SlideShare a Scribd company logo
1 of 4
Chemical Oxygen Demand ( COD )
COD adalah jumlah oksigen (mg O2) yang dibutuhkan untuk mengoksidasi zat-zat
organis yang ada dalam 1 liter sampel air, dimana pengoksidasi K2,Cr2,O7 digunakan sebagai
sumber oksigen (oxidizing agent) (G. Alerts dan SS Santika, 1987).
COD adalah jumlah oksigen yang diperlukan agar bahan buangan yang ada dalam air
dapat teroksidasi melalui reaksi kimia baik yang dapat didegradasi secara biologis maupun yang
sukar didegradasi. Bahan buangan organic tersebut akan dioksidasi oleh
kalium bichromat yang digunakan sebagai sumber oksigen (oxidizing agent) menjadi gas CO2
dan gas H2O serta sejumlah ion chrom. Reaksinya sebagai berikut :
HaHbOc + Cr2O7
2- + H+ → CO2 + H2O + Cr3+
Jika pada perairan terdapat bahan organic yang resisten terhadap degradasi biologis, misalnya
tannin, fenol, polisacharida dansebagainya, maka lebih cocok dilakukan pengukuran COD
daripada BOD. Kenyataannya hampir semua zat organic dapat dioksidasi oleh oksidator kuat
seperti kalium permanganat dalam suasana asam, diperkirakan 95% - 100% bahan organic dapat
dioksidasi.
Seperti pada BOD, perairan dengan nilai COD tinggi tidak diinginkan bagi kepentingan
perikanan dan pertanian. Nilai COD pada perairan yang tidak tercemar biasanya kurang dari 20
mg/L, sedangkan pada perairan tercemar dapat lebih dari 200 mg/L dan pada limbah industri
dapat mencapai 60.000 mg/ (UNESCO,WHO/UNEP, 1992).
Analisis COD
Prinsipnya pengukuran COD adalah penambahan sejumlah tertentu kalium bikromat (K2Cr2O7)
sebagai oksidator pada sampel (dengan volume diketahui) yang telah ditambahkan asam pekat
dan katalis perak sulfat, kemudian dipanaskan selama beberapa waktu. Selanjutnya, kelebihan
kalium bikromat ditera dengan cara titrasi. Dengan demikian kalium bikromat yang terpakai
untuk oksidasi bahan organik dalam sampel dapat dihitung dan nilai COD dapat ditentukan
Metode Analisa COD
Metoda standar penentuan kebutuhan oksigen kimiawi atau Chemical Oxygen Demand (COD)
yang digunakan saat ini adalah metoda yang melibatkan penggunaan oksidator kuat kalium
bikromat, asam sulfat pekat, dan perak sulfat sebagai katalis.
Kepedulian akan aspek kesehatan lingkungan mendorong perlunya peninjauan kritis metoda
standar penentuan COD tersebut, karena adanya keterlibatan bahan-bahan berbahaya dan
beracun dalam proses analisisnya. Berbagai usaha telah dilakukan untuk mencari metoda
alternatif yang lebih baik dan ramah lingkungan.
Perkembangan metoda-metoda penentuan COD dapat diklasifikasikan menjadi dua
kategori. Pertama, metoda yang didasarkan pada prinsip oksidasi kimia secara konvensional dan
sederhana dalam proses analisisnya. Kedua, metoda yang berdasarkan pada oksidasi
elektrokatalitik pada bahan organik dan disertai pengukuran secara elektrokimia.
KOK= Kebutuhan Oksigen Kimiawi (Chemical Oxygen Demand = COD) adalah jumlah
oksidan Cr2O7
(2-) yang bereaksi dengan contoh uji dan dinyatakan sebagai mg O2 untuk tiap 1000
ml contoh uji. Senyawa organik dan anorganik, terutama organik dalam contoh uji dioksidasi
oleh Cr2O7(2-) dalam refluks tertutup menghasilkan Cr(3+). Jumlah oksidan yang dibutuhkan
dinyatakan dalam ekuivalen oksigen (O2 mg /L) diukur secara spektrofotometri sinar tampak.
Cr2O7
(2-) kuat mengabsorpsi pada panjang gelombang 400 nm dan Cr(3+) kuat mengabsorpsi pada
panjang gelombang 600 nm. Untuk nilai KOK 100 mg/L sampai dengan 900 mg/L ditentukan
kenaikan Cr(3+) pada panjang gelombang 600 nm. Pada contoh uji dengan nilai KOK yang lebih
tinggi, dilakukan pengenceran terlebih dahulu sebelum pengujian. Untuk nilai KOK lebih kecil
atau sama dengan 90 mg/L ditentukan pengurangan konsentrasi Cr2O7
(2-) pada panjang
gelombang 420 nm.
Kelebihan dan Kelemahan Metode Analisis COD
KOK= Kebutuhan Oksigen Kimiawi (Chemical Oxygen Demand = COD) adalah jumlah oksidan
Cr2O7
(2-) yang bereaksi dengan contoh uji dan dinyatakan sebagai mg O2 untuk tiap 1000 ml
contoh uji. Senyawa organik dan anorganik, terutama organik dalam contoh uji dioksidasi oleh
Cr2O7(2-) dalam refluks tertutup menghasilkan Cr(3+). Jumlah oksidan yang dibutuhkan
dinyatakan dalam ekuivalen oksigen (O2 mg /L) diukur secara spektrofotometri sinar tampak.
Cr2O7
(2-) kuat mengabsorpsi pada panjang gelombang 400 nm dan Cr(3+) kuat mengabsorpsi pada
panjang gelombang 600 nm. Untuk nilai KOK 100 mg/L sampai dengan 900 mg/L ditentukan
kenaikan Cr(3+) pada panjang gelombang 600 nm. Pada contoh uji dengan nilai KOK yang lebih
tinggi, dilakukan pengenceran terlebih dahulu sebelum pengujian. Untuk nilai KOK lebih kecil
atau sama dengan 90 mg/L ditentukan pengurangan konsentrasi Cr2O7
(2-) pada panjang
gelombang 420 nm.
Penanggulangan Kelebihan/Kekurangan Kadar COD
Penanggulangan kelebihan Kadar COD
Pada Trickling filter terjadi penguraian bahan organik yang terkandung dalam limbah.
Penguraian ini dilakukan oleh mikroorganisme yang melekat pada filter media dalam bentuk
lapisan biofilm. Pada lapisan ini bahan organik diuraikan oleh mikroorganisme aerob, sehingga
nilai COD menjadi turun. Pada proses pembentukan lapisan biofilm, agar diperoleh hasil
pengolahan yang optimum maka dalam hal pendistribusian larutan air kolam retensi Tawang
pada permukaan media genting harus merata membasahi seluruh permukaan media. Hal ini
penting untuk diperhatikan agar lapisan biofilm dapat tumbuh melekat pada seluruh permukaan
genting.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa semakin lama waktu
tinggal, maka nilai COD akhir semakin turun (prosentase penurunan COD semakin besar). Hal
ini disebabkan semakin lama waktu tinggal akan memberi banyak kesempatan pada
mikroorganisme untuk memecah bahan-bahan organik yang terkandung di dalam limbah. Di sisi
lain dapat diamati pula bahwa semakin kecil nilai COD awal (sebelum treatment dilakukan) akan
menimbulkan kecenderungan penurunan nilai COD akhir sehingga persentase penurunan
CODnya meningkat seperti yang ada pada grafik 4.6. Karena dengan COD awal yang kecil ini,
kandungan bahan organik dalam limbah pun sedikit, sehingga bila dilewatkan trickling filter
akan lebih banyak yang terurai akibatnya COD akhir turun. Begitu pula bila diamati dari sisi
jumlah tray (tempat filter media). Semakin banyak tray, upaya untuk menurunkan kadar COD
akan semakin baik. Karena dengan penambahan jumlah tray akan memperbanyak jumlah ruang /
tempat bagi mikroorganisme penurai untuk tumbuh melekat. Sehingga proses penguraian oleh
mikroorganisme akan meningkat dan proses penurunan kadar COD semakin bertambah. Jadi
prosen penurunan COD optimum diperoleh pada tray ke 3.
Permukaan media bertindak sebagai pendukung mikroorganisme yang memetabolisme bahan
organik dalam limbah. Penyaring harus mempunyai media sekecil mungkin untuk meningkatkan
luas permukaan dalam penyaring dan organisme aktif yang akan terdapat dalam volume
penyaring akan tetapi media harus cukup besar untuk memberi ruang kososng yang cukup untuk
cairan dan udara mengalir dan tetap tidak tersumbat oleh pertumbuhan mikroba. Media
berukuran besar seperti genting (tanah liat kering) berukuran 2-4 in akan berfungsi secara
maksimal. Media yang digunakan berupa genting dikarenakan lahan diatas permukaan genting
cenderung berongga dibanding media lain yang biasa mensuplai udara dan sinar matahari lebih
banyak daripada media lain yang dibutuhkan untuk pertumbuhan mikroba pada genting.
Pada penelitian ini, efisiensi Trickling Filter dalam penurunan COD tidak dapat menurunkan
sampai 60% dikerenakan :
a. Aliran air yang kurang merata pada seluruh permukaan genting karena nozzle yang digunakan
meyumbat aliran air limbah karena tersumbat air kolam retensi Tawang.
b. Supplay oksigen dan sinar matahari kurang karena trickling filter diletakkan didalam ruangan
sehingga pertumbuhan mikroba kurang maksimal.
Dalam penumbuahan mikroba distibusi air limbah dibuat berupa tetesan agar air limbah tersebut
dapat memuat oksigen lebih banyak jika dibanding dengan aliran yang terlalu deras karena
oksigen sangat diperlukan mikroba untuk tumbuh berkembang
Penanggulangan Kekurangan Kadar COD
Senyawa organik yang terdiri dari karbon, hidrogen dan oksigen dengan elemen aditif nitrogen,
sulfur, fosfat, dll cenderung untuk menyerap oksigen-oksigen yang tersedia dalam limbah air
dikonsumsi oleh mikroorganisme untuk mendegredasi senyawa organik akhirnya oksigen.
Konsentrasi dalam air limbah menurun, ditandai dengan peningkatan COD, BOD, SS dan air
limbah juga menjadi berlumpur dan bau busuk. Semakin tinggi konsentrasi COD menunjukkan
bahwa kandungan senyawa organik tinggi tidak dapt terdegredasi secara biologis. EM4
pengobatan 10 hari dalam tangku aerasi harus dilanjutkan karena peningkatan konsentrasi COD.
Fenomena ini menunjukkkan bahwa EM4 tidak bisa eksis baik di kondisi ini air limbah, karena
populasi yang kuat dan jumlah rendah mikroorganisme dalam air limbah.

More Related Content

What's hot

Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 Lipida
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 LipidaLaporan Biokimia ITP UNS SMT3 Lipida
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 LipidaFransiska Puteri
 
Cara uji kadmium (cd) secara asam dengan spektrofotometer serapan atom
Cara uji kadmium (cd) secara asam dengan spektrofotometer serapan atomCara uji kadmium (cd) secara asam dengan spektrofotometer serapan atom
Cara uji kadmium (cd) secara asam dengan spektrofotometer serapan atomUIN Alauddin Makassar
 
Acara 2 Kompleksometri
Acara 2 Kompleksometri Acara 2 Kompleksometri
Acara 2 Kompleksometri AgataMelati
 
Laporan Praktikum Stoikiometri
Laporan Praktikum StoikiometriLaporan Praktikum Stoikiometri
Laporan Praktikum StoikiometriErnalia Rosita
 
Toksikologi logam-berat vedro
Toksikologi logam-berat vedroToksikologi logam-berat vedro
Toksikologi logam-berat vedrovedro agasi
 
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 3 oksidi reduktometri
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 3 oksidi reduktometriITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 3 oksidi reduktometri
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 3 oksidi reduktometriFransiska Puteri
 
SNI 06-6989.14-2004 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 14: Cara Uji Oksigen ...
SNI 06-6989.14-2004 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 14: Cara Uji Oksigen ...SNI 06-6989.14-2004 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 14: Cara Uji Oksigen ...
SNI 06-6989.14-2004 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 14: Cara Uji Oksigen ...Muhamad Imam Khairy
 
PENETAPAN KADAR KARBOHIDRAT
PENETAPAN KADAR KARBOHIDRATPENETAPAN KADAR KARBOHIDRAT
PENETAPAN KADAR KARBOHIDRATMutiara Nanda
 
Pengujian kadar besi dalam air dengan metode aas
Pengujian kadar besi dalam air dengan metode aasPengujian kadar besi dalam air dengan metode aas
Pengujian kadar besi dalam air dengan metode aasUIN Alauddin Makassar
 
Percobaan v analisa COD air
Percobaan v analisa COD airPercobaan v analisa COD air
Percobaan v analisa COD airRini Wulandari
 
P3K Karena Bahan Kimia - Manajemen Laboratorium Kimia
P3K Karena Bahan Kimia - Manajemen Laboratorium KimiaP3K Karena Bahan Kimia - Manajemen Laboratorium Kimia
P3K Karena Bahan Kimia - Manajemen Laboratorium KimiaAsida Gumara
 
Kelompok 2 prak-ask PENENTUAN KADAR ASAM ASETAT PADA CUKA PASAR MENGGUNAKAN ...
Kelompok 2 prak-ask PENENTUAN KADAR ASAM ASETAT PADA CUKA PASAR MENGGUNAKAN ...Kelompok 2 prak-ask PENENTUAN KADAR ASAM ASETAT PADA CUKA PASAR MENGGUNAKAN ...
Kelompok 2 prak-ask PENENTUAN KADAR ASAM ASETAT PADA CUKA PASAR MENGGUNAKAN ...risyanti ALENTA
 
Titrasi Pengendapan
Titrasi PengendapanTitrasi Pengendapan
Titrasi PengendapanDokter Tekno
 
laporan praktikum titrasi pengendapan
laporan praktikum titrasi pengendapanlaporan praktikum titrasi pengendapan
laporan praktikum titrasi pengendapanwd_amaliah
 
Cara Uji Nitrit (NO2 N) secara Spektrofotometri
Cara Uji Nitrit (NO2 N) secara SpektrofotometriCara Uji Nitrit (NO2 N) secara Spektrofotometri
Cara Uji Nitrit (NO2 N) secara Spektrofotometriinfosanitasi
 

What's hot (20)

Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 Lipida
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 LipidaLaporan Biokimia ITP UNS SMT3 Lipida
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 Lipida
 
Cara uji kadmium (cd) secara asam dengan spektrofotometer serapan atom
Cara uji kadmium (cd) secara asam dengan spektrofotometer serapan atomCara uji kadmium (cd) secara asam dengan spektrofotometer serapan atom
Cara uji kadmium (cd) secara asam dengan spektrofotometer serapan atom
 
Alkalimetri
AlkalimetriAlkalimetri
Alkalimetri
 
Acara 2 Kompleksometri
Acara 2 Kompleksometri Acara 2 Kompleksometri
Acara 2 Kompleksometri
 
Laporan Praktikum Stoikiometri
Laporan Praktikum StoikiometriLaporan Praktikum Stoikiometri
Laporan Praktikum Stoikiometri
 
Toksikologi logam-berat vedro
Toksikologi logam-berat vedroToksikologi logam-berat vedro
Toksikologi logam-berat vedro
 
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 3 oksidi reduktometri
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 3 oksidi reduktometriITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 3 oksidi reduktometri
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 3 oksidi reduktometri
 
Argentometri
ArgentometriArgentometri
Argentometri
 
SNI 06-6989.14-2004 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 14: Cara Uji Oksigen ...
SNI 06-6989.14-2004 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 14: Cara Uji Oksigen ...SNI 06-6989.14-2004 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 14: Cara Uji Oksigen ...
SNI 06-6989.14-2004 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 14: Cara Uji Oksigen ...
 
PENETAPAN KADAR KARBOHIDRAT
PENETAPAN KADAR KARBOHIDRATPENETAPAN KADAR KARBOHIDRAT
PENETAPAN KADAR KARBOHIDRAT
 
Pengujian kadar besi dalam air dengan metode aas
Pengujian kadar besi dalam air dengan metode aasPengujian kadar besi dalam air dengan metode aas
Pengujian kadar besi dalam air dengan metode aas
 
Percobaan v analisa COD air
Percobaan v analisa COD airPercobaan v analisa COD air
Percobaan v analisa COD air
 
Laporan praktikum reagen
Laporan praktikum reagenLaporan praktikum reagen
Laporan praktikum reagen
 
P3K Karena Bahan Kimia - Manajemen Laboratorium Kimia
P3K Karena Bahan Kimia - Manajemen Laboratorium KimiaP3K Karena Bahan Kimia - Manajemen Laboratorium Kimia
P3K Karena Bahan Kimia - Manajemen Laboratorium Kimia
 
Kelompok 2 prak-ask PENENTUAN KADAR ASAM ASETAT PADA CUKA PASAR MENGGUNAKAN ...
Kelompok 2 prak-ask PENENTUAN KADAR ASAM ASETAT PADA CUKA PASAR MENGGUNAKAN ...Kelompok 2 prak-ask PENENTUAN KADAR ASAM ASETAT PADA CUKA PASAR MENGGUNAKAN ...
Kelompok 2 prak-ask PENENTUAN KADAR ASAM ASETAT PADA CUKA PASAR MENGGUNAKAN ...
 
Titrasi Pengendapan
Titrasi PengendapanTitrasi Pengendapan
Titrasi Pengendapan
 
laporan praktikum titrasi pengendapan
laporan praktikum titrasi pengendapanlaporan praktikum titrasi pengendapan
laporan praktikum titrasi pengendapan
 
Cara Uji Nitrit (NO2 N) secara Spektrofotometri
Cara Uji Nitrit (NO2 N) secara SpektrofotometriCara Uji Nitrit (NO2 N) secara Spektrofotometri
Cara Uji Nitrit (NO2 N) secara Spektrofotometri
 
Sianida
SianidaSianida
Sianida
 
Iodometri
IodometriIodometri
Iodometri
 

Similar to KOK-COD

Metode pengukuran kualitas limbah 2
Metode pengukuran kualitas limbah 2Metode pengukuran kualitas limbah 2
Metode pengukuran kualitas limbah 2Nur Chawhytz
 
Analisa gas co2 dalam air menggunakan toc
Analisa gas co2 dalam air menggunakan tocAnalisa gas co2 dalam air menggunakan toc
Analisa gas co2 dalam air menggunakan tocIndriati Dewi
 
Pada umumnya air lingkungan yang telah tercemar kandungan oksigennya sangat r...
Pada umumnya air lingkungan yang telah tercemar kandungan oksigennya sangat r...Pada umumnya air lingkungan yang telah tercemar kandungan oksigennya sangat r...
Pada umumnya air lingkungan yang telah tercemar kandungan oksigennya sangat r...diqki
 
Parameter umum-limbah-cair
Parameter umum-limbah-cairParameter umum-limbah-cair
Parameter umum-limbah-cairWinda Illiana
 
Rangkuman kuliah limbah uts
Rangkuman kuliah limbah utsRangkuman kuliah limbah uts
Rangkuman kuliah limbah utsrosyliey
 
Indikator Kimia Kualitas Air - Kimia Lingkungan
Indikator Kimia Kualitas Air - Kimia LingkunganIndikator Kimia Kualitas Air - Kimia Lingkungan
Indikator Kimia Kualitas Air - Kimia LingkunganAsida Gumara
 
Analisis kualitas air sungai kalianyar mojosongo
Analisis kualitas air sungai kalianyar mojosongoAnalisis kualitas air sungai kalianyar mojosongo
Analisis kualitas air sungai kalianyar mojosongoFarhan Yuzevan
 
PPT 3 GAS TERLARUT (2).ppt
PPT 3 GAS TERLARUT (2).pptPPT 3 GAS TERLARUT (2).ppt
PPT 3 GAS TERLARUT (2).pptdonotdisturb6
 
Tugas kesling
Tugas keslingTugas kesling
Tugas keslingindosasmi
 
20220905234349-PARAMETER KIMIA AIR - 1 -.pdf
20220905234349-PARAMETER KIMIA AIR - 1 -.pdf20220905234349-PARAMETER KIMIA AIR - 1 -.pdf
20220905234349-PARAMETER KIMIA AIR - 1 -.pdfSyahraniDewi1
 
materi Pertemuan KE 1. KIMIA LINGKUNGAN.pptx
materi Pertemuan KE 1. KIMIA LINGKUNGAN.pptxmateri Pertemuan KE 1. KIMIA LINGKUNGAN.pptx
materi Pertemuan KE 1. KIMIA LINGKUNGAN.pptxssuser97a23f
 
9a. lembar panduan kegiatan proyek siswa (lpkps)
9a. lembar panduan kegiatan proyek siswa (lpkps)9a. lembar panduan kegiatan proyek siswa (lpkps)
9a. lembar panduan kegiatan proyek siswa (lpkps)BiomaPublishing
 
Metode AOP untuk Mengolah Limbah Resi Cair
Metode AOP untuk Mengolah Limbah Resi CairMetode AOP untuk Mengolah Limbah Resi Cair
Metode AOP untuk Mengolah Limbah Resi CairYuke Puspita
 

Similar to KOK-COD (20)

Metode pengukuran kualitas limbah 2
Metode pengukuran kualitas limbah 2Metode pengukuran kualitas limbah 2
Metode pengukuran kualitas limbah 2
 
Pengukuran do 1
Pengukuran do 1Pengukuran do 1
Pengukuran do 1
 
Analisa gas co2 dalam air menggunakan toc
Analisa gas co2 dalam air menggunakan tocAnalisa gas co2 dalam air menggunakan toc
Analisa gas co2 dalam air menggunakan toc
 
Cod bod
Cod bodCod bod
Cod bod
 
Bod cod test
Bod cod testBod cod test
Bod cod test
 
Pada umumnya air lingkungan yang telah tercemar kandungan oksigennya sangat r...
Pada umumnya air lingkungan yang telah tercemar kandungan oksigennya sangat r...Pada umumnya air lingkungan yang telah tercemar kandungan oksigennya sangat r...
Pada umumnya air lingkungan yang telah tercemar kandungan oksigennya sangat r...
 
Parameter umum-limbah-cair
Parameter umum-limbah-cairParameter umum-limbah-cair
Parameter umum-limbah-cair
 
Rangkuman kuliah limbah uts
Rangkuman kuliah limbah utsRangkuman kuliah limbah uts
Rangkuman kuliah limbah uts
 
Indikator Kimia Kualitas Air - Kimia Lingkungan
Indikator Kimia Kualitas Air - Kimia LingkunganIndikator Kimia Kualitas Air - Kimia Lingkungan
Indikator Kimia Kualitas Air - Kimia Lingkungan
 
Analisis kualitas air sungai kalianyar mojosongo
Analisis kualitas air sungai kalianyar mojosongoAnalisis kualitas air sungai kalianyar mojosongo
Analisis kualitas air sungai kalianyar mojosongo
 
dampak-air.ppt
dampak-air.pptdampak-air.ppt
dampak-air.ppt
 
Jurnal Lingkungan
Jurnal LingkunganJurnal Lingkungan
Jurnal Lingkungan
 
Pencemaran udara
Pencemaran udaraPencemaran udara
Pencemaran udara
 
PPT 3 GAS TERLARUT (2).ppt
PPT 3 GAS TERLARUT (2).pptPPT 3 GAS TERLARUT (2).ppt
PPT 3 GAS TERLARUT (2).ppt
 
Tugas kesling
Tugas keslingTugas kesling
Tugas kesling
 
20220905234349-PARAMETER KIMIA AIR - 1 -.pdf
20220905234349-PARAMETER KIMIA AIR - 1 -.pdf20220905234349-PARAMETER KIMIA AIR - 1 -.pdf
20220905234349-PARAMETER KIMIA AIR - 1 -.pdf
 
materi Pertemuan KE 1. KIMIA LINGKUNGAN.pptx
materi Pertemuan KE 1. KIMIA LINGKUNGAN.pptxmateri Pertemuan KE 1. KIMIA LINGKUNGAN.pptx
materi Pertemuan KE 1. KIMIA LINGKUNGAN.pptx
 
9a. lembar panduan kegiatan proyek siswa (lpkps)
9a. lembar panduan kegiatan proyek siswa (lpkps)9a. lembar panduan kegiatan proyek siswa (lpkps)
9a. lembar panduan kegiatan proyek siswa (lpkps)
 
Metode AOP untuk Mengolah Limbah Resi Cair
Metode AOP untuk Mengolah Limbah Resi CairMetode AOP untuk Mengolah Limbah Resi Cair
Metode AOP untuk Mengolah Limbah Resi Cair
 
Tekling kuliah 3
Tekling kuliah 3Tekling kuliah 3
Tekling kuliah 3
 

Recently uploaded

Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet Riyadi
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet RiyadiManajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet Riyadi
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet RiyadiCristianoRonaldo185977
 
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptx
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptxMenggunakan Data matematika kelas 7.pptx
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptxImahMagwa
 
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptxMARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptxmariaboisala21
 
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.pptpertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.pptAhmadSyajili
 
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptxUKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptxzidanlbs25
 
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptxMATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptxrikosyahputra0173
 
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdfGeologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdfAuliaAulia63
 

Recently uploaded (7)

Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet Riyadi
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet RiyadiManajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet Riyadi
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet Riyadi
 
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptx
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptxMenggunakan Data matematika kelas 7.pptx
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptx
 
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptxMARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
 
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.pptpertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
 
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptxUKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
 
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptxMATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
 
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdfGeologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
 

KOK-COD

  • 1. Chemical Oxygen Demand ( COD ) COD adalah jumlah oksigen (mg O2) yang dibutuhkan untuk mengoksidasi zat-zat organis yang ada dalam 1 liter sampel air, dimana pengoksidasi K2,Cr2,O7 digunakan sebagai sumber oksigen (oxidizing agent) (G. Alerts dan SS Santika, 1987). COD adalah jumlah oksigen yang diperlukan agar bahan buangan yang ada dalam air dapat teroksidasi melalui reaksi kimia baik yang dapat didegradasi secara biologis maupun yang sukar didegradasi. Bahan buangan organic tersebut akan dioksidasi oleh kalium bichromat yang digunakan sebagai sumber oksigen (oxidizing agent) menjadi gas CO2 dan gas H2O serta sejumlah ion chrom. Reaksinya sebagai berikut : HaHbOc + Cr2O7 2- + H+ → CO2 + H2O + Cr3+ Jika pada perairan terdapat bahan organic yang resisten terhadap degradasi biologis, misalnya tannin, fenol, polisacharida dansebagainya, maka lebih cocok dilakukan pengukuran COD daripada BOD. Kenyataannya hampir semua zat organic dapat dioksidasi oleh oksidator kuat seperti kalium permanganat dalam suasana asam, diperkirakan 95% - 100% bahan organic dapat dioksidasi. Seperti pada BOD, perairan dengan nilai COD tinggi tidak diinginkan bagi kepentingan perikanan dan pertanian. Nilai COD pada perairan yang tidak tercemar biasanya kurang dari 20 mg/L, sedangkan pada perairan tercemar dapat lebih dari 200 mg/L dan pada limbah industri dapat mencapai 60.000 mg/ (UNESCO,WHO/UNEP, 1992). Analisis COD Prinsipnya pengukuran COD adalah penambahan sejumlah tertentu kalium bikromat (K2Cr2O7) sebagai oksidator pada sampel (dengan volume diketahui) yang telah ditambahkan asam pekat dan katalis perak sulfat, kemudian dipanaskan selama beberapa waktu. Selanjutnya, kelebihan kalium bikromat ditera dengan cara titrasi. Dengan demikian kalium bikromat yang terpakai untuk oksidasi bahan organik dalam sampel dapat dihitung dan nilai COD dapat ditentukan Metode Analisa COD Metoda standar penentuan kebutuhan oksigen kimiawi atau Chemical Oxygen Demand (COD) yang digunakan saat ini adalah metoda yang melibatkan penggunaan oksidator kuat kalium bikromat, asam sulfat pekat, dan perak sulfat sebagai katalis.
  • 2. Kepedulian akan aspek kesehatan lingkungan mendorong perlunya peninjauan kritis metoda standar penentuan COD tersebut, karena adanya keterlibatan bahan-bahan berbahaya dan beracun dalam proses analisisnya. Berbagai usaha telah dilakukan untuk mencari metoda alternatif yang lebih baik dan ramah lingkungan. Perkembangan metoda-metoda penentuan COD dapat diklasifikasikan menjadi dua kategori. Pertama, metoda yang didasarkan pada prinsip oksidasi kimia secara konvensional dan sederhana dalam proses analisisnya. Kedua, metoda yang berdasarkan pada oksidasi elektrokatalitik pada bahan organik dan disertai pengukuran secara elektrokimia. KOK= Kebutuhan Oksigen Kimiawi (Chemical Oxygen Demand = COD) adalah jumlah oksidan Cr2O7 (2-) yang bereaksi dengan contoh uji dan dinyatakan sebagai mg O2 untuk tiap 1000 ml contoh uji. Senyawa organik dan anorganik, terutama organik dalam contoh uji dioksidasi oleh Cr2O7(2-) dalam refluks tertutup menghasilkan Cr(3+). Jumlah oksidan yang dibutuhkan dinyatakan dalam ekuivalen oksigen (O2 mg /L) diukur secara spektrofotometri sinar tampak. Cr2O7 (2-) kuat mengabsorpsi pada panjang gelombang 400 nm dan Cr(3+) kuat mengabsorpsi pada panjang gelombang 600 nm. Untuk nilai KOK 100 mg/L sampai dengan 900 mg/L ditentukan kenaikan Cr(3+) pada panjang gelombang 600 nm. Pada contoh uji dengan nilai KOK yang lebih tinggi, dilakukan pengenceran terlebih dahulu sebelum pengujian. Untuk nilai KOK lebih kecil atau sama dengan 90 mg/L ditentukan pengurangan konsentrasi Cr2O7 (2-) pada panjang gelombang 420 nm. Kelebihan dan Kelemahan Metode Analisis COD KOK= Kebutuhan Oksigen Kimiawi (Chemical Oxygen Demand = COD) adalah jumlah oksidan Cr2O7 (2-) yang bereaksi dengan contoh uji dan dinyatakan sebagai mg O2 untuk tiap 1000 ml contoh uji. Senyawa organik dan anorganik, terutama organik dalam contoh uji dioksidasi oleh Cr2O7(2-) dalam refluks tertutup menghasilkan Cr(3+). Jumlah oksidan yang dibutuhkan dinyatakan dalam ekuivalen oksigen (O2 mg /L) diukur secara spektrofotometri sinar tampak. Cr2O7 (2-) kuat mengabsorpsi pada panjang gelombang 400 nm dan Cr(3+) kuat mengabsorpsi pada panjang gelombang 600 nm. Untuk nilai KOK 100 mg/L sampai dengan 900 mg/L ditentukan kenaikan Cr(3+) pada panjang gelombang 600 nm. Pada contoh uji dengan nilai KOK yang lebih tinggi, dilakukan pengenceran terlebih dahulu sebelum pengujian. Untuk nilai KOK lebih kecil atau sama dengan 90 mg/L ditentukan pengurangan konsentrasi Cr2O7 (2-) pada panjang gelombang 420 nm.
  • 3. Penanggulangan Kelebihan/Kekurangan Kadar COD Penanggulangan kelebihan Kadar COD Pada Trickling filter terjadi penguraian bahan organik yang terkandung dalam limbah. Penguraian ini dilakukan oleh mikroorganisme yang melekat pada filter media dalam bentuk lapisan biofilm. Pada lapisan ini bahan organik diuraikan oleh mikroorganisme aerob, sehingga nilai COD menjadi turun. Pada proses pembentukan lapisan biofilm, agar diperoleh hasil pengolahan yang optimum maka dalam hal pendistribusian larutan air kolam retensi Tawang pada permukaan media genting harus merata membasahi seluruh permukaan media. Hal ini penting untuk diperhatikan agar lapisan biofilm dapat tumbuh melekat pada seluruh permukaan genting. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa semakin lama waktu tinggal, maka nilai COD akhir semakin turun (prosentase penurunan COD semakin besar). Hal ini disebabkan semakin lama waktu tinggal akan memberi banyak kesempatan pada mikroorganisme untuk memecah bahan-bahan organik yang terkandung di dalam limbah. Di sisi lain dapat diamati pula bahwa semakin kecil nilai COD awal (sebelum treatment dilakukan) akan menimbulkan kecenderungan penurunan nilai COD akhir sehingga persentase penurunan CODnya meningkat seperti yang ada pada grafik 4.6. Karena dengan COD awal yang kecil ini, kandungan bahan organik dalam limbah pun sedikit, sehingga bila dilewatkan trickling filter akan lebih banyak yang terurai akibatnya COD akhir turun. Begitu pula bila diamati dari sisi jumlah tray (tempat filter media). Semakin banyak tray, upaya untuk menurunkan kadar COD akan semakin baik. Karena dengan penambahan jumlah tray akan memperbanyak jumlah ruang / tempat bagi mikroorganisme penurai untuk tumbuh melekat. Sehingga proses penguraian oleh mikroorganisme akan meningkat dan proses penurunan kadar COD semakin bertambah. Jadi prosen penurunan COD optimum diperoleh pada tray ke 3. Permukaan media bertindak sebagai pendukung mikroorganisme yang memetabolisme bahan organik dalam limbah. Penyaring harus mempunyai media sekecil mungkin untuk meningkatkan luas permukaan dalam penyaring dan organisme aktif yang akan terdapat dalam volume penyaring akan tetapi media harus cukup besar untuk memberi ruang kososng yang cukup untuk cairan dan udara mengalir dan tetap tidak tersumbat oleh pertumbuhan mikroba. Media berukuran besar seperti genting (tanah liat kering) berukuran 2-4 in akan berfungsi secara maksimal. Media yang digunakan berupa genting dikarenakan lahan diatas permukaan genting cenderung berongga dibanding media lain yang biasa mensuplai udara dan sinar matahari lebih banyak daripada media lain yang dibutuhkan untuk pertumbuhan mikroba pada genting.
  • 4. Pada penelitian ini, efisiensi Trickling Filter dalam penurunan COD tidak dapat menurunkan sampai 60% dikerenakan : a. Aliran air yang kurang merata pada seluruh permukaan genting karena nozzle yang digunakan meyumbat aliran air limbah karena tersumbat air kolam retensi Tawang. b. Supplay oksigen dan sinar matahari kurang karena trickling filter diletakkan didalam ruangan sehingga pertumbuhan mikroba kurang maksimal. Dalam penumbuahan mikroba distibusi air limbah dibuat berupa tetesan agar air limbah tersebut dapat memuat oksigen lebih banyak jika dibanding dengan aliran yang terlalu deras karena oksigen sangat diperlukan mikroba untuk tumbuh berkembang Penanggulangan Kekurangan Kadar COD Senyawa organik yang terdiri dari karbon, hidrogen dan oksigen dengan elemen aditif nitrogen, sulfur, fosfat, dll cenderung untuk menyerap oksigen-oksigen yang tersedia dalam limbah air dikonsumsi oleh mikroorganisme untuk mendegredasi senyawa organik akhirnya oksigen. Konsentrasi dalam air limbah menurun, ditandai dengan peningkatan COD, BOD, SS dan air limbah juga menjadi berlumpur dan bau busuk. Semakin tinggi konsentrasi COD menunjukkan bahwa kandungan senyawa organik tinggi tidak dapt terdegredasi secara biologis. EM4 pengobatan 10 hari dalam tangku aerasi harus dilanjutkan karena peningkatan konsentrasi COD. Fenomena ini menunjukkkan bahwa EM4 tidak bisa eksis baik di kondisi ini air limbah, karena populasi yang kuat dan jumlah rendah mikroorganisme dalam air limbah.