1. TARIAN ASAL NTT
JAI Asal tarian : Bajawa Flores
Tarian daerah khas Bajawa dari Pulau Flores ini
sudah sangat populer di kalangan masyarakat NTT
diaspora, baik di dalam maupun di luar negeri.
Sekitar delapan ribu orang seakan terhipnotis larut
dalam keseragaman gerakan JA’I penuh energi asal
kabupaten Ngada ini. Konon, tarian massal ini asal-
usulnya dari India yang pada abad pertengahan
dibawa para eksodus India ke Flores, NTT. Tak
heran kalau Ja’i khas Bajawa ini mirip dan sebangun
dengan satu jenis tarian populer di India bernama
Ja’i Ho.
TARI BONET
Asal tarian : Kabupaten TTU
Setiap pesta gembira orang dawan selalu diramaikan
dengan tarian lingkaran BONET, yang biasanya
dilaksanakan pada malam hari. Alunan suara pria
dilatarbelakangi oleh suara halus para wanita, yang
diapit oleh lelaki dari keluarga atau kenalannya, di
tengah malam kelam menimbulkan suasana
romantis, yang mengharukan hati setiap orang dawan
yang mendengarnya dari kejauhan. Suara-suara itu
bagaikan deburan gelombang laut yang menghempas
ke pantai. Suara itu timbul tenggelam dalam
kesenyapan dan lagi gemuruh penuh riak ombak dan
gelombang yang susul-menyusul memecah di pantai
yang berbatu, pun berpasir. Di sana orang-orang
Dawan akan menghabiskan waktu pada malam hari
hingga siang tanpa tidur sekejappun.
TARIAN CACI CACI Asal Tarian : Manggarai
Upacara adat merayakan syukuran atas hasil panen
yang satu ini dirayakan bersama-sama oleh seluruh
warga desa. Bahkan ajang prosesi serupa juga
dijadikan momentum reuni keluarga yang berasal
dari suku Manggarai.
2. TARI LIKURAI Asal Tarian Likurai: Kabupaten Belu
Ketika Kita Membuka Lembaran Sejarah Yang
Tercatat Tentang Sebuah Kaum Atau Wilayah,
Tidak Jarang Yang Mendominasinya Adalah Warna
Peperangan. Perang Sering Sekali Menjadi Sebuah
Jalan Keluar Penyelesaian Dari Sebuah Persoalan
Atau Keinginan. Tidak Jarang Kita Mendapatkan
Catatan Yang Menceriterakan Riwayat Sebuah
Perang Yang Disebabkan Gagalnya Sebuah Proses
Perkawinan Atau Hanya Sekedar Upaya Perluasan
Wilayah.
LEO-LEGO Asal tarian : Kabupaten Alor
Tarian Ini dilakukan sekira 20 orang dengan
bergandengan tangan dan bergerak melingkari
mesbah (batu bersusun) yang di atasnya disimpan
moko. Tariannya diiringi tetabuhan gong dimana
para penari lelaki akan bersyair dan mengena
TEOTONA Asal Tarian : Rote Oenale
Ini adalah tarian Tradisional TEOTONA. Tarian
Perang Tradisional TEOTONA ini, penarinya terdiri
dari pria dan wanita yang menarikan dari tarian ini
adalah mereka melakukan gerakannya secara
bersamaan. Tarian ini menceritakan tentang
peperangan, ketika perang telah usai dan tiba
saatnya bagi para pahlawan perang dari suku Rote
Oenale ini untuk pulang kembali ke wilayah
mereka, maka yang pertama kali menyambut
kedatangan kembali para pahlawan perang ini
adalah Tarian TEOTONA . Kegembiraan begitu
ekspresif terpancar dari mimik dan gerak
para penarinya.
3. ALAT MUSIK NTT
1. Sasando
Merupakan alat musik tradisional khas Pulau Rote, Nusa Tenggara Timur. Di Pulau Rote,
istilah sasando sering disebut sasandu yang berarti alat yang bergetar atau berbunyi,
sedangkan di Kupang disebut Sasando. Cara memainkan alat musik ini dengan dipetik,
hampir sama dengan kecapi dan gitar. Bahan pembuat sasando secara keseluruhan terbuat
dari pohon daun lontar, yang dilengkungkan setengah lingkaran yang berfungsi sebagai
resonansi.
2. Heo
Alat Musik Tradisional NTT [ Nusa Tenggara Timur ] Yang Bernama HEO Ini, Adalah
Sebuah Alat Musik Gesek Tradisional NTT [ Nusa Tenggara Timur ]. Alat Musik Tradisional
HEO Ini Adalah Alat Musik Gesek Tradisional Khas NTT Yang Berasal Dari Daratan Pulau
Timor, Tepatnya Adalah Alat Musik Tradisional Khas Suku Dawan Timor.
4. 3. FOY DOA
Alat musik tradisional FOY DOA, adalah nama sebuah alat musik tradisional NTT [ Nusa
Tenggara Timur ], yang berasal dari pulau Flores, lebih tepatnya lagi berasal dari
Kabupaten Ngada.
Seberapa lama usia musik Foy Doa tidaklah diketahui dengan pasti karena tidak ada
peninggalan- peninggalan yang dapat dipakai untuk mengukurnya. Foy Doa berarti suling
berganda yang terbuat dari buluh/bamabu keil yang bergandeng dua atau lebih.Mungkin
musik ini biasanya digunakan oleh para muda-mudi dalam permainan rakyat di malam
hari dengan membentuk lingkaran. FOY DOA terdiri dari 2 atau bisa saja lebih suling
yang digandeng dan dalam memainkannya digunakan secara bersama-sama.
4. Knobe Khabetas
Bentuk alat musik ini sama dengan busur panah. Cara memainkannya ialah, salah satu
bagian ujung busur ditempelkan di antara bibir atas dan bibir bawah, dan kemudian udara
dikeluarkan dari kerongkongan, sementara tali busur dipetik dengan jari. Merupakan
kebiasaaan masyarakat dawan di pedesaan apabila pergi berook tanam atau mengembala
hewan mereka selalu membawa alat-alat musik seperti Leku, Heo, Knobe Kbetas, Knobe
Oh, dan Feku. Sambil mengawasi kebun atau mengawasi hewan-hewan, maka musik
digunakan untuk melepas kesepian. Selain digunakan untuk hiburan pribadi, alat musik
ini digunakan juga untuk upacara adat seperti, Napoitan Li'ana (anak umur 40), yaitu bayi
yang baru dilahirkan tidak diperkenankan untuk keluar rumah sebelum 40 hari. Untuk
menyonsong bayi tersebut keluar rumah setelah berumur 40 hari, maka diadakan pesta
adat (Napoitan Li'ana)
5. 5. LEKO BOKO / BIJOL
Alat musik petik ini terbuat dari labu hutan (wadah resonansi), kayu (bagian untuk
merentangkn dawai), dan usus kuskus sebagai dawainya. Jumlah dawai sama dengan Heo
yaitu 4, serta nama dawainya pun seperti yang ada pada Heo. Fungsi Leko dalam masyarakat
Dawan untuk hiburan pribadi dan juga untuk pesta adat. Alat musik ini selalu berpasangan
dengan heo dalam suatu pertunjukan, sehingga dimana ada heo, disitu ada Leko. Dalam
penggabungan ini Lelo berperan sebagai pembei harmoni, sedangkan Heo berperan sebagi
pembawa melodi atau kadang-kadang sebagai pengisi (Filter) Nyanyian-nyayian pada
masyarakat Dawan umumnya berupa improvisasi dengan menuturkan tentang kejadian-
kejadian yang telah terjadi pda masa lampau maupun kejadian yang sedang terjadi
(aktual).Dalam nyanyian ini sering disisipi dengan Koa (semacam musik rap). Koa ada dua
macam yaitu, Koa bersyair dan Koa tak bersyair.
6. Kediding (Adiding)
Alat musik ini berasal dari Alor, terbuat dari bambu. kediding termasuk dalam kelompok alat
musik petik. Di sebelah kanan dan kiri lubang resonansi terdapat masing-masing 3 buah
dawai. Alat musik ini sangat populer bagi masyarakat Kabupaten Alor yang berprofesi
sebagai petani ladang. Mereka memainkan kediding saat menjaga ladang pada malam hari
dan untuk menghilangkan rasa sepi.
6. RUMAH ADAT NTT
1. Mbaru Niang Kabupaten Manggarai Barat
Mbaru Niang adalah rumah adat yang berada di Wae Rebo, yaitu sebuah desa yang
letaknya berada di pedalaman dan diarungi oleh pegunungan dan panorama hutan tropis
lebat di Desa Satar Lenda, Kecamatan Satarmese Barat, Kabupaten Manggarai Barat,
Pulau Flores, Nusa Tengga Timur
2. Sonaf Tamkesi (Istana Kaisar Biboki)
Istana Kaisar Kerajaan Biboki sejak 1865, sebuah perkampungan megalitik yang dianggap sacral
dan keramat bagi masyarakat Biboki dan sekitarnya. Dibangun diatas bebatuan cadas dan
dikelilingi benteng batu serta dua buah bukit batu kembar yang sangat terjal (Bukit Oepuah dan
Bukit Tapenpah) yang merupakan simbol laki-laki dan perempuan). Kabupaten Timor Tengah
Utara, Propinsi Nusa Tenggara Timur.
3. Sonaf Oelolok (Rumah Raja Taolin)
Rumah raja Taolin terletak di Oelolok, Kecamatan Insana, berjarak 35 km dari kota Kefamenanu.
Dapat dijangkau dengan kendaraan umum, motor ojek atau rental mobil. Wisata yang satu ini
tergolong dalam wisata budaya dan sejarah.
Dikenal juga sebagai sonaf Oelolok, di sini para wisatawan disuguhkan dengan panorama alam
sekitar sonaf yang indah, tari-tarian adat dalam menyambut tamu serta pengenalan sejarah tentang
peran para raja Timor dalam perang melawan Belanda juga pernak-pernik kerajaan. Kabupaten
Timor Tengah Utara, Propinsi Nusa Tenggara Timur.
7. 4. Istana Raja Rote
Istana Raja Rote terletak tepat di jantung kota Ba’a yaitu di Kelurahan Namodale, Kec.
Lobalain dan merupakan salah satu bangunan peninggalan Belanda. Sekarang ini
dijadikan Istana Raja Rote (Raja Kedoh). . Kabupaten Rote Ndao Propinsi Nusa Tenggara
Timur.
5. Rumah Adat Lepo Gete Kabupaten Sikka
Lepo Gete ini menjadi istana kerajaan Sikka dan sekaligus pusat pemerintahan kerajaan
Sikka dalam rentan waktu yang cukup lama terutama dalam masa penjajahan Portugis
abad ke XVI dan Belanda abad ke XVII. Dengan demikian Lepo Gete pernah menjadi
pusat kontak budaya antara penduduk lokal Sikka pada umumnya dan orang asing.
Kabupaten Sikka, Propinsi Nusa Tenggara Timur.
6. Sonaf Aijobaki Kabupaten Timor Tengah Selatan
Sonaf Aijaobaki merupakan pusat Kerajaan Mollo dan sampai saat ini istana dan
peninggalannya masih ada dan dilestarikan. Istana ajaobaki ini menjadi tempat tinggal
raja-raja Mollo dan keturunnanya. Saat ini istana Ajaobaki menjadi daya tarik wisata
sejarah yang luar biasa. Kabupaten Timor Tengah Selatan, Propinsi Nusa Tenggara
Timur.
8. 7. Sonaf Maubesi
Rumah adat sonaf Maubes Terletak di Kecamatan Insana Tengah, 20 km dari kota
Kefamenanu. Dapat dijangkau dengan kendaraan umum, motor ojek atau rental mobil.
Yang menarik dari tempat ini yakni keberadaannya yang konon terletak di tengah-tengah
pulau Timor. Sonaf Maubesi terkenal dengan raja Insana-nya yang sangat masyur pada
zamannya.
Kabupaten Timor Tengah Selatan, Propinsi Nusa Tenggara Timur.
8. Rumah Adat Lorodirma
Maibiku adalah dusun Tradisional yang khas/unik dengan pemendangan indah
merupakan ibukota Loro Dirma dikala zaman Kerajaan dengan bangunan masih asli.
Terdapat pembuat tenun ikat dan tarian Likurai, Tebe dan Bidu. Rumah Adat Lorodirma,
terletak di Desa Sanleo, Kecamatan Malaka Timur.
9. Rumah Adat Dara Rae Ba
Terletak di Desa Bodae Kecamatan Sabu Timur. Kampung Ba merupakan tempat tinggal
Raja Timu. Sebelumya berada di tempat "Ba Lena Holo" di "Hili Danni Pidu",
lokasinya di Desa Bebae kemudian di "Bakota Ida" di "Due Lara" lokasinya di Kelurahan
Bolou, yang terakhir ke "Ba Kota Ida" di Bodae Desa Bodae. Kabupaten Sabu, Propinsi
Nusa Tenggara Timur.