Dokumen tersebut merangkum analisis curah hujan meliputi kualitas data, pengumpulan data, pengisian data kosong, uji konsistensi, analisis frekuensi, distribusi, curah hujan rencana, dan intensitas hujan. Metode yang digunakan meliputi rata-rata aritmatik, perbandingan normal, kurva massa ganda, Gumbel, Log Normal, dan Log Pearson Tipe III.
4. Kualitas Data Curah Hujan
TEKNIK LINGKUNGAN UNIVERSITAS ANDALAS
Pengecekan kualitas data hujan
Data min 30 tahun runtut waktu
Data tidak boleh mengandung kesalahan
(error dan missing record), sehingga perlu
dicek
Jika ada kesalahan (inconsistency) perlu uji
konsistensi (kebenaran data)
5. 1. Pengumpulan Data
TEKNIK LINGKUNGAN UNIVERSITAS ANDALAS
Data yang diperlukan :
1. Data Curah Hujan harian maksimum
2. Peta Lokasi Stasiun curah hujan
6. 2. Mengisi data curah hujan yang kosong
• Cek kontinuitas data
– melengkapi data kosong / data hilang yg
disebabkan :
• Manusia
tidak tercatatnya data hujan oleh petugas di tempat
pengamatan
kelupaan petugas untuk mencatat atau sebab lain
• Akibat kerusakan alat penakar
• Faktor lokasi (spt : perubahan bentang alam,
perubahan iklim)
TEKNIK LINGKUNGAN UNIVERSITAS ANDALAS
7. Cara melengkapi data kosong:
• Jika perbedaan curah hujan tahunan normal stasiun yang
mempunyai data kosong dibandingkan dengan curah
hujan tahunan normal stasiun pengukur terdekat kurang
dari 10%, maka digunakan rata-rata aritmatik yaitu:
TEKNIK LINGKUNGAN UNIVERSITAS ANDALAS
n
8. Cara melengkapi data kosong:
• jika perbedaan curah hujan tahunan normal stasiun yang
mempunyai data kosong dibandingkan dengan curah
hujan tahunan normal stasiun pengukur terdekat lebih
dari 10%, maka digunakan metoda perbandingan normal:
TEKNIK LINGKUNGAN UNIVERSITAS ANDALAS
n-1
𝑟𝑥
𝑅𝑥
9. Soal 1
Stasiun pengamat hujan yang paling dekat
wilayah perencanaan Kota Majalaya adalah
Stasiun Majalaya. Untuk keperluan analisis,
diambil data selama kurun waktu 30 tahun,
yaitu tahun 1959-1988. Sebagai data
pembanding digunakan data dari stasiun
Jatinangor, Pasirjati, Ciparay, Paseh, Cicalengka,
Leles. Selisih antara curah hujan tahunan normal
antara stasiun pembanding lebih besar dari 10%
9
13. 3. Test konsistensi
Tidak konsistensinya sekumpulan data curah hujan
dapat disebabkan karena:
1. Perubahan mendadak pada sistem lingkungan
hidrologis seperti ekosistem terhadap iklim, misalnya
karena kebakaran hutan ekosistem sawah berubah
menjadi ekosistem pemukiman, gempa bumi, dll
2. Perpindahan lokasi stasiun pengukur hujan
3. Terdapat kesalahan sistem observasi pada
sekumpulan data akibat posisi dan cara pemasangan
alat ukur curah hujan yang tidak baik atau terjadinya
perubahan pengukuran (sehubungan adanya metode
atau alat yang baru)
TEKNIK LINGKUNGAN UNIVERSITAS ANDALAS
15. Uji Konsistensi
Trend pola yg terjadi:
• Pola yang terjadi berupa garis lurus dan tidak
terjadi patahan arah garis itu, maka data hujan
pos Y adalah konsisten
• Pola yang terjadi berupa garis lurus dan terjadi
patahan arah garis itu, maka data hujan pos Y
tidak konsisten dan harus dilakukan koreksi.
TEKNIK LINGKUNGAN UNIVERSITAS ANDALAS
18. Data Curah hujan kumulatif diplotkan pada kurva massa-ganda
18
Data-data curah hujan selama 30 tahun menunjukkan trend
pada tahun 1982
𝑓
𝑘=
𝑡𝑔230
𝑡𝑔25,50=1,12
24. 4. Analisis Frekuensi Curah Hujan
TEKNIK LINGKUNGAN UNIVERSITAS ANDALAS
Analisis frekuensi dilakukan untuk membuktikan
seri data yang sesuai dengan distribusi curah
hujan pada Stasiun X yang akan digunakan untuk
dianalisis hujan rencana.
25. Perhitungan Curah Hujan Rencana
Metode yang digunakan dalam perhitungan curah
hujan rencana adalah sebagai berikut :
1. Metode Gumbel
Distribusi Gumbel digunakan untuk analisis data maksimum,
misalnya untuk analisis frekwensi banjir
Distribusi Gumbel mempunyai :
- koefisien kemencengan (Coefisien of skewnnes)
atau CS = 1,139 dan
- koefisien keruncingan/kurtosis (Coeficient Curtosis) atau
Ck< 4,002.
Pada metode ini biasanya menggunakan distribusi dan nilai
ekstrim dengan distribusi dobel eksponensial.
25
TUGAS 2 (KLP 1-5) :
CONTOH PERHITUNGAN (MAKALAH +PPT)
26. 2. Metode Log Normal
merupakan hasil transformasi dari distribusi normal, yaitu dengan
mengubah nilai variat X menjadi nilai logaritmik variat X.
Distribusi log-Pearson Type III akan menjadi distribusi log Normal
apabila nilai koefisien kemencengan CS = 0,00.
3. Metode Log Pearson Tipe III
Distribusi Log Pearson Tipe III atau Distribusi Extrim Tipe III
digunakan untuk analisis variabel hidrologi dengan nilai varian
minimum, misalnya analisis frekwensi distribusi dari debit
minimum (low flows).
Distribusi Log Pearson Tipe III, mempunyai koefisien kemencengan
(Coefisien of skewness) atau CS ≠ 0.
26
29. 5. Analisis Distribusi (Sebaran) Curah Hujan
TEKNIK LINGKUNGAN UNIVERSITAS ANDALAS
Analisis distribusi curah hujan dilakukan untuk perhitungan
hujan rencana. Untuk analisis distribusi ada beberapa syarat
untuk masing-masing metode yang akan digunakan dalam
perhitungan hujan rencana.
Tabel. Syarat Distribusi (Jenis Sebaran) dan Hasil Analisis Frekuensi Curah
Hujan
30. 6. Analisis Curah Hujan Rencana
TEKNIK LINGKUNGAN UNIVERSITAS ANDALAS
31. Dari Tabel Pearson Type III diperoleh nilai k dengan
interpolasi antara Cs = 1,0 dan Cs = 0,9 pada periode
ulang 2 tahun, 5 tahun, 10 tahun dan 25 tahun.
Tabel .Nilai k Person Type III denganCs = 0,94
31
32. Perhitungan hujan rencana untuk masin-masing periode ulang
dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel. Hujan Rencana di Wilayah Stasiun Kasemen
32
37. Hasil analisis Uji Chi Kuadrat
37
X2 = harga Chi Kuadrat perhitungan = 1,6429 < X2 cr = 7,815 hipotesa
diterima distribusi memenuhi syarat
Latihan
38. 7. Analisis Intensitas Hujan
analisis intensitas hujan dengan bentuk intensity
frequency curve : menunjukkan hubungan antara
lamanya waktu pengaliran (durasi) dengan intensitas
hujan, untuk masing-masing periode ulang.
Metoda yang digunakan untuk analisis intensitas
hujan di Indonesia, dapat mengacu pada pola grafik
Intensity Duration Frequency (IDF) dari Van Breen.
TEKNIK LINGKUNGAN UNIVERSITAS ANDALAS
40. Analisis Intensitas Hujan
• Van Breen telah melakukan penelitian curah hujan pada
khususnya di pulau Jawa dan Indonesia pada umumnya.
Metoda ini beranggapan bahwa besarnya atau lamanya
durasi hujan harian adalah terkonsentrasi selama 4 jam
dengan hujan efektif sebesar 90% dari hujan total
selama 24 jam.
TEKNIK LINGKUNGAN UNIVERSITAS ANDALAS
TUGAS 2 (KLP 6-10) :
CONTOH PERHITUNGAN (MAKALAH +PPT)
41. • Dalam bentuk rumus hubungan ini dinyatakan sebagai
berikut :
dimana :
I = intensitas hujan (mm/24 jam)
R24 = curah hujan harian maksimum
(mm/24 jam)
TEKNIK LINGKUNGAN UNIVERSITAS ANDALAS
4
R
90%
I
24
42. • Persamaan Talbot untuk hubungan intensitas dan
durasi adalah :
Dimana:
TEKNIK LINGKUNGAN UNIVERSITAS ANDALAS
b
t
a
I
)
(
)
(
)
(
)
.
(
)
.
(
)
(
)
(
)
(
)
.
(
)
(
)
.
(
2
2
2
2
2
2
I
I
I
n
t
I
n
t
I
I
b
I
I
I
n
t
t
I
I
t
I
a
43. Menurut Van Breen harga a dan b didekati dengan
persamaan-persamaan dari hasil analisis kurva IDF
Jakarta sebagai berikut :
TEKNIK LINGKUNGAN UNIVERSITAS ANDALAS
2
R
0,07
R
54
a
R
0,3
b
44. • Maka persamaan IDF dari Van Breen adalah :
dimana :
I = intensitas hujan (mm/jam)
R= curah hujan harian maksimum (mm/24jam)
TEKNIK LINGKUNGAN UNIVERSITAS ANDALAS
R
0,31
t
R
0,07
R
54
I
C
2