Dokumen tersebut membahas tentang hubungan antara air dan kesehatan manusia, serta standar mutu air bersih. Air berperan sebagai tempat hidup organisme patogen dan vektor penyakit, serta media penularan penyakit. Standar mutu air ditetapkan berdasarkan peraturan pemerintah dan kementerian terkait, meliputi parameter fisika, kimia, dan mikrobiologi.
2. Air dan Kesehatan Manusia
Air mempunyai hubungan erat dengan kesehatan manusia,
karena air merupakan:
1. Tempat hidup organisme phatogenic
a. Bakteri
vibrio colerae penyakit kolera
salmonella typhi demam typhoid
salmonella paratyphi demam para typhoid
bacillary dysentri penyakit disentri
b. Protozoa
entonociba histolitica penyakit saluran pencernaan
amebic dysentri penyakit disentri
c. Virus
hepatitis penyakit liver / hati
cacar penyakit cacar
3. Air Dan Kesehatan Manusia
2. Tempat hidup organisme nonpathogenic
a. bakteri actinomicites bau tidak enak
b. algae rasa dan bau tidak enak
c. bacteri choliform bau
d. fecal streptococci bau
e. bakteri besi warna dan berlendir
f. cacing nematoda bau dan estetika
3. Tempat perkembangan vektor penyakit berbagai jenis nyamuk
4. Media penularan penyakit kolera, kulit, cacar dsb
5. Pelarut berbagai jenis zat beracun yang dapat merusak organ
tubuh
4. Air dan Kesehatan manusia
Sumber
infeksi
(faeces)
Air
Tangan
Serangga
atau
binatang
Tanah
Makanan,
Minuman
Manusia
Kelemahan
Kematian
5. Pengertian Baku Mutu
Baku mutu adalah ukuran kualitas yang telah dibakukan
(standarisasi), biasanya dalam bentuk peraturan atau
kesepakatan.
Peraturan Pemerintah No. 20 tahun 1990 tentang Pengendalian
Pencemaran Air (menyangkut parameter, satuan, kadar
maksimum)
Daftar Kriteria Kualitas Air Golongan A (Air yang dapat digunakan
sebagai air minum secara langsung tanpa pengolahan terlebih
dahulu)
Daftar Kriteria Kualitas Air Golongan B (Air yang dapat digunakan
sebagai air baku air minum)
Daftar Kriteria Kualitas Air Golongan C (Air yang dapat digunakan
untuk keperluan perikanan dan peternakan)
Daftar Kriteria Kualitas Air Golongan D (Air yang dapat digunakan
untuk keperluan pertanian serta usaha perkotaan, industri dan
pembangkit listrik)
6. Peraturan Menteri Lingkungan
Hidup
KepMen Kependudukan dan LH No. 02 tahun 1988 tentang Baku
Mutu Air pada Sumber Air Menurut Golongan Air (menyangkut
parameter, satuan, kadar maksimum, metode analisis, peralatan )
Golongan A (Fisika, Kimia, Bakteriologi, Radioaktifitas, Pestisida)
Golongan B (Fisika, Kimia, Bakteriologi, Radioaktifitas, Pestisida)
Golongan C (Fisika, Kimia, Radioaktifitas, Pestisida)
Golongan D (Fisika, Kimia, Radioaktifitas)
7. Peraturan MenKes
Kepmen Kesehatan No. 492 tahun 2010 tentang Baku Mutu Air Minum
air minum (Fisika, Kimia, Mikrobiologi, Radioaktifitas)
air bersih (Fisika, Kimia, Mikrobiologi, Radioaktifitas)
air kolam renang (Fisika, Kimia, Radioaktifitas)
air pemandian umum (Fisika, Kimia, Radioaktifitas)
Kepmen Kesehatan No. 907 tahun 2002 tentang Syarat-syarat dan
Pengawasan Kualitas Air Minum
Persyaratan kualitas air minum (Bakteriologis, Kimia a - f,
Radioaktifitas, Fisik)
Tata Cara Pelaksanaan Pengawasan Kualitas Air Minum (jenis air
minum yang diawasi, lembaga yang mengawasi, metode sampling,
parameter yang diperiksa, pelaporan hasil pengawasan)
Pelaksanaan pengawasan internal kualitas air minum oleh pengelola
penyedia air minum (jenis sample air yang diperiksa, kualitas air
baku, langkah-langkah untuk menjamin kualitas air)
9. Contoh Hasil Analisis Lab
No Parameter Satuan
Baku Mutu
Air Bersih
Hasil
(No smp)
I FISIKA
1 Bau - - Tdk berbau
2 Jumlah zat padat terlarut (TDS) mg/l 1500 286
3 Kekeruhan Skala NTU 25 1
4 Rasa - - Tdk berasa
5 Suhu
o
C Suhu udara+3
o
C 28
6 Warna Skala TCU 50 5
7 Daya Hantar Listrik (DHL) mhos/Cm - 572
II KIMIA
a. Kimia Anorganik
1 Air Raksa *) mg/l 0,001 0,000
2 Arsen *) mg/l 0,05 -
3 Besi mg/l 1,0 0,000
4 Florida mg/l 1,5 0,650
5 Kadmium *) mg/l 0,005 0,000
6 Kesadahan sebagai CaCO3 mg/l 500 175,6
7 Khlorida mg/l 600 46,91
8 Kromium, valensi 6 *) mg/l 0,05 0,000
9 Mangan mg/l 0,5 0,000
10 Nitrat sebagai N mg/l 10 1,065
11 Nitrit sebagai N mg/l 10 0,0126
12 pH - 6,5-9,0 7,0
13 Selenium *) mg/l 0,01 -
14 Seng mg/l 15 0,000
15 Sianida *) mg/l 0,1 0,000
16 Sulfat mg/l 400 3
17 Timbal *) mg/l 0,05 0,000
b. Kimia Organik
1 Zat organic (KMnO4) mg/l 10 2,67
2 Deterjen mg/l 0,5 0,000
10. No Parameter Satuan
Baku Mutu Air
SK. Gub. Jatim
No.314/1987
Golongan A
Hasil
7221 7222
I FISIKA
1 Temperature -
Temperatur
air normal
28 28
2 Jumlah Padatan Terlarut mg/l 1500 144 133
II KIMIA
1 PH mg/l 6 - 8,5 7,0 7,0
2 Barium Ba mg/l 1 - -
3 Besi Fe mg/l 5 0,0000 0,0000
4 Mangan Mn mg/l 0,05 0,0000 0,0000
5 Tembaga Cu mg/l 1 0,0000 0,0000
6 Seng Zn mg/l 5 0,0216 0,0173
7 Krom heksavalen Cr mg/l 0.05 0,0000 0,0000
8 Kadmium Cd mg/l 0.01 0,0000 0,0000
9 Raksa Hg mg/l 0.001 0,0000 0,0000
10 Timbal Pb mg/l 0.1 0,0268 0,0294
11 Arsen As mg/l 0.05 - -
12 Selenium Se mg/l 0.01 - -
13 Sianida CN mg/l 0.05 0,0000 0,0000
14 Sulfida S mg/l Nihil 0,0000 0,0000
15 Flourida F mg/l 1,5 0,70 0,72
16 Khlorida Cl mg/l 600 12,25 11,91
17 Sulfat SO4 mg/l 400 5 5
18 Amoniak NH3 mg/l 0,5 0,04 0,026
19 Nitrat NO3 mg/l 10 1,067 2,267
20 Nitrit NO2 mg/l Nihil 0,0000 0,0000
21 Zat organic mg/lKMnO4 10 4,76 3,28
22 Oksigen terlarut DO mg/l *) 5,1 6,7
23 Kebutuhan oksigen biologi BOD mg/l 6 5,72 4,48
24 Kebutuhan oksigen kimia COD mg/l 10 11,2 9,8
25 Deterjen organic mg/l 0,5 0,2367 0,5126
26 Phenol mg/l 0,002 0,0000 0,0000
27 Minyak lemak M/L mg/l Nihil 0,0000 0,0000
28 Karbon Koroform Ekstrak mg/l 0,5 - -
29 PCB mg/l Nihil - -
III PESTISIDA
1 Pestisida mg/l Nihil 0,0000 0,0000
11. Beberapa Parameter Kualitas Air (Fisika)
a. Suhu
Perubahan suhu berpengaruh terhadap proses fisika, kimia, dan biologi
badan air. Suhu juga sangat berperan mengendalikan kondisi
ekosistem perairan. Organisme akuatik memiliki kisaran suhu tertentu
(batas atas dan bawah) yang disukai bagi pertumbuhannya.
Peningkatan suhu mengakibatkan peningkatan viskositas, reaksi kimia,
evaporasi, dan volatilisasi. Peningkatan suhu juga menyebabkan
penurunan kelarutan gas dalam air, misalnya gas O2, CO2, N2, CH4.
Selain itu, peningkatan suhu juga menyebabkan peningkatan
kecepatan metabolisme dan respirasi organisme air, dan selanjutnya
mengakibatkan peningkatan konsumsi oksigen.
c. Bau dan Rasa
Bau dan rasa menggambarkan garam atau unsur kimia terlarut dan
bakteri yang terkandung. Pengukuran bau dan rasa dilakukan dengan
panca indra si peneliti.
12. Beberapa Parameter Kualitas Air (Fisika)
b. Warna
Warna perairan biasanya dikelompokkan menjadi dua, yaitu warna
sesungguhnya (true color) dan warna tampak (apparent color). Warna
sesungguhnya adalah warna yang hanya disebabkan oleh bahan-bahan
kimia terlarut. Warna tampak adalah warna yang tidak hanya
disebabkan oleh bahan terlarut, tetapi juga oleh bahan tersuspensi.
Warna dapat diamati secara visual (langsung) ataupun diukur
berdasarkan skala platinum kobalt (dinyatakan dengan satuan PtCo),
yakni dengan membandingkan warna air sampel dan warna standar.
Sumber air untuk kepentingan air minum sebaiknya memiliki nilai warna
antara 5 – 50 PtCo.
Warna perairan pada umumnya disebabkan oleh partikel koloid
bermuatan negatif, sehingga penghilangan warna di perairan dapat
dilakukan dengan penambahan koagulan yang bermuatan positif,
misalnya alumunium dan besi (Sawyer dan McCarty, 1978).
13. d. Kecerahan dan Kekeruhan
Kecerahan merupakan ukuran transparasi perairan, yang ditentukan secara
visual dengan menggunakan secchi disk. Nilai kecerahan dinyatakan dalam
satuan meter. Nilai ini sangat dipengaruhi oleh keadaan cuaca, waktu
pengukuran, kekeruhan, dan padatan tersuspensi, serta ketelitian orang yang
melakukan pengukuran. Pengukuran kecerahan sebaiknya dilakukan pada
saat cuaca cerah.
Kekeruhan menggambarkan sifat optik air yang ditentukan berdasarkan
banyaknya cahaya yang diserap dan dipancarkan oleh bahan-bahan yang
terdapat di dalam air. Kekeruhan disebabkan oleh adanya bahan organik dan
anorganik yang tersuspensi dan terlarut, maupun bahan anorganik dan
organik yang berupa plankton dan mikroorganisme lain.
Kekeruhan dinyatakan dalam satuan unit turbiditas, yang setara dengan 1mg/l
SiO2. Pengukuran kekeruhan dengan menggunakan Jackson Candler
Turbidimeter bersifat visual, yaitu membandingkan air sampel dengan air
standar. Satuan unit turbiditas dengan metode ini dinyatakan dengan JTU.
Pengukuran kekeruhan dengan metode Nephelometer dilakukan dengan
melewatkan sumber cahaya pada sampel, kemudian intensitas cahaya yang
dipantulkan oleh bahan-bahan penyebab kekeruhan diukur dengan
menggunakan suspensi polimer formazin sebagai larutan standar. Satuan unit
tubiditas dengan metode ini dinyatakan dengan NTU.
Padatan tersuspensi berkolerasi positif dengan kekeruhan. Semakin tinggi
nilai padatan tersuspensi, nilai kekeruhan juga semakin tinggi.
Beberapa Parameter Kualitas Air (Fisika)
14. e. Konduktivitas (daya hantar listrik)
Konduktivitas (Daya Hantar Listrik/ DHL) adalah gambaran
numerik dari kemampuan air untuk meneruskan aliran listrik. Oleh
karena itu, semakin banyak garam-garam terlarut yang dapat
terionisasi, semakin tinggi pula nilai DHL. Reaktivitas, bilangan
valensi, dan konsentrasi ion-ion terlarut sangat berpengaruh
terhadap nilai DHL. Konduktivitas dinyatakan dengan satuan
mhos/cm atau Siemens/cm.
Nilai DHL berhubungan erat dengan nilai padatan terlarut total
(TDS). Hal ini ditunjukkan dalam persamaan (5.10) (Tebbut, 1992).
K = DHL (S/m) / TDS (mg/liter)
Beberapa Parameter Kualitas Air (Fisika)
15. Beberapa Parameter Kualitas Air (Fisika)
f. Padatan total, terlarut dan tersuspensi
Padatan total (residu) adalah bahan yang tersisa setelah air sampel mengalami
evaporasi dan pengeringan pada suhu tertentu. Padatan yang terdapat di perairan
diklasifikasikan berdasarkan ukuran diameter partikel, seperti yang ditunjukkan
dalam tabel berikut :
Padatan tersuspensi total (Total Suspended Solid atau TSS) adalah bahan-bahan
tersuspensi (diameter > 1 m) yang tertahan pada saringan millipore dengan
diameter pori 0,45 m.
Padatan terlarut total (Total Dissolved Solid atau TDS) adalah bahan-bahan
terlarut (diameter < 10-6 mm) dan koloid (diameter 10-6 mm -10-3 mm) yang
berupa senyawa-senyawa kimia dan bahan-bahan lain, yang tidak tersaring pada
kertas saring berdiameter 0,45 m.
Klasifikasi Padatan Ukuran
Diameter (m)
Ukuran Diameter (mm)
1. Padatan terlarut
2. Koloid
3. Padatan tersuspensi
< 10
-3
10
-3
– 1
>1
< 10
-6
10
-6
– 10
-3
> 10
-3
16. g. Salinitas
Salinitas adalah konsentrasi total ion yang terdapat di
perairan (Boyd, 1988). Salinitas menggambarkan
padatan total di dalam air, setelah semua karbonat
dikonversi menjadi oksida, semua bromida dan iodida
digantikan oleh klorida, dan semua bahan organik
telah dioksidasi. Salinitas dinyatakan dalam satuan
g/kg atau promil (0/00).
Terminologi yang mirip dengan salinitas adalah
klorinitas, yang hanya mencakup klorida, bromida,
dan iodida, dan memiliki nilai yang lebih kecil
daripada salinitas. Hubungan antara salinitas dan
klorinitas dinyatakan sengan persamaan :
Salinitas (0/00) = 0,03 + 1,805 klorinitas (0/00)
Beberapa Parameter Kualitas Air (Fisika)
17. a. pH dan asiditas
Pada dasarnya, asiditas (keasaman) tidak sama dengan
pH. Asiditas menyangkut dua komponen, yaitu jumlah
asam, baik asam kuat maupun asam lemah (misalnya
asam karbonat dan asam asetat), dan konsentrasi ion
hidrogen. pH hanya menggambarkan konsentrasi ion
hidrogen.
pH sangat mempengaruhi proses biokimiawi perairan,
misalnya proses nitrifikasi akan berakhir pada pH rendah.
Toksisitas logam memperlihatkan peningkatan pada pH
rendah. Amonium pada pH normal tidak toksik, tetapi pada
pH tinggi berubah menjadi amonia yang bersifat toksik.
Pada pH <4 sebagian besar tumbuhan air mati, hanya
beberapa jenis algae yang dapat bertahan. Pengaruh pH
terhadap komunitas biologi perairan ditunjukkan dalam
tabel berikut.
Beberapa Parameter Kualitas Air (Kimia)
18. b. Oksigen terlarut
Oksgen merupakan salah satu gas yang terlarut di
perairan. Kadar oksigen terlarut di berairan bervariasi
tergantung pada suhu, salinitas, turbulensi air, dan
tekanan atmosfir. Kadar oksigen terlarut juga berfluktuasi
secara harian (diurnal) dan musiman, tergantug pada
percampuran (mixing) dan pergerakan (turbullence)
massa air, aktivitas fotosintesis, respirasi, dan limbah
(effluent) yang masuk ke dalam badan air.
Keadaan perairan dengan kadar oksigen yang sangat
rendah berbahaya bagi organisme akuatik. Semakin
rendah kadar oksigen terlarut, semakin tinggi toksisitas
zinc, copper, lead, sianida, hidrogen sulfida dan amonia.
Perairan yang diperuntukkan bagi kepentingan perikanan
sebaiknya memiliki kadar oksigen >5 mg/l.
Beberapa Parameter Kualitas Air (Kimia)
19. c. Kesadahan
Kesadahan (hardness) adalah gambaran kation logam
divalen (valensi dua). Kation-kation ini dapat bereaksi
dengan sabun membentuk endapan (presipitasi)
maupun dengan anion-anion yang terdapat di dalam air
membentuk endapan atau kerak pada peralatan logam.
Kesadahan dinyatakan dengan satuan mg/liter CaCO3.
Pada perairan tawar kation yang berlimpah adalah
kalsium dan magnesium, sehingga kesadahan pada
dasarnya ditentukan oleh jumlah kalsium dan
magnesium. Keberadaan kation lain seperti strontium,
besi2+, dan mangan juga memberikan kontribusi bagi
nilai kesadahan total, meskipun perannya relatif kecil.
Beberapa Parameter Kualitas Air (Kimia)
20. d. Ion utama (ion mayor)
Ion utama adalah ion yang terlarut dalam jumlah
banyak di perairan. Ion yang termasuk dalam
kelompok ini adalah Kalsium (Ca2+), Magnesium
(Mg2+), Natrium (Na+), Kalium (K+), Klorida (Cl-),
bikarbonat (HCO3-) dan sulfat (SO42+. Kandungan
ion dalam air dinyatakan dalam satuan mg/liter.
e. Ion pelengkap (ion minor)
Ion yang terdapat dalam perairan dalam jumlah sedikit
adalah Fosfor (PO43-, HPO4- dan H2PO4-), Nitrogen
(NH4, NO2-, NO3, Nitrogen Organik), Besi (Fe), Silika
(Si), Mangan (Mn) dan Molibdenum (Mo).
Beberapa Parameter Kualitas Air (Kimia)
21. f. Ion jejak (trace element)
Ion renik adalah ion yang terdapat di perairan dalam
jumlah sangat sedikit, biasanya dinyatakan dalam
satuan nanogram/liter atau mikrogram/liter. Ion-ion yang
termasuk dalam kelompok ini adalah tembaga (Cu),
Seng (Zn), Boron (b), Fluor (F) dsb.
g. Senyawa Organik
Senyawa organik adalah semua bahan yang
mengandung karbon (C) berkombinasi dengan satu atau
lebih elemen lainnya. Senyawa organik dikelompokkan
menjadi 3, yaitu alifatik, aromatik dan heterosiklik.
Penentuan masing-masing bahan organik tersebut
cukup sulit, karena sangat kompleks. Oleh karena itu
seringkali ditentukan kandungan total bahan organik
atau TOC (Total Organik Carbon).
Beberapa Parameter Kualitas Air (Kimia)
22. h. Pestisida
Sebagian besar jenis pestisida termasuk dalam
senyawa organik. Dalam kaitannya dengan kualitas
air baku, kelompok pestisida ini dibedakan dengan
senyawa organik karena penggunaannya, yakni
untuk insektisida dan herbisida.
Beberapa Parameter Kualitas Air (Kimia)
23. Untuk baku mutu air baku / air bersih hanya total E. Coli atau
Fecal coli yang dianalisis.
Beberapa Parameter Kualitas Air (Biologi)
24. Untuk keperluan baku mutu air bersih yag diperlukan adalah
analisis aktifitas total alfa dan aktifitas total beta.
Beberapa Parameter Kualitas Air
(Radioaktif)