Ny. S dirawat di RSUD Prof. DR. Margono Soekarjo Purwokerto dengan diagnosis Stroke Non Hemoragik. Pasien mengeluhkan lemahnya kaki kiri dan sulit digerakkan."
1. ASUHAN KEPERAWATAN
PADA NY. S DENGAN STROKE NON HEMORAGIK
DI RUANG CENDANA RSUD Prof. DR. MARGONO SOEKARJO
PURWOKERTO
OLEH :
ETIKA NURASIH
(I4B015003)
KEPERAWATAN DEWASA I
SEMESTER 1
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM PROFESI NERS
PURWOKERTO
2015
2. I. ASUHAN KEPERAWATAN
PADA NY. S DENGAN STROKE NON HEMORAGIK
DI RUANG CENDANA RSUD Prof. DR. MARGONO SOEKARJO
PURWOKERTO
Pengkajian dilakukan pada : Senin, 26 Oktober 2015, pukul 21.00 WIB.
Di Ruang Cendana RSUD Prof. DR. Margono
Soekarjo Purwokerto
i. PENGKAJIAN
i. Identitas
2. Identitas
Pasien
Nama
Umur
Jenis Kelamin
Agama
Pendidikan
Pekerjaan
Alamat
No RM
Diagnosa Medis
: Ny. S
: 60 tahun
: Perempuan
: Islam
: SMP
: -
: Dukuhwaluh 01/07 Kembaran
: 969962
: Stroke Non Hemoragik (SNH)
i. Riwayat Kesehatan
3. Keluhan Utama
Pasien mengeluh lemah pada kaki kiri
4. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang dari IGD RSUD Margono Soekarjo pada hari Minggu,
25 Oktober 2015 dengan keluhan lemah pada kaki kiri dan tidak bisa
digerakkan. Pasien mengatakan kaki kirinya tiba-tiba saja terasa berat
dan lama-lama sulit untuk digerakkan pada hari Minggu pagi sekitar
3. pukul 05.00 WIB pada saat pasien berjalan-jalan di sekitar halaman
rumahnya.
5. Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien mengatakan belum pernah dirawat di rumah sakit sebelumnya.
Saat ini merupakan pertama kalinya pasien di rawat. Pasien
mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit lain yang berat seperti
DM, Jantung dan Paru, tetapi pasien mengatakan beberapa bulan lalu
saat memeriksakan kesehatannya di klinik kesehatan nilai GDS pernah
mencapai 300 mg/dL. Pasien memeliki riwayat hipertensi.
6. Riwayat Keluarga
Dalam keluarga pasien tidak ada yang menderita penyakit menular,
penyakit keturunan maupun penyakit kejiwaan. Dalam keluarga
pasien belum ada yang pernah sakit yang sama seperti yang dialami
pasien sekarang.
i. Pola Kesehatan Fungsional
7. Pola persepsi kesehatan - manajemen kesehatan
DS : Pasien menganggap kesehatan itu penting, sehingga saat sakit
pasien langsung meminta pertolongan tenaga kesehatan. Keputusan
untuk datang ke tenaga kesehatan dirundingkan dengan suami dan
anaknya. Pasien rutin mengontrol kesehatannya di klinik kesehatan di
dekat tempat tinggalnya. Suami pasien mengatakan belum memahami
hal-hal yang harus dilakukan untuk kesembuhan isterinya selain
dengan obat-obatan.
DO : -
8. Pola nutrisi – metabolik
DS : Pasien mengatakan sebelum dan selama sakit nafsu makan baik.
Makan 3x sehari habis satu porsi makanan berat seperti nasi, sayur,
dan lauk. Minum habis 6-8 gelas air putih sehari. Sebelum sakit pasien
mengatakan jarang minum-minuman yang pekat seperti teh dan kopi.
Selama sakit pasien hanya minum air putih saja.
4. DO : -
9. Pola eliminasi
a. Pola defekasi
DS : Pasien dan keluarga pasien mengatakan sebelum dan selama
sakit kebiasaan BAB 1x sehari, konsistensi lunak, sedikit-sedikit,
warna kuning.
DO : Abdomen supel.
b. Pola eliminasi urin
DS : Pasien mengatakan sebelum sakit lancar 4-5 kali sehari,
warna kuning jernih saat BAK. Selama sakit pun BAK lancar 5-6
kali sehari menggunakan pispot di tempat tidur pasien karena
belum bisa mobilisasi.
DO : pasien tidak terpasang DC
10. Pola aktifitas - latihan
DS : Pasien mengatakan mengalami keterbatasan dalam melakukan perawatan
diri, seperti mandi, toileting, berpakaian, bergerak di tempat tidur dan
berpindah.
DO : Pasien terlihat tidak dapat bergerak bebas karena kaki kiri belum bisa
digerakkan.
Kemampuan dalam perawatan diri 0 1 2 3 4
Makan/minum √
Mandi √
Toileting √
Berpakaian √
Mobilitas di tempat tidur √
Berpindah √
Ambulasi/ROM √
Keterangan : 0 : mandiri, 1: dengan alat, 2 : dibantu orang lain, 3 : di
bantu
orang lain dan alat, 4 : tergantung total.
11. Pola persepsi - kognitif
Alat Indera:
a. Penglihatan
5. DS : Pasien mengatakan masih dapat melihat objek yang besar dan
masih dapat membaca tulisan dengan baik.
DO : Pasien tidak menggunakan kacamata.
b. Pendengaran
DS : Pasien mengatakan masih dapat mendengar suara dengan
jelas.
DO : Saat berbicara terkadang pasien sambil melihat mimik muka
lawan bicara. Pasien terlihat fokus saat diajak berbicara.
c. Pengecap
DS : Pasien mengatakan masih dapat merasakan rasa asin, manis,
dan pahit.
DO: pasien mengatakan rasa roti yang ada di mejanya manis.
d. Persepsi Nyeri
DS : Pasien mengatakan masih dapat merasakan nyeri, begitu pula
pada kaki kirinya yang tidak bisa digerakkan.
DO : Pasien tampak menahan nyeri saat kaki kiri dicubit.
DO : Pasien mampu berbicara dengan baik
DS : Pasien merupakan lulusan SMP. Pasien tidak memiliki riwayat
gangguan kejiwaan.
12. Pola istirahat-tidur
DS : Pasien mengatakan pola tidur teratur, biasa tidur 5-8 jam dan
merasa tidurnya nyenyak. Saat di RS pasien mengatakan tidur 5-6 jam
sehari.
DO : Pasien terlihat akan beristirahat saat dikaji.
13. Pola konsep diri
a. Gambaran diri/body image
DS : Pasien merasa ingin segera sembuh dengan keadaan tubuhnya
saat ini.
b. Identitas diri
DO : Pasien adalah seorang perempuan
6. c. Peran
DS : Pasien berperan sebagai seorang isteri, ibu dan seorang nenek.
Pasien merupakan anak kelima dari sepuluh bersaudara.
d. Ideal diri
DS : Pasien mengatakan bahwa dirinya ingin kembali sehat seperti
sebelumnya.
e. Harga diri
DS : Pasien tidak merasa malu atas penyakitnya, dan menerima apa
yang terjadi saat ini.
14. Pola peran dan hubungan
DS : Pasien merupakan seorang isteri, ibu dan nenek. Pasien memiliki
hubungan yang baik dengan keluarganya.
DO : Selama di rumah sakit, pasien ditunggu oleh suami dan
bergantian dengan anaknya.
15. Pola seksualitas dan reproduksi
DS : Pasien sudah menikah.
DO : Pasien seorang perempuan dan memiliki dua orang anak
perempuan.
16. Pola koping – toleransi stress
DS : Pasien mengatakan jika ada masalah pasien selalu bercerita
kepada suami dan anaknya.
DO : Suami pasien merupakan penanggung jawab atas perawatan
pasien selama di RS.
17. Pola keyakinan dan nilai
Pasien merupakan orang Jawa, sehari-hari menggunakan bahasa Jawa.
Pasien beragama islam. Pasien yakin dengan berdoa, dirinya akan
diberi kesembuhan oleh Alloh swt.
7. i. Pemeriksaan Fisik
18. Keadaan umum : Cukup
19. Kesadaran : compos mentis dengan E = 4, V = 5, M = 6; GCS = 15
20. Postur tubuh : Tidak ada kifosis, lordosis dan skoliosis, pasien tampak
kaki kiri tidak bisa digerakkan.
21. Tanda – tanda vital
a. Frekuensi pernafasan : 20x/menit
b. Nadi : 80x/menit
c. Suhu : 37 0
C
d. Tekanan darah : 150/90 mmHg
22. Head to toe
a. Kepala : bentuk mesochepal, tidak ada lesi.
1) Rambut : beruban, lurus, tidak berketombe, tampak bersih.
2) Mata : bentuk simetris, tidak tampak sekret, pupil isokor
tidak ada midriasis, konjunctiva tidak anemis, sklera tidak
ikterik.
3) Wajah : bentuk oval
4) Hidung : bentuk simetris, tidak ada sumbatan, tidak ada
sekret.
5) Mulut : simetris, tidak menceng, mukosa lembab, bibir
tidak sianosis, lidah kotor, tidak ada stomatitis.
6) Telinga : bentuk simetris, tidak ada serumen
b. Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan kelenjar limfe,
tidak ada peningkatan JVP.
c. Dada
1) Paru-paru
Inspeksi : gerakan dada simetris, tidak tampak retraksi
dinding dada, tidak ada lesi.
Palpasi : tidak ada krepitasi, vokal fremitus sama kiri dan
kanan, tidak ada penurunan maupun peningkatan
getaran.
8. Perkusi : terdengar sonor pada seluruh lapang paru ICS 1-6
Auskultasi : terdengar vesikuler, tida terdengar wheezing,
ronki, dan krekels.
2) Jantung
Inspeksi : tidak tampak pulsasi aorta di ICS 2 kanan
Palpasi : tidak teraba nyeri
Perkusi : terdengar pekak pada ICS 2 kanan dan kiri
sampai dengan ICS 5 kiri.
Auskultasi : S1>S2, reguler, tidak terdengar murmur dan S3
atau bunyi gallop.
d. Abdomen
Inspeksi : umbilikus simestris, tidak terdapat luka
Auskultasi : Bising usus 8x/menit
Perkusi : Terdengar timpani, terdengar pekak dari ICS 6 ke
arah umbilikus
Palpasi : perut supel, tidak distensi, tidak terdapat nyeri
tekan, kandung kemih tidak teraba penuh.
e. Genitalia : Laki-laki, terdapat luka post operasi TURP, terpasang
kateter, terpasang irigasi grojog dan terpasang traksi.
f. Ekstremitas
1) Ekstremitas atas : terpasang infus Asering 20 tpm, tidak dapat
bergerak bebas.
2) Ekstremitas bawah : Tidak terdapat oedeme, tidak ada varises,
ekstermitas kiri tidak bisa digerakkan
3) Kekuatan otot :
Tangan kanan Tangan kiri
(5) (5)
Kaki kanan Kaki kiri
(5) (2)
9. Keterangan :
0 = tidak ada kontraksi
1 = hanya kontraksi
2 = hanya bergeser
3 = hanya bisa mengangkat tetapi tidak mampu menahan
gravitasi
4 = mampu melawan gravitasi tetapi tidak mampu menahan
beban
5 = mampu melawan beban
g. Kulit : Warna kuning langsat, turgor kulit baik, akral hangat.
ii. Pemeriksaan Penunjang
23. Pemeriksaan Laboratorium
Tanggal Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Normal
Interpreta
si
25/10/2015 Hematologi
Paket darah rutin
Hemoglobin 14,5 g/dL 11,2-15,7 Normal
Leukosit 10730 u/L 4800-10800 Normal
Hematokrit 45 % 34-45 Normal
Eritrosit 4,9 10^6/uL 4,7-6,1 Normal
Trombosit 286.000 10^3/uL 150.000-
450.000
Normal
MCH 29,8 pg 27-31 Normal
MCHC 32,4 g/dL 33-37 Normal
MCV 91,8 fL 79-99 Normal
Diff Count
Eosinofil 0,7 % 2-4 Turun
Basofil 0,7 % 0-1 Normal
Limfosit 19,9 % 25-40 Turun
Monosit 6,2 % 2-8 Normal
Kimia Klinik
Ureum 16,9 mg/dL 14,98-38,52 Normal
Creatinin
Glukosa
Na
0,85
245
136
mg/dL
mg/dL
mmol/L
0,8-1,3
<200
136-145
Normal
Naik
Normal
10. Klorida 99 mmol/L 98-107 Normal
Kalium 3,7 mmol/L 3,5-5,1 Normal
24. Pemeriksaan Radiologi
Tanggal Pemeriksaan Hasil
25/10/2015 EKG - Normal sinus Rhytm
- Prolonged QT
26/10/2015 CT scan - Infark Lobus Occipitalis
i. Terapi Medikasi
Tanggal Jenis Terapi Dosis Cara
Pemberian
Waktu
Pemberian
Indikasi
25/10/2015 Ranitidin
Ceftriaxone
Amplodipine
Aspilet
2.1 amp
2.1 vial
1.5 mg
1.100 mg
IV
IV
oral
oral
9,19
9,19
18
19
Histamin
Antagonis
Antibiotik
26/10/2015 Ranitidin
Ceftriaxone
Amplodipine
Aspilet
2.1 amp
2.1 vial
1.5 mg
1.100 mg
IV
IV
oral
oral
9,19
9,19
18
19
Histamin
Antagonis
Antibiotik
ii. ANALISA DATA
Tanggal /
Jam
Symptom Etiologi Problem Paraf
26
Oktober
2015 /
21.00
DS: Keluarga pasien
mengatakan belum
memahami hal-hal
yang harus dilakukan
untuk kesembuhan
pasien selain obat-
obatan
DO:-
Kurangnya
paparan
terhadap
sumber
informasi
Defisit
pengetahuan
Etika
11. 26
Oktober
2015 /
21.00
DS : Pasien mengatakan
kaki kiri berat dan sulit
digerakkan
DO :
• Monoparesis Inferior
sinistra
• CT Scan Infark lobus
Occipitalis
Sumbatan
pembuluh
darah otak
Perfusi
jaringan
serebral tidak
efektif Etika
26
Oktober
2015 /
21.00
DS : Pasien mengatakan
kaki kiri berat dan sulit
digerakkan
DO :
• Monoparesis Inferior
sinistra
• CT Scan Infark lobus
Occipitalis
• ADL di tempat tidur
Penurunan
kekuatan
otot
Kerusakan
mobilitas fisik
Etika
iii. PRIORITAS DIAGNOSA
KEPERAWATAN (Dx)
1. Perfusi jaringan serebral tidak efektif b.d sumbatan pembuluh darah otak
2. Kerusakan mobilitas fisik b.d penurunan kekuatan otot
3. Defisit pengetahuan b. d kurangnya paparan terhadap sumber informasi
12. iv. RENCANA KEPERAWATAN
No
Diagnosa
Keperawatan
Tujuan Intervensi Rasional
1. Perfusi jaringan serebral
tidak efektif b.d.
Sumbatan pembuluh
darah otak
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 2x24 jam
diharapkan :
Perfusi jaringan adekuat,
dengan kriteria hasil :
-Status neurologic normal
-TTV dalam batas normal
1. Monitor status neurologis
klien dengan GCS
2. Letakkan kepala agak
ditinggikan dengan posisi
netral
3. Kelola obat sesuai order
4. Monitor tanda-tanda vital
5. Pantau ukuran, bentuk,
kesimetrisan, dan reaktivitas
pupil
6. Pantau adanya penglihatan
kabur, ketajaman
penglihatan
7. Pantau adanya sakit kepala
8. Pantau tingkat kesadaran dan
orientasi
9. Pantau adanya parestesi:
mati rasa dan kesemutan
10. Pantau status cairan
termasuk asupan dan
haluaran
11. Kolaborasi pemberian
therapy medis
- Untuk mengetahui tingkat
kesadaran klien
- Untuk mengetahui keadaan
umum klien
13. No
Diagnosa
Keperawatan
Tujuan Intervensi Rasional
2. Kerusakan
mobilitas fisik
berhubungan
dengan tidak
nyaman nyeri,
intoleransi
aktivitas,
penurunan
kekuatan otot.
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 2x 24
jam dapat teridentifikasi
Mobility level
Joint movement: aktif.
Self care:ADLs
Dengan criteria hasil:
a) aktivitas fisik meningkat
b) ROM normal
c) Melaporkan perasaan
peningkatan kekuatan
kemampuan dalam
bergerak
d) klien _ant melakukan
aktivitas
e) kebersihan diri klien
terpenuhi walaupun
dibantu oleh perawat
atau keluarga
Terapi Exercise : Pergerakan sendi
a) Pastikan keterbatasan gerak
sendi yang dialami
b) Kolaborasi dengan fisioterapi
c) Pastikan motivasi klien untuk
mempertahankan pergerakan
sendi
d)Pastikan klien untuk
mempertahankan pergerakan
sendi
e) Pastikan klien bebas dari nyeri
sebelum diberikan latihan
f) Anjurkan ROM Exercise
aktif: jadual; keteraturan,
Latih ROM pasif.
Exercise promotion
a) Bantu identifikasi program
latihan yang sesuai
b)Diskusikan dan instruksikan
pada klien mengenai latihan
yang tepat
Exercise terapi ambulasi
a) Anjurkan dan Bantu klien
duduk di tempat tidur sesuai
toleransi
b)Atur posisi setiap 2 jam atau
sesuai toleransi
c) Fasilitasi penggunaan alat
_antu
Self care assistance:
ROM exercise membantu
mempertahankan mobilitas
sendi, meningkatkan
sirkulasi, mencegah
kontraktur, meningkatkan
kenyamanan.
Pengetahuan yang cukup
akan memotivasi klien untuk
melakukan latihan.
Meningkatkan dan
membantu berjalan/ ambulasi
atau memperbaiki otonomi
dan fungsi tubuh dari injuri
14. Bathing/hygiene
a) Dorong keluarga untuk
berpartisipasi untuk kegiatan
mandi dan kebersihan diri
klien
b)Berikan bantuan sampai klien
dapat merawat secara mandiri
c) Monitor kebersihan kuku,
kulit
d)Monitor kemampuan
perawatan diri klien
e) Dorong klien melakukan
aktivitas normal keseharian
sesuai kemampuan
f) Promosi aktivitas sesuai usia
Self care
assistance:dressing/groming
a) Berikan baju sesuai ukuran
b) Fasilitasi klien menyisir
c) Pelihara privasi ketika
berpakaian
Self care assistance:feeding
a) Identifikasi preskripsi diet
b)Set tray makanan dan meja
secara aktraktif
c) Kreasikan lingkungan
menarik
d)Monitor dan catat intake
Self care assistance:toileting
a) Dorong keluarga untuk
berpartisipasi untuk kegiatan
toileting
Memfasilitasi pasien dalam
memenuhi kebutuhan
perawatan diri untuk dapat
membantu klien hingga klien
dapat mandiri melakukannya.
15. b) Berikan bantuan sampai klien
dapat melakukan eliminasi
secara mandiri
c) Fasilitasi kebersihan /hygiene
toilet setelah dipakai
d) Anjurkan klien membiasakan
jadwal rutin ketoilet, sesuai
kebutuhan dan kemampuan
e) Berikan privasi
No
Diagnosa
Keperawatan
Tujuan Intervensi Rasional
3. Defisit pengetahuan b.d.
Kurangnya paparan
terhadap sumber
informasi
Setelah diberikan penjelasan
selama 2 x keluarga mengerti
proses penyakit klien dan
program perawatan klien
dengan kriteria hasil:
Keluarga klien mampu:
Menjelaskan kembali tentang
proses penyakit, mengenal
kebutuhan perawatan dan
pengobatan tanpa cemas
Teaching : Dissease Process
1. Tentukan tingkat
pengetahuan klien dan
keluarga tentang proses
penyakit
2. Jelaskan tentang
patofisiologi penyakit
3. Gambarkan tentang tanda
dan gejala penyakit
4. Jelaskan tentang proses
penyakit
5. Identifikasi tentang penyebab
yang mungkin
6. Sediakan informasi tentang
kondisi klien
7. Sediakan informasi tentang
diagnosa klien
8. Diskusikan perubahan gaya
hidup yang mungkin
diperlukan untuk mencegah
Klien dan keluarga mengetahui
akan penyakit yang di derita
klien sehingga klien / keluarga
akan menghindari hal-hal yang
akan memperparah
penyakitnya
16. komplikasi di masa yang
akan datang dan atau kontrol
proses penyakit
9. Jelaskan alasan
dilaksanakannya tindakan
atau terapi
10. Gambarkan komplikasi yang
mungkin terjadi
11. Anjurkan klien untuk
mencegah efek samping dari
penyakit
12. Anjurkan klien untuk
melaporkan tanda dan gejala
yang muncul pada petugas
kesehatan
v. IMPLEMENTASI
HARI/
TANGGAL
JAM NO
DX
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN EVALUASI PARAF
Selasa
27 -10-2015
21.0
0
21.1
0
1 - Monitor tanda-tanda vital : suhu tubuh,
tekanan darah, nadi dan respirasi
- Monitor status neurologis klien dengan
GCS
- Memantau tingkat kesadaran dan
orientasi
- Memantau adanya kelemahan anggota
gerak
Jam 21.30 WIB
S:
Klien mengatakan kepalanya sedikit pusing,
tangan dan kaki kirinya masih sulit digerakkan
O:
- TD : 150/90 mmHg, N: 88x/menit
R:20x/menit, S:36,30
C
- GCS : E4 V5 M6 = 15, tidak mengalami
disorientasi
A:
Masalah perfusi jaringan serebral tidak efektif
17. belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi :
- Monitor tanda-tanda vital
- Monitor status neurologis
- Kolaborasi pemberian therapy medis
- Memantau kelemahan anggota gerak
Rabu
28-10-2015
07.2
0
1 - Monitor tanda-tanda vital : tekanan darah,
nadi dan respirasi
- Memantau adanya kelemahan anggota
gerak
Jam 07.30 WIB
S :
Klien mengatakan kaki kiri belum bisa
digerakkan dan masih berat
O:
- TD: 140/70 mmHg, N: 84x/menit R:
24x/menit, s : 36,4 0
C
A:
Masalah perfusi jaringan serebral tidak efektif
belum teratasi
P:
Lanjutkan intervensi :
- Monitor tanda-tanda vital
- Monitor status neurologis
- Kolaborasi pemberian therapy medis
- Memantau kelemahan anggota gerak
Selasa,
26-10-2015
21.1
5
21.2
2 - Mengkaji kemampuan klien terhadap
pergerakan
- Mengkaji kemandirian klien dalam
perawatan diri
- Dorong keluarga untuk berpartisipasi
untuk kegiatan mandi dan kebersihan
diri klien
- Menganjurkan klien untuk merubah
Jam 21.30 WIB
S :
- Keluarga klien mengatakan sulit
menggerakkan kaki kiri, sulit berjalan,
sehingga semua aktivitas dilakukan di
tempat tidur.
O:
- Posisi klien miring kiri
18. 0 posisi tiap 2 jam.
- Menganjurkan kepada keluarga supaya
klien memakai baju yang longgar
- Kebersihan diri klien dibantu keluarga
A:
Masalah kerusakan mobilitas fisik belum
teratasi
P : Lanjutkan intervensi
- Kaji kemampuan klien terhadap
pergerakan
- Bantu ADL klien
Rabu,
28-10-2015
06.0
0
06.1
0
2 - Membantu perawatan diri klien :
perineal care
- Menganjurkan klien untuk merubah
posisi tiap 2 jam.
- Menciptakan lingkungan yang nyaman :
merapihkan tempat tidur
Jam 06.30 WIB
S :
- Klien mengatakan nyaman setelah perineal
care dan tempat tidur dirapihkan dan
dibersihkan
- Klien mengatakan kaki kiri lemah
O:
- Posisi klien miring kiri
- Klien terlihat nyaman
- Genitalia klien tampak bersih
- Tempat tidur klien bersih dan rapi
- Klien masih kesulitan dalam
menggerakkan kaki kiri
A:
Masalah kerusakan mobilitas fisik belum
teratasi
P : Lanjutkan intervensi
- Kaji kemampuan klien terhadap
pergerakan
- Bantu ADL klien
Rabu ,
28-10-2015
06.3
5
2 - Mengkaji kemampuan klien terhadap
pergerakan
- Menjelaskan pada klien & keluarga
Jam 06.40 WIB
S :
- Klien mengatakan kaki kiri berat, sulit
19. tujuan latihan pergerakan sendi
- Mengkaji kemampuan ROM klien
- Menganjurkan klien untuk merubah
posisi tiap 2 jam.
berjalan, semua aktivitas masih dilakukan
di tempat tidur.
O:
- Klien dapat melakukan ROM aktif pada
ekstremitas kiri atas, ekstermitas kanan dan
ROM pasif pada ekstremitas kiri bawah
A:
Masalah kerusakan mobilitas fisik belum
teratasi
P : Lanjutkan intervensi
- Anjurkan klien melakukan ROM secara
rutin
- Kaji kemampuan klien terhadap
pergerakan
Selasa,
27-10-2015
21.2
5
3 - Menentukan tingkat pengetahuan klien
dan keluarga tentang proses penyakit
- Mengidentifikasi tentang penyebab yang
mungkin
- Menganjurkan klien untuk melaporkan
tanda dan gejala yang muncul pada
petugas kesehatan
Jam 21.30 WIB
S:
Keluarga klien mengatakan sudah mengetahui
tentang penyakit yang di derita klien, tetapi
keluarga tidak tahu hal-hal yang harus
dilakukan agar klien bisa sembuh selain
dengan obat-obatan.
O: -
A:
Masalah defisit pengetahuan belum teratasi
P:
- Berikan penyuluhan kesehatan tentang
tindakan Range Of Motion (ROM)
Rabu
28-10-2015
07.0
0
3. - Menjelaskan pada klien dan kelurga
alasan dilakukan tindakan atau terapi
ROM
Jam 07.10 WIB
S:
Keluarga mengatakan sudah mengetahui
20. - Menjelaskan pada klien & keluarga
tujuan dan manfaat latihan pergerakan
sendi (ROM).
- Menjelaskan langkah-langkah tindakan
ROM
manfaat dari ROM, tetapi masih belum hapal
urutan gerakan-gerakan ROM yang harus
dilakukan
O:
keluarga klien kooperatif, menyimak dengan
baik, dapat mempraktekannya.
A:
Masalah PK defisit pengetahuan teratasi
sebagian
P:
Lanjutkan intervensi :
- Bantu keluarga melakukan ROM
21. vi. EVALUASI
Hari/Tanggal No
DX
EVALUASI Paraf
Selasa,
27 Oktober
2015
Jam 21.30
Rabu,
28 Oktober
2015
Jam 07.30
1
1
S:
Klien mengatakan kepalanya sedikit pusing, tangan dan kaki kirinya masih sulit digerakkan
O:
- TD : 150/90 mmHg, N: 88x/menit R:20x/menit, S:36,30
C
- GCS : E4 V5 M6 = 15, tidak mengalami disorientasi
A:
Masalah perfusi jaringan serebral tidak efektif belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi :
- Monitor tanda-tanda vital
- Monitor status neurologis
- Kolaborasi pemberian therapy medis
- Memantau kelemahan anggota gerak
S :
Klien mengatakan kaki kiri belum bisa digerakkan dan masih berat
O:
- TD: 140/70 mmHg, N: 84x/menit R: 24x/menit, s : 36,4 0
C
A:
Masalah perfusi jaringan serebral tidak efektif belum teratasi
P:
Lanjutkan intervensi :
- Monitor tanda-tanda vital
- Monitor status neurologis
22. - Kolaborasi pemberian therapy medis
Memantau kelemahan anggota gerak
Selasa,
27 Oktober
2015
Jam 21.30
Rabu,
28 Oktober
2015
Jam 07.30
2
2
S :
- Keluarga klien mengatakan sulit menggerakkan kaki kiri, sulit berjalan, sehingga semua
aktivitas dilakukan di tempat tidur.
O:
- Posisi klien miring kiri
- Kebersihan diri klien dibantu keluarga
A:
Masalah kerusakan mobilitas fisik belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
- Kaji kemampuan klien terhadap pergerakan
- Bantu ADL klien
S :
- Klien mengatakan kaki kiri berat, sulit berjalan, semua aktivitas masih dilakukan di
tempat tidur.
O:
- Klien dapat melakukan ROM aktif pada ekstremitas kiri atas, ekstermitas kanan dan
ROM pasif pada ekstremitas kiri bawah
A:
Masalah kerusakan mobilitas fisik belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
- Anjurkan klien melakukan ROM secara rutin
- Kaji kemampuan klien terhadap pergerakan
23. Selasa,
27 Oktober
2015
Jam 21.30
Rabu,
28 Oktober
2015
Jam 07.30
3
3
S:
Keluarga klien mengatakan sudah mengetahui tentang penyakit yang diderita klien, tetapi
keluarga masih belum paham mengenai hal-hal yang harus dilakukan untuk kesembuhan
klien selain obat-obatan.
O:
-
A:
Masalah defisit pengetahuan teratasi sebagian
P:
- Berikan penyuluhan kesehatan tentang tindakan Range Of Motion (ROM)
- Bantu keluarga melakukan ROM
S:
Keluarga mengatakan sudah mengetahui manfaat dari ROM, tetapi masih belum hapal
urutan gerakan-gerakan ROM yang harus dilakukan
O:
keluarga klien kooperatif, menyimak dengan baik, dapat mempraktekannya.
A:
Masalah PK defisit pengetahuan teratasi sebagian
P:
Lanjutkan intervensi :
Bantu keluarga melakukan ROM