Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1) Dokumen tersebut membahas tentang isu-isu etika dalam manajemen sumber daya manusia, termasuk peran sumber daya manusia dalam menciptakan organisasi yang etis.
2) Contoh pelanggaran etika yang dilakukan PT Freeport Indonesia adalah memberikan gaji yang jauh lebih rendah kepada pekerjanya dibandingkan pekerja Freeport di negara lain untuk posisi yang sama.
3
Similar to 6, BE & GG, Novita Herlissha, Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA, Ethical Issues In Human Resource Managements, Universitas Mercu Buana, 2018 (20)
6, BE & GG, Novita Herlissha, Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA, Ethical Issues In Human Resource Managements, Universitas Mercu Buana, 2018
1. BUSINESS ETHIC AND GOOD GOVERNANCE
“ETHICAL ISSUES IN HUMAN RESOURCE MANAGEMENT”
Dosen Pengampu : Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA
DISUSUN OLEH :
NOVITA HERLISSHA (55117120067)
PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN
PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS MERCU BUANA
JAKARTA
2018
2. 2
ETHICAL ISSUES IN HUMAN RESOURCE MANAGEMENT
QUIZ
Etika yaitu merupakan cara berpikir mengenai perilaku manusia untuk melihat
pandangan baik dan buruk atau benar dan salah dari norma-norma dan nilai-nilai, pertanggung
jawaban dan pilihan. Dalam dunia bisnis etika memiliki peranan yang sangat penting ketika
keuntungan bukan lagi menjadi satu-satunya tujuan organisasi. Bisnis juga akan menjadi lebih
sukses jika mempunyai perhatian pada etika, karena hal ini akan meningkatkan reputasi
organisasi dan meningkatkan motivasi karyawan serta dapat mengurangi berbagai kerugian
akibat perilaku yang kurang etis yang dilakukan oleh karyawan. Perilaku yang tidak etis seperti
minum-minuman keras, penggunaan obat-obatan terlarang di tempat kerja, penyalah-gunaan
email, tidak melaporkan pelanggaran karyawan lain kepada manajemen, serta berbagai
pelanggaraan etika lainnya. Hal ini dapat menjadi sesuatu yang serius mengingat perilaku yang
tidak etis dapat menjurus kearah tindakan kriminal serta perilaku lain yang merugikan
perusahaan, baik finansial maupun non-finansial. Banyak sebab yang menjadikan perilaku yang
tidak etis yang ditunjukkan karyawan tersebut muncul. Hal ini terkait pada individu karyawan
saja, tetapi juga menyangkut keseluruhan proses dalam organisasi. Dalam hal ini manajemen
sumber daya manusia mempunyai peran penting untuk menjamin bahwa organisasi bertindak
secara fair dan etis karyawan , klien, serta stakeholder lainnya. Manajemen sumber daya manusia
memainkan peran penting dalam membantu organisasi untuk meningkatkan nilai-nilai etika
organisasi. Manajemen merupakan pendorong organisasi dalam usaha melatih karyawan agar
mempunyai etika bisnis yang sesuai dengan organisasi, sehingga tindakan kurang etis dapat di
cegah. Fungsi manajemen sumber daya manusia adalah melindungi organisasi dari tindakan yang
tidak etis dari karyawan. Manajemen sumber daya manusia juga bertanggung jawab dalam
usaha-usaha organisasi untuk menangani etika perilaku, dapat mampu menjadi penggerak dalam
organisasi dalam menanggani isu-isu etika, serta bertanggung jawab dalam pengembangan dan
pelatihan mengenai pentingnya peningkatan moral karyawan. (Arya, Putra, 2012)
Sumber daya adalah segala sesuatu yang merupakan aset perusahaan untuk mencapai
tujuannya. Sumber daya yang dimiliki perusahaan dapat dikategorikan atas empat tipe sumber
3. 3
daya, seperti Finansial, Fisik, Manusia dan Kemampuan Teknologi. Sumber daya finansial
merupakan salah satu unsur penting dalam rangka membentuk perusahaan yang maju dan terus
berkembang karena berhubungan dengan saham yang merupakan modal utama dalam
membangun sebuah perusahaan dan mengembangkan serta melanjutkan perusahaan tersebut.
Sumber daya fisik merupakan sumber daya yang menyangkut penunjang secara fisik berdirinya
suatu perusahaan seperti alat-alat kelengkapannya. Sumber daya manusia merupakan sektor
sentral dan penting dalam rangka pencapaian tujuan di suatu perusahaan, karena dengan adanya
kemampuan skill para pekerja dan kualitas sumber daya manusia dapat menggerakan perusahaan
dengan baik dan benar. Kemampuan teknologi juga merupakan unsur penunjang penting dalam
menggerakan perusahaan, karena dengan adanya kelengkapan teknologi dan kecanggihan
teknologi akan memudahkan berjalannya suatu perusahaan. Dari keempat sumber tersebut aspek
yang terpenting yaitu manusia, karena manusia merupakan penggerak terpenting dalam
perusahaan. Maju dan tidaknya perusahaan tergantung pada pengelolaan sumber daya manusia
ini dapat dilakukan dalam suatu perusahaan itu atau oleh suatu departemen tertentu. (Wahyu,
nurindo, 2014)
Menurut Malayu Hasibuan dalam (Anonym-1, 2015) sumber daya manusia merupakan
kemampuan terpadu dari daya pikir dan daya fisik yang dimiliki individu. Kemampuan sumber
daya manusia tidak dapat dilihat dari satu sisi saja, namun harus mencangkup keseluruhan dari
daya pikir dan juga daya fisiknya. Seorang karyawan misalnya, sebagai sumber daya manusia
yang bekerja di kantor, kemampuan pikir tentunya harus ia gunakan untuk memecahkan segala
persoalan pada pekerjaannya. Kegiatan ini harus juga didukung dengan kemampuan fisiknya
untuk bisa mengatasi rasa lelah ketika harus duduk selama lebih kurang 8 jam menghadap
komputer.
Menurut Veithzal Rivai dalam (Anonym-1, 2015) mendefinisikan sumber daya manusia
sebagai seorang yang siap, mau dan mampu memberi sumbangan usaha pencapaian tujuan
organisasi. Setiap organisasi atau perusahaan tentunya memiliki tujuan yang berbeda-beda, maka
dari itu kemampuan sumber daya manusia yang dibutuhkan pun akan berbeda pada tiap-tiap
perusahaan.
4. 4
Manajemen sumber daya manusia, disingkat MSDM, adalah suatu ilmu atau cara
bagaimana mengatur hubungan dan peranan sumber daya (tenaga kerja) yang dimiliki oleh
individu secara efisien dan efektif serta dapat digunakan secara maksimal sehingga tercapai
tujuan ( goal) bersama perusahaan, karyawan dan masyarakat menjadi maksimal. MSDM
didasari pada suatu konsep bahwa setiap karyawan adalah manusia- bukan mesin - dan bukan
semata menjadi sumber daya bisnis. (Wahyu, nurindo, 2014)
Tantangan dalam manajemen sumberdaya manusia yang dihadapi oleh perusahaan
terfokus pada tantangan lingkungan (environmental challenges), organisasi (organizational
challenges) dan individu (individual challenges).
1) Tantangan Lingkungan
Tantangan lingkungan adalah kekuatan di luar perusahaan, yang mempengaruhi kinerja
organisasi tetapi secara luas berada diluar jangkauan pengendalian manajemen. Sebab itu
manajer perlu mengawasi lingkungan eksternal secara terus-menerus terhadap peluang dan
ancaman. Mereka juga harus menjaga keluwesan agar bereaksi secara cepat terhadap tantangan
lingkungan. Satu metode yang umum dan berhasil dalam mengawasi lingkungan, yaitu
membaca berita bisnis. Ada tujuh tantangan lingkungan yang penting dalam (Anonym-2, 2011),
yaitu :
a) Perubahan Lingkungan Bisnis yang Cepat (Rapid Change)
b) Revolusi Internet (Internet Revolution)
c) Keragaman Tenaga Kerja (Workforce Diversity)
d) Globalisasi (Globalization).
e) Pembuatan Undang-undang (Legislation).
f) Pengembangan Peranan Pekerjaan dan Keluarga.
g) Kekurangan Tenaga Kerja dan Perkembangan Sektor Pelayanan.
2) Tantangan Organisasi
Tantangan organisasi merupakan tantangan internal yang terkonsentrasi dalam internal
perusahaan. Seorang manager yang efektif dan professional proaktif dan tidak reaktif
menyelesaikan persoalan internal organisasi terlebih dahulu sebelum masalah tersebut menjadi
persoalan yang besar bagi perusahaan. Hal ini hanya bisa dilakukan oleh manager yang sangat
paham terhadap masalah sumberdaya manusia dan tantangan organisasi. Ada beberapa
5. 5
pembahasan dalam tantangan organisasi ini diantaranya; posisi kompetitif, desentralisasi,
downsizing (perampingan), restrukturisasi organisasi, self-managed work team (Tim kerja
swakelola), pertumbuhan bisnis kecil, budaya organisasi, teknologi, keamanan data, dan masalah
outsourcing. (Hapzi, Ali, 2018)
Yang termasuk tantangan organisasi dalam (Anonym-2, 2011) adalah :
a. Posisi Organisasi dalam Bisnis yang Bersaing (Competitive Position)
b. Desentralisasi.
c. Pengurangan Tenaga Kerja.
d. Penyusunan Kembali Organisasi.
e. Tim Kerja Kelola Sendiri.
f. Pertumbuhan Bisnis Kecil.
g. Budaya organisasi.
h. Teknologi.
i. Keamanan Internal.
j. Outsourcing.
3) Tantangan Individu
Persoalan sumber daya manusia pada tingkat individu mengarah pada keputusan yang
berhubungan dengan karyawan secara spesifik.Tantangan individu ini biasanya
mempresentasikan apa yang sedang terjadi pada organisasi yang besar seperti pengaruh
teknologi terhadapa produksi karyawan. (Hapzi, Ali, 2018)
Tantangan individu dalam (Anonym-2, 2011) adalah sebagai berikut :
a. Keserasian antara Pekerja dan Organisasi.
b. Tanggung-jawab Ethis dan Sosial.
c. Produktivitas.
d. Pemberdayaan.
e. Brain Drain.
f. Rasa Ketidakamanan dalam Bertugas.
6. 6
Role of HRM in creating an ethical organization
Human resource atau SDM adalah bagian dalam organisasi yang seharusnya melaksanakan
aktivitas-aktivitas penting. Para line manajer bersama profesional HR memiliki tugas
penting, yaitu menggerakkan banyak orang agar dapat membantu fungsi SDM dengan
efektif. Untuk dapat mencapai hal itu, fungsi SDM harus mampu memandang karyawan
sebagai aset fungsi SDM yang berbeda dalam organisasi, sehingga membantu organisasi
untuk beradaptasi dengan lingkungannya. Dalam sebuah organisasi yang fleksibel, karyawan
selalu bergeser fungsi bisnisnya berdasarkan prioritas bisnis dan preferensi setiap karyawan.
Untuk membangun sumber daya efektif, perusahaan swasta selalu bersaing dalam
mendapatkan orang-orang berbakat. Mereka sebut sebagai war of talent, yaitu bagaimana
mempertahankan karyawan dan membantu mereka tumbuh dan memberikan komitmen
dalam jangka panjang. (Hapzi, Ali, 2018)
Institutional Culture
Menurut Agus Arijanto dalam (Hapzi, Ali, 2018) budaya perusahaan dapat dikatakan
sebagai kombinasi ide, adat istiadat, praktik tradisional, nilai-nilai perusahaan dan artian
bersama yang membantu mendefinikan perilaku normal bagi setiap orang yang bekerja di
suatu perusahaan. Budaya perusahaan biasanya dimulai dari tindakan dan nilai-nilai dari sang
pemimpin perusahaan yang dalam kenyataannya banyak pemimpin perusahaan itu adalah
pemilik atau pendiri perusahaan. Tindakan dan nilai-nilai tadi tanpa disadari oleh sang
pemimpin diikuti dan dilaksanakan oleh para pengikut yaitu pegawai-pegawai dan akhirnya
membudaya dengan sendirinya. Persepsi mengenai tindakan dan aktivitas di dalam budaya-
budaya ini juga seberagam budaya itu sendiri.
Contoh Ethics issues in management human resource PT Freeport dalam (Prasetyo, Eko, 2013)
PT Freeport Indonesia (PTFI) merupakan perusahaan afiliasi dari Freeport-McMoRan
Copper & Gold Inc.. PTFI menambang, memproses dan melakukan eksplorasi terhadap bijih
yang mengandung tembaga, emas dan perak. Beroperasi di daerah dataran tinggi di Kabupaten
Mimika Provinsi Papua, Indonesia. Kami memasarkan konsentrat yang mengandung tembaga,
emas dan perak ke seluruh penjuru dunia.
7. 7
PT Freeport Indonesia merupakan jenis perusahaan multinasional (MNC),yaitu
perusahaan internasional atau transnasional yang berkantor pusat di satu negara tetapi kantor
cabang di berbagai negara maju dan berkembang..
Contoh kasus pelanggaran etika yang dilakukan oleh PT. Freeport Indonesia :
Mogoknya hampir seluruh pekerja PT Freeport Indonesia (FI) tersebut disebabkan perbedaan
indeks standar gaji yang diterapkan oleh manajemen pada operasional Freeport di seluruh dunia.
Pekerja Freeport di Indonesia diketahui mendapatkan gaji lebih rendah daripada pekerja Freeport
di negara lain untuk level jabatan yang sama. Gaji sekarang per jam USD 1,5–USD 3. Padahal,
bandingan gaji di negara lain mencapai USD 15–USD 35 per jam. Sejauh ini, perundingannya
masih menemui jalan buntu. Manajemen Freeport bersikeras menolak tuntutan pekerja, entah apa
dasar pertimbangannya.
Biaya CSR kepada sedikit rakyat Papua yang digembor-gemborkan itu pun tidak seberapa karena
tidak mencapai 1 persen keuntungan bersih PT FI. Malah rakyat Papua membayar lebih mahal
karena harus menanggung akibat berupa kerusakan alam serta punahnya habitat dan vegetasi
Papua yang tidak ternilai itu. Biaya reklamasi tersebut tidak akan bisa ditanggung generasi Papua
sampai tujuh turunan. Selain bertentangan dengan PP 76/2008 tentang Kewajiban Rehabilitasi
dan Reklamasi Hutan, telah terjadi bukti paradoksal sikap Freeport. Kestabilan siklus operasional
Freeport, diakui atau tidak, adalah barometer penting kestabilan politik koloni Papua. Induksi
ekonomi yang terjadi dari berputarnya mesin anak korporasi raksasa Freeport-McMoran tersebut
di kawasan Papua memiliki magnitude luar biasa terhadap pergerakan ekonomi kawasan,
nasional, bahkan global.
Sebagai perusahaan berlabel MNC (multinational company) yang otomatis berkelas dunia,
apalagi umumnya korporasi berasal dari AS, pekerja adalah bagian dari aset perusahaan.
Menjaga hubungan baik dengan pekerja adalah suatu keharusan. Sebab, di situlah terjadi
hubungan mutualisme satu dengan yang lain. Perusahaan membutuhkan dedikasi dan loyalitas
agar produksi semakin baik, sementara pekerja membutuhkan komitmen manajemen dalam hal
pemberian gaji yang layak.
Kebijakan dengan memberikan diskresi luar biasa kepada PT FI, privilege berlebihan, ternyata
sia-sia. Berkali-kali perjanjian kontrak karya dengan PT FI diperpanjang kendati bertentangan
dengan UU Nomor 11/1967 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Pertambangan dan sudah
diubah dengan UU Nomor 4/2009 tentang Minerba. Bahan-bahan itu dibawa langsung ke luar
8. 8
negeri dan tidak mengalami pengolahan untuk meningkatkan value di Indonesia. Ironisnya, PT
FI bahkan tidak listing di bursa pasar modal Indonesia, apalagi Freeport-McMoran sebagai
induknya. Keuntungan berlipat justru didapatkan oleh PT FI dengan hanya sedikit memberikan
pajak PNBP kepada Indonesia atau sekadar PPh badan dan pekerja lokal serta beberapa tenaga
kerja asing (TKA). Optimis penulis, karena PT FI memiliki pesawat dan lapangan terbang
sendiri, jumlah pasti TKA itu tidak akan bisa diketahui oleh pihak imigrasi. Kasus PT. Freeport
Indonesia ditinjau dari berbagai teori etika bisnis :
a. Teori etika utilitarianisme
Berasal dari bahasa latin utilis yang berarti “bermanfaat”.
Menurut teori ini suatu perbuatan adalah baik jika membawa manfaat, tapi manfaat itu
harus menyangkut bukan saja satu dua orang melainkan masyarakat sebagai keseluruhan.
Berdasarkan teori utilitarianisme, PT.Freeport Indonesia dalam hal ini sangat
bertentangan karena keuntungan yang di dapat tidak digunakan untuk mensejahterakan
masyarakat sekitar, melainkan untuk Negara Amerika.
b. Teori Hak
Dalam pemikiran moral dewasa ini barangkali teori hak ini adalah pendekatan yang
paling banyak dipakai untuk mengevaluasi baik buruknya suatu perbuatan atau perilaku.
Teori Hak merupakan suatu aspek dari teori deontologi, karena berkaitan dengan
kewajiban. Hak dan kewajiban bagaikan dua sisi uang logam yang sama.
Hak didasarkan atas martabat manusia dan martabat semua manusia itu sama. Karena itu
hak sangat cocok dengan suasana pemikiran demokratis.
Dalam kasus ini, PT Freeport Indonesia sangat tidak etis dimana kewajiban terhadap para
karyawan tidak terpenuhi karena gaji yang diterima tidak layak dibandingkan dengan
pekerja Freeport di Negara lain. Padahal PT Freeport Indonesia merupakan tambang
emas dengan kualitas emas terbaik di dunia
FORUM
Perusahaan Indonesia yang sebagian besar sahamnya dikuasai oleh pihak asing. Mengenai
kepemilikan saham, terdapat 2 kasus dimana perusahaan Indonesia yang sebagian besar pemilik
sahamnya adalah dikuasai pihak asing, yaitu PT Indosat dan Freeport.
9. 9
Sejarah kepemilikan saham Indosat
PT Indosat adalah salah satu perusahaan penyedia jasa telekomunkasi dan jaringan telomunikasi
di Indonesia. Perusahaan ini menawarkan saluran komunikasi untuk pengguna telepon genggam
dengan pilihan pra bayar maupun pascabayar dengan merek jual Matrix, Mentari dan IM3. Jasa
lainnya yang disediakan adalah saluran komunikasi via suara untuk telepon tetap termasuk
sambungan langsung internasional IDD (International Direct Dialing), serta jasa nirkabel dengan
merk dagang StarOne. Perusahaan ini juga menyediakan layanan multimedia, internet, dan
komunikasi data (MIDI = Multimedia, Internet & Data Communication Service). Indosat
memiliki sejarah panjang perpindahan kepemilikan dan perubahan tujuan perusahaan semenjak
didirikan pada november 1967. Didirikan sebagai perusahaan modal asing oleh pemerintah
Indonesia dengan nama PT Indonesian Satellite Corporation Tbk. (Persero), perusahaan ini mulai
beroperasi pada september 1969 sebagai perusahaan komersil penyedia jasa sambungan langsung
internasional (IDD). Perusahaan ini membangun, memindahkan, dan melakukan kaidah
operasional sebuah organisasi telekomunkasi internasional (Internasional Telecommunication
Satellite Organization) disingkat Intelsat, untuk mengakses Intelstat lain (satelit) yang berada di
Samudra Hindia dengan durasi kesepakatan 20 tahun hingga 1987. Sebagai konsorsium global
organisasi sateleit komunikasi, intelstat memiliki dan mengoperasikan beberapa satelit-satelit
komunikasi. pada 1980, Indosat berkembang menjadi perusahaan telekomunikasi internasional
pertama yang dibeli dan dimiliki 100 persen oleh Pemerintah Indonesia. 1994 , perusahaan
menjadi perusahaan terbuka dengan mendaftar di Bursa Efek Indonesia dan New York Stock
Exchange. Pemerintah Indonesia dan publik masing-masing memiliki 65 persen saham dan 35
persen. Kemudian pada 2002, Pemerintah Indonesia mulai menjual 8,10 persen saham di Indosat
kepada publik dan selanjutnya menjual 41,94 persen kepada Singapore Technologies Telemedia
Pte. Ltd. (STT). Akibatnya, pemerintah hanya memiliki 15 persen saham, STT memiliki 41,94,
dan publik memiliki 43,06 persen saham Indosat. Di tahun 2008, saham Indosat secara tidak
langsung diakuisisi oleh Qatar Telecom (Qtel) Q.S.C. (Qtel), melalui Indonesia Communications
Limited (ICLM) dan Indonesia Communication Pte. Ltd. (ICLS) sejumlah 40,81 persen.
Pemerintah Indonesia dan publik memiliki sisa saham masing-masing 14,29 persen dan 44,90
persen. 2009, Qtel membeli saham seri B sebanyak 24,19 persen dari publik sehingga menjadi
pemegang saham mayoritas Indosat dengan kepemilikan sebesar 65 persen. Selanjutnya, Indosat
10. 10
dimiliki oleh Qtel atas nama Ooredoo Asia Pte. Ltd. (dahulu Qtel Asia Pte. Ltd.) sebanyak 65
persen, pemerintah Indonesia hanya 14,29 persen, dan publik 20,71 persen (Anonym-3, 2011)
Keuntungan yang minim tapi bermanfaat bagi masyarakat Indonesia. Yaitu dalam (Nurulloh,
2009):
a. Keuntungan dari penjualan Indosat yaitu hilangnya hambatan-hambatan akses pasar.
b. Dengan penjualan Indosat ke STT (Temasek), Indosat mendapatkan transfer teknologi
yang lebih modern sehingga industri telekomunikasi (Indosat) Indonesia makin
melebarkan sayapnya dengan menawarkan dan menyediakan jasa telekomunikasi ke
seluruh pelosok negeri yang awalnya jasa telekomunikasi hanya dapat dinikmati di kota-
kota besar.
c. Makin ketatnya persaingan di sektor telekomunikasi yang sekarang banyak dikuasai oleh
pihak asing karena aksi privatisasi ini, membuat para perusahaan telekomunikasi di
Indonesia termasuk Indosat menurunkan harga atau tarif telepon dan lain-lain agar tetap
memiliki dan menarik pelanggan dan dapat terus bersaing di pasar ditengah tejadinya
perang tarif telepon.
d. Pelebaran sayap pasar industri telekomunikasi dalam hal ini Indosat ke pelosok negeri
dengan menyediakan dan menawarkan jasa telekomunikasi ini juga diiringi dengan
banyaknya perekrutan tenaga kerja yang nantinya akan ditempatkan di cabang usaha
Indosat maupun Industri telekomunikasi lainnya (privatisasi) kepada asing di daerah lain
sehingga sudah menurangi pengangguran di daerah walaupun tidak signifikan
Namun dari kerugiannya penjualan pt indosat ini adalah pemerintah Indonesia memilikn porsi
yang sedikit yang sesuai dengan kepemilikan saham yang ada tersebut sehingga menyebabkan
pemerintah Indonesia tidak terlalu bisa ikut campur dalam pengeloaan SDM.
Sejarah kepemilikan saham Freeport
PT. Freeport Indonesia adalah sebuah perusahaan pertambangan yang ada di Indonesia. PT.
Freeport Indonesia menambang, memproses dan melakukan eksplorasi terhadap bijih yang
mengandung tembaga, emas dan perak.. Freeport Indonesia telah melakukan eksplorasi di dua
tempat di Papua, masing-masing tambang Erstberg (dari 1967) dan tambang Grasberg (sejak
1988), di kawasan Tembaga Pura, Kabupaten Mimika, Provinsi Papua. Freeport berkembang
11. 11
menjadi perusahaan dengan penghasilan 2,3 miliar dolar AS. Menurut Freeport, keberadaannya
memberikan manfaat langsung dan tidak langsung kepada Indonesia sebesar 33 miliar dolar dari
tahun 1992–2004. Kontrak Karya Freeport Pada akhir dasawarsa 1960-an Indonesia menghadapi
beberapa permasalahan politik-keamanan, ekonomi dan hubungan luar negeri. Persoalan
ekonomi yang dihadapi antara lain hutang negara, kemiskinan/kelaparan, inflasi, dan rendahnya
investasi. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, timbul pemikiran mengundang investasi asing
atau penanaman modal asing (PMA), maka lahirlah Undang-Undang No. 1 Tahun 1967 tentang
PMA sejalan dengan itu dilahirkan juga Undang-Undang No. 11 Tahun 1967 tentang Pokok-
pokok Pertambangan. PT.FI merupakan investor pertama bidang pertambangan mineral (umum)
pada tahun 1968 yang menandatangani Kontrak Karya dengan Pemerintah Indonesia. PT.FI
berinduk pada Freeport-McMoran Copper and Gold Incorporated (FCS) yang berkedudukan di
Amerika Serikat. PT Freeport Indonesia dibentuk memenuhi yang dipersyaratkan UU No. 1
Tahun 1967 tentang Penanaman Modal Asing dimana ketentuan Pasal 3 Ayat (1) nya
mensyaratkan bahwa dalam rangka Penanaman Modal Asing (PMA) harus dibentuk badan usaha
yang berbadan hukum dan berkedudukan di Indonesia. Pada tahun 1967 ditanda tangani Kontrak
Karya I (KK-1) berlaku selama 30 tahun sejak mulai berproduksi pada tahun 1973. Pada tahun
1988 Freeport menemukan cadangan di Grasberg, investasi beresiko tinggi dan besar, sehingga
memerlukan investasi jangka panjang. Tahun 1991 ditanda tangani Kontrak Karya II (KK-2)
berlaku selama 30 tahun dengan periode produksi berakhir di tahun 2021, ditambah
kemungkinan perpanjangan 2 x 10 tahun (sampai tahun 2041). Sedikit banyak perusahaan KK
berperan dalam pembangunan nasional Indonesia, sejauhmana peran yang dimainkan dapat
diukur dengan kontribusinya terhadap ekonomi dan nonekonomi. Kontribusi dalam
perekonomian diukur secara finansial dan nonfinansial. Kontribusi finansial dapat secara
langsung (seperti pajak, royalti dan semamcamnya) dan kontribusi tidak langsung (seperti: upah
gajih, pembangunan daerah dan semacamnya). Kontribusi langsung juga dapat diukur dengan
antara lain terhadap Product Domestic Bruto (PDB) dan PDRB, pengembangan wilayah,
Corporate Social Responsibility (CSR) termasuk pengembangan masyarakat. (Anonym-4, 2011)
Faktor penyebab perusahaan indonesia dikuasai oleh pihak asing
1. Adanya Undang-Undang No. 1 Tahun 1967 tentang penanaman nodal asing. Undang
undang no 1 tahun 1967 muncul karena alasan Persoalan ekonomi yang dihadapi antara
12. 12
lain hutang negara, kemiskinan/kelaparan, inflasi, dan rendahnya investasi. Atas dasar
inilah maka maka lahirlah Undang- Undang No. 1 Tahun 1967 tentang PMA
2. Indonesia masih tunduk pada mekanisme pasar bebas yang disuarakan asing. salah satu
contohnyanya adalah dalam kebijakan migas dan perminyakan, Semua UU yang mengatur
energi di Indonesia bermasalah karena lebih berpihak kepada kepentingan asing.
3. pemerintah mengatakan kita perlu modal asing masuk untuk menopang pertumbuhan
ekonomi untuk bisa membuka lapangan kerja dan mengurangi angka kemiskinan.
4. Banyaknya Hutang perusahaan dan kurangnya kesadaran masyarakat dalam berinvestasi.
Semakin besar hutang yang ditanggung perusahaan, maka akan berpotensi mempengaruhi
cashflow prusahaan. Salah satu upaya untuk menstabilkan keuangan perusahaan, adalah
dengan menerbitkan saham dan obligasi, sayangnya tidak banyak masyarakat indonesia
yang memahami pentingnya investasi, sehingga saham dan obligasi yang diterbitkan, lebih
banyak dikuasai oleh pihak asing.
Kritik atas segala permasalahan yang terjadi
Dalam permasalah kepemilikan saham indosat, wacana untuk melakukan Buyback harus segera
di realisasikan, hal ini bertujuan untuk mengembalikan indosat sebagai perusahaan BUMN.
Tetapi hal ini sepertinya masih sulit untuk dilakukan.
Dalam permasalahan freeport, keputusan pemerintah indonesia dalam mengubah status operasi
dari Kontrak Karya (KK) menjadi menjadi Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) adalah
sebuah keputusan yang tepat, karena dengan hal tersebut Indonesia kini mampu memiliki
kepemilikan saham sebesar 51% dan hal tersebut telah sesuai dengan amanah UUD 1945. Dalam
konteks kontrak karya, kedudukan pemerintah sejajar dengan PT. FI. Jika ada sengketa, maka
perusahaan berhadapan dengan pemerintah, padahal pemerintah mewakili negara yang
mempunyai kedaulatan penuh terhadap sumber daya alam di wilayahnya. Selain itu,
pertimbangan kedua adalah pemerintah ingin agar sumber daya alam digunakan untuk sebesar-
besar kemakmuran rakyat. Ini berarti bijih tembaga tidak diekspor langsung dalam bentuk
konsentrat, namun sudah diolah terlebih dahulu agar mempunyai nilai tambah yang lebih besar,
membuka lapangan kerja, dan mencukupi kebutuhan industri dalam negeri. Sudah wajar setelah
50 tahun memberi kesempatan kepada pihak asing untuk menggali dan menjual bijih tembaga
dan logam lain, pemerintah bermaksud mengusahakan sendiri pengelolaan sumber daya alam
13. 13
tersebut, agar memberi manfaat sebesar- besarnya bagi rakyat namun pada saat ini PT FI dalam
pengelolaannya masih banyak menggunakan SDM dari luar sehingga SDM Indonesia ini masih
sulit mendapatkan kesempatannya untuk mengelola Perusahaan Tambang ini. (Fickar, Hadjar,
Abdul, 2017)
Solusi:
Pada kasus PT indosat diharapkan pemerintah dapat buyback saham PT Indosat ini karena
dengan memiliki kepemilikian saham yang mayoritas maka Indonesia akan mendapatkan hak
untuk pengelolaan SDM nya dan dengan memiliki kepemilikan saham mayoritas ini maka
tingkat kesejahteraan tenaga kerja Negara Indonesia ini akan meningkat.
Dan untuk PT Freeport ini diharapkan dengan kepemilikan saham 51% dapat menggunakan
SDM local Indonesia sehingga hal tersebut akan sesuai dengan Pasal 33 Undang-Undang Dasar
1945 bahwa Bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh Negara
dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat . sehingga dengan hal tersebut
proporsi kepemilikan saham harus mayoritas dikuasai Negara Indonesia. Dan untuk hubungan
kasus ini dengan dengan Ethical Issue di HRM maka perusahaan tersebut harus mengutamakan
tenaga kerja warga Negara Indonesia ataupun secara khusus menggunakan tenaga kerja sekitar
pengoperasian perusahaan tersebut. namun Perusahaan penanaman modal asing masih memiliki
hak untuk menggunakan tenaga ahli warga negara asing untuk jabatan dan keahlian tertentu
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
14. 14
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Hapzi, 2018. Modul BE & GG, Univeristas Mercu Buana.
Anonym-1 , 2015. http://ciputrauceo.net/blog/2015/10/29/pengertian-sumber-daya-manusia-
dan-manajemen-sumber-daya-manusia, (13 Oktober 2018, jam 20.00)
Anonym-2, 2011.http://iamluckyone.blogspot.com/2011/03/tantangan-manajemen-sumber-daya-
manusia.html, (13 Oktober 2018, jam 20.00)
Anonym-3, 2011. http://asal-usul-motivasi.blogspot.com/2011/05/asal-usul-sejarah-indosat.html,
(13 Oktober 2018, 19.00)
Anonym-4, 2011. https://saripedia.wordpress.com/tag/pemegang-saham-pt-freeport-indonesia/,
(13 Oktober 2018, 19.00)
Arya, Putra. 2012. http://economoy.blogspot.com/2012/06/etika-dalam-manajemen-sumber-
daya.html, (13 Oktober 2018, jam 20.30)
Fickar, Hadjar, Abdul, 2017. https://www.kompasiana.com/fickar15/kasus-freeport- antara-
investasi-kedaulatan_58b3e3960e93734512fa7384, (13 Oktober 2018, 19.00)
Nurulloh, 2009. https://www.kompasiana.com/nurulloh/54fd85b0a33311f010510141/untung-
megawati-jual-indosat-2002, (13 Oktober 2018, 19.00)
Prasetyo, Eko, 2013. http://prasetyokoko.blogspot.com/2013/10/pelanggaran-etika-bisnis-pada-
pt.html, (13 Oktober 2018, jam 20.30)
Wahyu, nurindo, 2014.
https://www.academia.edu/9917399/MAKALAH_MANAJEMEN_SUMBER_DAYA_MANUS
IA, (13 Oktober 2018, jam 20.30