013) yang dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa
siswa dengan disposisi tinggi mempunyai prestasi belajar yang lebih baik dari siswa dengan
disposisi matematis sedang maupun rendah.
Berdasarkan analisis variansi dua jalan diperoleh bahwa H0AB ditolak, sehingga perlu
dilakukan uji lanjut pasca analisis variansi dengan metode Scheffe’ untuk uji komparasi
Jurnal Elektronik Pembelajaran Matematika ISSN: 2339-1685
Vol.2, No.10, hal 1008-1018, Desember 2014 http://jurnal.fkip.uns.ac.id
1015
antar sel pada masing-masing kategori model pembelajaran dan disposisi matematis. Hasil
uji komparasi ganda antar sel pada kolom yang sama dideskripsikan sebagai berikut: 1) Pada
siswa dengan disposisi matematis tinggi, prestasi belajar matematika siswa yang dikenai
model pembelajaran kooperatif TPS dengan open-ended sama baiknya dengan siswa yang
dikenai model pembelajaran TPS dan pembelajaran langsung. Hal ini dikarenakan siswa
yang memiliki disposisi matematis tinggi dalam belajar matematika akan lebih percaya diri
dengan kemampuannya, dapat mengeksplorasi ide-ide matematis dan mencoba berbagai
metode untuk memecahkan masalah, bertekad yang kuat, ketertarikan dan keingintahuan
menemukan sesuatu yang baru serta kecenderungan untuk merefleksi proses berpikir.
Sehingga siswa dengan disposisi matematis tinggi akan memperoleh informasi dalam
jumlah yang sama banyak selama proses belajar sehingga memberikan prestasi belajar yang
sama baiknya. 2) Pada siswa dengan disposisi matematis sedang, prestasi belajar matematika
siswa yang dikenai model pembelajaran kooperatif TPS dengan open-ended sama baiknya
dengan siswa yang dikenai model pembelajaran TPS dan pembelajaran langsung. 3) Pada
siswa dengan disposisi matematis rendah, prestasi belajar matematika siswa yang dikenai
model pembelajaran kooperatif TPS dengan open-ended sama baiknya dengan siswa yang
dikenai model pembelajaran TPS dan pembelajaran langsung. Hasil ini tidak sesuai dengan
hipotesis penelitian. Ketidaksesuaian hasil penelitian ini dimungkinkan karena siswa dengan
disposisi matematis rendah cenderung tidak bersemangat dan tidak aktif dalam mengikuti
proses belajar sehingga pemahaman siswa terhadap materi bangun ruang sisi datar menjadi
kurang. Dengan demikian, pada disposisi matematis rendah, peneliti tidak mampu menjamin
terjadinya interaksi antara siswa yang dikenai model pembelajaran kooperatif tipe TPS
dengan open-ended, TPS dan model pembelajaran langsung.
Hasil uji komparasi ganda antar sel pada baris yang sama dideskripsikan sebagai
berikut: 1) Pada model pembelajaran kooperatif tipe TPS dengan open-ended, siswa dengan
disposisi matematis tinggi akan mencapai prestasi belajar yang lebih baik daripada siswa
dengan disposisi matematis sedang maupun rendah. Hal ini dikarenakan model pembelajaran
kooperatif TPS dengan pendekatan open-ended merupakan model pembelajaran
konstruktivisme yang menuntut peran aktif siswa dalam kegiatan pembelajaran, oleh karena
itu siswa dengan disposisi matematis tinggi akan cenderung lebih aktif baik dalam proses
pembelajaran sehingga hasil yang dicapai juga lebih optimal. 2) Pada model pembelajaran
TPS, siswa dengan disposisi matematis tinggi akan mencapai prestasi belajar yang lebih baik
daripada siswa dengan disposisi matematis sedang maupun rendah. Model pembelajaran TPS
mempunyai keunggulan yaitu mampu mengoptimalkan partisipasi siswa sehingga itu siswa
dengan disposisi matematis tinggi akan cenderung lebih aktif baik dalam proses
Jurnal Elektronik Pembelajaran Matematika ISSN: 2339-1685
Vol.2, No.10, hal 1008-1018, Desember 2014 http://jurnal.fkip.uns.ac.id
1016
pembelajaran sehingga hasil yang dicapai juga lebih optimal. 3) Pada model pembelajaran
langsung siswa dengan disposisi tinggi mempunyai prestasi belajar lebih baik daripada siswa
dengan disposisi rendah, sedangkan siswa yang memiliki disposisi matematis sedang akan
mencapai prestasi belajar yang sama dengan siswa yang memiliki disposisi matematis
rendah.
SIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut. 1) Model
pembelajaran kooperatif tipe TPS dengan pendekatan open-ended memberikan prestasi
belajar yang lebih baik dibandingkan model pembelajaran kooperatif TPS dan pembelajaran
langsung, sedangkan model pembelajaran kooperatif TPS memberikan prestasi belajar yang
sama baiknya dengan pembelajaran langsung. 2) Siswa dengan disposisi matematis tinggi
mempunyai prestasi belajar lebih baik dibandingkan siswa dengan disposisi matematis
sedang dan rendah, dan siswa dengan disposisi matematis sedang mempunyai prestasi
belajar lebih baik dibandingkan siswa dengan disposisi matematis rendah. 3) Pada masing-
masing disposisi matematis siswa (tinggi, sedang dan rendah) antara model pembelajaran
kooperatif tipe TPS dengan pendekatan open-ended, model pembelajaran kooperatif TPS,
dan model pembelajaran langsung memberikan prestasi belajar yang sama. 4) Pada model
pembelajaran kooperatif tipe TPS dengan pendekatan open-ended dan model pembelajaran
kooperatif TPS siswa dengan disposisi matematis tinggi mempunyai prestasi belajar lebih
baik dibandingkan siswa dengan disposisi matematis sedang maupun rendah, siswa dengan
disposisi matematis sedang mempunyai prestasi belajar lebih baik dibandingkan siswa
dengan disposisi matematis rendah. Pada model pembelajaran langsung, siswa dengan
disposisi matematis tinggi mempunyai prestasi belajar yang lebih baik dibandingkan siswa
dengan disposisi matematis sedang dan rendah, siswa dengan disposisi matematis sedang
dan rendah mempunyai prestasi belajar yang sama.
Berdasarkan simpulan, dikemukakan beberapa saran yaitu bagi guru matematika
hendaknya termotivasi untuk menerapkan model pembelajaran yang inovatif seperti model
pembelajaran kooperatif tipe TPS dengan pendekatan open-ended. Guru hendaknya
memperhatikan faktor lain dari dalam diri siswa yaitu disposisi matematis siswa, karena
dalam penelitian ini disposisi matematis siswa memberikan pengaruh terhadap prestasi
belajar siswa. Bagi peneliti lain, diharapkan dapat melakukan penelitian lebih lanjut dengan
memperdalam dan memperluas lingkup penelitian, yakni dengan mengembangkan model
lain yang lebih inovatif serta tinjauan yang lebih luas dengan memperhatikan variabel-
variabel yang mempengaruhi prestasi belajar siswa.
Jurnal Elektronik Pembelajaran Matematika ISSN: 2339-1685
Vol.2, No.10, hal 1008-1018, Desember 2014 http://jurnal.fkip.uns.ac.id
1017
DAFTAR PUSTAKA
Akinsola, M.K. and Olowojaiye, F.B. 2008. “Teacher Instructional Methods and Student
Attitude towards Mathematics”. International Electronic Journal of Mathematics
Education, 3(1): 60-73.
Alfiyatul Fajar. 2010. Eksperimentasi Metode Pembelajaran Teams-Games-Tournament
Dan Think-Pair-Share Pada Bab Bangun Ruang Prisma Tegak Dan Limas Ditinjau
Dari Kecerdasan Intelektual (IQ) Siswa Kelas VIII Semester 2 SMP Se-Surakarta.
Tesis: UNS Surakarta.
Anita Lie. 2004. Cooperative Learning: Mempraktekkan Cooperative Learning di Ruang-
Ruang Kelas. Jakarta: PT.Gransindo
Bowering, M., Britget, M.L., and Michael, H. 2007. “Opening up Thinking Reflections on
Group Work in a Bilingual Postgraduate Program”. International Journal of Teaching
and Learning in Higher Education. 19(1): 77-83.
Damon, W. 2005. “Personality Test: The dispositional dispute in teacher preparation today,
and what to do about it”. Journal of Teacher Education Issues on Dispositions. 2(3):
1-6.
Danebeth, T.G. 2012. “Think-Pair Share: Its Effect On the Academic Performance of ESL
Students”. International Journal of Literature, Linguistics & Interdisciplinary Studies.
1(3): 22-26.
George, P.G. 2010. “The Effectiveness of Cooperative Learning Strategies in Multicultural
University Classroom”. Journal on Excellence in College Teaching, 5 (1): 21-30.
Hollingworth, L., Beard, J., and Proctor, T. 2007. “An Investigation of Item Type in a
Standards-Based Assessment”. International Journal of Practical Assessment,
Research & Evaluation. 12(18): 11-16.
Mella Yuliani. 2013. Eksperimentasi Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dengan
Pendekatan Open-Ended Pada Pokok Bahasan Logaritma Ditinjau Dari Gaya
Berpikir dan Kreativitas Peserta Didik Kelas X SMA Negeri Se-Kabupaten
Gunungkidul Tahun Pelajaran 2012/2013. Tesis: UNS Surakarta.
Mutia. 2013. Eksperimentasi Pembelajaran Matematika dengan Model Eliciting Activities
(MEAs) dan Kooperatif Tipe Team Assisted Individualizaton (TAI) Ditinjau Dari
Disposisi Matematis Siswa Kelas VII Se-Kota Bengkulu Pada Materi Bangun Datar.
Tesis: UNS Surakarta.
Nohda, N. 2000. “Learning and Teaching Through Open-ended Approacrh Method. Dalam
Tadao Nakahara dan Masataka Koyama (editor)”. Proceeding of the 24th
of the
Intenational Group for the Psychology of Mathematics Education. Hiroshima:
Hiroshima University.
Ofodu, G.O. & Raheem, A.L. 2011. “Cooperative Instructional Strategies and Performance
Levels of Students in Reading Comprehension”. International Journal Education
Science. 3(2): 103-107.
Jurnal Elektronik Pembelajaran Matematika ISSN: 2339-1685
Vol.2, No.10, hal 1008-1018, Desember 2014 http://jurnal.fkip.uns.ac.id
1018
Peker, M. 2008. “Pre-Service Teachers’ Teaching Anxiety about Mathematics and Their
Learning Style”. Eurasia Journal of Mathematics, Science & Technology Education.
5(4): 335-345.
Permendiknas. 2006. Standar Isi. [Online]. Tersedia: http://www.kemdiknas.go.id/list_link/
produk-hukum/peraturanmenteri/2006 [23 November 2013].
Shimada, S. & Becker, J. P. 1997. The open-ended approach: A new proposal for teaching
mathematics. Reston, Virginia: National Council of Teachers of Mathematics.
Sumarmo U. 2010. Berfikir dan Disposisi Matematik: Apa. Mengapa, dan Bagaimana
Dikembangkan pada Peserta Didik. [Online]. Tersedia: http://dc594.4shared.com/ [25
Mei 2013].
Zakaria, E. 2010. “The Effects of Cooperative Learning on Students’ Mathematics
Achievement and Attitude towards Mathematics”. Journal of Social Sciences. 6(2):
272-275.

More Related Content

What's hot

Instrumen tes kemampuan pemahaman konsep dan komunikasi matematis
Instrumen tes kemampuan pemahaman konsep dan komunikasi matematisInstrumen tes kemampuan pemahaman konsep dan komunikasi matematis
Instrumen tes kemampuan pemahaman konsep dan komunikasi matematisPreally A
 
Berpikir kreatif+open ended
Berpikir kreatif+open endedBerpikir kreatif+open ended
Berpikir kreatif+open endedDini Safitri
 
Makalah seminar ispi
Makalah seminar ispiMakalah seminar ispi
Makalah seminar ispisrirejeki345
 
Resume problematika pendidikan matematika 1dari jurnal internasional
Resume problematika pendidikan matematika 1dari jurnal internasionalResume problematika pendidikan matematika 1dari jurnal internasional
Resume problematika pendidikan matematika 1dari jurnal internasionalMas Becak
 
4947 9540-1-pb
4947 9540-1-pb4947 9540-1-pb
4947 9540-1-pbFppi Unila
 
Analisis kesulitan belajara kemampuan penalaran matematis siswa smp pada limas
Analisis kesulitan belajara kemampuan penalaran matematis siswa smp pada limasAnalisis kesulitan belajara kemampuan penalaran matematis siswa smp pada limas
Analisis kesulitan belajara kemampuan penalaran matematis siswa smp pada limasSulistiawati .
 
Peningkatan kemampuan pemecahan masalah
Peningkatan kemampuan pemecahan masalahPeningkatan kemampuan pemecahan masalah
Peningkatan kemampuan pemecahan masalahLukman
 
Peningkatkan hasil belajar_matematika_melalui_mode
Peningkatkan hasil belajar_matematika_melalui_modePeningkatkan hasil belajar_matematika_melalui_mode
Peningkatkan hasil belajar_matematika_melalui_modeAgunk Wahyudi
 
P 18 pendidikan(nila k)
P 18 pendidikan(nila k)P 18 pendidikan(nila k)
P 18 pendidikan(nila k)Cha Aisyah
 
Metode problen solving
Metode problen solvingMetode problen solving
Metode problen solvingkaffah
 
Jurnal pendidikan matematika
Jurnal pendidikan matematikaJurnal pendidikan matematika
Jurnal pendidikan matematikaNurmalianis Anis
 
prosiding PGRI 2015 Pengembangan Soal Matematika Untuk Mengukur Kemampuan Kon...
prosiding PGRI 2015 Pengembangan Soal Matematika Untuk Mengukur Kemampuan Kon...prosiding PGRI 2015 Pengembangan Soal Matematika Untuk Mengukur Kemampuan Kon...
prosiding PGRI 2015 Pengembangan Soal Matematika Untuk Mengukur Kemampuan Kon...tikamathworld
 

What's hot (19)

Instrumen tes kemampuan pemahaman konsep dan komunikasi matematis
Instrumen tes kemampuan pemahaman konsep dan komunikasi matematisInstrumen tes kemampuan pemahaman konsep dan komunikasi matematis
Instrumen tes kemampuan pemahaman konsep dan komunikasi matematis
 
Berpikir kreatif+open ended
Berpikir kreatif+open endedBerpikir kreatif+open ended
Berpikir kreatif+open ended
 
Makalah seminar ispi
Makalah seminar ispiMakalah seminar ispi
Makalah seminar ispi
 
Resume problematika pendidikan matematika 1dari jurnal internasional
Resume problematika pendidikan matematika 1dari jurnal internasionalResume problematika pendidikan matematika 1dari jurnal internasional
Resume problematika pendidikan matematika 1dari jurnal internasional
 
Seminar Usul penelitian
Seminar Usul penelitianSeminar Usul penelitian
Seminar Usul penelitian
 
1 st, Try
1 st, Try1 st, Try
1 st, Try
 
4947 9540-1-pb
4947 9540-1-pb4947 9540-1-pb
4947 9540-1-pb
 
Analisis kesulitan belajara kemampuan penalaran matematis siswa smp pada limas
Analisis kesulitan belajara kemampuan penalaran matematis siswa smp pada limasAnalisis kesulitan belajara kemampuan penalaran matematis siswa smp pada limas
Analisis kesulitan belajara kemampuan penalaran matematis siswa smp pada limas
 
Proposal Penelitian (Pendidikan Matematika)
Proposal Penelitian (Pendidikan Matematika)Proposal Penelitian (Pendidikan Matematika)
Proposal Penelitian (Pendidikan Matematika)
 
Peningkatan kemampuan pemecahan masalah
Peningkatan kemampuan pemecahan masalahPeningkatan kemampuan pemecahan masalah
Peningkatan kemampuan pemecahan masalah
 
Peningkatkan hasil belajar_matematika_melalui_mode
Peningkatkan hasil belajar_matematika_melalui_modePeningkatkan hasil belajar_matematika_melalui_mode
Peningkatkan hasil belajar_matematika_melalui_mode
 
P 18 pendidikan(nila k)
P 18 pendidikan(nila k)P 18 pendidikan(nila k)
P 18 pendidikan(nila k)
 
Koneksi Matematika
Koneksi MatematikaKoneksi Matematika
Koneksi Matematika
 
Metode problen solving
Metode problen solvingMetode problen solving
Metode problen solving
 
Proposal SKRIPSI
Proposal SKRIPSIProposal SKRIPSI
Proposal SKRIPSI
 
Analisis kemampuan penalaran mat pgsd
Analisis kemampuan penalaran mat pgsdAnalisis kemampuan penalaran mat pgsd
Analisis kemampuan penalaran mat pgsd
 
Jurnal pendidikan matematika
Jurnal pendidikan matematikaJurnal pendidikan matematika
Jurnal pendidikan matematika
 
prosiding PGRI 2015 Pengembangan Soal Matematika Untuk Mengukur Kemampuan Kon...
prosiding PGRI 2015 Pengembangan Soal Matematika Untuk Mengukur Kemampuan Kon...prosiding PGRI 2015 Pengembangan Soal Matematika Untuk Mengukur Kemampuan Kon...
prosiding PGRI 2015 Pengembangan Soal Matematika Untuk Mengukur Kemampuan Kon...
 
Pp pemahaman matematis Tina Lisdianti
Pp pemahaman matematis Tina LisdiantiPp pemahaman matematis Tina Lisdianti
Pp pemahaman matematis Tina Lisdianti
 

Similar to Model Pembelajaran Kooperatif TPS Open-Ended dan Disposisi Matematis Siswa

S jurnal pembelajaran matematika vol 3, no 1 (2015) pembelajaran matematika
S jurnal pembelajaran matematika vol 3, no 1 (2015) pembelajaran matematikaS jurnal pembelajaran matematika vol 3, no 1 (2015) pembelajaran matematika
S jurnal pembelajaran matematika vol 3, no 1 (2015) pembelajaran matematikafaradiba nabillah
 
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN ...
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN ...PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN ...
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN ...NERRU
 
Penelitian tindakan kelas ipa smp
Penelitian tindakan kelas ipa smpPenelitian tindakan kelas ipa smp
Penelitian tindakan kelas ipa smpFenty Simanungkalit
 
Analisis Kesalahan Siswa Dalam Menyelesaikan Soal Cerita Materi Teorema Pytha...
Analisis Kesalahan Siswa Dalam Menyelesaikan Soal Cerita Materi Teorema Pytha...Analisis Kesalahan Siswa Dalam Menyelesaikan Soal Cerita Materi Teorema Pytha...
Analisis Kesalahan Siswa Dalam Menyelesaikan Soal Cerita Materi Teorema Pytha...Monica Waters
 
eva sutriana 162050701068.pdf
eva sutriana 162050701068.pdfeva sutriana 162050701068.pdf
eva sutriana 162050701068.pdfAnastasya161
 
Translated copy of 420 965-1-sm.pdf
Translated copy of 420 965-1-sm.pdfTranslated copy of 420 965-1-sm.pdf
Translated copy of 420 965-1-sm.pdfAfwanilhuda Nst
 
7667-16141-1-SM.pdf
7667-16141-1-SM.pdf7667-16141-1-SM.pdf
7667-16141-1-SM.pdframlanmala
 
Artikel publikasi
Artikel publikasiArtikel publikasi
Artikel publikasiaya Uzumika
 
Meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa smp melalui penerapan metod...
Meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa smp melalui penerapan metod...Meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa smp melalui penerapan metod...
Meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa smp melalui penerapan metod...umdatus
 
25022013 siska ryane mpmt
25022013 siska ryane mpmt25022013 siska ryane mpmt
25022013 siska ryane mpmtsiskaryane
 
176913 id-upaya-meningkatkan-aktivitas-dan-prestas
176913 id-upaya-meningkatkan-aktivitas-dan-prestas176913 id-upaya-meningkatkan-aktivitas-dan-prestas
176913 id-upaya-meningkatkan-aktivitas-dan-prestasMinarni Minarni
 
Proposal penelitian
Proposal penelitianProposal penelitian
Proposal penelitianantiantika
 
08 mumun syaban
08 mumun syaban08 mumun syaban
08 mumun syabanFppi Unila
 
Artikel Academic Writing
Artikel Academic WritingArtikel Academic Writing
Artikel Academic Writingmarselladia
 

Similar to Model Pembelajaran Kooperatif TPS Open-Ended dan Disposisi Matematis Siswa (20)

S jurnal pembelajaran matematika vol 3, no 1 (2015) pembelajaran matematika
S jurnal pembelajaran matematika vol 3, no 1 (2015) pembelajaran matematikaS jurnal pembelajaran matematika vol 3, no 1 (2015) pembelajaran matematika
S jurnal pembelajaran matematika vol 3, no 1 (2015) pembelajaran matematika
 
3919 8665-1-sm
3919 8665-1-sm3919 8665-1-sm
3919 8665-1-sm
 
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN ...
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN ...PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN ...
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN ...
 
Penelitian tindakan kelas ipa smp
Penelitian tindakan kelas ipa smpPenelitian tindakan kelas ipa smp
Penelitian tindakan kelas ipa smp
 
Analisis Kesalahan Siswa Dalam Menyelesaikan Soal Cerita Materi Teorema Pytha...
Analisis Kesalahan Siswa Dalam Menyelesaikan Soal Cerita Materi Teorema Pytha...Analisis Kesalahan Siswa Dalam Menyelesaikan Soal Cerita Materi Teorema Pytha...
Analisis Kesalahan Siswa Dalam Menyelesaikan Soal Cerita Materi Teorema Pytha...
 
DL X STAD.pdf
DL X STAD.pdfDL X STAD.pdf
DL X STAD.pdf
 
Verifikasi Startium
Verifikasi Startium Verifikasi Startium
Verifikasi Startium
 
rancangan PTK Aulia rahmawati
rancangan PTK Aulia rahmawati rancangan PTK Aulia rahmawati
rancangan PTK Aulia rahmawati
 
eva sutriana 162050701068.pdf
eva sutriana 162050701068.pdfeva sutriana 162050701068.pdf
eva sutriana 162050701068.pdf
 
Translated copy of 420 965-1-sm.pdf
Translated copy of 420 965-1-sm.pdfTranslated copy of 420 965-1-sm.pdf
Translated copy of 420 965-1-sm.pdf
 
7667-16141-1-SM.pdf
7667-16141-1-SM.pdf7667-16141-1-SM.pdf
7667-16141-1-SM.pdf
 
Artikel publikasi
Artikel publikasiArtikel publikasi
Artikel publikasi
 
Meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa smp melalui penerapan metod...
Meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa smp melalui penerapan metod...Meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa smp melalui penerapan metod...
Meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa smp melalui penerapan metod...
 
704 1290-1-sm
704 1290-1-sm704 1290-1-sm
704 1290-1-sm
 
25022013 siska ryane mpmt
25022013 siska ryane mpmt25022013 siska ryane mpmt
25022013 siska ryane mpmt
 
176913 id-upaya-meningkatkan-aktivitas-dan-prestas
176913 id-upaya-meningkatkan-aktivitas-dan-prestas176913 id-upaya-meningkatkan-aktivitas-dan-prestas
176913 id-upaya-meningkatkan-aktivitas-dan-prestas
 
Proposal penelitian
Proposal penelitianProposal penelitian
Proposal penelitian
 
08 mumun syaban
08 mumun syaban08 mumun syaban
08 mumun syaban
 
Artikel Academic Writing
Artikel Academic WritingArtikel Academic Writing
Artikel Academic Writing
 
Artikel
ArtikelArtikel
Artikel
 

More from Fppi Unila

Skripsi isti 06301241046
Skripsi isti 06301241046Skripsi isti 06301241046
Skripsi isti 06301241046Fppi Unila
 
Novita yuanari 07301244091
Novita yuanari 07301244091Novita yuanari 07301244091
Novita yuanari 07301244091Fppi Unila
 
Disposisi matematis
Disposisi matematisDisposisi matematis
Disposisi matematisFppi Unila
 
Bab i%2 c v%2c daftar pustaka
Bab i%2 c v%2c daftar pustakaBab i%2 c v%2c daftar pustaka
Bab i%2 c v%2c daftar pustakaFppi Unila
 
3351 6492-1-pb
3351 6492-1-pb3351 6492-1-pb
3351 6492-1-pbFppi Unila
 
2531 5071-1-pb
2531 5071-1-pb2531 5071-1-pb
2531 5071-1-pbFppi Unila
 
2132 4233-1-pb
2132 4233-1-pb2132 4233-1-pb
2132 4233-1-pbFppi Unila
 
Unimed proceeding-31183-prosiding semnas 2010-pengembangan kemandirian belajar
Unimed proceeding-31183-prosiding semnas 2010-pengembangan kemandirian belajarUnimed proceeding-31183-prosiding semnas 2010-pengembangan kemandirian belajar
Unimed proceeding-31183-prosiding semnas 2010-pengembangan kemandirian belajarFppi Unila
 
Prosiding seminar-nasional-pendidikan-mipa-2011
Prosiding seminar-nasional-pendidikan-mipa-2011Prosiding seminar-nasional-pendidikan-mipa-2011
Prosiding seminar-nasional-pendidikan-mipa-2011Fppi Unila
 
Prosiding seminar-nasional-pendidikan-matematika
Prosiding seminar-nasional-pendidikan-matematikaProsiding seminar-nasional-pendidikan-matematika
Prosiding seminar-nasional-pendidikan-matematikaFppi Unila
 
Prosiding 15-januari-2014
Prosiding 15-januari-2014Prosiding 15-januari-2014
Prosiding 15-januari-2014Fppi Unila
 
Prosiding semnas u_pgri_2011
Prosiding semnas u_pgri_2011Prosiding semnas u_pgri_2011
Prosiding semnas u_pgri_2011Fppi Unila
 
Prosiding semnas uns kuswari
Prosiding semnas uns kuswariProsiding semnas uns kuswari
Prosiding semnas uns kuswariFppi Unila
 
Timss2007 international mathematicsreport
Timss2007 international mathematicsreportTimss2007 international mathematicsreport
Timss2007 international mathematicsreportFppi Unila
 
T03 intlmatrpt
T03 intlmatrptT03 intlmatrpt
T03 intlmatrptFppi Unila
 
T1 192006033 full text
T1 192006033 full textT1 192006033 full text
T1 192006033 full textFppi Unila
 

More from Fppi Unila (20)

Skripsi isti 06301241046
Skripsi isti 06301241046Skripsi isti 06301241046
Skripsi isti 06301241046
 
Novita yuanari 07301244091
Novita yuanari 07301244091Novita yuanari 07301244091
Novita yuanari 07301244091
 
Ipi288304
Ipi288304Ipi288304
Ipi288304
 
Ipi288264
Ipi288264Ipi288264
Ipi288264
 
Halaman depan
Halaman depanHalaman depan
Halaman depan
 
Disposisi matematis
Disposisi matematisDisposisi matematis
Disposisi matematis
 
Bab i%2 c v%2c daftar pustaka
Bab i%2 c v%2c daftar pustakaBab i%2 c v%2c daftar pustaka
Bab i%2 c v%2c daftar pustaka
 
Bab 1
Bab 1Bab 1
Bab 1
 
3351 6492-1-pb
3351 6492-1-pb3351 6492-1-pb
3351 6492-1-pb
 
2531 5071-1-pb
2531 5071-1-pb2531 5071-1-pb
2531 5071-1-pb
 
2132 4233-1-pb
2132 4233-1-pb2132 4233-1-pb
2132 4233-1-pb
 
Unimed proceeding-31183-prosiding semnas 2010-pengembangan kemandirian belajar
Unimed proceeding-31183-prosiding semnas 2010-pengembangan kemandirian belajarUnimed proceeding-31183-prosiding semnas 2010-pengembangan kemandirian belajar
Unimed proceeding-31183-prosiding semnas 2010-pengembangan kemandirian belajar
 
Prosiding seminar-nasional-pendidikan-mipa-2011
Prosiding seminar-nasional-pendidikan-mipa-2011Prosiding seminar-nasional-pendidikan-mipa-2011
Prosiding seminar-nasional-pendidikan-mipa-2011
 
Prosiding seminar-nasional-pendidikan-matematika
Prosiding seminar-nasional-pendidikan-matematikaProsiding seminar-nasional-pendidikan-matematika
Prosiding seminar-nasional-pendidikan-matematika
 
Prosiding 15-januari-2014
Prosiding 15-januari-2014Prosiding 15-januari-2014
Prosiding 15-januari-2014
 
Prosiding semnas u_pgri_2011
Prosiding semnas u_pgri_2011Prosiding semnas u_pgri_2011
Prosiding semnas u_pgri_2011
 
Prosiding semnas uns kuswari
Prosiding semnas uns kuswariProsiding semnas uns kuswari
Prosiding semnas uns kuswari
 
Timss2007 international mathematicsreport
Timss2007 international mathematicsreportTimss2007 international mathematicsreport
Timss2007 international mathematicsreport
 
T03 intlmatrpt
T03 intlmatrptT03 intlmatrpt
T03 intlmatrpt
 
T1 192006033 full text
T1 192006033 full textT1 192006033 full text
T1 192006033 full text
 

Recently uploaded

Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxc9fhbm7gzj
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxErikaPuspita10
 
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anakbekamalayniasinta
 
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfmaulanayazid
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxRioNahak1
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023DodiSetiawan46
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 

Recently uploaded (20)

Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
 
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
 
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 

Model Pembelajaran Kooperatif TPS Open-Ended dan Disposisi Matematis Siswa

  • 1. Jurnal Elektronik Pembelajaran Matematika ISSN: 2339-1685 Vol.2, No.10, hal 1008-1018, Desember 2014 http://jurnal.fkip.uns.ac.id 1008 EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) DENGAN PENDEKATAN OPEN-ENDED PADA MATERI BANGUN RUANG SISI DATAR DITINJAU DARI DISPOSISI MATEMATIS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI DI KABUPATEN PURWOREJO Zainnur Wijayaanto1 , Budiyono2 , Imam Sujadi3 123 Prodi Magister Pendidikan Matematika, FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta Abstract: The study aimed to know: 1) which one of the learning models gave a better achievement between Think Pair Share (TPS) cooperative learning model with Open- Ended Approach, TPS, or direct learning model, 2) which one of the students with mathematical disposition category had a better achievement between students with high, moderate or low mathematical disposition, 3) in each student’s mathematical disposition category, which learning model gave a better student’s achievement in mathematics, 4) in each learning models, which one of the students with mathematical disposition category had a better student’s achievement in mathematics. This was quasi-experimental study with 3x3 factorial design. The study population was all eighth grade students of state junior high school in Purworejo District. Instruments used to collect data were mathematics achievement test and the student’s mathematical disposition questionnaire. The data were analyzed using unbalanced two ways ANOVA. Based on the data analysis, it was concluded that: 1) TPS with Open-Ended Approach gave better achievement than TPS and direct learning model while TPS and direct learning model gave same achievement, 2) the students with high mathematical disposition had better achievement than the students with moderate and low mathematical disposition, and the students with moderate mathematical disposition had better achievement than the students with low mathematical disposition, 3) at all categories of students’ mathematical disposition, TPS with Open-Ended Approach, TPS, and direct learning model gave the same achievement, 4) in the TPS with Open-Ended Approach and TPS, the students with high mathematical disposition had better achievement than the students with moderate and low mathematical disposition, and the students with moderate mathematical disposition had better achievement than the students with low mathematical disposition. In the direct learning model, the students with high mathematical disposition had better achievement than the students with moderate and low mathematical disposition, while the students with moderate and low mathematical disposition had the same achievement. Keywords: Think Pair Share (TPS), Open-Ended Approach, Direct Instruction, Mathematical Disposition, Learning Achievement in Mathematics. PENDAHULUAN Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern sehingga mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin ilmu dan mengembangkan daya pikir manusia. Matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai dari sekolah dasar sampai perguruan tinggi untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerja sama (Permendiknas, 2006). Pada kenyataannya mutu pendidikan matematika di Indonesia masih rendah dibandingkan dengan mutu pendidikan matematika negara-negara lain. Hal ini setidaknya tercermin dari hasil tes Trends in International Mathematics and Sciences Study (TIMSS) yang diikuti oleh siswa kelas VIII SMP. Hasil evaluasi TIMSS
  • 2. Jurnal Elektronik Pembelajaran Matematika ISSN: 2339-1685 Vol.2, No.10, hal 1008-1018, Desember 2014 http://jurnal.fkip.uns.ac.id 1009 2011 untuk matematika kelas VIII, Indonesia pada posisi 5 besar dari bawah (bersama Syria, Moroko, Oman, Ghana). Salah satu faktor penyebabnya adalah cara guru dalam pengelolaan pembelajaran di kelas. Penelitian yang dilakukan Akinsola dan Olowojaiye (2008) menyimpulkan bahwa cara guru dalam penyampaian pembelajaran di kelas sangat berpengaruh dalam mengubah sikap dan kebiasaan siswa dalam belajar matematika. Peker (2008) mengatakan bahwa “Students’ low success level in mathematics has been a worry for a long time in many countries. There are a lot of factors affecting success in mathematics. One of these factors is students’ mathematical anxiety, in other words, their mathematical fear”. Untuk menjawab permasalahan tersebut salah satunya dengan menggunakan model pembelajaran yang dapat memperbaiki dan meningkatkan mutu proses belajar mengajar. Menurut George (2010), model pembelajaran yang terbukti dapat meningkatkan proses belajar mengajar adalah model pembelajaran kooperatif. Hasil penelitian dari Zakaria (2010) juga menyatakan, “The cooperative learning methods improve students’ achievement in mathematics and attitude towards mathematics” mengungkapkan bahwa pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan prestasi belajar dan sikap siswa terhadap matematika. Salah satu model pembelajaran kooperatif yang efektif dan mudah diterapkan adalah model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) yang dikembangkan oleh F. Lyman pada tahun 1985 dari Universitas Maryland. Think Paire Share merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif sederhana yang memberi kesempatan pada siswa untuk bekerja sendiri serta bekerja sama dengan orang lain. Keunggulan model pembelajaran ini, yaitu mampu mengoptimalkan partisipasi siswa (Anita Lie, 2004:57). Penelitian yang dilakukan oleh Bowering et al (2007) mengungkapkan bahwa model pembelajaran TPS memberi pengaruh yang positif sehingga menimbulkan prestasi yang baik. Danebeth (2012) dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TPS memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kinerja kelompok dalam pembelajaran jika dibandingkan dengan pembelajaran konvensional. Menurut Alfiyatul Fajar (2010), dalam penelitiannya ditemukan bahwa terdapat kelemahan pada model pembelajaran Think Pair Share (TPS) yang akhirnya menjadi kendala dalam penggunaan model pembelajaran ini, diantaranya adalah siswa yang pandai cenderung mendominasi sehingga dapat menimbulkan sikap minder dan pasif dari siswa yang berkemampuan rendah, diskusi tidak akan berjalan lancar jika siswa hanya menyalin pekerjaan siswa yang pandai tanpa memahami bagaimana proses menyelesaikan pekerjaan/ tugas yang diberikan. Hal yang senada juga diungkapkan oleh Anita Lie (2004:
  • 3. Jurnal Elektronik Pembelajaran Matematika ISSN: 2339-1685 Vol.2, No.10, hal 1008-1018, Desember 2014 http://jurnal.fkip.uns.ac.id 1010 46), kekurangan dari kelompok berpasangan (kelompok yang terdiri dari 2 orang siswa) salah satunya adalah lebih sedikit ide yang muncul. Menurut Shimada & Becker (1997), pendekatan open-ended adalah pembelajaran yang menyajikan suatu permasalahan yang memiliki metode atau penyelesaian yang benar lebih dari satu. Hal ini sejalan dengan pendapat Hollingworth, Beard, & Proctor (2007) yang mengatakan bahwa pokok pikiran dari pembelajaran dengan open-ended yaitu pembelajaran yang membangun kegiatan interaktif antara matematika dan siswa sehingga mengundang siswa untuk menjawab permasalahan melalui berbagai strategi. Pendekatan open-ended dapat memberi kesempatan kepada siswa untuk memperoleh pengetahuan/ pengalaman menemukan, mengenali, dan memecahkan masalah dengan beragam teknik. Salah satu faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar matematika siswa adalah disposisi mereka terhadap matematika. Damon (2005) dalam penelitiannya juga menyimpulkan bahwa disposisi mempunyai pengaruh yang besar terhadap proses pembelajaran. Disposisi matematis adalah keinginan, kesadaran, dan dedikasi yang kuat pada diri siswa untuk belajar matematika dan melaksanakan berbagai kegiatan matematika (Sumarmo, 2006). Berdasarkan uraian yang dikemukakan di atas, tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1) manakah yang memberikan prestasi belajar matematika lebih baik diantara model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) dengan pendekatan open-ended, TPS, atau pembelajaran langsung, 2) manakah yang mempunyai prestasi belajar matematika lebih baik, siswa dengan disposisi matematis tinggi, sedang, atau rendah, 3) pada masing-masing kategori disposisi matematis, manakah yang memberikan prestasi belajar matematika lebih baik diantara model pembelajaran kooperatif tipe TPS dengan pendekatan open-ended, TPS, atau pembelajaran langsung, 4) pada masing-masing model pembelajaran, manakah yang mempunyai prestasi belajar matematika lebih baik, siswa dengan disposisi matematis tinggi, sedang, atau rendah. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental semu dengan menggunakan rancangan faktorial 3x3. Populasinya adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri di Kabupaten Purworejo, dan sampelnya diambil dengan teknik stratified cluster random sampling. Penelitian dilakukan di SMP Negeri 13 Purworejo, SMP Negeri 14 Purworejo, SMP Negeri 20 yang masing-masing diambil dua kelas eksperimen dan satu kelas sebagai kelas kontrol. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 285 siswa yang terdiri dari 96 siswa pada kelas eksperimen satu, 95 siswa pada kelas eksperimen dua dan 94 siswa pada kelas
  • 4. Jurnal Elektronik Pembelajaran Matematika ISSN: 2339-1685 Vol.2, No.10, hal 1008-1018, Desember 2014 http://jurnal.fkip.uns.ac.id 1011 kontrol. Dalam penelitian ini terdapat dua variabel bebas yaitu model pembelajaran dan disposisi matematis siswa dan satu variabel terikat yaitu prestasi belajar matematika. Teknik pengumpulan data menggunakan metode dokumentasi, tes dan angket. Metode dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data kemampuan awal siswa, metode tes digunakan untuk mengumpulkan data prestasi belajar matematika, dan metode angket digunakan untuk mengumpulkan data disposisi matematis siswa. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes objektif bentuk pilihan ganda pada materi bangun ruang sisi datar dan angket disposisi matematis untuk membedakan disposisi matematis dalam kategori tinggi, sedang atau rendah. Uji coba instrumen dilakukan di SMP Negeri 18 dan SMP Negeri 32 Purworejo dengan responden 69 siswa. Untuk instrumen tes prestasi belajar, mengacu pada kriteria yaitu validitas isi, daya pembeda (D 0,3), tingkat kesukaran (0,3 ≤ P ≤ 0,7) dan reliabilitas (r11 ≥ 0,7), dari 40 butir soal yang diujicobakan diperoleh 25 butir soal yang digunakan sebagai alat pengambil data prestasi belajar matematika siswa. Uji coba angket disposisi matematis, mengacu pada kriteria yaitu validitas isi, konsistensi internal (D 0,3) dan reliabilitas (r11 ≥ 0,7), dari 60 butir pernyataan yang diujicobakan diperoleh 40 butir pertanyaan sebagai alat pengambil data disposisi matematis siswa. Uji prasyarat analisis yaitu uji normalitas dengan Lilliefors dan uji homogenitas dengan uji Bartlett. Uji analisis data yang digunakan yaitu analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Sebelum dilakukan eksperimen sampel harus dalam keadaan seimbang. Data yang digunakan sebagai uji keseimbangan adalah data dokumentasi nilai Ujian Akhir Sekolah (UAS) matematika semester 1. Untuk selanjutnya dilakukan uji normalitas, uji homogenitas dan uji keseimbangan pada data tersebut. Berdasarkan uji normalitas dengan menggunakan metode Lilliefors diperoleh harga statistik uji untuk taraf sigifikansi 0,05 pada kelas eksperimen 1 didapatkan Lobs = 0,0792 dan L0,05;96 = 0,0904, kelas eksperimen 2 Lobs = 0,0721 dan L0,05;95= 0,0909, dan kelas kontrol Lobs = 0,0774 dan L0,05;86 = 0,0914, pada masing-masing sampel nilai Lobs< L0,05;n dengan , sehingga maka H0 diterima artinya masing-masing sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Hasil analisis uji homogenitas menggunakan uji Bartlett dengan statistik uji Chi- Kuadrat pada tingkat signifikansi 0,05 diperoleh hasil = 1,891 dengan = 5,991 berarti harga dari dengan , sehingga
  • 5. Jurnal Elektronik Pembelajaran Matematika ISSN: 2339-1685 Vol.2, No.10, hal 1008-1018, Desember 2014 http://jurnal.fkip.uns.ac.id 1012 maka H0 diterima. Artinya bahwa sampel berasal dari populasi yang mempunyai variansi homogen. Berdasarkan uji keseimbangan menggunakan anava satu jalan sel tak sama dengan taraf signifikansi 0,05 diperoleh hasil Fobs = 0,209 dengan F0,05;2,282 = 3,03. Karena Fobs < F0,05;2,282 dengan , sehingga maka H0 diterima berarti populasi dalam keadaan seimbang. Sebelum dilakukan analisis variansi dua jalan, terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas sebagai uji prasyarat analisis variansi. Rangkuman uji normalitas dan homogenitas disajikan dalam Tabel 1 dan Tabel 2. Tabel 1. Rangkuman hasil uji normalitas Uji Normalitas L obs L 0,05;n Keputusan Kesimpulan TPS Open-Ended 0,0688 0,0904 H0 diterima Normal TPS 0,0636 0,0895 H0 diterima Normal Langsung 0,0700 0,0914 H0 diterima Normal Disposisi Tinggi 0,0861 0,0934 H0 diterima Normal Disposisi Sedang 0,0820 0,0830 H0 diterima Normal Disposisi Rendah 0,0890 0,0967 H0 diterima Normal Tabel 2. Rangkuman uji homogenitas Sampel K Keputusan Kesimpulan Model Pembelajaran 3 2,290 5,991 H0 diterima Homogen Disposisi Matematis siswa 3 1,701 5,991 H0 diterima Homogen Berdasarkan Tabel 1 dan Tabel 2, dapat diketahui bahwa sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal dan mempunyai variansi yang homogen dengan demikian uji hipotesis menggunakan teknik analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama dapat dilakukan. Rerata prestasi belajar matematika kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dapat dilihat dalam tabel 3. Tabel 3. Rerata masing-masing sel dari data model pembelajaran dan disposisi matematis. Model Pembelajaran Disposisi Matematis Siswa Rerata MarginalTinggi (b1) Sedang (b2) Rendah (b3)TPS-Open Ended 91,44 77,00 61,92 79,54 TPS 87,26 73,50 63,11 73,47 Pembelajaran Langsung 83,45 70,16 65,94 71,70 Rerata Marginal 88,30 73,24 63,83 Hasil perhitungan analisis variansi dua jalan sel tak sama dengan tingkat signifikansi 0,05 disajikan dalam Tabel 4.
  • 6. Jurnal Elektronik Pembelajaran Matematika ISSN: 2339-1685 Vol.2, No.10, hal 1008-1018, Desember 2014 http://jurnal.fkip.uns.ac.id 1013 Tabel 4. Rangkuman analisis variansi dua jalan Sumber JK dk RK Fobs Keputusan Model Pembelajaran (A) 599,19 2 299,59 4,41 3,03 H0 ditolak Disposisi Matematis (B) 25904,24 2 12952,12 190,48 3,03 H0 ditolak Interaksi (AB) 1341,47 4 335,37 4,93 2,37 H0 ditolak Galat 33843,26 276 68,00 - - - Total 46612,46 284 - - - - Kesimpulan analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama berdasarkan Tabel 4. adalah: (1) pada efek utama antar baris (A), siswa-siswa yang dikenai dengan model pembelajaran kooperatif TPS dengan open-ended, TPS dan pembelajaran langsung mempunyai prestasi belajar matematika yang berbeda. (2) pada efek utama antar kolom (B), ketiga disposisi matematis siswa memberikan efek yang berbeda terhadap prestasi belajar. (3) pada efek interaksi (AB), terdapat interaksi antara model pembelajaran yang digunakan dan disposisi matematis siswa terhadap prestasi belajar matematika. Berdasarkan anava dua jalan diperoleh bahwa H0A ditolak, sehingga perlu dilakukan uji lanjut pasca analisis variansi dengan metode Scheffe’ untuk uji komparasi antar baris. Tabel 5. Rangkuman hasil uji komparasi ganda antar baris Komparasi H0 H1 Fobs 2F0,05;2;276 Keputusan Keputusanμ1. vs μ2. μ1. = μ2. μ1. ≠ μ2. 27,21 6,06 H0 ditolak μ2. vs μ3. μ2. = μ3. μ2. ≠ μ3. 2,28 6,06 H0 diterima μ1. vs μ3. μ1. = μ3. μ1. ≠ μ3. 44,95 6,06 H0 ditolak Berdasarkan Tabel 5. hasil uji komparasi antar baris pada masing-masing kategori model pembelajaran dan dengan melihat rerata marginalnya, diperoleh simpulan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe TPS dengan pendekatan open-ended memberikan prestasi belajar matematika yang lebih baik dibandingkan model pembelajaran kooperatif TPS dan pembelajaran langsung sedangkan model pembelajaran kooperatif TPS memberikan prestasi belajar yang sama baiknya dengan model pembelajaran langsung. Kesimpulan ini didukung oleh hasil penelitian Mella Yuliani (2013) yang dalam penelitiannya menyimpulkan prestasi belajar matematika peserta didik yang dikenai model pembelajaran kooperatif STAD dengan pendekatan open-ended pada pokok bahasan logaritma lebih baik daripada peserta didik yang dikenai model pembelajaran STAD. Kemudian menurut Hollingworth, Beard, & Proctor (2007) yang mengatakan bahwa pokok pikiran dari pembelajaran dengan open-ended yaitu pembelajaran yang membangun kegiatan interaktif antara matematika dan siswa sehingga mengundang siswa untuk menjawab permasalahan melalui berbagai strategi. Diperkuat oleh Nohda (2000) yang mengemukakan bahwa dengan pendekatan open-ended guru berpeluang untuk membantu siswa dalam memahami dan mengelaborasi ide-ide matematika siswa sejauh dan sedalam mungkin. Sedangkan TPS
  • 7. Jurnal Elektronik Pembelajaran Matematika ISSN: 2339-1685 Vol.2, No.10, hal 1008-1018, Desember 2014 http://jurnal.fkip.uns.ac.id 1014 memberikan prestasi belajar yang sama dengan pembelajaran langsung, dikarenakan dalam pelaksanaan proses belajar mengajar, terdapat siswa yang tidak hadir pada pertemuan tertentu dan hal tersebut mempengaruhi kelompok belajar yang telah terbentuk. Pada tahap Pair dan Share siswa kehilangan teman sekelompoknya sehingga tidak optimal dalam membangun pemahaman konsep. Di lain pihak, prestasi belajar matematika peserta didik yang dikenai model pembelajaran langsung, proses pembelajaran terpusat pada guru guru yang menyebabkan siswa menjadi pasif. Dengan demikian, pemahaman materi pokok operasi bilangan bulat yang dikenai model pembelajaran lebih rendah dari dari pada peserta didik yang dikenai model pembelajaran kooperatif tipe TPS dengan pendekatan open-ended maupun TPS. Alasan ini kemudian diperkuat dengan penelitian yang dilakukan oleh Ofodu dan Raheem (2011) yang menyimpulkan bahwa pembelajaran matematika dengan menggunakan model pembelajaran TPS memberikan prestasi belajar yang lebih baik daripada model pembelajaran konvensional. Berdasarkan anava dua jalan diperoleh bahwa H0B ditolak, sehingga perlu dilakukan uji lanjut pasca analisis variansi dengan metode Scheffe’ untuk uji komparasi antar kolom. Tabel 6. Rangkuman hasil uji komparasi ganda antar kolom Komparasi H0 H1 Fobs 2F0,05;2;276 Keputusan Keputusanμ.1 vs μ.2 μ.1 = μ.2 μ.1 ≠ μ.2 180,40 6,06 H0 ditolak μ.2 vs μ.3 μ.2 = μ.3 μ.2 ≠ μ.3 61,26 6,06 H0 ditolak μ.1 vs μ.3 μ.1 = μ.3 μ.1≠ μ.3 346,06 6,06 H0 ditolak Berdasarkan Tabel 6. hasil uji komparasi antar kolom pada masing-masing kategori disposisi matematis dan dengan melihat rerata marginalnya, diperoleh simpulan bahwa siswa dengan disposisi matematis tinggi mempunyai prestasi belajar lebih baik dibandingkan siswa dengan disposisi matematis sedang dan rendah, dan siswa dengan disposisi matematis sedang mempunyai prestasi belajar lebih baik dibandingkan siswa dengan disposisi matematis rendah. Hasil ini sesuai dengan hipotesis penelitian. Hal ini dikarenakan siswa yang memiliki disposisi matematis tinggi dalam belajar matematika akan lebih percaya diri dengan kemampuannya, dapat mengeksplorasi ide-ide matematis dan mencoba berbagai metode untuk memecahkan masalah, bertekad yang kuat, ketertarikan dan keingintahuan menemukan sesuatu yang baru serta kecenderungan untuk merefleksi proses berpikir. Sehingga tujuan belajar tercapai dan menghasilkan prestasi belajar yang lebih baik. Pendapat tersebut juga diperkuat oleh Mutia (2013) yang dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa siswa dengan disposisi tinggi mempunyai prestasi belajar yang lebih baik dari siswa dengan disposisi matematis sedang maupun rendah. Berdasarkan analisis variansi dua jalan diperoleh bahwa H0AB ditolak, sehingga perlu dilakukan uji lanjut pasca analisis variansi dengan metode Scheffe’ untuk uji komparasi
  • 8. Jurnal Elektronik Pembelajaran Matematika ISSN: 2339-1685 Vol.2, No.10, hal 1008-1018, Desember 2014 http://jurnal.fkip.uns.ac.id 1015 antar sel pada masing-masing kategori model pembelajaran dan disposisi matematis. Hasil uji komparasi ganda antar sel pada kolom yang sama dideskripsikan sebagai berikut: 1) Pada siswa dengan disposisi matematis tinggi, prestasi belajar matematika siswa yang dikenai model pembelajaran kooperatif TPS dengan open-ended sama baiknya dengan siswa yang dikenai model pembelajaran TPS dan pembelajaran langsung. Hal ini dikarenakan siswa yang memiliki disposisi matematis tinggi dalam belajar matematika akan lebih percaya diri dengan kemampuannya, dapat mengeksplorasi ide-ide matematis dan mencoba berbagai metode untuk memecahkan masalah, bertekad yang kuat, ketertarikan dan keingintahuan menemukan sesuatu yang baru serta kecenderungan untuk merefleksi proses berpikir. Sehingga siswa dengan disposisi matematis tinggi akan memperoleh informasi dalam jumlah yang sama banyak selama proses belajar sehingga memberikan prestasi belajar yang sama baiknya. 2) Pada siswa dengan disposisi matematis sedang, prestasi belajar matematika siswa yang dikenai model pembelajaran kooperatif TPS dengan open-ended sama baiknya dengan siswa yang dikenai model pembelajaran TPS dan pembelajaran langsung. 3) Pada siswa dengan disposisi matematis rendah, prestasi belajar matematika siswa yang dikenai model pembelajaran kooperatif TPS dengan open-ended sama baiknya dengan siswa yang dikenai model pembelajaran TPS dan pembelajaran langsung. Hasil ini tidak sesuai dengan hipotesis penelitian. Ketidaksesuaian hasil penelitian ini dimungkinkan karena siswa dengan disposisi matematis rendah cenderung tidak bersemangat dan tidak aktif dalam mengikuti proses belajar sehingga pemahaman siswa terhadap materi bangun ruang sisi datar menjadi kurang. Dengan demikian, pada disposisi matematis rendah, peneliti tidak mampu menjamin terjadinya interaksi antara siswa yang dikenai model pembelajaran kooperatif tipe TPS dengan open-ended, TPS dan model pembelajaran langsung. Hasil uji komparasi ganda antar sel pada baris yang sama dideskripsikan sebagai berikut: 1) Pada model pembelajaran kooperatif tipe TPS dengan open-ended, siswa dengan disposisi matematis tinggi akan mencapai prestasi belajar yang lebih baik daripada siswa dengan disposisi matematis sedang maupun rendah. Hal ini dikarenakan model pembelajaran kooperatif TPS dengan pendekatan open-ended merupakan model pembelajaran konstruktivisme yang menuntut peran aktif siswa dalam kegiatan pembelajaran, oleh karena itu siswa dengan disposisi matematis tinggi akan cenderung lebih aktif baik dalam proses pembelajaran sehingga hasil yang dicapai juga lebih optimal. 2) Pada model pembelajaran TPS, siswa dengan disposisi matematis tinggi akan mencapai prestasi belajar yang lebih baik daripada siswa dengan disposisi matematis sedang maupun rendah. Model pembelajaran TPS mempunyai keunggulan yaitu mampu mengoptimalkan partisipasi siswa sehingga itu siswa dengan disposisi matematis tinggi akan cenderung lebih aktif baik dalam proses
  • 9. Jurnal Elektronik Pembelajaran Matematika ISSN: 2339-1685 Vol.2, No.10, hal 1008-1018, Desember 2014 http://jurnal.fkip.uns.ac.id 1016 pembelajaran sehingga hasil yang dicapai juga lebih optimal. 3) Pada model pembelajaran langsung siswa dengan disposisi tinggi mempunyai prestasi belajar lebih baik daripada siswa dengan disposisi rendah, sedangkan siswa yang memiliki disposisi matematis sedang akan mencapai prestasi belajar yang sama dengan siswa yang memiliki disposisi matematis rendah. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut. 1) Model pembelajaran kooperatif tipe TPS dengan pendekatan open-ended memberikan prestasi belajar yang lebih baik dibandingkan model pembelajaran kooperatif TPS dan pembelajaran langsung, sedangkan model pembelajaran kooperatif TPS memberikan prestasi belajar yang sama baiknya dengan pembelajaran langsung. 2) Siswa dengan disposisi matematis tinggi mempunyai prestasi belajar lebih baik dibandingkan siswa dengan disposisi matematis sedang dan rendah, dan siswa dengan disposisi matematis sedang mempunyai prestasi belajar lebih baik dibandingkan siswa dengan disposisi matematis rendah. 3) Pada masing- masing disposisi matematis siswa (tinggi, sedang dan rendah) antara model pembelajaran kooperatif tipe TPS dengan pendekatan open-ended, model pembelajaran kooperatif TPS, dan model pembelajaran langsung memberikan prestasi belajar yang sama. 4) Pada model pembelajaran kooperatif tipe TPS dengan pendekatan open-ended dan model pembelajaran kooperatif TPS siswa dengan disposisi matematis tinggi mempunyai prestasi belajar lebih baik dibandingkan siswa dengan disposisi matematis sedang maupun rendah, siswa dengan disposisi matematis sedang mempunyai prestasi belajar lebih baik dibandingkan siswa dengan disposisi matematis rendah. Pada model pembelajaran langsung, siswa dengan disposisi matematis tinggi mempunyai prestasi belajar yang lebih baik dibandingkan siswa dengan disposisi matematis sedang dan rendah, siswa dengan disposisi matematis sedang dan rendah mempunyai prestasi belajar yang sama. Berdasarkan simpulan, dikemukakan beberapa saran yaitu bagi guru matematika hendaknya termotivasi untuk menerapkan model pembelajaran yang inovatif seperti model pembelajaran kooperatif tipe TPS dengan pendekatan open-ended. Guru hendaknya memperhatikan faktor lain dari dalam diri siswa yaitu disposisi matematis siswa, karena dalam penelitian ini disposisi matematis siswa memberikan pengaruh terhadap prestasi belajar siswa. Bagi peneliti lain, diharapkan dapat melakukan penelitian lebih lanjut dengan memperdalam dan memperluas lingkup penelitian, yakni dengan mengembangkan model lain yang lebih inovatif serta tinjauan yang lebih luas dengan memperhatikan variabel- variabel yang mempengaruhi prestasi belajar siswa.
  • 10. Jurnal Elektronik Pembelajaran Matematika ISSN: 2339-1685 Vol.2, No.10, hal 1008-1018, Desember 2014 http://jurnal.fkip.uns.ac.id 1017 DAFTAR PUSTAKA Akinsola, M.K. and Olowojaiye, F.B. 2008. “Teacher Instructional Methods and Student Attitude towards Mathematics”. International Electronic Journal of Mathematics Education, 3(1): 60-73. Alfiyatul Fajar. 2010. Eksperimentasi Metode Pembelajaran Teams-Games-Tournament Dan Think-Pair-Share Pada Bab Bangun Ruang Prisma Tegak Dan Limas Ditinjau Dari Kecerdasan Intelektual (IQ) Siswa Kelas VIII Semester 2 SMP Se-Surakarta. Tesis: UNS Surakarta. Anita Lie. 2004. Cooperative Learning: Mempraktekkan Cooperative Learning di Ruang- Ruang Kelas. Jakarta: PT.Gransindo Bowering, M., Britget, M.L., and Michael, H. 2007. “Opening up Thinking Reflections on Group Work in a Bilingual Postgraduate Program”. International Journal of Teaching and Learning in Higher Education. 19(1): 77-83. Damon, W. 2005. “Personality Test: The dispositional dispute in teacher preparation today, and what to do about it”. Journal of Teacher Education Issues on Dispositions. 2(3): 1-6. Danebeth, T.G. 2012. “Think-Pair Share: Its Effect On the Academic Performance of ESL Students”. International Journal of Literature, Linguistics & Interdisciplinary Studies. 1(3): 22-26. George, P.G. 2010. “The Effectiveness of Cooperative Learning Strategies in Multicultural University Classroom”. Journal on Excellence in College Teaching, 5 (1): 21-30. Hollingworth, L., Beard, J., and Proctor, T. 2007. “An Investigation of Item Type in a Standards-Based Assessment”. International Journal of Practical Assessment, Research & Evaluation. 12(18): 11-16. Mella Yuliani. 2013. Eksperimentasi Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dengan Pendekatan Open-Ended Pada Pokok Bahasan Logaritma Ditinjau Dari Gaya Berpikir dan Kreativitas Peserta Didik Kelas X SMA Negeri Se-Kabupaten Gunungkidul Tahun Pelajaran 2012/2013. Tesis: UNS Surakarta. Mutia. 2013. Eksperimentasi Pembelajaran Matematika dengan Model Eliciting Activities (MEAs) dan Kooperatif Tipe Team Assisted Individualizaton (TAI) Ditinjau Dari Disposisi Matematis Siswa Kelas VII Se-Kota Bengkulu Pada Materi Bangun Datar. Tesis: UNS Surakarta. Nohda, N. 2000. “Learning and Teaching Through Open-ended Approacrh Method. Dalam Tadao Nakahara dan Masataka Koyama (editor)”. Proceeding of the 24th of the Intenational Group for the Psychology of Mathematics Education. Hiroshima: Hiroshima University. Ofodu, G.O. & Raheem, A.L. 2011. “Cooperative Instructional Strategies and Performance Levels of Students in Reading Comprehension”. International Journal Education Science. 3(2): 103-107.
  • 11. Jurnal Elektronik Pembelajaran Matematika ISSN: 2339-1685 Vol.2, No.10, hal 1008-1018, Desember 2014 http://jurnal.fkip.uns.ac.id 1018 Peker, M. 2008. “Pre-Service Teachers’ Teaching Anxiety about Mathematics and Their Learning Style”. Eurasia Journal of Mathematics, Science & Technology Education. 5(4): 335-345. Permendiknas. 2006. Standar Isi. [Online]. Tersedia: http://www.kemdiknas.go.id/list_link/ produk-hukum/peraturanmenteri/2006 [23 November 2013]. Shimada, S. & Becker, J. P. 1997. The open-ended approach: A new proposal for teaching mathematics. Reston, Virginia: National Council of Teachers of Mathematics. Sumarmo U. 2010. Berfikir dan Disposisi Matematik: Apa. Mengapa, dan Bagaimana Dikembangkan pada Peserta Didik. [Online]. Tersedia: http://dc594.4shared.com/ [25 Mei 2013]. Zakaria, E. 2010. “The Effects of Cooperative Learning on Students’ Mathematics Achievement and Attitude towards Mathematics”. Journal of Social Sciences. 6(2): 272-275.